An Qingyu membuka mulut seolah ingin bertanya, tapi setelah ragu-ragu, dengan bijak memilih diam.
Dia sangat tertarik pada identitas Lin Qiye dan kemampuan tempurnya yang melebihi manusia biasa, tapi di depan umum, jika dia bertanya, sepertinya Lin Qiye tidak akan menjawab, malah bisa memicu kebencian dari pihak lawan.
"Qiye, ini adalah jenius langka sepuluh tahun sekali di Kota Cangnan kami, anak kesayangan SMA No.2. Pernah dengar namanya?" Li Yifei membuka percakapan dengan nada memperkenalkan.
"Tidak pernah dengar."
“……”
"Sekarang bukan waktu untuk membahas ini," kata Lin Qiye dengan datar. "Lebih baik kita antar semua murid ke aula besar dulu, situasi di sana relatif lebih aman."
Li Yifei tertegun, "Tapi kita sama sekali tidak bisa turun... Lantai satu sudah penuh monster..."
Di tengah kalimat, Li Yifei tersadar bahwa pertanyaannya mengandung kekonyolannya.
"Mati semua. Kalau tidak, menurutmu bagaimana caraku naik ke sini?" Tatapan Lin Qiye ke Li Yifei seperti melihat seorang idiot.
"Kau benar-benar jagoan." Li Yifei menyeringai. "Jadi kau mau terus naik untuk menyelamatkan orang?"
"Tentu."
"Aku ikut." Li Yifei bersikap tegas. "Tenang saja, kalau ikutmu aku pasti tidak jadi beban. Lagipula sekarang mereka lebih percaya padaku, aku bisa membantumu mengontrol situasi."
Lin Qiye hanya ragu sebentar sebelum mengangguk. "Bawa Tim Kapakmu, ikut aku naik."
Meski secara lahiriah tidak terlihat perubahan, setelah seharian bertarung mati-matian dengan total hampir 20 monster yang tewas di tangannya, baik stamina fisik maupun kondisi mental Lin Qiye terkikis habis. Dia sudah lelah.
Ada Li Yifei dan Tim Kapak-nya yang bisa membantu meredakan tekanan yang dia hadapi.
"Aku juga ikut." An Qingyu tiba-tiba berbicara.
"Kamu?"
"Saya bisa membantu Anda merencanakan strategi dan menganalisis kebiasaan monster." An Qingyu menatap mata Lin Qiye dengan tenang, tanpa sedikitpun keinginan untuk mundur.
Li Yifei mendekat ke telinga Lin Qiye dan berbisik, "Menurutku, anak ini cukup pintar."
Lin Qiye ragu sejenak lalu mengangguk pelan, "Baiklah, tapi saya tidak bisa menjamin keselamatanmu."
Lagipula dia sudah membawa satu tim kapak lengkap, menambah satu orang lagi tidak akan membuat perbedaan.
"Tidak masalah, saya tidak takut mati." Tatapan An Qingyu berbinar-binar penuh semangat.
Setelah memberikan instruksi ke siswa lain di kelas, Lin Qiye menyuruh mereka pergi ke Aula Besar yang letaknya tidak jauh dari gedung kelas 2 SMA. Ditambah lagi Lin Qiye baru saja membersihkan monster di sekitar, kecil kemungkinan akan menemui bahaya.
"Li Yifei."
"Ada apa?"
"Bagaimana kondisi di lantai atas?"
"Lumayan, menghalangi monster di lantai empat seharusnya tidak masalah."
"Baik, kita istirahat di sini sebentar."
Lin Qiye duduk di bangku sembarangan. Banyak monster di lantai empat, untuk bisa dengan susah payah menerobos ke atas, dia butuh stamina dan kondisi mental yang cukup.
"Hongying jie, bagaimana kondisi di sana?" Lin Qiye menghidupkan headset-nya.
“Aku tidak berhasil menangkapnya. Sebelumnya aku mengejarnya hampir separuh sekolah, lalu dia menyelip ke hutan belakang sekolah kalian dan menghilang.” Suara Hongying dari headset terdengar frustrasi.
Hati Lin Qiye kembali tenggelam.
Jika tubuh utamanya tidak mati, maka peristiwa kali ini tidak akan berakhir. Sekalipun dia bisa menyergap dan membunuh monster di sekolah satu per satu, itu hanya solusi sementara yang tidak menyelesaikan akar masalah.
“Lalu sekarang kalian di mana?”
“Xiao Nan sedang mencoba melacak jejak monster. Kita akan terus mengejar, asalkan【Wilayah Tanpa Batas】masih aktif, dia tidak akan bisa kabur dari sekolah ini.”
“Baik.”
“Ngomong-ngomong, Wu Xiangnan sudah menyelidiki monster ini.”
Mata Lin Qiye berbinar.
“Monster ini adalah Naga Sheyao, mungkin berasal dari legenda pedesaan. Wu Xiangnan sudah mencari di semua kitab mitologi tapi tidak menemukan datanya, akhirnya baru menemukan petunjuk di buku kuno yang rusak.”
“Naga Sheyao?”
“Jenis ular ini punya kemampuan kamuflase luar biasa dan kecerdasan setara manusia. Setelah menelan makhluk hidup, dia bisa menanam benih ular di dalam tubuh korban, mengubah cangkang tubuh menjadi keturunannya, dan mengendalikan gerakan mereka. Tapi produksi benih ular terbatas, bahkan tubuh utamanya hanya bisa menghasilkan satu benih per hari, sedangkan keturunan butuh tiga hari. Baik tubuh utama maupun keturunannya tidak terlalu kuat setidaknya sampai masa dewasa.”
“Ternyata begitu.” Lin Qiye mengelus dagunya.
“Dari situ terlihat, siluman ular ini sudah ada lebih lama dari yang dia bayangkan. Dengan jumlah keturunan siluman ular sebanyak ini, mungkin ia sudah berada di sekolah ini lebih dari sebulan.”
“Ia sangat berhati-hati dan penuh kehati-hatian.”
“Saat Lin Qiye sedang berpikir, An Qingyu mendekatinya tanpa bersuara.”
“Ada urusan apa?”
“Aku ingin bertanya sesuatu.”
“Jika kamu ingin menanyakan apakah aku superhero atau praktisi kultivasi, lebih baik lupakan saja.”
“Tidak, yang ingin kutanyakan adalah... monster seperti ini, apakah selalu ada di tempat-tempat yang tidak kita ketahui?” An Qingyu mengulurkan jarinya menunjuk mayat monster yang terpenggal di luar.
“Lin Qiye ragu sejenak, lalu mengangguk.”
“Lalu mengapa kita masih bisa hidup dengan tenang seperti ini?”
“Lin Qiye memandangnya, lalu berkata pelan: 'Karena ada yang berjaga di malam hari untuk umat manusia.'”
“Secara prinsip, Lin Qiye seharusnya tidak menjawab pertanyaan ini. Tapi kan ingatan mereka nanti akan dihapus, jadi tak masalah bagaimana dia menjawab sekarang.”
“Namun, Lin Qiye hanya bisa mengatakan sampai di sini.”
“'Aku paham.' An Qingyu mengangguk.”
“'Kamu tidak takut?'”
“'Takut? Mengapa aku harus takut?' Bibir An Qingyu sedikit terangkat, 'Aku hanya merasa ini menarik.'”
“'Menarik?'”
“'Ternyata selain sains, masih ada makhluk ajaib seperti ini di dunia.' An Qingyu menjilat bibirnya, matanya tak lepas dari mayat monster di lorong, 'Sungguh ingin kubawa mereka pulang dan pelajari irisan-irisan mereka.'”
“……Kamu masih pelajar SMA kan?”
“Terus kenapa? Kamu juga sama seperti orang lain, mengira pelajar SMA hanya boleh belajar hal-hal SMA?” An Qingyu tertawa kecil, “Menghabiskan tiga tahun untuk mempelajari pengetahuan monoton yang kaku itu hanya membuang-buang kehidupan.”
“Kalau kamu...”
“Baru-baru ini aku selesai mempelajari materi magister Biologi. Semester depan aku berencana mulai mendalami doktoral, fokus meneliti genetika dan mutasi gen pada makhluk hidup, juga ada sedikit penelitian di bidang klinis medis.”
“......” Lin Qiye memandangnya dengan bingung, lama kemudian baru mengeluarkan beberapa kata: “Maaf ganggu.”
Di dunia ini benar-benar ada monster seperti ini?
Lin Qiye selalu mengira dirinya cukup pintar, tapi dibandingkan dengan siswa pria di hadapannya, kata 'pintar' terasa begitu pucat pasi.
Dia melihat jam, lalu bangkit dari kursi dan melangkah menuju pintu kelas.
“Ayo, waktunya menyelamatkan orang.”
Semua orang mengangkat senjata masing-masing dengan aura mengintimidasi mengikuti Lin Qiye keluar. Bahkan An Qingyu mengeluarkan pisau buah dari laci sambil tersenyum mengikuti.
Ekspresinya seolah bukan akan bertarung dengan monster, tapi akan memotong-motong mereka menjadi 18 bagian untuk dibawa pulang diteliti.
