"Dalam empat puluh tahun pertama, setiap bulan, para dewa Takamagahara akan menggunakan cara untuk menghubungi 【Tanah Suci】, memerintahkan Utusan Ilahi melaporkan kondisi operasional 'Lingkaran Manusia' selama periode ini. Namun sejak suatu hari enam puluh tahun lalu, Takamagahara tidak pernah lagi menghubungi para Utusan Ilahi. Mereka seolah-olah benar-benar meninggalkan tempat ini, selama enam puluh tahun penuh tanpa kabar sedikit pun."
Jiang Er mengangguk termenung, "Jadi, kamu memprediksi para dewa Takamagahara mengalami kejadian?"
“Benar, skala 'Lingkaran Manusia' ini begitu besar, mustahil para dewa Takamagahara membiarkannya. Selama enam puluh tahun tidak ada kontak, menurutku hanya ada satu kemungkinan - sesuatu terjadi pada Takamagahara.” An Qingyu melanjutkan, “Awalnya, para Utusan Ilahi hanya mengira ini insiden tak terduga. Namun setelah lima tahun, mereka mulai tersadar akan keanehan situasi. Tertekan oleh ketakutan akan kekuatan dewa, mereka tetap melakukan tugasnya mengelola seluruh 'Lingkaran Manusia'. Hingga sepuluh tahun berikutnya, Takamagahara tak menghubungi. Perlahan muncul perubahan dalam hati mereka. Perubahan ini adalah spekulasiku sendiri, hal-hal seperti ini tak mungkin tercatat dalam arsip. Namun dari serangkaian tindakan mereka di【Tanah Suci】, terlihat mereka mulai mencoba memastikan apakah Takamagahara benar-benar menghilang, sambil melakukan berbagai eksperimen terkait kekuatan ilahi. Tujuh Utusan Ilahi ini dulunya adalah kapitalis sebelum kabut mistis turun. Meski telah mengendalikan seluruh 'Lingkaran Manusia', di tulang sumsum mereka tetap mengalir darah rakus. Menyaksikan langsung keperkasaan dewa, mereka mulai berfantasi menjadi dewa sendiri... Maka lahirlah eksperimen 'Darah Raja' dan rencana 'Penciptaan Dewa'.”
“Mereka ingin memberontak?!” Jiang Er terkejut.
“Mungkin ini hanya sebagian.” An Qingyu mendorong kacamatanya, “Para Utusan Ilahi ini tahu kebenaran tentang 'Lingkaran Manusia'. Dengan teknologi dan kekuatan supernatural yang mereka miliki, tentu tidak mungkin mereka rela hanya menjadi raja di dunia palsu ini. Maka mereka mulai mencari cara untuk meninggalkan 'Lingkaran Manusia' ini. Database 【Tanah Suci】 memuat banyak sistem simulasi perang, bahkan ada perangkat kloning Utusan Ilahi. Dengan cadangan bahan bakar jiwa yang luar biasa dan teknologi ini, mereka bisa membangun pasukan super yang seluruhnya terdiri dari Utusan Ilahi.”
“Pasukan super dari Utusan Ilahi?!” Jiang Er membayangkan tujuh Utusan Ilahi berkekuatan dahsyat itu, terkejut bertanya, “Apa yang ingin mereka lakukan?”
Satu Utusan Ilahi saja sudah sangat kuat, bisa bertarung setara dengan petarung tingkat 'Klein' dari Da Xia. Bagaimana jika ada ratusan bahkan ribuan Utusan Ilahi? Kekuatan seberapa menakutkan yang akan mereka miliki?
“Tentu untuk... menguasai dunia kabut.” An Qingyu berbicara datar, “Begitu mereka menemukan cara keluar dari 'Lingkaran Manusia', mereka akan segera melakukan replikasi massal. Dengan bahan bakar jiwa miliaran itu sebagai basis, mereka akan memulai perang.”
“Memulai perang...”
Jiang Er bingung, “Tapi seluruh dunia kabut hanya menyisakan Da Xia?”
An Qingyu memandangnya, bola matanya penuh kompleksitas.
“Maksudmu, mereka ingin menyerbu Da Xia?” Jiang Er cepat menyadari, “Mereka gila?!”
“Mereka bukan gila, hanya tertutup mata oleh hegemoni jangka panjang dan ilusi serba bisa.” An Qingyu mencemooh, “Jika mereka benar-benar mengira dengan mereplikasi pasukan Utusan Ilahi, bisa menguasai seluruh Da Xia... maka mereka benar-benar bodoh yang menyedihkan.”
……
Lin Qiye melihat jam, lalu menatap ujung jalan yang gelap pekat.
“Ada yang akan menjemput?” Wei Dong mengerutkan kening, “Kalian masih punya anggota tim lain di 'Lingkaran Manusia'? Di sini tidak bisa menggunakan area larangan, masih ada pengawasan Utusan Ilahi, jika tidak punya skill dan pengetahuan yang sesuai, bukankah sangat berbahaya?”
“Berbahaya?” Lin Qiye ragu sejenak, “Lumayanlah.”
Wei Dong menatap Lin Qiye dengan intens cukup lama, lalu menghela napas panjang.
Pasti sangat sulit bagi Kapten Lin dan timnya, ya?
Menurut Lin Qiye, dia dan anak buahnya terdampar di negara ini karena terbawa arus laut, tanpa mempelajari bahasa lokal sebelumnya, tanpa pengetahuan budaya yang memadai, juga tidak bisa menggunakan kemampuan area larangan... Bertahan hidup di sini pasti bukan hal mudah.
Lagipula, dalam menangani misi "Lingkaran Manusia", Penjaga Malam Da Xia masih belum seprofesional Perkumpulan Shangxie mereka!
Hmm, tapi mereka sudah hebat bisa menjaga eksistensi tanpa terbongkar.
Wei Dong membayangkan kesengsaraan tim Lin Qiye di "Lingkaran Manusia", rasa kagum muncul di hatinya. Tiba-tiba, dengungan mesin dari ujung jalan terdengar.
Semua orang mengangkat kepala memandang, melihat lampu mobil yang menyilaukan merobek kesunyian malam yang mati. Tampak iring-iringan mobil terdiri dari lebih dari 30 kendaraan, berbaris rapi menyusuri jalan raya di tepi garis pantai, melesat kencang ke arah sini.
Iring-iringan mobil?
Wei Dong tertegun.
Bzzzzzz——!
Langsung setelah itu, suara menusuk udara terdengar dari balik kegelapan malam di kejauhan. Sebuah helikopter mengikuti ketat di belakang iring-iringan mobil, terbang cepat ke depan. Sepertinya telah menemukan Lin Qiye dan yang lain di tepi pantai, mulai berputar-putar di udara.
"Helikopter?!" Ksatria membelalakkan mata, "Apakah kita... ketahuan oleh Pengelola 'Lingkaran Manusia'?"
"Tidak juga." Lin Qiye menjawab dengan tenang, "Ini orang yang datang menjemput kita."
Lebih dari 30 mobil berhenti mendadak di tepi garis pantai. Semua pintu mobil terbuka bersamaan, anggota Kelompok Pembunuh Hitam berbaju jas hitam turun satu per satu. Sekitar 200 orang berjalan megah menuju Lin Qiye dan yang lain, pengaruh mereka terasa kuat.
Ini mau berantem?
Jia Lan diam-diam menggenggam gagang kotak hitam.
"Hormat pada Kakak Sulung Qiye!!!"
Saat itu juga, sekitar 200 orang itu berdiri tegap di hadapan Lin Qiye, serentak membungkuk hormat sambil berteriak keras.
Suara itu membuat Wu Xiangnan dan Wei Dong terkejut.
Mereka bingung menoleh memandang Lin Qiye.
Mulut Lin Qiye berkedut halus.
Helikopter melayang di udara, seutas tali diturunkan dari pintu kabin, siluet seseorang dengan satu tangan memegang tali, rokok tergigit di mulut, meluncur turun dari ketinggian dan mendarat dengan mantap di lantai.
Jubah Nagare Kumohaori berkibar dalam angin laut, Shen Qingzhu melepas sarung tangan kulitnya, mengambil rokok dari mulut, membuangnya di pantai, mengerutkan alis dan bergegas mendekati Lin Qiye sambil berkata dengan nada berat:
"Kau bilang si gemuk ada masalah? Dia di mana? Perlu dibawa ke rumah sakit? Aku sudah menyuruh orang langsung bawa helikopter, kalau ke rumah sakit bisa sampai dalam tiga menit."
Sebelumnya, Wei Dong dan yang lain mengira ini adalah penguasa lokal "Lingkaran Manusia", tapi setelah Shen Qingzhu berbicara dalam bahasa Mandarin lancar, barulah mereka sadar pria di hadapan ini... adalah anggota tim yang disebut Lin Qiye.
Mereka melirik 200 lebih anak buah yang berbaris rapi di belakang, lalu menengok ke helikopter di langit, mulut mereka berkedut tak terkendali.
Konvoi seperti ini... Kalian serius?!
Chapter 0728 Konfirmasi Seluruh Personel
Iring-iringan mobil melesat di jalan raya yang gelap oleh malam.
Di dalam SUV luas, Shen Qingzhu melirik Wei Dong dan Ksatria yang duduk di belakang, terlihat termenung.
"Jadi, kalian berasal dari... sekte sesat itu?"
"Ini Perkumpulan Shangxie," sang Ksatria membetulkan dengan serius, "organisasi profesional yang aktif dalam kabut."
"Oh."
“……”
"Qiye, si gemuk benar-benar tidak apa-apa?" Shen Qingzhu tampak tidak tertarik pada Perkumpulan Shangxie, langsung bertanya pada Lin Qiye.
“Tenenangkanlah, dia hanya butuh tidur lelap untuk istirahat, tapi belum jelas berapa lama harus tidur.”
Shen Qingzhu mengangguk ringan, menoleh memandang gadis berjubah biru di sisi Lin Qiye, “Bagaimana dengan Jia Lan?”
Jia Lan menampar dadanya, tersenyum kecut, “Aku kenapa-kenapa? Justru kamu, lama tidak bertemu, sekarang jadi Godfather dunia hitam? Keren banget tuh!”
Shen Qingzhu tersenyum, tidak berbicara.
“Aku punya pertanyaan.” Wei Dong tidak tahan menyela, “Jika tebakanku benar, ini kan Kelompok Pembunuh Hitam, kekuatan terbesar wilayah Kansai? Kamu ini siapa sebenarnya, kok bisa memimpin begitu banyak anggota mereka?”
Shen Qingzhu meliriknya dengan ekspresi bingung.
“Aku Ketua Besar, bukankah ini jelas sekali?”
Wei Dong membeku.
Sebagai "penerjun payung" yang lama menyamar menyelidiki situasi "Lingkaran Manusia", Wei Dong sangat paham betapa dahsyatnya Kelompok Pembunuh Hitam, juga pernah mendengar legenda sang ketua kelompok ini di dunia hitam.
Tapi sama sekali tak disangkanya, ketua legendaris dalam rumor ini ternyata anggota tim khusus kelima Da Xia?
“Sebelum datang ke sini, apakah kamu sudah mendalami dunia hitam?” tanya Wei Dong.
“?” Shen Qingzhu mengerutkan kening, “Kenapa aku harus paham itu?”
“Kalau begitu, apakah kamu pernah mempelajari budaya Jepang secara mendalam?”
“Jepang? Tidak pernah kontak.”
“……Kalau begitu seharusnya kamu bisa bahasa Jepang dong?”
“Tiga kalimat.” Shen Qingzhu ragu sejenak, “Sekarang mungkin sudah lima kalimat.”
Wei Dong: ……
Wei Dong menatap tajam Shen Qingzhu, di sorot matanya terlihat kebingungan yang mendalam. Dia tidak mengerti, bagaimana Shen Qingzhu yang awalnya dianggap anak baru culun ini bisa perlahan menjadi legenda dunia hitam yang mengendalikan seluruh Kelompok Pembunuh Hitam.
Jangan-jangan... ini adalah mata-mata berbakat langka seperti dalam rumor?
"Omong-omong." Shen Qingzhu seakan teringat sesuatu, menoleh ke Lin Qiye dan berkata serius, "Orangku telah menemukan keberadaan Cao Yuan."
……
Tokyo.
Chiyoda-ku.
Sebuah rumah tahanan.
Di balik pintu sel logam, Cao Yuan duduk di sudut ruangan kecil, memandangi seberkas sinar matahari yang menyelinap lewat jendela, terjebak dalam kebingungan yang dalam.
Dua hari lalu, setelah berhasil memulihkan kesehatan di 【Tanah Suci】, dia berpamitan dengan An Qingyu dan penuh percaya diri menginjakkan kaki dalam perjalanan mencari Lin Qiye...
Tapi begitu kakinya menyentuh tanah Tokyo dari 【Tanah Suci】, setelah berkeliling setengah hari dan sedang duduk di Shinkansen bersiap meninggalkan Tokyo, tiba-tiba seorang wanita paruh baya berbadan montok di kabin berteriak histeris mengaku ada serigala mesum yang melecehkannya.
Saat polisi datang, wanita paruh baya yang panik itu sudah terjatuh berlutut ketakutan. Karena terlalu banyak penumpang di kabin dan sang wanita terlalu ngeri, sepertinya dia sama sekali tidak melihat jelas wajah pelakunya. Maka semua orang di sekitarnya pun menerima interogasi singkat polisi.
Interogasi itulah malapetaka. Cao Yuan yang tidak membawa dokumen identitas dan berwajah galak menyeramkan langsung menjadi incaran polisi.
Maka, pria yang baru saja kabur dari penjara【Tanah Suci】itu kembali dibawa ke tempat penahanan sementara di distrik Chiyoda, ditahan, dan bersiap untuk diinterogasi.
Cao Yuan khawatir jika melawan justru akan menarik perhatian banyak polisi. Ia juga tidak bisa menghunus pisau atau menggunakan area larangan, terpaksa patuh mengikuti polisi ke penjara sambil menunggu kesempatan untuk kabur diam-diam.
Cao Yuan merenung semalaman, tetap tidak memahami bagaimana urusan aneh ini bisa terjadi padanya!
Sejak kecil, sepertinya nasibnya selalu terkait dengan penjara. Mulai dari masa kecilnya yang dikurung di kantor polisi karena meledak di area larangan, lalu dipindahkan ke Lembaga Penyekatan. Setelah susah payah bebas sebentar, malah dikurung lagi setelah bertemu Lin Qiye. Kini meski sudah menjadi anggota tim khusus ke-5, tetap harus mendekam dua tahun di【Tanah Suci】, lalu masuk penjara lagi...
Konsep penjara seolah terus-menerus mengurungnya.
Ia bagaikan binatang buas yang terperangkap dalam sangkar nasib, dari awal sampai akhir tak pernah merasakan kebebasan sejati.
Di tempat tahanan sempit nan remang-ramang, Cao Yuan menghela napas panjang.
Tiba-tiba, seorang polisi masuk dari luar sambil mengetuk pintu selnya:
"Kamu boleh pergi."
Cao Yuan tertegun, mengangkat kepala dengan bingung.
"Ada yang membebaskanmu dengan jaminan." kata polisi sambil membuka pintu sel, "Bisa memakai pengaruh keluarga Kazamatsuri, latar belakangmu kuat juga ya? Cepat pergi, jangan sampai masuk lagi ke sini."
Keluarga Kazamatsuri?
Cao Yuan dengan kerutan kening keluar dari pintu sel, sebenarnya tidak bertanya apa-apa, langsung berjalan keluar.
Begitu melangkah keluar dari pintu penahanan sementara, beberapa mobil berhenti di depan. Seorang gadis kecil berbaju kimono hitam bermotif sakura dengan pedang panjang putih tergantung di pinggangnya bersandar di mobil. Melihat Cao Yuan keluar, dia menepuk debu di tangannya lalu mendekat.
"Kamu Cao Yuan?" tanyanya.
Cao Yuan mengangguk, "Kamu..."
"Namaku Yuzurina, sekarang putra mahkota keluarga Kazamatsuri." Gadis itu tersenyum tipis, "Kak Qiye yang menyuruhku menjemputmu. Ikut aku."
Qiye?
Mendengar dua karakter itu, pupil mata Cao Yuan menyempit tajam.
"Kamu putra mahkota keluarga Kazamatsuri, kenal Lin Qiye?" Dia melirik mobil-mobil hitam di sekelilingnya, bertanya waspada, "Bagaimana buktinya?"
Yuzurina menoleh sambil mengangkat bahu tak berdaya, mengeluarkan ponsel dari pelukannya, memutar nomor lalu menyodorkannya ke Cao Yuan.
Cao Yuan menerima ponsel itu, menempelkannya ke telinga.
Beberapa detik kemudian, suara familiar terdengar dari seberang:
"Cao Yuan, lama tak jumpa."
……
Di dalam mobil, Lin Qiye mengakhiri panggilan dengan Cao Yuan, lalu tersenyum getir.
"Menyuruh anggota perempuan Kelompok Pembunuh Hitam pura-pura dilecehkan, lalu menjebaknya ke penjara untuk mengontrol kebebasannya... Gaya kerja kalian memang otoriter."
Shen Qingzhu mengangkat alis,“Ini memang tak bisa dihindari. Saat itu pasukan menemukannya di Tokyo, dia sudah mau naik Shinkansen pergi. Mereka tak berani bertindak gegabah untuk menahannya, juga takut memicu kecurigaan. Akhirnya hanya bisa pakai cara ini... Setidaknya, hasilnya baik.”
Lin Qiye mengangguk,“Hanya saja, dia mungkin agak kesal...”
“Ngomong-ngomong, urusanmu sudah selesai?”
“Sudah.”
“Lalu apa langkah selanjutnya?”
Lin Qiye merenung sejenak, lalu berbicara pelan,“Setelah berhasil menghubungi Cao Yuan yang mengatakan dia juga tahu keberadaan An Qingyu dan Jiang Er, sekarang posisi semua anggota sudah pasti. Saatnya memberi tahu mereka untuk berkumpul, lalu... pulang ke Tiongkok.”
Chapter 0729 Rekaman Aneh
“An Qingyu dan Jiang Er juga sudah ditemukan?” tanya Jia Lan penasaran,“Di mana mereka berdua?”
“Cao Yuan tidak menjelaskan detail, tapi katanya mereka akan segera menghubungi kita.” Lin Qiye berhenti sejenak,“Dari nada bicaranya, sepertinya mereka berdua telah melakukan sesuatu yang luar biasa...”
“Luar biasa?” Wei Dong mengerutkan kening,“Apa yang lebih hebat dari jadi legenda dunia hitam dan mengambil alih seluruh jaringan kriminal Jepang? Jangan-jangan mereka bisa menguasai negara ini?”
Lin Qiye berpikir serius,“Kalau itu mereka berdua... Bisa saja.”
Wei Dong mengedipkan matanya diam-diam sambil membalikkan bola mata.
Kalau kalian semua bisa menguasai negara ini, buat apa masih ada Perkumpulan Shangxie?
Langsung bubar saja.
“Pulang ke Tiongkok...” Shen Qingzhu melihat ke jendela, alisnya berkerut sedikit, “Kalian sekte sesat ini, bukannya mau membasmi 'Lingkaran Manusia' ini? Lalu bagaimana dengan orang-orang yang hidup di dalamnya?”
“Tidak ada jalan, kita hanya bisa mengevakuasi 500 ribu populasi lebih awal, sisanya bukan urusan kita.” Ksatria itu berkata tenang, dia melirik Haruki Amemiya yang duduk di sebelahnya, lalu berganti bahasa Jepang, “Tentu saja, jika mereka punya cara menyelamatkan diri, kita juga tidak akan menghalangi. Lagipula yang ingin kita hancurkan hanyalah artefak suci yang menampung 'Lingkaran Manusia' ini.”
Amemiya Haruki memandang kegelapan malam di balik jendela, diam seribu bahasa.
Meskipun tujuan Perkumpulan Shangxie dan Amemiya Haruki sama-sama ingin menghancurkan negara ini, tetapi yang pertama menghancurkan demi penghancuran, sedangkan yang terakhir menghancurkan demi penyelamatan. Posisi berbeda, konsep hidup berbeda, tindakan yang diambil pun pasti berbeda.
Tapi setidaknya, dalam beberapa aspek target mereka sama, contohnya meruntuhkan dulu akar kekuasaan dewa negara ini.
“Lalu bagaimana kalian memilih 500 ribu orang itu?” Shen Qingzhu melanjutkan pertanyaannya.
“Memilih orang yang berharga.” Wei Dong tidak menunjukkan keraguan sedikit pun, “Contohnya prioritas untuk talenta dengan keahlian profesional di bidang teknik, pertanian, kimia dan lain-lain yang membantu perkembangan bertahan hidup. Lalu para penerus tradisi budaya seperti gadis pemuja dewa, perajin jarum tangan...bahkan Pramuria. Selanjutnya berbagai talenta puncak di berbagai bidang: insinyur, koki, termasuk penulis novel ringan dan komikus berbakat...Mereka yang menanggung simbol budaya dan kehidupan negara ini adalah Benih Api yang kami Perkumpulan Shangxie simpan berdasarkan prinsip kemanusiaan.”
Orang yang berharga ya...
“Jadi, dunia hitam tidak termasuk?” Shen Qingzhu berbicara pelan.
“Tidak.” Wei Dong ragu sejenak sebelum melanjutkan, “Kami tidak akan memperbolehkan preman sampah masyarakat seperti itu masuk ke 【Tanah Suci】.”
Shen Qingzhu duduk di kursi penumpang, tidak lagi berbicara.
Ia hanya diam-diam menatap jalan gelap gulita di depan, pandangan matanya dalam, tak tertebak sedang merenungkan apa.
……
【Tanah Suci】.
“Qingyu! Cao Yuan baru saja menelepon, katanya sudah berhasil menghubungi Qiye mereka!”
Jiang Er yang mengenakan gaun putih melayang mendekat dari kejauhan, bola matanya berbinar-binar dipenuhi kejutan.
“Secepat itu?” An Qingyu tertegun, “Efisiensi Cao Cao si Pencuri sangat tinggi ya...”
“Katanya Qiye sekarang bersama Shen Qingzhu, Jia Lan dan Gemuk di Hokkaido.” Jiang Er tidak tahan berkomentar, “Dengan begini, seluruh anggota tim kita sudah berkumpul!”
An Qingyu tampak tidak terkejut. Ia tersenyum tipis dan berkata:
“Ada Qiye di sini, bahkan jika jalur nasib sudah tercerai-berai, semua orang perlahan akan berkumpul di sekitarnya. Seolah ada kekuatan tak kasat mata dalam dirinya yang menyatukan kami para orang aneh ini... Dia terlahir untuk menjadi pemimpin kami.”
“Ilmuwan besar sepertimu mulai percaya pada hal-hal mistis begini?”
“Beberapa hal memang tak bisa diabaikan,” An Qingyu berbicara dengan tak berdaya, “Lihat anggota tim kita, adakah yang hidupnya sederhana?”
“Itu benar.”
An Qingyu berdiri di tepi jendela, terdiam sejenak seolah teringat sesuatu, lalu berkata pada Jiang Er:
“Jiang Er, video itu... perlihatkan sekali lagi padaku.”
“Lagi?” Jiang Er heran, “Selama beberapa hari ini, kau sudah menontonnya hampir tiga puluh kali bukan?”
“Hal yang tak kupahami, wajar jika harus ditonton berulang kali.” An Qingyu berhenti sebentar, “Oh ya, video itu belum kau perlihatkan ke Cao Yuan kan?”
“Tidak. Dua hari lalu dia masih bertanya apakah kita sudah menemukan rekaman tahun lalu. Sesuai pesanmu, kukatakan tidak, lalu dia tak bertanya lagi.”
“Hm, bagus.”
An Qingyu mengangguk, mendekati layar monitor elektronik raksasa di sampingnya, ekspresinya semakin tegang, “Benda ini... lebih baik jangan sampai dia melihatnya.”
Gemerisik...
Di bawah pengaruh Jiang Er, permukaan layar mulai dipenuhi kepingan salju virtual. Beberapa saat kemudian, materi video otomatis mulai diputar.
“Ini adalah rekaman video dari kamera pengawas di suatu jalan di Kota Hachimantai dua tahun lalu. Lensa kamera mengarah ke jalan raya yang luas, tidak ada pejalan kaki terlihat. Di tengah jalan, beberapa mobil berhenti secara berantakan dengan pintu terbuka, namun orang-orang di dalamnya sudah menghilang tanpa jejak, seolah melarikan diri.”
“Masih di sudut itu, perbesar.” An Qingyu berkata.
Jiang Er mengendalikan layar, memperbesar sudut tertentu video tersebut beberapa kali lipat. Di balik gambar yang buram, terlihat samar-samar di kejauhan tengah jalan, beberapa sosok berjubah panjang warna-warni mengelilingi sesosok menyeramkan yang memancarkan api hitam dari sekujur tubuhnya.
Sosok hitam itu terus mundur di bawah serbuan para Utusan Ilahi, nyala api hitam di tubuhnya semakin membara.
Tiba-tiba, pilar cahaya menyilaukan bagai hukuman dewa jatuh dari langit, menghantam tepat pada tubuh sosok hitam itu. Kepala, dada, dan badan bagian atasnya meleleh, separuh tubuhnya bersama permukaan jalan di bawahnya lenyap tanpa bekas.
Sosok hitam yang kehilangan sebagian besar tubuhnya tidak jatuh, melainkan membeku berdiri di tempat, bagai patung batu yang mengerikan.
Saat para Utusan Ilahi mulai lengah, pilar api hitam menyembur ke langit dari tubuh yang rusak itu!
“Pilar api itu memiliki radius ratusan meter, dalam sekejap mata menghancurkan semua jalanan dan gedung di sekitarnya. Semua peralatan pengawasan yang berada di sekitar sana hangus terbakar. Jika bukan karena kamera pengawas ini kebetulan berada di tepi pilar api, pasti juga akan terkena imbas.”
“Meski begitu, saat pilar api hitam ini menjulang ke langit, gambar di layar pengawasan berguncang hebat.”
“Gambar berikutnya hampir tidak bisa dilihat dengan jelas, tapi An Qingyu tidak memerintahkan Jiang Er untuk berhenti. Dia berdiri di depan layar, matanya menatap tajam sambil mengamati dengan serius. Kilau abu-abu di matanya berkedip, sepertinya sedang mencari sesuatu.”
“Warna hitam di layar mulai memudar. Di antara kedipan layar, bayangan cahaya kacau dan pemandangan jalanan saling menjalin, membuat orang pusing.”
“Tiba-tiba, An Qingyu berbicara:”
““Berhenti!!””
“Gambar membeku.”
““Tingkatkan kecerahan maksimal! Perbesar area itu lagi!””
“Layar kembali berbinar. Mengikuti instruksi An Qingyu, Jiang Er memperbesar sudut layar yang buram. Di antara kegelapan, samar-samar terlihat sebuah siluet.”
“Itu adalah wajah tanpa pupil yang menyeringai menyeramkan, seolah datang dari neraka, mengeluarkan aura seram dan menakutkan.”
“Itu adalah wajah Cao Yuan.”
“Bab 0730 Esensi Cao Yuan”
““Itu Cao Yuan?” Jiang Er mengerutkan alis sambil menatap siluet ilusi yang keluar dari api hitam, suaranya penuh keraguan. “Kenapa dia bisa menjadi seperti ini...””
“Setelah hukuman ilahi itu turun, dua pertiga tubuhnya sudah meleleh, organ-organ penting seperti otak dan jantung seluruhnya berubah menjadi abu beterbangan. Secara logis mustahil dia bisa hidup, apalagi menghancurkan sebuah kota.” An Qingyu mendorong kacamatanya, menganalisis dengan tenang:
“Pilar api hitam yang menjulang ke langit itu sama dengan nyala api kemarahan yang dilepaskan saat 【Hei Wang Zhan Mie】-nya meledak. Kemampuannya bertahan dalam kondisi seperti itu dan memperbaiki tubuh dengan cepat, sepertinya juga karena area larangan ini...”
“Cao Yuan sekuat itu?” Jiang Er tidak tahan bertanya, “Dia menghancurkan seluruh kota dan membunuh begitu banyak Utusan Ilahi. Bukankah ini sudah mendekati kekuatan langit-langit manusia?”
“Itu bukan Cao Yuan.” An Qingyu berkata dengan yakin, “Cao Yuan sama sekali tidak mengingat kejadian setelah hukuman ilahi turun. Lagipula aku sudah berulang kali memeriksa tubuhnya, tidak ada jejak kekuatan setingkat itu di dalam tubuhnya... Kekuatan itu berasal dari 【Hei Wang Zhan Mie】 itu sendiri.”
“Area larangan? Tapi bukankah itu hanya sejenis kemampuan? Bagaimana bisa memiliki kesadaran sendiri?”
“Area larangan hanyalah sebuah kemampuan, ini memang benar, tapi fakta membuktikan, 【Hei Wang Zhan Mie】 tidak sesederhana sekadar kemampuan.” An Qingyu memandang Jiang Er, “Tidakkah kamu merasa aneh? Jika 【Hei Wang Zhan Mie】 hanya sebuah kemampuan, mengapa syarat pemicunya adalah menghunus pisau? Mengapa Cao Yuan tidak bisa mengaktifkan area larangan dengan tekadnya sendiri? Mengapa saat menggunakan area larangan, Cao Yuan kehilangan kendali atas tubuhnya? Saat nyala api kemarahan melilit tubuhnya, siapa yang mengendalikan tubuhnya? Mengapa ada tawa sadis? Perlu diketahui, bahkan area larangan tingkat Raja pun tidak akan muncul kasus dimana area larangan malah mengontrol inangnya.”
Jiang Er membeku di tempat.
“Urutan Area Larangan ke-031, 【Hei Wang Zhan Mie】 yang berada di bawah Divine Ruins namun di atas umat manusia, jauh lebih kompleks dari yang kita lihat.” Sorot mata An Qingyu berkilauan cahaya kelabu, “Menurutku, Cao Yuan sama sekali bukan tuan rumah area larangan ini... Dia hanyalah penjara yang mengurung 【Raja Gelap】.”
“Dia penjara?” Jiang Er tidak sepenuhnya memahami maksud An Qingyu.
“Tidak ada penjelasan lain untuk semua ini. Padahal Cao Yuan sudah tewas dihukum Tuhan, tapi tubuhnya tetap memperbaiki diri, bahkan membalikkan keadaan dengan membunuh beberapa Utusan Ilahi dan menghancurkan sebuah kota... Dan penyebab semua ini mungkin hanya karena penjara Cao Yuan yang mengurung 【Raja Gelap】 telah rusak... Lalu, 【Raja Gelap】 pun kabur.”
“Lalu dimana 【Raja Gelap】 sekarang? Apakah sudah meninggalkan Cao Yuan?”
“Tidak mungkin, jika【Raja Gelap】kabur, seluruh 'Lingkaran Manusia' takkan selamat. Lagipula tanpa dia, Cao Yuan pun takkan bisa bertahan dua tahun di bawah erosi kunci pengikis tulang, apalagi punya kemampuan regenerasi diri yang begitu kuat.”
An Qingyu merenung sejenak sendirian, lalu menganalisis: “Menurutku, 'penjara' milik Cao Yuan ini tidak sesederhana makna fisik semata. Dia adalah sebuah 'penjara' nasib.”
“Apa maksudmu 'penjara nasib'?” Jiang Er semakin tidak mengerti.
“Selama konsep 'Cao Yuan' masih ada,【Raja Gelap】takkan bisa kabur dari 'penjara' ini. Bahkan jika tubuh jasmaninya mati,【Raja Gelap】hanya akan mendapat kebebasan singkat, tak bisa benar-benar lepas dari konsep 'Cao Yuan'.”
Semakin An Qingyu menjelaskan, matanya semakin berbinar. Sorot matanya menyala dengan kegembiraan yang lama tak terlihat.
“Ini semua masih spekulasiku. Sebelum membedah otaknya, mungkin kita takkan dapat jawaban pasti... Mengingat dia takkan mati meski tengkoraknya dibuka, siapa tahu kalau aku bicara baik-baik, dia mau diotopsi...”
Mulut Jiang Er berkedut halus, “Kurasa belum tentu...”
An Qingyu menghela napas, “Intinya, lebih baik urusan ini jangan diberitahu ke Cao Yuan sendiri... Karena pengalaman masa kecilnya, sifatnya sudah cenderung trauma. Kalau sampai tahu dirinya cuma sebuah 'penjara', bisa-bisa dia makin meragukan arti hidup, bahkan mungkin keluar dari【Tim Senja】.”
“Keluar dari tim? Segitu parahnya?”
“Begitu dia meninggal, 【Raja Gelap】 akan keluar dan melakukan serangan membabi buta yang menakutkan, kamu lupa bagaimana kota Hachimanpai menghilang?” An Qingyu memandanginya dengan tatapan rumit, “Jika hal seperti ini terjadi saat sedang melaksanakan tugas tim, baik musuh maupun kita, takkan ada yang selamat. Menurutmu, setelah dia tahu betapa berbahayanya keberadaan dirinya, apakah dia masih akan tetap bersama tim kecil ini?”
Jiang Er terdiam.
Memang, mengingat sifat Cao Yuan, dia lebih memilih untuk pergi dari tim 【Malam】 daripada membiarkan anggota lain berada dalam bahaya seperti ini...
“Lupakan ini, urusan ini nanti kita bicarakan dengan Qiye saja, lihat apa rencananya.” An Qingyu seperti teringat sesuatu, “Ngomong-ngomong, apa Cao Yuan sudah memberikan nomor ponsel Lin Qiye?”
“Sudah, aku sudah melacak posisinya melalui sinyal, kapan saja bisa menghubungi.”
“Bagus, langsung sambungkan ke peralatan video di dekatnya. Intelijen sebanyak ini yang kita kumpulkan, saatnya digunakan dengan baik...”
……
Hokkaido.
Iring-iringan mobil Kelompok Pembunuh Hitam memasuki klub mewah yang megah nan mewah. Sebelum terbang ke Hokkaido, tangan kanan Shen Qingzhu sudah mengatur semuanya. Seluruh klub ini adalah aset Kelompok Pembunuh Hitam. Kini kehadiran Shen Qingzhu sebagai Ketua Besar membuat klub dikosongkan total. Semua anggota berdiri hormat di luar pintu, membungkuk dalam-dalam menyambut iring-iringan mobil yang masuk.
Setelah turun dari mobil, beberapa orang langsung mengikuti anak buah Shen Qingzhu menuju ruang VIP paling eksklusif di klub, melanjutkan pertukaran intelijen.
“Jadi, akar kekuasaan dewa dalam ‘Lingkaran Manusia’ ini adalah 【Tanah Suci】?” Ksatria yang telah mendengar penjelasan Wei Dong terlihat termenung, “Tujuh Utusan Ilahi setara tingkat ‘Klein’... Tidak terlalu kuat, masih jauh lebih rendah dibandingkan intensitas pengelola ‘Lingkaran Manusia’ di Nordik dan Yunani.”
Wei Dong mengangguk, “Setelah pasukan lanjutan Perkumpulan Shangxie turun, menyelesaikannya tujuh Utusan Ilahi tidak sulit. Tapi kekuatan teknologi 【Tanah Suci】 yang menyatu dengan kekuatan para dewa akan sulit ditembus... Begitu Utusan Ilahi bertahan di dalam 【Tanah Suci】, urusan jadi rumit. Kecuali Ketua sendiri yang turun tangan, kemungkinan besar akan terjebak dalam kebuntuan.”
Ksatria itu terdiam.
Lin Qiye, Shen Qingzhu, dan Jia Lan duduk diam di sofa sebelah sambil mengunyah buah di piring. Bai Li Pangpang sudah dibawa ke kamar terpisah untuk terus tidur lelas dalam pemulihan.
Tiba-tiba, layar televisi besar di ruang VIP berpindah saluran secara otomatis!
Chapter 0731 Perkumpulan Shangxie yang Tergetar Hebat
Gemerisik gemerisik gemerisik...
Kepingan salju berhamburan di layar disertai desis listrik halus. Semua yang hadir membeku di tempat.
Wei Dong melirik televisi, sinar matanya dipenuhi kerutan kebingungan.
Klub semewah ini kok televisinya masih payah? Tunggu... Televisinya bahkan tidak dinyalakan?
Bersamaan dengan itu, ketiga orang Lin Qiye seakan teringat sesuatu, tiba-tiba bangkit dari sofa dengan sorot mata berbinar kejutan.
Jiang Er!
Prak——!
Suara lembut terdengar, kepingan salju di televisi menghilang bersamaan. Layar beralih menampilkan pemuda berkacamata hitam besar berjubah lab putih yang tenang.
Pandangannya menyapu ruangan, melihat tiga siluet asing: Wei Dong, ksatria, dan Amemiya Haruki. Matanya menyipit saat melihat Wu Xiangnan, lalu akhirnya tersenyum spontan saat memandang trio Lin Qiye.
"Akhirnya... kutemukan kalian."
An Qingyu!
Meski Lin Qiye dan Cao Yuan pernah bertelepon tentang rencana An Qingyu mengunjungi mereka, kehadirannya yang tiba-tiba ini tetap mengejutkan. Lin Qiye tersenyum:
"Sudah kuduga kalian berdua pasti bersama."
"Waktu itu kan aku terdampar sambil menggendong peti mati. Jiang Er memang selalu di sampingku," An Qingyu mengedipkan mata. "Berkat dialah aku bisa sedikit berguna."
"Kenapa tidak ke Hokkaido? Cao Yuan sudah kasih tahu lokasi kita kan?" Lin Qiye mengerutkan kening.
"Posisiku sekarang agak khusus. Tidak bisa sembarangan pergi."
"Khusus? Di mana?"
An Qingyu tak menjawab. Ia melirik Wei Dong dan yang lain, maksudnya jelas.
Posisinya sangat krusial. Dan ia belum yakin dengan kredibilitas orang-orang ini.
“Tidak apa, mereka anggota Perkumpulan Shangxie, dapat dianggap sekutu 'Penjaga Malam'.” Lin Qiye menjelaskan.
An Qingyu mengangguk, lalu berkata:
“Aku di 【Tanah Suci】.”
Brak——!
Piring buah di tangan Ksatria terjatuh ke lantai.
Dia tertegun memandang layar, mulai curiga apakah pendengarannya bermasalah...
“【Tanah Suci】?!” Lin Qiye seolah teringat sesuatu, alisnya langsung berkerut, “Kau ditangkap Utusan Ilahi?”
“Tidak, mereka kusuruh pergi.”
“……？”
Lin Qiye terpaku.
Ksatria dan Wei Dong juga membeku.
Ksatria bingung menoleh ke Wei Dong yang sama terkagum-kagum di sampingnya, matanya dipenuhi kebingungan.
Tatapannya seolah berkata: Bukannya kau bilang 【Tanah Suci】sulit ditembus? Bukannya Utusan Ilahi menguasai 【Tanah Suci】dengan kondisi rumit?
Sekarang ini bagaimana pula?!
“Kau di 【Tanah Suci】? Mengusir Utusan Ilahi?” Wei Dong tak tahan bertanya, “Kau serius?”
An Qingyu mengangkat alis, diam-diam mengangkat layar dari meja, berputar di ruang kendali utama, lalu mengembalikannya ke tempat semula.
“Aku serius.” Katanya.
Wei Dong: ……
Ini tidak ilmiah!!
Tim ini, satu orang mengendalikan dunia hitam Jepang menjadi legenda sudah sangat aneh, masih ada yang langsung mencuri 【Tanah Suci】?!
Kalian begini, membuatku merasa sangat tidak profesional, kehilangan muka sekali!
“Kapten Lin.” Ksatria tidak tahan duduk di samping Lin Qiye, “Tim khusus Da Xia kalian... semuanya hebat seperti ini?”
Lin Qiye juga terkejut dengan aksi gasak markas An Qingyu. Setelah kembali sadar dari keterkejutannya, dia berpikir sejenak, “Seharusnya... tidak semuanya?”
“...” Ksatria terdiam sesaat, seolah teringat sesuatu, “Oh iya Kapten Lin, kalau rekan-rekanmu sepintar ini, pasti kamu juga sudah punya prestasi sejak lama? Bisa beri tahu kami pengaruh atau reputasimu di 'Lingkaran Manusia'?”
Lin Qiye: ......
“Tidak ada.” Lin Qiye menggelengkan kepala tegas, “Aku baru di sini sekitar sebulan, tidak ada prestasi, apalagi reputasi.”
Bintang baru di dunia pramuria yang sedang naik daun itu sama sekali tidak ada hubungannya dengannya.
Tapi... kalau pedang kotor bertebaran seperti jamur di musim hujan, apakah itu bisa dihitung?
Ekspresi pengertian muncul di wajah Ksatria.
Untunglah percakapan mereka menggunakan bahasa Mandarin sepanjang dialog. Amemiya Haruki yang duduk di samping tidak punya kesempatan untuk menebas tambahan.
“Kamu di 【Tanah Suci】, lalu ke mana perginya Utusan Ilahi?” Lin Qiye menoleh memandang An Qingyu di layar sambil bertanya dengan bingung.
“Tidak tahu. Mungkin berkeliaran di sekitar Tokyo, ingin merebut kembali 【Tanah Suci】. Jadi aku tidak bisa pergi dari sini. Jika aku dan Jiang Er pergi, tempat ini akan jatuh ke tangan mereka lagi. Nanti akan sulit untuk masuk kembali.” An Qingyu berbicara dengan serius.
Lin Qiye mengangguk berkali-kali, tak tahan mengacungkan jempol ke arah An Qingyu.
"Selama di 【Tanah Suci】, aku sudah menggali semua rahasia 'Lingkaran Manusia' ini." An Qingyu menarik napas dalam-dalam, lalu berkata serius:
"Setiap kalimat yang akan kukatakan berikut ini, kalian harus dengarkan baik-baik……"
……
Tokyo.
Distrik Chiyoda.
Beberapa mobil keluarga Kazamatsuri melesat di jalan Akihabara.
"Eh?"
Di pinggir jalan, di dalam mal permainan elektronik besar yang sedang mengantri panjang untuk peluncuran permainan baru, seorang pemuda tinggi berambut panjang putih salju yang berdiri di barisan terdepan berbalik. Matanya yang bagai bintang salib memandang arah mobil-mobil yang pergi dengan kerutan di dahinya.
"Ada apa, Kuroto?" Di sampingnya, seorang pria paruh baya berpakaian jas kilauan melirik ke arah itu sambil bertanya.
"Di mobil tadi... ada pria lv72. Ini pertama kalinya aku melihat orang level setinggi itu di luar 【Tanah Suci】... Di sebelahnya juga ada gadis kecil lv58." Yuzuri Kuroto memutar kepalanya perlahan sambil menjelaskan.
"Level ya..." Paman Kyosuke berhenti sejenak, "Menurutmu, levelku berapa?"
Yuzuri Kuroto menatapnya, "Level Paman selalu tidak stabil. Saat membawa pisau di pinggang, level 69. Tapi tanpa pisau, cuma 18..."
Paman Kyosuke: ……
“Kuroto Yuzuri tidak salah melihat. Bagi pemilik pedang kutukan, kekuatan tempur mereka hampir seluruhnya berasal dari pedang terkutuk. Saat memegang pedang itu mereka sangat kuat, tapi jika pedang tidak ada di dekatnya, mereka hanyalah orang biasa yang sedikit lebih kuat.”
“Paman Kyosuke hendak mengatakan sesuatu, mulutnya sedikit terbuka, tiba-tiba batuk hebat yang tak bisa dikendalikan melandanya.”
“Hukh hukh hukh……”
“Dengan wajah pucat pasi, dia mengeluarkan sebotol obat dari saku jasnya, memasukkan beberapa butir ke mulut, lalu menelannya dengan paksa. Telapak tangannya sudah dipenuhi noda merah.”
“Kuroto Yuzuri mengerutkan alis sambil menatap kekosongan di atas kepala Paman Kyosuke, lalu mengingatkan:”
“Paman, debuff 'Penyakit Parah'-mu mulai berbinar lagi... Kamu mulai kehilangan darah.”
“Paman Kyosuke melambaikan tangan, “Aku tahu... Tidak apa-apa. Setelah minum obat ini, sebentar lagi akan membaik.””
“Bab 0732 Ayahnya”
“Kondisi fisik Paman Kyosuke sangat buruk.”
“Setelah menghantam 【Tanah Suci】 dan menghadapi beberapa Utusan Ilahi, meskipun luka di tubuhnya perlahan sembuh, penyakit berat yang ditinggalkan Bencana Penyakit semakin parah seiring berjalannya waktu.”
“Setiap organ di tubuhnya telah terinfeksi penyakit dengan tingkat keparahan bervariasi. Selain pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan tumpukan obat-obatan yang tidak jelas dan memaksa meredam gejalanya, tidak ada cara lain...”
“Jika sekarang membuka status ilusi 【Mata Ilusif】 dan menampakkan wajah asli Kuroto Yuzuri, akan terlihat wajahnya yang sudah puluhan kali lebih lesu dibanding sebelumnya, seolah-olah telah keriput dua puluh tahun, menunjukkan kondisi sakit.”
Paman Kyosuke menyimpan obatnya, melihat jam, "Waktu rilis game baru sudah dekat. Setelah beli game nanti, sekalian beli bahan masakan saat pulang. Malam ini kita masak kari tonkatsu ya.”
Kari tonkatsu?
Mata Kuroto Yuzuri berbinar, lidahnya menjilat bibirnya, mengangguk patuh, "Bagus! Masakan Paman jauh lebih enak daripada cairan nutrisi.”
Paman Kyosuke tersenyum tipis, mengulurkan tangan mengelus rambutnya, kilatan kasih sayang terpancar dari matanya.
Beberapa menit kemudian, Kuroto Yuzuri berlari keluar dari toko sambil memeluk kaset game terbaru, rambut putih saljunya yang dikepang di belakang kepala berkilau keemasan di bawah cahaya senja. Ia melambai pada Paman Kyosuke yang berjalan di belakangnya, tampak seperti remaja tetangga yang polos.
Tampan menawan Kuroto Yuzuri selalu menarik perhatian gadis-gadis di manapun ia berada. Mereka berkerumun sambil menatapnya dan berbisik-bisik.
“Laki-laki itu ganteng banget!”
“Iya, lebih tampan dari selebriti di TV. Jangan-jangan dia juga artis?”
“Tidak mungkin kan! Kalau ada artis seganteng itu, pasti sudah kudengar namanya!”
“Rambut putihnya cantik sekali, asli nggak sih?”
“Tentu saja rambut palsu, sekarang mana ada laki-laki yang punya rambut seperti ini? Lagipula tidakkah kamu sadar dia juga memakai lensa kontak warna?”
“Memang tampan sekali, cuma terlalu kurus. Jangan-jangan kekurangan gizi?”
“……”
Di bawah cahaya senja kekuningan, Paman Kyosuke melangkah dengan agak tertatih-tatih, tersenyum damai melihat pemuda berambut putih yang berlari riang di depannya, perlahan berjalan menuju ujung jalan.
Di permukaan aspal di belakang mereka, dua bayangan panjang menyatu dalam permainan cahaya.
Belasan menit kemudian.
Kuroto Yuzuri membuka pintu dengan kunci, melepas sepatu, lalu berlari deg-degan sambil menggendong kotak game masuk ke rumah kontrakan. Dengan tak sabar dia menyalakan televisi dan memasukkan kaset game ke dalam perangkat.
Sementara Paman Kyosuke membawa sayuran ke dapur, menggulung lengan baju dan mulai menyiapkan masakan.
“Paman, ayo duduk sini! Bukankah kita sudah lama menunggu sekuel game ini? Yuk main dulu sebentar sebelum makan!” Kuroto menyambungkan dua joystick, duduk di alas yang lembut sambil mengacung-acungkan joystick kedua ke arah Paman Kyosuke.
“Kamu main dulu saja. Nanti setelah masakan selesai dan kita makan, baru saya temani.”
Kuroto mengangkat bahu, terpaksa mengambil satu joystick dan mulai bermain sendirian di depan layar.
Paman Kyosuke berdiri di dapur, memandang punggung Kuroto yang asyik bermain game sendirian, tersenyum tak berdaya.
Selama bertahun-tahun, dia pernah berkali-kali berfantasi tentang sifat Kuroto Yuzuri. Di laboratorium gila tak obat seperti 【Tanah Suci】, menjadi tikus percobaan selama itu, dia mengira sifat Kuroto Yuzuri akan terpengaruh menjadi gelap, bahkan ekstrim...
Tapi yang tak disangkanya, Kuroto Yuzuri malah menjadi pria rumahan yang maniak game, dan polos seperti kertas putih.
Mungkin ada orang yang terlahir baik, meski dalam lingkungan menyakitkan dan penuh keputusasaan, di hati mereka tetap menyimpan sebidang tanah suci. Bagi Kuroto Yuzuri, game adalah wujud dari tanah suci dalam jiwanya.
Seandainya tanpa game-game itu, mungkin Kuroto Yuzuri sudah gila, atau tumbuh menjadi raja kegelapan dengan kekuatan mengerikan dan sifat ekstrim...
Bagi Kuroto Yuzuri, game bukan sekadar permainan... Itu adalah penebusannya.
Patut disyukuri, game juga menjadi penebusan bagi Paman Kyosuke.
Tanpa game, Paman Kyosuke tidak akan mudah mendekati Kuroto Yuzuri. Setelah tahu minatnya adalah game, Paman Kyosuke segera mengasah skill profesional pramuria dalam membual, menyulap diri menjadi gamers senior, membawanya berbelanja gila-gilaan di Akihabara, cepat merapatkan jarak antara mereka.
Tentu bagi pria paruh baya seperti Paman Kyosuke, main game memang cukup melelahkan, apalagi begadang main game.
Tapi Paman Kyosuke justru menikmatinya.
Bukan karena permainan itu sendiri, melainkan karena yang duduk di sisinya dan bermain bersama adalah putranya.
Beberapa puluh menit kemudian, dua mangkuk nasi katsu kari wangi terhidang dari dapur. Paman Kyosuke yang masih memakai celemek menggosok-gosokkan tangannya di pakaian lalu berteriak:
"Makan."
Kuroto Yuzuri mencium aroma harum itu langsung merasa lapar. Ia menelan ludah, meletakkan joystick lalu mendekati meja dan duduk.
Dia menjepit sepotong kari keemasan dengan sumpit, memasukkan ke mulut. Bola matanya langsung berbinar.
"Paman, kari katsu buatanmu enak sekali," kata Kuroto Yuzuri dengan tulus.
"Benar kan? Putriku juga bilang begitu." Paman Kyosuke tersenyum bangga.
"Paman ternyata punya putri?"
"Ada. Usianya seumuran kamu, baik dan pintar."
Kuroto Yuzuri berpikir sejenak, "Kalau begitu... paman juga seorang ayah?"
Paman Kyosuke tertegun sejenak lalu tertawa, "Tentu saja."
Kuroto Yuzuri menunduk, menyendok nasi beberapa kali ke mulut seolah sedang merenung.
"Ada apa?" tanya Paman Kyosuke yang melihatnya diam.
Kuroto Yuzuri berbicara pelan, "Sebelum turun ke sini, ada yang bilang... ayahku sedang menungguku. Sudah lama menunggu, menyuruhku mencarinya."
"Lalu?"
“Aku bertanya padanya, apa itu Ayah?” Kuroto Yuzuri berhenti sejenak, “Dia menjelaskan banyak hal, seperti ketulusan, rela mengorbankan segalanya untukku, sosok tinggi tegap... Aku bilang tak mengerti. Lalu dia berkata, saat kau bertemu pria yang paling spesial bagimu, jangan ragu, itulah ayahmu.”
Sumpit di tangan Paman Kyosuke berhenti di udara.
Beberapa saat kemudian, dia menjepit nasi seolah tak terjadi apa-apa, “Lalu sekarang, bagaimana pendapatmu tentang sosok ayah?”
“Aku tak tahu.” Kuroto Yuzuri menggelengkan kepala, “Aku tak pernah melihatnya, juga tak merasakan 'kasih sayang ayah' yang mereka bicarakan. Mungkin bagiku dia seperti orang asing yang kutemui saat mengantri beli permainan baru, sekadar pengantar singkat. Apalagi, sudah lama aku turun ke sini, tapi 'ayah' itu tetap tak datang mencariku... Tapi mungkin lebih baik begitu, kalau dia datang, hanya akan mengganggu permainan kita.”
Kuroto Yuzuri tersenyum.
Paman Kyosuke diam sebentar, “Bagaimana jika... dia benar-benar datang? Apa yang akan kau lakukan?”
Kuroto Yuzuri berpikir sejenak, “Jika dia benar datang, mungkin... aku akan tanya, maukah duduk bersama main satu ronde permainan?”
Mendengar jawaban ini, Paman Kyosuke tertegun lama sebelum senyum mengembang di mulutnya:
“Makanlah. Habiskan ini, kita begadang bareng.”
Chapter 0733 Da Xia Membutuhkan Kalian
Hokkaido.
Klub eksklusif.
Di ruang privat, semua orang terdiam setelah mendengar seluruh informasi dari An Qingyu.
Wajah mereka sangat serius.
“Takamagahara？”Ksatria mengerutkan alisnya，“Mengapa bisa begini……Sama sekali tidak ada informasi tentang ini？”
“Tapi mereka memang menyerahkan 'Lingkaran Manusia', kalau tidak Utusan Ilahi tidak akan berani melawan, apalagi secara diam-diam memobilisasi bahan bakar jiwa di dalam 'Lingkaran Manusia' untuk mempersiapkan pasukan Utusan Ilahi。”Lin Qiye menyetujui kesimpulan An Qingyu.
“Untung mereka tidak menemukan reruntuhan itu, begitu mereka menemukan cara meninggalkan 'Lingkaran Manusia', pasti akan langsung mulai mereplikasi pasukan Utusan Ilahi dan melancarkan perang terhadap Da Xia.”
Wu Xiangnan tersadar dari intelijen yang diberikan An Qingyu, tidak tahan berkomentar.
Wei Dong mengangguk, bangkit dari sofa, dengan serius berterima kasih pada An Qingyu:
“Untunglah kamu memberikan intelijen, sampai kita menghantam【Tanah Suci】pun tidak akan mendapatkan informasi rahasia seperti ini……”
An Qingyu mengangkat alisnya，“Jangan berterima kasih padaku, aku juga bukan mengumpulkan intelijen ini untuk kalian. Kalau mau berterima kasih, terima kasihlah pada kapten kita.”
Wei Dong tertegun.
Ksatria termenung mengangguk, ikut bangkit dari sofa, dengan khidmat memberi hormat ala ksatria Barat pada Lin Qiye:
“Kapten Lin, Aku mewakili Perkumpulan Shangxie, menyampaikan ucapan terima kasih paling tulus kepada tim 【Malam】. Akan kusampaikan semua urusan ini kepada Ketua, pasti kabarnya juga sampai ke Da Xia. Setelah kalian pulang ke Tiongkok, akan diberikan penghargaan prestasi... Selain itu, tim khusus ke-5 kalian memang adalah 'penjelajah kabut' Penjaga Malam, pasti akan sering masuk ke kabut. Ke depannya jika timmu mengalami kesulitan di dalam kabut, Perkumpulan Shangxie pasti akan turun tangan membantu.”
Ucapan terima kasih sang Ksatria cukup bernilai, tapi mengingat identitasnya sebagai utusan khusus Shangxie, memang bisa memberikan janji seperti ini.
Lin Qiye juga tidak sungkan, dengan senang hati menerima niat baik Shangxie. Namun mengenai empat karakter "penjelajah kabut" yang disebut sang Ksatria, dia agak bingung.
“Setiap tim khusus Da Xia punya kewajiban khusus masing-masing, ini sudah kamu pahami.” Wu Xiangnan yang melihat kebingungan Lin Qiye mulai menjelaskan, “Tim 【Pahlawan】 nomor 001 bertugas menjaga nasib negara Da Xia; tim 【Medium】 nomor 002 bertugas memburu pengguna kemampuan super ganas berbahaya ultra-tinggi di dalam negeri; tim 【Phoenix】 nomor 003 bertugas membersihkan 'misteri' asing yang menyusup ke dalam negeri; tim 【Topeng Palsu】 nomor 004 bertugas memberantas 'misteri' lokal kuat di berbagai daerah... Sedangkan tim khusus nomor 005 memikul tugas beroperasi di dalam kabut untuk melaksanakan misi berbahaya. Dulu fungsi ini ditanggung tim 【Blue Rain】, tapi...”
Wu Xiangnan berhenti sejenak, memandang Lin Qiye dengan tatapan rumit, "Ke depannya, kewajiban ini hanya bisa dibebankan pada tim kalian... Setelah kalian pulang ke Tiongkok dan menyelesaikan prosedur pengangkatan tetap, serta memiliki nama resmi, kalian akan menjadi 'Pengembara Kabut' dari Da Xia Night Watch."
"'Pengembara Kabut' ya..."
Lin Qiye bergumam pelan.
"Sejak mengalahkan tim Shangjing dan memperoleh hak menjadi tim khusus, kalian telah menghilang selama lebih dari dua tahun. Ditambah masa kosong setelah kehancuran 【Blue Rain】, Da Xia sudah hampir sepuluh tahun tidak memiliki tim yang menjalankan kewajiban 'Pengembara Kabut'. Dua tahun lalu mungkin masih bisa ditolerir, tapi selama ketidakhadiran kalian, situasi Da Xia di dalam kabut semakin berbahaya. Tanpa Tim 005 yang menjadi 'mata' di kabut, Da Xia akan semakin pasif."
Wu Xiangnan menatap mata Lin Qiye dengan serius, menarik napas dalam-dalam lalu berbicara tegas:
"Kalian harus segera pulang ke Tiongkok!"
"Sekarang Da Xia sangat membutuhkan tim khusus kelima."
Lin Qiye mengangguk ringan, "Aku tahu kita harus kembali... Tapi bagaimana dengan urusan di sini?"
"Segala sesuatu tentang Lingkaran Manusia akan menjadi tanggung jawab kami, kalian tidak perlu khawatir." Ksatria itu berkata, "Selanjutnya kami perlu memetakan medan di sini, menyiapkan daftar 500 ribu orang untuk repatriasi, merancang rencana penghancuran, lalu memanggil pasukan utama Shangxie Society... Proses ini setidaknya masih butuh setengah tahun. Jika kalian tetap di sini, itu hanya membuang waktu saja. Seperti kata Wu Xiangnan, seluruh Da Xia menanti kalian... Seharusnya kalian memang tidak berada di sini."
Lin Qiye terdiam untuk waktu yang lama, akhirnya mengangguk.
“Aku tahu.”
……
【Tanah Suci】.
An Qingyu memandang layar elektronik yang sudah dimatikan di hadapannya, menarik napas panjang.
“Qingyu, apakah kita mau pulanglah sekarang?” Jiang Er melayang mendekati An Qingyu, bertanya.
“Iya.” An Qingyu menoleh memandang ke luar jendela, mengamati kota kecil di bawah kaki, sudut mulutnya sedikit mengembang, “Setelah mengembara bertahun-tahun... akhirnya bisa Pulang ke rumah.”
“Lalu bagaimana dengan tempat ini?”
Jiang Er mengangkat tangannya lirih, seluruh layar elektronik di 【Tanah Suci】 mulai berkedip, “Database di sini, hapus semuanya? Termasuk peralatan replikasi tubuh dan perangkat replikasi jiwa di dalamnya...”
“Tidak.” An Qingyu mendorong kacamatanya, lensa memantulkan cahaya pucat dari kepingan salju di layar, “Qiye bilang pisaunya baru selesai diperbaiki besok, kita akan berkumpul besok malam. Kita masih punya waktu... Salin semua data di sini. Untuk peralatan replikasi jiwa dan data eksperimen penciptaan dewa... aku yang akan analisis langsung. 【Tanah Suci】 ini adalah harta karun kombinasi teknologi dan misteri. Kalau dihancurkan begitu saja, sayang sekali.”
Pandangan An Qingyu menyapu sekeliling, berkata dengan tenang:
“Semua teknik Utusan Ilahi... aku mau semuanya...”
……
Tokyo.
Keluarga Kazamatsuri.
Yuzurina yang mengenakan kimono putra mahkota keluarga Kazamatsuri menginjak geta, melangkah pelan di koridor taman. Daun maple berhamburan diterpa angin sepoi-sepoi, berserakan di depan halaman sunyi.
Yuzurina mengulurkan tangan, mengetuk pintu kayu dengan lembut.
Tok tok tok——！
"Masuk." Suara seorang pria terdengar dari dalam.
Yuzurina mendorong pintu kayu. Siluet berbaju hitam sedang menggendong pedang lurus, duduk diam-diam di atas tatami sambil menghadapi dedaunan yang berguguran di taman, entah memikirkan apa.
"Kak Cao Yuan." Yuzurina berdiri di pintu berkata, "Kak Qiye menelepon. Beliau memintaku mengirim orang untuk mengantarmu ke Hokkaido."
"Ke Hokkaido?" Cao Yuan mengerutkan kening sambil menoleh, "Kemarin dia masih bilang akan menungguku di sini?"
"Dia bilang... dia sudah menemukan jalan pulang."
Sorot mata Cao Yuan bergetar nyaris tak kasat mata.
Yuzurina membuka mulutnya seolah ingin mengatakan sesuatu, kilatan melankolis samar muncul di matanya:
"Kak Qiye berkata, besok malam kalian harus pergi... Mungkin, untuk selamanya tidak kembali."
Cao Yuan terdiam lama, lalu bangkit dari tatami. Ia menggantungkan pedang lurus di pinggangnya, menghela napas panjang...
"Aku mengerti. Terima kasih atas usahamu."
Chapter 0734 Waktu Pendaratan Bai Li Pangpang
Larut malam.
Lin Qiye duduk di tepi ranjang Bai Li Pangpang, menyapu kekuatan spiritualnya ke seluruh tubuhnya sambil menghela napas.
"Masih belum ada tanda-tanda sadar?" Jia Lan yang duduk di samping bertanya khawatir, "Berapa lama lagi dia akan tertidur seperti ini?"
“Tidak tahu... Awalnya aku menduga waktu tidurnya yang lebih dari sehari ini sudah cukup, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan bangun... Berapa lama sebenarnya dia duduk di tatami itu?” Lin Qiye menggelengkan kepala sambil menatap wajah pucat itu, terdiam sejenak.
“Kalau sampai besok malam kita pulang dia belum sadar, harus bagaimana?”
“Hanya bisa menggendong kalian kembali.” Lin Qiye mengelus saku berisi 【Dimensi Bebas】, “Dengan jinxu-jinxu ini, meski dia tidak punya perangkat selam, tetap aman kembali ke permukaan laut.”
Jia Lan mengangguk ringan, “Lumayan hanya tidur, tidak ada bahaya lain...”
Tiba-tiba, kekuatan spiritual Lin Qiye seperti merasakan sesuatu. Ia mengangkat kepala melihat ke luar pintu, lalu berdiri dan berjalan keluar.
“Jia Lan, awasi Gemuk. Aku keluar sebentar.”
“Ha? Baik!”
Lin Qiye mendorong pintu keluar.
Di atas atap yang dipenuhi bintang, siluet dengan pedang besar biru tua tergantung di pinggangnya sedang bersandar di pagar, menatap diam-diam ke arah kota yang berkilauan neon di kejauhan.
“Kenapa sendirian di sini?” Lin Qiye mendekati Amemiya Haruki.
Amemiya Haruki mengangkat bahu, “Kalian semua penyusup. Aku tidak paham bahasa kalian, tidak bisa tidur, jadi naik ke sini cari udara segar.”
Lin Qiye teringat ekspresi Amemiya Haruki yang seharian diam menyendiri di pojok, tersenyum tak berdaya.
“Setelah urusan selesai, ikut aku ke Da Xia. Kau akan suka di sana. Tidak bisa bahasa Mandarin pun tidak apa, bisa kuajar.”
Amemiya Haruki sepertinya memikirkan sesuatu, senyuman datar muncul di sudut mulutnya, namun tak lama kemudian, sorot matanya mulai memudar:
"Mengakhiri... ya."
"Kamu khawatir tentang warga di 'Lingkaran Manusia' ini?"
Amemiya Haruki terdiam sejenak, lalu tetap mengangguk dan berkata, "Aku tahu apa esensi dari 'Lingkaran Manusia', juga tahu kejahatan apa yang ditanggung di balik kemegahan kota mewah ini... Meruntuhkan dan menghancurkan kekuasaan dewa adalah cita-citaku, aku juga merasa tempat ini pantas dihancurkan, tapi..."
Amemiya Haruki mengulurkan tangan, menunjuk ke kota di kejauhan, lalu berbicara pelan: "Mereka yang di sana tidak bersalah. Mereka hanya terlahir di tempat penuh dosa ini. Mereka tidak pantas dikubur bersama 'kejahatan' yang diciptakan para dewa. Kalian adalah penyusup, bagi kalian ini cuma tempat penggembalaan manusia, kalian tidak punya kewajiban bertanggung jawab atas nyawa mereka. Tapi aku berbeda. Aku lahir dan besar di sini. Meski aku muak dengan orang-orang yang sudah termakan korosi kekuasaan dewa sampai tak terselamatkan, aku juga tidak bisa tinggal diam melihat mereka dikubur di sini. Aku tidak akan menghentikan kalian menghancurkan tempat ini, tapi aku akan mencari cara, dengan caraku sendiri, untuk menyelamatkan mereka."
Amemiya Haruki menatap kota di kejauhan, tekad kokoh terpancar dari sorot matanya.
"Ini populasi lima puluh juta jiwa. Jalan apa yang bisa kau pakai untuk menyelamatkan mereka?" Lin Qiye tidak tahan bertanya.
"Meski kecil, harapan itu masih ada."
Amemiya Haruki meletakkan tangannya di 【Ame Kuzure】 yang terselip di pinggangnya, dengan lembut mengusap gagang pedang, "Masih ingat rumor yang pernah kuceritakan padamu? Kunitsukami menciptakan sembilan pedang kotor untuk melawan Tianjin Shen. Ketika sembilan pedang kotor itu menyatu, mereka akan mencapai kesempurnaan sejati, berubah menjadi artefak suci yang mampu membelah Takamagahara..."
"Artefak suci..." Lin Qiye seolah teringat sesuatu, "Kamu ingin mengumpulkan sembilan pedang kotor itu?"
"Cermin suci Yata dari Takamagahara bisa menjadi wadah 'Lingkaran Manusia'. Mengapa pedang kotor terakhir buatan Kunitsukami tidak bisa jadi wadah?" Sorot mata Amemiya Haruki berkedip kilatan cahaya, "Jika aku bisa menyatukan sembilan pedang kotor menjadi artefak suci itu, aku akan menciptakan dunia artefak suci baru yang bebas dari kekuasaan dewa, untuk menampung 50 juta jiwa ini!"
Lin Qiye membuka mulut seolah hendak berkata sesuatu, namun akhirnya menutup mulutnya.
Rencana ini... terlalu berani, terlalu berisiko, terlalu mustahil...
Menciptakan dunia yang menampung 50 juta penduduk bukan sekadar masalah memiliki artefak suci. Ini juga menyangkut masalah bagaimana mempertahankan kehidupan mereka di dalam artefak. Apakah Haruki harus meniru para dewa Takamagahara yang menggunakan jiwa manusia sebagai bahan bakar?
Tapi bagaimanapun, inilah harapan terakhir untuk 50 juta jiwa ini.
“Aku tahu.” Lin Qiye mengangguk, "Sebelum pergi, aku akan meninggalkan 【To】 dan 【Kurozuna】 untukmu. Semoga kau bisa mewujudkan keinginanmu."
Amemiya Haruki menoleh dan menatap Lin Qiye lama-lama, lalu tersenyum tipis, "Terima kasih."
Dua pedang kotor, hutang budi ini terlalu besar. Amemiya Haruki hanya bisa mengukirnya dalam-dalam di hatinya tanpa bisa membalas.
"Jangan berterima kasih. Tanpamu, aku takkan bisa mendapatkan dua pedang kotor ini, terutama 【To】..."
Di tengah kalimat, Lin Qiye tiba-tiba terpaku.
Ia memandang pedang panjang ungu di pinggangnya, seolah teringat sesuatu, alisnya berkerut rapat.
"Ada apa?" Amemiya Haruki bertanya.
"Ini tidak masuk akal..." Lin Qiye menengadah kasar, "Katamu sebelumnya soal larangan menggunakan pedang kotor di reruntuhan, itu diberitahu gurumu?"
"Benar."
"Kapan gurumu masuk ke reruntuhan?"
"Dia masuk bersama Kuroto Yuzuri... Kira-kira dua belas tahun yang lalu?"
Dua belas tahun yang lalu!
Jantung Lin Qiye berkedut keras.
Dua belas tahun lalu, saat guru Amemiya masuk reruntuhan, dia sudah tahu larangan penggunaan pedang kotor... Artinya saat itu reruntuhan sudah diselimuti Pelucutan Segala Benda si Gemuk?!
Bagaimana mungkin?!
Bukankah Bai Li Pangpang seharusnya baru mendarat dua setengah tahun lalu?
Saat pikiran itu muncul dalam benaknya, tubuh Lin Qiye bergetar halus seakan tersetrum listrik.
Tidak...
Sampai saat ini, tidak ada informasi yang membuktikan waktu pendaratan Bai Li Pangpang adalah dua setengah tahun lalu.
Waktu dua setengah tahun lalu ini adalah kesimpulan Lin Qiye berdasarkan interval waktu pendaratan setiap anggota lainnya!
Dia sama sekali tidak tahu waktu pasti pendaratan Bai Li Pangpang.
Jika sesuai dengan yang dikatakan Amemiya Haruki, berarti Bai Li Pangpang sudah mendarat di 'Lingkaran Manusia' dan masuk ke reruntuhan sejak dua belas tahun lalu atau bahkan lebih awal, lalu duduk di atas tatami...
Dia duduk di atas tatami itu setidaknya selama dua belas tahun?
Jika begitu, mengapa dia tidak menjadi tua? Apakah karena pengaruh tatami misterius itu?
Saat ini, puluhan pikiran berkelebat dalam benak Lin Qiye. Dia merasa pikirannya seperti bubur tepung, rasa takut yang tak bisa dijelaskan menyelinap di hatinya!
Jika Bai Li Pangpang benar-benar duduk di atas tatami itu selama dua belas tahun...
Masih mungkinkah dia sadar kembali?
Chapter 0735 Senang Berkenalan dengan Kalian
Inomori Hiroshi ragu sejenak sebelum akhirnya mengetuk pintu kantor.
Beberapa detik kemudian, dia mendorongnya pergi dan melangkah masuk.
Lampu di kantor mewah klub tidak dinyalakan. Hanya cahaya bulan dari balik jendela besar yang menyinari beberapa bayangan putih di lantai, sementara sekitarnya gelap gulita.
Di bawah cahaya bulan, Shen Qingzhu yang mengenakan jubah Nagare Kumohaori berdiri di depan jendela besar, mengawasi kota di kejauhan dengan diam-diam tanpa diketahui apa yang sedang dipikirkannya.
Mendengar suara Inomori Hiroshi membuka pintu dan masuk, Shen Qingzhu sedikit membalikkan badan dan menatapnya.
"Ketua Besar." Inomori Hiroshi membuka percakapan dengan penuh hormat, "Semua tamu kehormatan sudah ditempatkan dengan baik. Apakah ada perintah lain?"
Shen Qingzhu tetap diam.
Inomori Hiroshi tampak sudah terbiasa dengan kesunyian Shen Qingzhu. Dengan asumsi tidak ada perintah, setelah lama bergumul akhirnya berkata:
"Sebenarnya... saya ingin bertanya sesuatu pada Ketua Besar. Kabarnya kehadiran langsung Ketua Besar membuat anggota Kelompok Pembunuh Hitam kami di Hokkaido sangat mengagumi... Apakah Anda bersedia menyampaikan pesan singkat untuk mereka? Daerah Hokkaido ini jauh dari Kansai, kehidupan saudara-saudara kami di sini cukup sulit. Beberapa kata penyemangat dari Anda pasti akan sangat berarti! Hanya beberapa kalimat saja, tidak akan menyita banyak waktu... Tentu jika Anda lelah, tidak masalah untuk menolak..."
Shen Qingzhu mengamati ekspresi Inomori Hiroshi, melihat kegelisahan di matanya. Meski tidak sepenuhnya memahami ucapannya, setelah berpikir sebentar akhirnya menjawab:
"Yoshi."
……
Sepuluh menit kemudian.
Shen Qingzhu dibawa Inomori Hiroshi ke sebuah tanah lapang yang luas.
Di tanah lapang larut malam, tempat ini sudah penuh sesak oleh orang-orang. Sebagian adalah anggota Kelompok Pembunuh Hitam yang hari ini mengikuti iring-iringan mobil ke tepi laut dan pernah melihat Shen Qingzhu, sebagian lagi adalah anggota yang sama sekali belum pernah melihatnya. Totalnya kira-kira lebih dari tiga ratus orang.
Tiga ratus lebih pria berjejalan di tanah lapang, membuat area terlihat agak sempit. Namun tak satu pun anggota yang mengeluh. Mereka berbaris rapi dalam formasi, membusungkan dada bagai pasukan yang sedang menanti inspeksi.
Saat siluet berbaju jubah Nagare Kumohaori berdiri di podium depan tanah lapang, sorot mata semua orang tiba-tiba menyala!
“——Ketua Besar!!!”
Tiga ratus lebih orang serentak membungkuk hormat dalam-dalam, suara gemuruh mereka bergema di langit bagai guntur.
Shen Qingzhu berdiri di podium, memandangi tiga ratus lebih siluet yang membungkuk hormat itu, terdiam di tempat.
Anggota Kelompok Pembunuh Hitam perlahan mengangkat badan. Mata mereka berapi-api menatap Shen Qingzhu, wajah penuh antusiasme menanti pidato sang pemimpin.
Shen Qingzhu diam.
Tak disangkanya, kedatangannya hari ini justru untuk berpidato di hadapan anggota Kelompok Pembunuh Hitam...
Dia tak pernah pandai berucap pidato motivasi klise, apalagi berbicara dalam bahasa Jepang. Diam-diam dia berdiri di sana, pandangannya menyapu satu per satu sorot mata penuh harap itu.
Seandainya ini terjadi dulu, mungkin dia sudah mendengus dingin lalu turun dari podium tanpa sepatah kata.
Tapi hari ini, dia tak ingin melakukannya.
Di matanya terpancar kerumitan yang dalam.
Mereka semua adalah anak buahnya...
Dan mereka, pada akhirnya akan dikubur selamanya di sini bersama "Lingkaran Manusia" yang penuh dosa ini.
Mereka tidak tahu kebenaran, tidak tahu apa yang menanti mereka. Mereka hanya tahu, di podium sekarang berdiri pria yang bisa mereka sembah selamanya. Mereka menunggu dia mengatakan sesuatu...
Jika tidak ada halangan, ini akan menjadi kali terakhir Shen Qingzhu menghadapi mereka.
Dia sudah terlalu lama berpura-pura, dia lelah.
Kali ini, dia tidak ingin lagi berpura-pura.
Maka di bawah cahaya bulan, dia mulai berbicara pelan:
"Maaf, aku telah membohongi kalian..."
Dia menggunakan bahasa Mandarin standar. Saat kalimat ini muncul, semua anak buah di tanah lapang terpaku, Inomori Hiroshi yang menunggu di sampingnya juga tertegun.
Ketua Besar... sedang mengatakan apa?
"Aku tidak bisa berbahasa kalian, juga tidak mengerti ucapan kalian. Karena sebenarnya aku bukan bagian dari sini." Suara Shen Qingzhu bergema sunyi di tanah lapang, "Jujurlah, sampai sekarang aku pun tidak tahu siapa kalian, mengapa berdiri di sini, atau peran apa yang kumainkan dalam hati kalian..."
"Di sini, aku hanya ingin memberi tahu: Ketua Besar yang kalian sembah itu palsu, hanyalah imajinasi kalian sendiri."
"Aku tidak sekuat, sepintar, atau serumit yang kalian bayangkan..."
"Aku hanyalah orang asing."
"Aku tahu kalian tidak mengerti ucapanku. Tapi tidak masalah, lagipula biasanya aku juga tak pernah paham perkataan kalian..."
"Tapi aku percaya meski tak mengerti bahasa, beberapa hal tetap bisa dirasakan dengan hati."
“Sama seperti, aku bisa merasakan kepercayaan kalian padaku.”
Shen Qingzhu mengulurkan tangannya, mengetuk keras-keras dada sebelah kirinya.
“Meskipun kita bukan dari dunia yang sama, konsep hidup berbeda, bahasa tidak nyambung... Tapi kalau kalian percaya padaku, menganggapku sebagai kakak sulung, maka... aku juga akan mempercayai kalian. Jika kalian tahu identitasku dan masih mau tetap di sini, mengakuiku sebagai kakak sulung... Mulai hari ini, kita adalah saudara sejati.”
Shen Qingzhu menarik napas dalam-dalam, angin sepoi-sepoi menerpa jubah Nagare Kumohaori-nya. Pandangannya menyapu semua orang di alun-alun, lalu ia berbicara dengan tegas:
“Saudara-saudara, aku Shen Qingzhu dari Tim【Malam】. Aku... sangat senang bisa mengenal kalian.”
Suaranya berhenti. Ia menutup mata, membungkuk perlahan ke arah kerumunan di bawah podium.
Tiga ratus lebih anggota Kelompok Pembunuh Hitam di alun-alun membeku di tempat.
Mereka tak mengerti ucapan Shen Qingzhu, bahkan namanya pun tak terdengar jelas. Tapi tanpa ragu, tiga ratus lebih orang itu serempak membungkuk dalam-dalam, rambut mereka hampir menyentuh lutut.
Siapa Shen Qingzhu, apa identitasnya – mereka tidak peduli.
Yang mereka tahu: Sang Ketua Besar telah membungkuk pada mereka. Mereka wajib membalasnya.
Karena Ketua Besar adalah keyakinan mereka.
Dengan suara serempak mereka kembali berteriak:
“——Hormat kepada Ketua Besar!!!”
Ucapan yang sama, tapi di telinga Shen Qingzhu terdengar makna berbeda.
Sudut mulutnya sedikit mengembang.
Shen Qingzhu mengangkat tubuhnya, tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mengeluarkan rokok dari saku, menggigitnya dan menyalakannya dengan korek api.
Asap tipis membubung di bawah cahaya bulan.
Pada momen ini, sebuah masalah yang telah mengganggunya sepanjang hari akhirnya menemukan jawaban.
Shen Qingzhu menghirup dalam-dalam, lalu berbalik dan berjalan menuju klub di bawah kegelapan malam.
Beberapa menit kemudian.
Pintu kamar Ksatria diketuk.
Ksatria bangkit dari ranjang, mengerutkan kening penuh tanya sambil memandang pintu kamar, lalu berjalan mendekat dan membukanya.
Di bawah sinar bulan, Shen Qingzhu berdiri diam-diam di luar pintu dengan jubah Nagare Kumohaori-nya.
"Shen Qingzhu?" Ksatria bertanya penuh keheranan, "Sudah larut begini, ada urusan apa?"
"Ada."
Shen Qingzhu menatap mata lelaki itu, berbicara pelan, "Aku ingin membuat transaksi denganmu..."
