Fungsi senjata bukan hanya untuk pembantaian.
Tapi juga ancaman.
Saat monster yang tiba-tiba muncul membawa ketakutan gila, hanya ketakutan lain yang bisa membuat mereka tenang sesaat.
“Kamu siapa? Kenapa punya pistol?”
“Bukan! Apakah kamu polisi!”
“Selamatkan kami! Ada monster di sekolah!”
“Tolong!!”
“……”
Setelah tertegun sebentar, para siswa kembali ribut, mendesak Lin Qiye sambil berteriak-teriak memenuhi gerbang kampus.
Alis Lin Qiye berkerut. Dia tidak mundur malah maju!
Jari-jarinya menekan pegangan kotak hitam dengan lembut, sisi kotak hitam langsung terbuka, sebilah pedang lurus dalam sarung terpental keluar——！
Lin Qiye secepat kilat menggenggam gagang pedang, krang——！
Pedang lurus keluar dari sarungnya！
Mata pedang yang memancarkan cahaya biru muda membelah udara, menciptakan dengung halus, menyambar ke arah siswa pria yang paling depan seperti kilat！
Pupil siswa pria itu menyempit tiba-tiba, seluruh kepalanya mengembang, seolah sesuatu akan keluar sejenak lagi！
Namun, pedang Lin Qiye lebih dulu memenggal kepalanya！
Sebuah kepala monster mengerikan penuh daging dan gigi taring terlempar tinggi, darah kental menyiprat ke sekujur tubuh murid-murid di sekitar yang mematung menatap pemandangan ini, membeku di tempat seperti patung.
Sejak mereka kehilangan kendali menyerbu Lin Qiye, hingga Lin Qiye mencabut pedang, mengayunkan, dan memenggal, hanya sekejap mata, murid-murid ini masih belum bisa sadar dari realita yang penuh dampak visual.
Beberapa detik kemudian, teriakan menusuk menggila berkumandang.
Monster... selama ini tersembunyi di sekitar mereka？
"Sunyi！" Lin Qiye membentak, kilatan cahaya keemasan berkelebat di sudut matanya！
Kerumunan yang kacau langsung sunyi senyap！
Saat Lin Qiye bersuara, tekanan tak terduga menghantam seperti ombak di hati mereka, langsung membuat mereka terpana.
“Sekarang, di antara kalian sudah tidak ada monster yang tersembunyi, kalian bisa langsung keluar gerbang sekolah, akan ada orang yang membukakan pintu untuk kalian!” Lin Qiye memasukkan pedang lurus ke sarungnya, berkata dengan tenang, “Tapi, semuanya harus keluar secara berurutan, jangan berdesakan, kalau sampai kulihat ada yang melanggar peraturan…”
Lin Qiye perlahan mengangkat laras pistol, mengayun-ayunkannya di hadapan semua orang.
Mendengar kalimat ini, siswa-siswa yang hadir segera berbalik arah berlari ke gerbang sekolah. Meski terlihat agak terburu-buru, masih ada tata tertibnya. Beberapa siswi yang limbung tak bisa berjalan pun dibantu siswa pria menuju gerbang sekolah.
Saat itu, 【Wilayah Tanpa Batas】di gerbang sekolah tersibak sebagian, memperlihatkan jalan keluar menuju dunia luar.
Di luar 【Wilayah Tanpa Batas】, sudah ada petugas khusus yang akan melakukan penghapusan kenangan pada mereka. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan Lin Qiye.
Hanya gelombang siswa ini saja sudah sekitar empat ratus orang, masih banyak siswa lain yang berduyun-duyun datang dari gedung sekolah ke sini. Mereka semua murid kelas 1 dan 3 SMA.
Jumlah yang terinfeksi di kelas 1 dan 3 SMA memang tidak banyak, ditambah lokasi gedung sekolah yang dekat dengan gerbang. Tidak sulit melarikan diri dari gedung setelah monster muncul. Tapi masalahnya, masih ada yang terinfeksi belum ketahuan, bersembunyi di antara kerumunan siswa yang kacau.
Mereka bagai bom-bom yang sangat tidak stabil. Tak ada yang tahu kapan akan meledak. Tapi yang pasti, saat mereka meledak, itu akan menjadi jerami terakhir yang menghancurkan mental siswa.
“Misalnya sekelompok murid yang akhirnya bisa lepas dari monster, bersembunyi di tempat aman, baru saja melepaskan kewaspadaan dalam hati, tiba-tiba rambut teman sekelas di sisimu retak terbuka...”
“Meski daya pukul monster terbatas, hal-hal absurd yang dilakukan manusia karena kepanikan sama sekali tak ada batasnya.”
“Untung ada Lin Qiye si alat deteksi manusia ini, yang bisa dengan mudah menemukan monster yang menyamar di kerumunan, langsung membunuhnya. Murid yang terdeteksi aman juga bisa meninggalkan tempat ini melalui 【Wilayah Tanpa Batas】.”
“Dengan jumlah murid sebanyak ini, kalau nekat tinggal di sekolah malah akan menambah ketidakpastian. Lin Qiye tidak sanggup mengantarkan semua murid pergi, tapi yang bisa diantar sebisa mungkin.”
“Untungnya fisik pelajar SMA sekarang cukup baik, dalam beberapa menit sudah 1300-1400 orang berlari ke gerbang sekolah. Setelah diperiksa Lin Qiye, mereka meninggalkan sekolah. Gedung kelas 1 dan 3 SMA sudah hampir kosong.”
“Bisa tutup lorongnya, aku mau masuk menyelamatkan orang.” Lin Qiye berkata ke headset yang tersambung ke Leng Xuan.
“Leng Xuan mengiyakan. Sesaat kemudian lorong 【Wilayah Tanpa Batas】 pelan menutup kembali, seluruh sekolah kembali terisolasi dari dunia luar.”
“Saat Lin Qiye bersiap berangkat, langit tiba-tiba berkedip seperti televisi tua dengan kontak buruk, kemudian menjadi suram.”
“Tidak jelas maksudnya?”
“Aku masih belum terlalu familiar dengan【Wilayah Tanpa Batas】, sepertinya menyentuh tempat yang aneh…” suara Leng Xuan terdengar dari sisi lain headset, “Akan memengaruhimu? Aku akan mempelajarinya lagi…”
Lin Qiye mengangkat kepala memandang langit merah darah, lalu menghela napas.
“Menurutku warna hijau zamrud lebih ramah. Soalnya pemandangan sekarang ini… persis seperti kiamat.”
Di bawah kubah langit merah darah, suasana kampus terasa mistis dan tidak beres. Teriakan dari gedung kelas 2 SMA yang jauh bercampur dengan raungan monster, bergema di angkasa. Aroma darah samar-samar tercium di udara, membuat alis Lin Qiye berkerut.
Dia menggelengkan kepala, mengusir pikiran kacau di benaknya, lalu menggedor pintu sambil berlari mencari di antara gedung kelas 1 dan 3 SMA.
……
“Alan… Aku, aku takut sekali!”
“Ssst!” Alan mengintip dari bilik toilet, melihat ke luar sebentar sebelum pelan-pelan menyembunyikan diri lagi, “Kecilkan suara, jangan sampai menarik perhatian monster itu.”
“Tapi kenapa kita tidak ikut lari ke luar seperti mereka, malah bersembunyi di sini?” tanya gadis lain.
Di dalam bilik toilet sempit dan gelap ini, tiga gadis berdesakan. Wajah mereka penuh ketakutan, bibir mereka pucat.
"Alan menurunkan suaranya, matanya berkilau penuh semangat," Kau tidak lihat di film-film malapetaka? Saat kiamat tiba, yang nekat keluar pasti mati! Menurut pengalaman nontonku bertahun-tahun, memisahkan diri dari kerumunan dan bersembunyi di tempat aman sambil menunggu bantuan adalah cara terpintar!"
"Tapi... ini bukan film!" Gadis di sampingnya berkata dengan suara hendak menangis," Lagian, kamu yakin toilet tempat yang aman?"
"Aku juga ingin cari tempat lain, tapi di gedung sekolah seluas ini, selain ruang kelas ya toilet. Di mana lagi?" Alan menghela napas pasrah," Tapi tenang, kita bersembunyi di sini pasti tak apa."
Kreek——!
Sebelum Alan selesai bicara, pintu bilik toilet tiba-tiba terbuka.
Tiga gadis di dalam bilik itu serentak menjerit!
Saat mereka melihat yang membuka bukan monster, melainkan seorang pemuda membawa pedang, mereka serempak menutup mulut.
"Tak apa? Justru ini masalah besar." Lin Qiye berbicara datar.
Pedang lurus di tangannya terhunus seketika, dalam tatapan panik ketiga gadis itu, segera memenggal kepala salah satunya.
Sebuah kepala berdarah-daging yang mengerikan jatuh bergulingan.
