Bab 0417: Masuk Pasar

　　"Dokumen keanggotaan Baili Tumeng?" 　　Suara Ye Fan di telepon terdengar bingung, "Kapan kamu mengajukan permohonan keanggotaan Baili Tumeng ke atasan? Di proses persetujuanku tidak ada yang kulihat." 　　Lin Qiye yang sedang berdiri di jendela memegang ponsel, membeku di tempat mendengar kalimat itu. 　　“Tapi aku jelas sudah mengajukan, bersamaan dengan aplikasi masuk tim dari Cao Yuan dan An Qingyu.” Lin Qiye mengingat-ingat sejenak dengan serius, lalu berkata. 　　Di sisi lain telepon, Ye Fan terdiam cukup lama, kemudian terdengar suara gesek-gesekan pencarian. 　　“Di sini tidak ada aplikasi masuk tim dari Baili Tumeng.” Ye Fan berkata tegas, “Entah dokumennya hilang di perjalanan, atau... ada yang sengaja menahan dokumennya.” 　　“Menahan dokumennya?” Lin Qiye tidak tahan bertanya, “Siapa yang mau menahan aplikasi masuk tim Baili Tumeng?” 　　“Seharusnya orang internal Penjaga Malam. Urusan ini jangan kamu urusi dulu, biar aku yang tangani.” Ye Fan merenung sejenak, “Selain itu, ingatkan Baili Tumeng untuk mengajukan lagi aplikasi masuk timnya.” 　　Lin Qiye mengangguk, “Baik.” 　　Lin Qiye memutuskan telepon, menatap pinggiran kota yang gersang di balik jendela, alisnya berkerut halus. 　　Meski hanya masalah dokumen yang hilang, tapi entah mengapa Lin Qiye merasa ada firasat buruk... 　　Ia mengambil ponsel, menelepon nomor Bai Li Pangpang berturut-turut tiga kali, tapi tak ada yang tersambung. 　　“Apa kata Sang Panglima Ye?” Cao Yuan keluar dari ruang tamu sambil bertanya. 　　“Katanya dokumennya hilang di perjalanan, atau sengaja ditahan orang.” Lin Qiye menjawab jujur, “Tapi menurutku, masalah ini sepertinya tidak sesederhana itu...” 　　Cao Yuan mengangguk, “Apa yang mau kamu lakukan?” 　　“Lin Qiye menunduk sejenak merenung,”Pergi lihat apakah eksperimen An Qingyu sudah selesai. Kalau sudah hampir, kita segera pesan tiket pesawat ke Guangshen.” 　　…… 　　Kota Guangshen, persimpangan jalan tol. 　　Sebuah truk besar dengan dengungan berat perlahan parkir di tepi jalan. Sopir menarik rem tangan, lalu turun dari kursi pengemudi. 　　Di depan kendaraan, beberapa polisi lalu lintas memindai bagian luar truk dengan teliti, seolah mencari sesuatu. 　　“Kawan, kalian sedang menyelidiki apa?”（Kawan, kalian sedang menyelidiki apa?） 　　Sopir mendekati seorang polisi, mengeluarkan rokok dari saku, dan tersenyum mengulurkannya. 　　Polisi meliriknya sambil gelengan kepala, menolak rokok itu,”Apa muatan trukmu?”（Apa muatan trukmu?） 　　Sopir tertegun,”Semua babi berkualitas bagus!”（Semua babi berkualitas bagus!） 　　“Buka!” 　　Melihat sopir masih mematung, polisi menunjuk kabin depan dan mengulangi,”Kubilang buka sekarang!” 　　“Baik-baik.” 　　Sopir menggenggam engsel kabin truk, menarik dengan kuat. Kreek...pintu kabin terbuka perlahan. Bau busuk menyengat menyapu udara, membuat para polisi mengerutkan kening. 　　Seorang polisi menutup hidung sambil menyorotkan senter ke kabin remang. Puluhan babi putih dan gemuk bergerombol di ruang sempit, mengeluarkan erdengus rendah. 　　“Pergi!” Polisi lalu lintas tampak meremehkan menyapu pandangan ke kabin mobil, enggan berlama-lama di sini. Ia melambai lalu meninggalkan tempat ini, berjalan menuju mobil penumpang di belakangnya. 　　Sopir membungkuk hormat sambil menutup pintu kabin, segera kembali ke kokpit. Setelah menarik rem tangan dan menginjak gas, truk perlahan menghilang di ujung jalan, melaju langsung menuju Kota Guangshen yang gemerlap neon di kejauhan. 　　Tak ada yang memperhatikan, di puncak kabin tiba-tiba muncul kesan kapur tulis yang membentuk lingkaran besar. Pada momen berikutnya, dinding kabin yang tebal itu menghilang. Siluet berdebu muncul merangkak keluar, terbaring di atas kabin sambil terengah-engah. 　　“Hukh hukh hukh... Ya ampun, bau busuk sekali.” Bai Li Pangpang yang bau busuk itu batuk beberapa kali. Wajahnya terlihat pucat pasi. 　　Ia memandang sekeliling, mengkonfirmasi bahwa truk ini telah memasuki jalan kecil sepi tanpa kamera pengintai di sekitarnya. Lalu ia melompat dari atas truk! 　　Setelah berguling beberapa kali di pinggir jalan untuk menghilangkan gaya gerak, tubuhnya segera menyusup ke bayangan gelap di tepi jalan raya dan menghilang tanpa jejak. 　　“Setelah kabur dari hutan itu, Bai Li Pangpang secara acak memilih sebuah truk yang melintas di pinggir jalan, menggunakan kapur tulis dimensi untuk bersembunyi di kabin mobil demi menghindari pengejaran mereka. Tapi siapa sangka, pilihan acaknya ini malah jatuh pada truk yang penuh dengan induk babi. Namun karena sudah terlanjur, tidak ada jalan lain. Dia terpaksa menahan ketidaknyamanan bau, menghabiskan perjalanan mobil selama 6 jam bersama kawanan babi itu di dalam kabin. 　　Saat memilih kendaraan, dia sengaja memperhatikan plat nomor. Truk ini memiliki plat Kota Guangshen dan masuk ke tol menuju Kota Guangshen. Karena itu Bai Li Pangpang memprediksi tujuan truk ini adalah Kota Guangshen, dan fakta membuktikan kesimpulannya benar. 　　Saat turun dari tol melalui gerbang tol, Bai Li Pangpang dengan peka menyadari perubahan di luar. Dia menggunakan kapur tulis dimensi untuk melubangi atap kabin dan bersembunyi di atas mobil, sehingga berhasil menghindari pencarian pertama. Begitu polisi lalu lintas pergi, dia segera kembali ke kabin untuk menghindari terdeteksi kamera pengintai di gerbang tol. 　　Bai Li Pangpang yang kelelahan fisik dan mental berdiri di puncak bukit kecil. Matanya menatap metropolis yang terang benderang di kejauhan. Wajahnya yang penuh noda sama sekali tidak menunjukkan gelombang emosi. Kedua kepalannya perlahan menggenggam erat, sorot matanya menjadi dalam. 　　“Guangshen... Aku kembali.” 　　Dia bergumam pelan. 　　Bai Li Pangpang menatap lingkar kota di kejauhan sejenak, lalu melangkah melanjutkan perjalanan. Meski kini dia telah memasuki wilayah Kota Guangshen, bukan berarti krisis telah berlalu. Di kota yang dikuasai keluarga Baili ini, bahaya yang dihadapinya justru berlipat ganda dibanding tempat lain! 　　Sebagai grup terbesar di seluruh Da Xia, pengaruh Grup Baili telah meradiasi seluruh negeri bagai jaring raksasa yang menyelimuti. Kota Guangshen adalah pusat jaring ini, sekaligus wilayah dengan energi paling dahsyat. 　　Di sini, mata-mata keluarga Baili ada di mana-mana. 　　Bagaimana melewati para mata-mata ini dan pulang dengan selamat, adalah soal genting yang harus dihadapinya sekarang. 　　Mengandalkan kekuatan sendiri jelas tak cukup. Di bawah pengawasan ketat keluarga Baili, bahkan lalat pun tak bisa mendekati radius Grup Baili tanpa suara. Dia harus mencari bantuan... 　　Tapi bahkan Empat Jinxu Bumi, Api, Angin, dan Air yang paling dipercayanya pun telah mengkhianatinya. Siapa lagi yang bisa dipercaya? 　　Bai Li Pangpang berjongkok, menggunakan ranting untuk menulis beberapa nama di tanah. Setelah lama terdiam, dia coret satu per satu. 　　Semua yang terkait keluarga Baili sudah tak bisa diandalkan. Maka harus mencari kekuatan di luar keluarga Baili... 　　Akhirnya, pandangannya tertahan pada satu nama tertentu. Chapter 0418: Persahabatan Tuan Muda Jing 　　Bzzzz——!! 　　Dengung mesin mengiris udara. Sebuah pesawat turun perlahan dari ketinggian, mendarat mulus di landasan pacu yang rata. 　　“Para penumpang yang terhormat, penerbangan telah tiba di Bandara Qingyun, Kota Guangshen. Harap Anda membawa barang bawaan...” Suara pramugari yang merdu bergema di dalam kabin pesawat. Lin Qiye mengikuti antrian panjang keluar dari pesawat, melewati lorong menuju aula kedatangan bandara. 　　Setelah mengambil barang bawaan masing-masing, keempat orang berdiri di pintu aula kedatangan. Memandangi iring-iringan taksi yang tak terlihat ujungnya, mereka terjebak dalam keheningan. 　　“Qiye, sekarang kita harus ke mana? Cari hotel dulu atau langsung ke Grup Baili?” Cao Yuan tidak tahan bertanya, “Kita kan asing di Guangshen. Apa naik taksi tidak akan dibunuh?” 　　Lin Qiye memandangi arus mobil di hadapannya, menghela napas panjang. 　　Seandainya sesuai rencana awal, mereka seharusnya baru tiba di Guangshen besok siang. Bai Li Pangpang sudah lama mengatur orang untuk menjemput. Namun karena kedatangan mereka yang dipercepat ini tidak disampaikan ke pihak Grup Baili, mereka pun terombang-ambing dalam kebingungan. 　　Bukanlah Lin Qiye tidak tega meninggalkan uang taksi, melainkan karena aset Grup Baili di Kota Guangshen terlalu banyak. Sama sekali tidak tahu harus ke mana mencari Bai Li Pangpang. 　　Saat wajah-wajah murung itu tenggelam dalam kebingungan, sebuah Lincoln versi panjang hitam pelan-pelan parkir di hadapan mereka. Seorang pria tampan berjas putih dengan sarung tangan putih turun dari kursi pengemudi, segera melangkah mendekat. 　　“Halo, apakah Anda Kapten Lin Qiye?” 　　Mendengar kalimat itu, Lin Qiye tertegun. 　　Dari satu kalimat pihak lawan ini, dia memperoleh dua informasi: satu adalah pihak lawan mengetahui namanya, dan kedua adalah pihak lawan mengetahui identitasnya sebagai kapten tim khusus... Padahal perlu diketahui, mereka adalah tim yang sama sekali tidak tercatat dalam arsip Penjaga Malam, selain pihak berwenang Penjaga Malam, tidak mungkin ada yang mengetahui keberadaan mereka, apalagi status kaptennya. 　　"Apakah kamu dari keluarga Baili?" Lin Qiye mengerutkan alisnya. 　　Satu-satunya tokoh yang mungkin mengetahui identitasnya menurut Lin Qiye adalah direktur Grup Baili, salah satu kehormatan pihak berwenang Penjaga Malam, Baili Xin. 　　Dia sendiri adalah pihak berwenang Penjaga Malam, sekaligus ayah kandung Bai Li Pangpang, sehingga mengetahui keberadaan tim khusus ini tidaklah mengejutkan. 　　"Benar, saya adalah kepala pelayan Tuan Muda Jing, nama saya Chang Kangsheng." Chang Kangsheng melihat ekspresi bingung Lin Qiye, tersenyum menjelaskan, "Tuan Muda Baili Jing adalah anak angkat direktur Grup Baili kami, juga adik Pangeran Kecil. Biasanya ketika Yeye sibuk, dialah yang mengelola urusan besar kecil terkait grup." 　　Mendengar ini, Lin Qiye mengangguk dengan ekspresi termenung. 　　"Tapi, kita sebenarnya janjian besok tiba di Guangsen. Tiba-tiba datang hari ini tanpa pemberitahuan, bagaimana kalian tahu?" Mata An Qingyu menyipit saat bertanya. 　　Chang Kangsheng tersenyum menjawab, "Saat tamu-tamu terhormat baru selesai memesan tiket ke Guangsen, Tuan Muda Jing kami sudah mengetahui jadwal perjalanan kalian. Beliau khawatir tamu-tamu terhormat yang baru pertama kali datang dan tidak familiar dengan daerah ini, jadi khusus menyuruh saya untuk menjemput kalian." 　　Alis Lin Qiye berkerut halus. 　　Meskipun niat mereka baik, perasaan bahwa segala sesuatu tentang diri sepenuhnya dikuasai pihak lawan membuatnya tidak nyaman. Tapi mengingat mereka adalah adik dari Bai Li Pangpang, dia memilih untuk tidak berkomentar. 　　"Baik." Lin Qiye mengangguk. 　　Chang Kangsheng membantu semua orang menaikkan barang ke mobil. Lin Qiye dan rombongan masuk ke Lincoln versi panjang yang interiornya lebih luas dari perkiraan. Di dalamnya terdapat dua sofa kulit asli ekstra panjang, bahkan sebuah akuarium hias di samping sofa. Semua perabotan dan ornamen terlihat sangat mewah. 　　Jia Lan duduk di tepi sofa, penasaran mengamati akuarium itu. Jarinya mencolek permukaan kaca, pandangannya tak henti mengikuti gerakan ikan mas di dalamnya. 　　Chang Kangsheng duduk di kursi pengemudi, mengencangkan sabuk pengaman lalu tersenyum: 　　"Para tamu terhormat, tuan muda kami sudah menyiapkan akomodasi. Apakah kita bisa berangkat sekarang?" 　　Lin Qiye merenung sejenak sebelum mengangguk, "Boleh." 　　Mobil perlahan mulai bergerak. Penumpang di dalam sama sekali tidak merasakan getaran. Alunan musik klasik yang merdu mengalun dari speaker mobil mewah, seolah mereka berada di konser langsung. 　　Pandangan Lin Qiye tertuju pada pemandangan jalan di luar jendela. Beberapa saat kemudian dia bertanya, "Sudahkah Baili Tumeng tiba di Guangsen?" 　　“Pangeran kecil sudah tiba di Guangsen kemarin, apakah dia tidak melaporkan jadwalnya pada kalian?” jawab Chang Kangsheng yang sedang menyetir sambil tersenyum. 　　Lin Qiye menggelengkan kepala, "Tidak... Dan nomor ponselnya sepertinya tidak bisa dihubungi." 　　Chang Kangsheng berpikir sejenak, "Sejak kembali kemarin, pangeran kecil terus sibuk. Mungkin belum sempat melihat ponsel? Lagipula tamu-tamu penting yang harus dia sambut sangat banyak." 　　"Yang penting sudah kembali dengan selamat." 　　Mendengar kabar Baili Pangpang dalam keadaan aman, Lin Qiye menghela napas lega lalu bersandar di sandaran Sofa kulit asli, perlahan menutup matanya. 　　"Mengapa yang menjemput kita adalah orang-orang Young Master Jing? Bukan pihak Baili Tumeng?" 　　Tiba-tiba An Qingyu yang selama ini diam menyela. 　　Kedua bola mata Lin Qiye terbuka lebar-lebar. 　　Chang Kangsheng tertegun sejenak mendengar pertanyaan itu, "Pangeran kecil sedang sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun besok. Mungkin dia lupa? Lagipula sejak kecil dia memang suka kehilangan barang... Dan hubungannya dengan Young Master Jing keluarga kami sangat dekat. Kalian adalah teman pangeran kecil, berarti juga teman Young Master Jing. Tentu Young Master Jing akan memperhatikan urusan kalian." 　　Mata An Qingyu menyipit seolah sedang memikirkan sesuatu, namun tidak melanjutkan pertanyaan. 　　Setelah sekitar setengah jam berkendara, Lincoln stretch versi panjang itu berhenti perlahan di depan lobi hotel bintang lima mewah. Begitu Lin Qiye dan rombongan turun, beberapa bellboy langsung mengangkat barang bawaan mereka menuju lobi. 　　“Ini adalah salah satu aset Grup Baili kami, hotel termewah dan terbaik di seluruh Kota Guangshen.” Chang Kangsheng memperkenalkan sambil langsung membawa semua orang naik lift. Di tengah perjalanan, beberapa staf resepsionis mengantarkan kartu kamar mereka tanpa perlu melalui prosedur check-in. 　　Seiring lift yang perlahan naik, melalui pintu kaca bersih nan jernih, mereka bisa melihat pemandangan malam sebagian besar Guangshen dengan jelas. 　　Akhirnya, lift berhenti di lantai 88. 　　Seluruh lantai 88 hanya berisi satu suite. 　　“Tuan Jing mempersiapkan Suite Presiden termewah di hotel ini untuk para tamu kehormatan. Orang biasa sekaya apapun belum tentu berkesempatan menginap di sini. Hanya tamu istimewa Grup Baili yang berhak menempatinya.” 　　Chang Kangsheng mendekati pintu suite, menyikat kartu kamar hitam-keemasan di tangannya. Lampu sensor otomatis di dalam ruangan berbinar berturut-turut, menampakkan suite super mewah yang terang benderang di hadapan semua orang. 　　Chang Kangsheng berdiri di pintu, tersenyum dan berkata: 　　“Para tamu terhormat, kalian telah mendapatkan persahabatan Tuan Jing. Secara alami, kalian adalah tamu paling mulia bagi Grup Baili!” Chapter 0419 Aku Ingin Pulang ke Rumah 　　“Wuah...” 　　Di lantai 88 hotel mewah, An Qingyu berdiam-diam di depan mesin kopi, menunduk tak tentu arah pikirannya. 　　Aroma harum kopi pekat merambat di ruang tamu. An Qingyu tersadar dari lamunannya, mengangkat cangkir kopi lalu melangkah menuju jendela besar panorama di sampingnya. 　　Di bawah langit hitam, kota modern yang diterangi lampu neon memancarkan aura hidup mewah. Meski sudah larut malam, kota ini tetap tak menunjukkan tanda-tanda akan tenang. Beberapa mobil sport sesekali melintas di jalanan sepi, dengungan mesinnya menembus kesunyian malam sebelum menghilang di kejauhan. 　　Di balik jendela besar yang bersih dan terang, terpantul jelas bayangan dua pemuda. 　　"Bagaimana pendapatmu?" Lin Qiye yang berdiri di depan jendela tiba-tiba berbicara. 　　An Qingyu mengaduk kopi di tangannya, uap panas mengembun di kacamatanya membentuk kabut tipis, "Ada yang aneh." 　　"Aku juga merasakan hal sama." Lin Qiye mengangguk pelan, "Meski si Gemuk kadang kurang bisa diandalkan, tapi soal urusan kita dia selalu serius. Sekalipun sibuk, mustahil dia lupa menjemput kita..." 　　An Qingyu merenung sejenak, "Dan perasaan ku terhadap Tuan Muda Jing itu juga cukup aneh." 　　"Benar." Mata Lin Qiye menyipit, "Sejak awal, Kepala Pelayan Chang terus memberi isyarat sengaja/tak sengaja bahwa semua yang kita nikmati berasal dari Baili Jing, sama sekali tak menyebut soal si Gemuk. Seolah sengaja menghapus eksistensinya." 　　An Qingyu meneguk kopinya, setelah berpikir sejenak berkata dengan ragu, "Perselisihan internal keluarga?" 　　"Mungkin saja." 　　“Aset keluarga Baili terlalu besar. Posisi direktur Grup Baili yang juga merangkap sebagai kepala keluarga, cukup membuat sebagian besar orang menjadi gila. Jika Baili Jingzhen benar-benar sekuat yang dikatakan Chang Kangsheng, tidak aneh kalau dia tidak mau tunduk pada Bai Li Pangpang dan diam-diam menjegalnya.” An Qingyu menganalisis dengan cermat. 　　Lin Qiye tidak menjawab, hanya memandang pemandangan malam di luar jendela dengan tenang. Setelah waktu yang lama, dia menghela napas panjang. 　　“Ada apa?” 　　“Jika ini hanya perselisihan internal keluarga biasa, masalahnya tidak terlalu besar…” Lin Qiye berbicara pelan, “Asalkan Kakek Baili tetap bertekad kokoh mendukung Bai Li Pangpang, mereka sama sekali tidak mungkin membuat gejolak besar.” 　　An Qingyu mengangguk, “Benar juga. Mengingat sesepuh keluarga Baili itu bisa menopang seluruh Grup Baili, pasti bukan orang bodoh. Dia pasti sudah menebak akan ada yang tidak mau tunduk pada Bai Li Pangpang dan diam-diam menjegalnya. Selama dia turun tangan campur, orang lain sama sekali tidak mungkin mengguncang posisi Bai Li Pangpang.” 　　Setelah selesai berbicara, An Qingyu melihat wajah Lin Qiye masih terlihat tegang. Dia pun bertanya dengan bingung: “Kalau posisi Bai Li Pangpang memang tidak mungkin goyah, lalu mengapa kamu masih khawatir?” 　　Lin Qiye menggelengkan kepala, lalu berbalik badan dan masuk ke ruang tamu. 　　“Kuharap ini hanya kekhawatiranku yang berlebihan...” 　　…… 　　Kota Gusu, sebuah vila mewah berkelas tinggi yang berdiri sendiri. 　　Seorang pria paruh baya sedang duduk di sofa yang luas, perlahan mengayunkan gelas anggur tinggi di tangannya, pandangannya tertuju pada riak merah tua anggur mahal yang tercampur di dalamnya. Beberapa saat kemudian, ia mengangkat kepala dan meneguknya habis. 　　Tak, Tak, Tak…… 　　"Selamat pagi, Kapten." Seorang wanita berpostur montok menuruni tangga sambil tersenyum. 　　Wei Xiuming menoleh memandangnya, mengangkat gelas anggur di tangannya, dan berkata dengan tersenyum: "Pagi, Miao Su. Mau minum bersama?" 　　Miao Su menggelengkan kepala, "Kapten, minum alkohol sejak pagi tidak baik untuk lambung." 　　Wei Xiuming dengan pasrah meletakkan gelasnya di meja, perlahan berdiri sambil mengangkat kedua lengannya. 　　"Tak ada pilihan. Anggur yang dikirim keluarga Baili terlalu banyak. Jika botol ini tidak dihabiskan, lemari anggur tak akan muat untuk yang baru." Ia berjalan ke dinding latar televisi, mendorong pintu kayu geser di dinding. Pintu lemari raksasa itu bergeser tanpa suara, memperlihatkan tembok anggur merah mahal yang berjejal rapi seperti gunung berlapis. 　　"Kalau tak muat buang saja," kata Miao Su. "Kapten, kita Penjaga Malam, sebaiknya tidak terlalu terlibat dengan mereka." 　　"Aku tahu, tapi..." Wei Xiuming memandangi tembok anggur merah itu dengan pedih. "Kau juga tahu, aku sama sekali tak punya daya tahan terhadap alkohol... Kalau aku tidak menerimanya, mereka akan menuangkan semua anggur ini langsung ke toilet. Itu pemborosan!" 　　Miao Su menghela napas dengan pasrah, menggelengkan kepala, lalu berjalan ke dapur dan mulai menyiapkan sarapan. 　　"Bagaimana dengan Han dan yang lain?" tanya Miao Su seolah teringat sesuatu. 　　"Semalam mereka pergi menangani misteri baru yang muncul, sampai sekarang belum kembali," gumam Wei Xiuming. "Entah apakah mereka menginap di klub lagi." 　　"..." Miao Su membalikkan matanya, menggenggam kuat-kuat telur mentah di tangannya sampai pecah. "Kapten! Kamu harus mengajari mereka baik-baik! Setiap hari berkelakuan sembrono, mana seperti Penjaga Malam?!" 　　"Aku tahu, aku tahu. Kali ini saat mereka kembali, pasti akan kuhukum mereka!" kata Wei Xiuming dengan wajah serius. 　　Ding dong——! 　　Saat mereka sedang berbicara, dering bel pintu yang jernih terdengar. 　　Wei Xiuming hendak meminta Miao Su membukakan pintu, tapi melihatnya masih sibuk di dapur, akhirnya menghela napas dan membuka pintu sendiri. 　　Melihat sosok yang berdiri di luar pintu, Wei Xiuming langsung membeku di tempat. 　　"Baili Tumeng?!" teriaknya tercengang melihat si gemuk kecil yang bau busuk dan kerepotan di hadapannya. "Kenapa kamu bisa begini?" 　　Bai Li Pangpang tersenyum getir. "Ada sedikit masalah akhir-akhir ini... Kapten, boleh aku masuk?" 　　"Cepat masuk, cepat masuk!" 　　Wei Xiuming membawa Bai Li Pangpang masuk. Melihat kondisi anak itu, Miao Su yang sedang sibuk di dapur langsung terkejut, buru-buru melepas celemek dan bergegas mendekat. 　　“Xiao Tu Ming, kenapa kamu bisa begini? Siapa yang mempermainkanmu? Cerita sama jie! Aku akan langsung memukulinya sekarang!” Sorot mata Miao Su dipenuhi amarah. 　　“Tidak apa-apa... Tidak perlu, Miao jie.” 　　“Miao Su, cepat ambilkan dia baju bersih dari kamarku, bawa juga kotak P3K!” Wei Xiuming memeriksa luka di tubuh Bai Li Pangpang dengan wajah muram. 　　“Oh, baik!” 　　Beberapa saat kemudian, Bai Li Pangpang telah berganti baju bersih dan duduk di sofa. Miao Su memegang alkohol dan perban, sedang menangani lukanya dengan teliti. Wei Xiuming duduk berseberangan dengan ekspresi serius yang belum pernah terlihat sebelumnya. 　　“Ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi?” 　　Bai Li Pangpang menghela napas dan menceritakan seluruh kejadian selama perjalanan. Alis Wei Xiuming semakin berkerut. 　　“Maksudmu ada anggota keluarga Baili yang ingin membunuhmu?” Dia heran bertanya, “Siapa yang berani? Kau kan pewaris sah Grup Baili!” 　　Bai Li Pangpang menunduk, diam membisu. 　　“Aku sudah paham tentang urusan ini...” Bai Li Pangpang mengangkat wajah menatap mata Wei Xiuming, berkata sungguh-sungguh, “Aku ke sini hanya punya satu permintaan... Aku ingin pulang ke rumah!” Chapter 0420 Buka Pintu untukku 　　Wei Xiuming dan Miao Su saling bertatapan. 　　“Aku mengerti maksudmu.” Wei Xiuming berkata sambil termenung, “Kau menduga jika ada pihak dalam Grup Baili yang ingin membunuhmu, mereka pasti akan mengerahkan mata-mata di Kota Guangshen untuk melacakmu. Kau ingin menghindari mereka dan kembali ke rumah?” 　　“Benar.” Bai Li Pangpang mengangguk berat, “Aku sangat paham betapa besar pengaruh Grup Baili di Kota Guangshen. Mustahil bagiku menghindari mata-mata mereka dan pulang diam-diam sendirian. Jadi aku butuh bantuan kalian.” 　　“Tidak masalah.” Wei Xiuming tak ragu sedikitpun, “Kau adalah anggota Tim 010 kami. Kami pasti akan membantu sepenuh tenaga.” 　　Mendengar ini, senyum mengembang di wajah Bai Li Pangpang. Kegelisahan yang menggelayut di hatinya akhirnya sirna. 　　“Tapi bagaimana cara kita menyusupkan Xiao Tumeng pulang tanpa terdeteksi mata-mata keluarga Baili?” Miao Su yang baru selesai membalut luka Bai Li Pangpang mengerutkan alis. 　　Wei Xiuming berdiri dan mondar-mandir sebentar di ruang tamu, lalu sebuah siasat terlintas di benaknya. 　　“Aku akan segera memanggil Lao Han dan kawan-kawan. Dengan Area Larangan mereka, menyusup diam-diam ke kediaman keluarga Baili bukanlah hal sulit.” 　　…… 　　Di luar vila. 　　Sebuah mobil hitam biasa terparkir. Seorang pria perlahan menurunkan teleskop dari tangannya. 　　“Ternyata benar dugaan Tuan Muda Jing. Begitu tiba di Guangshen, dia langsung mencari Tim 010.” Ia menoleh ke rekannya di kursi penumpang, “Laporkan pada Tuan Muda.” 　　“Baik.” 　　Pria di kursi penumpang hendak menghidupkan headset-nya tiba-tiba terdengar ketukan jendela yang jernih dari samping. 　　Saat menoleh, terlihat seorang pemuda berambut perak sedang menggigit rokok. Tangan kiri di saku, senyum tipis mengembang di sudut bibirnya. 　　Dua pria itu saling bertatapan sejenak sebelum menurunkan kaca jendela. 　　“Ada perlu apa?” suara dingin pria pengemudi mengiris udara. 　　“Saudara, pinjam korek dong.” Anak muda itu mendekatkan kepalanya ke jendela mobil, tersenyum lebar. 　　“Nggak punya api, cari orang lain aja.” 　　Pria itu langsung menggulung kaca jendela setelah bicara. 　　“Ck, pelit banget sih.” Si anak muda meludahkan rokok dari mulutnya, mengulurkan tangan ke jaca spion sambil menjentikkan jari dengan lembut ke arah dalam mobil. 　　Prak——! 　　Pada detik berikutnya, udara di dalam mobil terkuras habis. Kedua pria itu membelalakkan mata penuh kengerian, menoleh ke arah anak muda bertangan di saku itu. Seperti tersadar sesuatu, mereka segera merogoh kolong kursi... 　　Tiba-tiba, sepasang tangan muncul dari kursi belakang, mencengkeram bahu keduanya. 　　Pupil kedua pria itu menyempit tajam! 　　Kursi belakang mobil ini awalnya kosong. 　　Sebelum sempat menoleh, bahu mereka terpelintir seperti pretel. Tulang dan otot remuk berantakan. Mereka menganga lebar menahan sakit, ingin menjerit tapi tak bersuara. 　　Setelah beberapa detik bergulat, kedua pria itu lunglai di kursi, napas terhenti. 　　Shen Qingzhu menyipitkan mata, membuka pintu mobil lalu menyeret kedua mayat itu ke tong sampah dekat situ. Ia lalu duduk di kursi pengemudi. 　　“Gimana bisa nebak Baili Tumeng bakal balik ke sini?” tanya Shen Qingzhu sambil menyesuaikan kaca spion. 　　Anggota Kursi Kesembilan yang duduk di kursi belakang berbicara pelan, "Dulu pernah berurusan dengan Tim 010 di sini, tahu posisi rumah aman mereka. Mengingat Baili Tumeng juga anggota Tim 010, wajar kalau dia kembali mencari bantuan mereka." 　　Dia melirik dua tong sampah di pinggir jalan, melanjutkan, "Target misi kita 【jemaat】 bukan mainan yang bisa diacak-acak sembarangan... Kalau keluarga Baili ikut campur nanti, malah akan merepotkan." 　　Shen Qingzhu mengangguk, "Jadi, langkah selanjutnya bagaimana?" 　　Kursi Kesembilan memandang ke pinggir jalan dimana sebuah mobil lain berhenti di depan vila. Langsung setelah itu, Bai Li Pangpang dan rombongan keluar dari vila lalu masuk ke mobil tersebut. 　　Dari sakunya dia mengeluarkan sebatang permen karet, melemparkannya ke mulut lalu mengunyah beberapa kali sebelum memuntahkannya ke telapak tangan. Dengan gerakan jari, dia menjentikkan permen itu ke arah mobil. 　　Permen karet berputar seperti spiral di udara, menembus angin tanpa suara dan menempel tepat di knalpot mobil. 　　Bzzzz——! 　　Mesin mobil menyala lagi dan mulai menjauh dari vila. Cahaya di sekitar mobil mulai berdistorsi aneh, membuat bodi mobil sepenuhnya menghilang dari pandangan mereka berdua. 　　Alis Shen Qingzhu berkerut, tapi Kursi Kesembilan justru menunjukkan ekspresi seperti sudah menduga, berkata tenang: 　　“Di Tim 010 ada seseorang yang bisa mengontrol pembiasan cahaya, membuat orang atau objek di sekitarnya masuk ke kondisi siluman optik. Tapi aku sudah memasang pelacak di mobil itu sebelumnya. Selanjutnya, kamu ikuti instruksiku dalam menyetir.” 　　“Baik.” Shen Qingzhu mengencangkan sabuk pengaman sambil mengangguk, “Apa kita harus menyerang mereka dalam perjalanan?” 　　Anggota Kesembilan merenung sejenak, “Tidak. Dengan perlindungan Tim 010, peluang keberhasilan kita sangat kecil. Malah bisa menghindari kecurigaan. Ikuti mereka dari jauh dulu, lihat apa yang sebenarnya mereka rencanakan.” 　　…… 　　Setengah jam kemudian, sebuah mobil tiba-tiba muncul dari jalanan yang kosong seolah-olah dari udara tipis. 　　Lao Han memutar setir, menghentikan mobil di pinggir jalan. Matanya menatap pintu perkebunan yang tertutup rapat di depan, lalu berkata: 　　“Hanya sampai sini. Di depan sudah pintu perkebunan keluarga Baili-mu. Aku tidak bisa masuk.” 　　Bai Li Pangpang yang duduk di kursi belakang mengangguk, “Cukup sampai sini. Jalan selanjutnya... aku yang tempuh sendiri.” 　　Ia menoleh ke Wei Xiuming dan Miao Su di sampingnya, senyum mengembang di wajahnya, “Terima kasih untuk kalian.” 　　Wei Xiuming melambaikan tangan, “Tak perlu sungkan. Kita anggota satu tim, saling membantu itu wajar. Masuklah dulu. Jika ada masalah, kirim sinyal. Kami akan menerobos masuk untuk menyelamatkanmu.” 　　Bai Li Pangpang mengucapkan terima kasih penuh syukur pada semua orang, lalu turun dari mobil. Setelah menarik napas dalam-dalam, sorot mata kokoh terpancar saat ia melangkah menuju pintu perkebunan yang masih tertutup rapat. 　　Mobil yang tiba-tiba muncul ini menarik perhatian penjaga vila. Mereka mengerutkan alis sambil berdiskusi sebentar, hendak melakukan sesuatu ketika siluet Bai Li Pangpang sudah mendekati pintu gerbang. 　　"Pangeran kecil?!" Penjaga itu terkejut melihat Bai Li Pangpang, "Anda kembali?" 　　Bai Li Pangpang berdiri dengan tenang di depan gerbang baja hitam, mengintip melalui celah pagar sambil menatap vila mewah putih berlantai satu di tengah taman. 　　"Buka pintu," katanya dengan tenang. 　　Beberapa penjaga saling bertatapan, "Pangeran kecil, ini... Tolong tunggu sebentar sementara kami meminta instruksi." 　　Bai Li Pangpang tiba-tiba menoleh keras, bola matanya dingin menusuk mata mereka, berbicara dengan tegas: "Sejak kapan... aku pulang ke rumahku sendiri harus minta izin?!" 　　Kilau emas menyambar di dadanya. 【Yaoguang】 berubah menjadi pedang terbang emas yang ia genggam erat, aura pembunuhan menyebar. 　　Ia berdiri di depan gerbang vila, suaranya dingin menusuk tulang. 　　"Kukatakan lagi, buka pintu untukku!" Chapter 0421 Sarapan 　　Melihat pedang terbang 【Yaoguang】 di tangan Bai Li Pangpang, wajah para penjaga berubah pucat. Setelah saling pandang, mereka diam-diam menekan tombol di tangan. 　　Grak——! 　　Gemuruh rendah bergema. Gerbang baja hitam berat perlahan terbuka, membuka jalan panjang berlapis daun ginkgo di hadapan Bai Li Pangpang. 　　“Bai Li Pangpang mengayunkan tangannya menghilangkan pedang terbang 【Yaoguang】 di tangannya, ekspresi wajahnya tidak terlihat senang atau marah, berjalan dengan tenang menuju vila mewah di kejauhan.” 　　“Setelah Bai Li Pangpang pergi, seorang penjaga bergegas lari ke pos satpam, mengeluarkan walkie-talkie, dan merendahkan suaranya berkata:” 　　“Pangeran Kecil sudah kembali! Dia benar-benar kembali!” 　　“Di kedua sisi Jalan Ginkgo, para pelayan yang sedang sibuk membersihkan jalan dengan kepala tertunduk melihat siluet yang familiar itu, mata mereka menunjukkan ekspresi terkejut, namun tetap serentak membungkuk hormat dan berseru penuh hormat:” 　　“Selamat pagi, Pangeran Kecil.” 　　“Bai Li Pangpang tidak menghiraukan mereka, berjalan langsung ke depan.” 　　“Apa yang dipikirkan orang lain, dia tidak ingin tahu. Dia terlalu lelah.” 　　“Dia hanya ingin kembali ke rumahnya sendiri, menemui Ayah dan Ibunya, menceritakan semua pengalaman selama perjalanan ini... Dia yakin dengan kebijaksanaan Ayah, pasti bisa membantu menemukan orang yang berusaha mencelakakannya diam-diam, serta mengembalikan keadilan untuknya!” 　　“Maka, di bawah tatapan semua orang, dia berjalan hingga ke depan pintu vila itu. Memandangi pintu besar yang familiar ini, dia perlahan mengulurkan tangan dan menekan bel di samping pintu.” 　　“Ding dong——!” 　　“Suara bel pintu yang jernih menggema.” 　　“Beberapa saat kemudian, pintu terbuka. Seorang pemuda berkemeja putih dengan dasi hijau tua dan kacamata emas berdiri diam di balik pintu. Melihat Bai Li Pangpang di depan pintu, matanya tertekan sejenak sebelum alisnya berkerut ringan.” 　　“Baili Tumeng……” Dia mulai bertanya dengan heran, “kenapa kamu di sini？” 　　Bai Li Pangpang juga tertegun, lalu mengerutkan alisnya sambil menatap anak muda di hadapannya, api kemarahan menyala di balik bola matanya, berkata dengan tegas: “Baili Jing… Mengapa kau ada di rumahku？” 　　Baili Jing mengangkat alisnya, tersenyum sinis, “Kenapa？Aku di rumah ayah angkatku, ada masalah？” 　　Bai Li Pangpang menatap tajam matanya, terdiam lama, lalu berkata dengan dingin, “Jadi… semua serangan di perjalananku ini ada hubungannya denganmu？” 　　Mendengar itu, Baili Jing mengamati Bai Li Pangpang sejenak, terkekeh, “Tampaknya selama di Penjaga Malam, kau memang belajar beberapa kemampuan. Anehnya kau masih bisa selamat… Ini di luar perkiraanku...” 　　“Brengsek kau ini！” 　　Bai Li Pangpang merasakan amarah yang belum pernah terasa sebelumnya membara di hatinya. Ia menggenggam erat tinjunya, lalu mengayunkannya tiba-tiba！ 　　Saat tinjunya hampir menghajar wajah Baili Jing, suara berat yang familiar terdengar dari dalam rumah. 　　“Siapa yang datang？” 　　Mendengar suara itu, secara refleks Bai Li Pangpang menarik kembali tinjunya. Angin tinju yang menderu menerpa pipi Baili Jing, hampir saja menghantam batang hidungnya. 　　Wajah Baili Jing menjadi muram sambil menyipitkan matanya membentuk lengkungan berbahaya. 　　“Baili Tumeng, lebih baik kau sadar di mana kita berada, hari ini… hari apa.” 　　“Dia mencemooh, menoleh ke belakang, wajahnya langsung memancarkan senyuman yang anggun. "Ayah, Kak Tu Ming sudah kembali!"” 　　“Bai Li Pangpang tertegun sejenak, pada momen berikutnya, dia cepat-cepat menyembunyikan tinjunya dan menarik tangan ke belakang.” 　　“Di balik pintu, seorang pria paruh baya dengan pelipis memutih berjalan ke pusat teras. Melihat Bai Li Pangpang di pintu, ekspresi datarnya berubah sedikit, mengangguk dengan tenang.” 　　“Tu Ming sudah kembali? Mari sarapan bersama.” 　　“Bai Li Pangpang melihat siluet yang familiar ini, matanya mulai berkaca-kaca. Kepahitan dan kekesalan yang selama ini ditekan oleh rasionalitasnya membanjiri hati, bibirnya gemetar tak terkendali.” 　　“Dia seperti anak yang ditindas di luar, akhirnya menemukan tempat untuk mencurahkan isi hati.” 　　“Saat hendak berbicara, Bai Li Xin sudah berbalik masuk ke dalam rumah.” 　　“Xiao Jing, buatkan sarapan tambahan untuk Tu Ming.” 　　“Pria paruh baya berpelipis putih itu masuk ke dapur, berkata pada seorang wanita yang lembut dan berbudi.” 　　“Bai Li Pangpang mempatung di tempatnya beberapa saat, diam-diam menutup mulut. Pandangannya tertuju pada Bai Li Jing yang tampak sopan, sorot matanya semakin dingin.” 　　“Kau tunggu saja, urusan ini belum berakhir...” 　　“Dia masuk ke dalam rumah, bersimpangan dengan Bai Li Jing di samping pintu. menunduk menggeser kacamata emasnya, sorot mata penuh cemohan menyala di balik lensa.” 　　Bai Li Pangpang masuk ke ruang tamu yang luas dan terang. Di atas meja makan putih bak mutiara, beberapa piring kosong tertata rapi. Seorang pelayan sedang mengumpulkan semua piring sambil mengelap permukaan meja dengan handuk secara teliti. 　　Beberapa saat kemudian, seorang wanita beraura lembut muncul dari dapur sambil membawa nampan sarapan dengan senyuman. 　　"Tu Ming, akhirnya kamu pulang juga setelah sekian lama pergi?" ujarnya sambil menaruh sarapan di meja makan, nada suaranya terdengar kesal. "Aku kira kamu tidak akan kembali bahkan di hari ulang tahun ayahmu ini." 　　"Bu, aku sudah lama ingin pulang, cuma..." 　　Bai Li Pangpang terdiam sejenak, melirik sekilas ke arah Bai Li Jing di sampingnya sebelum melanjutkan, "Cuma ada insiden tak terduga di jalan." 　　"Dasar anak ini... Sudahlah, cepatlah makan sarapan dulu. Setelah ini kita harus segera ke venue pesta ulang tahun." Wanita itu menggelengkan kepala dengan pasrah. 　　Bai Li Pangpang duduk di meja makan, mengambil sumpit di samping tangannya, lalu mulai menyantap sarapan dengan menunduk. 　　Masalah percobaan pembunuhan yang dialaminya di jalan tak akan dibiarkan berlalu begitu saja. Tapi sekarang bukan saatnya untuk berseteru terang-terangan dengan Bai Li Jing... Setidaknya bukan di sini. 　　Meski hati penuh kepahitan, dia takkan memicu konflik keluarga yang kotor dan berbau busuk di rumah mereka sendiri pada hari ulang tahun ayahnya. Karena begitu permusuhan dengan Bai Li Jing pecah, pasti salah satu dari mereka harus meninggalkan keluarga Baili untuk selamanya... 　　“Dia tidak ingin menghancurkan ulang tahun ayahnya sendiri.” 　　“Mengingat dia sudah kembali dengan selamat ke keluarga Baili, menunggu satu hari lagi pun tidak akan jadi masalah besar, bukan?” 　　Bai Li Pangpang menghabiskan seluruh sarapan di piringnya, bahkan menjilat remah roti di dasar piring hingga bersih. Dia berdiri dari meja makan sambil tersenyum, “Bu, aku sudah makan. Masakan Ibu benar-benar juara!” 　　Wanita lembut itu tersenyum sambil membersihkan piringnya, “Hanya mulutmu yang manis!” 　　“Persiapan pesta ulang tahun hari ini sudah selesai semua?” Bai Li Xin yang telah berganti jas mewah bertanya sambil memasuki ruang tamu. 　　Saat Bai Li Pangpang hendak bicara, Bai Li Jing yang berdiri di sampingnya lebih dulu menjawab, “Semua sudah siap, Ayah.” 　　Bai Li Xin mengangguk, matanya mengamati Bai Li Pangpang dari ujung kepala hingga kaki, alisnya berkerut, “Pesta ulang tahun akan segera dimulai. Kenapa kamu masih pakai baju seperti itu? Cepat ganti baju di kamar, lalu kita akan berangkat ke venue naik mobil.” 　　Bai Li Pangpang mengangguk, tangannya meraba-raba saku mencoba mengambil jimat kayu cendana yang dipersiapkan sebagai hadiah ulang tahun. Tapi setelah berpikir, dia memutuskan belum saatnya dan mengembalikannya ke saku. Chapter 0422 Berangkat ke Pesta 　　Sinar matahari cerah menerobos jendela besar, menari-nari di atas ubin yang mengilap. Lin Qiye dengan jas rapi berdiri di depan cermin besar, dengan cermat merapikan dasi hitam di lehernya. 　　“Setelan jas ini mereka beli di mal Kota Gusu, meski tidak bisa dibilang terlalu mahal, tapi harganya juga tidak murah. Utamanya karena mereka berpikir harus menghadiri pesta penting seperti ini, kalau jasnya terlalu murahan, malah akan mempermalukan Bai Li Pangpang.” 　　“Bagaimanapun juga ini adalah tim khusus kelima di masa depan, kalau pakai baju compang-camping seperti pengemis, ke depannya bagaimana bisa meraih posisi?” 　　“Lagipula yang bayar kan bos gemuk, Lin Qiye sama sekali tidak merasa sayang.” 　　Harus diakui, jas memang mencerminkan harga yang dibayar. Jas tegak di hadapan mata ini meski harganya mahal, tapi saat dikenakan memberikan kesan mewah yang tak tertandingi oleh jas murahan. Kain bertekstur halus dengan sempurna membentuk tubuh Lin Qiye yang atletis dan proporsional, menyandingkan keanggunan dengan kesan kekuatan. 　　Kerah hitam pekat yang dipadukan dengan kemeja putih salju di dalamnya, sempurna menonjolkan ciri wajah tampan Lin Qiye. Sorot mata berbinar bagai bintang itu dengan tenang mengamati bayangannya di cermin, sorot mata penuh kepuasan terpancar jelas. 　　Cao Yuan yang juga mengenakan jas melintas di belakangnya. Melihat sosok Lin Qiye yang tampan sempurna di cermin, wajahnya langsung ambruk. 　　“Kenapa kamu pakai jas kelihatan seperti selebriti, tapi aku malah mirip teroris beradab?” 　　Lin Qiye berbalik badan, melihat Cao Yuan yang mengenakan jas hampir serupa dengannya, dengan dasi yang diikat rapi. Namun entah mengapa, aura keangkuhan yang garang khas Cao Yuan masih terasa menyengat. Jika dipaksakan untuk digambarkan dalam empat kata, maka itu adalah "preman berjas". 　　"Mungkin masalah di wajahnya." Lin Qiye menjawab serius, menunjuk ke samping, "Lihat, An Qingyu juga terlihat normal saat memakainya." 　　An Qingyu yang sedang mengikat dasi di samping tertegun, senyum malu-malu muncul di wajahnya. Ia merapikan dasi terakhir kali, mengambil kacamata hitam besar dari meja dan mengenakannya, tampak seperti pemuda tetangga yang lembut dan berpendidikan, memancarkan cahaya kebijaksanaan dari seluruh tubuhnya. 　　Mulut Cao Yuan berkedut beberapa saat sebelum akhirnya melontarkan sebuah kalimat: "Tidak apa, aku yakin si Gemuk juga tidak akan lebih baik..." 　　Setelah ketiganya siap, pintu sebuah kamar tidur perlahan terbuka. 　　Jia Lan muncul dari kamar mengenakan gaun panjang biru tua. Rambut panjangnya yang halus seperti air terjun terjuntai alami hingga pinggangnya. Lengan yang ramping seperti pualam terangkat, dengan lembut menyisir sehelai rambut ke belakang telinga. Wajahnya memerah tipis. 　　"Cantik...kah?" Dia mendekati Lin Qiye, mata berbinarnya penuh harap. 　　Cao Yuan dan An Qingyu serentak menoleh memandang Lin Qiye yang berada di tengah. 　　Lin Qiye menatap Jia Lan dengan serius, merenung sejenak sebelum akhirnya mengangguk, "Cantik." 　　Kedua orang lainnya serentak menghela napas lega. 　　Mendengar dua kata itu, senyum mengembang di wajah Jia Lan. Sinar matahari cerah menyinari parasnya, bagai mentari musim gugur yang menghangatkan jiwa. 　　Ding dong——! 　　Dering bel pintu yang jernih menggema. Cao Yuan berjalan mendekati pintu utama suite dan membukanya. 　　Tampak Chang Kangsheng berdiri tenang di balik pintu, senyum sopan menghiasi wajahnya saat berkata dengan hormat, "Para tamu terhormat, mobil sudah siap. Jika persiapan sudah lengkap, silakan ikuti saya ke lokasi pesta ulang tahun." 　　Lin Qiye hendak mengangguk, tapi Cao Yuan yang berada di sampingnya teringat sesuatu. Ia mendekat ke telinga Lin Qiye dan berbisik pelan: 　　"Qiye, saat menghadiri pesta nanti, apa kita harus membawa pisau?" 　　Lin Qiye tertegun sejenak, lalu menunduk sambil merenung. 　　Secara prosedural, sebagai tim persiapan pasukan khusus, bahkan selama masa liburan pun mereka wajib selalu membawa senjata untuk antisipasi tugas darurat dari pihak berwenang. Bagaimanapun juga, saat helikoper datang menjemput, tak mungkin menunggu mereka pulang dulu mengambil perlengkapan. 　　Tapi kali ini mereka akan menghadiri pesta... Membawa senjata tajam tentu kurang pantas. 　　Apalagi yang berulang tahun adalah ayah kandung Bai Li Pangpang. 　　“Setelah ragu sejenak, Lin Qiye pun memikirkan jalan keluar. Ia tersenyum pada Chang Kangsheng yang menunggu di pintu, "Maaf, beri aku beberapa menit lagi."” 　　Setelah selesai berbicara, ia kembali ke dalam rumah. 　　Beberapa menit kemudian, ia keluar dari rumah dan mengangguk pada semua orang. 　　Keempat orang pun kembali naik Lincoln versi panjang itu, langsung menuju lokasi pesta ulang tahun. 　　Lokasi pesta ulang tahun ini berada di lantai tertinggi Gedung Utama A1 Grup Baili, yang disebut-sebut sebagai gedung tertinggi di Kota Guangshen sekaligus jantung Grup Baili. 　　Saat pertama tiba di Guangshen, Lin Qiye sudah melihat dari kejauhan pencakar langit ini bagai tiang dewa di dunia, tegak menusuk langit. Puncaknya sudah tenggelam dalam lapisan awan, mustahil memperkirakan ketinggian sebenarnya. 　　Di sekeliling gedung utama, empat gedung yang lebih pendek duduk seperti satelit. Dari tata letaknya, kompleks ini menyerupai kastil bernuansa modern dengan menara utama yang menjulang ke langit sebagai kediaman sang tuan rumah. 　　"Beginikah rupa orang kaya..." Cao Yuan menatap deretan gedung yang semakin dekat di balik jendela, tak kuasa menahan gumam. 　　Di sampingnya, Jia Lan sudah menempelkan wajah di kaca. Kedua kelopak matanya menatap tajam gedung-gedung itu, mulutnya sudah membentuk huruf 'O'. Dia yang berasal dari masyarakat kuno sama sekali tak pernah menyaksikan arsitektur sebegitu megah. Ini pantas disebut mukjizat ilahi. 　　Mobil-mobil pelan parkir di pintu gedung utama, Chang Kangsheng melepas sabuk pengaman dan turun dari mobil, membuka pintu mobil untuk Lin Qiye dan yang lainnya. 　　Di atas karpet merah baru yang lebar, keempat anggota Lin Qiye turun dari Lincoln hitam versi panjang, mengencangkan dasi mereka, menatap gedung tinggi yang tak terlihat puncaknya, lalu langsung melangkah menuju bagian dalam gedung. 　　Saat itu, banyak tamu sudah berdiri di aula mewah lantai satu gedung, saling berbincang dengan riang. 　　Tiba-tiba, suara mereka semakin pelan, satu per satu menoleh ke arah pintu masuk. 　　Terlihat empat siluet beraura kuat dan berpakaian sempurna sedang menginjak karpet merah, berjalan menuju aula. 　　Pemuda di tengah berwajah tampan, postur tegak, dengan pandangan yang dalam namun tenang; 　　Di sebelah kiri ada pemuda berkacamata yang terlihat lembut dan malu-malu; 　　Di sebelah kanan berdiri gadis berbaju panjang biru, kulitnya mulus seperti mutiara, kecantikannya memesona; 　　Paling ujung, terlihat pemuda berpenampilan santun namun menyimpan sedikit amarah di baliknya, tatapannya menyapu semua orang di ruangan, membuat hati yang melihatnya gemetar tanpa alasan jelas. 　　Para tamu penasaran mengamati keempat sosok ini, saling bertanya-tanya, tapi tak seorang pun tahu identitas mereka atau dari keluarga besar/kelompok mana pria lembut dan nona keluarga ini berasal. 　　"Permisi, tolong tunjukkan undangan Anda." Pria yang berdiri di samping pintu berkata dengan hormat. 　　Lin Qiye mengeluarkan empat undangan dan menyerahkannya ke tangan pihak lawan. Sorot mata penuh keheranan muncul di mata, lalu ia tersenyum dan berbicara: 　　"Silakan ikut saya, Tamu terhormat. Tuan kami telah menyiapkan hadiah sederhana untuk kalian..." Chapter 0423: Jinwu Collection Hall 　　"Menyiapkan hadiah? Untuk kami?" 　　Lin Qiye mengerutkan kening penuh kebingungan. 　　Pria itu mengangguk, "Ya, silakan ikuti saya." 　　Setelah selesai berbicara, ia membuat isyarat tangan undangan, lalu membawa keempat orang melewati aula menuju lift tersembunyi di belakang. 　　Tamu lain di aula yang menyaksikan adegan ini semakin terkejut. Mereka semua adalah perwakilan dari grup-grup besar, tokoh berpengaruh di dunia bisnis. Bahkan mereka pun tidak mendapat perlakuan istimewa seperti ini. Siapakah sebenarnya keempat anak muda ini? 　　Lin Qiye dan rombongan mengikuti pria itu masuk ke lift. pertama-tama memasukkan password di panel kontrol cerdas lift, memverifikasi sidik jari, lalu menekan tombol lantai 101. 　　Lift beroperasi dalam keheningan. Angka merah terus berkedip cepat seiring meningkatnya jarak mereka dari lantai dasar. 　　Saat angka tersebut berhenti di lantai 101, pintu lift akhirnya terbuka perlahan. 　　Di balik pintu, terbentang koridor kelabu yang luas bernuansa eksklusif. 　　“Lin Qiye dan yang lainnya mengikuti pria itu keluar dari lift, berjalan lurus di sepanjang koridor. Di bawah kaki mereka terbentang karpet beludru tak dikenal, langkah kaki tak mengeluarkan suara sedikitpun. Cahaya atmosfer kekuningan dari atas kepala menyinari, tidak terlalu redup juga tidak menyilaukan, menciptakan kenyamanan luar biasa.” 　　“Mereka berjalan di koridor ini selama lima menit penuh, melewati puluhan ruangan, baru sampai di ujungnya.” 　　“Pria itu mendekati pintu di ujung koridor, memverifikasi sidik jari, iris, dan kartu pegawai secara berurutan. Pintu berat itu pun terbuka perlahan. Di baliknya, terhampar ruang seluas tiga lantai.” 　　“Klik, klik, klik...” 　　“Seiring terbukanya pintu, lampu di atap menyala bergantian. Berkas-berkas cahaya memancar dari puncak, menerangi rak-rak pajangan yang berjejal rapi di bawahnya.” 　　“Lin Qiye dan rombongan berdiri di ambang pintu, menyaksikan gelombang rak pajangan yang semakin berbinar. Sorot mata mereka dipenuhi keheranan.” 　　“Ini adalah...” 　　“Jinxu.” Pria itu tersenyum di samping pintu. “Ini sebagian koleksi Jinxu keluarga Baili. Kecuali dua belas item ultra-tinggi bahaya yang disimpan terpisah oleh Tuan, semua ada di sini.” 　　“Lin Qiye mendekati etalase paling depan, mengamati isinya.” 　　“Sepasang sarung tangan hitam lapuk tergeletak di tengah etalase. Di bawah sorotan lampu, benda itu memancarkan cahaya hitam yang tidak beres, jelas bukan barang biasa.” 　　Di sudut kanan bawah lemari pajang, terletak sepotong logam dengan prinsip kerja yang tertera. 　　“【Sarung Tangan Pasang Surut】” 　　“Di bagian dalam sarung tangan terdapat area larangan dengan urutan 356 【Tenaga Dahsyat】， saat meninju dapat menghasilkan kekuatan dahsyat seberat 500-3000 kilogram， rating bahaya ‘b’， tidak ada persyaratan untuk pengguna， prinsip kerja Jinxu saat ini telah dipecahkan， telah dimasukkan dalam rencana produksi massal tiruan……” 　　Lin Qiye mengalihkan pandangannya dari lemari pajang ini， menatap deretan lemari lain yang berjejal di hadapannya， tidak tahan bertanya: “Di sini... sebenarnya ada berapa banyak Jinxu?” 　　Pria itu tersenyum dan berkata: “Total 383 buah， di antaranya 196 buah adalah area larangan ‘aman’ dengan urutan di atas 600， 86 area larangan ‘risiko rendah’ urutan 400 sampai 599， 63 area larangan ‘berbahaya’ urutan 200 sampai 399， 38 area larangan ‘berisiko tinggi’ urutan 90 sampai 199. Tentu saja， sebagian darinya adalah Jinxu dengan kemampuan yang sama， sudah termasuk dalam hitungan ini.” 　　Mendengar angka-angka menakutkan ini， Cao Yuan dan yang lain benar-benar terkejut. 　　Nama Museum Koleksi Jinxu Keluarga Baili， memang sudah pernah mereka dengar， tetapi baru hari ini mereka benar-benar menyadari... arti sebenarnya dari tiga karakter “” (museum koleksi). 　　Jumlah Jinxu sebanyak ini sungguh luar biasa mengerikan! 　　“Tuan sendiri adalah pihak berwenang Penjaga Malam， memiliki harapan besar untuk tim khusus ke-5 masa depan kalian.” Pria itu melanjutkan， “Karena itu， beliau menyuruh saya membawa kalian ke sini， setiap orang boleh memilih satu Jinxu secara bebas， sebagai hadiah dari keluarga Baili untuk kalian.” 　　“Lin Qiye menoleh, terkejut bertanya, “Pakai Jinxu sebagai hadiah? Apakah ini terlalu mahal?” 　　Pria itu tersenyum menggeleng, “Kapten Lin, Anda meremehkan keluhuran Grup Baili kami. Sejujurnya, setiap tim khusus yang lahir, keluarga Baili akan memberi hadiah. Contohnya pedang 【Yi Yuan】 di tangan Kapten Wang Mian dari tim 【Topeng Palsu】, itu hadiah dari Tuan muda untuknya dulu.” 　　Lin Qiye teringat pisau di pinggang Wang Mian, termenung mengangguk. 　　Cao Yuan, An Qingyu dan yang lain serentak menatap Lin Qiye, seolah menanti keputusannya. 　　Setelah beberapa saat, Lin Qiye tersenyum pasrah, “Kalau ini niat baik ayah si Gemuk, kita terima dengan senang hati... Masing-masing pilih satu.” 　　Cao Yuan dkk mengangguk, berhamburan mencari di ruang koleksi sebesar ini. 　　Meski koleksi Jinxu ini diurut berdasarkan nomor, kadang nomor tinggi tak selalu cocok. Contohnya 【Yi Yuan】 di tangan Wang Mian yang bisa mengubah kecepatan jadi daya pukul, sebenarnya cuma Jinxu nomor 301. Tapi kombinasi dengan kemampuannya bisa menghasilkan serangan ultra-berbahaya. 　　Saat Lin Qiye hendak mulai mencari, pria itu menghentikannya. 　　“Kapten Lin, Tuan muda sendiri yang menyiapkan Jinxu untukmu... Ikut saya.” 　　Lin Qiye tertegun sejenak, setelah ragu beberapa saat, akhirnya menyusul langkah kaki pria itu menuju ruangan lain. 　　Ruangan ini tidak terlalu besar, tampak tidak semegah galeri koleksi di luar, malah terkesan sempit. Tapi di tengah kamar ini telah terpajang sebuah kotak hitam ramping dengan diam-diam. 　　Pria itu berdiri di pintu, memberikan isyarat tangan mengundang pada Lin Qiye. 　　Lin Qiye melangkah mendekati kotak hitam tersebut, kedua tangannya membuka kunci pegas di sisi kotak. Dengan suara mekanis yang jernih, kotak itu perlahan terbuka. 　　Sebilah pedang panjang putih salju terbaring diam di pusat kotak hitam. 　　Panjang pedang ini hampir sama dengan pedang lurus, namun bilahnya relatif lebih ramping. Pisau itu memancarkan kilau merah samar di bawah sorot lampu, menimbulkan kesan mistis yang sulit diungkapkan. 　　Lin Qiye menyipitkan bola matanya saat mengamati pedang putih ini, merasa familiar... 　　"Kapten Lin, ini berbeda dengan Jinxu di luar." Pria itu menjelaskan tepat waktu, "Pedang ini bernama 【Zhan Bai】, membawa Forbidden Ruins Risiko Super Tinggi urutan 061 【Zhan Bai】. Ini adalah satu dari dua belas koleksi berharga Tuan. Ia bisa mengabaikan jarak untuk melukai objek apapun dalam radius seribu meter. Satu tebasan mampu memenggal apapun. Ini benar-benar senjata pamungkas." 　　Saat ini, Lin Qiye akhirnya tahu dari mana rasa familiar itu berasal. 　　Saat di kamp pelatihan, Bai Li Pangpang pernah mengeluarkan replika 【Zhan Bai】 untuknya pakai. Meski hanya bisa mengabaikan jarak lima meter, tetap meninggalkan kesan mendalam padanya. 　　Kini... versi asli Jinxu ini tergeletak di hadapan matanya. Chapter 0424 Semuanya Salah 　　Lin Qiye tidak buru-buru mengambil pisau itu, malah berbalik memandang pria tersebut. 　　"Mengapa koleksi langka ini diberikan padaku?" Lin Qiye mengerutkan alis bertanya, "Bahkan Wang Mian hanya membawa Jinxu No.301, kenapa justru memberiku pisau berbahaya seperti ini?" 　　"Tentu karena Kapten Lin layak." Pria itu tersenyum, "Potensi Anda jauh melampaui Wang Mian. Tuan yakin, Anda...lah tujuan sejati dari Jinxu ini." 　　Lin Qiye sedikit mengerutkan kening, hendak berkata sesuatu, pria itu melanjutkan: 　　"Selain itu, mungkin masih ada sedikit pamrih dari Tuan." 　　"Pamrih apa?" 　　"Suatu hari nanti, jika keluarga Baili menghadapi masalah, kami masih perlu mengandalkan bantuan Anda..." Pria itu berkata dengan hormat. 　　"Jadi ini cuma transaksi?" Lin Qiye menangkap maksudnya, mengerutkan alis. 　　"Apa salahnya transaksi?" Senyum pria itu melebar, "Kami jamin urusan ini pasti dalam kapasitas Anda, dan sama sekali tidak melanggar aturan Penjaga Malam. Semuanya wajar." 　　Lin Qiye terjebak dalam kesunyian. 　　Secara objektif, dalam arti tertentu transaksi memang lebih menenangkan daripada pemberian cuma-cuma. 　　“Jika benar seperti yang dia katakan, di masa depan aku harus membantu keluarga Baili sebuah urusan yang tidak melawan aturan 'Penjaga Malam' dan masih dalam batas kemampuanku, sepertinya ini bukan permintaan yang keterlaluan. 　　Lagipula ini kan aset keluarga Bai Li Pangpang. Seandainya suatu hari nanti keluarga Baili mengalami masalah, melihat hubungan baik dengan Bai Li Pangpang, meski tidak ada bayaran seharusnya dia akan bertindak membantu. 　　Jika dipikir-pikir, transaksi ini tampaknya sangat menguntungkan. 　　"Baik, aku berjanji." Lin Qiye menutup kotak hitam itu dan menggendongnya di punggung, berkata dengan tenang. 　　Melihat Lin Qiye mengemas 【Zhan Bai】, senyuman di wajah pria itu semakin cerah, membungkuk dengan intens. "Anda dan tim Anda akan menjadi teman abadi keluarga Baili." 　　Saat Lin Qiye menggendong 【Zhan Bai】 keluar dari ruangan, ketiga orang lainnya sudah memilih Jinxu yang mereka inginkan. 　　Cao Yuan memilih untaian tasbih Buddha putih yang digantung di tangan, An Qingyu mengambil kotak besi persegi yang tidak jelas bentuknya, sementara Jia Lan memilih gelang retro perak sambil membungkuk memain-mainkannya dengan girang. 　　"Sepertinya semua sudah memilih. Kalau begitu mari langsung menuju venue acara." Pria itu tersenyum. 　　Beberapa orang meninggalkan gedung koleksi, membawa Jinxu pilihan masing-masing, kembali naik lift. 　　Kali ini mereka langsung menuju lantai tertinggi gedung utama, yaitu Lantai 166. 　　…… 　　Shangjing. 　　"Sang Panglima Ye." 　　"Sang Panglima Ye, baik." 　　Ye Fan yang mengenakan pakaian biasa berjalan di lorong markas Penjaga Malam. Para kru yang berpapasan dengannya secara aktif menyapanya, dan Ye Fan membalas dengan anggukan ringan sebelum melanjutkan langkahnya. 　　"Jadi, menurutmu ada yang sengaja menahan dokumen pendaftaran Baili Tumeng ke tim karena ingin berbuat jahat padanya?" Di sampingnya, Zuo Qing yang tampak termenung mulai berbicara. 　　"Benar." Ye Fan mengangguk. 　　"Tidak masuk akal." Alis Zuo Qing berkerut, "Baili Tumeng adalah pewaris Grup Baili. Seandainya aku pesaingnya, justru harusnya aku ingin dia cepat-cepat bergabung dengan tim khusus sehingga sibuk mengurus tugas sampai tidak punya waktu mengelola grup. Dengan begitu aku bisa perlahan menggerogoti perusahaan. Apalagi kalau dia sampai gugur di medan perang... Mengapa harus repot-repot menahan dokumen pendaftarannya?" 　　"Itulah yang membuatku bingung." 　　Keduanya tiba di depan pintu ruang arsip. Setelah menunjukkan dokumen identitas mereka secara bergantian, mereka pun memasuki ruangan tersebut. 　　Ruang arsip yang menyimpan banyak dokumen rahasia tingkat tinggi ini hanya boleh diakses oleh pejabat Penjaga Malam. Suasana di dalamnya jauh lebih sunyi daripada area luar. Melewati rak-rak logam yang dipenuhi map arsip, mereka berdua berjalan langsung menuju area terdalam. 　　"Ada kemungkinan lain," kata Ye Fan sambil menelusuri dokumen di rak logam, "Pelakunya mungkin Baili Xin sendiri. Sebagai pejabat kehormatan Penjaga Malam sekaligus ayah Baili Tumeng, wajar jika dia tidak ingin putranya mengambil risiko nyawa dengan bergabung tim khusus. Dengan menahan aplikasi pendaftaran ini, semua penjelasannya jadi masuk akal." 　　Zuo Qing berdiri di depan rak logam, merenung lama dengan kepala tertunduk, lalu menggelengkan kepala. 　　“Kau dan aku sama-sama tahu bagaimana Baili Xin itu... dingin, kejam, mengutamakan keuntungan. Jika putranya bergabung dengan tim khusus, itu hanya akan memberi dia lebih banyak kekuatan suara dalam rapat dewan, bahkan menguntungkan seluruh Grup Baili. Mana mungkin dia rela mengorbankan keuntungan sebesar itu hanya karena kasihan pada nyawa putranya sendiri?” 　　“Huu……” 　　Ye Fan meniup lembut ke satu lapisan rak logam, mengangkat debu dari tumpukan tas dokumen yang tersimpan lama. Tangannya menghalau debu, jari-jarinya meluncur di atas tumpukan berkas seolah mencari sesuatu. 　　Akhirnya, jarinya berhenti pada sebuah tas dokumen yang masih baru. 　　“Kondisi di sini ternyata jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan.” Ye Fan mengambil tas bertuliskan “Baili Tumeng” dari rak logam, “Mari mulai selidiki arsip Baili Tumeng di Penjaga Malam. Telusuri dari awal masuknya, perlahan-lahan mundur... cari tahu di tahapan mana masalahnya.” 　　Zuo Qing mengangguk, pandangannya tertuju pada tas dokumen itu, sorot matanya penuh kebingungan. 　　“Aneh. Tas dokumen ini seharusnya sudah disimpan lebih dari dua tahun, kan? Kenapa masih terlihat baru?” 　　Tangan Ye Fan yang sedang membuka tas dokumen berhenti sebentar. Alisnya berkerut saat gerakannya menjadi lebih cepat. 　　Dia mengeluarkan setumpuk kertas tebal dari tas dokumen, mulai memeriksa dengan teliti dari halaman pertama. Begitu matanya jatuh pada lembar pertama, seluruh tubuhnya langsung membeku di tempat. 　　Dalam pikirannya muncul siluet gemuk yang pernah ditemuinya duduk di atas kapal es di laut itu. 　　Alisnya berkerut rapat. 　　"Bagaimana bisa begini? Ini tidak mungkin..." Dia tertegun memegang dokumen itu, matanya dipenuhi kebingungan. 　　"Ada apa?" Zuo Qing mengambil dokumen dari tangannya dan mulai membalik-balik halaman, "Dokumen-dokumen ini tampak normal saja?" 　　"Tidak, ini salah!" Ye Fan menggelengkan kepala terus-menerus, "Keliru, semuanya keliru..." 　　Dia berbalik dan bergegas menuju komputer di area terdalam ruang arsip, dengan cepat membuka dokumen elektronik Baili Tumeng. Jarinya menggesek trackboard dengan laju, wajahnya semakin tegang. 　　"Pesta ulang tahun keluarga Baili jatuh pada hari itu?" Dia menoleh bertanya pada Zuo Qing. 　　Zuo Qing berpikir sejenak, "Seharusnya hari ini." 　　"Di mana tim persiapan kelima?" 　　"Sedang menghadiri pesta ulang tahun," jawab Zuo Qing wajar, "Bukankah Anda sendiri yang menyetujui cuti dua hari untuk mereka?" 　　"Sial..." 　　Ye Fan menyodorkan dokumen itu ke tangan Zuo Qing, berkata dengan serius: "Aku masih ada rapat penting sebentar. Zuo Qing, pergilah ke Guangsen mewakiliku! Jika tebakanku benar, Grup Baili akan menghadapi masalah besar..." Chapter 0425 MENAGIH HUTANG 　　Di luar gedung utama Grup Baili. 　　Sebuah mobil hitam perlahan berhenti di pinggir jalan, jendela mobil diturunkan, Kursi Kesembilan menatap gedung megah di hadapannya, bola matanya sedikit menyipit. 　　"Mereka sudah sampai di venue." Shen Qingzhu memegang setir, "Apakah kita masih mengejar?" 　　"Pertama ada tim pengawal 010, lalu iring-iringan mobil keluarga Baili... Mereka benar-benar melindungi Baili Tumeng dengan baik ya?" Kursi Kesembilan mendengus dingin, "Apakah mereka benar-benar mengira aku tidak berani bertindak di venue utama keluarga Baili?" 　　Shen Qingzhu mengerutkan alisnya, "Yang Mulia Kursi Kesembilan, pertahanan di gedung utama Grup Baili sangat ketat, ditambah banyak Jinxu yang berjaga. Hampir mustahil bagi kita untuk masuk dengan paksa." 　　"Siapa bilang kita harus masuk dengan paksa?" 　　Kursi Kesembilan perlahan mengeluarkan dua undangan hitam dari saku, sudut mulutnya melengkung membentuk senyuman dingin, "Sebelum datang, aku sudah meminta Kursi Ketujuh membuat dua undangan palsu. Kita akan masuk dengan cara terhormat, lalu mencari kesempatan untuk membunuh Baili Tumeng. Mereka sama sekali tidak akan menyangka kita bisa menyamar di antara tamu..." 　　Ekspresi Shen Qingzhu terlihat aneh, "Bukankah ini terlalu berisiko? Bagaimana jika kita tertangkap basah?" 　　Pandangan Kursi Kesembilan naik, menatap wajah Shen Qingzhu melalui kaca spion, berkata dengan dingin: "Kenapa, kamu takut? Sebagai orang kepercayaan Yang Mulia 【Bisikan】, calon Kursi Kedua 【jemaat】 yang akan memimpin 【jemaat】 menuju kejayaan, kamu bahkan tidak berani mengambil risiko kecil ini?" 　　“……” 　　Shen Qingzhu menerima undangan, diam-diam menyimpan topeng rubah putih itu di pelukannya. 　　“Kapan kita berangkat?” 　　“Sekarang.” 　　…… 　　Ding dong——! 　　Lift berhenti di lantai 166. Pintu lift terbuka perlahan, memperlihatkan ruang pesta mewah nan luas di hadapan Lin Qiye dan kawan-kawan. 　　Seluruh lantai 166 merupakan area pesta ulang tahun. Ratusan meter persegi ruangan dikelilingi jendela besar tak bernoda, di luar terhampar lautan awan berlapis-lapis yang melayang tenang di bawah kaki para tamu. Dari sini, panorama Guangsen terlihat utuh. 　　“Silakan bersantai, Tuan-tuan terhormat. Pesta akan dimulai dalam sepuluh menit.” Chang Kangsheng berkata sambil tersenyum. 　　Lin Qiye mengangguk, mengambil sebotol sampanye dari nampan pelayan yang lewat, lalu berjalan santai menuju jendela besar di kejauhan. 　　“Kenapa kamu terlihat sangat mahir?” Cao Yuan mendekat sambil melirik sekeliling, merasa tidak nyaman dengan suasana mewah di sini, akhirnya tidak tahan bertanya. 　　Lin Qiye mengangkat alis, “Sulit? Bukannya di film selalu begini cara berperannya?” 　　Cao Yuan: …… 　　An Qingyu juga menghampiri sambil membawa gelas sampanye. Matanya menyapu cepat para tamu, tertahan sebentar pada beberapa orang di sudut, lalu berpaling dengan santai. 　　“Tim 010 yang bertugas di Guangsen juga datang.” Ia menoleh ke jendela sambil berkata tenang. 　　“Di mana?” 　　“Di sudut timur laut, yang terlihat tidak fokus itu adalah mereka.” An Qingyu mendorong kacamatanya, “Postur berdiri mereka berbeda dengan orang lain, punggung tegak, pengaruh kuat, tangan kanan memiliki kapalan tebal – jelas sering memegang pedang.” 　　Lin Qiye melirik sekilas ke arah itu, mengangguk pelan, “Mereka adalah tim Penjaga Malam Kota Guangshen. Direktur Grup Baili sendiri memiliki latar belakang pihak berwenang Penjaga Malam. Wajar jika diundang ke pesta ulang tahun... Tapi mereka terlihat murung, sepertinya menghadapi masalah?” 　　Cao Yuan bertanya: “Bagaimana kalau kita mendekati mereka?” 　　Lin Qiye merenung sejenak, menggelengkan kepala, “Tidak. Identitas kita sensitif. Tidak cocok untuk kontak langsung. Lagipula hanya segelintir orang di sini yang tahu tentang Penjaga Malam. Jika kita nekat mendekati, malah akan mencurigakan.” 　　“Benar juga.” 　　Lin Qiye melihat jam, tidak panik meneguk sampanye, berbicara pelan: “Tujuh menit lagi pesta dimulai. Lebih baik kita diam-diam minum dulu, lalu tunggu Bai Li Pangpang muncul.” 　　Mendengar ini, Cao Yuan refleks merapikan kerah bajunya. 　　“Dia tidak akan benar-benar berdandan lebih tampan dariku, kan?” gumamnya. 　　Tiba-tiba, seorang gadis berbaju merah dengan punggung terbuka mendekat sambil membawa gelas anggur. Suara manisnya terdengar: 　　“Halo, nama saya Li Xiang dari Grup Li... Kamu sangat cantik, bisakah kita berkenalan?” Bulu matanya yang panjang gemetar halus, sorot matanya menatap profil samping Lin Qiye, terlihat agak kabur. 　　Di samping, tangan Jia Lan yang menggenggam gelas anggur bergetar halus, dengan kaku memalingkan kepala, matanya menyipit tajam memancarkan cahaya berbahaya. 　　Lin Qiye meliriknya sejenak, berkata datar: "Grup Li? Tidak pernah dengar. Tolong jauhi saya, aroma parfummu menggangguku." 　　Senyuman Li Xiang membeku di wajahnya. 　　Jia Lan nyaris tertawa, berpura-pura membersihkan suaranya sambil memandang pemandangan awan di jendela, dengan riang meneguk sampanye. 　　Ya, manis. 　　"Halo, nama saya Han Shuai dari Tengyuan Heavy Industries, Nona, bolehkah saya..." Seorang tuan muda berjas rapi mendekati Jia Lan, mengibaskan rambutnya dengan penuh wibawa. 　　"Pergi!" 　　“……” 　　…… 　　Grup Baili. 　　Kantor Direktur. 　　Bai Li Xin berdiri di depan meja hitam besar, dengan santai mengenakan arloji mewah di pergelangannya, merapikan bajunya sebentar di depan bayangan jendela besar, lalu berbalik perlahan. 　　Di depan meja, Bai Li Pangpang dan Bai Li Jing berdiri berdampingan. 　　Bai Li Pangpang mengenakan jas mahal biru tua, mengangkat kepala dan menegakkan dada. Tubuh yang awalnya agak gemuk kini di bawah sorotan setelan formal hanya terlihat kekar. Sikap bersikap tak peduli telah benar-benar dikendalikan, wajahnya khidmat, seluruh penampilannya menunjukkan kebijaksanaan dan kemegahan. 　　Di sebelahnya, Bai Li Jing membungkuk dan memakai kacamata emas di batang hidungnya, lalu berbicara dengan tak tergesa: "Ayah, semua tamu pesta ulang tahun sudah datang, semua prosesi juga sudah dipersiapkan. Kira-kira masih lima menit lagi, acara akan dimulai secara resmi." 　　"Ya." Bai Li Xin mengangguk ringan, berbicara tanpa ekspresi. "Aku akan keluar dulu menemui beberapa teman lama. Kamu nanti langsung pergi ke venue saja." 　　"Ya." 　　Suaranya berhenti. Pandangan Bai Li Xin langsung mengabaikan mentah-mentah dua orang di depan meja, lalu melangkah langsung menuju pintu keluar. 　　Braak——! 　　Pintu kamar kantor direktur ditutup. 　　Udara di dalam ruangan pun tenggelam dalam kesunyian maut. 　　Kedua kelopak mata Bai Li Pangpang berkerut, ia menoleh memandang Bai Li Jing di sebelahnya. Di sorot matanya muncul kilau dingin. 　　“Masih ada sedikit waktu.” Bai Li Pangpang bersuara berat, “Utang antara kita berdua, harus dihitung dengan tuntas.” 　　Bai Li Jing mengangkat alis, sudut mulutnya sedikit terangkat, dengan santai ia menghindari meja kerja, lalu duduk di kursi putar hitam milik direktur. 　　“Iya, utang kita... harus diselesaikan sampai tuntas.” 　　Ia berkata dengan senyum samar. Chapter 0426 Baili Tumeng 　　Melihat pemandangan ini, alis Bai Li Pangpang berkerut rapat. 　　Dia mengulurkan tangan ke meja kantor dan menopang tubuhnya, lalu melompat dengan lincah melewati meja tersebut, mendarat dengan mantap di depan Bai Li Jing yang sedang duduk di kursi putar. Tangan kanannya mengepal erat, suaranya dingin saat berbicara: 　　"Meskipun kau adalah anak angkat keluarga Baili, sejak kecil sampai sekarang, ada satu pun kami memperlakukanmu buruk? Segala yang kumiliki, kau juga punya, bahkan beberapa lebih banyak dariku! Ayah menyerahkan seluruh grup untuk kau kelola, justru karena dia percaya padamu! Karena kami percaya padamu! Kau lebih mampu dariku, lebih berhak mengelola Grup Baili, poin ini sangat kupahami. Dari awal sampai akhir, aku tak pernah berniat memonopoli kekuasaan! Aku juga tak peduli semua ini. Yang kupikirkan adalah setelah aku mewarisi Grup Baili, langsung menyerahkan seluruh kekuasaan padamu, biar kau yang terus mengendalikan Grup Baili untukku. Saat itu nanti, kita berdua saudara - aku bertarung di luar, kau mengurus bisnis keluarga di rumah. Tidakkah ini baik?!" 　　Bai Li Pangpang menatap tajam mata Bai Li Jing, mengeratkan giginya dengan geram: 　　"Aku menganggapmu saudara, tapi kau? Kau ingin membunuhku! Meledakkan pesawat, menghasut empat Jinxu, memasang jaring perangkap di seluruh wilayah Guangsen... Ha ha, Bai Li Jing, hebat sekali tulisan tanganmu! Bagaimana bisa keluarga Baili memiliki serigala bermata putih sepertimu?!" 　　Bai Li Pangpang hampir menggelegar saat mengucapkan kalimat terakhir. Tiba-tiba ia mengangkat tinjunya, menghantamkan dengan kuat ke wajah Bai Li Jing. Angin tinju yang menderu mengeluarkan suara erangan menusuk udara, pukulannya sungguh menakutkan. 　　Baili Jing yang duduk di kursi putar menyipitkan matanya, perlahan mengangkat tangan kanannya. 　　Di jempolnya, sebuah cincin giok hijau zamrud berkilauan samar. 　　Pada momen berikutnya, cincin ini tiba-tiba terurai seperti air pasang, menyelimuti tangan kanan Baili Jing dan berubah menjadi sarung tangan baja giok yang mantap menangkap kepalan tangan Bai Li Pangpang. 　　Braak——!! 　　Bunyi benturan berat bergema di dalam kantor. 　　Kepalan tangan Bai Li Pangpang dengan mudah digenggam oleh Baili Jing yang tubuhnya condong ke depan dari kursi goyang, sorot matanya penuh ekspresi mengejek. 　　"Aku? Aku serigala bermata putih keluarga Baili? Hahaha..." 　　Tawa Baili Jing terhenti tiba-tiba. Ia menatap mata Bai Li Pangpang sambil senyumnya semakin memudar, berbicara dengan tegas: "Setelah bertahun-tahun, kenapa kau masih begitu naif?" 　　Melihat sarung tangan baja giok itu, wajah Bai Li Pangpang berubah pucat, "Baili Jing, jangan-jangan kau ingin bertarung denganku menggunakan Jinxu di sini?" 　　"Memang kenapa kalau iya?" 　　Telapak tangan Baili Jing tiba-tiba mengencang. Kepalan tangan Bai Li Pangpang langsung mengeluarkan bunyi kreek halus. Wajahnya membara, dengan nekad ia memasukkan tangan ke dalam sakunya. 　　"Kalau memang ingin bertarung, aku akan memenuhi keinginanmu." 　　Tiba-tiba, tubuhnya mempatung di tempat. 　　Tangannya menggaruk-garuk dalam saku berulang kali, lalu ia menunduk melihat telapak tangan kosongnya dengan ekspresi tertegun di matanya. 　　“Dimensi Bebas-ku di mana?” Dia bergumam kebingungan, "Tidak mungkin, jelas kubawa di badan, kenapa tidak bisa dibuka... Di mana kekuatan spiritualku?" 　　Alis Bai Li Pangpang berkerut rapat. Dengan teliti ia merasakan kekuatan spiritual dalam tubuhnya, tapi semua kekuatan itu seperti tersegel. Sekeras apapun ia berusaha, tak ada yang bisa digerakkan. 　　Tanpa kekuatan spiritual, Jinxu tak bisa digunakan. 　　Ekspresi mengejek muncul di wajah Bai Li Jing, "Kenapa? Menemukan kekuatan spiritualmu tersegel? Coba pikirkan baik-baik, apa yang kamu makan hari ini?" 　　Mendengar ini, Bai Li Pangpang membeku di tempat. 　　Dalam pikirannya muncul bayangan sarapan mewah itu. 　　Itulah satu-satunya yang pernah ia makan hari ini. 　　Tidak, tidak mungkin... 　　Bola mata Bai Li Pangpang menyempit. Dengan wajah pucat ia menggeleng, "Tidak mungkin, dia ibuku, bagaimana mungkin dia ingin menyakitiku?" 　　Tiba-tiba ia menatap tajam ke Bai Li Jing, sorot matanya penuh kemarahan, "Kau! Kau yang mengutak-atik sarapanku?!" 　　Bai Li Jing mencemoh. 　　"Tidakkah kau merasa aneh? 　　Meski aku memegang Grup Baili, itu hanya sebagian kecil. Dengan statusku, mana mungkin aku punya hak menggerakkan rudal untuk menyerang pesawatmu? 　　Empat Jinxu itu adalah simbol kehormatan keluarga kami. Pengalaman mereka lebih tua dari usiaku. Bagaimana mungkin aku bisa membujuk mereka untuk membunuh satu-satunya pewaris sah keluarga Baili? 　　Ini adalah Guangsen, ini adalah Grup Baili! 　　Menurutmu, bisakah aku menghindari pengawasan Ayah, menggunakan seluruh kekuatan Grup Baili untuk membunuhmu? Dan dia tetap buta? 　　Kau terlalu meremehkan kemampuanku...” 　　Bai Li Pangpang berada di tempatnya bagaikan patung. 　　“Kamu... Apa maksudmu?” Setelah waktu yang lama, barulah dia berbicara dengan bingung. 　　“Bagaimana? Sudah kukatakan sampai segini, kamu masih belum bisa memaafkan?” Alis Bai Li Jing terangkat, telapak tangannya mengencang lagi, baju zirah giok langsung menghancurkan tulang tangan Pangpang! 　　Rasa sakit hebat langsung membanjiri pikiran Pangpang. Wajaknya berdistorsi hebat, rahang terkunci erat, menatap tajam Bai Li Jing di hadapannya, nekat tidak mengeluarkan suara sedikitpun. 　　Bai Li Jing melepaskan genggaman pada tangan yang sudah terdistorsi itu, tangan berbaju zirah giok menggenggam erat, menghantam keras dada Pangpang dengan kepalan! 　　Dada Pangpang langsung melengkung ke dalam, tubuhnya terlempar ke belakang, menabrak meja kantor berat hingga roboh, berguling dua kali di lantai, tiba-tiba memuntahkan darah. 　　“Hukh... hukh...” 　　Darah mengalir dari sudut mulutnya ke lantai kantor. Dengan goyang dia menopang tubuhnya, sepertinya ingin berdiri dari lantai. 　　Bai Li Jing mengenakan sarung tangan giok hijau, pelan-pelan berjalan mendekati hadapannya, satu tangan menarik kerah bajunya, mengangkat seluruh tubuhnya dari tanah, wajaknya mendekati telinga Bai Li Pangpang, berbicara dengan tegas: 　　"Kalau begitu, aku akan langsung memberitahumu... yang ingin membunuhmu bukan aku, tapi Ayah." 　　Pupil mata Bai Li Pangpang menyempit tajam, ia perlahan menggelengkan kepala, lemah berkata, "Tidak mungkin! Mengapa Ayah ingin membunuhku? Aku putranya... Tidak ada alasan baginya untuk membunuhku!" 　　Pandangan Bai Li Jing mengamatinya dari atas ke bawah beberapa saat, lalu berkata dengan nada mengejek: 　　"Kau putranya? Apa kau yakin? Baik postur tubuh, tampang, sifat, IQ... ada bagian mana dari dirimu yang mirip dengannya? Siapa Ayah sebenarnya? Dialah pendiri Grup Baili yang mengubahnya menjadi perusahaan tersukses di Da Xia, anggota kehormatan 'Penjaga Malam', Kepala Museum Koleksi Jinxu, legenda di dunia bisnis seluruh Da Xia! Orang sehebat itu punya putra malas, gemuk, dan bodoh seperti kau... Menurutmu ini masuk akal?" 　　Pandangan kosong Bai Li Pangpang menatap langit-langit. 　　"Kau juga pernah bilang, sejak kecil, apa yang kau punya, aku juga punya, bahkan lebih banyak darimu... 　　Sejak kecil, berapa kali Ayah benar-benar memandangmu? 　　Apakah dia pernah mengasihimu layaknya seorang ayah kepada putranya? Pernahkah dia memperhatikanmu? 　　Tidak! 　　Dia hanya memberimu uang, memberikan banyak pelayan yang mengawasimu di sekitarmu. Ke mana pun kamu pergi, mereka selalu mengikutimu. Orang-orang ini terus-menerus menanamkan konsep hidup bermalas-malasan padamu, mengambil alih semua urusanmu, memperkenalkanmu pada dunia yang penuh kemewahan, sampai akhirnya kamu berubah menjadi sampah yang tak berguna! 　　Satu-satunya fungsi kamu adalah menjadi umpan dengan nama Baili Tumeng, menarik perhatian mereka yang berniat jahat terhadap Grup Baili - pembunuhan, ledakan, penyerangan... Coba hitung sendiri, masih bisakah kamu mengingat semuanya? 　　Setelah setiap kali lolos dari maut, apakah Ayah pernah sekalipun menanyakan kabarmu? Bahkan sekali saja?" 　　Baili Jing mencemooh, "Maukah kamu tahu apa yang kulakukan saat kamu bertaruh nyawa di luar? Aku menikmati makanan buatan tangan Ibu di rumah yang hangat, belajar manajemen dan logika bisnis dari Ayah, membantunya dalam pekerjaan, menikmati fasilitas yang tak akan pernah kamu dapatkan. Aku memiliki segalanya, sementara kamu hanya menyandang nama Baili Tumeng. Dan sekarang, maaf. Nama itu sudah saatnya kamu kembalikan padaku..." Chapter 0427 Skenario Keluarga Baili 　　"Namaku..." Bai Li Pangpang bergumam pelan, "Tidak mungkin, aku adalah diriku sendiri. Bagaimana mungkin namaku diberikan padamu?" 　　“Sangat sederhana.” Bai Li Jing mendorong kacamata emas di batang hidungnya, tersenyum berkata, "Setelah kamu meninggal, kita akan menggunakan tenaga keluarga Baili untuk mengubah semua data terkaitmu di Da Xia, baik arsip elektronik maupun dokumen kertas. Semua petunjuk tentang keberadaan Baili Tumeng akan diputar balikkan. Orang yang dituju data ini akhirnya bukan lagi kamu, tapi... aku." 　　Melihat tatapan bingung Bai Li Pangpang, Bai Li Jing menghela napas dengan pasrah. 　　"Sepertinya kamu masih belum paham maksudku... Kalau begitu, akan kuceritakan semua kemungkinan yang terjadi setelah kau mati." 　　Beberapa menit kemudian, dalam pesta ulang tahun keluarga Baili, direktur Grup Baili Bai Li Xin akan mengungkap rahasia yang terkubur selama 19 tahun: yang disebut anak angkat Baili Jing dan pewaris resmi Grup Baili Baili Tumeng sebenarnya adalah orang yang sama! 　　Setelah Baili Tumeng lahir, Bai Li Xin melatihnya sejak kecil dengan pengetahuan bisnis dan manajemen untuk menjadikannya pewaris yang kompeten. Baili Tumeng yang cerdas sejak kecil dengan bakat luar biasa, cepat menyerap kecerdasan bisnis ayahnya. 　　Untuk melatih Baili Tumeng, Bai Li Xin mengumumkan secara publik telah mengadopsi anak bernama Baili Jing. Sejak itu, Baili Tumeng menyembunyikan identitas aslinya dan mulai bekerja dari level terbawah Grup Baili dengan nama Baili Jing. 　　Dengan kecerdasan dan bakatnya sendiri, dia dengan cepat naik ke jajaran pimpinan Grup Baili. Bersamaan itu, Baili Xin secara tepat waktu mengumumkan statusnya sebagai anak angkat keluarga Baili, menimbulkan sensasi besar. Namun justru status "anak angkat" inilah yang memungkinkan para eksekutif lain tetap bekerja sama dengannya tanpa berlebihan dalam menjilat, karena semua tahu Baili Jing mustahil menjadi pewaris keluarga Baili. 　　Dalam lingkungan seperti ini, sambil semakin mengenal grup, Baili Tumeng juga mengasah kemampuan praktisnya dengan baik, secara bertahap membangun jaringan hubungannya sendiri...” 　　Baili Jing melanjutkan, “Dan ini, belum semuanya.” 　　Dua tahun lalu, untuk lebih mengasah diri, Baili Tumeng memilih bergabung dengan 'Penjaga Malam'. Setelah setahun pelatihan di kamp pelatihan, dia mengalami transformasi luar biasa. Berpegang pada prinsip Penjaga Malam, dia bergabung dengan Tim 010 yang bertugas di Kota Guangshen, berlatih di antara kehidupan dan kematian selama setahun... 　　Dengan praktik nyata, dia membuktikan dirinya bukan anak orang kaya yang mengandalkan latar belakang dan koneksi, melainkan pahlawan gagah berani yang siap menginjak medan perang dan bertaruh nyata untuk negara! 　　Saat semua orang tahu bahwa "legenda bisnis" Baili Jing dan "Penjaga Malam" Baili Tumeng ternyata orang yang sama, reputasi Baili Tumeng akan melampaui semua orang, menjadi pewaris Grup Baili yang ditunggu-tunggu. 　　Tentu, ini semua hanyalah manfaat tambahan belaka. Inti sesungguhnya masih ada di belakangnya. 　　Tahukah kamu mengapa ayah yang menyumbang begitu banyak uang dan mengelola Museum Koleksi Jinxu, hanya menjadi eksekutif kehormatan? 　　Karena pada dasarnya dia hanyalah seorang pengusaha. Tapi jika diganti dengan Baili Tumeng, semua akan berbeda. 　　Baili Tumeng akan menggantikan Baili Xin sebagai kepala keluarga Baili, mengambil alih Jinxu Collection Museum, dan memiliki ratusan Jinxu. 　　Sebagai sponsor kedua terbesar Penjaga Malam, dia mengendalikan Grup Baili dengan ratusan Jinxu. Yang terpenting, dia juga anggota Penjaga Malam... Menurutmu, apakah dia punya kemungkinan besar untuk menggantikan posisi "Kehormatan Pihak Berwenang" Baili Xin di Penjaga Malam dan menjadi salah satu pihak berwenang resmi? 　　Saat itu tiba, keluarga Baili akan benar-benar menjadi Pilar Negara Da Xia!" 　　Semakin antusias Baili Jing berbicara, suaranya mulai bergetar. Dengan mata berbinar, dia mengguncang kerah baju Baili Pangpang: "Baili Tumeng, aku harus berterima kasih padamu mewakili seluruh keluarga Baili! Tanpa kau yang menarik perhatian kekuatan musuh dan menjadi sasaran pembunuhan, aku tak mungkin tumbuh tenang sampai sekarang. Tanpa kau yang menderita di Penjaga Malam dan hidup di ujung pisau, butuh usaha besar bagiku untuk menjadi pihak berwenang! Keberadaanmu bukan hanya membantuku... tapi juga masa depan Grup Baili!" 　　Baili Pangpang tertegun menatap mata Baili Jing, suaranya serak saat membuka mulut: 　　“Ini sama sekali tidak mungkin... Aku yang secara sukarela bergabung dengan Penjaga Malam, yang ikut Pelatihan Terpusat adalah aku, yang masuk Tim 010 juga aku. Begitu banyak saksi mata, bagaimana mungkin kau bisa menggantikanku? Bagaimana mungkin pihak berwenang Penjaga Malam membiarkan hal seperti ini terjadi?” 　　Baili Jing menggelengkan kepala, “Keinginanmu bergabung dengan Penjaga Malam memang di luar perkiraan kami. Tapi sekalipun saat itu kau tidak mengajukan diri, Ayah tetap akan memaksamu masuk. Karena ini merupakan mata rantai terpenting dalam seluruh rencana.” 　　“Kunci utama untuk bisa menjadi pihak berwenang Penjaga Malam adalah: kau harus selamat keluar dari kamp pelatihan, dan berhasil bergabung dengan tim yang peringkatnya tinggi.” 　　“Agar sampah sepertimu bisa bertahan hidup, Ayah sudah mengerahkan segala upaya. Jade Hui Tian, firewall, empat Jinxu... Maksud keberadaan mereka hanya satu: memastikan kau hidup sampai misimu selesai.” 　　“Tidakkah kau merasa aneh? Hampir semua Jinxu di tubuhmu bertipe pertahanan dan pelarian, yang benar-benar ofensif sangat sedikit. Keluarga Baili punya begitu banyak Jinxu serangan ultra-berbahaya, mengapa tidak satupun diberikan padamu?” 　　“Karena semakin kuat kemampuan tempurmu, semakin besar harga yang harus kami bayar saat membasmi di kemudian hari.” 　　“Soal kemungkinan dikenali orang, itu mudah diatasi.” 　　“Dari tiga ratus lebih prajurit baru di kamp pelatihan, yang benar-benar punya kesan mendalam padamu hanya belasan orang. Selebihnya cuma sekadar tahu ada seseorang bernama Baili Tumeng, pernah berpapasan dari jauh beberapa kali, atau bertukar sapaan...” 　　Bertahun-tahun kemudian, berapa banyak dari mereka yang masih bisa mengingat jelas penampilanmu? Bahkan jika mereka kebetulan bertemu denganku, aku bisa memanggil nama mereka, bahkan menyebutkan hal-hal yang mereka lakukan di kamp pelatihan. 　　Kamu belum tahu ya? Saat kamu baru lulus dari kamp pelatihan, aku sudah menghafal data lebih dari 300 orang melalui dokumen yang Ayah berikan. Aku lebih memahami mereka daripada dirimu sendiri! 　　Nanti, mereka hanya akan merasa penampilanmu sudah banyak berubah setelah bertahun-tahun, sama sekali tidak akan berpikir lebih jauh... 　　Sedangkan mereka yang punya kesan mendalam padamu, setelah aku menjadi pihak berwenang Penjaga Malam, cukup dengan sedikit mengatur agar mereka ditempatkan di tempat terpencil seperti gurun pasir atau hutan yang sepi, tidak bisa kembali ke Guangsen seumur hidup. Mereka sama sekali tidak akan punya kesempatan bertemu denganku! 　　Tentang pihak berwenang Penjaga Malam yang kamu sebutkan... itu tidak perlu dikhawatirkan sama sekali. 　　Ayah sudah mengganti semua fotomu di arsip dengan fotoku melalui beberapa cara. Artinya, bahkan jika mereka mengakses database, mereka hanya akan melihat catatan "Baili Tumeng" versiku yang masuk tim, bukan versimu. 　　Pihak berwenang Penjaga Malam itu sama sekali tidak mungkin pernah melihat penampilanmu asli. Bagaimana mungkin mereka menyadari foto di dokumen-dokumen ini sudah ditukar?" 　　Bai Li Pangpang terdiam seribu bahasa. 　　"Dan karakter tim 010 sudah kami pahami selama ini. Selama bertahun-tahun, mereka tak sedikit menerima keuntungan dari keluarga Baili. Sekarang... giliran mereka menunjukkan ketulusan. Apakah mereka akan memperjuangkan keadilan untuk si gemuk kecil yang sudah bukan Penjaga Malam lagi dan mati tanpa diperhatikan, mempertaruhkan masa depan seluruh tim; atau pura-pura tak tahu, menerima 'Baili Tumeng' yang baru, mendapatkan dukungan penuh keluarga Baili ke depannya, hingga menjadi salah satu tim Penjaga Malam terkuat di Da Xia... Menurutmu, pilihan apa yang akan mereka ambil? Semua ini tak akan meninggalkan jejak sedikitpun, satu-satunya ketidakpastian hanyalah tim persiapan khusus yang muncul tiba-tiba itu..." 　　Sampai di sini, pandangan Baili Jing semakin menyipit tajam, "Baik aku maupun Ayah, tak ada yang menyangka kamu bisa terkait dengan tim khusus kelima. Sejujurnya, kami berhasil mengendalikanmu selama 19 tahun, hanya dalam urusan ini yang melampaui perkiraan kami." Chapter 0428: Jimat Berlumuran Darah 　　"Tapi ini bukanlah hal yang sulit." 　　Bai Li Jing berkata dengan tenang: "Bahkan tim khusus pun belum tentu sekuat lempengan besi utuh, apalagi tim persiapan yang baru dibentuk sebulan lebih? Asalkan kita menawarkan keuntungan yang cukup, tidak sulit membuat mereka diam. Lagipula permohonan bergabung timmu sudah lama ditahan ayah. Selama dokumen belum ditandatangani, kamu bukan anggota tim persiapan. Bahkan sekarang kamu bukan lagi Penjaga Malam, mereka tidak berhak ikut campur urusan keluarga Baili. Katanya kapten tim persiapan Lin Qiye itu orang pintar. Antara memilih sampah yang sudah kehilangan dukungan keluarga, atau dukungan penuh dari seluruh keluarga Baili, aku yakin dia akan membuat pilihan tepat." 　　Bai Li Pangpang terdengar tertegun, sorot matanya memancarkan kilatan samar sambil tersenyum lemah. 　　"Apa yang lucu?" Bai Li Jing mengerutkan alis bertanya. 　　"Kukira rencana hebat, ternyata cuma begini..." Bai Li Pangpang tersekat batuk mengeluarkan beberapa tetes darah, wajahnya pucat pasi saat berbicara, "Sekalipun semua rekayasa kalian sempurna, selama Qiye masih hidup, selama dia masih ingat aku, kalian pasti gagal! Kalian meremehkan Lin Qiye! Qiye tidak mungkin meninggalkanku! Begitu tahu kebenaran, dia akan membalikkan Grup Baili hingga hancur lebur! Dia akan membuat seluruh Grup Baili ikut mati bersamaku!" 　　Bai Li Pangpang tertawa bahagia. 　　Sekalipun seluruh hidupnya hanya mainan orang lain, setidaknya dia punya sesuatu yang benar-benar miliknya. 　　Dia punya orang yang bisa dipercaya sepenuh hati. 　　Ini merupakan serangan balik pertama Bai Li Pangpang dalam sembilan belas tahun kehidupannya. 　　“Kamu sama sekali tidak tahu apa itu kemanusiaan.” Bai Li Jing menggelengkan kepala dengan sikap merendahkan, “Asalkan keuntungannya cukup besar, kemanusiaan tidak akan tahan diuji.” 　　Bai Li Pangpang mencemooh, “Kamu tidak mengerti arti saudara, apalagi... rekan seperjuangan!” 　　Bai Li Jing menatap wajah tersenyum Bai Li Pangpang, alisnya semakin berkerut dan raut wajahnya berangsur muram. 　　“Kau pikir dengan jadi 'Penjaga Malam' beberapa tahun, bisa menggurui aku? Kau ini siapa? Cuma sampah, kambing hitam keluarga Baili!” Tangannya berputar, sarung tangan giok hijau di tangannya berubah menjadi pedang pendek hijau yang digenggamnya. 　　“Sejak kecil aku sudah muak melihatmu. Seorang kambing hitam, berlagak seperti kakak dengan gaya menggurui. Saat aku salah, harus kau yang minta ampun ke Ayah? Wajah bodohmu yang terus-terusan tersenyum dungu itu, kira diri sendiri manusia? Kau ini anjing! Babi! Setiap lihat wajah bebalmu itu, ingin kusobek sampai hancur, lihat nanti masih bisakah kau tersenyum?!” 　　Sudut mulut Bai Li Jing membentuk lengkungan dingin. Kacamata emasnya memantulkan cahaya putih. Pedang giok pendek di tangannya dia tusukkan ke wajah Bai Li Pangpang, perlahan dibelah dengan tekanan... 　　Wajah Bai Li Pangpang berkedut gila-gilaan menahan sakit. Dia menggigit rahangnya erat-erat, melototi mata Bai Li Jing, sama sekali tidak bersuara! 　　Rembesan darah mengalir keluar dari sela-sela giginya, bercampur dengan aliran darah di wajahnya, menetes deras ke lantai dan menyatu menjadi genangan merah darah. 　　Beberapa saat kemudian, bekas tebasan yang membuat hati bergetar muncul dari kelopak mata kiri bawahnya, terus menggores hingga ke dagu kanan, daging terkoyak dengan darah segar mengucur deras. 　　Bai Li Jing mencemooh, kembali mengangkat pedang pendek di tangannya. Saat hendak melanjutkan tebasan, pintu kantor pelan-pelan terbuka... 　　Grak——！ 　　Alis Bai Li Jing berkerut, ia memiringkan kepala untuk melihat. 　　Bai Li Pangpang yang berlumuran darah memutar lehernya dengan kaku, bibirnya sudah pucat tak berdarah. Saat melihat bayangan orang di pintu, pupil matanya menyempit tajam. 　　"Ayah..." Suara serak keluar dari tenggorokannya. 　　Benar, semua yang baru saja dikatakan Bai Li Jing hanyalah versi sepihak! Bagaimana jika ia membohongiku? 　　Bagaimana jika semua ini adalah konspirasi licik Bai Li Jing yang penuh niat jahat? 　　Bahkan jika fakta sesuai perkataannya... Bagaimana kalau Ayah melunak? Setelah 19 tahun hubungan ayah dan anak, bukankah pasti ada kenangan tersisa di hatinya? 　　Apakah ia datang untuk menyelamatkuku? 　　Sorot cahaya redup muncul di matanya, cahaya yang bernama harapan. 　　Saat itu, Bai Li Xin yang mengenakan jas yang tegak sempurna dengan pengaruh mantap berdiri di luar pintu, pandangan tenangnya menyapu kedua orang itu. Di genangan darah di bawah kaki mereka, matanya terhenti sejenak, alisnya berkerut halus. 　　"Kenapa belum disingkirkan? Tinggal dua menit lagi acara akan dimulai." Dia mengabaikan Bai Li Pangpang yang berlumuran darah, menatap mata Bai Li Jing, suara beratnya bergema di dalam kantor, seolah sedang menuduh. 　　Bai Li Jing segera menjawab dengan hormat: "Maafkan aku Ayah, akan segera selesai!" 　　Dengan wajah tanpa ekspresi, Bai Li Xin masuk ke dalam ruangan, mengangkat kaki melewati genangan darah di lantai, langsung menuju meja kerja. Dari atas meja, dia mengambil ponsel dan memasukkannya ke saku, lalu berbalik meninggalkan ruangan. 　　"Perhatikan, jangan kotori lantai." Suaranya terdengar sayup dari jauh. 　　Krak——! 　　Pintu kamar kembali tertutup rapat. 　　Bai Li Pangpang terpaku memandangi pintu yang terkunci itu. Di dalam hatinya, harapan terakhirnya telah runtuh. 　　Kebingungan, kemarahan, ketidakrelaan, keputusasaan... Emosi-emosi ini memenuhi pikirannya. Hatinya seolah dirobek-robek dengan paksa, kesakitan yang belum pernah terasa sebelumnya menyelimuti seluruh jiwanya. 　　Rasa sakit saat wajahnya terluka tadi, tidak sampai seperseratus dari sakit ini. 　　Dari awal sampai akhir, dia bahkan tidak sekali pun menoleh ke arahku. 　　Aku... sebenarnya apa? 　　Hidupku selama ini... sebenarnya apa artinya? 　　Sembilan belas tahun ini, ikatan kekeluargaan yang kukira ada, keluarga yang kuduga eksis, ternyata hanyalah bayangan semata, ilusi yang kubuat sendiri... 　　“Apa itu pangeran muda keluarga Baili, apa itu pewaris sah grup sialan, semua ini hanyalah lelucon belaka.” 　　Dia hanyalah mainan dari raksasa Grup Baili. 　　“Sepertinya tidak bisa membuang waktu lagi. Cih, kalau bukan karena mati di rumah dianggap sial, kamu tidak akan dibiarkan hidup sampai sekarang...” Bai Li Jing menoleh memandang luka mengerikan di wajah Bai Li Pangpang, menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan, “Aku juga ingin melihat seperti apa pemandangan jika wajahmu dihancurkan sepenuhnya... Tapi cukup sampai di sini. Mati dengan wajah seperti ini sangat sesuai dengan statusmu, bukan? Hahahaha...” 　　Pedang pendek giok di tangannya tiba-tiba menusuk. Saat ujung pedang menyentuh tubuh Bai Li Pangpang, seolah tersangkut sesuatu. Pada momen berikutnya, pedang itu menembus benda tersebut dan langsung menancap ke jantung Bai Li Pangpang! 　　Bai Li Jing menggenggam pedang pendek giok, mengencangkan dan memutarnya dengan kuat! 　　Jantung Bai Li Pangpang hancur berantakan. 　　Darah mengalir dari sudut mulutnya ke lantai. Pupil matanya mulai kabur, semua fungsi tubuh berhenti. Beberapa saat kemudian, napasnya benar-benar terhenti. 　　Bai Li Jing dengan acuh mencabut pedang pendek giok, membuang mayat Bai Li Pangpang ke lantai seperti sampah. Setelah memeriksa nadi dan pernapasannya dengan teliti untuk memastikan kematian sempurna, barulah ia menyimpan pedangnya sambil mengangguk puas. 　　“Selamat tinggal...” 　　Dia melirik mayat Bai Li Pangpang, lalu berbalik dan keluar dari ruangan, mengunci pintu dari dalam. 　　Darah segar mengalir deras dari tubuh Bai Li Pangpang, membentuk genangan merah luas. Sebuah kayu bertuliskan doa yang retak tergelincir dari dadanya, jatuh ke genangan darah dan pecah menjadi dua. 　　“Dipromosikan tinggi”,“Panjang umur seratus tahun”,“Segala urusan lancar”,“Kekayaan melimpah”,“Semoga roh jahat minggir!” 　　...Itu adalah jimat kayu cendana berukir doa-doa. Di belakangnya, tertera rapi tiga karakter: “Bai Li Xin”. 　　Darah telah merendam kayu itu sepenuhnya, mengecat karakter-karakter di atasnya menjadi merah darah... 　　Setelah waktu yang lama, titik cahaya putih redup mulai memancar dari perut mayat Bai Li Pangpang. 　　Di sana, tersembunyi sebuah giok Ruyi yang memancarkan cahaya samar. Chapter 0429 Pewaris Sah 　　Gedung utama Grup Baili. 　　Lantai 166. 　　Pintu lift terbuka pelan. Dua pria berjas formal melangkah keluar, pandangan mereka menyapu ruang acara di hadapan. 　　“Grup Baili, benar-benar karya tangan yang megah.” Kursi Kesembilan memandang aula mewah nan luas itu, bersuara dingin. 　　Shen Qingzhu tidak menanggapi. Diam-diam ia menoleh, memandang sekeliling. Matanya tertahan beberapa saat pada siluet-siluet yang berdiri di tepi jendela jauh, lalu perlahan ia berbalik membelakangi mereka. 　　"Saat masuk ke gedung utama, dia sudah melepas topengnya. Di tempat ini, mengenakan topeng malah akan menarik perhatian orang lain. Meskipun penampilannya sekarang sangat berbeda dengan dua tahun lalu, terlihat lebih mantap dan matang, orang yang familiar masih bisa mengenalinya dengan mudah." 　　"Dia mengira di acara ini, yang perlu dihindari hanya Bai Li Pangpang seorang. Tapi tak disangka, Lin Qiye dan yang lain juga ada di sini." 　　"Aku akan jalan-jalan dulu, mengenali lokasi acara." Setelah Shen Qingzhu selesai bicara, dia langsung melangkah menjauhi arah dimana Lin Qiye dan kawan-kawannya berada. 　　"Kemampuan persepsi mental Lin Qiye sudah dia ketahui. Jika dia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk menyapu sekeliling, pasti akan menemukan keberadaannya... Jadi dia harus menjaga jarak yang cukup dengan Lin Qiye agar identitasnya tidak terungkap." 　　"Anggota ke-9 mengangguk, lalu mulai berjalan santai di sekitar lokasi acara. Pandangannya sesekali mengamati tamu-tamu yang datang, entah sedang memikirkan apa." 　　"Di tepi jendela." 　　"Lin Qiye dengan bosan memain-mainkan gelas anggur di tangannya. Dia mengangkat kepala melihat jam di dinding, sorot matanya penuh keraguan." 　　"Waktunya sudah tiba, mengapa Bai Li Pangpang dan yang lain belum muncul juga?" 　　"Dia memang orang yang ceroboh, terlambat bukan hal aneh." Cao Yuan menghela napas. 　　Saat beberapa orang sedang mengobrol, seorang pria paruh baya beruban di pelipis dengan aura sakral dan khidmat mengenakan jas perlahan muncul dari belakang ruangan. Kehadirannya langsung menarik semua pandangan di sekitarnya. 　　Perwakilan dari grup atau keluarga lain mulai berkumpul di sisinya sambil tersenyum, menyapa satu per satu dengan ekspresi yang sangat akrab. 　　"Itukah direktur Grup Baili, Bai Li Xin?" Cao Yuan mengamatinya sejenak dengan ekspresi aneh, "Dia sama sekali tidak mirip dengan Bai Li Pangpang..." 　　An Qingyu merenung, "Jangan-jangan ini mutasi gen?" 　　“……” 　　Lin Qiye juga sedang mengamati pria itu. Bersamaan, Bai Li Xin di kerumunan tampak memperhatikan mereka dan membalas dengan anggukan senyum. 　　Lin Qiye membalas senyumnya dengan sopan. 　　Setelah menyapa para tamu, Bai Li Xin perlahan menuju pusat ruangan tempat terdapat panggung putih tinggi untuk memainkan musik klasik. Dengan segelas alkohol di tangan, dia menaiki anak tangga dengan langkah seimbang bagai gunung. 　　"Terima kasih telah menyempatkan hadir dalam pesta ulang tahun ini." Suara Bai Li Xin terdengar berat namun berkarisma. Senyum tetap mengembang di bibirnya sementara sorot matanya menyapu wajah para tamu di bawah panggung. 　　"Aku Bai Li Xin merintis dari nol. Butuh tiga puluh lima tahun untuk membawa Grup Baili mencapai titik ini..." 　　“……Baili Xin memulai pidato yang telah lama dipersiapkannya, menceritakan kisah bagaimana dirinya bangkit dari anak miskin menjadi orang terkaya di Da Xia. Perjalanan penuh kesulitan ini membuat beberapa tamu yang lebih muda berkaca-kaca, memandang Baili Xin dengan penuh kekaguman.” 　　“Sebuah media undangan khusus duduk fokus di bawah panggung, menulis cepat di buku catatan. Karena Grup Baili melarang penggunaan peralatan rekaman modern, wartawan ini hanya bisa mencoret-coret takut kehilangan satu karakter pun.” 　　“Tentu saja, Lin Qiye dan kawan-kawan tidak tertarik mendengar kisah sukses bisnis ini. Pandangan mereka terus menyisir area sekitar Baili Xin, berusaha menemukan siluet Bai Li Pangpang.” 　　“……Sekarang, saatnya aku mundur ke belakang layar dan menikmati masa tua. Grup Baili akan dipimpin oleh pemuda lebih hebat dariku - memiliki logika berpikir tajam, visi bisnis pionir, serta pengalaman hidup berliku… Dialah putraku, pewaris sah Grup Baili, Baili Tumeng.” 　　“Mendengar ini, ekspresi Lin Qiye dan kawan-kawan langsung berubah aneh.” 　　“Logika berpikir tajam?” 　　“Visi bisnis pionir?” 　　“Pengalaman hidup berliku?” 　　“Selain poin terakhir yang memang sesuai, dua poin pertama sama sekali tidak nyambung dengannya, bukan?” 　　“Pantas jadi ayahnya Pangpang, cara bicaranya… sangat artistik.” Lin Qiye tak tahan mencurahkan isi hati. 　　Dan tamu-tamu lain pun mulai saling berbincang, di mataku penuh ekspresi penasaran. 　　“Nama Baili Tumeng sudah kudengar sejak lama, hanya saja tak pernah ada kesempatan bertemu...” 　　“Bukan begitu? Bertahun lalu aku juga ingin melihat si pangeran kecil keluarga Baili ini, tapi selalu ditolak. Katanya dia sibuk terus.” 　　“Tapi kok kabar yang kudengar, pangeran Baili ini cuma anak orang kaya pemalas? Benarkah dia sehebat yang dikatakan Senior Baili Xin?” 　　“Aku hanya tahu Grup Baili punya anak angkat Baili Jing yang memang berbakat luar biasa. Dari level terbawah Grup Baili, dia merangkak naik sampai ke jajaran eksekutif. Di internal grup pun reputasinya bagus, konon punya banyak pengikut... Sayang sekali.” 　　“Aku pernah kerja sama bisnis dengan Baili Jing, benar-benar jenius. Menurutku, Baili Jing lebih cocok jadi pewaris daripada Baili Tumeng yang tak pernah muncul itu.” 　　“Anak angkat tetaplah anak angkat, tetap ada perbedaan dengan putra kandung.” 　　“……” 　　Di sudut, tangan Wei Xiuming yang memegang gelas anggur gemetar halus. Dia menghela napas panjang, memunggungi kerumunan, lalu memandang keluar jendela. 　　Menyaksikan keributan para tamu, Baili Xin tetap tersenyum: “Sekarang, izinkan putraku menyapa kalian semua...” 　　Tangannya melambai ke belakang panggung. Seorang pemuda berjas hitam melangkah keluar dari kerumunan. Kedua tangannya merapikan kerah baju, senyum mengembang di bibirnya, berjalan mantap menuju podium. 　　“Pada saat melihatnya, alis banyak tamu yang hadir langsung berkerut, mata mereka dipenuhi ekspresi kebingungan.” 　　“Tidak mungkin, aku pernah bertemu dengannya. Bukankah dia anak angkat keluarga Baili, Baili Jing?” 　　“Iya, aku pernah bekerja sama dengannya. Kenapa tiba-tiba dia berubah menjadi Baili Tumeng?” 　　“Tunggu, jangan-jangan...” 　　“……” 　　Baili Jing menginjakkan kaki di tangga panggung tinggi, perlahan mendekati Baili Xin. Lensa kacamata emasnya memantulkan cahaya pucat. Dengan sopan dia membungkuk dan berkata: 　　“Selamat siang, izinkan saya memperkenalkan diri. Mungkin banyak yang sudah tak asing dengan saya. Benar, saya adalah Baili Jing. Atau... kalian bisa memanggil saya dengan identitas lain - putra tunggal Chairman Grup Baili Baili Xin, satu-satunya pewaris Grup Baili... Baili Tumeng.” 　　Suaranya berhenti. Seluruh ruang konferensi tercekam dalam kesunyian maut. 　　Pandangan Lin Qiye semakin berubah dingin. Chapter 0430 Satu-satunya 'Penjaga Malam' 　　“Dia... bukannya Baili Jing? Kenapa tiba-tiba jadi Baili Tumeng?” 　　“Dasar bodoh! Baili Tumeng dan Baili Jing itu orang yang sama! Cuma Baili Xin sengaja memakaikan status anak angkat ke putranya sendiri untuk melatihnya. Dengan begitu si anak bisa terlibat dalam keputusan eksekutif tanpa harus menerima sanjungan berlebihan!” 　　“Langkah yang luar biasa! Benar-benar strategi tingkat dewa dari keluarga Baili!” 　　“Artinya, jenius bisnis Baili Jing sebenarnya adalah pewaris sah? Hanya saja Baili Xin membelit kita? Bukankah ini harapan semua orang?!” 　　“Dengan Baili Jing mewarisi seluruh Grup Baili, masa depan Grup Baili akan cerah!” 　　“Benar, aku sempat khawatir Baili Tumeng hanya anak orang kaya yang luar bagus dalamnya buruk. Tak disangka Baili Xin memberi kita kejutan sebesar ini!” 　　“……” 　　Baili Xin yang berdiri di podium tinggi melihat reaksi para tamu, lalu berbicara pelan memberikan penjelasan: 　　“Mungkin sudah ada teman yang menebak. Benar, 'Baili Jing' adalah identitas yang kucapkan pada anakku untuk melatihnya... Sejak awal, keluarga Baili tidak punya anak angkat. Sepanjang hidupku, Baili Xin hanya punya satu anak, yaitu Baili Tumeng.” 　　Dia menampar bahu Baili Jing di sampingnya, berkata dengan bahagia: “Syukurlah anakku tidak mengecewakan harapanku. Dia sudah membuktikan diri di grup dan membuat prestasi. Hari ini kuserahkan seluruh Grup Baili padanya, aku bisa tenang.” 　　Sudut ruangan. 　　Miao Su mematung menatap siluet asing di panggung, lalu berbalik tajam memandang Wei Xiuming di sebelahnya, matanya penuh kebingungan. 　　“Kapten... Itu bukan Xiao Tumeng? Mengapa bisa begini? Ke mana Xiao Tumeng?” 　　Anggota tim lainnya menunduk serentak, seolah tidak mendengar pertanyaan Miao Su. 　　Wei Xiuming menghela napas panjang, berbalik arah memandang Miao Su. “Miao Su... Baili Tumeng yang sebelumnya di tim kita bukanlah Baili Tumeng yang sebenarnya. Kita harus menerima realita ini.” 　　“Apa maksudmu？” Miao Su mengerutkan alisnya, “Apa maksudnya... bukan Baili Tumeng yang asli? Kenapa aku tidak mengerti ucapanmu?” 　　Dia berdiri dari kursinya, menunjuk siluet di atas panggung, “Itu bukan Baili Tumeng, kita semua sudah tahu?! Ada apa dengan kalian? Kalian sampai tidak mengenali Xiao Tumeng?” 　　Wei Xiuming menatap matanya, mulai berbicara dengan suara menyesal: “Miao Su... Kita tidak bisa mengorbankan masa depan kita demi dia. Dengan dukungan keluarga Baili, kita akan segera menjadi tim dengan kekuatan terkuat kedua di Da Xia setelah Shangjing, bahkan mungkin melampaui mereka. Nantinya reputasi, prestasi, kekayaan... bukankah semuanya mudah diraih? Kita tak perlu lagi mempertaruhkan nyawa untuk melawan 'misteri' kuat itu. Dengan kekuatan mumpuni dan dukungan Jinxu, kita bisa menaklukkan 'misteri' dengan mudah! Sambil menikmati hidup, sambil menikmati kehormatan... Relakah kau melepaskan masa depan seperti ini?” 　　Miao Su mematung menatap mata Wei Xiuming, sang kapten yang telah delapan tahun berdampingan bertempur dengannya, kini terasa begitu asing... 　　Ia menoleh, memandang anggota tim lainnya yang dengan sengaja menghindari pandangannya, tetap diam. 　　Tiba-tiba, Miao Su merasa tidak mengenali tim ini lagi. 　　“Jadi... kalian menerima keuntungan dari keluarga Baili, mengorbankan Xiao Tumeng... Benarkah?” Suara seraknya pecah saat menyadari kecurigaan ini, “Dengan begini... Masih pantaskah kalian disebut Penjaga Malam?” 　　Dia mengeluarkan sebuah lencana berkilauan dari saku, suaranya mulai bergetar. 　　“Apakah kalian masih pantas memakai lencana ini？” 　　“Wei Xiuming! Katakan padaku, apa yang tertulis di balik lencana ini？Bacalah! Bacalah keras-keras！” 　　“Jika Kegelapan akhirnya tiba, aku akan berdiri di depan berjuta-juta manusia...” 　　“Bagaimana dengan Xiao Tu Ming？Bukankah dia salah satu dari berjuta-juta itu？Bukankah dia rekan kita？” 　　“Kalian bahkan bisa mengorbankan rekan sendiri, apakah hati nurani kalian sudah dimakan anjing？！Selama beberapa tahun di Kota Guangshen ini, sampai seberapa parah keluarga Baili telah mengorosi kalian？！” 　　Tangannya menggenggam erat lencana itu, air mata mengalir tak terbendung dari matanya. Dengan geraham terkunci, dia berbicara tegas: 　　“Kalau kalian semua takut mati, tak mau bermusuhan dengan keluarga Baili... 　　Biar aku yang maju sendiri！Aku tidak takut mati！Sejak hari pertama bergabung dengan Penjaga Malam, aku tak pernah berniat menjalani kehidupan jorok yang kalian idamkan！ 　　Aku masuk Penjaga Malam untuk melindungi！Bukan demi prestasi atau kehormatan！ 　　Hari ini, di sini akan kuumumkan pada keluarga Baili！ 　　Guangshen bukan wilayah kekuasaan mereka. 　　Kalian menolak jadi Penjaga Malam... Maka Miao Su, akulah satu-satunya Penjaga Malam di kota ini！” 　　Sorot mata kemerahan itu berkilat penuh tekad. Lencana di telapak tangannya berputar perlahan, sebatang jarum perak terlepas. Jarinya menekuk, siap menusukkannya ke dalam tubuhnya. 　　Pada saat itu, sepasang tangan muncul dari belakangnya dan menempel lembut di pelipisnya. 　　Seorang anggota Tim 010 berdiri di belakang Miao Su, telapak tangannya memancarkan cahaya hijau samar. Ia menatap punggung Miao Su yang menjauh dengan sorot mata penuh kepasrahan... 　　Gerakan Miao Su terhenti di langit-langit, bola matanya semakin kabur sebelum akhirnya tubuhnya lunglai dan langsung pingsan. 　　Wei Xiuming mengulurkan tangan menangkap Miao Su dan dengan hati-hati membaringkannya di lantai. 　　"Kapten... Apa yang harus kita lakukan?" Lao Han tak tahan bertanya, "Begitu Jiejie Miao sadar, pasti dia tak akan berhenti begitu saja." 　　Wei Xiuming menunduk memandangi Miao Su yang tak sadarkan diri, pandangannya berkedip-kedip. Setelah lama terdiam, seolah telah bulat tekad, ia perlahan menutup kelopak matanya. 　　"Kalau begitu, jangan biarkan dia sadar." 　　Mendengar kalimat itu, tubuh beberapa anggota tim bergetar kaget. 　　"Tapi... Dia kan Jiejie Miao!" 　　"Karena kita sudah mengorbankan satu anggota, mengorbankan satu lagi... apa bedanya? Asalkan dilakukan rapi, saat 'Misteri' berikutnya turun, kita tinggal lempar dia agar dibunuh 'Misteri'. Takkan ada yang tahu. Pengorbanan... bagi Penjaga Malam adalah hal yang paling wajar." 　　Nada Wei Xiuming membekukan darah, "Kita... sudah tak bisa kembali." 　　Serentak, semua anggota tim tercekam dalam diam yang mencekam. 　　…… 　　“Baili Tumeng ini tidak seperti yang kubayangkan.” Anggota Kesembilan berdiri di sebelah Shen Qingzhu, berkata pelan-pelan, “Dari deskripsi 【jemaat】 yang pernah ikut memburu Baili Tumeng sebelumnya, seharusnya dia adalah orang gemuk... Tampaknya belakangan ini berat badannya turun drastis.” 　　Shen Qingzhu tidak berbicara, dia hanya diam-diam menatap tajam wajah asing itu, kedua kelopak matanya menyipit halus. 　　…… 　　Di atas podium, pandangan Baili Xin menyapu reaksi kerumunan, sorot mata puas muncul di bola matanya. 　　“Selanjutnya, biarkan putra saya yang akan...” 　　“Dia bukan Baili Tumeng.” 　　Sebelum suara Baili Xin habis, sebuah suara dingin tiba-tiba menggema dari kerumunan. 　　Alisnya berkerut halus saat menoleh ke sumber suara. 　　Seorang pemuda berambut hitam berbaju jas berjalan pelan dari tepi jendela, wajahnya muram bagai kabut. 　　“Kalian... sudah melakukan apa padanya?” Chapter 0431: Semua Menghunus Pisau 　　Kehadiran orang asing ini memicu bisik-bisik di antara tamu undangan, alis mereka berkerut-kerut seolah sedang membahas sesuatu. 　　Di atas podium, bola mata Baili Xin menyipit seperti bilah pedang. 　　Pada momen berikutnya. 　　Lin Qiye tiba-tiba merasa seluruh sekelilingnya menjadi remang, cahaya di seluruh ruang pertemuan berubah dengan aneh menjadi biru tua, seolah ada kubah tak kasat mata yang menyelubungi arena, persis seperti berada di dasar lautan. 　　Gerakan tamu undangan di sekitarnya tiba-tiba membeku di tempat. 　　Bukan hanya mereka, Baili Xin dan Baili Jing di podium, serta Cao Yuan dan yang lain di belakang Lin Qiye, semuanya terpaku bagai patung... 　　Lin Qiye memandang sekeliling, melihat orang-orang lain yang seperti patung tak bergerak, alisnya berkerut rapat. 　　“Di sini adalah……” Wajah Lin Qiye menjadi tegang. 　　“Kapten Lin, tidak perlu khawatir. Ini hanya retakan dimensi yang diciptakan dengan【Celah Waktu】.” 　　Suara familiar terdengar dari belakang Lin Qiye. Ia menoleh dan melihat Chang Kangsheng berjalan mendekat dengan senyum. 　　“Ini salah satu Jinxu keluarga Baili kami, Urutan Ruang Terlarang 190【Celah Waktu】. Bisa membuka retakan dimensi kecil dengan waktu terhenti. Semua yang terjadi di sini tak berpengaruh ke luar. Saat retakan ini ditutup, waktu akan kembali ke lintasan semula.” 　　“Apa Jinxu, aku tidak peduli.” Suara Lin Qiye berat menggema. “Apa yang kalian lakukan pada Baili Tumeng?” 　　Chang Kangsheng tersenyum menunjuk siluet di atas podium. “Bukankah dia ada di sana?” 　　Tatapan Lin Qiye membekukan tulang. 　　“Baiklah, Kapten Lin, sepertinya kita perlu berbicara baik-baik.” Chang Kangsheng berkata dengan tenang, “Aku barusan bukan sedang memprovokasimu, orang yang sekarang berdiri di atas panggung itu memang benar pewaris sah Grup Baili, putra tunggal direktur, Baili Tumeng... sedangkan Baili Tumeng yang kamu kenal selama ini hanyalah anak angkat direktur yang dikorbankan untuk menjadi kambing hitam pewaris asli. Dia sama sekali bukan pewaris, juga bukan Baili Tumeng, marga palsu, nama pun palsu. Dia hanya anak dari keluarga biasa yang didorong ke panggung oleh Grup Baili dan dibungkus menjadi pewaris.” 　　Lin Qiye tertegun berdiri di tempat, gelombang kejutan besar telah menghempas dalam hatinya. 　　Sejak tiba di Guangsen dan mulai berinteraksi dengan Grup Baili, dia sudah merasa permainan di sini jauh lebih dalam dari yang dibayangkan. Bahkan sempat terpikir bahwa Baili Xin bermasalah, mungkin dikontrol atau dijadikan boneka sehingga memberi celah bagi orang lain... tapi sama sekali tidak menyangka bahwa Pangpang Baili ternyata bukan putra kandung Baili Xin. 　　Sejak awal, dia hanyalah pion yang bisa dikorbankan. 　　“Pada dasarnya, ini adalah urusan internal keluarga Baili... Kapten Lin, kamu harus memahami betul skala prioritas dalam hal ini!” kata Chang Kangsheng dengan nada penuh arti. 　　“Urusan (rumah)？” Lin Qiye bersuara dingin, “Jangan lupa, meski dia adalah anak buangan Grup Baili kalian, dia punya identitas lain... Dia adalah 'Penjaga Malam'! Juga anggota Tim Persiapan Kelima, dia bisa jadi anak buangan, bisa tak mewarisi Grup Baili, tapi seandainya kalian berani melakukan sesuatu padanya... apakah kalian tahu konsekuensinya?” 　　Chang Kangsheng tertawa. 　　“Kapten Lin, kau bilang dia 'Penjaga Malam', bahkan anggota tim khusus persiapan... ada apa cara membuktikannya?” 　　Mendengar ini, alis Lin Qiye berkerut halus. 　　“Yang ikut Pelatihan Terpusat, bergabung dengan 'Penjaga Malam', menjadi anggota Tim 010... bukanlah Baili Tumeng yang kalian kenal selama ini, melainkan sosok di atas panggung ini...” Chang Kangsheng tersenyum lebar, “Kalau tak percaya, coba periksa semua arsip Baili Tumeng di internal 'Penjaga Malam', lihatlah foto siapa yang tertempel di sana?” 　　Pupil Lin Qiye menyempit, wajahnya muram pekat, “Kalian... memalsukan arsipnya?” 　　Chang Kangsheng tak menjawab, melanjutkan dengan senyuman, “Jadi, Baili Tumeng yang kau kenal itu tak pernah bergabung dengan 'Penjaga Malam', apalagi masuk tim khusus... dia hanyalah orang biasa... oh tidak, koreksi: di masyarakat ini bahkan status sebagai orang biasa pun tak dimilikinya. Semua data, arsip, dokumen terkaitnya sudah musnah. Dia hanyalah hantu yang diadopsi keluarga Baili... sekalipun mati di sini hari ini, takkan ada yang menyadari...” 　　Lin Qiye menggenggam erat kedua kepalannya, mencemooh sambil berbicara: "Siasat mencuri langit dan mengganti matahari yang hebat! Keluarga Baili kalian... Benar-benar memiliki tangan dan mata yang menjangkau langit?!" 　　"Kapten Lin terlalu memuji." Chang Kangsheng menjawab sopan, "Jadi, baik dari segi hukum, peraturan, maupun prosedur, urusan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Penjaga Malam. Murni urusan internal Grup Baili... Kapten Lin, tim persiapan pasukan khusus kalian seharusnya tidak akan bertindak kasar terhadap perusahaan swasta yang tidak memiliki catatan buruk, bahkan sangat mendukung pengembangan Penjaga Malam, bukan?" 　　Lin Qiye menatap tajam matanya, api kemarahan membara di sorot matanya, "Kalian, sebenarnya telah melakukan apa padanya?" 　　Chang Kangsheng mengangkat alisnya, tersenyum sambil berkata: "Karena Tuan Muda Jing sudah berdiri di sana dengan identitas Baili Tumeng... itu secara natural membuktikan bahwa Baili Tumeng yang asli telah benar-benar menghilang dari dunia ini." 　　Tubuh Lin Qiye bergetar tiba-tiba! 　　"Kapten Lin, apakah Anda masih ingat transaksi kita setengah jam yang lalu?" Chang Kangsheng melanjutkan, "Anda mengambil 【Zhan Bai】, sebagai gantinya, ketika keluarga Baili menghadapi urusan yang tidak melawan prinsip Penjaga Malam dan masih dalam kapasitas Anda... Anda harus membantu. Sekarang, saatnya Anda menepati janji. Kami tidak membutuhkan bantuan Anda, kami hanya perlu Anda membawa anggota tim Anda, berdiam diri di samping dan mengawasi saja... Setelah pesta ulang tahun selesai, kami akan mentransfer 200 juta lagi ke rekening pribadi Anda sebagai kompensasi mental, bagaimana pendapat Anda?" 　　Suara Chang Kangsheng berhenti, warna biru tua di sekitarnya mulai menghilang seperti air pasang. Ia melirik sekeliling lalu tersenyum: 　　"Waktu keberadaan retakan dimensi sudah habis... Semua bilang Kapten Lin adalah orang pintar. Apakah memilih membela mayat tanpa identitas dan makna, menyakiti keluarga Baili, atau mengambil Jinxu dan kompensasi lalu diam sementara waktu sebelum melesat menjadi tim khusus sejati - mana pilihan terbaik, Anda pasti sudah tahu." 　　Lin Qiye menatap Chang Kangsheng. Setelah lama, ia berbalik memandang ayah-anak yang berdiri di podium tinggi. Tubuhnya mulai gemetar tak terkendali, kuku mereka terperangkap dalam daging. 　　"Benar-benar... keluarga Baili yang hebat!!" 　　Braak——! 　　Dalam denting ringan, retakan dimensi benar-benar runtuh. Waktu sekitar kembali ke jalur semula. 　　Tamu undangan terus berbisik-bisik. 　　Lin Qiye berdiri di bawah podium. Baili Tumeng di atas podium wajahnya muram, sementara Baili Xin tampak tahu apa yang terjadi dengan ekspresi tenang, hanya menatap Lin Qiye sambil menunggu keputusannya. 　　Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, kepalan tangannya perlahan melepaskan... 　　Pada momen berikutnya, cahaya sihir panggilan merekah dari belakangnya! 　　Lin Qiye, Cao Yuan, An Qingyu, Jia Lan masing-masing menggenggam kotak hitam, berdiri tenang di tengah kerumunan. 　　Wajah Baili Xin berubah pucat. 　　"Lin Qiye mengangkat kepala memandang mata Bai Li Xin, di sorot matanya, amarah tak berujung bercampur nyala api pirang seperti tungku, membara hebat!" 　　"Dia melemparkan dengan kasar kotak hitam berisi 【Zhan Bai】 di punggungnya ke arah tubuh Bai Li Xin, yang terakhir sedikit memiringkan badan, kotak hitam itu pun meluncur melewati sebagian aula dan menghantam dinding, hancur berantakan dengan suara gedebuk!" 　　"Pedang panjang putih salju itu berputar di udara, akhirnya menusuk sebuah dinding tinggi, bilah pedangnya bergetar-getar hebat." 　　"Sialan kau dan 【Zhan Bai】-mu……" 　　"Lin Qiye berteriak kasar, tiba-tiba menyambar dasi di kerah bajunya sendiri, jarinya menekan pegangan kotak hitam, dua bilah pedang lurus meluncur keluar!" 　　"Tim persiapan kelima……" 　　"Lin Qiye menggenggam kedua pedang itu, aura pembunuhan memuncak meledak dari tubuhnya!" 　　"SEMUA PERSONIL, HUNUS PEDANG!!!!" "Chapter 0432 Topeng" 　　"Cao Yuan, An Qingyu, dan Jia Lan langsung bereaksi mendengar suara ini tanpa ragu sedikit pun, senjata masing-masing melesat keluar dari kotak hitam!" 　　"Mereka tak tahu apa yang terjadi, tapi mereka bisa merasakan pasti ada yang menimpa Bai Li Pangpang……" 　　"Jika Lin Qiye bilang hunus pedang, ya mereka hunus pedang!" 　　"Tidak peduli di mana, tidak peduli mengapa, tidak peduli siapa musuh mereka." 　　"Cao Yuan memegang pedang lurus dengan satu tangan, tangan kanannya mencengkeram gagang pedang, dalam sekejap menghunusnya dari sarung!" 　　"Qiang——!!" 　　“Dentang pedang yang jernih bergema di ruang pertemuan, nyala api kemarahan yang gelap menjulang ke langit, membungkus tubuhnya sepenuhnya, sorot mata merah darah itu menatap tajam kedua orang di atas panggung, bau mengerikan menerobos seluruh ruangan.” 　　“An Qingyu mengulurkan tangan dan menggenggam udara, sebilah pedang es yang dikelilingi hawa dingin muncul di tangan kanannya, ujung jari tangan kirinya mengait lembut, benang-benang tak kasat mata mulai membentang diam-diam membentuk jaring raksasa.” 　　“Jia Lan mengambil sebatang panah berbulu dari tabungnya, memasangnya pada busur kayu keras kekuningan, tali busur ditarik maksimal, ujung panah mengarah tepat ke panggung, gaun panjang birunya berkibar dalam angin, pandangannya penuh tekad baja.” 　　“Wajah Chang Kangsheng membara. Ia sama sekali tidak menyangka, meski sudah menjelaskan sedemikian rinci dan menunjukkan ketulusan yang begitu jelas, Lin Qiye masih berani bertindak?!” 　　“Ini adalah Grup Baili!” 　　“Apakah dia tidak ingin lagi menjadi kapten tim khusus?!” 　　“Gila! Benar-benar tak bisa diajak akal!!” 　　“Saat Chang Kangsheng hendak bergerak, suara tenang Bai Lixin tiba-tiba terdengar di telinganya.” 　　“Aktifkan skema darurat. Pindahkan semua tamu ke ruang tunggu. Gunakan Jinxu itu untuk menghapus kenangan mereka tentang kejadian tadi. Setelah semuanya beres, kita akan memulai kembali pesta ulang tahun.” 　　“Chang Kangsheng mengangguk, mengeluarkan sebuah piringan dari sakunya, lalu memutarnya perlahan.” 　　Sebagian besar tamu tiba-tiba melihat cahaya putih menyilaukan bermunculan di bawah kaki mereka. Mereka tertegun menundukkan kepala, dan setelah kilatan cahaya itu, tubuh mereka tiba-tiba menghilang tanpa jejak di momen berikutnya. 　　Tentu saja, ada dua tamu yang merupakan pengecualian. 　　Anggota ke-9 dan Shen Qingzhu melihat cahaya putih muncul tiba-tiba di bawah kaki mereka. Tanpa pikir panjang, mereka langsung mundur selangkah keluar dari radius cahaya tersebut. 　　"Menarik, perkembangan ini sungguh menarik..." Anggota ke-9 mengangkat kepala memandang ke kejauhan, sudut mulutnya tak terkontrol mengembang, "Jika ada yang sudah mengacaukan tempat ini duluan, kita punya kesempatan membunuh Baili Tumeng! Ini benar-benar kesempatan dari surga!" 　　Shen Qingzhu berdiam di sudut ruangan, diam-diam mengenakan topeng rubah putihnya. 　　Selain mereka, seluruh anggota Tim 010 juga belum pergi. 　　Bukan karena mereka ikut mundur seperti Shen Qingzhu, melainkan karena sama sekali tidak ada cahaya putih di bawah kaki mereka. Dengan kata lain, Baili Xin memang tidak berniat membiarkan mereka pergi begitu saja. 　　"Kapten Wei, ada pengguna kemampuan super yang mengganggu pesta ulang tahunku dan mengancam ketertiban masyarakat. Menurutmu... haruskah kau turun tangan?" Baili Xin yang berdiri di podium tinggi menoleh ke arah enam anggota Tim 010 di sudut ruangan, berkata dengan nada datar. 　　Lima anggota lainnya serentak menoleh memandang Wei Xiuming. 　　Wei Xiuming berdiri, menarik nafas dalam-dalam. "Menangani pengguna kemampuan super ganas adalah salah satu kewajiban Penjaga Malam. Kami... tentu tidak akan tinggal diam." 　　Beberapa sinar putih berkedip di hadapan mereka, pedang lurus dan jubah masing-masing muncul di atas meja. Ini adalah senjata yang mereka simpan di Grup Baili sebelum menghadiri jamuan makan, yang dikirim ke sini oleh Chang Kangsheng menggunakan Jinxu. 　　Swoosh——！！ 　　Enam siluet merah tua muncul di depan Lin Qiye dan yang lain. Wei Xiuming meletakkan tangan di gagang pedang, menatap Lin Qiye dengan tatapan berat, lalu berkata dengan suara rendah: 　　"Tim 'Penjaga Malam' 010 Kota Guangshen di sini! Siapa yang berani lancang?!" 　　Lin Qiye menyipitkan matanya, mengeluarkan lencananya, "Aku Lin Qiye, Kapten Tim Persiapan Kelima Khusus. Minggir!" 　　Mendengar perkataan Lin Qiye, Wei Xiuming tertegun sejenak, lalu menoleh ke Baili Xin di belakangnya. 　　Baili Xin menggelengkan kepala. 　　"Aku tak pernah dengar tentang Tim Persiapan Kelima Khusus." Suara Wei Xiuming dingin. "Lagipula, bahkan tim khusus pun tak boleh bertindak semena-mena tanpa alasan." 　　"Semena-mena..." Lin Qiye mencemooh pendek, pandangannya pada Wei Xiuming semakin dingin. "Sebagai kapten Tim 010, kau harusnya tahu kebenarannya. Tapi kau malah memihak Grup Baili... Ternyata kalian sudah dibeli." 　　Wei Xiuming diam. 　　Tangan Lin Qiye yang menggenggam pedang lurus gemetar halus. Buku-buku jarinya mulai memucat, api amarah di bola matanya semakin berkobar. 　　“Benar-benar Tim 010, benar-benar sekelompok 'Penjaga Malam'! Apa sebenarnya yang keluarga Baili berikan kepada kalian? Sampai-sampai kalian tega mengkhianati rekan sendiri? Di kabupaten terpencil di ujung utara Da Xia, para Penjaga Malam di sana bahkan tak bisa menikmati pemanas di musim dingin, hanya mengandalkan mantel tentara dan rokok lintingan untuk bertahan - tapi tetap setia berjaga puluhan tahun tanpa keluhan! Kalian? Dengan sikap begini, pantaskah disebut Penjaga Malam? Pantaskah menyandang nomor 010? Pantaskah tetap berada di Guangsen?!” 　　Wajah Wei Xiuming dan yang lainnya membara, namun tetap tak bergeser dari hadapan Lin Qiye. Mereka menarik napas dalam-dalam lalu berbicara pelan: 　　“Kami tidak paham maksudmu... Kami hanya menjalankan tugas sesuai prosedur.” 　　“Di dokumen arsip Penjaga Malam, foto siapapun yang tercantum di sana - dialah yang kami akui. Orang yang kau sebutkan itu... kami tidak mengenalnya.” 　　…… 　　Kantor direktur. 　　Di genangan darah. 　　Jari kelingking mayat dingin itu tiba-tiba berkedut. 　　Cahaya putih yang menyelimuti tubuhnya surut seperti air pasang, kembali ke pusat energi di perut tempat giok Ruyi putih berputar pelan. 　　Kelopak mata Bai Li Pangpang yang tertutup rapat mulai bergetar halus, perlahan terbuka... 　　Ia mematung menatap langit-langit cukup lama, lalu bangkit dari genangan darah. Kebingungan awal di matanya berangsur memudar, digantikan sorot mata yang semakin redup. 　　Dia menunduk, mengambil jimat kayu cendana yang patah di sebelahnya, mengulurkan tangan untuk membersihkan noda darah di permukaan... Sayangnya, darah kental yang sudah mengering menempel erat di permukaan papan kayu, membuat semua karakter yang tertera menjadi tak terbaca. 　　Matanya menatap papan kayu itu lama, sorot sinis muncul di pupilnya. 　　Ssst——！ 　　Nyala api tiba-tiba muncul di telapak tangannya, dalam sekejap membakar papan kayu itu menjadi abu. Serpihan arang jatuh dari celah jarinya, bercampur dengan genangan darah berlumpur sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak. 　　Perlahan ia bangkit dari tanah, langkah demi langkah mendekati jendela besar. Siluetnya terpantul di kaca lebar, jas biru tuanya sudah berubah merah oleh darah di separuh bagian. Di wajah yang familiar itu, garis darah dalam sampai menembus tulang terlihat mengerikan. 　　Ia bagai hantu jahat yang merayap keluar dari neraka, penuh keganasan. 　　Setelah lama menatap bayangannya sendiri di cermin, dengan pasif ia menutup kelopak mata. 　　Tangannya merogoh saku, mengeluarkan topeng Zhu Bajie yang tersenyum dungu, lalu perlahan mengenakannya di wajah... 　　"Selamat tinggal, Baili Tumeng..." 　　Ia bergumam lirih sambil memandang topeng dungu yang terpantul di cermin. Chapter 0433 Perang Saudara 　　Aula. 　　"Benar-benar tidak mengenal..." Lin Qiye mencemooh, "Kalau begitu, aku juga tak akan menganggap kalian sebagai 'Penjaga Malam'... Bunuh mereka." 　　"Hehehehe..." 　　Tawa sadis melesat dari samping Lin Qiye, siluet tubuh yang dikelilingi api hitam menerjang Tim 010 secepat kilat! Cao Yuan yang sedang kerasukan mengangkat pedang lurusnya tinggi-tinggi, kilau pisau aura jahat menyembur deras! 　　Di Tim 010, seorang pria kekar melangkah besar ke depan. Pedang lurus di tangannya menebas kilau pisau Cao Yuan. Saat kedua pedang bertabrakan, tubuh pria kekar itu langsung terlempar akibat tebasan Cao Yuan! 　　Han di belakangnya hendak membantu, namun panah berbulu nyaris menggesek hidungnya. Garis darah halus muncul di wajahnya, punggungnya langsung basah kuyup oleh keringat dingin. 　　Jia Lan berdiri tenang di tempatnya, memasang panah kedua pada tali busur. 　　Dalam pancaran cahaya yang memutar, tiga anggota Tim 010 lainnya tiba-tiba menghilang bagai menguap dari dunia, tanpa meninggalkan jejak. 　　An Qingyu berkacamata menggerakkan ujung jarinya. Benang tak kasat mata di sekitarnya menyatu cepat menjadi kurungan benang, menyelimuti sudut tertentu ruangan! 　　Di dalam kurungan benang, tiga sosok muncul dari kehampaan dengan wajah muram. 　　An Qingyu mendorong kacamatanya. Sorot mata abu-abu aneh bermain di balik lensa. 　　“Maaf, kamuflase optik kalian, sudah kusadari.” Ucapnya datar, es menyusup melalui benang yang melilit ketiga orang yang dikepung, udara di sekitarnya mulai membeku dengan cepat! 　　Di Tim 010 selain Kapten Wei Xiuming dan Wakil Kapten Miao Su, anggota lainnya berada di level "Chuan". Jika semua personel hadir, Lin Qiye dan kawanan pasti menghadapi pertarungan sengit. Namun entah mengapa, Wakil Kapten Miao Su menghilang secara misterius... 　　Dalam situasi 4 lawan 6, hanya dalam satu kontak mata, keempat anggota Lin Qiye langsung mendominasi. 　　Kegelapan menyelimuti bilah pedang lurus. Pada momen berikutnya, Lin Qiye melesat bagai kilat, menyusuri sisi tubuh Wei Xiuming, menerjang langsung ke atas panggung. 　　Wajah Wei Xiuming berubah pucat. Dengan gesit ia berputar, menghunus pedang lurus di tangannya untuk menahan pedang yang terkontaminasi kegelapan. Dengan tebasan keras, ia memaksa senjata itu mundur ke hadapan Lin Qiye. 　　"Tidak peduli siapa kalian sebenarnya, tanpa alasan sah secara hukum, kalian tak boleh menyakiti warga sipil... Pergi sekarang, masih ada waktu." Suara berat Wei Xiuming menggema. 　　Lin Qiye menggenggam erat pedang yang kembali, bola matanya menyala bagai nyala api keemasan. 　　"Pergi kau dari sini!!" 　　Lin Qiye mengaum, kedua kakinya menginjak kuat lantai. Tubuhnya berkedip ke hadapan Wei Xiuming, pisau biru muda mengiris udara menebas dada sang kapten! 　　Dang——!! 　　Wei Xiuming menghunus pedang di dada, dengan pasrah menahan tebasan Lin Qiye. Bilah pedang berputar, mengarahkan mata pisaunya ke Lin Qiye. 　　Satu tebasan pedang melesat! 　　Ding——！！ 　　Suara jernih seperti kicau burung terdengar dari ujung pedangnya. Pupil Lin Qiye menyempit tajam, tubuhnya menghindar ke samping secepat kilat. 　　Pada momen berikutnya, kilau pisau setipis benang nyaris menggesek tubuhnya. Segala meja dan kursi di jalur tebasan terbelah sempurna. Tiang penyangga yang kekar pun rapuh bagai kertas putih, terpotong menjadi dua. Kilau pedang itu terus melesat, membelah jendela besar hingga hancur, lalu menghilang di langit. 　　Dentuman kaca bergema, disusul angin kencang dari jendela yang pecah menerobos masuk ke aula. Taplak meja dan serpihan beterbangan diterpa angin. 　　Lin Qiye memandang pedang lurus di tangan Wei Xiuming, pandangannya sangat tegang. 　　"Urutan Ruang Terlarang ke-072, 【Kicau Burung】. Memberikan atribut 'Ketajaman' puncak pada objek yang disentuh. Sekalipun sebatang kayu lapuk, bisa membelah baja beton dengan mudah. Karena ketajaman ekstremnya, setiap tebasan mengeluarkan suara kicau burung, maka dinamakan 【Kicau Burung】." 　　An Qingyu mengerutkan alis melihat bekas tebasan mengerikan di lantai, "Atribut semacam ini..." 　　Wei Xiuming dengan tenang memegang pedang berdiri di hadapan Lin Qiye, berkata datar: "Jika kau ditebas olehku, kau pasti mati. Lebih baik mundur sekarang..." 　　Lin Qiye menyipitkan matanya, mencemooh: "Syaratnya, kau harus bisa mengenaimu!" 　　"Kemarahan bagai kilat pecah, kecepatan menyamai roda wangi." Lin Qiye bergumam pelan, lalu melangkah. 　　Tubuhnya tiba-tiba kabur di udara, bahkan mata telanjang sulit menangkap gerakannya. Seperti bayangan ilusi, dalam sekejap ia sudah berada di depan Wei Xiuming! 　　Dengan dukungan puisi dan Penari Malam Berbintang, kecepatan Lin Qiye telah meruntuhkan batas level "Chuan", mencapai tingkat level "Hai". Bahkan tidak kalah dari para Pemilik Area Larangan level "Hai" yang fokus meningkatkan kecepatan. 　　Pupil Wei Xiuming berkontraksi. Pandangannya berusaha mengejar bayangan hitam itu, tetapi gerakannya terlambat selangkah. 　　Beberapa serangan berturut-turut dilancarkan, tapi gagal mengenai Lin Qiye yang bergerak cepat. Malah menghancurkan beberapa jendela besar, membuat aula megah di atas awan itu penuh lubang angin dan berantakan. 　　Tiba-tiba, kilau pedang muncul di belakang Wei Xiuming. 　　Pedang Wei Xiuming kembali dengan cepat, tapi tak sanggup menyamai kecepatan Lin Qiye. Bilah pedangnya menggeser pedang lurus itu, melepas tenaga dengan susah payah. Sebuah garis darah menggores jasnya, meninggalkan luka di punggung. 　　“Bentuk tubuh Wei Xiuming terhuyung-huyung, sorot kemarahan muncul di matanya.” 　　“Dia mengarahkan bilah pedang secara melintang di pinggang, menyapu setengah lingkaran, sebuah busur tebasan setengah lingkaran yang rapat terayun keluar, langsung menyelimuti radius 180° di hadapannya!” 　　“Wajah Lin Qiye berubah pucat, bukan karena tidak bisa menghindari tebasan ini, tapi karena jangkauan tebasannya terlalu luas. Bahkan jika dia bisa menghindar, An Qingyu dan Cao Yuan di belakangnya akan kena imbas.” 　　“Dia mengeratkan gigi, bersiap mengayunkan pedang untuk menerima pukulan ini. Tiba-tiba, siluet biru melesat ke hadapannya.” 　　“Jia Lan membawa busur kayu keras kuning muda di punggungnya, menyambut tebasan rapat itu dengan telanjang tangan. 【Que Ming】yang bisa memotong apapun dengan mudah, saat menyentuh telapak tangannya malah dihalangi dengan pasrah!” 　　“Dia tiba-tiba mengencangkan genggaman, menghancurkan tebasan itu!” 　　“Angin kencang menerpa tubuh Jia Lan, mengibarkan ekor gaun birunya. Tatapannya menancap pada sosok Wei Xiuming, tekad di matanya tak tergoyahkan.” 　　“Dia, serahkan... padaku!” 　　“Suaranya bercampur angin, melintas di dekat telinga Lin Qiye.” 　　“Lin Qiye tertegun sebentar, mengangguk, lalu mengalihkan pandangan dari Wei Xiuming ke podium tak jauh di depan.” 　　“Dia melangkah mantap, langsung menerjang ke arah pasangan ayah-anak di atas podium itu!” 　　Wei Xiuming sedang bersiap menghalangi, namun Jia Lan sudah lebih dulu melesat ke hadapannya. Kepalan tangan pucatnya merobek udara dengan suara letupan kecil, menghantam wajah Wei Xiuming! 　　Wei Xiuming terpaksa berhenti dan mulai bertarung jarak dekat dengan Jia Lan! 　　Dengan karakteristik "Keabadian"-nya, kemampuan bela diri jarak dekat Jia Lan benar-benar di luar nalar. Serangan apapun dari Wei Xiuming tak mampu melukainya, sementara pukulan Jia Lan bukan main-main... 　　Akibatnya, Wei Xiuming terus terdesak dalam posisi bertahan. 　　Cao Yuan yang kerasukan dan An Qingyu berhasil menahan lima anggota Tim 010 yang tersisa. Bukan karena Tim 010 lemah, tapi kemampuan area larangan mereka benar-benar terkekang. An Qingyu bisa menembus segala bentuk siluman optik, sementara Cao Yuan yang gila itu sama sekali tak bisa diajak kompromi - satu orang bisa mengalahkan tiga lawan sekaligus. 　　Di tengah riuh pertempuran, kilau pisau menyambar udara. 　　Tiba-tiba, sosok Lin Qiye muncul secara misterius di atas platform! Chapter 0434 Menjadi Pengiring Kematiannya 　　Lantai 166. 　　Dang——!! 　　Pedang lurusnya menghujam ke platform, namun tiba-tiba terhenti di udara seolah ada dinding tak kasat mata yang memisahkan Lin Qiye dengan mereka, menyaring semua serangan dari luar. 　　Alis Lin Qiye berkerut kencang. Buku-buku jari di kedua tangannya yang mencengkeram pedang mulai memutih, namun sekuat apapun ia mendorong, mata pedang itu tak bisa menembus penghalang sedikitpun. 　　“Kapten Lin, kamu benar-benar mengira……keluarga Baili-ku bisa dipermainkan semudah ini?” 　　Di atas podium tinggi, Baili Xin memicingkan mata mengawasi Lin Qiye, suara beratnya tak terdengar emosi. Tangannya yang menggenggam gelas anggur menunjuk perlahan ke depan, mulut gelas seolah menyentuh batas tak kasat mata, memancarkan dengungan jernih. 　　“【Tembok Rintihan】.” Baili Xin mendesah lirih. 　　Pada momen berikutnya, desahan berat tiba-tiba menggema di telinga Lin Qiye. Suara ini tak bisa dibedakan pria-wanita, namun sarat dengan kepasrahan dan berlapis waktu. 　　Begitu suara itu terdengar, Lin Qiye merasa seluruh tubuhnya seperti dihantam palu raksasa. Gaya tolak mengerikan langsung melemparkannya, organ dalam seluruh tubuh bergetar hebat, persis gelas kaca yang menyentuh tepian dinding, di ambang kehancuran setiap saat! 　　Lin Qiye berturut-turut menghancurkan dua pilar raksasa, tubuhnya melesat keluar gedung melalui jendela besar yang pecah. Menahan sakit, ia melemparkan pedang lurus ke dalam gedung, lalu wujudnya menghilang di hamparan awan. 　　Ssshhhuuaaatt——! 　　Saat pedang itu kembali ke lantai 166, sihir panggilan balik diaktifkan. Lin Qiye kembali teleportasi ke dalam ruangan. 　　Dengan erat menggenggam pedang lurus, ia berdiri di tepi lantai. Pandangannya yang tertuju ke podium tinggi itu dipenuhi ketegangan. 　　Dia hampir bisa memastikan, dinding tak kasat mata yang mengelilingi Baili Xin sama sekali bukan Jinxu biasa. Hanya dengan desahan menakutkan itu, itu sudah cukup untuk dikategorikan sebagai Jinxu ultra-tinggi bahaya. Jika bukan karena pertahanan Lin Qiye yang meningkat drastis di bawah efek 【Penari Malam Berbintang】, organ dalamnya mungkin sudah hancur berkeping-keping tadi. 　　Ditambah dengan kemampuan pertahanan tambahannya, ini sangat mungkin merupakan Jinxu yang masuk kategori ultra-tinggi bahaya. Sama seperti 【Zhan Bai】 yang bisa menebas ribuan orang tanpa terhalang jarak, ini adalah salah satu koleksi langka Baili Xin. 　　Dan Jinxu ultra-tinggi bahaya selevel ini, Baili Xin masih memiliki sepuluh buah lagi di tangannya! 　　"Bahkan jika yang datang adalah tim persiapan khusus sekalipun, tim 【Topeng Palsu】 pun tidak akan berani melancarkan serangan ke Grup Baili di sini." Baili Xin berbicara dengan tenang, "Kapten Lin, kamu masih terlalu muda... Kamu sama sekali tidak menyadari betapa mengerikannya kekuatan yang dimiliki keluarga Baili." 　　Suaranya berhenti. Baili Xin di atas podium mengayunkan tangannya. Cahaya putih dengan kekuatan teleportasi itu kembali muncul di sekitar podium. Satu per satu siluet muncul dari cahaya, berdiri di depan Baili Xin dan rekannya. 　　Sebagian memegang pedang kuno, sebagian membawa tanduk kijang, ada yang menyampirkan jubah compang-camping, ada yang menginjak dua roda cahaya, ada pula yang memiliki bola mata berdarah menyeramkan melayang di belakangnya... Setiap orang dari mereka adalah Jinxu. 　　Tidak kurang tidak lebih, persis dua belas orang. 　　Ketika mereka muncul di lantai ini, tekanan wibawa dahsyat tiba-tiba menghantam. Wajah Tim 010 yang sedang bertarung dengan Jia Lan dan lainnya berubah pucat. Saat menoleh melihat pemandangan ini, mata mereka dipenuhi ekspresi terkejut. 　　Delapan level "Hai", tiga "Wu Liang", satu "Klein". 　　Kerumunan orang ini benar-benar menaklukkan tanpa ampun semua tim yang pernah dilihat Wei Xiuming. Dia sama sekali tidak meragukan, dengan dua belas Jinxu ini, keluarga Baili bahkan bisa menghadapi Tim 006 Shangjing secara frontal! 　　Dengan kata lain, keluarga Baili selalu memiliki pasukan setara tim Shangjing yang berjaga siang-malam! 　　Inilah... salah satu fondasi keluarga Baili. 　　"Zodiak, menghadap direktur." Pemimpin level Klein berbalik dan berkata dengan hormat. 　　Baili Xin mengangguk perlahan, pandangannya kembali tertuju pada sosok remaja yang berdiri di depan jendela besar di ambang lantai. Dengan ekspresi datar ia berbicara: 　　"Kapten Lin, sekarang... apakah kau sudah mulai menyadari realita? Berhenti sekarang dan pergi, aku bisa menganggap semua yang baru saja terjadi tidak pernah ada. 【Zhan Bai】 juga boleh kau bawa, janji-janji Chang Kangshheng untukmu tetap berlaku. Keluarga Baili sudah menunjukkan ketulusan... Sekarang giliranmu." 　　Suara Baili Xin berhenti. Bahkan Tim 010 yang sedang bertarung dengan Jia Lan pun berhenti, menoleh memandang Lin Qiye sambil menunggu keputusannya. 　　Angin kencang menderu masuk ke ruang luas 300 meter persegi yang kosong, mengeluarkan erangan pilu. 　　Lembaran jas Lin Qiye berkibar-kibar, dia menatap tenang ke arah dua belas siluet yang berdiri di depan panggung tinggi, lalu perlahan melangkah. 　　Tak, tak, tak... 　　Langkah kaki bergema di dalam ruangan yang kosong. Di bawah tekanan wibawa menakutkan yang berlapis-lapis, langkah Lin Qiye terasa berat, namun punggungnya sama sekali tidak membungkuk. Dengan dada membusung, dia berjalan pelan namun penuh tekad menuju panggung. 　　Alis Baili Xin berkerut halus. 　　Sorot mata Wei Xiuming dan yang lain memancarkan keheranan. Mereka tidak memahami semua yang terjadi di depan mata. Padahal Baili Xin sudah menunjukkan betapa mengerikannya kekuatan keluarga Baili, mengapa dia masih berani maju? 　　Apakah dia benar-benar merasa bisa melawan dua belas Jinxu itu? 　　Grup Baili juga sudah mengalah dengan memberikan tangga, mengapa dia masih tidak mau menyerah? 　　Hanya seorang Baili Tumeng saja, apakah sebegitu pentingnya? 　　"Gila, orang ini benar-benar gila..." gumam Wei Xiuming. 　　Lin Qiye menggenggam dua pisau, kegelapan malam menyebar dari tubuhnya. Dia menatap Baili Xin di atas panggung, lalu berbicara perlahan: 　　"Aku tidak peduli dengan Jinxu." 　　"Aku juga tidak peduli soal ganti rugi mental." 　　"Intrik-intrik rumit internal keluarga Baili, aku bahkan tidak tertarik." 　　"Bahkan posisi kapten tim khusus ini, menjadi atau tidak juga tidak terlalu penting..." 　　Dia mengangkat pisaunya, mengarahkan ujung pisau ke panggung. Sorot matanya memancarkan niat membunuh yang tajam. 　　“Tapi……seandainya Kalian berani bertindak terhadap saudaraku, aku pasti akan membuat seluruh anggota keluarga Baili ikut mati untuknya！！” 　　Dor——！！ 　　Suara guntur tiba-tiba menyambar langit cerah, gemuruh rendah bergema di udara, bayangan semu seorang nyonya besar berbaju gaun mewah hitam berkilauan bintang muncul di belakang Lin Qiye, perlahan menyatu dengannya... 　　Jiwa yang menanggung. 　　Pada momen berikutnya, wibawa ilahi Dewa Malam tiba-tiba turun！ 　　Rambut pendek Lin Qiye tumbuh dengan kecepatan luar biasa, sekejap mata berubah menjadi rambut hitam legam sepinggang yang menjuntai. Di kedalaman matanya, cahaya gemerlap bintang-bintang mulai berbinar, seakan menyelubungi seluruh langit malam. 　　Angin kencang menerbangkan rambutnya, ujung jas berkibar-kibar ditiup angin. Dengan langkah menginjak kegelapan malam, cahaya di sekitarnya memudar dengan cepat terlihat mata telanjang. 　　Di luar gedung utama, langit cerah hanya butuh dua detik terselimuti kegelapan. Seolah sekarang bukanlah tengah hari terik, melainkan tengah malam. Gelapnya malam berubah menjadi jubah panjang yang pelan menyampir di punggung Lin Qiye. Chapter 0435 Ular-ularan 　　Prak！ 　　Mendeteksi perubahan cahaya, seluruh gedung utama Baili otomatis beralih ke mode malam. Lampu-lampu terang menyinari sudut gelap, tapi di detik berikutnya langsung meledak dahsyat！ 　　Persis ada tangan tak kasat mata dalam kegelapan yang menggenggam dan menghancurkan semua sumber cahaya. Gedung yang tadinya terang benderang langsung kembali gelap gulita. 　　Kegelapan, menjadi penguasa dunia ini. 　　Dalam kegelapan, Lin Qiye yang mengenakan jas perlahan melangkah mendekat sambil memegang dua pisau. 　　Tingkat kekuatannya melonjak drastis. 　　Puncak level "Chuan", level "Hai", puncak level "Hai", "Wu Liang", puncak "Wu Liang"... 　　Akhirnya, peningkatan tingkat Lin Qiye berhenti tepat sebelum menyentuh "Klein". 　　Puncak "Wu Liang", selangkah menuju "Klein". 　　Saat menghadapi Naga Bumi Aliran Api di Gunung Jinshan dulu, Lin Qiye yang masih level "Kolam" langsung menerobos ke puncak level "Hai" dengan menumpang jiwa. Kini kekuatan aslinya sendiri sudah mencapai level "Chuan", sehingga batas atasnya juga meningkat. 　　Cahaya bintang-bintang kecil memancar dari tubuh Lin Qiye. Dia seperti orang yang berbeda, setiap gerak-geriknya memancarkan kewibawaan layaknya kaisar. 　　An Qingyu dan Jia Lan yang melihat Lin Qiye sekarang langsung menganga lebar karena terkejut. 　　Hanya Cao Yuan yang kerasukan masih tertawa bodoh. 　　"Tekanan wibawa Dewi Malam? Bagaimana dia bisa melakukannya?" Li Juexi mengerutkan alis sambil memperhatikan Lin Qiye yang perlahan mendekat, wajahnya untuk pertama kali menunjukkan ekspresi terkejut. 　　Dua belas Jinxu berdiri kaku di depan panggung, pandangan mereka yang mengarah ke Lin Qiye mulai terlihat tegang. 　　Situasinya mulai di luar perkiraan mereka. 　　“Tampaknya, rahasia yang kamu sembunyikan jauh lebih banyak dari yang kita bayangkan.” Ekspresi Baili Xin semakin tenang, "Tapi kalau kamu pikir hanya dengan kekuatan seperti ini bisa melawan keluarga Baili, itu terlalu naif." 　　Sung——!! 　　Dua belas Jinxu bertindak bersamaan, serangan yang memusingkan melesat ke arah Lin Qiye yang berada di tengah gelapnya malam! 　　"Oh ya..." Sorot mata Lin Qiye menyipit halus, "Kalau begitu, bagaimana kalau ditambah dengan ini?" 　　Ujung jarinya mengait, sebuah formasi panggilan mempesona muncul di hadapannya! 　　Pada momen berikutnya, sebuah kardus hitam mendarat dengan mantap di atas lantai. 　　Itu adalah salah satu dari tiga kardus hitam yang direbut dari Gereja Dewa Kuno, dijuluki "Kemarahan Dewa-dewa Jahat". 　　Saat kardus ini muncul, Baili Xin dengan peka menyadari sesuatu yang tidak beres. Pengalamannya puluhan tahun di bidang Jinxu memungkinkannya merasakan aura jahat yang terpancar dari dalam kardus - licik dan kuat! 　　"Tunggu..." Wajah Baili Xin berubah pucat, hendak mengatakan sesuatu, tapi Lin Qiye sudah menepuk permukaan kardus itu. 　　Braak——! 　　Suara meredam bergema, tutup kardus terlempar seperti proyektil! 　　Sehelai kulit ular hitam kuno dan aneh terbaring diam di pusat kardus. 　　Kulit ular sepanjang 4-5 meter ini berlapis-lapis dalam kardus bagai tali busuk, namun permukaannya dipenuhi tekstur rumit dan misterius. Saat tutup terbuka, bau busuk menyengat langsung memenuhi ruangan. 　　“Dua belas Jinxu Shi serentak mengerutkan alis, tidak tahan mengulurkan tangan menutupi hidung mereka.” 　　Sssss…… 　　Desisan jelas terdengar bergema di ruang pertemuan, disusul pemandangan yang membuat bulu kuduk merinding. Kulit ular kuno di dalam kotak hitam itu seolah hidup kembali, mengangkat kepala keringnya yang goyah, lalu menggigit ekornya sendiri. 　　Sssssssss…… 　　Semakin banyak desisan muncul dari kulit ular. Garis hitam di permukaan kulit itu bergerak tak wajar, terlepas dari permukaannya. Di udara, tubuhnya membengkak drastis, dalam sekejap berubah menjadi ular piton raksasa sebesar dua meter, mendesis sambil merayap cepat ke depan! 　　Kemudian muncul yang kedua, ketiga…… 　　Setiap garis pada kulit ular ini berubah menjadi ular piton, berdesakan keluar. Kotak hitam itu hanya bertahan beberapa saat sebelum pecah berantakan. 　　Kulit ular yang menggigit ekornya sendiri itu tergeletak diam di lantai, bagai lubang hitam yang mengeluarkan ular piton tak berujung. 　　Beberapa detik kemudian, seluruh lantai gedung berubah menjadi lautan ular piton! 　　Ekspresi Lin Qiye berubah pucat. Tubuhnya lenyap dari tempat semula, muncul di balik kegelapan malam. Persis di lokasi sebelumnya, lautan ular piton telah menyapu bersih. 　　“Hantu apa ini??” 　　Bai Lixin dengan bingung memandang kulit ular yang terus-menerus mengeluarkan ular raksasa, wajahnya muram. 　　Ular-ular raksasa itu hampir memenuhi seluruh lantai, mengamuk ke arah platform pusat, sementara banyak lainnya mulai menggerogoti tiang penyangga hingga retakan rapat merambat di permukaan. 　　Bahkan lebih banyak ular raksasa merayap dari tepi lantai, menyusuri tulang baja ke lantai bawah. 　　Bencana ular raksasa yang menakutkan sedang merambat di gedung utama. 　　"Bersihkan ular dulu! Jangan biarkan mereka menyebar!" Dua belas Jinxu segera mengalihkan target dan mulai menyerang ular terdekat. 　　Namun spesies ular ini memiliki sisik luar biasa keras, bahkan level "Hai" hanya bisa menembus pertahanannya. Ditambah jumlah yang menakutkan, kecepatan pembersihan Jinxu jauh lebih lambat dari perkiraan. 　　Lin Qiye menyelinap cepat menggunakan kilatan gelapnya malam ke atas platform. Kegelapan sekitar meresap seperti tinta ke 【Dinding Rintihan】, dinding tak kasat mata itu langsung terkikis membentuk lubang-lubang. 　　Pedang lurus di tangan Lin Qiye tiba-tiba menusuk, menembus permukaan 【Dinding Rintihan】 dan menancap ke dinding. Kilau pedang menyeramkan terpantul di wajah Bai Lixin dan putranya, wajah Bai Jing langsung berubah muram. 　　“Lin Qiye, kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?!” Baili Xin berbicara dengan suara berat. 　　“Tahu.” Lin Qiye berkata datar, “Aku sedang membalas dendam untuk saudaraku.” 　　Baili Xin mendengus dingin, mengulurkan tangan ke udara kosong dan menggenggam, sebilah tombak panjang keemasan yang menyilaukan tiba-tiba muncul di telapak tangannya. 　　Saat tombak itu muncul, pupil Lin Qiye menyempit, tubuhnya berkedip dan menghilang di tempat. 　　Swoosh——! 　　Dor——!!! 　　Sebuah pilar cahaya keemasan yang kekar menembus lantai gedung yang berat, langsung melubangi atap utama gedung, berkilauan menusuk langit malam! 　　“Jinxu serangan tingkat tertinggi yang ultra-berbahaya...” Lin Qiye memicingkan mata menatap tombak di tangan Baili Xin, bergumam pelan. 　　Saat tombak ini muncul, dia sudah merasakan gelombang kekuatan mengerikan di dalamnya, bahkan dengan jiwa Nyx yang ditanggungnya sekarang dan kekuatan setengah tingkat "Klein", dia tetap tidak berani menerima serangan ini secara langsung. 　　Di bawah lubang besar di lantai, Baili Xin memegang tombak keemasan, menatap dingin sosok Lin Qiye. 　　“Leo, Aries, Virgo.” 　　“Hadir!” Tiga Jinxu bersuara serentak. 　　“Abaikan ular-ular itu, bunuh dulu si anak bawang ini.” Baili Xin berkata dengan dingin. 　　“Siap!” 　　Dari dua belas Jinxu, satu "Klein" dan dua "Wu Liang" melepaskan diri dari lautan ular, berubah menjadi tiga cahaya menyambar ke arah Lin Qiye yang tidak jauh. 　　"Bai Yang menggenggam tanduk domba, ujung tanduk memancarkan kilau merah samar. Dia mengangkat tangan dan menunjuk tanduk itu ke arah Lin Qiye dari kejauhan. Semburat cahaya merah seketika menembus dimensi, melubangi bahu Lin Qiye." 　　Tubuh Lin Qiye yang tertembus cahaya merah perlahan memudar, akhirnya menghilang tanpa jejak. 　　Ini hanya bayangan samar. 　　"Datanglah!" Lin Qiye berteriak keras. Kegelapan di sekitarnya seolah hidup kembali, bergulung seperti tsunami menerjang ketiga orang!