“Kapten, Qiye masih hanya anggota dadakan. Sebelum diangkat jadi tetap, seharusnya tidak ikut operasi pembersihan misteri.” Alis Wu Xiangnan berkerut halus.
Chen Muye menggelengkan kepala, “Dari intel yang ada, makhluk mitos ini ahli dalam penyamaran dan infeksi, levelnya sendiri tidak tinggi. Qiye juga sudah latihan setengah bulan, kemampuannya meningkat banyak. Ini kesempatan bagus untuk mengasahnya. Lagipula dia dulu murid SMA 2, paling familiar dengan lingkungan sana, dan juga teman sekelas Liu Xiaoyan itu. Paling natural kalau dia yang mendekati Liu Xiaoyan.”
“Bicara soal ini,” Chen Muye kembali menatap Lin Qiye, melanjutkan, “Tentu saja, kamu adalah anggota sementara, aku tidak akan memaksamu. Jika kamu sendiri tidak mau pergi, bertanggung jawablah untuk tetap di sini.”
“Aku pergi.” Lin Qiye tidak menunjukkan keraguan sedikit pun.
Seperti yang dikatakan Chen Muye, setelah latihan selama lebih dari setengah bulan ini, kemampuan tempurnya telah meningkat banyak. Dia sangat membutuhkan kesempatan untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari.
Selain itu, untuk bisa bertahan di era berbahaya ini, kita harus segera membiasakan diri dengan bahaya itu sendiri. Meski Lin Qiye lebih suka menjaga diri sendiri, dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengasah kemampuan.
“Kalau begitu, mari mulai operasi.” Chen Muye berdiri, lalu menoleh ke Li Yifei, “Kamu ikut bersama Qiye dan yang lain.”
Li Yifei tertegun, “A-Aku ini kan orang biasa... Bagaimana kalau...”
“Mereka akan melindungimu dengan baik.” Nada bicara Chen Muye tetap datar, “Kamu pernah melihat makhluk mitos itu, kamu yang paling mengerti tentangnya di sini. Kamu harus pergi.”
Mendengar perintah yang hampir memaksa ini, Li Yifei mengangguk dengan wajah muram.
“Jika operasi kali ini berjalan lancar...” Chen Muye berjalan menuju pintu sambil berkata pelan, “...akan kuberi kesempatan untuk bergabung dengan Night Watch.”
Mata Li Yifei langsung bersinar!
Lin Qiye hendak pergi ketika Leng Xuan yang selama ini berdiri di sudut tiba-tiba memanggilnya.
“Lin Qiye.”
“Ya?”
Leng Xuan berjalan menghampirinya, mengeluarkan pistol hitam pekat dari pinggang belakang, lalu mengulurkannya pada Lin Qiye.
“Ini adalah……”
“Bawa saja, magasinnya penuh.” Leng Xuan berkata dengan datar.
“Tapi kemampuan menembakku… Bagaimana kalau sampai melukai orang lain?” Ekspresi Lin Qiye langsung berubah muram.
Leng Xuan menatapnya dengan pandangan penuh makna, lalu berbalik pergi, “Maksud pistol bukan cuma untuk pembantaian.”
Lin Qiye tertegun di tempat sesaat, akhirnya tetap memasukkan pistol ke saku dan melangkah menuju mulut lorong.
……
Dua puluh menit kemudian.
Tiga bayangan manusia membawa kardus berbeda, berdiri di depan pintu SMA No.2 dengan wajah muram.
“Qiye, seragam sekolah kalian kok jelek banget sih?” Hongying menatap seragam SMA merah-putihnya dengan nada meremehkan.
“Seragam cewek masih lumayan.” Lin Qiye menunjuk seragam biru-putihnya sendiri, “Seragam cowok baru benar-benar jelek. Lagipula, bagus tidaknya seragam tergantung orangnya. Kamu sih sudah cukup baik begini.”
Di bawah sinar matahari, Hongying mengenakan kaos putih lengan pendek, dilapisi seragam merah-putih dengan resleting terbuka yang berkibar tertiup angin. Rambutnya diikat tinggi seperti ekor kuda, sementara punggungnya menggendong kotak hitam panjang, seluruh penampilannya memancarkan semangat muda dan kegagahan.
Di sisi lain, Si Xiaonan tampil dengan penampilan yang berbeda. Dia mengenakan kaus lengan panjang bergambar kartun, seragam sekolah melilit di pinggangnya seperti ekor gaun, rambut hitam legamnya diikat menjadi dua gumpalan besar, membuatnya terlihat seperti gadis remaja yang pemalu dan hijau.
Hong Ying mengedipkan mata pada Lin Qiye sambil tersenyum, "Adik Qiye, tak kusangka kau begitu pandai berbicara!"
Lin Qiye: …
"Masalahnya sekarang, pelajaran pertama pagi ini sudah berjalan setengah, bagaimana kita bisa menyusup masuk." Lin Qiye melirik jam, lalu menatap satpam yang galak di pintu gerbang dari kejauhan.
"Dan kita juga membawa benda-benda ini, pasti akan ditahan dan diinterogasi." Si Xiaonan memandangi kotak hitam di tangannya, berkata dengan lembut.
"Apa susahnya?" Hong Ying mengangkat dagu dengan bangga, menunjuk ke dinding pagar setinggi dua meter tak jauh dari sana, "Panjat tembok saja!"
Lin Qiye merenung sejenak, lalu menoleh ke Si Xiaonan yang tingginya hanya sampai bahunya dan terlihat lemah, "Aku tidak masalah, tapi Xiaonan mungkin agak kesulitan…"
Si Xiaonan: (-？＿-？)
Diam-diam ia memutar mata ke arah Lin Qiye, tiba-tiba tubuhnya bergerak lincah mendekati dinding pagar. Ujung kakinya menjejak dinding beberapa kali dengan gesit, seluruh tubuhnya melayang seperti kupu-kupu yang ringan!
Dengan satu tangan membawa kotak hitam, tubuhnya berputar setengah lingkaran di udara sebelum mendarat tanpa suara di balik dinding pagar.
Lin Qiye: …
Hongying menutupi mulutnya sambil tertawa ringan, "Qiye, Xiao Nan meskipun seorang gadis lembut, tapi dia sudah bergabung dengan Penjaga Malam selama dua tahun, jangan remehkan dia ya..."
Setelah berkata begitu, Hongying juga cepat-cepat berlari ke arah dinding pagar, seperti burung bangau yang menempel di dinding sambil menginjak beberapa langkah dengan gesit, dengan elegan membalikkan dinding itu dengan santai.
Lin Qiye berjalan mendekati dinding pagar, dalam pikirannya terbayang penampilan spektakuler kedua perempuan tadi saat melewati dinding, sudut mulutnya berkedut halus.
Agak memalukan...
Ia menarik nafas dalam-dalam, melempar kotak hitamnya terlebih dahulu ke seberang, lalu melompat tinggi dengan kedua tangan menopang tepian dinding, melompati dengan mudah.
Meski terlihat cukup baik, tapi segalanya menjadi buruk ketika dibandingkan. Dengan penampilan spektakuler Hongying dan Si Xiao Nan sebelumnya, Lin Qiye langsung merasa ingin menyembunyikan wajahnya.
"Hmm, cukup baik, agak gagah tuh." Hongying mengembalikan kotak hitam Lin Qiye sambil tersenyum memberi semangat.
Lin Qiye menggelengkan kepala, hanya ingin segera mengakhiri topik ini, "Kalau begitu sesuai rencana, aku kembali ke kelas untuk mendekati Liu Xiaoyan, kalian pergi ke gedung kantor untuk menyelidiki Kepala Pengajar."
"Oke, untuk komunikasi pakai earpiece nirkabel ini." Hongying menunjuk earpiece transparan di telinganya, lalu berbalik dan pergi bersama Si Xiao Nan.
Setelah beberapa langkah, tubuhnya berhenti tiba-tiba, lalu menoleh dengan agak malu.
"Eh... Gedung kantor di mana ya? Dan kantor Kepala Pengajar di mana?"
Lin Qiye dengan pasrah menunjuk gedung tinggi di kejauhan, "403."
……
“……Jadi ingatlah, perubahan ganjil-genap tak berubah, simbol lihat kuadran. Jangan lupa rumus ini, sekarang kita lanjut ke soal berikutnya...”
Di podium, seorang pria paruh baya berkacamata memegang bahan ajar, menerangkan dengan semangat berapi-api.
Tiba-tiba, suara ketukan pintu menggema.
Dddak! Dddak! Dddak!
Semua orang menoleh ke pintu. Lin Qiye yang telah menghilang selama belasan hari berdiri tenang di ambang pintu dengan kotak hitam di tangan, tubuhnya sedikit membungkuk.
"Lapor."
"Lin Qiye?" Guru matematika terkejut melihatnya, "Kenapa kamu baru datang sekarang? Ke mana saja selama ini?"
"Mata saya kambuh lagi, dirawat di rumah sakit selama dua minggu."
"Begitu ya... Cepat masuk dan duduklah."
Guru matematika menyesuaikan kacamatanya. Terhadap murid spesial seperti Lin Qiye yang pernah menyandang disabilitas, mereka memang cenderung lebih toleran.
Di bawah tatapan penuh keheranan teman sekelas, Lin Qiye dengan tenang berjalan ke kursinya sendiri dan duduk.
Alisnya berkerut halus saat indra batinnya menyapu sekeliling ruangan.
"Anak-anak, kita lanjutkan pelajaran..." Guru matematika mengetuk papan tulis, menarik kembali perhatian murid-murid.
Lin Qiye menyentuh headset-nya secara samar. Suara Chen Muye terdengar:
"Lin Qiye, bagaimana kondisinya?"
"Saya sudah masuk ke ruang kelas," bisiknya pelan.
"Bisakah 'Forbidden Ruin'-mu mengidentifikasi mereka?"
"Bisa."
"Berapa jumlahnya?"
Alis Lin Qiye berkerut, suaranya terdengar tegang, "Tidak baik..."
