Begitu bisa bernapas, Zhang Chuanshi langsung berteriak marah:
"Dasar penipu muda! Bisa berdiri tegak tapi pura-pura sakit pinggang di depan Tuan, sampai aku yang harus menggendong——"
Belum selesai mengumpat, Tuan Xie menekan kepalanya:
"Sungguh hebat, Tuan ini benar-benar hebat. Tanpa perlengkapanku, di sini aku tak bisa mengalihkan mereka. Tapi harus dicoba dulu——"
Telapak tangan Tuan Xie terasa dingin menusuk tanpa sedikitpun kehangatan, namun memiliki kekuatan luar biasa.
Pada titik ini, baik dia maupun Zhao Fucheng seolah saling menduga identitas asli masing-masing, namun sama-sama berpura-pura tuli dan bisu.
Zhang Chuanshi merasakan hawa dingin menekan tengkuknya. Seperti dicekik hantu, umpatannya tertelan. Lalu dia mendengar Tuan Xie bergumam:
“Bagaimana cara mengendalikan hantu? Sama sekali tidak terdeteksi ada dua muatan besar ini? Aku tadi mengguncang lonceng, memang merasa dia mengendalikan hantu, tapi kondisinya stabil, tidak seperti ada dua muatan besar ini——”
Dia bergumam sendiri.
Chen Duozi berdiri di sampingnya, melihat ekspresinya yang emosional, bola mata berguncang tak henti.
Setelah mengalami peristiwa Tuan Xie yang gigi gerahamnya patah karena mengunyah kue keras di kereta kuda sebelumnya, firasat tak beres menyergap hati Chen Duozi.
Ia menatap Tuan Xie, tangan gemetaran menunjuk ke arahnya:
"Tu-Tuan Xie, bola matamu... bola matamu sepertinya ada yang tidak beres——"
Baru saja ucapan itu meluncur, bola mata Tuan Xie seperti kehilangan kendali mulai berputar liar dalam soket, lalu dengan suara 'blup', sebuah bola mata bulat sempurna disertai akar urat putih, bagai 'biji' istimewa yang berakar, berguling keluar dari rongga matanya.
'Dung.'
Tengkuk Zhang Chuanshi seperti ditabrak sesuatu yang dingin dan kenyal.
"Benda apa ini?"
Meski bicara begitu, reaksi tubuh Zhang Chuanshi cepat. Tangannya meraba tengkuk, kebetulan menggenggam benda bulat sebesar telur——mengingat teriakan mengerikan Chen Duozi, ia langsung menggigil:
"Ini... ini mata?"
"Benar, benar, Master Zhang, ini bola mata Tuan Xie yang jatuh!"
Chen Duozi buru-buru berkata.
Tuan Xie justru sangat tenang:
“Orang yang sudah tua, gigi dan mata copot itu hal biasa, tak apa. Xiao Zhang, kumpulkan bola mata ini, cuci lalu pasang kembali ke soketnya. Benda lama, dicuci masih bisa dipakai.”
Zhang Chuanshi kali ini tak berani lancang, dengan sopan mengiyakan, kedua tangan seolah memegang benda suci, suara gemetar memohon pada Chen Duozi:
“Nyonya Chen beri kemudahan, tolong ambilkan air untukku.”
Chen Duozi berlari kecil meninggalkan ruangan, meminta mangkuk air dan membawanya. Zhang Chuanshi dengan hati-hati merendam bola mata itu.
Dia tak berani menyentuh benda jahat ini—Tuan Xie jelas bukan manusia normal, mata yang digunakannya mungkin juga tak normal.
Memikirkan ini, Zhang Chuanshi merasa telapak tangannya gatal, ingin sekali menggosok sampai kulitnya terkelupas.
Tuan Xie mengambil bola mata yang masih menetes air, mengibaskannya beberapa kali lalu memaksanya kembali ke soket matanya.
Bola mata yang basah itu seperti air mata tak henti, mengalir keluar dari matanya. Dengan gerakan mahir, dia mengangkat lengan bajunya untuk mengusap mata.
“……”
Pemandangan ini membuat semua orang terdiam.
……
Meski tindakan Tuan Xie menimbulkan kegaduhan kecil, perhatian orang lain di Gedung Ding'an sepenuhnya tertuju pada dewa-hantu yang dipanggil Zhao Fucheng.
Meski sebelumnya Wu Shaochun menggunakan kekuatan hantu untuk menghapus segel hantu Gedung Ding'an membuat orang-orang di Qingzheng Fang tahu bahwa dalam rombongan ini ada Penakluk Hantu, kemungkinan petugas kuat Zhenmo Si dari suatu daerah.
Tapi setelah Zhao Fucheng memanggil dua hantu lagi, orang-orang Kabupaten Shangyang tetap dibuat ketakutan.
“Hantu——”
“dua hantu——”
……
Orang-orang di dalam Gedung Ding'an gemetar ketakutan hingga kaki mereka lemas.
Namun Zhao Fucheng memperhatikan bahwa penduduk Kabupaten Shangyang tidak menunjukkan ketakutan ekstrim seperti penduduk Kabupaten Jin atau daerah lain ketika melihat Dewa Pintu muncul.
Meski wajar manusia takut pada hantu, kerumunan justru tidak panik berlebihan. Setelah kejutan awal, mereka kembali tenang.
“Aku berikan cap hantu padamu, dan kau kembalikan cap hantu padaku.”
Zhao Fucheng mengamati situasi di Kabupaten Shangyang sambil berkata dengan santai.
1000 poin jasa kebajikan terkuras. Cap Dewa Pintu menggantikan lingkaran merah darah sebelumnya, menguasai kedua daun pintu gerbang Gedung Ding'an.
Manajer Liu memaksakan senyuman:
“Terima kasih atas kebaikan Tuan, tapi situasi Qingzheng Fang rumit. Hanya cap Tuan Ma yang bisa...” Suaranya sendu, lalu ia menghela nafas:
“Tuan, sebagai Penakluk Hantu dari Zhenmo Si, bukankah kita satu institusi? Mengapa tidak beri kami jalan keluar——”
Ucapannya terpotong oleh suara cemohan tajam.
Suara itu menarik perhatian Zhao Fucheng dan rombongannya.
Tuan Xie mengusap mata kemerahan, air matanya sudah mengalir deras tanpa disadari.
Saat semua mata tertuju padanya, Tuan Xie tertegun. Manajer Liu menatapnya:
“Apa yang saya katakan sampai begitu lucu hingga membuat Tuan tertawa?”
Gelisah, ia menjengukkan kepala ke luar. Di luar, langit perlahan mulai gelap.
Melihat keluar dari pintu gerbang yang terbuka lebar, jalan-jalan di luar Gedung Ding'an diterangi oleh lentera di kedua sisi.
Namun tiba-tiba di ujung jalan muncul kabut hitam yang bergelora, datang dengan ganas dan 'menelan' rumah-rumah sepanjang jalannya.
Warna darah menghilang dari wajah Manajer Liu, ia segera memanggil pegawai:
"Matikan lampu, matikan lampu——"
Tuan Xie menggosok-gosok bola matanya yang baru saja dimasukkan kembali ke soket mata, sambil tersenyum berkata:
"Aku menertawakanmu yang buta, tidak bisa membedakan mutu."
"Kamu——"
Manajer Liu merasa tersinggung dan marah di hati karena dihina olehnya.
Tapi sebagai pedagang yang bekerja di Gedung Ding'an melayani tamu VIP, ia paham siapa yang boleh diusik dan tidak.
Tuan Xie yang terlihat muda dengan penampilan santun dan suara lembut ini justru memberi tekanan berat baginya.
Dihinanya, Manajer Liu tak bisa membalas. Tatapannya saja membuat setengah nyalinya ciut.
"Sudah kukatakan, tak perlu mematikan lampu."
Zhao Fucheng berkata dingin, lalu menepuk kepala bocah di sampingnya:
"Man Zhou, kunci pintu!"
Bocah itu tidak bersuara.
Dua helai Tali Hantu tipis nyaris tak kasat mata menyembul dari rambutnya, langsung merekatkan pintu yang terbuka. Tali bergerak, papan pintu pun menyatu.
Bersamaan, cap dewa-hantu di papan pintu langsung bangkit karena terprovokasi aura hantu gentayangan.
“Dalam kilau darah, bayangan dewa-hantu menampakkan diri. Hanya pancaran darah yang menjulang ke langit telah memutus Tali Hantu Kuaai Manzhou.”
“Kekuatan yang luar biasa——”
Tuan Xie menghela napas kagum.
Pintu rumah tertutup.
Kuaai Manzhou memiringkan kepalanya tanpa ekspresi.
Dua kilau darah muncul di sisi wajahnya, menggoreskan dua luka di pipi anak kecil itu.
Daging yang terkoyak mengeluarkan asap hitam terlebih dahulu, baru kemudian darah merah gelap mengalir keluar.
Di bawah kepungan kabut hitam, aliran darah itu seketika berubah menjadi pola bunga mekar yang tercetak di pipi pucat si anak, terlihat misterius.
Garis-garis hitam halus menarik jaringan kulit yang terbelah, menyatukan luka tersebut dalam sekejap.
Zhao Fucheng merasa ada yang tidak beres. Saat menunduk mengangkat wajah anak itu, yang tersisa di bekas lukanya hanyalah jejak garis darah samar.
Meski tak melihat luka, Zhao Fucheng menangkap gelombang aura hantu dan menyadari pertarungan dua hantu sebelumnya.
Rasa penyesalan mulai menggerogoti hatinya.
……
Manajer Liu dan lainnya hanyalah orang biasa, tak mampu melihat Tali Hantu yang digunakan Kuaai Manzhou, apalagi menyaksikan konfrontasi singkat dua kekuatan hantu.
Dia hanya mendengar pintu gerbang langsung tertutup usai Zhao Fucheng bicara, membuat jantungnya berdebar.
Angin dingin dan gerimis di luar sepenuhnya terhalang——kabut hitam pekat yang bergulung dari kejauhan pun terhambat di luar pintu.
Meski tak bisa melihat pergerakan kabut hantu, kegelisahan di hati kerumunan tidak berkurang.
Banyak orang yang mengintip ke bawah dari tangga langsung panik:
"Bagaimana ini bisa terjadi?"
"Cap Tuan Ma hilang, kami dulu membayar mahal untuk tinggal di Gedung Ding'an demi surat tanda pelindung ini——"
"Ini semua salah orang dari luar daerah yang entah datang dari mana——"
"……" Tuduhan berdatangan.
Kejadian sampai sejauh ini di luar perkiraan manajer Liu.
Zhao Fucheng dan rombongannya berwatak keras, gaya bertindak mereka juga sewenang-wenang, apalagi ada dua Penakluk Hantu, orang biasa jelas tidak bisa melawan.
Mereka baru datang, tidak tahu langit dan bumi——Orang bijak tidak menanggung kerugian di depan mata, manajer Liu mana berani membantah saat ini, takut tidak ada yang mendukung, hanya mengandalkan gengsi Gedung Ding'an tidak bisa menakut-nakuti orang.
Prioritas saat ini adalah menenangkan tamu di dalam gedung.
"Semua jangan panik."
Begitu menyadari konsekuensi serius, dia langsung berkata:
"Reputasi Gedung Ding'an kita tidak hanya bergantung pada Pangeran Chu, juga bukan hanya cap Tuan Ma, yang terpenting adalah lokasinya dekat dengan Zhenmo Si."
Begitu manajer Liu selesai berbicara, keluhan yang saling bersahutan langsung berhenti.
"Di Zhenmo Si masih ada Tuan Zhu, apakah kalian tidak tahu watak Tuan Zhu? Dia paling memperhatikan Qingzheng Fang, jika tahu kita ada masalah, Tuan Zhu akan segera datang."
"Benar——"
Yang lain menarik napas lega, bersyukur:
"Tuan Zhu masih ada."
"Malam ini seharusnya baik-baik saja, semua karena tamu dari luar daerah ini——"
"Menyebut Zhu Guangling, kerumunan sedikit tenang, tapi tak bisa menghindari menggerutu Zhao Fucheng dan kawan-kawan yang membawa bencana."
Zhang Chuanshi tampak terkejut:
"Kalian para warga nakal, kampungan! Tuan kita ada di sini, kalian malah menyebut-nyebut Tuan Zhu, benar-benar buta mata!"
"Kalianlah yang kampungan!"
Yang lain menjawab tanpa basa-basi.
"Katanya dari Xuzhou."
"Orang desa terpencil——"
Suara riuh rendah bergema, orang-orang di lantai atas mengandalkan jumlah banyak tak menghiraukan Zhang Chuanshi, malah menunjuk-nunjuknya.
Sejak bergabung di Zhenmo Si, ini pertama kalinya Zhang Chuanshi menghadapi situasi seperti ini. Awalnya kaget, kemudian tak mau kalah:
"Hei, mulut kalian memang tajam."
Fan Wujiu dan Fan Bisi juga berwajah suram, berkata pada Zhao Fucheng:
"Tuan, warga nakal ini tak menghormatimu, lebih baik kita beri pelajaran."
Meski mereka sering bertengkar dengan Zhang Chuanshi, itu perselisihan internal. Saat berhadapan dengan luar, mereka bersatu.
Tuan Xie di samping juga mengangguk.
Tapi Zhao Fucheng menangkap maksud tersirat dari ucapan mereka.
Ia menatap Manajer Liu:
"Zhu Guangling belum gila sampai sekarang? Masih mau melindungi warga Qingzheng Fang?"
Manajer Liu gelisah.
Di luar angin dingin berdesir 'wu wu', terdengar seperti isakan samar-samar jika didengar seksama.
Jubah yang disampirkan di tubuhnya entah kapan terjatuh. Mendengar Zhao Fucheng bicara, barulah ia sadar, tak bisa menyembunyikan kecemasan:
“Tuan Zhu adalah Penakluk Hantu Kabupaten Shangyang, selalu melindungi Kabupaten Shangyang, beliau adalah pejabat baik yang mencintai rakyat seperti anak sendiri!”
Perkataan Manajer Liu di luar dugaan Zhao Fusheng.
Dia hendak bertanya lagi, tapi Manajer Liu berkata:
“Aku merasa ada yang tidak beres malam ini, anginnya lebih kencang dari kemarin malam——”
Baru saja selesai bicara, terdengar suara angin 'wu wu' dari luar.
Angin malam menerpa atap, hujan deras seperti tabuhan gendang 'pak-pak-pak' menghujam atap.
Sebagian genteng terangkat, lalu jatuh 'kuang-kuang' pecah berantakan.
Suara ini terdengar sangat menusuk di tengah malam dingin.
Hujan malam ini sepertinya berbeda dari biasanya, anginnya juga luar biasa ganas.
Desiran angin malam di atas atap berbunyi melengking, seakan diselingi tangisan penuh dendam dari perempuan hantu.
“Memang lebih kencang——”
Seorang pegawai gelisah meremas sapu tangan penutup wajah di pinggangnya, menjawab dengan suara gemetar.
Baru saja selesai bicara, terdengar jeritan panjang mengerikan: 'Wu——'
Angin kencang bertiup menerpa atap, disusul suara kayu besar patah di tengah-tengah, serta bunyi 'derek' pasir dan lumpur berjatuhan.
Suara ini begitu keras, bahkan mengalahkan deru hujan dan angin.
Zhao Fucheng mendengar suara itu seakan rumah seseorang roboh diterpa angin.
Orang-orang di Gedung Ding'an serentak menelan ludah, raut putus asa terpancar di seluruh wajah mereka.
“Ah——” Disertai suara runtuhnya bangunan, teriakan penuh keputusasaan dan ketakutan menggema.
Zhao Fucheng segera menangkap aura dendam dan kesialan yang pebak dengan instingnya yang tajam.
Peringatan dari Piagam Pengangkatan Dewa bergema di kesadarannya: Mendeteksi kedatangan aura hantu gentayangan tingkat malapetaka!
Begitu peringatan itu berakhir, kerumunan langsung mendengar tangisan teredam 'hu hu' di telinga mereka.
‘Hu huuu——’
Suara tangisan perempuan terdengar dari luar.
‘Brak brak brak——’ Ketukan pintu menyusul, suara hujan tiba-tiba menghilang tanpa bekas!
‘Brak brak brak.’
Di saat bersamaan, ketukan pintu juga terdengar dari ujung jalan yang lain.
Suara-suara ini bagai sinyal, dalam sekejap melanda seluruh Distrik Qingzheng.
‘Brak brak brak.’
‘Brak brak brak!’
Ratusan ketukan pintu bergema serentak, seluruh permukaan tanah di Distrik Qingzheng bergetar hebat seolah merespon suara ketukan tersebut.
Gelombang suara yang terbentuk memiliki kekuatan dahsyat, berubah menjadi serangan yang menghantam tembok dan pintu gerbang!
Ratusan bangunan di jalanan terkoyak dan berubah bentuk oleh ketukan pintu dan tangisan ini.
Di saat yang sama, pintu Gedung Ding'an juga mulai diketuk.
Tubuh Manajer Liu bergetar tak terkendali, jubah di bahunya terjatuh karena guncangan yang terlalu keras.
“Ini akhir——”
Gumamnya dengan putus asa.
Situasi Distrik Qingzheng semakin memburuk belakangan ini, malam ini terasa lebih mengerikan dari biasanya.
"Di waktu biasa, segel hantu yang ditorehkan Tuan Ma masih bisa sedikit melindungi. Tapi malam ini kejadiannya mendadak, segel hantu Tuan Ma di kota ini dihapus paksa. Di antara orang asing yang tiba-tiba datang ke Gedung Ding'an ini, sang 'Tuan' pemimpin mereka seolah memanggil hantu gentayangan untuk membuat segel hantu."
Entah apakah segel hantu ini bisa menahan hantu gentayangan.
"Semoga hantu itu tidak mendekat——" gumamnya sendiri, lalu menyesal:
"Harusnya pergi dulu ke Zhenmo Si, undang Tuan Zhu untuk berjaga."
"Ini semua salahmu!" Setelah selesai berbicara, dia melototi kakek tua penunjuk jalan sambil menggeretakkan gigi. Saat hendak memaki, tiba-tiba hawa dingin menyergap.
‘Hik hik hik——’
Tangisan perempuan yang samar, seperti nyaris putus nyawa, tiba-tiba bergema di luar Gedung Ding'an.
Bulu kuduk semua orang langsung merinding.
Orang-orang yang tadiki saling menyalahkan tak tahu kapan sudah bersembunyi di sudut. Hanya Manajer Liu dan kawan-kawan yang tak bisa menghindar, bahkan tak kuasa menyuruh orang mematikan lampu.
"Kenapa nasib sial ini memilih kami, bukan yang lain?"
Wajah Manajer Liu pucat pasi, gigi-giginya 'klik-klik' beradu.
