Yu Ping dan dua rekannya tidak berani bersuara setelah dimarahi.
Sebenarnya orang-orang Kabupaten Changping juga tidak pantas dimarahi. Dari sudut pandang manapun, reaksi Ding Datong sudah termasuk cepat.
Dalam waktu satu bulan bisa meminta bantuan luar dan bertindak tepat waktu, ini di Kantor Penakluk Hantu provinsi manapun pasti akan dipuji sebagai tanggung jawab Ding Datong.
"Sayangnya operasi kali ini gagal, bahkan merenggut nyawa seorang Penakluk Hantu yang kuat."
"Setelah menemukan janin hantu sementara diamankan, Ding Datong berpendapat sekitar Desember adalah waktu yang sesuai secara alamiah untuk kelahiran sebenarnya janin hantu. Begitu hantu gentayangan lahir, bencana baru akan terjadi."
Dia menulis surat secepatnya malam itu juga, melaporkan peristiwa bencana di Kabupaten Fengning serta kematian Penakluk Hantu tingkat bencana dari prefektur ke kantor provinsi, sekaligus meminta provinsi segera mengirim setidaknya orang berpangkat tingkat Jenderal Emas untuk menyelesaikan bencana ini.
Tapi kantor provinsi tidak memiliki jenderal berperingkat emas ke atas - Ding Datong sebenarnya paham hal ini.
Alasan dia terus meminta kehadiran Jenderal Emas hanyalah upaya Ding Datong untuk menekan ibu kota kekaisaran melalui kantor provinsi.
"Faktanya Penakluk Hantu yang tewas di Fengning itu adalah utusan dari ibu kota, bertugas menggantikan Tuan Feng Guangchong dari Zhenmo Si prefektur." Yu Ping menghela nafas:
"Tuan Feng sendiri hanyalah Ling Si yang mengendalikan roh jahat tingkat bencana. Setelah tahu Penakluk Hantu sebelumnya tewas, dia tak bisa bertindak gegabah. Akhirnya mengirim surat ke Ding Datong, mengatakan persalinan si wanita masih lama, memintanya memimpin tim mengantar wanita ini ke ibu kota."
"Mengirim bencana ke ibukota?"
Perkataan Yu Ping ini membuat Zhao Fucheng tercengang, dia menyeringai:
"Ini benar-benar upaya mencari-cari cara mempersembahkan upeti kepada kaisar!"
Zhang Chuanshi mengernyitkan alis:
"Jenderal Zhenmo Si ini paham betul seni memberi hadiah."
“……”
Raut wajah Yu Ping menunjukkan kejanggalan, cepat-cepat melambaikan tangan:
“Ibu kota kekaisaran adalah tempat singgasana Kaisar, keselamatan Kaisar adalah prioritas utama, tentu saja bukan benar-benar mengirim hantu ke dalam ibu kota.” Dia menjelaskan:
“Ini salahku yang tidak menjelaskan dengan jelas. Maksud Tuan Feng adalah, sementara Ding Datong mengirim hantu, pihaknya juga akan mengirim surat ke ibu kota untuk meminta bantuan seorang Jenderal Emas.”
Kedua pihak berangkat secara bersamaan.
Dari sisi Ding Datong yang berangkat dari Xuzhou, dan Jenderal Emas yang berangkat dari ibu kota, sangat mungkin kedua pihak akan bertemu di tengah jalan. Saat itu, carilah cara untuk menyelesaikan bencana hantu ini.
Saat menerima surat balasan Feng Guangchong, Komandan Ling Si dari Kabupaten Changping ini meski tidak terlalu rela, tetap tidak bisa berbuat apa-apa.
Dia tahu pemerintah provinsi mungkin tidak mampu menyelesaikan kasus hantu ini. Mengirim kasus hantu keluar dari Xuzhou, dan berusaha bertemu dengan Jenderal Emas di perjalanan, ini adalah metode paling aman saat ini.
Tapi kasus hantu ini benar-benar angker.
Tiga kali mayat hidup hamil, hantu-hantu memang sudah terlihat, tapi Ding Datong merasa janin hantu yang lahir ini bukanlah akar masalah bencana hantu yang sebenarnya.
Banyak yang sudah tewas, bahkan Penakluk Hantu pun terkena masalah, tapi bencana hantu ini sama sekali belum ada titik terang.
Untungnya masalah sudah diserahkan, kesalahan ini biarlah menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan Jenderal Emas. Ding Datong hanya perlu bertugas mengirim orang keluar dari Kabupaten Changping, maka sebagian besar masalah rumit ini sudah teratasi.
Setelah mengalami kasus ini, dia sudah mulai takut pada Kabupaten Changping, dan berniat untuk meninggalkan tempat ini. Kebetulan dengan alasan mengirim 'bencana' ini, dia berharap bisa mencari cara untuk mengatur agar dipindahtugaskan kembali ke ibu kota kekaisaran untuk pensiun.
"Setelah perubahan pola pikir, Ding Datong tidak lagi dipenuhi penolakan dan ketakutan seperti sebelumnya saat menangani kasus ini."
"Dia melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu."
"Meskipun biarawati yang dirasuki janin hantu masih hidup saat itu, namun dalam dua hari, tanda-tanda kematian mulai muncul."
"Walaupun dia masih 'hidup' dengan rutinitas harian normal, namun tanda-tanda kehidupan terus menghilang dengan cepat."
"Ding Datong menahan ketakutan, setiap hari berusaha memperpanjang umur biarawati dengan segala cara - mulai dari kebutuhan dasar hingga berbagai ramuan tradisional untuk kesehatan."
"Saat kami meninggalkan Kabupaten Changping, Ding Datong mendengar tentang adanya akar bajakah berusia ratusan tahun di suatu tempat dan mengirim Ling Shi untuk menggali."
"Xia Yisheng menggerutu: 'Sama sekali tidak berguna!'"
"Di antara ketiga bersaudara, dia jarang bicara. Awalnya masih memiliki rasa hormat terhadap Zhao Fucheng, tapi melihat ekspresinya yang tenang tanpa aura mengerikan khas Penakluk Hantu, serta menyaksikan Yu Ping yang berkomunikasi normal dengannya, keberaniannya pun bertambah."
"Kali ini sifat aslinya sebagai pemuda tak terbendung: 'Dasar brengsek!' Dia melirik diam-diam ke Zhao Fucheng, dan ketika melihat tidak ada teguran, wajahnya langsung berseri:"
"'Kalau cara ini benar-benar manjur, Ding Datong pasti sudah memakannya sendiri.'"
"……" Ucapan ini membuat sudut mulut Yu Ping berkedut. Matanya melotot tajam ke arah pemuda itu yang kemudian menjulurkan lidah dan berpura-palu manis.
"Yu Ping menghentikan si pemuda dengan pandangan mata, lalu melanjutkan:"
"'Untuk perjalanan ke ibukota kali ini, Ding Datong berencana pergi sendiri, meninggalkan Huang Jin sendirian di Kabupaten Changping——'"
Xia Yisheng menambahkan:
"Huang Jin juga seorang Penakluk Hantu, mengendalikan hantu tingkat sha."
Yu Ping memandang adiknya dengan rasa putus asa.
Watak remajanya yang masih polos, setelah masuk Zhenmo Si dan mengikuti Zhong Yao, dengan dukungan kakak Penakluk Hantu, serta sering dipuji para Ling Shi di Balai Pemerintahan, membuatnya semakin sembrono. Meski tak berniat jahat, tapi kurang bisa membaca situasi.
Untungnya Zhao Fucheng berwatak sabar. Meski Penakluk Hantu, sama sekali tak terpengaruh roh jahat. Cara bicara, ekspresi, dan pemikirannya sama seperti orang biasa. Ini membuat Yu Ping takjub.
Xia Yisheng langsung menjawab tanpa ditanya, tapi dia tak dimarahi. Tampaknya Zhao Fucheng memiliki toleransi yang besar.
Tapi meski Zhao Fucheng toleran, Xia Yisheng harus lebih menahan diri. Jangan sampai kemarahannya meledak, membuat ketiganya sulit keluar dari Kabupaten Wan'an.
Memikirkan ini, Yu Ping kembali melototi Xia Yisheng sebelum berkata:
"Adikku ini--"
"Jangan berbelit-belit, lanjutkan rencana Ding Datong." Zhao Fucheng sudah membaca niat Yu Ping. Baru saja dia membuka mulut, langsung dipotong.
Yu Ping kaget, menyatukan telapak tangan dan menjawab:
"Setuju."
"Karena kasus hantu ini spesial, Ding Datong khawatir ada masalah. Jadi dia akan membawa banyak personel, sekaligus 'minta bantuan' saudara-saudara Zhenmo Si di sepanjang jalan."
Disebut minta bantuan, tapi sebenarnya menjerumuskan orang lain.
Biksu hamil berisi janin hantu itu ibarat masalah rumit yang panasnya tak tertahankan.
“Terlibat dalam kasus hantu seperti ini, begitu masalah meletus, hidup dan mati sulit diprediksi.”
Yu Ping sendiri juga menyadari hal ini, pandangan berkelip-kelip:
“Sebelum berangkat, personel kami kurang. Ding... Ding Datong mengutus kami tiga bersaudara ke Kabupaten Wan'an untuk meminta bantuan, ingin memohon... memohon Bapak Zhao juga membantu.”
Sebenarnya Ding Datong berencana menarik langsung staf Zhenmo Si Wan'an untuk membantu di Kabupaten Changping.
Sebagai Jenderal Zhenmo Si kabupaten, secara status dan tingkatan, dia berwenang memindahkan personel Zhenmo Si tingkat kabupaten.
Tapi membawa misi seperti ini sangat merugikan bagi Zhong Yao dan dua rekannya.
Ketiga orang ini sudah menyadari kemungkinan besar kegagalan misi begitu tiba di Wan'an: menguji kekuatan Dewa Pintu, lalu melihat Wu Shaochun yang mengendalikan hantu tingkat bencana.
Jangankan menyelesaikan tugas, sekadar menyebutkan kasus hantu pun mungkin akan membuat mereka diusir dengan keras dari Wan'an...
Setelah Yu Ping menjelaskan semuanya secara detail, seluruh pemerintah kabupaten tercekam keheningan panjang.
Setelah mengetahui awal dan akhir kasus ini, semua sudah bisa menebak maksud Kabupaten Changping.
“……” Zhang Chuanshi hendak melontarkan sindiran, tapi menengok ke sekeliling: Liu Yizhen mengerutkan kening, Fan Bisi termenung, sementara Kuaai Manzhou bersandar di kursi Zhao Fucheng namun melengkungkan badan ke belakang hingga wajah terbaliknya menatap ketiga orang di ruangan.
Wu Shaochun diam. Bahkan Fan Wujiu yang paling ceroboh pun seakan menyadari suasana sakral ini, tidak gegabah bicara.
"Senjata menembak burung yang menonjol," Zhang Chuanshi segera menyelipkan kedua tangannya ke dalam lengan baju, menarik lehernya, dan berpura-pura tuli dan bisu.
"Apa maksudnya meminta bantuan?" Setelah lama, Wu Shaochun yang pertama tak tahan:
"Kabupaten di bawah Kabupaten Changping begitu banyak, Penakluk Hantu Zhenmo Si juga ada. Alasan datang ke Kabupaten Wan'an kami, bukankah karena identitas Tuan kita?"
Dia tanpa ampun membongkar rencana Ding Datong:
"Tanda janin hantu tidak membedakan gender, tapi pria yang ditandai akan langsung tewas, sementara wanita bisa 'hidup' sementara."
Perjalanan pengiriman hantu Ding Datong ini hanya mengejar keamanan, bukan solusi, jadi bermaksud mencari beberapa wanita yang bisa menerima janin hantu untuk ikut.
Penakluk Hantu wanita tidak banyak, dan Kabupaten Wan'an di bawah Kabupaten Changping kebetulan memiliki satu. Inilah alasan kedatangan Zhong Yao bertiga - lebih tepat disebut 'meminjam' perut untuk wadah janin hantu daripada 'meminjam' personel.
Tugas yang diemban ketiganya bukanlah tugas mudah, melainkan pekerjaan yang membuat orang tersinggung. Apalagi lawannya adalah Penakluk Hantu - dalam arsip laporan Zheng He, disebutkan Zhao Fucheng adalah Penakluk Hantu yang mengendalikan dua hantu kuat.
Jika membuatnya marah, nyawa ketiganya bisa terancam.
Tapi Zhong Yao telah menelan dua janin hantu, kondisinya tidak stabil dan hantu jahat bangkit. Ding Datong memilihnya juga bermaksud memindahkan sumber malapetaka yang tidak stabil ini.
Jadi ketiganya menerima tugas ini dengan perasaan kesal, tapi kekesalan ini langsung tertekan setelah menyaksikan kemampuan Dewa Pintu dan kekuatan Wu Shaochun.
Saat menghadapi tuduhan Wu Shaochun, ketiga orang itu tidak berani bersuara——sebenarnya karena rasa bersalah.
Zhao Fucheng juga merasa kesal dalam hati.
"Benar-benar keterlaluan!" katanya dengan dingin.
Liu Yizhen juga mengangguk-angguk:
"Memang benar!"
Begitu dia bicara, Wu Shaochun segera berdiri:
"Tuan, mereka keterlaluan! Meskipun kami tidak pergi ke Kabupaten Changping, berani apa Ding Datong terhadap kami?!" Setelah berkata, ia menoleh ke Zhong Yao dan yang lain, matanya memancarkan aura jahat.
"……" Hati Yu Ping dan dua lainnya langsung tegang, raut wajah mereka menampakkan kecemasan.
Zhao Fucheng berkata:
"Memindah-pindahkan aku seenaknya, bahkan tidak ada surat pemberitahuan resmi yang menanyakan kesediaan. Rupanya jabatanku terlalu kecil!"
Ia menghela nafas:
"Seharusnya sudah naik pangkat sejak lama. Sejak aku mengambil alih Kabupaten Wan'an, sudah menyelesaikan beberapa kasus——pantasnya sudah dianggap berjasa."
Semakin dia bicara, semakin emosi:
"Bahkan gaji pejabat juga aku yang bayarkan. Pemerintah seharusnya memberiku gelar Jenderal Emas, biar aku yang perintah Ding Datong!"
"……" Liu Yizhen yang hendak berbicara tiba-tiba tercekat.
Amarah Wu Shaochun membeku di wajah:
“……”
Zhang Chuanshi menggaruk pipinya, teringat saat mereka naik kereta hantu kembali ke 40 tahun silam, ketika Zhao Fucheng membual di depan Su Long.
Sebagai orang yang suka gengsi dan cari perhatian, dia bergumam pelan:
"Tuan juga cukup kecanduan jabatan ya——"
Zhao Fucheng melototinya sebagai peringatan, membuat Zhang Chuanshi langsung bungkam.
“Dia (perempuan) melihat ke arah Yu Ping dan dua orang lainnya. Mereka saling pandang dengan ekspresi patuh menunggu instruksi, ketika dia menoleh, mereka langsung meluruskan postur tubuh.
“Kalian berangkat tanggal berapa? Bagaimana kondisi biarawati itu sebelum keberangkatan?” Dia melontarkan dua pertanyaan sekaligus.
Yu Ping melirik Zhong Yao dengan gelisah, tak memahami maksud interogasi Zhao Fucheng.
Kini dia sudah mengetahui detail kasus Kabupaten Changping, memahami alasan Ding Datong memanggilnya, dan tentu menyadari bahaya mengerikan perjalanan ini—
Tapi mengapa dia masih menanyakan kasus Hantu Tangis Malam? Jangan-jangan dia bersedia ikut serta?
Pikiran ini muncul di benak Yu Ping, membuatnya merasa seperti orang gila.
Zhong Yao juga tampak bingung, tak bisa memberi petunjuk. Dengan gemetar, Yu Ping menjawab:
“Kasus di Kabupaten Fengning terjadi awal November, tepatnya tanggal 6. Surat-menyurat antara Ding Datong dan provinsi memakan waktu sekitar tujuh delapan hari.”
Setelah memutuskan, Ding Datong langsung mengirim Zhong Yao dan dua orang lainnya dari Kabupaten Changping tanpa penundaan.
Jarak Kabupaten Changping ke Kabupaten Wan'an sangat jauh. Meski terus berkuda tanpa henti, perjalanan tetap memakan lima hingga enam hari.
Ding Datong sendiri sadar tindakannya tidak etis. Khawatir trio Zhong Yao pura-pura patuh namun menyia-nyiakan waktu, dia memberi batas waktu kepulangan.
“Paling lambat awal Desember, apapun hasilnya, selama kami masih hidup, harus kembali ke Kabupaten Changping. Jika tidak, Buku Jiwa kami akan bermasalah.” Yu Ping berkata dengan pasrah.
Ketiga bersaudara sebenarnya tidak menunda perjalanan. Tapi sayangnya waktu kedatangan mereka di Kabupaten Wan'an tidak tepat. Zhao Fucheng sedang keluar menangani kasus hantu, baru kembali hari ini. Hal ini tanpa disengaja memberi mereka waktu beberapa hari ekstra.
Tapi hari ini sudah 24 November. Batas waktu yang ditetapkan Ding Datong semakin dekat. Jika berbalik arah sekarang, mungkin masih bisa kembali tepat waktu.
“…Jika Tuan berkenan membebaskan kami bertiga.” Yu Ping menambahkan.
Zhao Fucheng terdiam sejenak.
“Situasinya sudah jelas. Bagaimanapun masih ada waktu sebelum batas akhir yang ditetapkan Ding Datong untuk kalian. Tinggallah dulu di Kabupaten Wan'an.” Begitu ucapannya selesai, tiba-tiba terdengar langkah kaki dari luar.
Suara Bupati Pang yang agak bersemangat terdengar:
“Tuan, Tuan, apakah Tuan sudah kembali?”
“Sudah.”
Zhao Fucheng membalas, lalu berkata pada Yu Ping dan yang lain:
“Nanti kami masih ada urusan untuk didiskusikan. Kalian boleh istirahat dulu.” Setelah itu, matanya menyapu ketiga orang itu, akhirnya berhenti di Zhong Yao:
“Jangan sembarangan keluar. Jika ingin meninggalkan Zhenmo Si, beri tahu dulu agar ditemani staf Balai Pemerintahan.”
Meski interaksinya dengan ketiganya belum lama, dari percakapan singkat ini, mereka meninggalkan kesan yang cukup baik padanya.
“Meski Zhong Yao mengendalikan hantu, dari sorot mata dan perilakunya masih terlihat belum sepenuhnya lepas kendali. Ia bertindak cukup serius dan bertanggung jawab. Namun karena Zhong Yao memang menguasai roh jahat, Zhao Fucheng tidak sepenuhnya mempercayainya.”
“Begitu dia (perempuan) selesai berbicara, beberapa orang itu tidak menunjukkan penolakan.”
“Permintaan Wu Shaochun sebelumnya juga kurang lebih sama. Pada titik ini, ketiga bersaudara sudah tidak punya waktu untuk berlama-lama, jadi mereka semua mengangguk-angguk setuju.”
“Bupati Pang bergegas masuk ke aula. Melihat Zhao Fucheng ada di sana, matanya berbinar. Saat hendak berbicara, Zhong Yao dan dua rekannya di ruang tengah dengan sigap berdiri lalu meninggalkan aula.”
“Begitu keluar dari aula, Yu Ping memandang Zhong Yao dengan wajah cemas:”
“‘Kakak——’”
“Batas waktu yang ditetapkan Ding Datong untuk kembali ke Kabupaten Changping hampir habis.”
“Bahkan jika berangkat sekarang pun harus bergegas siang-malam untuk sampai tepat waktu, tapi Zhao Fucheng sama sekali tidak menunjukkan niat melepas mereka.”
“Sistem hukum Zhenmo Si sangat ketat, apalagi dalam urusan yang terkait roh jahat—sama sekali tak boleh ada kecerobohan.”
“Buku Jiwa telah mengikat ketiganya. Jika melewati batas waktu tanpa kembali, mereka akan terkena serangan balik dari kekuatan kutukan iblis.”
“Bab 348 Kandidat Rekan Misi”
“Bab 348”
“‘Saat ini, kita sudah tidak punya pilihan lagi.’”
“Zhong Yao berkata dengan tenang:”
“‘Aku memang sudah hampir ajal. Hanya sayangnya kalian jadi terbawa-bawa.’”
“‘Kakak——’”
“Yu Ping yang sebelumnya terlihat khawatir tiba-tiba tertegun mendengar perkataan ini.”
“Xia Yisheng juga terkesiap, matanya tiba-tiba memerah:”
“Sejak Kakak menjadi pengendali hantu, sudah lama aku tidak mendengar kamu mengatakan hal seperti ini.”
Yu Ping tersenyum, tiba-tiba menghela napas panjang mengeluarkan hawa keruh:
“Ketika kami bertiga bersaudara mengangkat sumpah persaudaraan dulu, memang sudah kami janjikan untuk berbagi kebahagiaan dan menanggung kesulitan bersama. Saat Kakak berjaya tidak melupakan kami, kini saat menghadapi bencana pun seharusnya kami tanggung bersama.”
……
Saat ketiga bersaudara sedang berbicara, di bawah atap tingkat aula Zhenmo Si tanpa disadari telah tergantung sehelai serat darah kemerahan.
Di ujung serat darah itu menggantung butiran darah. Bila diamati lebih dekat, di dalam butiran darah tersebut tersimpan sebuah mata lincah yang bergerak saat mendengar percakapan mereka.
Butiran darah tipis itu kemudian berubah menjadi asap hitam yang menyebar, hanya menyisakan seutas garis darah setipis helai rambut yang terombang-ambing tertiup angin sebentar sebelum lenyap tanpa jejak.
Di dalam aula, tubuh Kuaai Manzhou dengan lincah berputar. Mulut kecil anak itu mendekati telinga Zhao Fucheng untuk melapor:
“…Tiga orang itu bilang ingin mati bersama.”
“……” Zhao Fucheng tidak tahu apa yang dilihat dan didengar Kuaai Manzhou, tapi dia yakin Yu Ping bertiga sebenarnya tidak ingin mati.
Dia membelai kepala si anak, lalu menoleh ke Bupati Pang. Bupati Pang malah memalingkan muka ke arah kepergian Zhong Yao bertiga. Setelah lama baru menoleh kembali. Melihat Zhao Fucheng memperhatikannya, ia tersenyum:
“Tampaknya kasus Desa Liutu sudah Tuan selesaikan.”
Usai berkata, pandangannya menyapu seluruh ruang aula.
Liu Yizhen, Zhang Chuanshi, dan Kuaai Manzhou yang bersama Zhao Fucheng masih ada di tempat, hanya Nenek Meng yang tak terlihat.
Bupati Pang tertegun sejenak, Zhao Fucheng lalu berkata:
"Tidak sepenuhnya terselesaikan." Perempuan itu menghela napas, mengenang kondisi Shilipo kini, keningnya berkerut:
"Kasus Desa Liutu melibatkan banyak pihak, sumber bencana hantu berasal dari Shilipo."
Menyentuh kasus Shilipo, dia sementara menunda kasus hantu Kabupaten Changping, dengan serius melanjutkan:
"Sebelumnya..."
Zhao Fucheng menceritakan secara singkat proses kasus hantu Shilipo, kemudian menyebutkan kondisi terkini wilayah tersebut. Ekspresi Bupati Pang semakin tegang, hingga akhirnya tampak gelisah tak karuan.
Dia paham betul perhatian Zhao Fucheng terhadap Kabupaten Wan'an saat ini. Meletusnya kasus hantu Shilipo yang menyebabkan hampir seluruh kota kabupaten dibantai hantu gentayangan, ini merupakan kelalaian serius.
"Aku--"
"Kasus Shilipo terkait perang desa, merupakan warisan masalah masa lalu." Zhao Fucheng mengamati raut wajah Bupati Pang, diam-diam menghela napas:
"Peristiwa sudah terjadi, membahas kesalahan kini sia-sia belaka."
Bupati Pang memang tercatat memiliki kelalaian.
Namun masalah ini tidak sepenuhnya kesalahan Bupati Pang.
Masyarakat di bawah kekuasaan Han Besar hidup sulit, perampok kerap muncul. Desa-desa di wilayah kabupaten memiliki mekanisme bertahan hidup sendiri.
Otoritas pemerintah melemah. Di Kabupaten Wan'an, Bupati Pang kekurangan dana, bahkan tak mampu menghidupi petugasnya. Jika mengikuti prosedur, malah harus bergantung pada dana bantuan Zhenmo Si.
Saat konflik internal Shilipo terjadi, pemerintah tak punya kemampuan maupun personel untuk campur tangan secara paksa.
“Ketika Luo Liu membunuh Qiao Yuesheng hingga menyebabkan kebangkitan hantu jahat, semua orang di Shilipo bersatu dan sama sekali tidak melaporkan ke pemerintah.”
“Desa-desa sekitar juga ikut menutupi fakta, sehingga setelah kasus hantu meletus, tidak ada yang mengetahuinya.”
“Jika bukan karena kematian seluruh keluarga Yang Tiehan di Desa Liutu, bencana hantu di Shilipo tidak diketahui akan berkembang sampai seberapa parah.”
“Peristiwa ini sudah tidak bisa disebut sekadar ulah hantu, melainkan tragedi yang dibuat manusia sendiri yang akhirnya memakan buah kesialannya sendiri.”
……
“Bupati Pang mengira dia pasti akan dimarahi habis-habisan karena kelalaian besar ini, namun Zhao Fucheng justru berkata dengan suara lembut:”
“Meskipun kasus Shilipo bukan salah kami, tapi banyak masyarakat yang tewas saat kasus itu meletus menunjukkan ada unsur kelalaian dari pihak kami.”
“Selain para penjahat yang pantas dihukum, banyak warga Shilipo yang jujur seperti Yang Guiying juga menjadi korban dalam bencana hantu ini, berubah menjadi arwah penasaran.”
“Membayangkan hal itu, ekspresi Zhao Fucheng menjadi tegang:”
“Saat kasus mayat tanpa kepala terjadi, meski warga Shilipo kompak menutupi, seharusnya Kota Sifang di sekitarnya mendengar kabarnya. Tapi selama lebih dari dua tahun ini, hanya keluarga Li di Kota Changsheng yang melapor saat ada korban, ini masalah besar di kabupaten kami.”
“Masyarakat takut melapor, apalagi melaporkan kasus hantu!”
“Ada pepatah rakyat berbunyi: Kantor menghadap selatan, punya kebenaran tapi tak punya uang jangan masuk.”
"Ucapan klise seperti ini awalnya terdengar seperti candaan, tapi Zhao Fucheng merasakan betapa seriusnya masalah ini melalui interaksinya dengan warga desa dalam beberapa kasus hantu dan proses interogasi."
Kesan pemerintah yang suka memungut uang begitu melekat dalam benak rakyat, mungkin lebih menakutkan bagi orang biasa dibanding bencana hantu.
Dia menatap Bupati Pang:
"Aku tahu Kabupaten Wan'an tidak aman di awal tahun." Pengaruh Zhao Qiming dari masa menguasai Wan'an hingga kebangkitan hantu gentayangan terhadap kabupaten ini sangat besar.
Bupati tua ini terus diliputi kecemasan, sehingga tidak punya waktu dan tenaga untuk memperhatikan kasus hantu di desa-desa.
"Tapi kejadian ini juga menjadi peringatan bagi kita, kita tidak boleh membiarkan hal seperti ini terulang lagi, harus mengurangi kemungkinan meletusnya bencana hantu dari akarnya." Setelah berkata demikian, dia menatap sang bupati tua dengan penuh makna:
"Kabupaten Wan'an adalah tempat berpijak bagi kita semua." Bupati Pang bahkan memanggil sepupunya Pang Qing ke sini dalam setengah tahun terakhir, jelas menjadikan Wan'an sebagai tempat pensiunnya di masa depan.
"Ini adalah rumah kita, kita harus bahu-membahu, menyumbangkan tenaga sesuai kemampuan, baru ada masa depan."
Bupati Pang merasa lega, tapi kemudian merasa malu karena sikap toleransi Zhao Fucheng:
"Tuan tidak perlu khawatir, aku mengerti."
Zhao Fucheng menghentikan pembicaraan pada titik yang tepat, tidak melanjutkan topik ini.
"Untungnya penanganan kasus kali ini berakhir dengan selamat. Urusan pasca-kejadian di Shilipo akan kuserahkan pada Bupati Pang. Jika kekurangan uang perak, mintalah dulu pada Pang Qing."
Mendengar ini, Bupati Pang menjadi agak canggung.
"Dulu dalam pengetahuannya, balai pemerintahan kabupaten di berbagai daerah tunduk dan patuh pada Zhenmo Si. Setahun sekali setelah pemungutan pajak, mereka akan berusaha mengumpulkan uang untuk dikirim ke Zhenmo Si."
"Tak disangka di Kabupaten Wan'an malah terbalik. Berkali-kali Zhao Fucheng yang memberikan bantuan pada kantor pemerintahan."
Bupati Pang merenung sejenak lalu merasa malu, menjawab dengan suara rendah:
"Terima kasih atas bantuan Tuan."
Zhao Fucheng mengangguk-angguk:
"Entah apakah Kabupaten Changping punya banyak uang..."
Sekarang pembangunan kembali Kabupaten Wan'an memakan biaya besar seperti air mengalir. Cara dia mendapat uang tidak cepat. Sebelumnya mengandalkan sumbangan dari beberapa tokoh masyarakat dan keluarga terpandang di kabupaten.
Tapi mencari uang sulit, menghabiskannya mudah. Mengandalkan sumbangan para tokoh masyarakat terus-menerus bukan solusi jangka panjang. Harus mencari jalan lain.
"Apakah Tuan berencana pergi ke Kabupaten Changping?" Begitu Zhao Fucheng selesai bicara, Wu Shaochun langsung menangkap maksud tersembunyinya, buru-buru bertanya:
"Ding Datong itu jelas menyimpan niat jahat--"
"Hanya menjalankan tugas wajib saja."
Zhao Fucheng berkata dengan tenang:
"Cara penanganan Ding Datong sudah benar. Jika aku berada di posisinya, aku juga akan memprioritaskan orang yang cocok untuk menangani kasus hantu."
"......" Ucapannya membuat kerumunan terdiam sejenak.
Liu Yizhen teringat kesan pertamanya saat baru mengenalnya - sosok yang sangat pendendam. Tapi setelah bergaul lebih lama, pandangan awalnya ternyata terlalu sempit.
Memang dia pendendam, tapi dalam hal prinsip besar bisa membedakan prioritas. Begitu terjadi bencana hantu, dia menunjukkan kelapangan hati yang luar biasa.
“Aku berencana pergi ke Kabupaten Changping untuk mengangkut bencana hantu.” Zhao Fucheng terlebih dahulu menyampaikan rencananya:
“Sekalian masuk ibu kota.” Saat mengucapkan ini, raut wajahnya memperlihatkan ketidaksenangan:
“Sejak aku mengambil alih Kabupaten Wan'an, pemerintah tidak pernah sekali pun memberikan gaji. Sampai sekarang aku masih hanya seorang Komandan Ling Si, bahkan masih harus mengikuti perintah Ding Datong.”
“……Kamu mau ke ibu kota untuk minta pengangkatan jabatan?” Sudut mulut Liu Yizhen berkedut.
Zhao Fucheng mengangguk-angguk dengan wajar:
“Yang seharusnya didapat tentu harus diambil.”
“Tapi menurut Yu Ping, kasus hantu ini luar biasa.” Wu Shaochun berkata: “Tuan juga pernah bilang, kasus hantu kali ini sangat istimewa dan penuh bahaya.”
“Mana ada kasus hantu yang aman.” Zhao Fucheng tersenyum:
“Untungnya setelah kasus hantu Shilipo kali ini, aku berhasil mengendalikan dua hantu gentayangan lagi dan mengambil kembali Dewa Pintu.” Saat ini di tangannya terdapat dua hantu kelas bencana: hantu gentayangan 'memberi sebelum mengambil' yang pertama kali dikendalikan, serta Hantu Pengemis.
Ditambah dengan kereta hantu tingkat malapetaka, serta Dewa Pintu yang sudah menerima persembahan dupa.
Dari fakta bahwa Dewa Pintu bisa mengendalikan Liu Huacheng yang tidak lengkap, bisa disimpulkan bahwa kekuatan Dewa Pintu dengan komunitas pemuja dan persembahan dupa setidaknya sudah setengah tingkat jie. Jika jumlah penganutnya bertambah dan nilai komunitasnya naik level, kemungkinan besar Dewa Pintu akan berkembang menjadi benar-benar tingkat jie.
Selain itu dia juga memiliki hantu gentayangan tingkat jie sejati - Mian.
“Perjalanan ini mungkin tidak 100% aman, tapi aku punya cara untuk menyelamatkan nyawa. Bisa ditempuh.”
Begitu Zhao Fucheng selesai bicara, Wu Shaochun langsung bertanya dengan tidak sabar:
“Untuk kasus hantu kali ini, sudah saatnya aku yang ikut menemani Tuan dalam perjalanan, kan?”
Setelah selesai berbicara, Fan Wujiu yang awalnya terlihat santai langsung panik:
"Shaochun, kamu kemarin sudah pergi ke keluarga Guo dan menjadi pengendali hantu. Kali ini giliranku yang harus pergi."
"Wu Jiu tidak boleh pergi!" Fan Bisi segera menyela.
Fan Wujiu langsung melompat berdiri:
"Kenapa aku tidak boleh pergi? Desa Fengmen, kasus Shilipo aku tidak ikut. Kali ini ke Kabupaten Changping aku harus pergi!"
Fan Bisi memandangi adiknya yang bandel ini dengan kesal:
"Kasus ini sangat rumit--"
"Apa yang rumit?" Fan Wujiu menyeringai:
"Lagipula Fu Sheng juga ada di sana." Setelah berkata demikian, dia tak bisa menahan keluhannya:
"Kakak selalu ragu-ragu. Lihatlah di Zhenmo Si kita, sekarang yang belum bisa mengendalikan hantu mungkin cuma kita dan Lao Zhang--" Saat mengatakan ini, dia melirik Liu Yizhen. Melihat peti hantu hitam legam yang mengerikan di depannya, wajahnya langsung murung:
"Bahkan Yizhen punya peti hantu. Kakeknya masih hantu besar. Kita punya apa?"
"......" Fan Bisi terdiam, beberapa kali membuka mulut tapi tak berkata-kata.
Fan Wujiu melanjutkan:
"Kalau begini terus, kita mungkin bahkan kalah dari Lao Zhang."
Zhang Chuanshi tak senang mendengar ini:
"Apa maksudmu 'kalah dari Lao Zhang'?" Dia menyeringai dingin:
"Kalian memang dari dulu kalah dari aku. Setidaknya aku punya kapal hantu. Kalian punya apa?!"
Ucapannya seperti minyak dituang ke api. Fan Wujiu semakin nekat ke Kabupaten Changping:
"Pokoknya aku mau pergi! Kalau kau tidak mau, tinggallah di Kabupaten Wan'an!"
"Aku yang akan pergi. Kau tidak boleh." Kata Fan Bisi.
Mendengar ini, Fan Wujiu terkejut sejenak lalu meledak marah:
“Kamu saja mau pergi, kenapa aku tidak boleh?”
Zhang Chuanshi sengaja berkata:
“Dia urus kamu, dia ayahmu atau ibumu ya——”
Fan Bisi melotot padanya:
“Lao Zhang, kamu sengaja.”
Ketiga orang itu langsung bertengkar sengit.
Wu Shaochun buru-buru melerai:
“Master Zhang, tolong jangan banyak bicara——”
Pertengkaran mereka semakin memanas, saling menarik Zhao Fucheng untuk dimintai pendapat:
“Tuan, apa hubungannya pertengkaran kedua bersaudara ini dengan marga Zhang saya? Ngapain menarik saya——” wajah Zhang Chuanshi memerah ketidaksenangan.
Fan Bisi berkata:
“Kakek tua ini berniat jahat, sengaja menghasut kami bersaudara. Aku lihat dia satu keturunan dengan Zhang Patung Kertas, sama-sama punya niat busuk.”
Zhang Chuanshi marah besar:
“Kamu ngawur!”
“Perkataan Lao Zhang benar, kami bersaudara. Kamu bukan ayahku, ngapain urus aku mau ke Kabupaten Changping atau tidak——”
……
Kepala Zhao Fucheng berdengung oleh keributan, sudut mulutnya berkedut. Tak tahan lagi dia berteriak:
“Sudah! Berhenti bertengkar!”
“……”
“……”
“……”
Seketika ketiganya diam seribu bahasa.
Tiba-tiba dari luar terdengar suara orang:
“Tuan——” Pang Qing masuk.
Zhao Fucheng pergi beberapa hari karena kasus Shilipo. Meski terlihat lelah sepulangnya, semangatnya masih baik.
Sebaliknya Pang Qing, bajunya kusut, mata merah, janggut yang biasanya rapi terlihat kering dan acak-acakan. Keadaannya justru lebih parah dari Zhao Fucheng.
Begitu melihat Zhao Fucheng, dia langsung berkata dengan malu:
“Tuan, buku kas Balai Pemerintahan bermasalah. Saat penghitungan beberapa hari lalu, ada selisih sepuluh koin uang yang tidak sesuai dengan catatan resmi.”
Wajahnya penuh kekecewaan:
“Beberapa hari ini kami memeriksa ulang semua catatan akuntansi, mencocokkan setiap transaksi satu per satu, bahkan mengeluarkan kembali uang logam untuk dihitung ulang, tapi tetap saja ada kekurangan sepuluh koin.”
Pang Qing sudah beberapa hari tidak bisa makan dan tidur karena masalah ini. Melalui kejadian ini, dia baru menyadari bahwa personel yang dimilikinya tidak cukup.
“……”
Zhao Fucheng tidak punya waktu untuk berdebat tentang akuntansi dengannya. Dia menoleh ke Bupati Pang:
“Bupati Pang tolong urus masalah ini.”
Bupati tua itu enggan pergi.
Tiga orang dari Zhenmo Si masih berdebat sengit tanpa mencapai kesepakatan.
Namun melihat raut memohon Pang Qing dan dukungan Zhao Fucheng, akhirnya dia berdiri penuh penyesalan dan pergi bersama sepupunya.
Setelah mereka pergi, Zhao Fucheng mengusap pelipisnya:
“Untuk kunjungan ke Istana Kabupaten Changping kali ini, Fan Da akan ikut bersamaku.”
Fan Bisi langsung tersenyum lebar mendengar ini.
“Lao Er juga ikut.” Fan Wujiu yang awalnya gelisah langsung berseri-seri, lalu duduk kembali di tempat semula dengan gembira.
“Tuan——” Senyum Fan Bisi tiba-tiba membeku. Saat hendak protes, Zhao Fucheng mengangkat tangan menghentikannya:
“Ada hal-hal yang mustahil disembunyikan. Lao Zhang benar, kau bukan ayahnya, tak bisa selalu memutuskan segala sesuatu untuknya. Bahkan jika kau ayahnya, anak sudah besar. Sebelum memutuskan sesuatu, harus dijelaskan alasannya.”
Dia tak berminat mengurusi persoalan keluarga kedua bersaudara ini, hanya memberi petuah singkat:
“Kasus hantu ini fokus pada peristiwa, bukan individu. Jadi kalian berdua akan ikut dalam misi bersamaku.”
Zhao Fucheng sudah bulat tekadnya.
Meski masih banyak ketidakrelaan di hati, Fan Bisi akhirnya menghela napas panjang sambil mengangguk-angguk.
