Bab 0211 Realita

　　"Baili Tumeng, tenanglah sedikit." Pelatih Han Li menopang Baili Pangpang, berkata dengan pasrah: 　　"Setelah kita meninggalkan Gunung Jinshan, tim penyapu bersih logistik sudah pergi ke sana dan turun ke gua kalian. Dengan kemampuan area larangan elemen tanah, mereka sudah membongkar seluruh puing bawah tanah. Mereka menemukan mayat dua jemaat tingkat 'Chuan' yang terkubur, menemukan lencana Pelatih Hong yang sudah digunakan, tapi di bagian inti gua, yang mereka temukan hanya remah-remah arang besar. Melalui verifikasi DNA, sebagian remah berasal dari [jemaat] petarung tingkat 'Laut' Ma Yitian, dan sebagian lagi dari... Shen Qingzhu." 　　Baili Pangpang membuka mulutnya, wajahnya pucat, "Tapi kalian tidak menemukan mayatnya kan? Jadi..." 　　"Saat itu bagian gua itu dipenuhi api dan lahar, sama sekali tidak mungkin ada mayat yang tersisa." Pelatih Han Li menggelengkan kepala. 　　“Bai Li Pangpang!” Bai Li Pangpang mengerutkan alisnya rapat, dia menunduk, memeras otak untuk berpikir, tiba-tiba dia menengadah lagi, “Tidak, seandainya... seandainya sebelum api benar-benar membakar tubuhnya, dia mengeringkan semua udara di gua dan memadamkan apinya, sebenarnya dia mungkin bisa selamat!” 　　“Baili Tumeng!” Pelatih Han Li menggenggam bahunya, membelalakkan mata, berkata dengan tegas, “【Huitian Jade】bukan obat dewa, hanya bisa menahan napas terakhir orang yang hampir mati, terhadap orang yang sudah meninggal, kita tak berdaya! Meski semua seperti katamu, dia mengeringkan udara dan bertahan hidup, mengapa tim penyapu tidak menemukan mayatnya? Itu di kedalaman dua kilometer bawah tanah, masak orang sekarat bisa merangkak kembali ke permukaan?!” 　　Mendengar ini, bibir Bai Li Pangpang mulai bergetar, dia membuka mulut seolah ingin membantah, tapi tak ada kata keluar. 　　Pelatih Han Li benar, ini sama sekali tidak masuk akal... 　　“Shen Qingzhu meninggal, yang sedih bukan hanya kamu! Kamu pikir kami para pelatih bisa tenang melihat prajurit kami mati di depan mata!?” Mata Han Li memerah, ia menunjuk ke kamp pelatihan di luar dan berteriak keras, “Tapi ini bukan kisah fantasi Mary Sue, bukan cerita kekalahan musuh yang memuaskan! Kamu tidak boleh menolak realita hanya karena ingin melihat sesuatu! Inilah 'Penjaga Malam'! Inilah prajurit! Pengorbanan! Terus terjadi setiap saat! Aku yakin, dari kalian rekrutan yang akan lulus ini, kurang dari sepertiga yang masih hidup sepuluh tahun lagi! Bukan aku yang bilang – ini realita berdarah di depan kita! Tapi setidaknya... kita harus biarkan yang berkorban pergi dengan terhormat dan gemilang! Bukan seperti sekarang, bahkan tidak berani menghadapi kenyataan!” 　　Suara Pelatih Han Li bergema di dalam ruang rawat. Bai Li Pangpang menunduk, tatapannya dipenuhi kebingungan, diam membisu. 　　Lin Qiye pelan-pelan mendekat, menampar bahu Bai Li Pangpang, lalu menoleh ke Pelatih Han Li: “Pelatih, serahkan sini padaku.” 　　Pelatih Han Li menenangkan diri, mengangguk, lalu berbicara selembut mungkin: 　　“Kalian istirahat total. Besok pagi ada upacara sumpah janji... Setelah mengakhiri ini, kalian harus pergi.” 　　Ia menghela napas, lalu berbalik badan menuju luar ruang rawat. 　　Lin Qiye pelan-pelan duduk di kursi samping, kondisi kesehatannya belum memungkinkan untuk berdiri terlalu lama. Dia menatap Bai Li Pangpang yang kehilangan keseimbangan jiwa di hadapannya, lalu berbicara lembut: 　　"Jadi... bisakah kamu ceritakan, sebenarnya apa yang terjadi saat itu?" 　　Bai Li Pangpang menggaruk kepalanya, berkata dengan frustrasi: "Apa yang terjadi waktu itu... aku juga tidak terlalu paham. Aku dipukul sampai pingsan, tapi kemudian mendengar dari Pelatih Hong bahwa saat itu..." 　　Setelah mendengar penuturan Bai Li Pangpang, Lin Qiye juga terjerembab dalam keheningan. 　　Merebut lencana pelatih, membantai Ma Yitian sendirian, jatuh ke dalam nyala api... Tindakan Shen Qingzhu ini sekilas di luar dugaan, tapi kalau dipikir-pikir lagi, emang itu gaya khasnya. 　　Shen Qingzhu itu... benarkah dia benar-benar meninggal seperti itu? 　　Entah mengapa, di hati Lin Qiye selalu ada perasaan tidak nyata yang mengganjal. 　　Tiba-tiba Bai Li Pangpang seolah teringat sesuatu, "Qiye, aku sudah berdiskusi dengan Pelatih Hong. Kami memutuskan untuk menyembunyikan fakta bahwa kamu bisa berubah jadi wanita. Mari kita sepakati alibi bersama, jangan sampai nanti..." 　　"Bukan, tunggu dulu." Ekspresi Lin Qiye berubah aneh, "Aku bisa berubah jadi wanita... penjelasan aneh macam apa ini?" 　　"Tapi waktu itu kamu benar-benar berubah. Rambutmu memanjang, kulitmu jadi halus, wajahmu pucat pasi, bahkan jakunmu juga..." 　　"...Lebih baik kita bahas soal menyepakati alibi itu saja." 　　Lin Qiye penuh rasa tak berdaya di hatinya. Perubahan fisiknya hanyalah perubahan sementara karena menanggung jiwa Nyx, dan sebenarnya dia tidak benar-benar berubah menjadi wanita. Hanya penampilannya yang terlihat sedikit lebih feminin. Dari sudut pandang fisiologis, dia tetap seorang pria. 　　Tapi perkataan Bai Li Pangpang seolah membuatnya terlihat seperti banci. 　　Hal ini juga tidak bisa dijelaskan pada Bai Li Pangpang, hanya bisa dilalui secara samar-samar. 　　Prak——！ 　　Di luar ruang rawat, Cao Yuan yang membawa keranjang buah membelalakkan mata. Keranjang buah di tangannya sudah jatuh ke lantai. 　　“Apa? Qiye bisa berubah jadi wanita?!” 　　Dia bertanya dengan terkejut. 　　Lin Qiye tak berdaya menopang dahinya... 　　…… 　　Tengah malam. 　　Posisi kamp pelatihan sangat jauh dari kota, sehingga polusi juga relatif ringan. Melihat ke langit, masih terlihat bintang-bintang berkilauan menghiasi langit malam yang luas dan megah. 　　Saat ini di atas gedung klinik, tiga bayangan orang berkumpul mengelilingi api unggun kecil di hadapan mereka, dengan aroma harum daging panggang yang samar-samar tercium. 　　Bai Li Pangpang menggigit sate panggang di tangannya, ragu-ragu bertanya: 　　“Apa kita tidak akan dihukum karena melakukan ini...?” 　　“Dihukum juga tidak apa, lagipula ini hari terakhir. Berlari mengelilingi lapangan latihan sampai subuh juga tidak buruk,” kata Cao Yuan dengan santai. 　　“...Bagi kamu tidak masalah, tapi kami berdua masih pasien! Lari semalaman, kamu ingin membuat kami kelelahan?” Bai Li Pangpang menyeringai. 　　“Pasien, tidak takut kena marah, paling hanya dimarahi sekali.” Cao Yuan menoleh, memandang serius Lin Qiye, "Qiye, sejujurnya, apakah kamu benar-benar tidak mau berubah jadi wanita, supaya aku bisa melihat?" 　　“Pergi.” 　　“Oh...” 　　Bai Li Pangpang menunduk menghabiskan sate di tangannya, lalu mengangkat kepala memandang hamparan bintang di langit, menghela napas panjang. 　　“Dulu, waktu aku masih jadi pangeran kecil penganggur di kampung halaman Guangsen, aku juga pernah lihat beberapa Penjaga Malam. Waktu itu aku cuma berpikir... mereka terlihat keren, jadi aku minta izin ayahku untuk jadi Penjaga Malam main-main. Tapi aku tidak pernah paham, apa artinya sebenarnya menjadi Penjaga Malam.” 　　Lin Qiye menatapnya, "Sekarang?" 　　“Sekarang...” Bai Li Pangpang berhenti sejenak, lalu berbicara pelan, "Sepertinya... aku mulai mengerti sedikit." Chapter 0212: Pergi dengan Tenang 　　“Semakin banyak yang kupahami, semakin berat rasanya beban di pundak ini.” Bai Li Pangpang menghela napas, lalu menggelengkan kepala dengan sinis, "Tak kusangka, aku yang merupakan pangeran kecil keluarga Baili, suatu hari akan menjadi Penjaga Malam..." 　　“Sebenarnya, kamu belum resmi jadi Penjaga Malam. Upacara sumpah baru dimulai besok.” Cao Yuan membetulkan. 　　“...Dasar Cao Yuan! Aku ini masih pasien, kamu masih cari-cari kesalahan? Hati nuranimu tidak sakit?” 　　“Tidak.” 　　“......” Bai Li Pangpang menggulung lengan bajunya, seperti ingin berkelahi dengan Cao Yuan. 　　Lin Qiye tersenyum dan berkata: "Pangpang, kamu harus menghargai kesempatan yang ada sekarang, lagipula... setelah besok, tak akan ada yang bisa mengkritikmu lagi." 　　Mendengar kalimat itu, Cao Yuan dan Bai Li Pangpang sama-sama tertegun, lalu terdiam serentak. 　　Lin Qiye terdiam sejenak, menatap Bai Li Pangpang sambil berkata, "Setelah kembali ke Guangsen, apa rencanamu? Pulang ke rumah? Atau masuk ke Penjaga Malam?" 　　Bai Li Pangpang tak ragu-ragu, "Masuk ke Penjaga Malam." 　　Cao Yuan mengangkat alis, "Kakak-kakak pelayan tak mau diurus lagi?" 　　"Mau." Bai Li Pangpang menjawab tegas, "Saat organisasi membutuhkanku, aku siap jadi Penjaga Malam kapan saja. Kalau organisasi lagi sepi... aku tetap adik ganteng para kakak pelayan, hehehe." 　　Cao Yuan membalikkan matanya, lalu menoleh ke Lin Qiye, "Aku di Kota Huaihai, dekat dengan Cangnan. Kalau ada waktu, bisa mampir ke tempatku." 　　Lin Qiye mengangguk, "Mmm." 　　"Qiye, menurutku... lebih baik kamu langsung bikin tim khusus saja." Bai Li Pangpang menyeringai. 　　Lin Qiye terkejut, "Tim khusus?" 　　"Iya! Kamu kan agen dual dewa, jadi kapten tim khusus pasti bisa kan? Setelah jadi kapten, kamu bisa bentuk tim. Nanti rekrut kita semua masuk, jadi kita bisa berkumpul lagi dong?" 　　Bai Li Pangpang semakin bersemangat saat berbicara, "Kamu adalah agen dual dewa, aku adalah pangeran muda keluarga Baili, bisa disebut kolektor Jinxu! Menjadi anggota tim khusus, tidak akan mempermalukanmu, kan? Meski Cao Yuan si bodoh ini selalu bertentangan denganku, tapi area larangannya juga termasuk kategori ultra-tinggi bahaya, nomor satu di bawah Divine Ruins. Jadi anggota tim khusus, tidak keterlaluan kan? Sayangnya Si Sok Jago... Kalau tidak, kita berempat berkumpul, bukankah tim khusus terkuat akan tercipta?!" 　　"Empat orang, cukup untuk membentuk tim khusus?" Cao Yuan menggelengkan kepala. 　　"Ei, dunia ini luas. Pasti ada orang yang searoma dengan kita dan juga kuat, kan? Kalau tidak bisa, kita ajak Molly juga..." 　　"Saya menentang hubungan romantis kantor!" Cao Yuan mengangkat tangan. 　　"Aku setuju." Lin Qiye segera mengangkat tangan menyusul. 　　"Baik, baik, baik. Kalau begitu jangan ajak Molly... Yah, calon bukan masalah. Pasti ada jalannya." 　　Lin Qiye tertegun memandang api unggun di hadapannya. Dalam pikirannya muncul siluet tim 【Topeng Palsu】, mereka duduk mengelilingi meja makan sambil tertawa dan bertengkar; mereka menggendong kotak pedang tanpa sepatah kata, bersama menuju jurang dan neraka... 　　Sepertinya... memang tidak buruk? 　　"Membentuk tim khusus masih terlalu dini. Pernah lihat tim khusus mana yang mengangkat prajurit baru tingkat 'Kolam' sebagai kapten?" Lin Qiye menggelengkan kepala, "Lagipula ini harus diputuskan oleh pihak berwenang Penjaga Malam. Kita tidak bisa menentukan sendiri." 　　“Ini memang……” Bai Li Pangpang menghela napas, lalu menatap Lin Qiye dengan serius, “Tapi, kalau suatu hari kamu benar-benar punya kesempatan membentuk tim khusus, pastikan datang ke Guangsen untuk mencariku!” 　　Cao Yuan segera menyusul, “Dan aku, aku akan menunggumu di Huaihai.” 　　Lin Qiye melihat ekspresi serius mereka, mengangguk keras-keras, “Jika hari itu tiba, aku pasti akan melakukannya.” 　　Di bawah langit yang berkilauan, aroma daging yang kental menyebar tertiup angin, tiga pemuda duduk bersama, suara mereka bergema di atas gedung. 　　Bukan hanya klinik, adegan seperti ini diam-diam terjadi di setiap sudut kamp pelatihan. 　　Hari ini, tidak ada pelatih yang datang menghentikan mereka. 　　…… 　　Pagi buta hari kedua. 　　Bai Li Pangpang yang biasanya malas bangun, kali ini sudah mandi dan merapikan tempat tidur sejak pagi, melipat selimut, menyiapkan perlengkapan, dengan cermat mengancing seragam militernya di depan cermin. 　　“Qiye, penampilanku bagaimana?” 　　Dia berbalik, memandang Lin Qiye yang sudah siap sejak tadi. 　　“Sangat resmi, penuh semangat.” Lin Qiye mengamati dengan teliti, lalu mengangguk serius. 　　Bai Li Pangpang tersenyum, melirik jam di dinding, “Sudah waktunya pergi.” 　　Lin Qiye mengangkat alis heran, “Upacara masih setengah jam lagi, sekarang sudah mau berangkat?” 　　“Lebih baik awal, tidak akan salah.” 　　“Baik.” 　　Keduanya meninggalkan asrama, langsung menuju lapangan latihan. Begitu tiba di sana, Lin Qiye baru menyadari separuh prajurit baru di kamp pelatihan sudah berkumpul. 　　“Mereka dengan khidmat mengenakan seragam militer, saling berbicara di lapangan latihan, wajahnya penuh kesungguhan, dan kegembiraan yang tak bisa disembunyikan.” 　　“Mereka telah berada di kamp pelatihan selama setahun.” 　　“Selama setahun ini, mereka telah menderita, berteriak lelah, ingin menyerah, tapi akhirnya bertahan dan bermetamorfosis.” 　　“Sekarang, yang harus mereka hadapi adalah momen paling mulia sekaligus terpenting dalam setahun ini.” 　　“Waktu berdetik-detik berlalu, tak lama kemudian upacara sumpah hampir dimulai. Para pelatih naik ke panggung latihan perang satu per satu, membuat prajurit baru yang gelisah langsung hening.” 　　“Pandangan Yuan Gang menyapu semua orang, lalu berkata dengan tenang:” 　　“‘Sebelum upacara sumpah dimulai, ada satu hal lagi...’” 　　“Semua orang tertegun. Beberapa pelatih segera maju membawa kotak hitam. Yuan Gang melanjutkan:” 　　“‘Dalam operasi penyelamatan ini, performa kalian luar biasa. Di hadapan bencana besar, kalian benar-benar menunjukkan kejayaan prajurit Da Xia dan Penjaga Malam! Karena itu... kami menganugerahkan medali 'Bunga Api Bintang' kepada setiap prajurit baru yang terlibat.’” 　　“Mata semua orang di bawah panggung langsung berbinar, ekspresi penuh kejutan.” 　　“‘Namun dalam operasi ini, dua prajurit kita gugur. Salah satunya memilih mengorbankan nyawanya untuk melindungi rekan dan pelatih... Namanya adalah Shen Qingzhu.’” 　　“Mendengar nama itu, semua yang hadir terdiam membisu.” 　　“Dia adalah duri kepala di kamp pelatihan, tapi dia... adalah pahlawan Penjaga Malam. Di sini, kita menganugerahkan Shen Qingzhu dengan Medali 'Cahaya Bintang' tambahan!” 　　Suara itu berhenti, semua pelatih di atas panggung serentak mengangkat tangan kanan, memberikan hormat ala militer yang sempurna! 　　Di saat yang sama, semua prajurit baru di bawah panggung juga mengangkat tangan, dengan ekspresi khidmat memberikan hormat militer. 　　Para pelatih membagikan medali kepada setiap orang, sementara medali milik Shen Qingzhu disimpan dengan khidmat oleh Pelatih Hong. 　　Medali ini akan dikuburkan bersama jubah, pedang lurus, dan lencana miliknya di makam Penjaga Malam. 　　Di bawah panggung, Li Liang dan Deng Wei yang matanya dipenuhi garis-garis merah, tubuh mereka gemetar ringan. Mereka menatap medali berkilau itu sambil menggenggam erat kedua kepalan... 　　Selamat jalan, Kak Shen. Chapter 0213: Sumpah Janji dan Kepergian 　　Setelah semua medali selesai dibagikan, tibalah giliran peralatan khusus milik setiap Penjaga Malam. 　　"Zheng Zhong." 　　"Mo Lan." 　　"Li Shaoguang." 　　"Cao Yuan." 　　“……” 　　Di panggung latihan perang, beberapa pelatih berdiri di depan beberapa kardus logam tertutup rapat, memanggil nama satu per satu sesuai daftar sambil membagikan perlengkapan sesuai urutan. 　　"Baili Tumeng." 　　"Lin Qiye." 　　Begitu namanya dipanggil, Lin Qiye segera melangkah maju untuk mengambil perlengkapannya. 　　Seperti diduga, tiga perlengkapan standar Penjaga Malam: pedang bintang, jubah, dan lencana. 　　“Setelah menerima perlengkapan, seperti yang lain, Lin Qiye pertama-tama mengenakan jubah. Jubah merah tua yang tidak diketahui bahannya itu lembut dan nyaman, tidak terasa berat sama sekali saat dipakai, dan ukurannya pun pas. 　　Langsung setelah itu, ia menggenggam gagang pedang bintang. Tekstur dan bobot yang familiar ini tidak berbeda dengan pisau standar lain yang pernah ia gunakan sebelumnya. Satu-satunya perbedaan adalah pada bilah pedang lurus itu tertera tiga karakter kecil "". 　　Lin Qiye menggunakan dua pedang, tapi ia tidak meminta pedang kedua ke atasan. Karena di rumahnya masih ada satu pedang lagi, yang pada bilahnya terukir "". 　　Terakhir, ada lencana. 　　Dengan tekstur berat, dua pedang bersilangan, latar belakang galaksi... Setelah memeriksanya dengan teliti, Lin Qiye membalikkan lencana itu. Di bagian bawah empat baris karakter kecil yang familiar, juga terukir tiga karakter "". 　　Ini adalah dokumen bukti identitasnya sebagai Penjaga Malam. 　　Setelah semua orang selesai menerima perlengkapan, Yuan Gang yang berdiri di podium mulai berbicara pelan: 　　"Aku yakin kalian semua sudah tahu, ketiga benda ini adalah perlengkapan standar Penjaga Malam. Tapi mungkin hanya sedikit yang memahami maknanya. 　　Pedang lurus, jubah, lencana... Mengapa ketiga benda ini? Kenapa tidak tambahkan 'sepatu bot', 'sarung tangan', 'topi' atau barang lainnya? 　　Karena ketiganya... paling khusus.” 　　Pedang lurus, alias pedang bintang, ditempa dari material yang asal-usulnya sangat misterius. Ada yang bilang terbuat dari meteorit luar angkasa, ada yang menyebut bijih besi mutasi dari kabut, ada pula yang mengatakan diambil dari gudang senjata suci Da Xia... Aku tidak tahu, seluruh Da Xia pun tak ada yang tahu, kecuali pandai besi yang membuatnya. 　　Asal-usulnya tidak penting. Yang utama, ia takkan pernah patah, berkarat, meleleh, atau membeku. Tak ada kekuatan luar yang bisa menghancurkan strukturnya. Sejak ditempa, bentuknya telah membeku selamanya, termasuk nama kalian yang tertera di atasnya. 　　Ia adalah 'pisau' serangan yang bisa kalian percaya sepenuhnya! 　　Jubah ini dibuat dari material nano teknologi tercanggih. Nyaman dipakai sekaligus mampu melindungi dari dingin, panas, lembap, kuman, dan lingkungan jorok. Ia bagai baju pelindung yang Mahakuasa, membantu mengisolasi pengaruh luar saat bertarung. 　　Tapi ia tidak kokoh, hanya sehelai jubah bukan baju zirah. Jika jubah rusak dalam pertempuran, bisa mengajukan pengembalian ke markas untuk dijahit khusus, besoknya sudah dikembalikan ke tangan kalian. 　　Ia adalah 'perisai' pertahanan yang membantumu beradaptasi dengan berbagai lingkungan. 　　Adapun lencana... Fungsinya hanya satu: mati bersama! 　　Ini dapat mengaktifkan semua potensi seseorang dalam waktu singkat, mereka yang tidak memiliki area larangan akan memperolehnya, sementara yang sudah punya akan meningkatkan tingkatan. Ini memberimu kemungkinan, sebuah peluang untuk mempertaruhkan nyawa, menjaga martabat, dan menciptakan kesempatan hidup bagi rekan satu tim! 　　Ini, adalah... 'keyakinan' yang membela martbat kematian kalian.” 　　Yuan Gang menarik napas dalam-dalam, lalu berkata pelan-pelan, “'Pedang' untuk menyerang, 'Perisai' untuk melindungi, dan cara mati yang bermartabat. Inilah senjata terbaik yang bisa kami berikan kepada kalian.” 　　Prajurit baru... tidak, generasi baru Penjaga Malam, menunduk memandang perlengkapan di tubuh mereka, terjebak dalam keheningan. 　　Tiga perlengkapan, tidak banyak maupun sedikit, namun yang mereka bawa adalah kelangsungan dan kejayaan sebuah negara. 　　Postur Yuan Gang tegak lurus, matanya menyapu lautan merah tua di bawah panggung, lalu berseru dengan khidmat: 　　“Upacara sumpah... mulai!” 　　Wuah——! 　　Angin kencang berhembus, bendera merah di tiang tinggi panggung latihan perang berkibar-kibar gemuruh. 　　Seluruh lapangan hening khidmat. 　　Yuan Gang menggegamkan tangan kanannya, erat menggenggam lencana dan menempelkannya di area jantung, tangan kiri memegang gagang pedang lurus di pinggang, suara beratnya yang megah bergema di seluruh lapangan latihan. 　　“Aku Yuan Gang, bersumpah di bawah bendera merah Da Xia...” 　　Semua orang serentak menggenggam lencana dengan tangan kanan, menaruhnya di dada, tangan kiri memegang gagang pedang, berseru dengan pengaruh dahsyat: 　　“Aku Wang Li...” 　　“Aku Li Shaoguang...” 　　“Aku Wen Qingqing...” 　　“Aku Deng Wei...” 　　“Aku Li Liang...” 　　“Aku Cao Yuan……” 　　“Aku Baili Tumeng……” 　　“Aku Lin Qiye……” 　　“……” 　　Akhirnya, semua suara mereka menyatu menjadi satu kalimat. 　　“——Bersumpah di bawah bendera merah Da Xia!” 　　Yuan Gang melanjutkan: “Jika Kegelapan akhirnya tiba!” 　　“——Jika Kegelapan akhirnya tiba!” 　　“Aku akan berdiri di depan berjuta-juta manusia!” 　　“——Aku akan berdiri di depan berjuta-juta manusia!” 　　“Menghunus pedang ke jurang!” 　　“——Menghunus pedang ke jurang!” 　　“Mengorban darah hingga langit!！” 　　“——Mengorban darah hingga langit!！” 　　Mereka meremas kedua kepalan dengan erat, di mata mereka terlihat emosi, tekad kokoh, dan keteguhan. Keempat baris ini akan terpatri selamanya di hati mereka, seperti terukir di pedang mereka. 　　Ulat yang masuk kepompong akhirnya keluar. Mulai saat ini, mereka adalah Penjaga Malam. 　　Tumbuh dewasa, mungkin sesederhana ini. 　　…… 　　“Aku pergi.” 　　“Aku pergi.” 　　“Aku juga pergi……” 　　“Jaga diri, nanti pasti carilah aku!” 　　“Hahaha, tenang saja, nanti kubelikan minum!” 　　“Lao Wang! Jangan mati! Dengar tidak?！” 　　“Sial, aku lebih kuat darimu! Gampang mati mana? Tunggu dua tahun lagi saat aku jadi kapten, kubelikan minum!” 　　“……” 　　Di gedung asrama, satu per satu siluet familiar membawa koper, menahan rasa kehilangan, saling bercanda dan marah saat berpamitan. 　　Pertemuan yang berlangsung setahun ini akhirnya tiba di perpisahan. 　　“Qiye, aku pergi.” Di luar pintu, Cao Yuan menarik koper sambil menatap serius Lin Qiye, “Ingat cari aku di Kota Huaihai.” 　　Lin Qiye tersenyum, "Tenang saja, hati-hati di jalan." 　　"Wu wu wu wu... Qiye, aku juga mau pergi. Tanpa aku yang menemani tidurmu, jangan sampai kamu merindukanku!" Bai Li Pangpang bermata merah dengan beberapa bodyguard di belakangnya yang mengangkat barang bawaan, berkata dengan enggan. 　　"Jangan ucapkan kalimat yang mudah disalahpahami begitu." Lin Qiye menghela napas pasrah, "Setelah kembali ke Guangsen, jangan terlalu hura-hura, nanti saat bertarung bisa terjadi sesuatu." 　　"Tenang, aku mengerti." Bai Li Pangpang menepuk dadanya, "Kamu harus datang ke Guangsen untuk main denganku. Cukup satu telepon darimu, pesawat pribadi, hotel bintang lima, jie-jie cantik... Semua akan kusiapkan untukmu!" 　　Lin Qiye antara ingin menangis dan tertawa, "Tahu, aku akan datang." 　　Bai Li Pangpang bersama para bodyguard-nya melangkah tiga kali sambil menoleh, tiba-tiba seperti teringat sesuatu, berteriak dari kejauhan pada Lin Qiye: 　　"Oh ya, barangmu kutaruh di bawah ranjang, ingat ambil ya!" 　　Lin Qiye tertegun. Setelah Bai Li Pangpang pergi, ia kembali ke asrama dan mengeluarkan kotak hadiah besar dari bawah tempat tidur... 　　Satu kotak penuh Rolex. 　　"Dasar si ini..." Lin Qiye tertawa sambil memarahi, setelah ragu sejenak, dengan serius memasukkannya ke dalam koper. 　　Ia berdiri, memandang sekilas ke asrama ini terakhir kali, lalu menarik koper bergambar Peppa Pig berwarna pink sambil melangkah ke luar. 　　Perlahan, bayangan orang yang keluar dari kamp pelatihan semakin berkurang, gedung asrama semakin kosong, tanpa disadari seluruh kamp pelatihan telah terjebak dalam kesunyian maut. 　　Sinar matahari kekuningan menyinari lapangan latihan, basis pelatihan yang sepi itu memancarkan aura kepedihan yang datar. 　　Gedung asrama, kantin, lapangan tembak, lapangan latihan... 　　Bangunan-bangunan familiar perlahan menjauh, tak lama kemudian Lin Qiye menyeret kopernya kembali ke depan pintu besi besar itu. 　　Dia mengangkat kepala melihat tulisan besar di pintu besi, gambaran pertama kali masuk melalui pintu ini kembali muncul dalam pikirannya... 　　"Pergi." bisiknya sambil menyeret koper melangkah keluar. 　　Ini adalah Basis Pelatihan Rekrutan Baru No.039, tempat yang telah dihuninya selama setahun. 　　Dialah prajurit baru pertama di sini. 　　Dialah 'Penjaga Malam' terakhir yang meninggalkan tempat ini. Chapter 0214 Guru 　　Menyusuri jalan sempit berpasir nan berliku, Lin Qiye menyeret kopernya hingga melewati pos pemeriksaan militer. 　　Saat hendak menunggu bus terakhir yang akan mengangkut mereka, pandangannya tertumbuk pada sesuatu di kejauhan, membuatnya tertegun. 　　Di sisi jalan terparkir mobil hitam yang familiar, seorang wanita berbaju olahraga merah berkacamata hitam bersandar di pintu mobil, melambai-lambaikan tangan dengan antusias begitu melihat Lin Qiye. 　　Lin Qiye tersenyum, langsung berjalan mendekat sambil terus menyeret kopernya. 　　“Jie Hong Ying, kenapa kamu datang?” Lin Qiye bertanya sambil tersenyum. 　　Hong Ying tersenyum lebar, bergegas mendekat lalu memeluk Lin Qiye erat-erat. 　　“Tentu saja untuk menjemput anggota baru Tim 136 keluar kamp!” Pelukan Hong Ying hampir membuat Qiye sesak napas. Baru setelah leher pemuda itu hampir patah, dia melepaskan lengan dan mengambil koper dari tangan Lin Qiye: 　　“Kapten sudah mulai menghitung hari keluarmu sejak bulan lalu, setiap hari membuat lingkaran di kalender sambil bergumam 'berapa hari lagi...' persis seperti biksu membaca sutra. Sangat menyebalkan!” 　　Hong Ying naik ke kursi pengemudi dan menutup pintu mobil. “Tapi semua senang kamu bisa kembali ke Tim 136. Hanya Leng Xuan yang wajahnya kaku, berkata dingin 'rumah kami Qiye tidak seharusnya dikembalikan ke Cangnan, dia pantas ke tempat lebih tinggi...'” 　　Di kursi penumpang depan, Lin Qiye menggaruk kepalanya seolah sudah membayangkan ekspresi Leng Xuan. 　　Hong Ying menghidupkan mesin. Sebelum menyetir, dia berpikir sejenak lalu menepuk bahu Lin Qiye tanpa sepatah kata. 　　Lin Qiye bingung bertanya: “Jie Hong Ying, maksudmu apa ini?” 　　“...Kapten bilang, suruh aku menghiburmu. Tidak memalukan gagal dapat peringkat bagus di kamp pelatihan. Kami semua percaya pada potensimu...” 　　Pipi Hong Ying memerah, "Tapi, tapi aku... Aku benar-benar tidak bisa menghibur orang. Awalnya aku ingin meniru kapten menepuk bahu, tapi tiba-tiba sadar tidak tahu harus berkata apa... Aduh, mayat hidup!" 　　Hong Ying yang kesal menginjak gas sekuat tenaga. Di bawah dengungan mesin, ban mobil menyemburkan debu saat mobil menerjang keluar secepat kilat. 　　Lin Qiye menggenggam erat pegangan sambil menelan ludah, "Jie Hong Ying... Tenang, tenang!" 　　Saat ini, Lin Qiye mulai memahami alur peristiwa. Rupanya peringkat Pelatihan Terpusat tidak dirilis langsung oleh para pelatih. Tim 136 mengira Lin Qiye dikembalikan ke Cangnan karena peringkatnya rendah... 　　Haruskah hal ini dijelaskan? 　　Saat Lin Qiye masih ragu, Hong Ying melanjutkan: 　　"Sebenarnya hari ini rencananya kami semua akan menjemputmu, tapi muncul urusan dadakan. Hanya aku yang sempat datang." 　　"Ada urusan apa?" 　　"Di sisi timur kota muncul kasus 'misteri'. Wen Qimo, Leng Xuan, dan Xiao Nan pergi memeriksa. Kapten dan Xiangnan si anjing... sedang menemui sosok penting." 　　"Sosok penting?" Lin Qiye mengerutkan kening, "Siapa sosok penting yang mau datang ke Cangnan?" 　　Hong Ying tersenyum misterius, "Katanya, itu seorang langit-langit manusia." 　　"Apa?!" Lin Qiye tertegun. 　　“Terkejut? Waktu aku dengar kabar ini, sumpit sampai jatuh ketakutan.” Hongying mengangkat bahu, “Katanya kemarin dulu di Gunung Jinshan terdeteksi fluktuasi yang diduga 'dewa', jadi sengaja didatangkan seorang langit-langit manusia untuk menyelidiki. Sekarang sedang berkoordinasi dulu dengan tim kami yang berjaga di Cangnan, nanti mungkin juga akan ke kamp cari Komandan.” 　　Mendengar ini, hati Lin Qiye langsung deg-degan. Kemarin dulu di Gunung Jinshan... Bukankah itu saat dia membawa jiwa Nyx dan membunuh Naga Bumi Berpilar Api di langit?! 　　Meski di kamp sudah menyusun kesaksian palsu bersama Bai Li Pangpang dan Pelatih Hong untuk menipu pelatih lain, tapi fakta bahwa Naga Bumi Berpilar Api terbunuh memang nyata. Apakah langit-langit manusia yang ke Gunung Jinshan ini akan menemukan jejak? 　　“Yang datang ini langit-langit manusia yang mana?” 　　Lin Qiye ingat waktu Wen Qimo menjelaskan tentang langit-langit manusia, mereka menggunakan legenda untuk membagi lima orang menjadi "Satu Pedang, Satu Kavaleri, Satu Yang Mulia, Satu Kehampaan, Satu Guru". Lalu yang ke Cangnan ini yang mana? 　　“Beliau datang dengan kereta kuda, mungkin itu 'Guru'.” Hongying berspekulasi. 　　Lin Qiye mengangguk, lalu menunduk merenung. 　　Kalau begini... ini merepotkan. 　　…… 　　Kantor Perdamaian. 　　Ruang bawah tanah. 　　Tatapan Chen Muye dan Wu Xiangnan bertemu, keduanya sama-sama menunjukkan ekspresi tak berdaya. 　　Di sofa seberang mereka, seorang pria tua berusia sekitar lima puluh tahun duduk di sana, rambut panjang putihnya disanggul dengan tusuk kayu. Meski wajahnya terlihat tua, matanya masih berbinar, memancarkan aura seperti dewa atau pertapa. 　　Ia membawa secangkir teh panas, menyesapnya perlahan, lalu meletakkannya kembali dengan tenang. 　　"Guru Chen... Kami memang tidak banyak tahu tentang kejadian di Gunung Jinshan. Untuk detail spesifiknya, mungkin Anda perlu bertanya langsung ke Yuan Gang," ucap Chen Muye dengan hati-hati. 　　Guru Chen tersenyum sambil melambaikan tangan, "Tidak apa. Urusan ini tidak mendesak... Jangan buru-buru mengusir yeye pergi. Apakah menemani yeye minum teh dan mengobrol di sini begitu sulit kalian terima?" 　　Wu Xiangnan tak tahan menyela, "Tapi Guru... Kami sudah menemani Anda minum teh sepanjang siang. Matahari hampir terbenam. Bukankah ini—" 　　"Tidak apa, tidak apa," Guru Chen tetap tenang. 　　Melihat sang Guru tak berniat pergi, Chen Muye dan Wu Xiangnan pun memaksakan diri untuk terus menemaninya. 　　"Kabarnya Tim 136 kedatangan anggota baru Penjaga Malam bernama Lin Qiye." Guru Chen menyeruput tehnya, bicara seolah tanpa maksud tersembunyi. "Bisakah kalian ceritakan lebih banyak tentangnya pada yeye?" 　　Wu Xiangnan tertegun, "Guru, Anda kenal Lin Qiye?" 　　"Agen Dual Dewa, tentu yeye pernah mendengarnya." Guru Chen menjawab datar. 　　Wu Xiangnan menoleh ke Chen Muye. Setelah menerima anggukan persetujuan, barulah ia melanjutkan: 　　“Sebenarnya, awal mula kita mengenal anak ini, Lin Qiye, harus kita mulai dari peristiwa Orang Topeng Hantu……” 　　Wu Xiangnan mulai bercerita dari insiden Orang Topeng Hantu, menjelaskan hampir semua yang dilakukan Lin Qiye, termasuk penilaian Tim 136 terhadapnya. Tiap tiga kalimat ada pujian kecil, tiap lima kalimat pujian besar, menggambarkan Lin Qiye sebagai sosok sempurna yang hampir seperti dewa. 　　Guru Chen hanya mendengarkan diam-diam, sesekali mengangguk, sorot mata dalamnya menyimpan pikiran yang tak tertebak. 　　Setelah Wu Xiangnan selesai, Guru Chen meletakkan cangkir di tangannya, “Ternyata begitu…… yeye sudah mengerti.” 　　Saat Wu Xiangnan menatap penuh harap agar Guru Chen segera pergi, sang tua itu berbicara lagi: “Teh ini... sudah mulai dingin.” 　　Wu Xiangnan：…… 　　Chen Muye memahami maksud Guru Chen, lalu berkata pada Wu Xiangnan: “Xiangnan, buatkan teh baru untuk Guru.” 　　“Baik.” 　　Wu Xiangnan membawa perlengkapan teh keluar ruangan, menyisakan hanya Chen Muye dan Guru Chen di dalam. 　　Guru Chen menatap Chen Muye lama, kemudian berbicara pelan: 　　“Kapten Chen, sepuluh tahun ini... sungguh melelahkan bagimu......” Chapter 0215 Kasus Misterius 　　Mobil hitam berhenti pelan di depan vila. Lin Qiye dan Hongying turun lalu mendorong pintu masuk. 　　Ruang tamu yang familiar, sofa yang sama, kamar tidur yang tak berubah... Semuanya masih persis seperti saat mereka pergi, tanpa perubahan sedikit pun. 　　“Kamu rapikan barang-barang dulu, sepertinya Kapten belum selesai urusannya.” Hongying melihat jam lalu mengerutkan alis, “Katanya cuma mau klarifikasi kondisi... Kok sudah satu siang berlalu, masih sepi kabar? Jangan-jangan Kapten sengaja menunda-nunda supaya tidak perlu masak makan malam?” 　　“Jie Hong Ying, hari ini makan di kantor pengacara?” 　　“Iya, Kapten sudah menyiapkan bahan masakan sejak semalam. Katanya mau mengadakan jamuan penyambutan untukmu, merayakan resmimu bergabung dengan Tim 136. Kayaknya makan malam ini bakal berubah jadi makan tengah malam.” Hong Ying menghela napas pasrah. 　　Lin Qiye mengangguk, menyeret koper kembali ke kamar untuk membereskannya. Sekitar setengah jam kemudian, suara Hong Ying terdengar dari bawah tangga. 　　“Qiye, sudah rapih belum? Ayo kita makan!” 　　“Sebentar.” 　　Lin Qiye menyimpan pedang lurus dan jubahnya di dalam kamar, sementara lencana disimpannya di tempat rapat. Ia lalu segera menuruni tangga dan naik mobil menuju kantor pengacara. 　　Beberapa menit kemudian. 　　Ding dong——! 　　Selamat datang! 　　Saat Lin Qiye mendorong pintu kantor, baru ia sadar bahwa semua anggota tim kecuali Chen Muye yang sedang sibuk di dapur sudah duduk di meja makan. Melihat Lin Qiye masuk, senyum tipis mengembang di sudut bibir mereka. 　　Lin Qiye berdiri tegak di depan pintu, menarik napas dalam-dalam lalu berseru: 　　“Lin Qiye dari Tim Malam 136, datang melapor!” 　　“Semua orang saling memandang, senyum di sudut mulut semakin lebar. Wu Xiangnan memiringkan badan dan berteriak ke arah dapur, "Kapten Chen, ada anggota baru yang datang melapor."” 　　“Suara dari dapur tiba-tiba mereda. Chen Muye keluar dari dapur, mengamati Lin Qiye dengan seksama sambil tertawa bergurau, "Sudahlah, di Tim 136 kita tidak banyak peraturan. Silakan duduk, nasi sebentar lagi siap."” 　　“Lin Qiye berjalan ke kursi dan duduk. Wen Qimo di sebelahnya menepuk bahunya sambil berkata lembut, "Kembali ke sini lebih baik. Pasukan Penjaga Malam di kota-kota besar terlalu banyak aturan dan misinya berat dengan tingkat pengorbanan tinggi. Mana bisa dibandingkan dengan Cangnan kita."” 　　“Leng Xuan menatap mata Lin Qiye dan berkata tenang, "Kegagalan sementara tidak penting. Emas sejati pasti akan bersinar."” 　　“Lin Qiye tertegun, merasa antara ingin tertawa dan menangis.” 　　“Sekarang semua anggota Tim 136 masih mengira hasil pelatihannya tidak memuaskan, dan berusaha menghibur dengan berbagai cara... Sepertinya harus dijelaskan juga.” 　　“Saat Lin Qiye hendak berbicara, Hongying lebih dulu bertanya.” 　　“"Wu Xiangnan, kalian ini ribut sepanjang siang, ngapain aja? Kok sampai sekarang baru selesai?"” 　　“Pertanyaan ini langsung menyedot perhatian semua orang. Bagaimanapun juga, kedatangan Langit-Langit Manusia ke Cangnan adalah peristiwa besar.” 　　“Wu Xiangnan menggelengkan kepala dengan getir, "Laporan kerjanya cuma sepuluh menit. Beberapa jam berikutnya, dia terus mengajak kami ngobrol dan minum teh... Benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkannya."” 　　“Setelah berkata demikian, Wu Xiangnan sengaja atau tidak sengaja melirik Chen Muye di dapur.” 　　“Dalam sepuluh menit terakhir percakapan, Wu Xiangnan sengaja dialihkan oleh Chen Muye. Sebenarnya dia sangat curiga, Sang Guru yang telah minum teh bersama mereka sepanjang siang tujuannya adalah untuk sepuluh menit itu.” 　　“Hanya saja... Sebenarnya apa yang bisa dibicarakan antara salah satu dari lima langit-langit manusia terhebat dengan seorang kapten Night Watchers dari kota kecil biasa?” 　　“Meski Wu Xiangnan bingung, dia tidak mengungkapkan atau menanyakannya. Seandainya Chen Muye boleh membocorkan hal ini, pasti sudah dikatakannya sejak lama.” 　　“Sekarang, dia hanya bisa berpura-pura seolah kejadian itu tidak pernah terjadi.” 　　“’Apakah dia sudah meninggalkan Cangnan?’ Hongying melanjutkan pertanyaannya.” 　　“’Tidak tahu. Jejak kakek itu bukanlah hal yang bisa kita tebak.’ Wu Xiangnan mengangkat bahu.” 　　“’Bodoh.’” 　　“……？” 　　“Saat pandangan mereka berdua saling beradu, Lin Qiye tiba-tiba berbicara kepada Wen Qimo:” 　　“’Ngomong-ngomong, katanya ada ‘misteri’ baru muncul di kota?’” 　　“’Belum jelas.’ Wen Qimo menghela napas. ‘Pagi ini ada laporan tentang mayat yang ditemukan di halaman belakang kedai minuman wilayah timur. Sepuluh jari korban terpotong, tubuhnya terpaku di dinding, dengan ekspresi wajah yang sangat mengerikan seolah melihat pemandangan paling menakutkan.’” 　　“Lin Qiye mengangguk sambil merenung. ‘Hanya berdasarkan ini, memang sulit memastikan apakah ini pekerjaan ‘misteri’...’” 　　“Tapi masalahnya, ini sudah menjadi korban keempat bulan ini. Tiga korban sebelumnya sama sekali tidak memiliki interaksi dalam kehidupan dengan korban kali ini, tidak ada pola yang bisa diidentifikasi. Namun metode pembunuhannya persis sama, bahkan ekspresi wajah mereka identik. Polisi telah menyelidiki kasus ini lama, tapi tetap belum ada petunjuk. Yang benar-benar membuat mereka yakin ada campuran kekuatan supernatural adalah kasus pagi ini.” 　　Wen Qimo mengerutkan alisnya, berkata dengan serius, “Dari petunjuk yang didapat dari polisi, malam kejadian, bar sedang mengadakan resepsi perayaan. Pemilik bar setelah merekam acara dengan kamera, lupa mematikannya dan meletakkannya di bar. Kamera itu kebetulan mengarah ke pintu menuju halaman belakang, tepat di posisi dimana korban dipakukan di dinding.” 　　“Prosesnya terekam?” 　　“Masalahnya di sini. Prosesnya memang terekam, tapi... seluruh kejadiannya terlalu tidak masuk akal!” Wen Qimo meneguk cangkir tehnya, melanjutkan, “Dalam rekaman, selain korban, tidak ada orang kedua yang terlihat. Tiba-tiba dia melayang secara misterius, paku besi di tanah terbang sendiri menancap di anggota gerak dan jantungnya. Lalu kesepuluh jarinya seolah digigit sesuatu, menghilang dalam hitungan detik.” 　　Mendengar penuturan Wen Qimo, Si Xiaonan merinding sekujur tubuh, wajah kecilnya memucat. 　　“Pantas saja... Ini benar-benar tidak seperti yang bisa dilakukan manusia.” Wu Xiangnan mengangguk, “Ada kemajuan dari investigasi kalian hari ini?” 　　“……Tidak ada, urusan ini terlalu tidak beres, aku... tidak tahu harus mulai dari mana.” Wen Qimo terlihat canggung sambil meremas-remas rambutnya, “Lagipula, kita juga harus terus waspada terhadap 'Pencuri Misteri'.” 　　“Pencuri Misteri?” Lin Qiye tertegun. 　　“Sebelumnya bukankah sudah kukatakan, setiap kali kita membersihkan misteri, mayat misteri itu selalu menghilang sebagian dengan cara aneh?” Hongying mulai menjelaskan, “Sampai saat ini, dia sudah mencuri bagian tubuh dari empat misteri berbeda, jadi kami menyebutnya 'Pencuri Misteri' untuk sementara.” 　　“Belum berhasil menangkapnya?” Lin Qiye heran. 　　“Tidak, jejaknya terlalu misterius. Setengah tahun lalu setelah mayat kadal itu dicuri, kami membersihkan sulur eskuima tingkat 'Chuan'. Tim pengawal yang bertugas mengantar mayat sulur itu diserang di tengah jalan, semua orang di mobil dipukul sampai pingsan. Saat sadar, mayat sulur sudah hilang separuh.” Chapter 0216 Kamu Diterima 　　“Kemudian kami berusaha keras melacak, tapi dia seperti menguap begitu saja, sama sekali tidak meninggalkan kesan.” Hongying menghela napas, “Dia seperti hantu di kota ini. Kita bisa merasakan keberadaannya, tapi tak pernah bisa mendekat.” 　　Alis Lin Qiye berkerut rapat. 　　“Belum selesai, sebelumnya dia hanya mencuri mayat 'misteri', tapi bulan lalu kami menemukan jejak 'Hantu Pembunuh Malam', saat bersiap membersihkannya... ternyata sudah mati. Separuh tubuhnya membeku menjadi es, kondisi fisiknya benar-benar pecah berkeping-keping, sama seperti sebelumnya, separuh mayatnya diambil.” 　　“Dari mencuri mayat 'misteri', berubah menjadi aktif berburu 'misteri'?” 　　“Benar, kalau terus begini, aku rasa kita semua akan kehilangan pekerjaan.” Hongying menghela napas pasrah. 　　Wen Qimo tersenyum, “Lihat sisi positifnya, ada yang membantu pekerjaan kita, bukankah ini hal baik?” 　　“Tapi aku sangat marah! Tanpa pertarungan, apa aku harus setiap hari membantu om dan tante menyelesaikan masalah percintaan?” Hongying berkata kesal, “Aku sudah hampir setengah tahun tidak bertarung, rasanya ingin meledak!” 　　Chen Muye membawa masakan dari samping, berkata dengan tenang: 　　“Tidak peduli siapa dia atau apa tujuannya, membersihkan 'misteri' adalah tugas kami Penjaga Malam, caranya melanggar aturan.” 　　Mata Leng Xuan menyipit, “Kali ini... aku pasti akan menangkapnya.” 　　“Aku juga bisa mencoba.” Lin Qiye ikut berbicara. 　　Sejujurnya, rasa penasarannya terhadap identitas "Pencuri Misteri" cukup besar. Lin Qiye selalu menduga, saat Tahun Baru kemarin, orang misterius yang memberikan informasi tentara bayaran Kalajengking Gila itu adalah "Pencuri Misteri". 　　“Begitulah, mungkin dia tidak punya niat buruk……bahkan terhadap dirinya sendiri, dia masih menyimpan niat baik, kalau tidak dia tidak akan mengambil risiko tertangkap dengan menembakkan panah besi itu.” 　　“Lupakan dulu semua ini.” Chen Muye mengangkat gelas anggur di tangannya, tersenyum dan berkata: “Untuk menyambut kepulangan Qiye ke Tim 136, bersulang!” 　　“Bersulang!!” 　　…… 　　Setelah makan minum sampai kenyang, Lin Qiye kembali ke kamarnya dan terbaring telentang di ranjang. 　　Baru saja keluar dari kamp, urusan terus bermunculan satu per satu, Guru memasuki kota, "Misteri" jari terputus, "Pencuri Rahasia" dengan jejak yang mencurigakan…… 　　Tampaknya hari-hari sederhana dan santai di kamp pelatihan sudah tidak akan kembali lagi. 　　Dia pelan-pelan menutup matanya, tapi tidak langsung tidur, karena sebelum ini masih ada satu urusan penting yang harus diselesaikan. 　　Di dalam rumah sakit jiwa. 　　Lin Qiye yang menyampirkan jas lab putih perlahan menuruni tangga yang remang-remang, tiba di area sel yang lembap dan gelap. 　　Dia berhenti di depan pintu salah satu sel. 　　Di dalam sel itu, seekor naga tanah raksasa sedang merangkak merendah, postur tubuhnya dibandingkan saat di luar sudah menyusut hingga empat perlimanya, meski begitu badannya masih hampir menopang seluruh ruangan sel. 　　Lin Qiye mengamati Fire Vein Earth Dragon di hadapannya, mengangkat alisnya. 　　Dia tidak menyangka, sel penjara di sini ternyata memiliki efek mengecilkan tubuh. Naga Bumi Merapi yang awalnya bisa menutupi langit dengan sayapnya, kini menyusut hingga seukuran sebuah kamar. 　　Awalnya dia khawatir apakah Naga Bumi Merapi akan meledakkan sel penjara ini setelah tiba... 　　Naga Bumi Merapi sepertinya merasakan kedatangan Lin Qiye, membuka lebar kedua bola matanya yang penuh kewaspadaan. 　　"Penjahat: Naga Bumi Merapi. 　　Keputusan: Sebagai makhluk mitos yang kau bunuh sendiri, kau berhak menentukan nasib jiwanya: 　　Pilihan 1: Hancurkan jiwanya sepenuhnya, membuatnya lenyap dari dunia. 　　Pilihan 2: Buat 'Tingkat Ketakutannya' terhadapmu mencapai 60, bisa direkrut sebagai perawat rumah sakit jiwa. Selain merawat pasien, dia bisa memberimu perlindungan tertentu. 　　(Terdeteksi kontrak pada jiwa makhluk ini, telah diputus secara paksa) 　　Tingkat Ketakutan saat ini: 84" 　　Lin Qiye mengamati data Naga Bumi Merapi dengan seksama. 　　Sejujurnya, tingkat ketakutan Naga Bumi Merapi melebihi perkiraannya. Sebagai makhluk "level Hai" yang kuat, seharusnya sedikit hal yang bisa membuatnya takut. Tingkat ketakutan setinggi ini hanya membuktikan satu hal... 　　Lin Qiye yang berubah menjadi Dewa Malam telah memberikan trauma psikologis yang mendalam padanya melalui pukulan-pukulannya. 　　Naga Tanah Yanmai memperhatikan pandangan Lin Qiye, menyembunyikan lehernya, kewaspadaan di matanya semakin intens, bersamaan dengan itu, ada juga keraguan. 　　Sejak tiba di sel ini, ia sudah tahu nasib seperti apa yang akan dihadapinya, dan menyadari bahwa nasibnya berada di tangan pria di hadapannya. 　　Ia ingin hidup, namun kebanggaan sebagai naga tidak memperbolehkannya merendahkan diri untuk bertahan hidup. 　　Ia bingung, Lin Qiye juga bingung. 　　Naga tanah ini... bisa digunakan untuk apa? 　　"Bisakah kamu memasak?" Lin Qiye bertanya dengan hati-hati. 　　Naga itu menggelengkan kepala. 　　"Menyapu?" 　　Naga itu menggelengkan kepala. 　　"Memperbaiki halaman?" 　　Naga itu menggelengkan kepala. 　　"Membujuk nenek tua bahagia? Membujuk si tua bahagia? Bernyanyi? Menari? Merapikan selimut..." 　　Lin Qiye mengajukan serangkaian pertanyaan, naga itu tetap menggeleng dengan bingung. 　　Lin Qiye menyeringai, "Kamu bahkan tidak bisa bicara?" 　　Naga itu mengangguk. 　　Lin Qiye: …… 　　Ini benar-benar bodoh, vonis selesai. 　　Tapi sebagai misteri level "Hai" pertama yang dimasukkan Lin Qiye ke rumah sakit jiwa, jika langsung dibunuh, Lin Qiye akan merasa sayang - tidak hanya gagal mendapatkan mayatnya sebagai persembahan ritual, tapi jika jiwa pun tidak bisa dimanfaatkan, bukankah kemenangan permainan ini sia-sia? 　　Dia masih berpikir, ketika dirinya naik ke level "Chuan" atau "Hai", bisa memanggil Earth Dragon keluar, pasti akan menjadi kekuatan pendukung yang sangat hebat! 　　Tapi... makhluk besar di depanku ini, selain menjaga pintu, sepertinya memang tidak ada gunanya sama sekali. 　　Sepertinya melihat kekecewaan di mata Lin Qiye, Flame Vein Earth Dragon langsung tegang. Ia seolah sudah melihat akhir hidupnya yang akan langsung dihapus, sorot mata penuh ketakutan yang mendalam. 　　Jangan-jangan... mati begitu saja? 　　Keraguan di mata Flame Vein Earth Dragon tiba-tiba menguat. Setelah beberapa saat, sepertinya ia telah memantapkan tekad, seluruh tubuh memancarkan cahaya merah muda pucat, tubuh raksasanya mulai menyusut dengan kecepatan yang terlihat jelas. 　　Sisik naga satu per satu masuk ke dalam tubuh, kaki naga yang kekar mulai mengecil, kepala yang mengerikan dan berwibawa mulai berubah menjadi wujud manusia... 　　Setelah cahaya merah muda pucat menghilang, sosok Flame Vein Earth Dragon yang besar dan mengerikan sudah lenyap. 　　Yang muncul adalah seorang wanita berusia awal 20-an, bertubuh tinggi, kulit halus dan pucat, rambut merah api terjuntai natural hingga pinggang, sepasang pupil vertikal kuning tua menatap dingin segala sesuatu di hadapannya. 　　Sekejap mata, Flame Vein Earth Dragon telah berubah menjadi seorang wanita berambut merah dengan postur molek dan aura dingin yang elegan - seorang Jie yang memesona. 　　Satu-satunya ciri naga yang tersisa mungkin adalah beberapa sisik naga yang samar-samar terlihat di area perut, serta ekor naga merah panjang dan lembut di belakangnya. 　　Dan karena awalnya memang tidak memakai baju, wujud manusiawinya pun secara alami telanjang bulat. 　　Lin Qiye membuka mulutnya lebar-lebar, terkejut menyaksikan pemandangan di hadapannya... 　　Dia menelan ludah. 　　“Kamu diterima.” Chapter 0217 Rumah Sakit Jiwa yang Makin Berkembang 　　Lin Qiye bukan tipe orang yang mudah tergoda pesona fisik, sama sekali tidak. 　　Alasan dia merekrut Yanmai Dilong hanyalah karena makhluk itu telah memiliki wujud manusia - selama memiliki wujud manusia, banyak hal bisa dikerjakan. 　　Tidak bisa cuci piring? Tak masalah, Li Yifei yang mengajarimu! 　　Tidak bisa menyapu? Tak masalah, Li Yifei yang mengajarimu! 　　Tidak bisa merapikan ranjang? Tak masalah, Li Yifei yang mengajarimu! 　　Sebenarnya Yanmai Dilong sendiri cukup cerdas, hal ini sudah sangat dirasakan Lin Qiye saat bertarung dengannya. Mengajarkannya memasak, mencuci piring, dan menyapu bukanlah hal sulit. 　　Intinya, keraguan Lin Qiye sebelumnya hanya karena ukuran tubuh lawannya saja. 　　Kini setelah Yanmai Dilong berubah menjadi manusia di depannya - itupun dalam wujud wanita dewasa berambut merah dengan postur dan aura yang memukau - dia tak punya alasan lagi untuk menolak pendekar "level Hai" ini tinggal di rumah sakit jiwa. 　　Mendengar dirinya direkrut, sorot mata naga Si Jie berambut merah memancarkan suka cita lega setelah lolos dari maut, serta sedikit rasa malu dan marah. 　　Akhirnya... aku masih harus mengorbankan harga diri. 　　Tangan Lin Qiye menggapai udara, sebuah kontrak langsung muncul di tangannya. Dia mengulurkan kontrak itu ke Si Jie berambut merah, namun pihak lawan sama sekali tidak melihatnya dan langsung... 　　Menelannya bulat-bulat. 　　Bahkan tanpa dikunyah sama sekali. 　　Lin Qiye: …… 　　"Kenapa kamu memakannya?" Lin Qiye berbicara dengan tak berdaya, "Aku menyuruhmu menandatangani, tanda tangan lah!" 　　Di mata Si Jie berambut merah terlihat bingung, dia sama sekali tak memahami apa yang diucapkan Lin Qiye. 　　Di dunia naga, tidak ada konsep seperti tanda tangan. 　　Lin Qiye kembali menggenggam dan menyodorkan kontrak ke tangannya. Sebelum perempuan itu sempat memasukkan dokumen ke mulutnya dengan kilat, Lin Qiye langsung menutupi mulutnya sambil menggenggam telapak tangan perempuan itu, menggoreskan pulpen di atasnya lalu mencapkan cap dengan keras di kontrak. 　　Dia tak berharap pihak lawan bisa melakukan gerakan rumit seperti "menandatangani", hanya mempertanyakan apakah cara primitif seperti cap tangan ini bisa berguna. 　　Fakta membuktikan fungsi rumah sakit jiwa ini jauh lebih hebat dari perkiraannya. Saat cap tangan menyentuh kontrak, dokumen itu langsung menghilang di udara. 　　Kontrak mulai berlaku. 　　Bersamaan, kandang besi di hadapan Si Jie berambut merah juga menghilang, seragam perawat hijau muncul di tubuhnya, menutupi rapi lekuk tubuhnya yang proposional. 　　Di kartu nama di dadanya, tertulis tiga karakter kecil. 　　——004。 　　Lin Qiye menghela napas, melalui proses penandatanganan kontrak ini, dia bisa merasakan bahwa menjinakkan naga bumi berdarah api yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan dasar ini sepenuhnya, pasti akan menjadi proses yang panjang dan sulit. 　　“Siapa namamu?” Lin Qiye menatap matanya dan bertanya. 　　Si Jie berambut merah menggelengkan kepalanya. 　　“Aku lupa kamu bahkan tidak bisa bicara…” Lin Qiye memegang dahinya, berpikir sejenak, “Karena kamu adalah naga bumi berdarah api, mulai sekarang kamu akan dipanggil… Er Niu.” 　　Naga bumi berdarah api: …… 　　Si Jie berambut merah dengan tekad bulat mengulurkan kedua tangannya, membuat tanda "x" di depan dada, wajah dinginnya dipenuhi ketegaran dan keseriusan! 　　“…Kalau begitu panggil saja Hongyan, Hongyan boleh kan?” Lin Qiye berkata dengan enggan. 　　Si Jie berambut merah berpikir sejenak, lalu mengangguk keras-keras. 　　Di zaman sekarang, karyawan berani melawan bos, angin nakal seperti ini harus dikendalikan ke depannya. 　　Lin Qiye menggenggam kedua tangannya di belakang punggung, menggelengkan kepala, lalu melangkah keluar dari penjara. 　　Satu menit kemudian. 　　Li Yifei dan A Zhu berdiri di hadapan Lin Qiye, tercengang melihat Hongyan di depan mata, dagu mereka hampir jatuh ke lantai. 　　“Qi… Qiye, pilihan perawatmu… keren sekali!” Li Yifei tersenyum Hehe sambil mengacungkan jempol ke Lin Qiye. 　　A Zhu juga membuka mulut kecilnya lebar-lebar, berkedip-kedip sambil berkata kagum, “Kakak, kamu cantik sekali ya.” 　　Sudut mulut Hongyan sedikit terangkat, langsung mengabaikan tatapan Li Yifei, berjongkok sambil dengan penuh kemanjaan mengelus kepala A Zhu. 　　“Dia adalah Hongyan, mulai sekarang dia akan menjadi perawat keempat di rumah sakit jiwa kita, tapi kondisinya agak khusus. Li Yifei, kamu harus membimbingnya dengan baik.” 　　Lin Qiye yang berdiri di depan Hongyan memperkenalkan. 　　Setelah bicara, barulah ia tersadar ada yang tidak beres, melirik sekeliling sambil bertanya, "Rubik cube-nya mana?" 　　"Itu... ditangkap Merlin, sekarang sedang dijadikan mainan di ruang belajar, tidak bisa kabur." Li Yifei mengangkat bahu. 　　Setelah berkata demikian, ia melangkah besar mendekati Hongyan, batuk dua kali sambil tersenyum mengulurkan tangan kanannya. 　　"Halo, namaku Li Yifei. Aku adalah... ketua perawat di sini." 　　Hongyan akhirnya mengalihkan pandangan dari A Zhu, mengamati Li Yifei dengan teliti, melihat tangan yang diulurkannya, sorot matanya mulai dipenuhi keraguan. 　　Langsung setelah itu, sang berambut merah berpakaian seragam perawat ini perlahan berjongkok... 　　Auuuu——! 　　Langsung menggigit tangan Li Yifei ke dalam mulutnya. 　　Lin Qiye: Σ（￣ロ￣lll）! 　　A Zhu: (*？。？*)? 　　Li Yifei: (?°?д°?)!!!! Waduh!! 　　Li Yifei dengan kasar menarik tangannya dari mulut Hongyan, di telapak tangan merahnya tertera bekas gigitan yang rapat... 　　Li Yifei tercengang menoleh ke Lin Qiye, yang mengangguk, "Sudah kubilang, kondisinya agak spesial……" 　　Tiba-tiba, seekor anjing Peking berlari terengah-engah ke kaki Hong Yan, memandangnya dengan bingung lalu menggesek-gesekkan kepalanya ke paha sang gadis. 　　"Gua! Gua gua gua!!" 　　Keraguan kembali muncul di mata Hong Yan. Perlahan ia berjongkok, menggendong anjing itu, lalu…… 　　Auuu——! 　　Keempat kaki anjing itu menggapai-gapai di udara. 　　"Waduh! Nona Hong Yan! Ini bukan makanan, sungguh bukan!!" Li Yifei berlari panik menyelamatkan anjing Peking yang ketakutan dari mulut Hong Yan, menaruhnya di lantai. 　　Fakta membuktikan anjing itu benar-benar trauma. 　　Pertama ia tergeletak lemas, lalu tiba-tiba meloncat sambil lari sekuat tenaga ke depan, dari mulutnya malah keluar suara manusia: 　　"Ya——me——tei!!" 　　Prak——! 　　Kepalanya menabrak dinding di depan, kaki-kakinya kejang, lalu pingsan seketika. 　　Lin Qiye memandang Hong Yan yang sedang diomeli Li Yifei, lalu anjing tak sadarkan diri di lantai, ekspresinya langsung berkerut. 　　Ia merasa semakin rajin merawat dan mengelola rumah sakit jiwa ini, jumlah pasien malah… kok semakin banyak? 　　Pasti ilusi! 　　“Dia meninggalkan rumah sakit jiwa yang kacau balau, langsung menaiki tangga menuju ruang baca di lantai dua.” 　　“Baru saja masuk ke ruang baca, Lin Qiye tertegun di depan pintu.” 　　“Merlin terlihat santai berbaring di kursi, menggenggam Rubik's Cube di tangannya, memainkannya dengan santai. Minat di matanya semakin membara.” 　　“Sementara Rubik's Cube itu menunjukkan ekspresi putus asa, dipermainkan oleh Merlin. Sepertinya benda ini tidak mengerti, sebagai mesin cuci otomatis 'Kartu Ajaib' yang bisa mencuci piring, mengocok kartu, dan asisten andalan Li Yifei, kenapa nasibnya bisa terpuruk seperti ini.” 　　“Melihat Lin Qiye masuk ke ruang belajar, Merlin meletakkan Rubik's Cube sambil tersenyum dan berkata:” 　　“Selamat malam, Yang Mulia Direktur.” “Chapter 0218 Lokasi Acara” 　　“Selamat malam, Yang Mulia Merlin.” 　　“Lin Qiye duduk di kursi seberang Merlin. Rubik's Cube di atas meja berkedip lemah, bergeser sedikit mendekatinya seperti anak yang sedang sedih.” 　　“Lin Qiye mengabaikan gerakannya dan langsung ke inti pembicaraan:” 　　“Yang Mulia Merlin, tujuan kedatanganku kali ini adalah untuk menanyakan sesuatu... Apakah Anda pernah mendengar tentang Pedang Ame-no-Murakumo?” 　　“Merlin mengerutkan alis sejenak, lalu menggelengkan kepala, Maaf, aku belum pernah mendengarnya.” 　　“Lin Qiye menghela napas dalam hati, tapi ini tidak mengejutkannya. Merlin sebagai dewa kuno dari Inggris tentu takkan familiar dengan mitologi Jepang.” 　　“Itu adalah senjata yang ada dalam mitologi... Singkatnya, luka fisik apa pun yang ditimbulkan olehnya tidak bisa disembuhkan, bahkan melukai jiwa. Sekalipun bangkit dari kematian, lukanya tidak akan sembuh.” Lin Qiye menjelaskan secara singkat berdasarkan deskripsi Pelatih Hong kepada Merlin, “Aku ingin tahu, adakah cara baik untuk menangani luka yang ditinggalkan artefak suci semacam ini?” 　　“Luka jiwa yang abadi...” Merlin tampak berpikir, “Meski aku tidak mengenal artefak suci ini, dari deskripsimu seharusnya benda ini memiliki dua atribut tambahan: 'keabadian' dan 'jiwa'. Senjata apa pun yang melibatkan 'keabadian' pasti sangat sulit ditangani.” 　　Alis Lin Qiye berkerut rapat, “Jangan-jangan sama sekali tidak ada cara menyembuhkannya?” 　　“Bukan tidak ada sama sekali.” Merlin merenung sejenak, lalu mengacungkan dua jari, “Menurut prediksinya, untuk menyembuhkan luka seperti ini kira-kira ada dua cara... Pertama, paling sederhana dan kasar: asalkan kau menghancurkan tubuh asli Pedang Ame-no-Murakumo ini, atribut yang melekat padanya akan hilang dengan sendirinya, dan lukanya pun bisa sembuh.” 　　Sudut mulut Lin Qiye berkedut, kamu bilang ini "sederhana"? 　　Langsung pergi ke Takamagahara, membunuh Susanoo-no-Mikoto, lalu menghancurkan Pedang Ame-no-Murakumo... Jika bisa melakukan ini, dia pasti sudah jadi salah satu dewa tak tertandingi. 　　Bagi dirinya sekarang, ini sama mustahilnya dengan mengigau. 　　“Yang kedua?” 　　“Kedua, adalah menemukan artefak suci lain yang memiliki atribut 'keabadian' dan sekaligus bisa menyembuhkan luka.” Merlin berkata dengan tenang. 　　“Ya... Contohnya?” 　　“Aku juga tidak tahu.” 　　Lin Qiye: …… 　　Baiklah, dua skema solusi ini sama-sama tidak masuk akal. 　　“Tidak ada cara lain lagi?” Lin Qiye tidak tahan bertanya. 　　“Aku tidak bisa memikirkan yang lain.” Merlin menggelengkan kepala, “Kalau nekat menyebut metode ketiga, itu adalah berdoa agar 'mukjizat' terjadi.” 　　Lin Qiye menghela napas, lalu berdiri dari kursinya. 　　“Aku mengerti, maaf sudah mengganggu.” 　　Lin Qiye keluar dari ruang belajar, memandangi para perawat yang kacau di halaman, berdiri sebentar, lalu menggelengkan kepala dengan pasrah. 　　Tampaknya, ingin membantu Wu Xiangnan menyembuhkan luka di tangannya... Susah ya. 　　…… 　　Hari kedua. 　　Sebuah mobil hitam berhenti di pintu kedai minuman. Wen Qimo dan Lin Qiye turun dari mobil, lalu melangkah menuju kedai yang sudah ditutup polisi. 　　Kedai ini tidak besar, tapi dekorasinya cukup mungil nan indah. Gaya retro yang dipadukan dengan suasana neon menciptakan cita rasa unik, di jalanan ini bisa dianggap sebagai titik foto populer. 　　Hanya saja, kedai yang dulu meriah dan eksklusif ini sekarang kosong melompong dan terlihat menyedihkan. 　　Lin Qiye dan rekannya melewati garis blokade kuning, langsung masuk ke dalam kedai. 　　“TKP pembunuhan ini, tidak ada penjagaan sama sekali?” Lin Qiye melirik ke 4 minggu, bahkan seorang Polisi pun tidak terlihat, bertanya dengan heran. 　　“Kasus ini melibatkan 'misteri', jadi anggota polisi biasa tidak bisa campur. Penjagaan TKP, pencarian petunjuk, tes mayat... semua urusan ini sudah diambil alih oleh departemen khusus kami. Meski terlihat tidak ada penjaga, sebenarnya di tempat tersembunyi luar ada orang yang berjaga 24 jam. Jika ada orang mencurigakan mendekat, langsung bisa ditangkap.” 　　Lin Qiye mengangguk. Saat itu juga, seorang anak muda berbaju jas hitam masuk dari luar pintu. 　　“Kak Wen, cari petunjuk lagi hari ini?” Si anak muda melihat Lin Qiye di sebelah Wen Qimo, bertanya heran: “Ini...!” 　　“Anggota baru, Lin Qiye. Qiye, ini personel departemen penanganan profesional yang kubilang, Xiao Hei. Kalian berdua perlu saling mengenal, ke depannya akan sering kerja sama dalam operasi.” Wen Qimo tersenyum berkata. 　　Berbeda dengan anggota sementara sebelumnya, Lin Qiye sekarang adalah Penjaga Malam resmi yang memiliki posisi tetap, akan secara formal mengambil alih pekerjaan Penjaga Malam, benar-benar menyatu dengan organisasi ini. 　　“Halo, Kak Lin.” Xiao Hei tersenyum, mengulurkan tangan. 　　“Halo.” Lin Qiye menggenggam tangannya. 　　“Xiao Hei, coba perkenalkan situasinya secara singkat lagi ke Qiye.” Wen Qimo membuka mulut. 　　“Baik.” Ekspresi Xiao Hei menjadi serius, "Kejadian ini terjadi kemarin, tepatnya pada 26 Agustus pukul 10.45 pagi. Pemilik kedai minuman ini membuka toko dan menemukan bau darah menyengat di dalam. Setelah masuk ke halaman belakang, dia menemukan pelayan kedai Sun Xiao tewas mengenaskan di sana." 　　Sambil berkata demikian, dia mengajak keduanya menuju halaman belakang. 　　"Baru buka jam 10 pagi lebih?" Lin Qiye terlihat agak heran. 　　"Kedai semacam ini bisnisnya kebanyakan malam hari. Buka jam 10 lebih sudah termasuk rajin," jelas Wen Qimo dari samping. 　　Lin Qiye mengangguk, dan tak lama kemudian ketiganya sampai di pintu halaman belakang. 　　Di lantai halaman belakang tergeletak nomor-nomor bertanda angka, di sebelah setiap nomor terdapat foto TKP yang sesuai. Di dinding tergambar siluet manusia dengan kapur tulis putih membentuk pola "+" melayang di langit-langit. 　　"Almarhum Sun Xiao, pria 28 tahun, sudah bekerja sebagai pelayan di kedai ini selama dua tahun. Sebelumnya dia bekerja di sebuah restoran. Dalam dunia pelayan kedai, jarang ada yang bisa bertahan selama ini. Alasannya, pertama karena majikannya baik dan fasilitasnya memadai, kedua karena masih harus membiayai dua orang tua di rumah yang sangat membutuhkan uang." 　　Xiao Hei menunduk melihat dokumen di tangannya, melanjutkan, "Menurut laporan otopsi, waktu kematian antara pukul 3-4 dini hari. Terdapat lima bekas paku di tubuh korban, empat di antaranya di anggota gerak berupa luka tembus yang sesuai dengan empat titik merah di dinding ini." 　　“Lin Qiye memicingkan mata melihat ke dinding, pada bagian tangan dan kaki siluet putih manusia di dinding, terdapat empat bekas pahatan dalam yang jelas, di dalam bekas pahatan itu masih tersisa noda darah. Keempat paku inilah yang menancapkan almarhum ke permukaan dinding.” 　　“Sedangkan luka mematikan pada almarhum adalah paku yang menembus jantung, membunuh dengan satu tusukan.” 　　Xiao Hei mengulurkan jari menunjuk ke dinding, pada posisi jantung siluet manusia, terdapat titik merah kecil yang menandakan posisi paku menusuk jantung. 　　“Selain itu, sepuluh jari almarhum... semuanya terputus, dan bekas potongannya sangat halus. Di dalam kedai minuman ini, tidak ditemukan pisau yang bisa menyebabkan luka seperti ini.” Chapter 0219 Rekaman 　　“Memotong jari ya...” Lin Qiye tampak termenung. 　　Banyak makhluk misterius memiliki kebiasaan mesum, seperti Orang Topeng Hantu sebelumnya yang selalu menggerogoti wajah korban hingga hancur sebelum memakan bagian tubuh lainnya setelah membunuh. 　　Makhluk yang suka memotong jari manusia... dia benar-benar belum pernah mendengarnya. 　　“Bagaimana dengan noda darah di TKP?” Lin Qiye merenung sejenak lalu mengangkat kepala bertanya. 　　“Noda darah yang tersisa di TKP tidak banyak, sebagian besar berasal dari pendarahan akibat jari-jari yang terpotong. Noda darah mengalir dari dinding ke lantai, semuanya tercatat di foto-foto tersebut.” 　　Xiao Hei membungkuk mengambil dua foto di sebelah nomor, lalu menyerahkannya ke tangan Lin Qiye. 　　Lin Qiye memeriksa foto-foto itu dengan teliti, alisnya berkerut halus, “Aneh...” 　　“Ada apa?” 　　“Kalian tidak merasa, volume darah yang keluar ini sedikit berlebihan?” Lin Qiye menunjuk noda darah di foto, hanya terdapat genangan kecil di dinding dan di bawah tubuh almarhum. 　　“Pembuluh darah yang terhubung ke jari manusia tidak terlalu banyak, meski terputus, tidak akan menyebabkan efek pendarahan besar seperti pada arteri. Sedikitnya noda darah bisa dimaklumi.” Xiao Hei berkata. 　　Lin Qiye menyipitkan matanya, tidak berbicara. 　　“Bagaimanapun, pertama-tama mari kita periksa rekaman video itu. Mungkin itu satu-satunya petunjuk untuk menemukan 'misteri' itu.” Wen Qimo membawa Lin Qiye masuk ke kedai minuman, sementara Xiao Hei mengeluarkan rekaman video dari tas barang bukti dan mengulurkannya kepada mereka. 　　Saat rekaman video dibuka, tayangan mulai berjalan. 　　Yang pertama terlihat adalah pria berminyak berpenampilan khas Mediterania yang sedang penasaran memain-mainkan rekaman video, pipinya memerah seolah mabuk. 　　“Ini pemilik kedai. Dua malam sebelumnya mereka mengadakan resepsi alkohol yang sangat meriah.” Xiao Hei menjelaskan di samping. 　　Pemilik kedai tampaknya sudah paham cara mengoperasikan rekaman video. Ia menggenggamnya sambil merekam kemeriahan acara tersebut. Harus diakui, resepsi itu memang sukses dengan banyak tamu pendukung, termasuk banyak gadis muda cantik. 　　“Beberapa jam berikutnya hanya berisi rekaman acara yang tak penting. Kalian bisa langsung lompat ke bagian belakang.” Xiao Hei menekan tombol maju cepat. 　　Resepsi alkohol segera berakhir, meninggalkan bar yang berantakan. Bos mengambil kamera rekaman, seluruh wajahnya merah padam terlihat banyak minum, jalannya mulai terasa ringan. 　　Karena alasan ini, dengan bingung ia melempar kamera rekaman ke bar, lupa mematikannya, bahkan lupa menghentikan perekaman. Setelah memberi beberapa instruksi sederhana pada pelayan Sun Xiao, ia terhuyung-huyung mendorong pintu keluar. 　　Selama setengah jam berikutnya, Sun Xiao membersihkan bar. 　　Tiba-tiba, gambar di rekaman mulai bergetar aneh, seolah terganggu sesuatu, kadang terang kadang gelap, akhirnya benar-benar menghitam. 　　Lin Qiye mengerutkan alis, menatap Xiaohei yang menggelengkan kepala, menyuruhnya terus menonton. 　　Layar gelap sekitar sepuluh detik sebelum gambar muncul kembali. Sudut pengambilan kamera tampak bergeser, atau lebih tepatnya seluruh sudut bar terlihat berubah, seolah ada sesuatu yang menabrak area ini. 　　Dalam rekaman, pintu menuju halaman belakang terlihat, namun karena area itu terbuka tanpa lampu dan remang-remang, gambarnya agak kabur di tengah pencahayaan terang bar. 　　Tapi ini tidak menghalangi mereka menyaksikan kejadian selanjutnya. 　　Terlihat Sun Xiao yang masih memakai seragam pelayan seolah digenggam oleh kekuatan tak kasat mata, ditindih keras ke dinding halaman belakang seperti tenggorokannya dipotong, perlahan diangkat menggantung di langit-langit. 　　“Anggota tubuhnya menggila-gila di udara, seolah sedang berusaha melepaskan diri.” 　　“Tiba-tiba, paku-paku besi melesat dari lantai yang jauh, dengan kasar menusukkan diri ke tubuhnya, memakunya di dinding. Mulut Sun Xiao terbuka lebar, seperti sedang merintih kesakitan.” 　　“Meski jaraknya cukup jauh dan pencahayaan buruk, sulit melihat detail dari sudut kamera rekaman. Tapi setelah diamati seksama, jari-jari Sun Xiao perlahan memendek hingga akhirnya benar-benar menghilang.” 　　“Kemudian, paku terakhir melesat dan langsung menembus jantung Sun Xiao.” 　　“Tubuh Sun Xiao gemetar, kepalanya terkulai, tak bergerak lagi.” 　　“Setelah satu-dua menit, layar berubah gelap total. Mungkin daya kamera rekaman sudah habis setelah merekam terlalu lama.” 　　“Usai menonton rekaman itu, Lin Qiye mendekati posisi kamera tadi, memandang ke arah halaman belakang dengan ekspresi merenung.” 　　“Ada keanehan...” 　　“Wen Qimo dan Xiao Hei saling bertatapan, "Di mana keanehannya?"” 　　“Di rekaman, jari-jari almarhum tidak langsung dipotong, tapi perlahan menghilang... Tapi laporan autopsi menyebut jarinya terpotong rapi oleh senjata tajam.” 　　“Wen Qimo merenung sejenak, "Kameranya terlalu jauh. Mungkin pisau digunakan untuk memotong jarinya sedikit demi sedikit seperti mengupas wortel, sampai ke pangkal jari?"” 　　“Lalu ke mana potongan jarinya?” Lin Qiye menyipitkan mata, “Potongan jari yang terpotong itu ke mana?” 　　“Mungkin... dimakan?” 　　“Seperti makan steak, memotong sepotong lalu makan sesuap?” Lin Qiye menggelengkan kepala, “Kalau begitu, misteri ini terlalu punya selera.” 　　Kemudian, Lin Qiye bertanya lagi: “Resepsi alkohol semalam berakhir jam berapa?” 　　“Pukul dua setengah dini hari.” 　　“Waktunya cocok...” Lin Qiye terjebak dalam lamunan sejenak, “Tidak ada kamera di sekitar?” 　　“Satu-satunya kamera ada di persimpangan jalan sebelah timur, tapi hanya bisa merekam pemandangan luar tavern dari kejauhan. Kami sudah memeriksa rekamannya, tapi di periode kejadian, tidak ada orang mencurigakan yang mendekat.” 　　“Dari rekaman, korban sempat berteriak. Apakah warga sekitar ada yang mendengar? Bisakah ini digunakan untuk memastikan waktu kematian secara spesifik?” 　　Xiao Hei menggelengkan kepala, “Sekitar sini semua area komersil. Saat kejadian, toko-toko di sekeliling sudah tutup. Sama sekali tidak ada orang di sekitar.” 　　Lin Qiye kembali terjebak dalam lamunan. 　　Entah mengapa, dia selalu merasa... kasus ini aneh, tapi tidak tahu persis di bagian mana. 　　Dia masih butuh lebih banyak informasi, lebih banyak perenungan. 　　“Bagaimanapun, sekarang sudah bisa dipastikan ada 'misteri' berkeliaran di sini. Dari rekaman, bisa disimpulkan beberapa karakteristiknya.” Wen Qimo berkata, “Memiliki kemampuan menghilang atau mengendalikan benda, suka memutus jari orang, bisa menyebabkan pengaruh lemah pada perangkat elektronik sekitar.” 　　Wen Qimo menghela napas, “Rentang karakteristik ini terlalu luas. Tidak tahu berapa lama bisa menyaring 'misteri' yang memenuhi syarat-syarat ini...” 　　Pada saat itu, Lin Qiye sepertinya teringat sesuatu, kembali berbicara: 　　“Bukankah sebelumnya sudah terjadi tiga kasus serupa? Di mana dokumen kasus terkaitnya？” 　　“Tiga kasus sebelumnya karena tidak menunjukkan ciri ‘misteri’, semuanya ditangani kepolisian setempat sebagai kasus pembunuhan berantai biasa. Dokumen kasusnya juga ada di kami, nanti akan kami tunjukkan。” Wen Qimo berkata. 　　Lin Qiye berpikir sejenak, “Jika memungkinkan, aku ingin melihat jenazah mereka sendiri。” Chapter 0220 Pengejaran 　　“Kamu mau melihat jenazah sendiri？” Wen Qimo terkejut, berkata dengan ragu, “Jenazah kasus ini sudah diserahkan ke departemen pemrosesan dan sedang dibedah lebih lanjut. Hasilnya belum keluar…… Jika ingin melihat, mungkin harus menunggu besok. Tapi tiga jenazah sebelumnya ditangani polisi, setelah pembedahan dimasukkan ke kamar mayat. Jika ingin melihat, kami punya wewenang dan bisa langsung melihat sekarang。”” 　　Lin Qiye mengangguk, “Baik, sekarang aku akan pergi melihat tiga jenazah itu, siapa tahu bisa menemukan sesuatu。” 　　“Aku akan kembali mengatur data ‘misteri’ ini dan mengajukan pengecekan database. Kamu pergi sendiri saja, cukup tunjukkan identitas。”” 　　Wen Qimo pergi lebih dulu mengendarai mobil, sedangkan tujuan Lin Qiye tidak terlalu jauh dari sini, jadi dia memilih berjalan kaki. 　　Begitu dia keluar dari kedai minuman, tubuhnya berhenti sejenak, lalu menoleh ke kanan. 　　Di sudut kedai minuman, seekor tikus kecil kelabu sedang meringkuk di sana. Sepertinya menyadari pandangan Lin Qiye, tubuhnya bergerak cepat lalu menghilang. 　　“Tikus……” Lin Qiye mengerutkan alisnya, tiba-tiba ia merasa adegan ini terasa familiar... 　　Tapi ingatan itu tak kunjung muncul. 　　Ia menggelengkan kepala, tak menaruh curiga akan hal ini, lalu melangkah menjauh. 　　Kantor polisi tempat penyimpanan mayat tidak jauh dari posisi Lin Qiye sekarang. Setelah berjalan sekitar belasan menit, Lin Qiye tiba di depan pintu. 　　Setelah menunjukkan dokumen identitasnya, seorang perwira polisi segera berdiri dan mengantarnya naik lift. 　　Tentu saja yang ditunjukkan bukan dokumen Penjaga Malam—organisasi itu sendiri tidak memiliki sistem identitas formal. Lencana adalah simbol status mereka, dengan data setiap anggota tersimpan dalam proyek kerahasiaan tingkat tertinggi Da Xia tanpa meninggalkan bukti fisik. 　　Dokumen yang ia tunjukkan adalah surat tugas mirip "utusan khusus" yang dikeluarkan Penjaga Malam untuk koordinasi dengan kepolisian lokal. Bagaimanapun juga tak semua polisi mengetahui eksistensi mereka. Jika saat memburu misteri tertangkap polisi lalu disangka pembunuh tanpa bisa membuktikan identitas—itu akan jadi masalah besar. 　　Kamar mayat berada di lantai atas. Lin Qiye menyusul polisi itu melewati koridor panjang. 　　Tiba-tiba dari ujung koridor berlawanan, seorang perawat bermasker mendorong kereta jenazah. Mayat dalam kantong kedap udara putih terbungkus rapat tanpa bagian tubuh yang terlihat. 　　Entah mengapa, saat melihat perawat pengangkut jenazah itu, Lin Qiye merasa ada kesan familiar yang mengganggu. 　　“Sayangnya, jarak antara dia dengan Lin Qiye lebih dari seratus meter, jadi dia tidak bisa menggunakan persepsi mental untuk mengenali penampakan pihak lawan, tapi melihat gaya ini, kedua belah pihak akan segera bertemu.” 　　“Perawat yang mendorong gerobak itu menyipitkan mata, tepat sebelum memasuki jangkauan persepsi Lin Qiye, dengan santai belok ke persimpangan kanan, gerakannya terlihat natural seolah memang dari awal berniat belok ke sini.” 　　“Lin Qiye melihat kejadian ini, mengerutkan alis heran, sorot matanya memancarkan kebingungan.” 　　“Setelah ragu sebentar, dia bertanya pada polisi di sampingnya:” 　　““Di sini, apakah sering ada mayat yang diangkut keluar?”” 　　“Polisi tertegun, “Sebenarnya tidak sering... Karena biasanya hanya kasus pembunuhan yang mayatnya dikirim ke kamar mayat untuk dibedah, daerah Cangnan ini tidak terlalu besar, biasanya cukup tenang, kasus pembunuhan jarang terjadi, jadi...”” 　　“Mendengar ini, firasat buruk muncul di hati Lin Qiye, dia segera mempercepat langkah.” 　　“Kedua orang itu mendorong pintu masuk ke kamar mayat, Lin Qiye mendekati medik forensik yang sedang bertugas, mengeluarkan dokumen identitasnya, dan berkata tegas: “Saya ingin melihat tiga mayat kasus potong jari, di mana mereka?”” 　　“Ekspresi medik forensik itu penuh kebingungan, disertai kekakuan, “Mereka... bukannya baru saja dipindahkan?”” 　　“Hati Lin Qiye berdebar kencang, dia menoleh melihat polisi.” 　　“Polisi menggelengkan kepala, “Lao Jia, apa kau linglung? Atasan tidak pernah mengeluarkan perintah pemindahan mayat, siapa yang berwenang memindahkan mayat?”” 　　“Tapi, memang ada yang menunjukkan dokumen, bilang mau memindahkan tiga mayat ini ke fasilitas medis kota Huaihai untuk pembedahan lebih lanjut…” Kekakuan di mata dokter forensik perlahan menghilang, dia berkata dengan gelisah. 　　“Kapan itu terjadi?” Lin Qiye mengerutkan alisnya. 　　“Baru saja, sebelum kalian masuk.” 　　Kilatan cahaya muncul di mata Lin Qiye. Dia segera berlari ke tepi ranjang dan menunduk melihat ke bawah. 　　Di pintu belakang, perawat yang dilihat sebelumnya sedang memasukkan kantong kedap udara ke bagasi mobil van hitam. Lalu dia menengok ke arah sini sebelum masuk ke mobil dan perlahan menjauh... 　　Sial! 　　Ternyata perawat itu memang bermasalah! 　　Tanpa basa-basi, Lin Qiye berbalik mendorong pintu kamar mayat, lalu berlari ke arah tangga menuju atap! 　　Setelah mendorong pintu atap terbuka, Lin Qiye sekilas mengorientasikan arah sebelum berlari ke tepi atap mengikuti jalur mobil. Tanpa ragu sedikitpun, dia melompat! 　　Tubuhnya melayang di udara ringan seperti daun. Di bawah kakinya terbentang ketinggian enam lantai. Melihat ke bawah, deretan mobil masih lalu-lalang di jalan raya. 　　Di depannya berdiri bangunan berlantai lima. 　　Dengan satu lompatan, Lin Qiye menempuh hampir 100 meter - dari puncak kantor polisi enam lantai melayang ke atap bangunan lima lantai ini. 　　Di bawah pengaruh 【Penari Malam Berbintang】, di mata orang biasa fisiknya tak kalah dengan superhero. 　　Sosok Lin Qiye mendarat di atap, tanpa jeda, melanjutkan lari sepanjang arah jalan raya yang membentang. 　　Siluetnya melayang di antara ribuan lampu neon. 　　Sementara itu, dia mengambil ponsel dan memutar sebuah nomor. 　　"Qiye?" Suara Wu Xiangnan terdengar dari ponsel. 　　"Wakil Kapten, saya menemukan kemungkinan keberadaan 'Pencuri Rahasia', saya perlu menyelidiki sebuah mobil!" 　　Suara Wu Xiangnan terhenti sejenak, lalu berkata dengan serius: "Baik, katakan." 　　"Mobil van hitam, satu menit lalu meninggalkan Kantor Polisi, plat nomor xxxxxx, menuju timur." Lin Qiye baru saja melihat jelas plat nomor mobil itu, berbicara penuh keyakinan. 　　"Saya tahu. Setelah menemukannya, saya akan segera meneleponmu." Wu Xiangnan ragu sebentar, lalu menambahkan, "Jika situasi memburuk, jangan memaksakan diri. Bertahan hidup yang terpenting." 　　"Ya." 　　Lin Qiye mematikan telepon. 　　Sosok Lin Qiye melompati berbagai bangunan, mengikuti arah mobil yang terekam dalam ingatannya, terus maju sambil memeriksa setiap kendaraan dengan cermat untuk melacak jejaknya. 　　…… 　　Di dalam gang sempit yang pengap. 　　Sebuah mobil van hitam dengan lampu dimatikan meluncur sunyi di dalamnya. 　　Di kursi pengemudi, perawat itu menyambar masker wajahnya, memperlihatkan wajah pemuda bersih berkulit pucat. Dari kursi penumpang, dia mengambil sepasang kacamata dan memakainya, memancarkan aura seorang ilmuwan. 　　Pandangannya menyapu area di luar jendela, sudut mulutnya mengangkat sedikit, "Lin Qiye, kalau ingin menangkapku... lihat saja apakah kamu punya kemampuan itu." Chapter 0221 Menemukan Hantu 　　Di bawah langit malam, ringtone ponsel yang familiar menggema. 　　"Wakil Kapten." 　　"Qiye, lokasi mobil itu sudah ketemu." Suara Wu Xiangnan terdengar dari ujung telepon, "Lima menit lalu, mobil itu keluar dari persimpangan Jalan Huashan, melewati Jalan Zhufang, rekaman terakhir yang menangkapnya ada di mulut gang Erdao." 　　"Gang Erdao?" Alis Lin Qiye berkerut rapat. 　　Jalan di sana sempit sekali, bisakah mobil van lewat? 　　Mungkin bisa, tapi untuk apa dia ke sana? Selain gedung tua yang sudah lama ditinggalkan, tak ada apa-apa di sana. 　　"Selain itu, aku juga memeriksa informasi pemilik mobil itu. Ternyata pemiliknya bukan warga lokal Cangnan, dan mobil ini seharusnya Toyota merah, berarti menggunakan plat nomor palsu." 　　"Aku mengerti." 　　Lin Qiye mematikan telepon tanpa keraguan, langsung melesat menuju arah Gang Erdao. 　　Untungnya dia asli warga Cangnan, kalau tidak mungkin bahkan tidak tahu letak Gang Erdao. Sebagai gang tua yang sudah terlupakan puluhan tahun, tempat ini benar-benar menghilang dari pandangan orang. Kebanyakan warga Cangnan pun tidak tahu masih ada gang kuno seperti ini di kota modern. 　　Artinya... pencuri mayat itu juga orang asli Cangnan? 　　Tapi mengapa dia mencuri tiga mayat itu? 　　Bukan hanya mayat "misteri" yang dicurinya? Tapi ketiga orang itu hanya orang biasa... Jangan-jangan, dia ingin menyelidiki "misteri" itu, menemukan lokasinya lebih dulu daripada Penjaga Malam? 　　Dari kondisi saat ini, ini sepertinya penjelasan yang paling masuk akal. 　　Setelah mengetahui tujuan, Lin Qiye melompat-lompat di sekitar kota. Dia langsung menuju ke pinggiran kota tua, mengandalkan rute yang terekam dalam pikirannya, bergegas menuju Gang Erdao. 　　Tak lama, dia sampai di mulut Gang Erdao. 　　Di jalan aspal sepi di pinggiran kota, terhampar gang lapuk yang remang-remang. Pabrik tua di kedua sisinya sudah ditinggalkan lebih dari sepuluh tahun. Tempat ini sama sekali tidak memiliki aura keramaian. 　　Bola mata Lin Qiye menyipit. Dia melangkah masuk ke dalam gang yang gelap gulita. 　　Persepsi mentalnya sudah menyelimuti radius maksimal, terus memantau setiap angin yang berhembus di sekitarnya. Dalam radius seratus meter, tak ada detail yang luput dari persepsinya. 　　Setelah berjalan sekitar sepuluh menit di gang, Lin Qiye berhenti. Wajahnya berubah pucat. 　　Di pabrik tua di sebelah kanannya, terparkir mobil van hitam yang terasa familiar. Plat nomornya sudah dicopot, tapi Lin Qiye yakin ini mobil van yang baru saja dilihatnya. 　　Karena di bagasinya masih terlihat kesan dari kantong mayat kedap udara yang pernah ditinggalkan. 　　Lin Qiye berjongkok, jari-jarinya mengusap lembut tanah di bawah kakinya, sorot mata penuh keraguan muncul di matanya. 　　Bangunan pabrik tua di sini tidak menggunakan lantai beton, melainkan masih berupa tanah biasa seperti bengkel tradisional. Di permukaan seperti ini, pasti akan meninggalkan bekas jika menyeret kantong mayat tertutup. 　　Kalau menggunakan gerobak atau alat lain, seharusnya ada jejak roda. Bahkan jika mayat itu dipikul, pasti akan meninggalkan jejak kaki yang dalam. 　　Tapi permukaan tanah saat ini sama sekali tidak ada jejak kaki, bahkan bekas tekanan sekalipun. 　　Jangan-jangan pihak lawan juga punya area larangan yang bisa meningkatkan kelincahan seperti dirinya? 　　Lin Qiye kemudian menyisir pabrik-pabrik tua di sekitarnya, tapi tidak menemukan jejak kehidupan manusia. Keberadaan mobil van ini terasa sangat tidak wajar. 　　Baik perawat itu maupun kantong mayatnya, seolah menguap dari dunia. 　　Kini Lin Qiye kembali teringat penilaian Hongying tentang "Sang Pencuri Rahasia": "Dia bagaikan hantu kota ini. Kita bisa merasakan kehadirannya, tapi tak pernah bisa mendekati." 　　Hantu... 　　Lin Qiye menyipitkan matanya, menatap rembulan di langit. Di kejauhan, beberapa kelelawar mendekat dengan cepat. Dari dalam tanah, berbagai serangga merayap keluar, mengitarinya dari segala penjuru. 　　Semakin banyak makhluk nokturnal berkumpul di sekitar Lin Qiye, lalu seolah menerima perintah tertentu, mereka berpencar secara teratur ke segala penjuru. 　　"Bahkan hantu sekalipun, asalkan kamu ada di Kota Cangnan ini, aku bisa menangkapmu." Lin Qiye berkata dengan datar. 　　…… 　　Kota Cangnan. 　　Ruang bawah tanah. 　　Banjir tikum menggelora di saluran pembuangan, bergerak teratur menyusuri berbagai lorong sambil menyisir setiap sudut dengan teliti. 　　Di salah satu ruang bawah tanah, empat tabung kaca berisi formalin merendam sisa-sisa monster mengerikan: kepala ular yang bengis, separuh tubuh kadal, jari hitam yang terpotong, dan sulur-sulur liar yang kusut... 　　Di belakang spesimen-spesimen ini terdapat beberapa meja operasi yang rapi. Meski terlihat usang, semua peralatannya lengkap. Di piring stainless steel di sampingnya, tersusun rapi pisau-pisau operasi yang bersih berkilau. 　　Saat ini, di tiga meja operasi tersebut terbaring tiga mayat pucat. 　　Seorang pemuda berbaju putih berkacamata hitam besar memegang pisau bedah berdiri di depan ketiga mayat itu, membungkuk sambil merenung dengan kening berkerut penuh tanda tanya. 　　"Tidak... Ini berbeda..." 　　Saat ia tengah berpikir, seekor cacing tanah jatuh di kakinya. Dengan pandangan sekilas yang datar, ia mengangkat kaki dan langsung menginjak mati makhluk itu. 　　Pada momen berikutnya, seekor kaki seribu jatuh di sisi lubang yang kosong, setelah bingung bergerak ke 4 minggu, langsung disobek-sobek menjadi pecahan oleh gerombolan tikus yang bergerak liar. 　　Dia kembali memandang ke depan, alisnya berkerut halus, "Serangga hari ini... terlalu banyak." 　　Saat ini, adegan seperti ini terjadi di seluruh saluran pembuangan. 　　…… 　　Dalam kegelapan, Lin Qiye tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar, menunduk memandang ke bawah kakinya. 　　"Di saluran pembuangan?" Alisnya sedikit terangkat. 　　Dia tidak bisa berbagi pandangan secara real-time dengan makhluk nokturnal, tapi bukan berarti dia tidak bisa mengetahui kondisi bawah tanah. Dari sekian banyak makhluk nokturnal yang dilepaskannya, hanya kelompok yang masuk saluran pembuangan yang mati paling cepat - ini sendiri sudah menjelaskan beberapa masalah. 　　Pada momen berikutnya, seekor kelelawar terbang dari saluran pembuangan terdekat, berputar-putar di sekitar Lin Qiye. 　　"Banjir tikus?" Lin Qiye tertegun, segera teringat tikus yang dilihatnya di kedai alkohol tadi siang, bola matanya menyipit. 　　Tampaknya kali ini benar-benar menemukan tempat yang tepat. 　　Dia mendekati sebuah tutup lubang got, ragu sejenak, lalu mengulurkan tangan ke udara kosong. Sebuah lingkaran sihir berkilauan terentang di telapak tangannya. 　　Saat kilauan itu mereda, sebuah mumi kecil berwarna putih cepat-cepat berlari ke hadapan Lin Qiye, dengan emosional melirik ke 4 minggu... 　　Lalu menyesal mengangkat tangan. 　　"Mumu, kali ini masih tidak ada makanan." Lin Qiye agak canggung mengelus kepala bonekanya. 　　Meski tahu dalam waktu dekat tidak bisa lagi menyediakan senjata untuk Mu Mu, setiap kali melihat ekspresi kecewa di wajah pihak lawan, Lin Qiye selalu merasa bersalah di hati. 　　“Untuk sementara, mau merepotkanmu ikut aku ke bawah tanah.” Chapter 0222 Pertarungan 　　Lin Qiye dan Mu Mu melompat masuk ke saluran pembuangan. Lingkungan yang gelap dan lembap membuat Lin Qiye mengerutkan alis. Beberapa tikus yang sesekali berlarian di samping mereka mengeluarkan suara mencicit bergema di ruang sempit. 　　Lin Qiye menyipitkan mata menatapi tikus-tikus ini. Seandainya tidak ada insiden tak terduga, pihak lawan pasti punya kemampuan mengendalikan kawanan tikus. Artinya, saat mereka masuk ke sistem saluran pembuangan, mungkin posisi mereka sudah terbongkar. 　　Tapi ini bukan masalah besar. Karena pihak lawan memilih masuk lewat sini ke sistem saluran pembuangan, berarti persembunyiannya pasti dekat dari sini. Ditambah jika pihak lawan mau evakuasi harus membawa mayat, Lin Qiye yakin bisa menyusul sebelum dia pergi. 　　Lin Qiye menggendong Mu Mu, persepsi mentalnya merambah hingga level tertinggi. Seluruh tubuhnya seperti siluman yang melesat di antara saluran air dengan kecepatan luar biasa. 　　…… 　　Bersamaan dengan itu, di ruang bawah tanah. 　　Pemuda yang sedang merenungi tiga mayat itu tiba-tiba tertegun, heran memandang ke suatu arah. 　　“Dia malah mencariku ke sini? Harus diakui pantas disebut dia ya...” Setelah berpikir sebentar, dia melepas jas lab putihnya, menyampirkan jas panjang hitam di samping, menutupi wajah dengan tudung lebar hingga seluruh tubuhnya terselimuti bayangan gelap, lalu berbalik badan menuju keluar ruangan. 　　“Sepertinya kali ini, tidak bisa lagi bersembunyi.” 　　“Dia menengok ke belakang melihat spesimen formalin yang memenuhi gua, serta meja operasi, ditambah tumpukan data penelitian di atas meja batu di sampingnya, lalu menghela napas dengan pasrah.” 　　…… 　　“Semakin jauh melangkah, semakin banyak kawanan tikus di dalam gua.” 　　“Awalnya hanya beberapa ekor, lalu belasan, kemudian puluhan… Sekarang, saluran air sempit di hadapan Lin Qiye hampir dipenuhi tikus, bahkan tak ada tempat untuk berpijak.” 　　“Dia tahu, jalur yang dipilihnya tepat.” 　　“「Mumu.」 Lin Qiye menatap gelombang tikus di hadapannya, berbicara dengan tenang.” 　　“「Hei xiū——！」” 　　“Perban di tangan kanan Mumu di punggungnya terlepas, memperlihatkan laras meriam mengilap yang menyemburkan sorot api menyilaukan, langsung menenggelamkan kawanan tikus di depan mata.” 　　“Tubuh Lin Qiye menyelinap cepat, terus menerjang maju.” 　　“Dengan Mumu sebagai gudang senjata berjalan, tikus-tikus sama sekali tak bisa menghalangi langkah Lin Qiye. Mereka bagai artileri berwujud manusia, membawa sorot api dan ledakan, terus menerobos dengan keterusterangan.” 　　“Setelah beberapa menit, Lin Qiye tiba-tiba berhenti melangkah.” 　　“Sejak suatu titik tertentu, semua tikus yang sebelumnya memenuhi saluran pembuangan menghilang bagai kabur bersama, membuat seluruh saluran terjerembap dalam kesunyian maut.” 　　“Dia berhenti karena di balik kegelapan depan, berdiri sesosok manusia.” 　　“Posturnya tidak tegap, bahkan bisa dibilang kurus. Tudung hitam menutupi wajahnya, kini berdiri di balik bayangan, seluruh tubuhnya memancarkan aura misterius.” 　　Lin Qiye memicingkan mata, "Menemukanmu..." 　　Bayangan orang itu tidak berbicara, tetapi pada momen berikutnya, tanah di bawah kaki Lin Qiye tiba-tiba meledak! Sulur putih tebal seperti pergelangan tangan yang lincah mencengkeram tubuh Lin Qiye secepat kilat! 　　Bersamaan dengan itu, hawa dingin ekstrim menyebar, permukaan air di sekitar mereka membeku seketika! 　　Lin Qiye merasakan gerakannya melambat akibat pengaruh dingin ini. Namun segera, kegelapan mutlak menyebar dari tubuhnya, menyelimuti sulur-sulur yang menggapai itu. 　　Di bawah pengaruh Korosi Kegelapan Mutlak, kecepatan sulur putih langsung merosot. Pada saat yang sama, Mumu di belakang Lin Qiye menggelembung dan dua laras meriam muncul, menembaki sulur di bawah kaki mereka! 　　Dor——!! 　　Sorotan api menyilaukan menerangi saluran pembuangan yang remang. Puing batu dan potongan sulur beterbangan di antara debu tebal. Mumu yang raksasa itu kembali menyusut sambil melindungi Lin Qiye. Dari dalam debu, bayangan hitam melesat keluar! 　　Sambil berlari, Lin Qiye menekan udara kosong di kedua sisinya. Dua lingkaran sihir berkilauan muncul. Tangannya meraih dua pedang lurus dari dalamnya! 　　Satu miliknya, satu lagi milik Zhao Kongcheng. 　　Lin Qiye datang sendiri untuk melacak pencuri rahasia, tentu tidak mungkin tanpa persiapan. Namun, membawa dua kotak hitam itu setiap saat terlalu merepotkan. Akhirnya, ia menggambar "Sihir Panggilan Tertentu" di pedang bintang-nya. Asalkan tidak keluar dari Kota Cangnan, kapan saja dia bisa memanggil kedua pedang ini. 　　Menyaksikan aksi "menghunus pedang dari udara kosong" Lin Qiye, siluet itu tertegun. Kemudian mengulurkan tangan ke kolam di sampingnya, membekukan sebilah pedang es berhias dingin menusuk. 　　Begitu pedang es terpegang, bayangan Lin Qiye sudah berada di hadapannya. 　　Dua pisau menyisakan bayangan samar di udara, menyabet tajam. Tapi kecepatan reaksi siluet itu juga cepat, dengan kilat menyilangkan pedang es di dadanya, bertabrakan dengan dua pisau! 　　Dang——!! 　　Siluet itu merasakan kekuatan dahsyat mengalir dari bilah pedang. Seluruh tubuhnya terlempar oleh sabetan ini, terhuyung mundur beberapa langkah sebelum bisa menyeimbangkan diri. Matanya dipenuhi keheranan. 　　"Aku sudah menyatukan kekuatan Nanda Sheyao dan hantu pembunuh, tapi masih kalah darinya? Sebenarnya makhluk apa dia..." gumamnya lirih hanya untuk diri sendiri. 　　Ia menggelengkan kepala, telapak tangan menghamburkan puluhan duri es dari permukaan air. Proyektil es itu melesat ke Lin Qiye dengan kecepatan menyamai peluru! 　　Lin Qiye melirik mereka dengan datar, kecepatannya tidak berkurang sedikit pun, seolah mengabaikan mentah-mentah keberadaan mereka. Saat duri es memasuki area kegelapan di sekujur tubuhnya, mereka seakan membeku dalam kegelapan itu, tak bisa bergerak maju. 　　Lin Qiye mendengus dingin, serpihan es yang melayang di Divine Ruins Kegelapan Maksimal itu langsung meledak berkeping-keping! 　　"Berapa banyak area larangan yang dia miliki sebenarnya?" Bayangan orang itu semakin mengerutkan kening keraguan. 　　Serpihan es beterbangan berjatuhan perlahan. Tubuh Lin Qiye menerobos kabut es, kembali muncul di hadapan bayangan orang itu, dua pisaunya menyambar lagi! 　　Yang berbeda, kali ini bayangan itu tidak memilih bertahan. Sepertinya dia membiarkan dua tebasan itu mengenai tubuhnya, sementara pedang es di tangannya menusuk leher Lin Qiye! 　　Pupil Lin Qiye menyempit tajam. Pisau tangan kirinya membatalkan serangan, dengan kilat menangkis pedang es itu. Pisau tangan kanannya menghunjam keras ke dada lawan! 　　Hah——! 　　Darah menyiprat. Bekas tebasan mengerikan langsung muncul di dada bayangan itu. Dia menunduk melihat lukanya, tanpa ekspresi kesakitan sama sekali, hanya menggeleng penuh penyesalan. 　　Dia mundur beberapa langkah, menjauh dari Lin Qiye. 　　Kali ini Lin Qiye tidak melanjutkan serangan. Dia berdiri mematung di tempat, memandang lawannya dengan tenang. 　　“Aku mengira meski tak bisa mengalahkanmu, setidaknya bisa imbang... Tak disangka malah dipukul sampai separah ini...” Luka di dada pria itu menyembuh dengan kecepatan luar biasa. Hanya dalam hitungan detik, bekas tebahan pisau yang mengerikan sudah berubah menjadi sekadar garis merah samar. 　　Regenerasi supercepat? 　　Lin Qiye memandang pemandangan ini dengan sorot mata penuh keheranan. 　　Pria itu dengan lembut melepas kerudungnya, menampakkan wajah pucat nan kalem. Sepasang matanya menatap Lin Qiye bak melihat binatang langka, penuh rasa ingin tahu dan antusiasme. "Lama tak bertemu, Lin Qiye." Chapter 0223 Satu-satunya Solusi 　　"An Qingyu... Kok bisa kamu?" Lin Qiye mengerutkan alis melihat wajah yang familiar itu. 　　Saat bertarung tadi, dia sudah menggunakan persepsi mental untuk melihat wajah itu. Jujur saja, hasilnya benar-benar mengejutkannya. 　　Dalam ingatannya, setelah insiden Siluman Ular Nanda, An Qingyu si jenius itu seharusnya sudah melupakan semua memori terkait "misteri" dan kembali ke kehidupan kampus yang normal. 　　Bagaimana dia bisa menghindari penghapusan memori? Dan bagaimana prosesnya sampai bisa menjadi hantu Kota Cangnan? 　　An Qingyu tersenyum, "Apa semengejutkan itu?" 　　Dia berbalik lalu melangkah masuk ke kedalaman saluran pembuangan. "Ikutlah. Selama lebih dari setahun ini, kamulah tamu pertama di sini." 　　Lin Qiye ragu sejenak, lalu mengibaskan tangannya untuk membubarkan energi mistisnya sebelum menyusul. 　　“Setelah peristiwa Nanda Sheyao, sebenarnya apa yang terjadi?” Lin Qiye tidak tahan bertanya. 　　An Qingyu menghela napas panjang, sorot mata penuh nostalgia, berkata tenang, "Hari itu, setelah kalian pergi, aku diam-diam menggendong kepala Nanda Sheyao bersembunyi di saluran pembuangan, lalu……" 　　An Qingyu menjelaskan secara sederhana pada Lin Qiye tentang proses kebangkitannya, cara menghindar dari penyelidikan 'Penjaga Malam', hingga bagaimana ia membangun laboratorium bawah tanahnya sendiri di sistem saluran pembuangan ini. 　　“Area laranganmu bisa mereplikasi kemampuan 'misteri'?” Lin Qiye heran setelah mendengar penjelasannya. 　　“Berbeda.” An Qingyu menggelengkan kepala, “Esensi area laranganku adalah 'analisis'. Melalui pembedahan dan eksperimen intensif, aku menganalisis prinsip kerja karakteristik tertentu dari 'misteri', seperti benih ular Nanda Sheyao, regenerasi kadal, naluri bertarung dan serangan psikis siluman pembunuh, serta kekuatan pembekuan sulur es…… Ini berbeda secara fundamental dengan replikasi tradisional. Dari pengambilan mayat hingga analisis kemampuan tertentu, dibutuhkan waktu yang lama. Semakin khusus kemampuannya, semakin lama waktu yang diperlukan. Tapi keuntungannya, setelah sepenuhnya memahami prinsip kerjanya, aku bisa melakukan modifikasi dan penguatan sendiri. Selain membedah 'misteri', kemampuan ini juga bisa digunakan untuk 'menganalisis' hal lain, misalnya struktur peralatan presisi – cukup sekali lihat aku bisa mengoperasikannya dengan mahir. Atau kondisi struktur tubuh manusia, bisa kurasakan dengan jelas, semacamnya.” 　　Setelah selesai berbicara, An Qingyu menoleh ke Lin Qiye, sorot matanya memancarkan nuansa kelabu. 　　"Contohnya kamu... Kondisi fisikmu sekarang, dibandingkan manusia normal, ini benar-benar mukjizat. Tapi ada kekuatan aneh yang masih menyelimutimu, sampai sekarang aku belum bisa menganalisanya." 　　Lin Qiye mengangkat alisnya, tetap diam. 　　Saat ini dia masih berada di bawah efek bonus 【Penari Malam Berbintang】, kekuatan Dewi Malam tentu tidak bisa dianalisis oleh An Qingyu yang masih dalam level sekarang. 　　"Jadi, pernahkah kamu mencari tahu tentang area laranganmu sendiri?" Lin Qiye tidak tahan bertanya. 　　Area larangan dengan kemampuan menganalisis segala hal bahkan mereplikasi efek kemampuan seperti ini, jika ditempatkan dalam Urutan Ruang Terlarang, pasti masuk kategori ultra-tinggi bahaya, seharusnya cukup termasyhur. 　　"Pernah, tapi... Dalam urutan area larangan yang ada, sepertinya tidak ada area larangan milikku. Yang mirip hanya 【Mata Kebenaran】 di urutan 315, tapi fungsinya sama sekali berbeda." 　　Lin Qiye tertegun, "Artinya ini adalah area larangan baru yang belum pernah muncul sebelumnya?" 　　"Sepertinya begitu." An Qingyu mengangguk, "Area laranganku tidak termasuk dalam urutan resmi, sebelumnya juga tidak ada pemiliknya. Aku menamainya...【Satu-satunya Kebenaran】!" 　　"...Nama ini kenapa terdengar begitu aneh?" 　　"Ini adalah bentuk penghormatan seorang pria sains terhadap kebenaran." 　　"Baiklah." Lin Qiye menghela napas lega, bagaimanapun juga, akhirnya dia bukan yang paling buruk dalam memberi nama. 　　"Lalu bagaimana dengan tikus-tikus ini?" 　　“Semua aku yang mengontrol.” An Qingyu mengangguk, “Aku berhasil menganalisis kemampuan mirip 'Benih Ular' dari tubuh Nanda Sheyao, tapi kemampuan ini sangat rumit, sampai sekarang analisisnya belum sepenuhnya selesai. Awalnya hanya bisa digunakan pada tikus, sekarang sudah bisa diaplikasikan ke semua makhluk non-manusia. Tapi mengingat tingkat penyamaran tikus yang paling tinggi, aku tidak mengembangkan spesies lain. Kemampuan ini kuminum 'Benih Ikan'.” 　　“……Nama yang bagus.” Lin Qiye mulutnya sedikit berkedut. 　　Sambil berbicara, mereka telah memasuki sebuah ruang bawah tanah. Melihat spesimen, peralatan, dan meja eksperimen yang memenuhi ruangan, sorot mata Lin Qiye dipenuhi keheranan mendalam. 　　“Kamu membangun laboratorium besar di sini?” 　　“Betul. Semua peralatan ini sudah dieliminasi oleh rumah sakit dan laboratorium di permukaan. Tapi konstruksinya tidak terlalu rumit, setelah kumodifikasi sedikit masih bisa digunakan, bahkan kinerjanya lebih baik dari peralatan tercanggih sekalipun.” 　　Begitu menyentuh topik eksperimen, mata An Qingyu kembali memancarkan cahaya kegembiraan. 　　Lin Qiye mendekati empat spesimen formalin, menatap mayat "misterius" yang terendam di dalamnya, lalu berbicara pelan: 　　“Inikah……mayat-mayat yang kaucuri?” 　　“Pertama, aku tidak setuju kamu menggunakan kata ‘mencuri’ ini. Mungkin lebih tepat disebut ‘meminjam’, ini hanya cara yang kuperlukan untuk mendekati kebenaran.” An Qingyu berkata dengan sangat serius, “Kedua, hanya tiga mayat yang ‘kupinjam’, pembunuh terakhir adalah hasil buruanku sendiri yang kubunuh langsung. Di awal, selain ‘Benih Ikan’, aku sama sekali tidak punya kemampuan bertarung, jadi mayat kadal pun terpaksa kuminumjam. Tapi setidaknya kutinggalkan separuh mayat untuk Penjaga Malam. Setelah dapat ‘Regenerasi Super’, kemampuan bertahanku meningkat tapi tetap tidak bisa menyerang, jadi kupinjam lagi mayat sulur es dengan cara sama. Baru setelah dapat kemampuan membekukan, akhirnya aku punya kekuatan tempur sejati. Lalu, aku sendiri yang membunuh hantu pembunuh itu. Dalam arti tertentu, aku mengambil risiko nyawa untuk Penjaga Malam, menyerahkan prestasi dan hadiah pada mereka, hanya menyisakan setengah mayat ‘misteri’ untukku. Ini simbiosis mutualisme sejati.” 　　Lin Qiye memandangnya dengan intens, lalu menghela napas. 　　“Meski argumenmu masuk akal, tapi kamu harus tahu: setiap penyihir sipil di luar organisasi Penjaga Malam berpotensi mengganggu stabilitas masyarakat. Penjaga Malam tidak akan membiarkanmu terus berkeliaran. Begitu tertangkap, hanya ada dua pilihan: direkrut paksa jadi Penjaga Malam, atau dikurung di Lembaga Penyekatan.” 　　An Qingyu mendorong kacamata di batang hidungnya, menatap mata Lin Qiye dengan serius, lalu berbicara pelan: 　　“Sekarang, kau sudah menggenggamku... Meski kau tahu aku tidak akan membahayakan masyarakat, tetap ingin menyerahkanku, kan?” 　　Lin Qiye tertegun, setelah beberapa saat keraguan, akhirnya berkata: “Aku hanya tidak paham, padahal kau punya area larangan yang begitu unik, mengapa tidak mau bergabung dengan 'Penjaga Malam'?” Chapter 0224 Kerja Sama 　　“Aku tidak tertarik menjadi Penjaga Malam.” An Qingyu berkata dengan tenang, “Aku hanya ingin membedah 'misteri' sesuka hati, memahami sisi paling nyata dunia ini lebih dalam. Yang kukejar adalah kebenaran! Bergabung dengan Penjaga Malam akan membelengguku dengan berbagai peraturan. Mereka pasti tidak akan mengizinkanku membedah mayat monster seperti ilmuwan gila, apalagi menghabiskan banyak waktu untuk urusan tak bermakna.” 　　Lin Qiye terdiam setelah mendengar penjelasan An Qingyu. 　　Ilmuwan gila... Penggambaran diri sendiri yang cukup akurat. 　　Harus diakui, An Qingyu benar. Jika bergabung, rekan satu timnya pasti tidak akan membiarkannya melakukan eksperimen yang terlihat jahat, kecuali mereka semua juga gila. 　　Bagi An Qingyu yang mengejar kebenaran, ini jelas pukulan mematikan. 　　Sebelumnya, saat baru memecahkan kasus siluman ular Nanda Sheyao, dia sempat ingin meminta bantuan Lin Qiye untuk merekayasanya masuk ke 'Penjaga Malam'. Tapi saat itu dia belum mengerti seperti apa organisasi Penjaga Malam itu, juga belum bangkit di area larangan. Satu-satunya jalan untuk mendekati dunia misteri hanyalah ini. 　　Tapi sekarang kondisinya berbeda. Dia telah memiliki lingkungan ideal yang sempurna. Dengan begini, mengapa harus memilih pilihan cadangan dengan masuk Penjaga Malam? 　　Lin Qiye memandangi An Qingyu yang ada di hadapannya, menghela napas panjang. 　　Lalu masalahnya sekarang adalah, haruskah dia menyerahkan An Qingyu kepada Penjaga Malam? 　　An Qingyu pernah bekerja sama dengannya memecahkan kasus Nanda Sheyao. Meski waktu interaksi mereka singkat, Lin Qiye tahu esensi An Qingyu sebenarnya tidak jahat. Hanya saja hal yang dikejarnya sedikit berbeda dari orang normal. 　　Selain itu selama setahun terakhir, dia juga tidak melakukan hal yang membahayakan keamanan masyarakat. Bahkan peralatan laboratorium bawah tanahnya adalah barang bekas yang diambil dari tempat sampah. Saat mengambil beberapa mayat "misteri" diam-diam pun, dia masih meninggalkan separuhnya untuk Penjaga Malam dengan penuh siasat. 　　Lin Qiye ragu sejenak, lalu kembali berbicara: "Aku masih punya satu pertanyaan. Apakah orang yang mengirimiku informasi saat Tahun Baru itu adalah kamu?" 　　"Ya, aku." An Qingyu mengangguk, "Tapi itu hanya bantuan kecil." 　　"Bagiku, ini bukan sekadar 'bantuan kecil'." Lin Qiye menarik nafas dalam-dalam, "Untuk urusan waktu itu, aku memang berutang budak padamu. Kali ini, aku harus melunasinya." 　　"Maksudmu..." 　　“Aku tidak akan menyerahkanmu, tapi jika kamu melakukan hal yang membahayakan keamanan masyarakat, seberapa pun kamu bersembunyi, aku akan menyergapmu.” Lin Qiye berkata sambil memejamkan mata. 　　An Qingyu mengangkat sedikit sudut mulutnya, senyuman tulus muncul di wajah malu-malunya. 　　“Baik.” Dia mengangguk, lalu seolah teringat sesuatu, berbalik menuju meja eksperimen, “Ikut aku, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan.” 　　Lin Qiye mengikutinya mendekati meja eksperimen, matanya tertuju pada tiga mayat yang terbaring di atasnya, alisnya naik sedikit. 　　“Kamu ke kamar mayat untuk melihat jenazah-jenazah ini?” tanya An Qingyu. 　　“Benar.” 　　“Tak perlu diperiksa lagi, cara kematian mereka sepenuhnya sesuai dengan laporan otopsi dokter forensik.” An Qingyu menyampirkan jas lab putihnya, berkata dengan tenang, “Luka mematikan di dada, paku besi menembus jantung, tidak ada jejak residu obat atau bekas perkelahian. Selain empat luka paku pengikat tubuh dan sepuluh jari yang patah, tidak ada luka lain.” 　　“Artinya, ketiga mayat ini tidak ada yang tidak wajar?” Alis Lin Qiye berkerut halus. 　　“Dari caramu bertanya, sepertinya mayat di bar itu ada keanehan?” Mata An Qingyu berbinar, “Mayat itu langsung dikirim ke departemen khusus 'Penjaga Malam' begitu ditemukan. Aku tidak sempat melihat langsung atau membedahnya sendiri...” 　　“Tidak, aku juga belum melihat mayat itu.” Lin Qiye menggelengkan kepala, “Besok baru bisa aku periksa, tapi dari foto lokasi acara, ada beberapa hal aneh yang kusadari.” 　　“Hal aneh?” Mata An Qingyu menyipitkan, “Misalnya… volume pendarahan?” 　　Lin Qiye tertegun, “Kamu juga menyadarinya?” 　　Dengan kemampuan bela diri An Qingyu, masuk ke dalam bar tanpa ketahuan Xiao Hei bukan hal sulit. Jadi Lin Qiye sama sekali tidak meragukan bahwa dia telah melihat langsung lokasi kejadian, bahkan mungkin menonton rekaman itu. 　　An Qingyu memandangnya dengan tatapan penuh makna, lalu berbalik badan menuju sisi lain, “Ikut aku.” 　　Lin Qiye mengikutinya sampai ke tanah lapang. Di satu sisi terdapat dinding yang digambar bentuk manusia dengan kapur tulis putih, posisinya hampir persis sama dengan yang ada di TKP. 　　Pada area sepuluh jari bentuk manusia di dinding itu, terdapat noda darah merah menyala. 　　“Aku juga menyadari noda darah di TKP terlihat kurang, jadi aku merekonstruksi skenario kejadian. Cup di tangan kiri ini adalah volume pendarahan hasil rekonstruksiku, sedangkan cup di tangan kanan adalah volume pendarahan yang kukalkulasi dari noda darah di foto.” 　　An Qingyu mengambil dua gelas kimia dari meja di sebelah. Tinggi cairan di cup tangan kirinya jelas lebih tinggi daripada yang di tangan kanan, volume cairan hampir tiga kali lipat lebih banyak. 　　“Tunggu dulu.” Lin Qiye memotongnya, “Kamu merekonstruksi volume pendarahan saat kejadian? Bagaimana caranya?” 　　An Qingyu menatap mata Lin Qiye, tersenyum tanpa berkata-kata. 　　“Kamu... menebas jari-jarimu sendiri?” Lin Qiye mengerutkan alis dan bertanya. 　　“Aku punya regenerasi super cepat seperti kadal. Asalkan aku mau, memutus jari dan terlahir kembali bukan hal sulit.” An Qingyu berkata dengan tenang. 　　Lin Qiye: …… 　　Ternyata, pemuda di hadapan mata ini memang seorang gila! 　　“Fakta membuktikan, jumlah darah yang keluar dari mayat itu jauh lebih sedikit dibandingkan orang normal.” 　　Lin Qiye membungkuk dan merenung sejenak, “Jadi, apa artinya ini? Lokasi itu bukan tempat pertama kasus terjadi? Tidak mungkin, rekaman sudah jelas merekam seluruh proses. Jangan-jangan 'misteri' itu punya kebiasaan haus darah? Atau... alat yang dipakai untuk memutus jari punya efek menghambat aliran darah?” 　　“Hanya dengan ini, belum bisa disimpulkan.” An Qingyu menggelengkan kepala, berkata serius, “Aku harus melihat mayat di bar itu.” 　　“Kamu tidak akan bisa masuk.” 　　“Kamu bisa membawaku masuk.” 　　Lin Qiye mendengar ini, alisnya berkerut halus. Setelah memastikan ekspresi An Qingyu bukan becanda, dia menggeleng, “Aku tidak menangkapmu saja sudah baik. Aku tidak akan membawamu masuk.” 　　“Anggap saja aku berutang jasa lagi padamu.” 　　“...Jasamu ada gunanya apa?” 　　“Tidak tahu, tapi pasti ada gunanya.” An Qingyu berkata dengan yakin, “Lagipula, dengan bantuanku, kasus ini bisa lebih cepat terpecahkan. Meski kamu juga pintar, tapi dibandingkan aku masih kurang sedikit.” 　　Lin Qiye memutar kepala dengan kaku, menatap mata An Qingyu. 　　“Maksudku, dalam hal berurusan dengan mayat, aku lebih ahli darimu.” An Qingyu batuk ringan. 　　“Mengapa kamu begitu gigih ingin mengungkap kasus ini?” Lin Qiye bertanya. 　　“Aku bisa merasakan bahwa 'oknum' yang melakukan rentetan kejadian ini sangat pintar.” An Qingyu menjilat bibirnya, “Semakin rumit teka-tekinya, semakin besar keinginanku untuk memecahkannya. Dorongan sekuat ini terakhir kurasakan saat menghadapi siluman ular Nanda Sheyao... Setelah lama membedah mayat di ruang bawah tanah yang gelap, aku ingin mencoba sesuatu yang baru.” 　　Lin Qiye membalikkan matanya dengan geram, “Orang mesum.” Chapter 0225: Deduksi Jari Terputus 　　Di lorong kosong nan rapi, dua siluet melangkah berurutan ke depan. 　　Di ujung koridor terdapat pintu geser otomatis berbahan logam. Di sampingnya, seorang pemuda sedang duduk bersandar di dinding sambil menguap. 　　Melihat kedatangan dua orang, ia segera bersikap sigap dan bangkit dari kursinya. 　　“Tolong tunjukkan dokumen.” Katanya dengan serius. 　　Lin Qiye mengeluarkan lencana dan menyerahkannya. Setelah memeriksa dengan teliti, pemuda itu terlihat heran: 　　“Jadi Anda adalah Penjaga Malam baru yang kami nantikan. Maaf atas ketidaksopanan tadi.” Ia membungkuk hormat pada Lin Qiye sambil mengembalikan lencana, lalu memandang penasaran ke orang di belakangnya. 　　“Kak Lin, ini...?” 　　“Ah, dia ahli yang kubawa untuk memeriksa mayat.” Lin Qiye menyimpan lencananya sambil berkata tenang. 　　“Baik, akan saya bukakan pintunya segera.” 　　“Seorang pemuda membuka sebuah kotak kecil di samping pintu logam geser, memasukkan password belasan digit, lalu pintu logam itu terbuka memperlihatkan lorong di dalamnya.” 　　“An Qingyu yang mengenakan kemeja dan masker mengikuti Lin Qiye masuk ke dalam, berkata dengan heran:” 　　“Pertahanan di sini seremeh ini? Aku kira akan ada penggeledahan badan, pencatatan identitas, atau semacamnya.” 　　“Ini cuma kamar mayat biasa, buat apa ribet? Untuk tempat inti yang benar-benar rahasia, kamu bahkan tidak tahu apakah itu benar-benar ada, apalagi masuk seenaknya seperti ini.” jawab Lin Qiye. 　　“Akhirnya, dia tetap membawa An Qingyu bersama. Bukan karena alasan lain, melainkan kemampuan An Qingyu dalam menginterpretasi mayat benar-benar tak tertandingi di Da Xia, bahkan dokter forensik terhebat pun belum tentu bisa menyainginya.” 　　“Dengan kehadirannya, mungkin kita benar-benar bisa menemukan jejak-jejak penting.” 　　“Keduanya mendorong pintu masuk ke kamar mayat. Dibandingkan kamar mayat kepolisian, tempat ini jelas lebih kecil. Lagipula hanya mayat terkait peristiwa misterius yang disimpan di sini, dan kejadian seperti itu mungkin hanya terjadi beberapa kali dalam setahun.” 　　“Setelah menunjukkan dokumen bukti ke dokter forensik, pihak tersebut segera menyerahkan laporan otopsi kepada Lin Qiye, sekaligus memenuhi permintaannya untuk mengeluarkan mayat Sun Xiao dari gudang pendingin.” 　　“Lin Qiye hanya melirik sekilas laporan otopsi itu, lalu memusatkan perhatian pada mayat di hadapannya.” 　　“Menurut laporan, mayat ini sama seperti tiga korban sebelumnya - tidak ada yang spesial. Untuk menemukan terobosan, mereka tetap harus fokus pada pemeriksaan langsung mayat.” 　　“An Qingyu telah sepenuhnya memasuki kondisi, memeriksa seluruh mayat dengan sikap yang benar-benar datar dan presisi, bola matanya memancarkan cahaya abu-abu yang samar.” 　　Setelah memeriksa setiap inci detail mayat secara menyeluruh, dia secara refleks mengulurkan tangan ke saku dan mengeluarkan pisau operasi yang tajam... 　　Lin Qiye menahan tangannya dan menggelengkan kepala, “Hanya boleh dilihat, tidak boleh dibedah.” 　　An Qingyu mengangguk dengan pasrah, menatap mayat sementara lensa kacamatanya memantulkan cahaya lampu yang pucat, berkata dengan suara berat: 　　“Secara umum, sama seperti tiga mayat sebelumnya, luka mematikan terletak di dada, sepuluh jari terpotong, selain luka tusukan, tidak ada bekas luka lainnya.” 　　Dia menerima laporan otopsi dari Lin Qiye dan melanjutkan, “Bekas potongan jari menunjukkan reaktivitas, artinya jari-jari ini dipotong ketika korban masih hidup, ini juga sama dengan tiga mayat sebelumnya...” 　　“Jadi, tidak ada yang tidak wajar?” Lin Qiye bertanya dengan nada kecewa. 　　“Ada!” An Qingya mengangguk kuat-kuat, “Mayat ini memiliki satu bagian yang berbeda dari tiga mayat sebelumnya!” 　　“Di mana?” 　　“Arah bekas potongan jari!” Bola mata An Qingyu berbinar terang, “Pada tiga mayat sebelumnya, arah potongan jari adalah dari atas ke bawah.” 　　An Qingyu menempelkan tubuhnya ke dinding, tangan kiri membuat postur seperti dipaku di dinding, telapak tangan menghadap dinding, punggung tangan menghadap keluar. 　　Bersamaan, tangan kanan membentuk seperti pisau, menebas lembut ke arah jari-jarinya. 　　“Biasanya, jenazah yang dipaku di dinding seperti ini, jika ingin memutuskan jari-jarinya, hanya bisa dipotong dari arah punggung tangan ke telapak tangan. Karena mustahil pisau bisa menebas keluar dari dalam dinding. Ini juga arah pemotongan jari pada tiga mayat sebelumnya. Tapi mayat yang satu ini berbeda!” 　　Dia menggoreskan garis melintang dari bawah ke atas pada jari-jari tangan kirinya dengan tangan kanan. 　　“Jari-jarinya dipotong dari bawah ke atas! Dipotong dari telapak tangan ke arah punggung tangan! Tapi dengan postur telapak tangan yang saya letakkan sekarang, tidak mungkin melakukan ini. Jadi, saat jarinya dipotong, pastinya posisinya seperti ini...” 　　An Qingyu membalik telapak tangan kirinya. Meski sama-sama dipaku di dinding, telapak tangannya menghadap keluar sementara punggung tangan menempel ke dinding. 　　Mata Lin Qiye berbinar, tapi alisnya segera berkerut lagi. 　　“Tapi dalam rekaman, posisi mayat terlalu jauh dan pencahayaannya kabur. Kita memang tak bisa melihat arah telapak tangannya. Mungkin dia benar-benar dipaku seperti itu? Apa yang bisa dilihat hanya dari cara memaku telapak tangan?” 　　“Dengan satu titik ini tentu tidak terlihat apa-apa. Justru di sinilah masalahnya.” An Qingyu mendekati mayat dan menunjuk dua luka di telapak tangan, melanjutkan, “Paku yang ditancapkan dari telapak tangan vs punggung tangan, meski bentuk lukanya mirip, sebenarnya berbeda. Luka di tangan mayat ini... disebabkan paku yang ditancapkan dari atas ke bawah.” 　　An Qingyu berpura-pura menggunakan jarinya sebagai paku, menusuk dari punggung tangan satu ke telapak tangan lainnya, lalu berkata dengan serius: 　　“Maksudnya... arah paku yang ditancapkan berlawanan dengan arah jari yang terpotong! Ini membuktikan...” 　　“Membuktikan bahwa jarinya dipotong terlebih dahulu sebelum ditancapkan ke dinding.” Bola mata Lin Qiye menyipit, melanjutkan penjelasan An Qingyu. 　　An Qingyu mengangguk, “Benar.” 　　“Tapi proses yang ditunjukkan rekaman tidak konsisten dengan kesimpulan kita.” Alis Lin Qiye berkerut, “Selain itu, setelah diperiksa tidak ada jejak efek khusus di rekaman ini. Artinya, kejadian yang terekam memang benar-benar terjadi.” 　　“Kalau begitu, hanya ada satu kemungkinan...” An Qingyu berbicara pelan. 　　“Orang yang mati dalam rekaman itu BUKAN Sun Xiao!” Lin Qiye dan An Qingyu serentak bersuara. 　　Karena jarak dan pencahayaan, gambar dari kamera rekam sangat buram. Bahkan wajah almarhum sama sekali tidak jelas. Alasan semua orang mengira mayat dalam rekaman adalah Sun Xiao hanyalah seragam pelayan itu! 　　Apalagi keesokan harinya mereka benar-benar menemukan mayat Sun Xiao tertancap di dinding yang persis sama dengan rekaman. 　　Tidak ada yang pernah meragukan identitas almarhum dalam rekaman itu. 　　“Artinya ada orang lain yang memakai baju Sun Xiao, ditancapkan 'misteri' ke dinding, lalu setelah kamera kehabisan baterai, seseorang menggantinya dengan Sun Xiao yang jarinya sudah terpotong?” Alis An Qingyu berkerut rapat, “Tapi... mengapa harus seperti ini?” 　　“Analisis kita, masih ada satu masalah mematikan!” Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, lalu melanjutkan, “Jika mengikuti hipotesis kita, seharusnya ada dua jenazah berbeda yang tertancap di dinding secara berurutan. Tapi... dari noda darah di TKP, kami hanya mendeteksi DNA Sun Xiao!” Chapter 0226: Upacara 　　An Qingyu terjebak dalam keheningan. 　　Memang, jika mengikuti asumsi kedua orang itu, berarti malam itu ada dua korban yang tertancap di dinding tersebut. Namun analisis darah di TKP hanya menunjukkan darah Sun Xiao. Dengan demikian, hipotesis mereka menjadi tidak valid. 　　“Selain itu, jika ada korban kedua yang muncul malam itu, di mana mayatnya?” Lin Qiye melanjutkan, “Dia mengenakan seragam pelayan kedai ini, tapi pelayan lainnya semua selamat. Lalu... siapa sebenarnya yang mati?” 　　Sampai tahap analisis ini, keduanya mulai meragukan kesimpulan mereka sendiri. Tapi jika tidak demikian, arah luka pada mayat tidak bisa dijelaskan... 　　Kasus ini semakin menjadi misteri yang rumit. 　　Saat mereka sedang merenung, ringtone ponsel Lin Qiye berbunyi. Dia mengeluarkan ponsel dan melihatnya, sorot mata tiba-tiba berbinar. 　　“Wakil kapten bilang ada petunjuk baru tentang ‘misteri’ ini. Aku harus kembali.” Lin Qiye menyimpan ponselnya sambil berkata pada An Qingyu, “Mayatnya sudah kamu lihat, kamu harus pergi sekarang.” 　　An Qingyu menghela napas pasrah, “Kasus ini lebih kompleks dari perkiraanku. Dengan hanya empat mayat ini, terlalu sedikit informasi yang bisa digali... Kurasa aku harus kembali ke TKP untuk investigasi lanjut.” 　　“Ini nomor teleponku, jika ada penemuan, telepon aku.” 　　“……Sepertinya aku tidak pernah bilang mau membantumu memecahkan kasus ini? Aku cuma ingin melihat mayatnya.” Ekspresi An Qingyu terlihat aneh. 　　Lin Qiye menolehkan kepala, menatap mata An Qingyu tanpa sepatah kata. 　　An Qingyu tersenyum getir, “Baik, aku mengerti. Mengingat kau tidak menyerahkanku ke Penjaga Malam, aku akan memberi tahumu begitu ada penemuan.” 　　“Ya.” 　　…… 　　Kantor Perdamaian. 　　Ruang bawah tanah. 　　Di samping meja panjang, seluruh anggota Tim 136 telah berkumpul. Wu Xiangnan memegang setumpuk data tebal dengan pandangan penuh keseriusan. 　　“Setelah Qi Mo melaporkan karakteristik 'misteri' di Kota Timur kemarin lusa, aku langsung menyelidiki database internal Penjaga Malam, mencoba mencari tahu sebenarnya makhluk apa ini...” 　　Bagi Penjaga Malam, langkah terpenting dalam menangani peristiwa misterius adalah mengonfirmasi identitas "misteri". Begitu identitasnya jelas, kita bisa memperkirakan kemampuan, kekuatan, kebiasaan, dan kelemahannya. 　　Beberapa kasus misterius memiliki identitas yang jelas seperti Orang Topeng Hantu atau Naga Bumi Aliran Api yang punya ciri khas mencolok. Namun ada juga "misteri" seperti Siluman Ular Nanda dan makhluk dalam kasus ini yang identitasnya sulit dilacak dari peristiwa itu sendiri. 　　“Berdasarkan kata kunci dari Wen Qimo: ‘menghilang‘, ’mengendalikan objek dari jarak jauh’, ‘memotong jari’ dan ‘gangguan perangkat elektronik’, saya tidak menemukan misteri apapun yang memenuhi syarat-syarat ini. Satu-satunya yang agak mendekati adalah ‘Sepuluh Potongan Hantu Anak’, tapi dia tidak memiliki kemampuan ‘menghilang’ atau ‘mengendalikan objek dari jarak jauh’, juga intelejensianya rendah sehingga tidak mungkin melakukan kasus serumit ini. Artinya, kali ini kita mungkin sedang berhadapan dengan jenis misteri yang belum pernah tercatat dalam sejarah.” 　　Wu Xiangnan membagikan data di tangannya ke semua orang, ekspresinya semakin tegang. 　　“Selanjutnya, saya mencari ritual-ritual yang terkait dengan pembunuhan pemotongan jari dan pemakuan ke dinding... dan menemukan petunjuk yang cukup mengejutkan.” 　　Lin Qiye menerima satu berkas data, membukanya dan mulai membaca, alisnya berkerut halus. 　　“Jauh sebelum kabut datang, ada sebuah sekte kecil di Barat yang memiliki legenda tentang ritual peningkatan level hantu teraniaya. Ritual ini digunakan untuk mengubah hantu lemah menjadi makhluk hantu kuat. Dalam sejarah, memang ada dua hantu yang melalui ritual ini langsung naik dari tingkat ‘Chuan’ ke tingkat ‘Laut’. Untuk menyelesaikan ritual ini, setiap dua hari harus mempersembahkan jiwa manusia. Dalam 10 detik sebelum membunuh mereka, harus memotong semua sepuluh jari mereka. Saat kematian, kedua kaki tidak boleh menyentuh lantai. Waktu kematian harus tepat pada pukul 3:33 subuh.” 　　“Lin Qiye melihat jam segini, bola matanya menyipitkan sedikit. Mayat di bar itu, menurut perkiraan dokter forensik waktu kematiannya antara pukul tiga sampai empat dini hari, poin ini memang cocok.” 　　“Selain itu, dari modus operandi yang terlihat, juga sepenuhnya sesuai dengan upacara.” 　　“Setelah mempersembahkan jiwa lima manusia berturut-turut, upacara akan selesai tahap awal. Asalkan disuntikkan kekuatan jiwa dalam jumlah besar, hantu teraniaya yang lemah akan melalui upacara ini mengalami transformasi total, menjadi makhluk hantu yang benar-benar kuat...” 　　“Kekuatan jiwa?” Hongying bingung menggaruk kepalanya. 　　“Bisa kamu pahami sebagai mempersembahkan jiwa ratusan orang biasa. Tentu ini hanya masalah total kuantitas jiwa, tidak harus benar-benar sebanyak itu. Beberapa orang memiliki jiwa yang sangat kuat, satu bisa setara puluhan, misalnya mereka yang memiliki area larangan, atau bahkan 'misteri' itu sendiri.” 　　“Maksudmu, untuk menyelesaikan upacaranya, setelah membunuh lima orang, dia harus membunuh ratusan orang sekaligus?” Wajah Chen Muye sedikit muram. 　　“Benar. Dan lokasi pelaksanaan upacara memiliki persyaratan ketat.” Wu Xiangnan melanjutkan, “Dalam data di tangan kalian, sudah ada gambar diagram posisi upacara.” 　　Lin Qiye membalik halaman data di tangannya. Ternyata ada satu halaman yang menempel foto. Foto tersebut memperlihatkan ukiran pada batu nisan kuno: lima titik hitam tersebar membentuk formasi mirip bintang lima, dihubungkan garis-garis dengan karakter-karakter coretan yang sepertinya merupakan catatan penjelas. 　　“Dengan mengombinasikan lokasi kejadian empat kasus sebelumnya, saya membuat model planar dan memasukkan posisi ritual dari foto ini, lalu memprediksi lokasi perkiraan tempat ritual terakhir akan terjadi.” 　　Wu Xiangnan mengeluarkan peta, lalu menggambar lingkaran kecil dengan pulpen merah di suatu titik. 　　“Permukiman elit?” Wen Qimo melihat radius lingkaran itu, heran bertanya. 　　“Benar.” Wu Xiangnan mengangguk, “Menurut prosedur ritual, pasti di sini ia akan memersembahkan korban kelima, kemudian membunuh ratusan orang untuk memenuhi syarat persembahan jiwa, lalu naik ke Tingkat 'Laut'.” 　　“Berdasarkan perhitungan waktu, malam ini...tepatnya pukul tiga lewat tiga puluh tiga menit dini hari besok, ia akan beraksi.” Lin Qiye bersuara berat. 　　Langsung setelah itu, semua orang menoleh ke Chen Muye. 　　Chen Muye mengangguk pelan, “Kalau begitu, fase operasi berikutnya jelas. Area merah ini tidak luas. Malam ini kita tujuh orang akan tersebar di berbagai arah, terus memantau situasi di sini. Begitu ada yang menemukan jejak 'Misteri', segera beri sinyal. Dalam dua puluh detik, kita semua bisa tiba di lokasi untuk membantainya. Ini kawasan permukiman dan waktunya dini hari, untuk membunuh sebanyak itu pasti sudah ada persiapan... Bersiaplah, kita akan berangkat lebih awal untuk berjaga-jaga di sana, mungkin bisa menangkapnya sebelum ritual dimulai.” 　　“Ya!” Chapter 0227: Pemantauan 　　Malam semakin pekat. 　　Cahaya senja di ufuk langit semakin memudar, titik-titik lampu mulai bermekaran dari dalam kota, aroma masakan yang samar-samar bergema di udara di antara gedung-gedung apartemen tinggi yang menjulang. 　　Lin Qiye yang menyampirkan jubah merah tua duduk di atas sebuah gedung apartemen, di sebelahnya tergeletak dua kotak hitam. Angin sepoi-sepoi menerpa pelipisnya, matanya menatap jauh ke hamparan lampu-lampu kota, entah sedang merenungkan apa. 　　Kali ini, dia membawa kedua kotak hitam itu. Bukan hanya karena ini operasi kolektif, tapi juga jika dia menggunakan Sihir Pemanggilan di depan semua orang, pasti akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan setelahnya. Daripada ribet, lebih baik bersusah payah membawa keduanya. 　　"Semua orang, laporkan kondisinya." Suara Chen Muye terdengar dari headset. 　　Wu Xiangnan: "Titik pemantauan Nomor 1 tidak ada yang tidak normal." 　　Hongying: "Titik pemantauan Nomor 2 tidak ada yang tidak normal." 　　Setelah Hongying selesai, Lin Qiye membuka saluran headset dengan jarinya, berkata tenang: "Titik pemantauan Nomor 3 tidak ada yang tidak normal." 　　Langsung disusul laporan dari Wen Qimo, Si Xiaonan, dan Leng Xuan. 　　Lin Qiye melirik jam Rolex di tangannya, sudah pukul 20:45. Hampir dua jam sejak mereka mulai berjaga di sekitar sini, selain warga kompleks yang keluar-masuk, tak ada kejadian lain. 　　Sekitar tujuh jam lagi sebelum upacara dimulai. 　　Dengan cara apa makhluk misterius itu... akan menyelesaikan persembahan terakhir ini? 　　“Waktu berdetik-detik berlalu, malam semakin larut, lampu-lampu di sekitar juga satu per satu mulai memudar. Kecuali sedikit cahaya lampu jalan di kompleks perumahan, sekitaran sudah terjerumus dalam kegelapan.” 　　Lin Qiye kembali menunduk melihat jam. 　　Pukul 12:58 malam. 　　Sudah empat jam berlalu, tetap tidak ada keanehan yang terjadi. 　　Saat tepat pukul 1 subuh, setelah beberapa orang melapor kembali tentang kondisi mereka, keheningan kembali menyergap. 　　Tiba-tiba, ponsel Wen Qimo bergetar perlahan. Melihat nomor yang tertera di layar, dia ragu sejenak sebelum akhirnya mengangkat telepon. 　　“Hei Xiao, ada apa?” 　　“……” 　　“Apa?” Suara Wen Qimo terhenti sesaat, kemudian melanjutkan, “Aku mengerti.” 　　“……” 　　Wen Qimo mematikan telepon dan mengaktifkan headset-nya. 　　“Kapten, ada masalah dengan situasinya.” 　　Suara Chen Muye langsung menggema dari headset, “Ada apa?” 　　“Masih ingat bar tempat korban keempat bekerja? Xiao Hei baru saja meneleponku, bilang pemilik bar itu buru-buru memesan tiket pesawat terdekat untuk meninggalkan Cangnan menuju bandara.” 　　“Dia mau kabur dari Cangnan?” 　　“Ya, dan ekspresinya sangat panik, Xiao Hei meneleponnya dengan status sebagai polisi, kondisi bos agak tidak karuan, tapi kira-kira maksudnya adalah, sejak Sun Xiao meninggal, kondisi mentalnya beberapa hari terakhir sangat buruk, sering melihat bayangan hantu muncul di sekitarnya, seperti kerasukan. Dia merasa karena ada orang mati di tokonya, terkena sesuatu yang tidak bersih, bertekad untuk menjauhi tempat ini, pergi menghindar sementara waktu, lalu kembali untuk menjual tokonya.” 　　Menurut peraturan 'Penjaga Malam', semua kasus yang terkait dengan "misteri", sebelum diselesaikan sepenuhnya, orang-orang utama yang terlibat tidak boleh meninggalkan radius kota. Pemilik kedai alkohol ini juga termasuk orang yang hubungannya cukup erat dengan almarhum, sehingga dimasukkan dalam daftar orang utama. 　　Karena itu, niatnya untuk kabur dari Cangnan dengan pesawat malam ini melanggar peraturan Penjaga Malam. 　　Chen Muye mengerutkan alis, suara beratnya menggema: “Ada bayangan hantu muncul di sekitarnya?” 　　“Begitu katanya.” 　　Memang, berdasarkan informasi yang mereka miliki, ritual ini hanya bisa digunakan untuk "misteri" jenis hantu teraniaya dalam proses peningkatan level. Artinya, misteri yang melakukan semua ini kemungkinan besar adalah hantu teraniaya. 　　Jangan-jangan setelah hantu teraniaya selesai membunuh Sun Xiao, dia tidak pergi tapi malah merasuki tubuh bos untuk menipu mata dunia? 　　Tapi sebelumnya mereka sudah langsung menginterogasi bos tersebut, dan tidak menemukan masalah apapun pada dirinya. 　　“Dia tidak boleh meninggalkan Cangnan.” Chen Muye hanya ragu sejenak, lalu membuka mulut dan berkata, “Suruh Xiao Hei dan yang lain menghalanginya... Tidak, Qi Mo, kamu yang harus pergi langsung. Jika ada bau 'misteri' di sekitarnya, segera laporkan ke kita.” 　　“Baik!” 　　Wen Qimo segera meninggalkan lokasi yang dia pantau, menuju ke arah bandara. 　　Sementara itu, area pantauan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab Wen Qimo sementara digabungkan ke dalam radius Lin Qiye. Untungnya bagi dia, ini bukan masalah sulit. 　　Masalah yang muncul di tempat bos kedai minuman meski diduga terkait hantu teraniaya, tapi sorotan utama malam ini tetap di kompleks perumahan ini. Kepergian sementara Wen Qimo masih bisa ditolerir, tetapi jika berkurang lagi, pasukan yang tersisa akan mulai kelelahan. 　　Mereka harus menjaga kondisi mental maksimal untuk memantau semua hal di sini. 　　…… 　　Di jalanan sunyi yang sepi, siluet berjas panjang hitam berjalan pelan. Setelah melewati beberapa toko yang sudah tutup dan lampunya padam, dia berhenti di depan kedai minuman yang ditutup garis polisi kuning. 　　Beberapa tikus berlarian di jalanan sebelum menghilang. 　　An Qingyu melepas kerudungnya. Dia menengadah memandang papan nama kedai, kacamata yang dipakainya memantulkan cahaya bulan pucat. 　　Dia mengabaikan garis polisi di hadapannya dan melangkah masuk. 　　Malam ini perhatian Penjaga Malam tertuju di tempat lain. Pasukan yang semula dipakai untuk memantau lokasi ini sudah pergi, menyisakan dirinya sendirian di jalanan kosong ini. 　　Dia melewati pintu kedai minuman, berjalan perlahan di setiap meja, mengamati setiap sudut dengan cermat, bola matanya memancarkan cahaya abu-abu samar. 　　Dia sedang menganalisis. 　　Dia telah menonton rekaman itu, mencatat semua detail dalam rekaman. Sekarang, dia mencocokkan semua detail tersebut dengan kedai minuman kosong di hadapannya. 　　Sudut kemiringan setiap meja, posisi setiap gelas yang diletakkan, siapa yang duduk di setiap posisi pada malam itu... 　　Tak lama kemudian, dia sampai di bar kedai, menyipitkan matanya sedikit. 　　Sudut bar ini miring sedikit, di tempat yang semula dipasang kamera rekaman kini berdiri papan nomor, di sebelahnya terdapat foto yang menunjukkan sudut pengambilan gambar kamera. 　　An Qingyu melewati bar, berjalan langsung menuju halaman belakang. 　　Dia mendekati dinding putih bernoda darah itu. Setelah ragu sejenak, dia mengambil kursi dari dalam kedai, menginjaknya sambil bersandar di dinding, menempelkan tubuhnya. 　　Posturnya menyatu sempurna dengan siluet korban yang digambar kapur di dinding. 　　Lalu, dia mengeluarkan pisau operasi tajam dari saku... dan memotong lima jari salah satu tangannya. 　　Berlumuran darah. 　　Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa sakit, hanya ketenangan dan kedangkalan mutlak. Dia mengamati tetesan darah dengan seksama, lalu menggelengkan kepala. 　　Masih belum bisa... Di mana letak masalahnya sebenarnya? 　　Pada saat itu, dia mengaktifkan regenerasi super cepat, sepuluh jari yang terputus langsung berhenti mengeluarkan darah, dan tumbuh kembali dengan kecepatan yang luar biasa. 　　Dia baru saja ingin turun dari bangku, tiba-tiba dari sudut matanya melihat jari-jarinya yang tumbuh cepat, seluruh tubuhnya bergetar kaget! 　　Dalam pikirannya, muncul rekaman video itu... 　　Bola matanya langsung berbinar-binar! 　　“Ternyata begitu... Aku paham.” Chapter 0228: Kebenaran yang Semakin Terungkap 　　Pukul 2:06 dini hari. 　　Ponsel Lin Qiye bergetar halus, dia mengerutkan alis lalu mengeluarkan ponsel dari saku. 　　Bukan telepon, melainkan pesan belum terbaca dari nomor telepon asing. 　　——Lihat video ini. 　　Melihat kalimat itu, pertama-tama keraguan muncul di mata Lin Qiye, lalu teringat sesuatu dan mulai merasa penasaran. 　　Hanya sedikit yang tahu nomor telepon Lin Qiye, ditambah 'Penjaga Malam' telah memasang perangkat lunak di ponselnya yang bisa memblokir semua pesan sampah, jadi hanya satu orang yang bisa mengirim pesan dengan nada seperti ini... 　　An Qingyu. 　　Pada momen berikutnya, notifikasi pesan baru muncul. 　　Ini sebuah video, Lin Qiye langsung membukanya. Begitu melihat pemandangan dalam video, alisnya langsung berkerut. 　　Video ini direkam dengan ponsel di lingkungan dalam bar, lensa ditempatkan di atas meja bar menghadap pintu belakang, baik sudut pengambilan gambar maupun komposisinya hampir identik dengan rekaman DVR. 　　“Di dalam bar gelap gulita, hanya ada cahaya alami yang redup bertebaran di halaman belakang. Dari kejauhan, pemandangan terlihat agak kabur. 　　Tiba-tiba, bayangan seseorang muncul dalam lensa kamera. Sosok itu berdiri di halaman belakang, lalu seolah dicekik oleh tangan tak kasat mata, tubuhnya kasar terhempas ke dinding, kemudian kedua kakinya melayang dan perlahan terangkat ke langit-langit... 　　Dari postur tubuh dan pakaiannya, Lin Qiye bisa mengenali bahwa bayangan itu adalah An Qingyu. 　　Sebuah paku besi secara otomatis terangkat dari lantai, lalu menusuk telapak tangan bayangan itu dari sudut yang tidak wajar! 　　Kemudian yang kedua, ketiga, keempat... Setelah keempat paku tertancap di anggota geraknya, jari-jari bayangan itu seolah digerogoti sesuatu, menghilang sedikit demi sedikit dengan cara yang menyeramkan! 　　Persis seperti di rekaman! 　　Saat sepuluh jari menghilang hingga hanya tersisa pangkalnya, paku terakhir melayang dan kasar menusuk dada An Qingyu! 　　Pemandangan berhenti di sini. 　　Saat ini, hati Lin Qiye dipenuhi kebingungan. Dia tahu An Qingyu tak mungkin benar-benar terluka, tetapi fakta bahwa pihak lawan mengirim video ini berarti mereka sudah sepenuhnya memahami rahasia di baliknya! 　　Lin Qiye mengambil ponsel dan mulai mengetik. Di tengah proses, dia menggelengkan kepala lalu langsung memutar ulang nomor tersebut. 　　Tak lama, telepon pun tersambung. 　　"Apa yang kamu temukan?" tanya Lin Qiye langsung ke inti persoalan. 　　Suara An Qingyu terdengar agak terkejut, "Kukira kalimat pertamamu akan bertanya: ‘Kamu tidak apa-apa?’, Jangan-jangan video tadi sama sekali tidak membuatmu khawatir?" 　　"Khawatir apa? Khawatir kamu disakiti?" Lin Qiye berbicara dengan tenang, "Aku tidak percaya mayat hidup akan mengingat nomor teleponku." 　　"Baiklah, benar-benar membosankan." Suara An Qingyu terdengar penuh penyesalan. 　　"Bagaimana cara kamu merekam video itu?" 　　Hingga saat ini, semua deduksi Lin Qiye telah menemui jalan buntu, dan rekaman aneh itu menjadi akar penyebab kebuntuan tersebut. 　　Volume darah setelah pemotongan jari, arah luka – dua kejanggalan ini membuktikan kasus ini jauh lebih rumit dari yang terlihat. Namun video aneh itu justru membuat segalanya terlihat... terlalu sederhana. 　　"Seperti yang kau katakan, kejadian dalam video itu benar-benar terjadi." Suara An Qingyu terdengar dari telepon, "Tapi video itu telah melalui proses penyuntingan sederhana yang membuat semua deduksi mengarah ke jalan yang salah. Proses itu adalah... diputar terbalik!" 　　Mendengar dua karakter ini, tubuh Lin Qiye bergetar. Sorot mata penuh pencerahan muncul di matanya, seolah menemukan petunjuk. 　　"Maksudmu..." 　　"Video itu bukan merekam proses pembunuhan misterius, tapi... proses penyembuhan cepat seseorang yang jarinya terpotong. Aku akan mengirimkan video lain, setelah menontonnya kau akan paham." 　　An Qingyu memutuskan sambungan. Beberapa detik kemudian, sebuah video baru masuk. 　　Lin Qiye langsung membukanya. 　　Di video, An Qingyu terpaku di dinding dengan paku, sepuluh jarinya terpotong, tapi tidak ada setetes darah pun yang keluar. 　　Kemudian, otot di dadanya berkontraksi, sebuah paku besi terdorong keluar oleh tekanan jaringan otot, lalu terlempar ke lantai tak jauh darinya. 　　Lalu, jari-jari An Qingyu mulai tumbuh cepat berkat regenerasi supercepat, dalam hitungan detik sudah pulih seperti semula. 　　Paku kedua berhasil dikeluarkan dari tubuhnya, jatuh ke lantai, disusul paku ketiga, keempat... 　　Setelah paku terakhir jatuh, tubuh An Qingyu kehilangan penopang dan ambruk ke lantai. Tiba-tiba dia menggeserkan tubuh ke depan, membuat gerakan panik yang berlebihan! 　　Pemandangan itu berakhir. 　　Lin Qiye pelan-pelan menutup matanya, menarik nafas dalam... 　　Dia paham. 　　Pantas saja sudut tusukan setiap paku terlihat tidak wajar! Pantas saja jari di rekaman tidak terpotong sekaligus tapi terkikis perlahan! Pantas saja mayat di rekaman awalnya terdorong ke tembok, lalu seolah ditarik ke langit-langit! 　　Semua ini... adalah rekaman diputar terbalik! 　　Paku-paku itu terlontar karena tekanan otot, bukan ditusukkan oleh orang tak kasat mata; Jari-jari itu sedang tumbuh, bukan terkikis; Tubuh itu sebenarnya jatuh ke lantai dulu, lalu sengaja bergerak maju... 　　Lin Qiye buru-buru memutar nomor telepon kembali. 　　“Artinya, sejak awal tidak ada misteri yang bisa ‘menghilang’, ‘mengendalikan benda’, ‘memotong jari’, ‘mengganggu sinyal elektronik’. Semua yang ada di rekaman sebenarnya adalah adegan yang disutradarai dan diperankan sendiri oleh seorang ability dengan kemampuan regenerasi supercepat?” Lin Qiye mengerutkan alis sambil berbicara. 　　“Benar.” 　　“Tapi mengapa dia melakukan ini?” Suara Lin Qiye dipenuhi kebingungan, “Mengapa dia repot-repot merekam video ini? Mengapa membuat ilusi seolah ada misteri yang melakukan kejahatan?” 　　“Sebelum memikirkan pertanyaan itu, kurasa kita harus mencari tahu dulu siapa pelaku di balik semua ini.” An Qingyu berkata dengan tenang. 　　“Orang yang ada di rekaman itu.” Bola mata Lin Qiye menyempit, “Dia yang menyutradarai dan memerankan adegan ini sendiri. Artinya, Sun Xiao baru dipaku ke dinding oleh pembunuh sesungguhnya setelah rekaman berakhir... Sekarang masih ada satu masalah: saat dipaku ke dinding, apakah Sun Xiao sudah mati atau masih hidup?” 　　Langsung setelah itu, Lin Qiye menggelengkan kepala, “Tidak, sebenarnya jawabannya sudah jelas. Dari mayat Sun Xiao terlihat arah lukanya tidak konsisten, jadi pasti jari-jarinya dipotong dulu sebelum dipaku ke dinding. Volume darah yang berkurang juga membuktikan hal ini.” 　　“Jika mengacu pada prasyarat penyelesaian ritual, dalam sepuluh detik setelah jari dipotong, dia pasti langsung dibunuh. Artinya saat dipaku ke dinding, dia sudah menjadi mayat.” 　　“Ini berarti... Pasti ada TKP pertama dimana Sun Xiao dibunuh di sekitar bar itu!” 　　“Tidak, tidak benar!” 　　Di persimpangan jalan di luar bar, ada sebuah kamera, jadi mayat itu tidak mungkin dibunuh di bangunan lain lalu dibawa ke dalam bar, karena akan terekam kamera. Jadi... lokasi kejadian pertama seharusnya ada di dalam bar! 　　Dan yang bisa melakukan semua ini di bar tanpa disadari siapapun, seharusnya hanya satu orang..." Chapter 0229 Lokasi Upacara yang Sebenarnya 　　Sampai di sini, Lin Qiye kembali menunjukkan keraguan. 　　"Tapi, aku pernah melihat pemilik bar di rekaman. Dia pria paruh baya bertubuh pendek, botak, dan berminyak. Postur tubuhnya terlalu berbeda dengan orang di rekaman." 　　"Bagi yang memiliki kemampuan regenerasi supercepat, mengubah postur tubuh dalam waktu singkat bukanlah hal sulit." Suara An Qingyu terdengar kembali, disertai gema samar. 　　Lin Qiye mendengar suara ini dan bertanya dengan heran: "Kamu tidak ada di dalam bar? Di mana kamu?" 　　An Qingyu tidak menjawab. Dia berjalan menuruni tangga batu sempit yang gelap gulita, cahaya fluoresen dari layar ponselnya menerangi wajahnya yang tenang. 　　Tak lama kemudian, tangga batu di bawah kakinya sampai di ujung. Sebuah pintu besi berkarat muncul di hadapannya. 　　Ia mendorong kacamatanya, meletakkan tangan kanannya di permukaan pintu besi. Es yang sangat dingin segera menyebar dari telapak tangannya. Setelah seluruh pintu membeku, jarinya dengan lihai menyentuh permukaan, dan pintu itu pun pecah berantakan. 　　“Baru saja membuka pintu, bau busuk yang sulit dideskripsikan langsung menyergap, aroma kayu tua yang membusuk, bercampur dengan aroma darah yang pekat, membuat alisnya berkerut rapat. 　　An Qingyu melangkah masuk ke balik pintu, mengamati sekeliling dengan teliti. Ruangan ini sepertinya adalah gudang penyimpanan yang telah lama ditinggalkan, dipenuhi sarang laba-laba. Di dinding seberang, terdapat dua garis darah merah menyala. 　　Jari-jari An Qingyu menyentuh lembut garis darah tersebut, ujung jarinya menggosok-gosokkannya. Darah masih baru. 　　Tidak hanya itu, di permukaan dinding terdapat empat bekas paku yang masih baru. 　　An Qingyu mengambil ponselnya, berbicara dengan tenang: "Aku berada di lokasi kejadian pertama." 　　"Kamu sudah menemukannya?" Lin Qiye terkejut dengan efisiensi An Qingyu. 　　An Qingyu menyapu pandangannya ke tangga batu yang baru dilewati, "Aku menganalisis tata letak keseluruhan kedai alkohol ini, menemukan perbedaan dengan model komersial lain di jalan ini. Luas lantainya berkurang beberapa meter persegi. Kemudian aku menyadari, sebagian kecil area yang seharusnya milik kedai ini diambil alih oleh restoran hotpot sebelah. Kemungkinan kedua pemilik telah membuat perjanjian, kedai ini dengan inisiatif menjual tanah tersebut dan membangun dinding pembatas di antaranya. Sekarang area itu dipakai restoran hotpot untuk menyimpan barang-barang bekas, jadi secara struktural, tanah ini milik restoran hotpot sebelah, bukan kedai. Polisi tertipu oleh trik ini saat menggeledah lokasi kejadian." 　　Lin Qiye menyipitkan matanya, "Kalau begitu, bisa dipastikan bos kedai alkohol ini adalah dalang di balik semua ini... Tapi mengapa dia menggunakan cara eksekusi yang tidak beres seperti memaku dinding dan memotong jari? Mengapa dia melakukan upacara seperti ini? Dia manusia, ritual kenaikan level hantu teraniaya tidak akan berpengaruh padanya. Jangan-jangan... ritual ini bukan untuk dirinya sendiri?" 　　Lin Qiye punya alasan untuk percaya bahwa ritual kenaikan level hantu teraniaya ini benar-benar sedang berlangsung. Jika tidak, seorang ability tidak perlu bersusah payah menggunakan cara rumit seperti ini untuk membunuh beberapa pejalan kaki tak bersalah secara acak. 　　Jika harus mencari penjelasan rasional untuk semua ini, hanya ada satu: sang bos memang ingin menyelesaikan ritual kenaikan level, tapi ini bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk hantu teraniaya kelas misteri lainnya... 　　Jangan-jangan dia dikendalikan oleh misteri? 　　Jika semua ini didasarkan pada "menyelesaikan ritual", maka bos kedai alkohol pasti akan datang ke area ini untuk menyelesaikan ritual terakhir. 　　Tapi mengapa dia terburu-buru ingin meninggalkan Cangnan? 　　Setelah bersusah payah menyusun skenario sedemikian rupa, apakah dia benar-benar akan menyerah begitu saja? 　　Lin Qiye membungkuk memandangi kompleks perumahan yang gelap gulita di bawahnya. Pikirannya kacau balau, dia merasa ada sesuatu yang terlewatkan... 　　Ritual, area, eksekusi, persembahan... 　　Saat Lin Qiye masih berpikir keras, sebuah pesawat melintasi langit. Lampu merah di sayap pesawat menarik perhatiannya. Dia mengangkat kepala memandang langit, tiba-tiba tertegun. 　　“Sebuah pikiran berani tiba-tiba muncul di dalam pikirannya！” 　　“Jangan-jangan dia……” 　　Lin Qiye tiba-tiba berdiri, melihat jam di ponselnya: pukul 3:11 subuh. 　　“Qi Mo! Tiket pesawat yang dibeli pemilik bar jam berapa?！” Suara Lin Qiye tiba-tiba menggema di saluran yang tadinya sunyi, membuat yang lain terkejut. 　　Namun, suara Wen Qimo tidak muncul. 　　Lin Qiye memanggil beberapa kali lagi, namun saluran Wen Qimo tetap sunyi mencekam. 　　Chen Muye mengerutkan alisnya, “Wen Qimo, apakah kamu bisa mendengar kami?” 　　Sudah 11 menit sejak laporan terakhirnya. 11 menit lalu Wen Qimo masih berbicara normal, tapi sekarang tidak merespons meski terus dipanggil. 　　“Lin Qiye, kamu menemukan apa?” Wu Xiangnan bertanya setelah menyadari ada yang tidak beres. 　　“Wakil Kapten, tolong tanya Xiao Hei jam berapa pesawat pemilik bar itu?” 　　“Baik.” 　　Puluhan detik kemudian suaranya kembali terdengar, “Jam 3:20 lepas landas. Ada masalah?” 　　Jantung Lin Qiye berdebar kencang. Tanpa ragu dia berbalik dan melompat ke kegelapan sambil berteriak: 　　“Hentikan pesawat itu! Jangan biarkan lepas landas! Tidak ada misteri tak dikenal di sini, semua ini ulah pemilik bar itu! Detailnya akan kujelaskan nanti. Dia ingin menyelesaikan ritual, dan dia memang akan datang ke sini - tapi bukan ke darat, melainkan... ke langit!” 　　“ angkat kepala memandang langit malam gelap gulita，yang lain tertegun。 　　“Upacara bisa dilakukan asalkan di area yang ditentukan，bos bar tahu sekarang kita semua bersembunyi di kompleks perumahan ini，jadi dia tidak memilih menyelesaikan ritual di lantai，dia naik pesawat bukan untuk meninggalkan Cangnan，tapi menunggu sampai pesawat terbang melintasi area ini，lalu menyelesaikan ritual di pesawat！Pesawat itu membawa 200 lebih penumpang，belum tentu memenuhi syarat persembahan jiwa，jadi dia memanfaatkan Xiao Hei untuk membohong Wen Qimo，ingin menggunakan jiwanya untuk mengisi kekurangan yang tersisa。” 　　Mendengar kesimpulan Lin Qiye ini，hati anggota Tim 136 lainnya menjadi dingin，Chen Muye tanpa ragu segera memberi perintah： 　　“Segera hubungi bandara，apapun caranya hentikan pesawat itu lepas landas，Xiangnan，Hongying，Qiye，Xiao Nan，kalian langsung ke bandara tangkap dia。Leng Xuan，kau dan aku tetap jaga di sini，antisipasi siasat pengalihan。” 　　Dia percaya pada penalaran Lin Qiye，tapi sebagai kapten，dia harus mengatur skenario keseluruhan，mengingat ritual bisa dilakukan baik di langit maupun lantai，tidak menutup kemungkinan bos bar sengaja membuat tipuan palsu，saat semua orang pergi ke bandara，melaksanakan ritual dari lantai。 　　Ini menyangkut nyawa ribuan orang，dia harus hati-hati。 　　Wu Xiangnan，Hongying dan Si Xiaonan cepat-cepat menyelip ke mobil，sementara Lin Qiye sudah lama menghilang berlari，di kota sepi malam hari，dia bisa dengan bebas melompati bangunan，kecepatannya tidak kalah dari mobil。 　　Dengan dengungan mobil, mobil hitam menghilang dengan cepat dalam kegelapan. Chapter 0230 Ksatria Laba-laba 　　Di bawah langit malam, siluet berbaju jubah merah tua melesat di antara gedung-gedung tinggi. Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi sebuah nomor. 　　“Kamu masih di bar?” 　　“Masih, ada apa?” Suara An Qingyu terdengar. 　　“Posisimu dekat dengan bandara. Sekarang segera ke sana, cari pesawat yang terbang jam 3:20 subuh. Bos bar ada di situ.” 　　An Qingyu mengangkat alis, melihat jam, “Tinggal lima menit. Aku masih bisa sampai. Kamu?” 　　“Aku punya cara.” 　　“Oke.” 　　An Qingyu mematikan telepon, menerjang keluar dari bar. Seolah mengabaikan gravitasi, ia menapaki dinding vertikal langsung ke atap, lalu berlari kencang ke bandara dengan kecepatan luar biasa. 　　Setelah menganalisis mayat kadal misterius itu, kemampuan yang didapatnya bukan hanya regenerasi super cepat, tapi juga kecepatan dan mobilitas yang keterlaluan! 　　Berkat inilah saat mengantar informasi ke Lin Qiye di Tahun Baru, bahkan Hongying pun tak bisa mengejarnya. 　　…… 　　“Tinggal lima menit... Jika begini terus, pasti tidak sempat.” Lin Qiye menghitung jarak dalam hati, alisnya berkerut halus. 　　Bukan hanya dia. Hongying dan yang lain juga takkan sempat. Meski menyetil seperti orang gila, jarak ini tetap tak mungkin ditempuh mobil dalam lima menit sekencang apapun. 　　"Begitu saja, harapan satu-satunya adalah bandara bisa berhasil menghalangi pesawat itu……" 　　Tapi apakah bos kedai minuman benar-benar akan pasrah tanpa perlawanan? 　　Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, tangan kanannya menekan udara kosong. Di bawah langit malam yang pekat, formasi sihir berkilauan terbentang di telapak tangannya. Beberapa saat kemudian, seorang anak kecil berbaju seragam perawat hijau keluar dari dalamnya. 　　Di kartu nama di dadanya, tertera sederet angka. 　　——002。 　　A Zhu bingung memandang ke 4 minggu, belum sempat menyadari apa yang terjadi, Lin Qiye langsung menggendongnya sambil berteriak keras: 　　"Berubah wujud!" 　　A Zhu: ……??? 　　"Di...Direktur, maksudmu apa?" A Zhu mengerutkan kening penuh tanya. 　　"Kembali ke tubuh aslimu, aku mau menunggangimu." Lin Qiye berkata dengan keseriusan. 　　A Zhu ternganga. Jiwa kecilnya seolah terkena pukulan berat, suaranya gemetar hendak menangis: 　　"Ini...Aku, aku masih anak kecil... Direktur, ka...kalau memang mau menunggangi, tunggangilah Li Yifei saja! Dia kuat! Tahan banting!" 　　Lin Qiye meliriknya, "Apa omong bodoh itu. Kecepatan Li Yifei mana bisa saingi kamu. Selain Hongyan, dari semua perawat, cuma kamu yang tercepat. Sekarang hanya bisa mengandalkanmu." 　　Di antara beberapa perawat sekarang, Li Yifei itu si bodoh. Meski kecepatan tubuh aslinya tidak lambat, tapi juga tidak terlalu cepat. Apalagi belakangan badannya makin melar, kecepatannya sepertinya makin tidak mengesankan. Rubik cube memang bisa mengacaukan dimensi, tapi efeknya tidak tahan lama. 　　“Jika bisa memanggil Hongyan, dengan kekuatan Yanmai Dilong, kita bisa langsung berpindah di dalam tanah, hanya butuh setengah menit sampai bandara. Tapi sayangnya dia level 'Hai', Lin Qiye sekarang belum cukup kuat untuk memanggilnya.” 　　Setelah dihitung-hitung, hanya A Zhu yang paling cocok. 　　A Zhu tertegun, mengedipkan mata, bertanya dengan hati-hati: “Direktur... ternyata maksudmu ini?” 　　“Lalu?!” 　　“Oh, oke!” 　　A Zhu menghela napas lega, tubuh kecilnya langsung menggelembung, dalam sekejap berubah kembali menjadi laba-laba putih raksasa. Lin Qiye membalikkan badan dan menunggangi punggungnya, Laba-laba Penenun Jiwa mengayunkan delapan kakinya dengan cepat, tubuhnya bergerak begitu cepat sampai terlihat samar. 　　Ia menggendong Lin Qiye, melompat dari atap gedung pencakar langit, benang laba-laba langsung terlempar dan menempel di gedung tinggi di kejauhan, dengan sekali ayunan, mereka sudah terbang ratusan meter. 　　Lin Qiye akhirnya merasakan pengalaman menjadi Spider-Man. 　　Dibandingkan lompatannya sendiri sebelumnya, kecepatan sekarang jauh lebih tinggi. Tapi secepat apapun, menunggangi laba-laba yang terbang kesana kemari membuat Lin Qiye merasa aneh. 　　Orang lain naik naga, kuda, harimau... Giliran dia malah jadi Ksatria Laba-laba? 　　Itu pun masih laba-laba belum dewasa. 　　Tapi dalam situasi darurat seperti ini, bukan saatnya memikirkan hal-hal sepele. 　　Di bawah kecepatan A Zhu, tak butuh beberapa menit, Lin Qiye sudah sampai di sekitar bandara. Tepat saat itu, ringtone ponsel Lin Qiye kembali menggema. 　　“Kondisimu bagaimana?” teriak Lin Qiye ke arah telepon tempat An Qingyu berada. 　　“Ada insiden tak terduga. Aku menemukan pesawat itu, tapi sebelum komando darat mengeluarkan larangan terbang, dia sudah berhasil lepas landas duluan.” Suara An Qingyu terdengar tak jelas, desau angin kencang nekat masuk ke dalam mikrofon. 　　Lin Qiye tertegun, “Lalu sekarang kau…” 　　“Aku tak sempat masuk ke pesawat, hanya bisa menempel di bagian bawah pesawat.” 　　Di langit malam, An Qingyu yang menempel di bawah pesawat layaknya Spider-Man melirik bandara yang semakin mengecil di bawahnya. Jas panjang hitamnya berkibar-kibar ditiup angin kencang, matanya dipenuhi ketidakberdayaan. 　　“Sekarang, pesawat sudah lepas landas…” 　　Gedebuk——!! 　　Di saat yang sama, sebuah pesawat yang baru saja lepas landas menggesek bagian atas kepala Lin Qiye. Jarak antara badan pesawat dengan tanah begitu dekat, hingga Lin Qiye bisa melihat jelas sosok berbaju hitam yang menindih ujung bawah pesawat. 　　Suara mesin yang memekakkan telinga melesat melewati! 　　Ini dia pesawatnya! 　　Tanpa keraguan sedikit pun, Lin Qiye memutuskan telepon. Ia menunjuk pesawat yang semakin menjauhi daratan, berkata pada laba-laba penenun jiwa di bawahnya: “Bisa naik?” 　　“Seharusnya bisa.” 　　Laba-laba Penenun Jiwa mengeluarkan sehelai benang laba-laba dari ekornya, dengan cepat menerjang langit, setelah melayang-layang sejenak, menempel pada sayap belakang pesawat. 　　Pada momen berikutnya, seorang manusia dan laba-laba langsung terbang ke langit dibawa oleh benang tersebut! 　　Benang laba-laba terus memendek, jarak mereka dengan pesawat semakin dekat, sementara jarak dengan tanah semakin jauh... 　　Lin Qiye yang menggenggam erat laba-laba itu membungkuk melihat ke bawah, bangunan-bangunan familiar menyusut dengan cepat, jalan-jalan bermandikan lampu jalan tampak seperti pita emas yang berkelok-kelok di atas permukaan kota yang gelap gulita. 　　Seiring terus meningkatnya ketinggian, ia bahkan bisa melihat posisi rumahnya sendiri, lokasi SMA, dan kantor pengacara Jembatan Perdamaian... 　　Jarak dengan radius upacara yang dilingkari Wu Xiangnan sudah semakin dekat. 　　Setelah mencapai ketinggian tertentu, pesawat tidak melanjutkan pendakian melainkan terbang stabil di langit-langit tanpa niatan menembus awan. 　　Ini tidak mengejutkan Lin Qiye. Jika tujuan bos kedai minuman adalah melakukan upacara di udara, mereka tidak boleh terlalu tinggi dari tanah agar bisa memastikan posisi mereka masih dalam radius. 　　Maka pesawat penumpang ini mulai melintasi Kota Cangnan dengan pola penerbangan ketinggian rendah. 　　Di bawah usaha tak kenal lelah Laba-laba Penenun Jiwa, mereka akhirnya mendarat di sisi ekor pesawat. Angin kencang yang menderu menerbangkan jubah Lin Qiye berkibar-kibar. Laba-laba Penenun Jiwa melirik ke bawah, seluruh tubuhnya gemetar hingga kaki-kaki laba-labanya mulai bergetar. 　　“Tolong tolong tolong... nyawa aku aaaaaa!!!!!!” 　　Lin Qiye menghela napas dengan pasrah, hendak berbicara untuk menghibur, tiba-tiba laba-laba di bawahnya melepaskan cengkeraman... 　　Pingsan ketakutan. 　　Tubuh raksasa itu langsung kehilangan cengkeraman, diterpa angin kencang dan gravitasi yang menyeretnya bersama Lin Qiye, meluncur cepat ke arah bawah samping! Chapter 0231 Kabin Pesawat 　　Pupil Lin Qiye menyempit tiba-tiba. Dengan kecepatan kilat dia mengulurkan tangan mencengkeram permukaan pesawat yang licin, sementara itu segelap kegelapan meledak dari tubuhnya menciptakan cekungan kecil di permukaan pesawat. 　　Ujung jarinya mencengkeram cekungan itu, Lin Qiye baru bisa menstabilkan posisi. Tangannya yang lain melambai di udara, mengantarkan A Zhu yang tak sadarkan diri kembali ke rumah sakit jiwa. 　　"Si kecil ini agak tidak bisa diandalkan, hampir nyawa melayang." Lin Qiye menunduk melihat ke bawah, punggungnya sudah basah kuyup oleh keringat dingin. 　　Sepanjang hidup belum pernah naik pesawat, tak menyangka pertama kali berinteraksi dengan pesawat malah dalam situasi mematikan begini! 　　Dia menarik napas dalam-dalam, memaksa dirinya untuk tetap tenang. 　　“Sekarang pesawat sudah lepas landas, Kota Cangnan tidak terlalu besar. Dengan kecepatan saat ini, paling lama satu menit lagi akan melewati radius upacara. Jika tidak ada insiden tak terduga, pilot di kabin sudah dikontrol bos kedai minuman. Pesawat akan berputar-putar di udara setelah memasuki radius upacara hingga upacara selesai.” 　　“Dia harus menemukan An Qingyu secepat mungkin, lalu masuk ke dalam kabin.” 　　“Lin Qiye kembali mengulurkan tangan kiri, membentuk sihir panggilan di langit-langit. Tak lama kemudian Rubik's Cube perak muncul di tangannya, berputar perlahan.” 　　“Kali ini aku mengandalkanmu, berharap kamu tidak seenak udang seperti A Zhu.” Lin Qiye berbisik pelan sambil menutup mata perlahan. 　　“Pada momen berikutnya, Rubik's Cube Kacau di tangannya memancarkan cahaya perak terang. Dimensi sekitar langsung kacau balau. Tubuh Lin Qiye berpindah tiga kali berturut-turut dari ekor pesawat, langsung beralih ke bagian bawah badan pesawat.” 　　“Saat tubuhnya tiba-tiba muncul di samping An Qingyu, yang terakhir tertegun hendak berkata sesuatu. Lin Qiye menggenggam kerah bajunya, dimensi kembali kacau.” 　　“Ketika An Qingyu kembali sadar, mereka berdua sudah berada di toilet dalam kabin.” 　　“An Qingyu bingung melirik ke 4 minggu, tatapannya ke Lin Qiye penuh keheranan: 'Kamu bisa teleportasi? Ini kemampuan Jinxu di tubuhmu?'” 　　“An Qingyu sama sekali tidak memikirkan kemungkinan lain. Dalam kesannya, Lin Qiye tidak memiliki area larangan di bidang ini. Jadi kekacauan dimensi ajaib ini seharusnya berasal dari kekuatan salah satu Jinxu yang melekat padanya.” 　　Lin Qiye tidak menjawab pertanyaannya, melainkan membuka headset dan berbisik: 　　"Aku sudah menyusup ke pesawat target." 　　"Kerja bagus, Qiye!" Suara Hongying terdengar dari saluran, "Kami tidak sempat, sekarang hanya bisa menyetir mobil mengikuti pesawat dari belakang." 　　Di jalanan sepi nan lengang, sebuah mobil hitam melesat dengan kecepatan penuh. Hongyang duduk di kursi pengemudi, mengangkat kepala menyaksikan pesawat yang melintas di depan, lalu melakukan drift kasar ke persimpangan kecil. 　　Wu Xiangnan di kursi penumpang depan dengan ekspresi heroik seolah hendak berkorban, menggenggam erat pegangan di atap mobil bagai itu adalah jerami terakhir yang menyelamatkan nyawanya. 　　Si Xiaonan di kursi belakang menutup mata, bergoyang-goyang mengikuti guncangan bodi mobil seperti boneka, sudah benar-benar menyerah. 　　"Qiye, sekarang kau satu-satunya orang di pesawat. Tugas menyelamatkan nyawa Wen Qimo dan penumpang lainnya hanya bisa kau emban." Suara Chen Muye terdengar sangat tegang, "Aku tahu ini terlalu sulit untuk pemula yang baru lulus sepertimu, tapi kami tidak punya pilihan lain..." 　　Pesawat terlalu tinggi dari tanah. Meski seluruh anggota Tim 136 ingin membantu Lin Qiye, hampir mustahil dilakukan. Apalagi ada ratusan nyawa di pesawat - satu kesalahan kecil akan berakhir dengan ledakan dan kematian massal. 　　Belum lagi reruntuhan pesawat yang jatuh akan menghancurkan gedung apartemen warga, menyebabkan korban jiwa yang jauh lebih besar! 　　"Siap." 　　Suara tenang Lin Qiye kembali terdengar di saluran komunikasi. 　　Di lantai, mendengar jawaban tenang ini, tangan Hongying yang menggenggam setir semakin erat diremas hingga ruas-ruasnya memucat. Matanya menatap tajam pesawat yang melintas di langit, penuh kekhawatiran di pandangannya. 　　Bukan hanya dia, setiap anggota Tim 136 juga menahan napas dengan jantung berdebar-debar. 　　Pada dasarnya, Lin Qiye hanyalah anggota baru biasa level "Kolam" yang baru lulus pelatihan. Menghadapi tugas seberat ini sendirian jelas terlalu berisiko. 　　Tiba-tiba, sepertinya Lin Qiye teringat sesuatu. Suaranya kembali terdengar: 　　"Ngomong-ngomong, aku belum sempat memberitahumu... Sebenarnya saat lulus Pelatihan Terpusat, aku adalah juara pertama." 　　Setelah mengatakan itu, Lin Qiye di pesawat melepas headset dan memasukkannya ke saku. 　　Ia menengadah dan melihat An Qingyu sedang menatapnya dengan ekspresi aneh. 　　"Ada apa?" Lin Qiye bertanya sambil mengerutkan kening. 　　"Apa kamu selalu suka berpura-pura keren seperti ini?" An Qingyu ragu sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Jujur saja, keliatannya agak dipaksakan." 　　Lin Qiye: ... 　　Lin Qiye mengabaikan candaan An Qingyu. Ia mendorong pintu toilet dan langsung keluar. 　　Kekuatan spiritualnya telah memindai seluruh lingkungan sekitar. Saat memasuki kabin penumpang, wajah-wajah penumpang sama sekali tidak tegang. Malah, suara riang anak-anak terdengar di mana-mana. Suasana di kabin jauh lebih hidup dari yang dibayangkannya. 　　“Hanya beberapa orang yang melihat ke luar jendela, tampaknya bingung, mengapa pesawat belum terbang naik ke langit.” 　　Lin Qiye melihat pemandangan di hadapannya, tampak berpikir mendalam. 　　Ternyata, bos kedai minuman itu tidak membajak seluruh pesawat seperti yang dibayangkan Lin Qiye, melainkan mengontrol pilot di ruang kemudi tanpa sepengetahuan penumpang. 　　An Qingyu kemudian keluar, dia bisa merasakan samar-samar tatapan aneh beberapa orang sekitar yang melihat dua pria keluar dari toilet bersama. 　　Dia mengabaikan mentah-mentah pandangan itu, bertanya dengan tenang, "Di ruang kemudi?" 　　"Seharusnya begitu." Lin Qiye mengangguk, langsung melangkah menuju arah hidung pesawat. 　　Sambil berjalan, Lin Qiye mengalihkan pandangannya ke jendela. Kini pesawat hampir memasuki radius upacara. 　　"Pramugari pasti juga sudah dikendalikan." An Qingyu berbicara datar, "Kita sudah melewati setengah pesawat, seharusnya sudah ada pramugari yang menyuruh kita kembali ke kursi, tapi kenyataannya tidak." 　　Lin Qiye mengangguk setuju. Dalam persepsi mentalnya, tidak ada satupun pramugari yang terdeteksi. 　　Keduanya menerobos kelas utama, mendekati bagian hidung pesawat. Tirai biru keabuan memisahkan hidung pesawat dengan kelas utama, menghalangi pandangan penumpang lain. 　　Di kelas utama, beberapa penumpang yang tersisa terbaring di kursi mereka, setengah tertidur. 　　An Qingyu tidak langsung sembarangan menarik tirai dan maju, melainkan menoleh ke Lin Qiye. Lin Qiye menggelengkan kepala, bola matanya menyipitkan. 　　“Pramugari sudah dikendalikan, tepat di balik tirai ini, tapi kondisi di kokpit... agak melebihi perkiraan...” Alis Lin Qiye berkerut halus, “Selain bos bar itu, ada dua 'misteri' di sisinya. Satu dari penampilannya mirip 'Sepuluh Potong Hantu Anak', satunya lagi dia segel dalam kristal, dalam kondisi hampir mati.” Chapter 0232: Satu Orang Satu 　　“Ternyata begitu.” An Qingyu sepertinya paham sesuatu, mengangguk, “Lalu, apa rencanamu selanjutnya?” 　　Lin Qiye merenung sejenak, “Aku punya rencana, tapi sebelum itu, kita harus menangani penumpang kelas utama dulu.” 　　“Menangani?” An Qingyu mengangkat alis, “Kalian Penjaga Malam, masih melakukan hal seperti ini?” 　　“...Maksudku, sementara buat mereka menutup mata dan mulut, agar tidak membuat keributan.” Lin Qiye berkata dengan pasrah. 　　“Oh, ini jadi lebih mudah.” 　　An Qingyu berbalik, bola matanya diselimuti kilauan aneh. Pada momen berikutnya, seluruh penumpang kelas utama bergetar halus lalu pingsan total. 　　“Area larangan kategori kontrol mental?” Lin Qiye mengangguk, “Waktu mencuri tiga mayat itu, kamu juga mengelabui dokter forensik dengan cara ini ya?” 　　An Qingyu tersenyum malu-malu. 　　Lin Qiye memandang ke arah tirai, berkata dengan tenang, “Sekarang giliranku...” 　　…… 　　Di dalam kokpit. 　　“Dua pilot duduk dengan pandangan kosong di kursi pengemudi, secara mekanis mengontrol instrumen di tangan mereka, membuat pesawat terus berputar-putar di ketinggian rendah.” 　　Di radio, panggilan dari menara kontrol terus bergema, namun tak ada jawaban. 　　“Memanggil xxxx, ini posko komando darat, segera kembalilah, ulangi, segera kembalilah...” 　　Braak——!! 　　Suara tembakan menggema, percikan api menyembur dari radio, suara terdistorsi beberapa saat sebelum akhirnya benar-benar menghilang. 　　Pemilik bar dengan santai memainkan pistol di tangannya, duduk tak peduli sekeliling di lantai kokpit sambil menguap lebar. Di hadapannya, Wen Qimo terpaku di dinding kokpit dengan keempat anggota tubuhnya tertancap paku. 　　“Ribut sekali, bukan?” Pemilik bar tersenyum. 　　Wen Qimo mengerutkan alis, melirik sang pemilik bar lalu melihat Jitong Shixie yang berdiri di hadapannya dengan pisau pendek dan tawa sadis, lalu berkata tenang: 　　“Ini tak ada artinya. Ini hanya pesawat kecil. Sekalipun kau korbankan aku dan semua penumpang, jiwa kami tak cukup untuk menyelesaikan ritual.” 　　“Benar, memang tak cukup.” Pemilik bar mengangguk, melepas magazen dari pistol lalu memasangnya kembali seperti pria paruh baya yang sedang bosan, “Tapi bagaimana jika ditambah orang-orang di darat?” 　　Wajah Wen Qimo sedikit muram, “Kau ingin jatuhkan pesawat ini ke kawasan permukiman? Kau gila?!” 　　“Agar yang agung 【Bel Crand】 bangkit kembali, mempersembahkan nyawa dan jiwa mereka adalah kehormatan bagi mereka.” Sang pemilik kedai mengulurkan tangan, perlahan mengusap bola kristal sebesar telapak tangan di sampingnya. Di dalam bola kristal itu tersegel serangga seukuran kuku jempol, tak bergerak seperti mayat. 　　Tatapan sang pemilik kedai pada serangga itu dipenuhi kekaguman dan kegairahan fanatik. 　　“【Bel Crand】?” Wen Qimo tertegun mendengar nama itu, “Serangga itu?” 　　Yang membuat Wen Qimo terkejut bukanlah serangga itu sendiri, melainkan namanya: Bel Crand... Ini jelas nama Barat, sementara negara-negara Barat telah ditelan kabut sejak seratus tahun silam. 　　“Serangga?!” Wajah pemilik kedai berubah. Ia berdiri perlahan, menekan laras pistol ke dagu Wen Qimo, “Bel Crand yang Agung adalah misteri perkasa dari Kabut Barat! Penguasa nafsu dan jiwa! Di masa kejayaannya, hanya sepuluh menit baginya untuk membuat seluruh penduduk kota saling bunuh! Makhluk sehebat ini pantaskah dinodai oleh Penjaga Malam kerdil sepertimu?!” 　　Wen Qimo memandang tenang sang pemilik kedai, “Cuma serangga sekarat yang kabur dari Kabut Barat. Pantaskah menyandang gelar 'yang Agung'?” 　　Di mata pemilik bar meledak amarah tak berujung, urat menonjol di lehernya menegang, laras pistol menahan dagu Wen Qimo dengan erat, seolah pelatuk akan ditarik pada momen berikutnya. 　　Sejenak kemudian, ia melepaskan pistol pelan-pelan, mencemooh sambil berbicara: "Bagus, berani memancing kemarahan saya dengan cara ini untuk merusak upacara..." 　　Pemilik bar mendekati dua pilot, menunduk melihat ke bawah untuk memastikan pesawat telah mencapai radius target, senyuman dingin muncul di sudut mulutnya. 　　Pukul 3:29 subuh. 　　"Mulai potong jari-jarinya pelan-pelan...Perlambat prosesnya, biar dia merasakan lebih banyak sakit!" Pemilik bar berbalik, berkata pada Sepuluh Potong Hantu Kecil yang berdiri penuh semangat di hadapan Wen Qimo. 　　Sepuluh Potong Hantu Kecil langsung menjadi emosional, lengan kurusnya menggenggam erat pisau pendek, mulai menggerakkan pisau di atas jari Wen Qimo, matanya penuh kekaguman. 　　Wen Qimo pelan-pelan menutup kelopak matanya, "Sayang sekali, upacaramu ditakdirkan gagal." 　　"Oh?" Pemilik bar mengangkat alis, "Jangan-jangan kau mau bunuh diri? Ha ha, sekarang keempat kaki sudah kukunci rapat, kecuali kau menyembunyikan racun di mulut, sama sekali tak mungkin bunuh diri. Jangan coba-coba melakukan hal bodoh seperti menggigit lidah sampai mati, cara itu sama sekali tak mematikan." 　　"Aku tak pernah berpikir bunuh diri." Wen Qimo menggelengkan kepala, "Aku hanya percaya pada rekan satu timku." 　　“Rekan satu tim? Hahahaha……” Pemilik kedai alkohol tidak tahan tertawa, “Kumpulan bodoh itu masih duduk menunggu di tanah, berharap aku pergi ke kompleks perumahan untuk membunuh orang, siapa yang akan datang menyelamatkanmu?” 　　“Benarkah?” Senyum tipis mengembang di sudut mulut Wen Qimo. 　　Pada momen berikutnya, kegelapan pekat merambat dari dinding di belakangnya, dalam sekejap menyelimuti seluruh tubuhnya. Empat paku besi yang menembus tubuhnya mulai bergetar, lalu terlepas dengan sendirinya! 　　Keempat paku berdarah itu berbalik arah di langit-langit, melesat seperti kilat menuju pemilik kedai alkohol! 　　Melihat pemandangan aneh di hadapannya, pupil mata pemilik kedai menyempit tiba-tiba. Dengan gesit dia menghindar, namun kabin yang sempit dipenuhi peralatan menghalangi gerakan. Setelah berhasil menghindar dari tiga paku, paku terakhir akhirnya menusuk pelipisnya, membuatnya terjatuh keras ke lantai. 　　Wen Qimo yang kehilangan penopang tubuh langsung terjatuh. Darah mengalir deras dari tangan dan kakinya. Bersamaan dengan itu, Shi Qie Gui Tong yang hendak memotong jarinya tertegun, mengayunkan pisau pendek hendak menebas tangannya. 　　Tit-tit-tit, password benar! 　　Di saat genting itu, kunci password kabin terbuka. Sebilah pedang es menyembul dari balik pintu, dengan mantap menahan pisau pendek Shi Qie Gui Tong. 　　An Qingyu yang mengenakan hoodie menyelimuti seluruh wajahnya dalam bayangan gelap, dengan gerakan pergelangan tangan yang cepat ia melontarkan Sepuluh Potongan Hantu Anak yang kurus hingga terdorong mundur beberapa langkah, si menatapnya dengan waspada sambil menggeramkan giginya. 　　Lin Qiye mendekati Wen Qimo, dengan sekali sapuan kekuatan spiritual ia langsung memahami kondisi lukanya. Luka tersebut cukup dalam namun tidak mematikan, hanya saja untuk sementara waktu kemampuan bergeraknya terbatas. 　　“Aku tidak apa-apa.” Wen Qimo menyeringai kesakitan sambil mengeratkan gigi dan tersenyum, pandangannya tertuju pada bayangan orang bertudung di kejauhan, “Dia itu……” 　　“Seorang teman, bisa dibilang penolong yang kuminta datang.” Lin Qiye ragu sejenak sebelum berkata. 　　An Qingyu mengangkat alisnya sambil menekan suaranya, “Kalau dia penolong, pasti harus ada bayaran kan?” 　　Lin Qiye berdiri, menatap Sepuluh Potongan Hantu Anak dan serangga dalam kristal itu lalu berkata dengan tenang: 　　“Dua mayat ini, masing-masing ambil satu.” Chapter 0233: Dikoreksi 　　“Ya? Kau juga tertarik pada mayat?” An Qingyu langsung menunjukkan ketertarikan. 　　“Jangan samakan aku dengan orang gila sepertimu.” Lin Qiye mengangkat bahu, “Aku hanya punya kegunaan lain untuknya.” 　　“Baiklah, kupikir dapat satu lagi teman sejati…” An Qingyu menggelengkan kepala dengan penyesalan, pandangannya tertuju pada bos kedai minuman yang perlahan bangkit, “Tapi, orang dengan Regenerasi Super tidak akan mudah mati begini.” 　　Lin Qiye meletakkan tangan di gagang pedang di pinggangnya, “Aku tahu.” 　　Paku besi di pelipis pemilik kedai alkohol terpental keluar, lubang darah menyembuh dengan kecepatan yang terlihat jelas. Dia menyipitkan mata menatap kedua tamu tak diundang di hadapannya, ekspresinya tampak muram. 　　“Menarik... Bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?” 　　“Asalkan menyimpulkan bahwa kamu adalah pelakunya, ditambah sedikit imajinasi liar, menemukanmu sepertinya bukan hal sulit.” Lin Qiye berkata dengan tenang. 　　Alis pemilik kedai berkerut halus, “Seharusnya tidak ada jejak yang kutinggalkan.” 　　“Tidak ada jejak sama sekali?” An Qingyu tertawa kecil, “Sejujurnya, ide skenariomu cukup bagus, tapi kemampuan menangani detail bahkan tidak sehebat ular.” 　　Lin Qiye melanjutkan dengan tenang, “Awalnya, kamu benar-benar berhasil membohongi semua orang, membuat kami mengira serangkaian kasus eksekusi ini adalah ritual persiapan untuk promosi 'misteri', sehingga secara refleks mengabaikan kemungkinan keterlibatan manusia. 　　Pada tiga kasus pertama, kamu hanya memalsukan TKP seolah-olah kasus pembunuhan berantai oleh pelaku mesum, tanpa meninggalkan informasi apapun terkait 'misteri' untuk mencegah 'Penjaga Malam' mengetahui maksudmu lebih dulu dan mengintervensi sebelum ritual terakhir, sehingga merusak rencanamu. 　　Saat eksekusi keempat, kamu menyadari momen yang tepat telah tiba, lalu menggunakan rekaman video dan putar balik untuk menciptakan 'misteri' tak dikenal yang sebenarnya tidak ada, langsung menarik perhatian 'Penjaga Malam' untuk turun tangan menyelidiki. Tujuanmu adalah membuat mereka menyadari keberadaan ritual di fase ini, lalu menyimpulkan lokasi ritual terakhir.” 　　Tentu saja, kamu sepenuhnya bisa membuat kasus pembunuhan keempat sebagai kasus pembunuhan mesum untuk menyelesaikan ritual terakhir secara diam-diam, tapi kamu tidak melakukannya. 　　Di satu sisi, kamu khawatir kekuatan jiwa yang dipersembahkan pada tahap terakhir tidak cukup, membutuhkan jiwa Pemilik Area Larangan untuk memulihkan 【Bell Crand】 dengan lebih baik. Di kota ini hanya ada beberapa Pemilik Area Larangan, semuanya berada di antara Penjaga Malam. Jadi kamu menggunakan kebohongan yang cerdik untuk menipu seorang Penjaga Malam yang tidak terlalu kuat tapi juga tidak lemah. 　　Aspek kedua... adalah karena kamu ingin memanfaatkan ritual terakhir untuk mengeksekusi semua Penjaga Malam di kota ini sekaligus! 　　Adapun caranya... mungkin 600 kilogram bahan peledak yang terbaring di ruang kargo?" 　　Saat Lin Qiye mengatakan ini, An Qingyu dan Wen Qimo tertegun, sorot mata mereka penuh keheranan. Hanya wajah pemilik bar yang langsung menjadi pucat pasi. 　　Sejak awal saat bersama A Zhu menempel di ekor pesawat, kekuatan spiritual Lin Qiye telah mendeteksi sejumlah besar bahan peledak di ruang kargo. Ia langsung memahami maksud pihak lawan. Cara pihak lawan mengantarkan bahan peledak ini ke pesawat tanpa disadari siapapun, tidak sulit bagi seseorang yang membawa misteri terkait kemampuan mental. 　　“Dari awal, kamu sudah berencana menjatuhkan pesawat ini ke kompleks perumahan yang dijaga oleh Penjaga Malam. Setelah menyebabkan banyak korban jiwa, para Penjaga Malam lain pasti akan langsung datang. Lalu kamu bisa... Dor! Aku tidak tahu apakah dalam ritual ini, mempersembahkan jiwa-jiwa kuat yang cukup banyak bisa meningkatkan tingkat kemajuan. Jika bisa, mungkin mempersembahkan semua Penjaga Malam akan meningkatkan kekuatan 【Bell Crand】 ke tingkat yang menakutkan! Bahkan langsung naik ke tingkat 'Wu Liang' seharusnya bukan hal sulit.” 　　Ekspresi Lin Qiye sangat tenang, “Harus diakui, skenariomu sangat bagus. Sambil menyelesaikan ritual, kamu juga bisa membantai semua Penjaga Malam di satu kota sendirian. Tapi sayang, terlalu banyak celah yang kamu tinggalkan. 　　Saat resepsi alkohol, untuk menjauhkan diri dari kasus ini, kamu sengaja minum banyak di depan kamera guna menciptakan efek sudah mabuk. Tapi di sisi lain, alkohol juga membuat otakmu mati rasa sehingga membuat banyak kesalahan kecil. 　　Contohnya, saat menyelesaikan ritual pembunuhan Sun Xiao di ruang bawah tanah, kamu keliru dalam langkah-langkahnya: terlebih dulu menyuruh Shí Qiē Guǐ Tóng memotong jari-jarinya, baru kemudian menyadari belum menahannya di bidang dinding, lalu terburu-buru memakunya ke dinding sebelum membunuhnya. 　　Tentu saja, tidak ada urutan khusus dalam ritual, dan dalam rencanamu kita sama sekali tidak akan menemukan ruang bawah tanah ini. Jadi mungkin ini bukan kesalahan bagimu, hanya insiden kecil saja. 　　"Tapi kamu melewatkan satu poin. Karena saat memotong jarinya, seluruh tubuhnya terbaring di lantai, maka arah pemotongan jari berbeda dengan kondisi normal. Begitu juga dengan arah paku saat menahan telapak tangannya. Dengan membandingkan arah penahanan telapak tangan di rekaman video, kita bisa menemukan titik kontradiksi." 　　"Dengan temuan ini, tidak sulit menyimpulkan bahwa rekaman video itu bermasalah." 　　Lin Qiye melirik An Qingyu, melanjutkan, "Aku akui, ada unsur keberuntungan dalam kejadian selanjutnya. Mungkin kau takkan menyangka ada orang mesum dengan kemampuan regenerasi supercepat yang nekat menggunakan tubuhnya sendiri sebagai model untuk mensimulasikan isi rekaman, sehingga berhasil menemukan rahasia pemutaran terbalik... Seandainya aku yang di posisimu, aku juga takkan terpikir. Tapi begitu rahasia rekaman terungkap dan lokasi kejadian pertama ditemukan, pelakunya bisa diidentifikasi... yaitu kamu." 　　Setelah Lin Qiye selesai berbicara, kabin pesawat diliputi kesunyian maut. Bos kedai minum menatap tajam Lin Qiye. Setelah lama, akhirnya dia berbicara pelan: 　　"Tak kusangka Kota Cangnan kecil ini... ternyata menyimpan makhluk luar biasa seperti ini..." 　　"Koreksi." An Qingyu diam-diam mendorong kacamatanya, mengacungkan dua jari, "Dua." 　　Bos kedai minum: ... 　　Dia melirik jam, wajahnya langsung berubah muram. Dengan penuh kemarahan dia melotot ke arah Lin Qiye, lalu berpaling ke Jie Gui Tong: 　　"Bunuh mereka! Aku akan melanjutkan upacaranya!" 　　"Jūki Onidō mengaum keras, tubuhnya bergerak-gerak hebat. Dalam sekejap mata, tubuhnya berpisah menjadi sosok yang persis sama, lalu berpisah lagi menjadi empat, kemudian terus berpisah... 　　Beberapa detik kemudian, kokpit dipenuhi Jūki Onidō yang mengayun-ayunkan pisau pendek di tangan mereka dengan kecepatan luar biasa, tepat sepuluh ekor. 　　Kokpit sempit yang dipenuhi begitu banyak Jūki Onidō hampir tak menyisakan ruang kosong. Lin Qiye bertiga langsung terkepung! 　　Lin Qiye yang membopong Wen Qimo mengerutkan alisnya, sementara An Qingyu di sisi lain terlihat seperti menemukan harta karun langka, matanya bersinar-sinar! 　　"Yang ini serahkan padaku, kau tangani bos itu." Embun es muncul di telapak tangan An Qingyu. Ia menjilat bibirnya, wajah malu-malunya dipenuhi kegembiraan. Chapter 0234 Kamu Tidak Mungkin... 　　"Baik." Lin Qiye mengangguk. 　　Tiba-tiba, bos bar menarik paksa seorang pilot yang terdiam dari kursinya, menghantamkannya ke dinding samping. Paku besi di tangannya kasar menusuk anggota geraknya, menancapkannya di bidang dinding. 　　Saat hendak menebas jari pilot dengan pisau kecil dari pinggangnya, dua dentang pisau jernih bergema! 　　Qiang——!! 　　Tubuh Lin Qiye melayang seperti hantu melewati gerombolan Jūki Kidō yang merayap, kilat dingin di matanya menyala-nyala, pisau langsung menebas tenggorokan bos kedai minum! 　　Wajah bos kedai minum berubah suram, pisau kecil di tangannya tiba-tiba terangkat menahan sabetan pedang Lin Qiye, seluruh tubuhnya terdorong hingga menempel di kaca depan pesawat! 　　Lin Qiye memicingkan matanya, tidak memilih untuk menarik tenaga. Sebaliknya, seluruh kekuatan tubuhnya kembali meledak, pedang lurus lainnya langsung menusukkan retakan di kaca belakang bos kedai minum! 　　Langsung setelah itu, retakan berbentuk sarang laba-laba menyebar rapat di kaca depan. 　　Braak——!! 　　Dentuman ledakan menggema, kaca depan bagian tengah hancur berantakan, angin kencang langsung menerobos masuk ke kokpit sempit. Tekanan udara seketika menyedot dua Jūki Kidō keluar kabin, bersama bos kedai minum yang masih menempel di kaca. 　　Dua Jūki Kidō itu terjatuh dari udara sambil menjerit-jerit aneh, tapi bos kedai minum tidak. Saat terlempar dari kokpit, tubuhnya tiba-tiba stabil dengan postur tidak wajar, seolah ada yang menggenggam pergelangan kakinya dan menahannya erat di hidung pesawat. 　　Alis Lin Qiye berkerut, "Benang?" 　　Dalam persepsi mentalnya, saat bos kedai minuman terbang keluar dari kabin kemudi, beberapa benang tak terlihat oleh mata telanjang keluar dari ujung kakinya, menembus sol sepatu, menusuk kulit logam hidung pesawat, lalu terpisah menjadi kait-kait kecil yang membuatnya berdiri dengan mantap di sana seperti Spider-Man. 　　Angin kencang tanpa henti menerobos masuk ke kabin kemudi. Untungnya An Qingyu sudah mengunci pintu sebelum masuk, atau penumpang di kabin pasti sudah panik sekarang. 　　Sorot mata Lin Qiye penuh tekad bulat. Kaki kanannya menginjak ringan panel kendali, seluruh tubuhnya melayang keluar dari jendela kaca yang pecah bagai tak berbobot, menyusul bos kedai minuman ke luar pesawat! 　　Pisau biru muda pedang lurus menggesek udara yang berputar kencang, menimbulkan dengungan menusuk, lalu kilat menebas ke arah bos kedai minuman! 　　Bos kedai minuman mencemooh, ujung jarinya terbuka mengeluarkan sepuluh benang transparan yang seperti ular berbisa, terbang menusuk tubuh Lin Qiye tanpa hambatan angin! 　　Tubuh Lin Qiye terhenti sejenak. Persepsi mentalnya yang peka menangkap lintasan sepuluh benang. Dua pedangnya menghentikan serangan, beralih menari-nari di hadapannya untuk menahan benang tak beres ini. 　　Sssst——!! 　　“Ujung benang bertabrakan dengan pedang lurus, memercikkan bunga api halus yang beruntun. Benang ini entah terbuat dari bahan apa, terkadang lembut seperti air, terkadang keras seperti logam!” 　　Tubuh Lin Qiye terguncang oleh serangan tiba-tiba ini, pusat gravitasinya bergeser sedikit. Udara yang berputar kencang menerbangkannya hingga terhuyung mundur beberapa langkah, baru bisa menstabilkan posisi setelah berdiri di area melebihi setengah bagian atas pesawat. 　　Si bos kedai mencemooh, melangkah mendekati Lin Qiye selangkah demi selangkah. Setiap langkahnya, benang di bawah kakinya mencengkeram erat badan pesawat, mempertahankan keseimbangan tubuhnya bahkan di tengah terpaan angin ganas. 　　Lin Qiye mencondongkan tubuhnya ke depan, menurunkan pusat gravitasi sekaligus mengurangi area kontak langsung dengan angin. Matanya tak lepas menatap sang bos kedai di hadapannya. 　　“Jinxu?” 　　Sudut mulut bos kedai naik tipis, “Hanya Jinxu urutan rendah yang tak berguna.” 　　Ia mengangkat telapak tangan, ujung-ujung benang yang rapat menyembul dari kulit telapak tangannya, membentuk pisau pendek transparan di udara. Meski tak berbobot, ketajamannya luar biasa. 　　“Urutan 351,【Benang Misterius】. Dengan menyuntikkan kekuatan spiritual, bisa diperpanjang, dibelah, dan dikeraskan sesuka hati. Bagi yang lain mungkin tak berguna, tapi bagi yang punya regenerasi supercepat seperti aku, ini senjata terkuat yang menyatu dengan tubuhku.” 　　Usai berkata, tubuhnya melesat cepat mendekati Lin Qiye! 　　Lin Qiye pelan-pelan menutup kedua matanya, sepenuh hati berkonsentrasi pada persepsi mentalnya, memprediksi setiap lintasan serangan benang. Kedua pedang lurus di tangannya sekilas terayun! 　　Dang dang dang dang——!! 　　Bunyi benturan bergema tak henti, kecepatan pedang lurus begitu tinggi hingga hanya menyisakan bayangan samar. Cahaya bulan yang terang memantul dari bilah pedang, seolah membentuk dinding cahaya rapat di hadapannya! 　　Wajah pemilik bar mulai berubah. Sejak mendapatkan 【Benang Misterius】, biasanya dia bisa dengan mudah menghancurkan segalanya dalam diam. Kebanyakan korban bahkan tak tahu apa yang sebenarnya membunuh mereka. 　　Tapi pemuda di hadapannya ini tidak hanya bisa menebas setiap benang dengan presisi, bahkan mulai memahami ritme serangannya dan mulai melakukan serangan balik berhati-hati! 　　Pada momen berikutnya, kegelapan malam tiba-tiba menjadi lebih pekat di sekitar Lin Qiye. Bilah pedang lurus menyemburkan kilau hitam, memotong belasan benang misterius sekaligus dan mendarat mantap di dada pemilik bar! 　　Hah——! 　　Kilau pedang melintas, semburan darah deras menyembur dari luka mengerikan yang dalamnya bahkan memperlihatkan tulang rusuk. Wajah pemilik bar berubah pucat, tubuhnya mundur beberapa langkah sementara jaringan ototnya memperbaiki diri dengan kecepatan yang terlihat jelas. 　　Dua detik kemudian, darah di dada berhenti mengalir. Lima detik kemudian, luka berdarah yang mengerikan telah diperbaiki hingga hanya tersisa bekas samar. Tujuh detik kemudian, luka mematikan bagi orang biasa itu sudah menghilang tanpa jejak. 　　"Benar-benar merepotkan." Lin Qiye mengerutkan alisnya. 　　Kemampuan regenerasi supercepat di area larangan lawan sangat tidak menguntungkan bagi ahli pertarungan jarak dekat sepertinya. Setelah sekali tebasan, lawan bisa pulih seperti sedia kala dalam waktu singkat. 　　Lin Qiye menarik napas dalam-dalam. Angin kencang menerpa jubahnya hingga berkibar-kibar. Langkah kakinya berubah cepat, jarak dengan pemilik kedai minum semakin menyempit. 　　Pemilik kedai kali ini lebih cerdik. Ia sadar tak mungkin menang dalam duel jarak dekat melawan Lin Qiye. Dengan gesit ia menyambar pistol dari pinggangnya dan menarik pelatuk ke arah Lin Qiye. 　　Braak braak braak——！ 　　Tiga tembakan berturut-turut terdengar. Pupil mata Lin Qiye menampakkan kilatan hitam. Tiga peluru terperangkap dalam kegelapan di sekujur tubuhnya, tak bisa maju seinci pun. 　　Pemilik kedai tertegun, belum sempat memahami situasi, pedang Lin Qiye sudah menyambar di depan matanya! 　　Benang-benang tipis kembali menyembul dari tubuhnya! 　　Setelah puluhan kali tebasan, Lin Qiye menyambar celah kesempatan. Bilah pedangnya kembali berpendar hitam, merobek beberapa helai benang sebelum menebaskan sabetan melintang tajam! 　　Pisau biru muda menggores udara, dalam sekejap mata, pedang lurus mengiris tenggorokan bos kedai minuman, sebuah kepala terlempar tinggi…… 　　Langsung setelah itu, puluhan benang merayap keluar dari bekas potongan leher, menggenggam kepala yang melayang di langit-langit, dengan cepat ditarik untuk memasang kembali kepala ke lehernya. 　　Bekas potongan halus perlahan menghilang, mata penuh ketakutan bos kedai minuman kembali bersinar, wajah pucatnya mulai menunjukkan semburat darah. 　　Dia hidup kembali! 　　Dia membuka mulut dan tertawa terbahak-bahak, "Kamu tidak mungkin..." 　　Su——!! 　　Sekali lagi pedang diayunkan, kepala bos kedai minuman kembali terpental... Chapter 0235 Domba yang Taat 　　Di dalam kabin pesawat. 　　Angin kencang menerobos kokpit, kehilangan satu pilot sementara pilot lain yang dikendalikan mental terganggu oleh angin sehingga tidak bisa beroperasi normal, seluruh badan pesawat berguncang hebat. 　　An Qingyu mengerutkan alisnya, pedang es di tangannya menangkis dua boneka pemotong Oni, mundur ke kaca pecah sambil menempelkan telapak tangan di tepian yang retak. Embun beku menutupi celah kaca depan, badai di kokpit akhirnya mereda. 　　Su——! 　　Dalam kesempatan singkat itu, tiga boneka pemotong Oni menerkam tubuhnya, sambil tersenyum mengerikan terus-menerus menusukkan pisau pendek ke tubuhnya! 　　Darah menyiprat ke kacamata An Qingyu, wajah putih bersihnya tidak menunjukkan rasa sakit sama sekali, malah semakin bersemangat. Pedang es di tangannya diayunkan secepat kilat, langsung memutus kepala salah satu Shí Qiè Guǐ Tóng! 　　"Kelemahan ada di leher dan tulang ekor ya..." Lensa berdarah itu memantulkan cahaya putih, kilau abu-abu di matanya berkedip sesaat, langsung menembus kelemahan Shí Qiè Guǐ Tóng. 　　Kilau pedang berputar, dingin menusuk menyebar. Jas panjang hitamnya sudah penuh sobekan darah, tapi gerakannya tak melambat sedikit pun, bagai mesin pembantaian yang tak kenal lelah. 　　Matanya melirik jam sebentar. 　　Pukul 3:32 subuh. 　　Sekarang bos bar masih bertarung dengan Lin Qiye di luar pesawat. Jika tidak ada halangan, upacara seharusnya tidak bisa dilanjutkan. 　　Yang tak disadari siapa pun, bola kristal yang menggelinding ke sudut kokpit mulai memancarkan cahaya merah datar dari serangga sebesar ibu jari di dalamnya... 　　Di saat bersamaan, di kabin kelas utama. 　　Beberapa penumpang yang dibuat pingsan oleh An Qingyu perlahan membuka mata, bangkit seperti robot, berjalan serempak menuju satu sisi dinding kabin. 　　Mata mereka juga memancarkan cahaya merah samar. 　　Seorang pemuda mendekati dinding, mengangkat tangan kaku. Yang lain menahan kaki-tangannya, mengangkat tubuhnya hingga kaki tak menyentuh lantai. 　　“Seorang wanita berjalan ke area kerja pramugari, mengambil pisau kecil dari laci, kembali ke kelas utama, berjongkok, dan mulai memotong jari-jari anak muda dengan pisau kecil di tangannya perlahan-lahan……” 　　“Anak muda itu tetap ditekan ke tembok, tanpa ekspresi menatap ke depan, bagai domba kurban yang patuh.” 　　“Tidak ada jerit kesakitan, teriakan minta ampun, atau teriakan, seluruh kabin kelas utama sunyi mencekam.” 　　…… 　　“Lantai.” 　　“Mobil hitam berhenti mendadak di pintu kompleks perumahan. Hongying melompat turun dari kursi pengemudi dengan gesit, sementara Wu Xiangnan dan Si Xiaonan berjalan goyah ke depan dengan wajah pucat.” 　　“Wu Xiangnan menatap pesawat yang berputar-putar di ketinggian rendah, memastikan waktu, lalu berkata:” 　　““3:33, waktu untuk memulai upacara.”” 　　“Hongying menghela napas, “Entah bagaimana kondisi Qiye di sana.”” 　　““Lumayan, dia berhasil menahan bos kedai minuman.” Suara Leng Xuan terdengar dari headset.” 　　“Hongying tertegun, “Kamu tahu dari mana?”” 　　“Leng Xuan yang berdiri di puncak gedung perlahan menurunkan teleskop di tangannya, “Karena mereka sedang bertarung di pesawat.”” 　　““Aku tahu mereka ada di pesawat.”” 　　““……Di atas, pesawat.”” 　　“Ketiganya terpaku, tiba-tiba menengadah. Dengungan pesawat yang terbang rendah menyapu kepala mereka. Di puncak pesawat, dua bayangan manusia terlihat bertarung dalam terpaan angin.” 　　“Mulut Hongying menganga lebar, matanya dipenuhi keterkejutan.” 　　““Waduh... Ini keterlaluan hebat!!”” 　　…… 　　Di bawah langit yang gelap gulita, dua bayangan manusia berdiri di atas pesawat. Cahaya gemerlap kota di bawah kaki mereka bagaikan monster neon yang merangkak di atas tanah. Di telinga, dengungan mesin pesawat bergemuruh seperti raungan binatang buas yang memekakkan telinga. 　　Angin kencang menerbangkan jubah merah tua hingga berkibar-kibar. Lin Qiye memegang dua pisau yang bilahnya telah basah oleh darah. Dengan gerakan santai diayunkannya pisau itu, percikan darah yang menempel melesat mengikuti angin dan menghujam ke kota mati di bawahnya. 　　Di hadapannya, luka di leher sang pemilik bar sedang menyembuh dengan cepat. 　　Ini adalah tebasan keenam Lin Qiye. Sebelumnya, pemilik bar telah lima kali merasakan kepala terpisah dari tubuhnya. Meski dikenal memiliki kualitas mental yang baik, wajahnya kini pucat pasi. Tatapannya pada Lin Qiye dipenuhi ketakutan. 　　Enam kali dipenggal oleh orang yang sama. Wajah tenang pemuda di hadapannya telah menjadi mimpi buruk sang pemilik bar. 　　"Sial... sial!!" Pemilik bar mundur beberapa langkah refleks saat Lin Qiye melangkah maju. Matanya menyala kemarahan dan kepanikan saat ia mengangkat pistol dan kembali menarik pelatuk. 　　Ia tak lagi berani bertarung jarak dekat dengan Lin Qiye. Meski memiliki 【Benang Ajaib】 yang bisa muncul tiba-tiba, dan selama ini mengklaim diri sebagai ahli pertarungan jarak dekat, semua itu hanyalah bahan tertawaan di hadapan Lin Qiye. 　　Krak——！ 　　Laras pistol tidak mengeluarkan peluru, seperti macet, mengeluarkan suara aneh. 　　Mata Lin Qiye menyipit, kegelapan di sekitarnya semakin pekat. Pistol di tangan pemilik bar itu dalam sekejap terurai, seolah ada tangan tak kasat mata yang membongkar semua komponennya. 　　Selama berada dalam radius Divine Ruins Kegelapan Maksimal, semua senjata api bagi Lin Qiye bagaikan kertas rapuh, sama sekali tidak bisa melukainya. 　　"Jancuk!" Pemilik bar mengumpat marah, melemparkan gagang pistolnya. 　　Lin Qiye menggelengkan kepala dalam hati. 　　Dari segi kekuatan spiritual, pemilik bar seharusnya berada di level "Chuan". Tapi pada dasarnya, dia hanya korban kebangkitan tak sengaja Divine Ruins yang bersembunyi di masyarakat. Trik liciknya mungkin hebat, tapi baik teknik bertarung maupun mentalitasnya masih jauh tertinggal dari level "Chuan" sebenarnya. 　　Jika bukan karena [Benang Misterius]-nya, dia hanyalah target hidup yang bisa pulih terus-menerus tanpa kemampuan menyerang sama sekali. 　　Dengan [Benang Misterius], dari segi bahaya pertarungan, dia memang bisa dibilang nyaris mencapai level "Chuan". Tapi sayangnya, benang tak kasat mata ini sama sekali bukan ancaman bagi Lin Qiye. 　　Alhasil, dia harus menerima kekalahan telak dari Lin Qiye yang levelnya justru satu tingkat di bawahnya. 　　Meski kalah telak, membunuh lawan bukanlah hal mudah. 　　“Di bawah pandangan penuh ketakutan pemilik bar, Lin Qiye memasukkan pedang lurus di tangan kirinya ke sarungnya. Di bawah tatapan penuh kebingungan pihak lawan, dia mengulurkan tangan dan menekan udara kosong, sebuah lingkaran sihir panggilan yang megah tiba-tiba muncul.” 　　“Saat cahaya sihir mulai memudar, seekor mumi kecil muncul di hadapan Lin Qiye. Baru saja muncul, tubuhnya hampir tertiup angin keluar dari pesawat, untungnya Lin Qiye cepat-cepat menangkapnya.” 　　“Mumi kecil itu gemetar melihat dirinya berada di ketinggian ekstrim, lalu dengan cepat menempel di punggung Lin Qiye. Kedua tangannya memeluk erat leher Lin Qiye, menunjukkan gaya seolah takkan melepaskan pegangan meski dipukul sampai mati.” 　　“Lin Qiye tersenyum getir sambil mengelus kepala mumi itu, lalu menoleh ke arah pemilik bar. Senyum di wajahnya perlahan menghilang.” 　　““Menurutmu... berapa kilogram bahan peledak yang dibutuhkan untuk meledakkanmu sampai tak tersisa sedikitpun?”” “Chapter 0236 Melompat dari Pesawat” 　　“Mendengar kalimat itu, hati pemilik bar berdebar kencang, muncul firasat buruk yang samar.” 　　“Di saat yang sama, Lin Qiye yang menggendong Mumu sudah mendekatinya dengan kecepatan kilat!” 　　“Pemilik bar mengeratkan gigi, benang di kakinya tertancap kuat di badan pesawat. Tiba-tiba dia melompat ke belakang dan terjun bebas dari puncak pesawat menuju kota di bawah!” 　　“Lin Qiye langsung menyadari maksudnya, senyum sinis muncul di sudut mulutnya. “Mumu.”” 　　““Hei!”” 　　Sehelai perban terbang dari telapak tangan Mumu, membelit badan pesawat sekali putaran, diikat erat di atasnya. Lin Qiye menarik perban, memastikannya cukup kuat, lalu menggendong Mumu dan melompat turun dari pesawat! 　　Angin kencang menderu!! 　　Lin Qiye menggendong Mumu, jatuh bebas di udara. Sensasi tanpa berat yang intens memenuhi pikiran Lin Qiye, tapi ini tidak mempengaruhinya. Di kamp pelatihan, dia sudah lama melakukan latihan serupa. 　　Perban di tangan Mumu masih terus memanjang dengan cepat. Perban di tubuhnya seolah tak ada habisnya. Padahal badannya kecil, perban itu tak kunjung habis meski terus dikendorkan. 　　Di bawah langit malam yang hitam, dua siluet melompat turun dari pesawat secara berurutan, terjun ke kota di bawah. 　　Bersamaan dengan itu, di permukaan tanah. 　　"Dia...dia...dia... mereka berdua melompat dari pesawat!!" Hongying menyipitkan mata, melihat jelas kejadian ini hingga terdiam kaku. 　　Bukan hanya dia, semua anggota Tim 136 menyaksikan pemandangan ini, terkejut oleh tindakan gila Lin Qiye. 　　Leng Xuan meletakkan teleskopnya, berkata dengan tenang: "Tenang, dia mengikat semacam tali di pesawat. Seharusnya tidak apa-apa." 　　Chen Muye menghela napas, menggelengkan kepala sambil tertawa getir. "Anak ini... terlalu gila." 　　…… 　　Di langit malam. 　　Bos kedai yang jatuh bebas melihat Lin Qiye malah mengikutinya, hatinya langsung panik! Awalnya dia melompat dari pesawat untuk menghindari serangan Lin Qiye. Dengan【Benang Aneh】di sisinya, dia bisa kembali ke atas pesawat kapan saja. Tapi dia tak menyangka si gila ini ikut terjun! 　　Tapi segera hatinya tenang kembali. 　　Lin Qiye terlambat melompat. Dengan percepatan gravitasi yang sama, mustahil pihak lawan bisa menyusulnya. 　　Persis saat ide ini muncul di pikirannya, Mumu di punggung Lin Qiye tiba-tiba mengembang. Perban di punggungnya terlepas, memperlihatkan dua penyembur api. 　　Dor——!! 　　Lidah api menyembur deras dari punggung Mumu. Lin Qiye bagai punya roket pendorong, tubuhnya cepat mendekati bos kedai! 　　Bos kedai: !!!! 　　Di bawah tatapan panik bos kedai, Lin Qiye yang jatuh dipercepat mengangkat sedikit sudut mulutnya. Kedua tangannya menggenggam gagang pedang di pinggang, bola matanya memancarkan kilau emas. 　　Qiang——!! 　　Dua pisau terhunus. 　　Di antara gemerlap kota dan langit gelap gulita, siluet merah tua dengan penyembur api melesat sekejap melintasi cakrawala, bagai meteor berapi yang menyilaukan. 　　Langsung setelah itu, dua kilau pedang bertebaran di langit-langit! 　　“【Bos Kedai】...kepala bos kedai kembali dilempar ke udara, benang tak kasat mata menghubungkan kepala dengan leher, hendak menyambungkannya kembali, tiba-tiba tangan kecil berbalut perban muncul dan menarik rambutnya dengan kasar. 　　Tangan kecil lainnya dengan gila-gilaan mengikat bahan peledak di sekitar lehernya. 　　Setelah semuanya selesai, Lin Qiye menggendong pendorong api bermerek Mumu, lalu melesat menjauhi bos kedai. 　　Pada momen berikutnya, ledakan dahsyat yang mengguncang langit dan bumi menyala di langit-langit, sorot api yang menyilaukan bagaikan matahari berkilauan di malam hari, terus membakar lama sebelum akhirnya redup. 　　Potongan daging yang dipanggang menjadi arang berjatuhan dari langit. Dengan jumlah bahan peledak yang dipaksakan masuk ke dalam tubuh lalu meledak dari dalam ke luar, meski memiliki regenerasi super cepat level "Hai", mustahil ia bisa bertahan hidup. 　　Untuk berjaga-jaga, Lin Qiye kembali menyapu area sekitarnya dengan kekuatan spiritual secara teliti. Setelah memastikan tidak ada lagi denyutan kehidupan, Mumu di punggungnya mulai menarik perban dan mereka kembali mendekati pesawat di langit. 　　Bos kedai telah meninggal, tapi urusan tidak berakhir di situ. 　　Di tengah penerbangan, Lin Qiye teringat sesuatu. Ia membungkuk memandang kota di bawah kakinya. 　　“【Benang Misterius】...seharusnya terbawa gelombang kejut ledakan tubuh bos kedai ke tanah.” Lin Qiye menghela napas dengan pasrah. 　　“Meski bukan Jinxu yang hebat, tapi dalam situasi tertentu cukup praktis. Sayangnya, mencari seutas benang tak kasat mata di kota metropolitan, kesulitannya tak kalah dari mencari jarum di tumpukan jerami.” 　　“Kemungkinan besar tidak akan ketemu lagi.” 　　Lin Qiye menggelengkan kepala, tak lagi berpikir panjang, melaju kencang mendekati pesawat. 　　…… 　　Di kokpit. 　　An Qingyu dengan ekspresi datar mengayunkan pedang, membantai anak hantu terakhir dari Sepuluh Potong. 　　Tak lama, mayat-mayat anak hantu lain di kokpit mulai menghilang, hanya menyisakan satu jasad di hadapannya yang sudah tak bernyawa sama sekali. 　　“Inikah tubuh aslinya...” An Qingyu berjongkok penuh minat, mulai mengobservasi mayat anak hantu Sepuluh Potong, sorot mata abu-abunya mulai menyebar. 　　Tiba-tiba, suara ketukan di kaca terdengar. An Qingyu berbalik, melihat Lin Qiye di luar pesawat sedang menghantamkan gagang pedang ke lapisan es di jendela, lalu masuk dengan memanjat. 　　Dengan pasrah, An Qingyu kembali menggunakan es untuk menutup celah, lalu memandang Lin Qiye. 　　“Bos itu sudah diselesaikan?” 　　“Sudah.” Lin Qiye mengangguk, “Sayang Jinxu itu...” 　　“Jinxu?” 　　Lin Qiye menjelaskan secara singkat. Sorot mata An Qingyu tiba-tiba memancarkan cahaya tak biasa. 　　“Selama masih ada di Kota Cangnan, menemukannya hanya masalah waktu.” An Qingyu terlihat sangat tertarik pada 【Benang Misterius】, berkata sambil memicingkan mata. 　　“Sekarang bukan waktunya berdiskusi ini, masih ada satu misteri yang belum terselesaikan, namanya...【Bell·Crand】ya?” Lin Qiye menggunakan kekuatan spiritualnya untuk menyapu, lalu menemukan kristal di sudut ruang kemudi, membungkuk dan mengambilnya. 　　Saat melihat bola kristal ini, An Qingyu dan Lin Qiye serentak tertegun! 　　Di permukaan bola kristal, retakan telah muncul entah sejak kapan, sementara serangga kecil yang sebelumnya terperangkap di dalamnya sudah menghilang tanpa jejak. 　　Alis An Qingyu berkerut halus, sorot mata abu-abu muncul di pupilnya saat mulai menganalisis bola kristal ini, "Dihancurkan dari dalam. Jika tidak ada insiden, seharusnya dia sudah kabur dari sini." 　　An Qingyu menoleh ke Lin Qiye, "Bukannya kau bilang dia hampir mati?" 　　"Sebelumnya memang hampir mati, tinggal satu tarikan napas. Jangankan bisa menghancurkan kristal dan kabur, bertahan hidup saja sudah jadi masalah." 　　Lin Qiye juga mengerutkan kening, "Bagaimana dia bisa pulih secepat ini? Waktu upacaranya sudah lewat, seharusnya tidak mungkin..." 　　Tiba-tiba, Lin Qiye seperti merasakan sesuatu, wajahnya berubah drastis. Dengan kasar dia mendorong pintu ruang kemudi dan langsung menuju kelas utama. 　　Mayat seorang pemuda tergeletak di lantai, sepuluh jarinya telah menghilang. Di dinding sebelahnya terdapat coretan darah segar, sementara di dadanya tertancap pisau kecil yang tajam. 　　Di sudut mulut pucat mayat itu, masih tersisa senyuman tipis. Chapter 0237: Upacara Gagal? 　　"Bukan hanya dia, di dalam kabin kelas utama ini, semua penumpang lainnya telah jatuh di genangan darah. Tidak ada luka lain di tubuh mereka, seolah-olah mereka tertidur, dengan senyum tidak wajar di wajah." 　　An Qingyu mendekat, menganalisis kondisi semua orang dengan teliti, lalu menggelengkan kepala. 　　"Semuanya sudah meninggal. Selama pertarungan kita, orang-orang di sini seharusnya dikendalikan secara mental untuk menyelesaikan sebuah ritual. Hanya dia yang mati karena jantungnya ditusuk pisau, yang lain tewas akibat pembunuhan spiritual." 　　"Bahkan cacing yang sudah disegel dalam kristal dan hampir mati itu masih bisa mengendalikan begitu banyak orang?" Lin Qiye menatap mayat-mayat di lantai, kekuatan spiritualnya langsung menyapu kabin ekonomi di depan, lalu berbicara pelan: "Penumpang di kabin belakang baik-baik saja, sepertinya kontrolnya memiliki radius terbatas." 　　"Mungkin karena situasi memburuk, dia nekat melakukan langkah terakhir." 　　"Meskipun dia membunuh orang terakhir dalam ritual, kekuatan jiwa yang dipersembahkan seharusnya masih jauh dari cukup." Lin Qiye merenung, "Di sini hanya ada enam mayat, enam jiwa orang biasa, tidak mungkin menyelesaikan ritual..." 　　Begitu Lin Qiye selesai bicara, seluruh pesawat tiba-tiba bergetar. Perasaan tanpa bobot yang kuat menyergap, pesawat mulai jatuh dengan cepat ke bawah! 　　Lin Qiye dan An Qingyu saling bertatapan, serentak berseru: 　　"Dia ingin menabrakkan pesawat ini!" 　　Keduanya berlari kencang ke ruang kemudi. Pilot satu-satunya terlihat matanya memancarkan cahaya merah, seperti orang gila, mengendalikan pesawat yang jatuh dengan cepat ke bawah! 　　Gedung apartemen yang rapat membesar dengan cepat di hadapan mata mereka！ 　　Di dalam kabin kemudi, Lin Qiye dan yang lain bisa mendengar jelas teriakan dari kabin penumpang di belakang！ 　　Lin Qiye langsung menebas tengkuk pilot dengan telapak tangan, yang terakhir langsung pingsan. An Qingyu segera mendekati panel kendali dan mulai mengoperasikannya dengan cepat. 　　"Kamu bisa menyetir pesawat?" Lin Qiye bertanya heran. 　　"Bisa." 　　"Sejak kapan bisa?" 　　"Tiga detik kemudian." 　　Kilau abu-abu muncul di sudut mata An Qingyu. Ia menarik tuas kendali ke belakang dengan kuat！ 　　…… 　　Lantai. 　　Pesawat yang berputar-putar tiba-tiba kehilangan kendali, menyambar ke kawasan permukiman. Kejadian tak terduga ini membuat hati semua anggota Tim 136 berdebar kencang. 　　"Kapten, pesawat akan menabrak gedung apartemen!" Wajah Wu Xiangnan sangat tegang. 　　Badan pesawat raksasa membesar cepat di pandangan mata. Suara mesin yang berat menggema di langit. Jika terus begini, paling lama sepuluh detik lagi pesawat akan menabrak permukiman ini！ 　　Korban jiwa yang muncul nanti bisa mencapai ribuan！ 　　Chen Muye menatap tajam pesawat itu. Kerutan di dahinya semakin dalam. Ia mengulurkan tangan ke arah dadanya perlahan, lalu berbicara lirih: 　　"Xiangnan, berapa nomor pesawat itu?" 　　"Apa?" 　　"Nomor pesawat." 　　“Ya xxxxxx, Kapten, kenapa kamu bertanya ini sekarang?” Wu Xiangnan dipenuhi kebingungan, telapak tangannya saat ini sudah basah oleh keringat karena tegang. 　　Chen Muye tidak menjawab, ujung jarinya telah menyentuh sudut suatu benda, menyunggingkan sebagian kecilnya. Dari penampilannya, itu adalah gulungan kulit kambing tua yang menguning. 　　Saat gulungan kulit ini muncul di udara, seolah ada segel yang terbuka, gelombang kekuatan tak beres mulai berhamburan keluar. 　　Bersamaan, pandangan mistis dan samar terpancar dari kehampaan, menggantung di atas seluruh kota, seakan mencari sesuatu. 　　Jarak pesawat jatuh ke kawasan permukiman tersisa tiga detik. 　　Tiba-tiba, tubuh raksasa pesawat menyesuaikan posisi di langit-langit, kasar mengubah arah terjun, menghindar dari permukiman dan belok ke sisi lain, nyaris menggesek atap gedung kawasan itu sambil sayapnya bergetar hebat, lalu badan pesawat mulai perlahan menanjak! 　　Angin kencang dari pesawat membuat pepohonan di kompleks bergemerisik, deru mesin berat seperti gemuruh guntur yang bergema di antara setiap bangunan. 　　Puluhan warga terbangun, menyalakan lampu kamar, penasaran menjulurkan kepala keluar... 　　Saat ini, pesawat sudah mengambil sudut, terbang stabil menuju langit malam. 　　Melihat adegan ini, seluruh anggota Tim 136 menghela napas lega, tanpa sadar punggung mereka sudah basah kuyup oleh keringat dingin. 　　“Kupikir aku akan mati...” Hongying menepuk dada, wajahnya masih dipenuhi ketakutan. 　　Chen Muye berdiri sendirian di atas gedung, memandang pesawat yang semakin menjauh di langit. Ia menghela napas lega panjang, lalu menyimpan gulungan kulit domba kembali ke balik pakaian di dadanya. 　　Sorot mata dari kehampaan itu masih menyapu kota beberapa saat, sepertinya tak menemukan target. Akhirnya, pandangan itu pun menghilang tanpa jejak. 　　…… 　　Di dalam kabin pilot. 　　Lin Qiye akhirnya bisa melepaskan beban di hatinya setelah krisis ini terselesaikan. 　　"Kenapa? Tak percaya padaku?" An Qingyu yang sedang mengendalikan pesawat dengan mahir melirik ke arah Lin Qiye. 　　"Ya." 　　"......" An Qingyu terdiam sejenak, "Lebih baik kau minta pramugari mengumumkan beberapa pengumuman untuk menenangkan penumpang. Kalau tidak, saat mereka menemukan mayat di kelas utama, pasti akan terjadi keributan." 　　Lin Qiye mengangguk setuju. Ia mendekati area istirahat pramugari, membuka tali dan lakban di mulut seorang pramugari. Setelah menunjukkan dokumen kepolisian, sang pramugari langsung kooperatif. 　　"Dikarenakan pengaruh cuaca, pesawat akan melewati arus udara tidak stabil. Harap semua penumpang mengencangkan sabuk pengaman dan tidak berjalan-jalan di kabin..." 　　Suara lembut pramugari menggema di kabin, berhasil meredam kegelisahan sebagian penumpang. Namun banyak juga yang sama sekali tak percaya, lagipula mereka baru saja menyaksikan pesawat hampir menabrak gedung - ini masih disebut arus udara tidak stabil? 　　Lin Qiye kembali membuka tali pramugari lainnya, menyuruh mereka menenangkan penumpang di kabin pesawat dan memberi tahu bahwa pesawat ini akan kembali dalam belasan menit. 　　Terakhir, Lin Qiye mendekati Wen Qimo yang masih lumpuh duduk di lantai. Wen Qimo menatapnya, alisnya sedikit terangkat. 　　"Selesai?" 　　"Tidak tahu." Lin Qiye menggelengkan kepala, "Pemilik bar dan Shíqiè Guǐtóng sudah mati, tapi ritual tetap terselesaikan. Aku tidak tahu apakah jiwa mereka akan diserap ritual. Jika iya, dengan satu tingkat 'Chuān' dan satu tingkat 'Chí', ditambah beberapa mayat di kelas utama... mungkin bisa memenuhi syarat minimum ritual." 　　Wen Qimo mengulurkan tangan seolah ingin menepuk bahu Lin Qiye, tapi melihat telapak tangannya yang masih berlumuran darah, akhirnya menarik kembali tangan sambil tersenyum getir. 　　"Kau sudah menyelamatkan semua orang di pesawat dan kawasan permukiman. Itu sudah cukup bagus. Soal 'misteri' dari kabut Barat itu, sebenarnya ini ranah Tim Khusus 'Fènghuáng'. Mereka yang akan menangani urusan selanjutnya." 　　Lin Qiye tertegun, "Pernah ada 'misteri' dari kabut Barat yang muncul sebelumnya?" 　　"Tentu, meski jumlahnya sangat sedikit. Tapi setiap yang muncul sangat berbahaya, kalau tidak mustahil bisa bertahan di kabut itu. Begitu ada insiden terkait 'misteri' dari kabut Barat, besar kecil apapun, Tim 'Fènghuáng' yang wajib mengambil alih." Chapter 0238 Telepon 　　“Artinya, setiap tim khusus memiliki fungsi yang berbeda?” Lin Qiye bertanya. 　　“Benar.” Wen Qimo mengangguk, “Alasan tim 001 hingga 004 disebut tim khusus adalah karena fungsi mereka berbeda dengan tim penjaga biasa. Misalnya, Tim 'Kostum' 004, tugas mereka adalah memburu misteri kuat yang muncul di kota-kota tertentu dan tidak bisa ditangani oleh 'Penjaga Malam' setempat. Dalam arti tertentu, tugas merekalah yang paling berat. Sedangkan Tim 'Fenghuang' 003, prioritas mereka adalah menangani kasus terkait misteri dari kabut di luar perbatasan Da Xia. Misteri jenis ini biasanya sangat berbahaya dengan area larangan yang sangat aneh. Saat tidak ada misteri baru dari luar, mereka juga membantu Tim 'Kostum' menjalankan tugasnya. Tim 'Medium' 002 khusus memburu target non-misteri yang sangat berbahaya, seperti 'dewa-dewa' dari Gereja Dewa Kuno, dan anggota teratas 【jemaat】.” 　　Setelah menunggu lama tanpa kelanjutan dari Wen Qimo, Lin Qiye akhirnya bertanya dengan bingung: 　　“Bagaimana dengan Tim Khusus No.001?” 　　“Tidak tahu. Tim ini sangat misterius, jarang muncul dalam pandangan 'Penjaga Malam'. Hanya sedikit pihak berwenang yang tahu keberadaan dan aktivitas mereka. Tim ini hampir tidak pernah merekrut anggota baru, perekrutan terakhir mungkin sudah belasan tahun lalu.” 　　Lin Qiye mengangguk pelan sambil mencerna informasi tersebut. 　　“Tentu saja, pembagian fungsi yang disebutkan ini tidak mutlak, melainkan perbedaan prioritas. Setelah fungsi utama masing-masing tim selesai, semua tim harus membantu Tim ‘Kostum’ membersihkan misteri kuat yang tersebar di seluruh Da Xia.” 　　Lin Qiye berbincang singkat dengan Wen Qimo, lalu bangkit dan memasuki kabin penumpang. Kekuatan spiritualnya berulang kali menyapu setiap sudut pesawat, mencoba menemukan jejak 【Bell Crand】. 　　Kabin penumpang, ruang kargo, mesin, bahkan hingga cadangan bahan bakar pesawat semuanya telah ia telusuri. Namun serangga kecil itu seolah menguap dari dunia, tanpa meninggalkan secercah petunjuk. 　　Setelah pencarian berulang kali, pesawat mulai turun perlahan. Melalui jendela, terlihat puluhan ambulans telah parkir di landasan. Lampu berkedipnya menerangi bandara yang remang-remang. 　　Di kokpit, An Qingyu layaknya pilot berpengalaman, dengan mahir mengemudikan pesawat hingga mendarat mulus di permukaan. 　　Setelah pesawat berhenti, Xiao Hei memimpin pasukan penyapu naik terlebih dahulu. Mereka mengangkut seluruh mayat di kelas utama kembali, menyelamatkan Wen Qimo, baru kemudian mengizinkan penumpang turun. 　　Lin Qiye bersandar di dekat kokpit, mengawasi satu per satu penumpang turun. Kekuatan spiritualnya masih menyisir setiap orang di hadapannya dengan cermat, mencari jejak 【Bell Crand】. 　　Pada saat itu, An Qingyu melepas jas panjang hitamnya yang penuh luka robek, mengenakan kemeja putih bersih, keluar dari kabin pilot. Dengan kacamata hitam besar itu, dia tampak seperti pelajar SMA biasa-biasa saja. 　　"Benarkah tidak mau ikut aku kembali ke Penjaga Malam? Kali ini kamu berjasa besar. Setelah kembali, pihak berwenang tidak akan menuntut urusan pencurian mayatmu dulu. Nanti, kamu tidak perlu lagi hidup di bawah tanah." Lin Qiye membuka pembicaraan. 　　An Qingyu tersenyum, "Lingkungan Penjaga Malam tidak cocok untukku. Aku hanya seorang gila yang suka membedah mayat." 　　"Sebenarnya di Penjaga Malam juga banyak orang gila." 　　"Aku tidak percaya mereka." An Qingyu menggelengkan kepala, "Bagaimanapun, terima kasih atas kebijakanmu tidak menangkapku. Aku berutang budi padamu." 　　Setelah berkata demikian, dia melambai pada Lin Qiye, menyamar di antara para penumpang, lalu turun dari pesawat. 　　Ketika Lin Qiye turun dari pesawat, ambulans di bawah hampir semua sudah pergi. Kerumunan yang riuh telah menjauh, seluruh bandara kembali terjerembap dalam kesunyian. 　　Lampu pesawat dipadamkan. Lin Qiye sendirian menuruni tangga yang sepi. Dalam kegelapan, bintang-bintang di langit bersinar terang sekali. 　　Baru beberapa langkah dia melangkah, suara yang familiar terdengar dari samping. 　　"Qiye!" 　　Lin Qiye tertegun, menoleh ke arah sumber suara. Enam siluet berdiri tak jauh, Hongying yang emosional mengayunkan lengannya sambil berteriak keras: 　　"Qiye luar biasa!!" 　　“Selesai berteriak, dia mengulurkan kedua tangan, menekuk ujung jari di atas kepala, tubuhnya sedikit condong, sambil tersenyum riang memberi isyarat hati ke Lin Qiye.” 　　Lin Qiye tersenyum, melangkah ke arah tersebut, "Jie Hongying, suaramu terlalu keras, bisa menarik perhatian kru." 　　"Aku tak peduli." Hongying berkata dengan santai, matanya berbinar, "Qiye, gaya kamu saat mengalahkan bos kedai minuman baru saja itu sangat keren! Bisa ajarin aku?" 　　Chen Muye dengan pasrah menarik Hongying yang bersemangat kembali, memandang Lin Qiye penuh apresiasi, "Kali ini, Tim 136 benar-benar menemukan harta karun..." 　　Lin Qiye agak malu menggaruk-garuk kepalanya. 　　"Detailnya kita bahas perlahan setelah kembali." Chen Muye menarik Hongying, berbalik menuju kejauhan, "Ayo, bubar tim." 　　Baru beberapa langkah, ringtone ponsel Chen Muye tiba-tiba berbunyi. 　　Dia tertegun, mengeluarkan ponsel dan melihat deretan nomor "***", matanya menyipit tajam, lalu melepaskan pegangan pada Hongying. 　　"Kalian naik mobil dulu, aku mau menerima telepon." 　　Chen Muye melambaikan tangan ke semua orang, lalu berbalik menuju kegelapan. 　　Lin Qiye dan yang lain saling pandang, lalu berjalan ke mobil. Hongying lagi-lagi tanpa malu memeluk leher Lin Qiye, memaksa-maksa agar diajari. 　　Chen Muye yang sudah berjalan jauh melirik orang-orang lain yang sedang tertawa riang, lalu berbalik dan diam-diam menerima telepon. 　　“Sang Panglima Ye, ini Chen Muye.” 　　“……” 　　Chen Muye berdiri di samping tembok yang remang-remang, mendengarkan suara di seberang telepon bercerita lama, kedua tangannya semakin erat diremas... 　　Dia menarik nafas dalam-dalam, perlahan menutup kedua kelopak matanya, lalu berbicara dengan suara serak: 　　“Aku tahu.” 　　…… 　　Di luar Kota Cangnan. 　　Sebuah kereta kuda melesat di jalan tol, dalam sekejap menyusul sebuah Porsche. Anak buah yang menyetir kereta sambil memegang kendali melirik Porsche di belakangnya, membuat wajah hantu ke arah mobil itu. 　　Di zaman modern ini, penampakan kereta kuda di jalan tol sudah cukup membuat semua orang terkejut, tapi anehnya para pengemudi di sekitarnya seolah tak melihatnya, tetap melanjutkan perjalanan. 　　Kereta ini bagai hantu yang menyatu dengan udara, menembus truk dalam keadaan semi-transparan, melesat di hadapan semua orang tapi tak ada yang menyadarinya. Bahkan kamera pengawas jalan tol pun tak bisa merekam keberadaannya. 　　Dring-dring... 　　Ringtone ponsel berbunyi. Anak buah itu mengeluarkan telepon dari pelukannya, berbicara beberapa patah kata ke seberang telepon dengan ekspresi aneh. 　　“Guru, Sang Panglima Ye memerintahkan kita kembali.” 　　“Kembali? Ke mana?” Suara Guru Chen terdengar dari dalam kabin. 　　“Ke Cangnan.” 　　“Baru saja keluar dari sana, kenapa harus balik lagi?” Suara Guru Chen terdengar tak bersemangat. Dia mengulurkan tangan, “Beri aku teleponnya, aku yang bicara dengan dia.” 　　Buku anak mengulurkan ponsel kepada Guru Chen. Di dalam kabin mobil, Guru Chen berbicara dengan seseorang di ujung lain ponsel, lalu terjebak dalam keheningan. 　　“Putar balik, kembali ke Cangnan.” 　　Suara berat Guru Chen terdengar dari dalam kabin mobil. Chapter 0239 Bunga Hijau 　　“Dini hari tadi, topan kuat mendarat di pesisir Laut Timur. Tinggi ombak telah mencapai 30 meter. Semalam, banyak harta publik di sepanjang pantai hancur. Menurut prediksi ahli, ombak berpotensi menerobos 40 meter dalam 24 jam, menjadi bencana ombak terbesar dalam dua puluh tahun terakhir. Saat ini BMKG telah mengeluarkan peringatan merah. Warga di sepanjang pantai harap jauhi garis pantai, jaga keselamatan jiwa dan harta benda... Berikut laporan lanjutan dari wartawan kami...” 　　Pemandangan di televisi tiba-tiba beralih ke acara《Wawancara》yang sedang populer. Wajah Wu Xiangnan membeku, menoleh ke Hongying yang memegang remote control. 　　“Apa kamu lihat aku?” Hongying berkata dengan kesal. 　　“Cepat kembalikan, aku mau lihat berita.” 　　“Berita itu membosankan. Lihatlah pembawa acara tampan ini mewawancarai Paman, enak kan? Dia aktor aksi terbaik di Da Xia!” Hongying menyilangkan pinggang dengan tegas. 　　“Aku tidak mau lihat wawancara, kembalikan!” 　　“Tidak mau!” 　　“Kamu...” 　　Di samping, Leng Xuan sedang merawat senjata api tanpa ekspresi. Si Xiaonan menindih meja sambil menguap. Sementara Wen Qimo dan Lin Qiye duduk di sebelah sangkar burung, menyuapkan makanan ke dalamnya. 　　Tidak ada yang melirik kedua orang yang sedang bertengkar itu, mereka sudah lama terbiasa. 　　“Ini【Burung Gagak Bencana】?” Lin Qiye memeriksa burung gagak yang gelap pekat dalam sangkar dengan teliti, bertanya sambil mengerutkan kening. 　　Burung gagak ini sekilas tak berbeda dengan gagak biasa, hanya warna bulunya tampak lebih dalam. Tapi kalau diperhatikan baik-baik, akan terlihat matanya yang pucat tanpa pupil, hanya bagian putih yang terlihat. 　　“Benar.” Wen Qimo mengangguk, “Sebagai Jinxu yang memiliki kehidupan, makan ini sangat langka di Da Xia. Konon di seluruh Penjaga Malam, hanya kota-kota besar seperti Shangjing, Guangsen, dan Huaihai yang punya【Burung Gagak Bencana】.” 　　Lin Qiye tertegun, “Lalu kenapa Cangnan punya? Ini kan cuma kota kelas dua biasa.” 　　“Tak tahu. Katanya ini dibawa Kapten saat pertama kali bertugas di Cangnan dulu.” Wen Qimo melempar pakan burung ke dalam sangkar sambil menepuk tangan, “Makhluk kecil ini bisa memprediksi nasib kota dalam jangka pendek. Jika ada bencana besar yang ekstrim akan datang, dia akan berteriak memberi peringatan.” 　　“Apakah pernah berteriak sampai sekarang?” 　　“Tidak, setidaknya sejak aku datang ke Cangnan, tak pernah kudengar teriakannya.” Wen Qimo berhenti sejenak, “Semoga tak perlu mendengarnya selamanya...” 　　Tiba-tiba Chen Muye mendorong pintu keluar dari kantor, pandangannya menyapu semua orang, “Tak ada kerjaan?” 　　Semua orang saling bertatapan, sedikit mengerutkan kening, tapi tetap mengangguk pelan, sementara Hong Ying mengangguk dengan gila-gilaan. 　　“Bersihkan barang-barang.” Chen Muye tersenyum tipis di sudut mulutnya, “Sudah lama kita tidak melakukan aktivitas tim bersama...” 　　…… 　　Taman Kota Cangnan. 　　Di hamparan rumput hijau yang luas dan lembut, terhampar tikar piknik kotak-kotak merah-putih. Hong Ying terbaring telentang di atasnya, seluruh tubuhnya langsung rileks, sampai tak sengaja mengeluarkan suara nyaman. 　　“Sudah lama tidak piknik... Aku sangat merindukan ini.” 　　Lin Qiye duduk di sampingnya, memperhatikan anak-anak yang berlarian bermain di taman, lalu berkata: 　　“Jie Hong Ying, dulu kalian sering melakukan aktivitas tim seperti ini?” 　　“Tentu! Kan kami hanya sibuk beberapa hari dalam setahun. Kalau sedang tidak ada kerjaan, aku selalu menyeret mereka keluar bermain.” Hong Ying bangkit duduk, bersemangat bercerita, “Nggak cuma piknik, kami juga memancing ikan, makan barbekyu, nonton film, main mahjong...” 　　“Tunggu, bukannya main mahjong bisa di kantor?” 　　“Kamu tidak mengerti, main di ruang permainan itu lebih berasa suasana grupnya!” 　　“Oh...” 　　Lin Qiye menoleh ke arah area barbekyu tak jauh dari situ. Chen Muye yang mengenakan celemek sedang berkonsentrasi penuh memutar-mutar panggangan, sesekali menaburkan jintan dan cabe dengan teknik sempurna layaknya koki barbekyu berpengalaman. 　　Sedangkan Wu Xiangnan duduk di sebelahnya, menggunakan tusuk besi untuk menyate daging satu per satu dan menyerahkannya ke Chen Muye, menunjukkan kerja sama yang sangat selaras. 　　Tak lama kemudian, Chen Muye membawa beberapa piring sate panggang mendekati tikar piknik dan duduk, bertanya dengan wajah penuh tanya: "Wen Qimo dan Xiao Nan di mana?" 　　"Mereka pergi membeli minuman, seharusnya sebentar lagi kembali," Hongying menatap tajam sate di tangan Chen Muye sambil menelan ludah. 　　"Leng Xuan... Sudahlah, dia memang suka menghilang begitu saja, nanti pasti kembali sendiri," Chen Muye mengangkat bahu. 　　"Kalau begitu kita makan dulu." Chen Muye meletakkan piring sate beraroma harum di tanah. Hongying segera mengulurkan tangan mengambil satu tusuk dan menggigitnya dengan penuh semangat... 　　Matanya kemudian berbinar membentuk celah tipis, "Kapten, keterampilanmu sungguh luar biasa." 　　Saat itu, Wen Qimo muncul dari kejauhan membawa dua kantong besar minuman, diikuti Si Xiaonan yang memegang sekuntum bunga hijau. 　　Keduanya duduk di atas tikar. Bunga di tangan Xiaonan langsung menarik perhatian Hongying. 　　"Hei, bunga apa ini? Kok aku belum pernah melihatnya?" Hongying mengerutkan kening. 　　"Ini Manjusaka, alias Bunga Higan," Wu Xiangnan melirik Hongying dengan ekspresi merendahkan. 　　"Bukannya Bunga Higan warnanya merah?" Hongying menunjuk bunga hijau itu, "Ini kan hijau!" 　　“Siapa bilang Bunga Higan tidak bisa berwarna hijau?” Wu Xiangnan menjelaskan dengan sabar, “Bunga Higan memiliki banyak warna. Misalnya yang merah, makna bunganya adalah ‘kerinduan, kenangan, keindahan dalam kematian’. Yang biru berarti ‘kesedihan dan perpisahan’, sementara yang hitam melambangkan ‘kegelapan tak terduga, kematian, dan cinta yang terlunta’……” 　　“Lalu yang hijau?” 　　“Yang hijau……” Wu Xiangnan berpikir sejenak, “Maknanya seharusnya ‘harapan yang tak pernah pudar’.” 　　Alis Chen Muye sedikit mengangkat, “Maknanya cukup bagus.” 　　Angin sepoi-sepoi membawa aroma rerumputan yang bercampur bau harum sate tusuk, menyelinap ke lubang hidung semua orang hingga air liur menetes. 　　Mereka duduk melingkar di atas tikar piknik, menyantap sate sambil bercanda. Hongying yang sedang bersemangat bercerita pada Lin Qiye tentang berbagai momen memalukan anggota lainnya, membuat Si Xiaonan terkekeh-kekeh. 　　Setelah kenyang, Lin Qiye terbaring di atas tikar memandangi awan putih yang berlalu-lalang di langit, tubuhnya terasa rileks seperti belum pernah sebelumnya. 　　Segala keresahan seolah menghilang. 　　Chen Muye membersihkan mulutnya, meletakkan tusuk sate, lalu menarik napas dalam sebelum berkata pada semua orang. 　　“Kali ini, ada sesuatu yang ingin kuumumkan.” 　　Semua orang langsung hening, menanti kelanjutan ucapan sang Kapten. 　　Chen Muye terdiam sejenak, lalu berbicara pelan, "Saya mendapat pemberitahuan pagi ini, tim penjaga di Shangjing mengundang Tim 136 kami untuk observasi dan belajar di Shangjing. Setelah acara tim hari ini berakhir, kalian semua bisa pulang untuk membereskan barang bawaan dan mempersiapkan keberangkatan besok pagi ke Shangjing." 　　Semua orang tertegun. 　　Hongying langsung bersemangat, "Mau ke Shangjing?! Hebat! Aku sudah lama ingin pergi kesana!" 　　Wu Xiangnan mengerutkan alisnya, "Kalau kita pergi, bagaimana dengan Cangnan? Bagaimana kalau muncul misteri..." 　　"Aku akan tinggal untuk menjaga, kalian tidak perlu khawatir." Chen Muye berkata tenang. Setelah itu, ia menatap Lin Qiye, "Qiye, kamu juga tinggal bersamaku, tidak masalah kan?" Chapter 0240 Penutupan Kota 　　Mendengar kalimat itu, Lin Qiye sama sekali tidak ragu dan langsung mengangguk. 　　"Tidak masalah." 　　Wen Qimo bertanya dengan bingung, "Tim Shangjing mengundang kita untuk observasi? Mengapa? Kita sama sekali tidak kenal dengan tim mereka, dan tidak pernah ada interaksi sebelumnya..." 　　"Pihak berwenang 'Penjaga Malam' sudah lama mempersiapkan program observasi ini khusus untuk penjaga kota tingkat dua, tujuannya meningkatkan kualitas profesional mereka. Sebelumnya mereka bingung memilih tim mana yang jadi percontohan pertama. Kebetulan aku punya kenalan di Shangjing, jadi kubuat dia memilih Tim 136 kami." 　　Chen Muye menjelaskan dengan serius kepada semua orang. 　　“Hanya saja, Lin Qiye baru bergabung dengan tim kami beberapa hari lalu, jadi saat pendaftaran sebelumnya, kuotanya belum tercatat. Oleh karena itu, dalam daftar peserta pembelajaran observasi kali ini hanya ada lima orang: Wu Xiangnan, Hongying, Wen Qimo, Leng Xuan, dan Si Xiaonan.” 　　Setelah mendengar penjelasan, barulah semua orang menunjukkan ekspresi tersadar. 　　Hanya Wu Xiangnan yang tetap cemberut, seolah memikirkan sesuatu. 　　“Berapa lama masa observasinya?” tanya Hongying penasaran. 　　“Paling cepat tiga hari, paling lama seminggu,” ujar Chen Muye sambil tersenyum. “Semua biaya selama observasi akan ditanggung oleh pihak berwenang Penjaga Malam. Ini surat pemberitahuan resmi dari mereka, silakan dibaca.” 　　Chen Muye menyodorkan dokumen yang berisi prosesi observasi dan daftar peserta. Di sudut kanan bawah tertera cap resmi 'Penjaga Malam' dan cap tim Shangjing. 　　Wu Xiangnan baru lega setelah melihat dokumen tersebut. Ia menoleh ke Chen Muye: 　　“Apa tidak terlalu berat kalau hanya kalian berdua (Anda dan Qiye) yang menjaga Cangnan? Bagaimana kalau aku ikut tinggal saja?” 　　Chen Muye menggelengkan kepala, “Regu observasi harus dipimpin oleh wakil kapten. Ini perintah atasan, kamu harus pergi.” 　　Wu Xiangnan ragu sejenak, akhirnya mengangguk dengan pasrah. 　　Chen Muye melihat jam lalu berdiri, “Sudah, 　　kita semua sudah hampir selesai makan. Segera pulang dan siapkan barang-barang. Berangkat jam tujuh pagi besok.” 　　…… 　　Pagi hari kedua, Lin Qiye dan Chen Muye mengantarkan kelima orang ke bandara. 　　Hongying menarik dua koper besar, mengenakan kacamata hitam, melambai dengan semangat ke dua orang di luar, lalu mendorong Wen Qimo dan yang lain melewati pemeriksaan keamanan. 　　Lin Qiye melihat mereka pergi, Chen Muye berbalik dan menampar bahunya, "Pergi, kita pulanglah." 　　Lin Qiye mengangguk, setelah ragu sejenak, akhirnya berbicara: 　　"Kapten, mengapa kamu membohongi mereka untuk pergi ke Shangjing?" 　　Tubuh Chen Muye bergetar, menoleh dengan kaku, "Apa yang kamu maksud?" 　　"Kapten, lupa dengan area larangan-ku?" Lin Qiye tersenyum getir, "Pagi ini, saat kau memalsukan dokumen diam-diam di kantor... kebetulan ada dalam jangkauan persepsiku..." 　　Chen Muye: …… 　　"Dokumennya palsu, tapi kunjungan studi mereka nyata." Chen Muye menghela napas, "Aku punya kenalan di Tim Shangjing. Dia akan mengajak mereka jalan-jalan beberapa hari. Setelah semuanya berakhir, mereka akan kembali." 　　"Semuanya berakhir?" Lin Qiye dengan peka menangkap poin krusial. 　　Chen Muye diam lama, menatap mata Lin Qiye, serius berkata: 　　"Qiye, dalam beberapa hari ke depan, mungkin akan terjadi sesuatu di Cangnan... Hanya kemungkinan, meski sangat kecil... Tapi jika benar terjadi, itu akan menjadi malapetaka. Jadi..." 　　"Jadi kau tak ingin mereka terlibat dalam bahaya?" 　　“Benar.” Chen Muye mengangguk, “Apa kamu sedang berpikir, kalau ini berbahaya, mengapa aku justru menahanmu di sini?” 　　Sebelum Lin Qiye sempat menjawab, Chen Muye melanjutkan: 　　“Sebenarnya jika memungkinkan, aku pun ingin kamu pergi bersama mereka. Tapi karena alasan tertentu, kamu tidak boleh meninggalkan Kota Cangnan... Ini perintah dari pihak berwenang.” 　　Lin Qiye tertegun, keraguan di hatinya semakin mengental. 　　Mengapa dia tidak boleh meninggalkan Cangnan? 　　“Tapi tenang saja, selama di Cangnan, keamananmu tetap akan terjamin.” Chen Muye menambahkan. 　　Meski dipenuhi tanda tanya, Lin Qiye tahu bertanya lebih lanjut takkan membuahkan hasil. Dia hanya bisa mengikuti Chen Muye keluar dari terminal bandara. 　　Memandang kota kecil yang tenang dan biasa ini dari ketinggian, entah mengapa hati Lin Qiye merasa gelisah. 　　…… 　　300 kilometer dari Kota Cangnan. 　　Sebuah pesawat angkut militer hitam legam melesat di langit, dengungan mesinnya yang berat bergema, meluncur lurus ke arah Cangnan. 　　Di kabin, delapan bayangan manusia berjubah emas duduk berjajar. Seorang pria sopan di antara mereka perlahan menutup dokumen di tangannya. 　　“…Demikian informasi detail kasus ‘misteri’ luar negeri 【Bell·Crand】. Ada pertanyaan?” 　　“Aku!” 　　Suara wanita pirang berpostur menggairahkan langsung menyambar, tangannya melambai-lambai di udara dengan ekspresi penuh semangat. 　　“Pria sopan itu mengabaikan pandangannya dan menatap orang lain, mengulangi: ‘Jadi, apakah masih ada pertanyaan?’” 　　“Kong Momo!” Wanita itu melotot tajam padanya, “Berani-beraninya kau mengabaikan pertanyaan Kapten? Aku sumpah akan menghajarmu!” 　　Kong Shang menghela napas pasrah, “Kalau begitu, Kapten, apakah Anda masih memiliki keraguan?” 　　“Saat kita membersihkan wilayah Beileye nanti, bisakah kita menculik Lin Qiye untuk bergabung dengan tim【Phoenix】?” Wanita pirang itu bersemangat. 　　Kong Shang: …… 　　“Kapten, dia sudah resmi menjadi anggota Tim 136. Mustahil baginya untuk bergabung dengan kita.” Kong Shang menjelaskan dengan sabar. 　　Wanita pirang itu menghela napas frustrasi. 　　Tiba-tiba pesawat angkut militer mulai miring, berputar di udara dan kembali terbang ke arah semula. 　　Seluruh anggota tim【Phoenix】tertegun, memandang ke jendela. Alis mereka berkerut saat menyadari pesawat berbalik arah. 　　“Apa yang terjadi?” Wanita pirang itu melepas sabuk pengaman dan berdiri, alisnya berkerut, “Bukankah kita akan menyapu ‘misteri’ di perbatasan Cangnan? Kenapa berbalik arah?” 　　Seorang pria berseragam militer muncul dari kokpit, memberi hormat ala militer: 　　“Maaf, kami baru menerima perintah dari pihak berwenang. Mulai sekarang, Kota Cangnan dikarantina total. Pesawat, kereta, bus, mobil pribadi... semua transportasi dilarang masuk.” 　　Para anggota tim saling bertatapan, di mata mereka penuh kebingungan, Kong Shang juga bangkit dari kursinya sendiri dan berbicara dengan serius: 　　“Kami adalah tim khusus.” 　　“Dalam perintah khusus disebutkan...” Pria itu berkata dengan tenang, “Tim khusus, tidak terkecuali.” Chapter 0241 JALAN DILARANG MASUK DEWA 　　Pesisir Laut Timur. 　　Awan hitam yang pekat menutupi seluruh langit, lapisan awan kacau tak menyisakan secercah cahaya, kilatan guntur samar bergulung di antara awan. 　　Di bawah awan, air laut bagaikan monster hitam yang mengaum dan berguling, menggelegar menggulung setinggi puluhan meter seolah ingin menyatu dengan awan. 　　Angin kencang menderu melintasi garis pantai, bahkan pohon sebesar pelukan beberapa orang tercabut sampai ke akarnya, terhempas ke dalam kafe di seberang jalan. 　　Ombak demi ombak menerjang tepian, menghantam jalanan sepi hingga betapan airnya seakan bisa menyedot gedung pencakar langit, air laut membanjiri jalanan berkelok-kelok, hujan dan angin menyelimuti separuh kota. 　　Bak kiamat! 　　Saat ini, seluruh warga dalam radius 5 kilometer dari garis pantai telah mengungsi, garis-garis polisi yang mengelilingi pantai putus diterjang air laut dan ditelan ombak. 　　Beberapa helikopter melintas di langit, berputar-putar di sekitar garis pantai, beberapa pria berseragam militer menatap tajam ke arah laut dengan wajah muram. 　　“Pemandangan ini... jauh lebih menakutkan daripada film-film bencana fiksi ilmiah itu.” Seorang pria tidak tahan berbicara, “Apa sebenarnya yang bisa menyebabkan malapetaka sebesar ini? Ini setidaknya harus level 'Wu Liang', bukan?” 　　“‘Wu Liang’? Kau bercanda.” Seseorang di sebelahnya menggelengkan kepala, “Yang perlu kau tahu, ini bukan hanya satu kota. Puluhan kota di sepanjang pesisir Laut Timur sudah berubah menjadi keadaan mirip hantu ini. Bahkan level 'Klein' pun takkan sanggup mencapai tingkat seperti ini...” 　　Pria itu seolah teringat sesuatu, “Maksudmu, ini...” 　　Tiba-tiba, suara serius menggema di headset semua orang. 　　“Target muncul! Ulangi! Target muncul!! Semua orang dilarang bertindak gegabah, jangan mencoba menyerang target, jangan melakukan hal-hal tidak perlu, tetap menjaga keheningan radio! Semuanya akan ditangani.” 　　Mendengar ini, semua orang serentak menahan napas, mengarahkan pandangan menyusuri garis pantai. 　　Gedebuk——! 　　Secara tiba-tiba, air laut hitam mendidih seperti air mendidih, berguling-guling dengan hebat. Di kejauhan permukaan laut, ombak raksasa setinggi langit menyembur ke angkasa! 　　Ombak ini begitu tinggi, hingga menyentuh awan badai dan menyobek sebagiannya. Cahaya listrik yang berkelap-kelip bercampur dengan ombak, mengaum keras menghantam kota kecil di hadapan ini. 　　Jika ombak ini jatuh, seluruh kota akan langsung hancur menjadi puing-puing. 　　Semua orang di helikopter menelan ludah, tangan mencengkeram erat pegangan di samping mereka hingga buku-buku jari memucat, hati serasa naik ke kerongkongan. 　　Ding——！！ 　　Pada saat itu, gemerincing pedang yang jernih terdengar dari kejauhan, seketika meredam gemuruh ombak raksasa yang bergema rendah. Saat suara itu menggema, seluruh langit dan bumi seakan terperangkap dalam kesunyian maut. 　　Langsung setelah itu, ombak yang memenuhi langit tiba-tiba terhenti. Pada momen berikutnya, ombak itu dengan pasrah terputus dari pinggangnya, seolah ada bilah pedang tak kasat mata yang membelah ombak sepanjang belasan kilometer ini! 　　Ombak yang terputus itu menghantam laut, menyemburkan percikan air raksasa. Gemuruh dahsyatnya bergema di langit bagai ledakan rudal. 　　Bencana yang cukup untuk meluluhlantakkan kota ini, ternyata bisa diatasi dengan cara sederhana. 　　Di helikopter, semua pandangan tertuju pada siluet yang perlahan mendekat di garis pantai. 　　Di bawah rintik hujan yang menggerayangi kota yang samar-samar, lantai dipenuhi pecahan bayangan. 　　Seorang pemuda menggendong kotak panjang melangkahi jalanan yang hancur. Rambut basahnya yang terpapar hujan terkulai alami, menutupi kedua matanya. Angin kencang menerbangkan ujung kemeja hitamnya. Dengan menunduk, ia melangkah perlahan menuju tepi laut. 　　Gedebuk... 　　Permukaan laut kembali bergolak. Pada momen berikutnya, ombak yang lebih besar dari sebelumnya menerjang langit, menyobek lapisan awan tebal, lalu menggelegar menghantam dunia! 　　Pemuda itu tetap menunduk, tatapannya tertuju pada ujung sepatunya, seolah tak tertarik pada segala hal di sekitarnya. 　　Telapak tangannya terangkat pelan, sekali lagi menepuk kotak panjang yang ia gendong. 　　Ding——！！ 　　“Gemuruh pedang kembali bergema, ombak yang tergulung itu tertembus seketika, puluhan semburan energi pedang merobeknya menjadi hujan rintik yang beterbangan, lenyap di permukaan laut.” 　　“Langkah kakinya tak terhentikan sedikit pun.” 　　“Satu langkah, satu langkah, satu langkah...” 　　“Dia mendekati tepi pantai, berhenti di samping pohon besar yang patah.” 　　“Dia menunduk, memandang laut yang bergelora, lalu berbicara pelan dengan suara yang hanya bisa didengarnya sendiri:” 　　“Di depan adalah wilayah Da Xia, JALAN DILARANG MASUK bagi dewa.” 　　“Suaranya nyaris tenggelam dalam deru ombak, seperti dengung nyamuk, tapi persis saat ucapannya berhenti, laut bergelora di hadapannya seolah dibekukan!” 　　“Setiap ombak, setiap buih, setiap tetes air laut membeku di udara.” 　　“Sesaat kemudian, laut tak bertepi itu tiba-tiba bergerak lagi, bergulung ke kedua sisi... Laut, dipisahkan.” 　　“Di antara ombak yang terbelah, siluet megah muncul dari kedalaman lautan.” 　　“Lelaki berwajah asing itu bertelanjang dada, menggenggam trisula, rambut hitam panjangnya menjuntai sampai pinggang, setiap gerakannya memancarkan tekanan wibawa yang menakutkan!” 　　“Dia menginjak permukaan laut, tiba-tiba berpindah di hadapan anak muda itu. Trisulanya menghunjam tanah, seluruh kota bergetar hebat, suara berat dan megah bergema di angkasa.” 　　“Manusia, tahukah kau... siapa Aku?” 　　“Nomor Dewa 009, Dewa Laut Poseidon.” Anak muda itu berbicara dengan tenang. 　　Mata Poseidon menyipit sedikit, "Bangsa yang angkuh, rakyat yang tak beriman! Dewa-dewa... pantaskah kalian sembarangan memberi nomor?" 　　"Dewa macam apa lagi yang bisa dipercaya?" Anak muda itu menatap ujung kakinya sendiri, "Selain pedang, aku tidak percaya siapa pun." 　　Poseidon menatap anak muda itu, setelah lama akhirnya berbicara pelan: 　　"Menarik, siapa namamu?" 　　"Namaku Zhou Ping." Kata anak muda itu, "Mereka memanggilku Santo Pedang." 　　"Zhou Ping." Poseidon berbicara dengan datar, tekanan wibawa mengerikan tiba-tiba menghujam, menindih bahu Zhou Ping hingga tanah di bawah kakinya retak berderai, "Aku akui, di antara manusia biasa yang pernah kulihat, kau yang terkuat... tapi benar-benar kau kira, dengan tubuh fana ini bisa menghalangi langkah Dewa Laut?" 　　"Bisa kucoba." Zhou Ping berbicara datar, peti pedang di dekapannya terbuka setengah jengkal, gemerincing pedang kembali bergema! 　　Seketika, bekas pedang mengerikan muncul di tanah antara mereka, bersamaan dengan itu, aura pedang penuh tekanan meledak dari tubuh Zhou Ping, bahkan mampu menyaingi tekanan wibawa dewa Poseidon! 　　Wajah Poseidon berubah pucat, suara beratnya menggema: "【Shi Po Yuan】adalah artefak suci yang mewakili kehancuran mutlak. Jika jatuh ke tangan dewa jahat, pasti akan menyebabkan malapetaka. Da Xia tanpa dewa, tidak bisa menjaganya! Hanya dengan kubicara ke Olympus, bencana bisa dihindari." 　　“Urusan Da Xia, tidak perlu para dewa Yunani ikut campur.” Zhou Ping menggenggam pedang dalam kotak dengan lembut, aura dirinya tiba-tiba berubah! 　　Gelombang energi pedang tak terbatas membubung ke langit. Kepala Zhou Ping yang selama ini tertunduk perlahan terangkat. Bola matanya yang datar bertatapan dengan Poseidon, lalu dia berbicara pelan: 　　“Aku ulangi sekali lagi... Di wilayah Da Xia, DEWA DILARANG MASUK!” Chapter 0242 Pesanan Antarmu 　　Utara Da Xia. 　　Salju putih menyelimuti pegunungan yang membentang. Di antara hutan bersalju, beberapa burung terkejut dan mengepakkan sayap panik ke langit. 　　Tiba-tiba, di kejauhan, noda hitam mulai merambat di angkasa. 　　Di kota kecil nan jauh, seorang tua yang sedang bersantai di rumah tanpa sengaja melihat langit. Dia tiba-tiba bangkit duduk dan menggosok-gosok matanya. 　　“Nduk! Nduk!! Lihatlah langit itu, kok separuh siang separuh malam?” 　　“Dasar tua bangka, siang bolong sudah mulai mengigau lagi!” bentak perempuan di dapur. 　　Si tua itu mematung menatap langit nun jauh sambil bergumam: “Dasar sialan... Benar-benar ada hantu!” 　　…… 　　Di bawah langit hitam kelam. 　　Burung-burung yang tersapu kegelapan itu tiba-tiba bergetar hebat. Tubuh mereka kaku jatuh menghantam tanah, nyawa sudah raib. Seolah ada tangan kematian tak kasat mata yang dengan halus mencabut kehidupan mereka. 　　Namun beberapa detik kemudian, burung-burung yang sudah mati ini mulai kejang-kejang, lalu secara mengejutkan bangkit berdiri. Dengan mengepakkan sayap seperti saat masih hidup, mereka terbang masuk ke dalam langit hitam. 　　Hitam terus menyebar. 　　Di padang liar, beberapa makam yang terserak di pegunungan diselimuti kegelapan. Dalam kesunyian maut itu, mulai terdengar suara gesek-gesekan samar yang menyeramkan. 　　Braak——! 　　Sebidang tanah tiba-tiba meledak, papan peti mati berat terlempar beberapa meter. Kerangka yang tak diketahui sudah berapa lama mati itu perlahan bangkit duduk, bahkan berdiri dari peti mati. Bola mata kosongnya menyala dengan api hitam yang tidak wajar. 　　Braak braak braak braak——!! 　　Suara-suara terus bergema, semua kerangka di pemakaman telah hidup kembali. Dengan kaku mereka memutar kepala, mengikuti arah gerak kegelapan, berjalan perlahan menuju kota di kejauhan. 　　Dalam kegelapan ini, hidup dan mati seolah tak ada batasan lagi. 　　Bayangan hitam ini bergerak diam-diam menyusuri kota, aroma kematian menyebar di udara... 　　Sampai akhirnya bertemu dengan pria itu. 　　Di hamparan salju putih, seorang pria paruh baya berjubah merah tua biasa sedang duduk. Usianya sekitar empat puluhan, di sampingnya tertancap pedang bintang standar di salju. 　　Ia menatap kegelapan yang semakin mendekat di langit, mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, menyelipkannya di sudut mulut, lalu menyalakannya dengan santai. 　　Pada saat sorot api berpendar, seberkas cahaya Buddha yang menyilaukan merebak dari tubuhnya, bagai ombak keemasan yang bergelora, langsung menerjang kegelapan di hadapannya. Lantunan mantra samar bergema di udara! 　　Begitulah kegelapan tertahan di hadapannya. 　　Pria itu menghela napas, pelan-pelan berdiri, mencabut pedang bintang di sampingnya. Memandang kegelapan di kejauhan, ia berbicara perlahan: 　　"Perkenalkan, aku adalah Sang Panglima Tertinggi Da Xia Night Watch, Ye Fan." 　　Di ufuk langit, siluet mulai terbentuk dalam kegelapan, bagai angin sepoi-sepoi yang berhembus pelan mendekati Ye Fan. 　　Begitu dia muncul, sepuluh li hutan pegunungan seketika layu. Salju putih bersih ternoda bagai terendam tinta, aura kematian pekat memenuhi langit dan bumi. 　　"Yang Mulia Ye Fan." Sosok maya itu berbicara datar, "Aku mengenalmu. Dalam Perang Dewa sepuluh tahun lalu, tubuhmu hancur oleh Gaia. Tak kusangka kau masih hidup." 　　"Tak ada kehancuran tanpa pembaruan. Bisa bertahan hidup adalah takdirku." Ye Fan menjawab tenang, "Tapi kalian... Ternyata setelah sepuluh tahun, kalian masih belum menyerah pada 【Shi Po Yuan】." 　　"Relik itu terlalu berbahaya. Hanya Olympus yang berhak menjaganya." 　　“Hahaha...” Ye Fan mencemooh, “Benar juga, setelah kabut turun, hanya dewa-dewa Yunani kalian yang paling utuh tersimpan. Biar aku tebak, selain mempersembahkan seluruh rakyat, berapa banyak dewa sendiri yang kalian korbankan? Thanatos Dewa Kematian, Hypnos Dewa Tidur, Hemera Dewi Siang... Bahkan lima Dewa Pencipta Yunani yang terhormat, keturunan Nyx hampir habis dibantai oleh kalian ya?” 　　Ye Fan seolah teringat sesuatu, tersenyum berkata: “Oh ya, mungkin kalian belum tahu, setengah tahun lalu, Nyx muncul di Da Xia... Saat dia pulang sepenuhnya, entah apakah Gaia bisa menahan amarahnya?” 　　Mendengar kalimat ini, kehampaan itu jelas bergetar. Meski Ye Fan tak melihat wajahnya, ia bisa merasakan keterkejutan itu. 　　“Tidak mungkin! Wanita itu sudah mati!” 　　“Kau adalah Hades sang Raja Dunia Bawah termasyhur, tak ada yang lebih paham kematian darimu di dunia ini...” Ye Fan berkata pelan-pelan, “Tapi dalam kabut ini, tidak ada yang mustahil.” 　　Aura kematian di sekujur tubuh Hades semakin pekat. Ia menatap tajam Ye Fan, tekanan wibawa Raja Dunia Bawah tiba-tiba menghujam! 　　“Serahkan 【Shi Po Yuan】! Jika tidak... Aku akan ubah negeri ini jadi tanah kematian kerajaanku!” Suara Hades bagai berasal dari alam baka, mengerikan dan mencekam, “Kali ini, kalian tak akan seberuntung sepuluh tahun lalu...” 　　“Benarkah?” alis Ye Fan sedikit mengembang, “Kalian, sepertinya juga tidak sekuat sepuluh tahun lalu.” 　　Pupil Hades menyempit tiba-tiba. 　　“Kabut tiba-tiba ini telah menjatuhkan para dewa dari mitologi ke dunia manusia. Selama berada dalam kabut, kalian akan semakin lemah. Dalam seratus tahun lagi, mungkin kalian takkan beda dengan manusia biasa. Kurasa Gaia tidak datang sendiri kali ini untuk bersembunyi di Olympus menyimpan kekuatan?” 　　Sudut mulut Ye Fan mengembang sedikit, “Seperti... seekor anjing yang tersiksa.” 　　Dor——!! 　　Aura kematian bawah tanah yang bergelora menghantam di sekitar Ye Fan, terus menggerogoti cahaya Buddha di sekitarnya. Hades mengangkat dagu, menyipitkan mata memandang Ye Fan, bersuara dingin: 　　“Manusia bodoh! Akan kubuat kalian tahu... dewa tetaplah dewa!” 　　…… 　　20 kilometer dari Kota Cangnan. 　　Di jalan sepi, sebuah Maybach melesat melewati. 　　Di kursi pengemudi, seorang pemuda kurus membuka jendela mobil, meletakkan tangan kiri di pintu mobil, ujung jarinya mengetuk-ngetuk mengikuti irama musik dengan penuh gaya. 　　Tiba-tiba, siluet berbaju seragam kuning mengendarai skuter listrik menyusul di sampingnya, berjalan beriringan. 　　Di punggung seragam itu, menempel empat karakter besar berkilau: 　　——Mi Tuan Waimai. 　　Pemuda gagah itu tertegun, melihat data di dasbor, lalu menoleh ke pengantar makanan di sampingnya, tampak bingung. 　　“Sekarang kecepatan mobilnya sudah mencapai 130 mil, motor listrik apa yang bisa secepat ini?!” 　　“Saat dia sedang bingung, kurir pengantar makanan itu mengendarai sepeda motor dengan satu tangan, sementara tangan lainnya merogoh ke dalam kantong kain di belakang motor. Setelah beberapa saat meraba, dia mengeluarkan kotak pizza dan menyerahkannya ke si anak muda.” 　　“Halo, ini pesanan antar Anda.” 　　“Si anak muda menggelengkan kepala, 'Kamu sakit jiwa? Aku tidak memesan apa-apa.'” 　　“Kurir itu mengangkat alisnya, 'Ini untuk dewa bernomor 018, Dewa Tipu Loki, kan? Ini memang pesananmu.'” 　　“Diiit!” 　　“Kotak pizza itu terbuka sendiri, memperlihatkan barisan bahan peledak yang tersusun rapi di dalamnya, memancarkan cahaya biru yang tidak wajar.” 　　“Ekspresi wajah si anak muda di kursi pengemudi langsung membeku!” “Chapter 0243 Sang Penekan” 　　“Ya?” 　　“Di luar Kota Cangnan, seorang wanita yang sedang backpacking tiba-tiba berhenti melangkah. Ia menoleh ke suatu arah, senyum aneh mengembang di sudut bibirnya.” 　　“Pada momen berikutnya, tubuhnya mulai bergetar hebat. Dalam hitungan detik, ia berubah menjadi pria berjubah hijau tua.” 　　“Pria ini memiliki wajah khas Barat, rambut hitamnya bergelombang alami. Di balik lekuk matanya yang dalam, sorot mata yang penuh makna mulai menampakkan senyuman.” 　　“Lagi-lagi menghancurkan salah satu klonku? Cukup menarik...” 　　“Dia menoleh memandang Kota Cangnan yang terlihat sangat dekat, senyum di bibirnya perlahan menghilang.” 　　“Untunglah beberapa bodoh dari Yunani yang mengalihkan perhatian, kalau tidak, menyusup masuk pasti butuh banyak tenaga lagi……Tapi kali ini, 【Shi Po Yuan】pasti milikku！” 　　Dia melangkah pelan-pelan dengan kedua kakinya, memasuki wilayah Cangnan tanpa panik. 　　…… 　　Kota Cangnan. 　　Grak——！ 　　Grak——！！ 　　Grak——！！！ 　　Suara gagak menusuk tiba-tiba menggema di kantor pengacara, meraung tajam dan histeris, membuat bulu kuduk merinding！ 　　Lin Qiye membuka mata tiba-tiba, bereaksi dalam 0.1 detik, lalu bangkit cepat dari ranjang dan menerjang keluar ruangan. 　　Setelah anggota Tim 136 lainnya pergi ke Shangjing, Lin Qiye tinggal sementara di kantor pengacara, praktis sekaligus bisa saling menjaga dengan Chen Muye yang juga hidup sendiri. 　　Dia menerjang ke ruang tamu dan menemukan Chen Muye sudah berdiri di depan sangkar burung, wajahnya menghitam muram. 　　Di dalam sangkar, 【Burung Gagak Bencana】tanpa pupil sedang merintih histeris, bulu hitamnya mulai rontok satu per satu, darah merembes dari matanya…… 　　Grak——！！！ 　　Rintihannya semakin menyedihkan tapi melemah, saat terakhir bersuara, tubuhnya limbung jatuh ke lantai, tak ada tanda-tanda kehidupan lagi. 　　Di ruang tamu sunyi maut, sehelai bulu gagak berlumuran darah berjatuhan pelan ke tanah. 　　Lin Qiye tertegun melihat burung gagak hitam yang mati di dalam sangkar, lalu menoleh ke Chen Muye dengan suara serak. 　　"Kapten, ini..." 　　Chen Muye diam cukup lama sebelum akhirnya berbicara pelan, "Sepertinya... hal yang paling kukhawatirkan akhirnya terjadi juga." 　　"Kapten." Sorot mata Lin Qiye memancarkan keseriusan yang belum pernah terlihat sebelumnya, "Sebenarnya apa yang terjadi?" 　　Chen Muye menarik napas dalam-dalam lalu menatap Lin Qiye, "Pernah dengar tentang 【Shi Po Yuan】?" 　　"【Shi Po Yuan】?" 　　Lin Qiye tertegun, dalam sekejap teringat penjelasan Pelatih Utama Yuan Gang saat dia menanyakan kisah Chen Muye di kamp pelatihan - tentang relik terlarang tingkat tinggi paling berbahaya yang pernah disebutkan. 　　"Benda terlarang kelas dewa yang mengandung jiwa dan area larangan Dewa Siwa India, nomor urut 008. Bentuk aslinya adalah gulungan kulit kuno. Asal bisa membayar harga yang setara, konsep apapun yang tertulis di sana akan langsung terhapus." 　　Setelah memberi penjelasan singkat, Chen Muye melanjutkan: 　　"Sepuluh tahun lalu, di perbatasan Da Xia pernah meletus perang dewa untuk memperebutkan relik super ini yang muncul di wilayah kami. Kemudian... terjadi beberapa kejadian, dan akhirnya relik ini disimpan di tanganku." 　　Mendengar ini, Lin Qiye langsung terpana sebelum matanya dipenuhi kengerian yang mendalam. 　　"【Shi Po Yuan】... selama ini ada di tangan Kapten?!" teriak Lin Qiye dengan wajah penuh keterkejutan. 　　“Benar.” Chen Muye berkata dengan tenang, “Aroma Jinxu ini terkait hukum penghancuran, hanya 【Hei Wuchang】 milikku yang bisa meminjam wibawa Istana Raja Kematian untuk menekannya. Jika tidak, kehadirannya di dunia luar akan terlihat jelas seperti matahari dalam kegelapan, berpotensi menarik perhatian para dewa lain.” 　　“Jadi, Anda sudah menekannya selama sepuluh tahun?” 　　Chen Muye mengangguk, “Tapi selama sepuluh tahun ini, kekuatannya terus bertambah sementara kekuatanku semakin melemah. Menekannya menjadi semakin sulit... Karena 【Shi Po Yuan】 sendiri mengandung aura kematian, kontak dengan kulitku terus membakar jiwaku. Dulu setiap hari aku masih bisa melepasnya beberapa jam, tapi sejak bulan lalu... aku tidak berani melepasnya lagi.” 　　Sorot mata Chen Muye dipenuhi penyesalan, “Dua hari lalu saat pesawat hampir jatuh ke permukiman, aku membuka sedikit sudut 【Shi Po Yuan】. Tak disangka kebocoran aura itu menarik perhatian dewa asing.” 　　Lin Qiye menggelengkan kepala, “Ini bukan salahmu. Bahkan jika kau tidak membukanya, dalam beberapa hari lagi benda itu tetap akan menerobos tekanammu.” 　　Chen Muye perlahan menutup matanya, diam seribu bahasa. 　　“Lalu apa yang bisa kita lakukan sekarang?” Lin Qiye merenung sejenak sebelum bertanya. 　　“Menunggu.” 　　“Menunggu?” 　　“Pertarungan di level ini sama sekali bukan urusan kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu.” Chen Muye berbicara pelan, “Evakuasi warga menjadi tanggung jawab polisi, tapi dengan populasi Cangnan yang sebanyak ini, mustahil semuanya dievakuasi dalam waktu singkat. Jika selama itu... sesuatu benar-benar terjadi di kota ini, kitalah yang harus menunda-nunda waktu.” 　　Lin Qiye mengangguk keras-keras, “Baik.” 　　…… 　　“Heh heh heh...” 　　“Kamu pikir bisa lepas dari semua ini?” 　　“Meski kamu berusaha keras melupakannya, kamu, tetaplah kamu...” 　　“Kembalilah ke pelukanku...” 　　“Si Xiaonan.” 　　“……” 　　Di sebuah hotel di Shangjing, Si Xiaonan tiba-tiba membuka mata lebar-lebar dan bangkit dari ranjang, terengah-engah. 　　“Xiao Nan?” Hongying di ranjang sebelah mendekat dengan cepat, “Mimpi buruk lagi?” 　　Si Xiaonan menggigit bibirnya, wajahnya pucat pasi, lalu mengangguk. 　　“Tak kusangka anak kecil sepertimu masih melekat dengan ranjangnya sendiri.” Hongying mengelus kepala gadis itu dengan lembut, “Mau jalan-jalan keluar? Tadi siang kita belum selesai muterin pusat kota.” 　　Si Xiaonan menyembunyikan wajahnya di pelukan Hongying, setelah ragu sejenak, akhirnya mengangguk. 　　Kedua gadis itu berganti baju dan hendak keluar ketika pintu kamar diketuk. 　　Hongying membuka pintu dan melihat Wu Xiangnan berdiri di baliknya, ditemani Wen Qimo dan Leng Xuan dengan ekspresi serius. 　　“Kalian bukan pergi mencoba pijat? Kenapa sudah kembali?” Hongying mengerutkan kening bertanya. 　　“Ada yang tidak beres.” Wu Xiangnan membuka mulut dengan berat, “Begitu kami masuk pintu tempat pijat, langsung dengar resepsionis bilang, sekarang semua kereta dan pesawat ke Cangnan dihentikan...” 　　“Dihentikan?” Hongying tertegun, “Bukannya kita baru datang dari Shangjing kemarin? Kenapa bisa dihentikan?” 　　“Tidak tahu. Dengar kabar ini, kami langsung keluar dari tempat pijat, pergi ke bandara, stasiun kereta, terminal bus...” 　　“Benar-benar tidak ada.” Wen Qimo menyambung, “Baik masuk maupun keluar, semua rute terkait Kota Cangnan dibatalkan, seolah... kota Cangnan menghilang begitu saja.” 　　“Aku coba telepon kapten, tapi ternyata tidak ada sinyal.” Wu Xiangnan menarik napas dalam-dalam, berkata kata demi kata: 　　“Cangnan, kemungkinan besar terjadi kejadian.” Chapter 0244 Bencana Maut 　　Rumah Sakit Jiwa Para Dewa. 　　“Yaoji.” 　　“Sitong.” 　　“Liutiao.” 　　“Hula!” 　　Li Yifei mendorong habis mahjong di hadapannya, tertawa lebar. 　　A Zhu yang duduk di situ mengulurkan catatan kusut bertuliskan huruf besar: 　　——Kupon Menyapu A Zhu. 　　Nyx dan Merlin juga tersenyum mengulurkan kupon masing-masing: “Kupon Masak A Zhu” dan “Kupon Penghangat Ranjang A Zhu”. 　　Li Yifei menggenggam tiga kupon di tangannya, tersenyum lebar menatap A Zhu, lalu melambaikan tiket di tangannya: "A Zhu, besok tugas menyapu dan masak kuserahkan padamu. Plus, malam ini datang ke kamarku untuk menghangatkan tempat tidur." 　　A Zhu mengatupkan bibirnya, berkata dengan sedih: "Padahal main mahjong berempat, kenapa chip taruhannya bertiga pakai kupon tugasku?" 　　"Senior harus kasih lebih banyak kesempatan pada junior. Ini budaya perusahaan kita." Li Yifei tersenyum licik, menunjuk beberapa kertas di depannya, "Lagipula bukankah ada kupon tugasku juga? Kalau bisa menang, ambil saja!" 　　A Zhu berkata dengan wajah merah marah: "Kamu jahat! Hongyan datang lebih telat, kenapa dia tidak perlu kerja?" 　　"Hongyan masih cuma bisa kerja sederhana. Sekarang rumah sakit jiwa kita masih harus andalkanmu, A Zhu!" Li Yifei bersandar santai, menjentikkan jari ke Hongyan yang berdiri di belakangnya. 　　"Hongyan, buatkan nenek secangkir cappuccino. Untuk Senior Merlin, sediakan teh Biluochun terbaik." 　　Hongyan memiringkan kepalanya, tampak bingung dengan perkataan Li Yifei. 　　Li Yifei menghela napas, "Beri kami tiga gelas air." 　　Kali ini Hongyan paham, langsung menuju dapur. Beberapa saat kemudian kembali membawa tiga gelas air, meletakkannya di depan ketiganya. 　　Merlin mengangkat gelas, menggelengkan kepala, "Xiao Li, kok airnya tidak ada goji berry? Ini tidak sehat." 　　Li Yifei mulutnya berkedut halus, “Senior Merlin, di rumah sakit jiwa kita ini… Kan tidak ada pohon goji berry!” 　　Merlin menghela napas, ekspresinya terlihat agak frustrasi, sembari mengambil sebuah kartu dan melemparkannya. 　　“Er Tiao.” 　　“Makan!” Mata Li Yifei berbinar! 　　Tentu saja, yang sama-sama berbinar adalah Hong Yan yang berdiri di belakang. 　　Auuuuu——!! 　　Hong Yan menggigit meja bundar dengan gigi peraknya, dengan pasrah menggigit setengah bagian meja. Mahjong di atasnya menyusup masuk ke mulutnya, dikunyahnya hingga mengeluarkan suara Kreek jernih. 　　A Zhu：... 　　Li Yifei：... 　　Merlin：... 　　Nyx memandang Hong Yan dengan senyum di raut wajahnya, berkata lembut: "Cucu perempuanku ini punya kondisi gigi yang luar biasa!" 　　Li Yifei hendak berbicara ketika sosok berbaju putih tiba-tiba muncul di pintu. Dia berdiri tegak seketika, membungkuk dalam-dalam ke arah Lin Qiye, berteriak serempak dengan A Zhu di sampingnya: 　　"Selamat pagi, Direktur——!" 　　Setelah selesai berbicara, dia melirik ke arah Hong Yan di sampingnya. 　　Hong Yan yang sedang mengunyah mahjong：“*……amp；＠＃！＃*” 　　Lin Qiye memandangi mereka dengan curiga, sekarang dia tidak punya suasana hati untuk mencicipi budaya perusahaan pilihan hati yang diciptakan Li Yifei, melainkan langsung mendekati Merlin dan akhirnya berbicara: 　　“Yang Mulia Merlin, mohon pinjam langkah untuk berbicara.” 　　Merlin mengangkat alis, mengangguk, lalu menyusul Lin Qiye masuk ke ruang belajar. 　　"Yang Mulia Merlin, akhir-akhir ini aku menghadapi beberapa urusan..." Lin Qiye duduk di kursi sambil hati-hati memulai pembicaraan. 　　"Kau ingin aku meramalkan nasibmu?" Merlin langsung menangkap maksud Lin Qiye. 　　"Benar." 　　Merlin memeriksa Lin Qiye dengan seksama, setelah beberapa saat alisnya berkerut halus, "Bahkan tanpa ramalan, aku bisa melihat samar-samar bahwa lintasan nasibmu belakangan ini terlalu suram..." 　　"Apa arti kesuraman itu?" 　　Merlin ragu sejenak, lalu perlahan mengucapkan dua kata, "Pertanda kematian." 　　Alis Lin Qiye berkerut. 　　"Dalam bahasa Da Xia, ini berarti ujian takdirmu telah tiba." Merlin melanjutkan, "Memang lebih tepat menggunakan karakter 'ujian', karena dalam arti tertentu ini bukanlah kepastian kematian." 　　"Yang Mulia Merlin, adakah cara untuk mengatasi ujian ini?" 　　Merlin menggelengkan kepala, "Jika orang lain, aku bisa memberi saran melalui ramalan. Tapi seperti yang pernah kukatakan sebelumnya, 'masa depan'-mu tak bisa kulihat. Nasibmu sendiri telah disembunyikan. Jika bukan karena kekuatanku yang mulai pulih belakangan ini, mungkin bahkan pertanda kecil ini takkan terlihat." 　　Mendengar ini, wajah Lin Qiye memerah dengan ekspresi "sudah diduga", lalu menghela napas pasrah. 　　Tiba-tiba ekspresi Merlin berubah aneh. Ia menunduk memandangi tubuhnya sendiri dengan mata penuh tanya. 　　"Aneh..." 　　"Ada apa?" 　　“Meskipun aku tak bisa melihat lintasan nasibmu, tapi... sepertinya lintasan nasibku sendiri akan memiliki persimpangan yang lebih erat denganmu?” Merlin merenung cukup lama sebelum akhirnya berbicara dengan nada tak pasti: 　　“Mungkin... kunci untuk memecahkan masalahmu ada hubungan denganku?” 　　Lin Qiye tertegun sejenak sebelum matanya berbinar. 　　Sebagai Pasien Kedua di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, nasib Merlin tidak akan memberikan pengaruh pada dunia luar kecuali dia meninggalkan rumah sakit jiwa ini. Artinya... 　　Dalam waktu dekat, Merlin akan meninggalkan rumah sakit ini? 　　Berbeda dengan perawat di rumah sakit jiwa, hanya ada satu cara bagi pasien untuk pergi dari sini: mencapai 50% Progress penyembuhan. 　　Lin Qiye mengangkat kepalanya untuk memeriksa progress penyembuhan Merlin yang masih mentok di 41%, jauh dari target 50%. Yang paling mengkhawatirkan, progressnya tidak bergerak sama sekali selama dua bulan terakhir. 　　Tidak mudah untuk mendorong progress bar ke 50% dalam waktu singkat. 　　Lin Qiye mengerutkan alis sambil mengawasi Merlin di hadapannya, mulai merenungkan strategi. 　　Jika obat-obatan sudah tidak efektif untuk Merlin, mustahil meningkatkan 9% progress tanpa terobosan baru. Tapi bagaimana cara menciptakan terobosan tersebut? 　　Harus menyerang akar masalahnya! 　　Melihat Lin Qiye yang sudah terjebak dalam lamunan, Merlin diam-diam berdiri dan meninggalkan ruang belajar tanpa mengganggunya. 　　“Hanya ini, Lin Qiye duduk sendirian di ruang belajar sepanjang pagi, sejak mendapatkan rumah sakit jiwa sampai sekarang, ini pertama kalinya dia berlama-lama di dalam rumah sakit jiwa.” 　　“Lagipula saat dia di rumah sakit jiwa, di mata orang luar dia hanya melamun. Kalau benar-benar melamun sepanjang pagi, keluarga mungkin akan mengira anak ini sudah gila.” 　　“Tapi sekarang, meski sudah kembali ke dunia nyata, dia hanya bisa menunggu dengan cemas kedatangan bencana. Daripada begini, lebih baik berusaha mencari jalan hidup di sini.” 　　“Di luar ruang belajar, Li Yifei, A Zhu, Rubik cube, dan Hong Yan mengintip diam-diam ke dalam, hendak mengatakan sesuatu. Tiba-tiba, pintu ruang belajar terbuka.” 　　“Lin Qiye segera keluar dari ruang belajar, mengabaikan para perawat, langsung mendekati Merlin yang sedang tidur siang di halaman.” 　　“Dia menarik napas dalam-dalam, menginjak pegangan kursi, lalu berkata dengan serius:” 　　“'Merlin, sudahkah kamu menemukan rahasia dunia nyata? Masih bisa tidur?!'” “Chapter 0245 Rencana Pengobatan” 　　“Mendengar kalimat itu, keempat perawat sekaligus membeku di tempat. Bahkan anjing pudel di samping tiba-tiba melompat dari tanah, lari cepat sambil menggonggong:” 　　“'Gukgukgukguk...'” 　　“Merlin membuka mata dengan bingung. Pada momen berikutnya, tubuhnya berdistorsi hebat. Sekejap mata, berubah menjadi bintang laut pink yang familiar.” 　　“Bintang laut itu melompat dari kursi, memunculkan jaring ajaib sambil berteriak emosional:” 　　“SpongeBob SquarePants！Kita pergi menangkap ubur-ubur yuk！！” 　　…… 　　Bersamaan. 　　Ribuan mil jauhnya. 　　Burung gagak berputar-putar, petir menggelegar, di dalam gereja kuno nan misterius terdapat tiga kursi duri raksasa yang terpancang di pusat ruangan. Megah dan berwibawa, membuat siapapun yang memandang langsung terbesit niat untuk bersujud takzim. 　　Dua kursi di antaranya kosong melompong, hanya kursi duri di sebelah kanan yang diduduki santai oleh pria berpenampilan norak dengan jaket ekor burung. Di bawah kakinya, berdiri tiga pria bertubuh terselubung bayangan gelap. 　　"Dua bodoh!" 【Bisikan】 di kursi kerajaan itu bersuara dingin, "Tugas sederhana saja hampir gagal, bahkan dua jemaat mati tanpa penjelasan! Kalau bukan karena Shen Qingzhu bertindak cepat, barang itu sudah jatuh ke tangan Penjaga Malam." 　　Di bawah kursi kerajaan, dua pria saling bertatapan, lalu berbicara dengan getir: 　　"Yang Mulia, sungguh bukan kami ceroboh. Memang...memang kematian dua rekan tim itu sangat mencurigakan. Kami sudah memeriksa dengan teliti, sama sekali tidak ada jejak musuh di sekitar..." 　　"Diam!" 【Bisikan】 menggelegar dengan nada marah, "Kalian sampah! Kapan bisa seperti Shen Qingzhu yang membuatku tenang?" 　　Keduanya segera menunduk, diam membisu. 　　【Bisikan】 menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara pelan: "Kali ini kumaafkan. Sekarang akan kujelaskan detail misi berikutnya, intinya adalah...menangkap ubur-ubur!!" 　　Prak——! 　　【Bisikan】 tiba-tiba menutup mulutnya sendiri. 　　“Tiga orang di bawah tertegun, mengerutkan kening sambil mengangkat kepala memandang 【Bisikan】. Salah seorang bertanya dengan hati-hati: "Menangkap... menangkap ubur-ubur? Apakah ini misteri baru yang kuat?"” 　　“Bodoh! Maksudku... Krabby Patty yang lezat!!” 【Bisikan】 mengeluarkan suara dengan leher memerah karena marah. 　　Tiga orang: ??? 　　“Tuan, apa itu Krabby Patty...?” Orang lain bertanya dengan hati-hati. 　　【Bisikan】 tiba-tiba bangkit dari singgasananya, kedua tangan mencengkeram kepala sambil berteriak keras: 　　“Pergi! Semuanya pergi sekarang! Pergi cari Patrick Star tangkap ubur-ub...” 　　Prak——! 　　【Bisikan】 menampar wajahnya sendiri. Tekanan wibawa mengerikan dari tingkat Klein tiba-tiba menghunjam. Tiga orang di bawah saling bertatapan, lalu segera mundur ke luar gereja. 　　“Diam! Diam! Diam... Kau hantu sialan, lupakan rencanamu mengontrol tubuhku!!” Teriakan 【Bisikan】 samar-samar terdengar dari dalam gereja. 　　Shen Qingzhu berjalan ke luar gereja, perlahan berhenti melangkah. Ia menoleh memandang gereja kosong, kedua kelopak matanya menyipit. 　　“Kondisi mentalnya memang bermasalah...” 　　…… 　　Rumah Sakit Jiwa Para Dewa. 　　“SpongeBob SquarePants! Kapan kau kembali menangkap ubur-ubur denganku!?” 　　Bintang laut pink berlari kencang di halaman dengan kecepatan luar biasa. Lin Qiye menyipitkan mata, tubuhnya menyelinap cepat hingga berada di depan makhluk itu. Satu tangan memukul jaring dari cengkeraman bintang laut, tangan lain menggenggam tubuhnya dan mengangkatnya ke langit-langit. 　　“Biarkan aku melihat, kamu sebenarnya makhluk apa……” Lin Qiye bergumam. 　　Pada momen berikutnya, formasi sihir mempesona bermekaran di tangannya, menyelimuti seluruh tubuh bintang laut pink. Langsung setelah itu, tangan satunya Lin Qiye melayang di udara, mulai menggambar formasi sihir serupa. 　　Apa esensi penyakit Merlin? 　　Apakah kecemasannya karena tidak bisa menemukan dunia nyata? Bukan. 　　Kecemasan memang masalah, tapi tidak cukup untuk membuat Merlin turun ke tempat ini. Akar penyakitnya yang sebenarnya adalah "transformasi menjadi kepribadian kedua setelah mengalami kecemasan" itu sendiri. 　　Alasan Merlin berubah menjadi bintang laut pink hanyalah karena kepribadian kedua dalam pikirannya memang seekor bintang laut. Setelah mengontrol tubuh Merlin, secara refleks menggunakan sihir transformasi untuk mengubah penampilan menjadi wujud aslinya. 　　Dalam tingkat tertentu, ini adalah "invasi kepribadian asing". 　　Untuk ini, metode pengobatan terbaik adalah langsung memisahkan kepribadian kedua ini! 　　Jika di luar, Lin Qiye tidak punya cara. Tapi di dalam rumah sakit jiwa ini, kekuatannya akan meningkat drastis. Di satu sisi memaksa kepribadian kedua menandatangani kontrak panggilan, di sisi lain mencoba memanggilnya keluar dari tubuh Merlin. 　　Inilah skema "sihir panggilan spesifik" yang dipikirkan Lin Qiye sepanjang pagi, dengan tujuan melepaskan kepribadian kedua dari tubuh Merlin. 　　Sederhana, kejam! 　　Saat sihir panggilan di tangan Lin Qiye semakin terang, tubuh bintang laut pink perlahan memutar balikkan diri, mulai berubah sedikit demi sedikit menyerupai sosok Merlin sebelumnya. 　　Efektif! Mata Lin Qiye semakin berbinar. 　　Ketika setengah tubuh bintang laut pink telah berubah kembali menjadi Merlin, tubuh Merlin bergetar halus, kekuatan jiwa yang dahsyat mengalir melalui tubuh bintang laut pink dan membanjiri formasi sihir di tangan Lin Qiye. 　　Wajah Lin Qiye berubah pucat. Di bawah dampak kekuatan yang begitu hebat, sihir panggilan di tangannya langsung terputus! 　　Dia mendengus, tertatih mundur dua langkah, sorot mata penuh penyesalan terpancar di matanya. 　　Jiwa bintang laut pink dan Merlin saling melilit terlalu erat. Awalnya masih bisa dikendalikan, namun saat setengah jiwa bintang laut pink berhasil dikeluarkan, separuh jiwa Merlin yang masih terikat langsung melakukan serangan balik refleks. Ini adalah kekuatan jiwa dewa, mana mungkin Lin Qiye bisa menekannya dengan mudah? 　　Jika kepribadian bintang laut pink diumpamakan sebagai pohon, saat ini Lin Qiye telah menebas batang pohonnya. Akar-akar yang tersisa telah tertancap dalam-dalam di tanah, membuat Lin Qiye tak berdaya. 　　Tapi kabar baiknya, "terapi" kasar Lin Qiye kali ini benar-benar menguras setengah jiwa bintang laut pink. Progress penyembuhan Merlin melonjak drastis ke 62%, memenuhi kriteria untuk ekstraksi kemampuan kedua kalinya. 　　Ingin melanjutkan pengobatan, hanya bisa menunggu sampai kekuatan mental Lin Qiye setara dengan Merlin. 　　Lin Qiye memikirkan ini, tiba-tiba bingung menoleh dan mulai mencari-cari. 　　Li Yifei dan yang lain melihat ini, segera berlari mendekat sambil bertanya, "Direktur, apa yang Anda cari?" 　　Lin Qiye cemberut, matanya penuh kebingungan, "Aneh, padahal sudah mengambil separuh jiwa bintang laut itu. Ke mana perginya..." 　　…… 　　Gereja Dewa Kuno. 　　【Bisikan】yang duduk di Tahta Duri, baru saja berhasil menenangkan diri, perlahan membuka matanya. 　　"Suatu hari nanti, aku akan membuatmu benar-benar keluar dari tubuhku!" Dia membungkuk melihat tangannya sendiri, berbisik dengan suara dingin. 　　Setelah berkata demikian, dia berdiri dan bersiap keluar dari gereja. 　　Tiba-tiba tubuhnya bergetar, kedua tangan terbuka lebar, lalu mulai berlari kian kemari di gereja dengan emosional. Dua suara berbeda keluar dari tenggorokannya! 　　"Patrick Star! Akhirnya kamu datang! Patrick Star!" 　　"Hahaha! SpongeBob SquarePants! Ayo kita tangkap ubur-ubur?!" 　　"Baik! Baik! Ayo tangkap ubur-ubur! Ahahahaha..." 　　"Hehehehe..." Chapter 0246 Sihir Transformasi 　　"Progress penyembuhan Merlin: 61% telah memenuhi syarat untuk memperoleh hadiah. Dapat melakukan pengambilan acak kembali kemampuan dewa Merlin. Progress penyembuhan Merlin telah melebihi 50%, dapat melakukan kegiatan di luar Rumah Sakit Jiwa Para Dewa sementara waktu..." 　　Ternyata! 　　“Pada saat Lin Qiye melihat petunjuk ini, hatinya berdebar kencang. Pasien di rumah sakit jiwa setelah diobati hingga 50% semuanya bisa meninggalkan rumah sakit untuk beraktivitas.” 　　Yang lebih penting, Lin Qiye mendapatkan kesempatan kedua untuk mengambil kemampuan Merlin. Menghadapi bencana besar yang akan datang, setiap kemampuan tambahan berarti harapan bertahan hidup yang lebih besar. 　　Pandangan Lin Qiye tertuju pada roda putar misterius yang melayang di udara kosong, lalu ia berbicara pelan: 　　“Ambil kemampuan.” 　　Pada momen berikutnya, roda kemampuan Merlin mulai berputar cepat. Jarum bergesekan melewati satu per satu kemampuan: Penguasaan Sihir Api, Penguasaan Sihir Dimensi, Penguasaan Sihir Jurang, Penguasaan Sihir Hitam... 　　Akhirnya, jarum berhenti di atas deretan karakter kecil. 　　——Penguasaan Sihir Transformasi! 　　Saat melihat karakter-karakter ini, alis Lin Qiye terangkat. 　　Beberapa karakter ilusi melayang di udara. Ketika Lin Qiye mengulurkan tangan dan menyentuhnya, aliran kekuatan misterius menyusup melalui ujung jarinya masuk ke tubuhnya. 　　Langsung setelah itu, beberapa baris karakter kecil muncul di hadapannya. 　　“Penguasaan Sihir Transformasi (Divine Ruins Phantom): Anda bisa menggunakan sihir untuk berubah sempurna menjadi makhluk atau objek apa pun yang pernah dilihat, dan meniru kemampuan serta karakteristik mereka hingga tingkat tertentu (tingkat kemiripan imitasi tergantung pada pemahaman Anda terhadapnya).” 　　Setelah menyapu pandangannya pada tulisan itu, sorot mata penuh kejutan terpancar dari mata Lin Qiye. 　　“Kali ini yang terpilih adalah kemampuan lain yang mengandung kekuatan wujud dewa, yaitu Divine Ruins. Dari sini, Lin Qiye mulai menyadari bahwa pola tiga kali pengambilan kemampuan ini tidaklah sama. 　　Saat progress penyembuhan mencapai 1%, pemilihan kemampuan sepenuhnya acak. Berbagai kemampuan sampah bisa terpilih. 　　Namun ketika progress penyembuhan mencapai 50%, pasti akan terpilih kemampuan yang mengandung wujud dewa, seperti Korosi Kegelapan Mutlak Nyx dan sihir transformasi Merlin. 　　Lantas, apa perbedaan proses pengambilan kemampuan saat progress penyembuhan mencapai 100%? 　　Lin Qiye menggelengkan kepala, sementara mengesampingkan pikiran itu, lalu mulai mempelajari sihir transformasi dengan teliti. 　　Ia berdiri di tengah halaman, sorot mata berkilau biru. Formasi sihir biru tua berkedip di bawah kakinya. Pada momen berikutnya, penampilannya berubah sempurna menjadi persis Li Yifei. 　　Rambut acak-acakan, tubuh agak gemuk, seragam perawat hijau, serta kartu nama di dada... Bahkan setiap lipatan di bajupun identik sama persis. 　　Li Yifei matung menatap sosok dirinya yang lain di hadapannya, mulut menganga lebar. 　　“Qiye... Kamu, kamu ini...” 　　Formasi sihir kembali berkedip di kaki Lin Qiye. Penampilannya berubah menjadi A Zhu - tubuh pendek, rambut kelabu, tekstur sarang laba-laba di wajah yang sempurna meniru aslinya. 　　Jika harus dicari perbedaannya, sorot matanya jauh lebih tajam dibanding ekspresi polos alami A Zhu.” 　　A Zhu membelalakkan mata, "Wah!" 　　Langsung setelah itu, Lin Qiye kembali berubah menjadi penampilan Hongyan. 　　Li Yifei melirik Hongyan asli, lalu melihat Hongyan palsu, menelan ludah, "Qiye, aku punya ide gila..." 　　"Tidak, tidak ada." Lin Qiye melotot padanya, lalu kembali ke wujud semula. 　　Tiga perawat di hadapannya ini terlalu familiar baginya, selain mereka, mungkin dia bisa mencoba yang lain... 　　Lin Qiye ragu sejenak, formasi sihir di bawah kakinya kembali terbentang, yang berbeda kali ini ukurannya beberapa kali lebih besar, hampir menutupi seluruh halaman. 　　Cahaya berkedip, siluet Lin Qiye telah menghilang, digantikan oleh... seekor Naga Es Abadi raksasa! 　　Semua orang mendongak melihat naga es berbentuk aneh ini, dagu mereka hampir copot karena terkejut. 　　Inilah Naga Es Abadi yang pernah Lin Qiye lihat sekilas saat menjelajahi dimensi lain, meski hanya kesan samar, tapi dengan imajinasinya dia menyempurnakannya hingga tercipta pemandangan ini. 　　Ternyata ukuran dan ras bentuk bisa dipilih dengan santai. 　　Naga Es Abadi mengangkat kepala, membuka mulut lebar, teriakan marahnya memekakkan telinga bergema di seluruh rumah sakit jiwa. Ia memutar kepala, mengumpulkan kekuatan dalam tubuhnya, cahaya biru samar berkumpul di mulutnya, lalu mengencang... 　　Dan meludahkan dahak. 　　Lin Qiye：…… 　　Mengapa naga lain bisa menyemburkan napas api, sementara dia hanya bisa meludah? 　　Mungkin karena pemahamannya tentang Naga Es Abadi kurang mendalam. Lagipula dia hanya melihat sekilas dan meski berubah menjadi naga, level aslinya masih di tingkatan "Kolam" sebagai manusia. Berharap bisa menyemburkan napas api yang melebihi beberapa tingkatan di atasnya sama mustahilnya dengan mimpi di siang bolong. 　　Tapi saat Lin Qiye berubah kembali menjadi A Zhu, dia bisa menyemburkan beberapa helai benang laba-laba seperti aslinya. Sayangnya benang ini baik panjang maupun kelenturannya jauh di bawah standar A Zhu. Mungkin cukup untuk menjebak serangga, tapi kalau dipakai menjadi Spider-Man sepertinya masih payah. 　　Intinya, setelah transformasi dia memang mendapatkan sebagian karakteristik target, tapi harus berada di bawah level kemampuannya sendiri. 　　Lin Qiye mencoba berubah menjadi Mumu, Hongying, Chen Muye, Bai Li Pangpang, Cao Yuan... Li Yifei dan yang lain sambil mengemil camilan duduk di lantai, seolah menonton pertunjukan. Setiap kali Lin Qiye berubah wujud, mereka tepuk tangan penuh semangat sambil bersorak. 　　Setelah menguasai sihir transformasi, Lin Qiye meninggalkan rumah sakit jiwa. 　　Setelah berkeliling di kantor pengacara tanpa menemui bayangan Chen Muye, Lin Qiye ragu sejenak sebelum akhirnya mendorong pintu dan pergi. 　　Jalan Jembatan Perdamaian yang awalnya meriah dan riuh, kini terjebak dalam kesunyian maut. Sebagian besar toko sudah menutup pintu, hanya beberapa toko yang masih buka. Di jalanan bahkan tidak terlihat satu mobil pribadi pun, sesekali hanya ada dua mobil prajurit yang melesat melewati. 　　Di bawah dorongan pemerintah dan militer, warga Cangnan sekarang sedang mengungsi secara teratur. Namun dengan jumlah penduduk sebanyak ini, mustahil untuk melakukan evakuasi sepenuhnya. Sebagian besar warga yang masih menunggu giliran dievakuasi diminta tetap berada di rumah dan tidak boleh melakukan aktivitas kelompok lagi. 　　Kota yang seharusnya penuh semangat ini langsung menjadi sunyi sepi. 　　Lin Qiye melewati jalanan yang sepi, mendekati Jembatan Perdamaian. Pandangannya mengikuti aliran air kanal yang mengalir ke kejauhan, seolah merenungkan sesuatu. 　　Tiba-tiba seluruh tubuhnya tertegun. Ia memicingkan mata menatap kejauhan di kanal, lalu menggosok-gosok kelopak matanya. 　　Di hulu sungai kanal, sebuah kereta kuda menginjak air yang bergulung-gulung dan melesat kencang. Saat hendak melewati Jembatan Perdamaian, kereta itu secara aneh melangkah di udara, berbelok tajam, lalu berhenti di hadapan Lin Qiye. 　　Di atas jembatan yang luas dan sepi, hanya ada kereta kuda ini dan Lin Qiye yang berdiri di sana. 　　"Apakah kamu Lin Qiye?" Suara seorang lelaki tua terdengar samar-samar dari dalam kereta. Chapter 0247: Minum Teh 　　Gedebuk... 　　Dari langit cerah, gemuruh guntur samar-samar terdengar. Cahaya mentari memudar dengan kecepatan yang terlihat jelas, seolah ada tangan tak kasat mata yang menutupi langit. 　　Hanya dalam sekejap, awan-awan kacau pun mengalir dari kehampaan, menyelimuti kota. Kilat bergejolak, kota yang remang-remang terasa sayup-sayup dan tertekan. 　　Mendongak ke ufuk langit, masih terlihat di luar Kota Cangnan cahaya keemasan matahari menyemburat dari tepi awan hitam, namun tak secercah pun bisa menembus ke dalam kota. Seolah tempat ini telah terisolasi dari semua pengaruh luar... termasuk cahaya. 　　Bagai sebuah kutukan yang keji. 　　Angin kencang mulai bertiup. 　　Sudut baju Lin Qiye berkibar-kibar ditiup angin. Ia mengerutkan alis menatap kereta kuda di hadapannya, lalu mengangguk setelah beberapa saat. 　　"Aku Lin Qiye." Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Berani bertanya, apakah Yang Mulia adalah salah satu dari lima langit-langit manusia yang... Guru?" 　　Lin Qiye pernah dengar dari Hongying, belakangan ini ada seorang langit-langit manusia datang ke Cangnan dengan mengendarai kereta kuda. Melihat pemandangan ini, seketika ia teringat kabar itu. 　　"Panggil saja Guru Chen. Julukan langit-langit manusia itu terlalu tidak enak didengar, entah siapa yang membuat gelar buruk ini." Suara orang tua itu terdapat ketidaksenangan, "Naiklah. Yeye ada beberapa hal yang ingin dibicarakan." 　　Suara itu berhenti. Bocah pengemudi kereta pun berdiri, membuka pintu kabin di belakangnya. Dengan penuh hormat ia berdiri di samping, menunggu Lin Qiye masuk. 　　Lin Qiye ragu sejenak, lalu melangkahkan kaki menuju kereta kuda. 　　Mendekat dan melihat lebih dekat, Lin Qiye baru menyadari bahwa kereta ini berbeda dari yang dilihat di televisi, atau lebih tepatnya, tidak semewah yang dibayangkan, tanpa hiasan apa pun, hanya terbuat dari beberapa papan kayu yang disatukan, ditambah dengan ukiran sederhana. 　　Namun jika diamati lebih seksama, akan terlihat bahwa tekstur kayu-kayu ini saling menyambung, seolah menyatukan seluruh kereta menjadi satu kesatuan utuh, membuat siapa pun yang memandangnya menjadi agak bingung. 　　Lin Qiye menaiki kereta dan masuk ke kabin mobil, sorot matanya memancarkan keheranan. 　　Ruang di dalam kabin jauh lebih luas daripada yang terlihat dari luar, lebih pantas disebut ruang belajar daripada kabin kereta. Dinding dipenuhi gulungan bambu dan teks kuno yang tertata rapi di rak buku, di depannya terpajang meja pendek dengan satu set perlengkapan teh cendana ungu berkualitas tinggi, aroma cendana samar-samar melayang di udara. 　　Di bagian pusat, seorang pria tua berambut putih duduk bersila. 　　"Duduklah." Guru Chen melirik Lin Qiye sambil menyeduh teh dengan tenang, berkata datar. 　　Lin Qiye duduk berseberangan dengan Guru Chen, pandangannya tertuju pada jendela di kedua sisi kabin. Pemandangan jembatan suram dan pengap di luar telah menghilang, berganti dengan panorama taman bergaya Tiongkok yang dipenuhi kicau burung dan harum bunga. 　　Lin Qiye tertegun, secara refleks bertanya: "Guru Chen, di mana... kita berada ini?" 　　“Di atas jembatan, tapi sebenarnya tidak di atas jembatan.” Guru Chen menyeduh teh, mengulurkan segelas teh kepada Lin Qiye sambil tersenyum, "Area larangan milikku bisa menukar 'pemandangan' di dalam hati dengan 'pemandangan' di luar. Secara dimensi, kita sebenarnya tidak bergerak dari tempat semula. Tapi dari sudut pandang lain, kita sudah dievakuasi ke 'pemandangan' hati yeye." 　　Penjelasannya sangat metafisik. Lin Qiye hanya memahami sebagian, namun Guru Chen tidak berniat menjelaskan lebih lanjut. Beliau malah berbicara pelan ke arah kabin luar: 　　"Jalankan kereta." 　　Asisten di luar kabin menadahkan tangan dan membungkuk, menutup pintu kabin. Saat itu juga, aura Guru Chen dan Lin Qiye langsung menghilang seolah tak pernah ada. 　　Asisten itu duduk di luar kabin, mengemudikan kereta dengan santai ke suatu arah. Kereta itu seperti hantu menembus segala hambatan, langsung menembus dinding gedung komersil dan melayang di antara kota. 　　Di dalam kabin, Lin Qiye menatap Guru Chen yang sedang menikmati teh dengan santai, tak tahan bertanya: 　　"Guru Chen, mengapa Anda mencari saya?" 　　Guru Chen meletakkan cangkir tehnya pelan-pelan, menatap Lin Qiye dengan tenang: "Aura dewa yang muncul beberapa hari lalu adalah ulahmu. Naga Bumi Aliran Api itu juga kaubunuh." 　　Hati Lin Qiye berdebar kencang, meski di permukaan wajahnya tetap menunjukkan ekspresi bingung. Ia mengerutkan alis bertanya: 　　"Apa yang Anda maksud?" 　　“Kamu bisa berpura-pura bodoh, atau menyangkal, tapi fakta tetaplah fakta.” Guru Chen berkata dengan datar, “Meskipun pelatih bermarga Hong itu membuatkan dokumen bukti palsu untukmu, tapi pisaumu tidak akan berbohong. Walau hujan telah menyikat bersih noda darah di bilah pedang, jejak darah naga masih tertinggal... Siasat kecil ini bisa menipu orang lain, tapi tidak yeye.” 　　Lin Qiye diam sejenak, lalu membuka mulut: “Ini hanya membuktikan aku pernah melukai naga bumi, tapi tidak berarti bau dewa ada hubungannya denganku.” 　　Guru Chen menatap Lin Qiye dengan tatapan penuh makna, menggelengkan kepala, lalu berbicara perlahan: 　　“Lin Qiye, kamu bukan orang biasa, hal ini sudah lama kami pahami... Bahkan lebih awal dari kesadaranmu sendiri.” 　　Saat mendengar kalimat ini, alis Lin Qiye berkerut halus, keraguan muncul di hatinya. 　　“Keenggananmu mengakui menunjukkan kewaspadaanmu, ini bagus. Sebenarnya pengakuanmu tidak berpengaruh padaku, karena sama sekali tidak kupedulikan.” Guru Chen menyesap cangkir tehnya dengan hati-hati, melanjutkan, “Kedatanganku juga bukan untuk menuntut dosa.” 　　Lin Qiye tidak tahan bertanya: “Lalu untuk apa Anda mencari saya?” 　　“Hanya ingin melihatmu sebentar, sekadar minum teh bersama.” Guru Chen tersenyum sambil mengangkat sudut mulutnya. 　　Lin Qiye: ... 　　“Kenapa? Kamu meremehkan yeye?” Mata Guru Chen menyipit perlahan. 　　“Bagaimana mungkin... Bisa minum teh bersama Senior, ini kehormatan besar bagi junior.” Lin Qiye terus menggelengkan kepala, dengan pasrah melihat cangkir teh di hadapannya, lalu membawanya untuk dicicipi, memaksakan diri berkata, "Teh ini... Benar-benar enak." 　　Lin Qiye tumbuh besar hanya minum air putih. Keluarganya sangat miskin, mana mampu membeli barang mewah seperti daun teh. Pengalaman minum tehnya yang terbatas itu pun hanya dari beberapa cangkir kecil gratis yang ditarik pelayan toko saat ia lewat kedai teh... 　　Mana mungkin ia mengerti Seni teh? 　　Tapi Guru Chen yang terhormat sudah bersabda, selain memaksakan diri menghabiskannya, tak ada pilihan lain. 　　Wajah Guru Chen langsung berseri-seri. Dari lemari samping, ia mengeluarkan 12 bungkus daun teh berbeda, menyusunnya di meja sambil tersenyum: 　　"Mari, mari! Yeye masih punya banyak teh berkualitas. Hari ini, kita akan mencicipi semuanya sampai puas." 　　Lin Qiye: …… 　　…… 　　Pinggiran Kota Cangnan. 　　Loki berjalan santai ke puncak bukit kecil, memandang metropolis modern di kejauhan. Di setiap akses jalan masuk kota, pasukan militer telah berjubel. 　　Mereka memblokade semua jalur masuk ke pusat kota. Dalam radius pengawasan, bahkan seekor burung pun takkan bisa menembus garis blokade tembakan mereka. 　　Loki mengembang sudut bibirnya, menyipitkan mata sambil berkata dengan nada mencemooh: 　　"Dengan kekuatan konyol seperti ini, kalian pikir bisa menghentikan langkahku?" 　　Dia baru saja melangkah ke depan, lalu ragu kembali. Di balik kelopak mata yang dalam, kilau licik berkedip. 　　"Tapi, sekarang masih belum bisa memastikan posisi 【Shi Po Yuan】... Pion-pion berikutnya sudah dalam perjalanan, aku tak perlu mengambil risiko. Asalkan bisa memaksa 【Shi Po Yuan】 keluar saja..." 　　Sepertinya dia teringat sesuatu. Tangannya mengibas ke belakang, beberapa retakan kosong aneh muncul di kehampaan di belakangnya. Lalu, garis-garis profil raksasa humanoid sebesar itu mulai terbentuk. 　　"Jatuhkanlah ke dalam kekacauan..." Chapter 0248: Guru Zhan 　　Tut... tut... tut... 　　Suara deret nada terus bergema dari telepon. Beberapa detik kemudian, suara wanita penuh perhatian terdengar. 　　"Muye? Kamukah itu Muye?" 　　Gedebuk——!! 　　Kilat menyambar dari awan kacau, angin kencang menerjang tanah. Di puncak gedung tertinggi Kota Cangnan, seorang pria berjubah duduk di ambang, memandang secercah cahaya di pinggiran kota dengan diam. 　　Setelah lama, akhirnya dia berbicara pelan: 　　"Akhir-akhir ini... baik-baik saja?" 　　"...Lumayan." Suara wanita itu bergetar setelah terdiam sebentar, "Setelah bertahun-tahun, akhirnya kau mau menelepon aku." 　　Chen Muye tetap diam. 　　“Tahukah kau? Selama beberapa tahun ini, aku tak berani menolak satu pun telepon tak dikenal. Aku terus berpikir... Seandainya itu teleponmu, bagaimana jika aku melewatkannya? Seandainya kau ingin kembali... Bagaimana?” Suara wanita itu semakin tersekat. 　　“Saat bercerai dulu sudah kukatakan... Aku tidak bisa kembali.” Chen Muye berbicara pelan. 　　“Mengapa?! Mengapa tidak boleh!?” Wanita itu berteriak histeris, “Kamu ini polisi narkoba! Pekerjaanmu sangat berbahaya! Aku tahu! Aku tidak takut mati!! Aku mau menanggung risiko ini untuk bersamamu! Tapi, tapi kenapa... Setelah kita punya anak, kamu malah harus meninggalkanku? Sebenarnya apa yang terjadi padamu?!” 　　Wanita itu menangis tersedu-sedu, “Tahukah kau? Tahun ini Xiao Yang sudah masuk kelas satu SD... Setiap kali memperkenalkan diri di kelas, dia selalu bilang ayahnya polisi narkoba. Di sekolah dia terlihat gemilang, tapi sebenarnya tidak bahagia... Dia juga menunggumu pulang.” 　　Tangan Chen Muye yang menggenggam ponsel semakin erat mencengkeram. Ia menunduk memandangi tubuhnya sendiri, sorot mata berkabutnya penuh kepahitan. 　　“Maafkan aku...” 　　Dug——!! 　　Dari kejauhan, di ambang batas kota, ledakan keras terdengar menderu. 　　Chen Muye menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara perlahan ke telepon: “Paling cepat beberapa hari, paling lama sebulan, akan ada transfer uang ke rekeningmu. Jumlah itu seharusnya cukup untuk menghidupi kalian berdua seumur hidup...” 　　“Muye... Muye? Kenapa kau?” Wanita itu langsung tegang mendengar kalimat ini, “Aku tak mau uangmu! Aku cuma mau kamu kemba...” 　　“Maafkan aku.” 　　Sebelum suara habis, Chen Muye langsung memutuskan telepon. Dia perlahan bangkit dari tepi gedung, memandang kota di bawah kakinya sambil bergumam: 　　“Mukjizat... pada akhirnya akan tiba saatnya berakhir……” 　　…… 　　Dor——!! 　　Dengungan tembakan meriam dan sambaran guntur saling bertautan, bergema di langit. Di bawah langit kelam, puluhan raksasa biru raksasa muncul dari kejauhan. Embun beku putih menjalar di permukaan tanah. 　　Beberapa raksasa biru di barisan depan terkena tembakan meriam, tubuh mereka mundur tiba-tiba beberapa langkah. Saat debu menghilang, tubuh yang rusak itu kembali pulih. Mereka mengulurkan tangan menggenggam udara, kapak-kapak es raksasa mengkristal di tangan mereka. 　　Swoosh——! 　　Dengan sekuat tenaga mereka melempar kapak es itu. Senjata melesat membelah udara, memotong beberapa mobil berisi meriam menjadi pecahan kaca yang meledak dahsyat. 　　Di langit, sebuah helikopter tempur melesat lewat. 　　“Frost Giant. Tampaknya Loki sudah memasuki radius Kota Cangnan.” Di dalam helikopter, seorang perwira perlahan menurunkan teleskop, berbicara melalui headset ke saluran komunikasi. 　　“Berapa jumlahnya?” 　　Perwira itu menyipitkan mata, menghitung sekilas. Alisnya berkerut rapat, “Baru yang sudah muncul saja sudah lebih dari 200 ekor. Setiap ekor berada di level 'Chuan' jing. Dan masih terus bermunculan.” 　　Semua orang di saluran komunikasi menarik nafas terkejut. 　　“Jumlah ini... Apakah Loki ingin menghancurkan seluruh kota secara langsung?” 　　“Dengan sedikit senjata yang kita punya, mustahil menghentikan mereka! Jika sampai masuk ke pusat kota, pasti jadi malapetaka yang menghancurkan!” 　　“Bagaimana dengan tim 【Phoenix】? Bukannya pihak berwenang sudah memerintahkan mereka untuk membantu Cangnan?!” 　　“Masalahnya di sini.” Suara di saluran radio menarik napas dalam-dalam, “Tiga jam lalu, pesawat yang mengangkut tim 【Phoenix】... kehilangan kontak.” 　　“Kehilangan kontak?” Wajah perwira itu berubah pucat, “Itu tim khusus! Mustahil hilang tanpa jejak! Sekalipun dewa yang bertindak, pasti meninggalkan kesan!” 　　“Kami sedang menyelidiki kemungkinan kebocoran internal. Bisa jadi ada yang sengja memalsukan informasi agar tim 【Phoenix】 menjauhi medan perang Cangnan.” 　　“Aku tidak peduli cara penyelidikan kalian!” Perwira itu membentak, “Yang kumau tahu, tanpa tim khusus, dengan apa kita menghadapi para Raksasa Es ini?” 　　Di permukaan tanah, Raksasa Es raksasa bergerak mendekati pusat kota dengan kecepatan mengerikan. Salju putih berputar mengelilingi tubuh mereka, bagaikan badai salju yang siap meluluhlantakkan Cangnan! 　　Senjata api sama sekali tak berguna menghadapi kekuatan mengerikan ini. Peluru dan meriam membeku sebelum menyentuh tubuh Raksasa Es, 90% tak bisa difungsikan. 　　Saat pertahanan militer hampir jebol, kereta misterius dari kejauhan melesat mendekat. 　　“Gemuruh langkah Raksasa Embun Beku yang menginjak bumi tiba-tiba terhenti. Kicauan burung yang merdu mulai bergema di udara. Di permukaan aspal, tanah menyembul dari bawah, sejumput warna hijau mulai merambat, hamparan rumput segar tiba-tiba memenuhi seluruh medan perang.” 　　Di setiap jejak kereta kuda itu, aroma bunga menyebar. Hanya sekejap, tempat ini sepenuhnya berubah menjadi dunia lain... 　　“Guru telah datang.” Di dalam helikopter yang melayang di langit, sang perwira memancarkan sorot mata gembira menyaksikan pemandangan ini. 　　Raksasa Embun Beku tersadar akan perubahan lingkungan sekitar, tapi gerakannya tak sedikitpun melambat. Tubuh raksasa yang mengamuk membawa badai salju, menerjang kereta kuda itu dengan sprint dahsyat! 　　Raungan raksasa bergema di langit! 　　Tukang kereta muda melirik mereka dengan pandangan merendahkan, mengendalikan kereta untuk berhenti perlahan. Pada momen berikutnya, suara bergemuruh terdengar dari kabin di belakangnya. 　　“Tikus-tikus bangsa asing, tipu muslihat remeh.” 　　Swoosh——!! 　　Sebuah cangkir teh melesat dahsyat dari kabin, beterbangan dan menabrak badai salju yang datang berganas. Cairan teh di dalamnya bergoyang lirih, berubah menjadi pedang uap air tipis tak kasatmata sepanjang 300 meter, menyapu horizontal dengan sekali tebasan! 　　Seketika, semua Raksasa Embun Beku dalam radius satu kilometer membeku. Garis darah serentak muncul di leher mereka, kepala terpisah dari tubuh. Tubuh-tubuh raksasa itu kehilangan keseimbangan dan jatuh berat ke tanah. 　　Dari udara di atas, hampir separuh dari Raksasa Es terlihat tanpa kepala, darah yang menyiprat langsung mengubah hamparan rumput hijau menjadi merah. 　　Perwira di helikopter yang menyaksikan pemandangan ini terkejut luar biasa, tak kuasa mengeluarkan desahan lembut: 　　“Satu lentera Guru, menghancurkan ratusan pasukan, mengorbankan darah ribuan li... Inikah kekuatan langit-langit manusia?”