“Benar! Dewa asing ingin menyerang Da Xia harus lebih dulu membuka pertahanan Penjaga Malam di perbatasan, yaitu benteng perang. Tahukah kalian mengapa benteng perang sampai sekarang belum sepenuhnya dioperasikan? Karena Penjaga Malam terlalu sedikit! Jumlah mereka tidak cukup untuk menjaga berbagai kota sekaligus mengirim pasukan ke benteng. Makanya mereka memilih rekrutmen besar-besaran dengan menyerap lebih banyak prajurit baru untuk mengatasi masalah kekurangan personel.”
“Aku paham!” Ding Chongfeng berbinar, “Target mereka bukan kamp pelatihan ini, tapi kita yang ada di dalamnya?”
Shen Qingzhu memandangnya, warna persetujuan muncul di matanya.
Ding Chongfeng melanjutkan analisis sesuai perspektif baru Shen Qingzhu, “Apakah enam ratus lebih prajurit baru kita ini bisa dimasukkan ke dalam 'Penjaga Malam' merupakan masalah penting dalam perang ini. Begitu kita meninggal, aliran personel Da Xia akan mengalami kekosongan yang sangat besar! Kekosongan ini akan membuat Da Xia kehabisan tenaga, sehingga kekuatan pasukan di benteng pertahanan garis depan akan berkurang drastis. Para dewa asing bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menginvasi. Ini benar-benar krisis yang menerobos seluruh Da Xia!”
Analisisnya membuat semua orang di aula menjadi jelas.
“Ternyata begitu!”
“Pantas saja Gereja Dewa Kuno, diam-diam mereka merancang skenario sebesar ini!”
“Makin dipikir, makin menakutkan!”
“……”
Di tengah perbincangan antusias semua orang, Shen Qingzhu kembali berkata:
“Kalau begitu, Gereja Dewa Kuno ingin menyerbu kamp pelatihan ini untuk mencabut nyawa kita para prajurit baru. Pasti tidak bisa hanya mengandalkan serangan paksa dari luar.”
Meski lokasi kamp pelatihan berada di pinggiran kota, ini tetaplah wilayah Shangjing yang dijaga oleh Tim 006 dan markas Penjaga Malam. Begitu mereka menyerbu dari luar dan membuat keributan besar, pasti akan memancing perhatian pasukan elit dalam jumlah besar. Serangan mendadak ini sudah pasti akan berakhir dengan kegagalan.
Jadi cara terbaik adalah menyamar sebagai tim 【Malam】 dan menyusup ke dalam kamp pelatihan.
Pertama, seluruh anggota tim 【Malam】 selalu mengenakan topeng dan jarang menampakkan wajah asli. Setelah menyamar, akan sulit dikenali orang.
"Pertama, dalam setiap Pelatihan Terpusat sebelumnya, evaluasi pemetaan kemampuan prajurit baru pada hari pertama kedatangan mereka sudah menjadi tradisi. Setelah para pelatih mengaktifkan Nisan Penghalang, seluruh pasukan di kamp pelatihan terpusat akan diturunkan ke level di bawah 'Kolam'. Dengan demikian, para pelatih di kamp ini pun kehilangan kemampuan tempur asli mereka."
"Mereka memanfaatkan penyamaran mereka sendiri. Asalkan melakukan serangan mendadak setelah acara bubar, dalam tingkatan yang sama, para pelatih sangat mudah terjebak."
"Setelah semua pelatih berkorban, seluruh kamp pelatihan terpusat pun jatuh ke tangan mereka."
Setelah mendengar analisis Shen Qingzhu, semua prajurit baru terkesima dengan penalarannya. Beberapa bahkan tak tahan untuk bertepuk tangan.
"Hiss, penjelasanmu sangat masuk akal!" Ding Chongfeng tak bisa menyembunyikan kekagumannya, namun kemudian kerutan muncul di dahinya, "Tapi ada satu hal yang belum kupahami... Jika mengikuti logikamu, bukankah lebih mudah bagi Gereja Dewa Kuno untuk menyamar sebagai prajurit baru dan menyusup ke kamp pelatihan? Mungkinkah di antara kita ada anggota Gereja Dewa Kuno?"
Mendengar pertanyaan ini, Shen Qingzhu membeku di tempat.
Melihat Shen Qingzhu terdiam, Ding Chongfeng mengira dia tidak mengerti dan mulai menganalisis dengan serius:
“Lihat, menyamar sebagai tim 【Malam】, kita harus memastikan kemampuan diri memenuhi standar tim khusus sekaligus menyempurnakan penyamaran di depan umum. Bukankah risiko ini terlalu besar? Tapi kalau menyamar jadi prajurit baru, situasinya pasti berbeda! Kebetulan Penjaga Malam sedang rekrutmen besar-besaran dengan 600 lebih prajurit baru. Menyaring latar belakang mereka satu per satu sampai tuntas pasti bukan hal mudah, kan? Jika jadi aku, aku akan pilih menyusup ke kamp pelatihan sebagai prajurit baru. Lalu menunggu sampai evaluasi penjajagan dimana tingkat jing semua orang ditekan, baru tiba-tiba menyerang, membunuh pelatih dan merebut kamp!”
Ding Chongfeng menepuk kedua tangannya, “Lihat, bukankah ini lebih masuk akal?”
Shen Qingzhu terhanyut dalam perenungan.
“Tentu saja bukan berarti analisismu salah! Cuma menurutku, menyamar sebagai tim 【Malam】 bukan solusi terbaik... Meski tidak menutup kemungkinan mereka menyusupkan orang di kedua pihak!”
Ding Chongfeng mengira Shen Qingzhu kesal karena tersaingi, buru-buru menjelaskan.
Di bawah podium.
Tiga anggota Gereja Dewa Kuno yang menyamar sebagai prajurit baru serentak terbelalak.
“Kondisi apa ini?” Prajurit baru berwajah kekanakan berkata ragu, “Apa kita sudah terbongkar?”
“Belum, mereka baru sebatas menduga.”
“Tapi prediksinya terlalu tepat! Bagaimana caranya Pak Shen sang ahli bisa menganalisis motivasi kita sedetail ini? Seolah dia ikut terlibat dalam operasi kita!”
“Apakah ada kemungkinan bahwa ahli Shen itu sebenarnya adalah salah satu inkarnasi Tuan Mo? Dia ingin mengalihkan perhatian semua orang ke tim palsu【Malam】, sehingga mengalihkan kewaspadaan terhadap prajurit baru dan memberi kita kesempatan untuk bertindak?”
Spekulasi prajurit wanita ini langsung membuat dua anggota gereja lainnya terjebak dalam lamunan.
“Apa yang kamu katakan... sepertinya masuk akal?”
“Kalau tidak, bagaimana menjelaskan prediksinya yang nyaris seperti ramalan? Bagaimana mungkin seorang prajurit baru langsung menuduh Gereja Dewa Kuno begitu lancang? Dan begitu memahami kita?”
“Tapi kalau begitu, bukankah terlalu banyak inkarnasi Tuan Mo? Ditambah tiga anggota palsu【Malam】yang mereka sebutkan, ini sudah yang keempat kan?”
Saat ketiganya bingung, tawa mencemooh yang seram bergema dari bawah panggung.
“Hehehehehe...”
Di aula yang sunyi, suara itu terdengar menusuk. Semua prajurit baru menoleh ke arah sumber suara sambil mengerutkan alis.
Yang tertawa adalah Li Zhenzhen yang baru saja diizinkan masuk dari luar.
Li Zhenzhen berdiri di antara kerumunan dengan seragam prajurit baru. Matanya menyapu sekeliling dengan tatapan dingin, senyum mengejek mengambang di bibirnya.
“Li Zhenzhen?” Fang Mo di sebelahnya mengerutkan kening, “Kenapa kamu... Ya?”
Hidung Fang Mo mengendus sejenak, seolah menemukan sesuatu, lalu mundur selangkah sambil mengeluarkan pisau pendek itu dengan gerakan memutar, bersiap dalam posisi bertarung! Sorot matanya dipenuhi ketegangan!
"Kamu bukan Li Zhenzhen! Siapa kamu?" Fang Mo menggenggam pisau, berbisik dengan suara dingin.
"Siapa aku? Hehehehe..." Di bawah kendali Jiang Er, bola mata Li Zhenzhen menyipit tipis. Seiring perubahan lemah medan magnet di sekitarnya, aura dingin yang tak beres memancar dari seluruh tubuhnya, "Aku... dari Gereja Dewa Kuno!"
Mendengar itu, hati para prajurit baru yang hadir serentak berdebar kencang!
Gereja Dewa Kuno?
Benar-benar Gereja Dewa Kuno!
Prediksi Pak Shen itu semuanya terbukti benar!
Di samping, sorot mata ketiga anggota Gereja Dewa Kuno itu mendadak terpaku.
Chapter 0822: Tuan Qianmo Ternyata Sangat Menakutkan
Kamu juga dari Gereja Dewa Kuno?!
Jangan-jangan... kamu juga salah satu perwujudan Tuan Qianmo?
Saat ini, ketiga anggota Gereja Dewa Kuno itu benar-benar bingung... Dihitung-hitung, ini sudah yang kelima kalinya ada sosok yang diduga Tuan Qianmo.
Tidak jelas maksudnya? Kok rasanya seluruh dunia adalah anggota Gereja Dewa Kuno kita?
Tuan Qianmo, ternyata sangat menakutkan?
"Memang kalian..." Di atas podium, suara dingin Shen Qingzhu tepat waktu bergema, "Apa sebenarnya tujuan kalian?"
“Tujuan? Bukankah kalian semua sudah menebaknya?” Li Zhenzhen berucap seram, “Meskipun kamu sudah memahami seluruh rencana dan motivasi kami, lalu kenapa? Semua pelatih sudah dibunuh, sekarang di kamp pelatihan ini hanya tersisa kalian yang berantakan ini. Asalkan aku pergi mematikan Nisan Penghalang dan memulihkan seluruh kekuatan, dengan satu jari pun aku bisa menghancurkan kalian semua...”
“Ternyata begitu! Target kalian selanjutnya adalah Nisan Penghalang?” Shen Qingzhu wajahnya langsung berubah pucat, “Seharusnya aku sudah menyadari ini. Setelah semua pelatih tewas, kalianlah orang dengan tingkatan tertinggi di kamp pelatihan ini. Begitu Nisan Penghalang dimatikan, kekuatan penuh kalian akan pulih. Saat itu terjadi, kami sama sekali bukan tandingan kalian, nasib kami hanya akan berakhir dibantai tanpa ampun...”
Mendengar kalimat ini, wajah para prajurit baru yang hadir langsung berubah muram.
Rencana Gereja Dewa Kuno ternyata seperti ini!
Sungguh licik dan kejam!
Seperti yang dikatakan Li Zhenzhen, begitu efek penindasan tingkatan dari Nisan Penghalang dihilangkan, para prajurit baru ini di hadapan anggota Gereja Dewa Kuno tidak ada bedanya dengan semut... Mungkin ini kesempatan terakhir mereka untuk bertahan hidup!
“Kami tidak akan membiarkan kalian mematikan Nisan Penghalang dengan mudah.” Di atas podium, Ding Chongfeng mengataskan dengan kedua kepalan terkepal erat, “Efek Nisan Penghalang masih aktif, jumlah kalian hanya beberapa orang, sementara kami masih ada sekitar tiga ratus orang... Pemenangnya masih belum bisa dipastikan!”
“Hahahaha!” Li Zhenzhen tertawa terbahak-bahak, “Tiga ratus lebih orang? Sekumpulan bangsat pengecut yang cuma berani bersembunyi di lubang setelah ketakutan! Kalian bisa apa? Sungguh menggelikan!”
Li Zhenzhen menginjak lantai dengan keras, tubuhnya menerobos pintu besar dan perlahan menghilang dari pandangan semua orang.
“Gemetarlah menunggu kematian datang... para pengecut.”
Suara seram bergema di telinga para prajurit baru di aula, wajah mereka pucat pasi.
Hanya tiga orang yang bergembira liar.
“Luar biasa! Langkah Tuan Qianmo benar-benar brilian!” Prajurit kurus itu matanya berbinar, “Diam-diam membantai semua pelatih sendirian, lalu mematikan Nisan Penghalang, situasi sekarang benar-benar berada di genggaman kita!”
“Pantas disebut Tuan Qianmo, sendirian menyelesaikan apa yang tak bisa kami tiga orang lakukan.”
“Pantas saja Tuan Qianmo mau berpisah dari kita, mungkin menganggap kita akan jadi beban.”
“Ah, sebenarnya menurutku Tuan Qianmo bisa berdiskusi dulu dengan kita. Berperan sebagai banyak karakter sendirian pasti sangat melelahkan!”
“Iya...”
Tiga anggota Gereja Dewa Kuno terus-menerus memuji.
Di atas podium, Shen Qingzhu dan Ding Chongfeng wajah mereka tegang luar biasa.
“Kalian semua, pemandangan tadi pasti sudah kalian lihat.”
“Shen Qingzhu sedang hendak membuka mulut untuk menghasut emosi para prajurit baru, Ding Chongfeng yang berada di sampingnya sudah lebih dulu berbicara dengan keseriusan luar biasa, "Ini adalah kesempatan terakhir bagi kita para prajurit baru, kita Penjaga Malam, kita Da Xia...! Begitu Gereja Dewa Kuno berhasil mematikan Nisan Penghalang, semua yang hadir di sini tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari kamp pelatihan ini, Da Xia juga akan binasa selamanya. Aku tahu kalian semua takut mati, tidak berani menghadapi musuh yang begitu menakutkan, tapi dalam keadaan terjepit seperti ini, kita sudah tidak ada pilihan lain! Selain untuk keamanan nyawa kita sendiri, ini juga demi kewajiban kita! Meski kita masih prajurit baru Penjaga Malam, bahu kita sudah memikul masa depan seluruh Da Xia! Kalian semua, mari bersama aku... berjuang untuk diri sendiri dan masa depan Da Xia!”
Suara Ding Chongfeng bergema penuh tekad, disertai ekspresi wajah yang teguh nan meyakinkan, memiliki daya pengaruh kuat. Ekspresi ratusan prajurit baru di bawah panggung pun berubah serius, sorot mata mereka mulai menyala dengan tekad bertarung!
“Kalau tidak berkelahi ya cuma bisa menunggu ajal! Hajar mereka bangsat!”
“Gereja Dewa Kuno sialan apa sih! Kita ada lebih dari 300 saudara, masa takut sama tikus-tikus ini?”
“Saudara-saudara, kalau kali ini kita bisa bersama-sama melewati ujian besar, kita layak disebut saudara seperjuangan! Aku Zhang Gou Dan, bersedia mengangkat saudara dengan kalian semua!”
“Kalau kali ini bisa bertahan, kan berarti kita sudah berprestasi besar? Nanti kita pasti benar-benar gemilang!”
“Saudara, meski ini pertama kali kita bertemu, kalau aku sampai berkorban kali ini, tolong antarkan surat cinta di dasar koperku ke Er Ya... Alamatnya...”
“Jangan bicara lagi saudara baik! Pasti kita menang!”
“……”
Shen Qingzhu tertegun memandang Ding Chongfeng, lalu melihat para prajurit baru yang semangat tempurnya melonjak ke puncak, mulutnya menganga lebar.
Waduh, kemampuannya menyulut emosi anak ini lumayan juga...
Setidaknya menghemat tenagaku.
Di bawah hasutan Ding Chongfeng, semua prajurit baru dengan semangat tempur membara membanjiri keluar aula, berjalan cepat di malam hari sambil menggenggam pisau menuju lapangan besar, bola mata mereka berkilauan dengan tekad kokoh yang belum pernah terlihat sebelumnya, bagai pasukan terjepit yang siap mempertaruhkan nyawa.
Di tengah kerumunan, Shen Qingzhu menyelinap mundur ke samping saat mereka lengah, mengambil headset dan berbisik:
“Qiye, kalian dengar?”
“Dengar, Sok Jago. Bagaimana situasi di situ?”
“Efeknya lebih baik dari bayangan.” Shen Qingzhu berhenti sejenak, “Tapi, semakin kupikir saat menganalisis di panggung... Menurutmu, apa Gereja Dewa Kuno benar-benar menyusupkan orang ke antara prajurit baru? Kesempatan emas begini mustahil mereka lewatkan.”
Di ujung lain headset, Lin Qiye terdiam sejenak sebelum menjawab:
“Aku tahu. Kita akan coba jebak, kalau bisa dapat beberapa 'ikan besar', itu jadi bonus tak terduga...”
……
Lin Qiye mengemas headset-nya, merenung sejenak sebelum menoleh ke anggota tim di belakangnya.
“Gereja Dewa Kuno ya……” Bai Li Pangpang menggaruk kepalanya, “Nggak mungkin kebetulan banget kan? Kita baru saja menyamar sebagai Gereja Dewa Kuno, eh kebetulan ada anggota mereka yang menyusup di antara prajurit baru?”
“Tapi motivasinya memang masuk akal.” Cao Yuan menyetujui.
“Siapa yang nulis naskahnya?”
“Aku.” An Qingyu mengangkat tangan, “Aku menulisnya sesuai permintaan Qiye, naskah ini memiliki logika dan rasionalitas. Motif dan tujuan itu memang kubuat dengan benar-benar memposisikan diri dalam situasi Gereja Dewa Kuno. Sebenarnya cara paling tepat adalah menyamar sebagai prajurit baru yang menyusup ke kamp pelatihan, tapi mengingat identitas kita, aku sedikit mengubahnya.”
“Artinya secara teori, Gereja Dewa Kuno benar-benar mungkin mengirim orang untuk menyusup ke prajurit baru...” Lin Qiye terlihat termenung.
Chapter 0823: Fang Mo dan Lu Baoyou
“Saat kalian bertarung dengan para prajurit baru, adakah kesulitan khusus? Apakah ada orang yang kemampuannya jauh melebihi prajurit biasa?” Lin Qiye memandang semua orang dan bertanya.
“Di pihakku tidak ada.” Jawab An Qingyu.
“Di sini juga tidak.” Cao Yuan mengangguk.
“Aneh... Di tempatku juga tidak ada...” Lin Qiye berpikir sejenak, lalu menatap Jia Lan, “Jia Lan, bagaimana denganmu?”
Jia Lan mengedipkan mata, berpikir dengan serius beberapa saat:
“Nggak ada? Semuanya lemah, tidak ada yang tidak bisa kujatuhkan dalam tiga pukulan.”
“Artinya, jika ada mata-mata dari Gereja Dewa Kuno di antara prajurit baru, seharusnya mereka masih menyamar di pasukan besar itu?” Lin Qiye mengangguk ringan, “Saat kita mulai beraksi nanti, semua harus waspada, jangan sampai kecelakaan.”
“Baik.”
Lin Qiye berbalik, memandang ke arah lapangan besar di bawah langit malam, berkata dengan tenang:
“Evaluasi penjajakan ini, seharusnya sudah saatnya untuk sembah penutup...”
……
Suatu tempat di kamp pelatihan.
Lu Baoyou berjalan sendirian di jalan yang kosong, mengerutkan alis sambil melihat sekeliling, sorot matanya dipenuhi kebingungan.
“Mana orangnya? Kok tiba-tiba sepi, tadi semua masih berlarian seperti lalat tak berkepala? Apa yang sebenarnya terjadi di sini...”
Lu Baoyou merasa ada keanehan di kamp pelatihan ini.
Setelah ragu sejenak, dia mengeluarkan pedang lurus standar dari bawah gudang yang sudah rubuh, mengayunkannya santai sebelum menggenggamnya erat.
Persis saat itu, dia seperti menyadari sesuatu, menoleh ke arah persimpangan jalan di depan.
Tanah bergetar halus, lebih dari 300 prajurit baru membawa pedang dan pistol menerobos persimpangan dengan aura mengintimidasi, langsung menerjang ke arah lapangan.
Semangat bertarung menyambar langit!
“Eh?” Lu Baoyou tertegun oleh aura pembunuhan di mata mereka, setelah terkejut sebentar, langsung menyusul.
“Hei! Tunggu sebentar! Apa yang terjadi?”
Di bagian belakang pasukan besar, Ding Chongfeng, Su Yuan, Shen Qingzhu dan lainnya mendengar suara itu, memperlambat langkah.
Melihat Lu Baoyou yang berdiri sendirian di luar dengan pisau, beberapa prajurit baru hendak mendekat untuk mengatakan sesuatu. Ding Chongfeng tiba-tiba menghentikan mereka, sorot matanya penuh kewaspadaan menatap Lu Baoyou yang tidak memakai baju prajurit baru namun masih menggenggam pisau.
"Tidak... Kenapa masih ada orang yang berkeliling sendirian di luar? Lagipula, dia tidak terlihat seperti prajurit baru."
"Bicara! Aku bertanya pada kalian."
"Siapa kamu?"
"Aku? Namaku Lu Baoyou. Aku juga prajurit baru."
"Kalau prajurit baru, kenapa tidak pakai seragam? Asrama mana? Siapa teman sekamarmu?"
Serangkaian pertanyaan ini membuat Lu Baoyou membeku di tempat. Dengan pasrah ia menghela napas, "Aku mengalami insiden sehingga belum sempat menyelesaikan prosedur prajurit baru..."
Mendengar jawaban ini, kerutan di alis Ding Chongfeng semakin dalam.
"Katanya angkatan ini seharusnya ada 612 orang, tapi karena seorang prajurit baru membuat masalah di luar Shangjing, haknya dicabut." Su Yuan teringat sesuatu lalu mengingatkan.
Ding Chongfeng mulai berpikir.
Tiba-tiba, sebuah siluet perlahan mendekati mereka.
Fang Mo mengerutkan alisnya menatap Lu Baoyou di kejauhan. Entah mengapa, rasa permusuhan yang tak jelas asalnya muncul di hatinya.
Permusuhan ini muncul tanpa alasan, tiba-tiba begitu saja seolah berakar dalam jiwanya. Pemuda di hadapannya itu - tampangnya, baunya, segala tentangnya - membuat Fang Mo merasa sangat jengkel.
Dan situasi yang sama, juga terjadi pada Lu Baoyou.
Begitu dia muncul, pandangan Lu Baoyou langsung menyadarinya. Tanpa alasan jelas, Lu Baoyou sangat ingin memukul Fang Mo...
Meski ini pertemuan pertama mereka, tatapan penuh permusuhan di antara keduanya sudah memercikkan bunga api di udara.
"Siapa kamu? Apa hubunganmu dengan Serafim?" Suara dingin Lu Baoyou menggema.
"Lalu siapa kamu?"
"Urusanmu apa?"
"Ini urusanku. Kenapa? Tidak mau tunduk?"
“？”
Melihat mereka belum bertukar beberapa patah kata sudah hendak berkelahi, Ding Chongfeng menarik Fang Mo yang mulai bergerak, sorot matanya semakin waspada ke arah Lu Baoyou.
"Maaf, ini masa genting. Karena aku tidak bisa memverifikasi identitasmu, tolong jaga jarak dengan pasukan besar kami. Setelah urusan ini selesai, jika identitasmu terbukti, aku akan meminta maaf."
Pikiran Ding Chongfeng sederhana: Saat ini yang terpenting bukan membuang waktu untuk orang tak dikenal, tapi segera melindungi Nisan Penghalang sebelum konsekuensi buruk terjadi.
Lu Baoyou mengerutkan alis melihat para prajurit baru yang terus waspada padanya, mencemooh, "Seolah-olah aku harus ikut kalian. Sungguh narsis..."
Menggenggam pisau, Lu Baoyou berbalik dan melangkah sendirian ke dalam kegelapan, "Aku sendiri... baik-baik saja."
"Melihat tubuh Lu Baoyou menghilang dari pandangan, Ding Chongfeng dan yang lain akhirnya menghela napas lega, "Cepat ikuti pasukan besar, mereka seharusnya sudah sampai di lapangan olahraga!"
……
Tak lama kemudian, semua prajurit baru segera tiba di lapangan olahraga yang kosong dan remang-remang.
Melihat orang-orang Gereja Dewa Kuno belum datang, Ding Chongfeng menghela napas lega.
Di bawah tanah lapangan ini tersembunyi Nisan Penghalang yang menekan tingkatan, selama mereka mati-matian menjaga tempat ini, anggota Gereja Dewa Kuno tidak akan bisa melepaskan tekanan tingkatan. Dengan tiga ratus lebih personel yang bersatu melawan, dia tidak menganggap pihak mereka akan kalah.
"Cepat! Yang memiliki area larangan bertipe defensif, segera atur pertahanan di sini. Mereka pasti akan segera menyerang." Ding Chongfeng memimpin penataan dengan gesit.
"Bagaimana dengan kelompok yang dikirim mengambil peralatan komunikasi tadi? Sudah kembali?" Su Yuan mengerutkan alis bertanya.
"Sudah." Ding Chongfeng tersenyum getir, mengeluarkan beberapa ponsel dari tas ranselnya, "Tapi tempat hantu ini sama sekali tidak ada sinyal, ponsel tidak bisa digunakan."
Saat memasuki kamp pelatihan, semua prajurit baru menyerahkan peralatan komunikasi mereka untuk disimpan di gudang. Begitu menyadari kemungkinan masalah di kamp, Ding Chongfeng segera mengirim orang untuk mengambil ponsel. Meski berhasil diambil, sinyal tetap tidak ada.
Kumpulan ponsel ini tetap menjadi besi bekas.
"Tidak masalah." Mata Su Yuan berbinar, "Teman sekamarku Yin Nixia memiliki area larangan pengendali sinyal listrik. Dia bisa menghubungkan ponsel-ponsel ini ke sinyal."
Mendengar kalimat ini, banyak prajurit baru yang hadir langsung menjadi emosional.
“Artinya, kita bisa menghubungi pihak luar?”
“Kita bisa langsung menyampaikan kondisi di sini ke luar, agar Penjaga Malam mengirim bantuan!”
“Benar! Dengan begini, kita akan segera diselamatkan!”
“……”
Di samping, Shen Qingzhu melihat pemandangan ini sambil tersenyum tipis.
Benar-benar... naif.
Su Yuan menyerahkan salah satu ponsel ke tangan gadis remaja berambut kuncir bakso, sorot matanya memancarkan cahaya fluoresen samar saat area larangan perlahan terbuka.
Ponsel di tangannya segera terhubung dengan sinyal dari luar.
