Hari berganti hari, tak terasa sudah sampai pertengahan November.
Dalam sebulan ini, dana dari kas pribadi Zhao Fucheng terkuras deras, namun hasilnya sangat mencengangkan.
Sebagian kamar samping di Kantor Penakluk Hantu Wan'an yang rusak akibat kebangkitan hantu jahat akhirnya dibongkar total. Tembok yang rusak diperbaiki ulang, toko-toko di Gang Bao Ding diratakan, digali fondasinya, menunggu Zheng He membeli kayu untuk mulai membangun.
Selain itu, selama sebulan ini beberapa jalan utama yang menghubungkan Kantor Penakluk Hantu dengan gerbang kota, selatan kota, tepi sungai, dan Balai Pemerintahan kabupaten hampir seluruhnya diperbarui.
……
Di pertengahan November, mandor Huang Si dari keluarga Xu datang mengantarkan undangan resmi, mengundang seluruh staf Kantor Penakluk Hantu yang dipimpin Zhao Fucheng untuk menghadiri ritual pembukaan kediaman Xu tiga hari kemudian.
Bersama Huang Si, datang juga dua peti besar berisi tael perak, sutera, bahan makanan, dan berbagai barang lainnya sesuai daftar hadiah.
Zhang Chuanshi yang berdiri di samping Zhao Fucheng melihat barang-barang yang memenuhi seluruh aula Kantor Penakluk Hantu, tak bisa menahan komentar 'tsk tsk':
“Tampaknya Tuan akan menjadi kaya.”
Begitu dia selesai bicara, Fan Bisi dan yang lain langsung mengangguk-angguk.
Wu Shaochun yang baru kembali dari Kota Panjang berkata:
“Xu Yachen tampaknya sangat serius dengan janji Tuan untuk memberi segel hantu di pintunya. Dua kotak perak ini minimal berisi tiga ribu tael.”
Tutup kotak dibuka, tumpukan tael perak terpampang di depan kerumunan, berkilauan hingga membuat beberapa pesuruh di kejauhan melirik diam-diam.
Pang Qing juga tersenyum sambil berkata:
“Konon Xu Yachen mengundang banyak orang dalam acara relokasinya.”
Selain kelompok Zhenmo Si dan pemerintah kabupaten yang dipimpin Bupati Pang, hampir semua tokoh terhormat di kabupaten menerima undangannya.
“Yu Weide dan lainnya juga akan hadir, pasti akan menjadi pemandangan megah.” Fan Bisi menambahkan:
“Saat mereka menyaksikan langsung keluarga Xu mendapat segel, pasti akan merayu Tuan untuk memberi segel hantu di pintu rumah mereka juga.”
Segel hantu memang sangat langka.
Di Zhenmo Si Dinasti Han Raya, tidak setiap Penakluk Hantu bisa membuat segel hantu.
Banyak Penakluk Hantu yang mengendalikan hantu gentayangan tingkat bencana sekalipun bisa membuat segel, tetapi semakin tinggi tingkat hantu yang dikendalikan, semakin sulit untuk dikontrol sepenuhnya.
Sedangkan Dewa Pintu yang dikendalikan Zhao Fucheng sudah mencapai tingkat malapetaka, yang terpenting - dewa tersebut berada di bawah kendali 'mutlak'-nya.
Sejak bencana hantu di Kabupaten Baozhi hingga sekarang, waktu telah berlalu selama beberapa bulan. Fan Bisi dan yang lainnya bahkan sering lupa akan 'fakta umum' bahwa Penakluk Hantu bisa mati akibat kebangkitan hantu jahat karena penggunaan kekuatan hantu yang berlebihan.
Dengan demikian, segel hantu Zhao Fucheng menjadi sangat berharga.
Sebelumnya hanya tidak ada yang memulai.
Kini dengan contoh keluarga Xu Yachen yang telah diberi segel hantu, para tokoh masyarakat dan pedagang lainnya tentu akan berusaha keras meminta segel hantu dari Zhao Fucheng.
Begitu mereka meminta segel, orang-orang ini pasti akan datang sambil membawa tael perak.
Inilah alasan Zhang Chuanshi menyebut Zhao Fucheng akan menjadi kaya.
"Belakangan ini pengeluaran mengalir deras seperti air. Jika ada setoran perak ini, mungkin bisa meredakan kekhawatiran mendesak untuk sementara," kata Pang Qing dengan gembira.
Meski berada di tengah para Penakluk Hantu, setelah bergaul beberapa waktu dengan petugas Zhenmo Si dan karena dihargai oleh Zhao Fucheng, orang-orang lain pun bersikap sopan padanya.
Warga Kabupaten Wan'an telah menghapus kesan mengerikan tentang Penakluk Hantu yang sebelumnya melekat pada Pang Qing, membuatnya semakin bergantung pada tempat ini. Belakangan bahkan berpikir untuk menulis surat ke ibu kota guna menjemput orang tua tuanya untuk tinggal panjang di Wan'an.
"Segel hantu harus diberikan, mulai dari orang-orang dekat terlebih dahulu. Untuk masalah uang perak, jumlahnya belum ditetapkan sementara."
Setelah kasus hantu keluarga Guo di Desa Fengmen, poin jasa kebajikan Zhao Fucheng terus berkurang tanpa penambahan. Kini hanya tersisa 6454 poin jasa kebajikan.
Begitu memberi segel hantu pada keluarga Xu, akan ada pemotongan lagi seribu poin jasa kebajikan, menyisakan jumlah yang sangat sedikit.
"Mengingat nilai komunitas Dewa Pintu masih kurang 3 poin untuk naik level, Zhao Fucheng berencana selain keluarga Xu Yachen, sementara akan memberikan cap kepada dua keluarga lain."
"Dengan demikian, dia masih memiliki sisa 3454 poin jasa kebajikan untuk menghadapi kasus hantu berikutnya."
"Tuan benar." Pang Qing mengangguk-angguk.
"Belakangan ini Kabupaten Wan'an dalam keadaan damai. Saat keluarga Xu pindah rumah sebagai acara besar, kami semua akan berkunjung ke kediaman keluarga Xu."
Zhao Fucheng berkata.
Orang-orang lainnya mengiyakan.
Hanya Liu Yizhen yang tampak khawatir:
"Fu Sheng, Zhang Patung Kertas belum diselesaikan."
Setelah insiden Kuil Fuzi, Zhang Patung Kertas tetap diam tak bergerak.
Tapi ketenangan ini justru membuat Liu Yizhen semakin waspada, merasa Zhang Patung Kertas sedang merencanakan sesuatu yang besar.
Relokasi keluarga Xu menjadi kabar gembira bagi Kabupaten Wan'an yang telah lama sepi.
Hampir semua tokoh terpandang kabupaten diundang. Seluruh personel Zhenmo Si akan dikerahkan, sehingga pertahanan di area lain akan kosong. Zhang Patung Kertas mungkin akan memanfaatkan kesempatan ini.
Peti hantu hitam legam yang seram terletak di samping Liu Yizhen. Semua anggota Zhenmo Si tahu apa yang ada di dalam peti itu. Bahkan Wu Shaochun yang biasanya ramah kini merasakan kengerian Hantu Tanpa Kepala, secara refleks menjauh dari Liu Yizhen.
Area di sekitar pemuda itu kosong, tak ada yang berani mendekat. Saat berbicara, dia menyandarkan tangan pada tutup peti batu:
"Lebih baik saya tidak ikut, tetap di Zhenmo Si. Jika ada kelainan di tempat lain, saya bisa segera merespon."
"Di samping, Nenek Meng yang sedang memegang teko teh dan tak henti-hentinya menuangkan air untuk kerumunan, menyela pembicaraan:"
"Jika perlu ada yang tinggal, kalian anak muda saja yang pergi makan pesta duka, biar aku yang jaga pintu."
Dia tertawa "ha ha" dua kali.
Fan Wujiu merinding mendengar tawannya. Melihat Nenek Meng masih memegang teko menunggu, buru-buru mengangkat cangkir teh di samping tangannya. Tak peduli air masih agak panas, dihabiskannya dalam tiga tegukan, bahkan ampas teh yang tertelan pun dikunyahnya.
Sambil berbicara, Nenek Meng tetap memperhatikan yang lain. Begitu melihat Fan Wujiu menghabiskan air, segera menuangkan lagi hingga penuh.
"..." Fan Wujiu buru-buru berterima kasih, lalu mengangkat cangkirnya dan menghabiskannya sekali teguk.
Nenek Meng memandangnya penuh kasih, lalu mengisi lagi cangkirnya.
Wajah Fan Wujiu memelas, menatap Fan Bisi:
"Ka-kak--" dia bersendawa.
"..." Fan Bisi terdiam, buru-buru meneguk cangkir tehnya.
Melihat situasi ini, akhirnya Nenek Meng mengalihkan pandangan dari Fan Wujiu, lalu mengisi cangkir Fan Bisi hingga penuh.
"Terima kasih Nenek Meng." Fan Bisi mengucap syukur dengan jujur.
Nenek Meng lalu tersenyum:
"Hal kecil begini mana perlu diucapkan terima kasih."
Orang tua memang suka bernostalgia, dia menggoyang-goyangkan teko:
“Dulu aku berjualan di pinggir jalan, berangkat subuh pulang malam, jauh lebih menderita daripada sekarang. Tuan merawatku, merekrutku ke Zhenmo Si. Sekarang tidak khawatir makan minum, tidak kehujanan dan kepanasan, punya sprei dan pakaian baru, terima gaji tanpa kerja, hatiku juga tidak tenang. Aku senang bisa menambahkan teh dan air, memasak makanan untuk kalian.”
Dia tertawa lagi, wajahnya penuh keramahan:
“Minum air itu bagus, bisa detoks. Lihat Xiao Fan tubuhnya kekar, pasti karena suka minum air.”
Setelah berkata demikian, dia berbalik mengisi ulang cangkir Fan Wujiu.
Fan Wujiu memegang mangkuk teh, wajahnya masam, memandang Zhao Fucheng:
“Tuan——”
Zhao Fucheng mengernyitkan sudut mulut, memanggil Nenek Meng:
“Dalam relokasi keluarga Xu kali ini, semua personel Zhenmo Si ikut, tidak ada yang tinggal.”
Ucapan ini akhirnya mengalihkan perhatian Nenek Meng. Fan Wujiu baru benar-benar terselamatkan, melonggarkan ikat pinggang sambil bersendawa kenyang air.
Liu Yizhen hendak berbicara ketika Zhao Fucheng berkata:
“Aku tidak lama kenal Zhang Patung Kertas, bahkan tidak sebanyak kalian yang hadir di sini.”
“……” Zhang Chuanshi tidak berani bersuara.
“……” Dua bersaudara Fan serentak duduk tegak, menyelipkan tangan di antara paha dengan senyum kaku.
Zhao Fucheng tidak memperhatikan ekspresi mereka, melanjutkan:
“Tapi aku pernah beberapa kali berurusan dengannya. Orang ini metodenya sangat cerdik, strateginya tidak terlihat di permukaan.”
Membahas urusan resmi, dia mengesampingkan canda:
"Jika dia sengaja memanfaatkan relokasi keluarga Xu untuk membuat masalah, pasti sudah sejak lama menyiapkan rencana. Mungkin akan terjadi beberapa insiden pada hari itu untuk mengalihkan perhatian kami, tapi menurutku, ini hanya taktik pengalih perhatian. Rencana cadangan sebenarnya kemungkinan besar tersembunyi di balik taktik ini."
Perkataannya masuk akal, Liu Yizhen dan Nenek Meng mengangguk-angguk.
"Lagipula, mana ada prinsip waspada terhadap pencuri setiap hari? Tidak mungkin kita terus hidup dalam kecemasan karena Zhang Patung Kertas, lalu mengabaikan kehidupan sehari-hari."
Dia berkata datar:
"Relokasi keluarga Xu juga merupakan peristiwa besar. Sejak terjadi masalah di Kabupaten Wan'an, sebagian besar orang mengungsi keluar. Kini keluarga Xu adalah keluarga terpandang pertama yang pindah masuk ke Kabupaten Wan'an. Tentu kita harus memberikan dukungan agar orang-orang yang masih ragu bisa melihat contoh baik ini."
Setelah penjelasan Zhao Fucheng ini, Liu Yizhen tidak berkomentar lagi, menerima secara diam-diam.
Saat mereka sedang berdiskusi, tiba-tiba ada seseorang yang mengintip-intip di luar aula.
Awalnya hanya menjulurkan kepala sebentar lalu menyembunyikan diri, namun setelah berulang kali melakukan hal ini, akhirnya menarik perhatian semua orang di dalam aula.
Wu Shaochun yang baru kembali ke Zhenmo Si setelah hampir sebulan, dengan sigap mengenali orang tersebut dan berteriak:
"Guo Wei, sedang apa kau di sana?"
Teriakannya membuat orang-orang di dalam aula yang pura-pura tidak melihat gerak-gerik orang itu akhirnya menoleh.
Melihat situasi ini, Zhao Fucheng matinya berkilat samar disertai senyum tipis di sudut mulutnya.
Dia sudah menebak tujuan kedatangan Guo Wei - di Zhenmo Si, peminta gaji kedua telah datang.
Orang yang dipanggil Wu Shaochun itu memang Guo Wei.
“Setelah kasus hantu di Desa Fengmen, seluruh keluarganya tewas, hanya dia yang selamat. Saat itu Zhao Fucheng merasa kasihan dan membawanya ke Zhenmo Si.”
“Setelah sebulan tinggal, Guo Wei yang awalnya kurus tinggal kulit pembungkus tulang dan selalu gemetar ketakutan saat melihat orang, kini mulai berisi kembali.”
“Dia ditahan oleh Wu Shaochun, wajahnya menyungging senyum pahit:”
“Ayah——” teriaknya reflek, sementara Wu Shaochun mengangguk tenang:
“Kamu mau bicara? Masuklah dulu.”
‘Hwek.’
“Nenek Meng tak bisa menahan tawa.”
“Wu Shaochun tersadar, wajah pucatnya pasca mengendalikan hantu langsung memerah merona.”
“Tuan——” dia melirik malu-malu ke Zhao Fucheng.
“Zhao Fucheng mengangguk serius:”
“Aku paham.”
“……” Wu Shaochun semakin malu.
“Zhang Chuanshi menyeringai nakal:”
“Shaochun masih muda sudah jadi ayah.”
“Si kakek tua ini jahat, melihat Wu Shaochun terjepit malah sengaja mempermalukannya.”
“Begitu kata-kata ini meluncur, Wu Shaochun langsung gelagapan.”
“Pang Qing ingin tertawa tapi melihat semua orang pura-pura tenang, akhirnya buru-buru mengangkat cangkir teh untuk menyamarkan. Begitu dia bergerak, Nenek Meng langsung gesit mengisi teko……”
“Sudahlah, jangan dijahili. Shaochun ini anak jujur. Persilakan Guo Wei masuk.”
“Begitu Zhao Fucheng bicara, Zhang Chuanshi yang hendak menggoda Wu Shaochun langsung mengatupkan mulutnya.”
“Wu Shaochun menghela napas lega, memanggil Guo Wei masuk.”
“Guo Wei teringat tindakannya sebelumnya, wajahnya memerah karena malu.”
“Tapi entah mengapa, saat melihat Wu Shaochun, ia selalu merasa seperti melihat ayahnya yang masih hidup. Di hadapan Wu Shaochun, ia merasa kikuk dan takut tidak menuruti perkataannya.”
“Guo Wei, apakah kamu ingin mengatakan sesuatu?” Zhao Fucheng bertanya.
“Guo Wei menggaruk pipinya, melirik Wu Shaochun dengan gelisah.”
“Wu Shaochun memasang wajah serius, berbicara dengan nada seperti orang tua:”
“Tuan sedang bertanya padamu, katakan saja apa adanya.”
“Diteriakinya demikian, Guo Wei langsung menjawab:”
“Setuju.”
“Meski begitu, saat menoleh ke Zhao Fucheng, tetap ada ketakutan di matanya - Di rumah Desa Fengmen waktu itu, ia menyaksikan langsung Zhao Fucheng 'memberi makan' hantu dengan Li Dabaozi dkk. Walau Li Dabaozi dkk adalah pembunuh ayahnya yang patut dibenci, kenangan itu membuatnya segan sekaligus takut pada Zhao Fucheng, sampai tak berani muncul atau bicara di hadapannya.”
“Untunglah Wu Shaochun ada di sini sekarang.”
“Kemampuannya mengendalikan hantu dapur membuat Guo Wei merasa seperti 'ayahnya' masih menemani dalam bentuk lain.”
“Didorong oleh Wu Shaochun, Guo Wei mengumpulkan keberanian. Setelah lama memberanikan diri, akhirnya ia berkata:”
“Tuan, aku... aku ingin mencari pekerjaan--”
“Apa maksudnya?!” Wu Shaochun mengerutkan kening bertanya.
“Maksudku... maksudku mencari pekerjaan, bekerja, dapat upah.” Guo Wei berkata pelan: “Kudengar Balai Pemerintahan Bupati Pang sedang merekrut orang, gaji bulanan 80 keping uang logam——”
“Cari kerja di tempat lain?” Wu Shaochun tak mengerti:
“Apakah Tuan mengurangi makan-minummu?”
“Tidak——” Guo Wei menggelengkan kepala dengan wajah pengecut.
“Tuan telah berbuat baik padamu, Guo Wei——” Wajah Wu Shaochun menjadi muram. Guo Wei langsung menyusupkan kepala, menampakkan ekspresi rasa bersalah.
Zhao Fucheng memang benar-benar berjasa padanya.
Sebenarnya saat pertama kali menyadari ada hantu di rumahnya, dan ingatannya bangkit tentang ayah, istri, anak yang tewas mengenaskan, seluruh keluarga Guo tinggal dia sendiri yang sebatang kara, dia benar-benar tak ingin hidup lagi.
Terutama saat warga desa mengucilkannya, semua orang takut sekaligus jijik padanya. Saat itu dia melihat ekspresi di wajah Zhang Kakek, Lin Laoba, dan lainnya.
Saat dia dikucilkan, Zhao Fucheng-lah yang muncul menyelamatkannya, berjanji membawanya ke Zhenmo Si, memberinya semangkuk nasi.
Saat mengikuti Zhao Fucheng meninggalkan Kota Panjang, pikiran hatinya sama dengan pesan Wu Shaochun saat berpamitan: Dia akan bekerja keras untuk Tuan, membalas budi penyelamatan nyawa sekaligus pembunuhan Li Dabaozi dkk yang telah membalaskan dendam ayahnya.
Tapi...
“Tapi... tapi aku juga ingin punya gaji.” Guo Wei berbisik gemetar.
“Awalnya dia benar-benar bingung, seluruh tubuhnya seperti mayat hidup. Tapi karena ingin membalas budi Zhao Fucheng, dia bekerja keras setiap hari, mengerjakan semua tugas kotor—tak takut susah atau lelah.”
“Lagipula Zhenmo Si menyediakan makan dan tempat tinggal, bahkan memberikannya pakaian baru.”
“Setelah kenyang dan tak khawatir terlantar, ditambah perlakuan baik dari staf kantor pemerintah, rasa sakit kehilangan keluarga pun berangsur memudar. Muncul keinginan untuk hidup lebih baik.”
“Apalagi saat melihat pegawai lain mendapat gaji lumayan, sementara dia bekerja sebulan tanpa bayaran sepeser pun, Guo Wei tak bisa diam lagi.”
“Kau—” Wu Shaochun hendak protes, tapi Zhao Fucheng memberi isyarat agar dia tenang:
“Sudah mantap dengan keputusanmu?”
“Guo Wei mengangguk-angguk gugup:”
“Sudah.”
“Bab ke-270 Terdaftar di Daftar Hantu”
“Bab ke-270”
“Wajah Wu Shaochun berubah masam.”
“Tapi berkat bujukan Zhao Fucheng, dia menahan diri.”
“Zhao Fucheng malah tersenyum ramah:”
“Setelah bekerja dan mendapat uang, mau melakukan apa?”
“Guo Wei menjawab polos:”
“Aku... aku ingin bekerja keras, menabung untuk pulang ke desa, membuat kuburan untuk ayahku, Xiuhé, dan Si Dan—”
“Alasan ini membuat Wu Shaochun tak bisa lagi memarahinya.”
“Tuan—”
Wu Shaochun agak malu menatap Zhao Fucheng. Zhao Fucheng mengangguk-angguk:
“Ucapannya benar.” Dia berpikir sejenak lalu menoleh ke Guo Wei:
“Bupati Pang sedang merekrut banyak orang. Kau boleh mendaftar, tapi Balai Pemerintahan punya aturan ketat. Juga perlu membayar biaya seragam dinas. Apa kau punya?”
Guo Wei gelisah menggelengkan kepala, lalu melanjutkan:
“Katanya... katanya bisa berutang dulu——”
Wu Shaochun menggelengkan kepala: "Mana ada yang meminjam uang untuk bekerja——"
Di dalam aula, Pang Qing menyembunyikan kedua tangannya di dalam lubang lengan, pandangannya berkilat, namun tetap diam.
Zhao Fucheng tersenyum:
"Begini saja, aku akan memberimu dua pilihan. Kau bisa tetap di Zhenmo Si, nanti daftarkan namamu di Buku Register Nyonya Pang, menerima gaji bulanan sebagai pesuruh kediaman, sekaligus bisa mengambil gaji bulan lalu. Atau kau bisa bekerja di sisi Bupati Pang, biaya seragam dinas juga bisa dicover dari gaji yang diambil dari Nyonya Pang, sehingga tak perlu berutang lagi."
Mendengar ini, Guo Wei langsung bersinar matanya:
"Kalau begitu aku pasti memilih tinggal di Zhenmo Si."
Sudah satu bulan sejak dia tiba di Kabupaten Wan'an, dia tahu status Zhenmo Si jauh lebih tinggi daripada petugas pemerintah kabupaten.
"Lagipula dia sudah lama familiar dengan orang-orang dan benda-benda di Zhenmo Si. Pekerjaannya juga mulai lancar. Setelah bertanya pada pesuruh seangkatannya, gajinya bahkan 10 koin lebih banyak dari petugas pemerintah kabupaten. Ditambah lagi ada Wu Shaochun, seorang Penakluk Hantu yang mendukungnya. Hanya orang bodoh yang mau meninggalkan Zhenmo Si."
"Begini saja," Zhao Fucheng mengangguk-angguk, berkata:
"Kebetulan Nyonya Pang juga ada di sini, aku akan memutuskan untukmu——"
“Bukankah kamu ingin mengurus makam ayahmu, istrimu, dan anakmu?”
Guo Wei mengangguk-angguk.
Mengingat keluarganya, semangatnya yang awalnya girang bisa menerima upah langsung lenyap. Seluruh tubuhnya layaknya terong yang disiram embun beku.
“Kamu ambil gaji dua bulan di depan, ditambah upah satu bulan sebelumnya. Bawa semua uang ini pulang ke desa dulu untuk mengurus pemakaman keluargamu.”
Perkataannya membuat Guo Wei seketika merasa malu:
“Bagaimana bisa menerima--”
“Tidak ada yang tidak pantas.” Zhao Fucheng menggelengkan kepala, lalu melambaikan tangan:
“Lakukan saja seperti ini.”
Wu Shaochun juga mengangguk:
“Urus dulu urusan keluarga, baru bekerja dengan baik.”
Guo Wei yang pengecut dan tak punya pendirian, melihat keduanya sepakat, akhirnya menerima dengan gembira.
Saat mereka berbincang, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan percakapan dari luar. Zhang Chuanshi menggerakkan telinga lebarnya lalu berkata:
“Bupati Pang datang.”
Begitu ucapannya selesai, memang terdengar teriakan pesuruh dari luar:
“Tuan, Tuan Pang sudah datang.”
Zhao Fucheng melambaikan tangan ke Guo Wei: “Kalau tidak ada urusan lain, kamu boleh pergi dulu.”
Guo Wei dengan gembira memberi hormat ke kerumunan, lalu malu-malu menatap Wu Shaochun:
“Aku... Aku...”
“Pergilah.” Wu Shaochun mengayunkan lengannya.
Guo Wei bagai mendapat pengampunan, melangkah ringan keluar aula.
“Anak jujur ini.” Nenek Meng tersenyum.
Wu Shaochun menyindir: “Sudah puluhan tahun umurnya, bekerja masih tak tahu aturan--”
“Setelah dia berhasil mengendalikan hantu dapur, entah karena terpengaruh ingatan masa hidup hantu tersebut, saat menghadapi Guo Wei, cara bicara dan sikapnya terkesan seperti orang tua.”
“Nenek Meng yang melihatnya tak bisa menahan senyum, bibirnya merekah.”
“Wu Shaochun menyadari ketidaksopanannya, merasa malu, lalu menatap Zhao Fucheng dengan wajah canggung:”
“Tuan, Guo Wei dia——”
“Dia merasa bersalah.”
“Dulu saat Guo Wei berada di jalan buntu, Zhao Fucheng-lah yang menampungnya, memberinya semangkuk nasi, bisa dikatakan telah memberinya kehidupan baru.”
“Baru sebulan bekerja di Zhenmo Si, anak ini sudah merengek minta upah.”
“Jika alasannya bukan untuk membangun kuburan keluarga, Wu Shaochun sudah ingin menghajarnya – benar-benar pengkhianat yang tak tahu balas budi.”
“Mendengar ini, Zhao Fucheng tak bisa menahan tawa:”
“Aku sengaja menahan upahnya.”
“Apa maksudnya?” Wu Shaochun tertegun.
“Awalnya kami berencana merekrut personel di Desa Fengmen dan Huanggang, tapi sejak pengumuman hingga kini, responsnya kurang memuaskan.”
“Sebelumnya, pemerintah Dinasti Han Raya sering memeras pajak seenaknya, kepercayaan masyarakat sangat rendah. Rakyat tak percaya saat pemerintah membuka rekrutmen.”
“Terutama dua desa ini yang menderita akibat perompak, situasinya rumit. Warga desa yang sudah terlibat dengan perompak khawatir ini taktik pemerintah untuk ‘memberantas perampok’.”
“Benar.” Wu Shaochun mengangguk-angguk.
“Dia telah tinggal di Kota Panjang hampir sebulan, membantu Kong Youde menyelesaikan urusan pascaperistiwa.”
“Saat ini, meskipun sarang perampok di pegunungan Desa Huanggang dan Fengmen telah 'dibersihkan' sementara oleh Zhenmo Si, di hati masyarakat, 'masalah perampok' ini tidak akan bisa diberantas dalam waktu singkat.”
“Sebagian pelarian yang lolos hanya sementara meletakkan pisau, kembali ke desa menjadi warga biasa. Tapi jika pemerintah tetap menaikkan pajak dalam waktu lama, orang-orang yang terjepit ini mungkin akan kembali ke gunung dan melanjutkan aksi merampok rumah-rumah.”
“Dengan begitu, generasi baru perampok akan terbentuk lagi.”
“Kelompok ini sangat menentang pemerintah, sehingga upaya Zhao Fucheng merekrut orang tidak berjalan mulus.”
“Cara keras hanya mengatasi gejala, bukan akar masalah.”
Zhao Fucheng melihat inti persoalan dengan jelas: “Membujuk orang-orang ini dengan retorika kosong tak akan membuahkan hasil.”
Dia melanjutkan:
“Dalam rencana awal kami, Guo Wei sebenarnya adalah tokoh kunci untuk meyakinkan warga desa. Hanya karena masalah keluarganya, urusan ini tertunda.”
“Maka saat rumah Guo Wei tertimpa bencana hantu dan dia dikucilkan warga, Zhao Fucheng sudah bertekad mencari celah melalui dirinya ketika menyelamatkannya.”
“Bahkan jika Wu Shaochun tidak mengemis ampun waktu itu, Zhao Fucheng tetap akan membawa Guo Wei kembali ke Zhenmo Si.”
“Awalnya dia sengaja tidak membicarakan upah, menunggu Guo Wei yang memulai pembicaraan.”
“Orang-orang zaman ini sulit meninggalkan tanah kelahiran - terutama seperti Guo Wei yang selalu dihina di desa. Setelah situasi membaik, pasti ingin kembali ke kampung halaman.”
“Kini dia memiliki uang sebanyak itu, bagi dirinya seperti pulang membawa kejayaan.” Zhao Fucheng tersenyum.
Saat itu kondisi Guo Wei jelas terlihat oleh Zhang Kakek, Lin Laoba dan lainnya. Keluarga Guo Wei miskin, seluruh anggota keluarganya tewas, awalnya berada di jalan buntu. Namun sebulan kemudian, dia kembali ke desa membawa uang, pasti memicu rasa penasaran dan pertanyaan warga desa.
Zhao Fucheng berkata:
“Begitu sumber uangnya terungkap, tak perlu jaminan atau perantara, warga desa pasti akan tertarik.”
Nenek Meng mengangguk-angguk:
“Tuan benar, ini jauh lebih efektif daripada sekadar omongan kosong.”
Wu Shaochun juga menghela napas lega.
Awalnya dia khawatir Zhao Fucheng tidak puas dengan tuntutan gaji Guo Wei. Kini setelah mendengar penjelasannya, baru tahu rencana ini sudah direncanakan sebelumnya.
Saat pembicaraan sampai di sini, langkah kaki terdengar. Bupati Pang masuk ke aula bersama sekretaris.
Di belakang mereka, dua petugas kabupaten membawa beban di pundak ikut masuk.
Bupati Pang tertegun melihat orang-orang di ruangan, lalu memperhatikan dua peti perak dan beberapa hadiah belum dibuka yang tergeletak di lantai.
Hadiah-hadiah itu disegel dengan kertas merah bermaterai karakter 'Xu'.
Seketika dia paham bahwa ini hadiah dari keluarga Xu.
Pembukaan rumah besar keluarga Xu tinggal tiga hari lagi. Sebagai bupati kabupaten, dia juga menerima hadiah dari keluarga Xu.
“Tuan.”
Setelah masuk, Bupati Pang memberi salam hormat, lalu menyuruh dua petugas menaruh barang-barang di sisi aula.
“Bupati Pang ini——” Zhang Chuanshi menoleh melihat dua benda yang diletakkan petugas, bertanya penasaran.
Bupati Pang langsung menjawab:
“Ini adalah Buku Register data kependudukan Kabupaten Wan'an yang pernah Tuan sebutkan sebelumnya.”
Pesuruh menghidangkan teh. Atas isyarat mata Zhao Fucheng, dia duduk di kursi kosong, mengambil cangkir teh dan menyesapnya. Setelah merasa hangat, barulah dia berkata:
“Karena harus melakukan kunjungan dan verifikasi, jadi agak terlambat. Jangan-jangan mengganggu urusan Tuan.”
“Tidak terlambat.”
Zhao Fucheng girang mendengar buku register datang, menggelengkan kepala:
“Kedatangannya saat ini justru tepat waktu.”
Setelah itu, dia bertanya lagi:
“Apakah seluruh warga Kabupaten Wan'an sudah tercatat di dalamnya?”
Mendengar pertanyaannya, Bupati Pang buru-buru meletakkan cangkir teh:
“Semua sudah tercatat. Selain data kependudukan, juga ada catatan ulang tahun, usia, kondisi keluarga, pajak, serta garis keturunan setiap orang.”
Dia bekerja teliti. Mengingat ini permintaan pertama Zhao Fucheng, Bupati Pang memberi perhatian khusus. Sebelum meregistrasi, dia menyelidiki kondisi seluruh warga kabupaten dan mencatat semuanya untuk diserahkan pada Zhao Fucheng.
“Karena waktu terbatas, baru data warga kabupaten yang bisa dikirim. Untuk desa-desa di bawah kabupaten, sudah saya instruksikan untuk melakukan registrasi populasi tiap desa setelah Tahun Baru, baru akan dikirim ke Tuan setelah diverifikasi.”
Bupati Pang menjelaskan secara rinci.
Terlihat jelas bahwa tugas ini tidak mudah dikerjakan.
"Selama satu bulan ini, dia tidak datang ke Zhenmo Si sesering sebelumnya. Setelah bersabar selama sebulan, Bupati Pang terlihat semakin menua secara kasat mata."
"Pipinya retak karena dingin, daun telinga dan jari-jarinya menunjukkan gejala radang dingin, rambut putihnya pun bertambah banyak."
"Saat memegang cangkir teh, Zhao Fucheng melihat beberapa bagian sendi jarinya retak dan mengelupas akibat radang dingin, bahkan terlihat darah yang sudah mengering."
Zhao Fucheng memandang dengan lembut:
"Tuan Pang sudah bekerja keras."
"Ah, mana berani saya menerima pujian ini—" Bupati Pang segera berdiri sambil terus melambaikan tangan.
"Dia baru hendak melanjutkan bicara ketika Zhang Chuanshi penasaran bertanya:"
"Untuk apa Tuan membutuhkan data kependudukan Kabupaten Wan'an?"
"Saya berencana menyalin ulang semua buku register ini," jawab Zhao Fucheng.
"Menyalin?" Perkataannya membuat semua orang terkejut. Bupati Pang tertegun sejenak sebelum berkata:
"Pekerjaan ini tidak ringan. Jika Tuan hanya perlu salinan, biar saya yang membantu."
"Salinan ini berbeda dengan biasa. Saya akan mencatat nama-nama ini dalam daftar khusus yang tidak boleh kamu sentuh," Zhao Fucheng tersenyum.
"Meski tidak dijelaskan terbuka, semua orang memahami maksud tersiratnya."
"Walau mereka menduga nama-nama yang disalin terkait hantu, tujuan sebenarnya tetap menjadi misteri."
"Hanya Liu Yizhen yang tersentak mendengarnya, memandangnya dengan rasa tak percaya: 'Kamu—'"
"Dia teringat pada sebuah daftar nama."
Menurut pengetahuannya, Zhao Fucheng memegang dua buku daftar terkait hantu: Buku Jiwa Zhenmo Si dan sebuah benda pendamping yang terkait dengan Liu Huacheng yaitu daftar nama.
Dia meminta data kependudukan penduduk Kabupaten Wan'an dari Bupati Pang, lalu ingin menyalinnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Mungkinkah dia ingin memasukkan semua nama masyarakat Wan'an ke dalam daftar nama?
Ini adalah daftar hantu!
Sebenarnya apa tujuan Zhao Fucheng?
Keraguan muncul di hati Liu Yizhen. Masalah ini berkaitan erat dengan kakeknya, sementara daftar nama itu sendiri adalah benda pendamping Liu Huacheng.
Urusan terkait hantu bukanlah main-main.
Memasukkan nama ke dalam daftar nama sama artinya dengan ditandai hantu.
Orang biasa yang mendengar tanda hantu gentayangan pasti sudah nyaris tak bernyawa ketakutan, tapi Zhao Fucheng justru melakukan sebaliknya—
Dia mengingat berbagai interaksi dengan Zhao Fucheng. Meskipun tindakannya sering tak terduga, dia bukan orang gila. Sekarang Wan'an berada di bawah kendalinya, emosinya stabil tanpa tanda-tanda lepas kendali. Mustahil dia bermain-main dengan nyawa manusia seluruh kabupaten.
Memikirkan ini, Liu Yizhen menekan kecemasannya dan memilih tak bersuara saat ini.
Apalagi staf Balai Pemerintahan kabupaten lainnya.
Bupati Pang sangat memujanya, Dua bersaudara Fan dan Wu Shaochun takkan meragukan tindakannya. Kuaai Manzhou berputar-putar di sekitarnya, Zhang Chuanshi sama sekali tak mau ikut campur, sementara Nenek Meng membawa teko air tanpa bersuara.
Karena tak ada yang berkomentar, perkara ini pun dianggap final.
“Bupati Pang masih punya urusan penting, penjagaan data kependudukan hanyalah salah satu tugas yang diberikan Zhao Fucheng padanya. Ia hanya duduk sebentar, lalu segera pergi.”
“Setelah kepergiannya, Zhao Fucheng menyuruh orang mengangkat barang-barang di aula dan memindahkan data kependudukan dari Bupati Pang ke kamar samping tempatnya bekerja.”
“Kerumunan bubar, tapi Liu Yizhen tetap tinggal.”
“Dia menunggu sampai semua orang pergi, baru masuk ke ruangan kerja Zhao Fucheng.”
“Dalam waktu singkat, pesuruh telah membuka kotak kiriman Bupati Pang.”
“Data kependudukan di dalamnya sudah disortir sebelumnya. Zhao Fucheng memerintahkan untuk menggeser arsip leluhur penduduk Kabupaten Wan'an, lalu menumpuk Buku Register setebal beberapa susun di atas meja.”
“Kuaai Manzhou yang biasanya pendek berlutut di kursi. Nona kecil itu memegang batang tinta, mengasah dengan serius.”
“Fu Sheng, sebenarnya apa rencanamu?”
“Liu Yizhen meletakkan peti hantu di lahan, akhirnya tak tahan bertanya:”
“Apa kau ingin mencatat semua nama ini ke daftar nama?”
“Zhao Fucheng yang sedang membuka-buka buku catatan tertawa mendengarnya:”
“Kau sudah tahu?”
“……”
“Meski sudah menduga niatnya, Liu Yizhen tetap tertegun lama saat mendengar pengakuannya.”
“Kau...”
“Ya.” Ia menghela napas panjang. Sejak mengenal Zhao Fucheng, jumlah desahannya melebihi puluhan tahun sebelumnya.
“Dia (laki-laki) heran: 'Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan? Daftar nama ini adalah milik kakekku.'" Dia mengingatkan:
“Ini daftar hantu.”
“Aku tahu ini daftar hantu.”
Zhao Fucheng mengangguk-angguk.
