“Kalian kembali ke Shangjing, ada dua urusan yang harus dilakukan. Pertama, pergi dulu ke markas untuk mendaftarkan informasi tim khusus ke-5 kalian, termasuk nama tim, kapten, wakil kapten, dan informasi lainnya, juga memesan khusus jubah dan peralatan komunikasi kalian, sekalian pilih pesawat khusus tim kalian... kalau memang diperlukan. Kedua, yaitu pemberian penghargaan.”
Zuo Qing melanjutkan, “Aksi kalian di 'Lingkaran Manusia' Jepang sudah terdengar oleh pihak berwenang Penjaga Malam, satu medali 'Lautan Bintang' sudah pasti didapat. Ada lagi gelombang monster level bencana kali ini, berkat kalian yang bertahan sendirian di Gerbang Naga Tenggelam, malapetaka bisa dihindari, prestasi ini juga cukup untuk medali 'Lautan Bintang' kedua. Tapi karena urusan ini baru saja terjadi, jalur prosedur mungkin butuh waktu, kalian harus tinggal lebih lama di Shangjing beberapa hari, sampai dua medali bisa diberikan bersama.”
Sekali dapat dua medali “Lautan Bintang”?
Di samping, anggota tim 【Phoenix】 menoleh memandang Lin Qiye dan yang lain, sorot mata mereka memancarkan ekspresi kagum.
Sejak pembentukan tim 【Phoenix], medali 'Bintang' sudah tak terhitung jumlahnya, tapi belum satu pun medali 'Lautan Bintang' yang didapat... Bukan karena tim 【Phoenix】 lemah, tapi karena tidak ada kesempatan yang memenuhi syarat untuk medali 'Lautan Bintang'.
Untuk mendapat 'Lautan Bintang', harus ada prestasi yang setara.
"Kesempatan meraih prestasi seperti ini, bukanlah hal yang sering bisa muncul, contohnya gelombang monster, setengah tahun lalu pernah muncul sekali, tapi berhasil diatasi oleh Wang Mian. Kali ini meski muncul lagi, tapi tiba-tiba ada tim 【Malam】 yang membuka jalan, lalu menorehkan prestasi besar."
"Sedangkan masuk ke 'Lingkaran Manusia' dan mengaduk-aduknya sampai porak-poranda, bagi tim 【Phoenix】 itu sama sekali tidak mungkin terlaksana."
"Bukan berarti mereka tidak punya kemampuan merebut 'Lautan Bintang', murni karena kurang beruntung."
"Kalau begitu, bukankah kita satu-satunya tim khusus aktif yang memiliki dua medali 'Lautan Bintang'?" tanya Bai Li Pangpang dengan emosi.
Xia Simeng tertegun sejenak, lalu tersenyum: "Tidak oh... Bencana gelombang monster setengah tahun lalu, tim 【Kostum】 kembali merebut satu medali 'Lautan Bintang'. Ditambah yang sudah ada sebelumnya, tim 【Kostum】 juga punya dua."
Bai Li Pangpang mencebikkan bibir, semangatnya langsung meredup.
"Ngomong-ngomong, aku punya pertanyaan..." Lin Qiye menatap Zuo Qing, mengingat panggilan Xia Simeng padanya sebelumnya, setelah ragu sejenak akhirnya bertanya:
"Ke mana... Sang Panglima Ye?"
Angin sepoi-sepoi menerpa lautan darah, pandangan Zuo Qing menyipit tajam, terjebak dalam keheningan.
……
Setengah hari kemudian.
Lin Qiye duduk di atas tembok baja yang retak di Gerbang Naga Tenggelam, memandang cakrawala laut di kejauhan, bagaikan patung yang tak bergerak.
“Gelombang mereda, senja berhamburan, langit kembali ke warnanya semula, cahaya matahari senja yang kekuningan bertebaran seperti emas pecah di atas permukaan laut merah muda, menyeret bayangan Lin Qiye yang panjang.
Tiba-tiba, seseorang menepuk bahunya dari belakang dan menyodorkan sebotol bir.
Di bawah cahaya senja, cairan alkohol oranye dalam botol kaca bergoyang lemah, gelembung-gelembung halus mengalir deras dari dasar, naik, pecah, lalu lenyap tanpa jejak.
Lin Qiye menerima botol itu, diam sejenak sebelum menenggak isinya dengan nekat.
Cao Yuan yang juga memegang botol bir duduk di sisi Lin Qiye sambil menghela napas dengan pasrah.
“Aku tahu apa yang kau pikirkan.” Cao Yuan menoleh memandangnya, “Ganti nyawa adalah pilihan Sang Panglima Ye sendiri. Meski kau yang membawa kembali jantung Santo Pedang, bukan berarti kau harus bertanggung jawab atas kematiannya.”
“...Aku tahu.” Lin Qiye menggenggam botol alkohol, suaranya serak, “Tapi sebenarnya dia tak perlu nekat ganti nyawa. Segel Dewi Malam tidak ada batas waktu, bahkan setelah ratusan tahun, jantung Senior Santo Pedang akan tetap berdetak. Dalam rentang waktu panjang ini, mungkin... kita bisa menemukan cara lain untuk menghidupkannya kembali tanpa pengorbanan nyawa. Seandainya saat itu aku bisa cepat-cepat kembali ke Da Xia dan memberitahunya, mungkin dia tidak akan mati.”
Cao Yuan menyoroti profil wajah Lin Qiye, sorot matanya penuh dengan kerumitan.
“Kamu sudah berusaha keras, Qiye.” Cao Yuan menghela napas, “Kalau bukan karena kamu membawa kami, nekat menembus kabut, mungkin Santo Pedang Senior tidak akan bisa melangkah sejauh itu. Kalau bukan karena kamu, mungkin Santo Pedang Senior sudah menghilang selamanya... Kita akhirnya hanya manusia biasa, tidak bisa serba tahu dan serba bisa. Seperti katamu, kita hanya perlu menjaga baik-baik orang-orang dalam radius kemampuan kita di bawah naungan malam ini.”
Lin Qiye diam membisu. Ia hanya duduk di atas tembok kota, mengambil botol alkohol di tangannya, lalu nekat menenggak lagi isinya ke mulut.
“Pengorbanan Sang Panglima Ye, yang paling tersiksa seharusnya aku.” Cao Yuan berbicara pelan, “Kalau bukan karena dia, mungkin aku masih terkurung di area terdalam Lembaga Penyekatan, dikurung seperti binatang buas, apalagi bisa bergabung dengan Penjaga Malam, lalu masuk ke dalam 【Malam】... Aku juga tidak ingin dia mati begitu saja. Lagipula dia adalah penyelamatku, Sang Panglima Penjaga Malam Da Xia, orang yang menabur bibit untuk zaman ini. Tapi kalau ini memang pilihannya, kita harus menghormatinya, bukan menyesali kelambanan diri sendiri di sini.”
Lin Qiye tertegun.
Di saat yang sama, sebuah kapal datang dari utara, menyusup masuk ke dalam Guan Zai yang retak. Beberapa siluet menggotong tandu turun dari kapal, melewati sisi Lin Qiye dan rekannya.
Di atas tandu itu terbentang jubah merah tua, menutupi tubuh manusia yang sudah tak bernyawa terbaring di sana. Di samping tangan almarhum, terdapat pedang lurus bersarung.
Kekuatan spiritual Lin Qiye menyapu tandu, melihat jelas mayat di balik jubah itu, sorot matanya menyipit tajam.
“Ini adalah……”
Saat tandu melewati sisi mereka, Lin Qiye bertanya.
Di antara orang-orang yang mengangkat tandu, sorot mata Fang Zuo berkedip samar dengan melankolis pekat, menjelaskan: “Ini adalah penanggung jawab dadakan Gerbang Shenlong, mantan Wakil Kapten Tim 066, Lu Qiu. Demi menyampaikan intelijen gelombang monster secepatnya, dia menggunakan ‘Penarik Roh Iblis’ yang menghabiskan nyawanya, akhirnya berkorban di depan Gerbang Tujiao. Mayatnya dikirim kembali dari sana, kami sedang mempersiapkan pembersihan jenazah dan barang peninggalannya sebelum mengantarkan ke daratan... untuk dimakamkan.”
Lin Qiye dan Cao Yuan saling tatapan bertemu, bersamaan tenggelam dalam keheningan.
Wajah itu, tentu saja familiar bagi mereka.
Seandainya Lu Qiu tidak mengorbankan nyawa untuk menyampaikan intelijen, mungkin Lin Qiye dan yang lain tidak akan muncul di Gerbang Shenlong sekarang, bantuan Da Xia tidak akan datang secepat ini, bencana itu mungkin sudah menerobos ke daratan, menyebabkan kerusakan tak terkira……
Dalam pandangan mayoritas orang, tim 【Malam】 yang turun dari langitlah sang penyelamat, tapi sangat sedikit yang tahu, yang sesungguhnya menyelamatkan gerbang ini dan mencegah bencana adalah seorang Penjaga Malam bernama Lu Qiu.
Chapter 0793 Kembali ke Shangjing
“Sang Panglima Zuo sebelum pergi sudah meninggalkan perintah, untuk mengembalikannya ke pos tim asal dan dimakamkan secara layak, serta dianugerahi medali 'Bintang' individu. Keluarganya juga akan mendapatkan santunan yang besar...” Fang Zuo menunduk memandangi mayat yang terbaring di tandu, tersenyum getir. “Sekarang dia yang paling gemilang di antara kita saudara-saudara yang pertama sukarela ditugaskan menjaga gerbang perang ini...”
Setelah lama menatap mayat itu, Lin Qiye baru bersuara serak, “Dia... masih punya wasiat terakhir?”
Fang Zuo tertegun: “Wasiat memang ada... Tapi hanya berharap aku bisa menitipkan putranya. Aku memang dekat dengannya, dulu anaknya memanggilku Paman Fang. Tapi sekarang sedang masa pemberontakan, dia agak khawatir.”
“Putranya?” Cao Yuan bertanya, “Siapa namanya?”
“Lu Baoyou.”
Lin Qiye mengangguk, diam-diam mencatat nama itu.
Setelah beberapa orang mengangkat tandu pergi, Lin Qiye kembali duduk di tembok kota, melamun memandang cakrawala laut di kejauhan.
“Apa yang kau pikirkan?” Cao Yuan bertanya sambil mengerutkan kening.
Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, perlahan menutup kelopak matanya. Cahaya senja dan laut dalam pandangannya telah menghilang, tergantikan oleh kegelapan pekat.
Dia mengulurkan tangan ke langit, seolah ingin menggenggam sesuatu.
“Aku berpikir... mungkin suatu hari nanti, aku akan menyelimuti seluruh Da Xia dengan senja ini.”
……
Suatu tempat di Da Xia.
Di dalam gudang yang ditinggalkan dan kosong, siluet berjubah kelabu dengan topeng pusaran membuka pintu besar yang berat, melangkah masuk. Langkah kakinya bergema berat di antara remang-remang gudang.
Dia berjalan ke pusat gudang, lalu menghentikan langkahnya.
"Kapten, ada kabar dari Sang Panglima Zuo. Krisis telah diatasi, kita tidak perlu lagi menjelajahi waktu." Suara lembut sang pusaran berbicara.
Di tanah lapang di hadapannya, siluet lain duduk bersila dengan tenang. Sebilah pedang besar tergeletak melintang di depannya. Topeng bertuliskan "Wang" yang tadinya menunduk perlahan terangkat, memperlihatkan sepasang bola mata yang tenang namun lelah.
"Tidak perlu?" Wang Mian bertanya dengan heran, "Bukankah katanya waktu sudah tidak cukup?"
"Lin Qiye dan yang lain sudah kembali. Mereka berhasil mempertahankan Pintu Naga Terbenam." Sang pusaran tak kuasa menahan decak kagum, "Benar-benar generasi muda menggeser yang tua... Kemajuan para penerus ini sungguh mengerikan. Katanya mereka akan segera kembali ke Shangjing untuk pendaftaran resmi, plus upacara pemberian dua medali 'Lautan Bintang'."
"Lin Qiye?"
Wang Mian mengulang nama itu perlahan. Dalam pikirannya muncul bayangan pemuda bermata emas dari masa pelatihan dulu. Di balik topeng, sudut bibirnya melengkung lembut, "Akhirnya mereka kembali juga..."
Wang Mian bangkit perlahan dari lantai, menyimpan 【Yi Yuan】 di pinggangnya. Dengan kepala sedikit menunduk, ia melepas topeng "Wang"-nya dan berjalan menuju sinar matahari cerah di luar gudang.
Angin sepoi-sepoi bagai tangan tak kasat mata yang lembut, mengangkat helai rambut perak Wang Mian. Dia mengangkat wajah yang mulai berkerut itu, memicingkan mata menatap matahari yang menggantung di langit cerah melalui celah-celah jarinya.
"Tekanan kita akhirnya bisa sedikit mereda..."
……
Kota Shangjing.
Pos Tim 006.
Shao Pingge meletakkan telepon, menghela napas lega sebelum terlentang di kursi santai belakang meja kerjanya, lalu menguap lebar dengan malas.
"Kenapa kamu mau tidur lagi?" Yuan Gang berdiri di depan meja, cemberut bertanya dengan nada tergesa: "Kondisi sebenarnya bagaimana? Cepat katakan! Apakah gelombang monster sudah berhasil dihentikan?!"
"Tenanglah, krisis sudah teratasi." Shao Pingge berbicara dengan tenang, "Tim Khusus Kelima telah kembali, berhasil mempertahankan. Sekarang mereka sedang dalam penerbangan kembali ke Shangjing, diperkirakan sampai sore ini."
Yuan Gang tertegun, "Lin Qiye dan kawan-kawan sudah kembali?"
Saat itu, bayangan tujuh siluet yang pernah berdiri di luar rumah dengan payung hitam di tengah hujan, lalu terbang mengendarai awan, tiba-tiba muncul kembali dalam ingatannya.
"Sudah dua tahun berlalu..." Shao Pingge terbaring sambil menatap langit-langit kosong, berbicara pelan, "Kepulangan mereka benar-benar tepat waktu."
"Iya, sudah saatnya mereka mengambil kembali apa yang menjadi hak mereka."
"Ngomong-ngomong, mereka sampai di Shangjing sore ini. Maukah kamu menjemput di bandara?"
Yuan Gang mendengar kalimat ini, wajahnya memerah getir, "Aku? Sekarang mana ada waktu untuk menjemput? Pelatihan Terpusat tahun ini segera dimulai, daftar peserta belum selesai diarsipkan, urusan pelatih juga belum jelas, aku sudah beberapa hari tak tidur, kamu kan tahu……"
"Iya juga ya, pekerjaanmu memang sangat sibuk." Shao Pingge mengangguk, "Tapi siang ini aku masih ada rapat di markas, juga tidak bisa pergi... Bagaimana kalau kamu menyuruh Xiao Zhang untuk menjemput?"
"Hanya bisa begitu."
Yuan Gang berbalik hendak meninggalkan kantor, teringat sesuatu, kembali bertanya, "Ngomong-ngomong, kamu yakin mau memasukkan Zhenzhen ke Pelatihan Terpusat angkatan ini? Usianya masih terlalu muda."
Shao Pinggo berhenti sejenak, mengangguk.
"Lepaskan saja. Sekarang 'Penjaga Malam' sedang kekurangan orang, kemampuannya sangat khusus, jika digunakan dengan baik, mungkin di masa depan bisa sangat berguna... Apalagi, beberapa waktu lagi kita akan pergi, dia tidak bisa selamanya tumbuh di bawah perlindungan tim kecil kita. Meski Zhenzhen nakal, tapi sangat pintar, dia bisa menjaga diri sendiri."
Yuan Gang diam sejenak, lalu mengangguk.
"Aku mengerti."
……
Kota Shangjing.
Sebuah pesawat perlahan mendarat dari langit biru, berhenti di landasan militer Kota Shangjing.
Pintu kabin pesawat terbuka, Bai Li Pangpang yang pertama keluar. Ia meregangkan persendiannya, berkomentar: "Lama tidak naik pesawat... Da Xia memang lebih nyaman."
【Malam】Anggota tim lainnya turun dari pesawat satu per satu. Cao Yuan melirik ke 4 minggu, bertanya dengan bingung: "Bukankah seharusnya ada yang menjemput kita di Shangjing? Mana orangnya?"
"Apakah itu Pelatih Yuan Gang?" tanya Bai Li Pangpang.
"Bukan. Pelatih Yuan sudah menelepon. Dia sedang sibuk mempersiapkan kamp pelatihan angkatan ini, jadi tidak bisa menyambut kita. Yang datang adalah anggota baru tim Shangjing." Lin Qiye menjelaskan sambil menyapu sekeliling dengan kekuatan spiritual. "Ketemu! Sebuah mobil Jeep militer dengan plat nomor tentara sedang menunggu lampu merah di seberang jalan."
"Apa kita yang terlalu cepat?"
"Tidak. Dia yang terlambat."
An Qingyu melihat jam, lalu menjawab.
Tujuh orang itu meninggalkan landasan militer dan langsung menuju pinggir jalan. Baru saat itulah Jeep militer terlihat letih dari perjalanan itu masuk ke persimpangan.
Pintu kursi pengemudi terbuka. Seorang pria tinggi kurus turun dengan wajah malu-malu sambil mengucapkan permintaan maaf:
"Maaf sekali. Tim kami tadi ada insiden tak terduga, membuat kalian menunggu lama." Dia mendekati pinggir jalan dan menjabat tangan anggota【Malam】satu per satu. "Nama saya Zhang Zhengting, anggota Tim 006 Penjaga Malam di Kota Shangjing. Dua tahun lalu di hari hujan, kita pernah bertarung terpisah pintu rumah kecil bergaya."
Chapter 0794 Jubah Malam
Lin Qiye melanjutkan obrolan sembari mengamati pria itu.
“Sekitar usia 28-29 tahun, rambut pendek, terlihat bersih dan tegas. Gerak-geriknya penuh kewaspadaan dan kekuatan, seolah berasal dari latar belakang militer. Dari gelombang aura yang dipancarkan tubuhnya, ini adalah petarung level 'Wu Liang'.”
“Dua tahun lalu, dia adalah salah satu anggota tim Shangjing yang bertubrukan aura dengan Lin Qiye dan kawan-kawan.”
“Kapten Lin, Anda jauh lebih muda dari yang kubayangkan.” Zhang Zhengting memandang wajah luar biasa muda Lin Qiye, tersenyum sinis. “Dua tahun lalu, gelombang aura Anda saat itu hampir membuatku muntah darah.”
“Saat itu kondisinya darurat, sungguh maaf.” Lin Qiye agak canggung.
Setelah melanjutkan obrolan, beberapa orang itu naik ke mobil.
Zhang Zhengting mengencangkan sabuk pengaman, menoleh memandang Lin Qiye yang duduk di sampingnya, "Kapten Lin, karena prosedur pemberian medali 'Lautan Bintang' kedua belum selesai, jadi upacara penganugerahan mungkin masih perlu dua hari lagi. Kami sudah menyiapkan tempat tinggal untuk kalian, menurut Anda apakah perlu pulang istirahat dulu? Atau langsung mendaftar di markas?"
"Langsung daftar saja, kami juga tidak terlalu lelah." Jawab Lin Qiye.
Meski baru saja melewati pertempuran sengit, di Pintu Naga Terbenam dan pesawat semua orang sudah beristirahat cukup lama, apalagi mereka sudah menunggu hari ini selama dua tahun, tentu tidak ingin menunda lagi.
"Paham."
Zhang Zhengting menghidupkan mobil, langsung menuju arah markas Penjaga Malam.
Satu jam kemudian, mobil-mobil itu memasuki markas Penjaga Malam.
Markas Penjaga Malam di Kota Shangjing adalah pusat pengambilan keputusan sebenarnya dari Da Xia Night Watch. Berbeda dengan pos penjagaan biasa, tempat ini lebih menyerupai kompleks perkantoran multifungsi yang menangani urusan seluruh tim Penjaga Malam di wilayah Da Xia. Terdiri dari berbagai departemen yang saling berkoordinasi, ia beroperasi layaknya instrumen presisi yang efisien.
Target Lin Qiye dan rombongan kali ini adalah area pendaftaran tim di kantor tersebut. Dari 332 tim Penjaga Malam di Da Xia, setiap perubahan personel wajib didaftarkan di sini - tak terkecuali tim khusus sekalipun.
Para kru yang sibuk berlalu-lalang di lobi tiba-tiba menghentikan aktivitas mereka ketika tujuh siluet membuka pintu utama markas dan berjalan mantap menuju area pusat.
Kehadiran mereka langsung menyedot perhatian seluruh staf yang ada.
Lazimnya, hanya staf administrasi atau petinggi Penjaga Malam yang bekerja di sini. Setelah bertahun-tahun bekerja sama, wajah-wajah di kompleks ini sudah saling familiar. Namun ketujuh pendatang baru ini sama sekali asing bagi mereka.
Meski jelas terlihat sebagai satu tim, hanya beberapa tim khusus tertentu yang memiliki hak istimewa untuk memasuki markas dengan seluruh personelnya.
Baik 【Topeng Palsu】, 【Phoenix】, maupun 【Ling Mei】 - semua tim khusus yang pernah mereka lihat - tak satu pun cocok dengan profil tujuh pemuda di hadapan mereka ini.
Beberapa staf yang lebih update tampak tersadar akan sesuatu, mata mereka langsung berbinar penuh antisipasi!
Dengan pandangan fokus, Lin Qiye dan keenam rekannya melangkah menuju meja pendaftaran.
“Halo.” kru yang duduk di area pendaftaran tertegun sejenak, baru kembali sadar, “…Ada yang bisa saya bantu?”
“Halo.” Lin Qiye tersenyum sopan, “Tolong daftarkan informasi tim kami.”
“Ah, baik… Kalian dari tim mana?”
“Da Xia Night Watch, tim khusus Nomor 005. Saya kapten Lin Qiye.”
Suara ini muncul seketika, seluruh area kantor terjebak dalam kesunyian maut. Setelah keheningan singkat, kru yang diam-diam menonton di sekitar langsung berbisik-bisik dengan emosi.
“Ternyata tim khusus ke-5! Pagi tadi baru dengar kabar mereka kembali!”
“Tim khusus ke-5? Itu tim yang hilang di kabut dua tahun lalu?”
“Ya! Beberapa hari lalu ada rumor, selama dua tahun hilang mereka menembus 'Lingkaran Manusia' di Jepang, langsung meraih medali 'Lautan Bintang'.”
“Dari arah Gerbang Naga Terbenam juga terdengar kabar, tim khusus ke-5 menghalangi invasi gelombang monster level malapetaka kedua, dapat medali 'Lautan Bintang' lagi. Total sudah dua!”
“Benarkah? Di tim khusus lain, yang dapat dua medali 'Lautan Bintang' sepertinya cuma 【Topeng Palsu】 kan?”
“Tentu benar!”
“Itu Kapten Lin Qiye? Tampan banget!”
“……”
Lin Qiye mendengar bisikan sekitar, sudut mulutnya kedutan tak kasatmata.
“Tim khusus ke-5 ya?” kru mengedipkan mata, “Baik, tunggu sebentar.”
Dia berdiri, mengeluarkan beberapa dokumen rahasia dari arsip di belakang, dan meletakkannya di atas meja.
"Tolong semua menunjukkan lencana masing-masing, lalu isi informasi setiap anggota tim di formulir ini. Konfirmasikan posisi kapten dan wakil kapten. Untuk tim khusus, perlu menentukan kode nama seperti 【Topeng Palsu】 atau 【Phoenix】..."
Lin Qiye menerima dokumen, tanpa ragu menulis 【Malam】 di kolom kode nama.
Di kolom kapten, dia menulis namanya sendiri. Ini sesuai kesepakatan dengan Ye Fan yang membebaskannya dari Lembaga Penyekatan dulu - tanpa Lin Qiye sebagai kapten, Tim Khusus ke-5 tak mungkin terbentuk.
Kemudian dia menengadah, memandang anggota tim di belakangnya.
"Kita masih butuh seorang wakil kapten..."
Semua serentak menoleh ke arah An Qingyu.
An Qingyu mengedipkan mata, hendak menolak, tapi Lin Qiye sudah berpaling.
"Sudahlah. Taktik pengelakanmu takkan berhasil. Posisi wakil kapten ini pasti jatuh ke tanganmu," gumam Lin Qiye.
An Qingyu: ……
Di kolom wakil kapten, Lin Qiye langsung menulis "An Qingyu".
Wakil Kapten Tim 【Malam】: An Qingyu.
"【Malam】..." petugas mengambil dokumen itu, membacakan nama dengan lembut.
“Beberapa saat kemudian, dia kembali berbicara, "Kalau begitu, terakhir kita perlu mengonfirmasi warna jubah tim kalian. Jubah tim khusus semuanya dibuat khusus, kalian bisa memilih warna yang menjadi simbol tim kalian untuk dibuatkan ulang. Tapi hitam, emas, dan kelabu sudah tidak bisa dipilih."”
Alasan mengapa warna-warna itu tidak bisa dipilih sangat jelas dalam pikiran Lin Qiye. Warna jubah tim khusus melambangkan identitas masing-masing tim, sehingga tidak boleh sama. Sedangkan hitam, emas, dan kelabu masing-masing adalah warna jubah 【Ling Mei】, 【Phoenix】, dan 【Topeng Palsu】.
Warna ya...
Lin Qiye menutup matanya. Dalam pikirannya tiba-tiba muncul bayangan senja di luar kabut dua tahun silam. Di garis terdepan senja itu, Nyx mengenakan gaun bertabur bintang, memegang pedang panjang, menginjak lautan darah merah marun, menyerbu Olympus.
Senja, lautan darah, kegelapan... merah marun.
Lin Qiye menoleh, berdiskusi sebentar dengan beberapa anggota tim lainnya, akhirnya kembali ke etalase dan perlahan mulai berbicara:
"Kami memilih... merah marun."
Chapter 0795 "Latihan!"
Mobil jeep hitam melesat di jalan raya.
"Kapten Lin, maukah Anda mampir dulu ke markas Tim 006 kami?" Zhang Zhengting yang sedang menyetir menoleh ke arah Lin Qiye, "Pertempuran dua tahun lalu, tim kami tidak sempat menyapa kalian secara langsung. Kami semua masih merasa sangat menyesal. Kebetulan kali ini kalian datang ke Shangjing, bagaimana kalau kita makan bersama dan berkenalan? Kebetulan malam ini Kapten Shao akan kembali dari rapat, dia juga selalu ingin berbincang dengan Anda."
Lin Qiye tertegun sejenak, setelah ragu beberapa saat, dia mengangguk, "Tidak masalah."
Sebenarnya, meski dulu kami pernah bentrok dengan Tim 006, selain Yuan Gang, tak satu pun anggota Tim 006 yang pernah kami lihat. Saat itu meski hanya pertarungan aura, tapi kami tetap melukai mereka. Wajar jika kami harus mengunjungi mereka.
Adapun kapten Tim 006 Shao Pingge, Lin Qiye sudah ingin bertemu dengannya sejak bertahun-tahun lalu.
Dari intel yang didapat, dulu Shao Pingge ini dan Chen Muye dijuluki "Dua Hantu Hitam-Putih" di Shangjing, hubungan mereka sangat erat. Melalui dia mungkin bisa dapat lebih banyak informasi tentang Chen Muye.
Apalagi dua tahun lalu Shao Pingge mempertaruhkan jabatannya dengan memberikan kartu nama Tim【Blue Rain】kepada kami sebelum kami resmi terdaftar sebagai tim khusus. Tanpa itu kami bahkan tak bisa masuk kabut, apalagi menyelamatkan Zhou Ping.
Budi sebesar ini memang punya bobot yang tak ringan.
Melihat Lin Qiye setuju, sorot mata Zhang Zhengting berkilau gembira. Dia menginjak gas, melajukan mobil menuju markas Tim 006.
……
Tak lama kemudian, mobil berhenti pelan di depan rumah kecil bergaya yang antik.
Lin Qiye dan yang lain turun, mengikuti Zhang Zhengting ke pintu. Yang terakhir membuka pintu, menunggu di samping, lalu memberi isyarat tangan mengajak masuk.
“Eh？” Bai Li Pangpang baru saja masuk pintu, menginjak batu bata hijau baru di lantai dengan kakinya, bertanya dengan bingung, "Perabotan di sini semua bernuansa vintage, tapi batu bata ini... kenapa semuanya baru banget?"
“……”
Zhang Zhengting tak berdaya membuka mulut, "Ini harusnya ditanya ke kalian."
Bai Li Pangpang tertegun, sepertinya tak paham maksud Zhang Zhengting. An Qingyu mendekatkan telinganya, berbisik pelan: "Ini hasil penghancuran kita dua tahun lalu..."
Bai Li Pangpang tersadar.
Zhang Zhengting batuk ringan dua kali untuk meredakan suasana canggung, berkata, "Rumah kecil bergaya ini sudah ada sejak 60-70 tahun lalu. Ketika itu kapten tim Shangjing membeli properti ini, sejak itu dijadikan markas Tim 006. Meski personel terus berganti, lokasi ini tetap dipertahankan. Arah sana area hunian anggota tim, sebelah sana zona kantor kapten, dan yang lebih jauh lagi tempat latihan rutin..."
Sambil berjalan, Zhang Zhengting memperkenalkan rumah ini pada Lin Qiye dan lainnya.
"Sekarang Kapten Shao Pingge sedang rapat, Wakil Kapten Yuan Gang juga masih sibuk di luar. Jadi sekarang di halaman mungkin ada sekitar 8-9 anggota..."
"Delapan sembilan anggota?"
Mendengar angka ini, Lin Qiye mengerutkan kening, "Tidak mungkin. Batas maksimal personel tim Penjaga Malam kan cuma sembilan? Lagipula waktu kami berkunjung dulu, tim kalian sepertinya tidak sebanyak ini..."
“Itu sudah dua tahun yang lalu.” Zhang Zhengting menjelaskan sambil tertawa, “Selama dua tahun ini, ‘Penjaga Malam’ meningkatkan kuota perekrutan prajurit baru. Tahun lalu jumlah prajurit baru yang direkrut kira-kira dua kali lipat angkatanmu, tahun ini sepertinya akan diperluas sampai tiga kali lipat... Dengan banyaknya prajurit baru ini, setelah mereka lulus, pasokan SDM segar untuk setiap tim juga meningkat. Di Tim 006 Kota Shangjing kami, sekarang ada lima anggota yang semuanya prajurit baru yang bergabung dalam dua tahun terakhir.”
“Kenapa tiba-tiba merekrut begitu banyak orang baru?” Bai Li Pangpang bertanya dengan wajah mengerut.
“Ini karena persiapan perang.” An Qingyu mendorong kacamatanya, menjawab menggantikan Zhang Zhengting, “Saat masih di Benteng Shenlong, aku sudah berpikir - bagaimana mungkin benteng perang di perbatasan hanya dijaga segelintir ‘Penjaga Malam’... Tapi setelah kuhitung, fenomena ini sebenarnya wajar. Jumlah ‘Penjaga Malam’ di Da Xia memang terbatas. Dengan kewajiban menjaga berbagai kota yang sudah ada, mustahil mengerahkan lebih banyak personel untuk benteng perang. Ini jelas tidak berkelanjutan, jadi solusi paling langsung adalah merekrut lebih banyak prajurit baru untuk meningkatkan jumlah personel. Masuknya banyak rekrutan baru membuat jumlah personel ‘Penjaga Malam’ di berbagai daerah bertambah. Ketika proses transfer pengalaman antara veteran dan rekrutan selesai, tepat saat itulah dua belas benteng perang akan rampung. Jika tebakanku benar, saat itu pihak berwenang akan menarik sebagian besar veteran ke benteng perang, menyisakan prajurit baru yang belum berpengalaman untuk menjaga kota-kota.”
An Qingyu berhenti sejenak, lalu melanjutkan:
“Seandainya hari itu tiba, itu artinya... perang, benar-benar akan datang.”
Zhang Zhengting memandang An Qingyu dengan heran, lalu mengangguk, “Benar, memang karena alasan ini.”
Sambil berbicara, beberapa orang itu telah sampai di luar lapangan latihan.
“Kira-kira waktunya, sekarang anggota tim kita seharusnya sedang latihan, mari kita masuk untuk melihat... Ya??”
Begitu Zhang Zhengting mendekati pintu lapangan latihan, seluruh tubuhnya tiba-tiba membeku di tempat.
Terlihat di dalam lapangan, beberapa anggota tim masing-masing berdiri di sudut-sudut lapangan: satu orang menggendong gunung palsu yang dipenuhi lumut dengan penuh kelembutan; seorang lagi berjongkok di depan lubang tikus di bawah tiang, mengungkapkan cinta pada semut yang lewat; dua pria kekar saling menggenggam tangan, saling menatap penuh perasaan seolah sebentar lagi akan berciuman halus...
Di luar lapangan latihan, Lin Qiye dan yang lain yang menyaksikan langsung pemandangan ini langsung membatu.
“Ini...” Bai Li Pangpang tak tahan menelan ludah, “Latihan tim kalian... biasanya selalu punya nuansa mesra seperti ini?”
Mereka seperti baru menemukan rahasia besar Tim 006 yang mengejutkan...
Jangan-jangan akan dibungkam?!
“Tidak...”
Zhang Zhengting seakan teringat sesuatu, alisnya langsung berkerut, “Zhenzhen?”
Zhang Zhengting segera mendekati beberapa anggota itu, mengulurkan tangan dan mengetuk keras-keras pelipis mereka. Anggota yang terkena ketukan terlihat bingung sejenak, lalu sorot mata mereka kembali hidup.
“Zheng Ting?” Salah satu anggota tim yang melihat Zhang Zhengting dengan wajah sedikit muram di hadapannya, tertegun sejenak, "Aku ini..."
"Kalian terjebak dalam Divine Ruins milik Zhenzhen." Pandangan Zhang Zhengting menyapu sekeliling, "Zhenzhen mana? Dia pergi ke mana?"
Anggota tim itu membuka mulutnya, senyum getir mengembang di sudut bibirnya...
"Zhenzhen... kabur dari rumah."
Chapter 0796 Li Zhenzhen
Kota Shangjing.
Sebuah gang sepi.
Seorang gadis remaja berusia 16-17 tahun mengenakan jas baseball merah terang, menyimpan kedua tangan di saku, berjalan membungkuk di tengah jalan dengan lingkaran matanya sedikit memerah.
"Apa sih... Siapa yang butuh kalian urusi? Aku bisa hidup baik-baik sendiri!"
Ia berbisik pelan, menengadah tinggi-tinggi sambil mengedipkan mata dengan kuat, berusaha mencegah air mata keluar.
Sepanjang jalan ia terus-menerus menunduk dan menengadah bergantian, memaksa tak setetes air mata pun bisa menembus pertahanan psikologisnya dari sorot mata penuh kegetiran itu.
Saat tiba di persimpangan gang, seolah kesal, ia menyepak kaleng minuman di sudut.
Kaleng itu memantul beberapa kali di dinding gang, dengan nasib sial mendarat di sisi lain jalan dan menghantam keras dahi seorang preman yang sedang berjongkok, meninggalkan bekas merah halus.
Empat lima preman yang sedang berjongkok di pinggir jalan membeku melihat garis merah di kepala sang pemimpin.
"Waduh! Kakak sulung, tidak apa-apa?!"
"Siapa?! Berani-beraninya menyergap kakak sulung?"
“Yang perempuan itu, pukul dia!”
Beberapa preman langsung melihat gadis remaja berbaju baseball merah terang di seberang jalan, bangkit berdiri dari tanah, tidak peduli lampu merah yang berkedip di atas kepala, dengan galak dan menyeramkan langsung menerjang ke seberang jalan!
Gadis itu mengedipkan mata, tidak hanya tidak menunjukkan sedikit pun ketakutan, wajahnya malah menunjukkan ekspresi gembira.
Baru saja dia menginjakkan langkah, seolah teringat sesuatu, pandangannya tertuju pada kamera pengawas di dekat lampu merah, diam sejenak sebelum menarik kembali kaki kanannya yang sudah melangkah, mundur beberapa langkah ke dalam gang di belakangnya, lalu dengan penuh provokasi melambaikan tangannya ke arah para preman yang sedang menyeberang.
Gerakan ini kembali memicu kemarahan dalam hati para preman, mereka menerjang masuk ke gang, mengambil secara acak ubin yang berhamburan dan pipa besi di kedua sisi, berkata dengan penuh kemarahan:
“Cuma anak perempuan kecil, benar-benar tidak tahu diri... Pukul! Pukulan mematikan!”
Delapan sembilan preman langsung berbondong-bondong menyerbu!
……
“Zhenzhen?”
Mendengar nama ini, sorot mata Lin Qiye dan yang lain dipenuhi kebingungan, “Apakah ini anggota Tim 006 kalian?”
“Bukan.” Zhang Zhengting menghela napas dengan pasrah, “Li Zhenzhen adalah gadis yang diselamatkan tim kami beberapa tahun lalu dalam kegiatan pembersihan 'misteri' Tingkat 'Wu Liang'. Saat itu 'misteri' tersebut meledak dan menerjang panti penampungan kucing dan anjing liar. Yang mengelola panti itu adalah keluarga beranggotakan empat orang. Di masa awal, tuan rumah panti ini mengumpulkan banyak uang dari usaha bisnisnya, kehidupan keluarga mereka pun cukup baik. Di masa pensiun dini, dia membuka toko ini untuk menampung kucing dan anjing liar tanpa bayaran, bisa dibilang untuk mengumpulkan karma baik bagi anak-anaknya... Sayang, setelah 'misteri' itu menerjang panti, kekuatan yang dilepaskannya membakar semua orang dan hewan di dalamnya menjadi abu. Dari keluarga empat orang itu, hanya putri bungsu yang selamat karena kebetulan pergi membeli ubi jalar untuk ibunya.”
Mendengar kisah ini, Lin Qiye dan yang lain secara bersamaan terdiam.
“Apakah gadis itu adalah Li Zhenzhen yang kalian sebutkan?” Setelah waktu yang lama, Lin Qiye bertanya, “Tapi untuk anak di bawah umur yang selamat dari invasi 'misteri', seharusnya markas punya tempat khusus untuk menempatkan mereka, bukan? Mengapa dia tetap bersama tim kalian?”
“Awalnya, kami memang berencana menangani dia sesuai prosedur…” Zhang Zhengting tersenyum getir sambil berkata, “Tapi siapa sangka, tepat di malam keluarganya tewas, seorang dewa tiba-tiba muncul dan memilihnya menjadi agen. Kalian tahu, begitu ada agen dewa, cara penanganan biasa tak bisa dipakai. Setelah berdiskusi dengan markas besar, mengingat Li Zhenzhen masih terlalu muda untuk bergabung dengan 'Penjaga Malam', ditambah kondisi mentalnya sangat labil pasca pembunuhan keluarganya, kami memutuskan untuk sementara menitipkannya di Tim Shangjing. Melalui kehidupan bersama yang intens, kami berharap bisa menyembuhkan lukanya perlahan dan membantunya beradaptasi dengan komunitas Penjaga Malam.”
“Ternyata begitu, dia agen dewa ya…”
Lin Qiye mengangguk pelan.
Status sebagai agen dewa memang mengubah segalanya. Kebijakan Shangjing sangat tepat. Dulu ketika Lin Qiye sendiri menjadi agen Serafim, dia langsung dimasukkan ke Tim 136 Cangnan sebagai anggota persiapan untuk beradaptasi dengan Penjaga Malam.
Perbedaannya, Li Zhenzhen waktu itu masih terlalu kecil sehingga perlu waktu lebih lama berproses di Tim Shangjing.
“Ngomong-ngomong, dia agen dewa apa ya?” tanya Bai Li Pangpang penasaran.
Ekspresi Zhang Zhengting membeku. Tangannya menggaruk-garuk kepala canggung, “Dewa yang diwakilinya itu… bagaimana ya… sangat… spesial?”
……
“Oh～～Putri Zhenzhen yang paling kucintai! Tolong biarkan sol sepatumu lebih lama menempel di wajahku, bisa sedekat ini denganmu adalah keberuntungan terbesarku dalam hidup ini!”
“Terima kasih pada kaleng nasib yang mempertemukan kita, kalau bukan karena itu, mungkin... aku tak akan pernah benar-benar mengerti bagaimana rasanya jatuh cinta pada seseorang～”
“Zhenzhen! Jangan tinggalkan aku! Zhenzhen! Kita tak bisa kehilanganmu, Zhenzhen!”
“Inilah cinta!! Cinta！！！”
“……”
Di dalam gang, beberapa preman yang awalnya galak dan menyeramkan kini sudah menangis histeris tergeletak di tanah. Mereka mengangkat kantung mata hitam legam, sorot mata penuh air mata itu memancarkan cinta sedalam lautan...
Li Zhenzhen menendang seorang preman yang terus meraih sol sepatunya, sambil membalikkan matanya.
Dia berbalik, busur panah emas di tangan kanannya menghilang ditiup angin sepoi-sepoi. Setelah memutar-mutar lehernya, dia menarik napas lega...
Berkelahi, ternyata cara terbaik untuk menyalurkan emosi!
Tidak begitu menyiksa lagi.
Dengan suasana hati yang membaik, Li Zhenzhen kembali menyusuri gang. Baru saja melewati dua sudut, sorot matanya tiba-tiba menyipit tajam.
Di dinding retak gang seberang, seekor kucing putih bermata dua warna sedang duduk diam-diam. Dua bola matanya yang kuning dan merah menatapnya dengan pandangan dalam sekaligus tidak beres.
“Kucing liar?” Hati Li Zhenzhen berdesir. Dia segera mendekati dinding retak itu, mengamati kucing putih yang luar biasa cantik ini.
“Benar-benar varietas yang langka ya... Tubuhnya bersih, tidak seperti kucing yang lama berkeliaran di luar, mungkin baru terpisah dari pemiliknya?” Li Zhenzhen bergumam.
Dengan hati-hati dia mengulurkan tangan, ujung jarinya perlahan mencoba menyentuh dagu kucing putih itu, berusaha menggendongnya turun dari dinding retak.
“Apakah kamu Agen Dewa?”
Tiba-tiba, kucing putih yang menindih di dinding retak itu berbicara dengan bahasa manusia.
Pupil Li Zhenzhen menyempit tajam, refleks dia mundur cepat dua langkah. Tangannya menggenggam udara kosong, busur panjang keemasan langsung muncul di telapak tangannya. Ujung jari kanannya mengumpulkan panah berbulu dengan mata merah berbentuk hati, dipasang di busur sementara wajahnya penuh kewaspadaan.
“Kamu... siapa?”
Chapter 0797 Agen Dewa Cinta
“Dewa Cinta Cupid?!”
Mendengar jawaban ini, Bai Li Pangpang menganga lebar, “Dewa macam apa ini yang sampai perlu mencari agen? Apa tingkat kelahiran Da Xia sudah begitu rendah sampai dewa turun tangan?”
“Hanya Li Zhenzhen sendiri yang tahu mengapa Cupid memilihnya jadi agen.” Zhang Tingting mengangkat bahu, “Meski dewa cinta ini kurang kemampuan tempur, tapi tetap saja dia dewa. Kalau bukan karena Cupid memilih Li Zhenzhen hari itu, mungkin kita takkan menyangka dewa cinta benar-benar ada... Setelah itu, Cupit dimasukkan dalam urutan dewa yang diamati Da Xia dengan nomor 019.”
“Kalau begitu Divine Ruins Li Zhenzhen? Apakah juga ada hubungannya dengan cinta?”
“Divine Ruins Li Zhenzhen adalah 【Cinta Palsu】 urutan 030. Saat ini dia masih di tingkat 'Zhan', bisa mengumpulkan busur panah dewa cinta. Siapapun yang terkena panah itu akan segera merasakan perasaan cinta pada target yang ditentukannya dalam waktu singkat...”
“Divine Ruins peringkat bawah ya...” Lin Qiye mengangguk, “Tapi meski urutannya jauh, tetap saja itu Divine Ruins.”
“Iya. Makanya perkembangan dia selalu mendapat perhatian markas. Namanya ada dalam daftar Pelatihan Terpusat prajurit baru Penjaga Malam tahun ini. Meski usianya masih muda, mengingat situasi darurat saat ini, Da Xia membutuhkan Agen Dewa ini.”
“Memaafkan.”
Zhang Zhengting membawa anggota Tim 006 lainnya menyapa singkat Lin Qiye dan kawan-kawan. Meski senang dengan kedatangan mereka, raut wajah mereka tetap murung. Pikiran mereka masih tertuju pada gadis remaja yang kabur dari rumah itu.
“Kalian semua, sungguh kami minta maaf.”
Zhang Zhengting berkata dengan wajah penuh penyesalan, “Pertama kali mengajak kalian mengunjungi tim kami, malah terjadi insiden seperti ini... Makan malam bersama malam ini mungkin harus dibatalkan. Kami harus segera keluar mencari Zhenzhen. Saat ini masih ada beberapa 'misteri' tingkat 'Kolam' yang bersembunyi di Shangjing. Beberapa anggota lain masih dalam proses pelacakan, tapi jejak 'misteri' ini sudah menghilang sementara. Aku khawatir Zhenzhen akan mengalami insiden tak terduga.”
An Qingyu mendorong kacamatanya, "Kalian Tim 006 yang mengelola kota sebesar ini, tidak punya metode pencarian radius luas?"
"Zhenzhen selama ini selalu ikut operasi kami, sangat paham cara pelacakan kita. Mustahil dia terpantau kamera biasa. Seandainya kapten ada, pasti cepat ketemu posisinya... Sayang, dia masih rapat, telepon juga sama sekali tidak bisa dihubungi."
Zhang Zhengting menghela napas.
Lin Qiye mengangkat alisnya, menoleh ke arah An Qingyu dan yang lain di belakangnya, saling bertatapan lalu mengangguk ringan.
"Kita bisa bantu." Kata Lin Qiye kepada Zhang Zhengting, "Dalam hal mencari orang, tim kami masih punya beberapa cara..."
"Ini..." Zhang Zhengting tampak ragu, "Kalian kan tamu, terlalu merepotkan kalau sampai begini..."
"Tidak apa." Bai Li Pangpang tersenyum kecut, ia menunjuk ubin baru di lantai, "Anggap saja ini ganti rugi untuk ubin yang kami hancurkan dua tahun lalu."
Mendengar ini, Zhang Zhengting tertegun sejenak, lalu senyum mengembang di bibirnya.
"Kalau begitu maaf merepotkan."
Zhang Zhengting mengambil sebuah foto dari dalam ruangan, mengulurkannya pada Lin Qiye, "Ini foto Zhenzhen dua hari lalu."
Lin Qiye menghafal rupa Li Zhenzhen, lalu memberikan foto itu ke An Qingyu. melirik sebentar lalu mengangguk.
"Ngomong-ngomong, aku ada pertanyaan." Jia Lan bertanya sambil mengerutkan kening, "Apa anak ini kabur dari rumah karena tidak mau ikut kamp pelatihan?"
"Ini..."
“Zhang Zhengting menggaruk kepalanya,”Seharusnya tidak… Lagipula beberapa tahun lalu dia sudah bacot mau ikut kamp pelatihan, lalu resmi jadi Penjaga Malam, kembali ke Kota Shangjing.”
“Lalu mengapa dia kabur dari rumah?”
Zhang Zhengting dan anggota Tim 006 lainnya saling bertatapan, menghela napas dengan pasrah.
……
Gang.
Kucing putih bermata aneh itu menatap Li Zhenzhen yang sangat waspada, lalu melompat turun dari dinding yang runtuh dengan lincah.
Tubuhnya belum sempat mendarat, sudah berubah bentuk dengan cepat, dalam sekejap mata berubah menjadi sosok pemuda 17-18 tahun, mendarat dengan mantap di tanah.
Dia berdiri, menatap Li Zhenzhen yang terkejut dengan tenang, lalu berbicara:
“Tenang, aku sama sepertimu, juga manusia.”
Kewaspadaan di mata Li Zhenzhen belum menghilang, busur panah di tangannya masih mengarah ke pemuda itu.
“Namaku Fang Mo.” Pemuda itu berbicara lagi,”Tadi saat kau memukul para preman itu, aku memperhatikan. Kemampuanmu seharusnya tidak ada sifat agresifnya, hanya membuat orang lain jatuh cinta padamu?”
Alis Li Zhenzhen sedikit berkerut.
Fang Mo menatap mata Li Zhenzhen tanpa menghindar dari arah panah berbulu itu, perlahan melangkah mendekat, ujung kemeja putihnya berkibar-kibar diterpa angin sepoi-sepoi.
“Sekarang kau mengarahkan panah ini padaku, apakah juga ingin membuatku jatuh cinta sepert mereka?” Fang Mo sudah berada di hadapan Li Zhenzhen, dadanya menyentuh ujung panah hati itu, berbicara datar,”Coba saja.”
Li Zhenzhen membeku di tempat.
Dia ingin menembakkan panah ini, tapi ucapan pemuda itu... entah kenapa, dia refleks menolak untuk melepaskan panah tersebut.
“Apa sebenarnya maksudmu?!” Li Zhenzhen berbicara dengan malu dan kesal.
“Aku ingin menanyakan tentang seseorang, dia juga seorang Agen Dewa.”
“Siapa?”
Fang Mo menatap matanya, berkata dengan tegas: “Lin Qiye.”
“Lin Qiye?” Li Zhenzhen merasa nama itu terdengar familiar, berpikir sejenak, “Kapten tim khusus ke-5 itu? Aku pernah dengar, tapi belum pernah bertemu.”
“Tim khusus ke-5...”
Fang Mo bergumam pelan menyebut nama itu, “Apa itu?”
Mendengar balasan itu, Li Zhenzhen terpaku, “Bukankah kamu Penjaga Malam?”
“Penjaga Malam? Apa itu lagi?”
“......” Li Zhenzhen mengerutkan kening bertanya, “Kamu bahkan tidak tahu Penjaga Malam, bagaimana bisa tahu tentang Agen Dewa?”
“Jalur khusus.” Fang Mo menghindar, “Jadi, bisakah kamu ceritakan tentang Penjaga Malam?”
“Tidak.”
Li Zhenzhen menjawab tanpa keraguan sedikit pun, “Ini unit rahasia, tidak bisa sembarangan diberitahu.”
Eksistensi Penjaga Malam adalah rahasia bagi masyarakat umum. Li Zhenzhen yang telah lama tinggal di tim Shangjing meski bukan anggota resmi, sangat memahami peraturan ini. Awalnya dia mengira Fang Mo juga Penjaga Malam, ternyata tidak.
Tidak boleh membocorkan keberadaan Penjaga Malam kepada orang luar, itu peraturan.
“Fang Mo mengawasi diam-diam matanya, di sorot mata, berkedip samar cahaya tidak biasa.”
“Dia membuka mulut, pelan-pelan bertanya:”
“Kamu benar-benar... tidak mau memberitahuku?”
“Chapter 0798 Tatanan Shangjing”
“Sinar senja kekuningan semakin memudar, lampu-lampu kota metropolitan berturut-turut berbinar, langit malam turun, cahaya kota bagai bintang-bintang yang menghiasi permukaan bumi, memancarkan aura ajaib.”
“Di puncak gedung tinggi Kota Shangjing, seorang pria berjas panjang hitam berdiri di sana. Sekujur tubuhnya dikerubungi puluhan kelelawar yang berputar-putar beberapa saat, lalu serentak terbang ke langit malam gelap gulita.”
“Kegelapan di matanya menghilang, ia menoleh memandang pria tenang berkacamata berbaju lab putih di sisinya, berkata, ‘Aku akan menyisir timur, kamu barat.’”
“Baik.”
“An Qingyu mendorong kacamatanya, di dasar gedung, puluhan tikus mengalir deras memasuki jalanan gelap bagai lautan bayangan, sekejap menghilang dalam kota.”
“Dengan jaring-jaring langit Lin Qiye dan An Qingyu, menyisir seluruh Shangjing hanya perlu satu dua jam saja.”
“Aku sekalian mampir ke kawasan timur, siapa tahu kekuatan spiritual bisa mendeteksi keberadaan gadis itu lebih awal.” Lin Qiye memandang An Qingyu, “Kamu ikut?”
“Lupakan deh, aku tidak bisa mengimbangi kecepatanmu.” An Qingyu tersenyum tak berdaya, ia mengelus-elus peti hitam di punggungnya, “Kebetulan selama waktu ini, aku ingin meningkatkan stabilitas medan magnet Jiang Er. Kalau tidak, jika bertemu ledakan besar lagi, dia mudah kena imbas dan terluka.”
Lin Qiye mengangkat alis, “Ngomong-ngomong, sejak kembali dari Jepang, hubunganmu dengan Jiang Er kayaknya cukup akur ya?”
“Bukankah hubungan kita berdua juga cukup baik?”
“Berbeda, mood-nya beda. Aku selalu merasa... kalian saling spesial satu sama lain.”
“Ada?”
“Ada.”
“Seperti hubungan Jia Lan danmu?”
“Ya? Ini ada hubungan apa dengan aku dan Jia Lan?”
“...” An Qingyu mengedipkan mata, “Mungkin?”
Lin Qiye mendekati An Qingyu, menepuk bahunya, “Ya... Aku akan mencari keberadaan gadis itu. Kalau nanti kamu menemukannya, ingat hubungi kita.”
“Tak masalah.”
Lin Qiye menoleh, memandang terakhir kali sosok seorang diri dan peti mati yang berdiri di bawah lampu, tubuhnya berubah menjadi sapuan gelapnya malam, menghilang di udara.
Setelah Lin Qiye pergi, bayangan putih perlahan melayang keluar dari peti hitam. Kemerahan di pipinya belum hilang. Diam-diam ia melirik An Qingyu, suaranya bergema dari headphone bluetooth yang sudah tergantung di telinga An Qingyu:
“Kalian tadi... ngomongin apa sih?”
“Apa yang kami bicarakan, bukankah kamu juga mendengarnya?” An Qingyu tertawa.
Jiang Er tertegun, kemerahan di wajahnya semakin pekat, dia memalingkan kepala ke samping, "Kamu... kapan kamu akan memperbaiki medan magnetku?"
"Sekarang juga." An Qingyu mengulurkan tangan, mengelus peti hitam di punggungnya, "Tunggu aku cari tempat sepi yang tidak ada orang..."
"...Hmm."
……
Kota Shangjing, Distrik Barat.
Di sebuah jalan kecil di taman, dua siluet melangkah mantap menaiki tangga di antara rimbunnya bayangan pepohonan.
"'Penjaga Malam'..."
Setelah mendengar penuturan Li Zhenzhen, Fang Mo tampak termenung, "Artinya, asalkan bergabung dengan Penjaga Malam, kita akan punya kesempatan bertemu Lin Qiye?"
"Benar, tapi..."
Di tengah kalimat Li Zhenzhen, pupil matanya menyempit halus. Seolah tersadar akan sesuatu, dia berbalik tajam memandang Fang Mo di sampingnya.
“Apa yang kau lakukan padaku? Mengapa aku harus memberitahumu semua ini?!”
“Jangan tegang, aku hanya ingin tahu lebih banyak tentang dirinya saja, aku tidak punya niat buruk padamu.” Fang Mo tersenyum tipis, “Baru saja kau bilang, tempat pelatihan rekrutan Penjaga Malam akan segera dimulai?”
“…Apa maksudmu?”
“Jangan lihat aku dengan tatapan seperti ini, mungkin di masa depan kita bisa menjadi teman.” Fang Mo berkata datar.
“Kamu mau masuk Penjaga Malam?”
Fang Mo dengan tenang menginjak tangga batu, tidak menjawab.
“Setelah menemukan Lin Qiye, apa yang akan kau lakukan padanya?”
Fang Mo tetap diam.
“Kau sudah mengorek banyak informasi dariku, giliranku bertanya malah jadi bisu?” Li Zhenzhen berkata marah, “Kamu kok bisa begini?!”
“Ssst！”
Fang Mo tiba-tiba menghentikan langkahnya, memberi isyarat tangan diam pada Li Zhenzhen di sampingnya.
Li Zhenzhen tertegun, setelah beberapa saat ragu, akhirnya menutup mulutnya.
Alis Fang Mo sedikit berkerut, matanya menyapu sekeliling sementara telinganya bergerak ringan seperti kucing, seolah sedang mendengarkan sesuatu, sorot matanya penuh kewaspadaan.
"Ada keanehan." suara Fang Mo terdengar tertahan.
"Keanehan di mana..." Li Zhenzhen menghentikan ucapannya tiba-tiba, seolah menyadari sesuatu, lalu menoleh ke belakang.
Tanpa disadari, tangga batu yang mereka lewati tadi telah diselimuti lapisan tipis tulle, kabut samar menutupi hutan di belakang, sama sekali tak terlihat pemandangan taman.
"Ada 'misteri'?" Mata Li Zhenzhen menyipit, tangannya menggenggam udara kosong lalu sebatang busur panjang keemasan muncul di tangannya, "Kadar alkohol kabut tidak tinggi, radius area larangan kira-kira separuh lereng gunung, tingkatan 'misteri' ini seharusnya tidak melebihi Tingkat 'Chuan'."
Fang Mo memandangnya dengan heran, "Bagaimana kamu tahu?"
"Jika setiap hari kamu hidup bersama para Penjaga Malam terhebat Da Xia, ini semua hal dasar." Li Zhenzhen membungkukkan busur dan memasang anak panah, ujung panah cinta-nya perlahan menyapu sekeliling seolah mencari sesuatu.
Fang Mo mengeluarkan pisau pendek dari entah mana, menggenggamnya secara terbalik, punggungnya bersandar pada Li Zhenzhen sambil waspada mengamati sekitar.
“Keamanan kota Shangjing payah sekali ya？Hal seperti ini bisa muncul di taman？”
“Bukan keamanan kota Shangjing yang payah, malah sebaliknya, kekuatan penjagaan di sini terlalu kuat.” Li Zhenzhen menjelaskan, “Dengan adanya Tim 006, semua 'misteri' yang muncul di Shangjing yang belum mencapai level 'Klein' tidak berani sembarangan mengeluarkan aura. Mereka seperti bayangan yang mengintai di kota ini, begitu melakukan gerakan yang menarik perhatian Tim 006, pasti tidak akan bertahan lebih dari setengah hari. Jadi biasanya, 'misteri' ini tidak berani melukai orang, paling-paling hanya mencuri makanan hewan liar. Begitu ada korban jiwa, Tim 006 pasti akan turun tangan. Tapi kadang mereka juga mengeluarkan aura untuk menakuti manusia yang melintasi wilayahnya, lama-lama jadi legenda urban.”
Fang Mo bertanya bingung: “Kalau tim yang berjaga di sini begitu kuat, kenapa tidak sekalian membunuh semuanya？Bukankah sangat berbahaya memiliki banyak 'misteri' mengintai di kota ini？”
“Tidak mungkin dibasmi habis.” Li Zhenzhen menggelengkan kepala, “Shangjing terlalu besar, penduduknya terlalu banyak. Kemunculan 'misteri' di sini jauh lebih cepat dibanding kota-kota besar lain di dalam negeri. Kalau benar-benar ingin membantai semua 'misteri' di Shangjing, Tim 006 pun meski tidak tidur 24 jam belum tentu sanggup... Dengan ancaman Tim 006, terciptalah tatanan hidup yang memungkinkan 'perdamaian alternatif' dengan korban minimal.”
