"Kalian lihat!"
"Tanah... Tanah Suci... Tercabik luka!"
"Gila?! Itu kan 【Tanah Suci】! Siapa yang berani menebasnya?"
"Dewa-dewa yang mulia, maafkanlah kejahatan umat manusia..."
"Utusan Ilahi pasti akan menggelegar kemarahannya..."
“……”
Seluruh warga Tokyo menyaksikan tebasan pedang yang membelah 【Tanah Suci】. Mereka, orangtua mereka, kakek-nenek mereka, belum pernah menyaksikan hal seperti ini. Ini membuat mereka marah dengan kemarahan yang belum pernah terlihat sebelumnya, sekaligus dipenuhi ketakutan!
Bersamaan dengan itu, seluruh layar elektronik di Jepang mulai berkedip-kedip!
Sebuah pemberitahuan buronan tiba-tiba memenuhi semua layar, memperlihatkan pria paruh baya dengan tiga bekas luka di wajahnya. Ia mengenakan jas kilauan dengan wajah muram, kilauan pembunuhan yang mengerikan berkedip di matanya. Berdiri di balik tirai hujan, empat pedang besar tergantung di pinggangnya.
Pita peringatan hitam-merah membelit sekelilingnya dengan frekuensi yang luar biasa. Di atas kepalanya, dua karakter merah darah melayang dengan goresan kuas yang menampilkan kesan mengancam:
——【Extremal Evil】！
【Extremal Evil yang Tak Termaafkan】buronan tingkat, Kuroto Yuzuri！
Tidak ada nominal hadiah, tidak ada imbalan pelaporan, semua warga negara yang melihatnya wajib melapor ke atas. Jika ada yang menyembunyikan informasi, akan dihukum mati pula. Inilah kekuatan pemberitahuan buronan 【Extremal Evil】.
Di pinggir jalan, Kuroto Yuzuri yang menggenggam 【Kurozuna】 mengangkat kepalanya melihat layar di seberang jalan, senyum ironi mengembang di mulutnya.
“【Extremal Evil】 ya...”
Di ambang piringan perak langit, empat siluet menerjang turun dari udara kosong di ketinggian, menyambar ke arah Kuroto Yuzuri.
Empat Utusan Ilahi tersisa dari 【Tanah Suci】，seluruh tim bergerak.
“Tugasku sudah selesai, selanjutnya, terserah padamu……” Sorot matanya memandang piringan yang melayang di udara, bergumam pelan.
Kuroto Yuzuri menyarungkan 【Kurozuna】, lalu meletakkan tangannya di gagang pedang panjang putih salju, mencabutnya perlahan……
Yang ketiga dari Sembilan Pedang Magatsukami, 【Senzuru】.
Pada momen berikutnya, tubuh Kuroto Yuzuri berubah menjadi kawanan bangau kertas yang memenuhi langit, menerjang tetesan hujan yang jatuh, terbang melayang ke angkasa menuju arah lain kota.
Keempat Utusan Ilahi membawa kekuatan mengerikan, menyusul di belakangnya!
Bangau kertas melesat dengan kecepatan luar biasa. Ketika mereka kembali berkumpul, sudah sampai di pinggiran Tokyo. Siluet Kuroto Yuzuri muncul dari kawanan bangau, menoleh menatap empat sosok yang telah mendarat mengelilinginya.
"Buronan tingkat 【Extremal Evil】, Kuroto Yuzuri." Utusan Ilahi Nomor 1 yang berjubah hitam berbicara pelan, "Kami mewakili dewa, akan menghukummu..."
"Mewakili dewa?" Kuroto Yuzuri mencemooh, "Berdasar apa klaimmu? Di mana dewa itu? Kenapa aku tak melihatnya?"
Mata beberapa Utusan Ilahi menyipit tajam, wajah mereka memerah oleh kemarahan.
"Tak peduli apakah kalian utusan dewa palsu atau asli, aku tak ambil pusing." Kuroto Yuzuri meletakkan kedua tangan di gagang pedang di pinggangnya, berkata dengan tekad baja, "Hari ini, putraku pasti kubawa pulang."
"Berkata tanpa malu."
Dor——!!
Lima siluet saling menghantam di tanah gersang, gelombang energi mengerikan langsung mengubah segala sesuatu di sekitar menjadi debu yang berhamburan!
……
Osaka.
Gedung Kelompok Pembunuh Hitam.
Lin Qiye berdiri di tepi jendela besar, melihat layar elektronik berkedut di seluruh kota di bawahnya. Di layar, seragam terpampang poster buronan kelas 【Extremal Evil】 milik Kuroto Yuzuri, cahaya merah darah hampir memenuhi separuh langit.
"Sepertinya di sana sudah mulai berkelahi." Amemiya Haruki mendekati sisi dia, berkata.
"Iya. Ditambah tiga Utusan Ilahi yang sudah kita selesaikan di sini, Om Kyousuke seharusnya harus menghadapi empat Utusan Ilahi sendirian..."
"Bahkan dengan empat pedang kotor, belum tentu dia menang." Sorot mata Amemiya Haruki muncul kekhawatiran, "Lagi pula, dua kepalan takkan bisa lawan delapan tangan. Sekuat apa pun dia, tetap sendirian."
"Kenapa kamu tidak ikut dengannya? Menghancurkan 【Tanah Suci】 juga kan targetmu?"
"Aku juga mau ikut..." Amemiya Haruki menghela napas, "Semalam aku bilang, kalau dia tidak mengizinkanku ikut, aku takkan meminjamkan 【Ame Kuzure】 padanya..."
"Lalu?"
"Lalu dia menggunakan ilusi untuk menukar 【Ame Kuzure】-ku. Saat aku menyadarinya, di tanganku hanya tersisa tongkat penggiling adonan."
"..." Lin Qiye tidak tahan berkata, "Dia adalah orang tua yang tak ingin kamu mengambil risiko. Itu wajar."
"Omong-omong, kamu yakin bisa menarik kembali pedang-pedang itu dari jarak jauh?" Amemiya Haruki mengerutkan kening bertanya, "Kalau keempat pedang ini jatuh ke tangan Utusan Ilahi, kita para pemilik pedang kutukan benar-benar akan kehilangan pengaruh."
“Tenanglah, di empat pisau sudah kubuat formasi sihir. Begitu waktu janji dengan Om Kyousuke tiba, aku bisa menariknya kembali.”
Lin Qiye berkata dengan tenang bak tak ada urusan.
Semalam sebelum pergi, Om Kyousuke khusus memintanya membuat formasi panggilan di keempat pisau. Dengan begini, bahkan jika terjadi insiden, pisau-pisau ini tidak akan jatuh ke tangan Utusan Ilahi. Masa berlaku janji ini berakhir pukul delapan besok pagi.
Jika Om Kyousuke berhasil menyelamatkan putranya, pasti bisa menghubungi Lin Qiye sebelum pukul delapan besok.
Jika tidak... berarti dia gagal.
Mendengar nada bicara Lin Qiye yang begitu yakin, Amemiya Haruki pun merasa tenang.
“Ya?”
Tiba-tiba, Lin Qiye seolah menyadari sesuatu. Ia memandang jendela besar di sampingnya dengan bingung.
“Ada apa?”
“Barusan... apa kau melihat sesuatu berkedip lewat dari bayangan cermin?” tanya Lin Qiye dengan ragu.
Amemiya Haruki menoleh memandang jendela besar di hadapannya. Permukaan kaca memantulkan bayangan mereka yang kosong, tak ada yang aneh.
“Tidak. Apa matamu yang salah lihat?” tanya Amemiya Haruki.
Lin Qiye mengerutkan alis. Ia menatap jendela besar ini dengan serius, seolah tengah memikirkan sesuatu...
……
【Tanah Suci】.
“Jiang Er, bagaimana progres penyusupanmu ke sistem 【Tanah Suci】?” An Qingyu berdiri di tepi jendela, menyaksikan ledakan bertubi-tubi di pinggiran Tokyo sambil mendorong kacamatanya.
“【Tanah Suci】のAI 'Hanezu' memang terlalu lemah di hadapan kemampuanku. Setelah semua Utusan Ilahi pergi, tidak ada lagi yang bisa membatasi di sini.” Suara Jiang Er terdengar dari headphone bluetooth, “Sekarang, aku sudah menguasai 82% kendali 【Tanah Suci】.”
“Bagaimana dengan Lab Nomor 0? Sudah dapat wewenang tertinggi?”
“Sudah.” Suara Jiang Er berhenti sebentar, “Aku sudah membuka semua wewenang akses ke Lab Nomor 0, bisa pergi kapan saja.”
An Qingyu mengangguk, merapikan jubah lab putihnya lalu berbalik menuju ujung lorong.
“Ayo, biar kuhadapi makhluk buatan ini... dewa palsu.”
