BAB 1704 Jiwa Tersembunyi

　　“Jiwa tersembunyi...” 　　Setelah mendengar ucapan Yan Zhong, bola mata Huo Qubing yang terbaring di genangan darah semakin berbinar. 　　Tidak hanya bisa mempertahankan jiwa tetap abadi, tapi juga menyimpan seluruh kekuatan seumur hidup ke dalam senjata. Satu-satunya kelemahan adalah proses yang terlalu menyakitkan... Jika tidak bisa bertahan, akhirnya jiwa akan tercerai-berai. Bahkan jika Hu Jia datang tepat waktu, kondisi mentalnya tetap tidak bisa dipulihkan. 　　Tapi rasa sakit bagi Huo Qubing bukanlah apa-apa. Asalkan bisa mempertahankan kekuatannya sebanyak mungkin, bahkan rasa sakit yang lebih parah pun layak ditanggung. 　　"Gunakan metode ini," kata Huo Qubing dengan tekad kokoh. 　　"Yeye, itu kan menguliti kulit, mencabut tulang, membelah jantung dan mengambil darah!" Kedua tangan Zhan Yuwu gemetar tak terkendali, seolah tak tega. 　　"Menguliti kulit dan mencabut tulang, apa yang perlu ditakutkan?" Suara serak Huo Qubing terdengar, "Tulangku sudah hancur, jantungku juga sama... Kalian cukup menguliti kulit dan mengambil darah saja. Rasa sakit segini, aku bisa tahan." 　　Zhan Yuwu, Yan Zhong, dan Kloie saling bertukar pandang, sama-sama melihat rasa tidak tega di mata masing-masing... Ini kan Huo Qubing! Marquis Juara Huo Qubing dari rakyat wilayah... Menguliti kulit, mencabut tulang, membelah jantung, mengambil darah... Siapa yang tega melakukan ini? 　　"Biarkan aku saja." 　　Pada saat itu, sebuah suara terdengar dari belakang. Gongyang Wan yang mengenakan sebuah rok hanfu berjalan tenang mendekat. 　　"Kau?" 　　“Kalian semua tidak tega melakukannya, wajar jika harus aku yang bertindak.” Gongyang Wan berkata datar, “Aku sudah menyiksa banyak orang, bahkan punya pengalaman menguliti dan mencabut tulang... Jika tangan kalian gemetar, hanya akan membuatnya lebih menderita... Tenang, gerakanku cepat.” 　　Melihat kemunculan Gongyang Wan, ekspresi Huo Qubing malah menjadi santai. Seperti teringat sesuatu, tangan kanannya yang terendam genangan darah terangkat perlahan. 　　“Gongyang Wan... Ini untukmu.” 　　“Apa ini?” Gongyang Wan mengerutkan alis sambil menatap jantung di tangan Huo Qubing. 　　“Monster pohon willow itu bisa mereplikasi semua makhluk hidup, menciptakan tubuh jasmani sempurna dari udara... Bukankah kau butuh tubuh tanpa pemilik yang bisa menampung jiwa adikmu? Benda ini seharusnya membantumu.” 　　Memandang telapak tangan yang dijulurkan dari genangan darah itu, seluruh tubuh Gongyang Wan bagai tersambar petir, membeku di tempat. 　　Dia... sedang membantuku? 　　Demi mengambil jantung ini untuk Gongyang Zhuo, dia nekat menembus inti batang pohon Kusuen sendirian dengan pistol?? 　　“Mengapa!?” Gongyang Wan bertanya bingung, “Aku hanya iblis wanita pemakan manusia, kenapa kau terus membantuku? Apa untungnya bagimu??” 　　“Di dunia ini, jika segala yang dilakukan harus memperhitungkan keuntungan dan kerugian, itu terlalu kejam.” Huo Qubing berbicara pelan, “Tapi, Marquis ini memang berharap, di masa depan kamu bisa menggantikanku memimpin Kantor Penjinak Roh Jahat… Marquis selalu percaya, pada dasarnya kamu baik, hanya terlalu penuh amarah. Jika bisa diatasi dengan tepat, dengan ketegasan dan keberanianmu, seharusnya Kantor Penjinak Roh Jahat bisa bertahan ribuan tahun. Fakta membuktikan, Marquis tidak salah menilai.” 　　Pupil Gongyang Wan menyempit halus. Ia menatap Huo Qubing lama sekali, raut wajahnya dipenuhi kerumitan. 　　Akhirnya, dengan gemetar ia mengulurkan kedua tangan, menerima jantung yang berlumuran darah… Kemudian kedua lututnya tertekuk, seluruh tubuhnya terjatuh berlutut di genangan darah. 　　“Gongyang Wan, bersama adik Gongyang Zhuo, bersujud mengucapkan terima kasih atas nyawa yang diselamatkan Yeye!” 　　Dahinya menghantam keras noda darah, mengeluarkan suara sayup-sayup. Panggilan “Yeye” ini diucapkannya dengan tulus, kalah dengan hati tulus. 　　“Lakukan.” Suara serak Huo Qubing terdengar, “Setelah Marquis mati, 【Mangkuk Hati】 akan tidak bekerja. Mulai sekarang, tak ada lagi yang membelenggumu… Juga, ambil penampilan Marquis. Kabar gugurnya Marquis di medan perang, usahakan untuk tidak cepat tersebar…” 　　Gongyang Wan perlahan bangkit. Gaun hijau itu sudah basah kuyup oleh darah. Ia mengambil senjata panjang yang patah di sampingnya, mendekati jenazah Huo Qubing. Buku-buku jari pucatnya bergetar menggenggam erat. 　　“Yeye, mohon tahan sebentar…” 　　Dia mengangkat ujung tombak di tangannya, lalu tiba-tiba menusuk tubuh yang terbaring dalam genangan darah! 　　…… 　　Braak——! 　　Sebuah telapak tangan menerobos keluar dari batang pohon, dengan mudah menyobek celah, siluet Lin Qiye melesat keluar dari dalamnya. 　　Ia menoleh ke belakang, dalam pandangannya, pohon willow raksasa ini telah terlilit benang-benang karma menjadi kepompong, bagai spesimen kuno yang tegak di atas tanah tanpa bergerak sedikitpun. 　　Lin Qiye memijat pelipisnya, rasa pusing tiba-tiba membanjiri hatinya, hampir saja terjatuh dari udara. 　　Menciptakan begitu banyak 【Sebab Tanpa Akhir】 sekaligus, hampir menghabiskan seluruh kekuatan spiritualnya. Andai bukan karena Huo Qubing yang lebih dulu melukai parah Kusuen, mustahil bisa menyegelnya dengan cara seperti ini. 　　Tapi dengan begini, Kusuen benar-benar kehilangan kemampuan bergerak. Begitu para dewa Surga kembali, membantainya akan jadi hal mudah. 　　Lin Qiye menyapu pandangan ke sekeliling, mulai mencari siluet yang lain. Akhirnya, tatapannya tertuju pada suatu titik, tubuhnya bergetar hebat. 　　"Itu..." 　　Pupil Lin Qiye menyempit, tubuhnya segera melompat keluar dari permukaan Kusuen, menerjang ke suatu arah. 　　"Saudara Qiye?!" teriak Zhan Yuwu yang wajahnya pucat pasi melihat Lin Qiye terjatuh dari langit, "Yeye dia..." 　　Lin Qiye melewati Zhan Yuwu, Yan Zhong dan lainnya, berhenti di tepi genangan darah. Menyaksikan pemandangan berdarah di hadapannya, ekspresinya berubah pelan. 　　“Saudara Qiye, Yeye tidak akan bisa menunggu【Jiwanya Berkelana】, jadi...” Yan Zhong membelakangi arah Huo Qubing, suaranya gemetar. Meski tahu Huo Qubing tidak akan benar-benar mati melainkan menyimpan jiwanya dalam senjata, tetap saja dia tak punya keberanian menyaksikan proses penyayatan hidup-hidup seperti eksekusi terhadap jenderal muda yang diikutinya selama bertahun-tahun itu. 　　Lin Qiye perlahan menutup matanya, menghela napas dengan pasrah... 　　Ternyata, semua ini akhirnya terjadi juga. 　　Lin Qiye pernah melihat inkarnasi pahlawan Huo Qubing di masa depan, juga mendengar proses menyakitkan mengubah orang yang hampir mati menjadi pahlawan. Dia tahu hari ini pasti tiba, tapi tak menyangka datangnya begitu cepat... 　　“...Yeye tidak akan mati.” Lin Qiye menghibur keduanya dengan lembut, “Dia akan berubah menjadi pahlawan terkuat di tanah ini, menjaga nasib negara untuk kita. Cepat atau lambat, dia pasti kembali.” 　　Saat Gongyang Wan melebur darah dan tulang ke dalam senjata sesuai petunjuk Yan Zhong, wujud Huo Qubing telah sepenuhnya menghilang dari dunia. Sinar senja kekuningan menembus debu yang beterbangan, hanya menyisakan sebilah tombak panjang yang patah tegak di tanah yang ternoda darah. 　　Qiang——!! 　　Gongyang Wan mencabut tombak itu, dengungan bergema dari badan senjata seolah menyimpan tekad pantang menyerah yang mengaum di tengah angin. 　　“Selanjutnya, letakkan senjata yang telah dilebur ke dalam aliran energi deras, setelah dipupuk selama dua tahun, jiwa akan hidup kembali...” Yan Zhong serak membacakan kalimat terakhir dari 《siasat penyimpanan jiwa》. 　　“Di era ini, di mana aliran energi paling kuat?” tanya Lin Qiye. 　　Yan Zhong dan Zhan Yuwu saling bertukar pandang, serentak berkata: 　　“Chang'an!” Chapter 1705 “Huo Qubing” yang Baru! 　　Beberapa hari kemudian, Chang'an. 　　Timur mulai terang, bintang merah paling berkilau di langit telah menghilang tanpa jejak, dingin ekstrem musim dingin sepertinya akan berlalu. Di Chang'an yang bangkit kembali, para penduduk berbaris rapi bergiliran berjalan menuju pintu gerbang kota. 　　Pandangan prajurit penjaga gerbang menyapu kerumunan orang, tiba-tiba melihat di kejauhan dua kereta melesat ke arah sini, bola matanya langsung menyipit. 　　Ia berjalan ke tengah gerbang, hendak menghentikan dua kereta itu, tapi saat melihat jejak tercetak di kabin kereta dari dekat, wajahnya langsung berseri, berbalik sambil berteriak: 　　“Yeye kembali!!” 　　Mendengar kalimat ini, para prajurit di kedua sisi langsung membuka jalan masuk lebar, penduduk yang sedang antre keluar kota pun berpencar ke sisi jalan, emosional menyaksikan dua kereta yang melesat masuk kota! 　　“Sambut kemenangan Yeye!” 　　“Kemenangan? Bukannya Yeye tidak pergi berperang?” 　　“Tidak berperang tidak bisa menang?” 　　“Iya juga ya...” 　　“Yeye! Ini induk ayam tua peliharaan kami, bawa pulang untuk memperkuat prajurit!” 　　“Yeye, di rumahku ada seorang anak perempuan yang belum menikah, berusia enam belas tahun, Anda...” 　　“……” 　　Para penduduk setempat antusias ingin mengerumuni dua kereta yang melesat itu, tapi kedua kabin mobil sama sekali tidak mengurangi kecepatan. Dengan kuda-kuda yang berlari kencang, kereta itu menerjang masuk ke Kota Chang'an. 　　Lin Qiye menurunkan sudut tirai, setelah waktu yang lama, menghela napas panjang... 　　“Urusan Yeye, tak mau diumumkan ke seluruh wilayah?” Hu Jia bertanya sambil mengerutkan kening. 　　“Tidak.” Lin Qiye dan Yan Zhong serentak menggelengkan kepala, “Saat Huo Qubing meninggalkan Chang'an, Kantor Penjinak Roh Jahat baru saja berdiri. Kalau sekarang mengumumkan kabar Yeye gugur di medan perang, baik Han maupun Kantor Penjinak Roh Jahat pasti akan dilanda kepanikan... Lagi pula, kita juga tak bisa menjelaskan bagaimana dia mati, atau siapa musuhnya.” 　　Semua orang tenggelam dalam keheningan. 　　“Tapi meski begitu, Yeye tak bisa terus tidak muncul kan? Bagaimana dengan istana?” 　　Pandangan Lin Qiye menghantam kereta di depan, tidak berbicara. 　　Dua kereta memasuki kediaman Huo Qubing. Tempat ini pernah menjadi lokasi wawancara pertama Kantor Penjinak Roh Jahat untuk merekrut Anggota Baru, tapi setelah sekian hari, tak ada lagi pendatang baru sehingga benar-benar terbengkalai. 　　Lin Qiye turun dari kereta. Di kabin kereta depan, Gongyang Wan menggenggam tombak patah itu, keluar bersamaan. 　　Keduanya saling bertukar pandang. Gongyang Wan mengangguk ringan, lalu melangkah menuju dalam rumah. 　　Beberapa saat kemudian, sosok berbaju zirah mendorong pintu keluar. Melihat aura wajah yang familiar, pupil semua orang menyempit halus, seolah pria itu kembali berdiri di hadapan mereka. 　　"Yeye..." Zhan Yuwu memandangi "Huo Qubing" yang hampir identik di hadapannya, kantung matanya langsung memerah. 　　"Kesamaan 90%," Lin Qiye berkata serius. "Penampilan wajah sempurna, hanya tinggi badan yang sedikit kurang. Asal diberi alas di sepatu, akan sempurna." 　　"Huo Qubing" di hadapan mata ini sebenarnya adalah Gongyang Wan yang menyamar. Sebelum menyuling Huo Qubing ke dalam prajurit, dia telah mengambil wajahnya sesuai permintaan dan menelannya hidup-hidup. Meski tidak sepenuhnya menelan tubuh Huo Qubing sehingga tidak mendapatkan 【Dominasi Kaisar】, penggunaan sederhana aura wajah ini tetap memungkinkan. 　　"Tapi aku tidak cukup paham masa lalu Yeye," Gongyang Wan berkata dengan suara berat. "Jika ada yang bertanya detail, bisa-bisa kelemahan terbongkar." 　　"Tidak apa," Yan Zhong menjawab tegas. "Aku dan Yu Wu akan selalu di sisimu. Sekarang Kantor Penjinak Roh Jahat sudah berdiri. Hanya perlu Yeye muncul sesekali agar dunia tahu dia masih selamat." 　　"Benar... Kebanyakan waktu, kamu harus aktif sebagai Gongyang Wan di kantor. Saat kantor sudah stabil dan waktunya tepat, barulah Yeye bisa 'meninggal karena penyakit' dan secara natural menguasai seluruh Kantor Penjinak Roh Jahat." 　　Lin Qiye berhenti sejenak, lalu melanjutkan: 　　"Memainkan peran Yeye, sambil tetap menjadi diri sendiri, ini bukan urusan mudah... Gongyang Wan, apakah kamu benar-benar yakin mau memimpin Kantor Penjinak Roh Jahat untuk Yeye? Sejak melangkah ini, tidak ada jalan kembali - dan langkah ini mungkin akan berlangsung selama dua ribu tahun." 　　Gongyang Wan menoleh pelan, menatap wajah yang paling dibencinya di cermin tembaga, untuk sesaat terasa bingung. 　　Ia melirik kotak kayu dalam dekapanannya, lalu berbicara pelan: 　　"Sudah kukatakan, asalkan bisa membantu menyelamatkan A Zhuo, aku bersedia melakukan apapun... Yeye telah memberi kami kakak-beradik kehidupan baru. Wasiat terakhirnya pasti akan kutunaikan." 　　Lin Qiye mengangguk ringan. Ia melangkah mendekati Gongyang Wan, memandang kotak kayu itu: 　　"Yang Yeye ambil adalah Hati Kusuen. Saat ini wujud asli Kusuen belum mati, hanya disegel sehingga masih ada... Jika wujud aslinya mati, ia akan tewas di tempat seperti anak-anaknya dalam kotak ini... Aku akan memutuskan karma antara jantung ini dengan wujud aslinya. Hanya demikian yang bisa dipastikan aman." 　　"Terima kasih." Gongyang Wan dengan serius menyodorkan kotak kayu itu ke tangan Lin Qiye. 　　Lin Qiye membuka kotak itu. Benang-benang karma mulai melayang keluar dari jantung dalam kotak, menyusuri kehampaan jauh di kejauhan, terhubung erat dengan wujud asli Kusuen yang berjarak jutaan li. 　　【Wuduan Zhi Yin】 mengambang di telapak tangan Lin Qiye, beberapa helai benang karma menyusuri, langsung memotong benang karmatik yang terhubung dengan tubuh aslinya, menyatukannya menjadi lingkaran logam yang diam-diam melayang di sekitar jantungnya. 　　Setelah semuanya selesai, Lin Qiye mengangguk dan mengembalikan kotak kayu itu ke tangan Gongyang Wan. 　　“Dengan begini, jantung ini tidak lagi punya hubungan dengan mitologi Cthulhu... Tapi aku tetap harus mengingatkanmu, makhluk ini berasal dari luar domain. Ia bisa membantumu merekonstruksi tubuh adikmu, tapi apakah tubuh baru ini masih tergolong manusia sejati, masih belum jelas... Mungkin sangat biasa, mungkin sangat khusus... keistimewaan yang melampaui bayangan semua orang.” 　　“Bagaimanapun, dia tetap adikku.” Sorot mata Gongyang Wan dipenuhi tekad kokoh. Ia menoleh memandang Hu Jia, berbicara dengan hormat, “Tuan Hu, tolong bantu memisahkan jiwa Azhuo dan memindahkannya ke tubuh ini.” 　　Hu Jia mengangguk, melepaskan shixun batu dari pinggangnya dan menempelkannya ke bibirnya, mulai memainkan melodi merdu yang bergema di dalam rumah. Setelah melepas semua kewaspadaan, sorot mata Gongyang Wan semakin mengabur. 　　Beberapa saat kemudian, secercah kilatan cahaya kabur melayang keluar dari dalam tubuhnya, menyatu ke jantung dalam kotak kayu. 　　"Jantung itu seolah hidup kembali, mulai menumbuhkan pembuluh darah halus ke sekitarnya, bersama jaringan otot dalam jumlah besar. Tulang-tulang mengerikan terbentuk tanpa jejak di antara daging dan darah, menggunakan dunia mental Gongyang Zhuo, mereplikasi tubuh miliknya yang baru! 　　Menyaksikan pemandangan ajaib ini, semua orang membelalakkan mata penuh rasa ingin tahu. Suara seruling Hu Jia semakin melemah, Gongyang Wan pun tersadar, memandang siluet familiar yang semakin terbentuk dalam dekapan, sorot matanya dipenuhi kegembiraan! Chapter 1706 Raja Gelap 　　Kekuatan replikasi Kusuen luar biasa tangguh, hanya dalam hitungan napas, tubuh Gongyang Zhuo telah terbentuk sempurna! 　　Gongyang Wan erat memeluk pemuda dalam pelukannya, matanya penuh kecemasan. Dengan lembut ia menepuk-nepuk punggung pemuda itu, berseru lirih: 　　"A Zhuo? A Zhuo?" 　　Beberapa saat kemudian, bulu mata Gongyang Zhuo bergetar halus. Perlahan kedua bola matanya terbuka, menatap wajah Gongyang Wan di hadapannya, tertegun di tempat. 　　"A Zhuo? Kamu mengenal aku?" Kedua tangan Gongyang Wan gemetar tak terkendali, suaranya terdengar serak. 　　"Jie..." 　　Mendengar dua karakter ini, air mata deras mengalir dari mata Gongyang Wan. Tiba-tiba ia memeluk erat pemuda itu, terjatuh berlutut di depan pecahan senjata panjang, menangis histeris! 　　“Semua orang tidak pernah melihat emosi Gongyang Wan begitu emosional, untuk sesaat mereka saling pandang, ada yang senang, ada juga yang berbinar.” 　　“Setelah waktu yang lama, emosi Gongyang Wan perlahan mereda. Ia menurunkan Gongyang Zhuo, barulah semua orang melihat jelas wajah pemuda ini.” 　　“Wajah Gongyang Zhuo memiliki kemiripan 40% dengan Gongyang Wan. Meski masih remaja, ia sangat mungil nan indah, tapi tidak feminim. Malah seperti kakaknya, dari dahinya terpancar ekspresi tekad yang teguh.” 　　“Gongyang Zhuo juga bermata merah, Braak! Ia terjatuh berlutut lalu bersujud keras ke arah senjata panjang itu:” 　　“Hamba Gongyang Zhuo bersujud menyampaikan terima kasih atas budi kehidupan Yeye!” 　　“Melihat gerakan Gongyang Zhuo, Gongyang Wan tidak menghentikan. Ia tahu adiknya ini selalu mengagumi Huo Qubing, sementara nyawanya sendiri diselamatkan pihak lawan. Sembah-sembah ini memang seharusnya.” 　　“Tepat delapan kali sembah keras, Gongyang Zhuo berdiri lagi, lalu bersujud ke arah Lin Qiye, Hu Jia dan lainnya di halaman.” 　　“Bersyukur atas budi kehidupan dari semuanya, Gongyang Zhuo tidak akan pernah melupakan!” 　　“Lin Qiye buru-buru ingin membantu pemuda itu bangkit, tapi Gongyang Zhuo keras kepala tidak mau berdiri. Ia memaksa menyelesaikan delapan sembah baru akhirnya ditarik Lin Qiye. Dahinya sudah merah membara.” 　　“Lin Qiye sambil antara ingin menangis dan tertawa membersihkan darahnya, berkata:” 　　“Tak perlu melakukan penghormatan besar seperti ini, Kita juga tidak banyak membantu……” 　　Suaranya belum habis, Lin Qiye langsung membeku di tempat. 　　Ia tertegun memandang luka di sudut dahi pemuda itu, melihat secercah-cercah asap hitam samar beterbangan keluar. Jika tidak diperiksa teliti dari jarak dekat, hampir mustahil terdeteksi... 　　Asap hitam? 　　Jangan-jangan masih ada masalah laten di tubuh ini? 　　Alis Lin Qiye berkerut, ia semakin mendekati luka di dahi Gongyang Zhuo. Sebuah aroma membanjiri lubang hidungnya. 　　Bau ini bukanlah bau busuk khas makhluk Cthulhu, malah mirip... aura jahat? 　　Aura jahat?!! 　　Seperti tersambar ide, Lin Qiye mematung menatap Gongyang Zhuo di hadapannya, bagai patung yang membeku. 　　Tak mungkin salah... Aura jahat ini persis sama dengan nyala api kemarahan yang menyelimuti Cao Yuan saat kerasukan! 　　Mungkinkah Gongyang Zhuo sebenarnya adalah... 　　【Raja Gelap】?!! 　　Lin Qiye ingat betul penjelasan Tai Bai Jin Xing di Surga: Raja Gelap yang tersegel dalam tubuh Cao Yuan adalah manusia biasa yang gagal mencapai ambang tertinggi ribuan tahun silam... 　　Saat itu ia heran, bagaimana mungkin manusia biasa langsung menyerang tingkat tertinggi tanpa melalui tahap menjadi dewa? 　　Setelah gagal, pikiran manusia itu mulai terganggu hingga menjadi monster haus darah... sehingga dijuluki 【Raja Gelap】. 　　Tapi melihat Gongyang Zhuo yang masih remaja di hadapannya, Lin Qiye langsung paham segalanya. 　　Jika Gongyang Zhuo adalah 【Raja Gelap】, maka semuanya masuk akal... Sejak awal, dia bukan manusia sejati. Tubuhnya ini dibuat dari jantung Kusuen, produk dari luar domain yang berada di antara mitologi Cthulhu dan manusia. Inilah sebabnya di masa depan dia langsung melangkahi ambang menjadi dewa, dan tanpa prinsip pengatur pun bisa bertarung frontal dengan tingkat tertinggi! 　　Gangguan jiwa setelah gagal mencapai tingkat tertinggi justru sudah diprediksi. Makhluk Cthulhu memang membawa energi kontaminasi mental. Jika nanti Gongyang Zhuo benar-benar berhasil melawan tingkat tertinggi sendirian, keseimbangan antara manusia dan elemen Cthulhu dalam tubuhnya pasti akan hancur, membuat kesadarannya tenggelam... 　　Seperti yang dikhawatirkannya, Gongyang Zhuo yang dihidupkan kembali dengan cara ini bukan lagi manusia murni, melainkan sosok aneh yang melampaui pemahaman semua orang! 　　"Tuan Lin, ada apa?" Gongyang Zhuo memiringkan kepala sambil bertanya kebingungan, "Ada sesuatu di wajahku?" 　　Lin Qiye kembali sadar, memandang Gongyang Zhuo dengan ekspresi rumit: 　　"Tidak apa... Ke depannya, apapun yang terjadi, kau harus melindungi kakak perempuan, tahukah kau?" 　　"Pasti!" Gongyang Zhuo tanpa ragu, "Aku tak hanya akan melindungi jie, tapi juga seluruh wilayah! Aku ingin menjadi orang mulia seperti Yeye!" 　　Lin Qiye mengelus rambutnya perlahan lalu berdiri. Gongyang Wan sudah mendekati Gongyang Zhuo, berbisik lembut: 　　"Setelah urusan kakak selesai, akan kuajak kau makan enak, setuju?" 　　"Baik!" 　　Gongyang Wan mengangguk pada Lin Qiye, menggenggam erat senjata panjang itu, dengungan halus terdengar darinya. 　　“Apa yang harus kulakukan?” 　　“Di bawah Chang'an, terdapat Jalur Naga Dinasti Han yang paling subur. Asalkan senjata berdarah-daging ini ditenggelamkan ke dasar bumi, Yeye akan terendam dalam aliran energi deras, dan jiwa-dewanya akan terpelihara.” Yan Zhong berbicara pelan. 　　“Serahkan padaku.” 　　Ekspresi Gongyang Wan berubah. Telapak tangannya menempel di tanah halaman, bumi tiba-tiba meleleh menjadi lumpur yang terus menyusup ke inti bumi, sebuah sumur gelap pekat muncul dalam pandangan semua orang. 　　Ia menancapkan ujung senjata di permukaan berlumpur, badan senjata berlumuran darah itu perlahan tenggelam ke bawah tanah, hingga akhirnya menghilang tanpa jejak. 　　Setelah semuanya selesai, Gongyang Wan berdiri dan menutup sumur itu dengan papan kayu tebal, memudahkan kunjungan beberapa tahun kemudian untuk melihat perkembangan jiwa-dewa Yeye. 　　“Kalau begitu, aku pamit sebentar.” 　　Gongyang Wan tersenyum menggandeng tangan Gongyang Zhuo, langsung menuju jalanan Chang'an di luar. Semua orang membiarkan pasangan kakak-adik yang terpisah oleh maut ini berkumpul, memandangi punggung mereka menghilang di kejauhan. 　　Lin Qiye memandang pemandangan ini sambil bergumam: 　　“Yeye yang berubah menjadi Pahlawan penjaga aliran energi telah kusembunyikan, sekarang paradoks karma Raja Gelap juga terbentuk... Dengan begini, sejarah Cao Yuan akan benar-benar tersembunyi.” 　　“Apa katamu?” Yan Zhong di sampingnya bertanya sambil mengerutkan kening. 　　“Tidak apa-apa.” 　　Lin Qiye mengangkat kepala menatap ke arah langit, di bawah langit biru yang membentang, bintang merah paling berkilau itu telah menghilang. Setelah berpikir sejenak, dia berbicara pelan: 　　“Bintang Kematian telah padam, para dewa Surga seharusnya kembali... Sudah waktunya mencari dia.” 　　“Mencari dia? Siapa?” 　　“Lingbao Tianzun.” Chapter 1707 Selamat Tinggal Lingbao 　　Energi spiritual berkilauan terus mengalir deras, Surga kuno yang megah perlahan tenggelam di antara pegunungan salju tak berujung. 　　Tiga siluet melesat melintasi kehampaan, berhenti di atas Kolam YAO. Menatap tanah berdarah di bawah, alis mereka berkerut rapat. 　　“Kolam YAO... Kenapa berubah menjadi seperti ini?” Suara berat Dao De Tianzun menggema. 　　“Di mana Xi Wangmu?” 　　Sorotan cahaya hijau terpancar dari Kolam YAO. Xi Wangmu yang mengenakan jubah ungu berhias emas menggenggam Kunlun Mirror, mendekati tiga Yang Mulia sambil menarik napas dalam-dalam: 　　“Mohon pengampunan Yang Mulia...” 　　Xi Wangmu segera menceritakan secara detail tentang Kusuen dan peristiwa pembantaian Surga. Ketiga Yang Mulia sama-sama tenggelam dalam keheningan. 　　“Selain Bintang Kematian itu, masih ada dewa asing lain yang menyusup ke dunia manusia, bahkan berani menyerang Kolam YAO langsung?” Dao De Tianzun mendengus dingin, “Sungguh tak tahu diri!” 　　“Asal-usul para dewa asing ini terlalu misterius, jangan terburu-buru bertindak. Kita perlu merencanakan dengan matang...” Yuan Shi Tianzun berkata sambil merenung. 　　Lingbao Tianzun langsung bertanya: “Kau bilang tadi, Mereka datang untuk Pil Keabadian? Di mana pil itu sekarang?” 　　“Pil Keabadian telah kembali ke Kolam YAO, tapi Pil Abadi……telah termakan oleh dayangku Jia Lan secara tidak sengaja.” 　　“Dimakan?” 　　Lingbao Tianzun tertegun, “Kalau begitu di mana dia sekarang?” 　　“Dia saat ini ada di Kolam YAO.” Xi Wangmu berhenti sejenak, akhirnya berkata, “Ada satu orang lagi yang menemaninya, katanya ingin bertemu Yang Mulia.” 　　Tiga Yang Mulia saling bertukar pandang, “Mau bertemu Yang Mulia? Siapakah dia?” 　　“Latar belakangnya sangat khusus, wilayah ini masih aman berkat aksinya mengatasi krisis……Selain itu, dialah yang menyuapi Jia Lan memakan Pil Abadi.” 　　Xi Wangmu tidak banyak bicara. 　　“Kalau begitu, persilakan dia datang.” Yuan Shi Tianzun juga mulai penasaran. 　　Xi Wangmu berpikir sejenak, akhirnya memberanikan diri, “Katanya, untuk menghindari karma yang tidak perlu……hanya ingin bertemu Lingbao Tianzun saja.” 　　“Hanya Lingbao?” 　　Dao De dan Yuan Shi Tianzun terkejut, ekspresi mereka langsung berubah aneh. 　　Lingbao Tianzun juga mengerutkan kening, tapi tetap mengangguk, “Baiklah, saya akan langsung menemui sosok misterius yang berhasil diatasi ini. Sebenarnya siapa gerangan?” 　　Di bawah bimbingan Xi Wangmu, Lingbao Tianzun melewati Kolam YAO yang sepi, akhirnya mendarat perlahan di depan halaman tepi istana. 　　Kreek—— 　　Tubuhnya tak bergerak, namun pintu berat itu terbuka sendiri. Di halaman yang luas, siluet jubah hijau telah duduk di belakang meja batu, sementara di belakangnya berdiri seorang gadis berbaju jubah Han biru. 　　“Dua wajah ini sangat asing bagi Lingbao Tianzun, dan seperti yang dikatakan Xi Wangmu, mereka bukan dewa melainkan manusia biasa dari dunia manusia.” 　　Lingbao Tianzun mendekati meja batu, matanya menyipit tajam dengan ekspresi heran: 　　“Hongmeng Lingtai? Bagaimana mungkin?” 　　“Junior Lin Qiye memberi hormat kepada Yang Mulia Lingbao.” Lin Qiye berdiri dan membungkuk hormat, sementara Jia Lan di sampingnya segera menyajikan cangkir teh untuk Lingbao Tianzun. 　　Lingbao Tianzun seolah tersadar akan sesuatu, “Pantas saja Xi Wangmu mengatakan latar belakangmu khusus... Rupanya kau datang dari masa depan?” 　　“Saya datang dari dua ribu tahun kemudian, mempersiapkan diri untuk bekerja sama dengan Yang Mulia dalam permainan catur besar ini.” 　　Lingbao Tianzun perlahan duduk, mengamati Lin Qiye di hadapannya melalui kepulan uap teh: 　　“Tidak mudah kembali ke sini dari dua ribu tahun kemudian... Dengan siapa permainan catur besarmu ini?” 　　“Cthulhu, Tiga Dewa Pilar.” Lin Qiye menambahkan, “Yang Mulia baru saja bertemu dengan perwujudan Mereka di luar wilayah.” 　　“Bintang Kematian?” 　　“Bintang Kematian hanyalah dewa biasa di antara Mereka... Mereka adalah sekelompok dewa dari tanah tak dikenal, monster yang seharusnya tidak ada di dunia ini. Di antara Mereka, ada yang bisa mencemari kerajaan dewa terbaik dengan mudah, ada yang bisa mempermainkan seluruh wilayah seperti catur, ada yang bisa berdiri tegak di puncak aliran waktu, mahatahu dan mahamelihat...” 　　Mendengar deskripsi Lin Qiye, alis Lingbao Tianzun berkerut rapat: 　　“Apakah Cthulhu ini... benar sekuat yang kau gambarkan?” 　　“Yang bisa Mereka lakukan, jauh lebih banyak daripada yang bisa digambarkan oleh kata-kata pucat.” Lin Qiye mengangkat cangkir teh di hadapannya, menyesapnya perlahan, "Ratusan tahun kemudian, Mereka akan mencoba menginvasi bumi sekali, tapi tidak akan berhasil... Yang benar-benar harus kita waspadai adalah krisis dari dua ribu tahun kemudian. Aku datang ke era ini untuk menghapus sejarah yang menguntungkan manusia, dan menciptakan lebih banyak pion." 　　Lingbao Tianzun mengangkat alis, "Maksudmu... ingin membuat hamba juga menjadi pionmu?" 　　"Junior tidak berani." Lin Qiye tersenyum sopan, "Tapi beberapa hal memang membutuhkan bantuan Yang Mulia." 　　"Kalau begitu, mengapa tidak mengajak Yuan Shi dan Dao De Tianzun? Hanya mencari hamba sendiri?" 　　"Di masa depan, junior dan Yang Mulia akan terikat karma. Menyerahkan hal ini kepada Yang Mulia adalah yang terbaik... Jika terlalu banyak karma yang terlibat, junior sendiri akan terbongkar." 　　"Apa yang hamba perlu lakukan?" 　　Lin Qiye meletakkan cangkir di tangannya kembali ke meja batu, menatap bola mata Lingbao Tianzun, berbicara dengan tegas: 　　"Mohon Yang Mulia... masuk ke dalam 'Siklus Diri Sejati'." 　　Mendengar empat karakter "Siklus Diri Sejati", pupil Lingbao Tianzun menyempit halus. Ia diam mempatung cukup lama, akhirnya menghela napas panjang, "'Siklus Diri Sejati'... Baru beberapa hari lalu hamba menciptakan teknik ini, hari ini engkau sudah meminta hamba masuk siklus... Benarkah ini karma takdir?" 　　"Yang Mulia, untuk apa sebenarnya 'Siklus Diri Sejati' ini?" 　　Lingbao Tianzun memandangi Lin Qiye dengan tatapan aneh, "Kamu bahkan tidak tahu untuk apa 'siklus diri sejati' dibuat, sudah berani membujuk Hamba masuk reinkarnasi?" 　　"Dahi..." 　　"'Siklus Diri Sejati' adalah siasat yang Hamba ciptakan sendiri, melalui akumulasi kekuatan reinkarnasi dari banyak kelahiran kembali untuk menerobos ambang tertinggi dan mencapai tingkat mantra yang lebih tinggi... Tapi, Hamba baru saja memasuki ambang tertinggi, pemahaman masih kurang, jadi teknik ini masih sebatas ide yang belum sempurna." 　　Lin Qiye mengangguk, termenung. 　　Di masa depan saat Lingbao Tianzun kembali dari "Siklus Diri Sejati", meski belum melewati tembok penghalang di atas ambang tertinggi, kemampuannya sudah menjadi nomor satu di zamannya. Jika reinkarnasi Bai Li Pangpang tidak siuman dan terus bereinkarnasi beberapa kali lagi, mungkin benar-benar bisa mencapai tingkat legendaris seperti Yang Mulia Yelander. 　　Yang Mulia Yelander dalam Invasi Kedua mampu mengalahkan para dewa Cthulhu, menggunakan kekuatan Kerajaan Surga untuk menyegel seluruh klannya di bulan - kekuatannya benar-benar melampaui batas ambang tertinggi. Jika Lingbao Tianzun bisa mencapai tingkat itu, peluang menang mereka setidaknya bertambah tiga puluh persen! 　　"Dari nada bicaramu, Hamba di masa depan masuk 'Siklus Diri Sejati' dan siuman?" Lingbao Tianzun menebak maksud Lin Qiye. 　　"Benar." Lin Qiye menghela napas, "Hanya tinggal selangkah lagi dari tingkat itu..." 　　“Yang Mulia Lingbao mengangguk, matanya memancarkan kilatan cahaya,”Tampaknya, pilihan hamba tidak salah... Kalau begitu, hamba akan memilih hari untuk masuk siklus reinkarnasi, mencari metode penyelamatan dunia ini.” 　　Begitu suara Yang Mulia Lingbao berhenti, dalam pandangan Lin Qiye, benang karma yang menembus ribuan tahun perlahan membentuk lingkaran, menyatu dalam aliran waktu. 　　Siklus diri sejati Yang Mulia Lingbao, dimulai karena Lin Qiye, dan berakhir karena Lin Qiye... Dengan ini, paradoks karma milik Yang Mulia Lingbao selesai, sekaligus menghilang dari pengamatan 【Kunci Gerbang】. Chapter 1708 Donghuang Zhong 　　Lin Qiye mengeluarkan pion putih dari dekapan, meletakkannya di hadapan Yang Mulia Lingbao. 　　“Ini apa?” 　　“Benda yang bisa menyembunyikan eksistensi Yang Mulia di masa depan... sekaligus bukti janji antara kita.” 　　“Bukti janji? Lumayan menarik.” Yang Mulia Lingbao memain-mainkan pion putih itu, seolah merasakan aroma karma di dalamnya, alisnya sedikit terangkat. 　　“Dia adalah Jia Lan, kan?” Yang Mulia Lingbao mengangkat cangkir teh, menyesap perlahan, pandangannya jatuh pada Jia Lan yang penuh kepatuhan di samping, “Pil Abadi itu kamu suapi padanya... Jadi, dia juga salah satu pionmu?” 　　“Yang Mulia bercanda, mana mungkin junior berani menjadikan para dewa sebagai pion? Junior sendiri pun hanyalah satu pion...” Lin Qiye segera membenarkan, tapi setelah ragu sejenak, menambahkan dengan suara tak jelas, “Tapi... dia mungkin akan menjadi istriku di masa depan.” 　　“Jia Lan tidak menyadari perbedaan nada suara antara pion dan istri, tapi ekspresi Lingbao Tianzun menjadi semakin canggung. Pandangannya menyapu kedua orang itu, lalu ia tertawa kecil, "Kau adalah Hongmeng Lingtai, umurnya setara langit. Dia sudah menelan Pil Abadi... Kalian berdua memang pantas." 　　Mendengar kalimat ini, Jia Lan tertegun sejenak, kemudian seluruh wajahnya langsung memerah! 　　Diam-diam ia melirik Lin Qiye, melihat yang terakhir tertawa dengan anggun tanpa sedikit pun berniat menyangkal, kemerahan di wajahnya semakin jelas. 　　Apa... dia benar-benar menyukaiku?? 　　Otak polos Jia Lan yang belum banyak pengalaman langsung berantakan seperti bubur. Semua isi hatinya terbaca jelas di wajah, membuat senyum Lingbao Tianzun semakin lebar. 　　"Yang Mulia, barusan Anda bilang... umurku setara langit?" Lin Qiye bertanya dengan bingung. 　　"Tentu. Kau kan Hongmeng Lingtai." Lingbao Tianzun menjawab wajar. "Sejak awal penciptaan semesta, Hongmeng Lingtai sudah ada. Sekarang kau menjadikannya tubuh jasmani, wajar saja umurmu abadi." 　　Sebuah pemikiran melintas seperti kilat dalam benak Lin Qiye. Ia cemberut, terjebak dalam perenungan. 　　"Ada apa?" Lingbao Tianzun bertanya heran melihat reaksinya. 　　"Yang Mulia... Saya dengar di Surga ada tempat bernama Ling Yuan yang bisa menyegel makhluk hidup secara mutlak. Bahkan tidak bisa merasakan aliran waktu. Jika seorang biasa disegel di sana, apakah dia juga akan abadi?" 　　“Tidak boleh。”Lingbao Tianzun menggelengkan kepala，“Jurang Spiritual menyegel pikiran manusia, persepsi terhadap berjalannya waktu. Itu tak berarti bisa menyegel waktu. Bahkan jika manusia disegel ke dalam Jurang Spiritual, mereka tetap akan mati karena tua.” 　　Mendengar ini, Lin Qiye menghela napas panjang: 　　“Kalau begitu, di dunia ini tidak adakah cara agar orang biasa bisa mengabaikan berjalannya waktu, sehingga mencapai keabadian?” 　　Lingbao Tianzun merenung sejenak, pelan-pelan mulai berbicara: 　　“Ada sih ada...” 　　Telapak tangannya menyambar dalam lengan baju, sebuah lonceng tembaga muncul di telapak tangan. Dengan guncangan lembut, benda itu berubah menjadi kilatan cahaya kehijauan yang membengkak bagai balon udara, akhirnya berubah menjadi lonceng raksasa kuno dari perunggu yang mendarat di tengah halaman. 　　Melihat lonceng raksasa ini, sorot mata Lin Qiye memancarkan kebingungan: 　　“Ini...” 　　“Salah satu harta karun hamba, Donghuang Zhong.”Lingbao Tianzun berbicara tak tergesa,“Donghuang Zhong sama seperti Kunlun Mirror, merupakan artefak suci tertinggi Surga kami. Memiliki kekuatan untuk mengendalikan segala sesuatu. Jika dentang lonceng menggema, suaranya bak guntur yang dalam sekejap terdengar ke seluruh penjuru dunia... Di balik dinding lonceng yang berat ini, bahkan waktu dan dimensi pun bisa dikendalikan. Jika seseorang dikurung di balik dinding lonceng, maka aliran waktu akan terhenti, mencapai keabadian di sudut sempit itu.” 　　“Dentang lonceng menggema, suaranya bak guntur ke seluruh penjuru dunia...” 　　Dalam pikiran Lin Qiye langsung bergema dentang lonceng megah yang pernah menggema di langit sebelum ia menembus waktu! 　　Itukah suara Donghuang Zhong?! 　　“Bola mata Lin Qiye langsung berbinar: "Yang Mulia, bolehkah aku meminjam Donghuang Zhong ini?" 　　“Ini juga untuk skenario catur besar itu?” 　　“Ya.” 　　Lingbao Tianzun melirik Donghuang Zhong di halaman, wajahnya memerah tanda kesakitan. Setelah berpikir sejenak, ia mengeratkan gigi, mengalihkannya kembali menjadi lonceng kecil dan mengulurkannya ke hadapan Lin Qiye. 　　“Kalau ini menyangkut nasib semua makhluk di wilayah ini, pakailah... Tapi kembalikan pada hamba setelah selesai.” 　　“Tentu saja.” 　　Lin Qiye menggantungkan Donghuang Zhong yang telah berubah menjadi lonceng di pinggangnya, senyum mengembang di bibir. 　　Dengan Donghuang Zhong ini, kesulitan terbesar saat ini terpecahkan. Ini benar-benar bonus tak terduga! 　　Setelah berdiskusi singkat dengan Lingbao Tianzun, Lin Qiye buru-buru berpamitan. 　　Menyaksikan dua siluet hijau dan biru menghilang dalam badai salju, Lingbao Tianzun menunduk memandang pion putih di tangannya, lalu menyimpannya dengan khidmat di lengan baju sebelum berubah menjadi cahaya menuju Surga. 　　“Lingbao, sudahkah kau temui orang itu?” 　　Moral Tianzun yang penasaran bertanya saat melihat Lingbao Tianzun kembali, “Bagaimana?” 　　Lingbao Tianzun membuka mulut, teringat pesan Lin Qiye, akhirnya hanya tersenyum misterius: “Sementara dirahasiakan.” 　　Karena karma dari skenario catur ini terlibat, semakin sedikit yang tahu tentang keberadaan Lin Qiye semakin baik. Biarlah dia menjadi rahasia era ini, hanya dengan begitu penyamarannya akan sempurna. 　　“Rahasiakan?” 　　Mendengar jawaban ini, bahkan Yuan Shi Tianzun pun terkejut. Ini pertama kalinya dua karakter ini keluar dari mulut Lingbao Tianzun... Hal ini semakin membuat mereka penasaran, sebenarnya apa latar belakang sosok misterius yang ditemuinya itu. 　　"Oh iya." Lingbao Tianzun seolah teringat sesuatu, "Beberapa hari lagi, hamba akan masuk ke dalam 'siklus diri sejati'. Segala urusan Surga, kuserahkan pada kalian berdua." 　　"Kau mau masuk 'siklus diri sejati'?" Dao De Tianzun terperanjat, "Bukankah itu hanya salah satu simulasi perkiraanmu? Terlalu berisiko masuk reinkarnasi secepat ini!" 　　"Tenang, aku tahu batas." 　　Yuan Shi Tianzun merenung sejenak, bertanya, "Berapa lama kau akan kembali setelah masuk reinkarnasi?" 　　"Kira-kira... 2000 tahun lebih?" 　　Dua ribu tahun lebih... 　　Yuan Shi Tianzun mengangguk, tidak lagi membujuk. Dia paham betul sifat Lingbao Tianzun - sekali mengambil keputusan, mustahil diubah oleh siapapun. 　　"Ini bukan... juga inspirasi dari orang itu, kan?" Dao De Tianzun bertanya dengan hati-hati. 　　"Bisa dibilang begitu." 　　"Seorang manusia biasa, bisa memberimu pengaruh sebesar ini?" 　　Lingbao Tianzun tersenyum, "Oh iya, Donghuang Zhong juga sudah kuserahkan." 　　Kedua Tianzun: ???? 　　"Donghuang Zhong?! Itu kan artefak suci tertinggi Surga kita! Kau malah memberikannya begitu saja?!!" Dao De Tianzun membelalakkan mata, "Kamu, kamu..." 　　"Tak bisa dikatakan memberi... lebih tepatnya meminjamkan." 　　"Kapan bisa dikembalikan?" 　　"Kira-kira... juga 2000 tahun lebih?" 　　Dao De Tianzun: o(▼▼メ;)o Chapter 1709 Pantas 　　Lin Qiye dan Jia Lan berjalan berdampingan keluar dari Kolam YAO. 　　Angin salju yang dingin menerpa pipi Jia Lan, namun tak mampu menghapus semburat merah di wajahnya. Ia teringat ucapan Yang Mulia tadi, perasaan tak tergambarkan menggelayut di hatinya. 　　Diam-diam ia melirik Lin Qiye di sebelahnya. Pria itu terlihat santai, sesekali meregangkan alisnya, sesekali menunduk merenung—mungkin lagi memikirkan karma atau konsep waktu yang rumit. 　　Semakin Lin Qiye tak acuh, semakin galau Jia Lan. Dengan memberanikan diri, ia akhirnya membuka mulut: "Itu..." 　　"Ada apa?" 　　Lin Qiye menoleh memandangnya, sorot mata penuh kehangatan. 　　Saat pandangan mereka bertemu, jantung Jia Lan berdebar kencang. Kata-kata yang sudah di ujung lidah tiba-tiba tercekat... Pipinya justru semakin memerah. 　　Melajari kemerahan tak wajar di wajah Jia Lan, alis Lin Qiye berkerut. Ia menatap langit yang diselimuti badai salju, lalu melepas jubah hijau dan menyampirkannya di bahu gadis itu. 　　Kehangatan dari telapak tangan Lin Qiye membuat detak jantung Jia Lan semakin kencang. 　　"Bukan... Aku tidak kedinginan!" 　　"Tidak kedinginan? Lalu kenapa wajahmu beku sampai merah begini?" 　　Jia Lan: o（╥﹏╥）o 　　Jia Lan menarik napas dalam-dalam: "Tadi Yang Mulia bilang... katanya, kita ini... cocok?" 　　“Tentu, dia bilang.” Lin Qiye mengedipkan mata, “Kenapa, kamu tidak merasa begitu?” 　　Mendengar kalimat terakhir, wajah Jia Lan langsung memerah seperti kompor kecil, dia sama sekali tidak menyangka Lin Qiye mengaku begitu blak-blakan. Kalimat itu seakan menampar mukanya, membuatnya panik tak karuan. 　　“Bukan… Dia bilang cocok… Aku… Aku tidak bilang tidak setuju, tapi… Ya ampun!” 　　Jia Lan yang malu sekaligus marah ini menghentakkan kakinya ke hamparan salju. Salju dalam radius ratusan meter langsung beterbangan, retakan-retakan rapat memenuhi lereng gunung, kepingan salju yang berterbangan semakin banyak hingga berubah menjadi longsor salju bergemuruh! 　　Jia Lan langsung terpaku di tempatnya. 　　Lin Qiye tertegun menyaksikan pemandangan ini, mulut berkedut beberapa saat, akhirnya berkata: 　　“Eh… Sebenarnya, kalau kamu punya keberatan… Bisa langsung…” 　　“Aku tidak bilang keberatan!” 　　Jia Lan hampir menangis karena malu dengan aksinya sendiri, mengeratkan gigi bersuara keras: “Aku TIDAK!” 　　“Iya, iya…” Melihat Jia Lan buru-buru, Lin Qiye buru-buru mengangguk menyetujui. 　　Jia Lan mengatupkan bibir, dada naik turun tak karuan. Wajah merah padamnya dipalingkan ke samping. Lama kemudian, berbisik pelan: 　　“Yang Mulia mengatakan kita pantas, meski... aku memang sedikit senang, tapi kamu adalah pahlawan besar yang menyelamatkan seluruh dunia manusia, bahkan Yang Mulia pun duduk sejajar denganmu, sementara aku hanya dayang kecil yang diusir dari Kolam YAO... Sekalipun sudah makan Pil Abadi, aku tetaplah diriku sendiri. Urusan dunia manusia tidak terlalu kupahami, cinta yang mereka bicarakan juga hanya kudengar dari kisah-kisah yang beredar, sama sekali tidak tahu cara mencintai... Ya ampun! Intinya, entah bagaimana Yang Mulia bisa sembarangan mengatur jodoh!” 　　Suara Jia Lan semakin lirih, akhirnya lebih baik mengubur seluruh kepalanya ke dalam kerah jubah, wajah yang memerah samar-samar mengeluarkan napas hangat di tengah badai salju. 　　Lin Qiye pelan-pelan menghentikan langkahnya. 　　Dia menatap Jia Lan yang dengan pipi memerah, berkata dengan serius: 　　“Saat aku masih menjadi kapten sementara yang sepi pengunjung dulu, kaulah yang terus menyembunyikan kekuatan dan menemani para pemuda setengah dewasa ini berulah. Kalau bukan karena kamu, aku pasti sudah mati di bawah Pedang Ame-no-Murakumo... Sekarang giliranku mencapai tingkatan ini, mana mungkin aku meninggalkanmu?” 　　Meski Jia Lan tak terlalu paham ucapan ini, dia bisa merasakan keseriusan di sorot mata Lin Qiye, dan suka yang tak tersembunyi itu. 　　“Dan, kau tahu apa yang terjadi?” Lin Qiye tersenyum, “Mereka terus memanggilku pria hetero konvensional yang tak terselamatkan, batu jamban yang tak paham romansa, bujangan tua yang pantas saja mati dalam kesepian... Aku tak tahu cara mencinta dan dicintai, kau juga tak tahu... Dua orang yang sama-sama tak mengapa ini berkumpul bersama, bukan jodoh apa lagi? Kalau memang sama-sama tak paham, mari kita tak terbelenggu pandangan duniawi, bebas mengungkapkan cinta dengan cara kita sendiri... Bukankah ini juga suatu bentuk romantisme? Romantisme yang hanya milik kita.” 　　Jia Lan membeku di tempat. 　　Ia menatap Lin Qiye dengan tertegun cukup lama, tiba-tiba tersadar. Perlahan kesadarannya kembali, seolah baru menyadari bahwa ucapan Lin Qiye tadi terdengar seperti... pengakuan cinta telanjang? 　　Seharusnya tidak begini... Awalnya ia hanya ingin menanyakan pendapat Lin Qiye tentang ucapan Yang Mulia, bagaimana bisa berubah secepat ini?! 　　Serangan langsung boleh sefrontal ini?! 　　“Aku... Kurasa masih terlalu awal membicarakan ini.” Pipinya merah padam, memberanikan diri melotot ke Lin Qiye, “Kita baru kenal berapa hari! Kau sudah pandai bujuk rayu menipuku... Siapa tahu kau cuma ingin memperdayaku, lalu memaksaku pakai baju minim untuk menari?” 　　Mendengar kalimat ini, Lin Qiye langsung antara ingin tertawa dan menangis... Tampaknya trauma psikologis yang ditinggalkan Chen Si Penyiksa masih sangat melekat. 　　Tapi Lin Qiye tidak buru-buru, masih banyak waktu yang tersisa untuk mereka. Bahkan jika era ini berakhir, masih ada dua ribu tahun lagi. 　　Pada saat itu, Lin Qiye seolah menyadari sesuatu. Matanya menyipit tajam sambil menatap ke langit. 　　Terlihat lapisan awan merah muda sedang mendekat dengan cepat ke arah mereka. Dengungan menusuk memekakkan telinga menggema di pegunungan. Mi-Go dengan wajah mengerikan berguling-guling di udara seperti riak ombak. 　　"Mereka datang lagi..." Wajah Jia Lan langsung berubah tegang. 　　Lin Qiye cemberut. Dengan gerakan halus ujung jarinya, Pedang Ame-no-Murakumo melesat sendiri ke langit dan menerjang riak merah muda itu. 　　Sejak pertama kali menyelamatkan Jia Lan, perjalanan ke Kolam YAO, kembali ke Chang'an, lalu ke Kolam YAO lagi... Mereka sudah diserang Mi-Go 3-4 kali sepanjang perjalanan. Waktu kedatangan Mi-Go selalu tepat, selalu selang dua hari. 　　Anehnya, jumlah Mi-Go justru berkurang setiap kali. Sekali datang tak sampai seratus ekor. Bahkan tanpa menggunakan 【Konsep yang Telah Ditakdirkan】 untuk menyatukan mereka, Lin Qiye bisa dengan mudah menghabisi mereka menggunakan Pedang Ame-no-Murakumo. 　　Ini terlihat seperti kabar baik, tapi Lin Qiye tidak berpikir demikian. 　　Kedatangan Mi-Go sebenarnya dikendalikan oleh 【Kunci Gerbang】! 　　Nya jelas tahu segelintir Mi-Go ini mustahil merebut Pil Abadi darinya. Mengapa masih terus mengirim mereka untuk mati sia-sia? 　　Sepanjang perjalanan Lin Qiye berpikir, hanya menemukan satu kemungkinan... Target Nya bukan lagi merebut kembali Pelat Abadi, melainkan mengirim Mi-Go untuk mengawasinya bersama Jia Lan melalui pelacakan-Nya pada Pelat Abadi. 　　Karma miliknya telah tersembunyi,【Kunci Gerbang】tidak bisa melakukan pengamatan terhadap tindakannya melalui aliran waktu, sehingga hanya bisa melakukan pengamatan mata telanjang yang paling sederhana dan langsung melalui Mi-Go, setiap dua hari dapat melacak posisinya, bahkan mengetahui apa yang sedang dilakukannya... 　　Dengan kata lain, misi Mi-Go bukan lagi merebut Pil Abadi, melainkan sekumpulan "paparazi" penjelajah waktu yang rutin menguntit Lin Qiye dan Pil Abadi. Chapter 1710 Perjalanan Jauh 　　Dengan begini, urusan menjadi semakin rumit... 　　Jika【Kunci Gerbang】terus menggunakan Mi-Go untuk penguntitan, akan segera menyadari keberadaan permainan catur besar ini, bahkan terlibat dengan beberapa "pion" yang karmanya belum sepenuhnya menyatu, dan membuat para dewa Cthulhu waspada. 　　Di dalam pikiran[] miliknya[], langsung[] teringat[] saat dirinya pertama kali[] bertemu[] Jia Lan[], peti mati kuno[] yang diletakkan[] di inti[] Fengdu[]... 　　Jangan-jangan[], akhirnya[] hanya ada satu cara[] ini saja? 　　Pedang Ame-no-Murakumo[] dengan kegilaan[] berjalan di antara[] kawanan Mi-Go[], membantai[] mereka seluruhnya[], lalu dengan getaran lirih[] mengibaskan noda darah[] dari bilah pedang[], terbang[] kembali ke telapak tangan[] Lin Qiye[]. 　　Mengawasi[] mayat[] Mi-Go[] yang berserakan di tanah, alis[] Lin Qiye[] yang berkerut[] masih belum meregangkan[]. 　　"Ada apa[] denganmu?" Jia Lan[] bertanya sambil mengerutkan kening[] melihat ini. 　　“Tidak apa-apa...” Lin Qiye menarik napas dalam-dalam，menoleh memandang Jia Lan，“Setelah pulang kali ini，Aku akan mencarikanmu pekerjaan ya?” 　　Mendengar ini，Jia Lan matanya berbinar，“Bagus! Pekerjaan apa? Tiap bulan bisa dapat berapa liang perak?” 　　“Nanti kamu akan tahu.” 　　…… 　　Chang'an. 　　“Kalian tidak pulang?!” Di dalam halaman，Kloie terkejut membuka mulut. 　　“Benar.” Lin Qiye mengangguk ringan，“Kamu juga bilang，keyakinan masa kini tak bisa memulangkan kami ke dua ribu tahun kemudian，Kalau begitu，kami takkan pulang.” 　　“Lalu kalian...” 　　“Umurku sangat panjang，bertahan sampai dua ribu tahun bukan masalah，adapun Wu Quan...” Lin Qiye mengeluarkan lonceng kecil dari dekapan，digoyang perlahan，berubah menjadi Donghuang Zhong kuno yang mendarat di halaman，mengeluarkan suara sayup-sayup. 　　“Aku meminjam lonceng penahan waktu ini dari Lingbao Tianzun，dengan ini，waktu Wu Quan bisa dibekukan sampai dua ribu tahun kemudian.” 　　Sejak pertama kali Lin Qiye melihat Kloie di era ini，tahu tak ada cukup keyakinan untuk memulangkan mereka，dia sudah menduga，ini mungkin perjalanan waktu dengan tiket satu arah... Kloie dari masa depan hanya bertugas memulangkan mereka，sisa dua ribu tahun berikutnya harus mereka arungi seiring aliran waktu，melangkah perlahan. 　　Lin Qiye sendiri memiliki umur tak terbatas，bertahan dua ribu tahun tak masalah，tapi Wu Quan berbeda. 　　“Wu Quan sejak awal adalah 【Dominasi Kaisar】 yang terlahir cacat. Di usianya sekarang, paling-paling dia hanya akan hidup lima tahun lagi. Apalagi sampai dua ribu tahun, itu mustahil. Bagaimana membuat Wu Quan bisa hidup sehat sampai dua ribu tahun kemudian, ini selalu menjadi masalah yang menyusahkan Lin Qiye.” 　　“Tapi setelah Lingbao Tianzun mengirimkan Donghuang Zhong, soal sulit ini pun terpecahkan.” 　　Wu Quan penasaran mendekati Donghuang Zhong, mengamati sekelilingnya dengan teliti. Ruang di dalam dinding Donghuang Zhong itu persis menampung postur tubuhnya, seolah dibuat khusus untuknya. 　　“Aku tak keberatan.” Wu Quan mengangguk, “Asalkan bisa kembali ke dua ribu tahun kemudian, cara apapun tak masalah bagiku.” 　　“Ada keuntungan lain dengan begini.” 　　Lin Qiye menunjuk dadanya sendiri, “Kalau mau pulang, pasti harus mengikat 【Perjanjian Suci】 yang sama. Ini bukan cuma akan mengikis habis kekuatan keyakinan, tapi juga memakai satu kesempatan 【Perjanjian Suci】. Karena kita tidak pulang, dua 【Perjanjian Suci】 yang tersisa bisa dipakai untuk keperluan lain.” 　　Di dada Lin Qiye ada tiga 【Perjanjian Suci】. Yang pertama mengantarkan mereka kembali ke Dinasti Han Barat dua ribu tahun lalu, menyelamatkan umat manusia dari jurang maut, memulai permainan catur karma besar ini... Fungsi yang kedua dan ketiga belum diketahui Lin Qiye, tapi tak diragukan lagi, setiap 【Perjanjian Suci】 sangat penting bagi manusia. Jika harus memakai satu 【Perjanjian Suci】 hanya untuk pulang, itu pasti kerugian besar. 　　“Sudahkah kamu memikirkan isi dua 【Perjanjian Suci】 yang tersisa?” Kloie bertanya. 　　“Belum ada……” Lin Qiye menggelengkan kepala，“【Perjanjian Suci】 ini sangat penting, aku harus memikirkannya baik-baik.” 　　“Kamu sebelumnya bilang, aku harus menyusun【Perjanjian Suci】denganmu dari masa lalu di gereja dua ribu tahun kemudian kan? Kalau begitu tidak perlu buru-buru, masih ada waktu dua ribu tahun, kamu bisa pelan-pelan mikir.” 　　“Ngomong-ngomong, aku dan Jia Lan akan meninggalkan Chang'an sementara waktu.” 　　“Meninggalkan Chang'an? Ke mana?” 　　“Belum pasti, tapi kira-kira dari Chang'an ke utara sampai Liaodong, timur sampai Kuaiji, selatan sampai Zhuya, barat sampai Loulan... Terakhir baru kembali ke Chang'an.” 　　Kloie menganga lebar,“Kalian mau keliling seluruh wilayah Han? Ini butuh berapa lama?” 　　“Kalau cepat, mungkin setahun.” 　　Pandangan Kloie menghantam sosok Jia Lan yang sedang keladi dengan Gongyang Zhuo di kejauhan, ekspresinya langsung canggung，“Tidak akan sampai setahun kemudian, janin sudah ada?” 　　“Kamu overthinking.” Lin Qiye berkata dengan serius，“Sejak kelahirannya, dia selalu tinggal di Kolam YAO. Aku cuma mau mengajaknya jalan-jalan... Lihat-lihat dunia manusia ini.” 　　“Oh? Kalau gitu pasti kamu akan membawa Wu Quan juga kan?” 　　“Dahi... Boleh juga sih...” 　　“Kak Qiye, aku tidak mau main.” Wu Quan mendekati sisi Lin Qiye, berkata serius，“Aku berbeda dengan kalian... Hidupku singkat. Aku ingin melakukan hal yang bermakna.” 　　“Urusan apa?” 　　“Kalau Kak Qiye hendak meninggalkan Chang'an, aku juga ingin pergi. Aku ingin menelusuri jejak Yeye saat ekspedisi dulu, merasakan siasat hati yang pernah Yeye miliki... Mungkin ini bisa membantuku mencerna pelajaran dari Yeye belakangan ini.” 　　Melihat keseriusan di wajah Wu Quan, sorot mata Lin Qiye penuh keheranan. 　　“Kau ingin menerobos rintangan hati lewat perjalanan ini?” 　　“Ya.” 　　Lin Qiye menatap Wu Quan dengan tatapan rumit lama sekali, lalu mengangguk pelan, “Baik. Kalau tekadmu sudah bulat, lakukan saja... Saat yang tepat tiba, aku akan datang dan mengurungmu dalam Donghuang Zhong hingga masa depan.” 　　“Aku juga harus berangkat.” Kloie menguap di halaman, “Terlalu lama tertunda di Chang'an. Rencana mendirikan agamaku belum ada kemajuan. Sudah waktunya berangkat...” 　　“Lalu bagaimana caranya menemukanmu setelah aku menentukan dua【Perjanjian Suci】tersisa?” 　　Kloie berpikir sejenak, lalu menggoreskan tangannya di punggung tangan Lin Qiye. Jejak halus pun terbentuk. 　　“Kita buat sumpah. Jika kau ingin mencariku, tuliskan namaku dengan tangan ini. Kekuatan sumpah akan mengirimkanku ke sini.” 　　“Tidak masalah.” 　　…… 　　Setelah berpamitan di halaman, dua shichen kemudian kereta kuda pelan-pelan meninggalkan Kota Chang'an yang meriah di bawah cahaya matahari senja. 　　Di dalam kabin mobil yang berguncang, Jia Lan yang mengenakan jubah Han biru tua duduk berhadapan dengan Lin Qiye. Cahaya matahari senja yang merah menyala memantulkan kemerahan di pipinya. Dengan lembut ia menurunkan tirai, tak tahan untuk berkomentar: 　　“Aktifitas yang mau kau perkenalkan untukku... adalah menjadi pelayan pribadimu selama perjalanan?” 　　“Bukan pelayan pribadi.” Lin Qiye menjelaskan, “Kau tahu, aku tak bisa menjalin ikatan karmik dengan terlalu banyak orang. Jadi jika aku harus bepergian jauh, harus ada seseorang yang menggantikanku untuk berbelanja makanan, mengganti kuda, menanyakan arah, dan...” 　　“Pekerjaan sederhana seperti ini, tak bisakah kau serahkan ke orang lain?” 　　“Kenapa? Kau tak mau melakukannya? Baiklah, Yan Zhong bilang dia kenal sebuah bengkel yang masih merekrut...” 　　“Siapa bilang aku tak mau!?” Jia Lan langsung menyilangkan kedua tangan di pinggang, “Aku sudah naik mobil, masih mau mengusirku turun? Dengar baik-baik, ini harus dibayar pakai perak!” 　　“Tenanglah, upahmu tak akan kurang.” 　　Lin Qiye tersenyum, dengan santai bersandar di dinding kabin. Keduanya bergoyang mengikuti kabin yang berguncang, perlahan menghilang di ujung cakrawala merah menyala... Chapter 1711 Setahun Kemudian 　　Setahun kemudian. 　　“Paman, izin bertanya, Pegunungan Qilian ada di arah mana ya?” 　　Di depan desa yang mengepulkan asap dapur, sesosok bertopi anyaman menghentikan seorang kakek tua, bertanya dengan sopan. 　　Kakek ini mengenakan baju rami kasar, pikulan berat yang membuat bahunya bungkuk. Seluruh tubuhnya menghitam terbakar matahari. Ia mengamati pemuda asing di hadapannya dengan penasaran, “Anak muda, kau dari mana?” 　　“Aku dari Chang'an.” 　　“Chang'an?” Si tua mengamatinya beberapa saat, “Di sebelah Pegunungan Qilian itu perbatasan Xiongnu, buat apa kamu pergi sendirian?” 　　“Tidak ada urusan khusus, cuma mau melihat-lihat.” 　　“Tempat itu lebih baik jangan didatangi. Kadang masih ada mata-mata Xiongnu berkeliaran, hati-hati nyawamu!” 　　Si pemuda tersenyum, tidak berbicara. 　　“Ke arah sana, jalan sekitar dua puluh li lagi, baru bisa melihat pegunungan.” Akhirnya, si tua tetap menunjuk sebuah jalan. 　　Pemuda itu mengucapkan terima kasih pada si tua, menekan topi anyamannya lebih rendah, lalu langsung menuju arah Pegunungan Qilian. 　　Si tua memandang aneh punggung pemuda yang menjauh, menggelengkan kepala. Hendak pulang, tiba-tiba seluruh tubuhnya kaku, “Aneh... Kok pikulan ini tidak berat ya?” 　　Dia memeriksa barang di keranjang depan-belakang dengan teliti, semuanya masih ada. Tapi meski dipikul di bahu, sama sekali tidak ada bobotnya, seperti bulu-bulu. 　　Si tua bergumam pelan, tetap memikul pikulan tanpa bobot itu, lalu berlari tergesa-gesa ke rumah. 　　Tanpa beban pikulan, langkahnya gesit seperti terbang. Tak lama sampai di rumah yang berjarak lima li. Baru saat melangkahi pintu, bobot pikulan itu kembali tiba-tiba, jatuh ke tanah dengan suara sayup. 　　“Sialan, benar-benar seperti ketemu hantu.” Si tua bergumam sendiri. 　　Sementara itu, di Wu Quan yang berjarak beberapa li, jari telunjuk di balik lengan baju perlahan ditarik masuk. 　　“Radius 【Dominasi Kaisar】 sudah meluas cukup jauh... Tapi masih jauh dari masa kejayaan Yeye dulu.” Dia menghela napas, melanjutkan langkah ke Pegunungan Qilian. 　　“Angin sepoi-sepoi menerbangkan tulle dari topi anyaman, memperlihatkan wajah seorang pemuda yang sudah sangat berbeda dibanding setahun lalu.” 　　“Tubuh remaja tumbuh paling cepat, setiap tahun berubah. Dalam setahun terakhir, Wu Quan telah menjelajahi sebagian kecil Dinasti Han. Terpaan angin dan matahari menggelapkan kulitnya sedikit, tapi tinggi badannya bertambah pesat, hampir menyamai Lin Qiye.” 　　“Dari dahinya terpancar keteguhan dan berlapis waktu, pandangannya sangat dalam, sama sekali tidak seperti remaja enam belas tujuh belas tahun.” 　　“Setelah berjalan beberapa saat mengikuti arah yang ditunjuk orang tua itu, ia melihat pegunungan Qilian yang membentang. Setelah berdiri sebentar menikmati pemandangan, ia kembali berangkat menuju jantung pegunungan.” 　　“Kini musim semi, tapi Pegunungan Qilian masih sedingin musim salju. Wu Quan yang hanya mengenakan pakaian tipis sudah basah kuyup embun, tapi seolah tak merasa dingin. Ia terus menyusuri jalan gunung terjal dengan lincah bagai terbang.” 　　“Sepanjang perjalanan, haus ia minum embun pegunungan, lapar ia petik buah liar hutan. Seluruh proses ini tanpa menggunakan sedikitpun kekuatan spiritual, murni mengandalkan tubuh jasmani layaknya manusia liar lincah. Bila diamati seksama, sesekali terlihat semburat merah mengalir di balik kulitnya.” 　　“Akhirnya, tepat sebelum matahari terbenam, ia mencapai puncak salah satu gunung.” 　　“Dalam cahaya senja kekuningan, dua siluet biru dan hijau telah duduk di atas batu raksasa. Melihatnya mendaki hingga sini, sudut mulut mereka sedikit mengembang.” 　　“Kamu akhirnya sampai.” 　　“Kak Qiye？！” Melihat wajah yang familiar itu, Wu Quan tertegun sejenak, lalu berkata dengan gembira, “Kamu tahu aku mau ke sini?” 　　“Beberapa hari lalu aku masih menerima laporan intelijen dari Gongyang Wan di Kantor Penjinak Roh Jahat, katanya kamu pergi dari Gunung Langju, melangkah ke timur. Kamu juga pernah bilang mau menyusuri jejak Yeye… Titik-titik kekalahan suku Xiongnu oleh Yeye tidak banyak, jadi mudah ditebak kalau kamu akan ke sini.” 　　Pandangannya menyapu Wu Quan dengan teliti, kilatan keheranan muncul di matanya: 　　“Kamu benar-benar berhasil menerobos?” 　　Wu Quan tersenyum. 　　“Kapan kamu berhasil?” 　　“Beberapa hari lalu, di atas Gunung Langju.” Wu Quan menatap lautan awan yang semakin bergelora di kejauhan, berkata pelan-pelan, “Setahun ini aku mengembara di dunia manusia, menyaksikan banyak penderitaan, mendapat pelajaran berharga… Beberapa hari lalu saat mendaki tempat Yeye dulu melakukan ritual persembahan dan penaklukan, tiba-tiba hati ini tergetar… Aku duduk bermeditasi di situ selama tujuh hari… Saat sadar kembali, ‘rintangan hati’ itu sudah runtuh.” 　　Lin Qiye mengangguk, “Pantas saja…”. 　　Meski perjalanan hidup Wu Quan berliku, namun lingkupnya sempit. Dari Panti Asuhan Gunung Dingin hingga Lembaga Penyekatan, ia hanya berkutat di sudut sempit itu, bertemu segelintir orang saja. Siasat hatinya pun terbatas… Pengembaraan setahun di dunia manusia ini membuka lebar cakrawala dan ambisinya. Akumulasi pengalaman yang mengendap, ditambah lokasi bersejarah penaklukan Xiongnu dulu, akhirnya membuatnya mampu menerobos "kungkungan" dalam hati itu sekaligus. 　　“Tampaknya metode tempa tubuh yang diajarkan Yeye padamu juga sudah mulai menunjukkan hasil.” Lin Qiye memandangi kilau di permukaan kulit Wu Quan, mengangguk penuh pujian. 　　“Kak Qiye, kau mencariku… apakah karena waktunya sudah tiba?” 　　Wu Quan bertanya dengan hati-hati. 　　“Bagus.” Ekspresi Lin Qiye terlihat rumit, “Sisa umurmu terbatas, tidak boleh ditunda lagi… Sekarang kau sudah menerobos langit-langit manusia, semua karma di era ini telah selesai… Selanjutnya, saatnya kembali ke zaman yang menjadi milik kita.” 　　Lin Qiye menggerakkan tangannya di pinggang, Donghuang Zhong membengkak bagai balon udara menghantam puncak Pegunungan Qilian. Deretan tulisan ajaib mengalir di permukaan lonceng perunggu, memancarkan aura megah nan kuno. 　　Wu Quan menatap lonceng kuno di hadapannya, kedua kepalannya mengepal kencang, sorot mata dipenuhi antisipasi. 　　“Akhirnya bisa kembali…” 　　“Donghuang Zhong akan menahan waktumu, jadi kau tidak akan merasakan berjalannya waktu… Saat lonceng ini kembali menggema, segelmu akan terbuka sendiri. Saat itulah permainan catur besar ini benar-benar dimulai.” 　　Wu Quan mengangguk. Dia melangkah mendekati Donghuang Zhong, menoleh memandang Lin Qiye: 　　“Kak Qiye, kita bertemu lagi dua ribu tahun kemudian.” 　　“Ya.” 　　Lin Qiye tersenyum tipis, mengangkat telapak tangannya. Tubuh Donghuang Zhong yang berat memancarkan cahaya menyelubungi Wu Quan. Saat cahaya menghilang, tubuhnya telah lenyap tanpa jejak. 　　Dengan Lin Qiye menginjakkan kaki, lereng gunung di bawah Donghuang Zhong bergetar-getar dengan hebat, langsung retak membentuk celah yang menjepit lonceng itu. Batu-batu raksasa berguling di lantai, beberapa saat kemudian celah itu benar-benar dibenamkan. 　　Debu dunia yang beterbangan di langit pelan-pelan mereda. Di Pegunungan Qilian, bayangan Donghuang Zhong sudah tak terlihat lagi. 　　“Dua ribu tahun… Ya.” Lin Qiye melirik ke 4 minggu. Di atas lautan awan, mentari senja pelan-pelan tenggelam dalam kegelapan, menghilang tanpa jejak. 　　“Entah seperti apa pemandangan di sini dua ribu tahun lagi.” 　　Lin Qiye menggelengkan kepala, mengulurkan tangan menggandeng telapak tangan Jia Lan, berkata lirih: “Ayo kita pergi.” 　　“Ya.” Pipi Jia Lan muncul semburat merah, tapi tidak menunjukkan penolakan. 　　Dua siluet hijau dan biru pelan-pelan menyatu dalam remang-remang. Chapter 1712: Metode Terakhir 　　Di persimpangan kecil berkerikil yang sepi, sebuah kereta berjalan perlahan. 　　Dalam kabin yang remang-remang, Jia Lan bersandar di bahu Lin Qiye. Pandangannya menembus tirai yang berkibar ditiup angin sepoi-sepoi, memandang taburan bintang yang gemerlap, melamun tak sadar. 　　“Qiye.” 　　“Ya?” 　　“Sudah berapa lama kita berkelana?” 　　“Kira-kira... setahun lah.” 　　“Setahun ya... Kenapa rasanya seperti separuh hidup?” Di sorot mata Jia Lan muncul ekspresi mengenang, “Pemandangan yang kulihat setahun terakhir ini lebih banyak dari semua waktuku di masa lalu... Juga lebih dramatis dari semua pengalamanku yang dulu.” 　　“Jia Lan menengadah, di bawah cahaya remang-remang, sorot matanya yang anggun mengedip pada Lin Qiye, "Terima kasih sudah membawaku keluar."” 　　“Kalau sudah berterima kasih, bukankah perak hari ini bisa tidak dibagikan?” 　　“Tidak boleh!” 　　Jia Lan yang kesal melotot padanya, mengulurkan tangan dan mengencang cubit lengan Lin Qiye. ，。 　　Jia Lan mendengus, kembali menyandarkan kepalanya di bahunya. 　　Kabin mobil kembali sunyi. 　　“Qiye, aku ingin pulang.” 　　Setelah waktu yang lama, suara lembut Jia Lan kembali menggema. 　　Sorot mata Lin Qiye menyipit tajam, “Mengapa?” 　　“Kita sudah mengurus segalanya sendiri di luar selama setahun. Meski melihat banyak banyak pemandangan, aku mulai lelah... Aku ingin kembali ke Chang'an, beristirahat dengan baik, dan... aku ingin makan pangsit kacang Chang'an.” 　　Tubuh Lin Qiye bergoyang mengikuti guncangan kabin. Dia tidak menjawab, pandangannya mengintip melalui tirai yang tertiup angin, beberapa saat kemudian berkata: 　　“Lihat, di depan ada danau yang sangat cantik.” 　　Jia Lan tertegun, membuka tirai dan melirik ke luar, berseru gembira: 　　“Benar juga, danau yang besar sekali...” 　　“Berhenti untuk melihat?” 　　“Baik.” 　　“Kereta berhenti perlahan di tepi danau, Lin Qiye membantu Jia Lan turun dari kereta. Permukaan danau yang tak bertepi terbaring sunyi bagai cermin di atas tanah, pantulan cahaya bintang yang beterbangan di langit bergerak seperti perak cair mengikuti riak yang dibentuk angin sepoi-sepoi.” 　　“Lin Qiye berdiri sebentar menikmati pemandangan, kemudian mengumpulkan tumpukan kayu bakar dari sekitar. Jia Lan mengeluarkan perlengkapan teh dari kabin, keduanya dengan lihai mulai menyiapkan teh santai di bawah angin malam.” 　　“Saat air panas mendidih menyirami daun teh, aroma harum menyebar di tepi danau. Mereka bersandar di dinding luar kabin, memandang lautan bintang, merasakan seluruh tubuh mulai rileks.” 　　“Kalau kamu merasa lelah di perjalanan, kita bisa tinggal lebih beberapa hari di suatu tempat.” Beberapa saat kemudian Lin Qiye serius berkata, “Masih banyak tempat belum kita kunjungi: Badong, Changsha, Guiyang...” 　　“Tempat-tempat itu bisa kita datangi nanti.” Jawab Jia Lan wajar, “Kenapa? Jangan-jangan setelah pulang kali ini, kamu tidak mau mengajakku keluar lagi?” 　　“Tubuh Lin Qiye bergetar halus. Ia diam memandang cangkir di tangannya, tidak berbicara.” 　　“Dan... ada beberapa urusan yang harus kupikirkan sendiri setelah pulang...” 　　“Urusan apa?” 　　“Jia Lan melirik Lin Qiye, pipinya dalam kegelapan memerah. Ia memalingkan muka: “Aku tidak akan memberitahumu!”” 　　"Kemerahan samar dalam kegelapan itu tentu tak bisa disembunyikan dari mata Lin Qiye. Alisnya terangkat, sudut bibirnya samar-samar membentuk senyum tipis..." 　　Pada saat itu, gemuruh berat terdengar perlahan dari balik lapisan awan. 　　Wajah Jia Lan dan Lin Qiye langsung berubah, kepala mereka menengadah ke langit. 　　"Datang lagi..." Bibir Jia Lan terkunci rapat. 　　"Sungguh tak kenal lelah!" 　　Kilau tajam muncul di mata Lin Qiye. Tangannya memeluk erat pedang Ame-no-Murakumo yang menyembul dari lengan baju, gelombang niat membunuh menerobos keluar! 　　Selama setahun lebih, kedatangan Mi-Go selalu teratur seperti jarum jam. Tak peduli di gunung mana mereka liburan, selalu harus buru-buru mencari padang liar untuk membereskan Mi-Go yang menjengkelkan ini. Semua kesenangan dan ketenangan harus terpaksa terhenti tiba-tiba. 　　"Yang kali ini sepertinya berbeda?" Jia Lan menatap awan yang bergelora, alisnya berkerut. "Awan itu... seperti mata raksasa ya?" 　　Kalimat itu melintas secepat kilat dalam pikiran Lin Qiye. Kepalanya mendongak tiba-tiba, melihat pusaran ruang-waktu mengalir perlahan di balik awan hitam pekat, mengaduk lapisan awan di sekitarnya seperti mata mengerikan yang penuh ancaman. 　　Pupil mata Lin Qiye menyempit tajam! 　　“Tentu saja dia mengenal pusaran ruang-waktu itu. Setahun lalu saat baru mendapatkan 【Sebab Tanpa Alasan】 dan 【Akibat Yang Telah Ditentukan】, 【Kunci Gerbang】 menggunakan pusaran ruang-waktu semacam ini untuk bertindak melintasi aliran waktu, berusaha membunuhnya di tempat... Sekarang, apakah Nya akan bertindak lagi?? 　　Mengapa bisa seperti ini? Siapa target Nya? 　　Bulu kuduk Lin Qiye berdiri semua. Tubuhnya melindungi Jia Lan sementara bola matanya menatap tajam pusaran ruang-waktu yang berputar itu, tangan menggenggam erat Pedang Ame-no-Murakumo. 　　Tapi berbeda dengan sebelumnya, setelah pusaran ruang-waktu itu muncul, tidak membentuk awan badai. Malah seperti sepasang mata yang terus-menerus menyisir permukaan tanah mencari sesuatu, terlihat agak bingung... Beberapa saat kemudian, pandangan-Nya menyapu arah kedua orang itu, melewati tubuh Lin Qiye, berhenti sejenak di Jia Lan sebelum aura menakutkan itu perlahan menghilang. 　　Pusaran ruang-waktu itu semakin memudar. Sekelompok Mi-Go terbang turun dari awan. Setelah memastikan 【Kunci Gerbang】 tidak bertindak, Lin Qiye akhirnya mengendurkan kepalannya yang tegang, keringat dingin mulai merembes di dahinya. 　　Kali ini jumlah Mi-Go hanya sembilan ekor. Dibandingkan dengan barisan megah yang pernah memenuhi langit sebelumnya, ini seperti main-main belaka. 　　Lin Qiye menggunakan Pedang Ame-no-Murakumo untuk dengan mudah membantai Mi-Go-Mi-Go itu, tapi wajahnya tetap tegang. 　　"Qiye... Benda apa itu tadi?" Jia Lan masih belum sepenuhnya sadar dari teror aura mata itu, wajahnya masih pucat pasi. 　　“Nya sudah mulai menyadari sesuatu...” Lin Qiye bergumam pada dirinya sendiri. 　　“Menyadari apa?” 　　“Karma yang kusembunyikan.” 　　Jia Lan yang juga terlibat dalam kejadian di kuil runtuh itu, langsung paham maksud Lin Qiye. Ia terdiam di tempat sambil menatap kosong sekian lama, lalu bertanya dengan hati-hati: 　　“Karena... aku? Apakah Mi-Go itu terus mengikutiku, sehingga Nya bisa menyadarinya?” 　　Lin Qiye perlahan menutup kelopak matanya, tidak berbicara. 　　“Lalu harus bagaimana?” Jia Lan gelisah membuka mulut, “Qiye, bisakah kau menyembunyikanku seperti kau menyembunyikan mereka?” 　　“Jika bisa kulakukan, sudah lama kuperbuat.” Lin Qiye menghela napas, “Tapi karma antara 【Pil Abadi】 dengan Cthulhu sangat sulit disembunyikan, setidaknya untukku sekarang ini masih belum bisa.” 　　Wajah Jia Lan berubah pucat pasi. Ia mengerutkan alis sejenak, lalu tiba-tiba mencabut pisau pendek dari pinggangnya, mentransfer 【Abadi】 ke bilah pisau itu, dan dengan kasar menusukkannya ke perutnya sendiri! 　　Lin Qiye secepat kilat menggenggam pergelangan tangannya, sambil mengerutkan alis berkata: 　　“Apa yang kau lakukan?!” 　　“Aku tak boleh merusak rencanamu karena diriku sendiri.” Jawab Jia Lan dengan tekad baja, “Jika tak bisa disembunyikan, hancurkan saja!” 　　“Kau mau mengubah dirimu kembali menjadi pil obat?!” Lin Qiye merebut pisau pendek dari tangan Jia Lan, suaranya penuh amarah. 　　Bibir Jia Lan terkunci rapat, sorot matanya yang menatap Lin Qiye dipenuhi sikap keras kepala. 　　Lin Qiye menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya, “Sebenarnya... mungkin masih ada satu cara...” Chapter 1713 Aku Menunggumu Menikahiku 　　Kota Chang'an. 　　Fajar mulai menyingsing, sebuah kereta melaju kencang memasuki kota. 　　"Yan Zhong!" 　　Lin Qiye mendorong pintu rumah, langsung masuk ke dalam sambil berteriak keras. 　　"Saudara Qiye?!" Yan Zhong yang baru keluar dari kamar terkejut melihat Lin Qiye kembali, "Kalian sudah selesai berkelana?" 　　"Ya." Lin Qiye mengangguk, "Di mana Gongyang Wan?" 　　"Dia dan Yu Wu sedang di Kantor Penjinak Roh Jahat. Aku di sini bertugas menyaring anggota baru... Ada keperluan dengan dia?" 　　"Tempat yang kusuruh kalian cari sebelumnya, sudah ditemukan?" 　　"Maksudmu Fengdu?" Yan Zhong langsung menjawab, "Beberapa hari lalu Hu Jia baru mengirim kabar. Berdasarkan rute yang kau beri, mereka sudah masuk Fengdu dan menyerahkan perintah tertulis Yang Mulia... Tapi Kaisar Fengdu sepertinya sedang keluar, hanya ada seorang Raja Hantu yang berjaga." 　　"Lalu?" 　　"Mereka memang punya kayu Xuanyin yang bisa mengisolasi semua kehidupan menggunakan energi Xuanyin... Tapi jumlahnya sangat sedikit, seluruh Fengdu hanya ada satu bagian, sudah dikirim ke Chang'an." 　　Mendengar ini, Lin Qiye akhirnya menghela napas lega. 　　Sejak setahun lalu membawa Jia Lan meninggalkan Chang'an, dia terus berkorespondensi dengan Gongyang Wan untuk mencari bahan peti mati dalam ingatannya. Jia Lan yang terkurung dalam peti mati itu selama dua ribu tahun membuktikan bahwa peti tersebut pasti memiliki keunikan khusus yang bisa menghalangi pengintaian 【Kunci Gerbang】. 　　Tapi setelah setengah tahun pencarian, Kantor Penjinak Roh Jahat sudah mengirim orang ke seluruh wilayah Han, tapi tak menemukan bahan seperti ini. Akhirnya Lin Qiye berspekulasi bahwa bahan peti mati itu mungkin berasal dari Fengdu sendiri, lalu menunjuk sebuah rute, dan meminta perintah tertulis langsung dari Lingbao Tianzun agar Kantor Penjinak Roh Jahat melakukan eksplorasi. 　　Sekarang, kayu Xuanyin ini menjadi satu-satunya cara untuk melindungi Jia Lan dan permainan catur besar ini. 　　“Kamu dengarkan, nanti...” 　　Lin Qiye memberi beberapa nasihat pada Yan Zhong, mengangguk, lalu segera berjalan keluar dari rumah. 　　Jia Lan berdiri di belakangnya, bertanya dengan khawatir: 　　“Qiye, masih bisakah kita mengejar waktu?” 　　“Masih bisa.” Lin Qiye mengangguk, “Tenanglah, urusan sisanya serahkan pada kami... Hanya saja dengan begini, ini akan menyusahkanmu.” 　　“Cuma dua ribu tahun.” Jia Lan berbicara dengan acuh tak acuh, “Yeye terjebak dalam arus energi nasib, Wu Quan ditekan di bawah Donghuang Zhong, mereka semua sudah berkorban untuk permainan catur besar ini... Lagipula, para monster itu terus menerus datang menggangguku, bikin kesal. Bisa cari tempat sembunyi juga bagus.” 　　“Yeye di dalam arus energi nasib sesekali masih bisa bertemu Gongyang Wan dan yang lain. Waktu Wu Quan ditekan, secara natural tak akan merasakan aliran waktu... Tapi kamu berbeda, sendirian tinggal di dalam kayu Xuanyin selama dua ribu tahun... Ini bisa membuat orang gila.” Pandangan Lin Qiye dipenuhi kasih sayang. 　　“Kalau begitu saat kamu melihatku di masa depan, apa aku sudah gila?” 　　“...Tidak.” 　　“Kalau begitu tak masalah.” Jia Lan menyilangkan kedua tangan di pinggang, “Jangan meremehkan aku, Qiye, meski otakku tak begitu lihai, tapi saat melaksanakan tugas aku sangat fokus... Begitu juga saat menunggu.” 　　Lin Qiye memandang sikapnya yang tak ambil pusing, sejenak tak tahu harus berkata apa. 　　“Qiye, aku ingin makan kue kacang.” 　　Lin Qiye langsung tersadar, “Baik, sekarang juga aku antarmu makan!” 　　Lin Qiye menggandeng telapak tangan Jia Lan melangkah menuju jalanan Chang'an. Jia Lan patuh mengikuti di belakangnya, merasakan kehangatan dari genggaman tangan itu. Matanya langsung memerah... 　　Dia menarik napas dalam-dalam, berkedip-kedip keras untuk menahan air mata, lalu melangkah besar melewati Lin Qiye, hanya menyisakan punggung biru tua yang menjauh. 　　“Qiye!” 　　“Ya?” 　　“Hari ini, aku mau makan empat kue kacang!” 　　…… 　　“Tahun pertama Yuan Ding, Pemimpin Kantor Penjinak Roh Jahat Huo Qubing mengirim 300 prajurit baja. Dengan peti mati kayu Xuanyin, mereka mengawal Gadis Abadi dari Chang'an menuju Fengdu. Dalam 7 hari, diserang 3 kali oleh makhluk bersayap dari luar dimensi. Entitas tak terdefinisi turun tangan, akhirnya berhasil dikawal ke Fengdu. 300 prajurit baja gugur seluruhnya dalam perjalanan.——《Buku Rahasia Kantor Penjinak Roh Jahat》.” 　　…… 　　Fengdu. 　　Istana Surgawi Wu di Pagi yang Sabar. 　　“Mulai sekarang, istana ini akan khusus digunakan untuk menekan peti mati ini. Orang tak penting tidak akan masuk.” Kaisar Hantu Oriental yang mengenakan jubah panjang berdarah berbicara pelan. 　　“Terima kasih, Yang Mulia.” Hu Jia membungkuk hormat. 　　“Tapi meski kalian punya perintah langsung dari Yang Mulia, Fengdu punya aturannya sendiri... Asal-usul perempuan ini perlu aku laporkan ke Kaisar Fengdu. Tolong jelaskan.” 　　“Eh...” Pandangan Hu Jia melirik ke sudut istana. Setelah beberapa saat, dia kembali berbicara, “Latar belakangnya cukup rumit. Hari ini akan kukirim catatan tertulis tentang asal-usulnya langsung ke kamar tidur Yang Mulia. Bagaimana?” 　　“Setuju.” 　　Kaisar Hantu Oriental mengangguk ringan. Tubuhnya berubah menjadi bayangan gelap dan menghilang dari istana. 　　Setelah Kaisar Hantu Oriental benar-benar pergi, siluet berbaju hijau baru berani mendekat dari sudut istana. 　　“Maaf merepotkanmu. Aku tidak boleh terlibat karma dengan Fengdu. Beberapa urusan harus tetap kau yang urus.” Lin Qiye meminta maaf. 　　“Tuan Lin terlalu sopan.” 　　Lin Qiye melewati istana yang kosong, langsung menuju peti mati kayu Xuanyin. Jia Lan sedang menatap liang kubur di hadapannya dengan tatapan merenung. 　　“Ngeri?” Lin Qiye bertanya lembut. 　　“Tidak.” Jia Lan menggeleng. “Ukiran peti mati ini sangat cantik... Cuma tidak tahu apakah akan dingin setelah masuk.” 　　Lin Qiye memandangi Jia Lan dengan rumit, meski sepanjang perjalanan dia berpura-pura tidak memperhatikan, tapi Lin Qiye bisa merasakan, di hatinya masih ada rasa takut... Tak ada gadis yang bisa begitu santai menghadapi kesepian dan kegelapan dua ribu tahun. 　　"Aku menyuruh orang membuat liang kubur lagi, nanti akan diletakkan di sampingmu. Dengan begini, aku bisa terus menemanimu." Lin Qiye menatap matanya, berkata serius. 　　Jia Lan tertawa kecil, "Nggak perlu. Bukannya kamu masih banyak urusan? Ngapain ikut tinggal di liang kubur bersamaku... Lagian, baru setelah keluar, kamu bisa sering menjengukku dan bercerita tentang hal-hal di luar... Kalau berdua terkurung di sini, pasti ngebosenin banget." 　　Lin Qiye diam sejenak, akhirnya mengangguk, "Baik, aku akan rutin menemuimu." 　　"Ada satu hal lagi..." 　　"Katakan." 　　"Kamu ingat, sebelumnya kamu pernah melamarku?" 　　Lin Qiye berpikir sejenak, "Maksudmu waktu di Laut Cina Selatan, di Dunhuang, atau di Danyang?" 　　"Semuanya!" Pipi Jia Lan memerah sepenuhnya. Dia melirik Hu Jia di sampingnya, mendekatkan mulut ke telinga Lin Qiye, berbisik pelan, "Aku sudah memikirkannya lama, kalau tidak ada harapan, dua ribu tahun ini pasti menyiksa... Ketika kita bertemu lagi, kutunggu kamu menikahiku, oke?" Chapter 1714 《Buku Rahasia Kantor Penjinak Roh Jahat》 　　Melihat Jia Lan yang wajahnya dipenuhi rasa malu di hadapannya, Lin Qiye tertegun mempatung. 　　“Kamu tidak akan berubah hati, kan?！” melihat Lin Qiye tertegun, langsung menghantamkan tinju ke dadanya, pipi memerah sangat. 　　“Tentu saja tidak.” Lin Qiye kembali sadar, senyuman tak bisa menahan muncul di mulutnya, “Kalau begitu kita sepakat, dua ribu tahun kemudian, aku pasti akan menikahimu.” 　　“Berbicara arti?” 　　“Artinya, bagaimana kalau sekarang aku panggil Kloie untuk mengikat Perjanjian Suci?” 　　“Urusan kita berdua, buat apa memanggilnya?” berpura-pura kejam mengayunkan tinjunya, “Kalau nanti kutemukan kau berubah hati, meski kau lari ke ujung dunia, pasti kuhajar kau!” 　　“Baik, baik, baik.” Senyuman di wajah Lin Qiye semakin cerah, tiba-tiba ia seperti teringat sesuatu, “Ngomong-ngomong, dua ribu tahun lalu, aku yang dulu akan membuka liang kuburmu dengan tangan sendiri... Dia sama sekali tidak tahu urusan kita, dan mungkin... eh... agak kompleks.” 　　“Kompleks?” 　　“Maksudku, agak nekad, seperti batu busuk dan keras yang kampungan. Pokoknya mungkin tidak akan mudah jatuh cinta padamu.” Lin Qiye berusaha halus menjelaskan. 　　“Tidak masalah.” menyilangkan kedua tangan di pinggang, penuh percaya diri berkata, “Aku akan pakai caraku sendiri untuk membuatmu jatuh cinta lagi padaku.” 　　“Dalam pikiran Lin Qiye, serangkaian pemandangan tiba-tiba muncul... menghancurkan batu besar dengan dada, "Air Penurut Qiye", ranjang yang runtuh, panah Cupid yang tidak masuk akal...” Mulutnya berkedut halus, tapi dia tetap menampar bahu Jia Lan dengan kencang, “Ya! Lakukan seperti itu!” 　　Jia Lan tidak tahu apa yang dipikirkan Lin Qiye, hanya terlihat bingung. 　　Jia Lan berbaring perlahan ke dalam peti mati, rambut hitamnya yang seperti air terjun berserakan di bagian bawah. Sorot matanya yang lembut menatap Lin Qiye, menarik napas dalam-dalam, semburat merah di pipinya perlahan menghilang. 　　“Aku sudah siap... jangan lupa janji kita.” 　　“Ya.” 　　Lin Qiye memandang wajah cantik tak tertandingi itu, seolah ingin mencetaknya dalam pikirannya. Setelah waktu yang lama, barulah dia berbicara pelan: 　　“Sampai jumpa, Jia Lan.” 　　Papan peti mati berat ditutup, mengeluarkan suara sayup-sayup. Aula yang sepi diselimuti kesunyian maut. 　　Lin Qiye berdiri di depan peti mati bagai patung tak bergerak. Entah berapa lama, barulah dia berbalik menuju pintu istana, terlihat kehilangan semangat. 　　“Tuan Lin...” Hu Jia meski engganggu, tetap bertanya, “Kaisar Hutan meminta riwayat hidup Jia Lan dan alasan pengirimannya ke Fengdu, ini...” 　　“Lin Qiye berhenti, menoleh memandang peti mati, kilau berkedip samar di matanya, "Urusan ini tak boleh ada kaitannya dengan aku atau Kantor Penjinak Roh Jahat. Konten tentang Pil Abadi dan skenario harus benar-benar disembunyikan... Aku akan membuat 'karma' palsu, sisanya kau bebas berkreasi."” 　　“Lin Qiye mengangkat ujung jarinya, 【Sebab Tanpa Alasan】 muncul di belakangnya, benang-benang karma yang tak nyata merambat keluar, membungkus peti hitam itu.” 　　“Seiring benang karma yang melilit, di permukaan halus peti mati, lima gambar perlahan terbentuk. Sebuah karma palsu telah mengubah masa lalu terkait peti hitam dan Jia Lan. Meski Kaisar Fengdu turun tangan menyelidiki, tak akan ditemukan keanehan apa pun.”” 　　“Pandangan Hu Jia jatuh ke peti mati, ia mengangguk ringan, "Aku paham."” 　　“"Untuk mencegah aroma Pil Abadi tak terkendali oleh kayu Xuanyin, aku akan pakai 【Sebab Tanpa Alasan】 membangun tembok tinggi di luar Fengdu, mengisolasi sini dari koneksi karma luar. Sampaikan pada Kaisar Hantu dan yang lain."” 　　“"Ya."” 　　“Benang-benang karma perlahan menyusut di tangan Lin Qiye. Ia memandang lingkaran karmanya, menarik napas lega:” 　　“"Karmaku di era ini hampir selesai... Setelah kau pulang, sampaikan pada Gongyang Wan dan yang lain: jangan cari aku lagi, jangan sebut namaku pada siapapun. Saat waktunya tiba, aku akan muncul sendiri."” 　　“Hu Jia tertegun, buru-buru bertanya, "Tuan Lin, ke mana Anda akan pergi?"” 　　“Tidak tahu, pergi ke mana pun asalkan ada jalan... Tentang isi dua【Perjanjian Suci】yang tersisa, aku belum memikirkannya. Untuk waktu yang lama ke depan, mungkin aku harus fokus pada urusan ini.” 　　Lin Qiye melambaikan tangan, melangkah keluar istana. Jubah hijau tipisnya berkibar pelahan, “Sampai jumpa di masa depan, Hu Jia.” 　　Hu Jia menatap punggung Lin Qiye yang menjauh, menghela napas pasrah lalu membungkuk hormat dalam-dalam: 　　“Semoga perjalanan Tuan Lin aman.” 　　…… 　　“Tahun Yuanding kedua, Pemimpin Kantor Penjinak Roh Jahat Huo Qubing mengangkat batu raksasa dari Jurang Laut Timur. Atas usulan surat seorang sahabat, batu itu dibentuk menjadi prasasti dan dinamakan 'Prasasti Peringatan', dipancangkan di Kantor Penjinak Roh Jahat untuk mengenang seluruh anggota lintas generasi.” 　　“……” 　　“Tahun yang sama, Pemimpin pertama Kantor Penjinak Roh Jahat Huo Qubing wafat. Seluruh istana berkabung. Pemimpin kedua Gongyang Wan memimpin prosesi pemakaman, memerintahkan seluruh anggota mengenakan pakaian berkabung selama setahun.” 　　“……” 　　“Tahun Yuanding ketiga, anggota Kantor Penjinak Roh Jahat berkembang menjadi 112 orang. Pemimpin kedua Gongyang Wan mendirikan 'Tiga Divisi Utama' dan membangun 'Menara Penebusan Dosa' di bukit belakang untuk menahan ahli jahat yang ditangkap.” 　　“……” 　　“Tahun Tianhan kedua, anggota Gongyang Zhuo meninggalkan Kantor Penjinak Roh Jahat untuk menembus level enam di Penglai. Keberadaannya tidak diketahui. Pemimpin kedua Gongyang Wan mengerahkan seluruh pasukan berlayar mencari, tetap tak ditemukan. Tahun itu, diduga ada dewa mengunjungi kantor dan berdiskusi panjang dengan Gongyang Wan sebelum pergi mengendarai awan.” 　　“……” 　　“Tahun Yuanping ke-2, pemimpin Departemen Langit Kantor Penjinak Roh Jahat Zhan Yuwu gugur di medan perang. Pemimpin Departemen Manusia Hu Jia diperintahkan mencari jenazahnya namun gagal. Pemimpin Gongyang Wan sendiri memimpin upacara pemakaman simbolis dengan pakaian lengkap.” 　　“……” 　　“Tahun Benshi ke-1, pemimpin Departemen Bumi Yan Zhong meninggal karena sakit. Sebelum wafat, suara seruling tanah bergema di Kantor Penjinak Roh Jahat. Pemimpin Gongyang Wan sendiri memimpin upacara pemakaman megah.” 　　“……” 　　“Tahun Dijie ke-2, pemimpin Departemen Manusia Hu Jia meninggal dunia. Pemimpin Gongyang Wan sendiri memimpin upacara pemakaman megah.” 　　“……” 　　“Tahun Chushi ke-1, Wang Mang merebut takhta Dinasti Han dan mendeklarasikan diri sebagai Kaisar pendiri Dinasti Xin. Ia memimpin pasukan ke Kantor Penjinak Roh Jahat untuk menyita lembaga tersebut, namun 3.000 prajuritnya dibantai oleh Pemimpin Gongyang Wan dengan tangan kosong. Wang Mang dipukul hingga hampir mati lalu diusir turun gunung.” 　　“……” 　　“Tahun ke-2 Dinasti Xin, Wang Mang memimpin 30.000 pasukan mengepung Kantor Penjinak Roh Jahat. Seluruh pasukan dibantai oleh Pemimpin Gongyang Wan. Wang Mang dipukul hingga hampir mati lalu diusir turun gunung.” 　　“……” 　　“Tahun yang sama, Pemimpin Gongyang Wan memimpin Kantor Penjinak Roh Jahat mundur dari dunia manusia, berpindah ke dasar jurang Gunung Changbai. Sejak saat itu, eksistensi Kantor Penjinak Roh Jahat semakin dilupakan orang...” 　　“……” 　　——《Catatan Rahasia Kantor Penjinak Roh Jahat》. Chapter 1715 Biksu Takdir 　　【Jarak sejak Lonceng Donghuang berbunyi：620 tahun】 　　Dinasti Ming, musim dingin tahun ke-4 Yongle. 　　Salju lebat. 　　Di antara pegunungan Kunlun, siluet kelabu berjalan perlahan di hamparan salju putih tak berujung. Angin kencang menyemburkan serpihan salju, menghapus dua jejak kaki yang masih jelas tanpa sisa. 　　“Siluet kelabu itu melewati gunung-gunung, akhirnya berhenti di depan sebuah kuil tua yang lapuk. 　　Kuil ini seolah sudah menjadi produk dari ribuan tahun lalu, tembok luarnya hampir seluruhnya runtuh, salju tebal menyelimuti reruntuhan kuil, garis profil bangunan sama sekali tak bisa dilihat, setengah pintu lapuk berdiri sendirian di depan reruntuhan, mengeluarkan suara mengerikan setiap kali diterpa angin kencang yang menderu. 　　“Sudah hampir seribu empat ratus tahun lebih...” 　　Siluet kelabu itu menatap reruntuhan kuil, bergumam pelan, “Lebih lama dari yang kubayangkan.” 　　Dia mengulurkan tangan ingin mendorong pintu lapuk itu, tiba-tiba terdengar bunyi rapuh, pintu langsung patah di hamparan salju, suara mengerikan itu pun benar-benar menghilang, hanya menyisakan deru badai salju yang tak berujung. 　　Dia menghela napas, lalu melangkah masuk ke dalam reruntuhan kuil. 　　Berdasarkan ingatannya, dia menghampiri sebuah gundukan salju, kaki kanannya menginjak perlahan, tumpukan salju di hadapannya langsung pecah berantakan, berhamburan ke tanah dan memperlihatkan patung tanah liat Buddha yang terkubur. 　　Seribu empat ratus tahun waktu berlalu, bahkan tembok pagar luar saja sudah runtuh dan lapuk, tapi patung tanah liat Buddha ini malah tetap mempertahankan bentuk aslinya! 　　Di bagian perut patung tanah liat Buddha ini, retakan telah menyebar hampir membelah bagian depan patung menjadi dua. Seiring longsoran salju, retakan ini kembali melebar, seolah ada sesuatu yang hendak menerjang keluar dari dalam! 　　Siluet berjubah abu-abu itu hanya berdiri diam di tengah puing, menatap dengan tatapan tak terbaca ke pemandangan ini, tanpa sedikit pun niat untuk bertindak. 　　Kreek——！！ 　　Hanya terdengar suara meredam, patung tanah liat di hadapan mata terbelah dua dari retakan di tengahnya. Sebuah siluet mempertahankan postur yang sama dengan patung aslinya, duduk bersila dengan tenang di atas podium batu. 　　Terlihat seorang biksu muda berusia awal dua puluhan, wajahnya tampan nan rupawan. Di tubuhnya tersampir kasaya berlumpur, namun kulitnya memancar pucat bersinar, bagaikan Buddha suci yang terlahir dari lumpur. 　　Wajahnya ternyata persis sama dengan siluet berjubah abu-abu itu! 　　"Kamu agak terlambat keluar." Lin Qiye yang berjubah abu-abu itu berbicara dengan tenang sambil menatap wajah yang identik dengannya. 　　Bola mata sang biksu perlahan membuka, bagaikan kolam air musim gugur yang tenang dan dalam. Meski wajahnya sama persis dengan Lin Qiye, aura yang dipancarkannya sama sekali berbeda. Setiap gerak-geriknya menyimpan nuansa Zen. 　　"Membentuk tubuh jasmani ini bukan hal mudah. Apalagi harus mencegah [Kunci Gerbang] mengetahui." 　　Ia bangkit dari puing, menepuk-nepuk lumpur di kasayanya, lalu berdiri berhadapan dengan Lin Qiye di tengah badai salju. 　　“Bagaimana aku harus memanggilmu? Akibat Yang Telah Ditentukan? Buddha Takdir? Atau…… Lin Qiye?” Lin Qiye bertanya. 　　Biksu itu menyatukan kedua tangan, membungkuk hormat kepada Lin Qiye: 　　“Panggil saja aku……【Takdir】.” 　　“Takdir?” Lin Qiye mengamati biksu di hadapannya, “Ini nama dharma-mu?” 　　“Nama, gelar dharma, gelar anumerta……semuanya hanyalah ilusi. Bukan Buddha bukan Tao, bukan dewa bukan manusia, aku adalah aku.” 　　Alis Lin Qiye sedikit terangkat, “Pandanganmu cukup tajam.” 　　“Manusia selalu suka mempersulit hal sederhana dengan apa yang disebut ‘kepribadian’, ‘emosi’, ‘cinta dan benci’. Aku justru melakukan sebaliknya.” 　　Biksu Takdir menyatukan kedua tangan, berkata dengan tenang. Nada bicaranya yang datar itu tidak seperti manusia hidup, malah menyerupai peralatan dingin. 　　Hal ini tidak mengejutkan Lin Qiye. Kesadaran yang lahir dari karma murni tidak akan memiliki emosi manusia, tapi memiliki daya komputasi yang sangat menakutkan. Inilah yang dia inginkan. 　　“Bagaimana perkembangan permainan caturnya?” Lin Qiye mengajukan pertanyaan paling krusial. 　　“Dalam 1.525 tahun, aku melakukan 6.420 triliun kali komputasi. Dari pion yang kita miliki sekarang, tingkat kemenangan kurang dari 0,2%.” Biksu Takdir berkata datar. 　　“0,2 persen……” 　　“Lin Qiye pernah membayangkan peluang menang manusia akan sangat rendah, tapi tidak menyangka, bahkan setelah ia kembali ke Dinasti Han Barat dan merencanakan permainan catur rahasia ini, peluangnya tetap segini kecil... Tampaknya perkataan 【Kunci Gerbang】 sebelumnya bahwa sepanjang sejarah, manusia tidak memiliki secercah pun peluang menang bukanlah sekadar candaan.” 　　“Makhluk Cthulhu jauh lebih menakutkan daripada yang mereka ketahui.” 　　Lin Qiye mengerutkan alis, “Jadi, berapa banyak pion lagi yang kita butuhkan?” 　　“Peningkatan persentase kemenangan tidak ditentukan oleh jumlah pion, melainkan kualitas pion, dan peran yang bisa dimainkannya dalam jalinan karma.” Biksu Takdir berhenti sejenak, “Bahkan tiga Kaisar Giok sekalipun, mungkin tidak akan seberguna Li Yifei dalam permainan ini.” 　　“Aku paham.” Lin Qiye mengangguk, “Masalah pion akan kuhandle... Sekarang kamu sudah punya tubuh jasmani, apa rencanamu?” 　　“Bagi ku, ada atau tidaknya tubuh jasmani tidak membuat perbedaan berarti... Aku memadatkan tubuh ini hanya untuk menyelesaikan sebuah paradoks karma atas nama mu.” 　　“...Zhou Ping?” 　　“Kita membutuhkan Zhou Ping, dan Zhou Ping juga membutuhkan sebuah 【Mutasi Nasib】 yang terkristalisasi dari tubuh jasmani ku. Hanya dengan ini, paradoks karma bisa terpenuhi dan eksistensi Zhou Ping benar-benar tersembunyi.” 　　“Kalau kamu sudah yakin, silakan pergi... Jika ada masalah, hubungi aku langsung melalui benang-benang karma.” 　　Kunjungan Lin Qiye ke sini hanya untuk melihat 【Konsekuensi yang Telah Ditentukan】 ini, memverifikasi apakah dia layak menjadi lawan catur seperti yang dibayangkan... Dan performa Biksu Takdir bahkan melebihi ekspektasinya. 　　“Jangan lupa, masih ada satu utas karma yang belum kamu sembunyikan.” Biksu Takdir mengingatkan sambil membuka mulut. 　　“Era itu terlalu dekat dengan era tempatku berada sebelumnya. Untuk menghindari karma dua diriku saling mengganggu, aku akan menyegel karma diri sendiri 50 tahun lebih awal dan tertidur lelap... Dia, serahkan padamu.” 　　“Baik.” Biksu Suming mengangguk ringan, “Setelah tubuh ini kutinggalkan untuk Zhou Ping, aku akan mengkristalisasikan tubuh baru.” 　　Melihat Lin Qiye berbalik hendak pergi, Biksu Suming diam sejenak sebelum akhirnya berbicara pelan: 　　“Sebab.” 　　Lin Qiye berhenti, menoleh memandang ke belakang. 　　“Skenario catur umat manusia ini tidak boleh kalah, kan?” Biksu Suming menyatukan kedua tangan, bertanya di tengah badai salju. 　　“Tentu saja.” Lin Qiye menjawab lugas, “Jika manusia saja sudah tidak ada, apa gunanya permainan catur ini diteruskan?” 　　Biksu Suming menatap Lin Qiye lama sekali, lalu mengangguk pelan: 　　“Begitu saja sudah cukup.” 　　Suaranya berhenti. Ia berbalik menuju sisi lain gunung, jubah kasaya berlumpurnya menyatu dengan badai salju. 　　Lin Qiye agak bingung dengan pertanyaan tiba-tiba Biksu Suming, tapi ia tetap menggelengkan kepala dan turun gunung dari jalur lain... Chapter 1716 Pembebasan Gongyang Wan 　　【Jarak Lonceng Donghuang Berbunyi: 104 Tahun】 　　Gagak hitam pekat berputar-putar di udara. Di lantai marmer, seorang wanita cantik berqipao hijau asap menggandeng pemuda belasan tahun, berdiri tegak di depan gunung palsu. 　　Di belakang mereka, seorang pemuda yang mengenakan rompi bergaya Barat melihat arloji, kilatan cahaya memantul dari kacamata tunggal kuno di batang hidungnya. Ia menoleh ke belakang, seolah menunggu sesuatu. 　　Gerimis samar membasahi baju khas Tionghoa sang pemuda. Dengan bingung, ia mengangkat kepala memandang wanita cantik di sebelahnya dan bertanya: 　　“Ibu Pemimpin, mengapa kita harus berdiri di sini?” 　　Gongyang Wan berkata tenang: “Menunggu seseorang.” 　　“Siapa?” 　　“Kamu tidak perlu tahu.” 　　“Oh...” Sang pemuda mengangguk, melihat bajunya yang basah kuyup lalu bertanya lagi, “Ibu Pemimpin, kenapa kita tidak pakai payung?” 　　“Kenapa? Sedikit hujan saja tidak tahan?” Gongyang Wan berkata dingin, “Untuk menjadi yang terkuat sejati, harus melewati pencucian dan tempaan angin hujan... Kalau kehujanan sedikit saja sudah mengeluh, lebih baik pulang sekarang.” 　　Pemuda itu membuka mulut tapi akhirnya menunduk diam-diam, berbisik pelan: 　　“Aku tidak takut hujan... Aku hanya takut pakaian Ibu Pemimpin basah kuyup, nanti kedinginan.” 　　Gongyang Wan meliriknya sebentar, tidak menjawab. 　　“Dia datang.” 　　Pemuda berkacamata tunggal itu tiba-tiba berseru sambil menatap ke suatu arah. 　　Gongyang Wan menoleh dan melihat siluet berbaju hitam sedang melangkah pelan di jalan marmer yang basah. Payung hitam di tangan kanannya menutupi wajah pemakainya, membuat sosok itu tampak samar-samar di balik gerimis kelabu. 　　Langkah kakinya tidak mengeluarkan secercah suara, bagaikan bayangan hantu dari dunia bawah dalam tirai hujan ini, muncul tak bersuara di hadapan semua orang. 　　“Sudah bertemu Tuan Lin.” Pemuda itu berbicara dengan hormat. 　　Lin Qiye mengangkat sudut payungnya, mengamati dengan teliti pemuda sopan di hadapannya, dari dahinya terlihat kilatan keheranan: 　　“Hu Jia?” 　　“Itu aku.” Pemuda itu tersenyum, “Tapi, sekarang namaku adalah Lu Fanglin.” 　　“Dua ribu tahun tidak bertemu, kau akhirnya melangkah ke tahap itu juga... Selamat.” 　　“Masih jauh dari level Tuan Lin.” 　　Pandangan Lin Qiye menembus sang pemuda, memandang dua orang di belakangnya. Selama dua ribu tahun ini, penampakan Gongyang Wan tetap tak berubah, tapi pemuda yang digandengnya membuat Lin Qiye merasa familiar. 　　“Dia...?” 　　“Anak yang kukumpulkan dari pinggir jalan, sekarang, juga anggota Kantor Penjinak Roh Jahat.” Jawab Gongyang Wan. 　　“Halo, nama saya Nie Jinshan.” 　　Mendengar tiga karakter ini, bola mata Lin Qiye menyipit tajam. Ia menurunkan payungnya sedikit, kembali menutupi wajahnya, berkata dengan pasrah: 　　“Kau seharusnya tidak membawa anak ini menemuiku... Kalau karma antara aku dan dia tersambung lagi, akan jadi masalah.” 　　Gongyang Wan tertegun, “Anak ini berbeda lebih dari seratus tahun dengan eramu? Apa dia juga punya karma denganmu?” 　　“Ada.” 　　“Aku mengerti.” Gongyang Wan mengangguk, “Hu Jia, bawa dia berkeliling sekitar.” 　　“Ya.” 　　“Pemuda itu mendekat, menggandeng telapak tangan pemuda Nie Jinshan, lalu berbalik badan menuju hujan dan kabut.” 　　“Dalam proses ini, Nie Jinshan yang masih muda membelalakkan mata, berusaha melihat jelas wajah pria misterius itu. Namun sekeras apa pun usahanya, pandangannya tetap samar-samar. Sorot matanya dipenuhi kebingungan.” 　　“Setelah kedua sosok itu menjauh, Lin Qiye baru berbicara pelan:” 　　“Ada yang perlu dibicarakan kali ini?” 　　“Ada.” Gongyang Wan berhenti sejenak, “Aku hendak membubarkan Kantor Penjinak Roh Jahat.” 　　“Membubarkan?” 　　“Benar... Selama lebih dari dua ribu tahun ini, Kantor Penjinak Roh Jahat terombang-ambing dalam pergantian dinasti. Dari awalnya belasan orang, berkembang menjadi ratusan di masa kejayaan, hingga kini tinggal segelintir...” 　　“Jarinya melambai ringan. Lapisan permukaan gunung buatan itu terkelupas, memperlihatkan batu raksasa yang diangkat dari Laut Timur. Ribuan nama terukir rapat di permukaannya.” 　　“Kerinduan muncul di sorot mata Gongyang Wan yang tampak bingung, “Kini, dinasti feodal telah benar-benar runtuh. Dunia telah memasuki tahapan baru... Kantor Penjinak Roh Jahat sudah tidak cocok dengan zaman ini.”” 　　“Lin Qiye mengangguk pelan sambil berpikir.” 　　“Perkataan Gongyang Wan tepat. Meskipun selama dua milenium ini dia terus mereformasi pola kerja Kantor Penjinak Roh Jahat mengikuti perubahan dinasti, menghadapi abad dengan lompatan besar pemikiran manusia dan ledakan teknologi ini, mustahil bagi lembaga itu untuk mengikuti laju perkembangan.” 　　“Apalagi, kemunduran dinasti feodal ditambah dengan masyarakat yang sudah benar-benar melupakan eksistensi Kantor Penjinak Roh Jahat, menyebabkan kesulitan dalam menyerap anggota baru. Sampai sekarang, hanya tersisa kurang dari sepuluh anggota. Ini bukan karena kepemimpinan Gongyang Wan yang buruk, melainkan konsekuensi alami perubahan zaman.” 　　“Belum tentu harus Bubar. Dengan mengubah pola pikir dan pendekatan, mungkin masih ada titik balik.” Lin Qiye membujuk. 　　“Kantor Penjinak Roh Jahat memang didirikan oleh Huo Qubing, tapi jerih payah dua ribu tahun lebih Gongyang Wan yang tersimpan di dalamnya... Sekarang dia ingin membubarkannya, pasti ada rasa berat hati di dalamnya.” 　　Gongyang Wan menggelengkan kepala, “Lin Qiye... Aku lelah.” 　　“Selama dua ribu tahun lebih ini, aku terus-menerus menguras seluruh pikiran dan tenaga untuk Kantor Penjinak Roh Jahat... Banyak orang di dunia ini rela mempertaruhkan nyawa demi keabadian, tapi bagiku, hidup abadi justru siksaan. Ah Zhuo sudah meninggal, kita pun pernah mencapai puncak kemanusiaan. Seharusnya dua ribu tahun lalu aku sudah menyusulnya ke liang kubur... Demi Kantor ini, aku terus menelan para ahli untuk memperpanjang umur hingga hari ini. Dua ribu tahun... Aku menelannya hidup-hidup lebih dari 140 ahli... Tubuhku sekarang sepenuhnya tersusun dari 140 lebih mayat hidup yang bertumpuk ini. Saat mandi pun aku harus menutup mata, karena melihat tubuh ini membuatku jijik... Aku capek, Lin Qiye. Sungguh, aku sudah tak sanggup lagi.” 　　"Gongyang Wan menatap telapak tangannya yang putih dan halus, namun sorot matanya dipenuhi kebencian dan jijik, 'Aku... tidak ingin lagi mengandalkan makan manusia untuk mendapatkan keabadian.'" 　　Lin Qiye memandang wajah menyakitkan itu, tenggelam dalam keheningan. 　　"Jadi, kamu memanggilku untuk membantumu menemukan kelegaan?" 　　"Kantor Penjinak Roh Jahat telah dibubarkan. Misi 2000 tahunku akhirnya berakhir... Aku bisa seperti Yeye, berubah menjadi Pahlawan yang menjaga nasib negara. Tapi keabadian dengan memakan manusia ini... aku tak ingin melanjutkannya lagi." 　　"Proses menggunakan Taktik Menyimpan Jiwa tidak mudah. Kamu yakin mau melakukan ini?" 　　"Hanya rasa sakit biasa." Gongyang Wan tersenyum sinis, "Menguliti kulit, mencabut tulang, membelah hati mengambil darah... anggap saja ini hukuman untuk kanibalisme yang kulakukan." 　　Lin Qiye menatap sorot mata penuh permohonan Gongyang Wan, akhirnya menghela napas panjang: 　　"Aku paham... Lalu Nie Jinshan, bagaimana rencanamu?" 　　"Hu Jia dan Yan Zhong akan menitipkannya dengan baik." 　　Lin Qiye mengangguk, sebilah pedang patah meluncur dari lengan ke telapak tangannya. Perlahan ia mendekati Gongyang Wan, "Kalau begitu... sampai jumpa 100 tahun lagi." 　　Memandang pedang yang memancarkan kilat dingin itu, sudut mulut Gongyang Wan mengembang lembut. Sorot matanya memancarkan kelegaan saat ia perlahan menutup mata: 　　"Ya." Chapter 1717 Bayi Terbuang 　　【Jarak ke Bunyi Donghuang Zhong: 23 tahun】 　　"Wah——!!" 　　Hujan deras mengucur dari langit, di samping tong sampah yang berbau busuk menyengat, seorang bayi terlantar terbungkus handuk compang-camping sedang menangis histeris. 　　Meski tangisan bayi ini begitu memilukan, suaranya tetap tenggelam oleh derasnya hujan dan gelegar guntur. Ditambah lokasi yang terpencil ini, sama sekali tak ada yang memperhatikan keberadaan bayi malang ini. Seiring berjalannya waktu, tangisannya semakin melemah. 　　Rintik hujan dingin menghujam kulitnya. Wajahnya mulai memerah tak wajar. Tangisan seraknya akhirnya berhenti. Ia terbaring tak bergerak di tumpukan sampah, bagai mayat tak bernyawa. 　　Pada saat itu, sebuah siluet pelan-pelan mendekatinya. 　　Seorang biksu berjubah kasaya berlumpur itu mengulurkan kedua tangan menyelamatkan bayi demam tinggi itu. Sorot matanya yang jernih seperti air musim gugur tak menunjukkan secercah emosi. Namun tetap melindungi bayi itu di balik jubahnya dari terpaan badai. 　　Dengan membawa bayi itu, ia menyusuri jalanan sepi hingga akhirnya berhenti di depan pintu pagar besi. 　　Tatapannya menatap lima karakter besar yang terpampang: 　　——Panti Asuhan Gunung Dingin. 　　Biksu Takdir itu meletakkan bayi dalam dekapannya di depan pintu besi. Ia menggigit ujung jarinya sendiri, lalu dengan lembut menulis tiga karakter di handuk lusuh pembungkus bayi. 　　Usai semua ini, ia berbalik pergi, siluet tubuhnya lenyap diterpa hujan lebat. 　　“Guk——Guk——!” 　　Gonggongan anjing bergema dari dalam panti asuhan, seekor anjing hitam menerjang ke pintu besi, menggonggong gila ke arah bayi terlantar di depan pintu. Seorang tua bangka membawa tongkat, tergesa-gesa keluar dari dalam rumah. 　　“Diam! Aku akan memukulmu kalau masih berisik!” 　　Tua bangka itu mengancam anjing hitam beberapa kali, hendak kembali ke dalam rumah saat matanya melirik sekilas ke arah pintu besi. Tiba-tiba ia membeku di tempat. 　　Ia buru-buru membuka pintu besi, menggendong bayi yang dibungkus handuk itu kembali. Matanya menyapu sekeliling depan pintu, tak menemukan bayangan orang... alisnya berkerut. 　　“Hujan deras begini... bajingan tak tahu terima kasih itu, tidak takut janin mati beku?” 　　Tua bangka itu mengumpat sambil meraba dahi bayi. Ternyata, panas membara! 　　Ia berbalik hendak membawa bayi masuk. Saat itu juga, handuk lapuk terjatuh. Ia menunduk melihat tiga karakter tulisan berdarah sedang disikat hujan deras, semakin kabur, akhirnya mengalir bersama air hujan menghilang dalam gelapnya malam. 　　“Shen Qingzhu?” 　　Tua bangka itu mengingat tiga karakter itu, bergumam pelan. 　　Bersamaan, rantai sebab-akibat karma menyambung ujung ke pangkal, menyamar dalam kehampaan... 　　…… 　　【Jarak lonceng Donghuang berbunyi: 58 menit】 　　Olympus. 　　Di dalam kuil dewa di puncak gunung, siluet tubuh kurus membungkuk bersandar di ranjang, batuk-batuk lemah. 　　“Yang Mulia Raja Dewa Zeus yang dulu, sekarang bagaikan orang tua renta yang seperti lilin di ujung angin, lubang darah di punggungnya telah mengering dan menghitam, hanya tersisa riak api kehidupan yang nyaris padam, masih membara dengan susah payah di dalam tubuh.” 　　“Bia...” dia berkata serak. 　　“Yang Mulia Raja Dewa.” Si Xiaonan yang telah berubah menjadi Dewa Sekunder menghampiri dengan hormat. 　　“Bagaimana situasi di luar...?” 　　Si Xiaonan membuka mulut, tampak sangat bingung. 　　“Katakan!” Zeus melotot padanya, “Bagaimana keadaan di luar?!” 　　“Lapor Yang Mulia... Selama beberapa hari ini hamba menyelidiki kabar di antara beberapa puncak dewa... Sepertinya... Beberapa keturunan Yang Mulia sudah mulai bergerak.” Si Xiaonan menjawab dengan pasrah. 　　Sorot mata keriput Zeus tiba-tiba tajam, gelombang kemarahan membanjiri hatinya. Saat hendak berkata sesuatu, dia tiba-tiba batuk hebat. 　　“Hukh hukh hukh... Para serigala bermata putih ini... Melihatku tak lagi sehebat dulu, mereka semua ingin menduduki Takhta Emas Suci itu... Kini pasti sedang bersatu mencari cara untuk menghabisi tulang-tulang tua ini.” 　　Melihat ini, Si Xiaonan buru-buru mendekati Zeus, dengan sigap mengambilkan air mata air untuknya, “Yang Mulia, jangan murka, kesehatan Yang Mulia yang utama... Sejak kembali, Yang Mulia terus beristirahat di istana tanpa menemui siapa pun. Menurut perintah Yang Mulia, hamba telah menyebarkan kabar bahwa Yang Mulia akan segera pulih. Mereka tak akan berani bertindak dalam waktu dekat.” 　　Mendengar ini, ekspresi Zeus sedikit melunak. 　　Dia melirik Si Xiaonan, lalu berbicara pelan: “Kamu memang pintar... Memilihmu untuk membantuku, ternyata pilihan yang tepat.” 　　“Bisa melayani di sisi Yang Mulia Raja Dewa, adalah kehormatan bagiku.” 　　“Dalam kondisiku yang seperti ini sekarang, aku tak bisa membiarkan orang-orang di luar melihat... Beberapa urusan, hanya bisa kau yang mewakiliku.” Zeus berhenti sejenak, “Hanya dengan kabar yang kau sebarkan, mereka mungkin belum percaya... Mereka pasti akan berusaha masuk ke tempat terlarang ini untuk mengujiku. Kau harus menghentikan mereka.” 　　“Ya.” 　　Si Xiaonan membungkuk hormat pada Zeus, lalu perlahan mundur keluar dari aula tempat terlarang. 　　Begitu pintu aula tertutup, raut hormat di wajah Xiao Nan langsung menghilang. Dia melirik istana megah ini, menyipitkan matanya. 　　Apakah rubah tua Zeus benar-benar rapuh seperti penampilannya? Hingga kini dia masih belum sepenuhnya paham. Meski kini menjadi orang terdekat Zeus, dia tak bisa gegabah bertindak. Macan sakit yang hampir mati tetaplah macan... 　　Beberapa saat kemudian, dia berbalik berjalan menuruni gunung. 　　Dia memilih batu datar yang cukup nyaman, berbaring santai sambil berpura-pura tidur. Namun kedua telinganya anehnya terlepas dari kepalanya, menghilang di antara puncak-puncak gunung. 　　Di bawah kekuatannya, seluruh Olympus kecuali aula terlarang tempat Zeus berada, masuk dalam radius penyadapannya. Sambil menyimak semua rahasia kerajaan dewa ini, dia perlahan terlelap... 　　Dalam kebingungan, dia bermimpi. 　　Di hadapannya berdiri rumah kuno, seorang pemuda berbaju sarjana Dinasti Han bersandar di dinding, memegang keranjang bidak berisi pion putih, menatapnya dengan senyum. 　　"Dewa Tipu Muslihat, Si Xiaonan." Suaranya menggema. 　　Si Xiaonan terdiam sejenak, tiba-tiba kesadarannya pulih dalam mimpi. Dengan waspada ia mengawasi pria asing ini, mengerutkan alis: 　　"Menginvasi mimpiku? Siapa kamu?" 　　"Aku Yan Zhong." Sarjana itu mengeluarkan giok dari pinggang. "Dulu anggota Kantor Penjinak Roh Jahat, sekarang... cuma arwah." 　　"Kantor Penjinak Roh Jahat? Kau dari Da Xia?" 　　"Bisa dibilang. Mencarimu di mimpi miliaran makhluk bukan hal mudah... Waktuku terbatas, langsung ke inti." Yan Zhong mengambil pion putih dari keranjang, menyodorkannya ke Si Xiaonan. 　　"Ini apa?" Si Xiaonan bertanya kebingungan. 　　"Barang titipan Lin Qiye untukmu." 　　"Lin Qiye?" 　　"Dia tidur 50 tahun lebih untuk menghindari karma dengan masa lalunya. Hanya melalui kemampuanku, pion-pion ini bisa kuserahkan." Yan Zhong berbicara tenang. "Saat Donghuang Zhong berbunyi, 【Perjanjian Suci】 teraktifkan, karma terbalik, jurang maut menemukan celah... Fungsi pion ini akan kaupahami nanti." Chapter 1718 Rumah Sakit Jiwa di Kedalaman Angkasa 　　【Jarak lonceng Donghuang berbunyi: 10 menit】 　　Shangjing, markas Penjaga Malam. 　　“Perjanjian Suci……Apa sebenarnya ini？” 　　Di ruang arsip, Zuo Qing menatap kulit kambing kuno di tangannya, bergumam sendiri. 　　Dring-dring——！ 　　Derring jernih ringtone ponsel menggema, menarik pikiran Zuo Qing kembali ke realita. Dia segera menerima telepon: 　　“Baik, aku segera datang.” 　　Dia mengembalikan arsip ke tempat semula, lalu bergegas kembali ke kantornya. Sang Sekretaris sudah gelisah menunggu di tempat. 　　“Urusan apa yang begitu mendesak？Apakah Qiye dan mereka sudah kembali？” 　　“Tidak……Kepala Lin dan mereka seharusnya masih di laut. Ini urusan lain！” 　　Sang Sekretaris menyodorkan tablet di tangannya ke Zuo Qing, lalu berkata dengan serius: “Baru satu menit lalu, satelit pengamat bulan yang kita luncurkan mengirimkan beberapa gambar aneh...” 　　“Satelit pengamat bulan？” 　　Bola mata Zuo Qing menyipit. 　　Di tahun-tahun awal, saat manusia pertama kali mengamati Malaikat Agung Mikhael di bulan, mereka segera mulai membuat satelit pengorbit bulan untuk memantau gerakan malaikat tersebut. Namun satelit pertama langsung dihancurkan oleh Mikhael dengan sekali ayunkan pedang. Beberapa kali upaya peluncuran berikutnya dilakukan dengan hati-hati memperlebar jarak pengamatan, sampai akhirnya saat satelit keempat diluncurkan, Mikhael tidak lagi menghancurkannya—seperti diam-diam mengizinkan pengawasan manusia dari kejauhan. 　　Tapi jarak satelit ini terlalu jauh dari bulan. Meski dilengkapi teleskop tercanggih di era itu, mereka hanya bisa melihat samar-samar sosok di kawah meteor seperti titik putih, apalagi untuk memantau informasi berguna lainnya. 　　“Kemudian, setelah menyadari bahwa Mikael tidak memiliki niat jahat terhadap manusia, umat manusia secara bertahap menghentikan pemantauan bulan. Satelit pemantau bulan yang ditembakkan bertahun-tahun silam ini pun menjadi benda usang yang terlupakan.” 　　“Setelah sekian lama, apa lagi yang bisa direkam satelit ini yang bernilai?” 　　Zuo Qing mengerutkan kening sambil menerima tablet. Posisi yang terekam dalam gambar ini bukanlah bulan, melainkan ruang angkasa di dekat bulan. Di langit gelap pekat, sebuah titik putih perlahan mendekati bulan. 　　“Apa ini? Sampah luar angkasa?” 　　“Anda... coba perbesar.” 　　Zuo Qing memperbesar gambar. Di balik lensa kamera yang buram, garis profil titik putih itu mulai terbentuk... 　　“Ya?” Zuo Qing membeku di tempat, “Benda apa... model? Mainan rakitan seperti LEGO?” 　　Di layar, garis besar sebuah rumah sakit jiwa terlihat jelas. Dinding pagar, halaman, bangunan rumah sakit, bahkan papan catur dan kursi kayu di tengah halaman semua terlihat konturnya. Di papan nama besar pintu gerbang rumah sakit ini, beberapa tulisan besar bisa dibaca samar: 　　——Rumah Sakit Jiwa Para Dewa. 　　“Sang Panglima Zuo, gambar ini adalah hasil pengecilan ratusan kali lipat,” kata sekretaris pelan-pelan. “Ini bukan model... Dari ukurannya, ini adalah rumah sakit jiwa asli yang direkonstruksi persis 1:1.” 　　“Maksudmu ada rumah sakit jiwa mengambang di angkasa?” Zuo Qing tertegun menatapnya, “Aku yang gila, atau dunia ini yang sudah gila?” 　　“Pengamat Bulan berhasil merekam lintasan gerakannya dengan jelas, ia terus mendekati Bulan... Urusan ini terlalu mencurigakan, jadi begitu menerima pesan ini, saya langsung datang menemui Anda.” Ekspresi Sekretaris tegang luar biasa, “Sang Panglima Zuo, di Bulan kan ada...” 　　Zuo Qing bangkit dari kursi kerjanya, alisnya berkerut kencang, “Rumah sakit jiwa itu, sebenarnya apa... Jika ini suatu bentuk serangan, maka serangan ini terlalu mengada-ada, apalagi di Bulan ada Mikael yang berjaga, urusan ini...” 　　Zuo Qing merenung sejenak, “Bulan menyangkut hal sangat penting, bagaimanapun juga, kita harus bertindak hati-hati... Kamu segera sampaikan ke Surga, tanya apakah mereka memperhatikan benda itu.” 　　“Siap.” 　　“Dengan kecepatannya sekarang, berapa lama lagi sampai ke Bulan?” 　　“Saat pemandangan ini direkam, jaraknya ke Bulan kurang dari 10.000 kilometer. Dengan kecepatan ini, ia sudah hampir mendarat di permukaan Bulan.” 　　“Sekencang ini?” 　　Alis Zuo Qing semakin berkerut, ia mondar-mandir di ruangan cukup lama, “Menunggu Surga menerima pemberitahuan lalu berangkat ke Bulan, minimal butuh sepuluh menit... Begini, saya akan segera menyeberangi luar angkasa ke Bulan untuk melihat langsung. Kamu segera hubungi Zhou Ping, Lu Wuwei, Guru Chen - para ahli level tertinggi yang bisa menyeberangi luar angkasa, suruh mereka juga segera berangkat.” 　　Mendengar ini, Sekretaris mulai ragu, “Sang Panglima Zuo, satelit kita hanya merekam rumah sakit jiwa tak berpenghuni... Bukan serangan musuh skala besar, perlukah seginikah kita tegang? Lagipula di Bulan masih ada Mikael.” 　　“Sesuatu yang tidak wajar pasti ada siasat licik di baliknya. Ini menyangkut segel bulan, berhati-hati sedikit tidak akan salah.” 　　Zuo Qing menyampirkan jubah merah gelap dari rak baju, menggantung pedang lurus di pinggangnya, lalu bergegas melangkah keluar rumah. 　　Di tengah jalan, dia tiba-tiba berhenti, "Ngomong-ngomong, benda di laci kedua sebelah kanan meja, kamu ingat untuk melihatnya... Bagaimana kalau terjadi sesuatu, kamu tahu yang harus dilakukan." 　　Sekretaris tertegun sejenak, lalu seolah teringat sesuatu, berkata dengan serius: 　　"Ya." 　　Zuo Qing tidak turun melalui pintu utama gedung Penjaga Malam, melainkan langsung membuka jendela dan melompat keluar! Cahaya hijau mengalir deras dari tubuhnya, bagai burung api hijau yang menerjang langit dengan cepat! 　　…… 　　【Jarak dari bunyi Donghuang Zhong: 7 menit】 　　Bulan. 　　Di dalam kawah meteor abu-abu pucat, siluet keemasan bersayap enam menggenggam pedang raksasa, berdiri megah di bawah kesunyian maut angkasa. 　　Kelopak mataNya yang terkatup rapat bergetar halus, seolah merasakan sesuatu, tiba-tiba membuka lebar-lebar. Di permukaan bulan yang gersang, bayangan raksasa sedang membesar dengan cepat! 　　Alisnya berkerut, kekuatan ilahi keemasan tiba-tiba bergolak ke segala penjuru bagai air pasang. Pada saat itu, semburan cahaya tiba-tiba keluar dari bayangan itu, menyelubungi tubuhNya! 　　Pupil mata Mikael menyempit tajam! 　　"Meski adalah Dia, bahkan tidak merasakan secercah bayangan itu. Jika bukan karena cahaya permukaan bulan yang berubah akibat terhalang sinar matahari, Dia bahkan tidak tahu benda itu sudah ada di atas kepalanya!" 　　"Benda hantu apa ini?!" 　　Mikael tidak punya waktu berpikir lebih jauh. Cahaya itu langsung mengubah pemandangan di sekelilingnya. Saat sadar kembali, permukaan bulan yang awalnya gersang dan luas telah menghilang, digantikan oleh sebuah ruangan putih polos. 　　Sinar matahari dari angkasa yang jauh menyinari jendela, menerangi sudut ruangan. Melalui jendela, terlihat koridor di luar. Di bawahnya, ada taman rindang yang sepi... 　　"Tempat apa ini?" 　　Begitu pertanyaan itu muncul di benak Mikael, pintu ruangan perlahan mulai terbuka... 　　Dengan suara mengerik yang menusuk, sosok putih telah berdiri di koridor. Seorang pria berkulit hitam berjas lab putih dengan gaya khas: kedua tangan di saku, kacamata hitam besar yang rapi. Hampir menyatu dengan warna kulitnya, ia menatap Mikael sambil tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. 　　"Halo, Pasien Nomor Satu... Mikael." Chapter 1719 【Kekacauan】 dan Mikael 　　Merasakan aura dari pria hitam itu, wajah Mikael langsung berubah muram. 　　"【Kekacauan】 yang Merayap?!" 　　“YES！”Orang kulit hitam itu menjentikkan jari, membuka lebar kedua lengannya, sambil tersenyum lebar antusias,"Tapi di sini, kuharap kau memanggilku Dokter Nyarlathotep." 　　Mikhael sama sekali tidak berminat berdebat dengan 【Khaos】, Kedua tangan-Nya menggenggam erat Pedang Suci keemasan, kekuatan ilahi yang menggelegar langsung memenuhi ruangan. Pada momen berikutnya, kilau pedang yang gemerlap menyembur deras melalui pintu dan jendela ruangan! 　　Dor——！！ 　　Dentuman sayup-sayup bergema di atas rumah sakit jiwa. Siluet berjubah lab putih mendarat ringan di halaman seperti layangan, tersenyum mengawasi sosok keemasan yang melangkah keluar, tanpa secercah luka di tubuhnya. 　　Mikhael membawa pedang raksasa keluar dari ruangan, pandangannya menyapu sekeliling, kebingungan terpancar dari sorot matanya. 　　“Ini... tempat apa?” 　　Tadi Nya melepaskan kekuatan ilahi dalam jumlah begitu besar, namun ruangan ini tetap utuh tanpa kerusakan. Lorong yang bersih tanpa noda memantulkan kilau cahaya di bawah mentari. Saat menoleh, terlihat plat nama misterius di atas pintu ruangan. 　　Di plat nama itu, tergambar bentuk enam sayap. 　　“Selamat datang di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.” Di halaman, 【Khaos】 membuka kedua tangan dengan santai, “Dan kau, adalah pasien pertamaku, Malaikat Agung Mikhael.” 　　Bersamaan, panel virtual muncul di atas kepala Mikhael, namun Sang Malaikat sama sekali tidak menyadarinya. 　　“Ruang Rawat Nomor 1。Pasien：Mikael。Tugas：membantu Mikael diobati penyakit mental，ketika progress penyembuhan mencapai nilai yang ditentukan（1％，50％，100％），bisa mengambil sebagian kemampuan Mikael secara acak。Progress penyembuhan saat ini：100％（Tidak perlu diobati）” 　　Saat melihat panel ini，【Kekacauan】mengangkat alis. 　　“Tak perlu diobati……Tampaknya，kondisi mentalmu sangat sehat ya?” 　　“Tapi tak apa，kondisi mental yang sehat sekarang tidak berarti ke depannya juga……Pokoknya yang paling aku ahli，adalah mempermainkan pikiran manusia，asalkan menyiksamu sampai gangguan mental，lalu menyembuhkan sedikit demi sedikit，tetap bisa mendapatkan kekuatanmu.”【Kekacauan】tersenyum menyeringai，deretan gigi putihnya berkilau di depan mata Mikael，“Sebagai Tiga Dewa Pilar Cthulhu，tapi memiliki kekuatan Serafim paling suci dan kuat……Tidakkah kau merasa ini menarik?” 　　“Apa yang kau bicarakan?” Mikael sama sekali tak mengerti omongan ngawur 【Kekacauan】，“Bagaimana caramu mengurungku di sini diam-diam? Apa maumu?” 　　“Rumah sakit jiwa ini memang punya efek menyembunyikan aura，meski kau 'Yang Tertinggi'，tetap tak bisa mendeteksi keberadaannya……Tentu saja，dewa-dewa Da Xia di Bumi juga begitu.”【Kekacauan】bertepuk tangan，“Jadi，di dunia ini selain kita berdua，tak ada lagi yang tahu aku sudah diam-diam sampai di bulan，dan mengurungmu sang Penjaga Bulan……Kalau soal apa mauku，ha ha，kau tebak?” 　　“Kamu mau melepaskan Mereka semua?!” Pupil Mikael menyempit halus, kewibawaan Seraphim yang menakutkan mengamuk keluar! 　　Di Bulan tersegel semua dewa dari mitologi Cthulhu kecuali Tiga Dewa Pilar. Begitu Mereka dilepaskan, hanya Surga tunggal di Bumi yang mustahil bisa melawan semua dewa Cthulhu. Jika 【Kekacauan】 benar-benar melakukan ini, Bumi sudah tamat. 　　【Kambing Hitam】 pernah mencoba menembus segel Bulan sekali, tapi akhirnya gagal... Kini, 【Kekacauan】 mengandalkan kekuatan Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, kembali bangkit! 　　Di bawah kewibawaan yang gemerlap, bunga-bunga di halaman menguap seketika. Angin kencang memecahkan kaca asrama perawat di samping, membuat jas lab putih 【Kekacauan】 berkibar-kibar. 　　【Kekacauan】 tetap acuh tak acuh, tersenyum: 　　“Tidak berguna, Mikael sayangku... Kini aku direktur sini, sementara kamu cuma pasien. Kamu sama sekali tidak bisa meluka...” 　　Dor——!! 　　Siluet raksasa bersayap enam menyambar di belakang 【Kekacauan】. Pedang suci keemasan nan sakral menyambar tanah, cahaya keemasan tak terbendung menenggelamkan seluruh rumah sakit jiwa. 　　Sebuah siluet terhuyung keluar dari debu tebal, jatuh di atas puing halaman. 【Kekacauan】 memandang garis darah mengerikan di dadanya, sorot matanya tertegun. 　　“Bagaimana mungkin? Di rumah sakit jiwa ini, bagaimana bisa kamu melukai aku?” 　　Kekuatan ilahi keemasan yang mengalir, menjalin sebuah ranah sakral, terbuka lebar di bawah kaki malaikat bersayap enam putih bersih. Mikael menggenggam pedang raksasa dengan satu tangan, aura wajahnya yang sempurna bagai gunung es yang khidmat dan berwibawa. 　　【Ranah Dewa Fana】！ 　　Pasien tidak bisa melukai direktur, itu aturan rumah sakit jiwa. Tapi selalu ada pengecualian... contohnya, mukjizat. 　　Merasakan ancaman yang terpancar dari tubuh Mikael, penghinaan di wajah 【Kekacauan】 perlahan memudar. Kedua tangannya yang semula terselip di jas lab putih kini tercabut, kewibawaan jahat dewa Cthulhu yang gila-gilaan juga menyebar, bahkan langsung menindih kewibawaan Serafim dari Mikael, menguasai dua pertiga rumah sakit jiwa. 　　"Pantas jadi malaikat pertama di bawah Yelander dulu... Aku memang meremehkanmu." Katanya datar, "Tapi, kau pikir bisa mengalahkanku?" 　　Mikael diam. Nya menggenggam pedang suci itu, 【Ranah Dewa Fana】 di bawah kakinya mati-matian melawan kekuatan 【Kekacauan】, namun terus terdesak mundur. 　　Performa Tiga Dewa Pilar memang jauh melampaui dewa tertinggi. Hanya dengan bersatu bersama tiga Yang Mulia barulah Nya bisa menjebak 【Kambing Hitam】. Kini yang dihadapinya adalah 【Kekacauan】 dengan pasukan depan yang jauh lebih kuat. 　　Meski begitu, Nya harus bertempur! 　　“Bahkan jika Nya jahat, setidaknya Nya harus menghancurkan rumah sakit ini, menguak gelombang kejut pertarungan. Hanya dengan begitu bisa menarik perhatian Surga. Hanya jika tiga Yang Mulia bertindak, formasi besar Bulan punya harapan untuk diselamatkan!” 　　Sorot mata gemerlap memercik dari mata Serafim. Nya berubah menjadi bayangan samar keemasan, kembali menerjang 【Kekacauan】 yang tegak berdiri dalam kegelapan! 　　Suara ledakan dahsyat kembali bergema dari dalam rumah sakit jiwa! 　　Bersamaan, di kedalaman langit permukaan Bulan, tetap tercipta kesunyian maut. 　　Rumah sakit itu melayang di atas tanah abu-abu pucat, bagai hantu yang sunyi. Tanpa secercah bau tercium keluar. Seiring rumah sakit yang turun pelan-pelan, jaraknya dengan formasi sihir di pusat kawah meteor semakin dekat. 　　…… 　　Bumi. 　　Di antara gunung-gunung salju, seorang biksu yang duduk bersila perlahan membuka lebar-lebar bola matanya. 　　“Sudah mulai kah...” Dia melirik bayangan bulan di langit, bergumam. 　　Beberapa saat kemudian, pandangannya dialihkan. Bola mata yang datar itu tak menunjukkan getaran emosi. Malah perlahan ditutupnya, duduk bagai patung batu dalam badai salju tanpa gerakan. 　　“Tapi, belum saatnya.” Chapter 1720 Ekstraksi Kemampuan 　　【Jarak ke bunyi Donghuang Zhong: 3 menit】 　　Rumah Sakit Jiwa Para Dewa. 　　Dor——！！ 　　Kilau pedang suci yang gemerlap menebas tanah, dalam sekejap menghancurkan asrama perawat dan halaman tanpa sisa. Pecahan debu dunia menari-nari di ranah ilahi, hanya rumah sakit jiwa yang tetap tegak tak bergeming di tengah medan perang. 　　Di rumah sakit ini, sepertinya hanya bangunan yang menyimpan ruang rawat dan ruang direktur yang tak bisa dihancurkan. Bangunan lain telah berulang kali hancur dan tercipta kembali di tangan dua dewa. Di atas tanah yang terus diperbaiki dengan cepat, sosok kelam melayang dalam kegelapan tak berujung, memicingkan mata memandang Mikael di bawah. 　　"Kapasitas yang luar biasa... Pantas saja Yelander lebih memilih menyegel Kita bersama seluruh Kerajaan Surga, demi menahanmu sebagai Penjaga satu-satunya." 　　Mikael terbungkus dalam 【Ranah Dewa Fana】, sekujur tubuhnya telah dipenuhi luka goresan, namun sepasang mata berapi keemasan tetap menyilaukan. 　　"Tapi justru begini baru menarik, bukan?" 【Kekacauan】 mengangkat sedikit sudut mulut. Telapak tangan-Nya terangkat perlahan, pada momen berikutnya sosok-Nya berubah menjadi figur menyampirkan jubah hitam dengan tudung lebar yang menutupi wajah. Bau sekujur tubuh-Nya semakin dalam dan redup, bagai seorang misteri kuno. 　　Perubahan citra 【Kekacauan】 membuat alis Mikael semakin berkerut. Dari sosok misteri kuno itu, Ia merasakan bau mematikan yang tak terdefinisi. 　　Duum! 　　Dari kehampaan, suara ketukan pintu mencekik menggema dari belakang 【Kekacauan】. 　　Suara ini terdengar, jantung Mikael bergetar hebat, seolah suara itu langsung menembus ruang-waktu tak berujung, menghantam dalam jiwa-Nya. 　　Bersamaan, pemandangan sekujur tubuh-Nya kembali berubah, tubuhnya seperti beterbangan hampa di kegelapan angkasa tak bertepi, sebuah ruangan gelap raksasa menyembul dari belakang 【Kekacauan】 yang terdistorsi, menyelimuti keduanya. 　　Dari Rumah Sakit Jiwa Para Dewa hingga ruangan gelap raksasa, Mikael hanya merasa hubungannya dengan dunia luar semakin lemah. Dia seolah telah memasuki dimensi ruang-waktu lain. 　　Dan ini berarti... upaya-Nya untuk mengirim informasi ke luar juga menjadi susah payah. 　　Duum——! 　　Suara ketukan pintu sayup-sayup kembali bergema. Baru saat ini Mikael melihat jelas sumber suara itu. Di belakang 【Kekacauan】, sebuah peti raksasa bertuliskan puluhan simbol ajaib yang terdistorsi, tergantung aneh di kegelapan. Ketukan berat bergema dari dalam, seolah ada sesuatu yang tersembunyi di peti mati itu siap menyembul. 　　"Tahukah kau apa yang tersimpan di sini?" 　　【Kekacauan】 yang menyampirkan jubah, berdiri di tengah ruangan gelap, nada suaranya mengejek. 　　Mikael menggenggam Pedang Suci keemasan, bagai satu-satunya cahaya di batu raksasa ini. Dia mengerutkan alis menatap peti mati raksasa itu, diam. 　　Duum, duum——! 　　Ketukan berturut-turut menggema dari peti mati. Perasaan kesal dan tidak nyaman yang misterius tiba-tiba membanjiri hati Mikael. 　　“Ranah Dewa Fana di bawah kaki-Nya berguncang keras, kilaunya meredup. Aroma kekacauan dan kegilaan merembes dari celah peti mati, menyobek-nyobek permukaan【Ranah Dewa Fana】dengan gila-gilaan.” 　　Bersamaan itu, progress bar di atas kepala-Nya tiba-tiba bergeser mundur satu segmen! 　　“Progress penyembuhan Mikael: 99％” 　　Duum——Duum——Duum——Duum—— 　　Seiring waktu berlalu, suara ketukan dalam peti semakin mendesak, bagaikan seseorang sedang memecah-pecah permukaannya dengan amukan. Ditemani cakaran kuku yang menusuk dan suara kunyahan mengerikan, aura jahat kegilaan merambat dengan gila-gilaan di ruang gelap nan luas! 　　“Progress penyembuhan Mikael: 98％” 　　“Progress penyembuhan Mikael: 95％” 　　“Progress penyembuhan Mikael: 90％...” 　　“……” 　　Saat【Ranah Dewa Fana】mulai hancur berantakan, aura kegilaan itu menyusup gila-gilaan ke dalam jiwa Mikael. Bilah progress penyembuhan di atas kepala dengan cepat mundur, sorot mata keemasan-nya mulai menampakkan ekspresi kesakitan. 　　“Kenapa? Masih sanggupkah【Ranah Dewa Fana】-mu menahan ini?” 【Kekacauan】tersenyum kecil. 　　Pipi di bawah tudung perlahan terangkat. Sorot mata-Nya dalam bagai jurang. Pada momen berikutnya, suara ketukan di ruang gelap itu terhenti mendadak. Tutup peti mati itu... mulai terangkat perlahan dari salah satu sudutnya... 　　Melihat benda di bawah peti mati itu, pupil Mikael menyempit tajam! 　　Bintang-bintang kelabu dan nebula mengambang bagai debu dalam peti mati, meski sangat kecil, Mikael bisa merasakan bahwa itu dulunya adalah semesta yang hamparan tak bertepi. 　　Di dalam semesta ini, semua bintang sama sekali tak bernyawa, permukaannya diselubungi pembuluh darah mengerikan dan tentakel yang bergerak-gerak. Dari kejauhan, mereka terlihat seperti sel-sel merah tua yang mengambang. Bintang-bintang ini saling menjalin, membentuk wajah monster yang mengerikan dan gila! 　　Di dalam peti mati ini... tersimpan seluruh semesta yang terkontaminasi? 　　"Kejutan?" 【Kekacauan】melihat ekspresi Mikael, sudut mulutnya mengembang sedikit, "Kau harus tahu, kami datang dari luar dunia ini... Dan ini adalah hasil rampasan terakhir kami." 　　"Kalian... mencemari seluruh semesta?" 【Ranah Dewa Fana】Mikael terus retak, Nya menggenggam erat pedang raksasa di tangan, matanya memancarkan keterkejutan. 　　"Siapa bilang cuma satu?" 　　Ekspresi 【Kekacauan】semakin puas, Nya menggerakkan jarinya dengan anggun. Monster kedua, ketiga, keempat... Di dalam ruang gelap tak berujung ini, tiga peti hitam identik lainnya muncul dari kehampaan! 　　Empat peti hitam, empat wajah yang meronta, empat semesta yang sakit dan gila... Ini adalah masa lalu mitologi Cthulhu, sekaligus medali kebanggaan mereka. 　　Duum-duum-duum-duum-duum-duum—— 　　Suara ketukan pintu yang terburu-buru dan kacau menggema dari dalam empat peti mati ini, setiap pukulan menghantam keras dalam jiwa Mikael. 　　Bola matanya bergetar-getar dengan hebat! 　　"Progress penyembuhan Mikael: 52％……46％……33％……" 　　"Apa yang ingin kamu... lakukan?" Mikael menahan diri dari kegilaan dan haus darah di dalam jiwanya, berteriak keras sambil berbicara. 　　"Sudah kukatakan, akan mengubahmu menjadi pasienku, lalu... menjarah 【Ranah Dewa Fana】-mu." 【Kekacauan】 berbicara perlahan, "Rumah sakit ini di tangan Lin Qiye, tidak bisa mengasah fungsi yang autentik. Hanya aku Nyarlathotep yang bisa terus menciptakan pasien gangguan jiwa, lalu menyembuhkan mereka... sehingga terus menjarah kekuatan ilahi. Dokter Naya, dialah tuan rumah yang paling cocok." 　　Saat suara 【Kekacauan】 berhenti, 【Ranah Dewa Fana】 benar-benar tertelan kegelapan. Kesadaran Mikael terus terkoyak dalam suara ketukan yang tak berujung, akhirnya meredup seperti mayat yang melayang di pusat ruangan besar tanpa bergerak. 　　"Progress penyembuhan Mikael: 0％" 　　Tubuh 【Kekacauan】 mendarat pelan di lantai ruangan besar. Dengan acuh Ia menyampirkan jas lab putih simbol identitas direktur, mengeluarkan kacamata hitam besar dari dekapan dan memakainya di batang hidung, berubah menjadi ilmuwan kulit hitam yang hangat dan intelek. 　　Nya berjalan mendekati Mikael yang kosong di hadapannya, tersenyum dan mulai berbicara: 　　"Sekarang, kesadaran kembali." 　　Tak——! 　　Mengikuti hentakan jari yang menggema, progress bar di atas kepala Mikael melompat sedikit ke depan. 　　"Progress penyembuhan Mikael: 1%" 　　"Syarat pengambilan hadiah telah terpenuhi, memulai pengambilan acak kemampuan dewa Mikael..." Chapter 1721 Tragedi Malaikat 　　Sebuah roda putar virtual muncul di hadapan 【Kekacauan】, mulai berputar dengan cepat! 　　Akhirnya, jarum itu berhenti di suatu posisi pada roda putar: 　　"Afinitas Malaikat: Sebagai Serafim paling murni dan sakral, semua makhluk di dunia ini akan secara tak sadar merasakan kedekatan, kepercayaan, dan kekaguman padamu, cahaya akan sering menyertaimu, dan keberuntungan akan memperhatikan keberadaanmu." 　　Baris karakter kecil yang melayang di depan mata berubah menjadi cahaya putih menyilaukan, menyambar masuk ke tubuh 【Kekacauan】, alisnya sedikit terangkat. 　　"Kemampuan yang bagus... Tapi, ini bukan yang Aku mau." 　　Jari-jari 【Kekacauan】 bergerak lincah, kegelapan yang menyelimuti sekujur tubuh Mikael perlahan memudar, suara ketukan pintu yang menggema di batu raksasa juga semakin jarang, akhirnya diselimuti kesunyian maut. 　　Nya melangkah pelan mendekati Mikael, tersenyum sambil membungkuk mendekati telinganya, bibirnya bergerak lembut seolah sedang membisikkan sesuatu. 　　Nya adalah Nyarlathotep, Tiga Dewa Pilar dari mitologi Cthulhu yang paling ahli dalam mempermainkan pikiran manusia, sekaligus entitas terkuat... Nya bisa memanfaatkan kekuatan empat semesta kegilaan untuk membuat dewa tertinggi menjadi gila, tentu saja juga bisa mengendalikan pikiran mereka dan mengembalikan kesadaran mereka. 　　Sorot mata Mikael semakin fokus, progress bar di atas kepalanya juga perlahan mulai bergerak: 　　"Progress penyembuhan Mikael: 3%...8%...14%...20%..." 　　"Kekaca...uan..." 　　Tubuh Mikael tergantung di pusat ruang gelap raksasa, dengan kondisi lemah menatap dokter berkulit hitam di hadapannya, mengatupkan rahang sambil bergumam. 　　"Kamu hebat, nak." 【Kekacauan】 menyeringai, "Tapi, panggil aku Dokter Nyarlathotep." 　　"Aku takkan... membiarkanmu... mendapatkan【Ranah Dewa Fana】..." 　　Tiba-tiba sorot mata Mikael memancarkan kilau emas gemerlap, langsung setelah itu seluruh tubuhnya tiba-tiba menggelembung! 　　Kewibawaan Seraphim yang dahsyat mengalir deras dari dalam tubuhnya, kekuatan ilahi yang membara langsung mendorong mundur【Kekacauan】 beberapa langkah. Selimut kegelapan menyelimuti area depannya, baru bisa menahan【Ranah Dewa Fana】 yang bergelombang ganas itu. 　　"Hmph." 　　【Kekacauan】 mendengus dingin, empat peti hitam yang melayang itu kembali menggema, "Meronta-ronta mempertaruhkan nyawa... Berapa lama lagi kamu bisa bertahan?" 　　Tok-tok-tok-tok—— 　　Suara ketukan pintu yang kacau membanjiri Mikael dari semua arah, bersamaan dengan itu, di sorot mata Nya yang berkilau seperti keemasan yang menyala, melintas tekad bulat! 　　Nya mengulurkan tangan menggenggam balik pedang suci keemasan itu, riak/ombak keemasan yang bergolak membentuk lengkungan di udara kosong, malah berpindah arah, langsung menusuk ke jantung Nya sendiri! 　　Wajah 【Kekacauan】 langsung berubah. 　　Pedang suci keemasan dengan mudah menembus tubuh Mikael, darah merah merona mengubah sayap putih bersih enam-Nya menjadi merah. Sorot mata keemasan yang menyala itu menatap tak terbaca ke 【Kekacauan】 di kejauhan, percikan cahaya ledakan gemerlap memancar dari jantung Nya! 　　"Kesucian...tak ternoda." Siluet bersayap enam yang berlumuran darah itu menatap 【Kekacauan】 dalam kegelapan, berkata serak. 　　Pada momen berikutnya, bola api keemasan yang menyala-nyala langsung menenggelamkan bentuk 【Kekacauan】, langsung setelah itu seluruh ruang kegelapan terkoyak dua oleh sengatan mentari suci ini! 　　…… 　　Di langit dalam tak bertepi, seekor burung api hijau melesat sunyi melewati kegelapan, mendarat di permukaan bulan abu-abu pucat. 　　Sayap hijau perlahan terlipat, Zuo Qing yang sekujur tubuhnya dikelilingi cahaya kehijauan bagai nyala api kecil yang berkedut di permukaan kulit...Lagi pula dia hanya tubuh manusia biasa, tanpa perlindungan 【Qing Luan】, sama sekali tak bisa berkeliaran di permukaan bulan. 　　“Lokasi jatuhnya rumah sakit jiwa itu seharusnya di sekitar sini.” Zuo Qing melirik ke 4 minggu, alisnya langsung berkerut, "Tidak tepat..." 　　Di hati Zuo Qing, tiba-tiba muncul firasat buruk. 　　Terlalu sunyi, kesunyian ini bukan merujuk pada suara. Di luar angkasa yang tanpa media perambatan suara, jika bisa mendengar sesuatu justru benar-benar hantu... Yang dimaksud Zuo Qing dengan sunyi adalah hal-hal lain. 　　Di planet abu-abu pucat ini, tak secercah aura kekuatan ilahi terpancar. Meski sudah berada di inti terpenting segel bulan, siluet Mikael tetap tak terlihat. 　　Sementara rumah sakit jiwa misterius yang terbang ke bulan itu pun seolah menghilang tanpa jejak. 　　Zuo Qing melesat langsung ke kawah meteor tempat segel bulan berada, hanya dalam puluhan detik, kaldera raksasa itu sudah masuk dalam pandangannya. 　　Persis saat ia hendak mengamati dengan teliti, seberkas cahaya kekuatan ilahi keemasan yang menyilaukan langsung merobek-robek kehampaan di atas kaldera, wibawa ilahi yang mencekam mengalir deras darinya! 　　Pupil Zuo Qing menyempit, cahaya kehijauan kembali menyelimuti tubuhnya, menahan gempuran gelombang kekuatan ilahi yang bergolak. 　　Sebuah siluet melesat keluar dari retakan kehampaan, terjatuh di sisi lain kaldera. Puing-puing batu beterbangan dalam keheningan. 　　Zuo Qing menatap sosok yang bangkit dari debu itu, bola matanya menyipit... 　　Tidak, itu bukan Mikael! 　　"Tepat saat dia memfokuskan pandangan untuk mengamati rupa siluet itu, bayangan itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak! Zuo Qing tertegun sejenak, kemudian perasaan krisis nyawa yang belum pernah terasa sebelumnya membanjiri hatinya!" 　　Tanpa pikir panjang, tubuhnya berubah menjadi burung phoenix api biru. Dalam sekejap mata, dia melesat keluar. Sebuah telapak tangan nyaris menembus kekosongan di posisi awalnya, diiringi suara terkejut yang bergema dari belakang. 　　Zuo Qing terbang sejauh beberapa li dalam hitungan detik, baru bisa menghentikan laju dengan susah payah. Punggungnya sudah basah kuyup oleh keringat dingin. 　　Saat menoleh, dia melihat sosok berjubah lab putih berdiri di tengah cahaya terang. Lingkaran suci yang memancarkan kehangatan melayang di sekujur tubuh-Nya, bagai malaikat yang turun dari surga, sakral dan tak tersentuh. 　　"Malaikat? Tidak..." Zuo Qing menatap wajah hitam yang familier itu, hatinya bagai tertimpa malapetaka! 　　【Kekacauan】!! 　　"Manusia?" 【Kekacauan】 tak menggerakkan bibir, namun suara familiar itu langsung bergema di kehampaan. "Semua kekuatan ilahi dari ledakan diri Mikael sudah Kukurung dengan peti mati... Tidak ada kebocoran aura sedikit pun. Bagaimana kau menemukan tempat ini?" 　　Mikael meledakkan diri?! 　　Lima kata itu menghantam gendang telinga Zuo Qing, membuat hatinya bergejolak. 　　Saat tak menemukan Mikael di segel bulan, Zuo Qing sudah menduga akhir terburuk ini... Tapi ketika benar-benar berhadapan dengan fakta itu, tetap saja sulit dipercaya! 　　“Itu adalah Raja Malaikat Nomor 003! Penjaga Pintu yang telah berjaga di Bulan selama ribuan tahun, kekuatan tertinggi Bumi saat ini!” 　　“Mikael... malah meninggal?” 　　“Dan seluruh prosesnya, bahkan tidak menarik perhatian secercah dari dewa-dewa bumi... Bagaimana sebenarnya Nya melakukannya?” 　　Semakin dipikirkan, keringat dingin Zuo Qing semakin bercucuran. Kematian Mikael sudah menjadi berita mematikan bagi Bumi, sementara semua makhluk di Bumi saat ini masih buta tentang perubahan besar yang terjadi di Bulan. 　　“Lalu langkah selanjutnya... Apa yang akan dilakukan【Kekacauan】?” 　　Telapak tangan Zuo Qing yang menggenggam gagang pedang telah basah oleh keringat. Ia menatap siluet yang diselimuti cahaya di hadapannya, wajahnya pucat pasi. 　　“Aku ingat... Kamu Zuo Qing, Panglima Penjaga Malam generasi ini, kan?”【Kekacauan】yang berjubah lab putih mengangkat alis, “Jangan terkejut begitu. Meskipun aku dewa, hobiku adalah mengobservasi perilaku manusia... Seluruh jajaran Penjaga Malam dari atas sampai bawah aku kenal. Bahkan pernah aku menyamar jadi orang biasa, ngasih sebungkus rokok ke Pak Li penjaga pintu di lantai bawah, ngobrol sepanjang siang... Dasar si tua bangka, candu rokoknya parah.” Chapter 1722: Kemediokeran 　　“Apa sebenarnya yang ingin kamu katakan?” Suara serak Zuo Qing terdengar. 　　Begitu suaranya berhenti, dia sendiri tertegun. Di luar angkasa ini, dia malah bisa mendengar suaranya sendiri dengan jelas. 　　“Aku ingin berkata……Aku mengerti kalian, juga mengerti kamu.”【Kekacauan】berbicara perlahan, “Panglima Tertinggi keenam Penjaga Malam, Zuo Qing, saat ini berada di tahun keempat masa jabatan……Oh tidak, seharusnya masih ada beberapa hari lagi genap empat tahun ya? Dari segi masa jabatan Panglima Tertinggi dari generasi ke generasi, kamu masih terhitung muda……Tapi, kamu selamanya tidak akan bisa menjadi Panglima Tertinggi yang sempurna.” 　　Mendengar kalimat terakhir, alis Zuo Qing berkerut, “Mengapa?” 　　“Masalah yang begitu jelas ini, masih perlu Aku yang meruntuhkannya?” 【Kelam】 sorot matanya memunculkan ejekan, "Generasi pertama Sang Panglima Nie Jinshan, di era tergelap itu, dengan tangan sendiri mendirikan Penjaga Malam, terbang ke Kolam Yao demi meminjam senjata dewa untuk umat manusia; Generasi kedua Li Kengqiang, meneliti dengan taruhan nyata 'Penarik Roh Iblis' yang menjadi simbol kehormatan Penjaga Malam, akhirnya gugur di medan perang; Generasi ketiga Tang Yusheng, di usia 18 tahun sudah menjadi yang terkuat di Da Xia, dengan tubuh hewan suci bertarung sendirian melawan dewa-dewa asing, membawa nama harum Penjaga Malam Da Xia yang menggentarkan; Generasi keempat Wang Qing, merajut jubah penjaga malam yang mampu meningkatkan pertahanan orang biasa, beradaptasi dengan berbagai pertempuran di lingkungan ekstrim, meski tak sehebat pedang bintang atau Penarik Roh Iblis yang menggegerkan, tapi setelah itu angka kematian pasukan garis depan turun 50%, langsung meningkatkan kekuatan pasukan dasar; Generasi kelima Ye Fan, meski kemampuannya biasa, tapi visinya tajam nan kejam, menanam benih harapan di dunia, mempromosikan 【Topeng Palsu】, 【Malam】, dan menjadikan dirinya persembahan untuk menukar seorang Dewa Pedang Zhou Ping terkuat sepanjang masa bagi umat manusia..." 　　Suara 【Kelam】 perlahan mereda, Nya menatap Zuo Qing yang ada di hadapannya, tak tergesa membuka mulut, "Lalu bagaimana denganmu Zuo Qing?" 　　“Dalam hal ketegasan, kamu tidak sehebat Nie Jinshan; dalam hal bakat, kamu kalah dari Tang Yusheng; dalam hal kecerdasan, kamu jauh di bawah Ye Fan... Area laranganmu 【Qing Luan】，peringkat urutannya hanya 174 kan？Dalam sejarah semua Panglima Tertinggi, selalu berada di posisi terbawah. Kamu yang seperti ini, pantaskah menjadi Panglima Tertinggi Penjaga Malam Da Xia？Dengan kemampuanmu, menjadi kepala bagian operasi khusus saja sudah batas maksimal. Kalau bukan karena Ye Fan berkorban untuk menyelamatkan Zhou Ping，mendesak Penjaga Malam kehabisan personel，berdasarkan apa kamu Zuo Qing bisa menduduki posisi Panglima Tertinggi？Berdasarkan apa kamu？Selama bertahun-tahun ini，tidakkah kamu pernah bertanya seperti ini pada dirimu sendiri？” 　　Suara 【Kekacauan】seolah menyimpan kekuatan misterius，bagaikan bisikan iblis yang perlahan menggerogoti kondisi mental dan tekad manusia. 　　Zuo Qing menunduk，tenggelam dalam keheningan，telapak tangannya yang menggenggam gagang pedang gemetar halus. 　　“Kamu bisa memasuki langit-langit manusia hanya dengan area larangan peringkat 174，membuktikan ketekunanmu memang patut dipuji... Tapi di antara umat manusia，banyak yang lebih berhak duduk di posisi ini daripada kamu.” Suara 【Kekacauan】semakin berat，bola mata-Nya memancarkan kilau aneh，“Melihat sejarah ratusan tahun Penjaga Malam！Mana ada Panglima Tertinggi yang tidak punya jasa gemilang dan dihormati？Zuo Qing yang seperti kamu... Ckckck，sungguh mencemarkan nama gelar 'Panglima Tertinggi'.” 　　Genggaman Zuo Qing di gagang pedang semakin mengencang，urat-urat menonjol di punggung tangannya！ 　　Dadanya naik turun hebat. 　　“Kamu ingin memancing kemarahanku?!” Zuo Qing berteriak keras, bola matanya memerah sepenuhnya. 　　“Tidak, tidak... justru sebaliknya, aku ingin kamu mengakui realita.”【Kekacauan】 membuka kedua telapak tangannya dengan ekspresi polos seperti anak kecil, “Sebagai Panglima Penjaga Malam, performamu terlalu biasa... tapi di mataku, justru inilah daya tarikmu. Membiarkan orang biasa bisa bangkit menjadi raja! Menjatuhkan mereka yang dipuja bak dewa dari tahtanya! Membuat entitas paling jahat disembah manusia! Mengubah keyakinan suci menjadi bau busuk yang dijauhi jutaan orang! Sang Panglima Penjaga Malam yang pernah melindungi berjuta-juta nyawa, kini menjadi anjing peliharaan dewa jahat perusak dunia! Adakah yang lebih menggairahkan dari ini semua?!” 　　【Kekacauan】 menyeringai memperlihatkan gigi putih bersih di balik mulut gelapnya, Nya membuka lebar kedua lengan sambil berbicara penuh emosi: 　　“Dunia tak akan mengakui kapasitasmu, tapi aku bisa. Asalkan kamu menjadi jemaatku, akan kuberi kekuatan yang melampaui dewa-dewa... Tidakkah kamu ingin melampiaskan geram dan ketidakrelaan di hatimu, meruntuhkan kemegahan para panglima sialan generasi terdahulu dengan tanganmu sendiri, menginjak-injak kerangka mereka di bawah kakimu?!” 　　Suara【Kekacauan】 terdengar sangat memikat, seolah bisa menyulut nafsu terdalam dalam jiwa manusia, mempermainkan pikiran mereka dengan siasat emosional. 　　Napas Zuo Qing semakin teratur, telapak tangan yang menggenggam erat gagang pedang perlahan mulai terlepas... 　　Ciu—— 　　【Kekacauan】Pedang lurus standar Penjaga Malam yang paling biasa, telah menemani belasan tahun, jatuh perlahan ke tanah di bawah kakinya. 　　Zuo Qing menoleh ke belakang, memandang planet kelabu yang menggantung di langit gelap, lalu menarik kembali pandangannya. Dengan tangan kosong, dia melangkah mendekati lawannya. Sorot matanya penuh dengan kerumitan. 　　【Kekacauan】tetap berdiri di tempat, mengawasi diam-diam langkahnya. Senyum di sudut mulutnya semakin berkilau. 　　"Usulan yang bagus." Zuo Qing berbicara datar, "Tapi ada satu hal yang belum kupahami." 　　"Bicaralah." 　　"Kau adalah Tiga Dewa Pilar terkuat yang mampu membunuh Raja Malaikat. Sedangkan aku cuma manusia biasa... Sekarang kau sudah berdiri di atas segel bulan. Mengapa tidak langsung membebaskan para dewa Cthulhu, malah sibuk membujukku di sini?" 　　【Kekacauan】mengangkat alis, "Karena ini hobi kesukaanku." 　　"Lalu mengapa sejak awal kau langsung mencoba membunuhku?" 　　Mendengar pertanyaan ini, bola mata【Kekacauan】menyipit halus. 　　"Sangat kontradiktif, bukan?" Zuo Qing berkata datar, "Sebagai Tiga Dewa Pilar terkuat, membunuh manusia sepertiku pasti mudah... Yang kau takuti adalah sebelum mati nanti aku akan melawan habis-habisan dan membongkar rahasia keberadaanmu di sini, kan? Makanya sejak awal kau berusaha membunuhku sebelum aku menyadari kehadiranmu. Sayang kau gagal... Akhirnya terpaksa menggunakan cara ini untuk menaklukkanku. Karena jika kau menggunakan kekerasan, meski cuma 0.1% kemungkinan para dewa Surga akan mengetahuinya, itu sudah cukup merepotkan." 　　【Chaos】 menatap Zuo Qing sejenak, tiba-tiba tertawa kecil, "Tampaknya, aku meremehkanmu..." 　　Suaranya belum habis, sebuah telapak tangan langsung menembus jantung Zuo Qing. 　　Dalam jarak sedekat ini, Zuo Qing sama sekali tidak mungkin menghindar, telapak tangan berlumuran darah itu menggenggam erat jantung yang berdenyut, terbuka di angkasa. Gelombang kegelapan membanjiri tubuh Zuo Qing dengan cepat, mengunci seluruh kekuatan spiritualnya! 　　Zuo Qing mendengus, darah merah merona mengalir dari sudut mulutnya. Area larangannya telah berhenti, tidak bisa beroperasi sedikit pun. 　　"Tapi, penilaianku padamu tetap tidak akan berubah." Sudut mulut 【Chaos】 mengembang halus, "Meski tahu maksudku, masih berani menghampiri... Kaukira dengan menebak kekhawatiranku bisa mengendalikanku? Sebelumnya tidak kubunuh karena jarak terlalu jauh membuatmu waspada. Dalam jarak sedekat ini jika masih bisa kabur, lebih baik aku bunuh diri saja." Chapter 1723 Bulan Terbakar 　　Wajah Zuo Qing tampak jelas memucat. Ia menatap 【Chaos】 di hadapannya tanpa sepatah kata. 　　Setelah benar-benar melumpuhkan area larangan Zuo Qing, suara 【Chaos】 kembali riang, "Tapi aku benar-benar penasaran, padahal sudah kupreteli kelemahan paling mematikan dalam hatimu, mengapa tetap gagal kuhasut? Manusia yang bisa tetap sadar di bawah hasutanku, empat semesta digabung pun tak sampai sepuluh." 　　"Kau... benar..." 　　【Zuo Qing】Suara serak Zuo Qing menggema, "Sebagai Sang Panglima... Aku memang sangat biasa... Tak punya bakat... Tak punya performa... Jadi sejak awal... Aku tak pernah menganggap diriku panglima hebat... Tapi Sang Panglima Ye... Menanam bibit-bibit harapan ini... Lalu pergi... Pasti harus ada yang menjaga taman ini... Menitipkan pertumbuhan mereka... Bukan? Seorang tukang kebun... Tak perlu bakat atau kekuatan... Asalkan bisa menuntun mereka ke jalan yang benar... Cukup." 　　Suara Zuo Qing semakin lemah, darah merah segar membasahi jubahnya, namun tersamar dalam warna merah tua suram, sulit dibedakan. 　　Tubuh di balik jubah itu sudah luka di sekujur tubuh, tapi tak ada yang menyadari sakitnya... Karena merah tua, memang sudah warnanya. 　　【Kekacauan】Senyuman di wajah【Kekacauan】perlahan memudar, Nya memandang dingin pria hampir mati di hadapannya, kemarahan muncul di bola matanya. 　　Jawaban Zuo Qing di luar perkiraan Nya... Tapi【Kekacauan】yang gemar mempermainkan pikiran manusia, tak menyukai hal di luar jangkauan ini. 　　"Benarkah?" 　　【Kekacauan】berbicara datar. 　　Lengan yang menembus jantung Zuo Qing tiba-tiba dicabut, lubang yang menembus tubuh itu terbuka di kegelapan langit. 　　Zuo Qing mendengus keras, tiba-tiba memuntahkan darah, bersamaan itu sebuah kotak besi melengkung jatuh dari dekapannya. 　　Di tepi kotak besi yang rusak, menabrak tanah abu-abu pucat, medali-medali berkilauan jatuh dari kotak. Karena gravitasi yang terlalu kecil, medali-medali ini mengambang pelan di sekitar Zuo Qing dalam keheningan, bergerak perlahan ke segala arah... 　　Saat melihat medali-medali ini, Zuo Qing tertegun sejenak. 　　Medali-medali ini, bukan miliknya. 　　Selama hampir sepuluh tahun sibuk sebagai Penjaga Malam, dia hanya mendapatkan dua medali, yang tertinggi hanyalah "Lautan Bintang!" 　　...Seperti yang dikatakan 【Kekacauan】, dia hanyalah Penjaga Malam biasa yang paling biasa. 　　Medali-medali ini... milik 【Malam】. 　　Dalam pikirannya, muncul kembali pemandangan Lin Qiye yang menggunakan medali untuk membuka jalan di Surga, lalu dirinya membungkuk dan memunguti medali-medali itu satu per satu dari tanah... 　　Apakah dia lupa mengembalikannya ke Lin Qiye... 　　Sorot mata Zuo Qing memancarkan kepasrahan. Dengan jantung yang kosong dan tubuh lemah, dia mengulurkan tangan menggenggam medali terdekat, lalu menyimpannya seperti harta karun ke dalam saku yang basah oleh darah. 　　Dia melangkah ingin mengambil medali kedua, tapi api kehidupannya hampir padam. Kakinya gemetar lalu terjatuh tak stabil ke tanah. 　　Memandangi medali-medali yang semakin menjauh, tangannya bergetar menggapai... berusaha menarik mereka kembali... 　　“Itu adalah kemuliaan milik【Malam】... Itulah kemuliaan【Malam】yang dia saksikan langsung tumbuh hingga sekarang! Zuo Qing bisa saja menjadi Penjaga Malam yang biasa-biasa saja! Bisa menjadi Sang Panglima paling tak berguna yang tak dihormati dunia! Tapi darah dagingku yang kubina bukan seperti itu!” 　　Medali-medali itu bukan miliknya, tapi dalam setiap medali itu, ada bayangan dirinya. 　　“Tukang kebun yang menggelikan... Kalau begitu, jagalah bibitmu, dan matilah dalam keheningan di Bulan.” 　　Memandang pemandangan ini, bola mata【Kekacauan】menyipitkan mata. Sekarang ini, kekuatan terlarang Zuo Qing sudah disegel oleh-Nya, kematiannya pun tinggal hitungan waktu. Tak perlu membuang waktu lagi untuk manusia ini. 　　Nya hendak melangkah pergi, tapi suara Zuo Qing kembali menggema dari belakang. 　　“Aku tak akan mati dalam keheningan... Karena bibit yang kusirami, sudah matang.” 　　Zuo Qing yang kerepotan setengah berlutut di genangan darah, menengadah perlahan. Matanya memandang planet biru di kejauhan, senyum melupakan mengembang di sudut mulutnya yang pucat. 　　“Kau kira... Hanya kau yang menahan waktu?...【Kekacauan】?” 　　Dor——！！！！ 　　Nyala hijau bergelora membanjiri tanah dari pedang lurus yang tertancap di permukaan Bulan! 　　Langsung setelah itu, tanah abu-abu pucat itu retak dengan cepat. Lautan api hijau menyembur dari celah-celah retakan, bagai benang-benang api yang menyebar ke segala penjuru!! 　　Pupil【Kekacauan】 menyempit tajam! 　　“Kecepatan merambat benang api hijau ini terlalu cepat, sepertinya sudah lama tersembunyi di bawah lantai. Sejak Zuo Qing melepas pedang lurus dan menancapkannya ke permukaan, nyala 【Phoenix Hijau】 yang raksasa mulai berkumpul di bawah tanah. 　　Sebelumnya dia menggenggam erat gagang pedang, tampak marah karena hasutan 【Kekacauan】, tetapi sebenarnya sejak saat itu dia sudah mempersiapkan semua ini! 　　Langkahnya mendekati 【Kekacauan】 sengaja dilakukan untuk menarik perhatian Nya, memberi waktu persiapan yang cukup bagi api hijau ini. 　　Sejak awal, dia sama sekali tidak berniat meninggalkan bulan dengan selamat. 　　“Sialan！！” 　　【Kekacauan】 menyadari semua ini sudah tidak bisa dihentikan, langsung berubah menjadi cahaya menerjang pusat kaldera, siasat licik dewa Cthulhu mulai membongkar segel bulan dengan gila-gilaan! 　　Zuo Qing yang menyampirkan jubah merah tua suram itu terjatuh berlutut di genangan darah, lautan api hijau menjilati tubuhnya. Tatapan tak terbacanya mengarah ke bumi, seolah sedang tertawa. 　　Perlahan, nyawanya lenyap total. Tubuh dingin itu terbakar menjadi bara-bara kecil seiring berkobarnya lautan api hijau. 　　Dalam kebingungan, suara masa lalu muncul dari pikirannya. 　　“Aku adalah Kepala Bagian Operasi Khusus Penjaga Malam, Zuo Qing... Aku atasan kalian.” 　　“……” 　　“Lin Qiye, apakah nama tim kalian sudah diputuskan?” 　　“……” 　　“【Malam】... Nama yang bagus. Akan kucatatkan dulu, datanglah ke markas untuk menyelesaikan prosedur administrasi selanjutnya.” 　　“……” 　　“Apa arti ukiran tidak masuk akal ini? Kue hangus yang dicoret dua kali?” 　　“……” 　　“Kepala Zuo, ini adalah lambang tim【Malam】yang kami desain. Lingkaran hitam ini mewakili【Malam】, dua bekas tebahan pisau yang bersilangan adalah pedang lurus di tangan kami... Bukan tidak bagus, kan? Tim khusus lain sepertinya belum mendesain hal seperti ini ya?” 　　“……” 　　“Lin Qiye, permohonan lambang eksklusifmu tidak disetujui Sang Panglima Ye... Katanya proses pembuatannya terlalu rumit, dan kalau kalian bikin, tim lain pasti akan ikut-ikutan. Ini bisa menyebabkan pemborosan... Begini saja, nanti kalau ada kesempatan, akan kusuruh orang diam-diam membuatkan satu set koleksi untukmu... Jangan lupa traktir aku makan.” 　　“……” 　　Lautan api hijau menelan tubuh Zuo Qing. Dari angkasa yang gelap, nyala hijau yang merambat liar itu menjalin sebuah lingkaran raksasa tak tertandingi! Dua garis api lurus nan presisi menyilang menembus lingkaran tersebut! 　　Bahkan dari jarak ratusan ribu kilometer, ukiran sebesar ini tetap terlihat jelas. Ia bagai lampu yang berkilauan di semesta yang gelap gulita! 　　Saat ini juga, Bulan sedang terbakar!!! Chapter 1724 Donghuang Zhong Qi 　　Dang——! 　　Dang——!! 　　Dang——!!! 　　Dentang lantang lonceng menggema dari Pegunungan Qilian, seketika melintasi tanah tak bertepi, bergema di seluruh langit Bumi! 　　Donghuang Zhong berbunyi! 　　“Itu Donghuang Zhong!” 　　“Donghuang Zhong muncul lagi?” 　　“Sumber suara ada di wilayah Da Xia... Kalau begitu, mengapa selama bertahun-tahun kita tidak menyadarinya?” 　　“Sekarang, siapa lagi yang mengetuk lonceng?!” 　　Beberapa siluet dewa menyambar keluar dari Surga, melesat menggesek langit, mengejar sumber dentang lonceng. Deretan pegunungan di kejauhan membesar cepat dalam pandangan mereka. 　　“Tempat apa ini?” 　　“Pegunungan Qilian.” 　　“Qilian... apa yang spesial dari tempat ini?” 　　“Tidak ada. Kami tak pernah merasakan aura kekuatan ilahi di sini, bahkan manusia pun jarang menginjakkan kaki di sini.” 　　Saat para Dewa Emas berdebat, pandangan mereka tiba-tiba mengunci puncak gunung tempat Donghuang Zhong berada. Di atas hamparan salju putih, sebuah lonceng raksasa kuno nan misterius telah melayang di langit-langit! 　　Bersamaan, dari balik badai salju, siluet berjubah kasaya berlumpur muncul perlahan dari balik lonceng. 　　“Kamu siapa? Kenapa bisa memiliki Donghuang Zhong?!” 　　“Tunggu... wajah ini...” 　　“Lin Qiye?” 　　“Apa yang kamu lakukan di sini?” 　　“Tidak... bukan Lin Qiye. Kamu ini siapa sebenarnya?” 　　Para Dewa Emas pernah bertemu Lin Qiye. Wajah biksu ini meski persis sama, baunya sama sekali berbeda. 　　Biksu Suming menyatukan kedua tangan, tak bermaksud menjawab. Perlahan ia mengulurkan tangan, menunjuk langit di atas kepala, “Daripada aku... kalian lebih harus peduli pada sesuatu di sana.” 　　Serentak mereka menoleh. Di cakrawala, bayangan bulan membara terlihat jelas! 　　“Sial! Itu segel bulan!” 　　Wajah Taishang Laojun menghitam. Tak sempat berpikir, langsung berubah menjadi cahaya menerjang angkasa. Beberapa Dewa Emas lain menyusul di belakang! 　　Dengan kepergian para Dewa Emas, bola mata Biksu Suming perlahan terpejam, "Skenario... dimulai." 　　…… 　　Kabut, di laut. 　　Sebuah kapal eksplorasi terus melaju di perairan bergelora, erangan muntah terdengar terus-menerus dari kapal. 　　Dang——Dang——Dang!! 　　Dentang lonceng berat menggema ke awan, hampir bersamaan, cahaya gemilang 【Perjanjian Suci】 berbinar di haluan kapal, menyelimuti tubuh Lin Qiye dan Wu Quan. 　　Wajah Shen Qingzhu berubah pucat, kekuatan ilahi bergulung keluar, tapi sebelum sempat menemukan musuh, cahaya putih yang menyembur ke langit itu perlahan menghilang, meninggalkan kabut sunyi yang kosong melompong. 　　"Lin Qiye?! Wu Quan!!" 　　Menyadari keduanya hilang, enam sayap kelabu raksasa segera terkembang dari punggung Shen Qingzhu, angin kencang menghempas saat seluruh tubuhnya melayang ke langit-langit untuk pencarian teliti. 　　Benda apa sebenarnya cahaya putih itu?! 　　Saat cahaya putih berbinar, Shen Qingzhu langsung merasakan gelombang ruang-waktu yang belum pernah terlihat... Dia menduga Lin Qiye dan kawan-kawan mungkin sudah tak ada di sini, tapi bahkan jika begitu, pasti ada orang yang mengerahkan cahaya putih itu di sekitar sini kan? 　　Shen Qingzhu terbang mengitari udara, tetap tanpa secercah petunjuk, wajahnya muram luar biasa. 　　Pada saat itu, seolah merasakan sesuatu, dia tiba-tiba mengangkat kepala memandang langit. 　　“Kabut kelabu pekat menyelimuti langit, membuat pemandangan tampak samar-samar, namun kilatan hijau membara itu tetap muncul di pandangan Shen Qingzhu...” 　　Begitu melihat ukiran hijau yang terbakar itu, pupil matanya menyempit tajam! 　　“Qiye?!” 　　Shen Qingzhu tentu mengenal pola eksklusif 【Malam】 ini. Saat di Takamagahara, merekalah yang berkumpul berkat simbol ini dan menghancurkan seluruh 【Tanah Suci】 dalam satu gerakan. 　　Jangan-jangan Lin Qiye dan Wu Quan terteleportasi langsung ke bulan oleh cahaya putih itu? 　　Begitu niat ini terlintas di pikirannya, ia langsung menoleh ke kapal eksplorasi di bawah: 　　“Kapal eksplorasi ini punya catatan posisi Da Xia. Kalian lebih baik berangkat dulu, aku ada urusan lain!” 　　Di bawah tatapan bingung para ksatria, Shen Qingzhu tiba-tiba mengayunkan sayapnya, berubah menjadi sorotan cahaya yang menghilang di langit. 　　…… 　　“Dentang lonceng?” 　　Di tengah kabut, An Qingyu mengerutkan alis, memandang ke arah sumber suara Donghuang Zhong dengan bingung. 　　Tiba-tiba, rasa sakit hebat menyambar dadanya. Dengan tangan kosong ia mengeluarkan pion putih dari tubuhnya, mengamatinya sejenak sebelum wajahnya menghitam dan menghancurkannya menjadi serbuk yang beterbangan di atas laut. 　　Memandang benang-benang karma yang perlahan menghilang di kehampaan, ekspresinya muram bagai langit mendung, seolah tengah merenungkan sesuatu. 　　“Ya?” 　　Kilatan hijau redup tiba-tiba menyala di udara, menarik perhatian An Qingyu. 　　“Itu……” Bola matanya menyipit, di sorot mata abu-abunya terpantul jelas siluet raksasa yang terbakar di permukaan bulan, pupilnya menyempit halus, “Bulan… Kenapa bisa di situ?” 　　Duum——! 　　Suara ketukan sayup-sayup bergema dari belakangnya, di kehampaan, bayangan semu sebuah pintu dengan cepat terbentuk. 　　An Qingyu mengerutkan alisnya, menoleh ke arah sumber suara, di bawah pantulan bulan hijau yang membara, dari dalam Gerbang Kebenaran itu mulai terdengar ketukan- ketukan terus-menerus, seolah ada sosok menakutkan yang ingin menerobos keluar. 　　“Pulanglah!” teriak An Qingyu dengan suara keras. 　　Dalam kabut samar, bayangan semu pintu itu perlahan menghilang… 　　An Qingyu menengadah, menatap dalam-dalam ukiran hijau itu, setelah ragu sejenak, akhirnya diam-diam mengenakan tudungnya, menghilang tanpa suara dalam kabut. 　　…… 　　Dalam kegelapan mencekam, sebuah istana surgawi melesat melintasi angkasa, menuju bulan yang membara! 　　“Zuo Qing?” 　　Di atas istana tertinggi Surga, Lingbao Tianzun menatap ukiran hijau yang membara, wajahnya sangat serius, “Bulan… Akan terjadi masalah besar.” 　　“Bagaimana dengan Mikael? Mengapa tidak ada kabar sama sekali?” 　　“Tidak tahu, tapi hamba menduga… Mungkin nasibnya sudah tamat.” Yuan Shi Tianzun menghela napas panjang. 　　“Di dunia ini yang bisa membunuh Mikael, hanya【Kekacauan】... Tapi bagaimana caranya Dia menyembunyikan aura dengan sempurna, sama sekali tidak terdeteksi oleh kita?” Ekspresi Dao De Tianzun dipenuhi kebingungan. 　　Tiga Yang Mulia terjebak dalam perenungan. 　　"Yang Mulia!" Kilatan cahaya melesat dari kejauhan dengan tergesa-gesa. 　　"Ada urusan apa?" 　　Lingbao Tianzun menoleh, melihat Dewi Masa Depan yang mereka bawa kembali dari Asgard: Skuld. 　　"Sudah sadar!" Skuld berseru gembira, "Kakak itu sudah bangun!!" 　　Lingbao Tianzun tertegun sejenak, lalu pupil matanya menyempit tajam, kepala berbalik cepat memandang ke sudut tertentu di Surga! 　　Surga, Mata Air Surgawi. 　　Siluet biru tua perlahan bangkit dari air jernih. 　　Dengan kaki telanjang melangkah keluar, tetesan air berjatuhan dari rambut hitamnya yang seperti air terjun. Setiap gerakannya memancarkan aura kekuatan ilahi yang samar... 　　"Ini di mana?" Suaranya penuh keraguan. 　　Beberapa saat kemudian, seolah merasakan sesuatu, dia menengadah memandang ukiran hijau yang semakin mendekat di langit. Bola matanya tiba-tiba berbinar, bergumam: 　　"Lonceng Donghuang berbunyi... Qiye, akankah kau datang?" Chapter 1725 Di Mana Kalian? 　　Fengdu. 　　Kota Surgawi Wu Mingchen Naifan. 　　Di dalam aula utama yang kosong, sebuah peti hitam telah dibuka. Gadis remaja yang menghabiskan dua ribu tahun di sini, telah meninggalkan tempat ini sejak beberapa tahun yang lalu. Setelah itu, Istana Surgawi Fengdu ini tetap tidak ada yang menginjakkan kaki. 　　Dang——Dang——Dang!! 　　Dengungan lonceng berat terdengar dari luar istana, tiga kali dengungan berturut-turut, kemudian menghilang tanpa jejak. 　　Pada momen berikutnya, seluruh istana bergetar hebat! 　　Di lantai yang halus tiba-tiba tersobek membentuk celah mengerikan. Di samping peti mati Jia Lan yang awalnya tertidur lelap, sebuah peti merah perlahan muncul dari retakan bergetar di bawah tanah. 　　Braak! 　　Papan peti merah meledak dahsyat. Sebuah telapak tangan mengulur dari dalam peti. Beberapa saat kemudian, siluet berjubah abu-abu perlahan bangkit... 　　"Sudah lima puluh tahun..." gumam siluet itu. 　　Ia menoleh melihat peti milik Jia Lan di sampingnya, kerinduan terpancar dari sorot matanya. Saat melangkah keluar istana, tiba-tiba langkahnya terhenti di udara. 　　Sebuah hukum keemasan memancar dari kehampaan. Aura sakral yang familiar tiba-tiba memenuhi seluruh istana, berputar-putar mengelilingi siluet itu seolah menyampaikan pesan... 　　"Mikael mati?" Alisnya sedikit berkerut. Setelah ragu sejenak, akhirnya ia mengangkat telapak tangan. 　　“Sebuah benang-benang karma terjalin di permukaan hukum yang mengatur, merajutnya menjadi tali putih keemasan yang melilit di pergelangan tangan. Kilauannya perlahan memudar, sepenuhnya menutupi bau dari hukum tersebut.” 　　“Dia menatap dalam-dalam tali emas itu, lalu melangkah keluar dari istana. Beberapa helai benang karma membelit jubah kelabu lapuknya, dan seiring langkahnya, secara kasat mata berubah menjadi jubah merah marun yang berkibar lembut di tiupan angin.” 　　“Para dewa telah melindungi kita terlalu lama... Kali ini, giliran manusia yang bertindak.” 　　…… 　　“Di kegelapan semesta yang tak bertepi, sebuah pilar cahaya abu-abu tua menyembur dari kaldera bulan, menyapu hampir separuh galaksi dalam sekejap.” 　　“Bersamaan dengan menghilangnya pilar kelabu itu, warna merah darah menyebar cepat dari kaldera, perlahan merendam seluruh bulan dalam rona merah. Bau kegilaan yang menakutkan memenuhi alam semesta!” 　　“Sial! Segel bulan telah runtuh di salah satu sudutnya!” 　　“Dao De Tianzun menyaksikan kegelapan yang bergerak-gerak di pusat lereng gunung itu, wajahnya langsung berubah sangat tegang.” 　　“Bisakah diperbaiki?” 　　“Itu segel peninggalan Kerajaan Surga. Selain Mikael, tak ada yang bisa memperbaikinya.” 　　“Suaranya belum habis, sepasang mata raksasa telah membuka lebar-lebar dari kegelapan, pupil berdarah yang aneh berputar cepat dalam kehampaan, akhirnya mengunci Surga di langit-langit. Langsung setelah itu, kepala serigala mengambil alih celah itu, meneriakkan gelegar ke angkasa. Akhirnya, kepala cacing sebesar gunung mendorong kepala serigala dan menyelip keluar dengan gila! 　　Bulan kini bagai penjara tertutup rapat yang berlubang. Semua tahanan yang terkurung di sini ingin menyelip keluar dari celah ini. Hanya dalam beberapa detik, para dewa Da Xia telah melihat setidaknya empat jenis dewa-dewa dari mitologi Cthulhu yang berbeda! 　　Dalam kesunyian maut angkasa, dewa Cthulhu pertama yang kabur dari penjara terpapar di tanah abu-abu pucat. Itu adalah cacing raksasa yang cukup besar untuk berada di atas kaldera, tanpa ekor, hanya kepala-kepala bermulut mengerikan di depan dan belakang. Seolah menyadari kedekatan Surga, kedua kepala mulai mendesah tanpa suara. 　　Langsung setelah itu, serigala raksasa berubah menjadi bayangan samar, melompat lincah dari celah. Bulunya seperti tentakel panjang yang mengaduk kehampaan, melintas secepat kilat di tepi kaldera, menerjang ke sisi lain bulan. Bersamaan, wujudnya perlahan memudar dan benar-benar menghilang dari pandangan. 　　"Nyarlathotep dan Mh'ithrha." Suara berat Jiang Ziya menggema. 　　Dia telah berkeliaran di dunia manusia selama bertahun-tahun, khusus menelusuri informasi tentang dewa-dewa dari mitologi Cthulhu. Dua monster di hadapannya ini langsung bisa dikenali hanya dengan sekali pandang. 　　"Cacing itu masih lumayan, tapi serigala raksasa tak kasat mata di belakangnya lebih sulit. Bahkan berani menantang duel【Kunci Gerbang】... Konon, makhluk itu memiliki kekuatan untuk menghancurkan ruang-waktu sudut dan ruang-waktu melengkung." 　　Suaranya belum habis, dewa ketiga, keempat, kelima, dan keenam dari mitologi Cthulhu telah menyembul keluar dari celah. Bersama cacing berkepala dua yang pertama muncul, mereka terbang lurus menuju Surga! 　　"Sekarang harus bagaimana?" Jiang Ziya bertanya dengan suara berat menyaksikan pemandangan ini. 　　"Masih ada pilihan lain?" Yang Mulia Yuan Zhi menghela napas, "Hadapi langsung saja..." 　　"Ya." 　　Begitu kata Yang Mulia Yuan Zhi selesai, deretan cahaya melesat dari Surga. Kaisar Giok, Kaisar Fengdu, Sun Wukong, Yang Jian, Xi Wangmu bersama para Dewa Emas bersatu, menerjang lima dewa mitologi Cthulhu yang melayang di udara kosong! 　　Kilau dewa yang gemerlap bentrok dengan siluet raksasa yang mengamuk di kedalaman angkasa. Bersamaan dengan itu, dua dewa Cthulhu lagi berhasil lolos dan menerjang ke medan perang! 　　"Terus begini bukan solusi," Lingbao Tianzun mengerutkan alis. "Kekuatan tempur dewa Cthulhu sejak awal sudah jauh melampaui dewa utama bumi. Di dalam segel bulan itu masih tersimpan lebih dari tiga puluh... Kalau mereka semua menyelip keluar dari celah, lima Surga digabung pun belum tentu bisa menghentikan! Kita harus mencari cara menutup celah itu." 　　"Tutup? Dengan apa kita menutupnya?" 　　“Dao De Tianzun baru saja selesai bicara, tiba-tiba wajahnya berubah seolah teringat sesuatu, ‘Maksudmu… Surga?’” 　　“Surga adalah kerajaan dewa yang bergerak, menanggung sumber mitologi Da Xia. Jika langsung menekannya di celah, bisa menghalangi lebih banyak dewa Cthulhu keluar, setidaknya mengontrol kondisi agar tidak memburuk.” 　　“Terlalu berbahaya! Surga menanggung sumber energi kita. Jika tidak tahan serangan para dewa Cthulhu, kita semua akan mati!” 　　“Masih lebih baik daripada membiarkan para dewa Cthulhu kabur semua!” 　　Wajah Lingbao Tianzun sangat serius, “Begini, kalian berdua hentikan 【Kekacauan】, jangan biarkan Nya memperlebar celah segel... Aku sendiri akan membawa Surga menekan celah yang ada, mencegah lebih banyak dewa Cthulhu kabur.” 　　“Kamu sendiri bisa?” Yuan Shi Tianzun berkata dengan suara berat. 　　“Bisa...” Lingbao Tianzun menarik napas dalam-dalam, wibawa ilahi menakutkan memancar dari tubuhnya, jubah Taonya berkibar tanpa angin, “Jangan lupa... Sekarang akulah kekuatan tertinggi di bumi, hanya selangkah lagi ke tingkatan itu! Hanya aku yang bisa mengendalikan celah ini!” 　　“Baik.” Yuan Shi Tianzun tidak lagi ragu, “Serahkan padamu.” 　　Yuan Shi Tianzun dan Dao De Tianzun berubah menjadi dua bayangan samar, menerjang cepat ke sekitar kaldera. Para dewa Da Xia semua bergerak menghalangi dewa Cthulhu yang kabur, seketika Surga menjadi sepi. 　　Lingbao Tianzun membuka telapak tangannya... Sebuah pion putih tergeletak diam di telapak. 　　Dia memandangi pion ini, kepasrahan muncul di sorot matanya, lalu mengemas pion tersebut dan mengendalikan seluruh Surga, terbang menuju bulan yang membakar jejak 【Malam】 hijau! 　　“Jejak 【Malam】 telah muncul... Kalian, ada di mana lagi?” Chapter 1726 Nomor Dua dan Nomor Tiga 　　Tubuh Shen Qingzhu melesat keluar dari atmosfer, kegelapan angkasa tercetak di kelopak mata. 　　Deretan riak kekuatan ilahi yang menakutkan mekar dari kehampaan, dia menatap ke atas, alisnya langsung berkerut. 　　Di antara bumi dan bulan, beberapa dewa dari mitologi Cthulhu yang mengerikan berukuran raksasa sedang bertarung sengit dengan para dewa Da Xia. Setiap dewa Cthulhu memancarkan aura kekuatan ilahi yang tidak beres dan kejam. Tiga empat Dewa Emas harus bersatu baru bisa menahan satu dewa Cthulhu. 　　Seekor cacing pegunungan berkepala dua bergerak tidak wajar dengan ganas di kehampaan. Nyala api kelam menyembur dari mulut raksasanya, menghancurkan paksa sudut Peta Gunung dan Sungai Negara yang menyelimuti langit. Kepala cacing lainnya menggigit bahu Yuding Zhenren, menyobek separuh tubuhnya dengan pasrah! 　　Yuding Zhenren berteriak keras, mengabaikan luka di tubuhnya, pedang di tangannya berubah menjadi kilatan cepat, langsung menusuk masuk ke dalam tubuh cacing melalui mulut raksasa itu, menembus seluruh tubuh, lalu melesat keluar dari mulut raksasa di sisi seberang. Nanah berbau busuk kuning muda menyembur keluar dari dua kepala cacing, teriakan histeris bergema bersamaan di dunia mental para Dewa-Dewa Da Xia. 　　Shen Qingzhu masih berjarak ratusan kilometer dari medan perang, namun otaknya sudah terasa seperti terkoyak. Beberapa Dewa Emas yang paling dekat dengan cacing itu langsung kehilangan kesadaran, tubuh mereka membeku di angkasa. 　　Cacing berkepala dua melepaskan diri dari kepungan para Dewa Emas, langsung menerjang ke arah Bumi. Bersamaan, bidang kelabu mengembang dari bawah kaki malaikat bersayap enam itu! 　　Ssst—— 　　Shen Qingzhu menempelkan jari telunjuknya di bibir, datang dalam keheningan dari kesunyian. 　　Seketika, angkasa gelap pekat tiba-tiba berubah menjadi dunia kelabu. Kilau abu-abu tak terbendung mengalir deras di sekujur tubuh cacing, mengunci postur raksasanya di tempat. 　　Kekuatan Malaikat Kesendirian meresap masuk ke tubuh cacing melalui warna kelabu. Di permukaan tubuh sebesar pegunungan itu, retakan rapat mulai merambat, seolah akan segera mengering dan hancur menjadi debu. 　　Pada saat itu, alis Shen Qingzhu berkerut. Kekuatan ilahi bergaya Cthulhu kembali mengamuk dari dalam cacing, menyobek-robek sudut dunia kelabu! 　　Krak—Krak— 　　Tubuh cacing yang awalnya sudah terkunci, memaksa melepaskan belenggu Shen Qingzhu. Kulit penuh retakan cepat mengering, seekor cacing baru menyelip keluar dari bawah kulit ini, mengeluarkan desisan tajam yang menusuk kesadaran! 　　Cacing ini bisa berganti kulit? 　　Alis Shen Qingzhu berkerut. Menahan ketidaknyamanan dalam pikirannya, telapak tangannya mencengkeram kuat cacing ukuran kecil yang mendekat cepat itu. 　　Di dunia vakum, tiba-tiba muncul gumpalan udara terkompresi ekstrem seperti singularitas sebesar kelereng. Kilatan merah menyala di udara yang tertekan ribuan kali lipat ini. Pada detik berikutnya, lautan api menyembur deras, sepenuhnya menenggelamkan bentuk cacing di dunia kelabu ini! 　　Namun meski begitu, tetap tidak bisa membunuh cacing itu. Tubuh raksasanya terus menari liar dalam kobaran api, lapisan kulit terkelupas satu per satu. Teriakannya bagai hendak menyobek kesadaran semua orang menjadi serpihan. 　　Wajah Shen Qingzhu tampak sangat muram. 　　Apotheosis manusia dan bonus Malaikat Bersayap Enam melonjakkan kekuatannya ke puncak dewa utama. Tapi meski begitu, dalam duel satu lawan satu hanya bisa menekan seorang dewa Cthulhu dengan susah payah. Tanpa membayar harga tertentu, hampir mustahil membunuh-Nya. 　　Pemadangan serupa juga terjadi di medan perang lainnya. 　　“Sebuah gelombang suara tak kasat mata dengan mudah menembus Qian Kun Quan dan Hun Tian Ling, membentuk sosok makhluk menyeramkan yang samar-samar terlihat. Ia tak berwujud, bagai hantu yang melayang melintasi semesta, menuju Bumi. 　　Dua Dewa Emas lainnya juga bertindak, tetap tak mampu menghentikannya. Orang-orang hanya bisa melihat samar-samar kehadirannya, serta aura yang dipancarkan. Namun semua serangan hanya melintasi tubuhnya tanpa efek. 　　“Sialan, hantu apa ini!” Nezha berteriak gelisah. 　　Ding——! 　　Kilau pedang menyembur dari atmosfer, gelombang energi pedang yang bergolak membentuk dinding, menghadang sosok itu di luar Bumi. 　　Siluet Zhou Ping dalam jubah hitam muncul dari gelombang energi pedang. Ia menunduk memandang dewa Cthulhu yang terombang-ambing di dalamnya, wajahnya tegang. 　　“Bantuan datang?!” Sorot mata Nezha berkilau penuh harap saat melihat Zhou Ping. 　　Bersamaan, Guru Chen dengan kereta kuda yang melayang di angkasa, serta Lu Wuwei yang mengendarai skuter listrik dengan helm berbentuk bebek kuning, muncul di medan perang. Tak ada lagi bantuan yang datang setelahnya. 　　“Hanya kalian berberapa?” Nezha tertegun. 　　“Langit-langit manusia juga tubuh fana. Tak semua bisa menjelajah luar angkasa... Dan dalam kondisi darurat ini, hanya kami yang bisa dihubungi.” Guru Chen di dalam kereta mentalnya menjawab pasrah. 　　Hati Nezha langsung bagai tertimpa malapetaka. 　　"Saat ini, dewa-dewa dari mitologi Cthulhu yang telah melepaskan diri dari segel bulan sudah mencapai sembilan entitas, dan masih terus bermunculan... Namun saat ini pasukan utama Surga hanya berjumlah sekitar tiga belas atau empat dewa tingkat tinggi. Bahkan jika ditambah Shen Qingzhu, Zhou Ping, dan dua 'langit-langit', mereka tetap tidak bisa menahan begitu banyak dewa Cthulhu." 　　"Ini sudah berakhir……" Nezha memandang medan pertempuran yang kacau balau ini sambil bergumam. 　　…… 　　Bulan. 　　Di sisi lain. 　　Dua biksu Tao melintasi tanah abu-abu pucat, meninggalkan dua bayangan samar di udara kosong, sebelum akhirnya berhenti di tepi sebuah lubang besar. 　　"Di sini." Yuan Shi Tianzun menghitung takdir dengan jari-jarinya, suaranya berat menggema. 　　Dao De Tianzun menyipitkan mata sambil melepas pedang kayu di punggungnya. Jubah Tao hitam-putihnya berkibar pelan di udara yang sunyi sepi. Setelah saling bertukar pandang dengan Yuan Shi Tianzun, mereka berdua menyambar masuk ke dalam lubang! 　　Di dasar lubang gelap gulita, pola-pola segel misterius berkedip-kedip. Seorang pria berkulit hitam menekan kedua tangannya pada segel tersebut, aura kegelapan yang dalam terus merusak pola-pola itu, celah kedua sudah mulai terlihat samar-samar. 　　Pada momen berikutnya, dua gelombang energi ilahi tertinggi menghantam dan menenggelamkan seluruh lubang! 　　Gelombang energi pedang yang mematikan dan bunga-bunga emas yang bergolak menyobek permukaan bulan. Ledakan dahsyat mengguncang kehampaan. Saat debu abu-abu pelan-pelan menghilang, sosok pria hitam yang sebelumnya berdiri di atas segel itu telah lenyap tanpa jejak. 　　Melihat pemandangan ini, alis Yuan Shi Tianzun langsung berkerut. 　　"Pemandangan di sekitar mereka tiba-tiba berubah. Kawah besar yang awalnya gelap gulita dan dalam benar-benar menghilang, digantikan oleh dinding-dinding putih bersih di empat sisi dan sebuah pintu kamar yang tertutup rapat." 　　"Jebakan？" 　　"Merasakan perubahan ruang-waktu di sekitarnya, wajah Yuan Shi Tianzun berubah muram." 　　"Sebelum memasuki kawah besar ini, dia jelas sudah melakukan beberapa kali perhitungan takdir langit. Di dunia ini, hampir tidak ada yang bisa menyembunyikan sesuatu dari perhitungan dan persepsinya, apalagi sebuah jebakan yang memiliki kemampuan transfer ruang-waktu..." 　　"Tempat apa sebenarnya ini？" 　　"Saat niat itu melintas dalam pikiran Yuan Shi Tianzun, pintu kamar yang tertutup rapat itu perlahan terbuka." 　　"Seorang pria berkulit hitam berjas lab putih berdiri tersenyum di luar pintu, mendorong kacamata hitam besarnya yang terlihat sopan, lalu berbicara dengan tenang:" 　　"Tampaknya kita kedatangan dua teman baru... Pasien Nomor 2 Yuan Shi Tianzun, Pasien Nomor 3 Dao De Tianzun. Aku dokter penanggung jawab kalian, kalian bisa memanggil saya Dr. Nya." "Chapter 1727 Dia Kembali" 　　"【Kekacauan】." 　　"Merasakan aura dari pihak lawan, Yuan Shi Tianzun bersuara berat, 'Apa sebenarnya tujuanmu？'" 　　"【Kekacauan】 tersenyum tanpa menjawab, hanya berbalik badan dengan santai dan berjalan keluar." 　　“Kalau keberadaanku sudah diungkap oleh semut manusia itu, kalian pasti akan datang untuk menghentikanku... Jadi, aku sama sekali tidak berniat membuka celah kedua sendiri. Lagipula, jika bisa menyingkirkan tiga Yang Mulia, tak akan ada lagi yang bisa menghalangiku... Sayang, yang datang cuma dua orang.” 　　Yuan Shi Tianzun keluar dari ruangan, mengamati sekeliling rumah sakit jiwa. Melihat pintu kamar ketiga masih tertutup rapat—Dao De Tianzun tidak ikut dilepaskan bersamaan dengan 【Kekacauan】. Tampaknya Nya ingin menyingkirkan dua Yang Mulia secara bergiliran. 　　“Dengan benda inikah kau membunuh Mikael?” tanya Yuan Shi Tianzun. 　　“Tidak, tidak. Aku tak berniat membunuhNya. Dia sendiri yang tak mau kekuatanNya kurebut, lalu bunuh diri...” 【Kekacauan】 mengangkat bahu, “Sayang, aku ingin merasakan menjadi malaikat. Tapi... menjadi Yang Mulia juga kayaknya asik?” 　　Sudut mulut 【Kekacauan】 mengembang sedikit. 　　Sebelum Yuan Shi Tianzun sempat bicara, Nya melanjutkan, “Tentu saja, kalian juga bisa bunuh diri seperti Mikael. Dengan begitu, semua hambatan di hadapanku—kecuali Ling Bao Tianzun—akan lenyap.” 　　Alis Yuan Shi Tianzun semakin berkerut. 　　Dia tak tahu dengan cara apa 【Kekacauan】 memaksa Mikael bunuh diri di sini, tapi cara itu pasti sama efektifnya untuknya dan Dao De Tianzun... Nasib mereka berdua sepertinya akan buruk. 　　“Simpan seluruh pikiran tidak bergunamu itu, Yuan Shi Tianzun.” 【Kekacauan】 menyimpan kedua tangan di saku, berbicara santai, “Mikael sudah mati, segel bulan telah terbuka. Hanya dengan para dewa Da Xia, kalian mustahil bisa menahan dewa-dewa dari mitologi Cthulhu di bawah segel itu... Apalagi, kamu dan Dao De sudah menjadi tawananku. Surga kalian sudah tidak punya secercah harapan menang.” 　　Yuan Shi Tianzun tidak berbicara. Nuansa Tao bunga emas mekar dari udara kosong, menghiasi setiap sudut halaman ini. Dia menatap 【Kekacauan】 di hadapannya, aura pembunuh yang mengerikan mengalir dari setiap kelopak emas, memenuhi langit dan bumi. 　　“Hamba tidak akan diam menunggu ajal. Begitu pula dengan Surga.” 　　Tubuh Yuan Shi Tianzun melesat melewati kehampaan, setiap langkahnya menebarkan bunga. Pada momen berikutnya, puluhan kelopak emas gemerlap memutar kehampaan, menenggelamkan tubuh 【Kekacauan】 di dalamnya. 　　Braak——! 　　Sebuah cap telapak tangan terbentuk dari lautan kelopak emas, langsung menuju pelipis 【Kekacauan】. Tapi telapak tangan serupa terangkat, bertabrakan dengan Yuan Shi Tianzun tanpa gerakan sia-sia! 　　Dentuman sayup-sayup bergema di atas rumah sakit jiwa, menghancurkan bunga-bunga yang beterbangan. 【Kekacauan】 yang tak terluka sama sekali menghela nafas, lalu berbicara santai: 　　“Di hari biasa, aku paling menolak pertarungan takluk tanpa ampun seperti ini... Tapi siapa yang menyangka kekuatanku belum sepenuhnya pulih. Jika di luar rumah sakit jiwa, aku masih harus menghindar dari tekanan kalian. Jadi terpaksa aku meminjam aturan tempat ini... walau harus mengurangi sedikit keseruan.” 　　【Kekacauan】 Suaranya berhenti, memeluk erat pergelangan tangan Yuan Shi Tianzun. Di bawah perlindungan aturan rumah sakit jiwa, bagaimanapun Yuan Shi Tianzun menyerang, Nya tidak akan terluka sedikit pun. Seiring bunyi ketukan sayup-sayup bergema, ruang gelap yang dalam itu dengan cepat merambat di antara mereka... 　　…… 　　“Kendalikan!” 　　Perintah Lingbao Tianzun bergema di Surga. Di kedalaman kosmos yang tak bertepi, energi spiritual berkilauan nekat meruntuhkan celah yang memancarkan wibawa ilahan para dewa Cthulhu, bergerak untuk menekan segel! 　　Merasakan niat Lingbao Tianzun, teriakan para dewa Cthulhu menggila dari bawah segel bulan. Saat semburat merah membara mulai muncul di sekitar celah, bola api raksasa yang terbakar tiba-tiba menyembul dari segel, menghantam bagian bawah Surga yang terus tenggelam! 　　Dang——!! 　　Permukaan bola api ini bermandikan pola kelopak bunga. Aura penghancuran yang menakutkannya tak kalah dengan "Bintang Kematian" yang pernah turun di langit bumi dua ribu tahun silam. Di bawah serangan gagah dewa Cthulhu ini, seluruh Surga bergetar-getar hebat. 　　Dewa Cthulhu kesebelas lahir! 　　Wajah Lingbao Tianzun berubah pucat. Kekuatan ilahi mengalir deras ke dalam Surga. Pusaran energi yang dikelilingi benang itu berputar di hadapannya. Dengan sentuhan jari, seutas benang melesat, dalam sekejap menebas separuh tubuh bola api dewa Cthulhu itu! 　　Dewa dari mitologi Cthulhu bahkan jika sangat kuat, asalkan belum mencapai level Tiga Dewa Pilar, masih kalah dengan tingkatan "tertinggi", apalagi kekuatan Lingbao Tianzun saat ini sudah berada di puncak bumi, hanya selangkah lagi menuju tingkatan yang lebih tinggi. 　　Serangan ini dilepaskan, hambatan terhadap segel penindasan Surga langsung menyusut drastis, tapi tepat di saat itu, dewa kedua belas dari mitologi Cthulhu menyelip keluar lagi! 　　Langsung setelah itu, yang ketiga belas, keempat belas juga memaksa keluar, hingga jumlah dewa Cthulhu di medan perang bahkan melebihi dewa utama Da Xia. Ketiga dewa Cthulhu ini tidak nekat menyerang Lingbao Tianzun, malah menggunakan semua jurus andalan mereka untuk menghantam Surga dengan kegilaan! 　　Duum——Duum——Duum!! 　　Istana-istana di Surga runtuh berturut-turut, retakan mengerikan langsung menyebar ke seluruh permukaan Surga. Di bawah serbuan para dewa Cthulhu ini, deretan celah retakan muncul dari berbagai sudut Surga, energi spiritual berkilauan terus membocor ke segala penjuru. 　　“Sial, Surga juga dalam bahaya.” Di medan pertempuran lain tempat para dewa Da Xia bertarung sengit dengan pasukan dewa Cthulhu, perhatian mereka yang terus mengawasi Surga langsung bagai tertimpa malapetaka. 　　Memandang sumber daya Surga yang sangat tidak stabil di hadapannya, wajah Lingbao Tianzun muram bagai langit mendung. 　　Sekuat apapun dia, dua kepalan tangan sulit melawan empat tangan. Apalagi target para dewa Cthulhu ini sejak awal adalah menghancurkan Surga sampai habis. Jika terus begini, paling lama puluhan detik lagi Surga akan tercabik-cabik, sumber dayanya pun takkan luput dari kerusakan. 　　Begitu kehilangan diri sendiri, kekuatan tempur para dewa Surga menyusut drastis. Menghadapi jumlah dewa dari mitologi Cthulhu yang begitu banyak, situasi akan berubah menjadi pembantaian berat sebelah. 　　Ding——!! 　　Seberkas kilau pedang menggesek udara kosong, langsung menembus tubuh salah satu dewa Cthulhu! 　　Makhluk itu seperti campuran cumi-cumi dan kodok. Ubun-ubun Nya tertembus kilau pedang, darah hijau langsung membanjiri angkasa. Kilau pedang itu terlalu cepat, bahkan mereka pun tak sempat bereaksi. 　　Pedang itu menyembul dari daging dan darah, menusuk tegak ke tanah abu-abu pucat. Baru saat inilah Lingbao Tianzun melihat jelas bentuk senjata itu. 　　Itu adalah sebilah pedang patah. 　　Pada gagang pedangnya melilit pita yang permukaannya menguning dan rusak, benda kuno yang tak diketahui usianya. 　　"Itu..." Lingbao Tianzun tertegun sebentar, lalu matanya berkilau gembira seolah teringat sesuatu, "Dia... Dia dari waktu itu?" 　　Tusukan ini meski menembus kepala dewa Cthulhu, tak langsung membunuhnya. Dengan amarah menggelegar, makhluk itu mendarat di depan pedang sambil mengaum keras hingga tanah abu-abu retak berantakan! 　　Bersamaan, seutas benang karma menjulur dari kehampaan, melilit gagang Pedang Ame-no-Murakumo. 　　Sebuah siluet menyusuri benang itu melintasi udara kosong, tiba-tiba muncul di belakang gagang pedang. 　　"Itu adalah seorang pria yang mengenakan jubah merah marun, dengan satu tangan menggenggam gagang pedang, mencabutnya dari tanah yang retak. Matanya yang tenang menatap dewa-dewa mengerikan dari mitologi Cthulhu di hadapannya, bola matanya tak berkedip sedikitpun." 　　"Menghadap Baginda, Kodok Hitam... Mengapa kau tidak berlutut?" 　　Ribuan benang-benang karma beterbangan dari bawah jubahnya, menyusup masuk ke sobekan berdarah yang telah ditorehnya sendiri. Fragmen kenangan palsu bermunculan dalam ingatan dewa itu, sorot matanya semakin keruh... 　　Darah hijau tua mengambang di udara. Di bawah langit tak bertepi, siluet kodok raksasa perlahan membungkuk menyembah sosok merah marun yang kecil bagai semut. Chapter 1728 Ruang Rawat Keenam yang Terbuka 　　Menyaksikan pemandangan ini, Lingbao Tianzun dan dua dewa Cthulhu lain yang sedang mengepung Surga, membeku di tempat. 　　Di sisi lain medan perang, para dewa Da Xia yang terus memantau Surga juga menganga terkejut... 　　Ada apa ini? 　　Siapa sosok merah marun itu? Bisakah membuat dewa Cthulhu bersujud? 　　Tiga Dewa Pilar? Tapi 【Kekacauan】 tidak ada di sini. Jangan-jangan 【Kunci Gerbang】? 　　"Jubah itu..." Nezha memicingkan matanya menatap sosok yang tegak di pusat ukiran bulan, tiba-tiba membelalak, "【Malam】?! Dia Lin Qiye!" 　　Nyala api hijau kebiruan menyala senyap di permukaan bulan. 　　Di persimpangan dua "bekas tebasan" yang menembus lingkaran logam itu, tepat di pusat jejak 【Malam】 yang tercetak, sehelai jubah merah marun melayang-layang perlahan. 　　“Sang Panglima Zuo……” 　　Lin Qiye bahkan tak melirik kodok hitam yang terjatuh berlutut itu. Pandangannya terus menatap ke kejauhan di tanah tempat pedang lurus tertancap di bawah tanah. 　　Nyala hijau berkedut di bilah pedang. Jejak 【Malam】 yang menerangi langit di bawah kakinya, ada karena pedang itu. 　　Ini adalah panggilan terakhir Zuo Qing yang menuntun mereka ke sini. 　　Di balik jubah merah marun, kedua kepalan Lin Qiye perlahan meremas erat. Pandangannya menyapu langit runtuh yang akan hancur berantakan, medan perang para dewa yang dikepung dewa dari mitologi Cthulhu, lalu akhirnya tertahan di suatu kehampaan di kejauhan. 　　“Rumah Sakit Jiwa Para Dewa?” Kilat dingin yang menyeramkan berkedip di mata Lin Qiye, “Ternyata Nya……” 　　“Qiye!” 　　Di atas Surga, suara berat Lingbao Tianzun menggema, “Bantu aku!” 　　Tanpa satu kodok hitam yang mengepung, tekanan di Surga berkurang drastis. Langsung Lingbao Tianzun mencabut kembali seutas benang dari dirinya sendiri, menebas dewa Cthulhu lainnya. Energi spiritual yang dahsyat mengalir deras dari Surga. Kerajaan dewa sebesar ini terus mendorong ke celah sambil menahan wibawa ilahi para dewa Cthulhu dalam segel! 　　Lin Qiye menyipitkan matanya, langsung memberi perintah: “Kodok hitam.” 　　Duum! 　　Di bawah lilitan tak terhitung benang-benang karma, dewa dari mitologi Cthulhu yang berbentuk seperti kodok itu tiba-tiba melompat dari permukaan bulan. Siluetnya bagai peluru meriam yang melesat tajam, menubruk keras dewa Cthulhu terakhir yang menyerang Surga. Kedua dewa itu terjatuh di permukaan bulan yang berbukit-bukit, bergulat sengit. Dua gelombang wibawa ilahi yang mengerikan langsung meratakan beberapa puncak gunung dalam sekejap! 　　Tanpa gangguan kekuatan eksternal, kilatan spiritual muncul di sorot mata Lingbao Tianzun. Kedua tangannya terus menyusun mantra, lubang hitam Hunyuan mekar dari dasar Surga, langsung menyobek tentakel-tentakel mengerikan yang menjulur dari celah segel menjadi pecahan kaca. 　　Dor——！！ 　　Surga mantap menutupi celah tersebut. Energi spiritual berkilauan membanjiri segel, memaksa menutup lubang hitam tempat para dewa Cthulhu kabur. 　　Setelah semua ini selesai, Lingbao Tianzun baru menghela napas lega. 　　Sosok merah marun mendarat dengan lincah di dalam Surga. 　　"Kamu adalah Lin Qiye dari tahun itu, benar kan?" Lingbao Tianzun tersenyum. 　　Lin Qiye tersenyum tipis. Pandangannya menatap Lingbao Tianzun beberapa saat, kilatan kompleks berkedip di matanya. "Dulu tidak terasa... Setelah bertemu dengan versi dua ribu tahun yang lalu, baru sadar ada perbedaan." 　　"Berbeda?" 　　"Dibandingkan Lingbao Tianzun masa lalu, ada bayangan Bai Li Pangpang yang lebih kuat dalam dirimu sekarang." 　　Lingbao Tianzun tertegun. 　　Ekspresi Lin Qiye terlihat sedikit kaku saat sudut mulutnya mengembang... Dia sudah lupa berapa tahun sejak terakhir kali tersenyum, senyuman yang mulai asing ini membuat pipinya terasa kaku secara tidak natural. 　　“Bagaimana cara kamu membuat dewa dari mitologi Cthulhu itu patuh? Apa kamu sudah menjadi dewa?” 　　“Setengah jalan.” Lin Qiye menatap telapak tangannya, “Selama dua ribu tahun ini, aku hanya menguasai hukum 'sebab' dalam konsep 'karma', belum lengkap. Bisa dibilang setengah dewa karma... Adapun dewa Cthulhu itu, aku hanya melukainya lalu menggunakan darah-dagingnya sebagai media untuk menciptakan rantai karma palsu. Kira-kira setengah jam lagi, dia akan sadar kembali.” 　　Lingbao Tianzun melirik ke arah medan perang di kejauhan dan bertanya: 　　“Setelah merencanakan selama bertahun-tahun, pasti ada cara untuk menghentikan semua ini, kan?” 　　“Menghentikan... Tidak cukup.” Senyuman di wajah Lin Qiye berangsur memudar, aura muram kembali menyelimutinya. Matanya tertuju pada pedang Zuo Qing di pangkuannya, “Aku juga akan membuat mereka MEMBAYAR semua ini.” 　　Lingbao Tianzun mengangguk halus, “Aku akan tetap di sini menjaga celah pertahanan. Masa depan Surga dan umat manusia... kupercayakan padamu... Kapten.” 　　Sorot mata Lin Qiye berkedip tajam. Tatapan mereka saling bertaut, senyum tipis mengembang serempak. 　　Dengan erat menggenggam Pedang Ame-no-Murakumo, tubuhnya melesat bagikan kilat menghilang di ujung cakrawala. 　　Setelah melintasi ratusan kilometer, Lin Qiye mengerem laju di atas sebuah kawah raksasa. 　　Tatapannya menukik ke bawah, kelopak matanya menyempit seperti pisau: 　　“Sudah lama kalian kucuri barangku, sekarang sudah waktunya untuk mengembalikannya...【Kekacauan】.” 　　Secercah benang-benang karma menyusuri telapak tangannya, menghilang dalam kehampaan lubang dalam. Beberapa saat kemudian, tubuh Lin Qiye menghilang begitu saja. 　　…… 　　Rumah Sakit Jiwa Para Dewa. 　　Dug——!! 　　Sebuah siluet terlempar keluar dari ruang kegelapan raksasa, menghancurkan sebuah gedung menjadi pecahan-pecahan. 　　"Hukh hukh hukh..." Di tengah lautan debu yang beterbangan, sosok Yuan Shi Tianzun perlahan bangkit, jubah Taonya sudah penuh darah. 　　Matanya menyipit tajam menatap sosok yang keluar dari kegelapan, bola matanya dipenuhi kengerian dan ketegangan. 　　"Bisa memaksakan diri menghancurkan Ruang Kegelapanku dan kabur... Pantas disebut Yuan Shi Tianzun." 【Kekacauan】 mengenakan jas lab putih, berjalan santai di atas halaman rumput, "Tapi bertahan dengan susah payah seperti ini, apa artinya?" 　　"Kalian sudah menghancurkan empat semesta?" Yuan Shi Tianzun tersentak dari keterkejutannya melihat empat peti hitam pemakaman semesta gila, "Mengapa kalian melakukan ini?" 　　"Apakah menghancurkan perlu alasan?" 【Kekacauan】 berkata datar, "Di empat semesta sebelumnya, semua makhluk yang melawan kita sudah terjebak dalam kegilaan abadi... Kalian akan menjadi yang berikutnya." 　　Telapak tangan berdarah Yuan Shi Tianzun perlahan mengepal. Sekarang dia mengerti bagaimana Mikael tewas... Di hadapan empat peti hitam yang mengubur semesta gila, tak ada makhluk hidup yang bisa mempertahankan kesadarannya, dewa tertinggi pun tidak terkecuali. 　　“Mereka tidak bisa kabur dari rumah sakit jiwa ini,【Kekacauan】di sini juga dalam kondisi tak terkalahkan, ditambah empat peti hitam yang mampu menggulingkan segalanya... Semua kemungkinan telah diblokir, mereka hanya punya dua pilihan: menjadi gila dikendalikan【Kekacauan】atau bunuh diri.” 　　Yuan Shi Tianzun menarik napas dalam-dalam, sorot matanya memancarkan tekad bulat. Tepat saat dia bersiap mengakhiri nyawanya, suara ketukan pintu yang jernih terdengar dari kejauhan. 　　Tap-tap—— 　　Suara ini bukan berasal dari peti hitam, melainkan ketukan pintu yang sesungguhnya. 　　Begitu mendengar suara ini,【Kekacauan】terdiam sejenak. Dengan wajah penuh tanya, dia menoleh dan menemukan sumber suara berasal dari deretan ruang rawat di lantai dua rumah sakit. 　　“Sepertinya pasien Nomor Tiga kita masih belum mau menyerah.”【Kekacauan】memandang secara natural ke arah Ruang Rawat Nomor Tiga tempat Dao De Tianzun berada, tertawa merendahkan tanpa menganggap serius. 　　Tap-tap-tap——！ 　　Suara ketukan pintu kembali menggema. 　　Senyum【Kekacauan】tiba-tiba membeku di wajahnya. 　　Kali ini, Nya mendengar dengan jelas... Sumber suara bukan dari Ruang Rawat Nomor Tiga, melainkan dari ruangan paling ujung di lantai dua... 　　Ruang Rawat Keenam！ 　　Tap-tap-tap-tap——！！ 　　Bersamaan dengan suara ketukan, plat nama yang awalnya bertuliskan "？" tiba-tiba berubah menjadi pola lain -ukiran lingkaran "〇" bersilangan dengan tanda "X", seolah dua bekas tebasan membelah kegelapan malam, penuh tekanan dan misteri. 　　Kreek—— 　　Di bawah pandangan tertegun 【Kekacauan】, pintu Ruang Rawat Keenam ini terbuka dari dalam... 　　Siluet merah marun muncul perlahan. 　　"Bertemu lagi... 【Kekacauan】." Chapter 1729 Anda Bisa Memanggilku... Dokter Lin 　　Saat melihat jelas wajah itu, pupil【Kekacauan】menyempit tiba-tiba! 　　"Kau?!" 【Kekacauan】berbicara dengan kebingungan, "Ini mustahil... Kenapa kau bisa ada di sini?!" 　　Lin Qiye berdiri di lorong depan ruang rawat lantai dua, memandang tenang ke bawah ke arah 【Kekacauan】, lalu berbicara pelan: 　　"Kau sepertinya lupa, awalnya akulah tuannya... Ada hubungan karma antara kami, dan selama ada hubungan kausalitas, aku bisa masuk." 　　【Kekacauan】menatap tajam Lin Qiye, di atas kepalanya muncul segaris progress bar: 　　"Progress Penyembuhan Lin Qiye: 83%" 　　【Kekacauan】terdiam sejenak, lalu tertawa terbahak: "Lalu apa? Kau keluar dari ruang rawat, berarti kau pasien di sini. Sebagai pasien, kau tak bisa melukaiku... Kehadiranmu hanya menambah korban saja." 　　Suaranya berhenti, 【Kekacauan】mengangkat telapak tangan, siluet cahaya di sekitarnya runtuh dengan cepat berubah menjadi sorotan cahaya penghancur yang melesat deras ke arah lorong lantai dua! 　　Alis Yuan Shi Tianzun berkerut, tubuhnya melesat maju! 　　Dor——!! 　　Sekuntum bunga emas mekar di kehampaan, merobek-robek sorot cahaya itu dalam kekosongan. Yuan Shi Tianzun yang mengenakan jubah Tao berlumuran darah berdiri lemah di hadapan Lin Qiye, berkata serak: 　　“Lin Qiye, ini bukan tempat yang seharusnya kamu datangi... cepat pergilah.” 　　Lin Qiye menggelengkan kepala. Dia melangkah melewati sisi Yuan Shi Tianzun, malah berdiri tepat di hadapannya. 　　Melihat punggung merah marun yang tegak di hadapannya, Yuan Shi Tianzun tertegun sejenak. “Yang Mulia, selama ribuan tahun lalu, manusia titipan Surga... kali ini, biarlah kami yang maju.” Suara Lin Qiye terdengar pelan dari depan. 　　Alis Yuan Shi Tianzun berkerut. Saat hendak berkata lagi, tiba-tiba ia menyadari aura Lin Qiye ini seolah berbeda dengan yang pernah dikenalnya... Padahal bau dan tubuhnya sama persis, tapi seakan berubah menjadi pribadi lain yang misterius dan asing. 　　“Kamu...” Ekspresi kebingungan muncul di wajah Yuan Shi Tianzun. 　　“Lin Qiye, kau terlalu percaya diri.” 【Kekacauan】 mengembangkan sudut bibirnya, “Waktu berkunjung dulu di tempat ini, aku sudah merampas rumah sakit jiwamu, merebut tubuh jasmanimu... Kenapa kamu masih belum belajar dari pengalaman? Sebuah Hongmeng Lingtai memberi berapa banyak keberanian? Jangan lupa, sekarang aku yang jadi tuan rumah di rumah sakit ini. Dengan apa kamu melawanku?” 　　“Rumah sakit ini, tidak pernah memiliki tuan rumah... Ini yang kamu katakan sendiri padaku saat merebutnya.” Lin Qiye berbicara dengan tenang, “Dulu aku bukan, sekarang kamu... juga bukan. Kamu hanya memakai baju ini, menyematkan gelar direktur pada dirimu, merampas sebagian kemampuannya. Rumah sakit ini sama sepertimu, berasal dari luar dunia ini, dan ia juga memiliki kesadarannya sendiri. Menurutmu, apakah ia akan rela terus dijarah sepihak olehmu, direndahkan menjadi alat pembunuh dewa?” 　　“Tidak mau lalu bagaimana?” 【Kekacauan】 mendengus dingin, “Kesadaran rumah sakit ini sudah kuhancurkan menjadi abu. Sekarang, tekadkulah yang menjadi kesadarannya! Akulah satu-satunya tuan rumahnya.” 　　“Apakah benar sudah menjadi abu, atau... ia sengaja menyembunyikan dirinya sendiri?” 　　Mendengar kalimat ini, alis 【Kekacauan】 sedikit berkerut. 　　“Sembunyi? Ke mana mungkin ia bersembunyi? Di tubuhmu?” 　　“Saat merebut rumah sakit ini, kamu sudah mengusirku keluar. Tentu saja tidak mungkin disembunyikan di tubuhku. Tapi jangan lupa, di rumah sakit ini selain aku... ada makhluk hidup lain.” Lin Qiye mengulurkan tangan, menunjuk lantai di bawah kakinya, “Contohnya, para perawat?” 　　【Kekacauan】 seakan teringat sesuatu, wajahnya menjadi muram, “Kumpulan 'misteri' rendahan yang bahkan tidak layak disebut mitos? Menurutmu, apakah kesadaran rumah sakit dari luar dimensi ini akan memilih mereka?” 　　Lin Qiye menatap 【Kekacauan】 untuk waktu yang lama, tidak menjawab pertanyaan-Nya, malah balik bertanya: 　　“Kamu tahu, apa kelemahan terbesarmu?” 　　【Kekacauan】mengerutkan alis tanpa bicara. 　　“Kamu terlalu sombong.” Lin Qiye berbicara pelan, “Kau adalah Tiga Dewa Pilar dari mitologi Cthulhu, sekaligus yang terkuat... Bagi manusia hanyalah makhluk rendahan, kau suka mengobservasi, meniru, mempermainkan mereka, seperti manusia yang gemar melihat semut pindah sarang. Kau menikmati sensasi puas saat menguak pikiran dan gerak-gerik makhluk hina. Di matamu, 'misteri' sama hinanya dengan manusia. Tapi kau melupakan satu hal... Di setiap ras, selalu ada yang istimewa.” 　　【Kekacauan】memandang Lin Qiye, tak paham mengapa dia bicara demikian... Saat Nya hendak mengakhiri masalah ini, suara pintu terbuka bergema dari belakang. 　　Kreek—— 　　Datang lagi? 　　Mendengar derit pintu, jantung【Kekacauan】berdebar. Saat menoleh, yang terbuka bukanlah pintu ruang rawat manapun... Melainkan pintu Ruang Direktur. 　　Siluet berbaju perawat hijau tua perlahan keluar dari dalam. 　　Di telapak tangannya, pion putih memancarkan cahaya redup! 　　Menyaksikan wajah yang lama tak terlihat, sudut mulut Lin Qiye mengembang, “Lama tidak bertemu... Li Yifei.” 　　"Hehe." Li Yifei melihat pion di tangannya, tersenyum, "Paman Merlin memang benar, bahkan aku pun punya peran yang tak tergantikan... Sudah bertahun-tahun aku menunggu, hari ini akhirnya datang juga, sialan!" 　　Dia meremas erat pion di tangannya, lalu melemparkannya ke arah Lin Qiye. Seberkas cahaya melesat melintasi kehampaan, mendarat tepat di telapak tangan Lin Qiye! 　　"Mengurung kami di sel penjara ya?! Menganggap kami bukan manusia ya?! 【Kekacauan】 si tua bangka! Aku sudah lama menahan amarah padamu!" Li Yifei melambai tangan dengan gagah berani, berteriak, "Qiye! Hajar Nya!!!" 　　Cahaya gemilang merekah dari pion di telapak tangan Lin Qiye. Kesadaran rumah sakit jiwa yang terpendam lama dalam tubuh Li Yifei, akhirnya muncul kembali ke dunia! 　　Tanah yang retak mulai diperbaiki dengan cepat, hamparan rumput gersang terbakar lalu tumbuh kembali. Sorotan misterius terkumpul di tubuh Lin Qiye, semua aturan rumah sakit ini mengalir deras ke arahnya! 　　Itu adalah amarah semua perawat yang terkurung di sel penjara, menderita siksaan tak berkesudahan! 　　Itu adalah permusuhan dan kegelisahan yang lahir dari kesadaran rumah sakit jiwa yang terkikis oleh 【Kekacauan】! 　　Itulah langkah pertama dalam permainan catur yang telah berlangsung dua ribu tahun, sekaligus langkah penentu yang mengubah keadaan dunia. Namanya... adalah Li Yifei! 　　Pada saat ini, jas lab putih yang menyelimuti 【Kekacauan】 tiba-tiba terbakar sendiri, dalam sekejap berubah menjadi abu beterbangan dan menghilang. Nya tertegun memandangi kedua tangan-Nya, sebuah panel ilusi berbinar di atas kepala-Nya... 　　“Progress penyembuhan Nyarlathotep: 95%” 　　Bersamaan dengan itu, di plat nama pintu Ruang Rawat Keenam rumah sakit tersebut, jejak yang semula perlahan memudar, berubah kembali menjadi kegelapan yang terus bergolak. 　　Identitas pasien dan dokter bertukar dalam sekejap! 　　Lin Qiye menggapai ke udara kosong, sebuah jas lab baru tiba-tiba muncul di bahunya. Dari saku jas putih itu, Ia mengeluarkan kacamata hitam besar dan memakannya pelan di batang hidung. Dengan senyum menyejukkan, Ia berjalan mendekati 【Kekacauan】 yang terpana, "Halo, pasien nomor enamku, Nyarlathotep. Namaku Lin Qiye, dokter penanggung jawab medismu, sekaligus direktur rumah sakit ini. Kau boleh memanggilku... Dokter Lin." 　　Malam ini sampai rumah, besok mulai update tiga chapter lagi~ Chapter 1730: Kembalikan Tubuhku 　　Mendengar ucapan familiar namun menusuk itu, wajah 【Kekacauan】 menjadi sangat muram. 　　Nya menoleh memandang papan catur di tengah halaman yang semula dipenuhi bidak hitam, kini separuh pion telah terendam putih... Ini menandakan sebagian Tanda Kekuasaan rumah sakit yang semula milik-Nya, telah sepenuhnya jatuh ke tangan Lin Qiye! 　　Sejak Nya merebut rumah sakit jiwa, terus berusaha menjarah Tanda kekuasaan rumah sakit... Meski awalnya ada hambatan, tapi semakin lama semakin mudah... 　　Nya mengira kesadaran rumah sakit terlalu lemah, benar-benar kehilangan daya tahan... Tapi tak disangka, diam-diam malah memindahkan semua Tanda kekuasaan ke ular manusia remeh seperti semut?? 　　【Kekacauan】mati-matian baru bisa merebut rumah sakit dari tangan Lin Qiye, tapi malah direbut kembali dengan pasrah oleh perawat yang ditinggalkannya! 　　Dada Nya naik turun hebat. 　　"Kalian... mempermainkan Aku?" 　　"Dua kali kau mengatur skenario, nyaris merenggut nyawaku... Kali ini, giliranku." 　　Lin Qiye mendorong ringan kacamata hitam besar di batang hidungnya. Ruang rawat ketiga yang terkunci di lantai dua rumah sakit jiwa terbuka sendiri. Siluet berjubah Tao hitam-putih muncul dari dalamnya. 　　Itu adalah Dao De Tianzun yang dikurung oleh 【Kekacauan】. 　　Senyum mengembang di mulut Yuan Shi Tianzun. Ia dan Dao De Tianzun berdiri di kedua sisi Lin Qiye. Dua wibawa ilahi tertinggi menghantam turun! 　　Dua Yang Mulia, ditambah Lin Qiye yang tak terkalahkan di rumah sakit jiwa... Tanda kekuasaan berganti, identitas bertukar... Situasi pasti menang 【Kekacauan】 berubah drastis. 　　"Pedang... Bangkitlah." 　　【Dao De Tianzun】Yang Mulia Dao De menggerakkan ujung jarinya, pedang kayu di punggungnya langsung melesat terbang. Seketika, seluruh rumah sakit jiwa hanya menyisakan warna hitam-putih. Sebilah pedang kayu menembus kehampaan, mengarah tepat ke dada 【Kekacauan】. Wajah 【Kekacauan】berubah pucat, sepasang tangan raksasa hitam tiba-tiba menyembul dari kehampaan, menggenggam erat pedang kayu itu. Wibawa ilahi menakutkan dari dewa mitologi Cthulhu bergesekan gila-gilaan dengan pedang kayu, gelombang kejut yang tercipta langsung menyobek-nyobek jubah hitam misterius itu jadi pecahan kaca, disertai dada yang berlumuran darah. 　　Saat 【Kekacauan】meninggalkan rumah sakit jiwa dulu, tidak memiliki tubuh fisik. Kini tubuh yang dipakaiNya malah hasil merebut langsung dari Lin Qiye. Tanpa perlindungan tak terkalahkan dari rumah sakit jiwa, tubuh manusia biasa ini sulit menerima serangan dewa tertinggi. 　　Bersamaan dengan itu, sebuah siluet menyambar ke belakangNya. Bunga-bunga emas beterbangan di udara, Yuan Shi Tianzun merapatkan kedua telapak tangan membentuk mudra, riak cahaya emas menakutkan menyebar dari bawah kakinya! 　　Pupil mata 【Kekacauan】menyempit, tubuhnya langsung menghilang di tempat. Pada momen berikutnya, sebuah mantra ledak muncul di kehampaan, bagaikan matahari terik yang gemerlap mekar di atas halaman. 　　Luka bakar hitam legam muncul di permukaan kulit 【Kekacauan】, lalu langsung sembuh total. Ia mengerutkan alis memandang dua Yang Mulia di hadapannya, ekspresi wajahnya sangat muram. 　　“Ini kalian yang memaksaku.” 　　Di dalam mata 【Kekacauan】muncul secercah kebencian, suara ketukan sayup-sayup tiba-tiba terdengar dari belakang. 　　"Tiba-tiba, bayangan gelap yang tidak beres merekah dari bawah kaki-Nya, membentuk siluet ruang gelap raksasa. Empat peti hitam tergantung di belakang 【Hundun】, energi terkontaminasi yang dingin dan gila mengalir deras darinya!" 　　"Melihat empat peti hitam itu, wajah Yuan Shi Tianzun berubah pucat:" 　　"Hati-hati! Peti mati itu berisi semesta yang terkontaminasi, memiliki kekuatan polusi yang sangat kuat." 　　"Dao De Tianzun menyambar kembali pedang kayu di langit-langit, seolah menyadari bau tidak beres yang terpancar dari peti-peti itu. Tubuhnya langsung menegang." 　　"Serahkan padaku." 　　"Lin Qiye berbicara dengan tenang. Dia melangkah langsung menuju ruang gelap raksasa itu." 　　"Melihat Lin Qiye berani mendekat tanpa takut mati, 【Hundun】 mengedipkan mata dengan kilatan dingin. Suara menggema dengan nada marah:" 　　"Tidak tahu diri..." 　　"【Hundun】 pernah memegang Tanda Kekuasaan rumah sakit jiwa. Dia sangat paham: meski Lin Qiye memegang tanda itu, mustahil menahan polusi mental dari empat semesta. Cukup memaksanya hingga gila, maka tanda kekuasaan akan kembali ke tangan-Nya." 　　Duum—— Duum—— Duum—— 　　"Suara ketukan sayup-sayup bergema dari empat peti hitam. Namun Lin Qiye seolah tuli, terus melangkah dengan mantap mendekati peti-peti itu." 　　Suara ketukan semakin terburu-buru, aura menakutkan yang mampu melucuti akal para makhluk ambang tertinggi mengamuk tak terkendali, namun bilah progress penyembuhan di atas kepala Lin Qiye tetap tanpa fluktuasi sedikit pun. Bola matanya menatap【Kekacauan】di kejauhan, ekspresinya tenang luar biasa. 　　Sung——! 　　Siluet berjubah lab putih itu tiba-tiba menghilang. Saat muncul kembali, tubuhnya telah berada di depan salah satu peti hitam. Telapak tangannya menghantam permukaan peti dengan keras menimbulkan suara sayup-sayup, energi primordial Hongmeng mengalir deras dari sela jemarinya. Kekuatan mengerikan itu langsung meluncurkan peti hitam tersebut dari langit, dengan presisi menghantam Ruang Rawat Nomor 1 di lantai dua rumah sakit! 　　Bersamaan dengan itu, pintu ruang rawat secara misterius terbuka. Ruangan remang-remang yang dalam itu menyapu peti hitam pertama. Begitu pintu terkunci dari dalam, suara ketukan yang mencekik pun sirna. 　　Plat nama Ruang Rawat Nomor 1 perlahan berubah, akhirnya membeku menjadi gambar langit dalam yang dipenuhi kerlipan bintang-bintang. 　　Alam semesta dalam peti mati itu, tak lain adalah seorang "pasien" yang terjebak dalam jurang kegilaan. 　　Melihat Lin Qiye menggunakan satu ruang rawat untuk menyegel sebuah peti hitam, pupil【Kekacauan】gemetar hebat. Dengan rasa tak percaya ia berseru: "Bagaimana mungkin?! Mengapa kamu tidak terkontaminasi olehnya?" 　　Harus diketahui, apa yang tersembunyi dalam empat peti hitam ini adalah energi terkontaminasi yang cukup untuk mengguncang semesta, sekaligus salah satu kartu as terkuat 【Kekacauan】. Bahkan Malaikat Agung Mikhael dan dua Yang Mulia tak mampu melawannya... Bagaimana mungkin Lin Qiye, seorang manusia biasa, bisa mengabaikan kontaminasi ini? 　　Pada saat itu, 【Kekacauan】seperti tersadar akan sesuatu, "Jangkar? Jangkar dalam jiwamu yang terdalam, itu bisa menahan kontaminasi mereka?" 　　Sejak mengusir jiwa Lin Qiye dari tubuhnya, 【Kekacauan】telah melihat keberadaan 'jangkar' itu. Tapi Nya tak menyangka Lin Qiye bisa bertahan hidup setelahnya, apalagi kembali dengan cara seperti ini... Hampir saja Nya melupakan hal ini. 　　Lin Qiye berbicara dengan tenang, "Di dunia ini, tak ada yang namanya takdir... Di balik segala hal yang tampak pasti, hanyalah pion-pion karma. Luasnya ruang-waktu tak terbatas, tanpa dorongan karma dari belakang, bagaimana mungkin kita kebetulan menemukan lokasi Kuil Dewa Leluhur kala itu?" 　　Tok-tok-tok——! 　　Tubuh Lin Qiye berkedip-kilat, mengunci sisa peti hitam ke dalam ruang rawat yang tersisa. Suara ketukan terburu-buru itu terhenti mendadak, sementara ruangan gelap raksasa di sekitar mulai menghilang dengan cepat! 　　【Kekacauan】 Tubuh yang gelap menghilang seketika, dua siluet Taois muncul di sisi kiri dan kanan【Kekacauan】, nuansa Tao tertinggi meledak tiba-tiba. Dua Yang Mulia bekerja sama menahan tubuh【Kekacauan】, dalam debu tebal, sebuah lengan berjubah lab putih tiba-tiba menggenggam kerah baju-Nya! 　　Di bawah pandangan membekukan tulang Lin Qiye, secercah-cercah benang karma melilit di telapak tangannya! 　　"Kembalikan tubuhku...kembalikan!!!" 　　Braak! 　　Telapak tangan yang dipenuhi karma itu menindih dahi-Nya dengan keras! Chapter 1731 Balas Dendam Lin Qiye 　　2000 tahun lalu,【Kekacauan】di tempat inilah yang dengan satu pukulan mengusir jiwanya dan menguasai tubuh makhluk unik di dunia ini. 　　Sekarang, Lin Qiye akan merebutnya kembali dengan tangan sendiri! 　　Benang-benang karma tak terhitung melilit tubuh jasmani ini, tubuh【Kekacauan】seperti dipanggil oleh sesuatu, mulai bergetar hebat. Sebuah kekuatan misterius menindih jiwa-Nya gila-gilaan, berusaha mengusirnya keluar dari tubuh! 　　Harus diketahui, tubuh jasmani ini memang milik Lin Qiye sejak awal. Antara mereka terikat karma paling erat di dunia, dan inilah "kunci" untuk pulang ke rumahnya. 　　Meski dengan tingkatan saat ini, sama sekali tak mampu melawan jiwa【Kekacauan】secara frontal, tapi dengan bantuan dua Yang Mulia, situasi menjadi benar-benar berbeda. 　　Sebuah siluet samar perlahan terdesak keluar dari tubuh, menyusul puluhan benang-benang karma yang menghujam ke tanah. Sosok pria berkulit hitam yang sebelumnya dikendalikan oleh dua Yang Mulia itu tiba-tiba berubah bentuk, berangsur kembali ke wujud aslinya sebagai "Lin Qiye". 　　Jiwa【Kekacauan】terhempas di halaman rumah sakit jiwa, membuyarkan lautan debu ke udara. 　　Tanpa jiwa, tubuh jasmani Lin Qiye seketika terjatuh bagai lumpur. Kini, ia hanya menjadi kulit manusia yang kosong meski mengandung beberapa Divine Ruins dan energi vital. Jiwa Lin Qiye tetap berada dalam Hongmeng Lingtai. 　　Lin Qiye dari Lingtai segera mengulurkan tangan menggenggam jasad ini. Benang-benang karma menyusup melalui pergelangan tangan, menyelinap masuk ke dalam tubuh yang hampa. Seketika, jasad itu mulai berdiri tegak, melayang di udara layak boneka kayu yang diikat tali. 　　Dua sosok "Lin Qiye" berdampingan, saling berpandangan. 　　Memandangi replika dirinya yang kaku ini, Lin Qiye merasa aneh. Tapi ia tak berniat memindahkan jiwanya kembali ke tubuh lama. Bagaimanapun, tubuh manusia terbaik pun takkan bisa menandingi Hongmeng Lingtai yang setara dewa dan berumur abadi. 　　Adapun tubuh aslinya, Lin Qiye punya rencana. Lewat kendali benang karma, ia bisa mengubahnya menjadi semacam klon—meski tanpa kesadaran mandiri. 　　Di tengah halaman yang retak, 【Kekacauan】 yang kembali menjadi jiwa berdiri dengan susah payah, Nya menatap dua sosok Lin Qiye di langit-langit, wajahnya muram luar biasa! 　　“Sialan!!” 　　Nya menghabiskan waktu dan energi begitu besar untuk merebut rumah sakit jiwa dan tubuh jasmani itu, tapi baru sebentar sudah direbut kembali oleh Lin Qiye... Bukan hanya usaha sia-sia, sekarang bahkan keamanan jiwanya sendiri pun menjadi masalah. 　　Duum——! 　　Sebuah siluet terjatuh dari langit-langit ke tanah retak, Lin Qiye yang berselimut jubah merah marun melangkah pelan mendekati 【Kekacauan】. Saat bola matanya menyipit, sebilah pedang patah mendarat di telapak tangannya. 　　Awalnya 【Kekacauan】 menguasai tubuh jasmaninya, Lin Qiye menghindari penggunaan Pedang Ame-no-Murakumo demi mencegah "dirinya" terluka. Tapi sekarang situasinya berbeda. 　　Merebut kembali kendali rumah sakit jiwa, menggunakan "jangkar" yang dipersiapkan sebelumnya untuk melawan kontaminasi, menyegel empat peti hitam berisi senjata rahasia 【Kekacauan】, memisahkan jiwa Nya dari tubuh jasmani sendiri... Sebagian besar langkah strategis ini telah dihitung oleh Biksu Takdir, dan setelah serangkaian langkah ini, situasi berkembang ke tahap yang canggung. 　　Di sini, sebagai "pasien", 【Kekacauan】 tak bisa melukai Direktur Lin; 　　Dan Pedang Ame-no-Murakumo "bisa menebas apapun" yang digenggam Direktur Lin, tak hanya mampu melukai jiwa 【Kekacauan】, tapi juga membuat lukanya tak kunjung sembuh... Ini adalah keunggulan mutlak yang dibawa aturan, sekaligus takluk tanpa ampun yang melampaui strata! 　　Sejak detik ini, balas dendam baru saja dimulai. 　　Lin Qiye menggenggam Pedang Ame-no-Murakumo, di balik pandangan membekunya tersirat kemarahan dan niat membunuh yang belum pernah terlihat sebelumnya! 　　Tubuhnya menyambar di tanah retak, 【Kekacauan】wajah berubah pucat, seketika berubah menjadi Sosok Firaun yang menyimbolkan penghancuran, deretan bola keruh mengkristal di dimensi, aura penghancuran yang mengamuk memenuhi seluruh rumah sakit jiwa! 　　Dor——！！！ 　　Sorot cahaya kekar menembus kehampaan, membuat ruang-waktu melengkung oleh panasnya, meski 【Kekacauan】kehilangan rumah sakit dan tubuh jasmani, jiwa-nya tetap memiliki pasukan tingkat tertinggi. Satu sorotan cahaya di sini bisa melenyapkan separuh daratan dalam setengah detik. 　　Selain rumah sakit, segala sesuatu di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa lenyap dalam sorotan cahaya, bahkan papan nama besar di luar dinding pagar dan pintu besi berubah menjadi debu dunia. Di tengah dunia kelabu, hanya tersisa sebuah rumah sakit yang beterbangan sendirian. 　　Tapi meski begitu, siluet putih tetap meruntuhkan sorotan cahaya tanpa luka, menyambar ke hadapan 【Kekacauan】! 　　【……Ujung pedang yang retak meruntuhkan permukaan 【Kekacauan】, tenggelam dalam-dalam di antara jiwa-jiwa. Lin Qiye menggenggam erat gagang pedangnya, ini pertama kalinya dia sedekat ini dengan pipi 【Kekacauan】. 　　Dalam kebingungan, dia kembali melihat wajah mengerikan itu, dengan senyum santainya: 　　【……Selama bertahun-tahun aku mengintai diam-diam, rencana apa yang sebenarnya kususun……Harusnya tidak sulit kutebak, kan? Direktur Lin?】 　　【……Kau sudah menguasainya terlalu lama, Direktur Lin……Benda ini, memang bukan hakmu! Mulai hari ini, aku Nyarlathotep, adalah tuannya yang baru!】 　　【……Selama mengintai di rumah sakit jiwa ini, ada dua hal yang kuinginkan. Pertama, rumah sakit ini. Kedua……Coba tebak apa?】 　　【……Satu lagi, adalah dirimu……】 　　Genggaman Lin Qiye semakin mengencang, rasa sakit hebat membuat mulut 【Kekacauan】 berkedut gugup. Dengan suara parau dia bersuara: 　　“Suka merebut barang orang, ya?” 　　Hah——！ 　　Ujung pedang dicabut dari jiwa 【Kekacauan】, lalu ditusukkan kembali ke bagian lain. Noda darah aneh merembes dari dalam jiwa, perlahan merendam bilah pedang. 　　【……Kau tebak?】 　　【Aku? Tentu saja aku adalah Yelander, Pemurah Agung Gereja Suci Barat yang paling tak mementingkan diri!?】 　　【……Hahahahahaha……Ya! Benar! Ekspresi inilah yang kutunggu! Kebingungan, keterkejutan, kebingungan, ketakutan……Sungguh indah! Sungguh luar biasa!】 　　【……Aku sengaja menunjukkan progres penguasaanku atas rumah sakit jiwa ini di hadapan kalian semua, tapi kalian tetap tidak bisa menebak maknanya……Setiap kali melihat ekspresi bingung kalian, sangat menghibur!】 　　【……Dramatis, sungguh dramatis! Di era mana pun, kamu memang selalu memberikanku pengalaman terbaik! Hahaha……】 　　“Suka mempermainkan pikiran manusia ya?!！” 　　Lin Qiye memutar gagang pedang dengan kasar, tubuh 【Kekacauan】 disobeknya dengan gila, rasa sakit hebat membanjiri pikiran 【Kekacauan】, Nya menatap tajam wajah di hadapannya, amarah tak terbendung menggelora di hati!! 　　Sebagai Tiga Dewa Pilar dari mitologi Cthulhu yang terhormat, kapan pernah Nya dipermalukan oleh semut manusia hingga level seperti ini?！ 　　Dada Firaun Hitam tiba-tiba terkoyak, sepasang lengan pucat tak wajar menjulur keluar, dengan kasar menggenggam kedua tangan Lin Qiye yang memegang pedang, mengunci postur tubuhnya. Mulut 【Kekacauan】 terbuka, Tentakel yang padat membanjir keluar, langsung menenggelamkan tubuh Lin Qiye. Meski tak bisa melukainya, mengurungnya dengan cara ini bukanlah hal sulit. 　　【Kekacauan】 yang baru saja menarik napas setelah ditusuk berkali-kali oleh Pedang Ame-no-Murakumo, tiba-tiba melihat siluet muncul dari kegelapan malam. Lingkaran sihir panggilan berkilauan menyambar, disusul kilau pedang yang tiba-tiba menembus punggung 【Kekacauan】! 　　Pupil Nya menyempit hebat! 　　"Yang kedua 'Lin Qiye' menggenggam Pedang Ame-no-Murakumo, dikendalikan oleh benang-benang karma, perlahan mendekati telinga 【Kekacauan】 dari belakang. Bibirnya terbuka ringan, berkata dengan nada mengejek: 　　"Kamu melakukan dengan baik... janin."