Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
Di halaman luas yang rapi, Nyx menggendong vas bunga, duduk melamun di kursi goyang.
Seorang pemuda berjas lab putih melewati koridor, membawa beberapa botol obat, mendekatinya.
“Kau datang menjengukku, Thanatos, anakku.” Nyx menoleh ke Lin Qiye, senyuman merekah di bibirnya.
Lin Qiye duduk di sebelahnya, mengangguk, “Saatnya minum obat.”
Dia menuangkan pil dari botol, membaginya dengan teliti menjadi tumpukan kecil, meletakkannya di telapak tangan Nyx.
“Yang baik, minum obat dulu.”
Tanpa ragu, Nyx menelan semua pil di tangannya, lalu menatap Lin Qiye penuh kasih sayang.
“Thanatos, sepertinya kamu punya masalah?”
Lin Qiye tertegun, dia tak menyangka pasien gangguan jiwa Nyx bisa langsung melihat kondisinya. Setelah ragu sejenak, dia mengangguk.
“Bisa dibilang begitu.”
“Ada yang bisa kubantu?”
“Sayangnya, urusan ini tak bisa kamu bantu.” Lin Qiye menggelengkan kepala.
Masalah kabur dari rumah dan luka hati yang ditanggung sendiri, mana mungkin orang luar bisa membantu?
Nyx tampak frustrasi. Tiba-tiba, matanya berbinar seolah teringat sesuatu:
“Kalau begitu, Thanatos, akan kuberikan hadiah untukmu.”
“Hadiah?” Lin Qiye terkejut.
“Ya, gelangku ini akan kuberikan. Bawa selalu di sisimu, maka...” Tangan Nyx meraba pergelangan tangannya...
Tapi setelah meraba-raba, dia menatap kosong ke pergelangan tangan yang gundul itu. Mana gelangnya?
“Gelangku... Ke mana gelangku?!”
Lin Qiye: ......
Ternyata dugaan tepat, Nyx memang sakit parah!
Nyx memiringkan kepala sambil mengerutkan alis, seolah sedang berpikir keras.
Saat Lin Qiye hendak pergi, tiba-tiba Nyx berseru: “Aku ingat!”
“Ingat apa?”
“Gelangku dimenangkan orang.”
“Dimenangkan?” Lin Qiye tertegun. Tak ada cerita mitos tentang gelang yang diperebutkan ini. “Dewa mana yang menang?”
“Bukan Tuhan.” Nyx menggelengkan kepala, menunjuk Lin Qiye, “Dia sama sepertimu.”
“Sama sepertiku……juga anakmu?” Lin Qiye mencoba berpikir sesuai logika Nyx.
“Bukan, dia sama sepertimu, juga memakai baju putih ini.”
Pupil Lin Qiye menyempit, alisnya berkerut rapat.
“Maksudmu, sebelum aku, ada orang lain yang memakai baju ini masuk ke ruanganmu dan memenangkan gelangmu?”
Nyx mengangguk.
Ekspresi Lin Qiye semakin menunjukkan keseriusan.
Tanpa disengaja, dia malah mendapatkan informasi penting dari mulut Nyx.
Dari penjelasannya, sebelum dirinya mengetuk pintu rumah sakit jiwa ini dan melepaskan Nyx, seharusnya ada orang lain yang pernah datang ke sini dan juga membuka pintu Nyx!
Dirinya……bukan satu-satunya tuan rumah di sini?
Tapi rumah sakit jiwa ini jelas ada dalam pikiranku, bagaimana mungkin ada orang lain yang masuk?
Lin Qiye teringat, mimpi pertamanya tentang mengetuk pintu rumah sakit jiwa terjadi lima tahun lalu……
Lima tahun lalu, tempat ini tiba-tiba muncul secara misterius dalam mimpinya.
Jangan-jangan……sebelum lima tahun lalu saat aku memimpikan rumah sakit ini, sudah ada orang lain di sini?
Memikirkan ini, Lin Qiye langsung duduk kembali dan bertanya serius: “Bagaimana cara dia memenangkan gelangmu?”
“Nyx mengingat sejenak, lalu berbicara: ‘Dia bilang, dia mau berlomba denganku. Jika aku menang, dia akan mengembalikan janinku. Jika aku kalah, aku harus menyerahkan gelang tanganku.’”
“Apa yang kalian lombakan?”
Bibir Nyx perlahan mengucapkan dua karakter: “Penciptaan.”
“Penciptaan? Akhirnya kamu kalah? Bagaimana mungkin?” Mata Lin Qiye dipenuhi keheranan, “Kamu ini Dewi Malam, salah satu dari lima dewa pencipta dunia. Bagaimana bisa kalah dari orang lain?”
“Aku tidak tahu, tapi aku benar-benar kalah.” Nyx menggelengkan kepala.
“Apa kamu masih ingat penampilannya?”
“Ingat. Saat itu dia terlihat baru berusia 12-13 tahun, rambut panjang hitam yang sangat cantik, dan ada pola aneh di sini.” Nyx menunjuk punggung tangannya.
“Gadis kecil 12-13 tahun bisa mengalahkanmu dalam penciptaan?” Mata Lin Qiye hampir melotot keluar, “Meskipun sekarang wujud dewa-mu rusak, tetap saja mustahil!”
Nyx tetap duduk, seolah kembali terjebak dalam kenangan.
Lin Qiye menarik napas dalam, lalu bertanya lagi: “Apa lagi yang kamu ingat tentangnya? Namanya?”
“Tidak tahu... Hanya ingat dia sepertinya bermarga... Ji?” Nyx menjawab dengan ragu.
“Ji...” Lin Qiye menggumamkan karakter itu.
“Sebelum aku kembali ke kamar, dia pergi ke sana.” Setelah berpikir sejenak, Nyx menunjuk ke sebuah ruangan di lantai tiga.
“Aku mengerti. Istirahatlah yang baik.” Lin Qiye melirik ke arah kamar itu, memberikan nasihat, lalu berbalik dan berlari menuju lorong.
Beberapa saat kemudian, Lin Qiye tiba di depan ruangan yang ditunjuk Nyx.
Di plat nama, tertulis tiga tulisan besar.
——Ruang Direktur.
Alis Lin Qiye berkerut sedikit saat ia mendorong pintu masuk.
Di balik pintu, terdapat sebuah kantor berukuran sedang yang terlihat agak berantakan.
Sebelumnya dia pernah masuk ke ruangan ini, jas lab putih ini juga diambil dari rak pakaian di dalam, tapi sepertinya tidak menemukan sesuatu saat masuk sebelumnya.
Mengingat Nyx mengatakan gadis itu pernah masuk ke ruangan ini, kemungkinan besar ada petunjuk penting yang tertinggal.
Kali ini, dia akan menggeledah tempat ini sampai tuntas!
Daripada membongkar lemari dan laci, dia memilih duduk mematung sambil perlahan menutup mata.
Berdasarkan Shenxu yang diberikan Kerubim padanya, dia bisa merasakan semua benda di ruangan ini dengan mudah - jauh lebih efisien daripada mengobrak-abrik barang.
Beberapa detik kemudian, matanya terbuka lebar-lebar tiba-tiba.
Ia berdiri dan mendekati meja kantor, meraba-raba lapisan tersembunyi di laci paling bawah sebelum mengeluarkan selembar surat kekuningan.
Ternyata benar ada!
Lin Qiye membuka amplop dengan gesit, mengeluarkan surat itu, lalu ekspresinya tiba-tiba berubah aneh.
Hiss... Tulisan ini kok kayak jelek ya!
Berantakan sekali, mirip siswa SD yang baru belajar menulis karakter.
“Untuk Seseorang:
Aku tidak tahu siapa kamu, tapi aku tahu kamulah tuan rumah sebenarnya di sini.
Saat menemukan surat ini, mungkin sudah bertahun-tahun berlalu. Jangan menertawakan tulisan tanganku yang jelek saat ini, soalnya aku masih kecil, nanti kalau sudah dewasa pasti akan bagus.
Maaf ya, sudah memaksa menahan rumah sakit jiwa milikmu di sini untuk sementara waktu, tapi mengingat sekarang semuanya sudah dikembalikan ke pemilik aslinya, jangan marah padaku dong!
Oh iya, aku sudah meminjam beberapa barang dari beberapa pasienmu, nanti ketika aku menemukanmu lagi, akan kukembalikan, tenang saja!
Terakhir, ingatkan lagi, di bawah kantor ini masih ada satu area lho～
Ketika aku sudah dewasa, aku akan mencarimu, orang asing, karena kaulah harapanku untuk pulang ke rumah.
Dah～
