“Benarkah tidak perlu diurus?”
Di kantin, Jiang Er bertanya dengan khawatir.
“Tidak perlu.” Lin Qiye terus menyantap nasinya sambil tersenyum, “Ini cuma gesekan kecil. Bahkan jika Lu Baoyou tidak bisa mengendalikan diri, Fang Mo tahu skala prioritas. Mereka tidak akan berkelahi di dalam kelas.”
Begitu suaranya berhenti, gelombang kekuatan dewa Cupid tiba-tiba memancar dari gedung sekolah di kejauhan.
“Apalagi ada Li Zhenzhen di sana. Sekalipun mereka benar-benar berkelahi, cukup satu panah darinya, kedua itu akan langsung berjalan-jalan di lapangan sambil melompat-lompat bergandengan tangan.”
Gambaran itu muncul dalam pikiran Jia Lan, membuatnya tertawa terbahak, “Kemampuan Zhenzhen ternyata sangat praktis ya...”
“Sekelompok musuh bebuyutan yang saling membenci, ditambah Li Zhenzhen yang bisa membuat mereka saling mencintai kapan saja. Kombinasi ini cukup unik.” An Qingyu mengusap dagunya sambil tersenyum.
“Meskipun Divine Ruins Zhenzhen tidak terlalu kuat dalam pertarungan, tapi dia mewakili Dewa Cinta.” Jiang Er berkomentar penuh kekaguman, “Kekuatan cinta tidak boleh diremehkan.”
“Dewa Cinta ya...”
Jia Lan menoleh ke arah Li Zhenzhen, seolah teringat sesuatu, matanya semakin berbinar!
“Kalian makan saja, saya harus pergi mengajar para prajurit baru.” An Qingyu melihat jam, berdiri dari kursinya, melambaikan tangan pada semua orang, lalu langsung menuju gedung sekolah.
Langsung setelah itu, Lin Qiye juga bangkit.
“Kondisi mental saya hari ini sudah habis, lebih baik saya tidur dulu. Kalian juga sebaiknya istirahat cepat.”
Setelah selesai berbicara, tubuh Lin Qiye menyelinap cepat dan menghilang di tempat itu.
“Ah, pada buru-buru semua. Masakan belum habis dimakan.” Bai Li Pangpang menggendong baskom udang pedas, mengunyah dengan lahap. “Jie Lan, kita makan pelan-pelan... Jie Lan?”
Tubuh Jia Lan yang sedang meninggalkan meja makan diam-diam menuju gedung sekolah bergetar.
“Jie Lan, ke mana?”
“Oh, saya jalan-jalan saja. Kalian lanjutkan makan.”
Pipi Jia Lan tampak memerah. Setelah membalas, dia cepat-cepat berlari keluar dari kantin dan menghilang.
“…Aneh sekali.” Bai Li Pangpang mengangkat bahu.
……
Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
“Selamat pagi, Manajer Li.”
“Selamat pagi, Manajer Li.”
“Manajer Li, Anda datang?”
Li Yifei membawa bangku lipat, masuk ke dapur dengan tenang. Staf Departemen Kuliner yang sedang sibuk di dapur serentak mengangguk memberi salam.
“Ya, A Zhu belum kembali?”
“Belum. Direktur sudah memindahkan menteri, sudah beberapa hari tidak kembali.”
“Ia tidak kembali, pekerjaan Departemen Kuliner juga tidak boleh diabaikan～” Li Yifei menyapu pandangannya ke dapur, berkata dengan nada penuh arti, “Bagaimana kualitas timun hasil penanaman baru itu?”
“Cukup bagus, maukah Anda mencicipi?”
Senyum mengembang di mulut Li Yifei. Ia langsung berjalan ke meja, mengambil sebatang timun dari talenan. Hendak pergi, tapi setelah berpikir, mengambil dua batang lagi dan menyelipkannya di bajunya.
“Masaklah dengan baik, aku mau main ke tempat lain... Eh bukan, aku mau berkeliling inspeksi ke tempat lain.”
“Hati-hati di jalan, Manajer Li.”
Li Yifei membawa bangku lipat dan tiga batang timun, berjalan santai menuju tangga di sisi lorong. Di sana, Merlin dan Bragi masing-masing duduk di kursi goyang, terhuyung-huyung memandang arah halaman.
“Paman Merlin, Kak Bragi, makan timun!”
Dengan ceria Li Yifei mengulurkan dua batang timun ekstra kepada Merlin dan Bragi, lalu duduk di samping mereka sambil membawa kursi lipat kecil.
“Xiao Li, akhir-akhir ini santai sekali ya?” Merlin menerima timun sambil tersenyum ramah.
“Iya Paman Merlin, Departemen Kuliner dan Urusan Internal sedang dipinjam Direktur. Banyak urusan kacau berkurang, aku bisa menikmati hari-hari tenang.” Li Yifei tertawa.
Ia menoleh ke halaman, menggigit timun sambil bertanya penasaran dengan mulut penuh kunyahan:
“Bagaimana hasil pertarungan kedua orang ini hari ini?”
“Monyet menang 32 pertarungan, Tiran menang 30.” Bragi berbicara santai, “Pertarungan ini baru saja dimulai, hasilnya masih belum jelas……”
Di dalam halaman.
Siluet emas berselimut kasaya dan siluet yang diselimuti kilatan ungu, saling berbenturan dengan cepat.
Sun Wukong membuka lebar kedua bola matanya, kasaya yang dikenakannya bergemuruh mengikuti gerakannya. Kepalan tangan, kaki, siku, lutut, ekor... Setiap bagian tubuhnya menjelma menjadi senjata yang sangat menakutkan, jurus-jurusnya penuh tekanan dan kilauan pembunuhan.
Gilgamesh memandang dengan angkuh, tubuhnya seperti daun tertiup angin yang menghindar dengan lincah. Kedua telapak tangannya menepak tepat di titik lemah setiap serangan Sun Wukong, membongkar jurus lawan selangkah demi selangkah. Meski terlihat berada di posisi lemah, ia menyimpan rencana licik.
Tanpa gelombang kekuatan dewa maupun kemampuan khusus, hanya bayangan samar saling serang yang beterbangan kacau di udara. Ini adalah tabrakan murni teknik bela diri jasmani, mitologi seni bela diri Timur dan Barat terpancar sempurna melalui dua individu berbeda.
Diiringi musik penuh gairah Bragi, seluruh halaman telah berubah menjadi podium pertarungan bagi mereka berdua.
“Untunglah Paman Merlin membuat perjanjian dengan mereka, kalau tidak, kedua orang ini kalau menggunakan kekuatan ilahi, rumah sakit jiwa ini pasti sudah dibongkar berkali-kali.” Li Yifei tak tahan berkomentar, “Ditambah kami para perawat lemah ini, hampir pasti setiap hari ketakutan sampai tidak berani keluar.”
Merlin tersenyum tipis, “Tenanglah, bahkan jika mereka berdua kembali ke masa kejayaan penuh, bagaimana pun bertarungnya, rumah sakit jiwa ini tidak akan hancur. Kekuatannya jauh melampaui bayanganmu...”
Kini di rumah sakit jiwa ini, Gilgamesh adalah pasien dengan kondisi terparah. Gabungan perilakunya yang absurd, dia sudah pantas dijuluki preman rumah sakit jiwa yang menindas pria dan wanita.
Setiap kali Gilgamesh keluar kamar, dia selalu berlagak sombong memberi perintah kepada para perawat, bahkan ke Bragi dan Merlin. Namun setelah melalui pelatihan profesional dari Li Yifei dan Heitong, para perawat ini menunjukkan profesionalisme dengan tidak mempermasalahkan tingkah pasien gangguan jiwa ini. Paling-paling Merlin dan Bragi hanya tertawa kecil, sama sekali tidak akan dipikirkan.
Namun, bukan semua orang mau memanjakan sifat preman ini.
Beberapa kali Gilgamesh keluar kamar kebetulan bertemu Sun Wukong yang sedang minum alkohol di luar. Saat pandangan mereka bersentuhan, kilauan pembunuhan langsung berkelebat.
Seandainya percakapan mata singkat itu diubah menjadi bahasa, kira-kira begini:
“Lihat apa?”
“Liatin lu kenapa?”
“Liatin gua lagi, coba!”
“Coba ya coba, ga mau tunduk gebuk gua dong?”
Lalu, kedua orang itu langsung mulai berantem, dari lantai dua rumah sakit jiwa sampai ke lantai satu, dari halaman sampai ke pintu gerbang... Bertarung sampai langit gelap gulita, membuat kekacauan di mana-mana.
Awalnya, Merlin masih bisa cepat-cepat lari keluar, memberikan paket larangan bicara yang membuat mereka langsung diam. Tapi kemudian ia sadar cara ini sama sekali tidak efektif.
Bahkan hanya dengan tatapan singkat, kedua orang ini langsung bisa berkelahi. Bisa berbicara atau tidak, itu tidak penting sama sekali!
Chapter 0851 Gaya Lukisan yang Aneh
Dengan tak berdaya, Merlin akhirnya membuat tiga peraturan dengan mereka.
Singkatnya: Kalian boleh berkelahi asal tidak menggunakan kekuatan ilahi, tidak menggunakan Divine Ruins, tidak mengganggu pekerjaan dan istirahat perawat lain. Lokasi hanya di halaman. Waktu yang diperbolehkan untuk berkelahi setiap hari adalah pukul sembilan pagi sampai sebelas siang dan pukul tiga sampai lima setengah sore.
Jangan tanya mengapa baru boleh mulai berkelahi pukul tiga sore. Jawabannya karena Merlin mau tidur siang.
Juga jangan tanya mengapa malam dilarang berkelahi. Alasannya karena Merlin mau tidur lebih awal.
Lagipula meski tidak menggunakan kekuatan ilahi, suara berkelahi mereka tetap ada. Meski Merlin sendiri bisa pakai mantra peredam suara untuk tidur, mana mungkin ia memberikan mantra itu ke semua perawat lain?
Setelah peraturan ini berlaku, entah mengapa gaya interaksi mereka jadi terlihat aneh.
Gejala utamanya: Setiap pagi pukul sembilan, Gilgamesh akan muncul tepat waktu dari ruang rawat.
Sementara Sun Wukong sudah sejak tadi membawa tong alkohol duduk di lorong, seolah sedang menunggunya.
“Setelah Gilgamesh keluar, Sun Wukong diam-diam meletakkan guci alkohol dan mulai saling bertatapan dengannya.”
“Tiga detik tatapan, wajah keduanya mulai memancarkan api kemarahan, saling tidak suka, lalu serentak melompat ke halaman dan mulai berantem tanpa sepatah kata.”
Adegan ini penuh kekerasan tapi secara aneh terasa harmonis.
Seperti sepasang saudara baik yang tinggal bersama, keluar pintu secara bersamaan, lalu saling melirik:
“Pagi.”
“Ya, tidak penting?”
“Tidak penting.”
“Ayo, berantem.”
“Siap!”
Di halaman.
Gilgamesh seperti kilat mundur selangkah, nyaris menghindari tinju Sun Wukong. Matanya berkilat penuh tekanan, langkahnya condong ke depan, menyergap celah dalam serangan lawan, telapak tangannya menghantam dada Sun Wukong!
Dug——!!
Sun Wukong terlempar ke belakang.
Dengan lincah ia berputar setengah lingkaran di udara, mendarat mantap di lantai. Kepalanya menengadah memandang Gilgamesh yang angkuh, memperlihatkan gigi tajamnya yang mengerikan.
“Tiran unggul tipis, skor menjadi 32-31.”
Bragi tepat waktu memperbarui skor Li Yifei, jari-jarinya memetik harpa lebih cepat.
Di bawah alunan musik pertarungan yang membara, kedua pria itu saling menerjang dan bertubrukan keras.
“Sungguh hebat……” Li Yifei duduk di kursi lipat, memandangi dua siluet di halaman, sorot matanya penuh kekaguman, “Seumur hidup ini, sepertinya aku tak akan pernah bisa mencapai tingkat itu……”
Merlin yang malas berjemur di kursi goyang menoleh memandangnya, “Meski bakat Nanda Sheyao cukup bagus, tapi dibandingkan makhluk mitos, batas maksimalnya masih terlalu rendah, paling banter tidak akan melebihi ‘Wu Liang’.”
Mendengar kalimat itu, Li Yifei tersenyum getir sambil mengangkat bahu.
“Di mana batas kemampuanku, aku juga tahu… Jujur saja, aku agak iri pada para perawat bawahan. Meski posisiku di sini lebih tinggi, tapi sebenarnya aku cuma orang dalam yang naik karena koneksi Qiye. Di luar sana, banyak dari mereka yang bisa membunuhku dengan satu jari. Kadang aku benar-benar meragukan, pantaskah aku duduk di posisi pengawas sepenting ini?”
Merlin menatapnya sambil menggelengkan kepala dengan lembut, “Kamu salah.”
“Salah di mana?”
“Kamu tidak sekadar mengandalkan koneksi untuk sampai di sini.” Kata Merlin penuh makna, “Ada perbedaan esensial antara dirimu dengan ‘misteri’ lain di sini.”
“Perbedaan esensial?”
“Kamu harus tahu, mekanisme penampungan perawat di rumah sakit jiwa ini hanya menyasar ‘misteri’. Manusia tidak akan pernah ditampungnya.”
“Lalu kenapa?”
“Meskipun tubuh aslimu adalah Nanda Sheyao, namun jiwamu, cara berpikirmu, prinsip bertindakmu…… masih seperti manusia.” Merlin berkata penuh makna, “Kesadaranmu terbelah menjadi dua bagian, satu adalah ‘Nanda Sheyao’, dan satunya lagi adalah ‘Li Yifei’ milikmu. Setelah Yang Mulia Direktur menyegel kepribadian ‘Nanda Sheyao’-mu, engkau adalah manusia yang menyandang identitas ‘misteri’ dan tinggal di rumah sakit jiwa ini. ‘Misteri’ bisa memiliki kecerdasan, kesadaran diri, penampilan yang sangat mirip manusia……tapi ada satu hal yang tidak akan pernah bisa mereka dapatkan secara hakiki. Itulah kemanusiaan.”
Merlin mengulurkan tangan, menunjuk Li Yifei, berkata pelan-pelan, “Kau, adalah pengecualian. Di saat menyandang identitas ‘misteri’, kau juga tetap manusia dengan kemanusiaan utuh. Di rumah sakit jiwa ini, kau adalah eksistensi unik yang melampaui semua perawat. Kurasa, inilah alasan utama Yang Mulia Direktur mempercayakan rumah sakit ini padamu.”
Li Yifei membeku.
“Ternyata begitu……” dia bergumam.
“Jadi, jangan meragukan dirimu sendiri, juga jangan merasa inferior. Di rumah sakit ini, kaulah yang paling berhak duduk di sini.” Merlin tersenyum sambil meneguk teh panas dari termosnya, “Di sini, performa, bakat, tingkatan——semua itu tidak penting. Cukup jadilah dirimu sendiri. Beberapa hal akan natural mengalir seperti air menemui salurannya.”
Saat mendengar kalimat terakhir, wajah Li Yifei memancarkan kebingungan.
Beberapa hal akan natural mengalir seperti air menemui salurannya?
Apa maksudnya ini?
“Dia baru saja ingin bertanya pada Merlin, baru menyadari yang terakhir sudah menutup matanya, tidak berniat melanjutkan percakapan.”
Li Yifei dengan bijak menutup mulutnya.
Sebagai perawat pertama di rumah sakit jiwa ini, sekaligus eksistensi yang paling awal mengikuti Lin Qiye, Li Yifei tentu tahu identitas sosok ini. Orang tua ini biasanya diam, tapi begitu berbicara, pasti mengandung makna mendalam.
Dewa Sihir, legenda dalam ramalan, bukanlah lelucon.
Tiba-tiba, siluet berjubah lab putih muncul tanpa jejak di belakangnya.
“Qiye!” Li Yifei langsung berdiri melihat bayangan di belakangnya, setelah ragu sejenak mengulurkan mentimun setengah habis di tangannya, bertanya hati-hati, “Mau makan timun?”
“...Kamu saja yang makan, aku cuma ingin melihat-lihat.”
Pandangan Lin Qiye tertuju pada dua siluet yang sedang bertarung sengit di tengah halaman.
Setelah tidur sebentar, kondisi mental Lin Qiye sudah pulih cukup banyak. Tapi waktu masih pagi, dia tidak buru-buru bangun, lalu menyelamkan kesadarannya ke Rumah Sakit Jiwa Para Dewa untuk mengecek situasi.
Tiba-tiba, dia seperti menemukan sesuatu, menatap tajam rambut Sun Wukong, mengeluarkan suara terkejut.
“Li Yifei.”
“Ada apa?”
“Apa Dasheng baru-baru ini melakukan sesuatu? Atau ada yang tidak biasa?”
Li Yifei tertegun, berpikir keras, “Sepertinya tidak ada... Kenapa?”
“...Tidak apa-apa.”
Lin Qiye menggelengkan kepala, tetapi pandangan tetap tertuju pada kehampaan di atas kepala Sun Wukong, sorot matanya sedikit berbinar.
“Sun Wukong Progress penyembuhan：40％.”
Chapter 0852: Menghancurkan Segel dengan Pertarungan
Lin Qiye jelas ingat, terakhir kali dia melihat Progress penyembuhan Sun Wukong masih 23%, berapa lama waktu yang telah berlalu, malah sudah meningkat ke 40%？
Kecepatannya terlalu cepat!
Yang paling krusial, selain menyediakan anggur buah harian, Lin Qiye sama sekali tidak mengobati Sun Wukong!
Ini bisa sembuh sendiri?
Lin Qiye curiga melihat keduanya yang sedang bertarung di lapangan, setelah ragu sejenak, menampar Li Yifei yang ada di sisinya.
“Maksudmu?” Li Yifei bingung.
“Beri aku bangku lipat kecil.”
“...Tunggu.”
Tak lama, Li Yifei membawa bangku lipat baru dan menyerahkannya pada Lin Qiye. duduk bersama Li Yifei, Bragi, dan Merlin di samping halaman, menyaksikan pertarungan mereka dengan serius.
Seiring langit yang semakin terang, pertarungan keduanya juga memasuki tahapan memanas. Mereka tampaknya tak lagi puas hanya dengan pertarungan tinju dan tendangan, pandangan semakin penuh tekanan.
Jimengaershi mengulurkan tangan ke udara kosong dan menggenggam, sebilah pedang berpendar cahaya emas langsung mendarat di tangannya. Di seberang, Sun Wukong menyipitkan mata, tangan mengorek belakang telinga - tongkat panjang super berat langsung muncul tanpa jejak.
Dalam tiga kesepakatan Merlin dengan keduanya, tidak ada batasan penggunaan senjata selama menghindari jam istirahat siang. Pertarungan dengan senjata paling-paling hanya menimbulkan sedikit kebisingan, pengaruhnya tidak signifikan.
Keduanya memegang senjata masing-masing, berlari dari kedua sisi halaman menuju pusat. Tanpa menggunakan kekuatan ilahi atau Divine Ruins, kecepatan mereka masih di luar jangkauan mata telanjang.
Dor——！！
Pedang emas dan Tongkat Ajaib bertabrakan, mengeluarkan dentuman logam yang bergema. Gelombang kejut menyebar dari pusat tabrakan mereka.
"Monyet kembali unggul... Skor sekarang 74 vs 72." Bragi yang sedang memetik harpa tak henti mengamati keduanya, memberi laporan real-time ke Lin Qiye dan Li Yifei. Bagaimanapun, kemampuan observasi mereka mungkin tak cukup menangkap detail pertarungan.
Waktu berdetik-detik berlalu, matahari sudah tepat di atas rumah sakit jiwa.
Meski rumah sakit ini adalah ruang ilusi, lingkungannya hampir identik dengan dunia nyata - matahari terbit-tenggelam, ada awan, angin, tanah... Lin Qiye tak tahu asal semua ini, tapi jelas institusi ini sedang melakukan simulasi ekstrem terhadap kondisi eksternal.
Merlin melirik langit, bangkit perlahan dari kursi goyangnya lalu mengangkat kedua tangan untuk bertepuk tangan.
Prak!
Di tengah riuh pertempuran, suara tepukan itu terdengar jernih bagai mengandung kekuatan magis, langsung bergema di telinga semua orang.
Merlin tidak berbicara, namun Sun Wukong dan Gilgamesh yang sedang bertarung sengit di halaman, serentak menghentikan gerakan mereka. Mereka masing-masing berdiri di ujung halaman, saling menatap. Setelah beberapa saat, mereka mendengus dingin dan mengemas senjata masing-masing.
Waktu pertarungan hari ini telah berakhir.
Sun Wukong menyimpan tongkat Ruyi Jingu, melirik Gilgamesh dengan pandangan datar. Dia mengibas bahunya lalu berbalik badan langsung menuju ruang rawatnya.
"Progress penyembuhan Sun Wukong: 41%."
Bersamaan dengan itu, panel semi-transparan di atas kepala Sun Wukong dalam pandangan Lin Qiye tiba-tiba berkedut. Panel itu kembali bergeser sejauh 1%.
Mata Lin Qiye semakin berbinar.
Berantem?!
Inikah alasan pertambahan progress penyembuhan Sun Wukong?
Lin Qiye kembali mengonfirmasi perilaku terakhir Sun Wukong pada Li Yifei. Setelah memastikan bahwa monyet itu setiap hari akan duduk tepat waktu di pintu ruang rawat menunggu berantem dengan Gilgamesh, keyakinannya semakin kuat.
Alasan sebenarnya Sun Wukong masuk ke rumah sakit jiwa ini masih belum diketahui Lin Qiye. Dia hanya menduga mungkin karena kehilangan seseorang atau beberapa orang penting.
Dan pertarungan, tanpa diragukan lagi, adalah cara Sun Wukong untuk melepaskan tekanan dan penyesalan dalam hatinya.
Sun Wukong adalah Qitian Dasheng dari Da Xia, dengan hati yang begitu angkuh. Setelah mengalami luka psikis tertentu, depresi dan penyesalan terpendam di hatinya. Ditambah segel kasaya, membuatnya berada dalam kondisi depresi ekstrim. Sebelum Lin Qiye membuka pintu kamar itu, dia duduk bagai patung tanpa gerakan.
Hatinya, kesombongannya, perasaannya - segala sesuatu telah diblokir oleh kasaya itu.
Saat pertama kali Sun Wukong bereaksi terhadap perkataan Lin Qiye, kasaya itu otomatis beterbangan. Setiap kali emosi Sun Wukong bergejolak atau berada dalam kondisi pertarungan, kasaya tak bisa menahan getarannya. Ini membuktikan segel mulai terguncang oleh Sun Wukong sendiri.
Dalam berbagai pertarungan melawan Gilgamesh, mungkin Sun Wukong sendiri telah tersadar akan hal ini. Untuk melepas belenggu fisik dan mental ini, dia mengambil inisiatif mencari orang untuk berkelahi.
Mengapa Gilgamesh... Sekarang di rumah sakit jiwa ini, selain Bragi si musisi yang tak bisa bertarung, hanya tersisa mage lanjut usia yang hampir botak. Belum lagi keduanya jelas-jelas tidak mirip orang yang jago bertarung.
Maka Gilgamesh, preman rumah sakit jiwa yang terlihat kuat dan akan mengamuk cuma perlu sedikit provokasi, menjadi target pertarungan terbaik bagi Sun Wukong.
“Di permukaan, dia sedang bertarung dengan Gilgamesh, tetapi sebenarnya dia menggunakan Gilgamesh untuk meruntuhkan segel kasaya itu.”
Setelah memahami semua ini, Lin Qiye merasa sangat lega.
Sampai saat ini, pasien di rumah sakit jiwa yang ingin pulih masih membutuhkan pemikiran kerasnya untuk menemukan cara pengobatan. Tapi Sun Wukong berbeda - sekarang dia bisa mengobati dirinya sendiri...
Tentu saja, melampiaskan emosi melalui pertarungan dan meruntuhkan segel memang jalan yang bagus, tapi cara seperti ini jelas memiliki batas maksimal. Seberapa jauh penyembuhan bisa dicapai masih belum jelas. Selama simpul psikologis Sun Wukong belum terbuka, dia takkan pernah bisa benar-benar menghancurkan kasaya itu.
Saat ini di rumah sakit jiwa ini, yang paling membuat Lin Qiye memegangi kening adalah Sun Wukong dan Gilgamesh. Masalah yang pertama sudah menemukan solusi, tapi yang kedua...
Lin Qiye menoleh memandang Gilgamesh di sisi lain halaman.
Gilgamesh sepertinya menyadari pandangan Lin Qiye. Dengan pedang emas tergenggam, dia menegakkan kepala dan memandangi Lin Qiye dari atas ke bawah, mata menyipit tajam:
“Siapa yang memperbolehkanmu menatap Sang Raja? Anak haram.”
Lin Qiye: ……
Penyakit yang satu ini benar-benar parah ya...
“Lin Qiye ragu sejenak, akhirnya memutuskan untuk berkomunikasi baik-baik dengan Gilgamesh. Meski kondisi mental pihak lawan saat ini belum tentu bisa berkomunikasi normal, tapi jika bisa memprediksi penyebab penyakitnya dari ucapan-ucapan terpisah, itu sudah termasuk hasil yang berharga.”
“Bagaimanapun juga, kondisi Gilgamesh sekarang jauh lebih baik dibanding Sun Wukong di awal.”
