Qian Mo hanya melihat kegelapan sejenak dengan nyeri menusuk di dahinya, namun berkat kekuatan spiritual dan tekad baja, ia tak pingsan seperti rekrutan lain.
Sorot matanya yang bingung tertuju pada Jia Lan.
Bagaimana mungkin ini?!
Di tingkatan ini, tak seharusnya ada yang bisa menahan serangan itu?!
Qian Mo tak mau menyerah. Tangannya menyambar secepat kilat, energi dingin yang licik terkumpul di telapak tangan, menghantam pipi Jia Lan.
Alis Jia Lan berkerut. Dengan tangan kosong ia menggenggam pergelangan tangan Qian Mo, mata berapi menyiratkan amarah.
"Berani kau tampar aku? Anak muda jaman sekarang memang kurang ajar!"
Kepalan tangan lainnya menghujam kepala Qian Mo.
Pukulan ini menghancurkannya hingga menembus lantai, tubuh Qian Mo terhempas ke tanah.
Dalam kepulan asap, Qian Mo yang semaput meronta-ronta mencoba bangkit.
Jia Lan melompat di hadapannya, heran. "Dua pukulan tak juga pingsan? Kepalanya sebaja apa?"
Ini kalimat terakhir yang didengar Qian Mo.
Saat pukulan ketiga mendarat, ia pun tersungkur tak sadarkan diri.
"Di bawah tekanan Nisan Penghalang, kekuatannya hanya setara level 'Kolam'. Tapi perlu diketahui, Jia Lan yang memiliki 【Abadi】 tidak akan terpengaruh oleh kekuatan eksternal apa pun."
"Kemampuan tempurnya tetap berada di puncak tertinggi."
"Mengalahkannya dengan tiga pukulan sudah termasuk menghormati."
"Pandangan Jia Lan menyapu sekeliling. Melihat semua prajurit baru telah pingsan, dia menepuk tangan dengan puas sambil menarik napas lega..."
"Selesai syuting!"
……
"Perhatian semua prajurit baru! Aku Ding Chongfeng, prajurit baru. Situasi darurat! Dengarkan baik-baik: Segera kumpul di aula! Ingat! Selalu sembunyikan identitas! Jangan bentrok dengan orang bermasker! Yang terpenting, jangan terpisah! Jangan terpisah! Jangan terpisah! Kita, Penjaga Malam, bahkan Da Xia... sedang menghadapi krisis nyawa terbesar sepanjang sejarah!"
"Suara bergema di langit kamp pelatihan, seolah mengandung kekuatan misterius yang menusuk telinga semua orang."
"Krisis terbesar sepanjang sejarah?"
"Prajurit-prajurit baru yang berkeliaran di area lain kamp tertegun mendengar kalimat ini."
"Apa maksudmu?"
"Aku juga tak tahu, tapi terdengar sangat mendesak."
"Pelatih mana? Kenapa tidak ada yang muncul?"
"Tadi aku dengar jeritan minta tolong dari kejauhan... Sepertinya ada yang tidak beres."
"Bagaimana kalau kita periksa?"
"Baik!"
"Setelah ragu sejenak, para prajurit baru memilih mengikuti instruksi itu dan berjalan menuju aula."
Di tengah kerumunan, tiga anggota Gereja Dewa Kuno saling bertatapan, lalu mengangguk ringan.
"Pergi, susul mereka!"
……
"Hahahahahaha!!"
"Lao Cao, kamu dengar apa kata mereka? Seluruh Da Xia sedang mengalami krisis nyawa, hahaha..."
Di sudut kamp pelatihan, Bai Li Pangpang yang mendengar suara ini tak tahan tertawa terbahak.
Di sebelahnya, Cao Yuan diam-diam memutar matanya, "Ngapain ketawa? Kalau dulu kamu yang dibuang ke situasi seperti ini, mungkin juga akan pucat ketakutan seperti mereka."
"Enggak, waktu itu dia pasti sudah mulai membagi-bagikan Rolex sambil minta dilindungi."
Lin Qiye yang memegang gagang pedang 【Zhan Bai】 muncul dari kehampaan, berkata dengan senyum:
"Ngawur! Aku masih punya kemampuan pertahanan diri!"
"Iya iya, dulu koleksi Jinxumu memang paling banyak."
"Jinxu kenapa? Jinxu juga bagian dari performa tempur!"
"Qiye, bagianmu juga sudah selesai?" An Qingyu yang duduk di samping bertanya melihat kedatangan Lin Qiye.
"Ya, suasana sudah cukup matang." Lin Qiye mengangguk, mengalihkan pandangannya ke arah aula, lalu berbicara pelan:
"Selanjutnya... tinggal lihat pertunjukan Si Sok Jago dan Jiang Er."
……
Sepuluh menit kemudian.
Aula besar.
Aula yang bisa menampung 500 orang ini kini hanya diisi seratus lebih orang yang duduk kerepotan di sekelilingnya, bola mata mereka tampak kabur menatap langit-langit seperti patung yang membeku.
Tentu, tidak semua seperti itu.
Di antara mereka, Ding Chongfeng yang baru saja selesai berkomunikasi dengan seluruh prajurit baru di kamp pelatihan, bangkit dari posisinya. Ia melirik arloji dan sedikit mengerutkan alis.
"Su Yuan, bagaimana kondisi di luar sekarang?"
Di kursi barisan terdepan aula, gadis bernama Su Yuan perlahan membuka mata. Ia menoleh ke arah pintu aula dan berkata dengan tenang:
"Ada entitas kehidupan humanoid mendekat di luar pintu, 96 orang. Dalam radius 500 meter tidak terdeteksi fluktuasi kehidupan lain, tidak ada yang menguntit."
"96 orang?" Alis Ding Chongfeng berkedut. "Kekuatan mereka masih utuh, tidak ada korban... Sepertinya mereka beruntung tidak bertemu musuh. Biarkan mereka masuk."
Di depan pintu aula, enam prajurit baru saling bertatapan lalu mengangguk.
Cahaya area larangan yang melingkari kaki mereka berangsur menghilang. Bersamaan dengan itu, enam lapisan pelindung yang membungkus rapat seluruh bangunan aula juga sirna bertahap. Akhirnya muncul jalan yang cukup luas untuk memasuki aula besar di depan tim prajurit baru tersebut.
Pintu besar didorong terbuka. Sekitar 90-an prajurit baru ini memasuki aula. Melihat rekan-rekan mereka yang wajahnya pucat pasi, kebingungan terpancar di wajah mereka.
"Apa yang terjadi? Bukankah kita harus berkompetisi dengan tim 【Malam】? Kenapa tiba-tiba terlibat dengan krisis Da Xia?"
Seseorang dari kelompok prajurit baru yang baru tiba ini bertanya dengan bingung.
Ding Chongfeng tidak buru-buru menjawab. Ia menoleh ke Su Yuan dan bertanya lagi: "Tidak ada orang lain lagi?"
“Tidak... tidak, tunggu sebentar.” Alis Su Yuan berkerut, “Ada dua orang terpisah lagi yang datang. Dari denyutan kehidupan, terlihat seorang siswa pria dan seorang gadis.”
“Terpisah?” Ekspresi Ding Chongfeng menjadi waspada.
“Tak apa, biar aku yang cek.” Di sampingnya, seorang siswa pria tinggi besar berdiri, “Su Yuan, di arah mana mereka?”
“Arah jam delapan.”
“Baik.”
Pria tinggi itu tiba-tiba melototkan mata, sorot cahaya putih samar berkedip di bola matanya. Pandangannya menembus dinding dan mengarah ke suatu titik di luar...
Langsung setelah itu, ia mengeluarkan kertas dan pulpen dari tas ransel, mulai menggambar dengan cepat di atas kertas.
Tak lama kemudian, sosok Fang Mo dan Li Zhenzhen tergambar sempurna di atas kertas gambar.
“Mereka kawan kita.” Di belakang mereka, seorang pria berkacamata yang tampak sopan mengangguk, “Siswa itu tinggal di asrama sebelah. Gadisnya juga pernah kulihat.”
“Baik, buka pintu!”
Pintu aula terbuka. Fang Mo dan Li Zhenzhen masuk ke dalam aula dengan wajah sama bingungnya.
“Tak ada orang lain lagi.” Su Yuan membenarkan.
“Total hanya tersisa kurang dari tiga ratus orang...” Pandangan Ding Chongfeng menyapu aula, lalu ia menghela napas pasrah.
Di bawah tatapan semua orang, Ding Chongfeng naik ke panggung di tengah aula. Dengan memegang mikrofon, ia berbicara dengan suara berat:
“Saya Ding Chongfeng, orang yang baru saja berbicara melalui siaran... Sekarang tujuan memanggil kalian ke sini ada dua: pertama, untuk mengumpulkan kejadian yang dialami masing-masing tim dan menganalisis situasi. Kedua, mengumpulkan semua orang untuk mencegah korban jiwa akibat bertindak sendirian. Tenang saja, kami sudah menyiapkan sistem pertahanan paling ketat di sekitar aula ini. Dengan kekuatan Tingkat 'Kolam', mustahil bisa menerobos masuk. Tempat ini adalah rumah aman.”
Chapter 0820: Tuan Qianmo Sedang Main Taktik
Ding Chongfeng berdiri di podium, menarik napas dalam-dalam lalu melanjutkan: “Pertama saya akan ceritakan situasi yang dihadapi tim kami. Setelah berhamburan dari lapangan, kami langsung menuju Basis Pelatihan Khusus. Di sana, kami menemukan pria menakutkan yang menggendong peti hitam, yaitu anggota tim 'kostum' palsu yang pernah terlihat di lapangan sebelumnya. Saat menemukannya, dia sedang... sedang...”
Ding Chongfeng seakan mengingat kembali pemandangan mengerikan itu, tubuhnya bergetar.
“Dia sedang... membedah mayat pelatih.”
Di bawah panggung, wajah semua orang berubah pucat.
Fang Mo yang mendengar deskripsi “pria penggendong peti hitam” tiba-tiba teringat persepsinya terhadap pria aneh itu di taman beberapa hari lalu, alisnya berkerut.
“Dia mengenakan jubah merah marun berlumuran darah, berdiri di depan meja bedah. Dari otot punggungnya tumbuh sulur-sulur mengerikan yang masing-masing melilit pisau kecil, dengan gila-gilaan memotong-motong mayat. Darah dan daging cincang berceceran di lantai, tapi sudut mulutnya malah tersenyum! Saat kami melihatnya, dia kebetulan menoleh. Peti hitam di punggungnya terbuka sendiri, memperlihatkan mayat wanita pucat pasi yang terkunci dalam balok es... menatap tajam ke arah kami.”
Mendengar deskripsi ini, para prajurit baru di aula besar itu merinding, wajah mereka pucat pasi!
“Aku tak tahu apa pendapat kalian, tapi aku yakin itu sama sekali bukan sikap yang pantas dimiliki Penjaga Malam. Dia pasti bukan orang baik!” Ding Chongfeng menahan rasa takutnya, melanjutkan, “Aku percaya kata Pak Ahli Shen. Dia adalah anggota Gereja Dewa Kuno yang menyusup ke kamp pelatihan dengan cara ditukar.”
Di bawah podium, Li Zhenzhen memiringkan kepala sambil melihat para prajurit lain yang wajahnya pucat pasi dan ketakutan seperti baru mengalami trauma hebat. Beberapa tanda tanya besar beterbangan di atas kepalanya.
Kalian sedang membicarakan apa?
Meski aku setuju dia tidak mirip orang baik, tapi dia tetap anggota tim 【Malam】!
Li Zhenzhen ingat betul, dua hari lalu mereka masih duduk bersama anggota Tim 006, riang gembira minum alkohol dan makan bersama.
Kok di mulut kalian jadi berubah jadi Gereja Dewa Kuno?
"Apa sebenarnya yang kalian alami, ya ampun!"
Li Zhenzhen ragu sejenak, hendak berbicara sesuatu, tiba-tiba seorang gadis hantu berjubah gaun putih berubah menjadi bayangan putih, melesat dari bawah kakinya dan menyusup ke dalam tubuhnya tanpa suara.
Karena mereka yang terakhir masuk ke aula, posisinya berada di pinggiran. Saat ini semua orang terbelenggu ketakutan, sama sekali tak ada yang menyadari kejadian ini.
Tubuh Li Zhenzhen bergetar, namun segera kembali tenang.
Senyuman datar mengembang di sudut bibirnya...
Bersamaan dengan itu, beberapa prajurit baru yang duduk di kursi juga mulai berdiri.
"Aku setuju! Mereka sama sekali bukan orang baik," kata seseorang dengan suara gemetar ketakutan, "Kami menemukan iblis bermantel api hitam yang tertawa sadis sambil mengacungkan pisau di jalan kecil belakang kantin. Kalian tidak dengar betapa menyeramkan tawanya!"
"Ada juga pria mesum di asrama yang memelihara monster laba-laba raksasa! Dari ukurannya saja sudah jelas itu pemakan manusia! Dia sudah membunuh belasan pelatih dan menggantung mayat teman-teman kami di sarang laba-laba berdarah."
“……”
Semua orang mulai saling menyela, dalam hitungan detik terciptalah gambaran organisasi iblis keji nan sadis di benak semua hadirin. Seolah-olah sebentar lagi mereka akan menerjang masuk ke aula dan menyobek-nyobek tubuh semua orang sambil tertawa bengis.
Para prajurit baru yang sama sekali belum pernah melihat Lin Qiye dan kawan-kawannya hanya bisa tertegun bingung.
Ternyata, situasi sekarang sudah sangat serius?!
Fang Mo juga tertegun.
Tidak mungkin, ketika tim 【Malam】 muncul tadi, dia benar-benar merasakan aura yang sangat familiar itu. Pria yang memakai topeng Sun Wukong itu seharusnya Lin Qiye...
Jangan-jangan di tim 【Malam】 hanya menyusupi sebagian musuh, lalu setelah berhamburan, mereka bersatu membunuh Lin Qiye?
Saat pikiran ini muncul di benaknya, seluruh tubuhnya gemetar, kedua tangannya tanpa sadar menggenggam erat.
Dia tentu tidak tahu bahwa "pria mesum yang memelihara monster laba-laba" yang disebut orang-orang itu adalah Lin Qiye sendiri.
"Mari kita tenang dulu." Di atas podium, Ding Chongfeng terlihat sangat tegang, "Kondisi yang kalian alami kira-kira saya pahami. Meski sudah ada beberapa spekulasi di pikiran, tapi pengetahuan saya tentang intel masih kurang... Untungnya di antara kita ada ahli yang sangat berpengetahuan."
Ding Chongfeng memandang ke kursi barisan pertama, berkata dengan hormat, "Kak Shen, tolong naik ke podium untuk memberikan analisis singkat!"
Semua orang mengikuti pandangannya. Seorang pemuda berdiri dari kursinya dengan ekspresi sama tegangnya, "Baik, saya akan menganalisis secara singkat."
Shen Qingzhu naik ke podium, alisnya berkerut sedikit seolah sedang waspada sekaligus berpikir.
Pada saat ini, aula yang sebelumnya masih ramai langsung menjadi sunyi senyap. Semua prajurit baru menatap Shen Qingzhu penuh harap, menunggu analisisnya.
"Awalnya aku masih ragu, tapi setelah mendengar penjelasan kalian, aku hampir pasti tim 【Malam】 telah ditukar oleh Gereja Dewa Kuno." Shen Qingzhu berbicara dengan keseriusan yang luar biasa. "Deskripsi kalian sangat sesuai dengan gaya operasi Gereja Dewa Kuno yang kuketahui. Mereka adalah perwujudan kejahatan dan kegelapan, ke mana pun mereka pergi akan meninggalkan lahan tandus! Biasanya mereka tidak mudah bertindak, tapi begitu mereka bergerak, pasti akan terjadi masalah besar. Mungkin kalian tahu tentang malapetaka besar di Cangnan belasan tahun lalu? Di balik peristiwa itu juga ada siluet mereka..."
Begitu mendengar kata "malapetaka besar di Cangnan", sebagian besar orang terlihat bingung, hanya beberapa orang yang menunjukkan ekspresi tersadar lalu saling berbisik.
Di antara mereka, tiga anggota Gereja Dewa Kuno saling bertatapan, wajah mereka memancarkan kilau kegembiraan.
"Ternyata Tuan Qianmo menyamar sebagai tim 【Malam】 menyelam masuk ke sini!" seru prajurit baru yang masih kekanak-kanakan dengan semangat. "Pantas saja Tuan Qianmo, bisa memikirkan cara seperti ini!"
"Iya, pantas saja Tuan Qianmo."
"Aku mengerti maksudnya... Tapi bukannya Tuan Qianmo hanya sendirian? Menurut penjelasan mereka, kok sepertinya ada tiga anggota Gereja Dewa Kuno ya?"
“Hehe, inilah kebodohanmu.” Prajurit baru yang kekanak-kanakan menyeringai, “Tuan Qianmo selalu misterius, bagaimana kamu tahu dia tidak punya kemampuan klon? Lagipula, meski cuma sendiri, selama bisa ganti posisi dan citra dalam waktu singkat, ilusi tiga penyusup berbeda bisa tercipta. Ini taktik permainan Tuan Qianmo!”
Keduanya tersadar.
“Ternyata benar Gereja Dewa Kuno...” Ding Chongfeng termenung, “Kak Shen, menurutmu apa tujuan mereka?”
“Tujuan mereka sebenarnya sederhana.” Shen Qingzhu berbicara dengan tenang, “Gereja Dewa Kuno mewakili kehendak dewa-dewa jahat asing. Menurut kalian, musuh terbesar Da Xia sekarang siapa?”
Para prajurit baru saling bertatapan, seseorang menjawab: “Dewa asing!”
