“Itu...”
Shen Qingzhu yang melihat bekas pedang berlebihan itu, sorot matanya semakin berbinar.
“Ini aura pedang Santo Pedang Senior!” seru Lin Qiye dengan yakin. “Cepat! Arahkan kapal ke sana!”
“An Qingyu segera menyesuaikan arah, kapal eksplorasinya mengukir lengkungan dalam kabut, langsung menuju pulau dan akhirnya parkir di tepi pulau tempat bekas pedang itu berada.
Lin Qiye dan yang lain cepat-cepat turun dari kapal. Baru saat menginjakkan kaki langsung di pulau ini, mereka tersadar betapa mengerikannya bekas pedang ini sebenarnya.
Bekas pedang membentang dari timur hingga ke tepi paling barat pulau. Bahkan dengan persepsi mental Lin Qiye saat ini pun, tak bisa menangkap keseluruhan ayunan pedang ini. Apalagi cuma mengandalkan mata telanjang dalam kabut.
Lin Qiye memperkirakan kasar: setidaknya bekas ini sepanjang 10 kilometer, terbenam dalam-dalam di pulau bagai jurang pemisah langit. Kerikil yang dijatuhkan pun butuh hitungan detik baru kedengaran suara tumbukan.
“Aura pedang Senior Santo Pedang ini lebih menakutkan dibanding saat di kabut dulu.” Lin Qiye berdiri di tepi bekas pedang, merasakan aura pedang yang berhamburan dari dalam, tidak tahan berkomentar.
An Qingyu berjongkok, mengorek sebagian tanah dengan jarinya dan mengamatinya, kilau abu-abu berkedip di matanya:
“Dari jejak di tanah, sepertinya bekas ini ditinggalkan sebulan yang lalu...”
“Se bulan lalu?”
Lin Qiye tertegun.
Sebulan lalu, Perang Dewa total belum sepenuhnya meletus. Da Xia juga belum menyerang Kota Matahari Mesir dan Asgard. Lalu dengan siapa Zhou Ping bertarung sampai meninggalkan bekas mengerikan seperti ini?
“Ada sisa gelombang kekuatan dewa.”
Saat semua orang masih bingung, pria pirang yang berdiri tanpa ekspresi di posisi paling belakang berbicara datar, “Tiga, semuanya level Dewa Utama, berasal dari mitologi yang sama.”
Mendengar kalimat ini, wajah Lin Qiye dan yang lain berubah pucat.
“Apakah Senior Santo Pedang pernah bertarung dengan tiga dewa utama di sini?”
“Mungkin hanya kebetulan lewat saat bertarung.” An Qingyu mendorong kacamatanya sambil berkata, “Seandainya benar pertarungan empat dewa utama, pulau ini sudah hancur lebur menjadi debu. Kemungkinan mereka bertarung sambil melesat di udara, lalu di tengah jalan Senior Santo Pedang mengayunkan pedang yang kebetulan menghantam pulau ini.”
Lin Qiye mengangkat kepala memandang langit, di pikirannya berusaha merekonstruksi pemandangan sebulan yang lalu. Dari petunjuk yang ada, seharusnya Zhou Ping dikejar oleh tiga dewa utama, menerjang area perairan ini...
Tapi, mengapa ada tiga dewa utama dari mitologi yang sama memburunya? Apa yang telah dia lakukan?
Dewa dari mitologi mana lagi yang terlibat dalam penyerangan ini?
"Mengingat kesannya sudah sebulan lalu, pasti Santo Pedang Senior sudah keluar dari sini sekarang." An Qingyu menggendong peti hitam, menggeleng pasrah. "Dengan kecepatannya, satu bulan cukup untuk membuatnya muncul di sudut mana pun di dunia. Kemungkinan besar dia tidak tertahan di sini. Jika kita terus mencari menyusuri rute ini, mungkin sulit dapat hasil."
“……” Lin Qiye menghela napas, "Lebih baik kita pergi dulu, Santo Pedang Senior seharusnya tidak ada bahaya maut. Kita cari 【Tabut Perjanjian】 dulu, baru rencanakan langkah selanjutnya."
Semua orang kembali ke kapal eksplorasi, melanjutkan perjalanan sepanjang rute semula. Lin Qiye duduk di kabin kapal, terus menerus menyebarkan kekuatan spiritualnya ke perairan sekitar. Meski probabilitasnya tipis, selama masih ada secercah harapan, dia tetap ingin mencoba mencari.
Sayangnya, sampai kapal eksplorasi mendekati area tujuan, dia tetap tidak menemukan apapun.
Saat ini sudah larut malam. Kabut menutupi langit, tak terlihat secercah cahaya bintang maupun bulan. Dalam kegelapan pekat dimana tangan tak terlihat, kabut dan laut seakan menyatu, membuat orang sama sekali tak bisa membedakan arah.
Kabin kapal bergoyang lembut diombak laut. Kilatan cahaya lilin di meja menerangi sudut kabin yang gelap. An Qingyu mengemudikan kapal, mengandalkan ingatan mengerikan dan analisis medan magnetnya, mengendalikan badan kapal dengan presisi di tengah kegelapan tak berujung, perlahan bergerak menuju kejauhan.
"Aneh..."
Lin Qiye berdiri di tepi jendela, separuh pipinya menguning diterangi cahaya lilin remang. Alisnya berkerut halus.
"Ada apa?" tanya Jiang Er dengan bingung.
“Sejak kita memasuki perairan ini, sepertinya tidak ada 'misteri' yang muncul.” Lin Qiye merenung sambil berkata, “Dari Da Xia kita berlayar sampai sini, di sepanjang jalan selalu ada 'misteri' yang muncul secara berkala ingin menghancurkan kapal ini. Bahkan yang menahan diri untuk tidak menyerang pun bersembunyi di laut dalam, diam-diam mengawasi kita. Tapi sejak setengah jam lalu, dalam jangkauan persepsi mentalku, tak ada satu pun 'misteri' di perairan ini—seperti lenyap semua sekaligus.”
“Kita sudah sampai.”
Mikael yang sejak tadi duduk di samping dengan mata terpejam beristirahat, perlahan membuka bola matanya dan berbicara.
Kreek——!
Dalam kegelapan, lambung kapal bergemuruh akibat hempasan ombak raksasa. Lilin di kabin sempit bergoyang, menciptakan keheningan sesaat.
“Tapi di sekitar hanya ada air laut, tak ada daratan atau pulau sama sekali.” Lin Qiye memejamkan mata untuk merasakan dengan teliti beberapa saat lamanya.
“Tempat yang kita tuju bukan di darat.”
“Di langit?”
Mikael menggelengkan kepala perlahan.
“Sebenarnya kita mau ke mana? Sekarang sudah dekat tujuan, seharusnya bisa diberitahu kan?” Shen Qingzhu mengerutkan alis.
Mikael menoleh, sorot mata emas yang seperti tungku itu melirik kegelapan di balik jendela pesawat, lalu menghembuskan perlahan dua patah kata:
“Kerajaan Surga.”
“Kerajaan Surga?” Lin Qiye tertegun sejenak, “Tempat yang tercatat dalam《Kitab Suci》kalian?”
“Kerajaan Surga adalah kerajaan dewa dalam mitologi suci Gereja kami, tempat yang diimpikan oleh puluhan arwah setelah kematian, Tanah Suci Sukhavati, sekaligus permulaan segala cahaya dan kemurnian di dunia.” Mikael diam sejenak, lalu kembali berbicara, “Sejak waktu tak terhingga sebelumnya, aku, malaikat-malaikat lain, dan Sang Tuan Suci itu tinggal di sana, 【Tabut Perjanjian】 juga disimpan di dalamnya.”
Ternyata 【Tabut Perjanjian】 disembunyikan dalam kerajaan dewa Gereja Suci Barat, pantas saja sebelumnya Mikael berkata para dewa Da Xia tidak bisa memasuki wilayah itu, hanya memperbolehkan manusia biasa seperti Lin Qiye yang menginjakkan kaki... Keberadaan dewa asing di Kerajaan Surga Gereja Suci tentu dianggap penghinaan dalam pandangan mereka.
“Di manakah ia berada?”
“Surga tidak berwujud nyata, tak terlihat di atas hamparan tanah manapun, maupun di langit atau laut dalam. Ia hanya ada di tanah suci hati nurani terdalam umat manusia.”
“Apa maksudmu?” An Qingyu heran bertanya, “Surga ada dalam hati kita? Lalu bagaimana cara kita pergi ke sana?”
“Di atas wilayah yang diberkati mukjizat ilahi, bacalah nama Sang Tuan Suci dengan khidmat, ketuk hati nurani, temukan tanah cahaya paling murni dalam hati, maka engkau akan secara otomatis masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Pandangan Mikael menyapu air laut hitam legam di bawah kapal, “Perairan inilah yang dahulu menjadi lokasi wilayah berkat ilahi.”
“Artinya, kita harus menemukan cahaya masing-masing dalam hati di atas perairan ini, baru bisa memasuki Kerajaan Surga?” Lin Qiye bergumam, “Pertama kali aku lihat masuk ke kerajaan dewa serumit ini...”
“Kerajaan Surga memang berbeda dengan kerajaan dewa lain di dunia.” Mikael berkata datar, “Hanya ada satu cara untuk memasukinya.”
