Dor——!!
Suara ledakan dahsyat menggema dari kejauhan, bilah hitam menoreh langit, diikuti kepulan asap tebal yang membubung dari jalanan jauh.
"Ya?"
Lin Qiye menoleh, alisnya berkerut halus, "Itu..."
"Sepertinya pedang hitam itu," ujar Shen Qingzhu sambil berpikir, "Tapi proyeksinya lebih besar dan lebih padat."
"Itu Kuroto Yuzuri," tegas Lin Qiye.
Kini Harukawa Tsukasa sudah mati. Jika deduksi mereka dengan Amemiya Haruki benar, 【Tali Hitam】 seharusnya berada di tangan Kuroto Yuzuri. Darah "Raja"-nya mampu memaksa mengaktifkan pedang kotor mana pun. Selain dia, tak ada lagi di kota ini yang bisa melakukannya.
"Musuh atau sekutu?"
"Masih belum jelas."
Bagi Lin Qiye, informasi yang dia ketahui sekarang semua adalah hasil simpulan dari petunjuk, tujuan sebenarnya dari skenario yang dibuat oleh Kuroto Yuzuri juga hanya spekulasi, tidak tahu identitas aslinya, dan tidak bisa memastikan seperti apa orangnya sebenarnya.
“Lebih baik selesaikan musuh di hadapan mata dulu.”
Lin Qiye mengalihkan pandangan ke jalanan.
Saat ini, jalanan telah berubah menjadi lautan api, nyala panas membara menyembur dari celah tanah, di udara penuh dengan benang api yang melayang, dengan Utusan Ilahi berjubah merah sebagai pusatnya, radius tiga kilometer seperti neraka api yang tidak bisa didekati makhluk apapun.
Jalan meleleh, gedung-gedung runtuh, bahkan cahaya pun terdistorsi di antara lidah api yang menyembur, ini bukan lagi sekadar masalah api - suhu di dalamnya setara dengan gunung berapi yang siap meletus!
Utusan Ilahi berjubah merah yang kehilangan jiwa itu adalah sumber gunung berapi yang bergerak.
Sekarang Lin Qiye dan Shen Qingzhu berada setidaknya lima kilometer darinya, berdiri di atas gedung tinggi, memandang lautan api di bawah dengan wajah sangat serius.
Dalam suhu seperti ini, baik senjata api, rudal, maupun senjata lain tidak bisa menembus lautan api untuk mendekati Utusan Ilahi berjubah merah, Pohon Purba pun akan hangus terbakar begitu mendekat - semua cara yang dimiliki Lin Qiye saat ini pada dasarnya sudah tidak berguna.
“Tapi suhu di sekitarnya terlalu tinggi, kita sama sekali tidak bisa mendekat.” Shen Qingzhu mengerutkan alis berkata, “Bahkan jika aku menggunakan 【Qi Min】, hanya bisa memadamkan api di sekitar. Suhu di sekitar tubuhnya sekarang setidaknya 500 derajat, sama sekali bukan suhu yang bisa didekati manusia... Lagipula, di bawah tatapan misterius itu, 【Qi Min】-ku juga tidak bisa bertahan terlalu lama.”
Lin Qiye berpikir dengan serius untuk waktu yang lama, seolah teringat sesuatu, bola matanya berbinar.
“Beri aku sedikit waktu.”
Lin Qiye berjongkok, mengeluarkan sebatang kapur tulis dari saku, dan mulai melukis dengan cepat di lantai.
Shen Qingzhu bukan pertama kali melihat Lin Qiye menggambar formasi sihir. Ia mundur beberapa langkah secara sadar. Sekitar satu menit kemudian, Lin Qiye berdiri, setelah memastikan lingkaran sihir panggilan itu benar, ia menempelkan telapak tangan di pusat formasi dan mengalirkan kekuatan spiritual ke dalamnya.
Di puncak gedung, cahaya sihir yang menyilaukan berbinar!
Saat cahaya itu meredup, seekor naga bumi merah api yang raksasa muncul di hadapan mereka. Cakar besarnya mencengkeram jendela gedung, ukuran tubuhnya sekitar dua kali luas atap gedung. Kepala naganya menengadah tinggi, menggelegar ke langit!
Naga Bumi Aliran Api, Hong Yan.
Kali ini Lin Qiye tidak memanggil wujud manusia, melainkan langsung memunculkannya dalam bentuk tubuh asli.
Usai mengaum, pupil vertikal oranye itu mengarah pada Lin Qiye di sampingnya. Dengan hormat, naga itu merangkak merendah, menundukkan kepalanya di hadapan Lin Qiye.
Lin Qiye yang masih berada di bawah tatapan misterius itu tersenyum tipis dan berkata:
“Hong Yan, bisakah kau menyingkirkan sumber api di sana?”
Naga Bumi Aliran Api menoleh memandang ke arah area suhu tinggi yang berwarna merah api di kejauhan, lalu mengangguk ringan.
Dia sendiri adalah Naga Bumi Aliran Api, suhu setinggi ini sama sekali bukan masalah baginya. Ditambah dengan afinitas api-nya yang bisa dibilang tingkat mesum, dia bisa dengan bebas bergerak di tengah kobaran api itu. Bahkan, api-api ini bisa dianggap sebagai tonik terbaik baginya.
“Pergilah, hati-hati.”
Mendengar ini, Naga Bumi Aliran Api tiba-tiba menggetarkan kedua sayapnya, menyemburkan angin kencang yang menerbangkan tubuh raksasanya melayang ke arah Utusan Ilahi Berjubah Merah!
Mulut raksasanya terbuka lebar, benang-benang api yang melayang di udara otomatis tersedot masuk. Tekstur merah api terus berbinar di sisik naganya, menjalin pola rumit yang sulit dimengerti.
Masuknya Naga Bumi Aliran Api ini membuat Utusan Ilahi Berjubah Merah menyadari bahaya.
Dengan kaku dia menengadah, mata kanannya kosong tak berkedip sementara cincin merah di mata kirinya mengunci naga yang sedang asyik menyerap api di atas kobaran itu. Suara elektronik pun menggema:
“Mendeteksi serangan makhluk Tidak Diketahui, memulai serangan balik...”
Dor——!!
Di sekitar Utusan Ilahi berjubah merah, gelombang api mengalir deras, berubah menjadi pilar-pilar api kekar yang melesat tajam ke arah Naga Bumi Aliran Api di udara. Melihat nyala api ini, sang naga bukannya takut malah senang, membuka mulut raksasanya dan menelan seluruhnya!
Pola api merah di tubuhnya semakin berbinar.
Seandainya Utusan Ilahi berjubah merah yang punya kesadaran diri melihat pemandangan ini, pasti tidak akan berani menggunakan api untuk menyerang naga bumi itu. Sebab di mata sang naga, api-api ini sama sekali tidak memiliki daya pukul, bahkan sepertinya menguntungkannya.
Sayang, yang mengendalikan tubuhnya sekarang hanyalah kecerdasan buatan tanpa kemampuan berpikir, hanya bisa terus meningkatkan kekuatan semburan api sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Nyala api yang ganas terus-menerus membanjiri langit, ditelan seluruhnya oleh Hong Yan. Sorot matanya penuh antusiasme.
Utusan Ilahi berjubah merah ini ibarat mesin pemberi makan berjalan!
Seiring waktu, pola api merah di tubuh Naga Bumi Aliran Api mencapai level tertinggi. Pengaruhnya semakin meningkat, sementara bottleneck tingkatan yang selama ini membatasinya mulai longgar berkat pasokan api yang luar biasa besar ini!
Braak——!
Hanya terdengar suara lembut. Aura Hong Yan langsung meledak, dari puncak level "Hai", ia nekat melangkah masuk ke level "Wu Liang".
Bersamaan, pola api merah di tubuhnya memudar, berubah menjadi merah tua misterius yang tak terlalu mencolok di kegelapan malam. Tapi jika diamati seksama, bisa dilihat dalam tekstur merah tua itu ada semburan api kehitaman yang mengalir perlahan!
Memasuki "Wu Liang", bagi garis keturunan Naga Bumi Aliran Api, juga berarti transformasi sempurna ke bentuk dewasa. Belenggu bakat tersembunyi dalam gen Hong Yan runtuh, membanjiri pikirannya dengan informasi!
Kepalanya menengadah, mulut raksasanya terbuka menggelegar ke langit. Pilar api hitam menyembur dari tubuhnya, langsung menembus lapisan awan!
Graaahhh——!!
Raungan naga itu menggema di seluruh langit Osaka.
"Ada apa dengannya?" tanya Shen Qingzhu di samping dengan bingung.
Lin Qiye tersenyum tipis, "Dia... sudah dewasa."
Chapter 0664 Pembunuhan Jubah Merah
Usai menyemburkan pilar api hitam, tekstur di tubuh Naga Bumi Aliran Api cepat memudar. Sayapnya tampak goyah.
Di bawah langit malam pekat, naga itu berputar setengah lingkaran lalu kembali ke sisi Lin Qiye. Di atas gedung, pupil vertikal kuning-oranye-nya menunjukkan kelelahan tak biasa.
"Hong Yan, kenapa?"
Melihat ini, sorot mata Lin Qiye dipenuhi tanya.
Naga Bumi Aliran Api bergumam pelan ke arah Lin Qiye, merapikan kedua sayapnya di tubuh. Yang terakhir mengangguk termenung, lalu dengan lambaian tangan lembut mengembalikan Hong Yan ke dalam Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
"Apa yang terjadi?" tanya Shen Qingzhu.
"Kebangkitan garis darah. Dia butuh waktu untuk mencerna kekuatan bakatnya. Kira-kira harus tidur lelap sementara waktu."
Shen Qingzhu mengangguk, menoleh memandang ke arah Utusan Ilahi Berjubah Merah. Nyala api di sekitarnya telah sepenuhnya diserap Hong Yan, suhu pun turun drastis. Meski masih ada garis-garis api samar meliuk di udara, semuanya masih dalam radius yang bisa mereka tanggung.
Inilah saat terbaik untuk membunuhnya.
Tatapan mereka bertemu. Bersamaan, mereka melompat dari puncak gedung. Angin kencang menerpa tubuh mereka. Sesaat sebelum menyentuh tanah, dua akar ranting menyembul dari bumi - membelit tubuh mereka bagai tali lentur dan mengayunkan mereka dalam lintasan indah menuju Utusan Ilahi Berjubah Merah di kejauhan!
"Mumu."
"Hiyah!!"
Swoosh swoosh swoosh——!!
Tiga buah rudal terpasang melesat dari tubuh Mumu, meninggalkan ekor api panjang yang langsung menuju wajah Utusan Ilahi Berjubah Merah!
Tanpa perlindungan suhu tinggi, Utusan Ilahi yang dikendalikan AI ini berusaha menghindar. Namun sudut tembakan rudal Mumu begitu licik, sepenuhnya memblokir semua jalur kaburnya.
Dor——!!
“Tiga bola api yang menyala-nyala meledak di udara, meledakkan tiga lubang mengerikan di tanah yang sudah meleleh terbakar. Ledakan memekakkan telinga bercampur dengan angin kencang yang menderu menerobos langit malam.”
“Tubuh Utusan Ilahi berbaju merah itu benar-benar tenggelam dalam tiga bola api raksasa ini!”
Bersamaan dengan itu, kedua orang yang bergantung di ranting pohon iblis itu telah mencapai ambang kobaran api. Shen Qingzhu menatap Lin Qiye di sampingnya, lalu berbicara dengan serius:
“Enam detik, cukup?”
“Cukup.”
Lin Qiye tidak perlu menanyakan maksud Shen Qingzhu. Di antara mereka ada keselarasan mutlak. Dia mengangguk.
Shen Qingzhu mengangkat tangan kanannya, lalu menjentikkan jari dengan lembut di udara!
Prak——!!
Sebuah lorong vakum mekar di hadapan mereka, menyisihkan semua nyala api. Di ujung lorong vakum ini terlihat Utusan Ilahi berbaju merah yang porak-poranda akibat rudal.
Saat ini, jubah merahnya sudah hangus terbakar. Daging di tubuhnya hancur berkeping-keping, memperlihatkan struktur logam misterius yang memantulkan cahaya keperakan. Jika bukan karena modifikasi tubuh ini, mustahil tubuh biologis bisa menerima serangan sehebat ini.
Saat lorong vakum ini muncul, Lin Qiye melepaskan ranting-ranting pohon, memanfaatkan momentum untuk terbang masuk ke dalam lorong vakum tersebut dengan presisi. Kedua tangannya disembunyikan di punggung sambil cepat mencabut dua pedang lurus yang terikat di punggungnya!
Enam detik adalah durasi maksimal Shen Qingzhu dapat mempertahankan 【Qi Min】 di bawah tatapan misterius itu.
Dia harus membunuh Utusan Ilahi berjubah merah dalam kondisi mekanis dalam enam detik ini!
Jika tidak, begitu waktu ini berlalu, pihak lawan akan menyalakan api di udara kembali. Begitu suhu melonjak ke level yang tidak bisa ditahan oleh tubuh jasmani, mereka berdua benar-benar tidak punya jalan keluar... Hong Yan sudah tertidur lelap, mustahil muncul lagi untuk menelan api.
Kesempatan hanya ada satu kali!
Sorot mata Lin Qiye berkedip samar membawa niat membunuh. Melewati lorong vakum, dia mendarat di hadapan Utusan Ilahi berjubah merah. Di balik baju mandi bermotif bunga, kilauan dua pedang menyambar dengan kecepatan luar biasa!
Utusan Ilahi berjubah merah yang berlumuran darah itu berdiri. Cincin cahaya di mata kirinya langsung mengunci Lin Qiye. Hampir bersamaan, tubuhnya bergerak dengan kecepatan mengejutkan untuk menghindar - tulangnya memutar sudut mustahil untuk mengelak dari sabetan pedang mematikan Lin Qiye.
Namun meski begitu, kilau pedang itu berhasil menghapuskan satu lengannya!
Saat pedang lurus membelah tubuh Utusan Ilahi, Lin Qiye jelas merasakan hambatan - sensasi pisau memotong logam. Andaikan tidak dalam kondisi vakum, mungkin akan terlihat percikan api.
Sabetan pedang gagal membantai Utusan Ilahi berjubah merah, bola mata Lin Qiye menyipit. Dengan memanfaatkan momentum, tubuhnya berbalik. Kedua pedang lurus di tangannya berputar setengah lingkaran di udara bagai kupu-kupu, lalu digenggam dengan pegangan terbalik.
Bersamaan, dua pancaran cahaya suram ekstrem menyala di telapak tangan Lin Qiye!
Pisau pedang lurus itu diselimuti kegelapan malam yang pekat. Mengikuti gerakan Lin Qiye, kilatan tanda salib tertebas secepat kilat di hadapannya. Kegelapan itu menyobek udara, seolah hendak menebas bintang-bintang dari langit. Pada detik itu, seluruh kekuatan spiritual Lin Qiye tanpa sedikit pun tersisa, mengalir deras keluar!
Dor——!!
Dua kilatan tanda salib suram berukuran fantastis menerjang tubuh Utusan Ilahi berjubah merah, menembus miring belasan gedung tinggi hingga runtuh berdebum, lalu menerjang langit hingga menyobek lapisan awan tebal dengan bekas luka berbentuk salib panjang.
Ini adalah kemampuan kedua yang dipelajari Lin Qiye dari inti kegelapan, 【Teknik Membelah Bintang】.
Berbeda dengan 【Teknik Membelah Bintang】 murni elemen sihir Nyx, Lin Qiye menggabungkan kemampuan ini dengan ilmu pedangnya, berhasil menurunkan ambang pintu penggunaannya. Meski kekuatan dan radius jangkauannya tak sehebat versi asli, bagi Lin Qiye ini sudah cukup.
Setelah memiliki Inti Kegelapan, Lin Qiye tidak perlu lagi memaksakan penggunaan kemampuan Dewi Malam secara kaku. Dia kini memiliki kebebasan untuk memodifikasi bahkan menciptakan kemampuan baru. Ketika dia benar-benar menguasai Inti Kegelapan ini, hukum yang mengatur proses menjadi dewa yang dia butuhkan akan muncul dengan sendirinya.
Setelah menebaskan pedang itu, Lin Qiye langsung merasakan pandangan misterius yang awalnya tertuju pada Shen Qingzhu beralih ke dirinya.
Pada detik itu, kekuatan spiritual yang dia paksakan terlalu besar. Untungnya kemampuan 【Qi Min】 milik Shen Qingzhu membantu menyebarkan perhatian itu, dan durasinya hanya sekejap, sehingga dia tidak langsung terkunci oleh pandangan tersebut.
Di bawah tekanan yang belum pernah dirasakan sebelumnya, Lin Qiye memaksakan diri mempertahankan postur setelah mengayunkan pedang. Dia tetap mematung di tempat, butiran keringat mengalir dari dahinya menyusuri pipinya dan jatuh ke tanah...
Tebasan pedang itu masih terlalu berisiko.
Tapi tanpa tebasan ini, dia tidak yakin bisa membunuh Utusan Ilahi Berjubah Merah dalam tiga detik tersisa. Situasi pasti akan lebih buruk dari sekarang.
Syukurlah, hasilnya baik.
Saat Lin Qiye mengangkat pandangan, tubuh Utusan Ilahi Berjubah Merah sudah terbelah menjadi empat bagian oleh tebasan itu, tergeletak lemas di tanah. Saat dia hendak menarik napas lega, pupil matanya tiba-tiba menyempit!
Di dalam mayat Utusan Ilahi berjubah merah yang tergeletak di tanah, tiba-tiba meledakkan sorot api yang menghancurkan jasad sekaligus menenggelamkan tubuh Lin Qiye!
Sebuah ledakan dahsyat bergemuruh di bawah langit malam.
Chapter 0665 Coba dong?
Dari kepulan asap tebal, sorot api berkedip-kedip menerobos keluar. Shen Qingzhu yang berada di samping menyaksikan pemandangan ini, pupil matanya menyempit tajam!
Utusan Ilahi berjubah merah akan meledakkan diri setelah mati - ini sama sekali tidak terduga olehnya maupun Lin Qiye. Ledakan ini terjadi terlalu tiba-tiba tanpa pertanda, bahkan jika Shen Qingzhu ingin menyelamatkan Lin Qiye, sudah terlambat.
Tepat saat dia hendak mengangkat tangan, pada momen berikutnya dia membeku di tempat.
Di balik sorot api, terlihat bilah pedang hitam raksasa seberat dinding tebal menyilang di depan Lin Qiye yang membeku, menyekat sempurna semua dampak ledakan dan nyala api.
【Tali Hitam】？
Api berkobar-kobar di depan pedang. Ledakan ini mengukir lubang besar di tanah, namun posisi Lin Qiye berdiri sama sekali tidak kena imbas. Kecuali beberapa helai rambut hangus, bisa dibilang dia tidak terluka sedikit pun.
Lin Qiye berdiri mematung, bingung memandang bilah hitam yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Seperti teringat sesuatu, dia mengangkat kepala memandang ke ujung jalan.
Di sana, seorang pria paruh baya mengenakan jas payet dengan mawar merah layu terselip di pinggangnya, dua pedang panjang tergantung di sisi tubuhnya, berjalan perlahan ke arah sini.
Paman Kyosuke.
"Tubuh Utusan Ilahi telah dimodifikasi. Saat tanda kehidupan hilang, mereka akan otomatis meledak dan melakukan serangan pemusnah massal tanpa pandang bulu. Ke depannya harus lebih hati-hati, Asaba." Paman Kyosuke keluar dari kepulan asap, tersenyum pada Lin Qiye.
Suaranya berhenti. Proyeksi 【Kurotsuna】 yang menahan serangan untuk Lin Qiye mulai mengabaikan dan menghilang, sementara tangan Paman Kyosuke melepaskan gagang pedang dan masuk kembali ke saku celana.
"Ternyata begitu…"
Lin Qiye memandang dua pedang panjang di pinggang Paman Kyosuke, tertegun sejenak sebelum segera menyusun kronologi kejadian. Tatapannya rumit tercampur, "Anda... adalah Kuroto Yuzuri?"
"Nama yang sudah sangat lama." Paman Kyosuke mengangkat bahu, "Sebenarnya, aku lebih suka kalian memanggilku Kyosuke."
"Ko-chan?"
"Dia? Dia ada di sini." Paman Kyosuke mengusap gagang 【Meito】, "Mau kusuruh dia keluar menyambut kalian?"
Lin Qiye menatap pedang pirang itu beberapa saat sebelum mengalihkan pandangan ke Paman Kyosuke. Melalui informasi yang ada, dia segera sampai pada spekulasi yang sama dengan Amemiya Haruki...
"Pura-pura mati, memalsukan surat, menjebak musuh, meminjam pisau untuk membunuh... Benar-benar siasat besar." Lin Qiye berbinar kagum.
Om Kyōsuke tertawa kecil dua kali.
“Aku tidak bermaksud melibatkanmu dan Yuzurina. Kehadiran kalian adalah insiden tak terduga.” Pandangan Om Kyōsuke pada Lin Qiye terlihat aneh, “Pertama kali aku melihatmu bersama Yuzurina, langsung kusadari kau bukan kakaknya... karena dia sama sekali tidak punya kakak laki-laki... Saat itu, kukira kau anggota kelompok tertentu yang sengaja mendekati putriku. Awalnya kurencanakan akan kubunuh kau di malam pertama. Tapi setelah mengobservasimu beberapa waktu, kusadari kau memang tak berniat jahat padanya. Bahkan dia sangat mempercayaimu. Akhirnya, keraguanku padamu pun hilang sama sekali.”
“Mengapa?”
“Karena kau benar-benar terlahir menjadi pramuria.” Ekspresi Om Kyōsuke berbinar penuh kekaguman, “Persis seperti masa mudaku dulu. Aura yang memancar darimu tak mungkin dipalsukan. Orang sepertimu takkan jadi senjata kekuatan manapun. Kau hanya akan mengikuti hati nuranimu, menjadi mawar paling anggun di tengah angin.”
Lin Qiye melirik mawar layu yang tertancap di saku Om Kyōsuke. Mulutnya berkedut tak terkendali, bingung membedakan apakah pujian itu untuknya atau untuk si Om sendiri.
“Mawar angkuh itu hampir mati.”
“Aku tahu.” Om Kyōsuke tersenyum tipis, “Layu adalah nasibnya.”
“Jujurlah, belakangan ini, aku memang tertipu oleh aktingmu.” Lin Qiye menghela napas, “Kesanku padamu selama ini hanyalah seorang Pramuria tua biasa yang licik dan tak bisa diandalkan. Tak kusangka, kau memiliki siasat sedalam ini. Tanpa kusadari sama sekali, kau sudah menyusun skenario sebesar ini.”
Ekspresi wajah Om Kyouki menjadi canggung.
“Sebenarnya...” Ia mulai berbicara dengan ragu, “Skenario ini... bukanlah buatanku.”
“Apa?”
“Meski aku cukup pintar, tapi tak sampai segini tingkat kecerdasanku.” Om Kyouki tersenyum pasrah, “Skenario ini dari awal sudah diatur orang lain untukku. Aku hanya menjalankan rencananya selangkah demi selangkah, menyempurnakan sesuai bayangannya.”
“Kau masih punya kaki tangan?”
“Lebih tepat disebut partner kerja sama. Saling memenuhi kebutuhan masing-masing.”
Lin Qiye memandangi Om Kyouki, kerutan di dahinya memperlihatkan kebingungan.
Bukan Om Kyouki yang memegang kendali skenario ini? Jangan-jangan, dia masih belum melihat gambaran utuh dari permainan ini?
“Bagaimanapun juga, tujuanmu sudah tercapai.” Setelah berpikir lama namun tak menemukan celah, Lin Qiye melirik 【Kurozuna】 di pinggang lawannya, “Kau maksud ini?”
“Ini?” Om Kyouki melepas 【Kurozuna】 dari pinggangnya sambil mencebikkan bibir, “Benda ini memang cukup penting... Tapi seharusnya ini jadi hasil rampasanmu. Aku yang mengambilnya diam-diam. Nanti setelah selesai kugunakan akan kukembalikan.”
“Meski dikembalikan, belum tentu bisa kupakai.” Lin Qiye teringat penjelasan Amemiya Haruki tentang pedang kotor, menghela napas lagi.
Om-om Kyosuke tersenyum kecut, "Jangan menghela napas seperti itu, dari ratusan ribu orang, masih ada probabilitas muncul satu orang yang bisa menjadi pemilik pedang kotor... Ayo, coba kau tarik."
Dengan santai, Om-om Kyosuke melemparkan 【Kuro Nawa】 ke Lin Qiye. Senyuman di sudut mulutnya semakin cerah, meski ekspresi itu lebih mirip orang yang sedang menanti-nonton drama.
Sebagai pemilik "Darah Raja", dia bisa menggunakan semua jenis pedang kotor sesuka hati. Melihat orang lain berusaha mencabut tapi gagal, menjadi salah satu hiburan hidupnya - persis seperti ketika baru saja mengolok-olok Utusan Ilahi jubah perak, kesenangannya bisa menempati peringkat kedua dari semua proyek, hanya kalah dari menjadi bos pramuria.
Lin Qiye menerima 【Kuro Nawa】, menggenggamnya erat. Setelah mengamati dengan cermat beberapa saat, tangannya perlahan meraih gagang pedang...
Pedang terkutuk...
Lin Qiye menghela napas.
Biarlah sesuai jodoh.
Qiang——!!
Denting lembut terdengar. 【Kuro Nawa】 terhunus setengah jengkal di bawah genggaman tangan Lin Qiye!
Bilah pedang yang berkilauan terpapar di udara, memancarkan kilatan dingin menyeramkan. Lin Qiye bisa merasakan ikatan tak terdefinisi yang muncul antara dirinya dengan pedang ini.
Lin Qiye tertegun.
Berhasil ditarik?
Senyuman Om-om Kyosuke membeku di wajah.
Dia terdiam lama sebelum akhirnya tersadar, berusaha mengendalikan senyuman kaku di wajah sambil batuk-batuk canggung.
“Hmm, sepertinya pedang ini sangat mengakui kamu, bagus. Yang punya hak jadi pemilik pedang kotor itu sangat langka……” Dia ragu sejenak, seperti tidak rela, melepas 【Mido】 dari pinggangnya dan melemparkannya ke Lin Qiye.
“Ayo, coba yang ini!”
