"Aku mengerti." Zhao Fucheng menghela nafas: "Hantu mengendalikan hantu."
"Hantu mengendalikan hantu?" Pandangan Wu Jizu membeku, perlahan mengulangi kalimat itu, lalu seolah tersadar, tubuh gemuk pendeknya limbung di kursi:
"Rupanya inilah alasannya, secara tanpa disengaja, nyawa keluarga Wu terselamatkan."
"Intinya, kami menemukan bahwa selama berada di bawah pengawasan bola mata ini, kami tidak terpengaruh surat darah, tidak terburu-buru ingin 'mengirim surat'."
Mengatakan mengirim surat, sebenarnya mengorbankan nyawa.
Berkat perlindungan bola mata hantu, keluarga Wu hidup gemetar ketakutan selama belasan tahun lebih.
Sebaliknya, keluarga Wu juga mengandalkan keberadaan surat keluarga berwarna darah untuk secara tidak langsung menahan bola mata hantu, mencegah kebangkitannya yang parah.
Di bawah keseimbangan kekuatan dua hantu, keluarga Wu bertahan hidup beberapa tahun lebih lama.
"Dua benda kutukan yang sangat berbahaya ini, tidak ada satupun yang merupakan lampu hemat minyak." Kata Wu Jizu:
"Ayahku sebelum meninggal terus-menerus disiksa bola mata hantu, seluruh tubuhnya membusuk, saat menjelang ajal hanya tersisa satu bola mata yang utuh."
Saat Lao Cai Wu menemukan bola mata hantu ini, benda itu tidak utuh - menurut spekulasi Zhao Fucheng, ini lebih mirip salah satu pecahan tubuh hantu gentayangan yang telah dipecah.
Hantu gentayangan yang terpecah kekuatannya terpengaruh, jadi kecepatan pembunuhannya awalnya tampak tidak cepat.
Tapi lambat setengah tahun, cepat beberapa bulan, keluarga Wu pasti akan menghadapi bencana besar.
Kebetulan reaksi Lao Cai Wu juga cepat, saat menyadari dirinya terkena bencana hantu, langkah pertama adalah mengirim kutukan keluar, menyambut bencana hantu baru, dua hantu mencapai keseimbangan yang rumit.
Meski kekuatannya seimbang, tapi hantu tetaplah hantu, hidup bersama hantu mustahil damai.
Hanya masalah waktu kematian lebih awal atau lebih lambat.
Hidup bersama hantu adalah kemalangan, kematian menyedihkan Lao Cai Wu sebelum meninggal juga sesuatu yang terduga.
"Bola mata hantu ini memiliki kemampuan, saat menggunakan mata hantu ini untuk memandang orang, akan melihat hal-hal yang tak terlihat mata manusia."
Zhao Fucheng bertanya padanya: "Lalu apa yang ayahmu lihat dari mata hantu ini?"
Wu Jizu menjawab: "Mengirim surat keluar."
"Apa maksudnya?" Wajah Chen Duozi berubah.
Dibandingkan anggota lain dari Zhenmo Si, meskipun pengetahuannya tentang hantu terbatas karena lingkungan, dia tidak bodoh. Melalui dialog ini, dia telah menyimpulkan seluruh rangkaian peristiwa, bahkan menemukan penyebab kematian Lu Zhu'er.
"Kirimkan surat hantu khusus ini."
Wu Jizu memandangnya dingin, menjawab: "Mengambil selir, menikahi pengantin - selama memasuki pintu rumah Keluarga Wu, mereka akan segera menjadi kurir hantu khusus pada hari pernikahan."
Selama kurir masih ada, Keluarga Wu tidak akan ditimpa bencana besar - hantu gentayangan Shen Yishu tidak akan bangkit.
Chen Duozi meratap: "Hanya karena alasan ini, kalian tega membunuh begitu banyak orang?!"
"Langit dan bumi kejam, memperlakukan Keluarga Wu seperti ternak. Mengapa kami tidak boleh melukai orang untuk menyelamatkan diri?" Wu Jizu menatapnya:
"Nyawa orang lain berharga, tapi nyawa anggota Keluarga Wu tidak?"
"Perbuatan jahat Keluarga Wu sudah melampaui batas, bukankah pantas dihukum?!" Chen Duozi yang teringat Lu Zhu'er yang dibesarkannya sendiri, berteriak lantang: "Masalah ini memang berawal dari Keluarga Wu!"
Jika Lao Cai Wu tidak nekat menggali kuburan kuno, tidak akan menemukan benda kutukan yang sangat berbahaya. Akhirnya, demi memindahkan malapetaka, mereka berusaha ke Kabupaten Shangyang dan menyerahkan benda jahat itu kepada Jenderal Perak.
Alih-alih, mereka justru difitnah oleh Jenderal Perak, lalu menarik kedatangan kurir hantu.
Segala peristiwa ini terjadi akibat ulah Keluarga Wu sendiri.
“Hehe.” Wu Jizu mendengar perkataan itu, tertawa getir dua kali: “Perkataanmu sangat tidak masuk akal.” Suaranya terdengar sendu: “Jika bukan karena sudah di ujung tanduk, siapa yang berani melakukan hal seperti ini dengan sembrono?”
Matanya yang kecil saat itu memancarkan kekuatan yang menggentarkan, membuat Chen Duozi tak berani menatapnya: “Aku berasal dari Desa Huanggang, di sana penuh perampok dan preman. Sedikit saja terlihat lemah, akan dimakan sampai tulang-tulang pun tak tersisa.”
“Leluhur keluarga kami hanya mewarisi beberapa mu lahan tandus, tapi dalam catatan resmi tercatat dua puluh mu sawah subur. Setahun bekerja keras, hasilnya bahkan tak cukup untuk bayar pajak.”
Nada bicaranya penuh tekanan: “Kakekku seumur hidup menderita, menjelang ajal tinggal kulit pembungkus tulang. Setelah dihitung-hitung, malah masih berutang 78 ingot perak.”
“……”
Chen Duozi yang sebenarnya adalah Penakluk Hantu, karena kematian Lu Zhu'er dalam kasus sepatu merah, dendamnya pada Keluarga Wu sangat mendalam.
Tapi aura dendam Wu Jizu saat itu begitu kuat, justru membuatnya terpaku tak mampu bersuara.
“Ayahku waktu itu masih muda, menerima warisan kekacauan ini. Pemakaman kakek belum diselenggarakan, peti mati tak mampu dibeli, debt collector sudah hadir di depan pintu.”
Hutang orang tua harus dibayar anak. Wu Lao Cai tak menolak. Dia nekat, mengubur hati nurani, ikut warga desa mengangkut barang ilegal.
Awalnya hanya membantu mengantar, kemudian memberanikan diri masuk hutan menggali kuburan.
“Dia beruntung, tak takut mati, berani mempertaruhkan nyawa sehingga bisa menikmati kehidupan layak di kemudian hari.”
“Tanpa ketegasannya waktu itu, apakah keluarga Wu bisa bertahan? Kami semua sudah hampir dipaksa mati di pemakaman kakekku, masih bicara soal moralitas dan kebajikan?” kata Wu Jizu dengan suara dingin.
Dia memendam kebencian: “Kenapa kamu tidak protes ke orang Zhenmo Si? Mereka memungut pajak tinggi, mematikan banyak orang, menelantarkan kasus hantu. Ayahku mengorbankan bola hantu malah dapat hantu hidup balik, siapa yang mau bertanggung jawab?”
“Aku——” Chen Duozi terdiam oleh pertanyaannya, ‘deng deng’ mundur beberapa langkah.
Tapi baru mundur dua langkah, dia langsung ditarik oleh Zhao Fucheng.
“Jangan dengarkan omong kosongnya.” Zhao Fucheng menopang punggungnya, “Dia cuma cari-cari alasan.”
“Alasan apa?” Wu Jizu membangkang.
Zhao Fucheng berkata: “Salah tetap salah, benar tetap benar. Bukan berarti karena dizalimi Zhenmo Si, lalu berhak menindas yang lebih lemah.”
“Tidakkah begitu?” Wu Jizu membalas bertanya dengan yakin.
“Tentu tidak!” Zhao Fucheng menatapnya dingin: “Kalau kau setuju hukum rimba, Zhenmo Si lebih kuat, keluarga Wu lebih lemah. Mereka zalimi kau ya terima saja, ngapain marah?”
“Aku marah apanya——” Wu Jizu masih melotot, bersikukuh.
Tapi semua yang hadir tahu, suaranya mulai kehilangan keyakinan.
“Kalau tidak marah, jangan bertele-tele cari pembenaran atas kejahatan keluargamu.” Zhao Fucheng menegur tanpa ampun.
“Ada kepala yang menanggung kelaliman, ada pemilik utang, punya kemampuan pergi cari Jenderal Perak balas dendam, jual-beli nyawa manusia tak bersalah untuk dijadikan selir, menandai orang sebagai utusan hantu gentayangan demi memperpanjang nyawa sendiri, ini namanya keadilan apa?” Dia mengerutkan kening: "Jangan mentang-mentang dapat keuntungan masih sok jaim, diem lo!"
“Aku——” Wu Jizu masih ingin berbicara, Zhao Fucheng tak sungkan memotongnya: "Sudah, aku tak mau dengar omong kosongmu."
“Kutanyakan padamu, nama Jenderal Perak dari Kabupaten Shangyang yang dulu menghadiahkan 'utusan' pada ayahmu siapa?”
Wajah Wu Jizu menghitam legam.
Hatinya seolah menahan amarah karena ucapan Zhao Fucheng, ingin meluapkan tapi melihat personel Zhenmo Si yang jumlahnya banyak, akhirnya menelan kembali kemarahan itu.
Beberapa saat kemudian, setelah mengatur napas, dia menjawab: "Marganya Zang——"
“Marganya Zhang?” Liu Yizhen bertanya.
“Marganya Zang?” Chen Duozi juga berteriak kaget.
Liu Yizhen asal Xuzhou, logatnya khas Kabupaten Wan'an Xuzhou, pelafalan karakter 'Zhang' dan 'Zang' sama tertulis tapi berbeda halus pengucapannya.
Saat Wu Jizu menyebut marga 'Zang', Zhao Fucheng tak menghiraukan, tapi begitu Chen Duozi ikut bersuara, perbedaannya langsung jelas.
“Zhang? Zang?” Zhao Fucheng mengulang dua kali.
Kali ini bahkan Fan Wujiu yang biasanya lambat pun menyadari keanehan, menatap Fan Bisi: "Yizhen sengaja ya? Untung Lao Zhang tidak di sini, pasti bakal lompat tiga chi sambil memaki Yizhen berniat jahat."
“……” Liu Yizhen menggenggam erat tali pengikat peti mati dengan kedua tangan, menutup matanya sambil memiringkan wajah ke kiri, berpura-pura tidak menangkap maksud tersiratnya.
“Margamu Zhang atau Zang sebenarnya?”
Zhao Fucheng menatap Wu Jizu dan mengulang pertanyaannya.
Wu Jizu menyeringai dingin 'hehe': "'Zhang' apa? 'Zang'? Bukankah sama saja?"
Dia berpura-pura bodoh.
"Jangan pura-pura tidak mengerti." Zhao Fucheng menatapnya: "Kita sama-sama warga Kabupaten Wan'an, apa kau tidak bisa membedakan 'Zhang' dan 'Zang'?"
Wu Jizu hanya tersenyum tanpa bersuara.
Hantu tua ini licik dan cerdik. Saat ini sengaja menutupi informasi, bahkan jika dipaksa interogasi kemungkinan besar akan memberikan jawaban ngawur.
Memikirkan hal ini, Zhao Fucheng memutuskan untuk sementara tidak bertanya - Setelah urusan Keluarga Wu selesai, dia akan langsung memeriksa arsip di Kantor Zhenmo Si Kabupaten Jin. Jika tidak ditemukan, akan melanjutkan ke Kabupaten Shangyang.
Semua balai pemerintah daerah menyimpan arsip kasus, terutama Zhenmo Si yang memiliki peraturan ketat mengenai dokumentasi.
Siapa Jenderal Perak di Kabupaten Shangyang 43 tahun silam pasti bisa dilacak melalui arsip.
Melihat keteguhan raut wajah Zhao Fucheng, Wu Jizu menebak rencananya dan matanya memancarkan ketidakrelaan.
……
Insiden kecil ini secara tidak langsung telah merusak hubungan di antara mereka.
Zhao Fucheng berbicara tanpa basa-basi: "Kasus Hantu Sepatu Merah lebih dari 10 tahun lalu sekarang sudah kumengerti. Alasan Keluarga Wu bisa bertahan selama belasan tahun tanpa masalah juga sudah kutahu. Jika kalian sudah menemukan cara mengendalikannya, mengapa harus pindah seluruh keluarga?"
“Wu Jizu melirik Zhao Fucheng: "Tuan bisa meramal segalanya, mengapa tidak coba tebak?"”
“Hei——” Fan Wujiu mengepalkan tinju, hendak memukulnya: "Kutanyakan padamu, berani bersikap menjengkelkan. Jika ingin dipukul, kubuatkan sekarang."”
Wu Jizu segera menimpali: "Zhenmo Si memang sangat berwibawa, berani memukul orang di wilayah orang lain." Kemudian menambahkan: "Tapi keluarga Wu juga bukan sembarangan, kalian memang staf Zhenmo Si, tapi aku punya koneksi di Kabupaten Jin——"
Belum selesai bicara, Zhao Fucheng tersenyum bertanya: "Tang Zuwang?"
Pandangan Wu Jizu berkedip-kedip, tidak bersuara.
"Kasus hantu keluargamu sudah lepas kendali kan? Baik mata hantu maupun surat hantu, pasti sudah tak bisa ditahan lagi."
Mengendalikan hantu perlu memperhatikan waktu, lokasi, dan manusia, tapi yang lebih penting adalah 'bakat', yaitu tingkat keselarasan.
Di keluarga Wu, almarhum Lao Cai Wu dulu berhati kejam, sekaligus kontak langsung dengan mata hantu dan kurir hantu, sehingga saat masih hidup bisa menahan keseimbangan dua hantu.
Ditambah dia selalu mengambil selir selama hidupnya, meminjam nyawa manusia untuk 'mengirim surat' hantu, menciptakan banyak Kasus Hantu Sepatu Merah, membentuk bencana lain, sehingga kasus hantu keluarga Wu tidak benar-benar meletus.
Tapi berurusan dengan hantu, tak banyak yang berakhir baik.
Lao Cai Wu meski sibuk separuh hidupnya, takdir tetap datang.
Kematiannya mengenaskan, memberi keluarga Wu belasan tahun kelangsungan hidup, tapi akhirnya Nyonya Wu tetap tak bisa lolos dari malapetaka.
“Ayahmu juga bisa dianggap sosok penting, sebelum tewas pasti sudah mengatur agar mereka pergi ke Kabupaten Shangyang untuk mencari jalan hidup, ya?”
Wu Jizu menutup mata, tetap tidak bersuara.
“Dulu dia mengirimkan bola mata hantu itu pergi, tapi karena pengaruh bola mata hantu, tetap ditandai menjadi salah satu target yang harus dibasmi hantu gentayangan.”
Hanya karena kemudian Keluarga Wu ditandai ulang oleh Shen Yishu, menjadi kurir surat hantu sehingga tidak mati.
Tanda mata hantu pada dasarnya bukanlah hantu itu sendiri, hanya salah satu kemampuan hantu.
“Lao Cai Wu mengatur kalian datang ke Kabupaten Shangyang, mungkin ingin mengambil kembali potongan tubuh hantu gentayangan yang dulu dikirimkan.”
Zhao Fucheng tepat mengenai inti persoalan, Wu Jizu akhirnya kehilangan ketenangan.
“Sungguh menggelikan.” Liu Yizhen berkata: “Benda yang dulu sendiri yang dikirim, sekarang cari segala cara untuk mengambil kembali.”
“Tapi mereka takkan bisa mengambilnya.” Zhao Fucheng menggelengkan kepala: “Saat tiba di Kabupaten Jin, Keluarga Wu pasti sudah merasakan keunikan lahan ini.”
Raut wajah Wu Jizu menampakkan kegelisahan.
“Tempat ini dulunya adalah kediaman Shen Yishu.” Dia menghela nafas.
Berputar-putar, kurir surat hantu bertahun-tahun gagal mengantarkan surat, malah kembali ke tangan ‘pemilik aslinya’ dulu. Andaikan Keluarga Wu tahu ini, pasti ketakutan setengah mati.
Untungnya Keluarga Wu sudah bertahun-tahun ‘berdampingan’ dengan hantu, tidak sampai panik.
Setelah menyadari sesuatu tidak beres, Wu Jizu segera merancang siasat kejam.
“Meminjam tekanan hantu untuk menekan hantu.” Zhao Fucheng mengulangi.
“Kamu——” Wu Jizu masih berusaha berangkat, Fan Wujiu mengulurkan tangan menekan bahunya, mendudukkannya kembali ke tempat.
“Tuan belum selesai bicara, jangan terburu-buru.”
“Lepaskan aku!”
Wu Jizu meronta beberapa kali, namun postur Fan Wujiu yang kekar dengan kekuatan luar biasa membuatnya tak bisa melepaskan belenggu, terpaksa duduk kembali dengan geram.
“Saat kusebutkan meminjam tekanan hantu untuk menekan hantu, kau pura-pura terkejut padahal Keluarga Wu pun bukan bodoh——” Meski bodoh sekalipun, belasan tahun bersama hantu pasti sudah paham prinsip ini.
“Jadi kau ingin meniru, juga meminjam ‘hantu’ sungguhan untuk menekan hantu.”
Tak menemukan bola mata hantu, maka meminjam nyawa Tang Zuwang dari Zhenmo Si Kabupaten Jin.
Maka rombongan Zhao Fucheng masuk ke kediaman Wu 43 tahun kemudian - tepat di hari keluarga Wu pindah ke Kediaman Sun, penjaga gerbang tua awalnya berani berseru angkuh: “Malam ini Tuan Tang dari Zhenmo Si akan datang ke lahan ini”.
“Masuk rumah hantu, ingin memancing hantu untuk selamat.” Zhao Fucheng tersenyum: “Tang Zuwang belum datang, aku lebih dulu. Lihatlah aku Penakluk Hantu, mungkin bisa gantikan dia, benar kan?”
Wu Jizu tak panik meski niatnya terbongkar, malah tertawa: “Bukan cuma itu.”
Katanya: “Tuan memang cerdik, tebakanmu tepat separuh, tapi lupa satu hal.”
"Setelah selesai bicara, matanya menampakkan senyum penuh niat jahat. Saat hendak berbicara, Zhao Fucheng berkata: 'Mungkinkah yang kamu maksud adalah reputasi Shen Yishu?'"
Senyum Wu Jizu membeku di raut wajahnya.
Entah mengapa, dia mulai merasakan kegelisahan.
"Kamu bilang sebelumnya tidak pernah mendengar tentang Shen Yishu, aku percaya itu benar." Zhao Fucheng menghela napas: "Tapi kami datang untuk Kasus Hantu Sepatu Merah, menanyakan kejadian 43 tahun yang lalu--"
"E-empat puluh tiga tahun lalu?" Jantung Wu Jizu tiba-tiba terasa berat. Saat mengucapkan ini, rasa mual tak tertahankan muncul dari dalam hatinya. Perutnya mulas, tiba-tiba dia membungkuk dan muntah kering: "Huurkk--"
Ingin memberitahu kalian semua, novel "Frontline Crisis" rencananya akan terbit bulan depan dalam bentuk dua jilid. Saat ini penerbit sedang mengadakan event. Bagi yang berpartisipasi bisa menjawab pertanyaan terkait cerita untuk mendapatkan edisi tanda tangan spesial!
Konten bonus akan diberikan sebagai booklet terpisah. Setelah rilis, akan tersedia di berbagai platform belanja online. Tautan pembelian akan diumumkan sebelumnya!
Nanti akan saya tunjukkan edisi tanda tangan spesialnya lewat fitur easter egg~
