Bab 1732: Menekan 【Kekacauan】!

　　Kalimat sederhana ini langsung menyalakan kekerasan dan kegilaan 【Kekacauan】! 　　Nya yang semula berada di atas umat manusia, mempermainkan manusia seperti mainan semut, kini semua yang Nya lakukan dipaksa berbalik menimpa diri-Nya sendiri. Perbedaan ekspektasi dan realita ini membuat Sang Mulia yang sombong itu seolah diinjak-injak ke tanah kotor paling jorok. 　　Pedang Ame-no-Murakumo yang Nya patahkan sendiri, meski ditebas ratusan kali, belum tentu bisa membunuh-Nya; 　　Tapi satu kalimat Lin Qiye membuat Nya lebih menderita daripada disiksa seribu pisau! 　　Saat ini, bahkan Nya sendiri tak sadar: Sang Ahli Permain Hati, justru emosinya sedang dipermainkan Lin Qiye... Seperti kata Lin Qiye, karma yang 【Kekacauan】 berikan dulu, akan dikembalikan seluruhnya! 　　"Lin Qiye!! Kau pikir dengan menguasai rumah sakit ini bisa selamanya menginjakku?!" 【Kekacauan】 yang berluka-luka mengaum marah, "Aku adalah 【Kekacauan】 yang Merayap!! Manusia biasa sepertimu ingin mengalahkanku? Masih 10 juta tahun terlalu awal!" 　　【Kekacauan】 tubuhnya berhamburan di tempat, seketika melepaskan diri dari tajamnya Pedang Ame-no-Murakumo. Deretan titik cahaya samar menyebar di udara, bagai kabut yang menyelimuti seluruh rumah sakit jiwa. 　　Seketika itu, kedua Lin Qiye dan dua Yang Mulia pun tertutup di dalamnya. 　　Aura seram yang tidak beres mulai merambat di udara. Hati Lin Qiye berdebar, tiba-tiba muncul firasat buruk yang sangat mencekam. Sebelum sempat bergerak, titik-titik cahaya keruh di sekitarnya bersama ruang-waktu langsung runtuh dengan cepat ke pusat! 　　Keruntuhan ini terjadi terlalu cepat. Dari udara tinggi terlihat seperti lubang hitam yang tiba-tiba lahir di semesta raya. Namun yang membedakan, lubang hitam ini bukan gelap total, melainkan samar-samar memancarkan semburat merah... 　　Di pusat lubang hitam ini, terkontaminasi gaya Cthulhu terlihat jelas sedang menyebar liar. Seperti puluhan tentakel tak kasat mata menjulur dari mulut lubang, bergerak-gerak kacau siap menelan segalanya. Bahkan Rumah Sakit Jiwa Para Dewa yang tinggal menyisakan satu gedung pun tak kuasa menahan tarikan ke pusat lubang itu. 　　Itulah wujud paling kuno 【Kekacauan】， sekaligus bentuk paling mengerikan yang tak terdefinisi... Sebuah lubang hitam penuh kejahatan dan kekacauan yang meluap-luap. 　　【Kekacauan】 berubah menjadi lubang hitam dalam sekejap, tiga kabut darah meledak dari kehampaan. Tubuh jasmani Lin Qiye langsung hancur berkeping menjadi kabut darah, bagai nyamuk yang dipukul mati sembarangan. Bahkan Yang Mulia Yuan Zhi dan Dao De terpaksa tercerai-berai, dalam sekejap mata langsung terluka parah! 　　Hanya Lin Qiye yang dilindungi rumah sakit jiwa ini yang tetap utuh tanpa cedera sedikit pun sebelum kehancuran mutlak ini. Dia memandang Lubang Hitam Kejahatan yang terus runtuh itu dengan wajah sangat tegang. 　　Tak disangkanya, 【Kekacauan】 yang hanya tersisa jiwa ini masih menyimpan kekuatan mengerikan seperti ini, bahkan bisa melukai dua Yang Mulia dalam sekejap! Andai bukan karena perlindungan rumah sakit jiwa ini, mungkin dia sudah tewas di tempat. 　　Pantas saja Nya selalu mengklaim diri sebagai yang terkuat di antara Tiga Dewa Pilar... Begitu berubah menjadi bentuk seperti ini, tak ada satu pun yang bisa melawannya dalam pemahaman Lin Qiye. 　　Dia harus segera menyingkirkan Lubang Hitam Kejahatan ini. Kalau tidak, bahkan dua Yang Mulia pun tak bisa bertahan lama lagi. 　　Di tengah kehampaan, jas lab putih Lin Qiye berkibar sendiri tanpa angin. Dia mengangkat telapak tangan, lalu menekan ke arah lubang hitam yang terus runtuh itu dari udara! 　　Di atas lubang hitam yang berputar, pintu kamar raksasa yang menutupi langit mulai terbentuk, perlahan menindih lubang hitam... Bersamaan dengan itu, di lima posisi - atas, bawah, kiri, kanan, belakang - dinding putih tak berujung muncul bagai kubus sempurna yang semakin menyatu, siap mengurung lubang hitam di dalamnya! 　　Suara teriakan samar bergema dari pusat lubang hitam, seolah teriakan geram 【Kekacauan】 yang tak rela. Tentakel tak kasat mata itu menyusuri dengan gila, mencoba menghalangi dinding dan pintu kamar yang terus mendekat ini. Meski begitu, hanya sedikit memperlambat kecepatan mereka. 　　Lin Qiye melihat dari langit pemandangan ini. Telapak tangan yang melayang itu perlahan meremas menjadi kepalan. Enam permukaan datar di sekitar lubang hitam pun semakin mendekat. Dalam deram teriakan geram 【Kekacauan】, akhirnya menyatu rapat sempurna bagai... 　　Persis seperti ruang rawat yang terkunci dari dalam. 　　Pada saat ruang rawat terbentuk seketika, aura penghancur dahsyat itu tiba-tiba menghilang. Garis profil rumah sakit jiwa cepat tergambar di luar ruangan ini. Distorsi ruang-waktu di sekeliling membuat kehampaan tempat Lin Qiye berada berubah menjadi lorong lantai dua rumah sakit. Kini ia kembali berdiri di depan pintu ruang rawat yang menyegel 【Kekacauan】. 　　Ruang Rawat Keenam. 　　Lin Qiye yang berjubah lab putih mengangkat kepala memandang plat nama 【Kekacauan】 di Ruang Rawat Keenam. Punggungnya sudah basah kuyup oleh keringat dingin. 　　【Kekacauan】 dalam kondisi seperti itu benar-benar mengerikan. Ia bahkan bisa ikut campur dalam aturan rumah sakit. Andai bukan karena Lin Qiye paksa menggunakan kekuatan rumah sakit untuk menahannya kembali ke ruang rawat, bisa jadi Nya benar-benar mampu menghancurkan tembok perlindungan rumah sakit dan kabur ke luar. 　　Kalau Ia sampai kabur ke luar, perlindungan rumah sakit akan tidak bekerja. Urusan itu benar-benar bakal bermasalah... 　　Dengan 【Kekacauan】 yang terkunci di ruang rawat, lantai dan fasilitas rumah sakit jiwa yang sebelumnya hancur perlahan mulai memperbaiki diri. Siluet Rumah Sakit Jiwa Para Dewa kembali terbentuk, sementara dua siluet penuh luka terjatuh dengan lemah di hamparan rumput kering. 　　"Yang Mulia, Kalian baik-baik saja?" Lin Qiye mendekati mereka dan bertanya dengan khawatir. 　　"Tidak ada ancaman pada nyawa..." Yuan Shi Tianzun batuk beberapa kali dengan getir, "Untunglah ada kamu... Kalau tidak, kita pasti mati." 　　"Tanpa bertapa ratusan tahun, mungkin sulit untuk pulih sepenuhnya." Dao De Tianzun memandang pedang kayu penuh retakan di tangannya dengan ekspresi tak berdaya, "Luka kami bisa sembuh. Sayangnya tubuh jasmanimu..." 　　Dua dewa tertinggi ini masih bisa menahan kekuatan lubang hitam itu, tapi tubuh asli Lin Qiye yang tidak sekuat mereka langsung hancur berkeping-keping oleh 【Kekacauan】. Padahal di tubuh itu masih tersisa puluhan Divine Ruins, inti kegelapan, serta 【Ranah Dewa Fana】 terakhir di dunia. 　　"Tidak sayang." Lin Qiye tersenyum, "Sebenarnya masih ada satu kartu as tersembunyi di tubuh itu..." 　　Lin Qiye menoleh ke kejauhan. Di antara kabut darah yang beterbangan, secercah rambut monyet perlahan menghilang. Pada momen berikutnya, tubuhnya yang sudah menjadi kabut darah itu berkumpul kembali! 　　Rambut penyelamat ketiga! 　　“Saat Lin Qiye terakhir kali memilih kemampuan Sun Wukong, dia mendapat kesempatan tiga kali【Rambut Penyelamat】. Dua kali telah digunakan di Asgard, sementara rambut terakhir tetap tersimpan di tubuh jasmani itu.” 　　Sekarang,【Rambut Penyelamat】ketiga inilah yang berhasil memperbaiki tubuh jasmani ini. 　　Melihat situasi ini, kedua Yang Mulia mulai bersantai. Setelah menyingkirkan【Kekacauan】yang paling merepotkan, kondisi fisik dan mental mereka benar-benar terkuras. 　　“Yang Mulia, aku akan mengantar kalian keluar.” Lin Qiye menghantamkan tangannya, dan tubuh ketiga orang itu pun menghilang dari Rumah Sakit Jiwa Para Dewa. 　　Ketika mereka muncul kembali, mereka telah berada di permukaan bulan yang asli. 　　Cahaya ledakan yang menyilaukan menembus kegelapan semesta, memantulkan kilatan beruntun di tanah abu-abu pucat. Lin Qiye menatap ke arah para dewa Da Xia yang mulai terdesak di antariksa, bola matanya menyipit... 　　“Bagian utama baru akan dimulai sekarang.” Chapter 1733 Meninggalkan Pulau 　　Meskipun【Kekacauan】telah ditekan di rumah sakit jiwa, krisis saat ini jauh lebih kompleks dari itu. 　　Lebih dari sepuluh dewa dari Mitologi Cthulhu yang kabur dari bulan sedang bertempur dengan para dewa Da Xia di kedalaman angkasa. Dalam pertarungan tingkat tinggi seperti ini, dewa sekunder hampir tak berguna, sementara dewa utama Da Xia bersama tiga pasukan bantuan manusia hanya bisa menahan serangan maksimal delapan dewa Cthulhu secara bersamaan. 　　“Dengan Surga menekan celah di Bulan, beberapa dewa dari mitologi Cthulhu yang terakhir kabur telah menyerah menyerang Surga, dan langsung berpindah arah menerjang menuju Bumi melewati medan Perang Dewa.” 　　“Di sisi lain Bulan, kedua Yang Mulia melihat ini, ketegangan muncul di dahi mereka.” 　　“Sial... Jumlah dewa Cthulhu yang kabur terlalu banyak. Surga tak sanggup menghadapi.” 　　“Kedua Yang Mulia tentu ingin membantu para dewa Da Xia, tapi luka mereka terlalu parah akibat serangan mematikan dari 【Kekacauan】. Jangankan bertarung dengan dewa Cthulhu, sekadar mempertahankan tubuh jasmani yang hancur ini saja sulit.” 　　“Yang Mulia.” Lin Qiye berkata dengan suara berat, “Luka kalian terlalu parah. Lebih baik stabilkan dulu tubuh agar tidak hancur. Urusan medan perang... serahkan padaku.” 　　“Mendengar ini, Dao De Tianzun terlihat ragu, “Lin Qiye, kami tahu kekuatanmu sekarang melonjak drastis. Tapi hanya dengan kekuatanmu sendiri, bagaimana bisa menahan lima dewa Cthulhu itu?”” 　　“Lima dewa Cthulhu setara dengan pasukan belasan dewa utama Bumi. Bahkan manusia yang menjadi dewa pun butuh tujuh delapan Shen Qingzhu atau Zhou Ping.” 　　“Lin Qiye sekuat apapun belum mencapai ambang tertinggi, bahkan belum jadi dewa. Satu orang melawan lima dewa Cthulhu sama dengan mengigau.” 　　“Lin Qiye menggelengkan kepala. Dia mengeluarkan pion putih dari dekapan, lalu menatap tenang ke arah Bumi:” 　　“Aku... bukan sendirian.” 　　…… 　　“Da Xia.” 　　“Pulau Nasib Negara.” 　　Di tengah arus deras Qi Yun negara Da Xia yang terus bergolak, siluet muda berbaju zirah seakan merasakan sesuatu, perlahan membuka kedua bola matanya... 　　Dia menunduk memandang telapak tangannya, di mana sebuah pion putih memancarkan kilau samar, seolah sedang bercerita. 　　"Yeye..." 　　Seorang wanita cantik berbusana resmi bergaya Barat datang dari ujung barisan Qi Yun negara, dengan mantap melepas tusuk konde hingga rambut hitam legamnya berhamburan di bahu. 　　Di ujung tusuk konde itu, sebongkah pion berkilau seperti giok putih juga memancarkan cahaya redup. 　　"Ya." Huo Qubing mengangguk ringan, lalu berdiri sambil menatap kehampaan di atasnya, "Hari ini... akhirnya tiba." 　　Genggaman tangannya pada senjata panjang tiba-tiba mengencang! 　　Sorot cahaya gemerlap menyambar langit dan bumi seketika, gelombang kejut mengerikan terus menyebar dari sinar itu, memantulkan langit malam gelap gulita menjadi terang seperti siang bolong! 　　Dor——!! 　　Guntur mengguruh melintasi angkasa, tsunami membentuk lingkaran raksasa yang gila-gilaan tersedot menjauhi Pulau, angin kencang menyapu setiap sudut pulau, pepohonan di lereng gunung bergoyang hebat seolah akan tercabut akarnya! 　　"Apa yang terjadi?!" Li Kengqiang, Panglima Tertinggi Generasi Kedua Penjaga Malam, berdiri di tebing sambil memandangi sinar mengerikan yang menembus dari bawah tanah, "Ada apa dengan Yeye? Kenapa hari ini api kemarahannya menyala begitu hebat?" 　　“Tidakkah kamu menyadarinya? Di luar angkasa, sepertinya ada gelombang kekuatan dewa skala besar.” Wang Qing, Sang Panglima Generasi Keempat, menatap ke langit, “Di tempat yang tak terlihat oleh kita, Perang Dewa sudah dimulai.” 　　Di tengah ombak yang menggelegar, seorang pemuda berkemeja putih menggenggam Fangtian Huaji beterbangan keluar, mendarat dengan mantap di sisi dua orang. Dia adalah Tang Yusheng, Sang Panglima Generasi Ketiga dari Penjaga Malam. 　　“Seluruh perairan sudah tercabik menjadi bubur kacau. Dengan bau menakutkan seperti ini, apakah Yeye sudah...” 　　“Maksudmu, Yeye mau melangkahkan kaki ke tahap itu?!” Suara Li Kengqiang semakin tinggi seolah teringat sesuatu. 　　“Santo Pedang Zhou Ping bisa menciptakan hukumnya sendiri, menjadi Dewa Pedang... Menurutmu, bakat Yeye kalah jauh darinya?” 　　“Dua ribu tahun lalu Yeye gagal melangkah karena umurnya pendek sejak lahir. Tapi setelah bertahun-tahun mengendap dalam nasib negara, pasti sudah waktunya dia melangkah sekarang.” 　　“Bisakah wujud Pahlawan menjadi dewa?” 　　“Wujud Pahlawan tak mungkin jadi dewa...” Dari sisi lain jalan gunung, Nie Jinshan berbaju Zhongshan melangkah pelan, ekspresinya rumit, “Tapi, bagaimana jika Yeye meninggalkan wujud Pahlawan ini?” 　　Mendengar kalimat ini, ketiga panglima lainnya tertegun, lalu bereaksi cepat. Tiba-tiba mereka memandang ke arah sorot cahaya yang menyala-nyala, “Maksudmu, Yeye dia...” 　　Sorot cahaya yang menjulang perlahan lenyap. Dua siluet menembus kehampaan, langsung muncul di hadapan keempat orang. 　　Saat dua siluet ini muncul, tekanan wibawa yang menggelegak menerobos semesta. Salah satunya mengenakan baju zirah sambil menggenggam senjata panjang, niat pembunuhan dan dentang senjata tajam yang bercampur seolah hendak menembus langit. Yang lain memakai pakaian resmi bergaya Barat, anggun dan tenang, puluhan wajah menempel gila-gilaan di balik jubahnya, bola matanya sedalam dasar danau musim dingin. 　　"Sudah bertemu dengan Yeye, sudah bertemu Senior Gongyang." Empat Sang Panglima membungkuk memberi hormat. 　　Sejak mereka berubah menjadi Pahlawan dan menginjakkan kaki di pulau ini, kedua sosok itu telah ada... Dan sampai sekarang, mereka tak pernah merasakan bau menakutkan seperti ini dari kedua sosok itu! 　　"Nie Jinshan." Suara Huo Qubing terdengar pelan. 　　"Ya." 　　"Mulai hari ini, arus deras Qi Yun negara di bawah pulau ini kuserahkan padamu." 　　Tubuh Nie Jinshan bergetar hebat. Meski sudah menebak hasilnya, mendengar nasihat Yeye langsung, tetap saja tak bisa diterimanya. 　　"Yeye, Yang Mulia Gongyang, kalian sungguh mau melakukan ini?" Aura wajah Nie Jinshan yang selama ini dingin seperti gunung es, untuk pertama kalinya menunjukkan gelombang emosi yang begitu kuat. "Jika Pahlawan meninggalkan pemeliharaan Qi Yun negara, nyawa akan memasuki hitungan mundur... Kalian... tak akan bisa kembali selamanya." 　　"Marquis ini berjaga di Jalur Naga Da Xia selama dua ribu tahun, demi hari ini." Suara Huo Qubing datar bagai permukaan danau beku. "Jika tubuh cacat ini tak bisa berperang demi fajar umat manusia, apa artinya Marquis ini hidup ribuan tahun sebagai mayat bernyawa?" 　　“Kalau begitu Jinshan bersedia menyusul kalian berdua!” 　　Nie Jinshan mengeratkan giginya, berkata dengan tegas. 　　“Bangsat!” Gongyang Wan menyipitkan matanya, suara dingin menggema, “Nie Jinshan, kau lupa apa yang kukatakan padamu? Jika kau ikut kami berdua, lalu siapa yang akan menjaga Jalur Naga Da Xia?! Jangan lupa, kau sekarang adalah Panglima Tertinggi pertama Da Xia, bukan anak kecil yang tak mengerti apa-apa! Jangan biarkan emosimu menguasai akal sehat! Yang harus kau pedulikan adalah nasib wilayah ini, bukan Yeye dan aku.” 　　Nie Jinshan memandang wajah yang familiar itu, dalam kebingungannya, seolah kembali ke hari hujan di masa kecilnya... Kedua kepalannya mengepal kencang, setelah lama berjuang batin, akhirnya menarik napas dalam-dalam: 　　“Ya, Yang Mulia Gongyang.” 　　Pandangan Huo Qubing menyapu wajah para Panglima satu per satu, matanya memancarkan pujian dan kebahagiaan. 　　Selama 2000 tahun lebih ia menjaga nasib negara, hampir setiap orang di sini ia saksikan tumbuh dewasa - dari awal menunjukan bakat, perlahan meraih jabatan Panglima, hingga akhirnya gugur di medan perang dan tiba di pulau ini... Setiap dari mereka adalah penerus yang diakui Huo Qubing. 　　Untungnya, dunia ini masih memiliki generasi penerus seperti mereka yang perlahan memandu manusia hingga masa kini. 　　“Marquis ini, pergi juga...” 　　Huo Qubing mengalihkan pandangannya, menginjakkan kaki satu langkah. Tubuhnya muncul kembali ratusan li di udara, diikuti oleh bayangan Gongyang Wan yang menyusul di belakang! 　　“Dia menundukkan kepala melihat bidak putih di tangannya, di sorot matanya, semangat bertarung yang telah sunyi selama ribuan tahun kembali menyala!” 　　“Hanya terdengar suara lembut, pion ini langsung hancur menjadi serbuk di genggamannya, beterbangan diterpa angin kencang...” 　　“Selama dua ribu tahun bersembunyi, kini saatnya melangkahkan kaki kita sendiri.” “Chapter 1734 Pertempuran Menuju Tuhan” 　　Lembaga Penyekatan. 　　Tujuh siluet berbaju hitam berhenti pelan di depan landasan. 　　Lao Gou Wu menarik tudungnya, memandang siluet familiar di tengah landasan, berkata pasrah: 　　“Lama tidak bertemu, Dokter Li.” 　　Di tengah landasan, siluet berjubah lab putih menyimpan kedua tangan di saku, membelakangi mereka sambil mendongak ke taburan bintang, angin menerbangkan sudut bajunya berkibar-kibar. 　　Dialah tuan rumah Lembaga Penyekatan ini, direktur Rumah Sakit Jiwa Sinar Matahari, sekaligus dokter yang menemani Lao Gou Wu selama bertahun-tahun, Li Yangguang. 　　“Iya, lama tidak bertemu.” Dokter Li menoleh, senyum familiar yang ringan muncul di wajahnya. 　　“Kamu bilang mau mencariku... sebenarnya ada urusan apa?” 　　Dokter Li tidak menjawab. Dari landasan yang diterpa angin, dia melangkah pelan ke arah Lao Gou Wu. Cahaya lampu menyilaukan di kacamatanya membuat pandangannya tak terbaca. 　　Dia berhenti di hadapan Lao Gou Wu, mengeluarkan sesuatu dari saku dan menaruhnya di telapak tangan Lao Gou Wu. 　　Itu adalah sebuah bidak putih. 　　“Apa ini？” Tatapan Lao Gou Wu dipenuhi kebingungan. 　　“Manusia, membutuhkan【Wu Xiang】.” 　　Nada bicara Dokter Li terdengar sangat serius, belum pernah terlihat sebelumnya. 　　Lao Gou Wu tertegun, “Apa maksudmu？” 　　“Aku ingin kamu sementara melepaskan【Ling Mei】, dan sebagai anggota ketujuh Raja Ruins, menduplikasi area larangan lainnya.” 　　“...Tidak bisa.” Lao Gou Wu menggelengkan kepala, “【Wu Xiang】-ku hanya bisa menduplikasi satu area larangan secara sempurna dalam satu waktu. Bu Li sudah meninggal, di dunia ini hanya aku yang memiliki【Ling Mei】. Jika aku meninggalkannya, mereka tidak akan bisa dibangunkan lagi. Da Xia juga tidak akan punya Tim Khusus No.002.” 　　Mendengar ini, sudut mulut Dokter Li mengembang, seolah sudah menebak kekhawatiran ini sejak lama. 　　“Tenang, aku sudah mempersiapkan untukmu...” 　　Dia menoleh ke belakang, melihat siluet seseorang yang diborgol sedang diantar ke sini dari Lembaga Penyekatan, “Siapa bilang kamu adalah pemilik terakhir【Ling Mei】di dunia？” 　　…… 　　Luar angkasa. 　　Matahari menyilaukan terus menyala dan padam di kegelapan, puluhan siluet dewa bertarung sengit dengan dewa-dewa menakutkan dari mitologi Cthulhu, gelombang kejut pertarungan mereka dengan mudah menghancurkan satelit pengawas bulan di kejauhan menjadi debu. 　　“Jumlah mereka terlalu banyak! Sama sekali tidak bisa dihentikan！” 　　Trisula dan Tongkat Ajaib masing-masing menodong tubuh dua dewa dari mitologi Cthulhu, tapi terpental kembali oleh kekuatan dahsyat. Seekor siluet pohon iblis berlapis tentakel mengapung di kegelapan angkasa, lalu tiba-tiba meluncur seperti proyektil menyambar sisi tubuh Sun Wukong dan Yang Jian dengan kecepatan kilat! 　　Di belakang Nya, empat dewa Cthulhu lainnya berhasil menerobos pertahanan terakhir para dewa Da Xia, berturut-turut menerjang ke satu-satunya negara yang masih selamat di planet kelabu itu! 　　"Jangan biarkan mereka menjatuhkan Da Xia!" Sun Wukong mengaum keras. Kekuatan Fa Tian Xiang Di langsung teraktifasi, tubuh raksasa Kera Iblisnya menggenggam erat Tiang Penahan Lautan, lalu menerjang gila-gilaan ke arah para dewa Cthulhu itu. Tapi sebelum sempat menyusul, kepala cacing raksasa dari belakang tiba-tiba menggigit punggungnya! 　　Meski dalam wujud Fa Tian Xiang Di, postur Sun Wukong sudah sangat besar, tapi masih lebih kecil setengah lingkaran dibandingkan dewa-dewa Cthulhu ini. 　　Yang Jian juga mengaktifkan Fa Tian Xiang Di, membantu Sun Wukong melepaskan gigitan cacing itu. Saat menoleh kembali, lima dewa Cthulhu hampir menerobos masuk ke atmosfer Bumi! 　　Bersamaan dengan itu, siluet merah marun melesat dari Bulan bagai panah menembus medan Perang Dewa, langsung menarik perhatian banyak dewa Da Xia. 　　Melihat Lin Qiye sendirian menghadang lima dewa Cthulhu, wajah Yang Jian berubah pucat. "Monyet, cepat bantu dia!" 　　“Kamu pikir Aku tidak mau pergi?” Sun Wukong yang menggunakan kekuatan mengubah ukuran tubuh sesuai langit dan bumi menghadang langsung seorang dewa dari mitologi Cthulhu, suaranya berat, "Jumlah makhluk hantu ini terlalu banyak. Jika kita langsung meninggalkan medan perang di sini untuk menghadang lima itu, belum tentu bisa menghentikan mereka. Begitu keseimbangan jumlah pasukan di sini terganggu, para Dewa Emas lainnya akan langsung dikepung dan terkoyak menjadi pecahan kaca!" 　　“Kalau begitu harus bagaimana? Menyaksikan dia pergi untuk mati begitu saja?” 　　“Dia adalah Lin Qiye, tidak mudah mati.” Sun Wukong melirik ke arah siluet merah marun yang melesat, “Jangan lupa... sekarang, dia adalah satu-satunya 'mukjizat' yang tersisa di dunia.” 　　…… 　　Lima kilatan hitam dan satu cahaya merah marun terus bergema di ambang batas Bumi, menerjang ke satu-satunya negara yang selamat di dunia kelabu ini! 　　Meskipun kecepatan Lin Qiye sudah digerakkan hingga level tertinggi, dibandingkan dengan lima dewa dari mitologi Cthulhu itu, dia tetap hanya bisa menyamai mereka dengan susah payah. Tapi ini juga berarti, dia sama sekali tak bisa menghentikan Mereka sebelum lima dewa Cthulhu itu mendarat. 　　Sebuah suara dingin muncul dalam pikirannya: 　　"Segel bulan sudah kuhancurkan. Meski kau mengurungku di sini, berapa banyak yang bisa kau ubah?" 　　Mendengar suara familiar ini, alis Lin Qiye berkerut. Kesadarannya tenggelam ke dalam rumah sakit jiwa di pikirannya. Di sana terlihat 【Kekacauan】 yang tersegel di Ruang Rawat Keenam, sedang mengangkat kepala menatap kehampaan di atasnya sambil mencemooh. 　　【Kekacauan】Progress penyembuhan sudah mencapai 95%, memiliki kemampuan berbagi pandangan dengan Lin Qiye. Meski berada di dalam ruang rawat, tetap bisa melihat jelas pemandangan di luar. 　　"Di rumah sakit jiwa ini, aku memang tak bisa mengalahkanmu. Tapi di luar sana, bahkan jika kau pertaruhkan segalanya, berapa banyak dewa dari mitologi Cthulhu yang bisa kau hadapi?"【Kekacauan】berucap seram, suaranya seolah memiliki daya pikat magis, "Menyaksikan Da Xia hancur di hadapan mata sendiri, namun tak bisa menyelamatkannya... Lin Qiye, hanya segini kemampuanmu." 　　【Kekacauan】yang tersegel di dalam ruangan sama sekali tak bisa melukai Lin Qiye. Yang bisa dilakukannya hanyalah mengganggu pikiran Lin Qiye dengan kata-kata, tapi tentu saja Lin Qiye tak terpengaruh oleh rayuannya. 　　"Kemampuanku memang terbatas, tapi cukup untuk mengurungmu." Lin Qiye berbicara datar, "Aku juga tak pernah bilang bisa menghentikan malapeteka ini sendirian... Bukan cuma Lin Qiye yang membela umat manusia." 　　Sung sung——!! 　　Dua aliran cahaya menerjang keluar dari atmosfer, melayang diam di langit tinggi. 　　Seorang pria menyampirkan zirah berlumuran darah, senjata panjangnya bergerak lincah bagai naga. Ia menengadah, menyaksikan lima siluet dewa yang mendekat dengan cepat. Sorot matanya yang penuh tekanan memancarkan semangat bertarung yang belum pernah terlihat sebelumnya! 　　"Kekurangan dua ribu tahun silam... Hari ini, saatnya untuk ditambal..." ujanya pelan. 　　Raja Ruins keempat,【Dominasi Kaisar】, Huo Qubing! 　　Di sisi lain, rambut panjangnya terjuntai seperti air terjun, ribuan wajah berkedip di balik jubahnya, bagaikan monster humanoid yang menyatukan ratusan siluet. Di balik sorot matanya yang tenang bagaikan air, seolah memamerkan sepasang gigi taring yang mengerikan. 　　“Aura wajah dewa, itu belum pernah kukumpulkan.” Dia menjilat bibirnya, “Kalau bisa menelan dewa dari mitologi Cthulhu sebelum mati, itu sudah tak ada penyesalan.” 　　Raja Ruang kelima, 【Chang Sheng Yan】, Gongyang Wan! 　　Pada momen berikutnya, dua kekuatan hukum yang berbeda menyembur deras dari tubuh mereka! 　　Kedua hukum ini bukan berasal dari dewa, juga bukan dari dunia ini sendiri. 　　Ini adalah hukum yang tak pernah ada di dunia, sama seperti bekas pedang yang ditinggalkan Zhou Ping Sang Santo Pedang di siasat agung, tercipta dari tangan mereka sendiri - hukum menjadi dewa yang hanya milik manusia! 　　Akumulasi dua ribu tahun, endapan dua ribu tahun, mereka masing-masing memahami hukum uniknya dalam nasib negara dan dunia fana... Tapi mereka sudah meninggal. Hanya dengan tubuh pahlawan, sama sekali tak bisa menanggung kekuatan hukum untuk mencapai tingkat dewa. 　　Tapi dengan ritual rahasia terakhir 【Seni Menyimpan Jiwa】, mereka bisa meninggalkan pulau ini, dan dengan bantuan nasib negara, membentuk kembali tubuh jasmani dalam waktu singkat! 　　Meski sepuluh menit kemudian jiwa mereka akan tercerai-berai, di tengah waktu ini, cukup bagi mereka untuk bertempur dalam perang mencapai keilahian! Chapter 1735 Tujuh Raja 　　Kilatan petir yang menderu menenggelamkan siluet berbaju zirah berlumuran darah. Aura Huo Qubing meroket drastis, bersamaan dengan aura kekuatan ilahi yang mengamuk deras dari dalam tubuhnya! 　　Semangat perang tak terbendung dan kekuatan yang tak terhingga, mengalir keluar dari hukum yang mengatur itu. Dalam hukum tak tertandingi ini terkandung obsesi Huo Qubing semasa hidup maupun setelah menjadi pahlawan abadi. Itu adalah belas kasihan Marquis Juara bagi rakyat jelata, itu adalah kendali mutlak Sang Kaisar Dominasi atas segala sesuatu di dunia! 　　Itu adalah... 【Hukum Penguasa Mutlak】 yang khusus dimiliki Huo Qubing. 　　Dor——！！ 　　Sebuah siluet dewa menggenggam senjata panjang menyembul dari lautan guntur yang menari liar. Huo Qubing telah mencapai tingkat dewa! 　　Gongyang Wan mengibaskan lengan bajunya, di udara kosong sekitar langsung muncul wajah-wajah hidup: ada yang marah mengerikan, ada yang pasrah santai, ada yang sorot matanya tajam menyala, ada yang murung tertutup... 　　Ratusan wajah ini berjejer di sekitar Gongyang Wan, berkedip-kedip tak beraturan seperti kode rusak. Bersamaan itu, penampilan Gongyang Wan sendiri mulai kabur, berubah menjadi kabut samar yang tak jelas bentuknya. 　　Secercah hukum yang memancarkan aura dunia fana, tergenggam rapi di telapak tangannya. 　　Ini adalah hukum yang dipahaminya selama dua ribu tahun hidup abadi di dunia manusia, berat dan rumit, seolah memuat semua kemanusiaan yang pernah dilihat, didengar, dan ditelannya. Baik itu kebaikan maupun kejahatan, semua sifat manusia ini saling bertautan dan bercampur, membentuk sebuah wajah yang merepresentasikan seluruh makhluk di semesta! 　　Itu adalah 【Hukum Umat Manusia】 yang hanya dimiliki Gongyang Wan. 　　"Ketika penampakan umat manusia akhirnya membeku menjadi wajah asli Gongyang Wan, gelombang kekuatan dewa yang tak kalah dari Huo Qubing meledak dari dalam tubuhnya. Dengan pakaian resmi bergaya Barat yang elegan, dia berdiri tegak dengan tenang di udara kosong ketinggian." 　　"Yeye, kalau sudah menjadi dewa, bisakah Anda meninggalkan nama untuk diri sendiri?" 　　Huo Qubing diam sejenak, lalu berkata pelan: 　　"Manusia yang merebut hukum alam adalah dewa, manusia yang menciptakan hukum alam adalah xian... Kalau begitu, Marquis ini akan menjadi 【Maha Xian Prajurit】 yang melindungi umat manusia." 　　Begitu suara Huo Qubing berhenti, semua fenomena langit dan pegunungan bumi langsung terhenti! 　　Pada momen berikutnya, di bawah kekuatan hukum yang menguasai segalanya, semua benda berwujud bagaikan prajurit di tangan Yeye, mengeluarkan getaran yang memekakkan telinga! 　　Gongyang Wan mengangguk, tertawa kecil, "Aku tidak pandai memberi nama. Karena aku memiliki seribu wajah yang bisa berubah-ubah... sebut saja 【Xian Seribu Wajah】, bagaimana pendapat Yeye?" 　　"Setuju." 　　Huo Qubing mengangkat telapak tangan, lalu menekan dengan kuat ke arah langit Bumi! 　　Kekuatan... tidak, di bawah kekuatan hukum penguasa, sebuah formasi langit raksasa terbuka lebar di hadapan mereka. Kilatan petir tiga warna yang ganas mengalir deras dari kehampaan, bagaikan tembok bawah tanah yang terpencil di atas Bumi! 　　Di depan tembok tiga warna yang menjalin ini, lima siluet bergaya Cthulhu langsung melambat. Mereka memandangi dua sosok tak berarti yang berdiri tegak di depan tembok langit itu, lalu mengaum dengan suara memekakkan telinga! 　　Pada saat itu, dua siluet lagi keluar dari dalam tembok langit tersebut. 　　Huo Qubing memandang ke belakang, "Kamu terlambat, Hu Jia." 　　Dokter Li menyimpan kedua tangan di saku, tersenyum tak berdaya pada Huo Qubing dan Gongyang Wan, "Aku harus memimpin tim... ada penundaan di jalan." 　　Lao Gou Wu di samping tertegun memandang tembok bawah tanah langit yang megah, serta dua siluet kuno yang memancarkan aura dewa, sorot matanya dipenuhi kebingungan... 　　"Dokter Li, mereka ini...?" 　　"Ini Pemimpin Pertama Kantor Penjinak Roh Jahat, Marquis Juara Huo Qubing. Ini Pemimpin Kedua Gongyang Wan." 　　"Marquis Juara dan Gongyang Wan?" Lao Gou Wu tak tahu tentang Pulau Nasib Negara, apalagi tim 【Pahlawan】. Menyaksikan dua figur sejarah muncul di realita, seluruh tubuhnya gemetar! 　　"Kamu ini siapa sebenarnya?" Ia menoleh memandang Dokter Li. 　　Dokter Li tersenyum tipis, mendorong kacamata emas di batang hidungnya: 　　"Pemilik Raja Ruins ke-6 【Hexinyou】, Li Yangguang... Atau panggil saja nama asliku, Hu Jia." 　　"Hu Jia?" Lao Gou Wu bergumam. Ia pernah melihat nama ini di nisan markas Penjaga Malam, peringkatnya sangat tinggi, sezaman dengan Huo Qubing dan Gongyang Wan. 　　Ekspresinya berubah rumit, "Sudah kuduga, kau pasti bukan orang biasa." 　　Dokter Li menampar bahu miliknya, memperkenalkan kepada Huo Qubing dan rekannya, "Ini adalah Raja Ruins Ketujuh, pemilik 【Wu Xiang】, Wu Tongxuan." 　　"Ya." Huo Qubing mengangguk perlahan. 　　"Ngomong-ngomong, mengapa Raja Ruins yang peringkatnya tinggi semuanya ada di era kalian?" Lao Gou Wu mengerutkan kening penuh tanda tanya. 　　Dokter Li menggelengkan kepala, "Raja Ruins bukanlah Raja Ruins sejak awal... Karena kitalah, mereka disebut sebagai Raja Ruins." 　　"...Apa maksudmu?" 　　"Karakter 'Raja' dalam frasa Raja Ruins bukan merujuk pada area larangan itu sendiri, tapi pada mantan pemiliknya. Di era paling awal, kita adalah yang terkuat di dunia manusia, jadi keturunan menyebut area larangan kita sebagai 'Raja'... Dan urutan Raja Ruins juga mengikuti urutan kekuatan kita, mengerti sekarang?" 　　"Lalu aku? Aku tidak berasal dari eramu!" 　　"【Wu Xiang】mu sangat spesial, bisa berubah menjadi 'Raja' mana pun. Itu sebabnya dimasukkan secara khusus dalam urutan Raja Ruins." Dokter Li menunjuk pion di tangannya, "Keberadaanmu juga merupakan bagian penting dalam perang ini." 　　"Jadi kemampuan mana yang ingin kau tiru dariku?" 　　Saat Dokter Li hendak menjawab, siluet biru tua tiba-tiba menginjakkan kaki keluar dari udara kosong, muncul di depan tembok guntur! 　　Melihat siluet itu, sudut mulut Dokter Li mengembang, "Lihat, dia datang juga akhirnya?" 　　"Lao Gou Wu mengikuti pandangannya, dan melihat sosok yang menyampirkan jubah Han biru tua, bertelanjang kaki berdiri tegak di atas kehampaan, kekuatan ilahi bergulung keluar dari dalam tubuhnya - dia telah memasuki barisan para dewa! 　　Melihat wajah yang familiar itu, Lao Gou Wu tertegun. 　　Raja Ruins Ketiga, 【Abadi】, Jia Lan! 　　"Jia Lan sudah pernah bertemu Yeye." Jia Lan membungkuk hormat ringan. 　　"Apakah kamu juga sudah menciptakan keabadian..." Huo Qubing mengangguk, "Lin Qiye di mana?" 　　"Dia, segera tiba." 　　Suara datar menggema dari balik tembok bawah tanah. Sosok berjubah kasaya berlumpur menyatukan kedua tangan, melangkah pelan keluar. 　　Raja Ruins Kedua, 【Buddha Takdir】, Biksu Takdir. 　　Menatap wajah yang sangat familiar itu, Jia Lan tidak menunjukkan gejolak emosi yang berarti, karena dia tahu itu hanya individu yang ditumbuhkan dari 【Konsep yang Telah Ditakdirkan】, bukan Lin Qiye. 　　Cahaya merah marun menggesek di atas lima dewa dari mitologi Cthulhu, mantap melayang di depan tembok bawah tanah. Sorot mata Jia Lan langsung berbinar! 　　Pandangannya bersilangan dengan orang itu. Bola mata yang terakhir gemetar tiba-tiba, tapi dewa-dewa Cthulhu sudah mendekat. Dia tetap berusaha meredam kalut di hatinya, meski sudut mulutnya tak bisa menahan mengembang. 　　"Lama tidak bertemu... Jia Lan." 　　Raja Ruins Pertama, 【Sebab Tanpa Alasan】, Lin Qiye! 　　Di luar Tembok Fenomena Langit yang membentang melintasi langit bumi, tujuh siluet berdiri tegak. Mereka adalah partisipan dalam permainan catur besar ini, sekaligus tujuh "Raja" terkuat sejak zaman kuno! 　　...Dimulai dari kuil runtuh dua ribu tahun silam, karma telah menuntun mereka hingga akhirnya berdiri di sini. 　　Pertahanan terakhir para dewa Surga mereka adalah kartu as manusia yang tersembunyi paling dalam dalam permainan catur besar ini! 　　Lin Qiye menengadah, menatap kehampaan di atasnya. Ia tahu di lapisan paling atas ruang-waktu tak terbatas, ada pintu yang diam-diam mengawasi pemandangan ini. 　　Di sudut mulutnya muncul senyuman datar, "Mahatahu dan mahamelihat? Langkah catur ini...apakah sudah kau perhitungkan?" Chapter 1736 Dewa Pikiran 　　【Kekacauan】di dalam ruang rawat, menyaksikan pemandangan ini melalui kedua kelopak mata Lin Qiye, wajahnya menjadi sangat muram. 　　Dari mana asalnya orang-orang ini?? 　　Nya mengira setelah para dewa Da Xia habis dikerahkan, tak ada lagi di bumi yang bisa menghentikan lima dewa dari mitologi Cthulhu ini. Kecuali Da Xia bisa memunculkan kerajaan dewa baru secara tiba-tiba. Tapi Nya sama sekali tak menyangka, Lin Qiye malah memunculkan tiga dewa manusia yang baru naik tingkat! 　　Tentu saja, dengan tiga "Imortal" ini ingin menghentikan lima dewa dari mitologi Cthulhu, itu sama saja dengan mimpi di siang bolong. 　　Di depan Tembok Fenomena Langit, Huo Qubing dan Gongyang Wan memulai gerakan pertama, menerjang dua dewa dari mitologi Cthulhu yang ada di hadapan. 　　Gambaran dewa-dewa dari mitologi Cthulhu sangat khusus. Yang dihadapi Huo Qubing adalah substansi tak berbentuk yang terus berputar, seukuran puncak gunung, terus-menerus terurai dan berubah warna di tepi bumi, bagaikan Rubik's cube cair dengan ratusan miliar sisi. 　　Saat Huo Qubing menggerakkan tangannya, puluhan ribu senjata panjang bercahaya petir muncul dari permukaan dinding langit, menghujam bagai hujan ke arah dewa yang tidak beres itu. Setelah keheningan singkat, sorot-sorot api membara menyala dari permukaan tubuh-Nya, menerangi sudut semesta! 　　Mulut raksasa yang mengerikan membuka dari permukaan Rubik's cube cair. Tubuh-Nya seketika berubah menjadi ular raksasa yang terdistorsi, membuka mulut yang menutupi langit. Huo Qubing menginjak kilat petir sambil bergerak di tepi bumi, terus menghindari serangan gigitan dewa ini. Sementara itu, kekuatan penguasa digerakkan dengan gila-gilaan, senjata panjang bercahaya petir yang tak terhitung jumlahnya bagai artileri menyelimuti medan perang ini, mengurung kedua tubuh mereka. 　　Yang dihadapi Gongyang Wan adalah kabut tipis biru tua. Mata raksasa berkedip-kedip bagai nyala api di atas kabut itu, memancarkan aura yang luar biasa agung. Bahkan Seribu Wajah Manusia Dewa yang telah mencapai status dewa pun terlihat tak berarti seperti semut di hadapan-Nya. 　　Biksu Takdir menyipitkan bola matanya, ujung jari yang dililit benang-benang karma bergetar halus. Seolah sedang menghitung sesuatu, beberapa saat kemudian ia melayang ke angkasa. "Aku akan membantu Gongyang Wan." 　　“Huo Qubing, Gongyang Wan, dan Biksu Takdir berhasil mengendalikan dua dewa dari mitologi Cthulhu, namun tiga dewa lainnya tidak berhenti, justru menerjang ke arah empat orang yang tersisa!” 　　“Dari keempat orang itu, Dokter Li, Lao Gou Wu, dan Lin Qiye belum mencapai tingkat dewa. Hanya Jia Lan seorang diri yang mustahil menahan serangan tiga dewa dari mitologi Cthulhu.” 　　Jia Lan menoleh memandang Lin Qiye. 　　“Lakukan apa yang bisa kau lakukan... Sisanya, serahkan padaku.” Lin Qiye tersenyum. 　　“Baik.” Jia Lan hendak bertindak, tiba-tiba seperti teringat sesuatu. Pipinya memerah saat menatap Lin Qiye, “Janjimu dua ribu tahun lalu... masih berlaku?” 　　“Tentu saja berlaku.” 　　“Bagus! Aku berangkat!” 　　Tubuh Jia Lan berubah menjadi aliran cahaya biru tua, menerjang masuk ke dalam bintang merah menyala yang menyempit. Bintang ini berbeda dengan dewa Cthulhu yang pernah menghantam Bumi dua ribu tahun lalu - ukurannya hanya sepersepuluh juta dari yang dulu, sebesar meteor biasa. Tapi permukaannya dipenuhi lava merah membara, bagai inti bintang yang terus menyemburkan panas mengerikan ke sekitarnya! 　　Panas ini memutar ruang-waktu di sekitar inti bintang. Meski di ambang tertinggi sekalipun, mustahil mendekat dengan mudah. Tapi Jia Lan seperti tak peduli, nekat menerjang masuk ke dalam lautan lava ini! 　　Pada momen berikutnya, seluruh inti bintang mulai bergetar halus, seolah ada sesuatu yang sedang mengaduk tubuh Nya dengan ganas! 　　"Berhasil?" Dokter Li bertanya. 　　Lao Gou Wu pelan-pelan menarik kembali telapak tangannya, "Ya." 　　Baru saja, ujung jari Lao Gou Wu menyentuh rambut Jia Lan. Raja Ruins ke-7 【Wu Xiang】diaktifkan, langsung mereplikasi sempurna 【Abadi】dari tubuh Jia Lan. Dalam hal pertahanan, bahkan mandi di dalam bintang pun bukan masalah. 　　"Tapi meski aku punya 【Abadi】, peluang menang melawan benda itu hampir nol..." Lao Gou Wu melirik dewa-dewa dari mitologi Cthulhu yang terus mendekat, bertanya dengan suara berat, "Selanjutnya bagaimana?" 　　Dokter Li diam. Jarinya menggenggam kacamata emas, melepasnya pelan-pelan. Sorot matanya memancarkan cahaya putih gemerlap! 　　Tingkatannya juga mulai bergerak dari langit-langit manusia, terus-menerus menyerang tingkatan yang lebih tinggi! 　　"Kau juga akan menjadi dewa?!" Melihat pemandangan ini, Lao Gou Wu terkejut. 　　"Aku sudah mencapai langit-langit manusia lebih dari seratus tahun... Bukankah wajar jika menjadi dewa?" Dokter Li mengangkat bahu, "Tapi bakatku tidak setinggi Yeye atau Yang Mulia Gongyang. Tidak bisa menciptakan hukum yang mengatur sendiri. Untungnya dewa-dewa di era ini sudah hampir punah, masih banyak hukum tersisa untuk kupilih." 　　Telapak tangannya menggenggam udara, secercah hukum terpancar dari kehampaan. Hukum ini adalah salah satu yang sudah ada di dunia, sejak pemiliknya ikut runtuh bersama Kerajaan Dewa, Dokter Li telah mengincarnya. 　　Itulah yang paling cocok untuknya... Hukum Mental! 　　Saat hukum menyatu dalam tubuhnya, aura Dokter Li meroket, menerobos batas manusiawi dengan paksa, memasuki tingkat dewa! 　　Aura ilahi nan agung bergulung keluar dari tubuhnya. Pancaran karismanya langsung menjadi misterius, bagai hantu di persimpangan nyata dan ilusi. Sekilas pandang saja, orang akan lupa, seolah keberadaannya hanyalah fantasi dari pikiran manusia. 　　Braak——! 　　Percikan darah memancar dari lututnya, benang-benang putih hukum beterbangan, larut di antara langit dan bumi. 　　Proses penghancuran dirinya dimulai. 　　Berbeda dengan Huo Qubing dan Gongyang Wan yang tubuhnya kini terbuat dari nasional Da Xia, hanya bisa bertahan sepuluh menit, tentu takkan mengalami krisis ini. Tapi tubuh Dokter Li tetaplah manusia biasa, sama sekali tak sanggup menanggung kekuatan hukum. Sejak ia mencapai tingkat dewa, proses penghancuran diri telah dimulai... 　　Persis seperti Zhou Ping dulu. 　　Tapi Dokter Li tak panik. Ia melangkah, berdiri pelan di hadapan Lao Gou Wu. Benang-benang putih hukum beterbangan di sekujur tubuhnya, seolah sebentar lagi akan menghilang. 　　“Kondisi kesehatanmu tak sanggup tahan.” Lao Gou Wu yang paham keberadaan Hua Dao mengerutkan alis mengingatkan. 　　“Aku tahu... Karena itu, aku akan meninggalkan tubuh jasmani ini.” Dokter Li menatap Lao Gou Wu dengan serius, “Selanjutnya, aku akan memindahkan dunia mentalku ke dalam tubuhmu. Dengan begitu, kita akan menjadi Dewa Pikiran dengan keadaan ganda terlipat! Aku tak akan ikut campur dalam kehidupan sehari-harimu, para tetangga lain juga tidak. Kau tetap Wu Tongxuan... Hanya saat kau membutuhkanku, aku akan muncul. Begini, bisa kau terima?” 　　Lao Gou Wu yang tak tahu kemampuan 【Hexinyou】 memang tak sepenuhnya paham maksud Dokter Li, tapi ini tak menghalanginya membuat keputusan. 　　“Baik!” 　　Selama tahun-tahun Lao Gou Wu ditahan di Lembaga Penyekatan, Dokter Li selalu menemani. Meski tak tahu siapa Hu Jia, ia sepenuhnya percaya pada integritas Dokter Li... Kini musuh besar telah datang. Kalau ada cara untuk menyelesaikan semua ini, bahkan jika harus mengorbankan tubuh jasmaninya langsung, tak akan ada keraguan sedikitpun. 　　Dokter Li mengangguk, benang-benang Hua Dao mulai berhamburan di udara sementara wujudnya semakin mengabur... 　　Ia mengangkat ujung jari, menyentuh pelipis Lao Gou Wu dengan lembut. Chapter 1737 Serafim, Lin Qiye 　　“Eh? Pindah rumah baru lagi?” Suara lirih terdengar di dekat telinga Lao Gou Wu. 　　Langsung setelah itu, suara kedua menggema: “Kira-kira sudah waktunya memenuhi 【Perjanjian Suci】 ya? Entah bagaimana kabar si Lin Qiye itu sekarang...” 　　“Perkenalkan diri, namaku Yan Zhong. Mulai hari ini, aku akan menumpang tinggal di dunia mentalmu～” 　　“Namaku Lu Fanglin.” 　　“Namaku Wei Yiqing...” 　　“……” 　　Saat itu, belasan suara bergema di dekat telinga Lao Gou Wu. Seluruh tubuhnya terpaku dalam kebingungan. 　　“Cukup. Pertemuan dengan ‘tuan rumah’ kita bicarakan nanti. Sekarang urus bisnis penting dulu.” Suara Hu Jia menggema sementara suara lain langsung menghilang. Dengan mantap dia bertanya, “Wu Tongxuan, kendali atas tubuhmu bisa kau pinjamkan padaku?” 　　“Tidak masalah.” Lao Gou Wu membalas dalam hati. 　　Dor——!! 　　Di luar, aura wibawa ilahi yang terlihat jelas meledak dari sekujur tubuh Lao Gou Wu! 　　Wujud Dokter Li perlahan menghilang bersama benang hukum yang terurai, sementara Lao Gou Wu perlahan membuka matanya. Melalui bola mata misterius nan dalam itu, terlihat semesta mental yang agung berputar dalam jiwanya! 　　——Dewa Hati, Hu Jia. 　　Melalui 【Hexinyou】, Hu Jia telah sukses memindahkan dunia mental dewinya ke tubuh Lao Gou Wu. Dengan 【Abadi】, masalah penghilangan tubuh jasmani terselesaikan sempurna. Kini Lao Gou Wu menjadi entitas khusus dengan tiga lapis 【Wu Xiang】, 【Abadi】, dan 【Hexinyou】 – Dewa Hati berwujud jasmani abadi! 　　Seiring menghilangnya Dokter Li, sebuah xun kuno terjatuh ke telapak tangan Lao Gou Wu. Ia menatap dewa dari mitologi Cthulhu yang terus mendekat, perlahan meletakkan xun ke bibirnya dan meniupnya lirih. Dari xun yang rusak itu tak terdengar suara sedikit pun, namun gelombang energi mental menyapu seluruh ruangan seperti tangan raksasa menggenggam tekad dewa Cthulhu itu dan menyeret paksa kesadarannya ke dunia mental lain! 　　Tubuh dewa Cthulhu itu membeku di udara, bola matanya menjadi kosong bagai cangkang tak berjiwa. 　　Dengan ini, empat dari lima dewa Cthulhu awal telah berhasil dikendalikan! 　　Lin Qiye mengangkat kepala menyaksikan dewa terakhir yang mendekat, tangan kanannya menggenggam gagang pedang lurus yang diangkatnya perlahan ke langit... 　　Formasi sihir pemanggilan terbalik gemerlap merekah dari kehampaan. Replika "Lin Qiye" dengan tangan kiri memegang gagang pedang tiba-tiba muncul di sampingnya. 　　Dua Lin Qiye berdiri berdampingan, telapak tangan bersama-sama menggenggam gagang pedang lurus, dua jubah merah marun berkibar-kibar di angkasa! 　　"Dunia ini membutuhkan Serafim." 　　Lin Qiye berbicara dengan tenang. 　　Di pergelangan tangan kanannya, benang emas yang ditenun menjadi tali itu melayang misterius ke pergelangan tangan replika. Sebuah bidang keemasan terhampar dari bawah kaki sang replika, benang emas itu seperti menemukan tempat pulangnya dan langsung menyatu dalam sekejap! 　　Itu adalah 【Ranah Dewa Fana】 terakhir di dunia yang ada dalam tubuh jasmani "Lin Qiye"! 　　Tubuh itu adalah agen Mikael... Dan dia juga satu-satunya pembawa hukum sang malaikat setelah kematian Mikael. 　　Seiring menghilangnya hukum Mikael di dalam 【Ranah Dewa Fana】, kekuatan spiritual tubuh "Lin Qiye" membengkak berkali lipat! Kekuatan ilahi muncul dari dalam cahaya emas, menerobos paksa batas tubuh manusia biasa, dan langsung melesat memasuki tingkat dewa! 　　Enam sayap putih salju menyembul dari kedua sisi punggungnya. Kulit yang semula agak kasar berubah pucat bak giok. Rambut hitam yang awalnya sebatas alis tumbuh memanjang dengan kecepatan yang terlihat jelas hingga mencapai pergelangan kaki. Penampilannya pun semakin androgini, bagai giok yang diukir alam semesta tanpa cela sedikit pun! 　　Aura sakral yang tak boleh dilanggar memancar dari tubuh ini, membuat siapapun yang memandang langsung ingin bersujud menyembah! 　　Pada momen ini, Serafim baru telah lahir. 　　Memandangi "dirinya sendiri" yang telah berubah menjadi Serafim, Lin Qiye terlihat bingung. Ia seolah melihat pemuda polos di kota Cangnan yang baru saja memperoleh 【Ranah Dewa Fana】... 　　Bertahun-tahun berlalu dalam sekejap. Mantan agen Serafim itu kini telah menjadi Serafim sejati. 　　Braak——! 　　Kabut darah yang menghilang memancar dari tubuh Serafim Lin Qiye, bersamaan dengan kilauan cahaya 【Ranah Dewa Fana】, hukum-hukum yang beterbangan itu langsung menghilang tanpa jejak. 　　【Ranah Dewa Fana】 yang melambangkan "mukjizat", mampu menghidupkan kembali seluruh Kota Cangnan yang hancur belasan tahun silam, tentu juga bisa memulihkan tubuh jasmaninya yang terpaksa menghilang... Menghadapi kefanaan adalah soal yang harus dihadapi setiap manusia biasa, tapi bagi "mukjizat", ini bukanlah masalah. 　　Meski tubuh lamanya telah menjadi Serafim sejati, Lin Qiye tetap tidak berniat mengembalikan jiwanya, karena konspirasinya jauh lebih ambisius dari ini! 　　Benang-benang karma melilit tubuh Serafim Lin Qiye, enam sayap putih bersihnya menggetarkan angkasa, siluetnya menerobos kehampaan dengan lurus menerjang dewa terakhir dari mitologi Cthulhu! 　　Sekumpulan kepala menyakitkan yang berputar bagai badai, di pelipis masing-masing kepala sesekali muncul tulisan ajaib berwarna ungu atau emas, suara muntah kering dan benturan yang tak berkesudahan bergema, membuat bulu kuduk merinding! 　　Merasakan kedatangan Serafim Lin Qiye, kepala-kepala yang padat itu serentak membuka mulut, tulisan ungu ajaib menjalin formasi, api ungu menyembur dari setiap mulut kepala membentuk pilar api ganas yang menghujam siluet keemasan di bawahnya! 　　Serafim Lin Qiye menggapai kedua tangannya ke dalam kehampaan, sebilah Pedang Suci emas tercabut dari 【Ranah Dewa Fana】, aura sakralnya melesat membelah pilar api ungu, gelombang kejut yang tersembur memantulkan semesta dalam dua warna keemasan dan keunguan! 　　Bersamaan dengan itu, sebilah Pedang Ame-no-Murakumo menerjang dari belakang menembus awan! 　　Lingtai Lin Qiye mengibaskan pergelangan tangannya, kilau pedang menembus badai berisi puluhan kepala yang bergelora, terus memotongnya menjadi serpihan, lalu menyembul dari sisi lain dan tiba-tiba berputar untuk kembali menembus badai. 　　Benang-benang karma menjulur dari kepala-kepala retak itu, melilit ujung jari Lingtai Lin Qiye. Ia bagai dalang boneka dengan jari-jari penuh benang, dengan gerakan halus menyobek celah di pusaran badai! 　　Siluet bersayap enam menggenggam Pedang Suci, langsung menembus api ungu dan menerjang masuk ke celah. 【Ranah Dewa Fana】 menyusuri kepala-kepala bagai air pasang, menghapus tulisan ajaib ungu di dahi mereka, seketika berubah menjadi pecahan kepala kelam yang berhamburan ke tanah. 　　Konsentrasi Lingtai Lin Qiye yang mengontrol dua tubuh membuat gerakannya agak melambat. Untunglah saat ini ia hanya perlu fokus mengendalikan klon Serafim sebagai penyerang utama, sementara tubuh aslinya membantu dari samping - lagipula 【Ranah Dewa Fana】 memang batu sandungan bagi dewa-dewa dari mitologi Cthulhu ini! 　　Di bawah tiga tekanan dari 【Ranah Dewa Fana】, 【Sebab Tanpa Alasan】, dan Pedang Ame-no-Murakumo, dia seorang diri dengan gila-gilaan mengalahkan dewa dari mitologi Cthulhu ini di hadapan matanya, sekaligus menjadi satu-satunya eksistensi di antara berbagai medan perang yang mampu menunjukkan keunggulan absolut seperti ini. Chapter 1738: Dewa Perang Menebas Dewa 　　Senjata panjang berguntur bagai hujan menyelimuti langit, Huo Qubing dan Rubik cube cair itu bergerak cepat di kedalaman angkasa! 　　Saat dewa dari mitologi Cthulhu ini berhasil diarahkannya ke medan perang yang jauh dari bumi, tubuh Huo Qubing akhirnya berhenti. Dia menoleh memandang Rubik cube ular yang mendekat sambil menggelegar, bola matanya menyipit. 　　"Jarak ini... seharusnya sudah cukup." 　　Telapak tangan yang menggenggam senjata panjang tiba-tiba mengencang, semburat merah darah mulai mengalir di permukaan kulitnya! 　　【Darah Kaisar Merah】! 　　Dor——!! 　　Kekuatan ilahi yang menggelegar langsung melonjak berkali lipat. Kekuatan tempurnya yang sudah berada di puncak dewa utama kini semakin mendekati ambang tertinggi. Ini pertama kalinya dia menggunakan 【Darah Kaisar Merah】 sejak menjadi dewa... dan juga yang terakhir. 　　Dengan sisa waktu hidup sepuluh menit, dia bisa melepaskan kekuatan 【Dominasi Kaisar】 tanpa ampun. Pada detik ini, dialah penguasa mutlak semesta! 　　Huo Qubing melemparkan senjata panjang di tangannya dengan kuat. Senjata itu langsung berubah menjadi cahaya dan menghilang di ambang batas bumi dan angkasa. Dia berbalik memandang para dewa dari mitologi Cthulhu yang terus mendekat, kekuatan ilahi yang bergulung-gulung di sekelilingnya telah mencapai puncaknya! 　　“Rubik's cube cair yang bagaikan ular raksasa terurai dengan cepat, hanya dalam setengah detik berubah menjadi mulut mengerikan yang cukup besar untuk menelan bintang. Huo Qubing sama sekali tidak meragukan bahwa mulut sebesar ini bisa menggigit sepertiga bulan dalam sekali santap.” 　　“Saat mulut raksasa ini menyelimuti taburan bintang, Huo Qubing sudah ditakdirkan tidak memiliki kemungkinan kabur...” 　　“Dan dia, juga tidak berniat kabur.” 　　“Secercah-cercah asap putih mengepul dari balik baju zirah yang rusak. Huo Qubing yang aura-nya hampir menyentuh level tertinggi ini berdiri di kedalaman angkasa dengan tangan kosong, tiba-tiba bola matanya menyipit tajam!” 　　“Kekuatan penguasa tak kasat mata memenuhi ruang dimensi di sekeliling. Saat Rubik's cube cair itu menggigit, butiran-butiran tak berujung menyelimuti tubuhnya bagai lautan. Materi-misterius ini saling mengaduk dan bergesekan gila-gilaan, persis lambung yang bergerak-gerak.” 　　“Runtuh.” 　　“Di area terdalam lambung, Huo Qubing menyentuh bibirnya dengan ringan. Bukan suara yang keluar, namun Rubik's cube cair yang bergejolak langsung membeku. Sepasang tangan penguasa tak kasat mata dengan mudah menyobek lambung dari dalam. Sosok berbaju zirah itu melangkah keluar, dan pada detik berikutnya, ribuan senjata panjang guntur melesat dari dinding langit - menghujam Rubik's cube cair di belakangnya dalam ledakan menyilaukan yang seperti mentari terik membara!” 　　“Melihat gumpalan Rubik's cube cair yang terus bergolak dalam sorot api, alis Huo Qubing sedikit berkerut.” 　　Ini benda hantu... ternyata sulit dihabisi. 　　Dua ribu tahun lalu, saat dia masih langit-langit manusia, dengan bantuan 【Darah Kaisar Merah】, dia nyaris mengalahkan Kusuen... Kini setelah menjadi Dewa Pasukan Wanxiang ditambah 【Darah Kaisar Merah】, bisa menciptakan situasi takluk seperti Lin Qiye, tapi tetap tak mudah membunuh dewa Cthulhu yang jago bertarung sampai tuntas. 　　Lirikan samping Huo Qubing menyapu bumi, melihat bayangan samar melesat dengan kecepatan luar biasa di orbit luar planet, lalu menghilang tanpa jejak... 　　Sudah waktunya. 　　Bola mata Huo Qubing berkilat, kedua tangan kosongnya terangkat, mengatupkan Rubik cube cair yang menyembul dari sorot api di udara. 　　Di bawah kendali Hukum Penguasa, materi tak berbentuk yang bergelora itu dipadatkan ke pusat, bagai tanah liat yang terus dipijat, semakin rapat, semakin mengecil... 　　Dalam proses ini, Rubik cube cair meronta ingin melepaskan diri dari kendali Huo Qubing, tapi karena dirinya sendiri terbuat dari materi, di bawah Hukum Penguasa yang nyaris mutlak, dalam waktu dekat sama sekali tak bisa kabur. 　　Tubuhnya tertekan jadi bola padat berdensitas tinggi seukuran gedung, Huo Qubing mengangkat dewa Cthulhu ini dengan sikap rendah hati, terus mendekati Tembakan Fenomena Langit di tepi bumi! 　　Di atas orbit luar bumi, bayangan samar yang tak tertangkap mata telanjang terus berakselerasi. Saat ini kecepatan senjata panjang telah jauh melampaui kecepatan lepas, namun di bawah pengaruh ganda gravitasi bumi dan hukum yang mengatur penguasa mutlak, ia tetap terus mengelilingi bumi. Ia bagaikan partikel yang terus dipercepat dalam akselerator, berputar gila-gilaan di atas khatulistiwa. Kini setiap detiknya ia sudah mampu mengelilingi bumi tiga setengah kali! 　　Kecepatan ini sudah mendekati setengah kecepatan cahaya, jauh melebihi batas maksimal kecepatan yang bisa dicapai manusia saat ini. 　　Itu adalah sebilah senjata panjang yang dikelilingi guntur! 　　Di bawah lingkaran senjata panjang ini, langit di atas bumi perlahan terbentuk menjadi lingkaran logam biru tua yang sangat tipis. Saat ini, Rubik's cube cair di bawah kurungan Huo Qubing terus mendekati lingkaran ini. 　　Seolah menyadari energi mengerikan yang tersembunyi dalam senjata berguntur ini, Rubik's cube cair mulai meronta-ronta hebat. Namun di bawah kungkungan kekuatan penguasa mutlak, Ia tetap tak bisa melepaskan diri seinci pun! 　　Huo Qubing berdiri tegak di atas bumi, pancaran energinya mengunci erat dewa dari mitologi Cthulhu ini. Bola matanya menyipit, "Kali ini... kau takkan bisa kabur." 　　Braak braak braak braak braak——! 　　Dengan tubuh Huo Qubing dan kubus cair menerjang masuk ke dalam lintasan lingkaran, beberapa lubang besar langsung pecah di tubuh yang terakhir. Serpihan materi yang padat beterbangan di orbit Bumi, tombak panjang itu bagaikan mesin jahit berfrekuensi tinggi - setiap detik melubangi tubuh dewa Cthulhu tiga kali, terus mempercepat! Tak peduli bagaimana Dia memperkuat pertahanan, energi kinetik mengerikan yang tersimpan di tombak tetap menghancurkannya menjadi remukan! 　　Tubuh cair raksasa itu menyusut dengan kecepatan yang terlihat mata. Hukum Sang Penguasa mengiris tubuhNya dengan gila-gilaan. Di atas planet kelabu, dewa Cthulhu yang terdistorsi ini mendesis tanpa suara! 　　Huo Qubing menggenggam udara, tombak yang sudah dipercepat hingga dua pertiga kecepatan cahaya di tepi Bumi tiba-tiba berbelok arah. Melepaskan diri dari gravitasi Bumi, senjata itu membawa energi dahsyat dan menghantam tubuh rusak kubus cair! 　　Kilatan petir memercik. Matahari biru tua yang gemerlap meledak tiba-tiba di atas Bumi! 　　…… 　　Merasakan aura penghancuran yang mengerikan, Lingtai Lin Qiye menoleh. Ekspresinya berubah samar. 　　"Pantas disebut Yeye..." gumamnya. 　　Mungkin banyak yang tak menyangka, dewa Cthulhu pertama yang jatuh dalam Perang Dewa ini... dibantai oleh Huo Qubing. 　　Tapi Lin Qiye tidak terkejut. Di garis depan medan Perang Dewa, para dewa Da Xia menghadapi serbuan utama dewa-dewa dari mitologi Cthulhu. Dengan kesenjangan jumlah dan kekuatan tempur, mereka hanya bisa mempertahankan keseimbangan situasi. Mencari kesempatan menghabisi satu dewa Cthulhu dalam pertarungan kacau ini mustahil bagai naik ke langit. 　　Lima dewa Cthulhu yang terpisah ini dibagi oleh Lin Qiye dan enam orang lainnya, masing-masing bertarung sendiri. Huo Qubing tidak hanya naik level menjadi Bingxian Segala Fenomena, tapi kekuatan tempurnya juga berlipat ganda berkat 【Darah Kaisar Merah】. Wajar jika ia yang pertama berhasil membunuh satu dewa Cthulhu. 　　Setelah membunuh dewa Cthulhu itu, Huo Qubing langsung menerjang ke medan perang para dewa Da Xia untuk membantu meringankan tekanan... Di sini, Lin Qiye juga harus mempercepat langkah. Chapter 1739: Ciuman 　　Lin Qiye Sang Serafim menggenggam erat Pedang Suci keemasan dengan kedua tangan. Enam sayap putihnya berkibar, tubuhnya melesat bagai kilat menerobos kehampaan, menghantam badai penuh kepala manusia! 　　Dilindungi 【Ranah Dewa Fana】, aura jahat roh-roh tak beres itu sama sekali tak bisa melukai Sang Serafim. Cahaya ilahi berkilauan meledak dari dalam badai, puluhan kepala dengan tulisan ajaib ungu terhapus dan beterbangan keluar dari tubuh. 　　Di angkasa yang dalam, dewa badai dari mitologi Cthulhu yang dipenuhi kepala manusia ini terus bergerak-gerak tak karuan. Ratusan kepala mengapung, menjalin sebuah wajah raksasa yang meronta-ronta dalam kesakitan. 　　Puluhan tulisan ajaib ungu berbinar, puluhan kepala yang terapung-apung ini berputar serempak, dari yang tadinya menghadap keluar berubah menghadap ke dalam tubuh. Belakang kepala yang keriput terekspos, lalu nyala api ungu yang bergelora menyala dari dalam tubuh, mengubah seluruh badai menjadi ungu! 　　Menatap badai api ungu yang bergolak di hadapannya, Lingtai Lin Qiye yang masih mempatung menyipitkan matanya. Benang-benang karma yang rapat beterbangan dari gagang pedang, menyambung dengan belakang-belakang kepala yang bergerak itu. Berbeda dengan kodok hitam sebelumnya, dewa dari mitologi Cthulhu ini tersusun dari puluhan kepala, dengan benang karmanya yang luar biasa rapat. Dia tak bisa mengontrol gerakan lawan dengan cara menciptakan 【Sebab Tanpa Alasan】, tapi mengacaukan benang-benang karma yang sebenarnya milik Nya, hal itu mudah dilakukan. 　　Di bawah kendali Lingtai Lin Qiye, benang-benang karma dalam jumlah besar saling melilit dan tersambung, bagai kepompong raksasa yang membungkus badai api ungu. Gerakan badai itu langsung melambat. 　　Di pusat badai api ungu yang membara, secercah cahaya emas gemerlap berkilauan. Serafim Lin Qiye mengangkat Pedang Suci dengan kedua tangan, lalu menebasnya dengan keras! 　　Dor——!! 　　“Sebilah pilar cahaya bagai kilau pedang menyapu tepi bulan, membentang hingga ke kedalaman semesta tak bertepi. Badai api ungu yang terbelenggu karma itu terbelah dua oleh tebasan pedang ini, potongannya seperti meleleh terbakar cahaya emas, terus-menerus berhamburan di angkasa. Nyala api ungu perlahan menghilang, siluet berlumuran darah keluar dari reruntuhan. Permukaan tubuh Serafim Lin Qiye telah menghitam legam oleh kobaran api ungu, namun menyembuh dengan kecepatan yang terlihat mata. Dengan tangan satu menggenggam Pedang Suci emas, ia bagai malaikat sakral yang terlahir kembali dari api. 　　“Membasmi dewa... Ternyata seperti ini rasanya.” 　　Ia menginjak 【Ranah Dewa Fana】, memandang reruntuhan dewa dari mitologi Cthulhu yang beterbangan di sekelilingnya, bergumam pelan. 　　Dua sosok Lin Qiye saling bertukar pandang, serempak menoleh ke medan pertempuran lain lalu melesat. 　　…… 　　Di angkasa yang jauh dari Bumi, sebuah inti bintang merah berputar-putar bagai lalat tak berkepala. 　　Lava membara menggelora di permukaannya, seolah ada sesuatu yang mengaduk di dalamnya. Kilau merah ini terus berbelok, ingin sekali menusukkan diri ke matahari di kejauhan. 　　“Hentikan Nya.” 　　Lin Qiye Lingtai yang bergegas mendekat dari kejauhan, memandang inti bintang yang memusingkan ini, berkata dengan suara berat. 　　Serafim bersayap enam mengepakkan sayapnya, tubuhnya mengikuti inti bintang merah yang berputar liar. Dua aliran cahaya merah dan emas terus-menerus mengejar, namun tak pernah berhasil menyentuh tubuh asli inti bintang itu. 　　Lin Qiye mengerutkan alisnya. Pandangannya mengunci salah satu benang-benang karma yang melayang, lalu ujung jarinya mengait lembut. Seketika tubuhnya berpindah ke ujung lain benang karma itu! 　　Lava membara menggelora di bawah kakinya, memancarkan panas yang langsung membuat tubuh asli Lin Qiye menghitam. Seandainya dia bukan Hongmeng Lingtai, dewa utama lain pasti sudah jadi abu dalam sekejap. 　　Meski begitu, pandangannya mulai kabur oleh suhu ekstrem. Jika berlama-lama di sini, matanya bisa meleleh. 　　Lin Qiye memperkirakan suhu permukaan inti bintang ini saja mencapai lebih dari lima juta derajat. Di bawah material merah seperti lava itu, mungkin puluhan juta derajat. 　　Memandang lautan api di hadapannya, Lin Qiye mengeratkan gigi dan mencelupkan telapak tangannya ke dalam lava. Asap putih mengepul, ekspresinya mendadak mengerang. Setelah mengaduk beberapa saat, seolah menemukan sesuatu, ditariknya dengan keras! 　　Siluet biru tua terseret keluar dari lava. Separuh lengan Lin Qiye sudah hangus tinggal tulang. Tangan satunya merangkul pinggang Jia Lan, lalu mereka melesat menjauh! 　　“Qiye!” Jia Lan melihat setengah lengan Lin Qiye meleleh, di sorot matanya terlihat rasa sayang, “kamu tidak apa-apa?” 　　“Aku baik-baik saja.” Lin Qiye menggelengkan kepala, energi spiritual Hongmeng dari tulang-tulangnya mengalir deras, cepat-cepat memperbaiki tubuhnya, permukaan kulitnya memancarkan kilau giok putih, “Tapi kamu, kenapa langsung menyelam ke inti bintang itu? Di dalam sana bukan tempat yang layak untuk ditinggali manusia.” 　　“Lumayanlah, tidak ada efek sama sekali padaku. Kalau tidak percaya, lihat ini!” 　　Jia Lan cepat-cepat menggulung lengan bajunya, memamerkan dua potong lengan putih mulus, cahaya 【Abadi】 muncul di permukaannya, sama sekali tak ada bekas luka. 　　“Tapi di dalam sana lebih besar dari yang dibayangkan, aku berenang ke sana kemari tapi tak bisa keluar, hanya bisa terus-menerus memukuli dalamnya... Kalau bukan kau yang menyelamatkanku, mungkin beberapa hari lagi aku masih terjebak di sana.” 　　Lin Qiye melirik inti bintang yang lesu di kejauhan, tak tahan tertawa: “Kalau kau masih membuat ulah di sana setengah hari lagi, mungkin Nya akan disiksa sampai mati.” 　　Jujur saja, kekuatan penghancur yang tersimpan dalam inti bintang ini jauh lebih kuat dari semua dewa dari mitologi Cthulhu yang pernah Lin Qiye temui, tapi malangnya dia harus berhadapan dengan Jia Lan yang telah naik ke tingkat Abadi... Sepertinya sampai mati pun Dia tak akan menyangka, ada orang yang berani menerobos masuk ke inti bintangNya dan berulah selama ini, bahkan tanpa luka. 　　“Tapi Dia belum mati, harus bagaimana?” Jia Lan memiringkan kepala sejenak, “Bagaimana kalau kau membuangku kembali ke sana?” 　　“……Tidak perlu, serahkan sisanya padaku.” 　　"Aliran cahaya keemasan melintas di antara mereka, Serafim Lin Qiye menerjang lurus ke inti bintang itu. Setelah diperlakukan kasar oleh Jia Lan yang gila, kondisi-Nya sudah sangat melemah, kecepatannya pun jauh berkurang dari sebelumnya. Saat 【Ranah Dewa Fana】 terbuka, Dia langsung terseret masuk ke dalamnya." 　　"Cahaya yang menyilaukan terus berkilauan. Jia Lan yang digendong Lin Qiye di dekapan tak kuasa menahan diri untuk menatap wajah yang lama tak terlihat itu. Kelopak matanya yang sedikit mengerut berbinar bagai bintang." 　　"Qiye, sudah berapa lama aku tertidur... Hmm?!" 　　"Sebelum Jia Lan menyelesaikan ucapannya, bibir yang sedekat itu tiba-tiba menyergap mulutnya. Kehangatan dan kelembutan langsung memenuhi pikirannya, membuat seluruh tubuhnya mempatung di tempat." 　　"Dor——!!!" 　　"Ledakan bagaikan matahari terbit mekar dari ranah ilahi di kejauhan. Ribuan pecahan inti bintang beterbangan, bagai kembang api yang berkilauan di alam semesta, melesat melintasi langit yang kelam." 　　"Bayangan dan cahaya menari-nari di pipi mereka, seolah sedang berada di pesta kembang api megah. Di kedalaman kosong angkasa, sorot mata lembut Lin Qiye memantulkan wajah Jia Lan, berkilauan bagai berlian." 　　"Jia Lan tertegun memandangi bola mata yang hanya berjarak sejengkal itu. Beberapa detik kemudian, dia baru tersadar. Pipinya langsung memerah padam, matanya dipenuhi kebahagiaan!" 　　Setelah beberapa saat, bibir Lin Qiye perlahan melepaskan, dia membuka mulut dengan permintaan maaf, "Aku tahu mungkin ini bukan waktu yang tepat... Tapi aku sudah menunggumu lebih dari 2000 tahun, sekarang... Aku benar-benar tidak ingin lagi..." 　　"Belum selesai, jangan menyela!" 　　Sebelum Lin Qiye selesai berbicara, Jia Lan aktif menempelkan bibirnya ke bibir Lin Qiye, menyumbat kalimat selanjutnya. Di bawah pandangan tertegun Lin Qiye, kedua tangan Jia Lan merangkul bahu Lin Qiye, serangan dari bibirnya bahkan lebih ganas dibanding Lin Qiye sebelumnya, matanya tanpa sadar terpejam... Yang menunggu momen ini bukan hanya Lin Qiye, tapi juga dirinya. 　　Di bawah percikan api langit malam, mereka saling berpelukan. Proyek penantian timbal balik yang berlangsung lebih dari 2000 tahun ini akhirnya mencapai titik akhir. Chapter 1740 Mutasi Turun 　　Setelah waktu yang lama, Jia Lan akhirnya melepaskan perlahan, pipinya sudah merah sepenuhnya. 　　"Aku... Aku baru saja... Bukan... Aduh!" 　　Melihat Lin Qiye di hadapannya, barulah dia menyadari apa yang baru saja dilakukannya. Terbata-bata lama, terpaksa tak bisa mengucapkan satu kalimat utuh pun, lebih baik langsung menunduk menghindari pandangan Lin Qiye. 　　Pada saat itu, Lin Qiye perlahan menggandeng kedua tangan Jia Lan, yang terakhir tertegun, mengangkat kepala memandang. 　　Lin Qiye sedang menatapnya, di sorot matanya terdapat keteguhan yang belum pernah terlihat sebelumnya: 　　"Jia Lan, menikahlah denganku." 　　Kalimat ini bergema dalam pikiran Jia Lan, tubuhnya bergetar halus. 　　Selama 2000 tahun tersegel dalam liang kubur, yang mengelilinginya hanyalah dinginnya balok es peti mati. Kalau bukan karena janji di masa lalu itu, mungkin dia sudah tak bisa menahan beban. 　　Berulang kali dia mengulang kenangan berkelana bersama Lin Qiye selama setahun itu, berfantasi tentang masa depan yang akan mereka hadapi setelah peti mati terbuka... Tapi fantasi terbanyaknya justru pemandangan Lin Qiye melamarnya. 　　Dan sekarang, pemandangan ini muncul di hadapan mata... Di lokasi yang tak pernah dia prediksi, dengan cara yang tak terduga sama sekali. 　　“Jia Lan langsung mau menyetujui, tetapi sepertinya merasa kalau begini akan terlihat terlalu mudah, lalu berpura-pura merenung dengan keraguan, sepasang alis indahnya sedikit berkerut, memikirkan semua hal paling menyedihkan seumur hidup ini, baru dengan terpaksa menahan senyuman di sudut mulutnya. 　　Melihat Jia Lan malah ragu-ragu, Lin Qiye tampak bingung... dan melihat gayanya ini, sepertinya yang dipikirkannya bukan soal mau tidak mau menyetujui, tapi bagaimana menyelamatkan semesta ini. 　　Beberapa saat kemudian, alis Jia Lan meregang, "Baiklah! Aku setuju!" 　　Menyaksikan senyum kemenangan licik Jia Lan, Lin Qiye langsung antara ingin menangis dan tertawa. 　　"Kapan kita menikah?" tanya Jia Lan tak sabar. 　　“Setelah badai di sini selesai, aku akan langsung mempersiapkan pernikahan.” 　　“Akan ramai meriah?” 　　“Tentu saja.” Lin Qiye menunjuk ke kejauhan, “Minta Santo Pedang Senior jadi perantara, para dewa Da Xia sebagai saksi, jamu semua Pasukan Malam, terus minta Ibu Suri kasih ratusan Pantaō... Kamu bilang ini meriah nggak?” 　　“Ratusan Pantaō? Yang Mulia mau kasih?” 　　“Zaman sudah berubah. Kalau dia nggak mau kasih, aku akan bareng Kak Kera merampas... Eh, meminta dengan baik.” 　　Pu—— 　　Jia Lan tidak tahan tertawa terbahak. 　　“Kalau gitu janji ya, jangan main licik.” 　　Lin Qiye berpikir sejenak, ujung jarinya mengait di kehampaan. Sebuah pecahan inti bintang jatuh di telapak tangannya, meleleh dan mengeras kembali dengan jelas, akhirnya berubah menjadi cincin merah marun. Bersamaan, benang-benang karma yang menghubungkan dirinya dengan Jia Lan, dikendalikan oleh 【Sebab Tanpa Alasan】, meliliti cincin itu membentuk pola-pola putih berkelok anggun nan misterius. 　　“Kalau ini lamaran, tentu harus ada cincin.” Lin Qiye perlahan mengenakan cincin merah marun itu di ujung jari Jia Lan, berbisik lirih, “Kamu kan selalu khawatir aku ingkar janji? Cincin ini menanggung karma kita berdua. Setelah kamu pakai, ia akan menjadi bagian dari 【Abadi】... sekaligus melambangkan sumpah abadi antara kita.” 　　Telapak tangan Jia Lan terangkat pelan. Matanya menatap cincin yang berkilau misterius di kegelapan angkasa, sesaat terbuai. 　　“Baik! Kalau begitu aku terima!” Jia Lan menyimpan tangannya, sorot mata penuh sukacita. 　　“Lao Gou Wu di sana tidak perlu dibantu, Gongyang Wan dan Biksu Suming juga hampir menyelesaikan musuh... Kita pergi bantu Dewa-Dewa Da Xia.” Pandangan Lin Qiye menyapu medan perang. 　　“Menang cepat! Pulang cepat gelar pernikahan! Punya anak cepat!” 　　Jia Lan mengayunkan tinju, tekad bertarung berkobar keluar, tubuhnya melesat ke medan perang di kejauhan! 　　…… 　　Di dalam medan Perang Dewa yang kacau, seekor Kera Iblis raksasa menggenggam Tongkat Ajaib, menghantam dengan dahsyat ke arah kehampaan! 　　Di bawah tatapan mata tajam menyala itu, seekor serigala raksasa tak terlihat muncul, gigi taringnya yang mengerikan membelah ruang menjadi celah, menggigit erat Tongkat Ajaib raksasa itu, retakan demi retakan merambat di permukaannya! 　　“Yang Jian!” 　　Sun Wukong mengaum keras, pada momen berikutnya, trisula bercahaya kilat petir menyambar tubuh serigala itu, meninggalkan goresan darah tipis. 　　Sun Wukong memanfaatkan kesempatan menarik kembali Tongkat Ajaib, melihat beberapa retakan di atasnya, wajahnya menunjukkan kesedihan. 　　“Orang ini sangat kuat, harus hati-hati.” Yang Jian mengenakan zirah perak, mendarat di samping Sun Wukong, berbicara dengan suara berat. 　　Sung——!! 　　Seberkas cahaya keemasan melintasi langit, mendekati area atas serigala tak terlihat, cahaya 【Ranah Dewa Fana】 menyelimuti medan perang, seorang Serafim bersayap enam menggenggam pedang raksasa, melesat menghantam! 　　“Lin Qiye dan Jia Lan tiba di medan perang, mengapit dari kiri dan kanan untuk memblokir jalan mundur serigala raksasa itu. Melihat ini, sorot mata Sun Wukong langsung berbinar.” 　　“Sudah kuduga, anak bawang itu takkan mudah mati.” 　　“Serafim?” Yang Jian terkejut melihat klon bersayap enam itu. 　　“Mikael sudah tiada, wajar jika dia mewarisi hukum Serafim. Takkah kau sadar? Auranya sekarang berbeda dari sebelumnya.” Mata tajam Sun Wukong menatap Lin Qiye, sudut mulutnya mengembang sedikit, “Tampaknya dia sudah melampaui kita.” 　　Pandangan Yang Jian tertuju pada cincin di ujung jari Jia Lan. Ia tertegun sejenak. 　　“Kak, kamu mau menikah?” Bisik telepatinya sampai ke telinga Lin Qiye. 　　“Iya.” Lin Qiye tersenyum, “Jangan lupa datang ke resepsi setelah ini.” 　　Mendengar kalimat itu, sorot mata Yang Jian memancarkan kilau kegembiraan. Sambil membantu orang-orang mengepung serigala tak kasat mata, dalam hati ia berdecak kagum: 　　Ibu... Apa kau lihat? Kak Qiye akan berumah tangga. 　　Di bawah kepungan lima arah, ruang gerak serigala tak kasat mata semakin sempit. Sorot mata penuh kebuasan menyapu kerumunan, tubuhnya terus mundur dengan waspada... Meski begitu, kilau pedang emas yang menembus kedalaman angkasa masih terus melukai tubuhnya dengan garis-garis darah. 　　Ia mengaum keras ke arah Serafim Lin Qiye di langit, dimensi sekitar langsung berguncang hebat. 　　Nya adalah M'zythra, sosok yang pernah menantang 【Kunci Gerbang】. Di antara belasan dewa dari mitologi Cthulhu yang turun ini, kekuatan tempurnya mutlak termasuk yang terdepan, apalagi kesombongannya yang paling tinggi. Saat ini dikepung oleh makhluk remeh hingga tahap ini, api amarah di hatinya telah benar-benar menyala. 　　Tepat saat Nya hendak mempertaruhkan nyawa, tiba-tiba seperti merasakan sesuatu, kepala-Nya terangkat memandang langit. Di balik sorot mata ganas itu, terpancar ketakutan yang mengejutkan! 　　Bersamaan dengan itu, aura misterius nan megah tiba-tiba turun dari langit! 　　Lin Qiye yang sedang fokus mengendalikan klon-klon Lingtai tertegun, mengangkat pandangannya. Di atas medan pertempuran angkasa itu, pusaran ruang-waktu berputar dengan cepat membentuk sesuatu... aura yang familiar mengalir deras darinya. 　　Begitu merasakan aura itu, wajah Lin Qiye langsung berubah pucat, "【Kunci Gerbang】?!" Chapter 1741 Surga Rusak 　　Bumi. 　　Dalam kabut kelabu yang pekat, sebuah siluet tiba-tiba membeku di tempat. 　　Pintu ilusi mulai terbentuk di kehampaan belakangnya. An Qingyu tertegun menatap langit kelabu, matanya dipenuhi kebingungan: 　　"Dia bertindak?" 　　Teriakan berat bergema dari balik pintu. Ekspresi An Qingyu berubah-ubah, setelah ragu sejenak, akhirnya ia memutar badan dan melanjutkan langkah ke dalam kabut. 　　Namun belum sempat melangkah beberapa kali, rasa sakit hebat menyambar pikirannya. Sebuah suara menembus ruang-waktu tak bertepi, mendarat di gendang telinganya. 　　“Harus pergi ya……” Suara dalam pikiran semakin mereda, An Qingyu memegang dahinya sambil bergumam. 　　Dia berdiri tegak dalam kabut untuk waktu yang lama, akhirnya menghela napas panjang penuh kepasrahan. 　　…… 　　Di langit dalam tak bertepi, pusaran ruang-waktu telah menyelimuti seluruh medan perang! 　　“Ternyata tetap tak tahan untuk bertindak…” Biksu Takdir menatap pusaran ini dengan ekspresi yang rumit. 　　Dari pusaran ruang-waktu yang berputar, gumpalan kabut abu-abu menyebar keluar. Kabut ini sangat mirip dengan kabut yang ada di Bumi, bedanya kadar kabut ini seratus kali lipat lebih pekat, hingga memancarkan warna abu-abu kehitaman! 　　Di antara kabut kelam ini, kilatan listrik melintas. Melihat pemandangan ini, Lin Qiye langsung teringat memori masa lalu. Segera dia menyuntikkan kekuatan ilahi ke dalam suaranya dan berteriak lantang ke kejauhan: 　　“Hati-hati!!!” 　　Setelah keheningan singkat, kilatan petir gelap menyembur dari pusat pusaran!! 　　Warna kilatan petir ini nyaris menyatu dengan kegelapan langit dalam, mata telanjang sama sekali tak bisa membedakannya. Tapi saat kilatan itu muncul, semua orang merasakan gelombang mengerikan yang mampu menghancurkan bintang-bintang, menerjang seluruh medan perang! 　　Kilatan petir itu melesat dengan kecepatan luar biasa melewati atas kepala para dewa, lalu terbang lurus menuju Surga di bulan! 　　Saat Lin Qiye pertama kali mendapatkan 【Sebab Tanpa Alasan】 dan 【Akibat Yang Telah Ditentukan】, 【Kunci Gerbang】 juga mencoba menghabisinya dari jarak jauh. Namun, serangan guntur penghancur saat itu tidak ada artinya dibandingkan dengan sekarang. Kilatan petir yang menembus semesta ini setidaknya seratus kali lebih kuat dari yang dia hadapi dulu! 　　Meski 【Kunci Gerbang】 bersemayam di aliran waktu, setiap kali Nya bertindak melintasi waktu, harga yang harus dibayar sangat besar... Dari intensitas serangan saat ini, jelas 【Kunci Gerbang】 mengerahkan seluruh kemampuannya. Bisa dibilang, Nya rela rugi besar demi melukai musuh. 　　Tapi ini memang satu-satunya jalan. Kehadiran Lin Qiye dengan strategi caturnya telah mengacaukan rencana para dewa Cthulhu. Celah di Bulan berhasil diamankan, 【Kekacauan】 disegel, bahkan belasan dewa Cthulhu yang dilepaskan pun berhasil ditahan. Jika Nya tidak bertindak sekarang, keseimbangan kemenangan benar-benar akan condong ke pihak Da Xia. 　　Melihat kilatan petir hitam itu menembus ruang-waktu, pupil Lingbao Tianzun menyempit tajam! 　　Dor——！！！！ 　　Kilatan petir menghantam Surga. Ledakan aliran listrik hitam langsung menenggelamkan separuh Surga. Gelombang kejut yang terlihat jelas menyebar dari luar angkasa, bahkan permukaan Bulan di bawah Surga retak membentuk pola lingkaran raksasa. Celah segel yang sebelumnya disobek 【Kekacauan】 kini melebar dua kali lipat! 　　Gelombang kejut ledakan yang bergolak menyapu seluruh ruangan, pecahan Surga dan reruntuhan bulan yang menyiprat melesat melewati para dewa. Mereka tertegun menyaksikan Surga yang tenggelam dalam kilatan petir hitam, hati yang baru saja melihat fajar kemenangan langsung bagai tertimpa malapetaka! 　　“Sial！！” 　　Dua Yang Mulia yang sedang mengonsolidasikan tubuh di tepi bulan melihat ini, wajah mereka berubah serentak, cepat-cepat melayang ke atas Surga. Di antara aliran listrik yang melingkar, terlihat sebuah Surga reruntuhan berdiri sendirian di atas celah bulan, di bawahnya para dewa Cthulhu bergerak dalam kerapatan, deretan aura seram yang tidak beres mengalir deras! 　　Di pusat reruntuhan Surga, sebuah siluet tertatih-tatih bangkit dari tanah yang menghitam legam, “Hukh hukh hukh hukh hukh...” 　　Lingbao Tianzun menunduk melihat ke bawahnya, sumber daya Surga yang dirajut dari benang emas itu kini sudah retak hampir sepertiga. Paksaan menekan segel bulan membuat sumber daya Surga sudah berada dalam kondisi operasional berlebihan. Sekalipun gerakannya tadi sangat cepat, gelombang kejut ledakan petir tetap menginjak keras hingga pecah sudut sumber daya... Sejak awal, target 【Kunci Gerbang】 adalah sumber daya Surga! 　　Kerusakan sumber daya menjadi pukulan mematikan bagi para dewa Da Xia, tapi yang lebih fatal, saat ini di bawah Surga masih tertekan hampir dua puluh dewa Cthulhu... 　　"Jika Mereka juga berhasil melepaskan diri dari segel, ditambah dengan yang ada di medan perang sekarang... Bahkan jika semua kerajaan dewa yang pernah ada di bumi bersatu, belum tentu bisa menjadi lawan Mereka." 　　Aliran listrik hitam menghilang di luar angkasa, pusaran ruang-waktu yang menyelimuti medan perang juga dengan cepat memudar... Ini bukan karena 【Kunci Gerbang】 tidak ingin menyerang lagi, melainkan serangan penuh melintasi ruang-waktu kali ini telah menghabiskan sebagian besar kekuatan-Nya. 　　Serangan yang sama tidak bisa Dia gunakan untuk kedua kalinya. 　　Tapi hanya dengan satu kali serangan ini, sudah cukup untuk meruntuhkan seluruh skenario pertempuran. 　　Seiring dengan rusaknya sumber daya Surga, semua dewa Da Xia yang hadir menyadari kekuatan ilahi mereka mulai menurun... Meskipun penurunannya tidak signifikan, dalam pertarungan kacau melawan dewa-dewa dari mitologi Cthulhu, penurunan performa keseluruhan jelas merupakan pukulan menghancurkan. 　　Sebuah kepala cacing menghantam keras permukaan Lambang Fan Tian, kekuatan balasan yang menakutkan berhasil ditangkis. Wajah Guang Chengzi di kejauhan langsung memucat, menyemburkan darah dari mulut sementara Lambang Fan Tian terlempar ke belakang. 　　Bersamaan dengan itu, para Dewa Emas lainnya terpaksa mundur. Formasi pengepungan yang sudah terbentuk tiba-tiba hancur, bahkan Kunlun Mirror yang menggantung di udara mulai limbung. 　　"Monyet, hati-hati!" 　　Yang Jian segera memperingatkan ketika serigala tak kasat mata itu kembali menghilang. 　　Sun Wukong menyipitkan matanya, mata tajamnya kembali berkilat. Dengan gigih menahan kelemahan akibat terkikisnya kekuatan ilahi, Tongkat Ajaib di tangannya dihantamkan keras ke kehampaan di hadapannya! 　　Tapi sebelum serangannya mendarat, siluet bersayap enam sudah lebih dulu muncul di hadapannya, pedang suci keemasan erat menahan gigitan serigala tak kasatmata, kekuatan ilahi yang bergulung-gulung menyebar ke segala penjuru. 　　"Kak Kera, bagaimana perasaanmu?" Lin Qiye langsung berkedip ke sisinya, bertanya sambil mengerutkan alis. 　　"Cuma kekuatan ilahi yang sedikit melemah... Tidak apa." 　　Sun Wukong seolah tidak memedulikan urusan ini, sorot matanya masih menyala tekad bertarung yang tak kunjung padam. Tapi Lin Qiye jelas merasakan penurunan performanya, alisnya semakin berkerut... 　　Dari kehampaan, dua siluet terbang cepat dari ambang batas bumi. Gongyang Wan dan Lao Gou Wu yang sudah menyelesaikan lawan masing-masing, cepat-cepat mengisi celah yang ada pada Dewa-Dewa Da Xia. Barulah situasi sementara stabil. Sebelum Lin Qiye sempat menghela napas lega, beberapa teriakan marah yang menusuk jiwa bergema dari bawah reruntuhan Surga di kejauhan! Chapter 1742: Siasat Cadangan 　　Yuan Shi Tianzun merasakan penurunan kekuatan ilahi dalam tubuhnya, wajahnya muram tak terkira. Bersama Dao De Tianzun, mereka berubah menjadi dua aliran cahaya, melesat menuju reruntuhan Surga. 　　"Kenapa?" 　　Lingbao Tianzun menggenggam sumber daya Surga, menggelengkan kepala: 　　"Kerusakan sumber dayanya tidak parah. Asalkan ada waktu, bisa diperbaiki kembali... Tapi gerombolan makhluk di bawah sana, sepertinya sudah tak bisa dikendalikan lagi." 　　“Lingbao Tianzun duduk berjaga di Surga, memang untuk menutup celah segel bulan. Kini sumber daya Surga rusak, tubuh aslinya hancur berantakan, sama sekali tak bisa lagi menekan para dewa Cthulhu yang berontak di bawah.” 　　“Satu demi satu dewa Cthulhu dari celah itu menghantam reruntuhan Surga dengan gila-gilaan. Retakan merambat ke berbagai sudut, pecahan Surga terus-menerus menyiprat ke semua arah.” 　　“Bagaimana lukamu?” Yuan Shi Tianzun bertanya. 　　“Masih bisa, lebih ringan dari kalian.” Lingbao Tianzun mengendalikan Hunyuan Cave*, terus-menerus menekan gerombolan dewa Cthulhu di bawah Surga. Tapi ini hanya bisa menahan kecepatan mereka menyembul. Lagipula kekuatan ilahinya terbatas, sementara puluhan dewa Cthulhu di bawah tak kenal lelah, apalagi kini dia sudah terluka. 　　“Beginilah takkan bisa menahan Mereka... Sialan, tak adakah cara lain?!” 　　Kedua kepalan Dao De Tianzun bergetar. 　　Sambil memaksakan diri melawan serbuan dewa Cthulhu, Lingbao Tianzun menyapu pandangannya ke Surga yang runtuh di bawah. Mulutnya terbuka seolah hendak bicara, tapi akhirnya tenggelam dalam diam. 　　Dia menoleh ke medan perang di kejauhan, ekspresinya dipenuhi kerumitan... 　　…… 　　“Takdir.” 　　Lin Qiye dan Jia Lan menyambar ke sisi Biksu Takdir, wajahnya sangat tegang. “Kau sudah mengira 【Kunci Gerbang】akan bertindak, kan?” 　　“Biksu Takdir menyatukan kedua tangan, berbicara dengan tenang: "Setiap langkah yang kita ambil sebelumnya sudah benar, sehingga menciptakan ancaman yang cukup bagi Mereka...【Kekacauan】tersegel,【Kambing Hitam】tertidur lelap, kini segel bulan akan ditekan kembali,【Kunci Gerbang】pasti tidak akan tinggal diam. Jika semudah ini bisa menjatuhkan Tiga Dewa Pilar, sejak awal peluang menang kita tidak akan pernah sekecil ini. Langkah pembuka kita sudah selesai... Sekarang, giliran Mereka yang menurunkan bidak." 　　“Haruskah kita membiarkan Mereka menurunkan bidak? Ini kan bukan benar-benar permainan bergiliran... Bisakah kita cari cara untuk langsung menghentikan Nya?” Jia Lan melihat situasi berbalik, hatinya dipenuhi kepanikan. 　　“【Kunci Gerbang】berada di puncak ruang-waktu, kita bahkan tidak bisa menyentuh Nya, dengan apa kita menghentikan?” 　　Mendengar kalimat ini, Jia Lan terdiam seribu bahasa. 　　“Tapi,【Kunci Gerbang】harus membayar harga mahal untuk bertindak melintasi ruang-waktu... Artinya, langkah ini hanya bisa dilakukan sekali saja.” Biksu Takdir menoleh ke Surga di kejauhan, “Asalkan bisa melewati cobaan ini, Dia akan kehabisan akal.” 　　“Hanya satu langkah, langsung menghancurkan Surga, memutar balik keunggulan yang kita bangun susah payah...” Lin Qiye mengerutkan alisnya, “Jadi, sejak awal kamu sudah tahu【Kunci Gerbang】akan bertindak, pasti sudah menyiapkan siasat cadangan untuk melawan, kan?” 　　Biksu Takdir diam sejenak, lalu mengangguk, “Benar.” 　　“Siasat apa??” Kilau harapan muncul di mata Jia Lan. 　　Biksu Takdir perlahan mengangkat telapak tangannya, menunjuk ke arah Jia Lan di hadapannya, “Kamu.” 　　…… 　　Olympus. 　　Di dalam tempat terlarang istana, Si Xiaonan menatap ke langit di atasnya, deretan kilatan cahaya yang terbakar berkedip dari langit, tetapi di bawah terangnya sinar mentari tak terlihat jelas, kadang terlihat bayangan bulan samar-samar tergantung di cakrawala, seolah kehilangan sudutnya. 　　Alisnya sedikit berkerut. 　　"Kau juga menyadarinya..." Suara keriput terdengar dari dalam aula, Zeus yang kurus kering sedang duduk di singgasananya, sorot mata keruhnya juga menatap langit. 　　"Yang Mulia Raja Dewa, apa sebenarnya yang terjadi di langit?" 　　Meski di hati Si Xiaonan sudah ada jawaban, dia tetap berpura-pura tidak tahu dan bertanya. 　　"Melalui Perang Dewa, untuk menentukan kepemilikan planet ini." 　　"Antara Dewa-Dewa Da Xia dan dewa dari mitologi Cthulhu?" Si Xiaonan mengerutkan kening, "Yang Mulia, mengapa kita tidak bertindak? Bagaimana kalau planet ini mungkin milik kita?" 　　Zeus menggelengkan kepala, "Kita tak punya peluang menang... Dewa-Dewa Da Xia juga demikian. Mitologi dari luar dunia itu terlalu kuat, tak ada satu kerajaan dewa pun yang bisa menjadi lawan Mereka. Bahkan jika kita bersatu dengan Da Xia sekalipun takkan bisa. Kami sebelumnya sudah berbaik hati pada mitologi Cthulhu. Jika Mereka menang akhirnya, kita masih punya secercah harapan. Tapi jika sekarang kita berseteru dan memusuhi Mereka, pasti mati. Apalagi... Kesehatan tubuhku sekarang sudah tak bisa lagi bertarung." 　　Si Xiaonan mengangguk sambil termenung. 　　"Yang Mulia, aku mohon diri dulu." Dia membungkuk hormat. 　　Zeus fokus total menatap langit sambil melambaikan tangan dengan santai, Si Xiaonan pun langsung keluar dari tempat terlarang istana, menuruni gunung. 　　Setelah menjauh cukup jauh dari istana, Si Xiaonan baru berhenti, mengeluarkan sebuah pion putih dari dekapannya. 　　Sekarang, permukaan pion ini memancarkan kilatan cahaya samar. 　　Si Xiaonan menggenggam pion ini di telapak tangan, seakan sedang menyimak sesuatu dengan serius. Beberapa saat kemudian, matanya tertegun. 　　"Ternyata begitu..." Si Xiaonan melirik pion itu, ekspresinya rumit. 　　Dia bagai patung yang tegak berdiri di tempat, tak tahu berapa lama, akhirnya menghela napas pasrah. 　　"Iya juga ya, hari ini seharusnya sudah datang sejak lama." 　　Dia menyimpan pion itu kembali ke dekapan, menoleh ke arah Olympus di belakangnya sambil menyipitkan mata, "Tapi, urusan di sini juga harus diselesaikan dulu." 　　Si Xiaonan mengeluarkan anak panah berbulu berbentuk aneh dari lengan bajunya, melemparkannya ke langit dengan kuat. Lengkingan tajam menggema di Olympus saat panah itu meledak di udara, cahaya merah menyala menyelimuti langit pegunungan! 　　Melihat kilatan merah ini, para dewa utama yang bersemayam di Pegunungan Olympus langsung memancarkan sorotan tajam dari mata mereka! 　　"Itu sinyal Bia?!" 　　"Hahahahaha!! Akhirnya si tua licik itu mati! Posisi Raja Dewa pasti milikku!" 　　"Pasti si tua itu sampai mati tidak menyangka, bawahannya paling dipercaya ternyata mata-mata kita!" 　　"Kita sudah susah payah menyuap anak bawang ini, akhirnya berguna juga." 　　"Sekarang siapa yang bisa merebut bukti janji Raja Dewa, kita lihat kemampuan masing-masing!!" 　　“……” 　　“……Beberapa aura tingkat dewa utama meledak tiba-tiba, aliran cahaya berturut-turut melesat menuju istana terlarang di pusat Olympus, aura pembunuh yang mengerikan langsung menerobos seluruh kerajaan dewa! 　　Saat cahaya ilahi menyembur, istana tempat Zeus berada langsung hancur berkeping-keping. Siluet-siluet itu menerobos masuk ke dalamnya, dan pada momen berikutnya, wibawa ilahi tertinggi yang murka menyembur ke langit. Awan badai yang bergulung hitam pekat, di antara teriakan keterkejutan dan ketakutan, para dewa utama merasakan jantung berdebar kencang—mereka sadar telah terjebak oleh Bia. Namun situasi sudah seperti ini, selain mempertaruhkan nyawa, tidak ada pilihan lain! 　　Kekuatan ilahi para dewa utama yang tak terhitung jumlahnya mengepung wibawa ilahi tertinggi yang bagai lilin tertiup angin itu. Pertarungan kacau yang belum pernah terjadi sebelumnya meledak dari dalam Olympus. 　　Di saat yang sama, Dewa Tipu Muslihat Si Xiaonan yang telah kembali ke wujud aslinya, mengangkat sedikit sudut mulut. Dia bagai hantu yang menghilang dalam kehampaan. Chapter 1743 Pil Keabadian 　　Luar Angkasa. 　　“……Aku?” 　　Jia Lan yang bingung menunjuk dirinya sendiri. 　　“Jia Lan adalah siasat cadangan?” Lin Qiye mengerutkan alis bertanya, “Urusan ini, kenapa tidak pernah kau beri tahu aku?” 　　"Secara akurat, siasat cadangan itu adalah 【Pil Abadi】 dalam tubuh Jia Lan." Biksu Takdir berbicara pelan, "Dulu Lingbao Tianzun sengaja membuat pil khusus untuk menahan ujian besar ini. Meski kemudian dihancurkan oleh 【Kunci Gerbang】 melalui serangan jarak jauh, dua pecahan pil yang masih menyisakan efek obat tetap tersimpan... yaitu 【Pil Keabadian】 dan 【Pil Abadi】." 　　"Aku sudah tahu semua ini. Terus?" 　　"Hanya setengah pil. Setelah ditelan, langsung mendapat pertahanan super kuat level Divine Ruins dan kemampuan penyembuhan abadi... Dalam arti tertentu, ini adalah Jinxu buatan manusia pertama dan terakhir di dunia. Yang terpenting, pil ini takkan tercerna setelah masuk perut. Artinya, 【Abadi】 dan 【Keabadian】 sebenarnya adalah kekuatan yang diambil manusia dari pil itu, sama sekali tak bisa menyatu dengan tubuh... Tahukah kau alasannya?" 　　"Mengapa?" 　　"Karena kedua pil ini sejak awal BUKAN dibuat untuk dikonsumsi manusia." 　　Jia Lan tertegun, "Bukan untuk dimakan manusia? Lalu untuk siapa? Dewa?" 　　"Bukan. Untuk itu..." 　　Biksu Takdir menunjuk ke suatu arah. Lin Qiye dan Jia Lan serentak menoleh, pandangan mereka menyipit tajam. 　　Kerajaan dewa yang hancur berantakan itu berdiri dengan susah payah di atas bulan. 　　"Surga?" 　　“Secara akurat, adalah sumber daya Surga.” Biksu Takdir berhenti sejenak, “Dan pil itu, awalnya tidak disebut 【Pil Keabadian】, namanya... adalah 【Abadi】. Niat sebenarnya Lingbao Tianzun menciptakan pil ini adalah untuk menyatukannya dengan sumber daya Surga. Dengan demikian, Surga akan menjadi kerajaan dewa super yang dapat bergerak bebas sekaligus memiliki dua karakteristik 【Abadi】 dan 【Keabadian】, atau bisa dikatakan... kerajaan abadi. Sumber daya Surga juga tidak akan bisa dihancurkan, bahkan memiliki kemampuan evolusi diri yang sangat kuat. Jika Lingbao Tianzun benar-benar berhasil menciptakan 【Pil Abadi】 dan menyatukannya dengan sumber daya Surga, maka Surga akan menjadi kerajaan dewa terkuat di dunia ini! Bahkan Kerajaan Surga yang dipimpin Yelander di masa lalu tidak ada bandingannya sama sekali.” 　　“Memberikan kemampuan level Raja Ruins kepada kerajaan dewa dan sumber dayanya sendiri?!” Sorot mata Lin Qiye dipenuhi keheranan. 　　Dia tahu Lingbao Tianzun menciptakan pil ini untuk menahan bencana kosmik, tapi bagaimana mungkin sebutir pil bisa mengimbangi para dewa Cthulhu... Lin Qiye sama sekali tidak memahami hal itu. 　　“【Kunci Gerbang】 telah meramalkan masa depan setelah kemunculan Surga Abadi, sehingga tak segan membayar harga untuk menghancurkannya, dan Nya memang berhasil.【Pil Abadi】 terbelah menjadi dua: satu bagian mempertahankan karakteristik 【Keabadian】, satu bagian mempertahankan 【Kekekalan】, sama sekali tidak bisa diserap oleh sumber daya Surga. Rencana 'Surga Abadi' Lingbao Tianzun pun gagal. Tapi dia tidak sepenuhnya menyerah, menyimpan kedua pil ini di Kolam YAO yang Terlarang, meminta Xi Wangmu menjaganya baik-baik... urusan selanjutnya kalian sudah tahu.” 　　Lin Qiye termenung mengangguk. 　　Pantas saja sikap Xi Wangmu terhadap kedua pil ini begitu ambigu. Di satu sisi menyuruh Jia Lan dan kawanannya menjaga pil-pil itu, di sisi lain mengatakan jika menghadapi krisis, lebih baik hancurkan pil daripada jatuh ke tangan musuh... 　　【Pil Kekekalan】 dan 【Pil Keabadian】 memang kartu as penting Surga, tapi sekaligus kartu buruk. Tak ada yang bisa menjamin mereka akan berguna di masa depan, tapi juga tidak bisa diserahkan begitu saja. 　　“Jadi, siasat cadangan yang kau maksud...” 　　“Kini sumber daya Surga rusak, wujud aslinya pun hancur berantakan. Begitu tidak bisa mengendalikan makhluk-makhluk di bawah Bulan, baik Dewa-Dewa Da Xia maupun peradaban manusia akan diinjak-injak Mereka.” Suara Biksu Takdir terdengar sangat berat, “Satu-satunya jalan kini adalah membangun kembali Surga Abadi, menindas Mereka sebelum semua ini terjadi!” 　　Suara Biksu Takdir berhenti, sorot matanya yang tenang bagai air danau musim beku memandang datar ke Jia Lan, "Kami butuh 【Pil Abadi】mu." 　　"Tapi 【Pil Abadi】 juga tidak bisa kukeluarkan." Jia Lan berbisik pelan, "Kalau bisa dikeluarkan, dua ribu tahun lalu Ibu Suri sudah mengambilnya, kecuali..." 　　Jia Lan seakan teringat sesuatu, tubuhnya membeku di tempat. 　　"Kecuali, mengolahmu jadi pil abadi." Biksu Takdir dengan datar melengkapi kalimatnya. 　　Mendengar kalimat ini, pupil Lin Qiye menyempit tajam, di udara kosong ia tiba-tiba menggenggam kerajabaju Biksu Takdir, suaranya gemetar, "Kau tahu sedang bicara apa?!" 　　Biksu Takdir sepertigusudah menebak reaksi Lin Qiye, ekspresinya tetap datar, "Tahu." 　　"Dia Jia Lan! Tunanganku! Kami saling menunggu selama dua ribu tahun, susah payah sampai sejauh ini... Sekarang kau suruh kujadikan dia pil?!" 　　Teriakan Lin Qiye bergema di pikiran Biksu Takdir, gelombang tekanan wibawa yang dahsyat meledak tiba-tiba! 　　Para Dewa Da Xia yang sedang bertarung di sekitar tak paham situasi, tapi melihat dua "Lin Qiye" yang persis sama sedang bergulat, hati mereka dipenuhi tanda tanya. 　　"Siapa dia, tidak penting... Kalau sudah main catur, pasti ada pion yang harus dikorbankan, bukan?" 　　"Dia bukan pion!!!" 　　“Dia tentu saja pion! Kau pikir dengan licikmu tak memberinya bidak putih dulu, dia bisa lepas dari skenario?!” Biksu Takdir juga membalas menggelegar, “Sejak detik kau menyuapinya 【Pil Abadi】 dua ribu tahun lalu! Saat itu juga dia telah menjadi pion! Sekalipun kau berusaha mendorongnya pergi! Dia tak mungkin meninggalkan papan catur ini! Inilah 'takdir'-nya! 'Takdir' yang kau pilihkan untuknya dengan tanganmu sendiri!！” 　　Lin Qiye mempatung di tempat. 　　Dalam pikirannya, berkedip samar pemandangan saat itu: salju berantakan, ia menyelipkan Pil Abadi ke mulut Jia Lan diam-diam... 　　Tapi apa lagi yang bisa dilakukannya saat itu? 　　Menyaksikan Jia Lan mati? Sekalipun berhasil menyelamatkannya, lalu harus melihatnya menua dalam dua ribu tahun, berubah menjadi gundukan debu, tak pernah bertemu lagi selamanya? 　　Di dunia ini sama sekali tak ada yang namanya takdir. Sejak awal, semua hanyalah alur karma yang telah diatur... itulah takdir. 　　“Lin Qiye, kau harus paham lawan seperti apa yang kita hadapi.” Suara Biksu Takdir mulai tenang, “Kau kira mitologi Cthulhu bisa dijatuhkan hanya dengan Li Yifei dan beberapa jagoan manusia yang selamat sejak Dinasti Han Barat? Untuk menang dalam permainan catur ini, serangan mendadak saja tak cukup... dalam pertarungan strategi, pengorbanan pion tak terelakkan.” Chapter 1744 Harga Kemenangan 　　“Jia Lan bukanlah yang pertama berkorban dalam skenario ini, Mikael, Zuo Qing, mereka semua! Meskipun pasukan Mikael bisa memberikan manfaat besar bagi permainan catur saat ini, setelah kamu menjadi Serafim, peran yang bisa kamu mainkan di masa depan jauh lebih besar daripada Nya... Jadi Mikael harus mati, hukum Serafim yang utuh juga harus jatuh ke tanganmu. Sedangkan peran Zuo Qing dalam permainan ini hampir tidak ada, sebagai tukang kebun, misinya sudah selesai, mengorbankan pion ini bisa membawa lebih banyak sumber daya bagi kita, sekaligus memberi titik akhir yang sempurna untuk hidupnya! Justru karena pengorbanan mereka berdua, kita bisa memajukan permainan catur sampai ke tingkatan ini, bukan?” 　　Seiring suara Biksu Suming yang berhenti, dalam pikiran Lin Qiye langsung muncul bayangan malaikat bersayap enam yang berjaga di bulan selama ratusan tahun, dan pria yang menyalakan bulan... Kematian mereka ternyata juga masuk dalam rencana Biksu Suming? 　　Dada Lin Qiye naik turun hebat, amarah tak bernama membara dalam dirinya. Ia menatap wajah yang persis sama dengannya namun tanpa secercah perasaan, kebencian tak tertahankan muncul di hatinya. Tiba-tiba ia meremas erat kepalan kanannya dan menghantam wajah Biksu Suming! 　　Biksu Suming tidak menghindar, bahkan ketika pukulan itu membuat pipinya berdarah-darah, bola matanya tetap tenang seperti kolam mati. 　　“Dia melihat Lin Qiye yang dipenuhi amarah di hadapannya, berbicara datar, ‘Tahukah kau? Memisahkan 【Konsep yang Telah Ditakdirkan】 dan menciptakan keberadaanku adalah keputusan paling tepat yang kau buat dalam dua ribu tahun ini... Kau yang terbelenggu perasaan, tak tega meninggalkan satu pun pion, mustahil bisa menang melawan Tiga Dewa Pilar. Tanpa aku, manusia akan luluh lantak saat ini juga... Percaya atau tidak?’” 　　“Jadi, kau sudah merencanakan semuanya sejak lama, tapi tidak memberitahuku?” 　　“Pembagian tugas kita sudah ditetapkan sejak dua ribu tahun lalu. Kau bertugas menciptakan pion, aku yang mengatur langkah catur... Kau hanya menyuruhku memenangkan permainan ini, tapi tak pernah bertanya harga seperti apa yang harus dibayar.” 　　“Biksu Takdir menatap mata Lin Qiye, berbicara pelan, ‘Jika manusia saja sudah tidak ada, untuk apa permainan ini dilanjutkan... Kalimat ini, dulu kau yang mengatakannya padaku.’” 　　“Lin Qiye memandang Biksu Takdir, membuka mulut ingin membantah, tapi tak ada kata yang keluar...” 　　“‘Qiye, dia benar.’ Suara Jia Lan terdengar dari samping. Tubuh Lin Qiye bergetar, menoleh memandangnya. Sorot mata wanita itu penuh kesungguhan, ‘Memenangkan permainan ini adalah cita-cita semua orang... Mikael, Sang Panglima Zuo, bahkan Yeye, Gongyang Wan, mereka semua mengorbankan nyawa untuk ini. Jangan sampai karena aku, permainan yang sudah susah payah dijalankan ini hancur di sini.’” 　　“‘Tidak, jangan... Jia Lan, kau...’” 　　“Lin Qiye merasa otaknya kacau balau. Saat dia berusaha membujuk, sepasang bibir hangat kembali menempel di mulutnya.” 　　Memandang Jia Lan yang menceburkan diri ke pelukannya, tubuh Lin Qiye seakan tersetrum, membeku di tempat. Sebuah niat mengamuk dalam pikirannya. Ia mengulurkan tangan untuk memeluk, namun Jia Lan justru melangkah mundur beberapa langkah dengan ringan. 　　“Jia Lan! Jangan kau berbuat neko-neko, bagaimana kalau masih ada jalan lain...” 　　Melihat sorot mata penuh tekad di wajah Jia Lan, rasa sakit menusuk muncul di hati Lin Qiye. Ia tahu maksud Jia Lan, segera berusaha menahannya. 　　Penantian dua ribu tahun... Hari yang ia nanti-nantikan untuk mencapai pencerahan bersama Jia Lan, tapi malah harus menyaksikan kekasihnya dijadiin obat. Meski berbalut tubuh terkuat dan paling abadi di dunia, hatinya tetap hancur berantakan. 　　Sebelum sempat bergerak, kilatan hitam melesat dari lengan baju Biksu Takdir, berubah menjadi kurungan yang mengurung tubuh Lin Qiye. 　　Bersamaan, benang-benang karma menyusuri kehampaan, melilit permukaan kurungan hingga benar-benar memutus hubungannya dengan klon Serafim. 　　Pupil Lin Qiye bergetar halus, berbalik tajam memandang Biksu Takdir: 　　“Takdir! Apa maksudmu?!” 　　“Justru aku yang harus bertanya.” Biksu Takdir menyatukan kedua tangan, “Aku tak bisa membiarkan emosimu merusak masa depan langkah catur ini...” 　　"Biksu Takdir yang sudah mempersiapkan Jia Lan sebagai siasat cadangan, tentu sudah memperhitungkan reaksi Lin Qiye. Dia yang terpisah dari tubuh Lin Qiye, memiliki semua kenangan Lin Qiye. Bahkan tanpa kalkulasi apa pun, dia yakin Lin Qiye takkan membiarkan Jia Lan datang untuk mati." 　　Kurungan inilah yang dipersiapkannya untuk Lin Qiye. 　　"Kau pikir kurungan ini bisa menghentikanku?!" Lin Qiye menekan kedua tangannya di permukaan kurungan hitam, kekuatan menggelegak bergulung keluar dari dalam tubuhnya! 　　"Kurungan ini memang takkan bisa menghentikanmu... Tapi bagaimana dengan dia?" 　　Suara Biksu Takdir belum habis, sepasang tangan halus telah menempel di sisi luar kurungan. Secercah cahaya melekat pada kurungan, membuat Lin Qiye tak bisa menggoyahkannya seinci pun betapapun keras usahanya! 　　【Abadi】. 　　Memandang Jia Lan yang hanya terpisah sejarak kurungan, Lin Qiye membeku di tempat. 　　Kurungan besi biasa memang takkan bisa menghentikan Lin Qiye menyelamatkan sang kekasih... Tapi sang kekasih itu sendiri justru bisa. 　　Dua aliran air mata jernih mengalir melalui sudut mata Jia Lan, dia menatap Lin Qiye yang tertegun sambil berkata dengan suara lembut: "Qiye, tahukah kau? Beberapa menit tadi telah memenuhi semua harapan dan keinginanku selama dua ribu tahun. Bertemu, berpelukan, berciuman, lamaran, dan cincin ini... Aku sangat bahagia. Meski tidak ada pernikahan, apakah aku sudah bisa dianggap pengantinmu? Dulu Pangpang bilang, setelah menikah suami harus nurut sama istri. Kalau aku suruh ke timur, kau tak boleh ke barat. Kalau aku tak setuju kau bergaul dengan hantu, kau dilarang pergi. Soal bergaul dengan hantu, ke depannya tak akan kuhalangi lagi. Tapi kali ini, hanya sekali ini... Tinggallah di sini, ya?" 　　Di bawah nada permohonan Jia Lan yang nyaris putus asa, air mata tak terbendung mengalir deras dari mata Lin Qiye. Dia mengulurkan telapak tangan melalui celah kurungan, berusaha menggenggam tangan Jia Lan tapi hanya meraih udara kosong. 　　Jia Lan menyeka bekas air mata dengan lengan bajunya, memaksakan senyuman di sudut mulut sambil mundur selangkah demi selangkah: 　　"Nyawaku seharusnya sudah berakhir 2000 tahun lalu. Kaulah yang memberiku 【Pil Abadi】, membuatku mengalami kebahagiaan dan cinta yang seharusnya bukan milikku. Sekarang, sudah waktunya mengembalikan segalanya ke jalur yang benar..." 　　Dengan seberkas cahaya yang berbalik badan melintasi langit, bola mata Lin Qiye tiba-tiba membelalak. Dia mengaum keras, memukul kurungan itu dengan gila-gilaan. Dampak balik yang mengerikan membuat kedua kepalan tangannya dengan cepat berlumuran darah, tapi tak bisa menggoyahkan kekuatan 【Abadi】 di atasnya sedikit pun! 　　Bersamaan dengan itu, di atas Lin Qiye dan yang lain, tubuh Si Xiaonan muncul. 　　Dia bertukar pandang dengan Biksu Suming, lalu menatap tertegun ke arah Lin Qiye yang menderita dan mengamuk di dalam kurungan. Bibirnya terkunci rapat, raut wajahnya dipenuhi kerumitan yang tak terkatakan... 　　"Inikah langkah caturnya yang menjadi milikku..." 　　Si Xiaonan melirik pion putih di telapak tangannya, menarik napas dalam-dalam, lalu berubah menjadi seberkas cahaya yang menyusul Jia Lan menerjang Surga. Chapter 1745 Jia Lan dan Si Xiaonan 　　Sihir dan kekuatan ilahi menjalin di atas celah Bulan, serpihan-serpihan Surga beterbangan ke luar. 　　Lingbao Tianzun menahan lubang Hunyuan Wuji, seorang diri memaksakan diri melawan dampak serangan para dewa Cthulhu pada segel. Wajahnya tampak jelas memucat, tubuhnya limbung tak stabil. 　　Yuan Shi Tianzun mengerutkan alisnya, hendak bertindak membantu, tapi suara Lingbao Tianzun bergema di telinganya: 　　"Kalian berdua terluka terlalu parah. Memaksakan diri melawan dampak ini akan membuat kalian terkena serangan balik... Jika masih punya sisa tenaga, lebih baik sihirkan Bulan untuk menjauhkannya dari Bumi sejauh mungkin." 　　"Menjauh dari Bumi? Apa yang kau rencanakan?" Dao De Tianzun bertanya. 　　“Lingbao Tianzun melihat para dewa Cthulhu yang bergelora di bawahnya，kilau berkedip samar di matanya，“Kalau tidak bisa dikendalikan，lebih baik kita mati bersama! Tunggu sampai bulan bergerak ke jarak aman，aku akan langsung meledakkan sumber daya Surga，ditambah seluruh latihan spiritualku ini，meski tidak bisa membunuh semua，paling tidak bisa menghabisi sebagian besar!” 　　“Hancurkan sumber daya Surga?” Yuan Shi Tianzun mempertajam tatapannya，tapi akhirnya mengangguk. 　　Dengan kondisi saat ini，ini mungkin satu-satunya jalan... Meski begitu，ini akan membuat seluruh mitologi Da Xia ikut mati. 　　Yuan Shi Tianzun dan Dao De Tianzun bersama-sama bersila，pola-pola siasat magis yang agung mulai mengalir dari kehampaan. Pola-pola ini cepat-cepat berserakan di separuh permukaan bulan，dari jauh terlihat seperti formasi bintang kuno. 　　Saat dua kekuatan ilahi tertinggi menerobos masuk，formasi ini langsung berbinar. Sebuah kekuatan tak kasat mata memaksa bulan melepaskan diri dari gravitasi bumi，pelan-pelan diseret ke kedalaman semesta. 　　Kini Yuan Shi dan Dao De yang terluka parah，meski tak bisa menggerakkan planet sebesar bumi，tapi memindahkan bulan bukanlah masalah. 　　Saat formasi bintang ini muncul，para dewa Da Xia yang hadir langsung memperhatikan，“Bulan dipindahkan... Apa yang direncanakan Yang Mulia?” Taishang Laojun yang penuh luka goresan bertanya kebingungan. 　　Jiang Ziya memandang bintang yang menjauh itu，seperti menebak sesuatu，ekspresinya rumit，“Tampaknya Surga，sudah hampir kehabisan akal.” 　　“Sampai separah itu?” 　　——Jiang Ziya menggelengkan kepala, tidak berbicara. Dia hendak mengalihkan pandangan ketika dua aliran cahaya menyusul terbang menuju Surga yang runtuh itu. 　　…… 　　Di langit dalam tak bertepi, tubuh Jia Lan perlahan mendarat di depan istana yang ambruk. 　　Matanya merah, wajahnya yang masih basah oleh bekas air mata penuh tekad. Dia mengangkat kepala, melihat papan nama besar penuh retakan tergantung di atas istana. 　　——Aula Doushuai. 　　Jia Lan hendak melangkah masuk ketika siluet seseorang mendarat di belakangnya. Dengan kerutan di dahi, dia menoleh melihat wajah asing yang tak dikenalnya. 　　"Kamu..." 　　"Namaku Si Xiaonan." Si Xiaonan berhenti sejenak, mengeluarkan bidak putih dari dekapan, "Pil Keabadian... ada padaku." 　　Selama tim 【Malam】 berinteraksi dengan Si Xiaonan, Jia Lan sudah lama tertidur lelap. Wajah gadis remaja ini asing baginya. Dari penampilan, usianya seharusnya sebaya dengan Lin Qiye... tentu saja Lin Qiye sebelum penembusan waktu. 　　Memikirkan gadis muda ini harus mengalami nasib sama, mata Jia Lan dipenuhi simpati dan kesedihan. Senyum getir mengembang di wajahnya, "Maaf kita berkenalan dalam situasi begini... Namaku Jia Lan." 　　"Aku tahu. Lin Qiye pernah bercerita tentangmu." Si Xiaonan melirik cincin di ujung jarinya, sorot matanya berubah lembut, "Andai bukan karena urusan ini, seharusnya aku sebagai senior Lin Qiye membungkus amplop besar untuk pernikahanmu..." 　　“Jia Lan tertegun, wajahnya memerah semburat, tersenyum kecil sambil berkata, “Terima kasih.”” 　　“Si Xiaonan mendorong pintu Doushuai Gong yang terdistorsi, mengeluarkan suara kreek mencekik. Meski bagian luarnya rusak parah, interior istana tetap terjaga cukup baik. Sebuah tungku obat raksasa berdiri di pusat aula, tingginya setara tujuh lantai gedung.” 　　“Tadi buru-buru pergi... Lupa tanya cara spesifik merekonstruksi Pil Keabadian.” Jia Lan bergumam. 　　“Lihat tungku obat itu?” 　　“Ya.” 　　“Di dalamnya ada Api Samadhi Surga yang bisa membakar habis tubuh kita, tapi mempertahankan pil dalam tubuh secara utuh. Lalu dengan jiwa sebagai panduan, dua pil bisa direkonstruksi paksa menjadi Pil Keabadian.” Jawab Si Xiaonan tenang. 　　“Kamu tahu dari mana?” 　　Si Xiaonan melambaikan pion putih berkilau itu, “Saat memegang pion ini, ada suara tanpa emosi yang bicara padaku... Kamu tidak dengar?” 　　Suara tanpa emosi... Ternyata Biksu Suming yang mengajarinya, pikir Jia Lan dalam hati. 　　“Aku tidak punya pion.” Jawab Jia Lan jujur. 　　Si Xiaonan mengangguk, “Kalau begitu ikuti saja aku.” 　　Kedua gadis saling bertukar pandang, lalu melangkah bersamaan masuk ke dalam aula. Suasana tiba-tiba menjadi sunyi. 　　“Apakah Lin Qiye pernah memberitahumu? Saat di kantor pengacara Cangnan, dia membantu nenek tujuh puluh tahun menyelidiki perselingkuhan suaminya.” Sambil berjalan, Si Xiaonan bertanya dengan santai. 　　Jia Lan mengedipkan matanya, sepertinya tidak mengerti mengapa Si Xiaonan tiba-tiba menceritakan ini, tapi tetap menggelengkan kepala, "Tidak." 　　"Waktu itu, ada nenek tua datang ke kantor kami, mengira suaminya berselingkuh dan ingin meminta kami menyelidik... Yang menerimanya saat itu adalah Jie Hong Ying. Mendengar kisah cinta mereka dulu, sampai air mata tersentuh mengalir. Untuk mendapat uang tambahan, Jie Hong Ying mengajak Qiye dan aku mengawasi gerak-gerik suaminya di rumah mereka. Kami bergantian berjaga di sekitar rumahnya selama tiga hari... Kau tahu apa yang terjadi?" 　　"Apa yang terjadi?" 　　"Tidak ketemu." 　　"Kenapa?" 　　"Karena suami nenek tua itu sebenarnya sudah meninggal sejak lama." 　　Mendengar kalimat ini, Jia Lan tertegun sejenak. 　　"Mengejutkan, kan? Saat Qiye memberitahu kesimpulan ini, reaksi kami juga sama... Dua hari sebelumnya suaminya tidak pulang, kami kira benar-benar ada perselingkuhan sampai tega meninggalkan rumah. Tapi di hari ketiga, Qiye hanya berjaga sebentar lalu menemukan keanehan." 　　"Di depan pintu rumah nenek tua itu selalu terpajang dua pasang sepatu. Satu miliknya sendiri, satunya lagi ukurannya lebih besar satu nomor - mungkin milik almarhum suaminya." 　　Karena di depan pintu ada pot bunga, setiap kali sang nenek tua keluar, sepatunya pasti dipenuhi tanah. Namun sepasang sepatu lainnya tidak hanya tidak berlumpur, malah tertutup debu tebal, seolah sudah lama tidak dipakai... Kemudian Lin Qiye menyelidiki dan baru tahu bahwa suaminya sebenarnya sudah meninggal dua tahun lalu. 　　Di rumahnya, kami menemukan beberapa kotak obat demensia yang ditempeli label berisi petunjuk konsumsi harian, tapi semua obat di dalamnya sudah habis. Waktu pengambilan obat terakhir juga lebih dari dua tahun yang lalu. 　　Setelah bertanya ke tetangga, kami tahu pasangan tua ini tidak memiliki anak. Label-label itu pasti ditulis suaminya semasa hidup. Setelah suaminya meninggal secara tak terduga, dia menghabiskan semua obat dan tidak mengambil resep baru. Lambat laun, dia lupa kematian suaminya, mengira dia sedang pergi, dan sering berkeliling mencari suaminya sendirian. 　　Dalam dua tahun ini, dia tiga kali lapor polisi, datangi enam tujuh biro detektif swasta, minta mereka mencari suaminya yang 'menghilang'. Tentu saja tidak ada hasil. Perlahan dia sendiri melupakan semua ini dan terus mencari suaminya." 　　Mendengar cerita Si Xiaonan, Jia Lan terdiam melamun, "Lalu?" Chapter 1746 Surga Abadi 　　“Kemudian, dia teringat akan urusan ini, melamun di balik jendela sambil berdiri sehari semalam, Lin Qiye juga berdiri di lantai bawah sehari semalam... Beberapa hari kemudian, nenek tua itu kembali lupa tentang hal ini, keluar rumah mencari suaminya. Sejak saat itu, setiap beberapa hari Lin Qiye harus membantunya mencari suaminya, mendengarkan cerita cinta mereka yang diulang-ulang... Awalnya kami juga tidak memahami, tapi kemudian Qiye berkata, dia sedang menyelesaikan tugas ini, karena saat dia mengingat keindahan masa lalu dengan senyum refleks di sudut mulutnya, sebenarnya dia sudah menemukan kembali cinta yang hilang itu.” 　　Si Xiaonan berhenti di depan tungku obat, sorot matanya memancarkan kerinduan. 　　Jia Lan tersadar dari kisah itu, bertanya sambil mengerutkan kening: "Mengapa kamu menceritakan semua ini padaku?" 　　“Lin Qiye sangat pintar, tapi dalam hal perasaan, dia masih polos bagai kertas putih... Baginya, kisah masa lalu yang diceritakan dengan suara serak oleh nenek tua itu adalah wujud cinta pertama yang dia pahami. Namun sebenarnya, cinta yang setia dan tak ternoda seperti ini, masa kini siapa lagi yang bisa melakukannya? Justru karena Lin Qiye merasa cinta harus seperti inilah, maka dia tidak akan mudah jatuh cinta. Begitu dia jatuh cinta pada seseorang, dia akan seperti nenek tua itu, tidak akan melepaskan sampai mati.” 　　Duum——!! 　　Tanah di bawah kaki berguncang hebat, pecahan Surga lainnya terlempar, seluruh istana bergetar dahsyat. 　　Si Xiaonan mengerutkan alisnya, tiba-tiba menendang tungku obat hingga terjungkal. Api Samadhi yang membara langsung menyebar memenuhi seluruh istana, mengurung dirinya dan siluet Jia Lan di dalamnya. 　　Merasakan panas membara dari segala arah, wajah Jia Lan memucat pasi. Dia sudah memindahkan 【Abadi】 ke kurungan yang mengikat Lin Qiye lebih dulu. Kini, tubuhnya hanyalah manusia biasa. 　　Akhirnya... apakah ini akan berakhir? 　　Jia Lan menggenggam erat cincin pemberian Lin Qiye, perlahan memejamkan mata di tengah lautan api. Namun begitu kelopak matanya tertutup, bayangan wajah Lin Qiye langsung muncul di pikirannya. Air mata yang sudah berhasil ditahannya pun tak tertahankan lagi mengalir dari sudut mata. 　　Di detik-detik terakhir ini, akhirnya dia tak perlu lagi berpura-pura kuat. Tangisan sedih dan kecewa bergema tertekan di antara kobaran api, sebelum tubuhnya seketika ditelan lautan api. Rasa sakit yang membakar membuat ekspresinya berdistorsi hebat. 　　Saar kesadarannya mulai mengabur, sosok hitam legam terhuyung-huyung keluar dari lautan api, lalu berhenti tepat di hadapannya. 　　Itu adalah Si Xiaonan yang terbakar. 　　Si Xiaonan menatap wajah yang basah oleh butiran air mata itu, matanya dipenuhi rasa iba: 　　"Aku bisa melihat, cintamu pada Lin Qiye juga sama murni dan tulus... Kalau kalian saling mencinta, tak seharusnya terpisah selamanya. Aku tak akan membiarkan Lin Qiye menjadi nenek kesepian berikutnya yang menghabiskan sisa umur sendiri..." 　　Si Xiaonan memasukkan tangannya ke dalam perutnya yang sudah hangus terbakar, mengaduk dengan kasar, lalu gemetar mengambil sebutir pil putih bersih dari dalamnya. 　　"Kamu……" Mata Jia Lan dipenuhi kebingungan. 　　"Sebenarnya, untuk menyatukan Pil Keabadian dan Pil Abadi, cukup dengan satu jiwa saja." Si Xiaonan tersenyum getir. "Suara itu bilang, misiku selain menyatukan pil-pil ini, adalah diam-diam menyelamatkan jiwamu……Tapi dalam pemahaman Lin Qiye, kamu harus mati……Karena kaulah orang yang paling dicintainya, hanya dengan mengira kau sudah tiada, dia akan menjadi lebih kuat……Tanpa kelemahan……Orang yang terbelenggu perasaan takkan bisa melanjutkan permainan catur ini. Dan di dunia ini, yang bisa melakukan kedua hal ini sekaligus……hanya aku, Si Xiaonan." 　　Mendengar kalimat ini, pupil mata Jia Lan menyempit tajam! 　　Kabut darah meledak dari tubuh Si Xiaonan, berubah menjadi jalinan benang putih yang menghilang di udara……Tanpa 【Pil Keabadian】, tubuhnya tak bisa lagi menahan beban Hukum Tipu Muslihat, mulai kembali menghilang. 　　Tapi itu sudah tak penting lagi, karena dalam hitungan detik, tubuhnya akan habis dilalap api Samadhi. 　　Di tengah lautan api, ujung jari Si Xiaonan yang kering terangkat, menyentuh lembut pelipis Jia Lan——sebuah "Tipu Muslihat" terajut cepat! 　　Ia memandang ekspresi tertegun Jia Lan, pipi yang hangus terbakar, sembari menampakkan senyum tipis: 　　“Orang yang kucintai, sudah tidak ada di dunia ini... Tapi orang yang kau cintai, masih menunggumu... Sekarang, aku akan pergi mencarinya... Kau juga pasti akan bertemu lagi dengan Lin Qiye suatu hari nanti... Selamat menikah, Jia Lan.” 　　Api Samadhi menyelimuti tubuh kedua gadis remaja, tanah di bawah kaki mereka bergetar-getar hebat, dengan suara gedebukan, seluruh Istana Doushuai runtuh berdebum! 　　Cincin merah marun terguling di antara lautan api yang berkobar, benang tipu muslihat melilitnya, seolah ingin mengubur keberadaannya sepenuhnya. 　　Debu beterbangan, dua butir pil obat bersatu dalam kilatan cahaya, berubah menjadi aliran cahaya yang melesat ke pusat Surga! 　　…… 　　Hah——!! 　　Lingbao Tianzun tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut, tubuhnya terhuyung-huyung hampir terjatuh. 　　Kekuatan ilahinya hampir habis, seiring dengan hancurnya lubang Hunyuan Wuji, dewa-dewa mengerikan dari mitologi Cthulhu berdesakan memanjat dari celah Bulan, retakan menyebar liar dari bawah kaki Lingbao Tianzun. 　　Dia tahu, Surga sudah mencapai batasnya. 　　Lingbao Tianzun memandang siluet dewa-dewa Cthulhu yang gila itu, matanya memancarkan sorotan kejam, "Seberapa jauh jaraknya?!" 　　"Cukup." Yuan Shi Tianzun mengendalikan formasi bintang besar, mengangkat kepala melihat Bumi yang semakin menjauh. Pada jarak ini, bahkan jika sumber energi Surga hancur sendiri, tidak akan berdampak pada dunia manusia. 　　“Lingbao Tianzun menyipitkan bola matanya, hendak melakukan gerakan tiba-tiba muncul cahaya dari ambang batas Surga yang menerjang masuk ke dalam sumber daya yang rusak itu!” 　　“Pada momen berikutnya, aura mistis tak terdefinisi mengalir deras dari sumber daya tersebut!” 　　“Mutasi tak terduga ini membuat tiga Yang Mulia sama-sama tertegun, sumber daya Surga yang rusak di bawah tatapan mereka mulai beregenerasi dengan cepat!” 　　“Ini...” 　　“Lingbao Tianzun merasakan aura tersebut, pupilnya gemetar seolah teringat sesuatu, tiba-tiba menatap ke arah bumi!” 　　“【Pil Abadi】？！” Dao De Tianzun memandang Lingbao, “Bukan sudah hancur jadi dua bagian dan terlempar ke dunia manusia? Kenapa muncul sekarang??” 　　“Lingbao Tianzun membuka mulut, tapi tak ada satu kata pun yang keluar, ekspresinya tampak bingung.” 　　“Setelah Pil Abadi menyatu dengan sumber daya, kerajaan dewa yang retak mulai memperbaiki diri. Istana yang runtuh tegak sendiri, sudut yang hilang tumbuh kembali, bahkan lantai penuh retakan mulai memancarkan kilau giok putih misterius!” 　　“Seiring pulihnya Surga, beberapa dewa dari mitologi Cthulhu yang hampir menerobos celah tiba-tiba tertahan di dasar Surga. Energi spiritual berkilauan, dibalut kilau giok putih, membuat upaya mereka menggoyahkan Surga sia-sia!” 　　“Tak bisa dirusak, regenerasi mandiri... Kini Surga telah menjadi benteng kerajaan dewa yang tak tertembus, juga keunikan tak tertandingi di dunia ini...” 　　Surga Abadi！ Chapter 1747 Kekacauan 　　Duum——！ 　　Duum——！！ 　　Duum——！！！ 　　Di langit dalam tak bertepi, kedua kepalan Lin Qiye membanting dengan gila pada kurungan 【Abadi】, bola matanya merah menyala bagai darah! 　　Tiba-tiba, cahaya gemilang yang melekat pada kurungan itu menghilang, kepalan Lin Qiye menghantamnya dengan dahsyat hingga hancur berkeping-keping beterbangan di luar angkasa. 　　Lin Qiye membeku di tempat. 　　Ia tertegun memandang remah-remah kurungan yang beterbangan di antariksa, karakteristik 【Abadi】 telah rusak artinya orang yang ditunggunya... telah pergi untuk selamanya. 　　"Jia Lan..." gumam Lin Qiye. 　　Biksu Takdir menyatukan kedua tangan, sorot matanya perlahan terpejam, "【Abadi】 dan 【Abadi】 telah kembali ke tempatnya, Surga Abadi mengendalikan zaman... jurang kematian tanpa solusi yang pernah dihadapi manusia, telah benar-benar teratasi." 　　Lin Qiye berbalik tajam memandang Biksu Takdir, telapak tangannya menyambar seperti kilat mencengkeram tenggorokan sang biksu. Bersamaan, siasat pirang gemerlap mengembang di belakangnya—Serafim menggenggam pedang suci dengan duri logam sudah menempel di punggungnya, tinggal seinci lagi akan menusuk tubuhnya! 　　Biksu Takdir tetap menutup bola mata, sama sekali tak mau melihat mata Lin Qiye yang merah membara, sementara sorot mata merah darah yang terakhir itu seolah ingin menyiksanya sampai mati! 　　“Bahkan jika kau membunuhku hari ini, Jia Lan tetap tidak akan kembali.” Biksu Suming berbicara datar, “Tubuhnya telah habis dibakar api Samadhi, jiwanya menyatu dengan Pil Keabadian... Di kehidupan ini, kau takkan bisa bertemu dengannya lagi...” 　　“Tubuh ini kuberikan padamu! Kau mewarisi semua ingatanku! Benarkah di hatimu tak ada secercah perasaan untuk Jia Lan?!” Mendengar ini, amarah Lin Qiye memuncak, bertanya dengan suara menggelegar. 　　“Perasaan? Semua orang di dunia ini boleh memiliki perasaan, tapi aku tidak... Kau pun tidak boleh.” 　　Biksu Suming mengulurkan tangan, menunjuk ke arah para dewa Da Xia di kejauhan, “Hari ini kau menyelamatkan Jia Lan demi hubungan terlarangmu, lalu bagaimana kau akan menghadapi mereka yang nanti berkorban untuk skenario ini? Kau saja tak bisa meninggalkan perasaan, berdasarkan apa kau meminta para pion ini mati untukmu? Kau pintar, Lin Qiye, kau harus tahu permainan catur ini bukan mainan rumah-rumahan anak kecil yang bisa berakhir bahagia... Pengorbanan tak terhindarkan, semua demi kelangsungan umat manusia.” 　　Tangan kanan Lin Qiye semakin mengencang, mencubit leher Biksu Suming hingga memerah, suara yang terakhir terdengar serak: 　　“Atau... kau mau menyerah sekarang? Jia Lan sudah berkorban untuk umat manusia, membeli secercah harapan... Sekarang kau malah mau jadi kura-kura pengecut, membuat semua pengorbanan mereka sia-sia?” 　　“Kalimat ini menghantam telinga Lin Qiye bagai gemuruh guntur, tangannya gemetar tak henti... akhirnya melepaskan cengkeraman di tenggorokan Biksu Suming.” 　　“Meski tak rela, kematian Jia Lan sudah tak terhindarkan... Karena itu, dia tak boleh menyerah di sini. Mikael, Zuo Qing, Jia Lan—setiap nyawa mereka bagai gunung berat yang menindih hati Lin Qiye, memaksanya memenangkan permainan catur ini.” 　　“Sejak detik kematian Jia Lan, jalan pulangnya telah tertutup.” 　　“Pedang Suci yang menempel di punggung Biksu Suming disarungkan kembali. Wajahnya yang memerah cepat normal... Memandangi Lin Qiye yang menangis histeris di hadapannya, dia tahu langkah tersulit dalam permainan catur ini telah berhasil diambil.” 　　“Biksu Suming mengibaskan kasaya berlumpurnya di udara kosong, menyatukan kedua tangan dan berbisik pelan:” 　　“Aku pasti akan membantumu menang dalam permainan catur ini... Sang Panglima Lin.” 　　…… 　　“Bersamaan, perubahan di Surga kejauhan langsung menyedot perhatian semua orang di medan perang.” 　　“Kekuatan ilahi yang jatuh mulai pulih?” 　　“Beberapa Dewa Emas serentak menyadari perubahan pada diri mereka, sorot mata mereka dipenuhi keterkejutan.” 　　“Secara logika, begitu diri sendiri kerajaan dewa rusak, memperbaikinya butuh banyak personel dan waktu—dulu kami butuh hampir dua tahun...” 　　“Tapi kini, berapa lama sejak kerusakan itu? Kok sudah bisa diperbaiki?!” 　　"Sepertinya, Surga berhasil mengendalikan segel bulan lagi." Jiang Ziya menghela napas lega, "Nyawa kita, telah mengimbangi untuk bertahan..." 　　"Kekuatan ilahi masih bertambah... Bahkan sudah melebihi tingkat sebelumnya." Yang Jian menatap kedua tangannya, bingung berbicara, "Bagaimana mungkin? Apa yang sebenarnya terjadi pada sumber energi?" 　　"Yang Jian, apa kamu merasa sedikit mengantuk?" 　　Nezha menghunjamkan pistolnya, menangkis serangan seorang dewa dari mitologi Cthulhu, tidak tahan menguap. 　　"Mengantuk?" Yang Jian mengerutkan alis merasakan beberapa saat, "Sepertinya benar... Apakah sumber energi sedang membalikkan wujud dewa kita?" 　　"Apa maksudmu? Ini hal baik?" 　　"Seharusnya." 　　Yang Jian masih ingin mengatakan sesuatu, dari kehampaan di atasnya, sebuah celah ruang-waktu tiba-tiba merekah, kabut kelabu samar mengalir deras darinya, aura yang familiar kembali turun! 　　"Datang lagi?!!" Merasakan aura ini, jantung semua orang berdebar kencang! 　　Bukannya 【Kunci Gerbang】 sudah tidak bisa bertindak? 　　Susah payah baru merebut kembali keunggulan, jangan-jangan akan dibalikkan lagi?! 　　Di bawah pandangan waspada semua orang, sosok berjubah abu-abu keluar dari kabut, itu bukan 【Kunci Gerbang】, melainkan seorang manusia. 　　Dia menghempaskan tudung lebar, wajah muda muncul di hadapan semua orang, jika menutup bekas luka di sudut dahinya, mungkin terlihat sangat tampan, sorot mata kelabunya menyapu semua yang hadir, dalam bagai jurang. 　　"An Qingyu..." 　　“Para dewa Da Xia tentu mengenal wajah itu, tidak lama sebelumnya, dia bahkan pernah mengamuk di Surga.” 　　Bola mata abu-abu An Qingyu dengan cepat menembus situasi saat ini, melirik ke kehampaan di atas, bergumam, "Kegagalanku sendiri meninggalkan kekacauan... Biarkan aku yang menanganinya... Tampaknya, kau juga bukan perencana yang sempurna." 　　“An Qingyu, apa maksudmu?” Suara berat Xi Wangmu menggema. 　　An Qingyu tidak berbicara, pandangannya menyapu para dewa, tertahan sejenak pada Lin Qiye yang wajahnya basah oleh bekas air mata, seolah bingung, kemudian pelan mengalihkan... 　　“Aku datang untuk mengakhiri dagelan ini.” An Qingyu berbicara dengan tenang. 　　Suaranya berhenti, sebuah pintu raksasa terbentuk di belakangnya! 　　Tekanan wibawa Gerbang Kebenaran pernah mereka alami di Surga, kini pintu itu tampak lebih padat. Kehadirannya membuat sembilan dewa Cthulhu yang tersisa di medan perang serentak berhenti. 　　Guncangan ruang-waktu menyebar dari tubuh sembilan dewa Cthulhu ini, wujud mereka langsung mengabur! 　　“Mereka mau kabur!” 　　Jiang Ziya langsung menyadari niat mereka. Mendengar itu, para dewa Da Xia segera menerjang maju! 　　Kini Surga Abadi telah menguasai segel bulan, ditambah bantuan Lin Qiye dan lainnya, sebenarnya mereka sudah unggul. Cukup beri waktu, pasti bisa membersihkan sembilan dewa Cthulhu ini! 　　Tapi An Qingyu tak ingin memenuhi harapan mereka. 　　Dengan kabut abu-abu yang berhamburan, sembilan dewa dari mitologi Cthulhu itu berubah menjadi cahaya, menghilang di celah Gerbang Kebenaran. 　　【Laporan Musim Penebas Dewa Penjaga Malam】Aktivitas diluncurkan～Dari besok sampai tanggal 16, San Jiu berubah menjadi Si Jiu～～Di akhir bulan masih ada kejutan yang menanti kalian～ Chapter 1748 Tidur Abadi 　　Lin Qiye menekan emosi dalam hatinya, mengangkat kepala menyaksikan pemandangan ini sambil mengerutkan alisnya. 　　"Sumeru, apakah ini juga dalam kalkulasimu?" suara seraknya terdengar. 　　"Aku bukan mahatahu, apalagi bisa meramal masa depan. Mana mungkin setiap langkah terprediksi?" Sumeru Biksu menggelengkan kepala, "Aku menyuruh Kloie memberikannya pion. Jika dia mau bergabung dan mengkhianati Tiga Dewa Pilar, keunggulan kita pasti akan meluas... Tapi tak kusangka dia langsung menghancurkan pion itu, bahkan enggan bersekutu. Sampai aku pun tak bisa membaca pikirannya." 　　Setelah menyita sembilan dewa Cthulhu, An Qingyu tampaknya tak ingin berlama-lama. Dia memasang kembali tudungnya, melirik terakhir ke Lin Qiye sebelum berbalik memasuki Gerbang Kebenaran yang garis profilnya semakin kabur hingga akhirnya lenyap... 　　Semua terjadi terlalu cepat. Saat para dewa menyadarinya, medan perang yang semula kacau-balau telah tenggelam dalam kesunyian bak kuburan. 　　"Tetap saja mereka pergi..." Jiang Ziya menyipitkan mata, tak kuasa menahan sebuah desahan. 　　"Aneh, mengapa aku merasa sangat mengantuk?" 　　"Aku juga. Rasa kantuk ini semakin menjadi..." 　　“Kehilangan stimulus dari Perang Dewa, rasa kantuk yang pekat membanjiri hati para dewa Da Xia. Mereka dapat merasakan wujud dewa mereka seolah sedang berubah, serentak memandang bulan yang hampir menghilang di kejauhan, sorot mata penuh kebingungan. 　　“Sudah selesai melampiaskan? Kalau sudah, pergilah.” Biksu Suming berkata. 　　“Pergi? Ke mana?” 　　“Surga.” Biksu Suming berbicara datar, “Manfaat Pil Abadi bagi Surga jauh lebih besar daripada menekan segel bulan... Bersihkan bekas air mata, tegakkan dada, kau harus mewakili umat manusia untuk mengantarkan mereka.” 　　…… 　　Surga Abadi. 　　“Kekuatan ilahi masih bertambah... Ini tidak jelas maksudnya?” Dao De Tianzun menatap kedua tangannya, kerutan di dahinya menunjukkan kebingungan. 　　“Pil Abadi menyatu dengan sumber daya Surga, membawa perubahan kualitatif baik bagi dirinya maupun kerajaan dewa ini. Wujud dewa kita para dewa Da Xia semuanya terhubung erat dengan sumber daya, natural akan mendapat balikan dari keabadian.” Ekspresi Lingbao Tianzun rumit, “Singkatnya, seluruh mitologi Da Xia sedang naik ke tingkat lebih tinggi... Peningkatan ini bukan sekadar pertumbuhan kekuatan ilahi, batas atas kita juga akan dinaikkan secara bersamaan. Beberapa yang sudah berada di puncak tingkatan tertentu mungkin akan menggunakan kesempatan ini untuk menghancurkan tembok penghalang.” 　　“Maksudmu, para dewa utama kelas tertinggi mungkin bisa mencapai tingkat tertinggi?” Dao De Tianzun heran membuka mulut, kemudian seolah teringat sesuatu, “Bagaimana denganmu?” 　　“Aku telah melalui siklus diri sejati, tingkatan sudah mencapai kesempurnaan. Dengan kesempatan ini... Aku ingin mencoba menerobos tingkatan itu.” 　　Mendengar kalimat ini, Yuan Shi Tianzun dan Dao De Tianzun sama-sama terkejut. 　　“Jika kau memasuki tingkatan itu, ditambah lebih banyak dewa utama yang naik ke tingkat tertinggi, maka meski tanpa keyakinan sebanyak lautan, Surga juga akan sejajar dengan Kerajaan Surga... Bahkan lebih tinggi dari mereka!” Bola mata Yuan Shi Tianzun berbinar-binar. 　　“Benar, ini kesempatan emas yang belum pernah ada bagi seluruh Surga.” Lingbao Tianzun berhenti sejenak, “Tapi peningkatan seluruh sistem dewa tidak bisa instan, kita mungkin harus terjebak dalam tidur abadi...” 　　“Tidur abadi?” Dao De Tianzun mengerutkan alis, “Ngomong-ngomong, sekarang aku memang agak mengantuk...” 　　“Tidur abadi ini kira-kira butuh berapa lama?” 　　“Masih belum jelas, paling cepat tiga lima tahun, paling lama delapan sembilan tahun. Kesempatan seperti ini belum pernah ada, aku juga tidak bisa memastikan.” 　　Yuan Shi Tianzun mengerutkan alisnya. Setelah berpikir, dia tetap menggelengkan kepala, “Tidak bisa. Di titik waktu ini semuanya terlalu khusus. An Qingyu telah membawa pergi sembilan dewa dari mitologi Cthulhu. Kekuatan tempur sembilan dewa Cthulhu itu cukup untuk menghancurkan kerajaan dewa mana pun di bumi sebelumnya. Mereka yang tadinya terang beralih ke gelap, tidak ada yang tahu kapan akan kembali menyerang. Jika kita tidur abadi, bagaimana dengan bumi?” 　　Tiga Yang Mulia itu bersama-sama tenggelam dalam keheningan. 　　“Kalau begitu... kita harus paksa menghentikan peningkatan.” Lingbao Tianzun menghela napas, “Meski sayang, tapi ini satu-satunya jalan...” 　　“Tidak boleh menghentikan peningkatan!” 　　Pada saat itu, sebuah suara terdengar dari kejauhan. 　　Tiga Yang Mulia Tianzun berbalik memandang, dan melihat tiga "Lin Qiye" yang persis sama perlahan mendarat di pusat Surga Abadi. 　　Lin Qiye di sebelah kiri menggendong enam sayap putih bersih, dengan bau yang panas dan sakral; Lin Qiye di sebelah kanan menyampirkan kasaya berlumpur, dengan ekspresi kedangkalan; Lin Qiye di tengah menyampirkan jubah merah marun, dengan bola mata yang masih sedikit merah bengkak. 　　"Kamu..." Dao De Tianzun memandang tiga Lin Qiye di hadapannya, sejenak merasa bingung. 　　"Promosi Surga Abadi adalah langkah krusial di papan catur masa depan. Jika dihentikan sekarang, meski risiko sementara menurun, di masa depan akan sulit seperti naik ke langit untuk benar-benar memenangkan skenario ini." Biksu Suming berbicara dengan tenang. 　　Ling Bao Tianzun melirik Biksu Suming, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke Lin Qiye di tengah, khawatir bertanya: 　　"Tapi bagaimana jika Surga terjebak dalam tidur abadi? Bagaimana dengan Da Xia?" 　　"Da Xia sudah jauh berbeda dari masa lalu." Lin Qiye menunjuk ke bumi di kejauhan, "Sejak era Sang Panglima Ye, Da Xia terus membina orang-orang kuat manusia. Sekarang bibit-bibit telah matang, bahkan tanpa perlindungan Surga, manusia bisa berdiri sendiri." 　　Tiga Yang Mulia Tianzun saling bertukar pandang, sepertinya masih ragu-ragu. 　　“Kekuatan pasukan manusia saat ini tidak lemah. Jika sebelumnya, bahkan mampu duel satu lawan satu dengan kerajaan dewa mana pun di bumi, tetapi yang mereka hadapi sekarang adalah sembilan dewa dari mitologi Cthulhu yang tersembunyi, serta 【Kunci Gerbang】 dan 【Kambing Hitam】, risikonya sangat besar.” 　　“Ini adalah taruhan besar. Jika menang, bumi akan memiliki kerajaan dewa super yang melampaui Kerajaan Surga; jika kalah, semua usaha akan sia-sia.” 　　“Bisakah nasib semesta ini dipertaruhkan pada manusia... Ini yang dikhawatirkan tiga Yang Mulia.” 　　“Para dewa telah melindungi umat manusia terlalu lama. Mulai sekarang, kita harus berjuang untuk nasib sendiri.” Tiga Lin Qiye serentak mengatupkan kepalan tangan dan membungkuk dalam-dalam kepada tiga Yang Mulia, “Harap para dewa Da Xia tidur abadi.” 　　Melihat ini, Lingbao Tianzun akhirnya menghela napas: “Kau berani mengajukan permintaan ini, pasti sudah punya siasat... Kalau begitu, kami akan bertaruh denganmu. Semoga endapan dua ribu tahun ini membuatmu mampu memandu seluruh umat manusia mencapai ketinggian yang belum pernah terlihat sebelumnya.” 　　Dao De Tianzun memandang Lingbao Tianzun dengan heran. Dia tak menyangka Lingbao benar-benar berani mempertaruhkan urusan sepenting ini pada Lin Qiye dan manusia... Dia masih anak muda dua puluh tahunan. 　　Sementara Yuan Shi Tianzun menunjukkan ekspresi sudah diduga. Pandangannya menyapu Lingbao dan Lin Qiye, “Ternyata orang yang berdiskusi rahasia denganmu dua ribu tahun lalu dan meminjam Donghuang Zhong adalah Lin Qiye...” 　　“Apa?” Dao De Tianzun langsung terkejut mendengar ini. 　　“Kalau begitu, Hamba juga tidak ada keberatan……Lin Qiye, masa depan umat manusia dan skenario ini, semuanya serahkan padamu.” Yuan Shi Tianzun mulai santai, berbicara pelan. Chapter 1749 Belum Tuntas 　　Lingbao Tianzun memandangi Lin Qiye yang berkantung mata merah, setelah ragu sejenak, akhirnya bertanya: 　　“Qiye……Di mana Jia Lan?” 　　Lima kata sederhana ini menghantam gendang telinga Lin Qiye bagai guntur menggelegar, dia menatap wajah familiar Lingbao, refleks ingin mencurahkan isi hati, tapi akhirnya menggigit semua rasa sakit dan menelannya, menunjuk tanah di bawah kaki, menjawab dengan suara serak: 　　“Dia, ada di sini.” 　　Sorot mata Lingbao Tianzun menyempit halus. 　　Meski sejak kemunculan Pil Keabadian, dia sudah menduga kemungkinan ini, tapi di detik ini, hatinya tetap tertusuk duri tajam. 　　Perbaikan diri sendiri, penindasan segel, peningkatan level para dewa……Di balik pembalikan skenario pertempuran ini, harga yang harus dibayar adalah nyawa Jia Lan dan Si Xiaonan. 　　“Akan segera kusampaikan pada para dewa Da Xia untuk segera tidur abadi di Surga.” Dao De Tianzun merenung sejenak, “Lalu bagaimana dengan bulan? Perlukah kita tarik kembali ke orbit semula?” 　　“Tidak perlu. Sekalipun ada Surga Keabadian yang menekan, dewa-dewa dari mitologi Cthulhu dalam segel tetap seperti bom waktu……Kini para dewa Cthulhu ada di bumi. Untuk mencegah kondisi ini terulang, lebih baik biarkan segel bulan menjauhi mereka sejauh mungkin.” 　　“Untuk menghindari mereka kembali menyentuh segel, lebih baik langsung membuang ke Bulan……” 　　Yuan Shi Tianzun mengangguk, “Bisa dilakukan. Setelah para dewa Da Xia selesai naik tingkat, saat semuanya kembali terkendali, kita tinggal kembali saja.” 　　Lin Qiye berpamitan dengan tiga Yang Mulia, lalu meninggalkan Surga Abadi dan terbang menuju arah Bumi. 　　Seiring gemuruh lonceng, para dewa Da Xia di medan perang luar angkasa segera bergegas berkumpul di Surga, bagai deretan hujan cahaya menggesek kegelapan langit. 　　Memandangi aliran cahaya yang malah terbang menjauh, Lin Qiye bergumam: 　　“Kali ini, mereka benar-benar pergi……Jalan ke depannya harus ditapaki umat manusia sendiri.” 　　Biksu Takdir berbicara datar: “Saat mereka kembali, skenario ini juga akan sampai pada babak penentuan……Entah berapa persen peluang menang manusia saat itu?” 　　Saat tiga Lin Qiye menjauh, di sudut langit lain, tubuh Sun Wukong tiba-tiba tertatih. 　　“Monyet, kamu tidak apa-apa?” Yang Jian yang hendak kembali ke Surga mengerutkan alis melihat pemandangan ini. 　　“Tidak apa……Entah mengapa, seluruh tubuhku terasa sangat mengantuk……” 　　Cahaya emas samar memancar dari wujud dewa Sun Wukong. Kelopak matanya tak bisa menahan untuk terpejam, seolah detik berikutnya akan tumbang lemas. 　　“Yang Mulia membunyikan lonceng, memerintahkan kita kembali segera……Bagaimana kalau kau bertahan dulu, tidurlah setelah sampai di Surga?” 　　Sun Wukong sudah tidak bisa menjawab Yang Jian, bola matanya terpejam berat, kesadarannya surut seperti air pasang, kilatan cahaya coklat tua mengalir deras dari wujud dewa-nya, menyelimuti permukaan tubuhnya seolah menjadi batu. 　　“Monyet? Monyet？！！”Yang Jian melakukan pemeriksaan pada tubuh Sun Wukong, tidak menemukan keanehan apapun, malah kondisinya luar biasa baik. 　　Kekuatan ilahinya bertambah dengan kecepatan yang mencengangkan, telah mencapai jalan buntu tertentu. Di balik kulit yang membatu, nyawa bergolak seperti air mendidih. 　　“Monyet ini dapat jodoh yang baik...” suara Yuan Shi Tianzun menembus kehampaan, menggema di dekat telinga Yang Jian,“Sudahlah, jangan urusi dia, kembalilah sendirian.” 　　“Ya.” 　　Yang Jian mengangguk, melayangkan pandangan terakhir pada patung monyet batu yang mengambang di angkasa, lalu berubah menjadi cahaya melesat menuju Surga. 　　“Hampir lupa, masih ada sekelompok anak-anak muda yang harus ditangani...” suara Yuan Shi Tianzun kembali terdengar, sekejap kemudian, sinar ilahi melesat dari Surga melintasi semesta, menyatu di antara barisan gunung Da Xia. 　　…… 　　Setelah para dewa Da Xia pergi, hanya tersisa segelintir manusia di antariksa. Dalam kesunyian maut, terasa hawa dingin yang menusuk. 　　Huo Qubing berdiri di atas kehampaan, menatap planet abu-abu pucat raksasa di hadapannya. Meski kini telah menjadi Prajurit Dewa Segala Fenomena, di hadapannya ia tetap tak berarti bagai semut. 　　“Bertahan hidup di sini selama lebih dari dua ribu tahun, tapi baru pertama kali melihat wujudnya……” Gongyang Wan berdiri di sisinya, sorot mata indahnya berkilau seolah penuh kekaguman, “Andai tak ada kabut abu-abu itu, seharusnya ia tampak begitu mempesona?” 　　“Cepat atau lambat, kabut ini akan berhamburan.” Huo Qubing berbicara pelan. 　　“Iya.” Gongyang Wan terdiam sejenak, “Tapi kita…… mungkin takkan menyaksikannya.” 　　Saat keduanya berbicara, sebuah siluet melayang dari kejauhan ke belakang mereka. Pandangan Lin Qiye menyapu kedua orang itu, bibirnya terkunci rapat: 　　“Yeye, Gongyang Wan……” 　　Gongyang Wan menoleh memandangnya, sudut mulutnya naik tipis: “Beberapa bulan lalu masih memanggilku Senior Gongyang, sekarang langsung memanggil Gongyang Wan? Aku lebih suka sikapmu yang penuh hormat sebelum menembus zaman itu.” 　　Lin Qiye: …… 　　“Se… Senior Gongyang.” Lin Qiye memaksakan diri memanggil. 　　Secara filosofis, dialah yang menyaksikan proses kedewasaan Gongyang Wan…… Tanpa pukulan kejamnya dulu, entah di mana nasib Gongyang Wan sekarang. Dua ribu tahun lalu memanggilnya Gongyang Wan memang wajar. Tapi di era ini, bagaimanapun dia adalah senior masa lalunya, memanggil langsung nama terkesan sok gengsi. 　　Mendengar empat kata itu, suasana hati Gongyang Wan tiba-tiba menjadi cerah. 　　Kilatan cahaya samar mulai memancar dari tubuh Huo Qubing dan Gongyang Wan, siluet mereka perlahan memudar. Dari saat mereka meninggalkan pulau hingga sekarang, telah mencapai batas maksimal tubuh ini... Penjagaan selama dua ribu tahun ini akhirnya tiba di ujungnya. 　　"Kita harus pergi," kata Huo Qubing. 　　"Janji dua ribu tahun lalu telah terpenuhi. Dua langkah dalam permainan catur ini bisa dibilang sempurna." Gongyang Wan mengelus lembut pipinya sendiri, "Mereka bertengkar dalam pikiranku selama dua ribu tahun... Akhirnya bisa sunyi sebentar." 　　Lin Qiye memandang kompleks kedua orang di hadapannya, sesaat tak tahu harus berkata apa. 　　Huo Qubing dan Gongyang Wan memang bukan bagian dari era ini. Mereka menanggung rasa sakit dikuliti, dicabut tulang, dibelah hati dan diambil darahnya hanya untuk bertahan hingga hari ketika Lonceng Donghuang berbunyi, memenuhi janji mereka... Kini janji telah terlaksana. Kematian adalah akhir mereka, mungkin juga penebusan diri. 　　Di wajah mereka, Lin Qiye tak melihat secercah kesedihan, malah terlihat sukacita kecil yang datar seperti kelegaan. 　　Ia membuka mulut, akhirnya membungkuk memberi hormat dalam-dalam kepada keduanya: 　　"Atas nama seluruh umat manusia, Lin Qiye mengantarkan Senior berdua." 　　Kilatan cahaya mulai menghilang dari tubuh mereka. Siluet keduanya memudar dengan kecepatan yang terlihat jelas. Huo Qubing menatap Lin Qiye, setelah beberapa saat menghela napas panjang: 　　"Sayang, akhirnya tak sempat menyaksikan janji pernikahanmu dengan Jia Lan..." 　　“Kalimat ini menghantam telinga Lin Qiye seperti gemuruh guntur, seketika ia seakan teringat sesuatu, tiba-tiba mengangkat kepala memandang siluet Huo Qubing dan Gongyang Wan yang hampir lenyap, "Pernikahan..." Tangannya menyentak mengulurkan telapak, mencabut masing-masing seutas benang karma dari tubuh samar mereka yang hampir menghilang.” 　　“Tunggu sebentar... Masih ada satu urusan terakhir yang belum terselesaikan.” Chapter 1750 Pernikahan? 　　Huo Qubing dan Gongyang Wan saling bertukar pandang, kebingungan terpancar di wajah masing-masing. 　　“Janji dalam skenario catur ini telah kupenuhi, tapi masih ada satu janji...” Bola mata Lin Qiye memerah bengkak, “...yang belum kutepati.” 　　“Maksudmu... menikahi Jia Lan?” Gongyang Wan bertanya hati-hati, “Tapi sekarang dia sudah tiada, bagaimana kau bisa menikahinya?” 　　Kedua tangan Lin Qiye mengangkat benang-benang karma milik Huo Qubing dan Gongyang Wan. Dalam 【Sebab Tanpa Alasan】 di hadapannya, benang-benang itu mulai melilit erat. Sebuah karma yang tak pernah ada mulai tercipta dari ketiadaan! 　　“Meski kini kami terpisah alam, benang karma kita masih tersisa... Dengan 【Sebab Tanpa Alasan】 ini, aku akan menciptakan masa lalu yang tak pernah ada - di sana, aku akan menikahinya!” 　　Kilatan spiritual meledak dalam sorot mata Lin Qiye. Di balik wajah kelamnya, cahaya harapan akhirnya menyingsing! 　　“Menikah dalam karma yang tak pernah ada?” Huo Qubing tertegun lama, “Itu nyata... atau palsu?” 　　“Adalah kebenaran, sekaligus kepalsuan... Masa lalu itu tidak akan ada dalam sejarah manapun, tetapi semua yang terlibat akan mengingat keberadaannya!” 　　“Di sana, aku bisa menarik semua orang yang memiliki karma denganku dan Jia Lan ke dalamnya, sebagai saksi pernikahan ini! Begitu juga dengan kalian berdua!” Suara Lin Qiye semakin beremosi, “Di sana tidak ada konsep waktu, asalkan aku mengantarkan kalian ke sana sebelum menghilang, kita bisa menyaksikan langsung pernikahan kita... sampai akhir.” 　　Huo Qubing mengangguk, senyum tipis muncul di wajahnya, “Kalau begitu, itu yang terbaik.” 　　Dua benang-benang karma itu melilit masuk ke dalam 【Sebab Tanpa Alasan】. Pada momen berikutnya, tubuh Huo Qubing dan Gongyang Wan benar-benar menghilang, masuk ke dalam karma yang tak pernah ada itu. 　　Bola mata Lin Qiye berbinar-binar. Ia mengangkat tangan ke arah kehampaan, seolah ingin menggenggam sesuatu, tetapi segera tangannya berhenti. 　　Lin Qiye mematung menatap kehampaan di hadapannya, “Karmanya... Ke mana?” 　　Lin Qiye melepaskan 【Sebab Tanpa Alasan】. Benang-benang karma yang rapat berhamburan ke dalam kehampaan, seperti sedang mencari sesuatu dengan gila-gilaan. 　　“Bahkan jika jiwa menyatu dengan Pil Keabadian, karma seharusnya tidak menghilang... Apa yang sebenarnya terjadi?!” Bola mata Lin Qiye menyempit, secercah harapan yang sempat muncul di hatinya perlahan retak berantakan... 　　Ia menggunakan seluruh kekuatannya, menyisir segala karma dalam dirinya, tetap tidak menemukan benang karma miliknya dan Jia Lan... Itu berarti, dalam dunianya, Jia Lan benar-benar telah lenyap. 　　“Tanpa karma, dia tidak bisa membawa Jia Lan ke dalam 【Sebab Tanpa Alasan】, maka pernikahan... secara natural tidak bisa dilanjutkan.” 　　“Lin Qiye berdiri sendirian di langit dalam, bagaikan patung, tak bergerak sedikitpun.” 　　“Tiba-tiba, dia tersenyum.” 　　“Senyumannya membuat bulu kuduk merinding, wajahnya mengerikan, dua alur bekas air mata mengalir dari sudut matanya. Menatap kehampaan di atas, dia berkata serak:” 　　“Kau... sedang bermain-main denganku?” 　　“Kau adalah nasib, atau takdir...” 　　“Penantian dua ribu tahun... Kita susah payah hendak mencapai pencerahan, tapi kau malah memaksaku menyaksikan dia mati.” 　　“Dia sudah tiada, kuingin memberinya pernikahan megah sebagai ganti. Kau memberiku harapan, tapi merenggutnya kembali dariku?!！” 　　“Mengapa?! Apa kesalahanku?! Aku hanya ingin mencintai seseorang dengan tulus! Salahku di mana?!！” 　　“……” 　　“Teriakan Lin Qiye yang tercampur kekuatan spiritual bergema di langit tak bertepi.” 　　“Beberapa langit-langit manusia yang hendak mencarinya membeku di tempat, saling bertukar pandang, bingung bagaimana membujuk... Bahkan Biksu Suming perlahan menutup matanya, seolah pura-pura tuli.” 　　“Dia tahu, yang dimarahi Lin Qiye bukan dirinya... Dia hanya pemain catur, sementara kemarahan itu ditujukan pada nasib itu sendiri.” 　　“Bola mata Lin Qiye memerah berdarah, dadanya naik turun hebat. Setelah meneriakkan amarah terakhir, tubuhnya berubah menjadi cahaya dan menghilang.” 　　“Tidak ada yang tahu ke mana dia pergi, juga tak ada yang tahu apa yang akan dilakukannya... Tapi semua orang diam-diam sepakat untuk tidak mencarinya. Di dalam hati, mereka sangat paham, Lin Qiye saat ini butuh ketenangan seorang diri.” 　　…… 　　Kota Shangjing. 　　Sinar matahari cerah menyinari bumi, di langit biru yang luas, tak terlihat secercah bintang maupun bayangan bulan. 　　Jalanan ramai dipadati kemacetan lalu lintas, warga biasa yang hidup di kota ini sama sekali tidak menyadari bahwa bulan telah menjauh dari mereka, juga tidak tahu bahwa krisis pemusnahan ras telah Bersimpang Jalan dengan nasib mereka. 　　Alunan musik pernikahan menyapu jalanan, deretan mobil pengantin baru nan megah berkedip lampu hazard, melesat dengan gagah sehingga langsung menarik perhatian para pejalan kaki. 　　“Wah Suami, cepat lihat, Porsche Ei!” Seorang wanita di pinggir jalan menarik lengan pria itu, matanya berbinar. 　　Pria itu melirik mobil utama yang dihiasi bunga besar merah menyala, berkata dengan nada merendahkan, “Mobil pengantin kan biasa disewa buat gengsi, ada anehnya apa.” 　　“Darimana kamu tahu itu sewaan? Bagaimana kalau mereka memang punya uang?” 　　“Tidak mungkin. Sekilas lihat sudah ketahuan itu sewaan.” 　　“Sendiri tidak mampu beli Porsche, langsung vonis orang lain nyewa... Tidak bisakah kamu merenungkan dirimu sendiri? Lihat wajahmu yang cemburu ini.” Wanita itu membalikkan matanya, geram mengibaskan bahu sang pria, “Aku ini memang buta waktu memilih lelaki tak berprospek sepertimu!” 　　“Pria itu melotot, mulai menggerutu, \"Sialan kau perempuan brengsek, ngomong omong kosong apa di sini? Setelah menikah, kapan aku memperlakukanmu buruk?! Perut kenyang baju hangat, masih minta apa lagi?!” 　　“Makan kenyang pakai hangat siapa yang nggak bisa? Setiap hari nyetir mobil van rusak ke sana kemari, kau nggak malu, aku saja malu!” 　　“Kamu!!!” 　　Di jalanan yang kacau, pasangan pria-wanita ini langsung bertengkar sengit, namun hanya menarik perhatian pejalan kaki yang berhenti sebentar, lalu segera pergi. 　　Sebuah siluet membawa botol alkohol, goyah dan menabrak bahu pria itu. Pria yang sedang emosi itu langsung melotot, mendorongnya sambil memaki: 　　“Jalan nggak liat-liat? Jancuk!” 　　Siluet itu tertatih mundur beberapa langkah, mengangkat kepala yang tertunduk perlahan. Sepasang bola mata penuh garis-garis merah terlihat. Entah mengapa, melihat sorot mata itu, hati pria itu langsung menggigil. 　　Ia memaksakan diri melotot sekali lagi, lalu berbalik menuju sisi lain jalan. Wanita itu membawa tas LV replika sambil terus menggerutu mengikuti. 　　Lin Qiye nekat meneguk alkohol, melirik datar pasangan suami istri yang pergi itu. Ia menggelengkan kepala, lalu melangkah menyusul arah mobil pengantin yang menjauh. Chapter 1751 Pernikahan 　　Mobil pengantin Porsche berhenti pelan di depan restoran mewah. 　　Pengantin pria yang masih terlihat agak hijau di wajahnya turun dari mobil, berjalan dengan senyum ke arah pintu mobil di sisi lain, mengulurkan telapak tangan dengan elegan, memicu sorak sorai kerabat dan teman di sekitar. 　　Seorang gadis cantik mempesona yang menyampirkan gaun pengantin tersenyum tipis, melambai padanya. 　　Pengantin pria tertegun, mengerutkan kening mendekat. 　　"Ibuku baru mengirimiku informasi, mas kawinnya perlu ditambah 200 ribu lagi." Pengantin wanita berbisik pelan. 　　Senyuman pengantin pria langsung membeku. 　　"Qianqian, kenapa masih ditambah? Bukannya sebelumnya sudah disepakati 300 ribu?" Mata pengantin pria memancarkan kegugupan, suaranya ditekan rendah dengan hati-hati, "Untuk mengumpulkan 300 ribu ini, orangtuaku sudah menjual rumah di kota, aku... Keluarga kami benar-benar tidak sanggup lagi!" 　　"Bukannya rumah kalian itu terjual 600 ribu? Ditambah 200 ribu pun masih cukup." 　　"Tapi orangtuaku juga perlu menabung untuk mencari tempat tinggal!" 　　"Ibu bilang, di daerah kami tidak ada mas kawin di bawah 500 ribu, 300 ribu itu terlalu memalukan... Putri sendiri dijual seharga 300 ribu, nanti ketemu kenalan saja tidak bisa angkat kepala." 　　"Qianqian, bisakah kita berdiskusi lagi..." 　　"Demi aku, kamu bahkan tidak mau mengeluarkan 200 ribu?" 　　"Bukan..." 　　"Pokoknya ibu sudah bilang, kalau hari ini tidak ditambah 200 ribu, aku tidak mau menikah." 　　"Tapi sanak saudara sudah datang semua... Qianqian, bicarakan lagi dengan ibuku, beri aku waktu lagi..." 　　“……” 　　"Para sanak saudara yang cuma nonton melihat pengantin tak kunjung turun dari mobil, mengira ini sekadar keladi, sorakan mereka semakin riuh. Ayah pengantin pria dengan bunga besar merah menyala di dada, wajah hitam legamnya memerah tanda tanya, berbisik sesuatu ke sang istri, lalu mengeluarkan amplop kusut dari dekapan, dengan hati-hati mengulurkannya ke samping mobil..." 　　Prak—— 　　Amplop itu dihantam jatuh ke tanah, langsung setelah itu, suara pertengkaran bergema dari dalam mobil. 　　Pengantin pria tersenyum gugup ke hadirin, menuntun kedua orangtuanya menjauh, bergumam sesuatu, sorot matanya penuh ketidakberdayaan. 　　"Ayah, Ibu, uang ini pasti akan kulunasi dalam sepuluh tahun... Ayah Qian Qian adalah atasan di kantor polisi, asalkan aku menikahinya, karirku akan cepat menanjak... Begitu aku dapat jabatan tinggi, punya anak, bukankah dia akan jadi bonekaku? Saat itu datang, segala penghinaan hari ini akan kubayar berlipat!" 　　Pengantin pria mengambil buku tabungan kembali ke mobil, tak lama kemudian menggendong pengantin cantik memasuki pelaminan, pita-pita di kedua sisi berdesir prak-prak, sorakan riuh menggema di jalanan. 　　Gemuruh musik pernikahan, penghormatan kedua ke orangtua; 　　Seluruh tamu mengucapkan selamat, tepuk tangan mengguntur. 　　Mempelai itu saling tersenyum mesra, bertukar cincin, lalu berpegangan tangan turun dari podium, masing-masing membawa segelas alkohol mulai bersulang pada kerabat, wajahnya memancarkan kebahagiaan dan keharmonisan. 　　Seluruh venue pernikahan riuh tak terkira! 　　Di luar pintu venue, seorang siluet membawa botol alkohol, bagai patung yang tak bergerak sedikitpun. 　　"Tuan, hari ini ada resepsi pernikahan di dalam, maukah Anda masuk untuk minum anggur pernikahan dan mendoakan cinta mereka?" Seorang pelayan mendekat dan bertanya. 　　Lin Qiye yang mabuk berat mengangkat kepalanya perlahan, memandang ke dalam venue, sorot matanya memancarkan sinar sindiran. 　　"Cinta... Ha ha... Kenapa aku tak melihatnya?" 　　Lin Qiye tertawa getir, menggenggam botol alkoholnya, lalu berbalik badan dan tertatih-tatih pergi. 　　Dia bagai orang gila beraroma alkohol, membuat para tamu di sekitarnya mundur ketakutan. Dia menginjak karpet merah palsu, mendorong keranjang bunga kotor, lalu menunjuk mobil jenazah yang melintas sambil meraung di kejauhan: 　　"Itulah cinta! Kalian lihat?! Itulah cinta!!!" 　　Teriakan Lin Qiye bergema di luar venue, membuat para tamu berkerut kening. Beberapa satpam berlari mendekat, menarik sudut bajunya dan terus mengusirnya keluar. 　　Lin Qiye tak marah, hanya terus tertawa terbahak. Matanya menyaksikan mobil jenazah yang semakin menjauh, lalu senyumnya tiba-tiba membeku. 　　"Peti... Peti mati?" 　　"PETI MATI?!" 　　Sorot mata keruhnya tiba-tiba memancarkan kilatan spiritual menyilaukan! 　　Siluet malaikat bersayap enam berkedip sesaat di atasnya. Pada detik berikutnya, Lin Qiye yang sedang ditahan para satpam menghilang begitu saja dari tempatnya. 　　Satpam dan tamu undangan yang cuma nonton, sama-sama terpaku. Mereka menggosok mata, mengira itu halusinasi. 　　…… 　　Fengdu. 　　Kota Surgawi Wu di Mingchen Naifan. 　　Sebuah siluet tiba-tiba mendorongnya pergi dari pintu istana, menerjang ke pusat aula sepi ini. Dua peti mati merah dan hitam masih terbaring diam di hadapannya. Sejak dua ribu tahun silam, mereka terpajang di sini. 　　"Benang-benang karma antara aku dan dia putus... Tapi sini masih ada!!" Lin Qiye menyambar di kehampaan, dua helai benang karma melayang keluar dari peti hitam, diremas kuat dalam genggamannya! 　　Peti di sebelah kiri adalah yang dibuatnya untuk Jia Lan. Jia Lan pernah terbaring di dalamnya selama dua ribu tahun... Karmanya dengan peti ini masih tersisa! 　　Lin Qiye tak bisa langsung memasukkan karma Jia Lan ke dalam 【Sebab Tanpa Alasan】 lewat dirinya sendiri. Tapi melalui karma peti ini, dia bisa mengantarkan Jia Lan ke masa lalu yang tak pernah ada! 　　Dengan dua peti mati sebagai perantara... Mereka bisa menikah! 　　"Mukjizat, tolong aku!!" 　　Bola mata Lin Qiye memancarkan kilatan spiritual. 【Sebab Tanpa Alasan】 muncul di belakangnya, benang-benang karma berkerumun di luar istana. Saat kekuatan spiritualnya terkikis habis, sebuah karma yang tak pernah ada mulai terbentuk! 　　Dengan kondisi Lin Qiye sekarang, belum tentu bisa menahan karma sebesar ini. Tapi saat cahaya keemasan menyinari, karma itu langsung terkonsolidasi. 　　Ruang-waktu terdistorsi, karma berubah bentuk! 　　Pada momen berikutnya, aula Yǒumíng yang gelap dan tanpa cahaya ini seolah terpisah dari realitas! 　　Lin Qiye yang mabuk berat berdiri di depan dua peti hitam, perlahan membuka lebar kedua lengannya, bagai anak yang kembali menemukan segalanya, air mata sukacita memenuhi matanya! 　　"Jia Lan... Aku menemukannya! Aku menemukannya!!" 　　"Aku tidak mengingkari janji! Sudah kubilang akan datang untuk menikahimu, dan pasti kulakukan!" 　　"Aula Yǒumíng sebagai balai pernikahan kenapa? Peti mati sebagai perantara kenapa?! Setelah menjelajahi separuh kota yang penuh ambisi nama dan keuntungan tanpa jejak cinta... mungkin hanya di alam baka inilah cinta sejati bermuara!" 　　"Pernikahan dunia atau alam baka..." 　　"Hari ini, aku akan menikahimu di aula Yǒumíng ini... dengan pernikahan besar!!!" 　　Deretan tirai merah menyala berjatuhan dari atap aula, lilin-lilin hias bermekaran tiba-tiba menghampar di depan peti. Di pintu batu pemisah alam baka dan dunia manusia, sepasang karakter 'Xi' merah menyala muncul. Ratusan lentera merah besar bergantungan di antara tirai, sorot apinya mengusir kegelapan ribuan tahun dan memantulkan wajah Lin Qiye yang merah padam. Tangannya menyapu lagi, jubah merah marunnya memudar digantikan jubah pengantin merah meriah yang dikenakannya, berkibar pelan diterpa angin di antara lautan lilin. 　　Aula Alam Baka, lilin, karakter "Xi", pakaian merah; 　　Lin Qiye menegakkan punggungnya berdiri di depan dua peti mati, tangannya menyapu lagi lalu berseru lantang! 　　“Hari ini aku dan Jia Lan menikah, akan menjamu para dewa di semesta dan sanak saudara di dunia manusia！” 　　“Para hadirin…… silakan mengambil tempat duduk.”