Bab 0180 Bencana

　　Melihat hujan turun, semua orang berlarian meninggalkan tempat, hanya menyisakan beberapa orang yang tetap berdiri di tempat. 　　“Wah, Kak Shen! Kau ternyata dipindahkan ke tim Shangjing!” 　　“Benar Kak Shen, kau benar-benar luar biasa!” 　　“Ah, sayangnya aku harus berjaga di kota Tibet, terlalu jauh dari Shangjing sehingga tak bisa sering menjenguk Kak Shen…… Tapi tetap harus kukatakan, Kak Shen luarbiasa!” 　　“Benar! Kak Shen luarbiasa!” 　　Deng Wei dan dua rekannya mengelilingi Shen Qingzhu, berkata dengan wajah bersemangat, ekspresi mereka bahkan lebih bergairah daripada seolah merekalah yang dipindahkan ke Shangjing! 　　Alis Shen Qingzhu berkerut, melirik ke arah Lin Qiye lalu melototi ketiganya. 　　“Diamlah kalian semua!” 　　Deng Wei dan kawan-kawannya langsung terdiam. 　　Shen Qingzhu melangkah dua langkah ke depan, sepertinya ingin mengatakan sesuatu pada Lin Qiye, namun berhenti. Setelah ragu sejenak, akhirnya memilih berbalik pergi…… 　　Langkahnya berat dan pelan, padahal tujuannya adalah kota terbaik, namun aura kesepian tak terbendung menyelimutinya. 　　“Qiye……” Bai Li Pangpang berdiri dalam hujan, ragu-ragu membuka mulut. 　　“Tak perlu menghiburku, bisa tetap di Cangnan justru yang kuidam-idamkan.” Lin Qiye tersenyum, yang diucapkannya adalah kebenaran. 　　Meski ada sedikit kebingungan di hatinya, mengapa dirinya dipindahkan ke Tim 136, itu hanya sebatas pertanyaan. Daripada harus pergi ke kota asing yang jauh dan berkenalan dengan orang asing, dia lebih memilih tetap di Cangnan, bersama anggota Tim 136. 　　Targetnya bukanlah melindungi umat manusia atau menjadi sukses... Dia hanya ingin memenuhi janji dengan Zhao Kongcheng. 　　Janji bisa ditepati di mana saja. 　　Cao Yuan diam-diam menampar bahunya, "Pulanglah, hujan semakin deras." 　　Hanya dalam beberapa detik, hujan seolah tertumpah dari langit, membasahi tubuh mereka dengan derasnya hingga basah kuyup. 　　Lin Qiye mengangguk hendak pergi, tapi tiba-tiba seluruh tubuhnya tertegun. 　　“Ada apa?” Bai Li Pangpang mengerutkan kening. 　　Lin Qiye sedikit berkerut alisnya, "Kalian tidak merasa... lantai bergetar?" 　　"Getaran?" Bai Li Pangpang tertegun. 　　Cao Yuan mengerutkan alis, merendahkan tubuh dan meletakkan tangan di lantai, sorot mata penuh keraguan, "Benar, memang bergetar... Dan getarannya semakin kuat." 　　…… 　　Perbatasan Cangnan. 　　Di kaki Gunung Jinshan, di antara desa-desa yang bertebaran. 　　Hujan deras membasahi rumah rendah dari bata tanah, menyusup melalui retakan di dinding dan berjatuhan di lantai ruangan dengan suara tik-tak. 　　Di ambang pintu rumah rendah yang tua, duduk seorang gadis kecil dengan kepang pretel, mengenakan kaus lengan pendek yang menguning, menopang kepala sambil memandang langit yang muram. 　　Hujan deras menyikat jalan tanah di desa, aliran lumpur coklat tua mengalir menyusuri ladang berkelok, seolah seluruh dunia tenggelam dalam genangan air hujan. 　　"Yaya, kenapa masih duduk di sini?" Seorang wanita keluar terburu-buru dari rumah, melihat gadis itu duduk di pintu, berkata, "Hujan sebentar ini, duduk di pintu mudah masuk angin, cepatlah masuk." 　　Yaya mengangguk patuh, lalu masuk ke dalam rumah dengan penuh kepatuhan. 　　Wanita itu mendekati pintu, mengangkat kepala memandang Gunung Jinshan yang diselimuti hujan lebat, alisnya berkerut dengan ekspresi gelisah. 　　"Ah, hujan begini deras, Ayahmu masih di gunung... Bagaimana ini? Sudah kularang jangan pergi hari ini, tapi tak didengarnya!" 　　Wanita itu menghentakkan kaki gusar, setelah beberapa saat ragu, kembali ke dalam rumah mengambil jas hujan dari dinding, sambil mengenakannya berkata pada Yaya: 　　"Yaya, Ibu mau naik gunung cari Ayah. Kamu tinggal di rumah bersama Kakek Nenek, jangan berkeliaran, tahu tidak?" 　　"Tahu." Yaya mengangguk berat, kepang pretelnya bergoyang-goyang seperti ekor kecil. 　　Wanita itu mengenakan jas hujan dengan rapat, menerjang hujan lebat keluar rumah, langkah kakinya menginjak-injak lumpur di persimpangan kecil, perlahan namun penuh tekad menuju jalan gunung. 　　“Yaya berlari ke pintu, sepasang mata hitam legam menatap punggung wanita yang perlahan menghilang, serta Gunung Jinshan yang samar-samar tertutup hujan... 　　Tiba-tiba, tanah bergetar hebat! 　　Yaya limbung, hampir terjatuh. Dia mencengkeram ambang pintu, mata kecilnya dipenuhi ketakutan. 　　Getaran tanah semakin kuat, guncangan semakin hebat hingga sulit baginya bertahan meski sudah memegang ambang pintu. Atap rumah di atasnya bergoyang keras mengeluarkan deritan menusuk, seolah akan runtuh kapan saja. 　　Dia menengadah tiba-tiba, memandang ke arah Gunung Jinshan di tengah hujan. 　　Seiring gempa bumi, bongkahan tanah dan batu besar menggelinding dari lereng gunung, terbawa hujan deras membentuk ombak coklat pekat yang mengerikan! 　　Ombak lumpur dan batu ini mengalir dari tengah gunung bak naga lumpur yang mengaum di tengah hujan, menyapu permukaan gunung miring dengan kecepatan luar biasa menuju kaki gunung. 　　Rumah-rumah dan desa dilanda raksasa coklat ini. Bangunan yang terlihat kokoh ternyata rapuh bagai kertas di hadapan amukan alam. 　　Yaya membelalakkan mata, berlari susah payah di tanah bergoyang sambil berteriak keras: 　　“Kakek Nenek lari cepat!! Longsor lumpur datang!!!” 　　Dor——!!! 　　Dari langit yang melihat ke bawah, tanah longsor bagaikan binatang buas yang menggelegar tak terbendung, di bawah hujan deras yang mengguyur, tanpa ampun menyapu desa-desa terpencil di kaki Gunung Jinshan. 　　Akhirnya, segalanya kembali ke kesunyian maut dalam hujan... 　　…… 　　Ding——！！！！ 　　Suara peluit nyaring menggema di kamp pelatihan. Lin Qiye dan Bai Li Pangpang yang baru kembali ke gedung asrama untuk mandi saling bertatapan, meletakkan handuk dan baskom cucian dengan cepat lalu berlari menuju lapangan latihan yang diguyur hujan. 　　Meski hujan sangat deras, tak ada yang terlambat. Beberapa saat kemudian semua telah berkumpul di lapangan latihan, tubuh mereka tegak berdiri kokoh di tengah hujan lebat. 　　"Qiye, menurutmu... sebenarnya apa yang terjadi?" bisik Bai Li Pangpang. 　　"Aku tidak tahu." Lin Qiye menggelengkan kepala, ekspresinya sangat tegang. "Tapi sepertinya... pasti ada kejadian." 　　Yang berkumpul di lapangan latihan bukan hanya para prajurit baru, tapi juga pelatih lainnya. Mereka dengan cepat membentuk barisan, mata mereka juga dipenuhi kebingungan, tidak tahu alasan dipanggil mendadak di saat seperti ini. 　　Ngung——!! 　　Suara mesin berat terdengar dari kejauhan. Konvoi mobil hijau tentara berpakaian terpal melaju kencang dari jalan jauh, lampu sorotnya menembus tirai hujan yang tak putus-putus, menerangi lokasi yang remang-remang. 　　Pelatih Utama Yuan Gang segera naik ke podium. Wajah di bawah topi tentaranya menunjukkan keseriusan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Setelah menghitung prajurit dengan cepat, ia menggelegar kepada semua orang: 　　“Sepuluh menit yang lalu, karena pengaruh gempa, terjadi longsor besar di sekitar Gunung Jinshan! Enam desa sekitarnya tertimpa musibah, perkiraan awal korban mencapai hampir dua ratus orang!” 　　“Saat ini, sudah banyak tim penyelamat berangkat menuju Gunung Jinshan, tetapi karena kondisi jalan, mereka masih butuh waktu untuk tiba!” 　　“Di hadapan longsor, waktu! Sama artinya dengan nyawa!!” 　　“Satu-satunya tempat di sekitar Gunung Jinshan yang bisa memobilisasi banyak personel dengan cepat adalah kamp pelatihan kita! Aku tahu kalian semua sudah menyelesaikan pelatihan dan akan pergi ke berbagai kota!” 　　“Tapi sekarang, jangan lupa! Kalian masih prajurit!!” 　　“Prajurit Da Xia!! Di mana kita dibutuhkan, di situlah kita harus pergi!!” 　　“Selanjutnya, aku ingin kalian semua! Gunakan kemampuan yang biasa kalian pakai untuk melindungi kota, untuk menyelamatkan para korban ini!” 　　Yuan Gang menarik napas dalam-dalam, menunjuk beberapa truk militer yang parkir dalam hujan di kejauhan, berteriak keras: 　　“Semua orang! Naik mobil!!” 　　“Kita... pergi menanggulangi bencana!!” Chapter 0181: Dewa Maut Mundur 　　Di bawah langit yang kelam, beberapa truk militer melesat di jalan berlumpur. Rintikan hujan yang rapat berdesakan di atas atap terpal, bercampur dengan dengungan mesin dan guntur, bagai sonata kekacauan yang penuh malapetaka. 　　Puluhan prajurit baru duduk dalam diam di dalam truk, tubuh mereka bergoyang mengikuti guncangan bodi kendaraan. Hujan miring yang masuk dari terpal belakang yang terbuka membasahi seragam mereka. 　　Pelatih Hong duduk di paling depan, mengeluarkan satu per satu mantel tentara hitam anti hujan dari karung goni, saling mempassing dan membagikannya ke bawah. 　　“Delapan desa yang tertimpa bencana saling berjauhan, ada yang terletak di sisi timur Gunung Jinshan, ada di selatan, bahkan ada yang berada di lembah gunung. Kereta kita tidak bisa masuk, setelah menyetir beberapa saat lagi, kita harus mengandalkan kalian untuk melanjutkan dengan berjalan kaki. Desa terjauh itu letaknya sangat terpencil, jalannya berliku-liku, ditambah hujan deras dan potensi gempa susulan yang bisa terjadi kapan saja. Untuk tim penyelamat biasa, hanya perjalanan dari luar gunung ke dalam saja sudah memakan waktu hampir 48 jam. Waktu emas penyelamatan bencana longsor adalah 72 jam. Jika menunggu tim penyelamat datang, hampir tidak ada waktu tersisa. Tapi kalian berbeda, setelah beberapa kali latihan ekstrim, bahkan dalam kondisi paling sulit pun kalian bisa menembus jalur ini dengan berjalan kaki dalam 24 jam.” 　　Pelatih Hong mengeluarkan peta Gunung Jinshan, membentangkannya di tanah, menerangi dengan senter sambil berjongkok dan mulai menggambar garis dengan kuas. 　　“Setelah diskusi para pelatih kami, rencana penyelamatan awal telah ditetapkan. Kami akan membagi semua pelatih dan kalian menjadi delapan kelompok untuk melakukan misi penyelamatan di desa-desa berbeda. Lima desa di luar pegunungan relatif mudah karena tugas penyelamatannya tidak terlalu sulit. Yang utama adalah tiga desa di dalam wilayah Gunung Jinshan yang kami tandai sebagai Nomor 1, 2, dan 3. Desa Nomor 1 terletak di jantung Gunung Jinshan. Untuk menyelamatkannya, tim harus melintasi seluruh pegunungan dalam kondisi ekstrim dengan waktu terbatas - ini merupakan tugas paling berat. Agar bisa melintasi pegunungan lebih cepat, jumlah personel tim penyelamatan tidak boleh terlalu banyak namun juga tidak terlalu sedikit agar cukup tenaga saat tiba di lokasi. Oleh karena itu, saya telah menyusun beberapa kandidat untuk tim penyelamatan Desa Nomor 1.” 　　Pandangan Pelatih Hong menyapu semua orang, “Lin Qiye, kamu yang pertama ditunjuk sebagai kapten tim penyelamatan Nomor 1.” 　　“Ya.” 　　Di tengah kerumunan, Lin Qiye langsung mengangguk tanpa keraguan. 　　Penunjukannya dalam tim penyelamatan Nomor 1 tidak mengherankan. Dia memang juara pertama dalam latihan ekstrim, melintasi pegunungan dalam kondisi ekstrim bukan hal sulit baginya. Dengan dukungan 【Ranah Dewa Fana】, dia bisa menemukan posisi korban dengan cepat dan mempercepat proses penyelamatan. 　　“Kemudian Baili Tumeng, Shen Qingzhu, Molly, Deng Wei, Li Jia, Li Liang, Wen Qingqing…” 　　Pelatih Hong langsung setelah itu membacakan serangkaian nama, ditambah Lin Qiye, tim penyelamatan Nomor 1 ini total berisi delapan prajurit baru, ditambah Pelatih Hong sendiri yang memimpin tim, semuanya sembilan orang. 　　Daftar personel ini tentu bukan ditentukan sembarangan. Baili Tumeng yang dijuluki "Doraemon" ini bisa dibilang serbaguna, bisa berperan dalam kondisi apapun. Shen Qingzhu sendiri punya kemampuan tempur yang tak tertandingi dan kecepatan panjat yang luar biasa. Kemampuan guncangan Molly bisa dengan mudah menyelesaikan masalah medan, juga sangat berguna saat penyelamatan. 　　Sedangkan area larangan Deng Wei, Li Jia, dan Li Liang semuanya terkait kekuatan, kemampuan penyelamatannya sangat kuat. Kemampuan penyembuhan Wen Qingqing bisa memberikan pertolongan pertama pada korban luka. 　　Adapun Cao Yuan, dia tidak dimasukkan ke tim ini karena area larangannya kurang berguna untuk misi penyelamatan. Lagipula tidak mungkin menempatkan semua petarung top dalam satu tim saja - dua desa lain di pegunungan juga membutuhkan bantuan. 　　Kemudian Pelatih Hong mengumumkan daftar personel untuk tujuh desa lainnya. Para prajurit tentu tidak keberatan. Untuk berjaga-jaga, para pelatih membagikan pedang bintang. Setelah gudang kosong tanpa alasan jelas beberapa bulan lalu, mereka memasok senjata baru. Kali ini alat pengaman di sekitar gudang ditingkatkan hingga lima kali lipat lebih. 　　“Kali ini yang kalian hadapi bukan lagi latihan, simulasi, evaluasi... Ini adalah malapetaka sesungguhnya! Aku harap semua bisa memberikan 120% konsentrasi dan usaha maksimal! Setiap detik yang kita sia-siakan bisa berarti hilangnya sebuah nyawa. Lusa, kalian akan resmi bersumpah menjadi 'Penjaga Malam'. Dalam operasi penyelamatan ini, kuharap kalian bisa membuktikan keagungan Penjaga Malam dengan tangan kalian sendiri!” 　　…… 　　Di kaki Gunung Jinshan, di desa korban bernomor 7. 　　Longsoran gunung dan air lumpur mengubur desa yang dahulu damai, hanya menyisakan pecahan reruntuhan rumah seperti cangkang pecah di pantai, terjepit di bawah timbunan tanah dan batu berat. Hanya beberapa bangunan tiga lantai yang masih menyembul setengah tubuh, dengan dinding retak dan pilar-pilar berantakan bertebaran. 　　Seorang pria berlumpur tersandung-sandung berlari dalam hujan. Di punggungnya tergantung keranjang bambu berisi jamur busuk terendam hujan. Bibirnya yang pecah-pecah bergetar halus. 　　"Tidak... Tidak... Tidak akan begini!!" Seraknya membelah hujan, matanya tak percaya menatap reruntuhan desa di hadapannya. 　　Ini adalah kampung halamannya sejak kecil. Tak ada yang lebih familier dengannya daripada dirinya. Dari sepotong sampah dinding yang berserakan pun, ia langsung tahu itu tembok rumah siapa, genteng milik siapa... 　　Dengan kaki kanan berlumuran darah, ia berusaha berlari cepat dalam guyuran hujan menuju rumah rendah yang tersimpan dalam kenangannya. Kegelisahan membara di sorot matanya. 　　“Tidak mungkin……Tidak mungkin！！Xiao Fang……Ayah……Ibu……Kalian tunggu aku! Aku kembali, aku segera kembali!” 　　Tiba-tiba, kaki kanannya kehilangan titik tumpuan, seluruh tubuhnya terjatuh kasar ke lantai. Jamur dalam keranjang berhamburan keluar. Tanpa melihat, dia menyambar dengan kasar keranjang di punggungnya dan terus berlari sambil mengeratkan gigi. 　　Akhirnya, dia tiba di depan rumah kecil berwarna putih yang terkubur sebagian... 　　“Tidak, tidak tidak...” Tubuh pria itu mulai gemetar tak terkendali. Air mata bercampur hujan mengalir di pipinya. Seperti orang gila, dia menerkam timbunan tanah dan batu, mulai menggali tanah dengan kedua tangannya! 　　“Tidak apa! Putramu datang menyelamatkan kalian! Tidak apa-apa... Tidak apa!!” 　　Pecahan tanah tajam menusuk telapak tangannya. Darah segar mengalir di atas tanah coklat kehitaman. Seperti tak merasakan sakit, dia terus menggali tanah dengan gila. 　　Ekspresinya mulai tak terkendali. Suaranya mulai bergetar. 　　“Tidak apa... Tidak apa... Sialan!! Bodoh!! Mengapa!!” Kedua kepalannya menghantam lantai. Tangisnya pecah, “Siapa... Siapa yang mau menyelamatkan kita...” 　　Bzzzz——!! 　　Suara mesin rendah terdengar dari kejauhan, seperti auman binatang buas. Cahaya menyilaukan menerangi tanah gelap, menyinari reruntuhan yang berantakan. 　　Pria itu ternganga tak percaya menengadah, menyaksikan sekumpulan raksasa baja hijau tentara menerobos tirai hujan yang berat, melaju kencang ke arah sini! 　　Mobil-mobil militer belum sepenuhnya berhenti, siluet-siluet berbaju mantel tentara hitam sudah berhamburan keluar dari atap mobil, kaki panjang mereka menginjak kubangan berlumpur dengan keras, mendekati lokasi dengan kecepatan luar biasa!! 　　Orang di barisan terdepan menarik napas dalam-dalam, suaranya menggelegar menembus derasnya hujan, bergema di seluruh desa reruntuhan! 　　“Prajurit Da Xia di sini, Maut minggir!! Yang hidup... pasti selamat!!!” Chapter 0182: Ucapan Tak Jelas 　　Mobil militer yang bertugas di Desa No.7 parkir, puluhan prajurit baru dan pelatih bergegas menuju desa yang telah menjadi puing. Sebagian mencari posisi korban, sebagian menggali untuk penyelamatan, sebagian lagi mendirikan pos pengobatan dadakan... 　　Semua berjalan tertib dalam suasana tegang dan berat. 　　Tak lama, seorang pria yang berlutut di atas puing diangkat punggungnya sambil ditanya kondisi terkini untuk dibawa ke pos pengobatan. Kelompok lain mulai menggali tanah berat untuk mencari istri dan orangtuanya. 　　Pria itu mati rasa menyaksikan ini. Air matanya tak terbendung mengalir deras. Pria kasar berusia 30-an yang biasanya kokoh bagai pilar langit ini, pertama kali menangis seperti janin. 　　“Kumohon... kumohon, selamatkan mereka...” 　　“Tenang saja.” Zheng Zhong yang menggendongnya berkata serius, “Ini adalah kewajiban kita.” 　　Beberapa mobil tenda lainnya hanya melintas di depan desa tanpa berhenti sama sekali, melaju kencang ke arah desa-desa lain. 　　Di kaki Gunung Jinshan, tragedi mengerikan seperti Desa No.7 masih ada tujuh lagi. Waktu tidak memungkinkan mereka untuk berhenti sejenak! 　　Lin Qiye yang duduk di ujung mobil tenda diam-diam memandangi siluet pria yang menangis histeris. Saat mobil menjauh, tangisannya semakin redup dan garis profil reruntukan perlahan menghilang dalam hujan. 　　Meski sudah tak terlihat, bayangan pria yang menangis tersedu-sedu itu seolah terpahat di hati Lin Qiye, tak kunjung sirna... Hatinya terasa tercekat, menyiksa yang tak terungkapkan. 　　Di dalam mobil, sunyi senyap maut. 　　“Desa No.5 sudah dekat. Setelah Tim Penyelamat No.5 turun, kita harus meninggalkan pasukan utama dan langsung menyetir ke pegunungan.” Pelatih Hong menatap jauh ke desa yang samar-samar terlihat di kejauhan. 　　Mobil semakin mendekati Desa No.5. Dibandingkan dengan Desa No.7 sebelumnya, tempat ini jauh lebih sunyi. 　　Tak ada pria yang merintih. Seluruh area terlihat tanpa jejak penghuni terakhir. Tanah longsor yang tebal seolah mengubur semua nyawa, hanya menyisakan puing-puing yang bercerita tentang kisah kesengsaraan... 　　Di dalam mobil, Lin Qiye bisa merasakan dengan jelas bahwa kepalan tangan para prajurit baru lainnya semakin erat, pandangan mereka tertancap kuat di puing-puing sunyi seolah bisa menyemburkan api. 　　Sebelum mobil truk berhenti sempurna, seseorang tiba-tiba berdiri dari kursinya dan melompat keluar dari kendaraan yang masih melaju, siluetnya menghilang dalam hujan sembari berlari kencang menuju reruntuhan. 　　“Prajurit Da Xia di sini!! Dewa Kematian minggir!! Yang selamat pasti hidup!!” 　　Suaranya bergema di atas puing-puing yang basah oleh hujan, entah ditujukan pada siapa, tapi dia yakin pasti ada yang mendengar... 　　Mendengar itu, berarti telah melihat harapan. 　　Mereka adalah harapan bagi orang-orang ini! 　　Setelah satu orang melompat, semakin banyak yang tak bisa diam. Mereka mengatupkan kepalan tangan dan melompat turun dari mobil, mengerahkan seluruh tenaga sambil berlari ke reruntuhan sambil berteriak: 　　“Prajurit Da Xia di sini! Dewa Kematian minggir! Yang selamat pasti hidup!” 　　“Prajurit Da Xia di sini!! Dewa Kematian minggir!! Yang selamat pasti hidup!!!” 　　“Prajurit Da Xia di sini...” 　　Suara-suara itu silih berganti bergema di reruntuhan. Mobil terus melaju meski semua personel bantuan yang seharusnya ditugaskan di desa ini telah turun. 　　Pelatih pengemudi seperti terbawa suasana. Melihat sembilan orang tersisa di dalam mobil, dia menginjak gas habis-habisan. Mesin meraung keras dan mobil melesat cepat menuju kedalaman Gunung Jinshan! 　　…… 　　Kaki Gunung Jinshan. 　　Posko Darurat Bantuan Dadakan. 　　Di dalam tenda militer sederhana, dua pelatih telah menyelesaikan koneksi peralatan pelacak satelit dan sedang sibuk membangun jaringan komunikasi elektronik. Yuan Gang berdiri di pintu tenda dengan kedua tangan di belakang punggungnya, mengerutkan alis sambil memandang Gunung Jinshan yang tenggelam dalam hujan deras, tetap diam. 　　"Komandan, semua peralatan komunikasi tim penyelamat telah terkoneksi." Seorang pelatih yang sedang mengecek peralatan dengan teliti berkata. 　　Karena hujan deras dan longsoran lumpur, sebagian besar menara sinyal di sekitar mengalami kerusakan. Jaringan komunikasi satelit harus dibangun untuk menghubungi tim penyelamat di pegunungan. 　　"Semua tim penyelamat, laporkan kondisi." Yuan Gang berkata dengan suara berat. 　　"Tim penyelamat Nomor 8 telah tiba di desa target dan memulai operasi penyelamatan." 　　"Tim penyelamat Nomor 7 telah tiba di desa target dan memulai operasi penyelamatan." 　　"Nomor 6..." 　　“……” 　　"Tim penyelamat Nomor 1 belum mencapai desa target." 　　Suara Pelatih Hong terdengar terakhir dari peralatan komunikasi. Kecuali tim 1, 2, dan 3 yang menuju ke pedalaman Gunung Jinshan, tim lainnya sudah memulai operasi penyelamatan. 　　Yuan Gang menunduk melihat peta di meja. Menurut perhitungan, tim 2 dan 3 bisa mencapai desa target dalam 5 jam. Sementara tim 1, bahkan dalam kondisi ideal, membutuhkan minimal 10 jam. 　　Dia mendekati pintu tenda dan menatap awan hitam pekat di langit. Dengan kondisi saat ini, hujan tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Jika intensitas hujan tetap seperti ini, kemungkinan terjadi longsor lumpur kembali tidak bisa dihindari. 　　Saat Yuan Gang sedang merenung, dia tampaknya tidak memperhatikan suara dua pelatih yang sedang menyiapkan peralatan di dalam tenda semakin melemah. Bunyi tetesan hujan menghantam puncak tenda perlahan menghilang, lintasan air hujan semakin kabur... seolah semua yang ada di sekitarnya perlahan menjauh darinya. 　　Ketika akhirnya sadar, suara di sekelilingnya telah benar-benar lenyap. Tetesan hujan yang jatuh membeku di langit-langit, bagai ditekan tombol pause. Sementara dua pelatih yang semula ada di tenda, entah sejak kapan telah raib. 　　Di dunia yang kosong melompong, hanya tersisa dia seorang diri. 　　Atau lebih tepatnya, entah sejak kapan tempat ini sudah bukan lagi dunia yang dikenalnya. 　　Alis Yuan Gang berkerut rapat. Keanehan di sekelilingnya tidak membuatnya panik. Dia seperti menyadari sesuatu, pandangannya tertuju ke luar tenda. 　　Di ujung cakrawala, bayangan seseorang sedang melintas pelan di antara hujan yang melayang, berjalan mendekat ke arah sini. 　　Terlihat seorang pria berbaju hitam ekor burung, rambut panjangnya terurai santai di punggung. Di dadanya tersemat pin bunga iris ungu. Wajahnya yang terlalu mencolok dihiasi senyuman datar, persis bangsawan sopan yang hendak menghadiri pesta dansa mewah. 　　Melihat pria ini, wajah Yuan Gang langsung muram. 　　“【Bicara Tanpa Arti】。” 　　Pria itu mengangkat alisnya dengan heran, suaranya lembut bagai giok, "Tak kusangka Wakil Kapten Tim Shangjing ini masih mengenal diriku." 　　"Karena kau terlalu mencolok." Yuan Gang berbicara dengan tenang, "Mimpi Buruk yang Nyata, Pengendali Pikiran, salah satu dari tiga 'Dewa' tertua Gereja Dewa Kuno, sekaligus pencipta kontrak jemaat... Tentu saja yang paling utama adalah sikap kelas bangsawanmu yang memuakkan." 　　Gumaman tertawa, matanya yang sipit seperti phoenix menyipit perlahan, "Sungguh tak sopan... Jenderal Yuan." Chapter 0183 Mimpi Buruk 　　Yuan Gang melihat wajah penuh senyum itu, raut mukanya semakin muram. 　　"Jadi gempa dan tanah longsor kali ini bukan bencana alam." Suara berat Yuan Gang menggema, "Aku masih heran, mengapa di Kota Cangnan yang sama, kekuatan gempa di Gunung Jinshan dan pusat kota berbeda jauh... Rupanya ini semua adalah 'Mimpi Buruk' ciptaanmu." 　　Gumaman bertepuk tangan pelan, tersenyum lebar: "Pantaslah Jenderal Yuan, langsung menebak dengan tepat." 　　"Targetmu Lin Qiye?" Yuan Gang mengerutkan alis, "Hanya seorang pemula tingkat Kolam, pantaskah kau sebagai 'Dewa' kuno turun tangan langsung?" 　　“Langsung bertindak tidak sampai segitunya, karena 'aku' yang berdiri di sini hanyalah proyeksi mimpi buruk belaka, tubuh asliku masih dikejar-kejar oleh sekelompok gila dari tim 【Medium】.” Gumaman menghela napas pasrah, “Pantas disebut sebagai tim khusus nomor 002, sejak aku mencapai tingkat 'Klein', sudah lama tidak sekerepotan ini.” 　　“Jadi, yang menyerang Lin Qiye adalah orang lain? Apakah 【Jemaat】bawahannmu?” Yuan Gang dengan peka menangkap inti pembicaraan. 　　Gumaman hanya tersenyum, tidak berkata-kata. 　　“Sepertinya tebakanku tepat.” Yuan Gang berkata dengan tenang, “Kau mengirim 'proyeksi mimpi buruk' ini hanya untuk menahanku, artinya jemaat yang kau kirim tidak melebihi tingkat 'Laut'. Kau khawatir tindakanku akan mengacaukan rencanamu, benar tidak?” 　　“Katanya wakil kapten Shangjing ini nekat tanpa strategi, ternyata tidak demikian.” Gumaman berkomentar takjub, “Meski kau menebak benar pun percuma. Kini sang terkuat di wilayah Cangnan ini terkungkung, sementara Tim 136 diperintahkan pihak berwenang untuk berjaga di pusat kota, sama sekali tidak akan datang. Untuk menghadapi prajurit baru yang belum kering ludah, tingkat 'Laut' saja sudah overkill.” 　　Mendengar ini, pupil Yuan Gang menyempit tiba-tiba, “Bagaimana kau tahu perintah dari pihak berwenang Penjaga Malam?” 　　Gumaman tersenyum tanpa menjawab. 　　“Kalian memang menyusupkan 【Jemaat】di jajaran atas.” 　　“Itu tidak penting.” Gumaman mengulurkan tangan, bagaikan dirigen band dengan sikap tegak, melambaikan tangan pelan di udara. 　　Langit, tanah, puncak gunung, hujan... Semua elemen seolah memiliki kehidupan sendiri, bergetar dengan hebat. Pada saat yang sama, Yuan Gang hanya merasakan hawa dingin yang belum pernah ia alami sebelumnya menyelimuti hatinya. 　　"Tenggelamlah dalam 'mimpi buruk'-ku." Bisik lembut terdengar seperti gumaman. 　　…… 　　"Komandan, Komandan?" 　　Seorang pelatih keluar dari tenda, melirik sekeliling, namun tidak melihat siluet Yuan Gang. 　　"Aneh, ke mana Komandan pergi? Baru saja ada di sini..." Ia menggaruk kepalanya dengan wajah penuh kebingungan. 　　"Jangan-jangan pergi menyelamatkan desa terpencil?" Pelatih lain berbicara. 　　"Tidak tahu." Pelatih itu menggelengkan kepala, merenung sejenak sebelum berkata, "Tunggu sebentar, kita hubungi tim penyelamat lain dulu. Logikanya, di momen krusial seperti ini Komandan tidak akan sembarangan menghilang..." 　　"Ya." 　　…… 　　Gunung Jinshan. 　　Dalam hujan deras, sebuah mobil militer berjalan cepat di jalan gunung. Sorot lampu yang terang hanya bisa menembus tirai hujan tipis, memperlihatkan pemandangan 10 meter di depan dengan susah payah. 　　Lin Qiye dan yang lain duduk di dalam mobil, mempelajari peta rumit sambil terus mencatat posisi mereka dan mencari rute terbaik menuju desa. 　　Criiiit——!! 　　Tiba-tiba mobil berhenti mendadak, nyaris melemparkan semua penumpang ke belakang. Kendaraan melintir setengah lingkaran di jalan berlumpur sebelum akhirnya berhenti dengan mantap. 　　"Longsor di depan memblokir jalan. Mobil hanya bisa sampai di sini!" teriak pelatih yang menyetir. 　　Lin Qiye dan yang lainnya saling bertatapan, dengan cepat mengemas peta lalu berbalik badan turun dari mobil. Pelatih Hong mengetuk kaca di depan kabin mobil, berkata: "Sampai di sini saja, rute selanjutnya kita tempuh sendiri dengan berjalan kaki." 　　Wuah... 　　Rintik hujan yang rapat berjatuhan dari langit, di lembah sunyi seolah hanya tersisa gemericik hujan yang tak putus. Beberapa siluet berbaju mantel militer hitam berturut-turut melompat turun dari belakang mobil, betapan lumpur beterbangan. Dengan punggung membawa kotak hitam berisi pedang bintang, mereka melesat cepat menuju kedalaman hutan. 　　Karena sudah tak ada kendaraan, tak perlu lagi menyia-nyiakan waktu lewat jalan raya. Mereka telah menyusun rute tercepat menuju Desa Nomor 1 selama di mobil. Meski di mata orang awam, menempuh jalur ini dalam cuaca seperti sekarang sama dengan cari mati, bagi mereka ini bukanlah hal sulit. 　　Sembilan orang berbaris sejajar dalam satu barisan panjang, dengan gesitnya menyusuri celah-celah hutan lebat. 　　Yang berlari paling depan bukan Pelatih Hong, melainkan Lin Qiye. Dengan awan hitam menutupi matahari, cahaya di dalam hutan sangat remang-remang. Ditambah hujan yang mengaburkan pandangan, orang biasa mungkin bahkan tak bisa melihat pohon dalam jarak dua meter. Lingkungan yang jorok ini jelas akan memperlambat laju pergerakan. 　　Namun Lin Qiye memiliki 【Ranah Dewa Fana】 yang bisa menghindari semua hambatan dengan sempurna. Dengan dia memimpin di depan, anggota tim cukup menyusul langkahnya dan berlari secepat mungkin. 　　Sedangkan di barisan paling belakang adalah Pelatih Hong, satu-satunya petarung level "Chuan" dalam tim dengan pengalaman luar biasa. Kehadirannya di posisi belakang memberikan rasa aman yang besar bagi semua orang. 　　Tak ada yang berbicara, tak ada yang mengeluh lelah, bahkan Bai Li Pangpang yang biasanya paling cerewet pun diam seribu bahasa, terus berlari ke depan tanpa sepatah kata. 　　Sekarang bukan waktunya untuk mengobrol atau mencurahkan isi hati. Nyawa manusia... bukanlah bahan candaan. 　　Setiap detik mereka lebih cepat tiba di desa, mungkin bisa menyelamatkan satu nyawa lagi. Mereka harus fokus total dan menghemat setiap tetes tenaga! 　　Mereka melewati dua hutan, menyusuri aliran sungai di lembah yang kini berubah menjadi arus deras akibat hujan, mengalir kencang ke arah berlawanan. 　　Gedebuk——! 　　Gemuruh guntur bergema di antara awan hitam. Tanah dan bebatuan di sisi lembah yang basah oleh hujan mulai longsor, memicu runtuhnya lebih banyak material seperti gelombang coklat yang menggulung deras bercampur gemuruh petir! 　　Lin Qiye yang pertama menyadari bahaya ini, langsung menoleh dan berteriak: "Kiri!! Tanah longsor!!" 　　Molly cepat-cepat mengangkat tangan hendak menggunakan area larangan untuk menghancurkan material yang bergulung, tapi tiba-tiba Pangpang menggenggam pergelangannya dengan erat sambil berkata tegas: 　　"Jangan! Struktur gunung ini terlalu rapuh. Jika kau pakai [Kemampuan Frekuensi Universal], malah akan mempercepat keruntuhannya. Biar aku yang tangani!" 　　Dia melangkah maju,【Yaoguang】di dadanya memancarkan kilauan emas, bayangan keemasan berkumpul di tanah lapang sebelah kiri sembilan orang, membentuk dinding tebal berwarna keemasan. Material tanah dan batu yang terbawa energi kinetik besar menghantam permukaan dinding emas itu. Cahaya emas berkedip-kedip, akhirnya berhasil menahan gempuran material longsor yang ganas. 　　Bai Li Pangpang dengan mantel tentara hitamnya kembali mengulurkan tangan, kilauan emas berkilauan kembali ke kalung di dadanya. Kali ini dia tidak pamer seperti biasa, melainkan cepat kembali ke barisan dan berjalan maju tanpa sepatah kata. 　　Di belakangnya, Molly tertegun memandangi punggungnya yang diam, seolah pertama kali melihat sisi Bai Li Pangpang seperti ini. Perasaan aneh mulai menggelayuti hatinya... 　　"Dia yang seperti ini... kok jadi terlihat tampan ya?" Chapter 0184 Bantuan 　　Bagi Lin Qiye dan timnya, longsor ini hanyalah gangguan kecil dalam perjalanan. Bencana alam yang mengganas tak mampu menghentikan langkah mereka. Dengan cepat mereka menyesuaikan diri dan melanjutkan perjalanan sesuai rute semula. 　　Waktu berjalan, jarak mereka ke Desa Nomor 1 semakin dekat. 　　Lumpur dan kotoran menempel di permukaan mantel tentara hitam, menyatu dengan warna gelap. Sepatu boot terus-menerus terbenam dalam tanah lembut, saat dicabut kembali selalu membawa lumpur dan dedaunan busuk dari hutan. Rasanya sungguh menyiksa. 　　Dingin, lapar, lelah, sakit... Segala perasaan negatif menyelimuti hati mereka, namun tak satu pun yang membuka mulut mengeluh lelah. 　　Setelah ditempa selama setahun ini, mereka sudah lama terbiasa. 　　Mereka bukan lagi orang biasa yang baru masuk kamp pelatihan. Sekarang, mereka adalah prajurit yang akan bersumpah menjadi 'Penjaga Malam'! 　　Walkie-talkie di pinggang Pelatih Hong berbunyi. Dia mengulurkan tangan mencabutnya, berlari sambil berbicara dengan pihak lain di walkie-talkie. 　　Setelah lama, alisnya berkerut rapat. 　　"Pelatih Hong, ada masalah apa?" Lin Qiye yang peka menyadari perubahan ekspresi Pelatih Hong, bertanya. 　　Pelatih Hong diam sejenak, lalu berkata dengan suara serak: "Komandan hilang." 　　"Hilang?" Bai Li Pangpang tertegun. 　　"Sudah delapan jam yang lalu. Yang terakhir melihatnya adalah dua pelatih yang tinggal di pos komando darurat. Mereka mengira komandan pergi membantu ke suatu desa, tapi setelah ditanya ke semua desa tak ada yang melihat penampakannya." 　　"Jadi mereka juga bertanya apakah kita melihatnya?" 　　"Benar. Tapi kita belum sampai ke Desa Nomor 1, tidak tahu kondisinya." Pelatih Hong berpikir, "Tapi dengan kecepatan komandan, kalau benar ke Desa 1, mungkin bahkan tak perlu dua jam. Bisa jadi dia sudah sampai sejak lama." 　　"Lalu berapa jauh lagi kita dari Desa 1?" Lin Qiye bertanya. 　　Pelatih Hong berpikir sejenak, membandingkan peta yang sebelumnya dicatat dalam pikirannya, lalu berkata: "Dengan kecepatan ini, mungkin tinggal setengah jam lagi. Tapi kita sudah berlari terus-menerus begitu lama, kalian mau istirahat sebentar?" 　　"Hampir sampai." Bai Li Pangpang yang seluruh tubuhnya basah keringat mengeratkan giginya, "Tak istirahat! Terjang terus sekaligus!" 　　Yang lain juga tidak ada keberatan. Semua orang segera menambah kecepatan, melesat ke arah Desa No.1. 　　Tak lama kemudian, pepohonan di sekitar semakin menipis. Pandangan semakin terbuka. Di kejauhan, sudut reruntuhan desa yang terkubur tanah longsor mulai samar-samar muncul. 　　Sembilan orang menghentikan tubuh mereka di depan puing-puing, terengah-engah hebat. Keringat bercampur air hujan menetes ke tanah. Kerah baju di bawah mantel militer sudah basah kuyup seluruhnya. 　　"Komandan tidak ke sini." Pandangan Pelatih Hong menyapu reruntuhan, alisnya berkerut, "Dia benar-benar menghilang......" 　　"Komandan itu petarung 'Hai' jing, seharusnya tak mungkin ada insiden. Mungkin dia cuma ada urusan yang membuatnya pergi lebih awal." Deng Wei berkata dengan nada ragu. 　　Pelatih Hong tidak membalas. Tentang sosok seperti apa Yuan Gang itu, mungkin para prajurit baru ini kurang paham. Tapi para pelatih sangat mengerti di hati - Dalam situasi seperti ini, Yuan Gang sama sekali tak mungkin meninggalkan mereka yang masih dalam penyelamatan, lalu diam-diam pergi mengerjakan hal lain. 　　Pasti ada insiden tak terduga yang tidak mereka ketahui...... 　　Pelatih Hong menarik napas dalam-dalam, "Lebih baik tidak peduli dulu, menyelamatkan orang yang penting, menurut pembagian tugas semula berhamburan untuk memberikan bantuan, semua orang bawa senjata masing-masing dengan baik, jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, segera berteriak minta tolong!" 　　"Ya!" 　　Delapan orang lainnya berhamburan ke berbagai arah, Lin Qiye bertugas menggunakan kemampuannya untuk mencari posisi pasti korban, Shen Qingzhu, Molly, Bai Li Pangpang, Deng Wei, Li Jia, Li Liang dan Pelatih Hong bertujuh bertanggung jawab menggali untuk penyelamatan, Wen Qingqing bertugas merawat yang terluka. 　　Tubuh Lin Qiye dengan cepat melesat di antara reruntuhan dinding desa, setiap kali mendeteksi yang selamat, dia menggunakan pedang bintang untuk mengukir karakter "" di tanah atau dinding. 　　Dalam kondisi penggunaan area larangan yang sepenuhnya dilepaskan, kecepatan penyelamatan beberapa orang lain juga luar biasa cepat, satu per satu yang selamat diselamatkan oleh mereka, kemudian dikumpulkan dan dikirim ke rumah reruntuhan yang masih bisa sedikit menahan hujan, untuk diobati oleh Wen Qingqing. 　　Skala Desa Nomor 1 di lembah tidak terlalu besar, jumlah penduduknya jauh lebih sedikit dibanding desa-desa lain, lagipula di zaman sekarang masih mau tinggal di pegunungan dalam terlalu sedikit, kebanyakan adalah orang tua yang tetap menjaga rumah, dan sedikit pemuda yang tumbuh besar di sini turun-temurun namun tidak mau pergi. 　　Ditambah lagi operasi penyelamatan Tim Bantuan Nomor 1 berlangsung sangat cepat, kurang dari setengah jam mereka sudah menyelamatkan semua yang selamat. 　　“Tim Bantuan Nomor 1 melapor, operasi penyelamatan telah selesai. Di Desa Nomor 1 total ada 17 yang bertahan, sudah menerima perawatan awal, menunggu pasukan bantuan lanjutan.” 　　Pelatih Hong menggunakan walkie-talkie untuk melaporkan kondisi ke pos komando dadakan, segera mendapat konfirmasi dari markas. 　　“Tim penyelamatan diperkirakan butuh satu hari lagi untuk tiba. Sebelum itu, kita harus tetap di sini menjaga para korban luka.” Pelatih Hong menoleh ke arah para anggota yang bersandar di reruntuhan tembok sedang beristirahat. 　　“Lalu setelah tim penyelamatan datang, apakah kita turun gunung bersama mereka?” tanya Bai Li Pangpang. 　　Pelatih Hong menggelengkan kepala, “Tidak. Saat mereka hampir tiba, kita akan turun gunung sendiri untuk menghindari pertemuan langsung.” 　　Semua mengangguk, langsung memahami maksudnya. 　　Mereka memang tim penyelamatan pendahulu sebelum kedatangan regu resmi, dan berafiliasi dengan organisasi Penjaga Malam. Artinya, di mata tim penyelamatan resmi, keberadaan mereka sama sekali tidak diakui. 　　Seandainya bertemu langsung dengan tim penyelamatan resmi, malah bisa menimbulkan masalah. 　　Sembilan siluet bermantel militer hitam bersandar di tembok. Reruntuhan pendek di atas kepala menahan sebagian hujan dan angin, meski bulir-bulir hujan masih membasahi tubuh mereka lalu mengalir pelan ke tanah. 　　Bai Li Pangpang tertunduk lemas sambil bergoyang-goyang lemah, matanya seperti tertarik magnet yang siap terpejam kapan saja. Di sisi lain, Li Jia, Deng Wei dan beberapa anggota lain sudah lama terlelap dalam mimpi. 　　Mereka terlalu lelah. 　　Sembilan jam berjalan cepat dalam lingkungan ekstrim, tanpa istirahat sama sekali di tengah, setelah tiba langsung mulai menyelamatkan orang sekuat tenaga, hampir memeras habis setiap tenaga mereka. Perlu diketahui bahwa usia rata-rata delapan prajurit baru ini hanya 20 tahun. 　　Molly mengangkat kepala melihat air hujan mengalir di langit, agak melamun. Tiba-tiba, sebuah kepala menyandar di bahunya. Secara refleks dia ingin menghindar, tapi melihat wajah lelah nan tegar di bawah topi tentara itu, tubuhnya berhenti bergerak. 　　Bai Li Pangpang tertidur. 　　Dia tertidur lelap, sampai-sampai tubuhnya rebah di bahu Molly tanpa disadarinya sama sekali. 　　Molly tertegun memandang wajahnya, beberapa saat berpikir dalam hati, akhirnya memilih tidak mendorongnya pergi dan membiarkannya bersandar pada dirinya. 　　Bibirnya terkunci rapat, dia memalingkan muka melanjutkan pengamatan terhadap hujan deras yang tak putus-putus. Seolah teringat sesuatu, pipinya memerah tipis. 　　Dalam tidurnya, sudut mulut Bai Li Pangpang sedikit mengembang. Chapter 0185 Latihan 　　Hujan masih turun. 　　Di dalam rumah yang runtuh, dua kelompok orang terbaring diam-diam. 　　Di sebelah kiri adalah yang bertahan yang diselamatkan Lin Qiye dan kawan-kawan, di kanan adalah korban tewas yang kehilangan nyawa. 　　Yang selamat 17 orang, korban tewas 9 orang. 　　“Bencana alam seperti tanah longsor, setelah terjadi, banyak orang yang langsung kehilangan nyawa saat bencana meledak—terkubur tanah longsor, tertimpa dinding yang roboh, tertembus ranting dan batu tajam... Orang-orang ini, tidak ada cara untuk menyelamatkan mereka. 　　Sementara itu, para yang selamat di sisi lain berada dalam area larangan Wen Qingqing, memperbaiki luka tubuh melalui tidur, seluruh ruangan dipenuhi hingga penuh, sunyi senyap. 　　Karena itu juga, Lin Qiye dan yang lain hanya bisa bersandar di dinding reruntuhan di luar rumah, menerima hantaman angin dan hujan. 　　Tiba-tiba, di antara para yang selamat di sebelah kiri, seorang gadis dengan kepang pretel perlahan membuka matanya. 　　Dengan bingung dia duduk dari lantai, kenangan dalam pikirannya masih terhenti saat tanah longsor meledak—dia sedang bersiap kembali ke dalam untuk memanggil kakek nenek pergi, tapi tersandung oleh tanah yang berguncang, hingga terlempar ke sudut dinding... 　　Kakek nenek mana? 　　Yaya melirik sekeliling, segera menemukan dua orang tua yang terbaring diam di antara kerumunan orang sebelah kanan. 　　Dengan menggigit geraham dia bangkit dari lantai, berlari cepat ke sisi dua orang tua itu, mengguncang-guncangkan tubuh dingin mereka dengan kuat, wajah kecilnya pucat pasi ketakutan. 　　“Yeye, Yeye! Kenapa kamu, Yeye!” 　　Suaranya mengganggu beberapa orang di luar, mereka cepat-cepat masuk ke dalam rumah, melihat Yaya berjongkok di lantai mengguncang mayat orang tua, saling bertatapan bingung. 　　Wen Qingqing，Yaya，。 　　“Kamu？” 　　Yaya，：“AkuYaya……” 　　“Yaya……” Wen Qingqing，“，Kita？” 　　Yaya，，。 　　Wen QingqingYaya，，Lin Qiye，。 　　“，Kalian……Kalian？” Yaya，，。 　　“Kita？KitaYaya。” 　　“Oh……” Yaya，“，？” 　　Wen Qingqing，，。 　　，Shen Qingzhu，，：“KamuYaya？Kamu，？” 　　“，。” 　　“Kamu？” 　　“Tidak tahu……Pagi Ayah，，IbuAyah，。” Yaya。 　　“Kamu masih ingat, dari mana mereka mulai mendaki gunung?” Shen Qingzhu melanjutkan pertanyaannya. 　　Yaya mengangguk, mengulurkan jari ke satu arah, "Di sana." 　　Semua orang menoleh ke arah yang ditunjuk Yaya, tepat ke arah pertama tanah longsor mengalir. Runtuhan tanah sudah menenggelamkan sebagian kecil puncak gunung, bahkan pohon-pohon pun nyaris tak tersisa. 　　Tatapan mereka saling bertemu, serentak terjerembab dalam kesenyapan. 　　Pagi hari mendaki gunung, lalu turun hujan deras, disusul gempa dan tanah longsor. Dalam kondisi seperti itu masih bertahan di gunung, kemungkinan besar... 　　Lingkaran mata Wen Qingqing memerah bengkak. Mulutnya menyunggingkan senyuman terpaksa sambil lembut mengelus rambut Yaya. 　　"Yaya, lebih baik kita tidur sebentar ya? Lihat, tangan Yaya masih ada lukanya." 　　Yaya menunduk melihat tangannya. Sebuah lecet besar tanpa disadari telah mengelupas. Setelah diobati Wen Qingqing tadi, darahnya sudah berhenti tapi lukanya tetap ada. 　　Sebelum sempat berkata apapun, rasa kantuk menyelimuti hatinya. Tak lama kemudian dia pun tertidur. 　　Wen Qingqing menggendong Yaya, melangkah lirih ke dalam rumah. Diletakkannya kembali di lantai, lalu melepaskan mantel militernya dan menyelimuti tubuh mungil itu. 　　Saat kembali ke luar, dia jelas merasakan suasana yang tegang. 　　Shen Qingzhu bersandar di dinding, matanya menyipit tajam menatap jauh ke puncak gunung. "Kurasa, kita harus mencari." 　　“Kita harus menjaga yang bertahan sampai tim bantuan datang.” Pelatih Hong menggelengkan kepala. 　　“Bisa dibagi menjadi dua tim.” 　　“Tidak boleh.” Ekspresi Pelatih Hong sangat serius, “Komandan hilang secara tidak masuk akal, pasti ada ketidakpastian yang tidak kita ketahui di balik urusan ini. Berhamburan sekarang sama sekali bukan pilihan rasional. Lagipula, posisi masuk gunung mereka terlalu dekat dengan titik letusan tanah longsor. Dalam kondisi seperti itu, orang biasa sama sekali tidak mungkin kabur. Meski pergi, mungkin hanya akan menemukan dua mayat. Bahkan jika mundur sepuluh ribu langkah, sekarang sudah lebih dari sepuluh jam sejak tanah longsor berlalu. Jika mereka hidup, mengapa belum kembali?” 　　Shen Qingzhu menunduk, diam-diam meremas erat tinju-nya, diam membisu. 　　Meski yang lain juga ingin mencari orangtua Yaya, seperti kata Pelatih Hong, peluang mereka hidup terlalu tipis. Bahkan jika pergi, kemungkinan besar hanya akan menemukan dua mayat... 　　“Penjaga Malam juga hanya manusia, bukan dewa. Kita tidak bisa menyelamatkan setiap orang...” Melihat emosi semua orang begitu lesu, Pelatih Hong juga merasa tidak enak, “Sudah cukup melelahkan. Mari istirahat. Setelah tim bantuan datang, kita turun gunung. Setelah turun, kalian harus persiapkan upacara sumpah janji untuk resmi menjadi Penjaga Malam dan berangkat ke pos masing-masing.” 　　Pandangan Pelatih Hong menggesek tubuh semua orang, lalu dia tersenyum, "Aku masih ingat, waktu kalian para rekrutan baru pertama kali masuk kamp, lemah dan sentimental! Terutama kamu, Shen Qingzhu, pemarahnya meledak-ledak, satu gambar penampakan ingin dipukul yang memandang semua orang tidak suka. Ada juga si gemuk kecil itu, setiap hari hampir tak ada bedanya dengan babi......" 　　Shen Qingzhu mengerutkan alis, mengeluarkan suara "Hmph", lalu menoleh ke kejauhan. Sementara itu, Bai Li Pangpang agak malu-malu menggaruk kepalanya. 　　"Sekarang... sekarang kalian sudah bisa berlari sejauh ini untuk menyelamatkan orang di pegunungan... Berbeda. Benar-benar berbeda. Menyaksikan langsung pertumbuhan kalian, melihat kalian berubah dari ayam kampung menjadi Penjaga Malam, mungkin inilah kesenangan menjadi pelatih." 　　Sudut mulut Pelatih Hong sedikit terangkat, tapi langsung dia menggelengkan kepala, "Tapi belum cukup. Pertumbuhan kalian masih belum cukup. Kalian terlalu hijau, terlalu muda. Contohnya Shen Qingzhu, meski sekarang tidak lagi semena-mena seperti dulu, tapi sifat pemarahmu masih meledak-ledak. Baru ketika kamu bisa merendahkan hati dan sepenuhnya mengendalikan emosimu, itu baru namanya benar-benar dewasa. Jangan tunjukkan wajah hitam legam itu padaku! Dari semua orang di sini, masalahmu yang paling parah. Jika suatu hari nanti berhasil mencapai tahap ini, pencapaian masa depanmu takkan kalah dari Lin Qiye." 　　Shen Qingzhu menoleh memandang Lin Qiye, alisnya semakin berkerut. Dia mendengus kesal, tak ingin mendengar lagi ocehan Pelatih Hong, langsung berdiri dan pergi. 　　Lin Qiye: ...? 　　“Kamu memarahinya ya terserah, tapi kenapa malah menyuruh orang membenciku？” Chapter 0186 Familiar 　　Awan hitam yang tebal bagaikan timbal menindih langit, menyelimuti seluruh lembah dalam bayangan gelap. Padahal baru senja, tapi seolah tak ada secercah sinar matahari yang terasa. 　　Dibandingkan sebelumnya, volume hujan sekarang agak berkurang. Tapi tubuh tetap sangat tidak nyaman akibat terendam air hujan begitu lama. 　　Di balik rimbun pepohonan yang remang, seorang pria bermantel militer hitam mendaki bukit berlumpur. Ia menoleh sebentar ke desa yang telah menjadi reruntuhan di lembah, menyipitkan matanya. 　　Pria itu berbalik arah lalu melanjutkan pendakian. Pandangannya terus menyapu bebatuan di sekeliling, seolah mencari sesuatu. 　　Lereng gunung yang terlalu lama terendam hujan menjadi sangat lunak. Satu langkah terinjak, mudah tergelincir di lumpur atau menjatuhkan batu yang menggelinding ke bawah. 　　Ini bukan gunung wisata dengan anak tangga batu yang keras dan rapi, atau platform besar untuk istirahat menikmati pemandangan. Di sini hanya ada jalan setapak berliku di pegunungan, dan aliran hujan yang mengalir seperti sungai kecil. 　　Tiba-tiba, ia seperti mendengar sesuatu dan berbalik tajam. 　　Di jalan setapak yang baru dilewatinya, tiga bayangan manusia sedang susah payah memanjat ke atas. Deng Wei menengadah, berteriak dengan suara serak: 　　“Ka... Kak Shen! Tunggu kami... Kami tidak kuat lagi...” 　　Shen Qingzhu，“Kalian？Kalian kenapa datang?” 　　“Kak Shen, orang lain mungkin tidak mengerti kamu, tapi kami tidak mungkin tidak mengerti?” Li Liang tersenyum, “Mulut bilang tidak mau datang, tapi sebenarnya ucapan pelatih pasti tidak kamu dengarkan, pasti diam-diam mencari orangtua gadis itu...” 　　“Jadi, kami manfaatkan kesempatan ke toilet di gunung untuk kabur semua.” Li Jia melanjutkan. 　　Shen Qingzhu tertegun memandangi mereka yang berlumuran lumpur, setelah beberapa saat marah: “Sial, jangan sok paham sifatku! Aku cuma bosan duduk, keluar bersantai...” 　　Deng Wei bertiga tertawa sambil mendekati Shen Qingzhu, melirik sekeliling, “Kak Shen, bagaimana pembagian tugas pencarian? Atur saja sesukamu!” 　　Shen Qingzhu: …… 　　Mulutnya berkedut, menahan diri lama, akhirnya berucap seram: “Sekarang jarak pandang terbatas, kita tidak boleh terpisah. Jaga jarak lima meter, telusuri perlahan.” 　　“Siap, Kak Shen!” 　　“......Kalian datang tadi tidak ketahuan?” 　　“Tenang Kak Shen.” Deng Wei menepuk dada penuh percaya diri, “Kami datang diam-diam, tidak mungkin ada yang tahu.” 　　“Bagus.” 　　…… 　　Desa No.1, gerbang desa. 　　Lin Qiye yang menyampirkan mantel militer hitam bersandar di pohon besar, tatapannya tertuju pada puncak gunung yang semakin tenggelam dalam kegelapan di kejauhan, bola matanya menyipit. 　　Bai Li Pangpang buru-buru berlari keluar dari rumah rusak di desa, mendatangi sisi Lin Qiye, dengan panik berkata: 　　"Qiye, Shen Qingzhu tidak tahu lari ke mana, Deng Wei, Li Jia, Li Liang bertiga bilang mau ke toilet, sampai sekarang belum kembali. Pelatih bilang mereka mungkin diam-diam pergi mencari orangtua Yaya." 　　Lin Qiye menatapnya, dengan pasrah berkata: "Bukan mungkin, mereka memang pergi mencari." 　　Bai Li Pangpang tertegun, "Kamu tahu bagaimana?" 　　"Aku melihat sendiri Deng Wei bertiga mengendap-endap keluar desa, langsung menuju gunung." 　　“……” 　　"Lha, kenapa kamu tidak menghentikan mereka?" 　　"Tidak bisa dihentikan." Lin Qiye menggelengkan kepala, "Kalau Shen Qingzhu pergi, mereka pasti ikut. Daripada nanti ribut dua pihak tidak karuan, lebih baik pura-pura tak tahu." 　　Bai Li Pangpang menghela napas, memandang puncak gunung yang gelap pekat. Setelah lama, ragu-ragu bertanya: 　　"Langit segelap ini, mereka tidak akan ada masalah ya..." 　　Lin Qiye diam membisu. 　　"Qiye, bagaimana kalau... kita juga menyelinap keluar untuk bantu mereka?" Bai Li Pangpang melihat Lin Qiye tidak bereaksi, kembali bertanya dengan hati-hati. 　　Lin Qiye tersenyum pasrah, "Jangan uji aku. Bantu pasti akan bantu, tapi seperti mereka yang nekat menerjang gunung pasti tidak bisa. Harus ada cara." 　　"Cara? Masih ada cara apa lagi?" Bai Li Pangpang bingung bertanya. 　　“Kau pikir, mengapa aku terus duduk di tempat ini?” Lin Qiye berkata dengan datar. 　　Dia mengangkat kepala melihat langit yang semakin gelap, mengacungkan satu jari. Beberapa kelelawar terbang dari langit dan berputar-putar di sekitarnya. Bersamaan dengan itu, serangga-serangga yang berjumlah sangat banyak menyelip keluar dari tanah gembur, mengelilingi Lin Qiye. 　　Lin Qiye bagaikan raja mereka. 　　Bai Li Pangpang yang menyaksikan pemandangan ini ternganga kaget. 　　"Masih kurang sedikit, jumlahnya belum cukup." Lin Qiye menggelengkan kepala pelan. "Malam, harus lebih pekat lagi..." 　　…… 　　Di dalam hutan yang gelap, empat bayangan manusia membentuk formasi persegi. Dengan senter di tangan, mereka menyisir area dengan lambat dan teliti. 　　Saat di dalam mobil, pelatih telah membagikan senter ke setiap tim penyelamat. Terutama tim-tim yang akan menuju ke pedalaman pegunungan. Selama latihan ekstrim biasanya senter tidak dibagikan untuk melatih kemampuan adaptasi mereka dalam kegelapan, tapi sekarang bukan saatnya berlatih. 　　Tanpa senter-senter ini, keempat orang itu hanya bisa berlarian di hutan seperti orang buta meraba-raba. Sedikit lengah bisa tersesat di tengah hutan. Jangankan menyelamatkan orang, diri sendiri pun bisa terperosok. 　　"Kak Shen!" Tiba-tiba Li Jia seperti menemukan sesuatu dan berteriak keras. "Sini!" 　　Shen Qingzhu segera berlari ke sisi Li Jia. Mengikuti arah sorot senter, terlihat sebuah sepatu olahraga wanita lapuk teronggok di antara lumpur dan bebatuan. 　　“Terjebak di tanah, dan tidak ada kesan mengering, ini seharusnya tertinggal setelah longsor terjadi.” Mata Shen Qingzhu semakin berbinar. 　　“Kalau begitu... Apakah ini sepatu ibu Yaya? Dia belum mati?” Li Jia membelalakkan matanya. 　　“Mungkin saja!” Shen Qingzhu berkata dengan tekad kokoh, “Bubar cari di sekitar sini, lihat apakah ada petunjuk lain.” 　　Menemukan sepatu wanita yang terjatuh ini, semangat keempat orang langsung tersulut. Berpusat di sepatu wanita itu, mereka menyisir ke segala arah dengan teliti. 　　Li Jia berjalan perlahan di jalan gunung yang licin, sorot senter terus menerus bergoyang-goyang di permukaan tanah sekitar. Dia mengangkat kepala memandang ke kejauhan - posisi mereka sekarang sudah sangat jauh dari desa, sama sekali tak terlihat lokasi permukiman. 　　Dia menunduk, melanjutkan pencarian. 　　Gesek-gesekan samar... 　　Tiba-tiba, suara halus terdengar dari samping. Li Jia tertegun, sorot mata penuh harap muncul, mengarahkan cahaya senternya ke samping. 　　Terlihat seorang pria mengangkat kapak sedang santai berjalan mendekat di jalan gunung tak jauh. 　　“Apa, apa kamu ayah Yaya?” tanya Li Jia dengan emosi. 　　“Yaya? Aku tak kenal Yaya manapun.” Pria itu tertawa memperlihatkan gigi kuningnya, sepasang mata sipit mengamati Li Jia dari atas ke bawah, “Justru kau bocah kecil ini, otaknya sudah matang. Sudah saatnya dipetik.” 　　Dalam cahaya lampu senter, senyum sadis muncul di sudut mulut pria itu. Kapak besar yang dipikul di bahunya diayunkan seketika, kilatan cahaya menyambar! Chapter 0187 Krisis Tiba 　　“Ha!!” 　　Teriakan menyedihkan terdengar dari kejauhan. Shen Qingzhu, Deng Wei, dan Li Liang yang sedang berpencar mencari langsung tertegun, lalu bergegas berlari ke arah Li Jia! 　　Di kegelapan hutan, teriakan Li Jia hanya bertahan sejenak sebelum sirna ditelan kesunyian maut. 　　“Li Jia, Li Jia! Di mana kau?!” 　　Firasat buruk menggelayuti hati Shen Qingzhu. Ia berlari kencang ke arah sumber teriakan sambil berteriak ke sekelilingnya. Deng Wei dan Li Liang menyusul di belakangnya dengan wajah dipenuhi kecemasan. 　　Sinar lampu menembus keremangan hutan. Samar-samar, sesosok tubuh gagah muncul dari balik pepohonan, melangkah tenang ke arah trio itu. 　　Pria bertelanjang dada itu memikul kapak besar di bahu kanan. Tangan kirinya menggenggam kepala berdarah. Ia muncul di hadapan mereka dengan senyum dungu. 　　“Mana bocah-bocah sialan yang teriak tadi?” 　　Begitu melihat kepala di tangan pria itu, pupil ketiganya menyempit. Li Liang terjatuh duduk dengan wajah pucat pasi... 　　Deng Wei terpaku menyaksikan pemandangan itu, matanya dipenuhi rasa tak percaya. 　　Tubuh Shen Qingzhu bergetar tak terkendali, matanya menatap tajam lelaki yang sedang tertawa bodoh di hadapannya, kedua kepalan tangannya meremas erat hingga kuku menancap ke daging. 　　Lelaki itu melirik ketiga orang tersebut lalu tertawa terbahak-bahak: 　　"Bagus, bagus, tiga kepala matang lagi, saatnya dipetik!" 　　"Aku akan memetik ibumu!!!!!!" 　　Shen Qingzhu menggelegar sembari menerjang ke depan! 　　…… 　　"Tidak benar!" 　　Lin Qiye yang duduk bermeditasi di bawah pohon tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar, bangkit berdiri dari tanah dengan wajah penuh ketegangan. 　　Bai Li Pangpang di sampingnya kaget, "Ada apa?" 　　"Di gunung ini selain kita, ada orang lain!" Lin Qiye berlari cepat ke rumah rusak di desa, menemui Pelatih Hong. 　　"Ada masalah?" Pelatih Hong mengerutkan alisnya melihat ekspresi Lin Qiye. 　　"Ada musuh di gunung, dan jumlahnya bukan cuma satu!" 　　Wajah Pelatih Hong berubah pucat, "Jelaskan detailnya." 　　"Tadi, aku terus menggerakkan makhluk nokturnal di sekitar ke puncak gunung tempat orangtua Yaya hilang, mencoba melacak jejak mereka, tapi malah menemukan orang-orang mencurigakan." 　　Alis Lin Qiye berkerut dalam, lanjutnya, "Sampai sekarang, sudah kudeteksi empat orang. Dari gelombang kekuatan spiritual, tiga di antaranya selevel 'Chuan', satu lagi kekuatannya terlalu besar hingga tak bisa kuperkirakan - puncak 'Chuan' atau mungkin sudah mencapai tingkat 'Hai'!" 　　“Tiga Tingkat 'Chuan', satu Tingkat 'Laut'?” Wajah Pelatih Hong langsung berubah. 　　Pada saat ini, operasi penyelamatan yang tiba-tiba ini akhirnya menampakkan sisi mengerikannya: tanah longsor tak masuk akal, Komandan Yuan Gang hilang, ahli misterius yang muncul di dalam hutan... 　　“Di mana mereka sekarang?” 　　“Satu berada sangat dekat dengan kita, tepat di arah pergerakan Shen Qingzhu dan yang lain. Dua lainnya lebih jauh, sepertinya sedang mencari sesuatu. Sedangkan yang diduga Tingkat 'Laut' itu tetap duduk di suatu lereng gunung, entah sedang apa.” Lin Qiye menjawab sejujurnya. 　　Dug——!! 　　Begitu Lin Qiye selesai bicara, ledakan sayup-sayup terdengar dari kejauhan. Semua orang menoleh ke arah kepergian Shen Qingzhu. Karena terhalang gunung, mereka tak bisa melihat sumber ledakan, tapi samar-samar melihat sorot api menerangi sebagian langit. 　　“Shen Qingzhu, mereka diserang!” Lin Qiye mengerutkan alis dan berkata. 　　Pelatih Hong segera mengeluarkan walkie-talkie dan berteriak, “Ini Tim Bantuan Nomor 1! Ada tiga musuh Tingkat 'Chuan' dan satu diduga Tingkat 'Laut' di sekitar kami. Beberapa peserta sudah diserang, minta bantuan! Mengulangi, minta bantuan!” 　　Begitu selesai, orang di seberang walkie-talkie langsung membalas. 　　“Di sini posko bantuan darurat, menerima permintaan dari Tim Bantuan Nomor 1, segera sampaikan ke tim bantuan lain, kirim pelatih untuk membantu, peserta lain tetap di desa masing-masing, dilarang bertindak semaunya. Tapi Pelatih Hong, karena posisi kalian terlalu jauh ke dalam, para pelatih dari desa lain butuh minimal 3 jam lebih untuk sampai, mohon bertahan selama waktu ini.” 　　Langsung setelah itu, serangkaian panggilan darurat bergema. 　　“Saya Han Li dari Tim Bantuan Nomor 3, posisi kami tak jauh darimu, segera berangkat membantu.” Suara Pelatih Han terdengar dari walkie-talkie. 　　“Saya Wang Feng dari Tim Bantuan Nomor 5, sedang menuju lokasi.” 　　“Tim Bantuan Nomor 2 di sini...” 　　“……” 　　Tanggapan terus berdatangan, Pelatih Hong meremas walkie-talkie hingga berbunyi kretek, kesal berkata: “Tiga jam? Dalam tiga jam masakan bunga keriting sudah dingin! Sialan...” 　　Pelatih Hong menyimpan walkie-talkie, tanpa ragu menggendong kotak hitam berisi pedang bintang di punggung, berbalik ke Lin Qiye dan kawan-kawan: 　　“Kalian tunggu di sini. Aku akan menyelamatkan Shen Qingzhu dan yang lain. Jangan kemana-mana.” 　　Usai bicara, ia langsung berlari ke arah pegunungan. 　　“Tunggu, Pelatih Hong!” Lin Qiye buru-buru berseru menghentikan langkah pelatih yang tergesa itu. Sang pelatih menoleh dengan alis berkerut. 　　“Urusan tidak sesederhana ini.” Lin Qiye menggelengkan kepala, “Komandan hilang, musuh muncul, di balik operasi penyelamatan kali ini jelas tersembunyi konspirasi yang tidak diketahui orang. Mereka yang muncul di sini pasti punya tujuan tertentu.” 　　“Tujuan apa?” 　　“Belum jelas, tapi yang pasti, mereka bukan datang untuk para yang bertahan ini.” Lin Qiye berbalik memandang reruntuhan di belakangnya, beserta para penyintas dan korban yang terbaring di dalamnya. 　　“Maksudmu...” 　　“Mengapa mereka tidak muncul di tempat lain, tapi justru di sini? Di dekat Desa Nomor 1? Dari lintasan gerakan mereka, target mereka sangat spesifik - yaitu lokasi ini.” Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, “Sejujurnya, di Desa 1 ini, satu-satunya yang bisa menarik banyak pihak kuat sekaligus hanyalah aku...” 　　“Target mereka adalahmu?” Pelatih Hong mengerutkan alis, “Tapi bagaimana mereka tahu kita akan datang menolong? Dan bagaimana mereka tahu kamu ada di Tim Penyelamat 1?” 　　Mata Lin Qiye menyipit, “Mungkin... ada pengkhianat di jajaran tinggi Penjaga Malam...” 　　Wajah Pelatih Hong langsung berubah muram. 　　“Intinya, jika target mereka adalah aku, aku tidak boleh tinggal di sini. Jika tidak, para penyintas ini akan terkena imbasnya.” Lin Qiye berkata dengan tenang, “Sebaliknya, jika mereka tahu aku tidak di sini, mereka akan mengubah arah gerakan dan menghindari desa ini.” 　　“Apa yang ingin kamu lakukan?” Pelatih Hong bertanya. 　　“Sekarang, kita tidak bisa bertindak sembrono. Harus menyelamatkan Shen Qingzhu dan yang lain sambil menjamin keamanan yang bertahan, dan yang terpenting – jangan biarkan musuh lain ikut campur dalam pertempuran penyelamatan Shen Qingzhu. Kalau tidak, situasi pasti akan kehilangan kendali.” 　　Di mata Lin Qiye berkilauan cahaya tegas, “Jadi, rencanaku begini. Pelatih Hong, kamu bawa Bai Li Pangpang untuk menyelamatkan Shen Qingzhu dan kawan-kawan. Dengan Jinxu miliknya, mungkin bisa meminimalisir masalah. Molly, Wen Qingqing, kalian evakuasi yang bertahan ke tempat persembunyian lain di luar desa, cegah musuh tambahan datang ke sini dan menyebabkan korban sia-sia. Sedangkan aku...” 　　Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, pandangannya tertuju pada kegelapan hutan pegunungan yang sunyi. 　　“Aku, yang akan mengalihkan perhatian tiga musuh lainnya.” Chapter 0188 Naga Bumi Aliran Api 　　“Tidak boleh!” Pelatih Hong menggelengkan kepala dengan tegas, “Kamu mau mengalihkan tiga orang itu? Mereka benar-benar berada di Tingkat 'Chuan'! Beda dengan pseudo-Tingkat 'Chuan' misterius saat latihan. Jangan kira karena kamu pernah membunuh dua misteri saat latihan, lalu meremehkan Tingkat 'Chuan'. Satu saja dari mereka bisa menaklukkanmu dengan mudah, apalagi ada satu yang Tingkat 'Laut'!” 　　“Tapi ini satu-satunya cara.” Lin Qiye berkata dengan tenang, “Kalau aku tidak mengungkapkan diri, mereka pasti akan menemukan lokasi ini.” 　　Pelatih Hong membuka mulutnya seolah ingin membantah, namun Lin Qiye melanjutkan: 　　“Dan, aku tidak berniat untuk berkonfrontasi langsung dengan mereka. Asalkan bisa menahan selama tiga jam sampai pelatih lain datang, inisiatif akan berada di tangan kita. Di tengah hutan yang gelap, mereka ingin menangkapku... mungkin tidak semudah itu.” 　　Lin Qiye menengadah, memandang Pelatih Hong dengan tekad kokoh. Di matanya terpancar kepercayaan diri yang belum pernah terlihat sebelumnya. 　　Pelatih Hong tertegun lama. Dentuman ledakan dari kejauhan di pegunungan semakin keras. Ia mengeratkan gigi, "Baik, kita ikuti rencanamu! Ingat! Jangan berkonfrontasi langsung dengan mereka! Bertahan hidup adalah hal terpenting!" 　　Lin Qiye mengangguk. Pelatih Hong tak lagi ragu, langsung berlari ke arah Shen Qingzhu dan yang lain. Setiap langkah kakinya seolah didorong kekuatan misterius, membuat tubuhnya melesat cepat. Hanya dalam dua-tiga langkah, ia sudah melompat sejauh ratusan meter. 　　Melihat Pelatih Hong berlari secepat itu, Bai Li Pangpang berteriak "Waduh!" lalu berpacu sekuat tenaga menyusul. 　　Menyaksikan siluet mereka semakin menghilang dalam gelapnya malam, Lin Qiye tak berlama-lama di desa. Ia melesat ke sisi lain, tubuhnya seperti hantu yang bergerak lincah di antara semak-semak remang, segera menjauh dari permukiman. 　　Setiba di posisi yang tepat, Lin Qiye menarik napas dalam-dalam. Bola matanya menyala keemasan, wibawa ilahi Sang Serafim benar-benar terlepas! 　　“Di tengah pegunungan sunyi ini, kewibawaan ilahi Serafim yang tak wajar terlihat mencolok.” 　　“Beberapa saat kemudian, kilau emas di mata Lin Qiye memudar perlahan. Ia mengulurkan tangan ke udara kosong dan menekan dengan lembut, sebuah lingkaran sihir megah langsung terbentuk di angkasa.” 　　“Gelombang dimensi dari alam lain semakin intens. Tak lama, sosok mumi kecil muncul di hadapan Lin Qiye.” 　　“Mumi kecil itu cepat-cepat melirik sekeliling. Saat menyadari tak ada camilan atau senjata memenuhi ruangan, ia menunduk dengan frustrasi...” 　　“Lin Qiye mengelus kepala mumi kecil sambil memandang ke pegunungan nun jauh, bergumam pelan:” 　　“'Ingin membunuhku... tak semudah itu.'” 　　…… 　　“Di balik kesunyian pegunungan, siluet bertopi baseball berjalan tegak melewati hutan menuju Desa Nomor 1.” 　　“Tiba-tiba, gelombang energi dewa yang dahsyat terdengar dari arah lain, pancarannya secemerlang bintang. Dengan suara terkejut, langkahnya terhenti pelan.” 　　“'Aneh, katanya dia pergi memberi bantuan ke desa itu? Kenapa bisa ada di sana...'” 　　“Ia menutup mata, berkonsentrasi penuh sesaat lalu mengangguk yakin, 'Benar, ini pasti tekanan wibawa dewa. Pasti dia.'” 　　Dia berbalik badan memandang ke arah tempat aura Lin Qiye muncul, sorot matanya penuh semangat, "Kalau kali ini bisa membunuh agen dewa kembar, aku pasti dapat posisi di 【jemaat】! Hidup menderita, sudah cukup! Agen kecil, nyawamu kuambil!!" 　　Dia melangkahkan kaki panjangnya, kecepatannya jauh lebih kencang dari sebelumnya, berlari secepat kilat menuju sumber aura yang muncul! 　　Adegan serupa juga terjadi pada petarung level "Chuan" lainnya. 　　Tapi tetap ada satu pengecualian. 　　Saat ini, di lereng gunung Jinshan, seorang pria perlahan membuka matanya, memandang ke arah tempat wibawa ilahi Lin Qiye pernah muncul. 　　"Mengambil risiko sendiri untuk melindungi orang lain... Agen dewa kembar ini cukup menarik." 　　Dialah satu-satunya petarung level "Hai" yang tidak bergerak sama sekali seperti yang dirasakan Lin Qiye. 　　Matanya menatap pegunungan nun di kejauhan, keraguan terpancar di wajahnya seolah ragu untuk bertindak. Setelah lama, dia menggelengkan kepala lirih. 　　"Cuma level 'Kolam', sampah-sampah itu pasti cukup. Sekarang, urusan di sini lebih menarik..." 　　Dia menoleh ke mulut gua besar di hadapannya, semburan hawa panas teratur keluar dari dalam, seolah gunung ini memiliki nyawa. 　　Sorot aneh berkilau di mata pria itu, "Tak kusangka di bawah pegunungan tak ternama ini, ternyata tidur seekor naga api... Benar-benar temuan tak terduga." 　　…… 　　Dalam kegelapan, kedua kaki Pelatih Hong memancarkan cahaya biru samar, bagaikan superhero, melompat puluhan meter di udara di pegunungan, dan dalam sekejap berhasil melewati sebuah puncak gunung. 　　Dengan kemampuan seperti ini, jika sejak awal Pelatih Hong tidak membawa Lin Qiye dan yang lain masuk ke pegunungan, mungkin tidak sampai delapan jam lebih - paling lama dua jam sudah bisa tiba di Desa Nomor 1. 　　Dengungan ledakan semakin dekat, dia mulai bisa melihat sorot api menyilaukan yang muncul silih berganti di kejauhan pegunungan - menyala seketika, lalu padam total, kemudian menyala lagi... 　　Selain Shen Qingzhu, tidak ada orang lain yang mampu melakukan hal seperti ini. 　　Wajah Pelatih Hong semakin berkerut, dia sedikit berjongkok, cahaya biru di kedua kakinya kembali menyala, lalu tubuhnya menerjang dari puncak gunung ke arah medan pertempuran! 　　Tubuhnya melayang jatuh dari puncak, tepat saat melewati setengah lereng, beberapa sulur tebal tiba-tiba menyambar seperti kilat dari tebing, seketika mengikat kedua kaki Pelatih Hong dan menariknya dengan paksa ke bawah! 　　Keseimbangan yang ada hancur, gravitasi raksasa tiba-tiba berubah menjadi gaya sentripetal, membanting tubuh Pelatih Hong ke tepi sungai kecil di perut gunung! 　　Duum——! 　　Suara benturan berat menggema, di bawah dampak guncangan hebat, puing-puing batu berhamburan. Pelatih Hong bangkit dengan gerak-gerik kikuk, darah mengalir dari dahinya. 　　Swoosh! 　　Sulur yang mengikat paha Pelatih Hong kembali mengencang, menarik tubuhnya dengan cepat ke dalam hutan lebat. Meski terluka, Pelatih Hong tetap tenang, memeluk erat pedang bintang di punggungnya dan menebas sulur itu seketika. 　　Tubuhnya berdiri tegak, pandangan tajam bagai elang menyapu kegelapan di sekitarnya. 　　"Awalnya cuma mau menangkap satu anak sialan, ternyata malah dapat pelatih... Ckckck." Siluet manusia perlahan muncul dari batang pohon. Sebelumnya, Pelatih Hong sama sekali tidak melihat ada orang di situ. 　　Musuh yang selama ini bersembunyi dalam bayang-bayang! 　　Wajah Pelatih Hong semakin tegang. Dengan kehadiran orang ini, ia tak bisa segera menyelamatkan Shen Qingzhu dan yang lain... 　　Urusan jadi rumit. 　　Di kejauhan, sebuah sudut tak mencolok. 　　Siluet gemuk mengintip diam-diam, memandang dua figur yang berhadapan di tepi sungai. Sorot matanya dipenuhi keraguan. 　　"Untung lariku agak lambat, kalau tidak pasti ketahan di jalan... Tapi sekarang, bantu pelatih atau selamatkan Si Sok Jago ya?" 　　Melihat ketenangan Pelatih Hong, lalu mendengar ledakan keras yang terus bergema di kejauhan, hatinya segera mantap. 　　"Pelatih Hong, bukan aku tidak mau bantu. Aku yakin kemampuanmu..." 　　Bai Li Pangpang berbisik pelan sambil cepat-cepat berlari ke arah tempat Shen Qingzhu bertarung! Chapter 0189 Mumi Pun Bisa Kejam 　　Di balik sunyinya hutan, seorang pria bertopi baseball mendekati pusat area hutan tandus, melirik sekeliling. 　　"Seharusnya di sini tempat sumber bau tadi…" 　　Dia berjongkok, meneliti tanah sekitar untuk mencari jejak Lin Qiye, laksana pemburu berpengalaman. 　　Namanya Zhuang Qi. Sebenarnya sebelum menjadi jemaat, dia memang seorang pemburu. Namun setelah tak sengaja membangunkan area larangan, akhirnya direkrut ke dalam 【jemaat】 sebagai pendukung fanatik era dewa-dewa jahat. 　　Zhuang Qi menempelkan seluruh tubuhnya ke lantai, mengendus sesuatu. Jejak-jejak sebagian besar terhapus oleh hujan, mustahil dilacak orang biasa. Tapi Zhuang Qi memang bukan orang biasa – kemampuannya melacak bukan main-main. 　　Tak lama, dia menemukan arah tujuan Lin Qiye. 　　"Lari ke gunung? Hmph... naif." Zhuang Qi seolah menembus rencana Lin Qiye, mencemooh sambil melanjutkan pengejaran ke arah tersebut. 　　Gerakannya lincah. Meski di kegelapan pekat gunung, kecepatannya tak berkurang. Matanya yang tajam terus mengawasi sekeliling. 　　Tiba-tiba, dia seperti menemukan sesuatu, tiba-tiba menghentikan langkahnya. 　　Pandangannya tertuju pada tanah di samping sebuah pohon, terlihat sepotong kulit kayu tertancap di tanah. Tanah di sekitarnya masih terlihat baru, sepertinya baru ditancapkan belum lama ini. Di permukaan kulit kayu tampak samar-samar tulisan tangan... 　　Rasa penasaran muncul di hati Zhuang Qi. Didorong rasa ingin tahu, dia bergegas menuju ke arah kulit kayu itu dan mengulurkan tangan ingin mencabutnya untuk melihat apa yang tertulis... 　　Krak! 　　Saat Zhuang Qi menginjak semak di sebelah kulit kayu, terdengar suara mekanisme jernih dari bawah kakinya. Dia tertegun sejenak. 　　Dor——!!! 　　Sorot api menyilaukan meledak hebat dari bawah kakinya. Ledakan keras menggema, gelombang kejutnya melempar tubuhnya ke udara sebelum jatuh keras di tanah puluhan meter jauhnya... 　　Di udara samar-samar tercium bau hangus. 　　"Hah...hukh hukh hukh..." Zhuang Qi yang tubuhnya hitam legam batuk-batuk hebat. Perlahan bangkit dari tanah. Meski terkena ledakan langsung, sepertinya lukanya tidak parah. 　　"Sialan! Di hutan terpencil ini kok ada ranjau antitank?! Dasar kurang ajar!" kutuk Zhuang Qi sambil memegang tangan kanannya yang berdarah-darah. 　　“Saat mencapai level 'Chuan', kekuatan spiritual yang bergelora akan terus-menerus membersihkan tubuh, memperkuat ketahanan fisik hingga mencapai tingkat yang hampir setara 'superhero'. Bahkan jika terkena ledakan ranjau anti-tank sekalipun, tidak akan mematikan.” 　　“Inilah alasan mengapa perbedaan antara Kolam dan level 'Chuan' begitu signifikan.” 　　“Zhuang Qi menahan sakit mendekati area yang sudah rata akibat ledakan. Ternyata kulit pohon itu sudah lama hancur menjadi abu, berarti kesempatannya untuk mengetahui isi tulisan di kulit pohon itu hilang selamanya... Memikirkan ini, hatinya merasa jijik seperti memakan lalat.” 　　“Rasa penasaran yang digantungi tanpa kelanjutan ini membuatnya sangat kesal!” 　　“Di kejauhan, Lin Qiye yang bersembunyi di balik ranting pohon besar mengedipkan mulutnya sambil menghela napas...” 　　“Ternyata orang level 'Chuan' tak mudah mati. Mumu, ini tugasmu.” 　　“Lin Qiye menepuk-nepuk kepala mumi kecil di sampingnya sambil berkata.” 　　“Mumu adalah nama yang diberikan Lin Qiye untuk mumi kecil itu. Memanggilnya 'mumi' terus-terusan kurang pas, sementara Lin Qiye sendiri payah dalam urusan memberi nama, akhirnya diputuskan secara gegabah.” 　　“Mumu mengangguk, bahunya yang dibalut perban tiba-tiba mengembung. Sebuah roket launcher raksasa muncul di pundak mungilnya.” 　　“Dengan serius Mumu menyesuaikan sudut bidik, mengarahkan roket launcher ke arah Zhuang Qi yang sedang menggerutu di kejauhan...” 　　“Hiyah!” 　　“Leher Mumi mengeluarkan desahan, roket di bahunya tiba-tiba menyemburkan sorot api, sebuah roket berekor api melesat menuju Zhuang Qi!” 　　Melihat roket telah ditembakkan, Lin Qiye langsung mengangkat Mumi ke bahunya dan berbalik lari! 　　Zhuang Qi baru saja sadar dari ledakan ranjau antitank tadi, tiba-tiba sebuah roket lagi meluncur ke wajahnya! 　　“Waduh kau...” 　　Dor——!! 　　Lin Qiye menggendong mumi kecil di bahu, posturnya seperti hantu melayang ke depan. Karena kecepatannya ekstrim, mumi kecil itu terlempar-lempar seperti karung pasir. 　　Langsung setelah itu, sosok berasap hitam terbang keluar dari nyala api, pisau usang di tangannya memantulkan cahaya api yang berkedut, mengejar Lin Qiye. 　　Kecepatan Zhuang Qi jauh melebihi Lin Qiye. Meski ada penghalang medan, hanya butuh puluhan detik baginya untuk hampir menyusul dari belakang. 　　“Bajingan, cari mati!!” Separuh wajah Zhuang Qi sudah berlumuran darah, bola matanya dipenuhi amarah seolah ingin menyiksa Lin Qiye! 　　Saat bayangannya hampir menyentuh Lin Qiye, teriaknya: “Mumi!” 　　“Haiyaa!” 　　“Perban di seluruh tubuh Mumu menggelembung, tubuh mungilnya tiba-tiba membengkak lebih dari dua kali lipat, bagai gunung kecil yang menindih bahu Lin Qiye. Sementara itu, laras-laras senjata hitam yang rapat bermunculan dari tubuhnya, mengarah serentak ke Zhuang Qi yang melayang di langit-langit.” 　　“Hantu apa ini?!” Zhuang Qi yang menyaksikan langsung adegan ini tertegun. 　　Mumi yang bisa berubah menjadi senjata? Apa ini? Semacam misteri? 　　Sebelum sempat berpikir, peluru-peluru deras menyembur dari senjata berbagai kaliber: pistol mitraliur, senapan otomatis, senapan rundung, pistol, senapan gentel... 　　Sorotan api berkilauan menerangi sudut hutan yang remang-remang. Dentuman ratusan senjata yang ditembakkan serentak bahkan menenggelamkan gemuruh guntur di ufuk, bergema di pegunungan! 　　Ding ding ding ding ding ding…… 　　Pisau berburu di tangan Zhuang Qi seketika hancur berkeping-keping. Pecahan pisau berterbangan bagai daun dalam pusaran angin, membungkus dirinya. Peluru-peluru rapat membentur pecahan pisau, memercikkan lingkaran bunga api yang menyilaukan. 　　Meski pecahan pisau berhasil menahan peluru yang berhamburan, energi kinetik dari sejumlah besar proyektil ini tetap nyata. Siluet Zhuang Qi di langit-langit langsung terjatuh di bawah tekanan air terjun peluru, membuat Lin Qiye segera menjaga jarak. 　　“Memecahkan pisau menjadi pecahan untuk dikontrol... Apakah ini Jinxu, atau area larangan miliknya? Jika itu area larangan, apakah dia hanya bisa memecahkan pisau ini, atau semua logam?” Lin Qiye merasakan seluruh proses melalui kekuatan spiritual sambil terus berlari kencang ke depan, pikirannya bekerja dengan cepat. 　　Setelah menangkis semua peluru, Zhuang Qi baru hendak menarik kembali pecahan pisau berburunya ketika sebuah roket menyala melesat dari depan. 　　Dor——!! 　　“Ya ampun, belum selesai?!!” Zhuang Qi memaksa menahan ledakan roket dengan pecahan pisau berburu, lalu mengaum penuh kemarahan. Chapter 0190 Dapat Diandalkan 　　Usai meluncurkan roket, tubuh Mumu menyusut kembali, berayun mengikuti langkah Lin Qiye yang terus maju. 　　“Peluru dan roket juga berbahan logam tapi tidak dipecahkan olehnya, berarti dia hanya bisa memecahkan pisau itu atau logam khusus jenis tertentu. Ini menyederhanakan urusan.” Lin Qiye bergumam pelan. 　　Di langit, beberapa kelelawar mengepakkan sayap melintas di samping Lin Qiye, berputar setengah lingkaran sebelum terbang menjauh. 　　Ekspresi Lin Qiye langsung tegang. 　　Menurut intelijen dari kelelawar, situasinya jauh lebih buruk dari perkiraannya. Awalnya dia mengira hanya ada tiga musuh level "Chuan" dan satu level "Hai", ternyata masih ada satu level "Chuan" lain yang bersembunyi di hutan, berhasil menipu persepsi makhluk nokturnal lainnya. 　　Pelatih Hong yang awalnya bergegas untuk menyelamatkan Shen Qingzhu teralihkan oleh Pihak lawan, tidak bisa meninggalkan tempat. Untungnya Bai Li Pangpang sepertinya tidak terpantau, langsung menuju ke arah Shen Qingzhu. 　　Tapi... bisakah mereka yang hanya segelintir orang ini mengalahkan cultivator level "Chuan"? 　　Selain itu, berdasarkan informasi dari kelelawar, cultivator level "Chuan" lainnya juga mengubah arah perjalanan, mengalihkan dari Desa Nomor 1 dan mengejar Lin Qiye. Jaraknya sekarang sudah sangat dekat. 　　Informasi lokasi yang dikumpulkan Lin Qiye melalui makhluk malam memiliki perbedaan waktu. Dia hanya bisa berkomunikasi dengan makhluk malam, tidak berbagi pandangan. Artinya, untuk mendapatkan informasi baru, dia harus menyebarkan makhluk-makhluk itu terlebih dahulu untuk mengumpulkan data, lalu menunggu mereka kembali. 　　Proses tengah ini memakan waktu sekitar 10 menit - periode keterlambatan pesannya. 　　Poin penting lain: Musuh level "Hai" yang sebelumnya duduk di lereng gunung telah menghilang. Tubuhnya tidak terlihat di manapun di hutan. Tapi di tempat duduknya sebelumnya ditemukan gua aneh, dan sekarang ada kelelawar yang sedang menjelajahinya. 　　Su——！ 　　Saat Lin Qiye sedang menyusun informasi dengan cepat dalam pikirannya, bayangan orang tiba-tiba muncul di belakangnya. Pecahan pisau berburu bertebaran seperti badai, menyerupai gerombolan belalang besi yang melintas. Dalam sekejap, pepohonan di sekitarnya ditebas di pinggang! 　　Seperti ada pisau besar tak kasat mata yang membelah separuh hutan dengan potongan sempurna. 　　Dalam persepsi mental Lin Qiye, dia jelas menyadari bahwa ukuran pecahan pisau berburu kali ini jauh lebih kecil dari sebelumnya. Jika sebelumnya pecahan pisau yang terpisah itu seperti kertas seukuran kuku jempol, maka yang kini mengalir ke arah Lin Qiye adalah bilah-bilah pisau halus sebesar butiran pasir! 　　Dengan pisau yang sama, perubahan ukuran pecahan ini membuat daya penghancurnya benar-benar berbeda. 　　Ukuran pisau seperti ini bisa terhirup ke dalam paru-paru manusia. Begitu Zhuang Qi menghendaki, dalam sekejap tubuh manusia bisa dipotong-potong dari dalam menjadi remah-remah. 　　Bahkan tanpa masuk ke dalam tubuh, sentuhan ringan kabut perak ini di kulit bisa langsung mengelupas lapisan kulit. Jika meresap lebih dalam, bahkan tulang pun bisa dihancurkan. 　　Kini Lin Qiye benar-benar memahami kemampuan area larangan pria di belakangnya ini. Dia bisa mengurai logam khusus penyusun pisau berburu tanpa batas dan mengendalikannya untuk membantai. Saat ini masih level "Chuan", baru bisa mengurai pisau hingga sebesar pasir... 　　Jika tingkatannya naik, sangat mungkin pisau ini diurai hingga berukuran nano, membunuh semua makhluk hidup di sekitarnya secara tak kasat mata. 　　Ini adalah area larangan dengan daya penghancur yang sangat mengerikan! 　　Terlihat jelas, Zhuang Qi yang dibuat kerepotan oleh Lin Qiye ini benar-benar murka. 　　Saat Lin Qiye sepenuhnya memahami semua ini, kabut perak pecahan pisau telah sampai di belakangnya, menyebar ke segala arah untuk membungkus dirinya! 　　“Begitu dia berhasil membungkus ruang di sekitar Lin Qiye, saat itu Lin Qiye sama sekali terpojok, hanya bisa dipotong-motong menjadi irisan daging oleh Zhuang Qi di dalamnya.” 　　“Haiyukk!” 　　Roket di bahu Mumu kembali meluncur, proyektil roket menabrak kabut pisau perak yang bergerak mengintimidasi, memercikkan sorot api hebat. Namun dampak ledakan roket hanya sedikit memperlambat laju kabut perak ini, dan segera mereka kembali mengejar. 　　Kelompok pisau yang sekecil dan serapat ini sudah bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan roket biasa. 　　Dalam persepsi kekuatan spiritual Lin Qiye, sebagian kabut pisau perak telah terbang mendahuluinya, hampir membentuk formasi pengepungan. 　　Otak Lin Qiye berputar kencang, meski situasi sudah sedemikian genting, matanya tetap dipenuhi ketenangan. 　　Dalam kondisi seperti ini, Divine Ruins Kegelapan Maksimal sama sekali tak bisa mengikis jumlah sebesar ini, sedangkan untuk menghadapi serangan luas menyeluruh semacam ini, ilmu pedang pun tak banyak berguna... 　　Tiba-tiba mata Lin Qiye berbinar, seolah teringat sesuatu. Dengan cepat ia menggendong mumi kecil di bahunya, lalu tiba-tiba merebahkan diri menindih tubuh mungil Mumu. 　　“Meski tahu ini tidak baik, tapi sekarang sudah tak ada jalan lain. Lihat kamu, Mumu.” Lin Qiye berbicara dengan wajah tak berdaya. 　　Dalam ikatan kontrak jiwa, Mumu langsung menyadari maksud Lin Qiye. Tubuhnya menggelembung dengan cepat, punggungnya yang tertindih di tanah tiba-tiba menonjol dan mengeluarkan dua kantong obat. 　　Dari kejauhan, Zhuang Qi memandang kabut perak pisau yang sudah membentuk lingkaran pengepungan, senyuman mengerikan muncul di sudut mulutnya. 　　"Hup daa!" 　　Dor——!! 　　Tepat saat kabut pisau perak hendak menyelimuti Lin Qiye, dua kantong obat yang tertindih Mumu raksasa di tanah meledak dahsyat. Energi ledakan yang mengerikan langsung melempar Mumu dan Lin Qiye terbang seperti mercon, melesat keluar dari radius kabut sebelum sempat menyelimuti. 　　Dengan Mumu raksasa yang menindih kantong obat di atasnya, dampak ledakan hampir tidak menyentuh Lin Qiye. Mumi setia ini menanggung semua luka untuknya. 　　Ledakan sebesar ini memang tidak bisa melukai Mumu. Perban sedikit hangus di punggungnya menyusut, lalu cepat pulih seperti semula. 　　Maka Lin Qiye menggendong Mumu, melayang membentuk parabola indah di udara, langsung terbang keluar dari puncak gunung menuju lembah di kejauhan. 　　Zhuang Qi terkagum-kagum melihat adegan tak masuk akal ini, baru kembali sadar setelah lama terpana. 　　"Sial?! Bisa main seperti ini?!" 　　…… 　　Di sisi lain gunung. 　　Dor——!! 　　Suara ledakan yang memekakkan telinga bergema di kaki gunung, sorot api yang menyilaukan seperti naga api yang melesat menerjang langit. Pepohonan di sekitarnya terbakar, membara hebat. 　　Tapi pada momen berikutnya, udara di sekitar tiba-tiba terkuras habis, nyala api yang mengerikan langsung menghilang tanpa jejak. 　　Di padang liar yang penuh luka bakar ini, pepohonan hangus atau yang hampir terbakar bertebaran di sekeliling, berdiri tak beraturan. Di pusat padang liar ini, seorang pria kekar memikul kapak bangkit perlahan dari lubang dalam, tersenyum kecut. 　　"Anak kecil, kekuatanmu masih payah juga ya." Chapter 0191 Membayar Nyawa 　　Di hadapannya, Shen Qingzhu yang penuh luka berdiri dengan kondisi memprihatinkan. Di belakangnya terbaring Li Liang yang sekarat, serta Deng Wei yang meski kakinya patah tetap mengeraskan gigi berusaha menyelamatkan Li Liang. 　　Bola mata Shen Qingzhu dipenuhi amarah yang berkedut-kedut, pandangannya seolah ingin menguliti hidup-hidup pria di depannya. Mantel militernya yang hitam berkibar oleh aliran udara berputar, cincin di jarinya terus-menerus memancarkan sorot api. 　　"Tapi untuk tingkatanmu, ini sudah luar biasa." Pria itu berpikir sejenak lalu melanjutkan, "Ngomong-ngomong, apa kamu kenal anak muda bernama Lin Qiye?" 　　Kilatan samar muncul di dasar mata Shen Qingzhu. Dengan geraham terkunci, ia mengucapkan kata demi kata: 　　"Sialan Qiye delapan malam apa, gua ga kenal!" 　　“Tidak benar kan, mengingat kamu juga ada di sini, seharusnya kalian bersama bukan?” Pria itu tersenyum kecut, “Begini, bantu aku tangkap si bocah itu, aku akan membebaskan kalian.” 　　“Membebaskan kami?” Shen Qingzhu mencemooh, “Sekarang berlutut dan sujud dua kali ke ayahmu, baru aku pertimbangkan untuk meninggalkan mayatmu utuh!” 　　“Masih muda tapi mulut besar.” Pria itu perlahan melepaskan kapak besar dari bahunya, wajah polosnya memerah dengan senyuman kejam sambil melangkah pelan mendekati Shen Qingzhu, “Kepalamu yang sudah matang ini, biar kulepas sendiri.” 　　Pupil Shen Qingzhu tiba-tiba menyempit, tangannya menggenggam udara kosong. Pada momen berikutnya, udara di sekitar pria itu terkuras habis. Mulut pria itu berkedut, senyumannya semakin mengerikan. 　　Kedua kakinya menghantam lantai keras, seluruh tubuhnya meluncur seperti proyektil. Saat hampir menyentuh dinding udara di batas vakum, kapak besar di tangannya tiba-tiba mengayun, meruntuhkan seluruh wilayah vakum dengan mudah. 　　Dia mendarat berat di lantai, berkata dengan nada mengejek: “Bocah, wilayah vakum yang kamu buat terlalu kecil dan rapuh, sama sekali tak bisa mengurungku. Bagaimana kalau buat yang lebih besar untuk main-main?” 　　Suaranya berhenti, lalu dia tersadar dan melanjutkan, "Oh... Aku mengerti, kamu takut anak kecil di belakangmu yang hampir mati itu ikut terbawa. Hah, lagipula Forbidden Ruins Risiko Super Tinggi milikmu ini memang sesuai kriteria, melukai musuh sepuluh ribu, merugikan diri sendiri delapan ribu." 　　Tubuh pria itu bergerak cepat, kapak besar di tangannya melesat ditebaskan, ujung tajam kapaknya membelah udara, bahkan mengeluarkan suara ledakan yang menusuk telinga! 　　Shen Qingzhu mengandalkan refleks cepatnya, menghindar secepat kilat dari tebasan kapak itu, tapi sisa tajamnya tetap menggores lengannya, meninggalkan luka darah yang mengerikan. 　　Dor——!! 　　Di permukaan gunung berjarak puluhan meter dari mereka, tiba-tiba muncul bekas tebasan kapak sempit panjang, puing batu beterbangan. 　　Wajah Shen Qingzhu dipenuhi ketegangan, lawannya hanya menebas sekali, gelombang sisa tebasannya saja sudah bisa memotong gunung dari jarak jauh, jika kena satu kapak, pasti langsung mati! 　　"Forbidden Ruins-ku berbeda dengan kalian yang norak itu, aku hanya punya [Tenaga Raksasa] polos! Peringkat Urutan 356, tapi kadang semakin sederhana semakin kuat!" Pria itu tertawa. 　　Shen Qingzhu menyambar kesempatan, langsung mengkompres komposisi udara di sekitar pria itu sesuai proporsi, cincin di jarinya memancarkan percikan cahaya, ledakan hebat langsung meledak di samping tubuh pria itu! 　　"Sorot api yang bergelora berputar, pria yang memikul kapak mendengus dan mundur dua langkah, dadanya penuh darah. Tapi sebenarnya luka itu tidak dalam, murni kerusakan ledakan. Kerusakan seperti ini sudah sulit melukai mematikan para kuat di level "Chuan"." 　　"Kurang, masih kurang! Luka kecil begini sama sekali tidak berarti." Pria itu mengusap darah di dadanya sambil menggelengkan kepala. 　　Shen Qingzhu mengeratkan gigi, menatap tajam ke matanya tanpa sepatah kata. 　　Tiba-tiba guntur menggelegar di langit, kilat padat bercampur angin kencang turun bagai binatang buas yang mengamuk, langsung menenggelamkan tubuh pria itu! 　　Shen Qingzhu tertegun, mengangkat pandangan ke langit. Terlihat siluet gemuk berdiri di atas bayangan pedang keemasan, memegang sapu besar dengan angkuh memandangi pria yang diselimuti kilat. 　　"Hmph, Si Sok Jago! Yeye datang menyelamatkanmu!" Bai Li Pangpang memanggul sapu 【Angin Guntur Berputar】 di bahu, berteriak penuh wibawa. 　　Sorot senang sekilas muncul di mata Shen Qingzhu melihat siluet Bai Li Pangpang, tapi segera ditahannya. "Dasar..." dengusnya dengan wajah kaku. 　　Dor——! 　　Suara gedebuk sayup terdengar. Kilat yang padat tiba-tiba berhamburan, larut dalam udara. Pria bertubuh luka-luka kecil itu mengangkat kepala, menyipitkan mata memandang Bai Li Pangpang di langit... Perlahan ia mengangkat kapaknya. 　　“Minggir！” Shen Qingzhu bola matanya menyipit tajam，berteriak keras. 　　Sebelum Shen Qingzhu sempat mengingatkan，Bai Li Pangpang sudah bereaksi，kakinya menginjak【Yaoguang】secepat kilat melesat di udara，pada momen berikutnya tebasan kapak tajam melintas di langit，nyaris menyambar tubuh Bai Li Pangpang. 　　【Yaoguang】di bawah kaki Bai Li Pangpang bergetar hebat oleh pukulan kapak ini，langsung menghilang sebagian besar，Bai Li Pangpang panik dalam hati，memaksakan diri mempertahankan keseimbangan tubuh hingga mendarat di lantai，tetap saja terjengkang. 　　“Hanya kau sendiri？” Shen Qingzhu memandang Bai Li Pangpang. 　　Bai Li Pangpang mengangguk，“Musuh... bukan cuma satu...” 　　Mendengar kalimat ini，Shen Qingzhu langsung paham sesuatu，ekspresinya semakin tegang. 　　“Kau bawa【Gulungan Segel】? Yang dulu dipakai untuk menyegel Cao Yuan itu.” Shen Qingzhu tiba-tiba bertanya. 　　Bai Li Pangpang tertegun，“Bawa，kenapa?” 　　“Pinjamkan aku.” 　　“Oh...” 　　Bai Li Pangpang mengeluarkan lakban，meletakkannya di tangan Shen Qingzhu，tidak tahan bertanya: “Mau buat apa?” 　　“Jangan ikut campur，kau bisa pergi.” 　　“...Apa?!” 　　“Li Liang sudah tak tertolong，kalau tidak segera diobati pasti mati，paha Deng Wei kalau dibiarkan begitu saja... pasti harus diamputasi...” 　　Bai Li Pangpang menoleh memandang Li Liang yang koma tak jauh darinya，dan Deng Wei yang gemetar kesakitan，pandangannya penuh ketegangan. 　　“Lalu, di mana Li Jia?” Bai Li Pangpang teringat sesuatu, bertanya. 　　Shen Qingzhu diam-diam meremas erat kedua kepalannya, tidak berbicara. 　　Bai Li Pangpang tertegun. 　　“Bawa mereka pergi.” 　　“Tapi, kalau begitu kamu akan sendirian menghadapi ini...” 　　“Baili Tumeng!” Shen Qingzhu tiba-tiba berteriak keras, sorot matanya dipenuhi kegilaan, “Shen Qingzhu seumur hidup ini tak pernah meminta apa pun pada siapapun, sekarang... Aku mohon, pergi, pergilah! Bawa mereka berdua kembali untuk diobati! Hari ini, aku tak ingin melihat satu pun orang lagi... menjadi korban.” 　　Bai Li Pangpang menatap Shen Qingzhu yang matanya merah, perlahan menggenggam erat kepalannya. Dia tidak berkata apa-apa lagi, hanya diam-diam memikul Deng Wei dan Li Liang di bahunya, dengan suara serak berkata: 　　“Aku pasti... segera kembali! Si Sok Jago, apapun yang terjadi...” 　　“Tenang.” Shen Qingzhu menarik napas dalam-dalam, bola matanya memancarkan ketenangan yang dingin, “Aku takkan mati. Jalanku masih panjang, mana mungkin tumbang di sini.” 　　Bai Li Pangpang menatapnya dalam-dalam, memikul Li Liang dan Deng Wei, melaju kencang menuruni gunung... 　　Sepanjang hidupnya, pertama kalinya dia berlari mati-matian seperti ini! 　　Shen Qingzhu memandang punggungnya yang menjauh, perlahan berbalik, menatap lelaki di hadapannya, dengan tenang berkata: 　　“Aku ingin kau... membayar nyawa saudaraku.” Chapter 0192 Kak Shen... 　　“Bayar nyawa?” Lelaki itu mencemooh, “Dengan kemampuanmu, bagaimana bisa membuatku membayar nyawa?” 　　Shen Qingzhu tidak berbicara, hanya diam-diam membuka Gulungan Segel di tangannya, menyobek sepotong, dan menempelkannya di lukanya. 　　“Sebenarnya, sebelum si gemuk itu datang, aku sudah siap mati bersamamu...” Shen Qingzhu menempelkan lukanya sambil berkata tenang, “Dalam lingkungan vakum, tekanan udara dalam tubuh manusia akan berbeda dengan tekanan eksternal, gelembung mikro dalam pembuluh darah akan mengembang, menghasilkan darah berbusa yang menyumbat pembuluh darah. Tapi jika permukaan tubuh memiliki banyak luka saat itu, perbedaan tekanan ini akan mempercepat aliran darah...” 　　Lelaki yang memikul kapak itu tercengang mendengar ucapan Shen Qingzhu, seolah tak paham apa yang diomongkannya. 　　“Kamu berada di Tingkat 'Chuan', luka-luka yang kutinggalkan sebelumnya memang tak bisa mengancam nyawamu. Tapi dalam keadaan vakum, luka yang terlihat dangkal itu malah akan menjadi tanda kematian. Awalnya, kau terluka, aku juga. Jika kita sama-sama berada di lingkungan vakum, aku hanya bisa menggunakan nyawaku untuk dengan pasrah menyeretmu ke kematian... Tapi sekarang, kondisinya berbeda.” 　　Shen Qingzhu menempelkan semua lukanya dengan Gulungan Segel, lalu dengan tenang menyimpannya kembali ke saku. “Dengan efek Gulungan Segel, aku bisa sepenuhnya mengisolasi tekanan udaraku dari luar. Jadi, pembuluh darahku sama sekali tak akan tersumbat hingga mati... Bukankah kau merasa lingkungan vakum sebelumnya kurang menegangkan? Kalau begitu... biar kutunjukkan padamu apa itu 【Qi Min】 yang sesungguhnya.” 　　Shen Qingzhu menarik napas dalam-dalam, mengulurkan tangan, lalu menghentakkan jarinya di langit-langit! 　　Prak——!! 　　Bunyi jernih bergema, semua udara dalam radius tiga ratus meter tiba-tiba terkuras habis. Di wilayah setengah bola berpusat padanya, area itu benar-benar berubah menjadi ruang hampa udara mutlak! 　　Rasa mati lemas yang belum pernah terjadi sebelumnya memenuhi seluruh tubuh pria itu. 　　Dia menyeringai, sepertinya tak menganggap remeh rasa mati lemas ini. Melepas kapak di punggungnya, ia melesat cepat ke arah Shen Qingzhu! 　　Pada saat itu, Shen Qingzhu sama sekali tidak ragu-ragu, langsung menoleh dan berlari ke arah berlawanan! 　　Sebenarnya dengan kecepatan pria itu, mencapai depan Shen Qingzhu hanyalah hitungan detik. Tapi dengan lari kencang Shen Qingzhu, masalah kedatangan tiba-tiba berubah jadi masalah pengejaran. Namun pria itu tetap tersenyum mengerikan di wajahnya. 　　Meski Shen Qingzhu juga berlari, dia hanya perlu maksimal sepuluh detik untuk menyusul. Inilah kepercayaan diri seorang petarung level "Chuan". 　　Tapi ketika dia sudah berlari delapan detik dan hampir menyentuh tubuh Shen Qingzhu, situasi mulai terasa aneh. 　　Langkahnya semakin berat, pandangan mulai kabur, seluruh tubuh terasa seperti diisi timah, gerakannya semakin lambat... 　　Dia menunduk melihat dadanya - luka-luka kecil yang rapat itu sudah merah menyala. Darah berbusa terus merembes dari luka. Pria itu mulai merasa pusing dan limbung. 　　Dia mengerutkan alisnya, melirik Shen Qingzhu yang berada hanya belasan meter jauhnya dan juga memperlambat larinya, tangannya mengencangkan cangkul di genggaman lalu menghantamkan serangan sekuat tenaga! 　　Cangkul itu melesat sunyi, Shen Qingzhu di kejauhan tetap tak tergores. 　　Di lingkungan vakum, sama sekali tak ada media yang bisa memindahkan tenaga dahsyat dari ayunan cangkul pria itu. Harapan untuk memotong batu besar dari kejauhan seperti sebelumnya hanyalah mimpi di siang bolong. 　　Pria itu akhirnya tersadar akan bahaya, berbalik badan lalu berlari sekencang-kencangnya ke arah berlawanan dari Shen Qingzhu! 　　Ia harus meninggalkan zona vakum ini, jika tidak... nyawanya benar-benar akan melayang! 　　Tapi Shen Qingzhu takkan membiarkannya lolos. Medan vakum ini bergerak mengikuti pusatnya. Selama ia masih bisa mengejar sebelum pria itu menerobos batas, mustahil pelarian itu bisa kabur dari vakum! 　　Shen Qingzhu malah berpacu mengejar ke arah lari pria itu! 　　Status mangsa dan pemburu tiba-tiba terbalik! 　　Seperti dikatakan Shen Qingzhu, luka-luka lebam di tubuh pria itu menjadi lonceng kematiannya di lingkungan vakum. Bagi orang biasa, pasti sudah tewas. Tapi sebagai petarung level "Chuan", fisiknya memang luar biasa kuat sehingga bisa bertahan sampai sekarang. 　　Tapi sekuat apapun, ia tetap manusia. Terjebak lama di vakum, pasti mati! 　　Ini perlombaan melawan waktu. Siapa yang bisa bertahan lebih lama di vakum, dialah pemenangnya. 　　——Kecepatan pria itu sudah jauh melambat, tidak bisa dibandingkan sama sekali dengan sebelumnya. Sekarang dia seperti orang biasa, tertatih-tatih melangkah maju selangkah demi selangkah. 　　Seiring menurunnya kadar oksigen dalam darah dan kehilangan darah yang masif, kesadarannya mulai mengabur dan tubuhnya limbung. 　　Shen Qingzhu yang mengejarnya juga tidak nyaman. Meski tidak perlu khawatir perubahan tekanan udara dalam darah, sensasi mati lemas ini benar-benar nyata. Tapi meski begitu, dia tetap menyusul pria itu selangkah demi selangkah... 　　Kecepatannya tidak cepat, tapi selalu sinkron dengan langkah pria itu. Dia bisa lebih cepat, tapi tidak mau. 　　Dia ingin pihak lawan merasakan keputusasaan sedikit demi sedikit! 　　Dia tertawa. 　　Akhirnya, tangan pria itu yang menggenggam kapak mulai melepaskan. Kapak berat itu jatuh tanpa suara. Seluruh tubuhnya limbung terjatuh berlutut, menopang tubuh dengan susah payah menggunakan kedua tangan. Hanya tersisa secercah kewaspadaan terakhir di matanya... 　　Mulutnya menganga, berusaha menghirup udara seperti korban tenggelam di laut. Matanya dipenuhi ketakutan. 　　Dia hampir mati. 　　Senyuman Shen Qingzhu semakin lebar. Perlahan dia mendekat, membungkuk, dan mengambil kapak yang terjatuh... 　　Dia berjalan ke hadapan pria itu, menarik rambutnya kasar, memaksanya menengadah untuk bertatapan. 　　Dalam sorot mata keruh yang beku itu, Shen Qingzhu melihat ketakutan di hati pria itu. 　　——Kepalamu... sudah matang. 　　“Shen Qingzhu membuka mulutnya, menggerakkan bibir dalam diam, tangan kanannya mengguncang-guncang kapak……” 　　Sekali tebasan kapak！！ 　　Darah yang menyembur mengotori mantel militer hitam Shen Qingzhu. Dengan ekspresi datar, dia melemparkan kapak itu. Udara yang menghilang perlahan kembali…… 　　Dalam kondisi kekurangan oksigen ekstrim, menghirup banyak oksigen sekaligus justru bisa menyebabkan perubahan tekanan dalam tubuh manusia, bahkan berpotensi menyebabkan cerebral palsy. 　　Di udara yang tipis, kesadaran Shen Qingzhu semakin mengabur. Ini efek samping dari hypoxia berkepanjangan. 　　Dia menengadah dalam diam, memandang langit kelabu. Rintik hujan mengalir di pipinya. Tangannya terulur, seolah ingin menggenggam sesuatu…… 　　“Li Jia…… Kak Shen sudah membalas dendam untukmu……” 　　Suara serak keluar dari tenggorokannya. Senar yang selalu ditegangkan itu tiba-tiba kendur. Tubuhnya ambruk pingsan di tanah. 　　Padang liar yang luluh lantak itu tenggelam dalam kesunyian maut. 　　Lama kemudian, seorang pria gemuk berlumur lumpur berlari tersandung-sandung dari kejauhan. Melihat pemandangan di hadapannya, dia tertegun sejenak sebelum buru-buru menghampiri Shen Qingzhu. 　　Setelah memastikan Shen Qingzhu masih bernafas, Bai Li Pangpang menghela napas lega. Matanya beralih ke mayat tak berkepala di sampingnya. 　　“Kak Shen... Luar biasa!” gumamnya pelan. Chapter 0193 Kebangkitan Naga Bumi 　　Di dalam hutan yang remang-remang dan berantakan, bayangan seseorang memikul mumi kecil, berlari dengan cepat. 　　Tidak jauh di belakangnya, badai pisau kabut perak sedang mendekat dengan cepat. Zhuang Qi yang mengerahkan seluruh kekuatannya bagai pembersih tak terbendung, menghabisi segala yang dilaluinya. 　　Di bawah kejaran pemburu kelas atas sekaligus petarung level "Chuan" seperti ini, hampir mustahil bagi Lin Qiye untuk melarikan diri dari radius perburuannya. 　　Secara bersamaan, di tepi hutan tak jauh dari sisi Lin Qiye, bayangan pohon bergoyang-goyang cepat seolah ada sesuatu yang mendekat. 　　Petarung level "Chuan" kedua! 　　Merasakan niat membunuh yang menyala-nyala dari samping, hati Lin Qiye langsung ciut. Jika hanya satu pengejar level "Chuan", dia masih bisa mengandalkan 【Penari Malam Berbintang】, 【Divine Ruins Kegelapan Maksimal】 dan mumi kecil untuk bermain kucing-kucingan. Tapi jika muncul dua sekaligus... Hampir mustahil baginya untuk selamat. 　　"Mumu!" 　　Lin Qiye berteriak. Mumi kecil itu langsung paham, melemparkan dua roket ke arah musuh yang mendekat dari samping. 　　Dor——!! 　　Sorot api merekah di kejauhan. Dalam kilauan yang menyilaukan, sosok perak utuh menerobos api yang membara, melompati pepohonan bagai binatang buas, lalu tiba-tiba melesat dengan sepuluh jari yang memanjang menjadi pisau-pisau tajam, mencengkeram ke arah Lin Qiye! 　　Tangan kanan Lin Qiye yang bertumpu pada gagang pedang di pinggang tiba-tiba mengencang, kilatan spiritual memancar dari matanya! 　　Qiang——!! 　　Sebilah pedang lurus terhunus, dia tiba-tiba berbalik tubuh, menghujamkan pedangnya ke arah cakar binatang buas perak itu! 　　Bersamaan itu, mumi kecil juga tidak menganggur, tubuhnya tiba-tiba bertambah tinggi satu meter, malah membawa Lin Qiye terbalik di punggungnya, terus melaju ke depan searah gerakan Lin Qiye. 　　Dang——! 　　Di punggung mumi kecil, benturan keras antara pedang dan cakar terjadi. Energi kinetik binatang perak langsung dipancarkan melalui cakarnya ke tubuh Lin Qiye dan mumi kecil, membuat mereka terlempar! 　　Mumi kecil panik meraih-raih udara dengan kedua tangannya, lalu terdengar "dor!" saat kepalanya menghantam lantai. Dengan bingung ia bangkit, langsung setelah itu tubuh Lin Qiye berputar setengah lingkaran di udara seperti kupu-kupu, lalu mendarat mantap di tanah. 　　Dia menyambar mumi kecil yang masih linglung itu, terus berpacu ke depan. 　　Telapak tangan yang menggenggam pedang lurus terasa kebas, kekuatan binatang perak itu memang luar biasa. Meski dengan dukungan 【Penari Malam Berbintang】, secara fisik dia tidak mungkin menjadi lawan pihak tersebut. 　　"Area larangan yang mengubah tubuh menjadi logam lalu bisa berubah bentuk sesuka hati?" Dalam pikiran Lin Qiye terbayang kembali sosok logam yang menerobos roket dan tangan berubah menjadi pisau tadi, mulai menyimpulkan kesimpulan ini. 　　“Jika pihak lawan bisa mengubah diri menjadi logam, maka penindihan tembakan Mumu hampir tidak berguna. Dua orang yang mengejar di belakang ini, satu ahli dalam pembunuhan kabut pisau, satu ahli pertarungan tunggal, kerja sama mereka hampir tak punya kelemahan.” 　　Seperti yang pernah dikatakan Pelatih Hong sebelumnya, yang mengejar di belakangnya sekarang bukanlah misteri level "Chuan" yang sudah dilemahkan dalam latihan, tapi benar-benar petarung level "Chuan" sejati! Baru sekarang Lin Qiye benar-benar menyadari betapa besarnya jarak antara level "Chi" dan level "Chuan". 　　Apalagi pihak lawan ada dua orang! 　　Sepertinya, harus minta bantuan Nyx di rumah sakit jiwa... 　　Saat Lin Qiye hendak memasukkan kesadarannya ke rumah sakit jiwa, tanah tiba-tiba berguncang hebat. Lin Qiye mendadak berhenti melangkah, demikian pula Zhuang Qi dan binatang buas perak yang mengejar di belakang. 　　“Gempa bumi?” Zhuang Qi bertanya dengan tertegun. 　　Bukan karena dia belum pernah lihat gempa, tapi getaran kali ini benar-benar terlalu besar... 　　Di bawah tatapan terkejut ketiganya, puncak gunung di samping tiba-tiba miring drastis seolah mau roboh. Batu-batu besar berjatuhan dari lereng gunung seperti meteor menghantam tanah di sekitarnya. 　　Bukan hanya yang ini, puncak-puncak gunung lain di sekitar, hutan, sungai... semuanya mulai miring dengan kemiringan yang semakin menjadi! 　　Puncak gunung tempat Lin Qiye dan yang lain berada, juga demikian. 　　“Apa apaan！？” Kabut pisau yang berputar di sekitar tubuh Zhuang Qi berkumpul kembali membentuk pisau berburu, dia menggenggam pohon besar di sampingnya dengan satu tangan, membuka mulut dalam keterkejutan. 　　Lin Qiye memikul mumi kecil, dengan lincah melompat ke batang pohon yang hampir vertikal, mengangkat kepala memandang langit. Saat ini, semburat merah api yang tidak beres mulai menyebar di langit... 　　Pemandangan di depan mata ini benar-benar terlalu tidak masuk akal, seolah-olah... setengah Gunung Jinshan langsung terbalik! 　　Ini pasti bukan sekadar gempa bumi! 　　Saat pikiran ini muncul di benak Lin Qiye, lingkungan sekitar tiba-tiba menghitam. Gravitasi vertikal yang semula seperti error, bergerak tanpa henti ke segala arah. 　　Langsung setelah itu, muncul sensasi melayang yang sangat kuat! 　　Lin Qiye membawa Mumu jatuh dari batang pohon, terjatuh cepat dalam kegelapan. Sejak suatu momen, udara panas yang semula tiba-tiba menjadi sejuk, seolah memasuki dunia yang berbeda. 　　Dalam keadaan pusing tujuh keliling, gravitasi yang hilang kembali muncul. Lin Qiye cepat-cepat menyesuaikan postur di langit-langit. Mumu dalam dekapannya cepat membesar, malah melindungi Lin Qiye dalam dekapan. 　　Dug——!! 　　Setelah terjatuh selama lebih dari sepuluh detik, mereka akhirnya menyentuh lantai. Tubuh besar Mumu yang jatuh mengeluarkan suara ledakan, tapi Lin Qiye di dalamnya sama sekali tidak terluka. 　　"Tubuh Mumi dengan cepat mengecil, berguling di lantai, lalu bangun sambil melompat-lompat, kedua tangannya dengan emosional menggerakkan sesuatu di hadapan Lin Qiye." 　　"Ini bukan roller coaster taman hiburan, mana mungkin bisa main lagi..." Lin Qiye menghela napas tak berdaya. 　　Dalam kegelapan, Lin Qiye menyebarkan kekuatan spiritualnya sejauh mungkin, mulai merasakan lingkungan sekitar dengan detail. 　　"Ini... gua bawah tanah?" Alis Lin Qiye berkerut halus saat merasakan lingkungan sekitarnya. 　　Dia memperpanjang kekuatan spiritualnya ke atas dengan cepat, ingin memastikan apakah ini benar-benar bawah tanah. Meski jangkauan spiritualnya sudah mencapai batas maksimal 100 meter, yang terasa hanya lapisan tanah tak berujung... 　　Jarak dari permukaan tanah lebih dari 100 meter? Bagaimana ini bisa terjadi? 　　Lin Qiye jelas ingat pemandangan aneh sebelum jatuh: tanah terbalik, gravitasi kacau... Tapi bagaimana dia bisa sampai di gua bawah tanah aneh ini? 　　Apakah ini masih Gunung Jinshan? 　　Menahan kebingungannya, setelah ragu sebentar, Lin Qiye tidak buru-buru menjelajahi sekitarnya. Sebaliknya, kesadarannya masuk ke rumah sakit jiwa dalam pikirannya... 　　…… 　　"Dongfeng!" 　　"Yaoji." 　　"Santiao." 　　"Pong... Pong!" 　　Lin Qiye masuk ke Ruang aktivitas, melihat Nyx, Merlin, Li Yifei, dan A Zhu duduk di empat sisi meja persegi yang dipenuhi mahjong, sementara Rubik's cube diam-diam mengocok set mahjong lain di samping. 　　A Zhu menggenggam tiga bambu di tangannya, bertanya dengan takut: "Aku... Aku boleh menyentuh?" Chapter 0194: Cara Memecahkan Skenario 　　"Boleh, tentu saja boleh." Li Yifei tertawa lebar. 　　Tiba-tiba, lirikan sekilasnya menangkap siluet jas lab putih di pintu Ruang aktivitas, ekspresinya membeku di wajah... 　　A Zhu mengikuti pandangan Li Yifei dengan alis berkerut, melihat Lin Qiye yang tanpa ekspresi, berteriak kaget lalu buru-buru berdiri sambil menunduk seperti janin yang berbuat salah. 　　Hanya Rubik's cube di samping yang terus berputar cepat-cepat, seolah mesin pengocok kartu tanpa emosi. 　　"Qiye... Oh bukan, Direktur, ini... Ini kegiatan hiburan untuk pasien, hukh hukh hukh..." Li Yifei berbicara dengan canggung. 　　"Thanatos, cucu baikku sedang mengajari kita bermain." Nyx tersenyum manis, terlihat jelas dia sangat menikmatinya. 　　“Lin Qiye melihat A Zhu yang hidup dalam ketakutan, dan Li Yifei yang bingung, menghela napas dengan pasrah, "Kenapa kalian tegang begini? Membuka proyek hiburan untuk pasien, menyenangkan hati mereka, ini hal baik. Aku bukan bos berhati hitam yang tak berperasaan, masa iya mau mengurangi gaji kalian?” 　　Ya... asalkan kalian memang punya gaji yang bisa dipotong. 　　Melihat Lin Qiye berkata demikian, A Zhu dan Li Yifei akhirnya melepaskan napas lega. 　　Lin Qiye tidak sempat menghabiskan waktu untuk urusan sepele ini, dia langsung mendekati Nyx dengan ekspresi tegang dan mulai berbicara: 　　“Ibu, nanti aku mungkin akan butuh kekuatanmu, saat itu...” 　　Nyx tersenyum tipis, "Thanatos, janinku, kapan pun kamu membutuhkanku, aku akan berdiri di sisimu." 　　Mendengar jawaban Nyx, hati Lin Qiye terasa hangat, hati yang menggantung akhirnya dilepaskan. Inikah perasaan memiliki koneksi dan penyokong... 　　Saat itu, Merlin yang di sampingnya mengangkat alis, mengamati Lin Qiye dengan teliti, "Yang Mulia Direktur, sepertinya Anda menghadapi kesulitan." 　　Lin Qiye tertegun, "Yang Mulia Merlin, Anda tidak salah..." 　　"Seseorang memburumu, dan tampaknya semuanya lebih kuat dari dirimu sekarang, kira-kira... dua? Tidak, seharusnya tiga..." 　　Mata dalam Merlin seolah bisa menembus nasib Lin Qiye, hanya dalam beberapa detik, dia sudah menebak kondisi Lin Qiye dengan cukup akurat. 　　Mata Lin Qiye semakin berbinar, "Yang Mulia Merlin, apakah Anda punya cara untuk mematahkan skenario ini?" 　　Merlin menggelengkan kepala, "Aku hanyalah seorang ilmuwan yang terkurung di rumah sakit jiwa, tidak bisa membantumu..." 　　Saat sorot penyesalan muncul di mata Lin Qiye, Merlin melanjutkan, "Tapi aku tahu, kekuatan kasar seringkali menjadi senjata terbaik untuk memecahkan kebuntuan." 　　"Tapi aku tidak bisa mengalahkan mereka." Lin Qiye menggeleng dengan pasrah. 　　"Tingkatan bukanlah satu-satunya kriteria kekuatan. Masih ada pengalaman, kebijaksanaan, dan... beberapa trik licik." Merlin memandang Lin Qiye penuh arti, "Contohnya, rumah sakit jiwa ajaib ini, atau... mereka." 　　Merlin mengulurkan tangan menunjuk Li Yifei dan A Zhu yang berdiri di samping mengenakan seragam perawat. Keduanya tertegun, saling bertatapan bingung. 　　Lin Qiye juga terpaku. Ia memandang kedua perawat dengan keraguan, "Tapi perawat tidak bisa dibawa keluar dari sini, sudah kucoba..." 　　"Jangan selalu patuh pada aturan yang ada. Untuk menjadi yang terkuat, kau harus belajar mematahkan aturan dengan kebijaksanaanmu sendiri." Merlin mengambil sebuah mahjong dari meja, senyum tipis mengembang di bibirnya sebelum merobohkan semua susunan mahjong di hadapannya. 　　"Aku hanya bisa mengingatkanmu sampai di sini. Sisanya, tergantung usahamu sendiri." 　　“Merlin tidak buru-buru berdiri, menggendong buku 《Panduan Kesehatan Lansia》 di samping kursi, lalu keluar dari Ruang aktivitas……” 　　Lin Qiye tertegun memandangi deretan kartu menang yang tersusun di layar desktop, alisnya berkerut rapat. 　　“Menghancurkan aturan… Menghancurkan aturan……” dia bergumam pelan. 　　Beberapa saat kemudian, seolah teringat sesuatu, dia berbalik tajam memandang punggung Merlin yang menjauh, kilatan spiritual berkedip di matanya. 　　“Jangan-jangan……” 　　Dia memandang Li Yifei dan A Zhu yang tercengang, serta Rubik cube yang berjongkok di sudut sambil diam-diam mengocok kartu, senyum tipis mengembang di mulutnya. 　　“Direk… Direktur, apa maksudmu?” Li Yifei mundur dua langkah sambil melindungi dada dengan kedua tangan, suaranya bergetar penuh kewaspadaan. 　　“Bukan apa-apa.” Lin Qiye tersenyum mengangkat jari telunjuk, lingkaran sihir misterius mulai terbentuk di ujung jarinya. “Hanya ingin… membuat kontrak lagi dengan kalian.” 　　…… 　　Di dalam gua bawah tanah yang redup, Lin Qiye perlahan membuka mata lebar-lebar, pancaran sukacita terpancar dari bola matanya. 　　Dia berjongkok mengelus kepala mumi kecil, berbisik lembut: “Melelahkan ya? Pulanglah beristirahat, biarkan aku yang melanjutkan…” 　　“Mumi kecil memiringkan kepala, tampak agak khawatir, namun seiring lingkaran sihir terbuka, akhirnya patuh kembali ke dunianya sendiri. Sebelum pergi, masih dengan enggan melambai pada Lin Qiye menggunakan tangan kecilnya.” 　　“Seiring lingkaran sihir menghilang, di dalam gua bawah tanah yang sunyi, hanya tersisa Lin Qiye seorang diri.” 　　“Dalam kegelapan, bola matanya berbinar tak wajar.” 　　“Sisa hujan menetes dari ujung mantel militer hitamnya. Ia menutup mata perlahan, satu tangan memegang gagang pedang lurus di pinggang, melangkah pelan menuju labirin gua batu yang rumit.” 　　“Sekarang, giliranku menjadi pemburu...” 　　…… 　　“Di gua bawah tanah yang sama, erangan kesakitan mulai menggema.” 　　“Sakit...sakit...” Bai Li Pangpang mengernyitkan mulut, menahan rasa sakit di sekujur tubuh, berjuang bangkit dari tanah.” 　　“Saat longsor terjadi, ia sedang menggendong Shen Qingzhu yang pingsan menuju Desa No.1. Dalam proses jatuh, ia sengaja melindungi Shen Qingzhu dengan tubuhnya sendiri, menanggung seluruh dampak.” 　　“Untung ada [Yaoguang] yang melindungi, ditambah tubuhnya yang gemuk berlapis lemak, jatuh dengan bobot dua orang pun tak sampai cedera tulang.” 　　“Ini di mana? Si Sok Jago mana?” Bai Li Pangpang bingung melirik sekeliling, mengeluarkan kacamata tunggal dari saku dan memakainya. Segera ia melihat jelas lingkungan dalam kegelapan.” 　　“Gua?” 　　“Bai Li Pangpang tertegun, segera menemukan Shen Qingzhu yang terbaring tak jauh. Meski Bai Li telah menahan dampak jatuhnya, proses jatuh tetap memperparah lukanya. Meski Gulungan Segel bisa mengisolasi lingkungan, tak bisa menyembuhkan luka.” 　　“Mantel Shen Qingzhu hampir seluruhnya terendam darah. Seiring waktu, napasnya semakin lemah. Busa darah terus merembes dari sudut mulutnya...” 　　“Bai Li Pangpang mengeratkan gigi. Setelah berpikir sejenak, ia mengeluarkan keping giok hijau dari saku dan memasukkannya ke pelukan Shen Qingzhu.” 　　“Ya ampun, untung buatmu... Aku rugi besar kali ini!” 　　“Bai Li bergumam sambil menahan sakit menggendong Shen Qingzhu, tertatih-tatih berjalan maju.” “Chapter 0195: Giok Pemulih” 　　“Di mana ini...” 　　“Dalam kesamaran, Shen Qingzhu perlahan membuka matanya.” 　　“Dalam kegelapan, ia digendong bayangan orang gemuk yang terengah-engah. Tubuh sang penggendong bergetar tak terkendali karena kelelahan.” 　　“Si gemuk?” Alis Shen Qingzhu berkerut, suara seraknya terdengar lemah. 　　“Bai Li menyeringai kesal, ‘Dasar tak tahu terima kasih! Aku selamatkan nyawamu dan menggendongmu hampir setengah jam, tapi ucapan pertamamu 'si gemuk'?’” 　　Shen Qingzhu diam cukup lama, lalu berkata pelan-pelan: "Baili Tumeng..." 　　"Nah begitu baru benar." 　　"Li Liang dan Deng Wei..." 　　"Tenang, semua sudah kubawa pulang. Wen Qingqing sedang mengobati mereka, tidak akan ada bahaya bagi nyawa." 　　Shen Qingzhu terdiam sejenak, lalu berucap perlahan: "Terima kasih..." 　　"Terima kasih sial! Mereka juga rekan-rekanku, menyelamatkan mereka sudah kewajiban. Jangan sok berutang budak begitu!" gumam Bai Li Pangpang. 　　"Ini tempat apa?" 　　"Nggak tahu. Gunung kayak terbalik, ini seperti gua tertentu." kata Bai Li Pangpang terengah-engah. "Tapi guanya terlalu besar dan jalannya rumit. Sudah lama aku jalan belum ketemu pintu keluar juga." 　　Alis Shen Qingzhu berkerut, "Turunkan aku, aku bisa jalan sendiri." 　　"Bisa jalan baru hantu!" wajah Bai Li Pangpang menyeringai kesal. "Setengah jam lalu kau hampir mati. Kalau bukan pakai 【Jade Pengembali Nyawa】 buat nahan nyawamu, sekarang kau sudah ngobrol sama Raja Kematian!" 　　"【Jade Pengembali Nyawa】?" Shen Qingzhu tertegun, tangannya meraba dada. Ujung jarinya segera menemukan sepotong jade tipis yang hangat. 　　"Ini harta sejati. Memiliki 【Huitian】 dari Urutan Ruang Terlarang 040. Asalkan masih ada nafas, bisa menyelamatkanmu dari gerbang neraka. Bisa merawat jiwa, yang paling penting bisa menahan serangan jiwa sekali tanpa peduli level lawan!" 　　Bai Li Pangpang berkata dengan wajah penuh rasa sayang, "Mengabaikan tingkatan! Kamu tahu apa maksudnya? Bahkan jika dewa datang untuk membunuhmu, 【Jade Hui Tian】 ini bisa melindungi jiwamu dari tangan para dewa! 【Jade Hui Tian】 ini hanya ada satu di seluruh Da Xia, dan hanya keluarga Baili yang memilikinya. Biasanya ayahku menjaganya seperti harta karun... Ya ampun, semakin kupikirkan semakin rugi. Utang budi karena menyelamatkan Li Liang dan Deng Wei bisa kauabaikan, tapi utang untuk 【Jade Hui Tian】 ini sangatlah besar! Jika kau tidak menyelamatkanku sepuluh atau delapan kali ke depannya, aku bahkan akan menangis dalam mimpi." 　　Semakin Bai Li Pangpang berbicara, semakin terasa sayang di hatinya, bahkan rasa lelah di tubuhnya seolah terlupakan. 　　Shen Qingzhu tertegun mengusap jade hangat di dadanya. Setelah lama terdiam, sorot mata penuh tekad muncul, lalu ia berbicara perlahan: 　　"Terima kasih... Utang budi ini pasti akan kukembalikan." 　　Bai Li Pangpang tidak berkata lagi. Diam-diam ia menggendong Shen Qingzhu, perlahan menggeser langkah maju... 　　Tak terasa berapa lama, langkah kaki samar mulai terdengar dari gua di depan. 　　Bai Li Pangpang dan Shen Qingzhu serentak menahan napas, menyembunyikan tubuh di balik batu yang menonjol. 　　Sorot api redup muncul dari gua depan. Zhuang Qi memegang korek api di satu tangan dan membawa pisau berburu di bahu, mengerutkan alisnya sambil mendekati tempat persembunyian mereka. 　　Di belakangnya, seorang pria berwarna perak menyusul. 　　Mereka adalah dua ahli level "Chuan" yang sebelumnya memburu Lin Qiye. 　　“Tempat hantu apa ini... Padahal tadi di gunung, kenapa bisa jatuh ke sini?” Zhuang Qi berkata dengan suara dingin, “Buat target yang sudah di tangan malah kabur. Di tempat hantu ini, entah bisa menemukan si bocah itu lagi atau tidak.” 　　“Mungkin naga bumi.” Pria berwarna perak di belakangnya membuka mulut. 　　“Naga bumi?” 　　“Makhluk mistik kuat yang umumnya hanya ada di gunung terkenal atau pegunungan kuno, levelnya bervariasi dari 'Chuan' hingga 'Klein'. Beberapa kali muncul dalam sejarah, bisa dibilang cukup umum. Konon saat naga bumi membalik badan, semua makhluk di punggungnya akan dipindahkan ke gua bawah tanah tempatnya tinggal. Kali ini cuma mencakup beberapa puncak di sekitarnya, berarti naga bumi ini belum mencapai level 'Wu Liang'.” 　　“Bukannya katanya cuma muncul di gunung terkenal atau pegunungan kuno? Gunung Jinshan yang tak terkenal ini darimana ada naga bumi?” 　　“Tidak tahu.” 　　“……” 　　Saat mereka berdua terus berjalan sambil berbicara, pria perak tiba-tiba berhenti. Alisnya berkerut halus, hidungnya mengendus. 　　“Ada bau darah, dekat.” Katanya. 　　Mata Zhuang Qi menyipit. Pisau berburu di tangannya langsung pecah menjadi ratusan serpihan kecil, bagaikan gerombolan belalang menyergap lorong sempit di depan! 　　Bai Li Pangpang merasakan kengerian di hatinya, menyadari bahwa dirinya dan Shen Qingzhu sudah terungkap. Tanpa basa-basi langsung menggendongnya sambil berlari kencang ke arah berlawanan, sementara 【Yaoguang】 di dadanya berubah menjadi perisai emas yang melindungi punggung mereka. 　　Pisau-pisau Zhuang Qi menabrak perisai emas itu, mengikis permukaannya dengan kecepatan tinggi. Perisai itu segera memudar dengan cepat terlihat mata telanjang. 　　Stamina fisik Bai Li Pangpang sudah mencapai batas, ditambah harus menggendong Shen Qingzhu. Meski sudah mengerahkan seluruh tenaga, larinya tetap lambat... 　　Bruk——！ 　　Perisai emas akhirnya pecah berkeping-keping menjadi debu emas. Pada saat yang sama, pria perak yang berdiri di belakang Zhuang Qi berubah wujud menjadi seekor cheetah, menerjang kedua pelarian itu secepat kilat. 　　Kecepatannya sungguh luar biasa. Dalam beberapa tarikan napas saja, dia sudah melintas cepat melalui gua berkelok-kelok dan mendekati punggung Bai Li Pangpang. 　　Shen Qingzhu yang digendong di punggung menatap tajam, sorot matanya penuh tekad. Kedua tangannya mencoba melepaskan genggaman di leher Bai Li Pangpang untuk melompat turun dan menghadang musuh, namun tangan Bai Li Pangpang mengunci tubuhnya seperti catok besi yang tak bisa dilepaskan. 　　"Lepaskan aku! Kalau tidak kita berdua akan mati!" desah rendah Shen Qingzhu. 　　"Diam kau!" Bai Li Pangpang mengeratkan gigi, matanya merah menyala. Ekspresi gila mulai terlihat di wajahnya saat tangan meraba-raba ke arah saku... 　　Dor——！！ 　　Pada saat itu, puncak gua di belakang mereka tiba-tiba meledak. Sebuah siluet manusia jatuh dari atas, seolah sudah dihitung sebelumnya, mendarat tepat di atas kepala pria perak yang sedang berlari kencang! 　　Qiang——! 　　Pedang lurus terhunus. 　　Pisau biru tua mengayun membentuk lengkungan di udara. Mantel militer hitam berputar setengah putaran, menebas tengkuk pria perak dengan kecepatan kilat! 　　Pupil pria perak menyempit. Sepasang sayap logam tiba-tiba tumbuh dari punggungnya, bersilangan menghadang pedang itu! 　　Dentuman logam menggema. Dengan memanfaatkan gaya reaksi, siluet itu melayang maju dan mendarat mantap di antara Bai Li Pangpang berdua dengan pria perak. 　　Pecahan batu kecil berjatuhan dari lubang di atas. Dalam debu yang beterbangan, Lin Qiye dengan mantel militer hitam dan pedang terhunus perlahan membuka matanya. Bola mata keemasannya berbinar bak matahari dalam kegelapan gua. Chapter 0196 Rubik Cube Muncul Kembali 　　"Qiye!" Bai Li Pangpang berseru gembira melihat kedatangan orang tersebut. 　　Pandangan Lin Qiye menyapu dua musuh di hadapannya. "Bawa Shen Qingzhu pergi dulu," katanya dengan tenang, "Serahkan sini padaku." 　　Shen Qingzhu melirik dua musuh level "Chuan" di kejauhan, hendak berkata sesuatu. Tapi Bai Li Pangpang di bawahnya sudah berlari sekuat tenaga. 　　Tak lama kemudian, bayangan mereka sudah menghilang dari pandangan. 　　“Hei, kamu tidak takut Lin Qiye mati di sana? Itu kan dua orang kuat Tingkat 'Chuan'.” Shen Qingzhu bertanya dengan suara berat. 　　“Tidak takut.” Bai Li Pangpang berkata dengan yakin, “Kalau orang lain, pasti mati. Tapi dia Lin Qiye, dia tidak akan mati.” 　　“Ini pemujaan buta darimu.” 　　“Bukan.” Bai Li Pangpang menggelengkan kepala, membetulkan dengan serius, “Ini namanya percaya.” 　　Shen Qingzhu tertegun memandangi Bai Li Pangpang, dalam pikirannya muncul siluet Li Liang, diam-diam menundukkan kepala... 　　Dulu, dia juga pernah dipercaya seperti ini. 　　Tapi orang yang mempercayainya itu, tewas di hadapannya. 　　Tanpa disadari, kedua kepalan tangan Shen Qingzhu meremas rapat, bola mata kemerahan memancarkan tekad yang belum pernah terlihat sebelumnya. 　　“Ada apa?” Bai Li Pangpang menyadari keanehan Shen Qingzhu, bertanya. 　　“Baili Tumeng.” Shen Qingzhu menarik napas dalam-dalam, berkata dengan tenang, “Ingat baik-baik perkataanku hari ini. Jika kita bisa selamat keluar dari sini, aku Shen Qingzhu seumur hidup... harus menghancurkan seluruh 【jemaat】 dengan tanganku sendiri! Aku akan membuat semua anggota mereka ikut mati untuk saudaraku! Jika gagal, setelah mati nanti, abuku dimasukkan ke guci—tidak dikubur, tidak dimakamkan, apalagi dimasukkan ke Pemakaman Penjaga Malam—langsung tenggelamkan ke dasar laut...” 　　“Mengapa?” Bai Li Pangpang tertegun. 　　“Karena aku tidak punya muka menemuinya.” Shen Qingzhu berkata dengan tenang. 　　Bai Li Pangpang diam cukup lama, lalu mengangguk keras-keras, “Aku paham.” 　　…… 　　Di sisi lain, di dalam gua. 　　Lin Qiye memicingkan mata menatap kedua orang di hadapannya, sendirian menghalangi di tengah jalan bagai gunung yang kokoh berdiri. 　　"Tadi masih bilang mungkin tidak bisa menemukanmu, sekarang kau malah menyerahkan diri." Zhuang Qi mencemooh. 　　Lin Qiye tidak berbicara, hanya diam-diam menggenggam erat pedang lurus di tangannya. 　　Ia telah mencari selama belasan menit dalam gua selabirin rumit ini sebelum menemukan jejak Bai Li Pangpang berdua. Bagi orang lain, labirin ini mungkin membuat pusing, tapi bagi yang bisa menembus radius 100 meter dengan persepsi spiritualnya, ini semudah memakai cheat wallhack. 　　Cukup berjalan di satu lorong gua, ia bisa jelas merasakan kemana terhubungnya terowongan atas, bawah, kiri, dan kanan. Berkat kemampuan inilah ia bisa memprediksi dengan tepat titik serangan pria perak, menembus batu dari gua atas dan muncul secara tak terduga. 　　Pria perak itu membungkuk sedikit, kedua lengannya berubah menjadi dua tombak panjang, paha yang membesar satu lingkaran menendang lantai keras, melesat bagai kilat perak menerjang kegelapan langsung ke wajah Lin Qiye. 　　Pedang lurus di tangan Lin Qiye terangkat cepat, seakan telah menembus seluruh gerakan pria perak itu, tepat menahan ujung kedua tombak. Tapi kekuatan dahsyat yang tersembunyi di tubuh lawan dengan mudah melemparkannya ke belakang! 　　Lin Qiye membalikkan setengah putaran di langit-langit, melepaskan sebagian kekuatan. Mantel hitam militer berkibar seperti sayap kupu-kupu, seluruh tubuhnya mendarat lembut di dinding gua, menginjak permukaan dinding hingga retakan besar muncul. 　　Secara ketat, ini pertama kali Lin Qiye berhadapan langsung dengan pria perak. 　　Terhadap musuh seperti ini yang murni mengandalkan atribut diri dan teknik bertarung, Lin Qiye tidak takut. Meski selisih satu tingkatan jing, ia bisa mengandalkan jurus pedang dan Divine Ruins Kegelapan Maksimal untuk bermain api dengan lawannya. 　　Yang benar-benar merepotkan adalah Zhuang Qi yang bisa mengontrol pecahan pisau berburu. 　　Zhuang Qi perlahan mengangkat gagang pedang berburu di tangannya. Pecahan pisau halus pertama kembali ke bilah, lalu hancur lagi. Kali ini ukuran pecahan lebih kecil, kabut perak pecahan pisau berguling di sekujur tubuhnya, lalu dengan cepat menyergap Lin Qiye. 　　Serangan khusus yang tidak masuk akal seperti ini, kecuali area larangan khusus bisa menahannya, meski jago bertarung sekalipun tidak berani melawan langsung. 　　Sekuat apa pun kamu bertarung, kalau pisau sudah dimasukkan ke organ dalammu, apa kamu masih bisa hidup? 　　Beruntung sekarang Lin Qiye sudah punya cara untuk menandinginya. 　　Tangan kiri Lin Qiye perlahan terangkat, cahaya sihir berkilauan merekah dari telapak tangannya. Formasi sihir biru tua megah dan indah terbentuk di langit-langit, berputar cepat! 　　Zhuang Qi dan pria perak sama-sama tertegun. 　　“Apa ini？Intelijen tidak menyebutkan agen dewa kembar punya kemampuan seperti ini！”Zhuang Qi bergumam kebingungan. 　　Pria perak itu menatap tajam formasi sihir berkilauan itu, di hatinya ada firasat buruk yang samar-samar... 　　Formasi sihir biru tua perlahan menghilang, sebuah Rubik cube perak berperingkat tiga mengambang pelan di telapak tangan Lin Qiye, gelombang dimensi misterius beriak dari pusatnya. Di balok kecil sudut kiri atasnya, tertulis rangkaian angka kecil. 　　——003。 　　Perawat Nomor 003 Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, Rubik cube kekacauan. 　　Lin Qiye melihat Rubik cube yang mengambang di telapak tangannya, senyum tipis muncul di sudut mulutnya. 　　Sihir panggilan yang dipelajarinya dari Merlin terbagi menjadi tiga jenis: sihir panggilan acak yang bisa memunculkan tumpukan benda aneh, sihir panggilan dimensi yang bisa menjelajah alam semesta lain dengan persembahan ritual dan membuat kontrak dengan makhluk lain, serta... sihir panggilan spesifik. 　　Di dimensi ini, dengan menyentuh suatu entitas dan mendapatkan persetujuan mereka, kita bisa memanggilnya dari tempat lain. Kekuatan spiritual yang dikonsumsi tergantung jarak antara pemanggil dengan yang dipanggil serta kekuatan hidup sang entitas. Lagipula sihir ini tidak membutuhkan bahan sebagai perantara. 　　Masalah paling rumit dalam sihir panggilan spesifik adalah batasan jarak. Jika terlalu jauh, akan menyedot kekuatan spiritual dalam jumlah besar sehingga kerugian lebih besar daripada keuntungan. Tapi bagi Lin Qiye, masalah ini sama sekali tidak ada. 　　“Lagipula rumah sakit jiwa memang sudah ada dalam kesehatannya, jarak antara perawat di rumah sakit dengan dirinya hampir bisa dianggap nol.” 　　“Memanggil sesuatu dari tubuhnya sendiri ke tangan, secara natural tak akan menguras banyak tenaga. Satu-satunya kesulitan terletak pada kekuatan nyawa pihak lawan.” 　　“Lin Qiye saat ini hanya berada di level 'Kolam', sementara para perawatnya umumnya di level 'Chuan'. Memanggil melampaui tingkatan akan menghabiskan kekuatan spiritualnya secara besar-besaran. Karena itu Lin Qiye sekarang hanya bisa memanggil satu perawat sekaligus.” 　　“Tapi bagi Lin Qiye saat ini, ini sudah lebih dari cukup!” 　　“Lin Qiye menopang Rubik cube kacau balau dengan tangan kiri, menggenggam pedang lurus dengan tangan kanan. Menatap kabut pisau cukur perak yang datang bergerombol di hadapannya, senyum tipis mengembang di sudut mulutnya.” 　　“Rubik cube kacau di telapak tangannya berputar secepat kilat!” 　　“Ruang di sekitarnya terbelah menjadi kubus-kubus kecil tak kasat mata, berputar gila-gilaan mengikuti rotasi rubik cube. Udara di depan, dinding batu di kiri, tanah dan bebatuan di atas, lorong di belakang...” 　　“Dimensi di sekujur tubuh Lin Qiye benar-benar terjebak dalam kekacauan!” 　　“Sementara gumpalan kabut perak pisau cukur yang dikendalikan Zhuang Xi, bagaikan kepingan mahjong yang dilempar ke mesin pencuci otomatis, berputar-putar gila mengelilingi Lin Qiye.” 　　“Hantu apa ini？Jinxu？” 　　Zhuang Qi mengeratkan giginya, mencoba mengendalikan kabut perak untuk membunuh Lin Qiye. Namun setiap kali kabut itu hampir menyentuh tubuh Lin Qiye, ia selalu dipindahkan ke dimensi lain oleh Rubik's cube kacau. Jarak antara mereka sebenarnya sangat dekat, namun seolah dipisahkan oleh seluruh dunia... 　　Inilah cara yang dipikirkan Lin Qiye untuk menangani Zhuang Qi. 　　Rubik's cube kekacauan benar-benar menjadi batu sandungan bagi area larangan ini! 　　Pria perak itu mengerutkan alisnya, tubuhnya tiba-tiba melesat keluar. Saat tubuhnya hampir menyentuh ambang batas dimensi kacau, ia tiba-tiba berhenti. Tangan kanannya berubah menjadi pisau duri sepanjang 10 meter, langsung menuju tenggorokan Lin Qiye. 　　Dia cukup pintar, tidak memasuki area kekacauan di sekitar Lin Qiye. Sebaliknya, ia menusukkan pedang dari luar, menggunakan panjang bilah pedang untuk meruntuhkan barrier kekacauan dan menyerang Lin Qiye di dalamnya. 　　Harus diakui, dia sangat berhati-hati... Tapi Lin Qiye jauh lebih licik darinya. 　　Senyum mengembang di sudut mulut Lin Qiye. Rubik's cube kacau di telapak tangannya memancarkan cahaya perak terang. Radius area kekacauan di sekitarnya tiba-tiba membesar dua kali lipat, bahkan langsung menyedot pria perak di luar ke dalamnya! Chapter 0197: Pembunuhan Ganda 　　Saat latihan Pesta Pora, jangkauan Rubik's cube kacau meski sudah dibatasi para pelatih, tetap bisa menyelimuti seluruh tiga gedung. 　　Rubik's cube di tangan Lin Qiye sekarang benar-benar setingkat "Chuan". Bagaimana mungkin radiusnya hanya beberapa meter saja? 　　Pria perak itu juga tersadar akan jebakan yang dihadapinya, dengan panik mengayunkan lengannya yang satu sementara tangan lainnya berubah menjadi kait tali panjang, berusaha menerjang kekacauan untuk menarik diri keluar dari dimensi ini. 　　Tepat saat kaitnya hendak menancap ke tebing batu di atas, Lin Qiye dengan gesit menggeser tebing tersebut hingga berubah menjadi bidang kosong, membuat kait hanya menggenggam udara sebelum kembali ke hadapan pria perak. 　　Selama periode ini, pria perak beberapa kali mencoba berulang, namun apapun usahanya, dia tidak bisa meninggalkan dimensi kacau balau ini selangkah pun! 　　Bersamaan itu, Lin Qiye mengendalikan Rubik cube di tangannya, membuat kabut pisau perak yang terkumpul di satu dimensi berkali-kali berkontak dengan ruang tempat pria perak berada. Kabut perak yang dikendalikan Zhuang Qi dengan susah payah berkali-kali melintasi tubuh pria perak, mengiris luka berdarah tipis di permukaan kulitnya. 　　Katanya tubuhmu bisa berubah jadi logam yang sangat keras? 　　Kebetulan, kabut pisau perak Saudara Zhuang Qi-ku memang spesialis menghancurkan semua pertahanan! 　　Zhuang Qi menyaksikan kabut perak yang lepas kendalinya terus melukai pria perak, sampai hampir muntah darah marah. Tapi selain pisau berburu ini, dia tak punya cara serangan lain, hanya bisa melotot tak berdaya di luar. 　　“Pria perak yang berlumuran darah itu tiba-tiba memuntahkan darah, darah-darah itu di ruang kacau balau juga tidak akan jatuh ke tanah, hanya beterbangan di langit-langit, di antaranya terlihat butiran-butiran pisau perak bergetar halus. 　　Sebagian kabut pisau telah menembus organ dalamnya. 　　"Bodoh!! Hentikan kontrolmu atas pisau berburu!" Pria perak itu mengaum ke arah luar. 　　Zhuang Qi tertegun, segera menghentikan kendali atas pecahan pisau berburu, semua pecahan pisau itu langsung kehilangan momentum, hanya bergoyang alami seiring pergerakan dimensi. 　　Dengan begini, setiap kali Lin Qiye mengontrol dimensi tempat kabut perak melintasi ruang pria perak, tidak ada lagi kabut perak yang aktif melukai kesehatannya. 　　Intinya, Rubik's Cube kekacauan Lin Qiye hanya bisa mengontrol perpindahan dimensi, tidak bisa menumpuknya, apalagi benar-benar mengendalikan pisau. Selama Zhuang Qi tidak aktif mengontrol "luka tak sengaja", hampir tidak ada ancaman bagi pria perak. 　　Melihat pria perak ternyata menyadari hal ini, Lin Qiye menggelengkan kepala dengan penyesalan. Kebetulan Rubik's Cube kekacauan di tangannya juga tak bisa lagi melanjutkan kekacauan dimensi, lalu membekukan semua dimensi sekitar di tempatnya. 　　Rubik's Cube kekacauan tidak bisa mengacak dimensi dalam waktu lama, setidaknya belum di tingkatan ini. Dalam latihan di gedung tiga, hanya bisa mengacak tiap beberapa menit dengan durasi singkat. Meski kini mengorbankan jangkauan untuk memperpanjang waktu pengacakan, tetap ada batas maksimalnya. 　　Namun, dengan memanfaatkan detik terakhir, Lin Qiye masih berhasil menggeser dua kubus tanah dan batu ke atas pria perak. Saat dimensi kacau balau menghilang, material dari dua lokasi ini langsung menghujam dan mengubur pria perak yang sudah terluka parah di bawah tanah. 　　Demikian pula kabut perak Zhuang Qi juga terkubur di bawah tanah olehnya. 　　Lin Qiye menendang keras lantai dengan kedua kakinya, melesat dengan kecepatan luar biasa. Pedang lurus biru muda membelah udara, menebas leher Zhuang Qi dengan garis lurus! 　　Setelah kehilangan kabut pisau perak, Zhuang Qi praktis tak punya cara untuk melawan. Sekarang dia harus memanfaatkan kesempatan ini! 　　Zhuang Qi lagipula adalah pemburu berpengalaman. Meski tak mahar bertarung jarak dekat dan pisau berburunya tak ada di tangan, reaksinya tetap cepat. Saat pedang Lin Qiye hampir menyentuhnya, dia berhasil mengelak! 　　Bilah pedang lurus menggeser bahu Zhuang Qi, meninggalkan bekas tebakan berdarah. Zhuang Qi menahan sakit, berbalik dan berlari ke sisi lain! 　　Di sana, sebilah pisau perak tipis berhasil membelah tanah tebal, hendak kembali ke sisinya! 　　Bola mata Lin Qiye menyipit. Kegelapan ekstrem menyebar dari tubuhnya. Pedang lurus di tangannya bergetar lalu melesat seperti kilat! 　　Hah——!! 　　Setelah suara kecil terdengar, pedang lurus itu menembus jarak belasan meter, langsung menusuk punggung Zhuang Qi! 　　“Zhuang Qi mendengus kesakitan, mulutnya kejang-kejang liar. Tapi sebagai cultivator level "Chuan", fisiknya luar biasa. Pedang lurus yang menancap di punggungnya gagal menembus jantungnya! 　　Di depan tubuhnya, kabut perak semakin banyak merembes dari tanah. Sorot harapan muncul di matanya! 　　Tiba-tiba, siluet berbaju mantel militer hitam muncul seperti hantu di belakangnya... 　　Tangan itu menggenggam gagang pedang di punggungnya dan menusukkannya lebih dalam setengah jengkal!! 　　Kali ini, pedang itu menembus sempurna tubuhnya. Mata pisau menyembul dari dadanya. Bola mata Zhuang Qi melotot, kilau harapannya memudar dengan cepat. 　　Kabut pisau perak yang dikendalikannya berhamburan seperti pasir biasa, jatuh ringan ke tanah. 　　Cultivator level "Chuan", Zhuang Qi, tewas. 　　Lin Qiye mencabut pedangnya dengan wajah datar. Pandangannya tertuju pada gundukan tanah yang berguncang tak jauh - pria perak yang dikuburnya akan segera menerobos ke permukaan. 　　"Sudah cukup istirahat?" tanya Lin Qiye tenang. 　　Rubik's cube kacau yang melayang di telapak tangannya berkedip, "Sudah." jawab suara mekanis dari speaker. 　　"Jangan biarkan dia keluar. Matikan dia di dalam tanah." 　　"Siap." 　　Cahaya perak pada Rubik cube yang kacau balau kembali bersinar, selain tanah di bawah kaki Lin Qiye, semua batu dan tanah di atas, bawah, kiri, kanan digerakkan olehnya, berputar gila-gilaan menuju arah pria perak. 　　Setiap kali pria perak meruntuhkan satu blok tanah, blok baru langsung muncul di atas kepalanya. Ketika dia berhasil meruntuhkan dua blok berturut-turut, Rubik cube akan memutar posisinya kembali ke titik terendah, menenggelamkan batu dan tanah baru di atasnya... 　　Ke mana pun dia berlari, hanya ada batuan dan tanah tak berujung! 　　Meski berada di level "Chuan", tubuhnya keras dan kuat, tapi bukan berarti dia tidak butuh bernapas. 　　Di antara usaha-usaha menerobos yang berulang, rasa mati lemas perlahan menyelimuti otaknya, diiringi keputusasaan yang semakin mencekam... 　　Di lautan tanah berbatu yang tak bertepi ini, dia bagaikan korban tenggelam yang tak mungkin kabur. 　　Setelah waktu yang lama, cahaya Rubik cube di genggaman Lin Qiye semakin redup. 　　"Kekuatanku habis." Suara mekanis bergema di telinga Lin Qiye. 　　Lin Qiye mengerutkan alis, mendekati gundukan tanah tertentu lalu berjongkok pelan, menyelidiki bawah tanah dengan kekuatan spiritual. 　　Di kedalaman 90 meter bawah tanah, pria perak masih bertahan hidup dan terus berusaha memanjat ke atas... 　　"Gigih sekali, layak dihormati sebagai musuh." Lin Qiye mencabut pedang lurus sambil berkata tenang, "Tapi sayang... semua ini sia-sia." 　　90 meter, 80 meter, 70 meter...20 meter, 10 meter... 　　Bahkan di ambang kematian, meski keputusasaan memenuhi pikirannya, pria berambut perak itu tetap tidak menyerah. Dengan tekad baja ia meruntuhkan lapisan demi lapisan tanah di atas kepalanya, berusaha kembali ke permukaan. 　　Saat jaraknya hanya tersisa satu meter dari permukaan, ia merasakan dengan jelas tanah di sekitarnya mulai mengendur. 　　Hampir saja ia bisa keluar! 　　Seperti efek flare terminal, matanya tiba-tiba berbinar lagi. Meski nyaris mati lemas, energi baru mengalir deras dalam tubuhnya! 　　Tepat saat ia hendak menerobos lapisan tanah tipis terakhir untuk mencapai permukaan... 　　Sebilah pedang lurus yang panjang menusuk tanah, dengan presisi sempurna menembus rongga mata dan menembus tengkoraknya. Chapter 0198 Kekuatan Naga Bumi 　　Kedalaman gua bawah tanah. 　　Berbeda dengan lorong berliku tempat Lin Qiye dan yang lain berada, ini adalah ruang bawah tanah raksasa seluas tiga stadion. Lava panas mengisi separuh ruangan, cahaya merah menyala-nyala menerangi kegelapan gua. 　　Jika jaringan lorong bawah tanah itu diibaratkan pembuluh darah, tempat ini adalah jantung Gunung Jinshan. 　　Gunung Jinshan bukan gunung berapi. Survei geologi bahkan menyatakan mustahil ada lava di sini. Namun faktanya, di bawahnya tersimpan cadangan magma setara gunung berapi sungguhan. 　　Tidak ilmiah, melawan hukum alam, maka disebut "misteri". 　　Di dunia magma yang membara, seekor naga tanah abu-abu raksasa perlahan mengangkat tubuhnya, setinggi sekitar 17-18 lantai, dengan garis-garis merah menyala di sekujur tubuhnya yang menyerupai aliran magma. Meski distribusinya tak beraturan, terdapat keindahan yang tak biasa. 　　Ciiit——！！ 　　Udara panas menyembur dari kedua lengannya. Saat ini, naga tanah itu menegakkan lehernya dengan angkuh, sepasang mata merah darah menatap penuh amarah ke arah bayangan manusia di depannya. Magma di sekujur tubuhnya bergolak seperti air mendidih! 　　Di hadapannya, seorang pria dengan separuh tubuh hangus terbakar berdiri kerepotan di udara, matanya menatap tajam ke arah naga tanah itu. Di balik ketakutannya, terselip kegembiraan. 　　"Naga Tanah Merah... Inikah Naga Tanah Merah?! Padahal levelnya sama 'Laut' sepertiku, tapi kekuatannya luar biasa..." 　　Dia bernama Ma Tianyi, 【Jemaat】 kursi ke-14, sekaligus penanggung jawab operasi pemburuan Lin Qiye kali ini. Dialah ahli level 'Laut' yang sebelumnya diam terobservasi oleh Lin Qiye. 　　"Naga tanah adalah penguasa dunia bawah tanah. Tak hanya bisa bergerak di dalam tanah seperti berjalan di daratan, tapi juga mampu memicu bencana geologi. Memiliki 【Wilayah Tanah Mutlak】 yang bisa memindahkan semua musuh di permukaan ke dunia bawah tanah..." 　　Ma Yitian menatap Naga Bumi Merah di hadapannya, berkata dengan emosi: "Dan Naga Bumi Merah adalah raja di antara semua naga bumi! Asalkan Yang Mulia [Bisikan] bisa menaklukkannya, Gereja Dewa Kuno kami akan mendapatkan jenderal perang level 'Bencana Alam' dalam waktu singkat! Jasa ini tak kalah besar dengan membunuh agen dewa kembar itu! Bisa mendapatkan dua prestasi top sekaligus, kali ini benar-benar hoki besar!" 　　Graaahhh——!! 　　Naga Bumi Merah melotot ke arah pria itu, tiba-tiba menggelegarkan suaranya. Api menyala-nyala menyatu menjadi pilar api tebal yang menyembur ke arah Ma Yitian yang melayang di langit-langit. 　　Ma Yitian bergerak secepat kilat, tapi tetap terkena tepi pilar api. Seluruh lengan kanannya langsung terbakar habis! 　　Dia menjerit kesakitan, tubuhnya oleng nyaris terjatuh ke lahar, wajahnya pucat pasi, tapi sorot kegembiraan di matanya sama sekali tidak berkurang. 　　Secara umum, menghadapi makhluk misterius sekuat ini dengan kemampuan abnormal, selain segelintir orang jenius, manusia setingkat sama sekali tidak mungkin menjadi lawan. Hanya petarung dari tingkatan lebih tinggi yang bisa melawan. 　　"Harus segera memberitahu Yang Mulia [Bisikan] untuk datang... Kalau tidak, sepertinya aku benar-benar akan mati di sini." Ma Yitian mengeluarkan butiran kecil dari sakunya, menghancurkannya dengan keras sementara bibirnya bergerak seperti sedang berbicara sesuatu. 　　…… 　　Dor——!! 　　“Suara ledakan dahsyat menggema, riak keemasan berkilauan di antara lereng gunung, dalam sekejap mata beberapa puncak di sekitarnya rata dengan tanah.” 　　Di tengah debu dan puing beterbangan, Yuan Gang yang penuh luka perlahan berdiri tegak. Dua riak emas memancar dari kepalan tangannya, memancarkan tekanan wibawa yang menakutkan. 　　Matanya menatap tajam ke puncak gunung di kejauhan, pandangannya tajam bagai pisau. 　　Di sana, 【Bisikan】 yang tak terluka sama sekali bersandar pada pohon. Rambut hitam legamnya masih rapi, seperti seorang gentleman elegan yang memandang Yuan Gang dengan tatapan mengejek. 　　“Pantas jadi Wakil Kapten Tim Shangjing, bisa bertahan begitu lama dalam 'mimpi buruk'-ku...” 　　Dor——！ 　　Mata Yuan Gang menyipit. Kilau emas berkedip, tubuhnya tiba-tiba sudah berada di depan 【Bisikan】. Kepalan kanannya menggenggam riak emas mengerikan, menghunjam ke bawah! 　　Dug——!! 　　Hanya dengan satu pukulan, gunung di depannya hancur berkeping-keping. Kepalan kiri langsung menyusul, menghasilkan ledakan sonik menusuk yang menerobos udara dan melubangi puncak gunung lain! 　　“Dunia mengiramu baru masuk Tingkat 'Laut', tapi kau sudah menyentuh langit-langit tingkatan. Hanya selangkah lagi akan masuk 'Wu Liang'...” 　　Suara 【Bisikan】 bergema dari langit, dia berdiri di atas kehampaan dengan penuh penyesalan menggelengkan kepala, "Sayang, usiamu sudah terlalu tua, meski bisa menerobos masuk ke 'Wu Liang', seumur hidup ini pasti mentok di tingkatan ini, potensimu tidak cukup... Kalau tidak, aku ingin merekrutmu ke bawahanku, menjadi 【jemaat】ku." 　　Setelah kata-katanya, dia mengulurkan jari ke arah tanah. Awan hitam yang menggumpal di langit seolah hidup kembali, membentuk wajah hantu raksasa yang mengerikan disertai kilat yang berkedip rapat, menderu-deru hendak menggigit tanah! 　　Wajah hantu bercahaya itu menghantam tanah yang telah menjadi puing, benar-benar menenggelamkan siluet Yuan Gang di dalamnya! 　　"Divine Ruins-ku bisa mengubah semua 'mimpi buruk' menjadi kenyataan. Di lapisan 'mimpi buruk' milikku ini, akulah penguasa dunia. Kau tak mungkin mengalahkanku." 【Bisikan】 tersenyum berkata. 　　Kilat dan awan hitam menghilang. Yuan Gang berdiri di dalam lubang besar dengan luka di sekujur tubuhnya. Meski terluka parah, posturnya tetap tegak! 　　Dia mengangkat kepala memandang marah ke arah 【Bisikan】 di langit. Tatapannya dipenuhi semangat juang, riak emas berkilauan membuatnya bagai Yang Mulia Dewa Perang! 　　Tiba-tiba, suara lirih terdengar di telinga 【Bisikan】. Dengan heran dia mengangkat alis, memindahkan pandangannya kembali ke Yuan Gang. 　　"Tak disangka ada insiden tak terduga... Sudahlah, untuk hari ini cukup sampai di sini saja." 　　【Bisikan】 dengan santai melambaikan tangan, dunia di sekitar mereka berantakan, siluetnya semakin memudar. Yuan Gang tiba-tiba merasa kehilangan gravitasi, pikirannya terhempas jatuh. 　　Duar——！ 　　Siluetnya menghantam lantai keras-keras di luar tenda. 　　Hujan membasahi wajahnya yang penuh garis darah. Dia tiba-tiba berdiri, melirik ke 4 minggu. 　　Gunung Jinshan masih ada, tenda markas dadakan masih utuh, awan guntur di langit masih menggantung. Pertempuran sengit dengan 【Bisikan】 sebelumnya seperti mimpi buruk... 　　Dia menunduk memandang kesehatannya, menyadari lukanya masih ada. 　　Artinya, jika dia mati dalam mimpi buruk itu... itu kematian sejati. 　　"Komandan!" 　　"Komandan! Komandan kembali!" 　　Dua pelatih yang bertugas dadakan mendengar keributan di luar. Mereka keluar tenda dan berteriak melihat Yuan Gang yang berlumuran luka. 　　"Komandan, ke mana Anda sebelumnya? Kenapa penuh luka?" 　　Mereka cepat-cepat berlari mendekat untuk menopangnya, tapi Yuan Gang hanya melambaikan tangan. Pandangannya tertuju ke dalam gunung, suara berat menggema: 　　"Ini nanti dulu. Segera laporkan kondisi di dalam gunung!" Chapter 0199 Wilayah Tanah Mutlak 　　Dalam lubang magma yang panas membara, pola api merah di sekujur tubuh Naga Bumi Berapi terus berkedip. Nyala api menyala-nyala hampir memenuhi setiap celah dimensi. 　　Di langit-langit, siluet yang kerepotan terus berkedip di celah-celah nyala api, lengan kanannya sudah menghilang, rambutnya hangus terbakar sepenuhnya, darah dari lukanya membeku menjadi bekas luka yang menyakitkan tak terkira. 　　Seiring berjalannya waktu, hati Ma Yitian semakin tenggelam dalam keputusasaan. Sudah beberapa menit berlalu sejak seharusnya melaporkan kondisi ke orang dewasa 【Bisikan】, namun pihak lawan masih tetap tidak muncul... 　　Jangan-jangan orang dewasa itu sama sekali tidak berniat menaklukkan Naga Bumi Aliran Api? Atau mungkin ada sesuatu yang tidak berkenan di hatinya? 　　Jika terus begini, tidak lama lagi dia pasti akan mati di tangan Naga Bumi Aliran Api! 　　Tepat saat Ma Yitian hampir putus asa, siluet elegan menembus dinding batu di atas kepala bagai hantu, berdiri tegak di langit-langit sambil mengamati Naga Bumi Aliran Api di hadapannya dengan teliti. 　　"Orang dewasa 【Bisikan】!" seru Ma Yitian girang bukan kepalang melihat kehadirannya. 　　"Benar juga Naga Bumi Aliran Api. Meski tingkatan saat ini masih rendah, potensinya cukup besar... Saat dibina sampai level 'Wu Liang' atau 'Klein', pasti bisa sangat berguna." 　　[Bisikan] mengangguk puas, melirik Ma Yitian yang masih kerepotan itu. "Kau bekerja cukup baik. Kali ini pulanglah, aku akan beri penghargaan untukmu," katanya dengan tenang. 　　"Terima kasih, orang dewasa!" Ma Yitian berseri-seri gembira. 　　Aura cahaya mistis menyelimuti seluruh ruang kosong dari tubuh [Bisikan], meredakan gemuruh magma yang mendidih di bawah naungan cahaya suram ini. 　　Graaahhh——！！ 　　Naga Bumi Aliran Magma sepertinya menyadari bahaya, kembali menggelegar. Magma di sekitarnya berguling-guling hebat, akhirnya berubah menjadi naga-naga api yang terbang ke angkasa, mengarah ke 【Bisikan】! 　　Alis 【Bisikan】 berkerut. Beberapa kunci gelap pekat terbang dari ujung jarinya, bertubrukan dengan naga-naga api yang melayang. Gelombang kejut dari benturan itu mengguncang seluruh gua hingga bergetar. 　　“Jadilah jemaatku…” 　　【Bisikan】 mendesah lembut, bola matanya memancarkan cahaya redup. Serangan jiwa yang kuat langsung menyusup ke mental Naga Bumi Aliran Magma. Pada momen berikutnya, naga itu langsung membekukan tubuhnya, pupilnya bergetar seakan sedang berjuang melepaskan diri. 　　Dia adalah 【Bisikan】, “Mimpi Buruk yang Nyata”, “Pengendali Pikiran”, “Pencipta Kontrak Jiwa 【Jemaat】”… 　　Sebagai salah satu dari tiga "Dewa" tertua di Gereja Dewa Kuno, kewenangannya adalah "Mimpi Buruk" dan "Kontrak Jiwa". Dengan memanfaatkan serangan jiwa yang kuat, dia langsung mengendalikan pikiran lawan, memaksa mereka menandatangani kontrak 【Jemaat】, sehingga dari tingkat pemikiran menjadikan lawan sebagai bawahannya… 　　Ini adalah pertunjukan andalannya! 　　Dengan cara ini, dia membangun seluruh organisasi 【Jemaat】, bahkan menaklukkan beberapa misteri tingkat "Bencana", dan diam-diam menempatkan kuda hitam di pimpinan Penjaga Malam… 　　Kali ini, tidak akan ada pengecualian. 　　【Bisikan】 sambil mengontrol pikiran Naga Bumi Merah, bertanya: “Agen dual dewa itu mana?” 　　Ma Yitian tertegun, ragu-ragu berkata: “Awalnya Zhuang Qi dan kawan-kawan yang ditugaskan membunuhnya, tapi gelombang kehidupan mereka tiba-tiba menghilang... Agen itu mungkin belum mati.” 　　“Sampah.” 【Bisikan】 mendengus dingin. 　　“Aku akan pergi membunuhnya sekarang!” 　　“Tidak perlu.” Mata 【Bisikan】 menyipitkan, “Aku sudah mengubah tata letak gua bawah tanah dengan 'mimpi buruk'. Mereka akan menyerahkan diri sendiri sebentar lagi. Kali ini, mungkin bisa merekrut beberapa makhluk jadi jemaatku...” 　　…… 　　Di gua gelap nan dalam, Lin Qiye menutup mata, berlari secepat kilat. 　　Ini arah kaburnya Bai Li Pangpang dan Shen Qingzhu. Meski sempat bertarung lama dengan dua petarung level "Chuan", mereka yang terluka pasti belum jauh. 　　Tiba-tiba, seekor kelelawar menggepakkan sayap dari kegelapan mendekati Lin Qiye. 　　Lin Qiye berhenti, membuka mata lebar-lebar dengan ekspresi terkejut. 　　Kelelawar yang dulu mengikuti petarung level "Hai" masuk gua ini. Setelah berputar-putar di bawah tanah, tak disangka bisa bertemu lagi. 　　Kelelawar itu berputar-putar di sekelilingnya seolah menyampaikan pesan. Beberapa saat kemudian, alis Lin Qiye berkerut. 　　“Makhluk naga bumi yang hidup di magma...bangkit...dan melawan pria itu yang berlevel 'Hai'...” 　　Melalui komunikasi dengan kelelawar, Lin Qiye segera menguasai sebagian informasi. Pria berlevel "Hai" itu bertarung dengan Naga Bumi Aliran Magma, dan tampaknya dipukul sangat menyedihkan... 　　Tapi, mengapa dia harus memancing pihak lawan? 　　Lin Qiye menggelengkan kepala. Sekalipun tahu alasan mereka terperangkap di bawah tanah ini, tetap tidak membantu kondisi sekarang. Prioritas utama saat ini adalah menemukan Bai Li Pangpang, Shen Qingzhu, dan Pelatih Hong selagi musuh berlevel "Hai" itu sedang bertarung dengan naga bumi, lalu segera meninggalkan tempat hantu ini. 　　Setelah berlari cukup lama ke depan, Lin Qiye akhirnya menyusul Bai Li Pangpang dan Shen Qingzhu yang berjalan tertatih-tatih. Yang membuatnya girang bukan kepalang, Pelatih Hong juga bersama mereka. 　　Meski tubuh Pelatih Hong penuh luka goresan, tak ada yang mematikan. Setelah penanganan sederhana, kondisi beliau sudah tidak serius lagi. 　　“Pelatih Hong, bagaimana dengan musuh yang bertarung denganmu?” 　　“Tentu saja sudah mati.” Pelatih Hong mengangkat alis, berkata dengan sikap wajar, “Jangan meremehkan kami para pelatih...Dulu, kami juga anggota berpengalaman dari 'Penjaga Malam'.” 　　“Pelatih luar biasa!” Bai Li Pangpang yang setengah mati duduk di tanah mengacungkan jempol. 　　Lin Qiye mengangguk, “Dengan begini, hanya tersisa musuh berlevel 'Hai'...Sekarang dia sedang melawan seekor naga bumi, pasti tak sempat ikut campur dengan kita.” 　　“Dilong?” Tiga orang lainnya memandang dengan bingung ke Lin Qiye. 　　Lin Qiye menjelaskan secara singkat pemandangan yang dilihat kelelawar. Pelatih Hong mengangguk sambil termenung, "Sepertinya ini Dragon Tanah Aliran Magma... Berarti di sini adalah 【Wilayah Tanah Mutlak】-nya?" 　　“【Wilayah Tanah Mutlak】?” 　　“Sebuah area larangan kuat milik Dragon Tanah yang bisa menciptakan ruang dimensi khusus di bawah tanah kapan saja. Setiap kali Dragon Tanah bergerak, sebagian makhluk di permukaan akan tertarik masuk ke dimensi ini. Jika ini Dragon Tanah Aliran Magma, pasti ada magma di sini...” 　　“Lalu bagaimana kita keluar?” 　　“Meski 【Wilayah Tanah Mutlak】 adalah dimensi buatan area larangan, posisinya tidak terlalu jauh dari lokasi asli. Artinya kita masih berada di bawah Gunung Jinshan, hanya sangat dalam dari permukaan.” 　　“Jadi satu-satunya cara adalah menerobos lapisan tanah untuk kembali ke permukaan?” Alis Lin Qiye berkerut. 　　“Kecuali kalian bisa membuat Dragon Tanah bergerak lagi, itu satu-satunya jalan.” Pelatih Hong berkata pasrah, “Tapi sepertinya jarak ke permukaan minimal 2 kilometer. Menerobos tanah sejauh itu... Tidak mudah.” Chapter 0200 Aku Sangat Takut 　　“Lalu harus bagaimana?” Bai Li Pangpang bertanya dengan wajah putus asa. 　　Lin Qiye diam sejenak, lalu mulai berbicara: "Menurutku, gegabah menerobos ke atas bukanlah jalan yang baik. Posisi kita terlalu dalam, struktur geologinya sangat rumit. Tanpa area larangan yang cocok untuk menerobos, malah berisiko terkubur di tengah jalan. Sekarang sudah sekitar sejam lebih sejak kita mengirim sinyal minta bantu. Guncangan sebesar 'naga tanah bergerak' pasti akan membuat para pelatih lain menyadari dan mengambil tindakan. Menunggu bantuan adalah pilihan terbaik." 　　"Aku setuju dengan pendapat Lin Qiye. Tidak realistis menerobos kembali ke permukaan dari sini. Lebih baik kita menunggu bantuan," Pelatih Hong mengangguk setuju. 　　Setelah keduanya menyetujui, Shen Qingzhu dan Bai Li Pangpang pun tidak keberatan. Mereka duduk mempatung sambil beristirahat. 　　…… 　　Lama kemudian, di ruang kosong berisi magma. 　　Sorot mata 【Bisikan】 yang samar perlahan memudar, di antara alisnya terlihat kelelahan. 　　Magma yang bergolak di ruang kosong mulai meredam. Kemarahan di mata Naga Api Bumi telah menghilang, digantikan oleh sikap taat dan patuh. 　　【Bisikan】 tersenyum mendekat. Naga Api Bumi segera membungkuk hormat, tidak berani bertindak semaunya. 　　Di bawah pengaruh kontrak jiwa, Naga Api Bumi ini - seperti para jemaat atau 'Bencana Langit' lainnya - telah menjadi pengikut 【Bisikan】 secara pemikiran, tak mampu menolak perintah apapun darinya. 　　Inilah mengapa [Bisikan] begitu menakutkan. 　　【Bisikan】 memandang Naga Api Bumi di hadapannya dengan puas. Tiba-tiba matanya menyipit heran, menatap ke kejauhan seolah teringat sesuatu. 　　“Malah tidak memilih untuk terus maju, malah menunggu bantuan di tempat? Cukup pintar... Tapi, di hadapan kekuatan absolut, ini sama sekali tidak berguna.” 　　【Bisikan】 memutar kepala, dengan elegan memberi perintah pada Naga Bumi Aliran Api, “Bawa para tamu itu ke sini.” 　　Naga Bumi Aliran Api menggeram keras, 【Wilayah Tanah Absolut】 di sekitarnya langsung bergerak, lorong-lorong gua yang rumit seolah hidup kembali, secara otomatis mengubah arah. 　　Pada saat yang sama, Lin Qiye dan yang lain yang sedang beristirahat di tempat tiba-tiba merasa dunia berputar, di bawah fluktuasi dimensi, mereka langsung terlempar ke sebuah ruang kosong besar penuh magma! 　　Mereka cepat-cepat berdiri, ekspresi wajah dipenuhi ketegangan. 　　Magma, Naga Bumi Aliran Api, petarung level "Hai" yang babak belur, dan seorang pria misterius... 　　Inilah inti dari lubang bawah tanah yang disebutkan kelelawar. 　　Lin Qiye langsung paham kondisi mereka. Pandangan Pelatih Hong tertuju pada pria berpenampilan mencolok di langit-langit, pupil matanya menyempit tiba-tiba. 　　“【Bisikan】 dari Gereja Dewa Kuno?!” Pelatih Hong langsung mengenali identitasnya. 　　“Sepertinya reputasiku di kalangan internal Penjaga Malam sudah cukup tersebar...” 【Bisikan】 tersenyum manis, “Selain agen dewa kembar, ada juga kategori ultra-tinggi bahaya... Dan pangeran kecil keluarga Baili? Ck ck ck, kali ini aku untung besar. Jika bisa mengubahmu menjadi jemaatku, bukankah seluruh keluarga Baili akan menjadi milikku?” 　　【Bisikan】 menatap tajam Bai Li Pangpang, matanya berbinar seperti menemukan harta karun. 　　Wajah Bai Li Pangpang pucat pasi, tapi dia tetap menegakkan pinggangnya, berkata dengan tenang, "Kamu tidak perlu khawatir, sebelum kamu mengontrolku, aku pasti akan bunuh diri... Kamu tidak akan bisa menyakiti satu pun anggota keluarga Baili melalui diriku!" 　　"Oh?" 【Bisikan】 mengangkat alis, "Katanya pangeran muda keluarga Baili ini adalah playboy yang bersikap tak peduli, tak disangka ternyata punya harga diri seperti ini." 　　Pelatih Hong melangkah maju, mencemooh, "【Bisikan】 dari Gereja Dewa Kuno... Cuma anjing terlantar yang diburu tim khusus 【Medium】, sekarang berani-beraninya mengunjuk gigi di hadapan anak muda." 　　Alis 【Bisikan】 berkerut, ujung jarinya mengarah, rantai hitam tebal muncul dari kehampaan di belakangnya, mengikat Pelatih Hong dengan erat. 　　"Pelatih, kamu tidak perlu memprovokasiku, aku tahu apa yang kamu pikirkan." 【Bisikan】 tertawa kecil, "Mau berkorban untuk mengulur waktu bagi anak-anak ini? Kamu terlalu berandai-andai. Lebih baik aku bunuh agen dewa kembar itu di hadapanmu, lalu ubah si ultra-tinggi bahaya dan pangeran Baili ini jadi jemaatku, lalu suruh mereka membunuhmu sendiri... Bagaimana naskah ini, puaskah hatimu?" 　　Pelatih Hong membelalakkan mata, seolah ingin meneriakkan sesuatu, tapi tak ada suara yang keluar, seperti suaranya dipotong dengan pasrah. 　　Shen Qingzhu matanya merah, hendak kambuh, tiba-tiba Lin Qiye di sampingnya berbicara. 　　“Mengapa kau bisa mengubah mereka berdua menjadi jemaat, tapi harus membunuhku?” Lin Qiye menatap mata 【Bisikan】, berkata dengan tenang, “Aku ini Agen Dewa Kembar, nilainya seharusnya tidak lebih rendah dari mereka, kan?” 　　【Bisikan】mengernyit memandang Lin Qiye, setelah beberapa saat tersenyum dan menjawab dengan sabar, “Justru karena kau Agen Dewa Kembar, aku harus membunuhmu. Jiwamu sudah terikat kontrak dengan dewa, jika aku membuat kontrak lagi, akan terkena balasan dewa. Jadi Agen Dewa tidak bisa menjadi 【jemaat】, hanya bisa bergabung secara sukarela ke Gereja Dewa Kuno.” 　　Lin Qiye mengangguk seolah memahami, “Kalau…sekarang kukatakan mau bergabung ke Gereja Dewa Kuno, apa kau percaya?” 　　【Bisikan】memeriksa Lin Qiye sejenak, kemudian mengejek, “Menurutmu?” 　　“Kurasa kau akan percaya.” Lin Qiye berkata serius, “Aku tidak pernah membohongi orang.” 　　【Bisikan】tersenyum sambil menggeleng, “Jangan buang waktu mengulur-ulur, kalian tidak mungkin bisa bangkit kembali. Naga Bumi Merah, Ma Yitian, ditambah aku, di sini ada tiga petarung Tingkat 'Laut'. Sekalipun semua pelatih kamp pelatihan berkumpul, bukan lawan kami. Kecuali ada keajaiban…tidak ada secuil pun nyawa tersisa untuk kalian.” 　　“【Bisikan】” Mata phoenix yang berlebihan itu menatap mata Lin Qiye, berkata dengan suara lembut, "Aku penasaran, bagaimana kamu bisa menjadi Agen Dewa Kembar? Apakah kebetulan? Atau... ada hal lain?" 　　Di bola mata Lin Qiye terpancar ketenangan, tanpa sepatah kata pun. 　　“Tidak mau bicara, tidak masalah. Aku akan langsung masuk ke kedalaman jiwamu, melihat rahasiamu.” Senyuman tidak beres muncul di wajah 【Bisikan】. 　　Lin Qiye tertegun, seolah teringat sesuatu, "Kamu mau masuk ke jiwaku?" 　　“Benar. Di hadapanku, jiwa manusia hanyalah mainan. Asalkan sepenuhnya mengendalikan jiwamu, aku bisa tahu semua rahasiamu, lalu merobeknya menjadi pecahan kaca dengan tanganku sendiri.” 　　Kilatan samar melintas di mata Lin Qiye. Ia mengedipkan mata, menjawab patuh, "Oh." 　　【Bisikan】 tampak bingung, "Kenapa? Kamu tidak takut?" 　　Lin Qiye merenung sejenak, lalu bertanya dengan hati-hati: 　　"Aduh... Aku sangat takut~?" Chapter 0201 Selamat Datang di Rumah Sakit Jiwaku 　　【Bisikan】: …… 　　“Membuat keributan palsu.” 【Bisikan】 berkata dengan suara berat, lalu memancarkan cahaya hijau menyilaukan dari matanya. Jiwa kuatnya langsung menerjang ke dalam pikiran Lin Qiye. 　　Meski hanya proyeksi mimpi buruk dari tubuh asli 【Bisikan】, ia masih memiliki kekuatan puncak level "Hai". Bahkan Naga Bumi Aliran Magma pun dengan mudah dijinakkannya menjadi jemaat. Apa yang bisa dilakukan seorang agen level "Kolam" ini? 　　“Apalagi, baik Serafim maupun Dewi Malam tidak memiliki kemampuan terkait jiwa. Bagi 【Bisikan】, ini adalah keahlian utamanya. Jangankan Lin Qiye yang hanya level 'Chi', sekalipun setingkat dengannya, 【Bisikan】 yakin bisa menang dalam pertarungan jiwa.” 　　“Gelombang ini dipastikan sukses!” 　　“Qiye!!” 　　Melihat 【Bisikan】 menyerang Lin Qiye, Bai Li Pangpang mengaum. Tangan kirinya langsung merogoh saku, namun Ma Yitian segera melangkah maju menggenggam erat pergelangan tangannya. Tekanan wibawa level "Hai" menindih tanpa ampun ketiga orang yang tersisa. 　　Tak hanya itu, magma di sekitar berguling-guling hebat. Naga Bumi Alir Magma memandang mereka dari atas, wibawa mengerikan sang naga pun ikut menekan. Di bawah tekanan ganda ini, bahkan Pelatih Hong tak bisa bergerak. 　　“Brengsek!!” Bai Li Pangpang menggigit gigi hingga lehernya memerah. 　　“Jangan buru-buru, akan mendapat giliranmu.” Ma Yitian yang penuh luka tersenyum kecut. 　　…… 　　Dunia mental Lin Qiye. 　　Dalam kabut yang tak berujung, 【Bisikan】 berbaju tuksedo berjalan mondar-mandir layaknya seniman. Matanya menyapu perlahan kabut di sekeliling, lalu berkata dengan heran: 　　“Kenapa ada kabut sebanyak ini? Di tubuhmu... ternyata tersimpan banyak rahasia.” 　　【Bisikan】 mencoba mengulurkan tangan menyibakkan kabut di sekitarnya, sorotan samar berkelip di telapak tangannya, kabut yang diaduk cahaya samar itu berguling sesaat, segera menyatu kembali, samar-samar menyelimuti dunia ini. 　　【Bisikan】 melihat dirinya bahkan tak bisa menyibakkan kabut ini, keheranan di matanya semakin menguat, perlu diketahui proyeksinya ini memiliki kekuatan level "Hai", tapi tetap tak mampu memecahkan kabut ini…… 　　Ini membuktikan, rahasia Lin Qiye bahkan level "Hai" pun tidak punya hak untuk menyelidikinya. 　　"Menarik, sungguh menarik. Semakin banyak rahasiamu, semakin penting nilai hidupmu, semakin besar manfaatnya bagiku." Sorot mata penuh kegembiraan muncul di mata【Bisikan】, "Aku berubah pikiran, untuk sementara takkan kuhapus jiwamu. Aku akan menunggu tubuh asliku datang langsung membuka rahasiamu, baru kemudian menghapusmu……" 　　Suara【Bisikan】baru saja reda, tiba-tiba kabut di hadapannya mulai berguling sendiri. Beberapa saat kemudian, bangunan kuno penuh misteri muncul di hadapannya. 　　Melihat bangunan di depannya,【Bisikan】tertegun sejenak, lalu keterkejutan mendalam muncul di matanya. 　　"Bagaimana mungkin? Di kedalaman jiwamu……kenapa ada bangunan? Ini sebenarnya……" Ia mendekat, pandangannya jatuh pada papan nama di samping pintu, membacanya satu per satu dengan penekanan: 　　"——Rumah Sakit Jiwa Para Dewa？" 　　Kreek——！ 　　“Pintu rumah sakit jiwa perlahan terbuka, suara sayup-sayup bergema dalam kabut kehampaan ini, 【Bisikan】 tertegun berdiri di ambang pintu rumah sakit ini, entah mengapa, hati tiba-tiba merasakan hawa dingin.” 　　“Kabut tak berujung, rumah sakit misterius, pintu yang terbuka lebar... Apakah ini menginginkannya masuk?” 　　“Alis 【Bisikan】 berkerut halus, hatinya mulai ragu. Sebagai salah satu dari tiga 'Dewa' tertua Gereja Dewa Kuno, tentu bukan orang sembarangan. Semua yang terlihat di hadapannya terlalu tidak beres, nalurinya memperingatkan untuk tidak gegabah masuk.” 　　“Tempat ini terlalu aneh, lebih baik menunggu tubuh asli datang dulu sebelum menjelajah...” 【Bisikan】 akhirnya mengambil keputusan, menggelengkan kepala dan membatalkan niat masuk. 　　Di saat yang sama, kabut di belakangnya tiba-tiba bergulir lagi. Siluet berjas lab putih muncul tiba-tiba, menendang keras pinggang 【Bisikan】! 　　“Masuklah kau!!” 　　Dalam kondisi jiwa, kekuatan 【Bisikan】 tidak sekuat di dunia nyata. Tertendang mendadak, pusat gravitasi tubuhnya condong ke depan, terhuyung-huyung menginjak ambang pintu rumah sakit jiwa. 　　Bahaya! 　　Pupil 【Bisikan】 menyempit tiba-tiba. Firasat buruk menggelora di hatinya. Saat hendak berbalik pergi, suara ledakan keras menggema—pintu rumah sakit jiwa sudah tertutup... 　　【Bisikan】 mengerutkan alis mendekat, mengguncang-guncang pintu besi dengan keras. Tak bergeming sedikitpun. 　　Ternyata benar ada yang janggal... 　　Dia berbalik badan, memandang rumah sakit jiwa yang tidak terlalu besar ini, kilauan di matanya berkedip-kedip, akhirnya melangkah maju. 　　Sudah masuk ke sini, tak perlu lagi dipikirkan, lagipula ini cuma proyeksi mimpi buruk, kalau hilang ya sudah, bisa memanfaatkan kesempatan untuk menyelidiki kondisi di sini, sepertinya tidak buruk. 　　Melewati koridor luar yang panjang, 【Bisikan】 sampai di lobi gedung rumah sakit, sepasang matanya waspada mengamati sekeliling, telapak tangan memancarkan cahaya redup, seolah siap bertindak kapan saja. 　　Saat dia memilih arah menuju area aktivitas, siluet kecil menggendong ember besar baju kotor bersenandung kecil datang dari arah berlawanan. 　　"Senyuman idol Korea～Tak semanis wajahmu～Sinar matahari Agustus di siang bolong……Eh?" 　　Anak kecil sekitar 11-12 tahun dengan rambut abu-abu keputihan, wajah mungilnya dipenuhi retakan laba-laba, sedang memiringkan kepala penuh tanya memandang pria asing ini. 　　【Bisikan】 menahan dorongan untuk menyerang, mengerutkan alis mengamati bocah yang terlihat polos ini. 　　"Ini... 'Misteri'? Di bangunan aneh dalam jiwa, ternyata ada 'Misteri' yang tinggal?" gumam 【Bisikan】 seolah sedang merenungkan sesuatu. 　　Saat dia mengamati A-Zhu, A-Zhu juga sedang mengamatnya dengan serius. 　　"Aku sepertinya belum pernah melihatnya... Di rumah sakit jiwa ini, selain aku, Kak Fei, Rubik's Cube, Nenek Nyx, dan Paman Merlin, masih ada orang lain?" 　　Setelah merenung sejenak, Ah Zhu seolah teringat sesuatu, dengan ekspresi tersadar dia mendekati 【Bisikan】 yang tegang, melirik sekeliling dengan hati-hati, lalu berbisik pelan: 　　"Kamu... juga pekerja anak yang ditipu direktur berhati hitam itu ya?" 　　【Bisikan】：……？？ 　　Direktur? Pekerja anak? 　　Apa yang dia bicarakan? 　　Saat 【Bisikan】 masih tercengang, seorang pria dengan jas lab putih longgar yang berkibar tertiup angin perlahan mendekat. Kacamata tanpa resep di batang hidungnya menambah aura misterius yang tak tergambarkan. 　　"Di... Direktur." Wajah kecil Ah Zhu langsung pucat melihat kedatangan pria itu, dengan rasa bersalah dia menyembunyikan lehernya, "Aku tidak membicarakan keburukanmu... Benar!" 　　Lin Qiye mendekatinya, menepuk bahunya dengan lembut sambil berkata: 　　"Tidak apa-apa, kamu kerjakan tugasmu dulu. Serahkan sini padaku." 　　Ah Zhu mengangguk patuh, mengangkut ember baju kotor lalu berlari secepat kilat menuju ruang cuci "Kartu Rubik" dengan kaki pendeknya. 　　Lin Qiye menoleh ke 【Bisikan】, tersenyum tipis. Membuka kedua tangannya, dia berdiri di depan halaman sambil berujar pelan: 　　"Selamat datang di... rumah sakit jiwaku." Chapter 0202 Tragedi Sang Bisikan 　　Alis Yiyu berkerut rapat, matanya menatap tajam Lin Qiye. Setelah lama, ia berbicara pelan: "Menarik... Rahasiama benar-benar di luar bayanganku. Tapi berani-beraninya kamu muncul langsung di hadapanku, sungguh bodoh!" 　　Sebelum kata-katanya habis, kilau dingin meledak dari mata Yiyu. Dengan cepat ia menerjang ke depan Lin Qiye, telapak tangan bercahaya suram menghempas dada Lin Qiye bagai kilat! 　　Tak terjadi apa-apa... 　　Yiyu mematung menatap telapak tangannya yang masih menempel di dada Lin Qiye. Cahaya suram di tangannya sedang ditelan dengan cepat oleh jas lab putih itu. Serangan jiwa tingkat puncak "Hai" yang dihantamkannya lenyap bagai kerbau lumpur masuk ke laut. 　　Ini tidak mungkin?! 　　Pikiran Yiyu goncang hebat. Pertarungan jiwa selalu menjadi kehebatannya. Jiwa-jiwa lain di hadapan Divine Ruins-nya rapuh bagai kertas. Tapi Lin Qiye malah bisa menerima serangan jiwanya tanpa bergerak sama sekali?! 　　Sudut mulut Lin Qiye mengembang tipis. Ia mengernyitkan mata memandang Yiyu, lalu berkata perlahan: 　　"Di rumah sakit jiwaku, berani-beraninya kau lukai aku?" 　　Di rumah sakit ini, dialah penguasa mutlak. 　　Segala serangan yang ditujukan padanya akan sia-sia belaka. 　　Ia mengulurkan tangan, menggenggam pergelangan tangan Yiyu erat-erat lalu melemparkannya ke belakang dengan kekuatan penuh! 　　Yiyu hanya melihat kilau sesaat sebelum tubuhnya terlempar keras ke lantai dalam putaran yang membuatnya pusing. 　　Dia cepat-cepat bangkit, tapi tiba-tiba tertegun saat menyadari dirinya sudah tidak berada di aula sebelumnya, melainkan di sebuah halaman yang luas. 　　Di hamparan rumput tak jauh darinya, seorang nyonya besar berbaju hitam berhiaskan bintang-bintang duduk santai di kursi goyang. Tangannya memegang jarum dan benang, sepertinya sedang merajut sweater sambil bergumam sesuatu dengan senyum bahagia di sudut bibirnya. 　　Tanpa sedikit pun bau menyengat, dia tampak seperti orang biasa. 　　【Bisikan】tidak melihat siluet Lin Qiye. Setelah ragu sejenak, dia pun melangkah mendekati nyonya besar yang biasa ini. 　　Di saat bersamaan, kedua tangannya yang tersembunyi di punggung mulai memancarkan cahaya redup. 　　Akhirnya dia paham, tempat hantu ini sangat aneh dan semua serangan terhadap Lin Qiye akan sia-sia. Kalau begitu, harus mencari jalan lain untuk membuka situasi. 　　Misalnya nyonya besar di hadapannya ini, bisa menjadi pilihan yang bagus. 　　Baru saja dia melangkah, nyonya besar di kursi goyang langsung tertegun. Kepalanya menoleh ke arah suara, bola matanya menatap 【Bisikan】seperti sedang memikirkan sesuatu... 　　【Bisikan】menyipitkan matanya, mempercepat langkah. Sekejap mata dia sudah berada di hadapan nyonya besar itu, mengangkat kedua tangannya... 　　Braak——! 　　Nyx tiba-tiba memeluk erat tubuh 【Bisikan】. Dengan emosional, dia membalikkan tubuhnya lalu menggendongnya dalam pelukan seperti ibu yang menggendong bayinya, senyum penuh kasih terukir di bibirnya. 　　“Cucu buyung Ei……Kamu datang menjenguk nenek buyut ya?” 　　【Bisikan】 Pria berbadan 140-an kilogram ini benar-benar digendong seperti bayi di pelukan Nyx, tanpa terasa tidak harmonis sama sekali. Yang parah... Dia sama sekali tidak bisa melawan! 　　【Bisikan】 Dia berusaha melompat turun dari dekapan Nyx, tapi bagaimanapun dia mengencangkan otot, keempat anggota tubuhnya seperti tertancap mati, tak bisa bergerak sedikitpun. 　　Adegan paling mengerikan terjadi: seiring goyangan lembut Nyx pada tubuhnya, tubuh pria itu mulai menyusut dengan kecepatan yang terlihat mata. Hanya dalam lima detik, tubuhnya telah menyusut dua pertiga. Dari kejauhan, ia benar-benar mirip anak kecil yang digendong nenek. 　　【Bisikan】 Dengan wajah pucat pasi, dia menatap ngeri pada senyum lembut itu. Ingatlah, yang ada di sini bukan tubuh jasmaninya, melainkan jiwa! 　　Dia bisa merasakan dengan jelas jiwanya sedang disedot gila-gilaan oleh nyonya besar ini! 　　Jika terus begini, jiwa itu akan terkikis habis dalam pelukan si nyonya! 　　Saat 【Bisikan】 hampir putus asa, Nyx tiba-tiba melepaskan tubuhnya. Dengan hati-hati meletakkannya di lantai, ia mengambil sweater hitam yang baru dirajut separuh lalu mengenakannya pada pria itu. 　　“Cucu buyung yang baik, coba pakai baju rajut nenek. Nyaman tidak?” 　　Sweater hitam setengah badan dipakaikan pada tubuh kurus 【Bisikan】, lalu setiap helai benang hitamnya hidup kembali, dengan ganas melilit tubuhnya sampai membuatnya sulit bernapas. 　　Kegelapan ekstrem menggunakan sweater sebagai media, terus-menerus menggerogoti tubuhnya. 【Bisikan】 merasakan jelas kulitnya sedang terkikis kegelapan sejengkal demi sejengkal! 　　Rasa sakit yang menusuk tulang memenuhi indranya, dia meringkuk kesakitan di lantai, berusaha melepaskan sweater hitam ini yang seolah menyatu dengan tubuhnya, tetap tak bergerak meski sudah berusaha sekuat tenaga. 　　Persepsinya terhadap tubuh sendiri perlahan menghilang, separuh badannya seperti terjun ke jurang tak berujung, hanya tersisa penderitaan dan hawa dingin yang tak berkesudahan... 　　"Aaaaaaaaaa！！！” 【Bisikan】 teriakan minta ampun bergema di seluruh rumah sakit jiwa. 　　Pada saat itu, jendela lantai dua rumah sakit jiwa terbuka, Lin Qiye yang mengenakan jas lab putih berteriak: 　　"Ibu, jangan bunuh dia, aku masih membutuhkannya." 　　Nyx menoleh sambil tersenyum dan mengangguk pada Lin Qiye, "Baik." 　　“Jari Nyx mengait lembut, sweater yang melilit tubuh 【Bisikan】 berubah menjadi kilatan gelap malam dan kembali ke tangannya. Dengan tenang dia mendekati 【Bisikan】 yang sekarat, ekspresinya semakin membeku. 　　“Berani melukai janinku, seharusnya membuat jiwamu tercerai-berai... Karena masih berguna, untuk sementara Aku memaafkan nyawamu.” 　　Nyx menggamit kerah baju 【Bisikan】, membuangnya sembarangan. 【Bisikan】hanya melihat bunga-bunga di matanya sebelum jatuh keras ke tanah. 　　Kali ini, dia berada di ruang belajar sederhana. 　　Di tengah meja kayu ruang belajar, duduk seorang pemuda berbaju panjang biru yang sedang fokus meneguk buku 《Panduan Kesehatan Lansia》, bahkan tidak melirik ke arahnya. 　　Di sisinya, Lin Qiye berjas lab putih mengamati 【Bisikan】yang dalam kondisi menyedihkan, lalu berbicara pelan: 　　"Yang Mulia Merlin, bagaimana pendapatmu?" 　　"Dia hanya proyeksi. Meski jiwanya terkikis di sini, pengaruh pada tubuh aslinya minim. Membunuhnya tidak menguntungkan." Merlin meletakkan buku, berkata dengan tenang. 　　"Ada cara mempengaruhi tubuh aslinya?" 　　"Ada." Pandangan dalam Merlin seakan menembus 【Bisikan】, "Meski cuma proyeksi, jiwa berasal dari tubuh asli dengan hubungan rumit. Sihir jurangku bisa memanfaatkan 'hubungan' ini untuk mempengaruhi jiwanya. Meski tak bisa membunuh dari jarak jauh, setidaknya bisa memberi dampak negatif." 　　"Dampak negatif? Misalnya?" 　　"Misal... memaksakan jiwa dari dimensi jauh masuk ke jiwanya." 　　Lin Qiye tertegun, "Satu tubuh dengan dua jiwa?" 　　“Begitulah maksudnya, tetapi jika jiwa lain cukup merepotkan, itu bisa meminimalkan tingkat kendali tubuh aslinya terhadap diri sendiri, menyebabkan linglung... Jika parah, bahkan bisa dipaksa bunuh diri.” 　　Lin Qiye mengangkat alis, memandang 【Bisikan】 yang terjatuh dalam ketakutan dengan tatapan yang membuatnya gemetar kedinginan. 　　“Mengubahnya menjadi gila... Kedengarannya cukup menarik.” Chapter 0203: Memikul 　　“Omong-omong.” Lin Qiye teringat sesuatu, “Apakah tubuh asli akan tahu kejadian yang menimpa proyeksi ini?” 　　“Tidak. Meski berasal dari jiwa yang sama, mereka tidak saling terhubung. Kecuali proyeksi ini mati, tubuh asli baru tahu ia menghilang, tapi detail kejadiannya tidak akan diketahui.” 　　“Bagus.” Lin Qiye mengangguk, “Kalau begitu kami merepotkan Yang Mulia Merlin.” 　　“Urusan kecil.” Merlin tersenyum tipis. 　　Tangannya menggerakkan magic merah marun di udara kosong, tekanan wibawa menakutkan yang tak jelas asalnya memenuhi ruangan, seolah ada entitas yang mengawasi dengan dingin dan tidak beres. 　　“Sihir jurang termasuk kategori terlarang, khusus menyerang jiwa. Lebih baik kamu keluar, agar kekuatan jurang tidak melukaimu.” ujar Merlin sambil melanjutkan upacara sihir jurang. 　　Lin Qiye mengangguk, mendorong pintu keluar, lalu menyusuri tangga menuju halaman. Saat itu, Li Yifei sedang berdiri di samping Nyx sambil membawa obat-obatan hari ini. 　　Melihat Lin Qiye keluar dari kamar, Li Yifei penasaran bertanya: 　　"Terjadi apa?" 　　"Tidak apa-apa, ada tikus yang masuk ke rumah sakit jiwa. Merlin sedang mengajarinya sopan santun." Lin Qiye melambaikan tangan. 　　"Oh..." Li Yifei terlihat agak kecewa, "A-Zhu bilang kamu membawa perawat baru... batuk... maksudku, kukira beban bisa berkurang lagi. Lagipula A-Zhu ini otaknya beku, main mahjong saja tidak paham. Bagaimana kalau lain kali kamu pilih yang lebih pintar untuk dibunuh?" 　　Lin Qiye: ...... 　　Setelah bicara, Li Yifei mengendap-endap mendekati Lin Qiye dan berbisik pelan: "Kuberitahu rahasia, dua hari lalu... aku berhasil menerobos ke Tingkat 'Chuan'." 　　Lin Qiye tertegun, "Terobosan? Apa yang kamu lakukan?" 　　Li Yifei mengangkat tangan tak bersalah, "Aku tidak melakukan apa-apa. Aku tidak paham kultivasi, apalagi latihan. Beberapa bulan ini malah makin gemuk... Tiba-tiba saja terobosan ini terjadi. Awalnya tidak sadar ini terobosan, baru tahu setelah diberitahu siluman ular." 　　Lin Qiye memandangi Li Yifei sambil mengelus dagunya dengan penuh pertimbangan. 　　“Begitu, dia sekarang punya tiga tukang pukul level 'Chuan', hanya saja setelah Nanda Sheyao menerobos ke level 'Chuan', perubahan apa yang akan terjadi pada area larangan...” 　　Lin Qiye menggelengkan kepala, sekarang bukan saatnya memikirkan ini. Dia berbalik memandang Nyx, tertawa getir sambil berkata: 　　“Ibu, sebentar lagi mungkin benar-benar perlu Ibu turun tangan.” 　　Meskipun 【Bisikan】 masuk sendiri ke rumah sakit jiwa dan dipermainkannya di antara telapak tangan, dia tak lupa di luar masih ada seekor Yanmai Dilong dan seorang petarung level 'Hai'. Di hadapan jurang dua level besar ini, bahkan jika memanggil perawat sekalipun tak akan ada peluang menang. 　　Nyx tersenyum mengangguk, seolah teringat sesuatu, lalu berkata: 　　“Thanatos, kuingatkan lagi. Wujud dewaku sekarang tidak lengkap. Jika jiwa ini bertarung di duniamu, belum tentu bisa menang.” 　　Lin Qiye tertegun. 　　“Jadi, aku punya usul lebih baik.” Nyx melanjutkan, “Tuangkan kekuatan jiwaku ke dalam wujud dewamu.” 　　“Wujud dewa?” Lin Qiye bingung, “Mana mungkin aku punya wujud dewa?” 　　“Sudah pasti ada.” Nyx mendekat, menyentuh dadanya dengan ujung jari. Kegelapan familiar muncul serentak di belakang mereka, beresonansi! 　　Lin Qiye menunduk memandang bayangan malam yang menjalar di kakinya, lalu tersadar. 　　“Divine Ruins Kegelapan Maksimal?” 　　"Dia ingat jelas, saat memilih kemampuan 【Divine Ruins Kegelapan Maksimal】, ada catatan bertuliskan 'kemampuan dewa' dalam huruf besar di belakangnya." 　　"Benar, inilah wujud dewaku, meski hanya sebagian," Nyx tersenyum berkata, "Walau aku tak tahu mengapa ada bagian dewaku padamu, tapi selama kau memilikinya, kau bisa membawa jiwaku..." 　　"Apa yang akan terjadi setelah membawa jiwa?" 　　"Yang disebut 'dewa' terutama terdiri dari wujud dewa, tubuh dewa, dan jiwa. Sekarang aku hanya tersisa jiwa dan wujud dewa yang rusak, tanpa tubuh jasmani. Jadi meski aku pergi ke duniamu, setiap tindakan akan menguras energi jiwaku. Tak hanya kekuatan tak maksimal, tapi juga mudah tercerai-berai. Tapi jika kusatukan jiwaku dengan wujud dewamu ditambah tubuh jasmanimu sendiri, kau akan benar-benar memiliki sebagian kekuatan 'kegelapan malam', efeknya jauh lebih baik daripada sekadar menguras jiwa." 　　"Apakah aku akan menjadi seperti 'Dewi Malam'?" 　　"Hanya sementara. Karena jiwaku terlalu kuat, sementara wujud dewa dan tubuhmu terlalu lemah. Setiap penggunaan akan menguras kekuatan jiwamu. Jika tidak perlu, lebih baik jangan digunakan." 　　Lin Qiye mengangguk, sorot mata penuh tekad bersinar, "Aku mengerti..." 　　Tiba-tiba, pintu lantai dua rumah sakit jiwa terbuka. Merlin yang mengenakan jubah panjang menggandeng anjing pudel, berjalan santai ke halaman. 　　Lin Qiye tertegun, "Yang Mulia Merlin, sudah selesaikah?" 　　"Selesai, aku sudah memasukkan jiwa dari dimensi lain ke dalam pikiran tubuh aslinya." Merlin tersenyum. 　　"Bagaimana dengan proyeksinya? Apakah jiwanya sudah tercerai-berai?" 　　"Tidak, ini dia." Merlin berjongkok dan menepuk kepala Anjing Peking itu yang menundukkan kepalanya dengan tatapan masih dipenuhi kepanikan. 　　Lin Qiye menatap Anjing Peking itu sambil membuka mulutnya lebar-lebar karena terkejut, "Kau... mengubahnya jadi anjing?" 　　"Tepat sekali." Merlin mengangkat bahu, "Setelah kukenakan sihir jurang padanya, jiwanya mengalami trauma dan kondisi mentalnya akan bermasalah... Awalnya aku hendak menghancurkan jiwanya, tapi mengingat rumah sakit jiwa ini masih kurang kehidupan, langsung saja kugunakan sihir transformasi untuk mengubahnya jadi anjing yang bisa dijadikan hiburan di waktu senggang." 　　Usai berkata, dia membungkuk dan menggaruk-garuk dagu Anjing Peking itu. Sorot mata anjing itu tiba-tiba terlihat kosong, lalu setelah beberapa saat membuka mulutnya dengan ragu... 　　"Meong?" 　　Lin Qiye: …… 　　Li Yifei: …… 　　Merlin: …… 　　"Hmm, memang ada sedikit masalah di kondisi mentalnya... cuma sedikit." Merlin tersenyum polos seperti anak kecil. 　　Li Yifei penasaran berjongkok sambil memberi isyarat tangan ke bawah, berkata serius pada Anjing Peking itu: "Duduk!" 　　Anjing Peking itu merenung sejenak sebelum merebahkan tubuhnya ke tanah, sementara bagian belakangnya mulai menggeliat tak terkendali di atas tanah, seolah sedang melakukan gerakan olahraga aneh. 　　Li Yifei menyeringai, memandang Merlin, "Paman Merlin, anjing yang kau pelihara ini kurang sopan ya?" 　　Merlin pura-pura tidak mendengar, matanya menatap hidungnya sendiri seolah berkonsentrasi. 　　Lin Qiye memandang simpatik pada anjing hias yang bingung itu, berkata dengan ekspresi antara ingin menangis dan tertawa, "Yang penting kau senang... Aku duluan pergi, sepertinya mereka di luar sudah tidak sabar... Nanti kuberi mereka kejutan." 　　Bola mata Lin Qiye menyipit perlahan. Chapter 0204 Tidak Akan Terjadi 　　Di ruang bawah tanah yang sunyi mencekam, semua pandangan tertuju pada 【Bisikan】 dan Lin Qiye. Telapak tangan Bai Li Pangpang berdarah akibat kuku yang mencengkram, keringatnya mengucur deras bagai hujan, namun tetap tak bisa melepaskan diri dari tekanan wibawa dua level "Hai". 　　Sedangkan Ma Yitian... berdiri santai di samping dengan pikiran tenang, sama sekali tidak meragukan hasil akhir. 　　Bahan tertawaan, mana mungkin Tuan 【Bisikan】 gagal? 　　Sebagai anggota yang punya posisi di 【jemaat】, ia paling paham betapa dahsyatnya kekuatan sang tokoh mengerikan ini. Dari lubuk hati ia mengagumi, bisa dibilang tanpa 【Bisikan】, Gereja Dewa Kuno mustahil mencapai titik ini, 【jemaat】 pun tak mungkin eksis. 　　Dalam antisipasi penuh keyakinan Ma Yitian, bola mata Lin Qiye perlahan terbuka... 　　“Haha, sudah berakhir, pantaslah Yang Mulia 【Bisikan】, agen dual dewa yang biasa ini... Ya?!” Pujian yang dipersiapkan Ma Yitian baru setengah terucap, tiba-tiba seluruh tubuhnya bergetar, mematung menatap Lin Qiye yang terlihat tak terganggu, mengedipkan mata dengan kuat... 　　Lalu memindahkan pandangannya ke 【Bisikan】 yang berdiri berseberangan dengannya. 　　【Bisikan】 yang biasanya elegan dan berkelas, kini bagai patung batu tegak berdiri, cahaya di matanya telah lama menghilang, wajahnya pucat bagai mayat hidup tanpa secercah kehidupan. 　　Ini... Ini tidak mungkin?! 　　Ma Yitian menganga lebar, tatapannya dipenuhi rasa tidak percaya! 　　Bersamaan dengan itu, rantai hitam yang membelenggu Bai Li Pangpang dan lainnya tiba-tiba terbuka, mereka memandang Lin Qiye yang telah sadar, tertegun sejenak sebelum akhirnya meluapkan kegembiraan! 　　"Qiye! Kamu, kamu... Kamu mengalahkannya?!" Bai Li Pangpang paling emosional, hampir melompat kegirangan. 　　Shen Qingzhu menatap Lin Qiye dengan tatapan rumit. Saat pandangan Lin Qiye beralih padanya, dia sedikit gemetar lalu berpura-pura memalingkan wajahnya. 　　"Qiye, bagaimana kamu..." Pelatih Hong juga terkejut, sepertinya bahkan dia tak menyangka 【Bisikan】 di level "Hai" ternyata kalah dari tangan Lin Qiye. 　　Lin Qiye menggelengkan kepala, mengarahkan pandangannya ke kejauhan, berkata tenang: 　　"Urusan ini akan kita bicarakan nanti. Sekarang masih ada dua masalah besar." 　　Ma Yitian akhirnya tersadar dari keterkejutannya, tatapan penuh niat membunuh mengarah ke empat orang, tekanan wibawa level "Hai" yang menakutkan kembali meledak! 　　Meski tak tahu bagaimana Lin Qiye melakukannya, itu tidak penting. Yang utama adalah setelah tubuh asli Yang Mulia 【Bisikan】 mengetahui hal ini, pasti akan murka luar biasa! 　　Dalam kondisi sudah kehilangan satu proyeksi, jika dia masih gagal menyelesaikan tugas yang diturunkan 【Bisikan】, sudah pasti akhirnya akan tragis. 　　Bagaimanapun juga, agen dewa kembar ini tidak boleh dibiarkan lolos hidup-hidup!! 　　Naga Bumi Merapi di samping sepertinya juga merasakan kematian 【Bisikan】. Di bawah kendali kontrak jiwa, logikanya sepenuhnya dikuasai. Dalam kemarahan membara, makhluk itu mendongak menggelegar, tekstur api di sekujur tubuhnya berbinar, magma di sekitarnya bergolak dahsyat! 　　Graaahhh——!! 　　Raungan naga yang memekakkan telinga menggema di seluruh ruang bawah tanah, membuat gendang telinga nyaris pecah. Sukacita di wajah Bai Li Pangpang dan yang lain telah sirna, digantikan ketegangan yang belum pernah terlihat sebelumnya. 　　【Bisikan】 sudah mati. Di hadapan masih ada dua musuh dengan kekuatan di luar perhitungan. Jika tidak bisa melewati cobaan ini, mereka tetap akan menemui ajal. 　　Api panas nyaris memenuhi seluruh gua bawah tanah. Suhu sekitar melonjak drastis. Bara yang terbakar perlahan bangkit dari magma, dominasi warna merah menyala seolah mau membakar habis retina mata. 　　“Yanmai Dilong mengembangkan sayapnya, bergetar lirih, tubuh raksasanya membawa angin panas menyengat bangkit dari lahar. Sorot mata penuh amarah itu mengandung aura naga yang menakutkan, cukup satu tatapan saja membuat pikiran orang gemetar.” 　　“Ia membuka mulut raksasa, corak api bersisik di tubuhnya seolah terbakar. Sebuah bola api berradius sekitar 20 meter mengkristal cepat di hadapannya. Suhu ekstrem itu membuat udara sekitar terdistorsi oleh panas.” 　　“Merasakan energi yang terkandung dalam bola api ini, wajah Pelatih Hong memucat pasi. Jika serangan ini benar-benar mendarat, seluruh ruang bawah tanah mungkin hancur lebur tanpa sisa.” 　　“Ma Yitian kini juga menyadari situasi genting. Dengan cepat ia mundur ke tepi dinding batu sambil mengumpat:” 　　“Binatang gila ini! Hanya beberapa semut remeh, perlu pakai serangan sebesar ini?! Apa dia berniat membunuhku juga?!” 　　“Benar. Itu tepat yang dipikirkan Yanmai Dilong.” 　　“Ia tak lupa siapa yang membangunkannya paksa dari tidur lelap, bahkan menyerangnya... Memang ada kontrak jiwa dengan 【Bisikan】 yang tak bisa dilanggar, tapi tak termasuk klausul 'harmoni antar jemaat'.” 　　“Selama 【Bisikan】 masih ada, ia tak berani semena-mena. Kini 【Bisikan】 tiada, dialah penguasa mutlak dunia bawah tanah!” 　　——Beberapa semut ini harus dibunuh, teman-temannya yang mengganggu juga harus dibunuh, jadi... hancurkan semuanya! 　　Bola api menakutkan masih sedang disiapkan di depan tubuh Naga Bumi Berapi, dengan tekad bulat ia ingin menghancurkan semua orang dalam satu serangan. Ma Yitian dengan wajah pucat pasi berlari ke tebing batu, mengulurkan tangannya menyentuh permukaan batu, lalu seluruh tubuhnya berubah menjadi cahaya hitam yang terbang masuk ke dalam batuan. 　　Pelatih Hong mengeratkan gigi, melangkah setengah langkah ke depan, menarik napas dalam-dalam, lalu dengan khidmat mengeluarkan sebuah lencana dari dadanya. 　　Ini adalah lencana dengan pengerjaan yang sangat halus dan indah. Di bagian depannya terdapat ukiran dua pedang lurus bersilangan, bilah pedang memancarkan cahaya biru pucat, di belakangnya terlihat langit malam yang bertaburan bintang... 　　Di bawah ukiran itu, tertera dua karakter kecil. 　　——Hong Hao. 　　Lin Qiye mengenal lencana jenis ini. Bahkan pernah suatu waktu ia sendiri sempat memain-mainkannya. Pemilik lencana itu bernama Zhao Kongcheng. 　　Sedangkan Shen Qingzhu dan Bai Li Pangpang... sama sekali tidak tahu apa ini. Saat ini perhatian mereka sepenuhnya tertuju pada Naga Bumi Berapi di langit. 　　Pelatih Hong menggenggam erat lencana ini, kilatan tekad kuat terpancar dari matanya. 　　"Dengarkan baik-baik," Pelatih Hong berbicara dengan tempo pelan. 　　Shen Qingzhu dan Bai Li Pangpang serentak menatapnya. 　　“Sebentar lagi, aku akan memaksa diri untuk menerobos ke Tingkat 'Laut', lalu mengerahkan seluruh tenaga untuk membuka lorong di permukaan batuan. Kalian harus berlari masuk secepat mungkin. Aku tidak tahu apakah ini bisa menghindari serangan itu... Tapi ini mungkin jalan hidup terakhir kalian.” Pelatih Hong berkata dengan tenang. 　　“Kita?” Bai Li Pangpang peka menangkap inti perkataannya, “Lalu bagaimana dengan Pelatih? Dan... bagaimana caramu memaksa menerobos tingkat?” 　　“Itu tidak penting.” Suara Pelatih Hong mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. 　　Ia menunduk, membalikkan lencana, memandang lama kata-kata yang terukir di permukaannya. Senyuman datar muncul di sudut mulutnya. 　　“Kalian para junior hanya perlu fokus berlari. Yang tersisa... adalah urusan kami para senior.” 　　Jari Pelatih Hong menggores lembut permukaan lencana. Sebuah jarum tipis meluncur keluar. Ia menarik napas dalam-dalam, mengangkat tangan hendak menusukkan jarum itu ke tubuhnya. 　　Prak——! 　　Sebuah tangan menggenggam tangan Pelatih Hong dengan mantap. 　　Pelatih Hong tertegun menoleh. Lin Qiye berdiam-diam di sisinya, tangan satunya melepaskan lencana dari genggaman pelatih lalu mengembalikannya ke dada sang pelatih. 　　Lin Qiye tersenyum. Senyumannya penuh kelembutan. 　　“Jika Kegelapan akhirnya tiba, aku akan berdiri di depan berjuta-juta manusia, menghunus pedang ke jurang, menyemadi langit dengan darah... Benar?” 　　Lin Qiye berbisik. Ia berbalik, mengangkat kepala memandang Naga Bumi Berapi yang melayang di langit-langit. Senyuman di wajahnya perlahan menghilang. 　　“Aku tidak akan……melihat tragedi yang sama terjadi lagi dengan mataku sendiri.” 　　Dia bergumam. Chapter 0205 Dewa Malam 　　Pedang lurus, jubah, lencana. 　　Ini adalah tiga perlengkapan standar yang dimiliki setiap Penjaga Malam resmi. Bagi beberapa Penjaga Malam khusus, pedang lurus bisa diganti dengan senjata lain dari bahan yang sama, sedangkan desain jubah akan bervariasi sesuai tim tempat mereka berada. Misalnya setelah bergabung dengan tim khusus tertentu, mereka akan menerima jubah baru berwarna khas tim tersebut. 　　Jubah Penjaga Malam biasa berwarna merah tua karena bisa menyamarkan noda darah. Jubah tim 【kostum】 berwarna kelabu, jubah tim 【Phoenix】 berwarna keemasan…… 　　Namun satu-satunya yang tidak bisa diganti, tidak bisa diduplikasi, dan tidak bisa diubah adalah lencana. Bagi setiap Penjaga Malam, benda ini benar-benar unik. 　　Inilah nyawa para Penjaga Malam. 　　Lencana ini memungkinkan Penjaga Malam tanpa area larangan mengaktifkannya sementara, atau meningkatkan tingkat kemampuan pengguna area larangan setingkat penuh - meski harus dibayar dengan nyawa. 　　Inilah modal pertaruhan nyawa setiap Penjaga Malam, martabat terakhir……dan keyakinan mereka di ujung tandas! 　　——Persis seperti empat baris sumpah yang tertera di baliknya. 　　Jelas terlihat, proses penegakan keyakinan Pelatih Hong……terpotong. 　　“Qiye, kamu……” Pelatih Hong tertegun menatap Lin Qiye. Sampai mati pun tak akan disangkanya momen kejayaannya yang terakhir akan dipotong dengan cara seperti ini. 　　Lin Qiye berjalan mendekati ketiga orang itu, menghadap bola api mengerikan yang siap meledak, lalu berbicara dengan tenang: 　　"Selanjutnya, serahkan padaku." 　　Dia perlahan menutup matanya, aura misterius memancar dari tubuhnya. Bibirnya bergetar pelan, "Menanggung..." 　　Jiwa Dewi Malam dari rumah sakit jiwa menembus kabut spiritual, turun ke dunia fana. Dengan senyum, dia menatap Lin Qiye yang masih memejamkan mata, lalu melangkah perlahan... menyatu dengan siluetnya. 　　Dalam tubuh Lin Qiye, pada wujud dewa 【Malam】 itu, terkandung jiwa sesosok dewa sejati! 　　Rambut pendek hitam yang bersih tiba-tiba memanjang dengan kecepatan luar biasa, dalam sekejap mata berubah menjadi rambut panjang hitam legam yang terjuntai santai di pinggang. Kulitnya yang sebelumnya agak gelap karena latihan militer, kini berubah pucat dan mulus. 　　Bulu mata panjangnya bergetar halus. Perlahan dia membuka mata, bola matanya berkilau seperti bintang, dalam dan misterius. 　　Aura dahsyat menyembur dari tubuhnya. Tekanan wibawa dewa yang sesungguhnya turun ke bumi. Sekilas pandang saja sudah membuat orang ingin bersujud menyembah! 　　Bai Li Pangpang dan yang lain menyaksikan pemandangan ini dengan mulut menganga, keterkejutan di mata mereka tak terbendung. 　　Ini... Lin Qiye? 　　Ya, Lin Qiye. 　　Lin Qiye membuka matanya. 　　Maka, dunia pun gelap gulita. 　　Magma yang mendidih, kumpulan bola api, cahaya dan kemerahan yang memenuhi gua tiba-tiba menghilang. Semua kecemerlangan seolah dipadamkan dengan paksa oleh seseorang, padam secara tiba-tiba. 　　Magma masih ada, bola api masih ada, hanya kecemerlangan yang tiada... 　　Kegelapan, menjadi penguasa dunia ini. 　　Dan di dunia yang gelap itu, hanya tersisa satu protagonis. 　　Rambut hitam panjangnya berkibar lembut. Dia menyampirkan mantel prajurit hitam, ujung bajunya berkibar-kibar diterpa angin kencang, seakan menyatu dengan malam. Tangannya bertumpu pada gagang pedang di pinggangnya. Bola mata berbinar bagai bintang di kegelapan itu menatap tenang ke arah naga tanah di atasnya. 　　Seperti lukisan abadi. 　　Di dunia yang gelap pekat, bola api yang kehilangan cahaya berubah menjadi cokelat kusam. Naga api tanah seakan tersadar akan ketidakberesan situasi. Alih-alih terus mengumpulkan tenaga, dia menggelegar dan melemparkan bola api raksasa di hadapannya! 　　Bola api sebesar gedung bagai meteor yang hendak menghantam bumi, membawa energi mengerikan yang terjun cepat, bak pembawa kiamat! 　　Di langit, bola api cokelat kusam membesar dengan cepat. Bola mata Lin Qiye tetap tenang bagai air. 　　Qiang——! 　　Suara metalik bergema. Dari balik mantel prajurit hitam, sebilah pedang lurus berpendar biru terhunus. 　　“Sebuah bekas tebasan pisau menyambar seperti kilat melewati bola api, yang seketika terhenti di langit-langit. Seutas benang hitam muncul di permukaan bola api, kegelapan tak terbatas mengalir deras dari pusat benang itu, dalam sekejap membungkus seluruh bola api!” 　　Maka, bola api yang cukup untuk menghancurkan seluruh pegunungan Jinshan ini, bagaikan gelembung yang ditiup, lenyap dalam sekejap mata di dalam kegelapan yang hampa. 　　Serangan penghancur yang dipersiapkan Naga Bumi Merah, menghilang begitu saja di bawah tebasan pisau Lin Qiye bagaikan permainan anak-anak. 　　“Tempat ini terlalu sempit, kita ganti lokasi.” 　　Lin Qiye berbicara dengan tenang, suaranya terdengar lebih netral dari biasanya, namun mengandung otoritas yang tak terbantahkan. 　　Usai bicara, ia mengangkat tangan kirinya perlahan, menunjuk ke lapisan batuan di atas kepala. 　　Pada momen berikutnya, seberkas cahaya hitam melesat dari ujung jarinya, menembus dua kilometer lapisan batuan dalam sekejap. Batuan di tengah langsung lenyap tanpa jejak, menyisakan lorong bulat raksasa. 　　Lorong penembus batuan ini menjulang tak berujung ke atas, mustahil dilihat ujungnya sekilas pandang. 　　Ini adalah【Korosi Kegelapan Mutlak】, Divine Ruins yang menyelimuti area dua kilometer, merobek-robek lapisan tanah tebal secara instan, langsung membuka jalan kembali ke permukaan dari bawah tanah. 　　Lin Qiye menyelinap cepat, berubah menjadi kilatan hitam yang melayang di bawah tubuh Naga Bumi Merah di langit-langit. Telapak tangannya menempel pada sisik naga itu, dan pada detik berikutnya manusia dan naga itu bersama-sama menghilang! 　　"Satu pukulan menembus lapisan batuan, tujuannya untuk terkoneksi dengan langit di luar. Hanya dalam radius yang diselimuti kegelapan malam, dia bisa menggunakan 【kilatan gelapnya malam】." 　　Naga tanah sangat kuat, tapi hanya di bawah tanah. Asalkan medan pertempuran dipindahkan, kemampuan tempur pihak lawan akan berkurang drastis. 　　Tentu saja, tindakan Lin Qiye ini bukan hanya untuk membawa pergi Naga Tanah Aliran Api. Dia punya tujuan yang lebih penting. 　　"Dia membuat lorong untuk kembali ke permukaan!" teriak Bai Li Pangpang, "Kita bisa pulang lewat lorong ini!" 　　Pelatih Hong menyipitkan matanya memandang lorong vertikal di atas kepala, lalu menatap keduanya, "Kalian bisa terbang?" 　　"Serahkan padaku." Bai Li Pangpang menampar dadanya. 【Yaoguang】 di dadanya berkumpul membentuk bayangan pedang besar berwarna emas yang melayang di hadapan ketiganya. 　　Ketiganya menginjak bayangan pedang itu dan terbang menuju lorong di atas. 　　"Aku belum pernah membawa tiga orang... Kayaknya agak berat nih." Bayangan pedang emas di bawah kaki Pangpang naik pelan-pelan, goyah-goyah, kecepatannya hampir sama dengan lift. "Ini agak canggung," ujarnya. 　　"Aku sih bisa berlari vertikal ke atas, tapi kalau begitu pasti akan terpisah dari kalian. Di saat genting seperti sekarang, lebih baik jangan berpisah. Lagipula masih ada musuh yang bersembunyi entah dimana." 　　Pelatih Hong berbalik arah memandang gua yang semakin menjauh sambil mengerutkan alis. 　　…… 　　Di bawah langit malam yang abadi, di atas lapisan awan. 　　“Dua siluet tiba-tiba muncul di langit, Yanmai Dilong mengibaskan sayapnya dengan tekstur api merah berbinar di sekujur tubuhnya. Matanya menatap tajam ke depan, pupilnya dipenuhi kewaspadaan.” 　　“Di hadapannya, Lin Qiye dengan mantel militer hitam melayang tenang di udara. Bilah pedang lurus di tangannya memantulkan cahaya bulan dengan jelas, kawanan gagak hitam berputar-putar di sekelilingnya menciptakan aura misterius yang tidak beres.” 　　“Sekarang, ini adalah markas utamaku.” Lin Qiye berkata dengan tenang. “Bab 0206 Kerugian Besar” 　　“Gumpalan awan hitam yang tebal seolah membelah langit dan bumi menjadi dua lapisan.” 　　“Di bawah awan: Kegelapan menyelimuti, hujan deras mengguyur, lereng gunung berlumpur, desa yang menjadi puing, prajurit yang berusaha menolong di tengah hujan, dan cahaya neon kota yang berkilauan di kejauhan.” 　　“Di atas awan: Cahaya bulan dingin menyinari hamparan awan hitam. Langit yang sunyi hanya diterangi bulan purnama, bagaikan surga dunia lain yang mempesona, seperti alam semesta paralel yang terpisah dari kefanaan.” 　　“Sukacita dan kesedihan duniawi seolah tak ada hubungannya dengan tempat ini.” 　　“Tapi saat ini, di dunia ini masih ada konfrontasi antara manusia dan naga.” 　　“Graaahhh——！！” 　　“Raungan naga menggema di bawah langit, pilar api menyilaukan menghujam udara, melesat lurus ke arah posisi Lin Qiye!” 　　Siluet Lin Qiye berkedip, seketika muncul di atas naga bumi. Mantel militer hitamnya berkibar-kibar, tangan menggenggam pedang lurus siap menebas punggung sang makhluk! 　　"Setelah menjauh dari tanah, kekuatanmu ternyata berkurang drastis." Lin Qiye berbicara datar. 　　Alasan dia memindahkan medan perang ke udara, selain menghindari gelombang kejut pertarungan yang bisa menyeret Pelatih Hong dan lainnya, ada satu hal penting... di dalam tanah makhluk itu terlalu kuat. 　　Meski Lin Qiye saat ini menanggung jiwa Dewi Malam, ini tidak berarti dia memiliki kekuatan tingkat dewa. Di bawah batasan tingkatan kemampuannya sendiri, kekuatan ilahi malam yang bisa dia asahkan bahkan kurang dari satu persen. 　　Walau tidak tahu secara spesifik tingkatan apa yang dimilikinya sekarang, Lin Qiye memperkirakan harusnya sudah mencapai puncak level "Hai" atau baru memasuki "Wu Liang". Dalam artian tertentu, saat ini dia setara tingkatan dengan Naga Bumi Aliran Api. 　　Tentu saja, Lin Qiye yang membawa jiwa dewa dalam dirinya kini jauh lebih kuat dibandingkan "tingkatan yang sama" yang palsu itu. 　　Tapi ini bukan alasan untuk meremehkan lawan. Membiarkan naga bumi melepaskan diri dari lantai dan naik ke markas utamanya sendiri, justru merupakan taktik terbaik. 　　Di bawah kegelapan malam, siluet Lin Qiye muncul bagai hantu di punggung naga bumi, pedang lurus di tangannya menusuk keras ke dalam tulang belakang makhluk itu! 　　Secerca kegelapan langsung menyebar dengan kecepatan penuh dari pusat luka ke segala penjuru! 　　Sakit yang luar biasa membuat Naga Merah Berapi menggelegar, ekor naga mendesing menghantam punggungnya sendiri, namun siluet Lin Qiye telah menghilang tanpa jejak... Pada saat yang sama, ia bisa merasakan dengan jelas kekuatan dingin yang menggerogoti tubuhnya tanpa henti dari dalam! 　　【Korosi Kegelapan Mutlak】！ 　　Di bawah gerusan kegelapan ini, sepertiga pola api di seluruh tubuhnya dengan cepat memudar. 　　Di langit, Lin Qiye memandang dengan dingin kesakitan Naga Merah Berapi, membuka telapak tangan kirinya sambil bergumam pelan: 　　“【Pengadilan Sang Penguasa Malam】.” 　　Mantel militer hitamnya menyatu dengan langit gelap, tiba-tiba belasan duri hitam raksasa menembus dari langit seperti kilat, menusuk tubuh sang naga! 　　Sayap naga, tubuh naga, cakar naga, tulang punggung naga... Tertancap oleh duri-duri langit hitam ini, sosok Naga Merah Berapi terkunci sempurna di udara seperti orang berdosa yang dipaku di salib, menanti penghakiman Sang Penguasa Malam. 　　Naga Merah Berapi meronta-ronta menggeliat, darah segar mengalir dari lukanya, namun tubuhnya tetap tak bergerak. 　　Lin Qiye menginjak kegelapan malam, perlahan mendekati ubun-ubun sang naga, lalu bersuara lagi: 　　“【Jatuhnya Ribuan Bintang】.” 　　Di atas langit malam, bintang-bintang yang berkelap-kelip tiba-tiba memancarkan kilauan dahsyat. Ribuan coretan bintang melesat melintasi langit gelap gulita, menggosok atmosfer hingga menyemburkan nyala api yang menyilaukan, menyeret ekor api yang panjang dan berkilauan jatuh ke bumi! 　　Bagai hujan meteor berapi yang mengguncang jiwa! 　　Tentu saja, ini hanyalah bayangan bintang semu, bukan bintang sejati. Tapi Lin Qiye bisa merasakan dengan jelas bahwa kemampuan ini sebenarnya memanggil bintang-bintang nyata... 　　Artinya, jika Nyx dalam kondisi puncak, benar-benar bisa menarik meteor dari semesta untuk menghujam bumi! 　　Itulah kekuatan yang sebenarnya menjadi milik "dewa". 　　Sekalipun hanya meteor ilusi, sudah lebih dari cukup untuk menghadapi naga api bawah tanah. 　　Meteor yang terbakar membawa kekuatan mengerikan menghantam tubuh naga api, dampak riaknya meledak dalam bentuk yang terlihat jelas, pecahan bintang dan desingan api berhamburan di udara, sorot api sepenuhnya menyelubungi wujud sang naga! 　　Udara pun gemetar karenanya! 　　Lin Qiye diam-diam berdiri di angkasa, menatap ke bawah dengan tatapan penuh otoritas tertinggi yang terpancar dari bola matanya. 　　Saat sorot api dan bintang-bintang menghilang, duri malam raksasa yang mengurung tubuh naga telah lenyap. Dan naga api bawah tanah... tubuhnya sudah terkoyak dalam kekejaman. 　　Sayap yang rusak tak lagi mampu menopangnya terbang di udara, tubuh hancurnya terus-menerus mengeluarkan darah dan daging hancur, mata pudarnya menatap tajam Lin Qiye, seolah melihat keberadaan yang sangat menakutkan, tatapannya penuh ketakutan! 　　Naga Bumi Merapi yang hampir mati itu jatuh tak berdaya dari lapisan awan yang berkilat guntur, kembali ke dunia yang diguyur hujan deras, jatuh menuju tanah. 　　Air hujan mengalir di tubuhnya yang penuh luka, pandangannya tertuju pada tanah yang semakin mendekat, secercah harapan muncul kembali di matanya... 　　Asalkan bisa kembali ke bumi, dia bisa hidup! 　　Begitu pikiran ini terlintas di kepalanya, sinar pedang putih menyilaukan menyambar dari atas awan, bagai guntur tegak lurus yang menyambar, seketika menembus tengkoraknya! 　　Bersamaan dengan itu, gemuruh guntur bergema dari awan hitam di kejauhan. 　　Tebasan pedang guntur ini dari langit ke bumi, bagaikan hukuman langit turun sungguhan, satu sabetan memenggal kepala naga! 　　Nyawa Naga Bumi Merapi benar-benar terputus. 　　Dor——!! 　　Reruntuhan tubuh besar Naga Bumi Merapi jatuh di antara pegunungan, mengeluarkan suara gedebuk sayup-sayup, debu beterbangan... 　　Di puncak gunung tak jauh, Lin Qiye perlahan berdiri, tatapan tenangnya tertuju pada mayat Naga Bumi Merapi, tetesan darah mengalir di ujung pedang lurus yang telah merah darah. 　　"Sebuah kehangatan familiar mengalir dari telapak tangannya ke seluruh tubuh, itu adalah jiwa Naga Bumi dari Jalur Api." 　　"'Mayat naga bumi di puncak Tingkat 'Laut', ini bahan panggilan terbaik, jangan sampai terbuang sia-sia..." Lin Qiye berbisik, tubuhnya menyelinap cepat hendak berlari ke arah mayat naga. 　　Tiba-tiba dia mendengus kesakitan, kedua paha lunglai menjatuhkannya ke tanah. 　　Sebuah jiwa perkasa meninggalkan tubuhnya, kelemahan dan kelelahan tak tertahankan membanjiri jiwanya, seluruh dirinya seperti terkuras habis, kosong dan hampa. 　　Siluet Nyx sang Jiwa perlahan memudar di udara, suaranya bergema lembut di telinga Lin Qiye. 　　"Tubuh dan jiwamu sudah mencapai batas, terus memaksakan diri akan menyebabkan kerusakan permanen. Sekarang kau perlu istirahat total, selama setengah tahun ke depan, sama sekali tak boleh menanggung jiwaku lagi..." 　　Setelah wujud Nyx menghilang, tubuh Lin Qiye benar-benar mengendur. Dia mencoba berdiri tapi tak tersisa tenaga sedikitpun. 　　Rambutnya kembali ke ukuran semula, warna kulit menggelap seperti sedia kala, seluruh penampilannya berubah kembali menjadi Lin Qiye sebelumnya. Perubahan fisiknya memang akibat menanggung jiwa Nyx, setelah dewi itu pergi, wajar jika dia kembali normal. 　　Derai hujan di sekitarnya semakin redup, pemandangan di hadapannya memudar. Lin Qiye hanya merasakan kesadarannya terlepas dari tubuh dengan cepat, hendak terjerembab dalam tidur panjang. 　　“Bangkai nagaku... Rugi besar kali ini。” 　　Lin Qiye akhirnya bergumam mengucapkan satu kalimat, lalu benar-benar kehilangan kesadaran, terbaring lemah di antara pepohonan gunung. Chapter 0207 Konspirasi 　　Di dalam hutan yang lembap dan remang-remang, beberapa instruktur sedang melaju kencang, pandangan tertuju pada arah sumber dengungan yang baru saja terdengar, wajahnya tegang. 　　“Apa yang jatuh dari langit tadi?” Instruktur Zhang mengerutkan alis sambil berlari. 　　Instruktur Han Li menggelengkan kepala, “Tidak tahu, sepertinya ukurannya sangat besar, mungkin sejenis makhluk mistis...” 　　“Makhluk mistis sebesar itu? Paling tidak setingkat ‘Jing Hai’ kan?” 　　“Tidakkah kau dengar apa yang dikatakan Komandan di komunikasi tadi? Gempa besar di dalam Gunung Jinshan sebelumnya mungkin disebabkan oleh naga bumi, mungkin yang jatuh itu naga bumi?” 　　“Mana mungkin, naga bumi hidup di bawah tanah, mana bisa terbang ke langit? Lagipula tubuhnya sebesar itu, kalau benar-benar terbang pasti ada yang melihat.” Instruktur Zhang menggelengkan kepala dengan tegas. 　　Instruktur Han Li menarik napas dalam-dalam, “Bagaimanapun juga, harus tetap waspada. Komandan sedang mencari cara menyelamatkan Tim Penyelamat No.1 yang terjebak di 【Wilayah Tanah Mutlak】, tugas kita hanya menyelidiki apa yang jatuh tadi. Dan Komandan pernah bilang, di gunung ini... ada orang Gereja Dewa Kuno juga.” 　　Para instruktur tidak berbicara lagi, hanya diam-diam meningkatkan kecepatan dan berlari menuju arah jatuhnya benda berat tersebut。 　　“Tidak tahu berapa lama berlalu, Pelatih Han Li sepertinya merasakan sesuatu, tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menoleh ke suatu tempat di dalam hutan.” 　　“Melihat ini, para pelatih lainnya juga serentak berhenti.” 　　“Apa yang kamu temukan?” 　　“Pelatih Han Li mengerutkan alisnya, bergegas masuk ke hutan di samping. Para pelatih lainnya saling bertatapan, lalu dengan keselarasan mengikutinya.” 　　“Menyibakkan ranting-ranting yang berantakan, beberapa orang segera sampai di tanah lapang. Di bawah remang-remang hutan, terlihat seorang pemuda berbaju mantel militer tergeletak di lumpur, dengan pedang lurus bernoda darah tertancap di tanah di sisinya.” 　　“Lin Qiye?!” 　　“Melihat pemandangan ini, para pelatih terkejut. Pelatih Han Li bergegas mendekat, memastikan Lin Qiye hanya pingsan sebelum akhirnya menghela napas lega.” 　　“Dia membalikkan badan mengangkat Lin Qiye yang tak sadarkan diri, mengambil pedang lurus dari tanah dan memasukkan kembali ke sarungnya.” 　　“Kenapa dia bisa ada di sini? Aku kira dia juga terseret ke dalam 【Wilayah Tanah Mutlak】.” Pelatih Zhang menghela napas lega melihat Lin Qiye tak terluka. 　　“Sepertinya dia beruntung bisa menghindari radius gempa bumi.” Pelatih Han melihat noda darah dari pedang di tanah, “Tapi dia pasti melalui pertarungan sengit... lalu menang.” 　　“Pantas dijuluki bintang baru angkatan ini, hebat!” Pelatih Zhang tersenyum kecut, lalu mengerutkan kening, “Tapi... di mana mayat musuhnya? Jangan-jangan lawannya belum mati? Tidak mungkin... anggota Gereja Dewa Kuno pasti tidak akan membiarkannya lolos.” 　　Pelatih Han menggelengkan kepala, "Tidak tahu, yang penting kita terus maju, semua akan jelas setelah dia sadar." 　　Para instruktur tidak menghabiskan waktu, segera berlari ke depan, tak lama kemudian mereka tiba di tempat jatuhnya Naga Bumi Api. 　　Melihat bangkai naga tak berkepala sebesar ini, para instruktur terkejut membuka mulut lebar-lebar, mata mereka penuh ketidakpercayaan! 　　"Benar-benar Naga Bumi? Tapi... bagaimana naga ini bisa terbang ke langit? Lagipula kekuatannya minimal setara Tingkat 'Laut'! Bahkan Komandan sendiri belum tentu bisa membunuhnya! Siapa di Kota Cangnan yang punya kemampuan membunuh Naga Bumi? Bahkan membuang bangkainya ke Gunung Jinshan?" 　　Saat semua orang masih dalam kebingungan, Pelatih Han tertegun, refleks menoleh melihat Lin Qiye yang masih tak sadar di punggungnya. 　　Ya ampun, tidak mungkin kan...? 　　…… 　　Ruang bawah tanah. 　　Tiga orang yang naik bayangan pedang emas hasil transformasi 【Yaoguang】 terus melayang ke atas dalam diam, Bai Li Pangpang mengangkat kepala melihat lapisan batuan yang tak berujung, khawatir bertanya: 　　"Qiye... tidak akan kenapa-kenapa kan?" 　　Pelatih Hong diam sejenak, "Tidak tahu, tapi melihat performa yang baru saja ditunjukkannya, seharusnya tidak masalah." 　　"Bagaimana dia bisa melakukannya?" Shen Qingzhu masih dalam kebingungan. 　　“Metode yang bisa meledakkan potensi dan meningkatkan tingkatan dalam waktu singkat memang ada beberapa, lencana Penjaga Malam adalah salah satunya, tapi yang seperti dia yang langsung naik ke Tingkat 'Laut' sekaligus, aku belum pernah dengar... Lagipula, saat dia bertindak tadi, sepertinya aku merasakan... bau 'dewa'.” 　　“Dewa?” Bai Li Pangpang membelalakkan mata, “Apakah dewa yang diwakili Qiye ini yang membantunya?” 　　“Tidak tahu, tapi yang pasti rahasia Lin Qiye mungkin jauh melebihi bayangan kita.” Pelatih Hong menggelengkan kepala. 　　Mendengar kalimat itu, ketiga orang itu diam serentak. 　　Setelah lama, Bai Li Pangpang mulai bicara dengan hati-hati, “Pelatih Hong, menurutku setelah kita keluar nanti, urusan ini...” 　　“Lebih baik tidak usah dibahas.” Pelatih Hong dengan tenang menyelesaikan kalimat Bai Li Pangpang, “Setiap orang pasti punya rahasia dan kesempatan emas, itu normal. Meski Penjaga Malam adalah organisasi terbuka, tapi begitu menyangkut masalah 'dewa', mereka akan menanganinya dengan sangat hati-hati... bahkan ekstrem. Kalau mereka tahu Lin Qiye masih punya hubungan rahasia dengan 'dewa', pasti akan sementara mencabut kebebasannya, memindahkannya ke Shangjing untuk interogasi dan penyelidikan, sampai semuanya jelas dan dipastikan dia tidak ada hubungan dengan 'dewa' berbahaya atau Jinxu itu, tidak ada risiko lain, baru akan melepaskannya.” 　　“Lin Qiye adalah bibit berbakat, baik dari segi karakter maupun potensi. Dia bukan orang jahat, itu yang paling kita pahami. Tidak perlu karena urusan kecil seperti ini menghambat masa depannya.” Pelatih Hong berkata dengan tenang. 　　Mendengar perkataan Pelatih Hong, Bai Li Pangpang akhirnya menghela napas lega dan tersenyum kecut. “Aku kira Pelatih Hong akan langsung melaporkan urusan Lin Qiye ke Penjaga Malam... Ternyata aku yang berprasangka buruk.” 　　“Hmph, di mata anak muda seperti kalian, apakah kami terlihat sekolot itu?” Pelatih Hong berkata dengan kesal. 　　Bai Li Pangpang sepertinya teringat sesuatu. Ia menoleh ke arah Shen Qingzhu yang tetap diam: 　　“Hei Si Sok Jago, jangan sampai kau bocorin rahasia!” 　　“Tenang, mulutku lebih rapat dari mayat hidup.” Shen Qingzhu menjawab datar. 　　“Kalau begitu, kita perlu menyelaraskan keterangan...” Bai Li Pangpang berpikir sejenak sebelum melanjutkan. 　　Setelah tiga orang ini selesai berdiskusi, Bai Li Pangpang menghela napas dan memandang ke atas dengan pasrah: 　　“Kenapa belum sampai ke permukaan tanah juga...” 　　“Dengan kecepatan 'makan'mu ini, kita baru menyelesaikan setengah perjalanan. Butuh beberapa menit lagi untuk sampai ke puncak.” Pelatih Hong yang terus menghitung jarak berkata tenang. 　　Bai Li Pangpang mengangkat bahu. Saat hendak berbicara, dinding batu di sampingnya tiba-tiba meledak dahsyat! 　　“Sebuah bayangan hitam samar menyelip keluar dari dinding batu, menabrak tubuh Bai Li Pangpang dengan kecepatan kilat! Kecepatannya terlalu tinggi, dan muncul langsung dari dalam dinding batu, sama sekali tak ada yang sempat bereaksi!” 　　Bai Li Pangpang terdorong keras oleh bayangan ini, tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut sebelum tubuhnya terhempas keras ke dinding batu seberang sambil mendengus kesakitan. 　　Bayangan pedang emas di bawah kaki ketiganya seketika menghilang tanpa jejak. Chapter 0208 Shen Qingzhu sang Penjaga Malam 　　Pupil Pelatih Hong menyempit tiba-tiba. Dengan refleks ia menarik tubuh Bai Li Pangpang yang hampir terjatuh ke lorong, sementara tangan lainnya mencabut pedang lurus dari pinggang dan menancapkannya keras-keras ke dinding batu untuk menghentikan jatuhnya. 　　Shen Qingzhu juga menghunus pisau ke dinding, tapi kondisi fisiknya terlalu lemah. Bilah pisau hanya masuk sepertiga, membuat tubuhnya sedikit miring ke bawah seolah tak akan bertahan lama. 　　Tiba-tiba Ma Yitian yang bertubuh berlumuran darah dengan satu lengan terputus muncul berdiri vertikal di dinding batu. Senyum sinisnya mengawasi ketiganya, lalu tertegun. 　　“Anak bawang itu mana?” 　　Matanya menyapu seluruh lorong atas-bawah, memastikan tak ada jejak Lin Qiye. Kerutnya kening mengungkap kebingungan. 　　Sebelum naga api menyemburkan bola api, ia sudah menggunakan kemampuannya meninggalkan gua. Setelah melesat jauh di bawah tanah dan menyadari ledakan tak terjadi, dengan bingung ia berbalik arah dan terbang kembali ke dalam gua. 　　"Baru saat ini dia menyadari, baik Yanmai Dilong maupun orang lain, sudah lenyap!" 　　Dalam kebingungannya, dia tidak tahu apa yang terjadi di sini. Tapi segera dia menemukan lorong yang tiba-tiba muncul di atas kepalanya. Menduga mereka mungkin pergi ke permukaan melalui lorong ini, dia secepat kilat mengejar ke atas, berusaha memburu Lin Qiye. 　　Ketika sampai di sini, ternyata Lin Qiye sama sekali tidak ada. Seketika tubuhnya membeku. 　　Shen Qingzhu mengerutkan alis, hendak berbicara. Tapi Bai Li Pangpang yang gesit segera menyambar: 　　"Qiye... sudah meninggal." 　　"Meninggal?!" Ma Yitian tertegun. "Bagaimana bisa?" 　　"Diturunkan Yanmai Dilong ke magma... mati terbakar." Bai Li Pangpang menatap tajam Ma Yitian, berkata dengan tujuh bagian duka dan tiga bagian sendu. "Kesalahan apa yang dilakukan Lin Qiye? Mengapa kalian nekat membunuhnya!! Sialan, sialan!!" 　　Melihat ledakan emosi tiba-tiba dari Pangpang ini, Pelatih Hong terlebih dulu terkejut, lalu ikut menatap mata Ma Yitian dengan wajah mengerikan, seolah ingin menyiksanya sampai mati! 　　Ma Yitian mengangkat alis. "Lalu bagaimana kalian bisa selamat? Mengapa Yanmai Dilong tidak membunuh kalian? Lorong ini juga maksudnya apa?" 　　Bai Li Pangpang: ... 　　"Sebenarnya... Yanmai Dilong melihat wajah kami baik-baik, jadi melepaskan kami dan membuka jalan pulang." Bai Li Pangpang berkata dengan serius. 　　Ma Yitian menatap tajam Bai Li Pangpang, kemudian mencemooh, "Kamu pikir, aku akan percaya omong kosongmu?" 　　Suaranya baru saja jatuh, separuh tubuhnya berubah menjadi cahaya hitam, menyusup ke dalam dinding batu di bawah kaki. Langsung setelah itu, dinding batu di sekeliling seolah hidup kembali, bergelora dengan gila! 　　Belasan paku tanah kokoh tiba-tiba menyembur, tajam-tajam menusuk ke arah tubuh ketiga orang! 　　Hanya saja saat menusuk, dia sengaja menghindari titik vital Shen Qingzhu dan Bai Li Pangpang. Sedangkan terhadap Pelatih Hong, dia benar-benar berniat membunuh. 　　"Kalau sampai ada agen dewa kembar yang lolos, meski aku selamat kembali, pasti tidak akan ada akhir baik. Tapi kalau bisa membawa pulang pangeran muda keluarga Baili dan si jenius itu, mungkin masih bisa ditambal..." 　　Wajah Ma Yitian dipenuhi kegilaan! 　　Paku tanah tajam muncul tiba-tiba di posisi-posisi licik. Shen Qingzhu yang sudah kehabisan tenaga meski sudah berusaha menghindar, tetap tertusuk dua paku di paha kanannya. Sakit yang hebat membuat wajahnya pucat pasi, tapi dia terus menggigit rahang tanpa bersuara. 　　Sementara Bai Li Pangpang yang ditahan Pelatih Hong, tepat saat paku tanah hendak menembus tubuhnya, kekuatan dahsyat datang dari lengannya. Seluruh tubuh Pelatih Hong berkedip biru, seperti Spiderman menarik Bai Li Pangpang melompat-lompat di antara dua dinding, nyaris terhindar dari sebagian besar paku. 　　Hanya beberapa helai yang berhasil menyentuh pipi Pelatih Hong karena dia tidak sempat menghindar, meninggalkan garis darah yang dalam. 　　“Kamu harus diet!” Pelatih Hong menarik orang gemuk hampir 200 pon ini, gerakannya menjadi jauh lebih lambat, kesulitan untuk melompat di antara dinding vertikal ini. 　　Bai Li Pangpang memerah muka, tidak tinggal diam, mengeluarkan 【Satu Berubah Tiga Ribu】 dari sakunya, mengibaskan pedangnya hingga hujan pedang beterbangan ke arah Ma Yitian! 　　Ma Yitian yang setengah tubuhnya menyatu dengan dinding batu mencemooh, ratusan duri tanah bermunculan beruntun di depannya, mengunci semua bayangan pedang dengan presisi, sekaligus memblokir jalan mereka ke atas. 　　“Kemampuan laranganku bisa menyatukan diri dengan lingkungan sekitar. Dalam kondisi ekstrim seperti ini, kalian tidak mungkin menang.” 　　Tubuh Ma Yitian semakin tenggelam ke dinding batu, lorong bulat tiba-tiba menyempit drastis. Duri-duri tanah bermunculan, berusaha menikam mati tiga orang mereka di ruang sempit ini. 　　Pelatih Hong menyipitkan mata, berbicara dengan tenang: “Dia sudah terluka parah sebelumnya, sekarang cuma sisa tenaga. Jika kita serang total... belum tentu kalah!” 　　Bai Li Pangpang dan Shen Qingzhu mengangguk serentak, sorot mata mereka menunjukkan keseriusan yang belum pernah terlihat sebelumnya. 　　Saat ini benar-benar situasi hidup dan mati. 　　Di lorong sempit ini, hanya satu pihak yang ditakdirkan bertahan. 　　Ci——！ 　　Pisau Shen Qingzhu kembali condong sedikit, hampir seluruh tubuhnya terjatuh ke dalam lorong. Tanpa kepanikan, dia dengan lirih mengulurkan tangan satunya lagi ke atas dan menjentikkan jari dengan keras-keras! 　　Dor——！！ 　　Ledakan hebat meledak di ruang sempit, duri-duri yang melintang di atas kepala semua orang langsung pecah berantakan. Gelombang panas nyaris memanggang Pelatih Hong dan Bai Li Pangpang hingga matang, tapi tanpa keraguan mereka menyambar kesempatan untuk bertindak! 　　Cahaya biru menyala-nyala dari tubuh Pelatih Hong. Pertama dia melemparkan Pangpang ke atas dengan keras, sementara dirinya sendiri dengan lincah melompat-lompat di antara dinding batu, bergerak ke atas seperti kilat! 　　Bai Li Pangpang menarik napas dalam-dalam, mengeluarkan cincin hitam dari sakunya. Cahaya hitam berkilauan berubah menjadi bilah pisau yang digenggamnya erat, lalu ditebas dengan keras ke arah Ma Yitian. 　　【Pisau Pemutus Jiwa】！ 　　Ma Yitian menyeringai sadis, dinding batu di bawahnya berguling-guling hebat membentuk palu raksasa yang dihempaskan ke Pisau Pemutus Jiwa hitam! 　　Sudut mulut Pangpang sedikit terangkat. 　　Pada momen berikutnya, palu raksasa itu malah menembus pisau itu bagaimana udara, menghantam tubuh Pangpang dengan dahsyat! 　　Bersamaan dengan itu, Pisau Pemutus Jiwa juga menembus semua lapisan batu di hadapan Ma Yitian, meninggalkan bekas tebasan dalam di dadanya! 　　Pisau Pemutus Jiwa, hanya melukai jiwa, mengabaikan mentah-mentah perlindungan apapun. 　　Bai Li Pangpang tertimpa palu raksasa, seketika menyemburkan sejumlah darah dari mulutnya. Tubuhnya terlempar dan terbenam ke dinding batu di belakang. Dampak dahsyat itu langsung membuatnya pingsan. 　　Dalam situasi kesenjangan kekuatan yang begitu besar, Bai Li Pangpang hanya bisa menggunakan taktik mati bersama ini untuk memberi kesempatan pada Pelatih Hong. 　　Aaaaaaah——!! 　　Wajah Ma Yitian yang jiwanya terluka pucat pasi. Rasa sakit jiwa yang luar biasa memenuhi kesadarannya, membuat kesadarannya mengabur sambil merintih kesakitan. 　　Tiba-tiba, siluet Pelatih Hong muncul di hadapan Ma Yitian. Matanya terbuka lebar penuh amarah, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya biru. Kedua kepalannya menghujani tubuh Ma Yitian bagai hujan! 　　Dug——!! 　　Tubuh Ma Yitian terpental masuk ke dinding batu dalam kondisi bingung. Pelatih Hong tak berhenti, menyedotnya keluar dari dinding lalu menghantamnya ke atas dengan pukulan keras! 　　Langsung setelah itu, ia mencabut pedang lurus dari dinding batu, melompat dan menusuk dada Ma Yitian secepat kilat! 　　Kemudian disusul pukulan maut!! 　　Dug——!!! 　　Ma Yitian yang penuh luka dan dadanya tertusuk menyipratkan darah ke mana-mana. Tubuhnya terjatuh vertikal ke dasar lorong oleh pukulan ini, menghilang dalam kegelapan lorong tak berujung... 　　Di bawah sana, menggelegak lautan lava dan nyala api. 　　Setelah menyelesaikan rangkaian gerakan ini dengan kecepatan seperti kilat, siluet Pelatih Hong memantul cepat di antara dua dinding, menahan Bai Li Pangpang yang jatuh dalam keadaan koma dan Shen Qingzhu yang hampir terpeleset. 　　Dengan memikul satu orang di setiap bahu, Pelatih Hong mengeratkan rahang, menarik napas dalam-dalam, dan menggunakan seluruh tenaganya untuk melompat di antara dinding, bergerak cepat ke atas melalui lorong berbentuk z. 　　Tanpa liftnya Bai Li Pangpang, dia terpaksa menggunakan cara paling kikuk ini. Namun memikul dua orang sekaligus, bahkan dengan kemampuan memperkuat elastisitas tubuhnya, tetap sangat melelahkan. 　　Tapi dia tidak punya pilihan. 　　Keduanya adalah prajuritnya Hong Hao! Tidak boleh ada satu pun yang tertinggal! 　　Pelatih Hong terus melompat ke atas selama dua menit lebih dengan kedua orang di pundaknya. Otot-ototnya berdenyut sakit sementara cahaya biru di sekujur tubuhnya semakin redup. 　　Berapa jarak tersisa ke permukaan...? 　　Pelatih Hong tidak tahu. 　　Sejak mulai melompat dengan beban dua orang, konsentrasinya tidak memungkinkan perhitungan jarak. Semua energinya tercurah pada kedua kakinya. 　　Lompat! Terus lompat! Jangan berhenti! 　　Jika berhenti, mereka bertiga akan mati! 　　Tiba-tiba, sorot api samar muncul dari lorong tak berujung di bawah kaki mereka. 　　Gelombang panas menyembur dari ujung kaki. Pelatih Hong dan Shen Qingzhu tertegun, serempak menatap ke bawah. 　　Di dalam lorong gelap gulita dan dalam, pusaran api yang mengamuk bagai gunung berapi yang meletus memenuhi dinding batu sempit, melesat ke atas dengan kecepatan yang mencengangkan. Di setiap jalurnya, dinding batu sekitar tampak meleleh, runtuh ke dalam gua tak berdasar. 　　Seolah naga api yang menggelegar, membuka mulut raksasa yang mengerikan, ingin menelan segalanya. 　　Tapi mereka semua paham, itu bukan naga api, karena di puncak nyala itu terlihat sosok wajah yang familiar. 　　Itu adalah wajah Ma Yitian. 　　"Mati mati mati... Aku mau mati, tapi pasti akan menyeret kalian semua ikut mati!!" Wajah Ma Yitian di tengah api hanya tersisa separuh, tetap mengerikan. Matanya menatap tajam ketiga orang di atas, dipenuhi kegilaan dan kebencian! 　　Bagaimana mungkin ini terjadi? 　　Shen Qingzhu memandang dengan rasa tak percaya, "Jantungnya sudah ditusuk, mana mungkin masih hidup!?" 　　Wajah Pelatih Hong muram, suaranya berat menggema, "Gelombang kekuatan spiritualnya sudah kacau total... Dia pasti minum obat tertentu untuk memaksakan nyawanya." 　　Anjing gila ini!! 　　Kaki Pelatih Hong bergetar lemah akibat kelelahan. Ia mengawasi pusaran api yang mendekat cepat dari bawah, serta dinding batu yang runtuh, hatinya sudah benar-benar tenggelam. 　　“Ma Yitian benar-benar ingin membuat mereka ikut mati, bahkan jika Shen Qingzhu bisa memadamkan api-api ini, dia tidak bisa menangani magma suhu super yang terkandung di dalamnya. Magma ini akan melelehkan dinding batu di sekitarnya, menyebabkan lorong runtuh...” 　　Kehilangan pijakan, ketiga orang itu hanya bisa jatuh kembali ke gua, menjadi korban magma. 　　Saat ini, hanya ada satu cara. 　　Sebelum pusaran api yang mengamuk tiba di bagian gua tempat mereka berada, bunuh Ma Yitian terlebih dahulu, biarkan api dan magma yang telah disatukannya jatuh kembali ke gua. 　　Pelatih Hong melirik pusaran api yang terus mendekat di bawah kakinya, dengan tekad bulat mencabut pedang lurus dari pinggangnya dan menancapkannya dalam-dalam ke dinding batu. 　　Kemudian dia mengambil pedang Shen Qingzhu dan menusukkannya juga ke dinding batu. 　　Dua bilah pedang lurus meninggalkan pijakan di dinding batu yang sepenuhnya vertikal ini. 　　“Cahaya hitam Lin Qiye yang menembus permukaan tanah tadi sangat mencolok, pasti pelatih lain akan segera datang untuk mencoba menyelamatkan kita... Kamu tunggu di sini bersama Baili Tumeng, dua pedang ini seharusnya cukup menahan berat badan kalian berdua.” 　　Pelatih Hong meletakkan tubuh Bai Li Pangpang di atas dua pedang yang tertancap dalam di dinding batu, lalu berkata dengan tenang kepada Shen Qingzhu. 　　Alis Shen Qingzhu berkerut, “Apa yang ingin kamu lakukan?” 　　“Melakukan apa yang harus dilakukan seorang pelatih.” Jawab Pelatih Hong datar. 　　Shen Qingzhu menyipitkan matanya, tidak berkata-kata. 　　“Pelatih Hong menarik napas dalam-dalam, sepertinya teringat sesuatu, sudut mulutnya sedikit terangkat, "Jangan bersedih, jangan menyesal, mati secara terhormat di hadapan prajuritku dengan cara seperti ini, bagi kami para pelatih, adalah akhir yang terbaik."” 　　Pelatih Hong perlahan menutup matanya, mengulurkan tangan ke dadanya... 　　“Sebelumnya diganggu oleh si Lin Qiye, masih agak kesal juga, soalnya jarang-jarang bisa tampil keren. Tapi, tak disangka kesempatan kedua datang begitu cepat.” 　　Masih ada rasa penyesalan ya... 　　Pelatih Hong menghela napas dalam hati. 　　Tiba-tiba, seluruh tubuhnya membeku di tempat. 　　Tangannya meraba-raba di dada, beberapa saat kemudian, bingung menunduk... 　　“Lencanaku mana?” Pelatih Hong tertegun, padahal dia ingat betul, sebelumnya menaruh lencana itu di lapisan dalam bajunya! 　　Sudut mulut Shen Qingzhu sedikit terangkat. 　　Dia membungkuk pelan, melepas cincin hitam dari tangan Bai Li Pangpang yang tak sadarkan diri... 　　Lalu melompat dari pedang lurus... terjun bebas! 　　Angin kencang yang menerpa bercampur gelombang panas, menerbangkan mantel militer hitam berlumuran darahnya berkibar-kibar, di telapak tangan kanannya, sebuah lencana yang familiar berkilauan. 　　Melihat pemandangan ini, pupil mata Pelatih Hong menyempit tiba-tiba! 　　Kapan...? 　　Tiba-tiba, tubuhnya bergetar, teringat saat dia menggunakan pisau sebagai tumpuan di tebing batuan, tangan Shen Qingzhu menyapu di depan dadanya... 　　Dia... 　　“Pelatih Hong membelalakkan mata, memandang tak percaya ke arah siluet yang terus terjatuh ke dalam pusaran api.” 　　Hembusan udara panas menerbangkan rambut Shen Qingzhu. Ia menatap sorot api yang semakin terang di hadapannya, perlahan menutup mata dan berbicara tenang: 　　“Laozi sudah bilang, hari ini, tidak mau melihat ada lagi korban...” 　　Hong Hao, Laozi memang tidak suka kamu. Sejak masuk kamp sudah tidak suka. Tapi Laozi harus mengakui... kamu pelatih yang baik. 　　Orang baik, tidak pantas mati. 　　Qiang——! 　　Suara ringan terdengar. Sisi lencana mengeluarkan jarum perak tipis. Shen Qingzhu mengencangkan telapak tangan dan nekat menusukkannya ke tubuhnya sendiri. 　　Langsung setelah itu, baunya mulai melonjak gila-gilaan! 　　Level "Chi", puncak "Chi", level "Chuan", puncak "Chuan"... 　　Jari-jarinya mengusap permukaan cincin hitam. Dengan kekuatan spiritual puncak level "Chuan"-nya, Pisau Pemutus Jiwa hitam sepanjang dua meter lebih muncul di tangannya!! 　　Pisau Pemutus Jiwa pernah dipakainya, dipinjam dari si gemuk itu... 　　Ah iya, dia juga pernah bilang kalau gagal memberantas seluruh 【jemaat】, abunya harus ditenggelamkan ke laut... 　　Sialan! Laozi kan bilangnya "seandainya bisa keluar hidup-hidup", jangan-jangan si gemuk itu lupa? Jangan-jangan mayat Laozi masih digali lalu abunya ditabur ke laut... Kalau sampai begitu, Laozi jadi hantu pun tidak akan membiarkannya! 　　“Oh, aku lupa…… Kecuali ada insiden tak terduga, sepertinya kali ini tidak akan ada mayat yang tertahan.” 　　Shen Qingzhu menyaksikan pusaran api yang memiliki wajah Ma Yitian semakin mendekat, tertawa sinis. 　　“Tapi, bisa terkubur di gunung yang sama dengan saudara sendiri, sepertinya juga tidak buruk.” 　　Dalam deru angin kencang dan nyala api, Shen Qingzhu mengangkat tinggi Pisau Pemutus Jiwa di tangannya…… Menghantamkannya dengan sekuat tenaga！！ 　　Bilah pisau gelap pekat itu seketika membelah wajah dalam api menjadi dua. Di bawah ekspresi kesakitan dan kebencian ekstrim Ma Yitian, jiwa terakhirnya benar-benar dihancurkan, wajahnya menghilang dalam nyala api. 　　“Jiwa dan dewa sama-sama musnah！” 　　Siluet mantel militer hitam itu juga jatuh ke dalam lautan api yang bergolak. 　　“Shen Qingzhu！！！！” Pelatih Hong matanya merah menyala, mengaum marah ke bawah, “Latihan kamu melawan aku！ Evaluasi kamu melawan aku！ Sekarang giliran ayah kandung berkorban, kamu masih berebut dengan ayah kandung！ Bagaimana ayah kandung bisa melatih prajurit pemberontak sepertimu？！！ Jancuk！！！” 　　Suara Pelatih Hong sangat keras, bergema di lorong sempit ini bagaikan gemuruh guntur. 　　Tapi Shen Qingzhu sudah tidak bisa mendengarnya. 　　Api yang tak berujung menjilati tubuhnya. Segala sesuatu di sekitarnya seolah kembali ke kesunyian maut, hanya rasa sakit yang membakar tubuhnya. 　　“Sepertinya ada yang memarahi ayah kandung…… Sial, siapa yang berani sekali ini？” 　　Nanti kalau gua ada kesempatan, pasti gua gebukin lo habis-habisan. 　　Tapi... kayaknya kesempatan itu gak bakal dateng. 　　【Jemaat】 belum punah, diri sendiri juga belum jadi yang terkuat, kira-kira gimana ya tim 'Penjaga Malam' di kota Shangjing? Apa mereka kuatnya nggak masuk akal? Ngomong-ngomong... upacara sumpah Penjaga Malam juga gua ketinggalan. 　　Hah, udah capek-capek begini, ternyata gua bahkan bukan anggota Penjaga Malam. 　　Penyesalan-penyesalan ini... mau gimana lagi, tetap jadi penyesalan... 　　“Ya ampun, setidaknya, harus mati secara terhormat sebagai Penjaga Malam...” 　　Tidak tahu juga, sumpah yang kubacakan tadi, ada gunanya tidak? 　　…… 　　Dalam kobaran api, Shen Qingzhu yang sekujur tubuhnya hitam legam tiba-tiba membuka lebar-lebar matanya. Dia tersenyum. 　　Hampir lupa, ayah kandung ini Shen Qingzhu! Peraturan sialan macam apa... Kalau ayah bilang berguna, ya berarti berguna! 　　Dalam lautan merah menyala tak berujung, dia membuka bibir keringnya yang menghitam, berteriak dalam keheningan: 　　"Aku Shen Qingzhu, bersumpah di bawah Bendera Merah Da Xia..." 　　Tangannya menggenggam erat lencana di genggamannya, meski telapak tangan sudah terkarbonisasi separuh lebih, nyala api menjilati pola-pola berkilau di balik lencana itu, tetap berkilauan gemilang. 　　“Jika Kegelapan akhirnya tiba...” 　　…… 　　Di lorong, api masih terus merambat. 　　Meski Ma Yitian sudah mati, nyala api yang bergolak masih mengalir menuju lorong sempit di bawah pengaruh gaya inersia. Pelatih Hong melepaskan telapak tangan yang penuh bekas kuku berdarah, mengeratkan gigi sambil menggendong Bai Li Pangpang yang tak sadarkan diri, lalu melompat ke atas. 　　…… 　　“Aku pasti berdiri di depan jutaan jiwa……” 　　…… 　　Pelatih Hong berulang kali mengangkat paha yang pegal, melompat-lompat di antara dinding batu di kedua sisi. Nyala api di bawahnya bergerak sangat cepat, meski sudah mengerahkan seluruh tenaga, jarak antara mereka terus menyempit. 　　Tubuhnya bergetar, tapi sama sekali tidak boleh berhenti melangkah. 　　Ia sudah menyaksikan seorang anak buahnya mati di hadapannya, yang satunya... tidak boleh mati lagi! 　　…… 　　“Menghunus pedang ke jurang……” 　　…… 　　Api yang bergolak kini hanya berjarak satu meter dari siluet Pelatih Hong. Lidah api yang menari-nari hampir menyentuh tubuh mereka. Pelatih Hong tidak menunduk, matanya menatap tajam lubang di atas kepala, urat-urat di sekujur tubuhnya menonjol keras! 　　…… 　　Jatuh ke dalam lautan api di gua. 　　Shen Qingzhu yang sudah tidak lagi berbentuk manusia perlahan menutup kelopak matanya, telapak tangan yang masih menggenggam erat lencana itu kehilangan indra perasa sama sekali, perlahan terbuka…… 　　“Mengorban darah demi langit!!” 　　Dug——!!! 　　Dengungan tiba-tiba menggema di seluruh dunia bawah tanah. Pada detik itu, udara di gua dan lorong terkuras habis, semua nyala api lenyap seketika. 　　Di dunia kosong ini, tubuh terkarbonisasi Shen Qingzhu mendarat berat di dasar tanah. Puing batu yang runtuh karena meleleh berjatuhan di mana-mana... 　　Dor——！！ 　　Dalam dengungan, seluruh gua bawah tanah benar-benar terkubur. Segalanya kembali pada kesunyian maut... 　　Dalam kegelapan gulita dan keheningan, hanya selembar tipis giok yang terus berkedip-kedip memancarkan cahaya redup. Chapter 0209 Jemaat 　　Tetesan keringat mengalir deras di pipi Pelatih Hong. Tepat saat siluet keduanya hampir tertelan api, nyala di belakang mereka tiba-tiba menghilang! 　　Sensasi mati lemas sesaat menyelimuti tubuh Pelatih Hong. Namun rasa ini hanya bertahan kurang dari satu detik sebelum lenyap sepenuhnya, seolah tak pernah ada. 　　Hanya bau hangat yang tersisa di udara yang masih bisa membuktikan pernah ada kebakaran besar yang melanda dasar tanah di sini. 　　Itu Shen Qingzhu... 　　Pelatih Hong mengeratkan rahang, bergerak perlahan ke atas lorong. Entah berapa lama, di atas kepalanya muncul secercah cahaya redup. 　　Itu adalah sinar senter. 　　"Ada orang di bawah! Sepertinya itu Hong Hao!" Suara samar terdengar dari atas. 　　Sinar senter berkumpul pada tubuh Pelatih Hong. Siluet-siluet itu turun cepat - para pelatih dengan tali penyelamat tergantung di pinggang. 　　“Melihat wajah-wajah yang familiar, Pelatih Hong akhirnya menghela napas lega. Tubuhnya yang tegang akhirnya tak sanggup bertahan. Seragam militernya yang basah kuyup oleh keringat meneteskan butiran air seperti air terjun.” 　　“Para pelatih cepat-cepat menerima Bai Li Pangpang yang pingsan. Mereka memasangkan peralatan rappelling pada keduanya, berbicara sesuatu lewat walkie-talkie, lalu perlahan naik ke atas.” 　　“Pelatih Hong, Pelatih Hong! Kamu baik-baik saja?!” Selama proses naik, Han Li memeriksa kondisi fisik Pelatih Hong dengan nada khawatir. 　　“Pelatih Hong yang kesadarannya mulai mengabur melambaikan tangan, ‘Aku baik-baik saja, cuma kehabisan tenaga... Di bawah, di bawah masih ada satu orang.’” 　　“Mendengar ini, Han Li menoleh dan bertatapan dengan dua pelatih lainnya. Kedua pelatih itu mengangguk, lalu melanjutkan turun untuk mencari orang terakhir.” 　　“Berapa jauh lagi dari sini ke permukaan tanah?” Pelatih Hong bertanya dengan lemah. 　　“200 meter. Naik 200 meter lagi kita sampai di permukaan.” Han Li menunduk melihat lubang jurang yang tak terlihat dasarnya, “Seberapa dalam sih tempat ini sebenarnya?” 　　“Dua kilometer.” 　　“Dua kilometer?!” Han Li membelalakkan mata, “Bagaimana caranya kalian bisa naik dari sana?!” 　　“Pelatih Hong menggelengkan kepala, memberi isyarat bahwa dia sama sekali tidak ingin berbicara sekarang.” 　　“Han Li sepertinya teringat sesuatu. Tertegun ia menatap langit, terjebak dalam keheningan.” 　　“Peralatan mereka... sama sekali tidak memadai untuk turun sejauh dua kilometer.” 　　“Tapi, dia tidak memberitahu informasi ini kepada Pelatih Hong.” 　　Tak lama kemudian, Pelatih Hong dan Bai Li Pangpang dibawa kembali ke permukaan, langsung diangkat ke tandu, lalu diusung oleh petugas medis keluar dari gunung. 　　Setelah waktu yang lama. 　　Di luar Gunung Jinshan, Yuan Gang diam-diam menyaksikan Bai Li Pangpang dan Pelatih Hong dimasukkan ke ambulans, melesat menjauh diiringi sirine. 　　Mobil yang membawa Lin Qiye sudah berangkat sepuluh menit sebelumnya. 　　“Komandan, tim pencarian Shen Qingzhu sudah kembali.” Han Li menghampirinya, “Peralatan rappelling kami hanya bisa turun sampai satu kilometer bawah tanah. Kedua pelatih nekat turun lebih dalam menggunakan alat. Tapi...” 　　“Tapi apa?” Alis Yuan Gang berkerut halus. 　　“Lubang yang dibuat【Absolute Earth Domain】sudah runtuh total. Reruntuhan mengubur segalanya. Mereka tak bisa menemukan Shen Qingzhu... Dan menurut perangkat pendeteksi kehidupan, tak ada tanda vital di bawah sana.” 　　Han Li menarik napas dalam-dalam, “Berdasarkan laporan Pelatih Hong... Shen Qingzhu dipastikan gugur.” 　　Kedua kepalan Yuan Gang mengeras. Ia memandang Gunung Jinshan yang diselimuti kegelapan, lalu perlahan berkata: 　　“Mengungsi saja... Serahkan sisanya pada tim pembersih.” 　　…… 　　Kegelapan pun berangsur sirna. 　　“Di dalam kesunyian maut Gunung Jinshan, seberkas cahaya tembus melalui awan gelap pekat, menyinari puncak-puncak gunung yang tandus berjajar.” 　　“Hujan deras yang awalnya mengguyur semakin mereda, tetesan hujan rintik-rintik jatuh di Gunung Jinshan pasca bencana, mengalir melalui dedaunan hijau zamrud ke tanah.” 　　“Waktu terus bergulir.” 　　“Awan hitam menghilang, mentari bersinar terang.” 　　“Seiring matahari yang pelan tenggelam di Barat, cahaya senja bertebaran di antara pegunungan, bagai menyampirkan selimut tulle keemasan pucat pada segala yang ada di lereng gunung.” 　　“Di antara tanah tandus nan rusak, sebuah kepompong di atas tanah bergetar halus, seolah kehidupan baru akan segera menetas.” 　　“Dari Barat, siluet berlebihan muncul perlahan dari kehampaan: rambut panjang, mata sipit, jas ekor burung, berkelas namun elegan.” 　　“Dia salah satu dari Tiga 'Dewa' Gereja Dewa Kuno, Klein-jing, [Bisikan].” 　　“Bau proyeksi itu menghilang tepat di ruang bawah tanah sini.” [Bisikan] membungkuk memandangi tanah, sorot matanya seakan bisa menembus lapisan tanah berat. 　　“Jiwa proyeksi itu terkikis, cara kematiannya sangat tidak beres. Sejak saat itu, kondisi mentalku...” Alis [Bisikan] berkerut rapat, ia menggelengkan kepala, tak melanjutkan. 　　“Apa yang sebenarnya terjadi di... Patrick Star!! Ayo kita menggenggam ubur-ubur!!!” 　　【Bisikan】 baru saja berbicara setengah, seluruh wajahnya berkerut hebat, suara tajam dan tidak wajar keluar dari tenggorokannya. Bersamaan, kedua lengannya tiba-tiba terbuka lebar, senyuman berlebihan muncul di wajahnya. 　　Prak——！ 　　Suara tamparan jernih menggema, 【Bisikan】 menampar pipinya sendiri. Ia membungkuk terengah-engah, lehernya memerah, sorot mata penuh kemarahan dan kebingungan. 　　"Sialan! Apa yang sebenarnya terjadi padaku...?!" 　　Ia menggelegar kesal, kedua tangan menggenggam kepalanya seolah ingin mencabut sesuatu dari dalam. 　　Setelah beberapa menit, akhirnya ia tenang. Kepanikan dan amarah tadi telah menghilang, digantikan ketenangan dan kewaspadaan. 　　"Apapun kau... Aku pasti akan membasmi, takkan kubiarkan menyiksa jiwaku lagi." 【Bisikan】 mengerutkan alis berbisik, "Semua berawal saat proyeksi itu lenyap, pasti ada yang terjadi di sini." 　　Ia mengulurkan tangan, menempelkan telapak di lantai, perlahan menutup kedua mata. 　　"Kondisi bawah tanah ini... Yanmai Dilong? Masih ada Yanmai Dilong di sini? Memang sampah Ma Yitian itu sudah mati, hmph, dan... Eh?" 　　【Bisikan】 tertegun, membuka mata lebar-lebar, sorot matanya dipenuhi tanya. 　　Setelah ragu sejenak, dia mengulurkan tangan dan menggenggam udara kosong, seolah mengambil sesuatu dari bawah tanah. Pada momen berikutnya, tubuh hitam legam muncul tiba-tiba di hadapan matanya. 　　Tubuh ini telah terbakar api hingga tidak berbentuk, tanpa sedikit pun gelombang kehidupan. Satu paha telah terkarbonisasi sepenuhnya dan hancur menjadi debu, bahkan ciri wajahnya pun tidak bisa dikenali. 　　"Terbakar begini parah, ternyata masih ada napas?" Wajah 【Bisikan】 memerah dengan keheranan. Dia mengamati tubuh di hadapannya dengan teliti, kedua matanya berbinar lembut. 　　"Potensinya bagus, benar-benar bibit berbakat..." 　　Sudut mulutnya mengembang, menatap Shen Qingzhu yang wajahnya tak berbentuk sambil berbicara perlahan: 　　"Aku tahu kau masih bisa mendengar. Bakatmu sangat baik, dan bisa hidup meski terluka parah seperti ini... Ini keajaiban. Aku memutuskan memberimu kesempatan." 　　【Bisikan】 mendekat ke telinga Shen Qingzhu, mengucapkan kata demi kata, "Kesempatan untuk membuang masa lalu dan meraih kehidupan baru. Aku bisa menyembuhkan segala lukamu! Aku bisa membuatmu lebih cepat kuat! Asalkan kau percaya padaku, menjadi... 【jemaat】-ku." Chapter 0210: Pertumbuhan 　　Mendengar dua karakter "jemaat", tubuh di hadapannya gemetar tak terlihat. 　　"Siapa dirimu sebelumnya, apa yang pernah kau lakukan, aku tidak peduli. Karena bagiku semua ini tidak ada artinya. Di dunia ini, tak ada yang bisa mengkhianatiku." 　　Suara 【Bisikan】 sangat berkarisma. Nada bicaranya yang tenang penuh dengan kepercayaan diri. 　　“Apakah mati dengan penuh kehinaan di sini, atau mengikuti aku memulai kehidupan baru? Beri tahu aku... jawabanmu.” Mata 【Bisikan】 menyipitkan. 　　Satu detik, dua detik, tiga detik... 　　Tubuh itu seperti mayat, tanpa bergerak sama sekali. 　　Saat 【Bisikan】 hampir kehilangan kesabaran, tubuh hangus itu bergoyang, remah-remah besar berjatuhan. Bibirnya gemetar, suara sangat lembut keluar. 　　“——Baik.” 　　Suaranya kecil dan lemah, tapi 【Bisikan】 mendengarnya. 　　Senyuman merekah di wajah 【Bisikan】. Ia berdiri, lingkungan sekitar berubah secara tak wajar, pemandangan aneh berhamburan dari tubuhnya, segalanya berada di antara realita dan mimpi. 　　Ini adalah Divine Ruins tingkat "Klein", Urutan 018, 【Mengqi】. 　　Di dunia yang seolah tak nyata ini, tubuh hangus itu perlahan terangkat. Cahaya berkedip misterius mengaliri tubuhnya, daging hangus mulai pulih, kaki kanan yang putus mulai tumbuh, organ dalam yang sekarat mulai beregenerasi... 　　Gatal, sakit – seolah pisau menggorok semua daging mati lalu dipaksa diganti otot segar. Meski menanggung siksaan setara hukuman berat ini, ia tetap mengerat gigi tanpa suara. 　　Waktu berlalu, kilau ilusi menghilang. Sebuah tubuh baru yang segar sempurna telah lahir. 　　Shen Qingzhu yang telah kembali ke keadaan semula mendarat perlahan di tanah, menyipitkan bola matanya sambil menatap pria berpenampilan berlebihan di hadapannya, entah apa yang sedang dirindukannya. 　　【Bisikan】 mengibaskan tangannya untuk menghilangkan Divine Ruins, tersenyum lebar melihat Shen Qingzhu sebelum berkata dengan heran, "Kukira hal pertama yang akan kau lakukan setelah pulih adalah berkelahi denganku." 　　"Aku tidak bisa mengalahkanmu." Shen Qingzhu berkata dengan tenang. 　　"Lalu tak mau mencoba kabur? Mungkin bisa sukses melarikan diri." 　　"Tidak." Shen Qingzhu menggelengkan kepala, "Aku tak mau kabur. Aku ingin bergabung dengan 【jemaat】." 　　Kali ini 【Bisikan】 benar-benar terkejut. Ia mengamati Shen Qingzhu dengan teliti beberapa saat lalu mengangguk sambil tersenyum. 　　"Bagus, sangat bagus. Aku bisa berfirasat, di masa depan posisi teratas 【jemaat】 pasti akan ada tempat untukmu." 　　Dia mengulurkan tangan kanannya, ujung jari telunjuknya memunculkan bola-bola cahaya samar. Bola cahaya itu meninggalkan jarinya dan berjatuhan di depan pelipis Shen Qingzhu. 　　"Ini kontrak jiwa 【jemaat】, ciptaanku pribadi. Selama belum mencapai tingkat dewa, akan tercetak di jiwamu, menjadikanmu jemaat sejatiku. Tapi tenang, kau bibit berbakat. Tak akan kuganggu pemikiranmu asalkan tak memberontak." 　　Shen Qingzhu menatap bola cahaya di hadapannya tanpa keraguan, langsung menggenggam bola itu dan menidurkannya ke dalam pelipisnya sendiri! 　　Cahaya putih menyelimuti seluruh tubuhnya! 　　Melihat gerakan Shen Qingzhu yang begitu cepat, Bisikan mengangkat alis dengan heran, ekspresi pujiannya terhadap pria itu bertambah. 　　Saat cahaya menghilang, siluet Shen Qingzhu selangkah demi selangkah keluar dari dalamnya. Tubuhnya sedikit membungkuk, tangan kanan diletakkan di dada, berkata dengan tenang: 　　“Jemaat Shen Qingzhu, akan selamanya mengikuti langkah Anda.” 　　Senyuman puas muncul di wajah Bisikan. Ia sangat menikmati perasaan ini. 　　“Bagus, Berdirilah.” Bisikan menengadah memandang langit di kejauhan, suasana hatinya tampak sangat baik. “Harus pergi. Aku akan membawamu ke markas 【Jemaat】. Jika berlama-lagi lagi... para pengganggu itu pasti akan mengejar.” 　　“Ya.” Shen Qingzhu berkata dengan hormat. 　　【Bisikan】berbalik, di depannya muncul pintu ilusi. Dengan santai dia melangkah masuk ke dalamnya, tubuhnya menghilang tanpa jejak. 　　Shen Qingzhu memandang punggung yang menjauh dari 【Bisikan】, sudut mulutnya sedikit terangkat. 　　“Shabi.” 　　Shen Qingzhu menunduk, mengulurkan tangan menyentuh dadanya sendiri... 　　Di sana, terdapat lingkaran serpihan giok yang retak. 　　Taruhannya tepat. 　　Jade Hui Tian berhasil menahan cetak jiwa dari 【Bisikan】. Artinya, dia menjadi satu-satunya di antara seluruh 【jemaat】 yang berhasil melepaskan diri dari kendali 【Bisikan】. 　　Tampaknya... utang jasanya pada si gemuk itu semakin menumpuk. 　　Dia menoleh ke belakang, memandang pegunungan yang familiar ini, pandangannya seolah menembus lapisan tanah tak berujung dan mengarah pada lencana berkilauan di bawah tanah. 　　“Sampai jumpa...Penjaga Malam。” 　　Dia bergumam pelan. 　　Langkah kakinya melangkah, bersamaan dengan itu kepompong sutera di dekat kakinya tiba-tiba meruntuhkan cangkangnya. Sepasang sayap indah meronta-ronta keluar dari sisa kepompong, mengepakkan sayap dengan gagah sembari terbang goyah ke kejauhan. 　　Shen Qingzhu terpaku menyaksikan pemandangan ini. Setelah lama terdiam, dia menggelengkan kepala sambil tersenyum lalu melangkah menuju pintu ilusi itu. 　　Suaranya terbawa angin bergerak pelan. 　　"Tumbuh...begitukah." 　　…… 　　Kegelapan tak berujung perlahan menghilang. Kendali atas tubuhnya kembali pulih. Dalam tidurnya, Lin Qiye perlahan membuka mata. 　　Langit-langit putih, ranjang pasien bersih, tirai tipis seperti tulle berwarna kuning muda melayang-layang tertiup angin di lantai. Dari jendela terbuka terlihat lapangan latihan yang familiar. 　　Apa ini...klinik? 　　Lin Qiye mencoba duduk, tapi kelemahan jiwa membanjiri seluruh tubuhnya. Badan lelahnya terasa seperti diisi timah, sungguh berat. 　　Setiap lukanya dibalut dengan cermat. Memandang seragam rumah sakit biru-putih di tubuhnya, Lin Qiye mengeluarkan tawa getir. 　　Direktur pun suatu hari harus mengenakan seragam pasien. 　　Dengan susah payah dia duduk, mengenakan sandal lalu berjalan limbung keluar. Begitu pintu terbuka, terngiang teriakan Bai Li Pangpang dari sebelah. 　　“Tidak mungkin! Dia tidak mungkin meninggal! Aku sudah memberinya 【Jade Hui Tian】! Bahkan jika Raja Kematian datang, dia tidak mungkin tewas!” 　　Lin Qiye tertegun, sorot kebingungan muncul di matanya. 　　Siapa yang meninggal? 　　Refleksnya mempercepat langkah menuju ruang rawat sebelah. Kakinya tiba-tiba limbung, tubuhnya oleng hampir terjatuh. 　　“Lin Qiye!?” 　　Pelatih Han Li berteriak melihat kehadirannya di pintu, buru-buru menopangnya. 　　Lin Qiye berpegangan pada kusen pintu, melambaikan tangan tanda tak perlu bantuan. Terlihat Baili Pangpang dengan seragam rumah sakit sama, kepalanya dibalut perban tebal seperti boneka kepala besar yang duduk di ranjang. 　　“Qiye?! Kau sudah sadar?” Baili Pangpang berseru gembira. 　　“Apa yang terjadi? Siapa yang meninggal?” Lin Qiye mengerutkan alis. 　　Pelatih Han Li dan Baili Pangpang serentak diam membeku. 　　“Shen Qingzhu,” Pelatih Han Li berbicara pelan, “Dia mengambil lencana pelatih untuk menyelamatkan Pelatih Hong dan Baili Tumeng... lalu terjun ke lubang api yang menyala-nyala.” 　　“Dia tidak akan mati!” Baili Pangpang kembali berbicara, menatap mata Lin Qiye dengan serius, berkata dengan tekad kokoh, "Qiye! Kamu percaya padaku! Dia tidak akan mati! Meski tubuhnya hangus terbakar, tertindih batu besar, dia takkan mati! Pasti dia terjebak di suatu tempat bawah tanah... Aku mau mencarinya, aku akan menggali dia keluar!" 　　Baili Pangpang turun dari tempat tidur dengan gelisah, bahkan tidak memakai sandal, bergegas hendak keluar kamar.