"Aaaaaaah!!!"
"Diam!"
"Kau... kau membunuh Xiuxiu!"
"Dia sudah bukan dirinya lagi, belum sadarkah kau?"
“Melihat langsung saudari yang tadi masih bersembunyi bersama di bilik berubah menjadi monster, lalu dipotong menjadi dua dengan sekali tebasan, dua gadis ini sudah benar-benar terpaku ketakutan, kaki panjang mereka mulai limbung.”
“Lin Qiye dengan tak berdaya membantu mereka keluar dari toilet. Di depan pintu sudah berkumpul belasan pria-wanita yang berhamburan. Melihat Lin Qiye benar-benar membawa dua gadis keluar, tatapan mereka penuh kekaguman.”
“Benar ada orang di dalam? Senior Qiye, kamu terlalu hebat!”
“Dari jarak 10 meter saja sudah tahu ada orang di dalam, ini... Senior Qiye, apakah kamu praktisi kultivasi? Boleh aku ikut?”
“Diam saja ngapain? Sekarang bukan waktu untuk mengobrol! Cepat bantu pegangin!”
Barulah semua orang tersadar, bergegas maju untuk menopang dua remaja yang diselamatkan itu.
Mereka semua adalah yang selamat yang diselamatkan Lin Qiye dari sudut-sudut kelas 1 dan 3 SMA. Banyak juga gadis yang ketakutan sampai limbung seperti kedua tadi, untungnya sebagian besar siswa pria cukup tangguh, tidak ada yang sampai takut sampai tidak bisa berjalan.
“Senior Qiye, selanjutnya bagaimana?”
“Dua gedung sekolah ini sudah selesai disisir. Kalian sembunyi di aula besar yang tadi kita lewati. Tempat itu sudah kubersihkan.” Lin Qiye berkata datar.
“Kalau kamu?”
“Gedung kelas 2 SMA adalah area terparah. Aku masih harus menyelamatkan orang.”
“Kalau aku ikut boleh tidak? Tadi aku juga berhasil mengusir monster dengan kapak pemadam, aku bisa membantu!” kata seorang siswa pria yang terlihat cukup kekar.
“Tidak perlu, aku pergi sendiri saja.” Lin Qiye menggelengkan kepala, mengulurkan tangan menunjuk ke arah gadis yang kakinya lemas di dalam barisan, “Kapak pemadammu, lebih baik dipakai untuk melindungi mereka.”
“Kalau begitu, baiklah.”
Lin Qiye tak lagi berlama-lama, setelah memberikan beberapa instruksi ia langsung berlari menuruni tangga dan menerjang ke arah gedung kelas 2 SMA yang paling dalam.
Sekitar 60% monster yang bersembunyi di area kelas 2 SMA menguasai seluruh sekolah, dan sekarang sudah hampir sepuluh menit sejak monster-monster itu mengamuk di seluruh sekolah. Entah sudah seperti apa kondisi di sana...
Semoga mereka cukup pintar.
……
“Cepetan! Siswa pria dorong semua meja kursi ke lorong, tutup rapat lorongnya!”
“Ayo, kerahkan tenaga! Jangan biarkan mereka menerobos ke atas!”
“Siswa wanita? Berhenti teriak-teriak tak karuan! Segera bantu membalut yang terluka!”
“Apa? Masih ada beberapa yang selamat di lantai tiga? Sialan, Tim Kapak! Ikut ayah serbu!”
“Guru Wang, lantai ini kami serahkan pada bapak!”
Di balkon lantai lima yang kacau balau, Li Yifei terus meneriakkan perintah. Saat ini hampir seluruh siswa kelas 2 SMA dikumpulkan di lantai ini, barikade meja kursi yang sangat rapat telah menutup total kedua lorong tangga, puluhan monster di bawah terus menghantam dengan gila.
Guru Wang yang berkacamata dan bersikap sopan mengangguk mantap, “Tenang, serahkan lantai ini padaku, pengalamanku bertahun-tahun main permainan tower defense bukan cuma omong kosong!”
Li Yifei menyambar sebuah kapak pemadam kebakaran, menyandangnya di punggungnya, lalu berteriak ke arah lorong di sisi lain. Beberapa siswa pria berotot yang juga membawa kapak pemadam atau tongkat besi dan raket tenis segera berlari cepat-cepat mendekat.
"Kelas 8 di lantai tiga masih menjebak lebih dari dua puluh teman sekelas di ruangan! Kita harus menyelamatkan mereka!" penjelasan singkat Li Yifei diikuti beberapa siswa pria yang segera mengikat baju menjadi tali tebal, melilitkannya di pagar lorong dan menjulurkannya langsung ke bawah.
Setelah menarik-narik tali itu dan merasa cukup kuat, Li Yifei memanjat pagar terlebih dahulu. Tangannya menggenggam erat tali kasar itu, menirukan adegan di televisi sambil turun perlahan-lahan.
Beberapa siswa pria di belakangnya meniru cara yang sama. Meski terlihat tegang, prosesnya masih teratur.
"Guru Wang, apakah Li Yifei dan teman-temannya tidak akan menghadapi bahaya?" seorang gadis bertanya dengan wajah khawatir sambil menatap pemandangan ini.
Guru Wang menatap mereka dengan pandangan dalam-dalam, menghela nafas. "Bagaimana mungkin tidak berbahaya? Tapi aku percaya pada kemampuannya..."
"Li Yifei tampan sekali, kenapa dulu tidak pernah terlihat?" bisik-bisik gadis di sampingnya.
"Dalam setiap era kegelapan sejarah, selalu ada orang-orang biasa yang tiba-tiba muncul menjadi penuntun di depan kerumunan."
"Murid-murid seperti Li Yifei yang biasanya terlihat tak terselamatkan, justru memiliki potensi tak tergantikan dalam lingkungan seperti ini."
“Jangan pernah meremehkan siapa pun, sekalipun dia tampak tak berarti, mungkin suatu hari akan memancarkan kilauan yang berkilauan.” Guru Wang mendorong kacamatanya, lalu seolah tersadar akan sesuatu, menoleh dan menasihati gadis itu, “Ngomong-ngomong, larang pacaran dini.”
“……”
Li Yifei dan beberapa orang lainnya berhasil mendarat di lorong lantai tiga menggunakan tali tebal. Saat ini sebagian besar monster telah tertarik di lorong antara lantai empat dan lima, di seluruh lantai tiga hanya tersisa dua monster yang mengitari pintu ruang kelas 8.
Semua pintu dan jendela kelas 8 telah ditutup rapat dengan kursi dan meja oleh seseorang, menyebabkan kedua monster ini hanya bisa berkeliaran di luar ruang kelas, sama sekali tak bisa menerobos masuk.
Yang pintar, bukan cuma Li Yifei seorang.
Suara kedatangan Li Yifei dan kawan-kawan di lorong sangat halus, dua monster itu awalnya tak menyadari kehadiran mereka. Baru ketika mereka berjalan jinjit mendekati area belakang monster, makhluk itu mulai waspada.
Kedua monster itu menoleh kasar, menemukan Li Yifei dan kawan-kawan yang mengendap di belakang, membuka rahang mengerikan mereka siap melakukan aksi.
“Tahan!” teriak Li Yifei keras-keras.
Empat lima siswa pria menyambar kursi dari dalam kelas, berteriak lantang lalu menerjang kedua monster itu.
Meski ahli dalam memangsa manusia, tenaga monster ini tak jauh beda dengan manusia biasa. Di bawah hantaman gila kursi oleh para siswa pria, mereka malah terhambat dengan pasrah. Namun gigi-gigi tajam yang rapat itu menggerogoti kursi hanya dalam dua kali gigitan, membuatnya benar-benar hancur.
Dalam momen singkat itu, beberapa siswa pria yang tersisa langsung berbondong-bondong menyerang. Kapak pemadam dan pukulan rotan dihujamkan mati-matian ke mulut monster. Setelah dihajar habis-habisan, tubuh monster mulai kejang-kejang lalu terjatuh terlentang dengan kepala hancur berkeping-keping.
Beberapa siswa pria terengah-engah berat, namun sudut bibir mereka tak bisa menahan senyuman. Mata mereka dipenuhi emosi yang meluap.
Mereka bersatu padu berhasil membunuh dua monster mengerikan!
"Cepat, manfaatkan waktu untuk menyelamatkan orang!" teriak Li Yifei sambil berlari ke pintu kelas dan mengetuk dengan cepat.
Sementara itu siswa-siswa kelas 8 di dalam ruangan terus mengintip celah-celah meja kursi mengamati keributan di luar. Melihat kelompok Li Yifei benar-benar berhasil membunuh monster, mereka segera membuka sebuah pintu. Beberapa siswa pria langsung keluar.
"Aku Li Yifei dari kelas 2. Ayo ikut kami mengungsi!" ucap Li Yifei membuka pembicaraan.
"Mengungsi? Mau lari ke mana?" Siswa paling depan menggelengkan kepala, jarinya menunjuk ke lantai satu. "Sekarang lantai satu sudah sepenuhnya dikuasai monster. Setidaknya ada sepuluh monster di sana. Kami sama sekali tak bisa menembus. Kalian bisa bunuh dua, tapi apa sanggup hadapi sepuluh?"
"Kita akan naik ke atas," kata Li Yifei dengan serius. "Kami sudah habisi monster di lantai lima. Di kedua sisi lorong sudah kami tumpuk meja kursi sebagai benteng. Sekarang sebagian besar siswa di gedung ini berlindung di sana."
"Lantai lima?" Siswa itu menyungging senyum. "Ku tanya, sekarang kita di lantai berapa?"
"Lantai tiga."
"Sekarang monster berkumpul di mana?"
"Lantai satu, dua, dan empat..."
“Kalau begitu, seperti yang kamu katakan, kita menembus ke lantai lima, lalu bagaimana cara menghindari area lantai empat yang paling padat monster? Sekalipun kita berhasil lolos dari lantai empat, seperti katamu, lorong lantai lima kalian sudah benar-benar tertutup rapat... Apakah kalian sempat membuka pintu untuk kami, menunggu seluruh anggota kami masuk, lalu menutupnya kembali?” Ia menunjuk tali tebal yang melayang di koridor lantai tiga, “Atau menurutmu, 28 orang kami ini bisa memanjat ke lantai lima lewat tali ini?”
Li Yifei terdiam tak bisa menjawab.
