“Da Bai! Kamu berdiri baik-baik，Aku sedang berbicara denganmu！”
Saat ini，A Zhu berdiri dengan menyilangkan kedua tangan di pinggang，menengadahkan kepala melihat Beruang Putih yang tiga kali lipat lebih tinggi darinya，wajah kecilnya dipenuhi keseriusan.
Beruang Putih diam beberapa saat，pelan-pelan berjongkok dan menggulung diri，berusaha agar A Zhu tidak perlu memutar leher saat menatapnya...
“Sudah berapa kali aku bilang！Jangan mencuri ikan bakar di dapur！Kalau kamu makan，aku yang... bukan，Om Merlin dan yang lain mau makan apa？Bulan ini kamu sudah mencuri lima ikan bakar，kalau begini terus，aku akan usir kamu ke Departemen Keamanan！”
Semakin diomeli，A Zhu semakin marah，melompat sambil menghantamkan tangan ke lutut Beruang Putih.
“Jangan mencuri makanan，paham tidak？”
“Pa，paham... Kakak Sulung A Zhu.”
“Jangan panggil kakak sulung！Sudah kubicarakan berulang kali，di luar harus memanggilku Menteri！”
“Paham，Menteri A Zhu.”
Tubuh raksasa Beruang Putih tak memiliki secercah kekuatan intimidasi di hadapan A Zhu yang mungil，dia berjongkok seperti janin yang melakukan kesalahan，napas pun tak berani dihela.
Mantan penguasa tingkat "Klein" yang pernah berjaya di kabut，kini jadi bahan pelecehan atasan kecil hanya karena mencuri lima ikan，membuatnya merenung：Apa sebenarnya yang diberikan dunia kerja padanya...
“Kalau paham pergilah.” A Zhu yang sudah reda amarahnya melambai tangan sambil berkata.
Beruang Putih melepaskan napas lega, bangkit perlahan lalu berbalik menuju keluar dapur, tepat beradu pandang dengan Lin Qiye yang datang dari arah berlawanan.
Saat melihat Lin Qiye, kondisi fisiknya tiba-tiba gemetar, langsung membungkuk memberi salam:
“Direktur yang baik.”
“Ya.” Lin Qiye mengangguk ringan, pandangannya menyapu tubuh sang beruang sebelum langsung masuk ke dapur. Saat hendak memberi instruksi pada A Zhu, tiba-tiba seluruh tubuhnya membeku di tempat!
Tunggu!
Barusan ada apa yang lewat?!
Dia menoleh kasar ke arah bayangan beruang raksasa yang berjalan sunyi menuju ujung lorong, tiba-tiba berseru:
“Berdiri di situ!!”
……
“Apa? Kamu menemukan jiwa pedang?”
Di halaman, Yoshiki Furuhara dan Amemiya Haruki memandang Lin Qiye dengan ekspresi seperti melihat hantu.
Lin Qiye mengangguk serius, "Jiwa utuh, memiliki kecerdasan, performa tempur kuat, sukarela, dan memiliki kekuatan dimensi... Semua kriteria sudah terpenuhi."
Saat mendengar penjelasan Yoshiki Furuhara tentang batasan jiwa pedang sebelumnya, Lin Qiye juga merasa mencari jiwa yang memenuhi syarat adalah tugas mustahil.
Hingga semalam dia menemukan Beruang Putih di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
“Di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, semua perawat adalah jiwa. Dibesarkan oleh rumah sakit itu sendiri, jiwa mereka tidak hanya utuh tetapi kekuatannya bahkan terus meningkat. Beruang Putih ini dulunya adalah penguasa tingkat 'Klein' yang dibunuh Lin Qiye saat bertempur dalam kabut, hadiah dari Nyx.”
“Lin Qiye masih ingat bagaimana pihak lawan bisa menembus ruang kosong dengan mudah, menyerang tiba-tiba dari sudut mana pun, bahkan menampar Jia Lan hingga terbang. Dalam hal tertentu, kemampuannya sangat cocok dengan【Zhan Bai】yang bisa menebas tanpa terikat jarak.”
“Beruang Putih memenuhi semua syarat untuk menjadi jiwa pedang.”
Yoshiki Furuhara mengamatinya dengan ekspresi aneh, “Kamu pergi dari sini semalam?”
“Tidak.”
“Lalu di mana kamu menemukan jiwa pedang? Jangan-jangan masih bermimpi?”
“...” Lin Qiye menjawab tak berdaya, “Pokoknya, aku benar-benar menemukan jiwa yang cocok. Bagaimana cara menyimpannya dan menyatukannya ke dalam【Zhan Bai】?”
Yoshiki Furuhara mengobservasinya lama, memastikan dia serius, lalu berbalik menuju kardus di sudut halaman. Setelah mengobrak-abrik isinya, dia mengeluarkan kotak perak.
“Kalau benar sudah ketemu, masukkan jiwa itu ke kotak ini. Serahkan sisanya padaku.”
Lin Qiye menerima kotak itu sambil mengangguk.
……
Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
“Da Bai... Benar kan?”
Lin Qiye menatap dengan teliti sosok Beruang Putih yang tinggi besar di hadapannya, menyapu sekilas kartu nama bertuliskan "008" di dadanya, lalu berbicara perlahan.
"Ini nama yang diberikan Kakak Sulung A Zhu... Menteri A Zhu padaku." Beruang Putih menjawab dengan suara gemetar, "Direktur, aku cuma mencuri lima ikan bakar, sungguh, tidak lebih dari itu. Menteri A Zhu sudah memarahiku, Anda tidak perlu..."
"Aku mencarimu bukan untuk urusan itu." Lin Qiye menggelengkan kepala pelan.
Beruang Putih tertegun.
Bukan untuk ini?
Lalu urusan apa lagi? Kesalahan apa yang telah ia perbuat?
Tidak ada...
Lin Qiye membersihkan tenggorokannya, menatap tajam mata sang beruang, lalu berbicara dengan nada membimbing: "Aku bisa melihat, potensimu jauh lebih besar dari yang orang lain lihat. Masa depanmu punya kemungkinan tak terbatas. Posisimu saat ini justru membatasi pengembangan potensi dirimu..."
Beruang Putih menatap Lin Qiye dengan bingung, pusing dibuat oleh rangkaian retorika ini.
"Jadi, aku ingin memberimu promosi jabatan."
"Promosi?" Mendengar dua kata ini, telinga Beruang Putih langsung berdiri, "Direktur, apakah Anda akan mengangkatku jadi Menteri Departemen Kuliner?"
Jabatan Menteri Departemen Kuliner adalah posisi basah. Belum lagi belakangan ini, A Zhu yang memanfaatkan kedudukannya sudah diam-diam melahap lebih dari dua puluh ikan bakar di dapur, membuat Beruang Putih ngiler.
Kalau ia jadi menteri, bukankah berarti bisa makan sepuasnya?
“Lin Qiye berpikir sejenak, “Ya, menteri, tapi bukan Departemen Kuliner, melainkan departemen lain... departemen yang baru dibentuk.”
“Departemen apa?”
“Departemen yang fokus pada pertarungan, tapi agak berbeda dengan Departemen Keamanan.” Lin Qiye melewatkan pertanyaan ini, “Setelah naik jabatan, kamu akan langsung berada di bawah komandoku, orang lain tidak bisa memerintahmu, dan... kamu bisa meninggalkan rumah sakit jiwa ini, mendapatkan kebebasan tertentu.”
Mendengar kalimat terakhir, mata Beruang Putih langsung berbinar!
“Bertarung? Kebebasan? Tidak masalah!” Api penguasa yang hampir padam di sorot mata Beruang Putih, kembali membara dengan dahsyat.
Bagaimanapun, dia tetap merupakan "misteri" tingkat "Klein" yang kuat. Setelah sekian lama berkuasa di luar, sekarang di rumah sakit jiwa ini bahkan makan ikan bakar saja dimarahi. Kehidupan seperti ini benar-benar membuatnya muak.
Sekarang ada kesempatan seperti ini di hadapannya, dia tidak punya alasan untuk menolak.
Lin Qiye mengangguk, mengeluarkan kotak perak dari dekapan dan perlahan membukanya. Kotak ini sendiri sepertinya memiliki keadaan jiwa, bisa dibawa masuk ke rumah sakit jiwa. Ketika dia membuka kotak itu, pusaran hitam mulai berputar di dalamnya.
“Kalau sudah memutuskan, masuklah.” Lin Qiye berkata dengan serius, “Mulai sekarang, kamu akan menjadi jiwa pedangku, menemani tubuhku, berperang di segala penjuru...”
Beruang Putih menatap pusaran hitam itu untuk waktu yang lama, menarik napas dalam-dalam, akhirnya memantapkan tekad. Tubuhnya yang raksasa menghantam permukaan pusaran, pada momen berikutnya sosoknya menghilang di dalamnya, seolah tak pernah ada sebelumnya.
Lin Qiye perlahan menutup kotak itu, lalu berbalik badan meninggalkan rumah sakit jiwa.
Chapter 0692 Lingkaran Manusia
Kabut.
Pesisir Jepang.
Angin kencang menerobos ombak, berguling-guling di bawah langit sunyi yang mencekam. Dalam kabut kelam, sebuah titik cahaya samar-samar muncul.
Sebuah kapal tak terlalu besar bergoyang hebat di antara ombak. Di haluan, siluet anggun berbaju Han biru tua menggenggam kotak hitam panjang berdiri dengan tenang, tak bergeming mesun ombak terus memukul dek.
Air laut mengalir kembali ke laut melalui dek. Tak setetes pun membasahi gadis itu. Bahkan ia tak melirik air-air itu. Pandangannya tertancap pada kabut di depan, di ujungnya garis pantai daratan samar-sambar terlihat.
Wu Xiangnan berdiri di kabin sambil mengendalikan kemudi, matanya sesekali melirik gadis di haluan dengan ekspresi tak berdaya.
"Gadis ini... benar-benar mati-matian."
Ia melirik peta laut di sampingnya. Kini mereka hampir melewati perairan ini menuju wilayah daratan Jepang. Titik temu dengan Perkumpulan Shangxie yang disebut Zuo Qing seharusnya berada di sekitar sini...
Saat Wu Xiangnan sedang mengamati sekeliling dengan teliti, sebuah titik merah tiba-tiba berbinar di layar, mendekati kapal ini dengan kecepatan luar biasa dari kejauhan!
Kecepatannya terlalu tinggi, melebihi semua kendaraan laut manapun, dan sama sekali tidak seperti manusia. Wu Xiangnan menoleh ke arah datangnya titik merah itu, dan di antara ombak yang bergulung-gulung, terlihat bayangan putih seperti anak panah yang mendekat dengan cepat!
Haluan kapal.
Jia Lan yang sedang memandang ke kejauhan tiba-tiba berkerut alisnya. Kotak hitam panjang di tangannya terbuka, mengeluarkan tombak panjang emas!
Dengan menggenggam erat senjata itu, tubuhnya menyelinap cepat dan dalam sekejap mata menerjang ke sisi lain dek, menikamkan tombaknya ke arah Bayangan Putih yang datang! Pilar cahaya keemasan menyembur deras, menembus permukaan laut yang dalam.
Dor——!!!
Tiang air raksasa meledak dahsyat, ombak menghempaskan kapal hingga melayang sesaat di udara sebelum jatuh kembali ke laut.
Di tengah guncangan hebat, Jia Lan masih mencengkeram erat tombak emas di tangannya, bola matanya menatap tajam ke arah permukaan laut itu.
Selama dua tahun ini mengarungi kabut sendirian, hampir setiap hari dia menghadapi serangan "misteri" dari dasar laut seperti ini. Kini, mengatasi krisis dadakan telah menjadi naluri yang terukir dalam tulang sumsumnya.
Bersamaan, siluet putih muncul dari ombak, melayang di atas permukaan laut. Rambut pirang bergelombangnya bergoyang tertiup angin. Di tangannya tergenggam pedang ksatria Barat, berkonfrontasi dengan Jia Lan yang berdiri di haluan kapal.
Jia Lan melihat jelas tampang orang itu, sorot matanya berkedip samar tanda kebingungan.
Bukan "misteri"? Ini manusia?
Kulit pucat, rambut keriting emas, pupil biru, batang hidung tinggi... Ini tidak seperti orang Da Xia?
Orang Barat?
Saat Jia Lan masih mengerutkan kening, pria itu memulai bicara dengan nada kesal:
"Hei, apa yang kau lakukan? Hampir saja tombakmu menusukku!"
Logat Mandarin sempurna—bahkan dengan sentuhan aksen Timur Laut—terdengar tidak selaras dari mulut pria kulit putih bermata biru ini.
Jia Lan membeku di tempat.
"Kalian dari Night Watch Da Xia, kan?" Lelaki itu melirik Wu Xiangnan yang baru keluar dari kabin, melanjutkan, "Aku Utusan Khusus ke-6 Perkumpulan Shangxie, kode nama【Ksatria】, bertugas sebagai 'Penjaga' dalam operasi penghancuran 'Lingkaran Manusia' Takamagahara Jepang kali ini."
Rekan seperjuangan...
Dengan diam-diam Jia Lan menurunkan tombak panjang emasnya, berkata terbata-bata: "Maaf... Aku... sudah terbiasa."
Ia berhenti sebentar, "Aku anggota Tim Khusus ke-5 Night Watch Da Xia, Jia Lan."
"Night Watch Da Xia, Wu Xiangnan."
Wu Xiangnan berjalan ke haluan kapal, mengulurkan tangan dengan ekspresi permintaan maaf, "Maaf, karena kecepatanmu terlalu tinggi, jadi kami mengira kamu adalah 'misteri' yang menyerang."
Ksatria itu mengangkat bahu, menjabat tangan yang diulurkannya sambil berkata dengan pasrah: "Sudahlah, yang penting kita bisa bertemu dengan selamat."
"Ayo, kita bicara di kabin kapal."
Ketiga orang masuk ke kabin kapal dan duduk di sekitar meja bundar. Ksatria itu mengamati sekeliling dengan penasaran, sepertinya sangat tertarik dengan dekorasi dalam kapal, "Kalian... langsung menyetir kapal dari Da Xia kemari?"
"Betul."
"Da Xia..." sorot matanya dipenuhi kerinduan, "Satu-satunya tanah merdeka di dunia ini, aku sudah lama ingin melihatnya."
"Kamu bukan orang Da Xia, ya?"
"Bukan. Dulu aku budak yang dikurung di 'Lingkaran Manusia' London. Kemudian Ketua meledakkan 'Lingkaran Manusia' itu dan membebaskanku. Setelah itu aku bergabung dengan Perkumpulan Shangxie, mulai mengerjakan tugas untuk Ketua."
"Tapi bahasa Mandarinmu sangat fasih?"
"Sebelum masuk Perkumpulan Shangxie, semua orang harus dilatih bahasa Mandarin. Aku belajar saat itu." Ksatria itu tersenyum.
Jia Lan yang mendengar ini mengerutkan kening dan bertanya, "'Lingkaran Manusia'... itu sebenarnya apa?"
Ksatria itu menatapnya, meletakkan cangkir di tangannya, lalu membalas bertanya, "Kamu tahu apa itu kerajaan dewa?"
"Tempat tinggal para dewa."
“Benar.” Ksatria mengangguk, menjelaskan dengan serius, “Kerajaan Dewa sebagai tempat tinggal Para Dewa, juga merupakan sumber utama kekuatan ilahi mereka. Yang menopang eksistensi kerajaan ini adalah keyakinan. Keyakinan itu berasal dari manusia, juga dari mitologi dan legenda yang tersebar di dunia. Setelah kabut mistis turun, berbagai kerajaan dewa di dunia demi pertahanan diri, sebagian besar mempersembahkan wilayah dan rakyatnya. Tapi mereka juga sengaja menyisakan sebagian manusia, mengurung mereka di suatu tempat khusus, karena jika seluruh rakyat mereka mati, garis darah dan mitologi yang telah diturunkan ribuan tahun juga akan punah. Kekuatan keyakinan yang bisa mereka gunakan pun akan turun drastis. ‘Lingkaran Manusia’ adalah tempat yang mereka pakai untuk mengurung manusia, menyebarkan cahaya suci, mengumpulkan keyakinan, dan membuat mereka berkembang biak.”
Jia Lan merenung sejenak, “Seperti... peternakan yang menggembalakan manusia?”
“Bisa dipahami seperti itu.” Ksatria mengangguk, “Kerajaan dewa yang berbeda menggunakan wadah yang berbeda untuk menampung 'Lingkaran Manusia'. Ada yang membuka area khusus dalam kerajaan dewa sebagai tempat memelihara manusia, tapi cara ini tergolong rendah karena kapasitas manusia yang bisa ditampung sangat terbatas, radius wilayahnya juga terbatas, dan bisa menimbulkan ketidakpuasan dewa lain... sama seperti kamu tidak ingin ranjangmu berdampingan dengan kandang babi. Sementara kerajaan dewa lain menggunakan artefak suci sebagai wadah, menempatkan semua manusia yang selamat di dalamnya seperti akuarium, membiarkan mereka membentuk dunia yang berputar sendiri. Cara ini bisa menampung populasi besar sekaligus membiarkan mereka beroperasi mandiri tanpa perlu campur tangan manajemen dewa. Hal paling menyedihkan dari 'Lingkaran Manusia' jenis kedua ini adalah manusia dalam wadah mungkin tak sadar telah menjadi ternak. Selama hidup, mereka mungkin tidak menyadari apa-apa... tapi begitu mati, yang menunggu mereka adalah penyiksaan abadi.”
