Li Yifei menggerutu, “Kalau soal kejam, tetap kau yang paling kejam!”
Lin Qiye hendak berbicara lagi saat suara dari headset-nya membuat wajahnya berubah.
“Ada apa?”
“Hong Ying sedang dalam masalah.” Tanpa basa-basi, Lin Qiye langsung menyambar kotak hitam dan berlari ke luar kelas.
“Eh! Tinggal satu menit lagi kelas dimulai!” Li Yifei refleks mengingatkan, baru kemudian tersadar bahwa hari-hari tenang duduk di kelas sudah berlalu.
Dia langsung menyusul Lin Qiye yang sedang berlari, tepat di depan pintu bertabrakan dengan guru bahasa Inggris!
“Li Yifei？Kelas akan segera dimulai, kenapa kamu buru-buru lari ke mana?” Guru Bahasa Inggris melotot padanya, berkata dengan kesal.
“Kelas?” Li Yifei langsung menyibakkan guru, berlari kencang ke arah jauh sambil berteriak balik, “Di saat seperti ini, masih mau sekolah sialan! Zaman sudah berubah, Guru!”
Guru Bahasa Inggris:（｀⌒′メ）？？！
Li Yifei mengikuti Lin Qiye dengan kecepatan sprint 100 meter sampai ke bawah asrama putri, di mana sudah ada kerumunan orang yang mengelilingi area tersebut.
“Kalian dengar tadi? Sepertinya ada suara ledakan keras di dalam!”
“Dengar! Seperti ada teriakan sesuatu yang menakutkan!”
“Mana mungkin? Aku cuma dengar ledakan, mungkin ada yang menyimpan peralatan elektronik ilegal sampai menyebabkan kebakaran?”
“Ada yang sudah lapor polisi?”
“Ada yang sedang menelepon, pemadam kebakaran pasti segera datang. Kita harus mengamankan lokasi dulu.”
“Eh? Kok sinyalnya hilang?”
“Aku juga tidak ada!”
“Aneh...”
……
Di luar Gerbang No.2 Sekolah Menengah.
Leng Xuan duduk di sudut tersembunyi, meletakkan papan peringatan lalu menggoreskan ujung jarinya dengan pisau, luka kecil itu segera mengeluarkan beberapa tetes darah.
Dengan ekspresi datar dia mengulurkan tangan, melukis garis panjang di permukaan papan peringatan.
“Dulu Lao Zhao membuatnya seperti apa ya...” Leng Xuan bergumam, mengingat sejenak sebelum menyatukan kedua telapak tangannya dan menekan ke bawah!
“Forbidden Ruin, 【Wilayah Tanpa Batas】.”
Satu detik, dua detik, tiga detik...
Sepuluh detik berlalu, papan peringatan itu masih sama sekali tidak bereaksi.
Sudut mulut Leng Xuan berkedut halus, setelah berpikir, "Bukan darahnya kurang banyak?"
Lalu, dia mengeluarkan pisau lagi, menggoreskan luka di tangan kiri, dan mencoretkan garis horizontal di papan peringatan.
"Larangan, 【Wilayah Tanpa Batas】!"
Masih tidak ada reaksi sama sekali.
Dengan kesal, Leng Xuan menampar-nampar permukaan papan peringatan, persis seperti sedang memukul televisi tua yang rusak.
Setelah dua kali tamparan, papan peringatan bergetar halus. Kain tak kasat mata mulai membentang darinya, menyambung dengan dua papan lain, menyelimuti seluruh area Sekolah Menengah II.
"Kali ini benar." Leng Xuan berdiri dengan puas, mengangkat kepala ke kejauhan, lalu langsung tertegun, "Eh? Kenapa warna【Wilayah Tanpa Batas】kali ini berbeda..."
……
"Sial! Kalian lihat! Langit kenapa berubah jadi hijau?!"
"Benarkah? Ajaib sekali!"
"Cepat, abadikan ini!"
"Siapa gerangan yang malang sampai dikhianati sebegitu parahnya?"
"Harus seberapa parah dikhianati sampai bisa muncul fenomena aneh begini?"
“……”
Langit yang tiba-tiba berubah warna langsung menyedot perhatian semua orang, bahkan guru dan murid yang sedang belajar pun keluar kelas, menunjuk-nunjuk ke langit.
"Qiye, ini... ini kondisi apa?" Li Yifei memandang langit kehijauan, hatinya merasa aneh.
Alis Lin Qiye berkerut halus, "Tak tahu, mungkin ada hubungannya dengan【Wilayah Tanpa Batas】, itu tidak penting."
Pandangannya tertuju pada asrama putri yang dikepung kerumunan yang sulit bergerak, alisnya semakin berkerut.
“Mereka menutup asrama perempuan, di depan umum, aku agak sulit masuk. Bantu aku membuat keributan untuk mengalihkan perhatian mereka.”
“Buat keributan?” Li Yifei tertegun, “Keributan seperti apa?”
“Terserah, kamu bisa pura-pura sakit jantung mendadak atau menari striptease, asalkan bisa menarik perhatian mereka.”
“Ini... Aku tidak bisa melakukan itu!”
“Li Yifei.”
“Ya?”
Lin Qiye berbalik, menatap mata Li Yifei dengan serius, “Karena kamu berencana bergabung dengan Night Watch setelah kejadian ini, kamu harus siap mengorbankan segalanya... Termasuk keperawananmu.”
“...Tunggu, kenapa gabung Night Watch harus mengorbankan keperawanan?” Li Yifei mengerutkan kening.
Tiba-tiba, lirikannya menangkap seseorang di kerumunan. Setelah berpikir sejenak, dia memantapkan hati!
“Baik, pergilah. Aku yang akan mengalihkan perhatian.”
Lin Qiye mengangguk, berputar mengelilingi kerumunan menuju garis polisi, memberi kode mata pada Li Yifei.
Li Yifei menarik napas dalam-dalam, lalu berteriak ke arah kerumunan!
“Wu Shujie!!”
Suara kerasnya seketika membungkam keramaian. Semua orang serentak menoleh, heran melihat pria yang tiba-tiba muncul di bawah asrama perempuan ini.
Di antara kerumunan, Wu Shujie juga menoleh, menatap Li Yifei yang berwajah serius dengan penuh kebingungan.
Di samping, sudut mulut Lin Qiye berkedut halus, "Dia ini, jangan-jangan mau..."
"Wu Shujie!" Li Yifei berteriak lagi, "Aku suka padamu!!!"
Mendengar empat kata ini, sorakan langsung meledak dari kerumunan.
Begitulah siswa SMA, mereka akan menunjukkan ketertarikan ekstra pada segala hal selain belajar, seperti kebakaran yang tiba-tiba muncul, atau... seseorang yang mengaku cinta di depan umum.
Jelas, daya tarik opsi kedua jauh lebih kuat bagi mereka dibanding yang pertama.
Semangat gosip dalam hati semua orang langsung menyala berkobar-kobar!
Mereka mengarahkan pandangan penuh semangat ke Wu Shujie di tengah kerumunan, bahkan sengaja mundur beberapa langkah untuk memberinya ruang.
Lin Qiye menyergap kesempatan, dalam sekejap mata sudah melewati garis polisi dan masuk ke asrama putri.
Wu Shujie menunduk, tak berani menatap mata Li Yifei. Setelah diam sejenak, perlahan dia berbicara:
"Maaf... aku sudah punya orang yang disukai."
Mendengar kalimat ini, otak Li Yifei langsung kosong. Dalam kebingungannya, tiba-tiba ia seolah memahami perasaan Wang Shao sebelumnya.
"Kamu... suka siapa?"
Wajah Wu Shujie memerah malu-malu, "Aku... aku suka Lin Qiye..."
“……”
Begitu mendengar tiga suku kata 'Lin Qiye', ekspresi Li Yifei langsung berubah dramatis. Refleks ia melirik ke pintu asrama putri, tapi siluet Lin Qiye sudah tak terlihat lagi.
Dia terdiam lama, lalu perlahan menengadah ke langit hijau zamrud di atas kepala.
Matanya mulai berkaca-kaca.
Liu Yuan...
Jangan menangis, aku Li Yifei mengerti perasaanmu!
……
Dor——！！
Ujung senjata yang berputar-putar menciptakan kilauan api yang memukau, seperti rumbai merah panjang yang menghias ujung tombak. Percikan bunga mawar bermekaran di lorong gelap.
Siluet berumbai merah berlari cepat di antara para monster. Senjata panjangnya menyapu, dan dalam sekejap kepala seekor monster terpenggal lalu terbakar menjadi abu.
Monster-monster yang tersisa mulai menunjukkan ketakutan, serentak mundur beberapa langkah.
Di hadapan mereka.
Sang Rumbai Merah memegang tombak berapi, rambut panjangnya berkibar perlahan sambil mondar-mandir mendekat.
