Melihat monster setengah banteng setengah ular ini, semua orang benar-benar membeku di tempat.
Kecuali di film, ini pertama kalinya mereka melihat makhluk sebesar dan seaneh ini... Tidak, bahkan film sekalipun tak bisa membuat sesuatu yang setara dengan monster di hadapan mata ini. Mata sebesar lonceng tembaga itu melotot, membuat semua orang seolah tenaga mereka terkuras habis, hanya bisa mematung di tempat, kaki panjang terasa seperti diisi timah.
Saat Zhao Zhengbin melihat monster ini, dia teringat makhluk berkepala empat dan berkaki delapan yang dilihatnya di siaran langsung, serta monster-monster lain itu... Tapi... bukannya makhluk-makhluk itu hanya ada di wilayah asing?
Tidak tepat...
Zhao Zhengbin teringat, dalam komentar siaran langsung, ada yang pernah mengatakan pernah bertemu monster jenis ini, tapi diselesaikan oleh beberapa orang berjubah merah. Saat itu dikira hanya bualan, tapi setelah mengetahui keberadaan 'Penjaga Malam', ini bukan lagi sekadar kisah sederhana.
Di wilayah Da Xia, ternyata ada juga monster seperti ini? Tapi mengapa selama puluhan tahun mereka tidak pernah menemukannya??
Apakah juga karena Penjaga Malam?
Berbagai pikiran kacau berkelebat di benak Zhao Zhengbin. Dia tak sempat merenung lebih dalam, karena monster setinggi belasan lantai itu telah melilitkan ekor ular bersisiknya pada sebuah truk di pinggir jalan, lalu tiba-tiba melemparkannya ke arah mereka!
Truk puluhan ton itu bagaikan mainan di hadapan monster. Dengan mudah dipelintir menjadi bentuk pretel, bodi mobil mengeluarkan jeritan menusuk di langit-langit, membawa angin kencang dan menerjang semua orang secara frontal!
Angin kencang menyapu pipi kerumunan orang, mereka menatap bayangan hitam yang membesar dengan cepat, pupil mereka menyempit tiba-tiba!
Qiang——!!
Jejak api merah muda menggores kehampaan, sekejap mata menyapu hingga depan kerumunan orang, truk berat bagaikan lilin leleh yang rapuh, tersayat di pinggang oleh sorot api itu!
Pada momen berikutnya, lautan api merah muda berkobar hebat di hadapan mata mereka!
Truk yang terbelah terbungkus lautan api, dengan cepat tersisa hanya cangkang kosong yang hancur berantakan, melayang ringan melewati kepala kerumunan orang, menghantam lantai beton dan pecah menjadi remah-remah hitam legam!
Semua ini terjadi terlalu cepat, mereka hanya refleks memejamkan mata, truk puluhan ton telah berubah menjadi puing-puing, remah-remah halus berserakan di tanah.
Dengan tertegun mereka membuka mata, bara merah muda beterbangan bagai kelopak bunga, berputar-putar di sekitar lautan api, siluet gadis dengan tombak merah di tangan berdiri tenang di tengah kobaran api, abu yang mengepul di sekitar jubah merah tua itu bagai cahaya bintang yang menyala-nyala!
"...Jubah merah?" Di antara kerumunan, seseorang menyadari, sorot matanya memancarkan kegembiraan yang belum pernah terlihat sebelumnya!
"Penjaga Malam!? Dia Penjaga Malam!!"
"Beberapa orang yang pernah menonton siaran langsung tim ekspedisi mulai mata berbinar. Sejak menyaksikan langsung aksi Penjaga Malam dalam siaran itu, mereka terus-menerus berfantasi ingin bertemu langsung dengan Penjaga Malam. Dan saat ini, seorang Penjaga Malam berdiri tepat di hadapan mereka, bahkan baru saja menyelamatkan nyawa mereka dari monster itu!"
Zhao Zhengbin juga termasuk salah satunya.
"Ibu, Ibu! Kamu lihat?! Itu Penjaga Malam!" Zhao Zhengbin menarik sudut baju ibunya, bersemangat seolah melihat idola yang selalu diimpikannya.
Wanita itu berdiri di sisinya, tertegun memandangi gadis remaja yang tegak berdiri di tengah kobaran api. Meski tak pernah menonton siaran apapun dan tak mengerti makna sebenarnya Penjaga Malam, tak bisa disangkal bahwa pemandangan ini akan terpatri selamanya dalam benaknya.
"Maaf, kepala banteng besar..."
Senjata panjang berpijar nyala merah muda itu dengan santai digantungkan di bahu Hongying. Ia mendongak memandangi "misteri" berkepala banteng setinggi puluhan meter itu, bola matanya menyipit. "Cangnan adalah wilayah Tim 136 kami. Hari ini, siapa pun yang berani membuat onar di Cangnan... hukum mati!"
Raungan——!!
Seolah merasakan ancaman dari nyala api merah muda itu, "misteri" berkepala banteng mengeluarkan dengusan rendah. Kedua lengan kekarnya tiba-tiba terangkat, menyemburkan angin puyuh yang menghantam tanah!
Hongying mendengus dingin. Senjata api merah muda di tangannya berputar membentuk lingkaran, lalu dihantamkannya tanpa ragu ke arah kepalan tangan raksasa itu!
“Bayangan senjata seperti naga, api merah muda beterbangan, dalam pandangan semua orang, seolah ada seikat bunga merah menyala mekar di telapak tangannya, disapu dengan ringan melewati dua kepalan tangan yang lebih besar dari postur tubuhnya.”
“Saat menyentuh buket bunga ini, kedua tangan 'misteri' berkepala banteng langsung hancur berkeping menjadi kabut darah, kemudian dikeringkan oleh bayangan senjata merah menyala!”
“Raungan histeris menggema, Hongying menghentikan tombak panjang yang menari dengan mantap, postur tubuhnya sedikit membungkuk...”
“‘Cuma 'misteri' Tingkat 'Chuan', benar-benar cari mati.’”
“Suaranya berhenti, nyala api merah muda seperti bulu-bulu menari-nari di sekujur tubuhnya, menjalin jubah bulu yang terbakar. Pada momen berikutnya, tanah di bawah kakinya meledak dahsyat, tubuhnya seperti kilat merah menembus kehampaan, secercah bayangan senjata melesat dengan kecepatan yang tak bisa ditangkap mata telanjang melewati tubuh 'misteri' berkepala banteng, menyambar ke langit-langit di belakang!”
“Bersamaan dengan postur Hongying mendarap mantap di tanah, pola api merambat di dada 'misteri' berkepala banteng, pilar api yang membara merobek tubuhnya, meledak di tengah jalanan, menusuk awan!”
“Semua orang berdiri di sekitar jalanan, menyaksikan pilar api merah muda yang menembus awan hitam ini, mulut mereka menganga lebar.”
“Bahkan Zhao Zhengbin yang pernah menyaksikan adegan lebih ekstrem dalam siaran langsung, saat ini pun pikiran dipenuhi kekaguman. Melihat di layar ponsel dan merasakan dari jarak sedekat ini, memberikan pengalaman visual yang benar-benar berbeda.”
Dia mematung menatap profil wajah gadis remaja itu di tengah nyala api, tiba-tiba merasa penampilannya terlihat familiar...
Di bawah langit remang-remang, siluet-siluet terus bermunculan dari kegelapan dan mendarat di sisi gadis itu. Semuanya menyampirkan jubah merah marun dengan tampang yang masih sangat muda, beberapa bahkan lebih muda dari Zhao Zhengbing.
"Itu..." Zhao Zhengbing melihat seorang pemuda di kerumunan, langsung tertegun. Pemandangan di kantor pengacara itu berkedip samar dalam pikirannya!
Dia?!!
"Kapten, yang di sudut tenggara sudah selesai."
"Yang di Jalan Shanta juga sudah. Untungnya jauh dari kerumunan, tidak ada korban."
"Ya, kerja bagus!" Gadis itu menepuk tangan, "Malam ini pulang, semuanya ditambah paha ayam!"
"Aku merasa kerusuhan 'misteri' ini ada keanehan," ujar pria seusianya di sebelah gadis itu sambil merenung, "Sebelumnya di Kota Cangnan setahun maksimal muncul empat lima 'misteri', sekarang sekaligus empat... Jangan-jangan karena auman singa itu?"
"Untung kita sudah persiapan, plus bantuan diam-diam dari Departemen Rahasia Khusus. Kalau cuma mengandalkan kita, mungkin tidak bisa menghalangi semuanya."
"Gelombang kerusuhan 'misteri' ini belum sepenuhnya mereda. Jangan lengah! Lanjutkan operasi terpisah! Ada urusan hubungi via radio!"
"Siap!"
Suara gadis itu berhenti. Beberapa siluet berjubah merah tua langsung berhamburan, menghilang di langit kelam.
Chapter 1919 Tempat Pengungsian
Hongying hendak pergi, tiba-tiba melirik Zhao Zhengbin di tengah kerumunan, alisnya sedikit terangkat.
Dia melambai ke semua orang sambil tersenyum: "Pamit kalian semua～"
Pada momen berikutnya, tubuhnya menghilang di tempat.
Zhao Zhengbin tertegun memandang posisi tempat gadis itu berdiri tadi, untuk sementara merasa bingung.
Dalam pikirannya muncul bayangan saat pertama kali memasuki kantor pengacara itu... Gadis yang bisa mengalahkan monster dengan satu tembakan, dan pemuda yang berbicara tadi, apakah mereka anggota kantor itu?
Jadi, Kantor Perdamaian sebenarnya salah satu markas 'Penjaga Malam'?
Selama ini mereka bersembunyi di tempat seperti ini, diam-diam menjaga keamanan Kota Cangnan?
Memikirkan betapa dekatnya dia dengan Penjaga Malam tanpa sadar, Zhao Zhengbin langsung menyesal. Andai waktu itu lebih bersikeras, mungkin bisa menemukan rahasia mereka lebih awal? Barangkali bahkan punya kesempatan bergabung?
Saat pikirannya tak terkendali, personel militer di sampingnya sudah datang dan mulai mengevakuasi massa.
Kabar baiknya, setelah itu tidak ada insiden selama perjalanan. Mengikuti panah di atas kepala, mereka segera tiba di gerbang tol kereta bawah tanah yang baru dibangun.
"Kereta bawah tanah?" Seseorang di kerumunan bertanya bingung, "Tempat evakuasi di dalam kereta bawah tanah?"
"Bukan, ini cuma pintu masuk penyamaran yang dibuat mirip stasiun MRT, bukan yang asli... Kalian akan paham setelah turun ke bawah," jelas seorang anggota militer.
Para anggota menyusuri tangga ke bawah dan menemukan kedalaman yang jauh melebihi stasiun metro biasa. Hampir dua menit berjalan, mereka masih belum mencapai dasar. Baru ketika pintu masuk yang tadi sudah tak terlihat, garis profil sebuah gerbang mulai samar-samar muncul di bawah.
“Tempat ini dalam sekali ya... Butuh berapa lama untuk menggali ini?”
“Beberapa waktu lalu aku lewat sini, kira cuma renovasi jalur metro. Ternyata mereka membangun bunker? Rupanya Pasukan Malam sudah mempersiapkan sejak lama.”
“Aku juga pernah ke sini sekali. Dari mulai dibangun sampai sekarang kayaknya cuma sepuluh hari?”
“Sepuluh hari? Bisa selesai seperti ini dalam sepuluh hari?”
“Entahlah... Mungkin mereka punya cara khusus.”
Sambil mengobrol, rombongan tiba di depan pintu. Beberapa siluet berseragam militer memeriksa barang bawaan mereka. Setelah memastikan tak ada benda berbahaya, seorang pemandu mengajak mereka masuk.
Ruang bawah tanah ini melebihi bayangan semua orang. Bukan garasi bawah tanah yang dibuat asal-asalan, melainkan kota bawah tanah terang dan rapi. Lampu menerangi setiap sudut, lantai dipenuhi petunjuk arah. Meski tak luas, tersedia restoran, kamar mandi, asrama, shower, hingga Pos Suplai—lengkap semuanya.
“Sial... Bunker ini keren juga? Siapa bilang dibangun cuma sepuluh hari??”
“Jujur, ini beda banget sama bayanganku... Kubikir bunker itu cuma ruang gelap dengan dinding gundul plus kasur seadanya.”
“Iya betul! Di film kan selalu digambarkan begitu ya?”
“Tapi ngomong-ngomong, kalian nggak merasa gaya dekorasi ini agak aneh?” seseorang berjalan mendekati dinding, tangannya mengusap butiran pixel yang tersusun seperti mozaik, setiap butir seukuran bola basket, “Kok rasanya mirip 《Minecraft》 ya??”
“Aku sejak lama pengen nanya, ini bahan bangunan model terbaru apa?”
Saat semua orang penasaran mengamati butiran pixel tersebut, kru pendamping di samping menjelaskan, “Ini material khusus, lebih kuat dari mayoritas bahan yang dikenal manusia saat ini. Tempat perlindungan sedalam 100 meter ini katanya bisa menahan gelombang kejut Perang Dewa di bawah level dewa tertinggi. Juga ada persediaan makanan, air, dan jaringan komunikasi yang lancar. Tak perlu khawatir.”
“Dewa Tertinggi?” Zhao Zhengbin langsung menangkap intinya, “Dewa-dewa pun punya tingkatan?”
“Detailnya saya tidak tahu. Saya cuma personel militer yang ditugaskan menjaga ketertiban di sini, bukan anggota internal Penjaga Malam.” sang kru menjawab sambil tersipu, “Asrama di sebelah sini, silakan ikut.”
Langkah kaki bergegas menyusul.
Mata Zhao Zhengbin menyapu sekeliling, tertangkap tulisan besar di dinding pusat tempat perlindungan.
“cn（136）-007”
“Itu maksudnya nomor seri?”
“cn(136) adalah kode Kota Cangnan dalam arsip Penjaga Malam. Satu tempat perlindungan bisa menampung sampai satu juta orang. Di wilayah Cangnan yang mencakup area kota dan terpencil, total ada 13 tempat perlindungan. Ini yang nomor 007.”
“Hanya di Cangnan, ada tiga belas tempat pengungsian? Lalu seberapa banyak jumlahnya di seluruh negeri?”
“Banyak... sangat banyak. Hanya dengan meningkatkan jumlah tempat pengungsian, menyebarkannya seluas mungkin ke berbagai area kota, kita bisa memaksimalkan efisiensi evakuasi warga.”
“Ternyata begitu.” Zhao Zhengbin tidak tahan berkomentar, “Hanya dalam sepuluh hari, bisa membangun sebanyak ini tempat pengungsian, inikah kekuatan Penjaga Malam...”
Sorot matanya memancarkan ekspresi penuh hormat.
……
“Ha'choo!!!”
Di markas Penjaga Malam, Ji Nian yang sedang istirahat tiba-tiba bersin keras!
“Ada apa? Masuk angin?” Kloie di sampingnya mengerutkan alis.
“Tidak tahu... mungkin belakangan ini kekuatan ilahiku terkuras parah, kesehatan agak drop.” Ji Nian mengelus hidungnya sambil menggerutu.
Ji Nian yang beberapa hari lalu masih lincah, kini seperti panda lesu dengan kantung mata hitam legam menempel di wajah, seluruh tubuhnya terlihat lunglai.
“Ya ampun, lima tembakan meriampun masih kurang keras... Seandainya tahu Lin Qiye itu licik begini, aku takkan mau ikut dia kembali ke Da Xia!” Ji Nian menyeringai penuh amarah, “Tunggu sampai dia selesai kerja... Kalau tidak kupukuli sampai ompong, takkan terlampiaskan kebencianku!”
“...Kamu tidak bisa mengalahkannya.”
Ji Nian: （）？
“Tapi kembali ke topik, sepuluh hari membangun ribuan tempat perlindungan di seluruh penjuru Da Xia... Kamu benar-benar melakukannya.” Kloie tak tahan berkomentar, “Lin Qiye memang benar, di dunia ini selainmu Ji Nian, tak ada yang bisa menyelesaikan ini dalam waktu sesingkat itu. Jasamu terlalu besar.”
“Ha? Dia benar-benar bilang begitu?” Ji Nian menggaruk kepalanya sambil tertawa, “Sebenarnya biasa saja... Mereka sudah menggali ruang yang cukup sebelumnya, benda-benda yang perlu dibuat tidak rumit, juga sudah menyiapkan pola sebelumnya. Hanya perlu kekokohan, tidak perlu estetika. Hal seperti ini bisa kurakit dalam beberapa detik... Cuma jumlahnya terlalu banyak, agak menyedot tenaga ilahi.”
Begitu Ji Nian selesai bicara, walkie-talkie di meja tiba-tiba berbunyi,
“Ini sz(018)-011, warga yang masuk terlalu banyak melebihi kapasitas tempat penampungan ini... Minta perluasan. Ulangi, ini adalah...”
Senyuman Ji Nian membeku di wajahnya.
Kloie berdiri dari meja, mengambil walkie-talkie dan membalas "Siap", lalu menoleh memandang Ji Nian sambil tersenyum tipis.
“Saatnya bekerja... Ketua Ji Nian.”
Chapter 1920 Badai Akan Datang
Luar atmosfer.
“Tak ada yang mati?”
Wishnu yang berada di pusat sinar matahari perlahan membuka kelopak matanya, wajahnya tampak muram.
Leviathan Naga Kekacauan bergerak sunyi di permukaan planet biru, bayangannya menyapu wilayah Da Xia bagai titik hitam yang mengambang. Pada ketinggian ini, Wishnu bisa menyatukan sempurna Dunia Pupil Mimpi Besarnya dengan sinar matahari, menyusup diam-diam ke sebagian kecil Da Xia.
Ini adalah cara yang dia pikirkan setelah lama merenung untuk membantai penduduk Da Xia secepat mungkin, tapi tak disangka meski sudah dilakukan secara rahasia, langsung terungkap. Wishnu menguras banyak tenaga, terpaksa bahkan seorang biasa pun bisa dibunuh.
Bagaimana reaksi mereka bisa secepat ini?？
Penyergapan gagal, penduduk Da Xia sudah bersembunyi di tempat perlindungan dengan efisiensi luar biasa. Ingin membantai lagi dengan cara licik sudah tidak mungkin... Selain menerobos blokade pasukan Da Xia secara frontal dan menyerbu wilayah Da Xia, dia tak punya pilihan lain.
Wishnu perlahan bangkit dari punggung Leviathan, menatap tajam arah Da Xia di bumi. Setelah lama, dia menghela napas panjang...
Menerobos blokade pasukan Da Xia dan memasuki wilayah Da Xia, mana mungkin semudah itu？
Meski sekarang dia memegang pasukan kerajaan dewa, kalau bertemu pasukan Da Xia secara frontal, peluang menang sangat tipis... Satu-satunya cara adalah mengandalkan luas wilayah Da Xia, pasukan mereka tak bisa menjaga setiap perbatasan. Menembus titik ke permukaan, menerjang masuk.
Pasukan Da Xia-mu memang hebat, tapi tak mungkin semua kekuatan terkumpul di satu titik. Asal aku pilih posisi pertahanan lemah untuk menyerang, kerahkan seluruh pasukan untuk menerjang pos pemeriksaan. Saat pasukan Da Xia lain tiba, korban di dalam wilayah sudah tak bisa diselamatkan...
Di sorot mata Wishnu, muncul secercah niat membunuh. Ia meneliti garis profil Da Xia. Di matanya, kemeriahan setiap kota dan jumlah penduduknya terlihat jelas.
"Di sini... sepertinya bagus."
Pandangan Wishnu tertuju pada sudut tertentu di Da Xia. Bola matanya menyipit.
……
Dug——!!
Kilatan petir menyambar awan yang menghitam, geraman bergemuruh menggema di langit.
"Perkiraan waktu tersisa untuk penyelesaian tahap pertama 'Rencana Musim Beku' adalah tiga jam."
Di atap markas Penjaga Malam, Min Junliang melihat tablet dan berkata serius.
Tablet menampilkan peta Da Xia dengan lokasi-lokasi pengungsian yang bertanda rapat. Di sisi lain terpantau data masuk setiap tempat evakuasi—progress bar kini telah melewati 90%. Artinya, selain beberapa daerah terpencil, seluruh penduduk kota dan desa telah dievakuasi.
Jika ada yang melintas di jalanan Da Xia saat ini, yang tersisa hanyalah gedung-gedung kosong. Dalam waktu singkat sembilan jam, penduduk Da Xia hampir seluruhnya menghilang dari permukaan.
"Apakah semua kerusuhan 'misteri' di berbagai daerah sudah diatasi?" tanya Lin Qiye dengan tenang.
“Tidak semua terselesaikan，jumlah ‘misteri’ yang melakukan kerusuhan terlalu banyak，selain para Penjaga Malam setempat yang berjaga，Departemen Rahasia Khusus，【Phoenix】，【Ling Mei】，【Iblis】，【Ksatria】keempat tim sudah berangkat ke berbagai lokasi untuk menekan ‘misteri’，ditambah beberapa langit-langit manusia，‘misteri’ ini tidak akan membuat ombak besar.”
“Bagus.”
Lin Qiye menghela napas lega，“Kalau begitu，gelombang serangan pertama ini，tinggal langkah terakhir...”
“Langkah terakhir? Apa itu?” Min Junliang bertanya bingung.
Lin Qiye tidak menjawab，dia melirik langit di atas，berbalik menuruni podium：
“Sampaikan ke Shen Qingzhu，Wang Mian，Hu Jia，untuk menuju Pintu Naga Terbenam，dewa-dewa utama lain dan pasukan langit-langit manusia tetap berjaga di pos masing-masing，pastikan keamanan warga selama ‘Rencana Musim Beku’ dilaksanakan.”
Min Junliang tertegun sebentar，“Sang Panglima，kalau harus berhadapan langsung dengan mitologi Cthulhu，apakah cukup hanya membawa tiga dewa utama?”
“Cukup.” Lin Qiye berbicara datar，“Ini pertempuran pertama kita melawan mitologi Cthulhu，juga pertama kalinya kita muncul di pandangan publik... Untuk benar-benar menghilangkan ketakutan mereka，pertempuran ini harus dimenangkan dengan bersih dan tegas. Kita harus dengan posisi takluk tanpa ampun，memberi tahu seluruh warga Da Xia... siapa itu Penjaga Malam.”
Min Junliang tersadar，langsung mengangguk，“Paham! Akan segera katurunkan perintah!”
Dengan kepergian Min Junliang, kilat pucat kembali menyambar langit, angin dan hujan menderu menerpa kota yang sepi, membuat jubah merah marun itu berkibar-kibar.
“Perang, sudah dimulai.”
Lin Qiye berdiri di atap markas Penjaga Malam, menatap terakhir kali kota yang sunyi ini sebelum berbalik dan melangkah masuk ke dalam hujan yang mengguyur...
……
Kota Cangnan, Tempat Pengungsian.
Tak lama setelah Zhao Zhengbin dan rombongan masuk ke pengungsian, lebih banyak pengungsi berdatangan, membuat area asrama semakin meriah.
Untungnya area asrama di sini menyediakan kamar dua orang, tiga orang, dan empat orang. Setiap keluarga ditempatkan terpisah. Meski tempat tidurnya kecil model ranjang susun, setidaknya mereka tak harus berbagi dengan orang asing. Kejutan lainnya, kedap suaranya cukup baik.
Zhao Zhengbin dan ibunya mendapat kamar dua orang seluas empat meter persegi. Selain ranjang susun dan beberapa lemari kecil, tak ada perabot lain.
Di ruang bawah tanah yang bisa menampung jutaan jiwa ini, kamar mereka bagai sarang lebah di sudut tersembunyi. Setiap kali pergi ke aula utama, butuh belasan menit melewati empat puluh sudut. Berkat petunjuk nomor kamar di dinding dan lantai, Zhao Zhengbin tak tersesat di labirin ini.
Karena padatnya pengungsi, jatah makan tiga kali sehari dan barang kebutuhan dikirim sesuai jadwal ke kamar. Restoran hanya melayani mereka yang butuh makan di jam khusus, menghindari kerumunan di area publik.
"Zhao Zhengbin meraba-raba di sekitar tempat perlindungan, tetapi tiga jam, dia hanya berhasil menjelajahi sebagian kecil darinya. Dari peta, seluruh tempat perlindungan tampak seperti gedung tinggi yang berdiri tegak di bawah tanah, memiliki sepuluh lantai, lima puluh pintu masuk, dan tiga puluh aula, masing-masing mampu menampung hampir seribu orang."
"Di tengah aula tergantung beberapa layar raksasa yang terus memutar film komedi, mungkin dimaksudkan untuk meredakan emosi warga yang tinggal di tempat perlindungan."
"Tapi sekarang ada yang sedang menyesuaikan layar-layar itu, sepertinya mencoba terhubung ke internet, dikelilingi kerumunan orang yang penasaran."
"Ei ei ei ei! Kalian lihat video-video di internet belum?"
"Liat! Aku kira hanya kita di Cangnan yang ketemu monster-monster itu, ternyata ada di seluruh negeri ya!"
"Iya... 'Penjaga Malam' juga kayaknya ada di mana-mana, di mana-mana terrekam siluet mereka."
“……”
Mendengar obrolan orang-orang di sekitarnya, Zhao Zhengbin teringat sesuatu, langsung mengeluarkan ponsel.
Chapter 1921: Sabetan Pedang Membersihkan Kota
Saat ini di internet, tidak peduli aplikasi apa, semuanya didominasi tiga karakter "Penjaga Malam".
Zhao Zhengbin membuka video viral secara acak, semuanya rekaman pertarungan Penjaga Malam dari berbagai sudut pandang. Tampaknya kerusuhan "misteri" tidak hanya muncul di Kota Cangnan, setelah raungan singa itu, monster menakutkan muncul di seluruh wilayah negara.
Banyak warga menyaksikan langsung lokasi pertempuran Penjaga Malam, yang paling viral adalah video dengan IP terletak di Shangjing.
Zhao Zhengbin membuka video call. Ini sepertinya video yang direkam selama proses hidup pelarian. Seluruh pemandangan bergetar dengan cepat, teriakan kagum bergema dari sekitarnya. Si perekam buru-buru memindahkan layar ke belakang, terlihat di bawah langit remang-remang, puluhan ekor monster mulai muncul dari gedung-gedung tinggi kota.
"Sial, sebanyak ini??"
Zhao Zhengbin menyadari "misteri" yang memenuhi kota ini, berbicara dengan nada tertegun.
Reaksi hujan peluru di video call juga mirip dengannya. Meski kota lain juga ada "misteri" yang muncul, tapi jumlahnya tidak banyak. Hanya dari satu adegan yang terekam video ini, setidaknya ada sekitar dua puluh "misteri" yang muncul bersamaan. Di bawah awan hitam yang dipenuhi kilatan petir, siluet raksasa monster menggelegar marah bagai kiamat.
Tapi pada saat itu, di puncak gedung tinggi kejauhan, riak ungu menyembur deras, seketika menyelimuti seluruh kota!
Raungan "misteri" yang memenuhi kota terhenti tiba-tiba. Siluet-siluet raksasa di berbagai lokasi Shangjing membeku bagai patung. Monster bertulang pedang yang terpisah satu jalan dari si perekam, terlihat jelas gemetar menatap tajam arah gedung tersebut. Melalui layar pun bisa merasakan ketakutan di sorot matanya!
"Berlututlah."
Suara tenang bergema di seluruh wilayah Shangjing.
Dua karakter singkat ini, bagi monster-monster yang seakan bisa menghancurkan langit dan bumi, bagaikan perintah suci yang tak bisa ditolak. Tubuh-tubuh raksasa ini serentak terjatuh berlutut, menghadap ke arah gedung itu, lalu perlahan merangkak merendah...
Pemandangan tak masuk akal ini memicu teriakan panik dari para pelarian dalam video. Mereka berhenti, tertegun menyaksikan segala sesuatu di kejauhan, membeku di tempat.
Shangjing yang awalnya seperti taman iblis, tiba-tiba kembali tertib. Puluhan monster merangkak ke arah yang sama, seolah ditekan oleh kekuatan tak kasat mata hingga tak bisa berdiri.
Semua orang serentak memandang ke arah gedung itu. Kamerawan segera memperbesar bidikan. Dari kejauhan, samar terlihat siluet merah marun berdiri tenang menerjang hujan, memandangi kota di bawahnya.
Karena jarak terlalu jauh, wajahnya tak jelas. Tapi saat pedang lurus di pinggangnya perlahan terhunus, kilau emas menyapu Shangjing bagai tsunami. Semua "misteri" yang bersujud meledak berhamburan!
Kabut darah merah menyebar di bawah langit. Rekaman video terputus sejenak terkena kilau pedang. Saat gambar kembali, tak hanya seluruh Shangjing telah bersih, bahkan hujan badai pun lenyap seketika - seolah dirobek menjadi kehampaan oleh sebilah pedang...
Beberapa detik kemudian, rintik hujan baru mulai jatuh lagi dari langit.
Sabetan pedang, membersihkan kota.
Namun dalam pemandangan saat itu, pedang lurus di pinggang orang itu hanya tercabut setengah...
Dengan munculnya beberapa personel militer yang terus mengevakuasi warga ke tempat perlindungan, rekaman tiba-tiba terhenti. Namun hingga detik terakhir, kamera tetap mengarah ke punggung merah marun di puncak gedung tinggi... Terlihat jelas bahwa mereka yang menyaksikan sabetan pedang itu secara langsung masih belum pulih dari keterkejutan.
Hal yang sama berlaku untuk Zhao Zhengbin.
Setelah lama terdiam, barulah dia sadar kembali sambil menarik napas dalam-dalam, sorot matanya dipenuhi kekaguman.
Video berdurasi kurang dari setengah menit ini, yang dirilis 20 menit lalu, telah mencapai lebih dari 400 juta tayangan. Berbeda dengan siaran langsung sebelumnya, sebagian besar warga kini telah mengalami langsung kengerian "misteri". Karena itulah mereka mulai memahami sedikit konsep tentang bagaimana satu sabetan pedang bisa membasmi semua "misteri" di kota...
Di Kota Cangnan, gadis remaja yang dijuluki "Kapten" itu membunuh satu "misteri" berkepala banteng dengan dua tusukan tombak merahnya. Namun "misteri" dalam video ini tampak jauh lebih mengerikan dibanding yang pernah mereka hadapi, dan jumlah monster semacam itu setidaknya mencapai puluhan!
Dari jarak sejauh itu, satu ucapan membuat semua "misteri" di kota berlutut. Hanya dengan menghunus pedang setengah inci, seluruh kota pun ditumpas seketika...
Seberapa dahsyat kekuatan sosok merah marun yang berdiri di puncak gedung itu??
Zhao Zhengbin membuka komentar di bawah. Banyak netizen memiliki pemikiran yang sama dengannya. Namun tak lama, sebuah komentar yang langsung melesat ke posisi teratas menarik perhatiannya.
【Saat evakuasi ke tempat perlindungan tadi, aku sempat mengobrol dengan seorang Penjaga Malam. Menurutnya, orang dalam video ini adalah Panglima Tertinggi Penjaga Malam Da Xia. Gedung tempat beliau berada itu adalah markas Penjaga Malam】
【Apa??? Apa yang disebut di lantai atas itu benar?!】
【Panglima Tertinggi Penjaga Malam!? Bukankah itu berarti beliau adalah pemimpin tertinggi semua Penjaga Malam? Pantas saja kekuatannya luar biasa!】
【Rumahku ada di area itu. Setiap pulang kerja aku selalu melihat gedung itu, tapi tidak merasa ada yang misterius?】
【Benar, tempat itu sangat mencurigakan. Aku kurir pengantar. Setiap kali mau mengantar pesanan selalu dihadang satpam. Beberapa tahun lalu saat mengantar pesanan, kulihat seorang kurir keluar dari gedung itu. Saat itu aku heran kenapa dia bisa masuk. Setelah melewati sudut jalan bersamanya, tiba-tiba kulihat dia terbang ke langit dengan skuter listrik...】
【Aku juga dapat info dari seorang Penjaga Malam. Warna jubah punya banyak makna. Penjaga Malam yang bertugas di kota biasanya memakai jubah merah tua. Hanya tim khusus yang boleh memakai jubah warna berbeda. Saat ini hanya dua orang di Penjaga Malam yang boleh mengenakan jubah merah marun: satu adalah malaikat bersayap enam kelabu yang pernah ditemui tim ekspedisi, satunya lagi adalah Sang Panglima】
【Benarkah ini Sang Panglima Penjaga Malam? Kalau begitu, malaikat bersayap enam kelabu, Dewa Pikiran berjubah hitam, Penjaga Benteng Naga Terbenam yang bisa mengendalikan cuaca... semua itu adalah bawahannya? Sehebat apa Sang Panglima ini??】
【Sang Panglima ganteng banget!!!】
【……】
"Ketika eksistensi Penjaga Malam akhirnya diketahui publik, ditambah dengan kerusuhan 'misteri', orang biasa pun mendapat kesempatan bertemu Penjaga Malam. Berbagai intelijen bermunculan di internet, mengungkap selubung misteri Penjaga Malam sedikit demi sedikit di hadapan mata semua orang."
"Tepat saat Zhao Zhengbin gila-gilaan mencari informasi terkait Penjaga Malam, sebuah saluran siaran langsung tiba-tiba muncul di posisi teratas."
"'Siaran langsung Tim Eksplorasi Perintis? Di situasi seperti ini, masih ada apa yang bisa disiarkan?' Meski bingung, Zhao Zhengbin tetap membuka siaran tersebut."
"Di layar, anggota Tim Eksplorasi Perintis berjejalan di pesawat lain. Di balik jendela yang diterpa hujan dan angin, benteng perang berwarna perak perlahan muncul di permukaan laut yang bergelombang..."
"Chapter 1922 Kita"
"'Bukan ini Basis Pintu Naga Terbenam?'"
"Zhao Zhengbin langsung mengenali basis yang pernah dilewati Tim 2 sebelumnya. Dengan heran ia bertanya."
"Di saat yang sama, suara dari layar mulai terdengar."
"'Para penonton, karena pesawat kami mengalami kerusakan dan menunggu bantuan lebih dari dua jam di padang gurun... Syukurlah Pintu Naga Terbenam segera mengirim pesawat untuk menjemput. Sekarang kami akhirnya kembali ke wilayah Da Xia!'"
Wartawan duduk di tepi jendela pesawat dengan ekspresi gembira, "Selanjutnya, saya akan memberi kabar baik untuk kalian semua. Karena situasi dalam negeri cukup genting dan berbagai tempat perlindungan besar akan segera ditutup, kami tidak sempat ikut mengungsi bersama kalian. Namun pihak Pintu Naga Terbenam bersedia melindungi kami sementara, jadi kami sedang dalam perjalanan masuk ke dalam Pintu Naga Terbenam! Setelah mengajukan permohonan, pihak basis memperbolehkan kami melanjutkan siaran langsung di dalamnya. Rahasia benteng super yang berdiri tegak di laut ini akan kami ungkapkan untuk kalian semua!"
Mendengar ini, hujan peluru membanjiri layar.
【Pintu Naga Terbenam？Inikah nama sebenarnya dari Basis Naga Terbenam？Kedengarannya gagah】
【Ngomong-ngomong, apakah di dalam Pintu Naga Terbenam benar-benar pernah menenggelamkan naga?】
【Bahkan jenazah dewa saja ada di Pintu Naga Terbenam, tak aneh kalau pernah menenggelamkan naga】
【Bisa melihat bagian dalam Pintu Naga Terbenam!？Apakah kita akan bertemu Penjaga Malam misterius yang mengendalikan fenomena langit itu?】
【Ini salah satu basis Penjaga Malam kan？Sudah mulai tidak sabar menanti】
【……】
Ternyata kita akan masuk ke Pintu Naga Terbenam... pantas saja popularitasnya melonjak cepat.
Zhao Zhengbin juga tertarik. Saat hendak mencari tempat tenang untuk menonton siaran langsung, petugas yang sedang melakukan debug di layar besar aula mengangguk. Pada momen berikutnya, layar gelap menyala dengan musik startup tua sambil menarik perhatian beberapa orang. Setelah ikon jaringan berputar beberapa saat, adegan dari ponsel Zhao Zhengbin muncul selaras di layar besar.
Zhao Zhengbin tertegun sejenak sebelum menyadari situasi.
Apa mereka menyambungkan layar besar itu ke internet?
“Para penonton lain yang awalnya juga menonton secara selaras siaran langsung tim eksplorasi tiba-tiba bersemangat. Mereka serentak meletakkan ponsel dan duduk mengelilingi layar. Layar super besar di depan ini jauh lebih praktis untuk menonton siaran langsung dibanding ponsel kecil.”
“Tapi Zhao Zhengbin setelah ragu sejenak, tetap mempertahankan tampilan ponsel. Alasannya sederhana: layar proyeksi besar ini tidak bisa menampilkan hujan peluru siaran langsung……”
“Siaran tanpa hujan peluru bagai tak memiliki jiwa, setidaknya begitulah perasaan Zhao Zhengbin.”
“Tidak hanya layar besar ini, layar di tempat penampungan lain juga terhubung jaringan setelah penyesuaian oleh kru. Setelah pemungutan suara dengan mengangkat tangan dari warga yang tinggal di dalamnya, sebagian besar mulai memproyeksikan konten siaran Perintis. Di tempat penampungan bawah tanah yang membosankan ini, hiburan tak terduga ini langsung menarik perhatian banyak orang yang berkerumun menyaksikan.”
“Dalam siaran langsung, helikopter perlahan melintasi tembok luar Pintu Naga Terbenam, berputar-putar sebentar di udara, lalu dengan hati-hati mendarat di landasan dinding dalam di tengah hujan dan angin yang mengamuk.”
“Saat pintu kabin terbuka, seluruh tim eksplorasi terus melompat dari pesawat. Angin kencang bercampur hujan deras membasahi pakaian mereka. Wartawan yang menggenggam mikrofon di satu tangan berseru keras di tengah desau angin:”
“Kalian! Kita sudah berhasil mendarat di dalam Pintu Naga Terbenam! Selanjutnya……”
“Suaranya belum habis, siluet kelabu bersayap enam jatuh dari langit. Saat sayapnya merapikan diri, Shen Qingzhu yang menyampirkan jubah merah marun berjalan tenang menuju pintu di sisi landasan.”
“Melihat situasi ini, seluruh tim eksplorasi buru-buru menyusul!”
Saat lampu keamanan di atas portal menyala, pintu logam berat perlahan terbuka. Dua Penjaga Malam berbaju jubah merah gelap keluar, memberikan hormat militer formal kepada Shen Qingzhu.
“Tuan Shen, Anda sudah datang.”
“Apakah Sang Panglima dan rombongan sudah sampai?”
“Mereka masih di perjalanan, akan segera tiba.”
“Ya.” Shen Qingzhu mengangguk ringan, melirik tim ekspedisi di belakangnya, “‘Rencana Musim Beku’ akan segera dimulai. Tempat perlindungan di wilayah ini hampir semua ditutup. Biarkan mereka tinggal di Gerbang Naga Terbenam... Bawa mereka cari tempat istirahat. Jika nanti terjadi sesuatu, pastikan keamanan mereka.”
“Siap!”
Shen Qingzhu hendak pergi, tiba-tiba teringat sesuatu dan menambahkan, “Jika mereka bertanya sesuatu, jawablah asalkan bukan hal yang terlalu sensitif.”
Kedua Penjaga Malam saling bertukar pandang, lalu mengangguk, “Paham.”
Setelah memberikan instruksi, Shen Qingzhu langsung menuju suatu area di dalam Gerbang Naga Terbenam, tubuhnya menghilang dalam guyuran hujan dan terpaan angin.
Setelah berdiskusi singkat, salah satu Penjaga Malam pergi sementara yang lain mendekati tim ekspedisi sambil tersenyum, “Selamat datang di A-011 Gerbang Naga Terbenam. Saya Penjaga Malam tetap di sini, nama saya Yu Le.”
Mata seluruh anggota tim ekspedisi langsung berbinar-binar!
Penjaga Malam!
Seorang Penjaga Malam hidup yang berdiri tepat di depan mata mereka!
“Halo!” Wartawan itu maju berjabat tangan dengan semangat, “Nama saya Liao Chentao, panggil saja Xiao Liao...”
“Tuan Liao terlalu sopan.” Yu Le melirik semua orang yang basah kuyup oleh hujan, lalu membuat isyarat tangan mengundang ke arah Pintu Naga Terbenam di balik pintu, "Kalian adalah masyarakat biasa pertama yang memasuki Pintu Naga Terbenam. Selanjutnya, saya yang akan memandu kalian mengenal benteng ini. Silakan masuk."
“Baik, baik, baik, baik!”
Tim eksplorasi seolah melupakan bahwa mereka sudah lama berdiri di tengah hujan. Mereka belum pernah segugup ini sebelumnya. Memasuki Pintu Naga Terbenam berarti misteri Penjaga Malam di hadapan publik akan dibongkar oleh tangan mereka sendiri!
Saat ini, warga yang duduk di depan puluhan layar raksasa secara refleks duduk tegak, sorot mata mereka mulai dipenuhi rasa penasaran.
Seberapa nyata pun rumor di internet tetaplah sekadar rumor. Mana bisa dibandingkan dengan mewawancarai langsung seorang Penjaga Malam?
“Aku... bisakah menanyakan beberapa hal?” Tanpa menunggu masuk jauh, sang wartawan sudah tak bisa menahan diri.
“Tentu saja.” Yu Le tersenyum, “Apa yang ingin kau tanyakan?”
“Eh... tunggu sebentar, terlalu banyak yang ingin kutanyakan. Biar kurapikan dulu.” Kepala wartawan itu mendadak kosong, tapi segera pulih. Dengan serius dia bertanya, “Apakah dewa-dewa dalam mitologi sebenarnya benar-benar ada?”
“Ya.”
“Ya... mitologi mana saja yang dimaksud?”
“Segala.” Jawab Yu Le tenang, “Mitologi Yunani, mitologi Jepang, mitologi India, mitologi Nordik...”
“Sebanyak ini？Kalau begitu bukankah seluruh wilayah di luar Da Xia penuh dengan dewa-dewa？” Wartawan berpikir sejenak, lalu bertanya dengan bingung, “Tapi tiga tim kita sudah menjelajahi wilayah asing begitu lama, bahkan pergi ke Jepang dan Yunani, tidak melihat kerajaan dewa apa pun? Hanya menemukan Wishnu dari mitologi India... Ke mana perginya kerajaan-kerajaan dewa lainnya？”
Yu Le berhenti melangkah, memandangi wartawan dengan senyum samar, “Kamu memang jago bertanya...”
“Apa？” Wartawan terlihat bingung.
“Kalian tidak menemukan kerajaan dewa lain, natural karena mereka semua sudah dihancurkan.”
“Dihancurkan？Siapa yang bisa memusnahkan begitu banyak kerajaan dewa？”
Yu Le mengulurkan tangan, menunjuk tanah di bawah kakinya, “Kita.”
Chapter 1922 Sang Panglima Lin yang Misterius
Mendengar jawaban ini, semua orang di depan layar sunyi senyap.
“Waduh？！！！”
Beberapa saat kemudian, akhirnya ada yang menyadari, terkejut membelalakkan mata.
“Kita？” Wartawan juga membeku di tempat, “Yang dimaksud 'kita'... Penjaga Malam Da Xia？”
“Ya, tapi bukan hanya...” Yu Le berjalan sambil berbicara dengan tenang, “Kita pernah mengintai dalam kabut selama seratus tahun, lalu dalam sepuluh tahun terakhir, Penjaga Malam bersama dewa-dewa Da Xia menghancurkan semua kerajaan dewa di dunia... Barulah tercipta wilayah asing yang kalian lihat sekarang.”
“Dewa Da Xia？Dewa Da Xia juga ada？！Di mana mereka？？”
“Tentu saja, Surga Da Xia kita juga termasuk kerajaan dewa terbaik di dunia. Tapi sekarang Surga sedang menghadapi beberapa urusan dan sudah terjebak dalam tidur abadi. Jadi saat ini, Da Xia hanya dijaga oleh Penjaga Malam.”
Suaranya berhenti, Yu Le melirik semua orang yang tampak khawatir, tersenyum, "Tapi Kalian jangan khawatir. Di bawah pimpinan Komandan Lin, performa Penjaga Malam sekarang tidak kalah lemah dibanding Surga di masa lalu..."
"Komandan Lin?" sang wartawan menangkap poin krusial ini, "Apakah beliau Sang Panglima Tertinggi Da Xia Night Watch?"
"Benar. Secara akurat, beliau adalah Sang Panglima Tertinggi ketujuh Da Xia Night Watch... sekaligus yang terkuat dalam sejarah." Saat menyebut Komandan Lin, sorot mata Yu Le memancarkan kerinduan. Dia mengulurkan tangan menunjuk ke tiga belas salib jenazah dewa yang berdiri tegak di tembok luar Pintu Naga Terbenam, "Kalian lihat jenazah-jenazah dewa itu?"
"Kulihat... Apakah semuanya dibunuh oleh Komandan Lin?"
"Tidak. Itu semua dihabisi seluruh Penjaga Malam di bawah komandonya setelah meluncurkan RENCANA BERBURU DEWA... Ini pencapaian bersejarah yang belum pernah ada. Tentu saja, kalau Komandan Lin turun tangan langsung, tiga belas ini belum seberapa..."
Sang wartawan terkejut, mulutnya semakin menganga lebar...
"Selari itu, kabut juga diusir oleh Komandan Lin. Lalu sampai saat ini, Tuan Shen pergi ke luar negeri menyelamatkan Kalian, Hu Jia menghalangi Batas Mata Mimpi Besar, rencana pengungsian Kalian, semua Pasukan Malam di berbagai lokasi meninggalkan sarang, memerintahkan tim khusus untuk menekan kekacauan 'misteri'... Semua ini diatur langsung oleh Komandan Lin. Beliau tetap berdiri di puncak papan catur ini, menatap segalanya, mendorong segalanya... Kalian mungkin tak bisa melihat siluetnya, tapi di balik setiap urusan, pasti ada bayangannya."
Suara Yu Le berhenti, semua anggota tim eksplorasi terbenam dalam keheningan singkat.
Setelah mendengar penjelasan Yu Le, tanpa sadar mereka mulai membayangkan siluet misterius berjubah merah marun yang perkasa...
Demikian pula dengan para penonton di balik layar.
"Apakah marga sang panglima ini Lin..." Zhao Zhengbin tak tahan melihat ulang video sabetan pedang yang meluluhlantakkan kota. Video ini telah ditonton lebih dari 600 juta kali. Tampaknya beberapa kalimat Yu Le telah memuncakkan rasa penasaran semua orang terhadap Sang Panglima Lin.
【Baru saja dari siaran langsung, tak tahan untuk menonton ulang】
【Dari siaran langsung +1】
【Aku periksa detail lagi... Tidakkah kalian merasa punggung ini terlihat agak familiar?】
【Benar! Aku juga merasa mirip dengan malaikat bersayap enam berjubah putih! (Lampiran foto Lin Qiye sebagai malaikat bersayap enam)】
【Jancuk, jangan-jangan ini orang yang sama?】
【Bukannya di Penjaga Malam hanya ada dua orang berjubah merah marun? Satu malaikat abu-abu bersayap enam, satu malaikat putih bersayap enam... Wah, masuk akal!】
【Ya ampun, kapan kita bisa melihat Sang Panglima Lin bertindak? Aku punya firasat, dia lebih kuat dari semua orang yang pernah kita lihat sejauh ini】
【Bacot! Yu Le sudah bilang, dia Panglima Tertinggi terhebat sepanjang sejarah!】
【Tapi aku masih merasa Dewa Pikiran Hu Jia berjubah hitam lebih kuat... Berkomunikasi dengan 360 juta orang sekaligus lalu menyelamatkan mereka semua utuh, tak kubayangkan ada yang melebihi ini】
【Komandan Lin memang kuat, tapi kali ini aku berpihak pada Tuan Shen｛＃menjilat｝! Tuan Shen benar-benar ganteng banget！！】
【……】
“Apakah Komandan Lin adalah malaikat putih bersayap enam?”
Zhao Zhengbin tersadar... Pantas saja sampai sekarang tak ada yang melihat malaikat putih, ternyata Komandan Lin yang mengendalikan semuanya dari balik layar?
Dalam siaran langsung, wartawan melanjutkan pertanyaan:
“Jadi, sejak kabut mistis turun ke dunia, apakah Penjaga Malam selalu diam-diam melindungi kita?”
“Lebih lama dari itu.” Yu Le berbicara pelan, “Dari Kantor Penjinak Roh Jahat, kelompok operasi khusus 139, sampai Penjaga Malam... Sebenarnya, sejarah kita bisa dilacak hingga dua ribu tahun silam.”
“Dua ribu tahun silam??”
“Iya... Tapi urusan yang terlalu kuno, aku juga tidak terlalu paham. Aku baru bergabung dengan Penjaga Malam tiga tahun.” Yu Le menghela napas, “Tapi kalian ingin tahu peristiwa terkini, aku bisa ceritakan perlahan.”
“Itu akan sangat baik!”
Semua orang menyusul Yu Le, menyimak dengan teliti kenangannya - mulai dari kabut yang menerjang global seratus tahun lalu, para dewa Da Xia yang menghancurkan latihan spiritual mereka menjadi Nisan Suci Penjaga Negara untuk mempertahankan wilayah Da Xia, tekanan berbagai kerajaan dewa terhadap Da Xia, bertahan hidup di jurang kematian, hingga kepulangan para dewa Da Xia yang meluluhlantakkan Kota Matahari Mesir, menebas Takamagahara, dan menghancurkan Asgard...
Di balik nada bicara Yu Le yang tenang, satu per satu peristiwa di luar pemahaman semua orang terungkap di bawah sinar matahari.
"Orang-orang yang hidup tenang di Da Xia, sama sekali tidak menyangka, di balik kabut kelabu yang bergelora, sejarah kelam seperti apa yang pernah terjadi... Mereka duduk tertegun di depan layar, hati seolah terbawa oleh cerita Yu Le, kembali ke masa sulit dan gelap itu.
……
Bzzzzz——
Sebuah helikopter mendarat di landasan yang diguyur hujan dan angin.
Lao Gou Wu menyampirkan jubah hitam, turun dari pesawat, dengan lihai menuju ruang komandan. Shen Qingzhu dan Wang Mian telah menunggu lama di sana.
"Sudah semua datang?" Lao Gou Wu heran bertanya.
"Belum, Sang Panglima dari Shangjing akan terlambat sedikit," jawab Wang Mian yang berdiri di dekat jendela, menatap langit muram di luar.
"Seharusnya masih ada waktu... Ngomong-ngomong, cuaca buruk apa ini? Apa Wu Quan lagi kesal?"
"Aku tidak ada hubungannya," Wu Quan di sampingnya mengangkat bahu, "Memang sudah begini sejak awal. Sepertinya ada dewa yang mengacaukan cuaca..."
"Berarti... mereka sudah hampir sampai ya..."
Shen Qingzhu menyipitkan matanya. Saat hendak melanjutkan, beberapa jet tempur melesat menerjang langit di atas mereka!
Driiing——！！！！
Suara alarm menusuk tiba-tiba bergema di setiap sudut Pintu Naga Terbenam. Di menara pengawas tembok luar, siluet berjubah merah tua mencengkeram pagar sambil memandang ke satu arah di permukaan laut, berteriak gelisah:
“Panggil posko！Panggil posko！！Terdeteksi serangan musuh！Ulangi！Terdeteksi serangan musuh！！”
Di ujung cakrawala laut yang bergelombang, siluet raksasa mulai terbentuk dari awan hitam pekat. Seiring kibasan sayap besar itu, tsunami mengerikan langsung menyapu, dengan cepat menerjang ke arah Da Xia!
Chapter 1923 Biarkan Mereka Berdiri di Bawah Sinar Matahari
“...Setelah Olympus diluluhlantakkan, berbagai kerajaan dewa dalam kabut telah dibersihkan. Meski masih ada sisa-sisa pengaruh dewa, Komandan Lin juga telah memberantasnya satu per satu... Aku tidak tahu detail cara Komandan Lin mengusir kabut itu nantinya.”
Suara Yu Le berhenti. Seluruh anggota tim eksplorasi terpaku di tempat cukup lama, lalu menghela napas lega...
“Maaf... Informasi yang kamu sampaikan terlalu banyak. Aku, aku masih perlu mencernanya baik-baik.” Wartawan itu memijat pelipisnya dengan getir setelah mendengar penjelasan Yu Le.
Setiap karakter dari ucapan Yu Le diserapnya dengan serius, tapi konsekuensinya adalah pandangan dunianya benar-benar runtuh... Kondisi Da Xia, kehancuran kerajaan dewa, kedatangan mitologi Cthulhu, semua kejadian yang seperti dongeng ini terus-menerus menyikat pemahamannya sebagai orang biasa.
Bukan hanya dia, ratusan juta penonton siaran langsung ini juga merasakan hal sama.
Yu Le hendak berbicara lagi ketika suara alarm menusuk tiba-tiba bergema di setiap sudut Pintu Naga Terbenam!
Kring kring——！！！
“Bunyi alarm yang tiba-tiba ini membuat semua anggota tim ekspedisi terkejut, mereka panik melirik ke 4 minggu, tidak tahu apa yang terjadi.”
“Serangan musuh?” Wajah Yu Le langsung tegang.
“Serangan musuh!” Wajah wartawan berkedip samar kepanikan, kemudian seolah tersadar akan sesuatu, segera pulih tenang, “Apa mitologi Cthulhu yang kamu sebutkan tadi sudah menyerang?”
“Seharusnya iya, kalian tetap di sini istirahat total, jangan lari-larian. Sekarang di Pintu Naga Terbenam ada beberapa dewa-dewa manusia yang berjaga, tidak akan ada kejadian...” Yu Le dengan sederhana menempatkan mereka, berbalik badan langsung menerjang keluar ruangan, tanpa ragu berlari menerobos hujan angin.
Mengikuti kepergian Yu Le, ruangan langsung diselimuti kesunyian maut, hanya tersisa suara alarm menusuk yang bergema di luar rumah, hujan angin menenggelamkan tembok luar benteng pertahanan di kejauhan.
“Sekarang harus bagaimana?” Di antara tim ekspedisi, seseorang bertanya.
“Harus bagaimana lagi... Jika tidak ada halangan, di luar sana akan meletus Perang Dewa. Kita terlalu berbahaya jika keluar, lebih baik ikuti sarannya, tetap di kamar saja.”
“Itu kan Perang Dewa! Kalian tidak penasaran?”
“Kalian juga lihat tadi, di wilayah asing seekor monster biasa saja hampir membunuh kita semua. Sekarang yang di luar sana benar-benar dewa tulen! Apa kalian sudah lupa Naga Raksasa yang terbang di udara tadi? Keluarga itu hanya perlu sedikit mengibaskan sayap, kita pasti mati!”
“Kami juga merasa, lagipula ini wilayah kita sendiri. 'Penjaga Malam' akan melindungi kita... Kita tidak perlu mengambil risiko.”
Setelah mengalami beberapa kali krisis nyawa berturut-turut, para anggota tim eksplorasi mulai dilanda ketakutan akan hal yang tak diketahui. Memang sebelum berangkat mereka telah menandatangani surat pernyataan nyawa, tapi itu tidak berarti mereka sepenuhnya menganggap nyawa sebagai taruhan. Mereka pernah berhadapan langsung dengan dewa-dewa di wilayah asing, rasa takut yang bersumber dari jiwa seperti itu cukup untuk menghancurkan keberanian dan kepercayaan diri kebanyakan orang biasa.
Suasana di dalam ruangan langsung menjadi sunyi.
Sementara itu, hujan komentar padat membanjiri siaran langsung: 【Aaaaaaah!! Aku ingin lihat Perang Dewa!!】
【Pergi rekam sedikit! Kuharap kalian mau... Sungguh, aku sudah memberi hadiah 10.000 yuan. Biarkan kami lihat apa yang sebenarnya terjadi di Pintu Naga Terbenam】
【Aku juga memberi hadiah! Tolong seseorang rekam kondisi di luar, lihat dari jauh juga boleh!!】
【Kalian semua keterlaluan! Tim eksplorasi juga manusia, bukan alat hiburan kalian! Apa mereka mau mati-matian?】
【Meski aku juga ingin melihat, tapi aku tak mau memaksa mereka datang untuk mati...】
【……】
Meski mayoritas komentar mendesak tim eksplorasi untuk merekam di luar, sebagian orang masih menunjukkan belas kasihan dan simpati dengan mempertimbangkan nyawa anggota tim. Namun demikian, hadiah virtual bernilai fantastis terus melayang tanpa henti—dalam belasan detik saja total hadiah di siaran langsung telah melebihi tiga puluh juta!
"Liao, lihat ini..." Anggota tim eksplorasi yang bertugas memantau siaran langsung tak tahan menunjukkan ini kepada wartawan.
Wartawan itu melirik komentar-komentar tersebut, lalu tenggelam dalam keheningan.
Dia menengadah, pandangannya menatap hujan dan angin yang menderu di luar jendela, kaca berdentang-dentang diterpa. Di tembok luar yang samar-samar terlihat, siluet-siluet merah tua perlahan berkumpul. Kilau tekad berkedip di matanya!
"Tutup saluran hadiah." Suaranya tenang.
"Apa?"
"Tutup saluran hadiah, lalu berikan kameranya padaku. Aku yang akan syuting di luar."
"Kamu gila?! Bahaya di luar sana, tidak tahukah kau?"
"Bahaya?" Wartawan itu mengangkat tangan, menunjuk siluet-siluet merah tua dalam hujan, suaranya berat menggema, "Kita aman di sini... tapi jangan lupa, keamanan ini dari mana? Kalau bukan mereka yang mempertaruhkan nyawa di luar! Kalian bisa duduk nyaman di sini, menikmati 'keamanan' palsu ini? Penjaga Malam Yu Le tadi, usianya hampir sebaya putraku. Adakah yang merasa khawatir untuk mereka?? Mereka bukan anak orang tua juga?"
Liao Chentao semakin emosional, urat di lehernya menonjol, "...Dan, kutanya padamu, untuk apa kita ada di sini?"
"Kita wartawan sialan!"
"Kita ada untuk mengungkap kebenaran, melaporkan fakta!"
"Kalian juga dengar, selama seratus tahun kabut mistis ini, kalau bukan mereka yang diam-diam melindungi, kita sudah mati delapan ratus kali! Mereka diam-diam melindungi kita selama seabad, sekarang masih mau biarkan mereka bertarung sendirian dalam kegelapan?"
Ucapan wartawan itu membuat semua anggota tim eksplorasi tertegun di tempat. Sebelum sempat menyadari, pria itu langsung memikul kamera tanpa ragu, menoleh dan bergegas keluar pintu. Suara tegasnya bergema di ruangan:
"Jasa para pahlawan... tidak boleh selamanya terkubur dalam kegelapan. Aku akan mempertaruhkan nyawaku, menggunakan kamera ini untuk menempatkan mereka di bawah sorotan matahari yang menyilaukan."
Suaranya baru saja berhenti, tubuhnya sudah menghilang diterpa hujan dan angin. Baru pada saat itulah seseorang dalam tim eksplorasi menyadari, mengeratkan kepalan tangannya, lalu berdiri dan berlari menyusul!
【Wartawan Liao bicaranya mantap!!】
【Waduh! Keren banget, cuk! Pertama kali terkagum-kagum sama wartawan!】
【Wartawan Liao pria sejati! Jangan sampai kau mati!（＃Lampiran foto Lin Qiye sebagai malaikat bersayap enam）】
【Dia benar-benar... menutup saluran hadiah, sungguh mengabaikan segalanya ya?】
【Harus selamat, harus selamat...】
【……】
Di tengah hujan deras, Wartawan Liao memikul kamera sambil berlari kencang di dalam Benteng Naga Terbenam. Siaran langsung jelas menangkap napas beratnya yang terengah-engah.
Saat dia berlari, lensa kamera basah oleh hujan. Penonton hampir tidak bisa melihat pemandangan, hanya bisa membedakan dari bayangan objek bahwa dia sedang menaiki tangga. Suara alarm menusuk bergema di sekitaringya, ombak menggelegar menghantam tembok luar Benteng Naga Terbenam. Hanya dari suara saja, mereka bisa merasakan Wartawan Liao terus mendekati pinggiran benteng.
Akhirnya, pemandangan yang bergoyang menjadi stabil.
Chapter 1924 Di Depan, JALAN DILARANG MASUK DEWA
Sehelai kain pel putih menggesek lensa kamera, pandangan semua orang kembali jelas.
Dalam pemandangan, Wartawan Liao sudah berdiri di tembok luar Pintu Naga Terbenam, tak jauh darinya terdapat 13 salib jenazah dewa yang menjulang megah, bersama kerumunan siluet merah tua yang berkumpul. Di bawah awan hitam yang pekat, puluhan jet tempur melesat melintasi langit menuju cakrawala.
"Para penonton! Ini adalah Tim Eksplorasi Perintis 2, saya Wartawan Liao Chentao!"
Karena memikul kamera, semua orang hanya bisa mendengar suaranya. Namun dari tumpukan baju basah di tanah, tampaknya tadi Wartawan Liao melepas bajunya untuk membersihkan lensa. Dengan bertelanjang dada, dia memikul kamera sambil berdiri di tengah hujan dan angin. Lensa kamera mengarah ke cakrawala laut kejauhan saat dia berteriak keras:
"Saat ini saya berada di Benteng Perang a-011 Pintu Naga Terbenam Da Xia! Saat ini tempat ini sedang diserang oleh dewa-dewa, berikut ini saya akan melaporkan semua kejadian di sini..."
Muu——!!
Suara Wartawan Liao belum habis, suara berat menggema dari balik awan. Perlahan dia mengangkat lensa kamera, terlihat garis profil monster raksasa mulai terbentuk dari awan. Di bagian kepala monster itu, sosok keemasan dengan wajah yang diputar balikkan sedang bersila.
Ternyata memang mereka!
Wartawan Liao langsung mengenali beberapa dewa yang pernah ditemuinya di luar negeri. Dia ingat jelas ketakutan dan keputusasaan saat pertama kali melihat dewa-dewa ini... Tapi kali ini, pahanya tidak lunglai. Sebuah keyakinan menopang tubuhnya, dengan mantap menahan kamera di tangannya.
【Ternyata mereka!】
【Saat melihat mereka di luar negeri dulu, sudah kuduga mereka akan datang ke Da Xia. Tak disangka benar-benar datang!】
【Wajah itulah! Pernah kulihat dalam mimpi anu, dia ingin membunuh kita!】
【Naga raksasa yang berukuran sangat besar itu adalah Leviathan, Naga Kekacauan dari Gereja Suci Barat. Yang di atas itu Wishnu. Keduanya adalah entitas tak tertandingi dalam mitologi dunia... Mampukah Pintu Naga Terbenam benar-benar menahan?】
【Masih ada sepuluh orang di belakang? Siapa mereka lagi?】
【Terlalu jauh... hampir tak bisa dilihat】
【Perhatikan baik-baik tembok luar Pintu Naga Terbenam. Sepertinya hanya ada beberapa Penjaga Malam? Perbedaan postur tubuh ini terlalu besar. Bagaimana rasanya tidak bisa dihentikan?】
【Jubah hitam itu adalah Hu Jia, Dewa Pikiran. Jubah merah marun adalah Shen Tuan, Malaikat Kelabu Bersayap Enam! Yang berjubah merah tua di sampingnya sepertinya sosok misterius yang pernah mengatur fenomena langit dengan satu jari... Mereka semua ada di sini!】
【Bukannya jubah merah tua itu cuma Penjaga Malam biasa? Lalu siapa yang berjubah kelabu itu?】
【Terlihat sangat tua... Masih sanggup bertarung?】
【Sebenarnya, meski Hu Jia dan Tuan Shen sangat hebat, perbedaan jumlah terlalu besar. Penjaga Malam lainnya mungkin tidak sekuat itu, hanya Leviathan saja sudah sulit ditangani...】
【……】
Saat komentar penonton ramai membahas siluet-siluet itu, Leviathan Sang Naga Kekacauan yang menutupi langit menggetarkan sayap besar-nya. Air laut di bawahnya terhempas seperti rumput lapangan, tsunami setinggi hampir seribu meter mengamuk datang!
Menurut ilmu meteorologi yang diketahui manusia saat ini, ombak ini benar-benar berstatus bencana. Tsunami terbesar dalam sejarah hanya mencapai 500 meter. Ombak setinggi kilometer bisa dengan mudah menghancurkan sebuah kota.
Meski Wartawan Liao sudah berdiri di tembok luar Pintu Naga Terbenam, ia tetap harus mendongak untuk melihat tsunami ini. Ia bagaikan monster laut yang mengaum menuju benteng, di bawah tekanan menakutkan ini, dirinya terlihat tak berarti seperti semut.
Qiang——!!!
Pada saat kritis itu, suara jernih pisau terhunus bergema dari langit di belakang.
Riak keemasan menyapu langit. Tsunami penghancur dunia itu meledak berantakan saat menyentuh tembok luar Pintu Naga Terbenam!
Awan hitam yang menggumpal seolah terbelah tebasan pedang, perlahan terpisah ke kedua sisi. Sinar matahari keemasan pucat menyiram dari bekas tebasan di awan, membelah dunia menjadi dua bagian terang-gelap. Di permukaan laut, tsunami yang hancur berubah menjadi puluhan tetesan air halus, berguling seperti kabut ke luar tembok. Tak setetes pun masuk ke dalam Pintu Naga Terbenam.
Tsunami yang awalnya mengintimidasi langsung menghilang. Wartawan Liao mematung di tempat sambil memikul kamera, menatap bekas tebahan pisau keemasan yang menembus awan di atas kepala, lama baru kembali sadar!
Dia tiba-tiba berbalik badan memandang, di ujung lain bekas pedang keemasan itu, siluet berjubah merah marun sedang menginjak udara kosong, berjalan perlahan mendekat.
Seorang pemuda tampan dengan bola mata kiri berkilau seperti emas menyala dan kanan gelap bagai jurang. Matanya tenang mengawasi siluet raksasa di kejauhan, ibu jarinya mendorong pedang lurus di pinggangnya keluar sarung setengah jengkal. Bilah pedang memantulkan langit dan laut, sementara pada gagangnya terpampang karakter 'Qi' keemasan yang berkilauan.
Saat tsunami runtuh dan awan hitam terbelah, pedang lurus di pinggangnya perlahan kembali ke sarungnya.
"Itu..." Wartawan Liao memandangi siluet yang melangkah di udara itu, bergumam dalam lamunan.
“Di tembok luar, para Penjaga Malam yang melihat sosok itu langsung berbinar di sorot matanya.”
“Saat jubah merah marun itu perlahan mendekati ambang tembok luar, para Penjaga Malam secara misterius membuka jalan. Mereka berdiri tegak dengan satu tangan menggenggam pedang lurus di pinggang, satu tangan di dada, lalu berseru serentak dengan penuh semangat:”
“——Sudah bertemu Komandan Lin!!”
“Lin Qiye menjawab datar, "Ya," sambil terus melangkah di udara mendekati Pintu Naga Terbenam.”
“Di tengah angin kencang yang menderu, dia berdiri tenang di depan Pintu Naga Terbenam, matanya yang menyipit memandang Leviathan Sang Naga Kekacauan yang terus mendekat beserta Wishnu dan pengikutnya yang menunggangi punggungnya……”
Wishnu yang melihat kemunculan Lin Qiye langsung berwajah muram. Ia tak paham, mengapa sekadar memilih arah invasi secara acak bisa membuatnya berhadapan dengan begitu banyak pasukan elit Da Xia??
Tapi keadaan sudah demikian. Mustahil baginya untuk kabur dan mencari lokasi lain... Satu-satunya pilihan adalah menaklukkan Pintu Naga Terbenam dan menerobos masuk ke wilayah Da Xia. Untungnya hanya ada empat dewa utama manusia yang berjaga di benteng ini - bukan berarti tak ada peluang menang!
“Hancurkan mereka——” Wishnu membentak dengan suara mengerikan sambil memandang ke bawah ke Pintu Naga Terbenam.
Seolah mendengar perintah Wishnu, Leviathan Sang Naga Kekacauan yang menutupi langit itu mengayunkan sayapnya kembali. Tubuh raksasanya bagai kota langit yang tak tergoyahkan, melesat menubruk benteng perak putih di permukaan laut!
Wibawa ilahi mengamuk, angin topan menerjang. Awan yang semula terbelah oleh cahaya kini kembali diselimuti mendung. Di bawah langit yang berubah kelam, para dewa membesar dengan cepat dalam pandangan para penjaga Pintu Naga Terbenam!
Bersamaan dengan itu, Lin Qiye yang masih berdiri di depan benteng mulai mengangkat tangan kanannya perlahan...
Formasi sihir raksasa merekah dari bawah tiga belas salib jenazah dewa. Gelombang aura menakutkan menembus dimensi, dalam sekejap menyelimuti sekujur tubuh Lin Qiye!
Criiiit——!!
Ribuan guntur mengalir deras dari kehampaan, digenggam erat oleh Lin Qiye dalam satu genggaman. Kilat-kilat yang rapat menjalin di belakangnya, berubah menjadi naga guntur pucat yang ukurannya tak kalah dengan Leviathan, menggelegar memekakkan telinga ke arah para dewa yang mendekat dengan cepat!!
Lin Qiye berdiri tegak di atas naga guntur pucat itu. Pedang lurus di pinggangnya perlahan terhunus dari sarungnya, jubah merah marunnya bagai nyala api menari liar diterpa angin. Suaranya yang tenang menggema di antara langit dan bumi, "Penjaga Malam Da Xia di sini... Di depan, JALAN DILARANG MASUK DEWA."
Chapter 1925 Jenazah Dewa yang Terkontaminasi
Da Xia, daerah tak berpenghuni di gurun pasir.
Pasir kuning bergulung-gulung di langit. Sebuah Sangkar Pedang berdiri sendirian di dunia sunyi sepi tanpa manusia.
Di dalam Sangkar Pedang, siluet yang duduk bersila perlahan membuka lebar-lebar bola matanya. Pandangannya menembus dinding sangkar, menatap ke suatu arah di balik kehampaan...
Sudut mulutnya mengembang tipis. Kilau nostalgia berkedip di matanya.
"Kali ini, giliranmu..."
……
【Ganteng banget!!】
【Komandan Lin seotoriter ini?!｛＃jilat｝Lagi dong!】
【Astaga, ada yang lihat gimana dia mengubah mayat jadi naga? Naga guntur ini keren banget!!】
【Di video sebelumnya dan siaran langsung ini, Komandan Lin cuma menghunus setengah pedang... Tapi langsung memanggil naga guntur, performanya sekuat ini?】
【Kagak kuat mana bisa jadi panglima?! Yang penting! Dia terlihat muda banget! Kira-kira 25-26 tahun?】
【Bagaimana bisa matanya seperti itu? Pakai lensa kontak warna?】
【Lensa kontak warna sial! Lensa mana yang bisa bersinar seperti matahari? Dan mata hitam itu, baru lihat sebentar aku langsung pusing...】
【Terbukti, dia benar-benar Malaikat Bersayap Enam! Profil wajahnya persis sama... Tapi bahkan sayapnya saja belum ditampilkan?】
【Komandan Lin perkasa!! Hancurkan mereka!! Da Xia Night Watch di sini! Di depan, JALAN DILARANG MASUK DEWA!!】
【Di depan, JALAN DILARANG MASUK DEWA!!】
【……】
Hujan komentar membanjiri layar, hampir seluruhnya terus mengulangi kalimat itu. Tangan Zhao Zhengbin yang menggenggam ponsel bergetar halus, seluruh tubuhnya terlalu emosi hingga tak bisa berkata-kata!
Di depan layar puluhan tempat pengungsian, siluet-siluet yang fokus menonton siaran langsung tak tahan berdiri, seolah ingin bersorak gembira, tapi melihat begitu banyak orang asing di sekitar, diam-diam menahan diri.
Meski demikian, mata semua orang menatap tajam layar, kilauan tekad berbinar di sorot mata, tanpa sadar kuku sudah menancap kuat di telapak tangan karena tegang.
"Sungguh mengagumkan... Sungguh mengagumkan!" Dalam siaran langsung, deretan guntur pucat menyambar-nyambar di atas Pintu Naga Terbenam. Wartawan Liao mengangkat kamera sambil bergumam, "Tak kusangka Liao Chentao bisa menyaksikan adegan seperti ini selama hidupnya..."
“Suaranya belum habis, Naga Petir pucat di langit membuka mulut raksasa, tiba-tiba meraung keras, seketika berubah menjadi bayangan putih menghilang di tempat! Saat muncul kembali, ia sudah berada di atas Leviathan, Naga Kekacauan!
Ribuan kilatan petir bagai hutan putih yang terjatuh dari langit, seketika mengurung tubuh Leviathan. Kepala naga raksasa melesat turun, menggigit ke arah orang-orang di belakang Leviathan!
“Dari mana orang ini memunculkan naga??” Wishnu mengerutkan kening melihat ini.
Dalam jarak sedekat ini, dia bisa merasakan bau khas Naga Petir pucat itu. Makhluk dimensi lain yang dipanggil sementara dengan pengorbanan 13 jenazah dewa utama ini, memiliki kekuatan setara ambang tertinggi. Kilatan petir di tubuhnya tampak sangat efektif menahan energi terkontaminasi 【Kambing Hitam】.
Wishnu tanpa ragu menghilang dari belakang Leviatan bersama 10 siluet di belakangnya dalam sekejap.
Gigitan ganas Naga Petir menghujam tubuh Leviathan. Kilatan petir kasar bagai tiang eksekusi menusuk masuk ke tubuh raksasa itu, menerangi separuh langit hingga seperti siang bolong!
Leviathan yang terkontaminasi tampak tak merasakan sakit. Tubuh raksasanya berbalik perlahan, mengobrak-abrik awan hitam dan laut, bergulat dengan Naga Petir yang membelit tubuhnya.
Dua raksasa ini bertarung dengan sengit, gelombang kejut pertarungan mereka menyebar liar di antara langit dan bumi. Badai yang bercampur kilat petir menyelimuti permukaan laut ribuan li sekitarnya, bahkan menyapu tembok luar Pintu Naga Terbenam yang berdiri megah!
Duum——!
Badai mengamuk dengan mudah melemparkan wartawan di atas tembok. Liao Chentao merasa seperti ditabrak palu raksasa tak kasat mata, tubuhnya terlempar mundur beberapa meter dan menghantam pembatas di puncak tembok!
Dia memeluk erat kamera di pelukannya, mendengus kesakitan. Tiba-tiba penglihatannya menghitam, nyaris terjungkal ke dasar laut bergelombang di bawah!
"Lao Liao!!"
Tiba-tiba sebuah telapak tangan menggenggam erat tubuhnya, disusuli umpatan yang tertiup angin kencang, "Masih juga memeluk kamera! Kau brengsek, mati-matian?!"
Mendengar suara itu, Wartawan Liao menyeringai. Beberapa tangan menariknya kembali. Tiba-tiba tangannya ringan—kameranya sudah diambil orang.
"Ya ampun, ayah bertarung! Tak mungkin biarkan kau jadi pahlawan sendirian!" Fotografer itu menggigit gigi, tubuh 200 pon-nya memikul peralatan sambil berjongkok, tak bergeming di tengah badai.
"Lao Liao, tidak apa-apa?" seorang lain buru-buru bertanya.
"Tidak... cuma terpelanting." Wartawan Liao bangkit pelan-pelan, satu tangan mencengkeram erat pembatas sambil berusaha menjaga keseimbangan di terpaan angin.
"Dia masih ingin mengatakan sesuatu, di langit kejauhan, sepuluh siluet tinggi besar melayang di udara, seiring gerakan tangan Wishnu yang diayunkan ringan, mereka melesat cepat ke arah sini!"
"Seiring kedekatan mereka, semua orang akhirnya melihat jelas tampang mereka... Mereka sama sekali tidak terlihat seperti dewa yang hidup, malah seperti potongan-potongan tubuh yang disusun menjadi boneka, di antara anggota tubuh mereka terhubung oleh cacing merah kecil yang rapat, bola mata merah darah di sudut dahi mereka menggeliat gila, terlihat sangat tidak beres!"
"Seperti yang dikatakan Wang Mian di masa depan... Mereka mengumpulkan jenazah dewa utama dari kerajaan dewa yang telah diluluhlantakkan, lalu meminta 【Kambing Hitam】 membuatnya menjadi boneka." Shen Qingzhu menggigit rokok, berbicara dengan tenang dalam angin, bola matanya menyipit, "Adegan neraka muncul kembali ya..."
"【Kambing Hitam】 kalau tidak disingkirkan, akhirnya akan jadi pemesona." Hu Jia mengerutkan alis berkata.
"Masalah utamanya, kemampuan Nya terlalu menjijikkan... Tapi Nya selalu bersama 【Kekacauan】, mau membunuh pun tidak mudah." Wang Mian menggelengkan kepala, "Intinya, mari singkirkan dulu yang ada di depan mata ini."
"Lihat pakaian mereka, sepertinya dewa utama Takamagahara yang disusun." Shen Qingzhu termenung, "Apakah Nya mengembalikan tumpukan mayat di bawah Susanoo-no-Mikoto dulu..."
"Shen Qingzhu, kamu tidak memiliki bau jangkar Bumi, hati-hati jangan sampai terkontaminasi aura mereka." Wang Mian mengingatkan dari samping.
"Tenang, aku tahu batasnya."
Suaranya berhenti, tiga siluet tingkat dewa utama berwarna abu-abu, hitam, dan merah berangkat bersama dari Pintu Naga Terbenam, langsung menerjang ke arah sepuluh siluet dewa utama itu!
Shen Qingzhu, Wang Mian, dan Hu Jia melepaskan wibawa ilahi mereka sepenuhnya, bertabrakan dengan tekanan wibawa sepuluh dewa Takamagahara yang disusun paksa. Permukaan laut yang bergolak tiba-tiba terhenti, seolah dirobek-robek hingga membentuk retakan dalam yang mengerikan!
Chapter 1926 Tiga Lawan Sepuluh
【Waduh, tiga lawan sepuluh??】
【Mereka semua tingkat dewa, kan? Tiga lawan sepuluh benar-benar bisa menang?】
【Dari retakan di permukaan laut yang tercipta akibat benturan itu, tekanan wibawa kedua pihak sepertinya imbang! Tiga lawan sepuluh bisa setara?! Dewa Penjaga Malam sekuat ini?!】
【Itu kan Tuan Shen! Lupa kalau di luar negeri dulu dia sendirian menghadapi tekanan wibawa para dewa?】
【Hu Jia juga sosok yang bisa menyelamatkan 360 juta jiwa dari cengkeraman Wishnu. Performanya seharusnya jauh di atas dewa biasa!】
【Masih perlu dibandingkan? Jelas-jelas dewa dari Da Xia lebih kuat daripada dewa mitologi!】
【Jujur saja, sepuluh dewa hitam itu bikin jijik.】
【Aku juga, rasanya mau muntah...】
【Jubah merah dan hitam sama-sama ngeri. Lalu kakek berjubah abu-abu itu sebenarnya siapa?】
【Serbu!! Habisi mereka!!】
【……】
1. Melihat tiga anggota Penjaga Malam di layar melawan sepuluh dewa utama, sama sekali tidak terdesak, hujan komentar langsung kembali ramai. Dengan kombinasi ucapan Lin Qiye "JALAN DILARANG MASUK DEWA", hampir seluruh rakyat bersemangat. Semakin banyak orang yang berdiri, kata-kata penuh kepercayaan diri. Kepanikan akibat mengungsi ke tempat perlindungan langsung lenyap seketika.
2. Yang bisa mengalahkan ketakutan hanyalah kepercayaan diri mutlak... Dan siluet-siluet di Pintu Naga Terbenam itu telah memacu kepercayaan mereka pada Da Xia ke level tertinggi!
3. Ini sekaligus membuktikan bahwa strategi yang diambil Penjaga Malam selama ini benar. Inilah hasil terbaik yang diprediksi Lin Qiye.
4. Sung——!!
5. Di siaran langsung, enam sayap abu-abu terbentang di punggung Shen Qingzhu. Sekali kibasan, sayap-sayap itu berubah menjadi abu, dalam sekejap mengecat seluruh semesta menjadi kelabu.
6. Dengan santai ia menjepit puntung rokok di ujung jari, menempelkannya di depan bibir, membuat isyarat tangan diam.
7. "Ssst——"
8. Pada momen berikutnya, sunyi senyap menyelimuti!
9. Abu rokok yang hampir pudar tiba-tiba menyemburkan sorot api menyilaukan. Lautan api berkobar menutupi permukaan laut, menelan sepuluh siluet dewa yang melintas di jurang air. Dalam desisan halus itu, dunia kelabu bagai foto tua yang semakin melengkung dan menghitam dalam kobaran api, terbakar lubang besar oleh nyala yang membara!
Sepertinya merasakan kengerian serangan ini, sepuluh siluet dengan cepat berpencar, namun sosok yang berada di garis depan gagal kabur dari radius lautan api. Tubuh kelabu itu berubah menjadi abu beterbangan dalam kobaran api, cacing merah padat dalam tubuhnya mengeluarkan desisan sunyi sebelum akhirnya meredup.
Serangan ini langsung menerjang para dewa utama yang mencoba melewati mereka bertiga dan menerobos ke dalam Pintu Naga Terbenam. Namun sebelum mereka terbang jauh, gerakan mereka mulai melambat dengan kecepatan yang terlihat jelas!
Di atas permukaan laut yang bergolak, orang tua berjubah abu-abu itu perlahan mencabut pedang panjang di pinggangnya.
Saat itu, roda waktu terbekukan oleh kekuatan misterius. Ombak ganas membeku di langit-langit, dengan orang tua berjabu abu-abu sebagai pusatnya, segala sesuatu dalam radius lima li seolah ditekan tombol jeda. Bahkan angin kencang yang menerpa tembok luar Pintu Naga Terbenam terperangkap dalam kehampaan.
Sembilan siluet dewa utama dalam area ini seperti terjebak dalam kubangan lumpur, bergerak maju dengan sangat pelahan. Bersamaan itu, dua siluet merah dan hitam di sampingnya justru bertindak lagi, seolah tak terpengaruh sama sekali!
【Waduh!! Jeda waktu??!】
【Waktu... Kemampuan orang tua berjubah abu-abu itu adalah mengendalikan waktu?】
【Sial, Dewa Waktu? Itu keren banget... Malah bisa menjeda begitu banyak dewa sekaligus!】
【Kalau memang Dewa Waktu, mengapa dia tidak bisa mengembalikan masa mudanya? Dari penampilannya, dia sudah delapan puluh sembilan tahun kan?】
【Tidak tahu, tapi melihat kondisi sekarang, performanya tidak kalah dari Tuan Shen dan Dewa Pikiran!】
【Wajahnya memang agak berkesan tua, tapi sepertinya di masa muda pasti si ganteng……】
【……】
Saat hujan komentar memenuhi layar, jubah hitam telah menyambar ke pusat formasi empat dewa utama. Seruling batu kuno menempel di mulut Hu Jia, alunan melodi mulai bergema di atas permukaan laut.
Mengikuti irama xun, lingkungan sekitar Hu Jia semakin terdistorsi. Langkahnya membawanya masuk ke dunia pikiran para dewa!
Di kedalaman jiwa yang hampa, Hu Jia seperti merasakan sesuatu. Sorot matanya dengan jelas memantulkan bayangan awan daging dan darah... Alisnya berkerut halus.
Mayat-mayat terkontaminasi ini memang bukan makhluk hidup, jadi dunia pikiran pun tidak ada. Kedalaman jiwa mereka hanya mengarah pada 【Kambing Hitam】 yang mengendalikan tubuh mereka.
"Ini bakal merepotkan..." gumamnya.
……
Di bawah medan perang Naga Guntur Pucat dan Naga Chaos, Wishnu menyipitkan mata menatap permukaan laut di kejauhan.
Di sana, siluet berjubah merah marun juga menatapnya dengan tenang.
"Kau berani menghadangku sendirian?" Wishnu mencemooh, "Kukira yang berdiri di sini pasti Nyx..."
"Benarkah?" Lin Qiye menjawab datar, "Kau cuma pion dari mitos Cthulhu. Dewa tertinggi yang terus bersembunyi... Terlalu tinggi menilai diri sendiri."
“Wajah Wishnu semakin kejam. Sebelumnya di labirin waktu saat kekuatan ilahinya terkuras habis, dia hampir tewas disergap Lin Qiye... Hubungan mereka sudah mencapai tingkat tidak akan berhenti sampai salah satu dari kita musnah. Ditambah rencananya yang diacak-acak secara tidak masuk akal, amarahnya sudah memuncak. Sekarang, melihat Lin Qiye berani datang sendirian menghadapi dirinya yang dalam kondisi puncak, Wishnu yang murka berpikir: Jika tidak bisa menyelesaikan tugas 【Kekacauan】, bahkan Lin Qiye ini pun tidak bisa dibunuh, lebih baik dia menabrakkan diri sampai mati saja.”
“Kalau kamu sendiri yang datang cari mati, aku akan memenuhi keinginanmu!”
Wajah Wishnu yang terdistorsi terbelah menjadi dua. Tubuh yang tersenyum berubah menjadi kilatan burung menyambar ke depan Lin Qiye. Sebuah telapak tangan membesar cepat di permukaan laut, seketika berubah menjadi pulau berpendar hitam, menghantam wajahnya dengan dahsyat!
Pedang lurus di pinggang Lin Qiye terhunus secepat kilat. Kilau emas pedang menyapu telapak tangan Wishnu, menodong serangan ini dengan erat.
Tubuh Wishnu yang tersenyum terus mengembang. Hanya dalam hitungan detik, posturnya sudah menyamai Leviathan dan naga petir pucat di langit. Telapak tangan raksasa yang menutupi langit itu dengan kekuatan dahsyat menindih Lin Qiye, menekannya ke bawah permukaan laut!
Di hadapan telapak tangan raksasa ini, lautan tak bertepi bagaikan kolam yang ditiup angin sepoi-sepoi, terhempas menjadi ombak setinggi ribuan li oleh satu tepukan raksasa, menyebar ke segala penjuru diiringi deru angin kencang!
Wajah semua orang yang sedang memikul kamera di tembok luar Pintu Naga Terbenam langsung berubah pucat. Di hadapan ombak ini, tubuh mereka kecil bagaikan semut. Secercah buih saja yang datang, bisa menyeret mereka ke dasar laut!
"Hati-hati!!"
Wartawan Liao berteriak, semburat ombak ganas telah menerjang tepat di depan mereka!
Chapter 1927 Dewa
Saat itu, bahkan para penonton siaran langsung di depan layar pun tak kuasa menutup mata sebentar.
Bersamaan dengan teriakan-teriakan panik dari layar, semua orang akhirnya membuka mata. Ombak yang memenuhi langit itu terhenti di Pintu Naga Terbenam, seolah dicekik tangan tak kasatmata, hancur berkeping menjadi kabut air yang berhamburan ke sekeliling.
Di atas tembok luar Pintu Naga Terbenam, seorang pemuda berjubah merah gelap perlahan mulai melayang.
Pertempuran Naga Guntur Pucat melawan Naga Kelam, perang dewa Wishnu vs Lin Qiye, serta kericuhan 13 dewa utama seakan hendak membalikkan langit dan laut. Gelombang kejut kekuatan ilahi yang mencekam terus menghantam Pintu Naga Terbenam di kejauhan, namun semua terhalang oleh barrier tak kasatmata.
Dan pemuda berjubah merah tua suram itu, melayang tepat di atas Pintu Naga Terbenam, kedua tangannya menekam ke udara kosong, menembus jarak untuk membubarkan semua gelombang kejut Perang Dewa yang mampu menghancurkan Pintu Naga Terbenam, seolah menjadi Dewa Pelindung benteng pertahanan ini.
"Itu Penjaga Malam yang mengendalikan cuaca!" Di antara tim eksplorasi, seseorang langsung mengenali punggung Wu Quan yang menjauh, berteriak dengan emosi, "Dia menyelamatkan kita!"
Saat semua orang masih berbicara, telapak tangan raksasa bertopeng tertawa yang sedang menekan laut tiba-tiba bergetar-getar, ombak di sekitarnya mengalir mundur dengan gila, sebuah bayangan gelap meluas dengan cepat di bawah permukaan laut, seolah ada raksasa besar yang akan menerobos keluar!
Dor——!!
Siluet raksasa keemasan menerobos telapak tangan raksasa bertopeng tertawa, perlahan bangkit dari pusaran air laut dalam, enam sayap putih bersih terkembang di tengah hujan pecahan, sekedipan saja telah menyapu mundur air laut di sekitarnya, dengan pasrah menciptakan ruang vakum raksasa berbentuk setengah bola di tengah lautan!
Itu adalah wujud sakral keemasan yang kokoh bagai pilar langit, seperti malaikat, tapi juga bagaikan Dewa Perang dunia manusia, satu tangan menggenggam bayangan pedang lurus raksasa, tangan lain memegang tongkat kekuasaan emas sakral, enam sayap raksasa berkibar di punggungnya, bola matanya yang memandang dunia bagai dua matahari keemasan yang membara!
【Hukum Langit dan Bumi】!!
Sudah sejak beberapa tahun lalu, Lin Qiye menggabungkan 【Qi Tian Fa Xiang】 dan 【Qingyuan Faxiang】, mengembunkan wujud Dharma miliknya sendiri. Setelah bertahun-tahun pematangan dan perbaikan, 【Fa Tian Xiang Di】 masa kini sudah jauh berbeda dari sebelumnya.
Saat siluet raksasa wujud Dharma ini muncul, semua anggota tim eksplorasi di kejauhan dan penonton siaran langsung menganga lebar terkejut...
Dampak visual dari siluet raksasa ini sungguh terlalu mengejutkan. Cahaya keemasan yang dipancarkan tubuhnya dan pedang serta tongkat itu bahkan menyedot perhatian dari Naga Petir Pucat dan Leviathan Kekacauan di kejauhan. Dalam arti tertentu, Lin Qiye saat ini lebih mirip "dewa" daripada para dewa lain yang hadir kecuali Wishnu!
Wujud Dharma Lin Qiye menggenggam pedang lurus dan menerjang Wishnu yang tersenyum di hadapannya. Bayangan pedang menggesek langit-langit, ditahan oleh telapak tangan raksasa lawannya. Gelombang kejut dari benturan keduanya menyapu permukaan laut, bahkan membuat awan hitam di langit terkoyak lebar.
Ombak bergulung-gulung, semesta berubah warna. Lin Qiye tak berhenti di situ. 【Tongkat Kekuasaan Raja】 di tangan wujud Dharma-nya diangkat tinggi-tinggi lalu dihantamkan ke permukaan laut di bawahnya!
Dang——!!
Riak keemasan menyapu medan perang. Sembilan dewa utama yang sedang bertarung dengan Shen Qingzhu dan dua lainnya di kejauhan tiba-tiba terhenti. Kekuatan ilahi mereka seperti pita terpaksa tercabut dari tubuh dan melesat menuju wujud Dharma keemasan di kejauhan. Bahkan Leviathan, Naga Kekacauan yang sedang bertarung dengan Naga Petir Pucat pun mengalami nasib serupa.
Kekuatan ilahi mereka diambil, membuat dua medan perang langsung menguasai keunggulan. Naga petir pucat mengurung tenggorokan Leviathan, menggigit gila-gilaan tubuhnya yang membusuk. Kilatan petir di langit bagai rantai menembus siluet raksasa itu, mengurungnya di bawah langit.
Bersamaan, Shen Qingzhu dan dua lainnya memanfaatkan kesempatan singkat ini, bertindak bersama dan kembali mengalahkan dua Dewa Utama dalam hitungan detik!
Gelombang kekuatan ilahi membanjiri wujud Lin Qiye. Bahkan Wishnu pun tak luput. Tapi Wishnu yang pernah kehilangan kekuatannya ini sudah waspada terhadap 【Tongkat Kekuasaan Raja】. Saat riak emas bergelombang, tubuh dengan ekspresi menangis langsung muncul dari permukaan laut, kedua tangannya cepat-cepat membentuk segel sambil menekan wujud itu dari udara!
"Roda Rahasia Wu Xiang."
Dua belas cap magis mengembun di kehampaan sekitar, bagai bunga kuno yang mekar. Tiba-tiba wujud Lin Qiye di kejauhan bergetar, lengan yang menggenggam 【Tongkat Kekuasaan Raja】 remuk berantakan seolah diaduk dari jarak jauh. Pita kekuatan ilahi yang membanjiri tubuhnya dari segala penjuru pun terpaksa terputus!
Dengan hanya tersisa satu lengan, wujud Lin Qiye tanpa ragu mengangkat tangan satunya yang masih menggenggam pedang lurus. Kekuatan ilahi yang baru diambilnya memenuhi senjata itu, lalu dihunjamkan ke arah Wishnu yang tersenyum dengan sekuat tenaga!
Sebuah kilau pisau bagaikan matahari yang menyilaukan, dalam sekejap menenggelamkan segala sesuatu di sekitarnya, cahaya putih membakar habis sudut langit, memaksa fotografer memejamkan mata dan mengalihkan kamera, mencegah kilau ini merusak peralatan.
Setelah lebih dari sepuluh detik, cahaya putih itu baru perlahan menghilang, wujud Lin Qiye di langit-langit mulai runtuh dan menghilang, sementara siluet raksasa Wishnu yang tersenyum di seberang telah dipenuhi darah, bekas tebahan mengerikan dari leher hingga pangkal paha, hampir memutusnya menjadi dua.
Melihat ini, Wishnu yang menangis langsung berubah wajah muram, seketika berubah menjadi bayangan hitam dan menyatu dengan tubuh yang tersenyum, kembali ke bentuk Wishnu utuh yang mendarat di permukaan laut. Meski begitu, separuh badannya sudah hancur berdarah-darah.
“Sialan! Padahal dia cuma dewa utama, kok bisa sekuat ini??” Wishnu mengumpat dalam hati seperti orang gila.
Memang ada beberapa iblis yang berani menggoyahkan kedudukan tertinggi dengan tubuh dewa utama dalam ribuan tahun terakhir, tapi Lin Qiye sekarang sudah melampaui sekadar "menggoyahkan" - dia bahkan bisa bertarung seimbang denganku, bahkan sedikit unggul!
Jurang pemisah antara dewa utama dan ambang tertinggi bagaikan langit dan bumi, tapi Lin Qiye nekat menyeberangi jurang ini dan bertarung sengit denganku sampai tingkatan ini... Bayangkan jika dia benar-benar melangkahkan kaki itu dan mencapai kedudukan tertinggi, seberapa mengerikan performanya nanti??
Butiran air beterbangan di udara, dalam kabur samar, Lin Qiye menggenggam pedang lurus, melangkah perlahan mendekatinya.
Ia menyeka darah yang mengalir di sudut mulutnya, sementara jubah merah marun menari-nari di udara, kegelapan ekstrem menyebar liar di permukaan laut bawah kakinya. Bola mata emas-hitam itu menatap Wishnu, lalu berbicara pelan:
"Yang Tertinggi... ternyata tidak seistimewa itu."
Mendengar kalimat ini, bola mata Wishnu menyipit tajam, suara dinginnya terdengar: "Jangan kira melukaiku bisa berarti apa-apa... Kau tetap hanya dewa utama, dan dewa utama selamanya tidak akan bisa mengalahkan Yang Tertinggi!!"
"Benarkah?" Lin Qiye berkata datar, "Kalau begitu aku justru ingin mencobanya!"
Saat kegelapan ekstrem itu menyelimuti langit dan laut, sosok Lin Qiye dan Wishnu bersama-sama menghilang dalam kegelapan. Medan pertempuran itu berubah menjadi lubang hitam yang sunyi, dalam dan tak terjangkau.
Jika sebelumnya pertarungan raksasa wujud dewa mengguncang semesta, kini yang tersisa dari medan gelap itu hanyalah kesunyian maut yang tak terduga...
Chapter 1928 Pertempuran yang Harus Dimenangkan
Luar atmosfer.
【Kekacauan】 yang sedang mengawasi medan perang Da Xia dengan penuh minat, tiba-tiba mengernyitkan alisnya, memandang ke kehampaan di kejauhan.
Di bawah angkasa yang gelap pekat, seorang wanita anggun berjubah gaun bertabur bintang sedang menginjak cahaya bintang, mendekati lokasi ini.
"Eh?" Suara 【Kekacauan】 terdengar heran, "Bagaimana kalian menemukan aku?"
“Saat kamu memicu kerusuhan ‘misteri’, kami sudah tahu kamu bersembunyi diam-diam... Tapi tak menyangka kamu malah berada di tempat yang begitu jauh.” Nyx bersuara berat, “Apa maksudmu di sini?”
“Tak ada maksud khusus, cuma melihat-lihat saja.”
【Kekacauan】 mengangkat tangan tak berdaya.
Nyx tak lagi berbicara. Dia berdiri tenang dalam jarak tak jauh dari 【Kekacauan】, bola matanya terkunci pada tubuh Nya.
“Kenapa? Hanya sendirian, berani mengawasiku?”
“Yang mengawasimu... bukan cuma satu.”
Begitu suara Nyx berhenti, aura pedang tipis muncul di hadapan 【Kekacauan】, seolah sebilah pedang tak kasatmata telah menyentuh pelipis Nya...
【Kekacauan】 menunjukkan ekspresi tersadar, memandang ke suatu arah Da Xia sambil mencemooh, “Pantasan berani datang sendirian... Rupanya ada Dewa Pedang Da Xia yang menopang dari belakang. Tapi meski kalian berdua bersatu, seberapa besar keyakinan bisa mencabut nyawaku di sini?”
“Silakan buktikan.” Nyx berbicara tanpa ekspresi.
Seiring menguatnya aura pedang di pelipis, 【Kekacauan】 menyipitkan matanya...
Di kegelapan semesta yang tak bertepi, suasana tiba-tiba membeku!
……
【Komandan Lin mana? Kenapa tak terlihat?】
【Sepertinya masuk ke lubang hitam itu... Sang Panglima pasti tidak akan kalah kan?】
【Apa maksudmu? Komandan Lin begitu kuat, mana mungkin kalah??】
【Tapi Wishnu dalam mitologi India, memang merupakan sosok setara dewa pencipta. Kalau dibandingkan, gabungan semua dewa lain pun bukan tandingannya...】
【Kalian tidak melihat Komandan Lin berhasil melukai Wishnu dengan satu tebasan pedang tadi? Bukankah itu membuktikan kekuatannya tidak kalah dari Wishnu?】
【Tidak kalah itu satu hal, bisa membunuhnya atau tidak itu hal lain...】
【Aku tidak peduli, yang jelas aku percaya mutlak pada Komandan Lin! Kalau sampai Komandan Lin kalah, bagaimana nasib kita?】
【Betul, aku orang Da Xia, aku juga percaya sepenuhnya pada Komandan Lin!】
【Restulah!! ｛＃menyatukan kedua tangan｝（Lampirkan foto Lin Qiye sebagai malaikat bersayap enam）】
【……】
Dalam kegelapan yang pekat, dua belas cakra emas mengitari tubuh Wishnu, berputar kencang bagai kubah cahaya yang melindunginya tanpa celah.
Wishnu menyapu pandangannya ke sekitar yang sunyi maut, suara dinginnya menggema:
"Waktu kau menyergapku dulu, kekuatan ilahiku sedang terkuras... Kali ini, kau tak mungkin berhasil lagi."
Suara Wishnu belum habis, kegelapan di atasnya terbelah oleh secercah siluet emas yang menyambar seperti cat yang terciprat di atas kain hitam, menyambar kepalanya sekejap!
Sebuah cakra emas melesat menahan serangan di atas Wishnu. Percikan cahaya menyilaukan berhamburan. Saat Wishnu hendak berkata-kata, secercah cahaya emas kedua menyambar dari sisi lain, disusul yang ketiga, keempat...
Dua belas roda terbang keemasan dengan gigih menahan siluet cahaya yang menyambar dari berbagai arah dalam kegelapan. Wishnu mengerutkan alisnya sambil melirik ke 4 minggu, berusaha menemukan siluet Lin Qiye, namun tak ada hasil... Dia bagai boneka yang terkurung di atas kain hitam, berusaha maju ke suatu arah, namun seolah tetap mempatung di tempat.
Saas bayangan ke-13 menyambar, celah terbuka di lingkaran emas yang menyelimuti tubuh Wishnu. Dengan cepat dia memiringkan badan menghindar. Persis saat siluet itu hendak melintas—sebuah sosok tiba-tiba muncul!
Kepalan keemasan menghantam wajah Wishnu. Secara refleks dia menangkupkan tangan, tapi kekuatan mengerikan itu menerjang masuk seperti tsunami. Riak dampak terlihat jelas menyebar saat tubuh Wishnu terlempar puluhan meter!
Bersamaan, cahaya keemasan menyambar vertikal dari langit!!
Sorot mata kejam muncul di bola mata Wishnu. Kedua tangannya tiba-tiba membenturkan segel rumit. Pada momen berikutnya, aksara Sansekerta raksasa terbentang dari kegelapan di bawahnya!
Bibir Wishnu bergetar. Suku kata tak jelas bergemuruh dari ujung lidahnya bagai halilintar!
Duum——!!!
Siluet yang menyambar itu terpental keluar dari kegelapan, berubah wujud menjadi Lin Qiye yang mendarat di tanah berjarak kurang dari 100 meter.
Lin Qiye menutupi dadanya, tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut, menyemprotkan rona merah darah di tengah kegelapan dunia.
Wishnu di sampingnya perlahan bangkit, di wajahnya yang setengah hancur berkecamuk tatapan penuh tekanan dan kekejaman: "Bagus... Kalau kau benar-benar ingin membunuhku, bersiaplah mempertaruhkan nyawa... Berani lawan dewa tertinggi?"
"...Apa yang tidak berani." Lin Qiye menyeka darah di sudut mulutnya, perlahan berdiri tegak, pandangannya tanpa secercah keraguan, "Semua orang di luar boleh kalah, tapi aku sama sekali tidak boleh kalah... Sejak Penjaga Malam terpapar cahaya matahari, aku sudah tak punya jalan mundur."
Di lubuk hati, Lin Qiye sangat paham. Setelah organisasi mereka terbongkar, Penjaga Malam adalah payung perlindungan di hati rakyat Da Xia. Mereka menanggung terlalu banyak harapan dan kepercayaan. Sebagai Panglima Tertinggi, dialah pilar tertinggi yang menopang keyakinan semua orang!
Begitu Sang Panglima kalah, meski Penjaga Malam menang di setiap medan perang lain, di mata publik mereka tetap dianggap kalah...
Meski terdengar tidak masuk akal, inilah realita. Kepercayaan masyarakat terhadap suatu organisasi seringkali bergantung pada pemimpin tertentu.
"Ini juga alasan mengapa Lin Qiye lebih memilih mengambil risiko sendiri untuk melawan Wishnu yang berada di tingkat lebih tinggi, daripada membiarkan Nyx bertindak... Di mata semua orang, Nyx tetap seorang dewa asing. Jika Sang Panglima Tertinggi Penjaga Malam Da Xia sendiri tidak berani bertarung, dan malah mengandalkan dewa asing untuk melindungi mereka, sama sekali tidak mungkin menyatukan hati rakyat."
"Hanya dengan Lin Qiye yang memenangkan pertempuran ini secara terhormat sebagai Panglima Tertinggi Penjaga Malam Da Xia, citra Penjaga Malam bisa benar-benar berdiri tegak di hati rakyat, memberi mereka kepercayaan diri dan keberanian untuk melewati 'musim beku' ini!"
"Sebaliknya, jika rakyat menganggap Penjaga Malam kalah, kepanikan akan menyebar ke semua tempat pengungsian dengan kecepatan luar biasa... Saat itu terjadi, mungkin bahkan tanpa perlu invasi para dewa Cthulhu, ketakutan mereka sendiri akan membawa kehancuran."
"Menang, maka semua hati bersatu, keyakinan menguat, semakin berani bertempur!"
"Kalah, maka kepercayaan rakyat runtuh, semua usaha sebelumnya menjadi sia-sia..."
"Karena itu sejak awal, Lin Qiye tidak punya pilihan. Dia harus mengerahkan segala daya upaya untuk memenangkan pertempuran ini!"
"Chapter 1929 Pertarungan Mati"
"Baik..." Aksara Sansekerta di bawah kaki Wishnu semakin berbinar, punggungnya tiba-tiba mengembung, lengan kedua menyembul keluar!
"Kalau begitu perlihatkan padaku, dengan apa kau akan membunuhku?!"
“Keempat lengan Wishnu menggenggam segel berbeda bersamaan, empat bayangan harta tercipta di telapak tangan. Salah satu busur tanpa tali mengarah ke posisi Lin Qiye, dengan sentuhan ringan, retakan bagai jurang menghujam dimensi, memecahkan sudut kegelapan ini!”
“Sosok Lin Qiye muncul tanpa suara dari sisi lain kegelapan. Di dunia hitam ini, dia seolah menyatu sempurna dengan kegelapan, bisa muncul di sudut mana pun hanya dengan pikiran.”
“Alisnya berkerut, pedang lurus di tangannya menyapu horizontal lagi. Cat emas menyobek kanvas hitam, menghujam tubuh Wishnu sekali lagi!”
“Wishnu mengangkat telapak tangan lainnya, menggenggam erat bayangan gada. Dengan pukulan dahsyat, cahaya emas itu hancur jadi pecahan cahaya bintang, menyiprat di tanah hitam di bawahnya.”
“Cahaya dan bayangan saling bertabrakan, tali busur terus berbunyi. Dunia gelap ini semakin hancur berantakan dalam duel mereka. Dari luar, lubang hitam yang menelan langit-bumi itu bergetar hebat, retakan halus mulai merambat di permukaannya!”
“Dengan dua hukum yang mengatur, kekuatanmu memang menakutkan. Tapi dengan cadangan energi tingkat Dewa Utama, berapa lama lagi kamu bisa bertahan dengan serangan seperti ini?”
“Wishnu mencemooh, bayangan roda emas di tangannya terangkat lagi. Seketika berubah jadi dua belas, berputar cepat di dunia kegelapan ini!”
【Lin Qiye tidak berbicara, langkah kakinya melangkah maju dengan kencang, cahaya bintang gemerlap tiba-tiba mekar dari kegelapan, menyambar seperti halilintar tepat menghapus bayangan semu roda emas hingga hancur menjadi noda tinta keemasan di atas kain tak kasat mata, lalu memeluk erat dua kilau pisau bayangan emas yang dilemparkan!】
【Lin Qiye tentu tahu, dengan total kekuatan ilahi dewa utamanya, mustahil bisa menandingi dewa tertinggi. Tapi membunuh instan seorang dewa tertinggi juga tidak mungkin. Menghadapi gaya bertarung mati-matian Wishnu saat ini, keinginannya untuk menguasai situasi sepenuhnya mustahil.】
【Dalam waktu dekat tak bisa menghabisi Wishnu, kekuatan ilahi terus terkikis habis. Di permukaan, duel mereka masih seimbang, tapi diam-diam posisi Lin Qiye perlahan mulai terjebak dalam situasi lemah...】
【Wishnu tidak bodoh. Dia tahu di mana kelemahan Lin Qiye, tentu tidak akan memberi kesempatan padanya untuk nekat ganti nyawa. Baginya, selama bisa terus menekan dan mengulur waktu, kemenangan pasti akan diraih!】
【Dua bayangan samar bertarung hingga langit runtuh dan bumi terbelah di dunia gelap ini. Gelombang kejut pertarungan mengintip melalui retakan di permukaan lubang hitam, terus mengalir keluar dan menyinkronkan pusaran raksasa berradius beberapa kilometer di awan hitam langit dan permukaan laut bawah, angin menggelegar, guntur bersahutan, bagaikan kiamat!】
【Tinggal tiga... tinggal tiga lagi!!】
【Bunuh!! Tuan Shen ganteng banget!! Tinggal dua!】
【Ngomong-ngomong kemampuan mental Hu Jia sepertinya tidak pernah dipakai? Atau dipakai tapi kita tidak bisa melihatnya?】
【Katanya kan kemampuan mental, pasti di dunia mental orang, mana mungkin bisa dilihat!】
【Nggak usah bahas pakai atau tidak kemampuan mental, Hu Jia hanya mengandalkan tubuh fisik saja sudah bisa mengangkat dua dewa sekaligus, menurutku dia sama sekali tidak terluka?!】
【Ngakak, semua mengira Dewa Pikiran adalah mage, ternyata sebenernya tank】
【Sabetan pedang Dewa Waktu ini terlalu brutal, satu lagi tumbang! Mataku sama sekali tidak bisa mengikuti kecepatannya...】
【Bukan cuma matamu, kamera pun tidak bisa mengikuti kecepatannya... Waduh! Tuan Shen membunuh lagi satu! Musuh sudah dibantai semua!!】
【Penjaga Malam keren banget!!!】
【……】
Dalam siaran langsung, adegan pertarungan kacau para dewa perlahan mereda, sepuluh dewa dengan tubuh cacing yang menggeliat telah habis terbakar sorot api, hanya tersisa tiga jubah berdiri tegak di permukaan laut, mengepul tertiup angin kencang dari kejauhan.
"Gimana? Hu Jia, kamu tidak apa-apa?" Shen Qingzhu melihat wajah Hu Jia putih pucat, bertanya dengan suara berat.
"Hukh... Tidak apa-apa... Aku kena dampak balik dari tekad jiwa 【Kambing Hitam】." Hu Jia getir melambaikan tangan, "Untung ada jangkar Bumi dalam jiwa Lao Gou Wu... Hampir saja tidak bisa kembali."
"Kamu bertarung dengan 【Kambing Hitam】?"
"Itu bahkan tidak bisa disebut bertarung... Aku cuma saling bertukar pandang dari jauh, kekuatan spiritual-Nya terlalu dahsyat."
"Shen Qingzhu mengangguk ringan, lalu seakan teringat sesuatu, 'Kamu melihat Nya di tempat mana?'"
"Sudah kulihat... Jaraknya dari Da Xia seharusnya sangat jauh, dan di bawah tubuhnya penuh telur-telur hitam. Tampaknya penetasan akhir sudah dekat."
Ekspresi Shen Qingzhu menjadi tegang.
"Leviathan juga hampir tumbang." Wang Mian melirik naga chaos di langit yang compang-camping diterjang kilatan guntur pucat, lalu memandang lubang hitam raksasa penuh retakan di kejauhan, "Selanjutnya, tergantung padanya..."
"Wishnu bagaimanapun juga dewa tertinggi. Bisakah Sang Panglima menang?" Hu Jia bertanya dengan khawatir.
"Kalau kita, mungkin belum bisa menang." Shen Qingzhu berbicara dengan tenang, "Tapi kalau Lin Qiye... Dia pasti menang."
Pertempuran dewa di medan perang lain hampir berakhir. Semua pandangan tertuju pada lubang hitam di pusat pusaran semesta. Gelombang kejut kekuatan ilahi yang berhamburan dari lubang hitam semakin mengerikan, mengaduk air laut bagai puting beliung yang terhempas, menjalin awan berkilatan petir yang berputar di langit.
Dari gelombang kejut pertarungan ini saja, pertarungan dalam lubang hitam jelas berbeda level dengan perang dewa utama sebelumnya. Di hadapan badai yang menerjang semesta ini, hati semua orang berdebar-debar.
Dalam dunia kegelapan, kilau pisau emas dan gada suci kembali berbenturan. Tubuh Lin Qiye yang bagai hantu menyambar ke belakang Wishnu. Bola mata terbuka lebar, suku kata tak jelas merekah lagi dari mulutnya!
Dug——!!
“Lin Qiye kembali menyemburkan darah dari mulut, dipaksa terlempar ke tanah di samping.
Bersamaan, secercah darah merembes dari sudut mulut Wishnu, menatap sosok merah marun yang limbung di hadapannya, dia tertawa keras:
“Kenapa? Kekuatan ilahimu hampir habis?? Selanjutnya... giliranku!”
Sebuah kerang ilusi ditopang di telapak tangannya, dengungan rendah tak beres menggema, Lin Qiye yang wajahnya pucat pasi belum sempat menyeka darah di mulutnya, kesadarannya seperti dihantam palu raksasa, semua di hadapannya mengabur!
Dia mendengus, ancaman kematian membanjiri hati, tanpa pikir panjang pedang lurus di tangannya melesat menebas ke depan, bergesekan dengan gada ilahi menyemburkan percikan cahaya menyilaukan.
Di saat bersamaan, kedua lengan Wishnu lainnya mengayun, busur tanpa senar tiba-tiba bergetar, roda emas di telapak tangan satunya menghantam wajah Lin Qiye!
Dor——!!
Kekuatan ilahi gemerlap meledak dari kegelapan, sosok merah marun itu terlempar bagai layangan putus tali!
Chapter 1930: Momen Klimaks
Di langit-langit, Lin Qiye mengulurkan tangan menggenggam udara kosong, rantai cahaya bintang tersambar di genggamannya, mempertahankan keseimbangan dengan paksa.
“Sejumlah besar darah menyiprat ke tanah, sebuah luka merah darah yang menembus tulang hampir menembus tubuhnya. Bagaimanapun, tubuh Lin Qiye ini hanyalah tubuh manusia biasa. Serangan busur tanpa tali itu sama sekali bukan sesuatu yang bisa dia hadapi secara langsung.”
“Mata berdarah Lin Qiye terangkat perlahan. Dalam kegelapan, Wishnu yang menginjak jejak aksara Sansekerta terlihat jelas. Cakra, kerang, gada, dan busur panjang—empat bayangan semu tergenggam di telapak tangannya, bagaikan dewa kuno yang hanya ada dalam lukisan religius dan gulungan kuno.”
“Secercah darah merembes dari mulut Wishnu. Tubuhnya tampak limbung, namun dia acuh tak acuh, terus melangkah perlahan mendekati Lin Qiye.”
“Bisa memaksaku hingga merusak akar sendiri... Sebagai dewa utama, kamu sudah cukup berbangga.”
“Wishnu mendekati Lin Qiye. Wajah separuh hancur berdarah-darah itu tersenyum mengerikan, 'Jika tak bisa membunuh separuh penduduk Da Xia, membunuh harapan umat manusia sepertimu juga bisa dianggap menyelesaikan tugas, kan?'”
“Lin Qiye berdiri di hadapannya. Darah segar merembes dari luka yang membelah tubuhnya, menyatu dengan jubah merah marun. Kepalanya tertunduk, ekspresinya hampir tidak terlihat.”
“Jadi... perbedaan antara dewa dan manusia biasa memang tak tergapai...”
Wishnu melirik luka di tubuh Lin Qiye, telapak tangan yang menggenggam bayangan gada suci tiba-tiba terangkat, membawa tekanan wibawa penghancur langit-bumi menghantam dengan dahsyat!!
Dang——!!
Pedang lurus berlumur darah menodong gada suci, retakan-retakan rapat merambat di kegelapan bawah kaki. Lin Qiye menggenggam gagang pedang dengan satu tangan, urat-urat menonjol meledak dari lengannya, luka di dadanya kembali terkoyak, darah menyembur deras!
Wishnu mengeluarkan suara terkejut, lalu menggelengkan kepala, "Bergulat sekarat... Mengapa harus?"
Saat merah darah membasahi kegelapan, kepala Lin Qiye perlahan terangkat...
"Siapa yang sedang bergulat sekarat...?"
Dalam kegelapan absolut, secercah cahaya merekah dari antara alis Lin Qiye, kekuatan keyakinan yang menggelegak deras mengalir masuk ke tubuhnya!
Cahaya suci keemasan yang menyala-nyala merambat gila-gilaan, pupil Wishnu menyempit tajam, "Bagaimana mungkin?? Penjaga Malam baru saja terbongkar, dari mana kau dapat kekuatan keyakinan sebesar ini?!!"
"Yang punya kartu as, bukan cuma kau seorang."
Lin Qiye berbicara datar. Pada momen berikutnya, kegelapan di sekeliling kembali bergolak. Wishnu refleks ingin menjauh, tapi sudah terlambat...
Semak duri kegelapan menusuk dari kehampaan, langsung menembus tubuh Wishnu, cahaya bintang tak terbendung melekat di duri-duri itu bagai deretan belenggu yang bertumpuk, mengurungnya erat di tempat!
Kekuatan keyakinan yang menggelegak bergulung, seolah menyorotkan kilau emas di pelipis Lin Qiye, dipadukan dengan enam sayap putih yang semakin murni di punggungnya, saat ini dia bagai dewa yang turun ke dunia!
Seperti kata Wishnu, keberadaan 'Penjaga Malam' dan dirinya baru terungkap belakangan, mustahil bisa mengumpulkan kekuatan keyakinan sebesar ini... Dan kekuatan keyakinan ini pun bukan berasal dari Da Xia, tapi sudah disembunyikan dalam tubuh ini sejak bertahun-tahun lalu... Itulah keyakinan Takamagahara yang direbut Merlin untuknya tahun itu, tak lama setelah Merlin pulang dari rumah sakit!
Dulu Merlin mengurung keyakinan sebanyak lautan ini dalam tubuh Lin Qiye sebagai hadiah perpisahan, saat Lin Qiye mencapai tingkat dewa utama, barulah bisa membukanya untuk digunakan.
Kini, kartu as yang selama ini disembunyikan Lin Qiye akhirnya terbuka...
Wishnu memandang Lin Qiye yang terus memulihkan kekuatan ilahi, sorot matanya dipenuhi kengerian dan ketidakpercayaan, bahkan andai langit dihitung sampai runtuh pun, takkan terbayang Lin Qiye menyimpan keyakinan sebesar satu negara!
Pertarungan sengitnya dengan Lin Qiye yang sudah merusak akar kekuatannya sendiri pun tinggal sisa tenaga, kini dengan dikeluarkannya kartu as kekuatan keyakinan ini, Lin Qiye akan mengakhiri segalanya dengan momen klimaks!
Wishnu langsung mengangkat cakram emas di tangannya, ingin menghancurkan belenggu cahaya bintang di sekitarnya, namun Lin Qiye telah menyambar ke hadapannya. Pedang lurus yang dipenuhi kekuatan ilahi dan keyakinan itu menggores bayangan emas dalam kegelapan, langsung menebas lengan ini!
Teriakan menyakitkan menggema. Wishnu membelalakkan mata, menatap tajam siluet keemasan yang berlumuran darah di hadapannya. Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, kembali dengan berat hati mengangkat pedangnya - secercah cahaya emas lagi menerobos gelapnya malam!
Beberapa tebasan berturut-turut dilepaskan. Lengan Wishnu yang menopang empat bayangan harta karun ditebas seluruhnya. Puluhan belenggu cahaya bintang menindih tubuhnya, bagai menara raksasa yang membuatnya tak bisa bergerak seinci pun.
Darah mengalir deras dari tubuh Lin Qiye ke tanah. Dengan pedang lurus di genggaman, ia melangkah meninggalkan jejak darah menuju Wishnu yang tertindih, membentangkan jalan merah darah dalam kegelapan.
Cahaya emas tak terbendung menerobos masuk ke bilah pedang, bagai matahari versi mini. Bau menakutkan merambat dengan gila-gilaan dalam kegelapan!
"Lin Qiye!! Kalau aku mati... kamu juga tidak akan bisa hidup!!"
Wishnu menatap tajam Lin Qiye yang mendekat dengan pedang, bola matanya merah menyala. Dengan teriakan mengaum, sisa kekuatan ilahinya bergolak dalam kegelapan. Secercah bayangan samar menyelip dari pusarnya, bagai teratai yang berkibar-kibar, perlahan mekar dalam kegelapan...
Aura Lin Qiye telah mencapai level tertinggi, pedang lurus yang menyala bagai matahari terik meninggalkan jejak emas terbakar di kegelapan, enam sayap di punggungnya mengencang—seberkas kilau pisau seketika menembus langit dan bumi!!
Dua silau cahaya yang menyilaukan bertabrakan, gelombang kejut yang dihasilkan langsung menghancurkan lubang hitam di sekitarnya menjadi pecahan kaca. Permukaan laut yang bergolak oleh energi pertarungan di luar, seketika menguap diterpa cahaya emas yang merambat ini, sebuah wilayah vakum dengan cepat meluas!
Pemandangan ini persis seperti cahaya menyala-nyala yang menyelimuti segalanya setelah ledakan nuklir, namun energi yang terkandung di dalamnya ribuan hingga puluhan ribu kali lebih menakutkan dari bom nuklir!
Di tembok luar Pintu Naga Terbenam, kru kamera yang memikul peralatan tiba-tiba pandangan mereka berkunang-kunang—kilau emas itu tiba-tiba sudah berada di hadapan mereka. Saat itu juga, semua orang bingung menyadari laut yang tadinya bergelombang ganas kini telah menghilang tanpa jejak!
Di detik genting, tiga jubah berwarna merah, hitam, dan abu-abu menyambar ke depan Pintu Naga Terbenam. Bersama-sama mereka merobek celah pada gelombang kejut emas itu. Cahaya keemasan yang tersisa merambat liar ke kedua sisi, terus menelan semua yang disentuhnya.
Tim eksplorasi terhempas ke tanah oleh angin kencang yang merobek-robek, hanya bisa mematung menatap pemandangan di hadapan mereka, tubuh sama sekali tak bisa bergerak seinci pun...
Akhirnya, cahaya emas yang menenggelamkan segala senjata semakin mereda. Di antara kerumunan, Wartawan Liao meraih pagar, tertatih-tatih berdiri sambil mengangkat kamera ke bahu, mulai melirik ke 4 minggu.
"Ini, ini..."
Wartawan Liao berdiri di tembok luar Pintu Naga Terbenam, memandang pemandangan di hadapannya, sampai tak ada satu kata pun keluar.
Chapter 1931 Biarkan Dia Pergi
Laut dikukus hingga kering, langit tercakar meninggalkan beberapa celah redup. Bayangan berkilauan terpantul di dasar laut yang gersang, absurd namun megah, seolah berada di dunia lain di luar Bumi.
Dalam radius ratusan li, selain Pintu Naga Terbenam, tak ada lagi yang tersisa.
Bahkan penonton di balik layar terkejut luar biasa melihat pemandangan ini. Setelah tertegun sejenak, hujan peluru komentar mengalir deras:
【Sial... Ini benar-benar bukan efek spesial??】
【Sudah segini masih bilang efek spesial?】
【Ini jelas sudah bukan di Bumi! Sebenarnya gimana pertarungan terakhir Komandan Lin vs Wishnu? Kok bisa sampai mengukus perairan?!】
【Kalau bukan tiga dewa 'Penjaga Malam' yang bertindak, mungkin Pintu Naga Terbenam sudah runtuh】
【Luar biasa... Benar-benar kuat. Dari dulu gw bilang Wishnu beda level dengan dewa lain, daya perusaknya sangat gila!】
【Jadi akhirnya siapa yang menang??】
【Aku juga pengin tahu, sebenernya siapa pemenangnya?!】
【Pastikan Komandan Lin, pastikan Komandan Lin...｛＃berdoa｝(Lampiran foto Lin Qiye sebagai malaikat bersayap enam)】
【……】
Cahaya mentari belang-belang bertebaran di dasar laut, di antara pecahan kegelapan yang retak, siluet berdarah-darah perlahan keluar……
Tangan kanan Lin Qiye yang awalnya menggenggam pedang lurus, kini telah mengering sepenuhnya menyisakan tulang pucat pasi. Luka menembus dada yang melubangi tubuhnya masih terus merembeskan darah, selain itu deretan luka berbentuk kelopak teratai menghujam batang tubuhnya, seluruh tubuhnya bagai saringan berdarah yang terhuyung-huyung berdiri di atas tanah.
"Hukh hukh hukh……" Dia melirik jenazah Wishnu yang hancur berantakan di kejauhan, membungkuk sambil batuk hebat!
Meski telah menggunakan kekuatan keyakinan dari Takamagahara untuk melepaskan tebasan pedang itu, namun teratai yang mekar jelang ajal Wishnu benar-benar mengerikan, menunjukkan tekad kuat untuk meledakkan diri sambil membawa Lin Qiye bersama!
Itu adalah serangan balasan terakhir dari dewa tertinggi!
Fakta bahwa Lin Qiye masih bisa berdiri di sini saat ini sendiri sudah merupakan "mukjizat!"
……Sebuah keajaiban yang bertahan dengan memaksakan sisa-sisa kekuatan keyakinan untuk melanjutkan nyawa.
Bagaimanapun, dia menang.
Dengan tubuh dewa utama, membunuh dewa tertinggi dalam masa kejayaan penuh yang mengerahkan seluruh kekuatan!
Sejak kelahiran para dewa hingga ribuan tahun berlalu, ini tetaplah mukjizat yang belum pernah tercipta.
Suara batuk seperti kotak musik rusak bergema di medan perang yang sepi, wajahnya yang pucat seperti kertas itu, bola mata berbeda warnanya tampak kabur. Dengan susah payah dia berjalan mendekati jenazah Wishnu, tangan kirinya yang masih tersisa daging dan darah perlahan diangkat, secercah api keemasan berkedip seketika menelan semua potongan mayat di sekitarnya!
【Kambing Hitam】memiliki kemampuan untuk mencemari mayat dan menggunakannya. Lin Qiye sudah susah payah membunuh Wishnu, tentu tidak boleh membiarkannya menjadi musuh di masa depan... Kalau mau membunuh, harus bakar mayat dan musnahkan jejak, tebas rumput sampai ke akarnya!
Menyaksikan langsung tubuh Wishnu terbakar menjadi abu, ekspresi Lin Qiye akhirnya mulai santai.
Dia menoleh melihat ke kejauhan, ke Pintu Naga Terbenam yang berdiri tegak di atas puing-puing reruntuhan, ekspresinya terlihat rumit...
Setelah ragu sejenak, kilau tekad bulat berkedip di matanya. Api keemasan yang berkedip di telapak tangannya perlahan ditempelkan ke dada yang terluka dalam sampai ke tulang!
Czzz——
Api membakar daging, membentuk bekas luka hitam legam. Wajah Lin Qiye yang sudah pucat tiba-tiba berkerut, keringat membasahi dahinya mengalir dari sudut dahi...
Api keemasan perlahan bergeser. Setelah benar-benar menghentikan aliran darah yang mengucur, muncul bekas luka hitam yang membuat hati bergetar di permukaan kulit Lin Qiye. Api itu dienyahkan, seluruh tubuhnya yang lemah hampir pingsan terjatuh.
Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, tangan kirinya mengambil jubah merah marun dari tanah dan menyampirkannya di tubuhnya, menutupi badan yang compang-camping seperti saringan, serta tangan kanan yang hanya tersisa tulang putih menyeramkan.
Langsung setelah itu, ia melirik ke 4 minggu, lalu mengambil pedang lurus dari puing di sampingnya, membersihkan debu dan noda darah di permukaannya, lalu menggantungkannya kembali di pinggang dengan rapi.
Setelah semua ini, Lin Qiye kembali mengamati dirinya sendiri, menggunakan sisa tenaga untuk menegakkan dada, lalu melangkah pelan menuju arah Pintu Naga Terbenam...
……
Di atas Pintu Naga Terbenam.
"Di situ! Komandan Lin ada di situ!!" Para anggota tim ekspedisi yang tegang terus-menerus mencari siluet Lin Qiye, akhirnya, seorang yang matanya tajam menemukan sosok merah marun yang berjalan perlahan, berteriak emosional!
Fotografer segera memasang peralatan dan memandang ke arah tersebut.
Di tanah gersang, sebuah siluet berjalan tak tergesa-gesa, satu tangan bertumpu pada pedang lurus di pinggang, jubah merah marun menari-nari tertiup angin, bagaikan Dewa Perang yang pulang berlumuran darah.
"Menang!! Komandan Lin menang!!!" Wartawan Liao menggenggam tinju erat, berteriak lantang penuh emosi!
Bersamaan, semua orang yang duduk tegang di depan layar pun tak tahan lagi untuk berdiri!
"Sudah kuduga!!" Zhao Zhengbin wajahnya memerah karena emosi, bola matanya menatap tajam sosok merah marun yang mendekat, tak bisa menahan diri untuk bertepuk tangan!
Di aula tempat pengungsian, semua orang yang selama ini menahan perasaan sambil menonton siaran langsung akhirnya tidak tahan lagi. Mereka mengikuti Zhao Zhengbin bertepuk tangan dengan gegap gempita, sorakan dan suara peluit menggema di setiap sudut pengungsian!
【Komandan Lin Tak Terkalahkan!!】
【Apa kubilang?! Wishnu pun bagaimana? Komandan Lin tetap bisa menang! Beliau adalah Sang Panglima dari Penjaga Malam kita!!】
【Sungguh gagah, benar-benar gagah... Adegan setelah ledakan tadi membuatku hampir terkejut setengah mati...】
【Aku juga, tak menyangka di bawah ledakan mengerikan seperti itu Komandan Lin bisa kembali dalam keadaan utuh!】
【Utuh? Dia tidak terluka??】
【Jubahnya berwarna merah marun, sulit dilihat...】
【Memang sulit dilihat, tapi dari cara jalannya, benar-benar tidak terlihat seperti orang terluka!!】
【Membunuh dewa pencipta tapi tidak terluka... Sebenarnya sekuat apa Komandan Lin ini?!】
【Kemenangan mutlak!! Dalam pertempuran ini!! Kita menang total!!!】
【Komandan Lin Luar Biasa!!!】
【……】
Hujan peluru melintas di layar. Semua yang menyaksikan siluet merah marun yang kembali mulus itu sangat bersemangat. Beberapa orang berlari kian kemari sambil mengacung-acungkan ponsel dan berteriak "Komandan Lin Luar Biasa", memancing rasa penasaran warga yang tidak menonton siaran...
"Pada momen ini, semua orang seolah benar-benar lupa bahwa tempat evakuasi adalah lokasi pengungsian mereka, melainkan berubah menjadi lapangan perayaan pesta pora yang emosional!!"
Di depan Pintu Naga Terbenam.
Shen Qingzhu, Wang Mian, dan Hu Jia berdiri di tembok luar benteng pertahanan, pandangan mereka mengunci sosok merah marun yang perlahan melangkah mendekat.
Mereka bukan orang biasa yang hanya mengawasi dari kejauhan lewat kamera. Sekilas saja, mereka langsung terbaca penyamaran Lin Qiye - tubuh compang-camping di balik jubah merah marun itu jelas terpantul di kelopak mata mereka.
"Luka seberat ini masih bisa jalan?? Dia gila!!"
Pupil Hu Jia bergetar halus, refleks ingin berlari membantu Lin Qiye, tapi bahunya ditekan kuat oleh telapak tangan.
Hu Jia menoleh dan melihat Shen Qingzhu sedang menggenggam erat kepalan tangan, sorot mata penuh garis-garis merah itu menatap tajam sosok Lin Qiye yang perlahan mendekat dari kejauhan...
"Jangan...jangan bantu dia." Suara serak Shen Qingzhu pecah, "Biarkan dia...menyelesaikan jalan ini. Baru dengan begitu dia benar-benar berhasil menopang...langit Da Xia."
Chapter 1932 Kosongkan Area!!
Sinar keemasan pucat menari-nari melalui celah awan, menyinari tanah purba yang dipenuhi batu dan retakan. Sebuah siluet merah marun berjalan tenang di antara batas cahaya dan kegelapan.
Keringat mengalir di pipi pucat Lin Qiye, jatuh ke luka-luka mengerikan di bawah jubah yang penuh kerusakan. Rasa sakit hebat terus menghantam kesadarannya yang limbung. Setiap kali telapak kakinya mendarat, matanya berkunang-kunang terperosok dalam kegelapan, lalu sadar kembali dan melanjutkan langkah berikutnya... Dia tidak terbang, karena enam sayap putih bersih itu juga telah hancur berdarah-darah.
Saat dia melangkah pelan mendekati Pintu Naga Terbenam, siluetnya semakin jelas terlihat oleh semua orang. Mereka bisa melihat profil wajahnya yang masih bernoda darah, serta jari-jari panjangnya yang menggenggam erat gagang pedang lurus hingga buku-buku jari memutih.
【Darah di wajahnya, apakah itu darahnya sendiri?】
【Seharusnya darah Wishnu kan?】
【Mungkin ada sedikit darahnya sendiri, tapi tidak banyak. Kayaknya dia tidak terlalu terluka】
【Komandan Lin versi battle-damaged! Aku suka!!】
【Jari-jarinya panjang banget... Aku benar-benar tergila-gila sama tangan ini!!】
【Tapi pertempuran sudah selesai, kenapa tangannya masih menggenggam sekuat itu?】
【Mungkin belum puas membunuh? Atau emang dari sananya sudah begitu】
【……】
Benteng perak dalam sorot mata Lin Qiye semakin membesar. Napasnya semakin berat. Dia harus menegangkan seluruh tubuhnya untuk memaksa diri terus melangkah mantap ke depan... Meski begitu, kesadarannya hampir mencapai batas.
Efek samping kehilangan darah dan kerusakan organ yang masif terus menghantam kesadarannya, kaki panjangnya terasa berat seperti diisi timah, langkahnya pun terpaksa melambat... Dunia di hadapan matanya seolah diselimuti kabut berdarah.
【Kenapa dia melambat?】
【Emmm... Kelelahan jalan?】
【Bego kali lelah jalan! Itu Komandan Lin! Masa iya dia capek?】
【Iya juga, Komandan Lin baru saja membunuh dewa pencipta! Orang sekuat itu yang bisa mengelilingi bumi cuma dengan kepakan sayap, mana mungkin dia lelah?】
【Komandan Lin bahkan tidak melirik lensa kamera... Sampai sekarang wajahnya belum kelihatan jelas】
【Lalu bagaimana dengan kerusakan lingkungan ini? Air laut di sini sampai menguap semua, ikannya kemana?】
【Buruan apa? Kan Komandan Lin sudah mengusir kabut mistis, memulihkan air laut pasti mudah baginya!】
【……】
Dua kilometer, satu kilometer, lima ratus meter, dua ratus meter, seratus meter...
Kesadaran Lin Qiye terus bergelut antara sadar dan tak sadar, dengan tulang punggung tegak dia perlahan melangkah maju, bahkan dirinya sendiri tak tahu sudah berapa lama berjalan.
Dalam kebingungannya, pintu besar tembok luar Pintu Naga Terbenam itu semakin mendekat.
Kesadaran Lin Qiye semakin mengabur, cahaya di hadapannya bagai riak yang surut, samar-samar ia melihat pintu gerbang tembok yang hampir tersentuh itu perlahan terbuka di balik gemuruh...
“——Sambut kejayaan Komandan Lin!!”
“——Saat dia hampir pingsan, suara nyaring terdengar dari langit!
Kesadaran Lin Qiye langsung tersadar kembali ke tubuhnya. Dia mengangkat kepala dan melihat Shen Qingzhu berdiri tegak bagai pinus di tengah tembok luar, meletakkan tangan kanan di dada sambil berteriak keras.
“——Sambut kepulangan Sang Panglima Lin dengan kemenangan!!!”
Mengikuti arahan Shen Qingzhu, sisa Penjaga Malam pun berdiri tegak dan berteriak penuh semangat.
Tangan pucat Lin Qiye yang menggenggam gagang pedang lurus mulai mengendur... Seperti pengembara yang selama ini memikul beban sendirian, akhirnya melepas ransel berat di punggungnya.
Dia tak pernah benar-benar sendiri.
Menarik napas dalam-dalam, dia mengerahkan seluruh tenaga untuk meneriakkan:
“——Penjaga Malam, kosongkan area!!”
“——Siap!!”
Siluet-siluet merah tua berhamburan dari tembok luar, menerjang bangkai Leviathan sang Naga Kekacauan. Ledakan dan sorot api silih berganti menenggelamkan bangkai makhluk raksasa itu, menguliti dan melumerkannya di atas tanah.
Tubuh Wu Quan melesat ke angkasa hingga ujung cakrawala. Kekuatan 【Dominasi Kaisar】-nya menggerakkan perairan dari kejauhan untuk membanjiri sekitar Pintu Naga Terbenam, mengisi celah-celah yang terbuka.
Merunut reruntuhan, menambal lubang, membakar cacing parasit, mengubah kawah menjadi laut... Setiap orang menjalankan tugasnya. Medan perang yang porak-poranda itu segera kembali ke bentuk aslinya.
“Lin Qiye memasuki Pintu Naga Terbenam, saat tubuhnya menghilang dari pandangan semua orang, posturnya tiba-tiba seperti kehilangan semua penopang dan terjatuh keras ke tanah!”
Hu Jia dan Wang Mian bersama-sama menopang tubuhnya, Shen Qingzhu bergegas mendekat dan membuka jubah merah marun yang telah basah kuyup oleh darah, deretan luka mengerikan langsung terbuka di hadapan ketiganya...
“Paru-paru, hati, lambung... semuanya hancur? Bahkan jantungnya tinggal sepertiga?” Hu Jia membelalakkan mata, berkata dengan tak percaya, “Semua titik vital hampir terkena... Bagaimana dia bisa bertahan??”
“Itu adalah serangan balasan dewa tertinggi yang sekarat! Bertahan hidup saja sudah mukjizat... Masih bisa jalan dan bicara dengan bebas?”
“Jangan pikirkan dulu soal bertahan hidup! Segera selamatkan dia!!” Shen Qingzhu langsung memberi perintah, “Wang Mian, bekukan aliran waktunya! Aku akan bawa dia ke markas sekarang!”
“Baik!”
……
Di luar atmosfer.
Dalam suasana yang nyaris membeku, kelopak mata 【Kekacauan】 berkedut halus, seolah merasakan sesuatu, melirik ke bawah...
“Ah... sampah tetap sampah, urusan kecil saja gagal.” 【Kekacauan】 mendengus dingin.
“Tampaknya, rencanamu gagal.”
“Rencana? Rencana apa?” 【Kekacauan】 tertegun sejenak lalu tertawa, “Maksudmu Wishnu? Bukan... Dia cuma mainan yang kulempar sembarangan. Tanpa dia, bagaimana bisa ada drama semeriah ini?”
Nyx mengerutkan alis menatapnya tajam, sorot matanya menyipitkan.
【Kekacauan】 memandang Nyx dengan tatapan bertemu beberapa saat, mengernyitkan senyum memperlihatkan barisan gigi rapi yang natural, "Langsung bertarung sekarang kan membosankan... Pertarungan penuh misteri besar selalu harus disimpan untuk akhir yang dramatis, bukan begitu?"
Sebelum Nyx sempat berkata apapun, 【Kekacauan】 sudah melambaikan tangan dan berbalik pergi, "Mengawasi di sini juga membosankan. Lagipula tanpa hujan peluru, rasanya ada yang kurang... Tunggu aku pulang menonton rekamannya. Oh ya, mungkin kita akan segera bertemu lagi. Kuharap kalian bisa memberiku kejutan nanti."
Suaranya semakin menghilang ditelan kegelapan angkasa. Bahkan Nyx tak bisa melihat ke mana Nya pergi.
Setelah memastikan 【Kekacauan】 benar-benar telah pergi, Nyx menghela napas lega. Aura pedang yang melayang di kehampaan itu pun berangsur menghilang...
Nyx menoleh ke arah Da Xia, matanya dipenuhi kekhawatiran.
"Tidak apa-apa... Janinku?"
Chapter 1933 Tempat Pengungsian dan
Pintu Naga Terbenam.
Usai medan perang dibersihkan, para Penjaga Malam kembali ke dalam benteng. Air laut di kejauhan telah melicinkan bekas pertempuran, sementara lubang-lubang belang di langit perlahan menyembuh.
Wu Quan baru saja melangkah masuk ketika siluet berjubah merah tua datang dari arah berlawanan, terlihat ragu-ragu.
"Ada apa?"
“Mereka adalah para wartawan yang dikirim ke Pintu Naga Terbenam... Mereka ingin mewawancarai Komandan Lin.”
Mendengar jawaban ini, alis Wu Quan sedikit berkerut. Pandangannya tertuju pada beberapa siluet basah kuyup nan berantakan di kejauhan yang sedang memikul peralatan, berdiri grogi namun penuh harap di samping sambil menatap penuh antisipasi ke dalam Pintu Naga Terbenam seolah mencari sesuatu.
“Aku akan melihat.” Wu Quan langsung menuju mereka.
“Dia Penjaga Malam pengendali cuaca!” Seru seorang anggota tim eksplorasi yang melihat kedatangan Wu Quan, matanya berbinar. Para anggota lain segera mengerumuninya.
“Permisi... Boleh tahu bagaimana kami harus memanggil Anda?”
“Margaku Wu.”
“Tuan Wu, begini. Kami baru saja merekam seluruh proses pertempuran ini. Bisakah kami mendapat kesempatan bertemu Komandan Lin untuk wawancara singkat?” Wartawan Liao berbicara penuh harap, “Tidak akan menyita banyak waktu beliau, paling lama lima menit... Ah, tiga menit! Seluruh Da Xia sangat menantikan kesempatan bertemu langsung dengan Komandan Lin. Harap Anda bisa menyampaikan permohonan kami, kuserahkan pada Anda!”
“Maaf sebesar-besarnya.” Wu Quan menjawab tenang, “Komandan Lin sangat sibuk. Begitu pertempuran selesai, beliau langsung berangkat ke markas untuk menangani urusan lain... Sekarang mungkin sudah sampai di Kota Shangjing. Sungguh tidak mungkin memenuhi permintaan wawancara kalian.”
“Ha? Secepat ini??” Wartawan Liao tertegun.
“Ngomong-ngomong, setelah Pasukan Malam membersihkan medan perang, memang tidak terlihat lagi kehadiran Komandan Lin...”
“Baru saja mengakhiri pertempuran sengit itu, sudah pergi bekerja lagi？”
“Ini terlalu sibuk ya？”
Anggota tim eksplorasi saling bertatapan tak berdaya, Wartawan Liao meski kecewa tetap harus berbicara：
“Baiklah... Terima kasih informasinya。”
Yang kecewa bukan hanya anggota tim eksplorasi, tapi juga penonton siaran langsung. Pertempuran dahsyat sebelumnya membuat semua orang penasaran dengan Sang Panglima Lin yang misterius ini. Sementara tim eksplorasi yang juga berada di Pintu Naga Terbenam, tak diragukan lagi merupakan yang paling dekat dengan Sang Panglima Lin.
Melihat tak bisa menyaksikan Sang Panglima Lin, para penonton di depan layar langsung merasa kecewa. Siaran selanjutnya hanya menampilkan tim eksplorasi berjalan-jalan sembarangan di dalam Pintu Naga Terbenam. Selain senjata-senjata yang berjejer dan tembok keras, tak ada hal lain lagi. Sebagian penonton langsung kehilangan minat.
Zhao Zhengbian membuka internet, di mana semua media dipenuhi rekaman ulang dan komentar tentang pertempuran itu. Karena baru saja menonton siaran langsung, dia tak tertarik lagi dengan hal-hal ini.
Kira-kira waktunya distribusi makanan sudah dimulai. Sambil mengelus perut yang mulai lapar, dia berdiri dan berjalan menuju asrama.
“Bu, Aku kembali。”
Zhao Zhengbian masuk ke ruangan, menemukan ibunya sedang duduk di samping meja kecil dengan selebaran promosi di tangan, melamun tak sadar.
“Kenapa jalan-jalannya sampai lama sekali？” Ibu menunjuk dua kotak makan terbungkus tas termal di meja, “Tadi ada yang mengantar makanan. Karena kamu belum pulang, kubungkus pakai tas termal dulu. Seharusnya belum dingin。”
“Baik。”
“Zhao Zhengbin duduk di tepi meja, membuka dua kotak makan. Terdapat dua sayuran, satu lauk daging, satu sup, serta dua mangkuk nasi putih penuh. Kotak makan lainnya berisi buah-buahan seperti apel, anggur, pisang, dan dua kotak susu segar.”
“Alis Zhao Zhengbin sedikit terangkat. Fasilitas makanan ini tidak kalah enak dibanding makan di rumah...”
“Ibu, tadi suasana di luar sangat meriah, Ibu tidak keluar melihat?”
“Orang di luar terlalu banyak, aku tidak mau berdesak-desakan... Tapi kudengar mereka meneriakkan sesuatu tentang ‘Sang Panglima’? Apa perang terjadi lagi?”
“Iya, kita menang.”
Zhao Zhengbin menduga dengan sifat Ibu yang mungkin tidak tertarik menyaksikan siaran langsung itu. Namun bagaimanapun juga, ini adalah masalah besar yang menyangkut nyawa semua orang. Ia tetap menjelaskan situasi pertempuran sengit tadi, meski Ibu terlihat tidak fokus.
“Asal menang sudah baik... Menang sudah cukup.”
“Ibu, Ibu sedang melihat apa?” Zhao Zhengbin bertanya heran melihat Ibu terus memegang selembar kertas.
“Tadi saat mengantar makanan, orang itu juga memberikan pola konstruksi bunker perlindungan, dengan beberapa jalur evakuasi darurat yang ditandai...”
“Apa menariknya benda ini?”
Setelah ragu sebentar, Ibu tetap menyodorkan kertas itu ke hadapan Zhao Zhengbin. “Xiao Bin... Lihat, struktur bunker ini, apakah pernah kita lihat di mana ya?”
“Ha?”
Zhao Zhengbin tertegun, menerima kertas tersebut dan mulai mengamati dengan teliti.
"Gambar konstruksi ini berbeda dengan peta yang dia lihat di lorong sebelumnya. Peta di lorong terutama digunakan untuk menandai nomor asrama dan rute menuju restoran, aula, serta area lainnya, dengan detail yang sangat rumit dan berlebihan. Sedangkan peta yang ada di tangannya ini jauh lebih disederhanakan, menghilangkan semua penanda yang tidak perlu, hanya menggambarkan beberapa jalur evakuasi kebakaran."
"Justru karena itu, diagram ini terlihat sangat ringkas dan jelas, menyajikan garis besar seluruh penampang tempat perlindungan."
"Zhao Zhengbin baru menyadari bahwa tata letak horizontal tempat perlindungan ini bukan berbentuk persegi panjang atau lingkaran yang rapi, melainkan menyerupai sarang lebah berpusaran. Setiap jalur melengkung dengan sudut spesifik, dari kejauhan justru menyerupai simbol misterius yang simetris di tengah."
"Hiss..." Zhao Zhengbin menjauhkan gambar ini, menatap tajam kontur tata letaknya. Samar-samar, memang terasa familiar...
"Aneh... Sepertinya memang ada kesan familiar... Di mana ya sebelumnya?" ujar Zhao Zhengbin dengan kebingungan.
"Di (dekorasi tahun baru) pintu rumah kita di kampung halaman."
"Mendengar petunjuk ibunya, Zhao Zhengbin seolah teringat sesuatu, perlahan membuka mulutnya lebar-lebar..."
"Tahun ayahmu meninggal, bukankah ada beberapa rekan militernya yang datang menjenguk? Saat itu menjelang (Tahun Baru Imlek), mereka membawa persiapan tahun baru dan sepasang , lalu membantu menempelkannya di pintu sebelum pergi... Setiap tahun setelahnya, mereka selalu mengantarkan baru."
"Ibu menunjuk kontur tempat perlindungan pada gambar itu, "Setiap selalu ada pola ini."
Zhao Zhengbing tertegun lama, hanya merasa otaknya berantakan...
"Struktur tempat pengungsian... dan di kampung halaman?" Zhao Zhengbing menggaruk kepalanya, "Memang persis sama, tapi bagaimana mungkin begini?"
di kampung halaman memiliki ukiran itu, itu sudah hampir sepuluh tahun lalu, mengapa sekarang bertabrakan dengan tempat pengungsian ini? Lagipula ukiran ini begitu rumit dan aneh, tidak seperti simbol trend masa kini, mungkinkah benar-benar ada kebetulan seperti ini?
Ibu menghela napas, akhirnya meletakkan pola, "Tidak peduli, lebih baik makan dulu... Ini pasti hanya kebetulan, desain 'Penjaga Malam' ini apa hubungannya dengan pintu rumah kita..."
Zhao Zhengbing merasa ada yang tidak beres, tapi tak bisa menjelaskannya. Setelah berpikir keras lama, tetap tak menemukan jawaban, akhirnya makan dengan lahap.
Chapter 1934 Kunci Gerbang
Pulau.
Kabut kelabu menyelimuti seluruh pulau. Siluet pintu raksasa berdiri tegak di atas kabut abu-abu. Reruntuhan yang awalnya rusak parah kini telah pulih separuh. Kabut tipis terus mengalir dari celah pintu.
Pulau yang awalnya terlihat cerah, kini benar-benar menjadi dunia kabut.
Sebuah siluet berbaju hitam duduk sendirian di pusat dunia ini. Pintu kuno nan misterius itu bagai belenggu yang menggantung di atas kepala, mengurungnya dalam beberapa jengkal tanah.
An Qingyu mematikan siaran langsung, meletakkan ponsel di lantai. Sudut dahi pucatnya merembes keringat...
Desis listrik halus terdengar dari walkie-talkie di sebelahnya, langsung setelah itu, sebuah suara bertanya penuh perhatian:
“Qingyu, kamu Lumayan?”
An Qingyu mengerutkan alisnya, rasa sakit muncul di bola mata abu-abunya. Angin sepoi-sepoi menerpa jas hitamnya, sebuah lengan yang sepenuhnya membeku terpapar dalam kabut abu-abu. Warna kelabu misterius itu merambat dari bahu ke tubuhnya, hampir menempati separuh badannya.
“Pintu itu sudah hampir diperbaiki... Sudut kesadaran-Nya sudah bisa melewati pintu itu, melintasi aliran waktu, menginvasi tubuhku untuk sesaat...”
“【Kunci Gerbang】? Lalu harus bagaimana... Ada yang bisa kulakukan?” Suara Jiang Er penuh kegelisahan.
An Qingyu membungkuk melihat tubuhnya sendiri, napasnya agak berat. Diam sejenak, telapak tangan utuh terakhir mengangkat walkie-talkie sambil berkata dengan suara berat:
“...jauhi aku, sembunyikan dirimu... Apa pun yang kulakukan, jangan mendekatiku secara inisiatif... Paham?”
Sebelum Jiang Er sempat mengatakan apapun, An Qingyu telah melemparkan walkie-talkie di tangannya ke arah pabrik dengan kuat!
Sebuah bayangan hitam melesat menerobos kabut, menghilang dari pandangannya.
Gerakan sederhana ini membuat punggung An Qingyu basah kuyup oleh keringat. Ia duduk sendirian dalam kabut abu-abu tebal, menatap pintu yang berdiri tegak di langit sambil terus mengerutkan alis, entah sedang merenungkan apa.
Tiba-tiba, ia seperti merasakan sesuatu, pandangannya tertuju ke depan.
“Oh～banyak teman baikku, aku sudah mencium aromamu...”
【Kekacauan】 mendekat dari kejauhan, sorot mata di wajah hitam legamnya menatap An Qingyu, bersemangat seperti sahabat lama yang lama tak berjumpa, "Kau ada di sini, kan? Bau busuk kebenaran yang kau pancarkan masih sama menusuknya!"
An Qingyu menatapnya dingin, tanpa sepatah kata.
"Sudahkah kau saksikan pertunjukan dramatis tadi?" 【Kekacauan】 melirik ponsel di tanah, mengangkat alis, "Bagaimana? Wishnu itu mengorbankan diri demi menyatukan keyakinan Da Xia. Aku melihat matahari menyengat perlahan muncul dari Timur! Begitu sakral, gigih, penuh niat membunuh... Hanya hal indah seperti ini yang layak diinjak-injak dan disobek dengan cara paling kejam, bukan?"
"Dasar gila..." Suara berat An Qingyu menggema, "Wishnu adalah sekutu Cthulhu yang kuhadirkan. Kau menyuruhnya datang untuk mati hanya demi menciptakan musuh yang lebih kuat bagi kita?"
【Kekacauan】 menyipitkan bola mata, Nya menatap tajam ke arah mata An Qingyu, kumpulan tawa di sudut mulutnya perlahan memudar.
"Apa... aku berbicara denganmu?"
Pada momen berikutnya, telapak tangan 【Kekacauan】 yang seperti malam abadi melewati kehampaan, tiba-tiba menampar pelipis An Qingyu. Gelombang guncangan menerjang pikirannya, yang terlihat hanyalah kegelapan sebelum akhirnya hampir pingsan seketika.
An Qingyu terjatuh terlentang di tanah, darah merah darah merembes dari sudut mulutnya, mengalir di pipi pucat pasinya, meresap ke dalam tanah...
Beberapa saat kemudian, bola mata abu-abunya yang kabur tiba-tiba menyempit, tubuhnya seperti boneka yang ditarik benang, berdiri tegak kaku dari tanah. Aura kuno penuh misteri tiba-tiba turun!
Kabut abu-abu samar berputar liar, kepala An Qingyu yang tertunduk perlahan terangkat.
"Kamu terlalu keras, Nyarlathotep." Suara berkarisma bergema di udara.
Bola mata abu-abu An Qingyu menyempit bagai mata tertusuk jarum, lapisan putih memenuhi kelopak matanya, terlihat tidak beres dan mengerikan. Ia menatap 【Kekacauan】 di hadapannya, bibirnya tak bergerak, namun suara itu kembali menggema, "Ini kan inang pilihanku, sejauh ini performanya masih memuaskan... Kalau kau lukai dia, tubuhku jadi tidak sempurna lagi."
【Kekacauan】 mengangkat bahu dengan acuh, "Aku hanya sangat merindukanmu, teman lamaku."
"Simpan wajah palsumu itu, membuatku jijik."
"Ya, ya, Penguasa Ruang-Waktu yang Mulia, perwujudan Gerbang Kebenaran, Tuan Yog-Sothoth 【Kunci Gerbang】..." 【Kekacauan】 berbicara dengan nada mengejek, "Lalu, kapan Sang Penguasa bisa benar-benar bangkit?"
Mengabaikan sindiran 【Kekacauan】, An Qingyu berbicara datar:
“Dengan aliran waktu di dunia ini, kira-kira masih ada tujuh delapan hari... Tapi, tekadku sudah bisa menguasai tubuh ini untuk aktivitas singkat. Kenapa? Kamu butuh bantuanku?”
“Tidak perlu. Denganmu tidak ada, aku main dengan senang.”【Kekacauan】mengusap dagu dengan satu tangan, seolah berpikir serius, “Haruskah aku membunuh tubuh ini sekarang, mencabut media kesadaranmu sampai tuntas? Dengan begini, kamu tidak akan bisa lari keluar mengganggu hiburanku.”
“Bahkan jika kamu membunuhnya, aku bisa membentuknya kembali dari masa lalu kapan saja... Di garis waktu mana pun, keberadaannya tidak akan terkikis. Tak ada yang bisa menghentikanku.”
An Qingyu sepertinya sudah lama menduga Nya punya pemikiran seperti ini, berkata dengan tenang.
【Kekacauan】menghela napas kecewa.
“Jadi, kamu mengeluarkanku hanya untuk menikmati karya besarmu?”
“Kenapa? Bukankah karya ini sudah cukup menggembirakan?”
“......” Sorot mata pucat An Qingyu menatapnya beberapa saat, seolah malas melanjutkan percakapan, “Ngomong-ngomong... Sebelum pergi, ada urusan menarik yang mungkin ingin kamu dengar.”
“Apa?” Mendengar kata “menarik”,【Kekacauan】langsung bersemangat.
Suara berkarisma bergema dari dalam tubuh An Qingyu. Beberapa saat kemudian,【Kekacauan】matanya semakin berbinar, tak tahan bertepuk tangan bersorak!
“Luar biasa... Pantaslah dia, perkembangan seperti ini baru berarti...”
“Gerbang Kebenaran belum sepenuhnya diperbaiki，tekadku tidak bisa melewatinya terlalu lama，urusan tidak penting seperti ini ke depannya tidak perlu memanggilku lagi。”
Seiring suara itu menghilang，tubuh An Qingyu bergetar halus，sorot mata abu-abu sebesar bekas jarum perlahan pulih ke keadaan semula，aura misterius di sekitarnya pun benar-benar menghilang……【Kunci Gerbang】yang menguasai tubuhnya telah kembali ke dalam Gerbang Kebenaran。
An Qingyu siuman dari pingsan，dia menahan tubuh limbungnya sambil memandang【Kekacauan】dengan wajah yang muram luar biasa。
Sementara【Kekacauan】hanya meliriknya dengan ekspresi datar，sebelum berbalik badan dan menghilang di balik kabut。
Chapter 1935 Tujuan Biksu Takdir
Da Xia。
“Bagaimana keadaannya？”
Di luar ruang rawat，Shen Qingzhu melihat Yue Jiulin mendorong pintu keluar，mengerutkan alis bertanya。
“……Ya。”Yue Jiulin memandang ruangan dengan getir，“Sang Panglima memiliki sekitar delapan luka mematikan……Kami hanya melihat luka selevel ini di mayat hidup。Secara logika，sama sekali tidak mungkin dia bisa keluar hidup-hidup dari medan perang itu……”
“Tapi dia berhasil keluar，berjalan tiga kilometer。”
“Aku tahu……satu-satunya penjelasan hanyalah 'mukjizat'。”
“Jadi，berapa lama kalian bisa menyembuhkannya？”Wang Mian berkata dengan suara berat，“Sekarang sedang masa perang，kalau Sang Panglima tak ada，kita akan terjebak dalam posisi pasif……”
“Kami tidak bisa menyembuhkannya。”
“Tidak bisa sembuh？”Sorot mata Shen Qingzhu menyempit，“Apa maksudmu？”
“Alasan dia masih selamat, karena 'mukjizat' yang terus memperpanjang nyawanya, persis seperti Kota Cangnan yang seharusnya dihapus tahun lalu tapi dipaksa dipertahankan... Kita tidak bisa ikut campur dalam 'mukjizat' ini, juga tidak bisa menyembuhkan luka mematikannya.”
“Maksudmu, sebanyak itu pasukan elit Penjaga Malam Da Xia, sebanyak itu area larangan yang ahli pengobatan, tapi bahkan komandan sendiri pun tidak bisa diobati? Hanya bisa menyaksikannya menunggu ajal?”
Dada Shen Qingzhu naik turun hebat. Sebuah tangan menggenggam kerah baju Yue Jiulin, bola mata penuh garis-garis merahnya menyala kemarahan!
“Inikah jawaban yang diberikan menteri tim logistik Penjaga Malam Da Xia untuk kita??”
“Tuan Shen, memang banyak area larangan pengobatan di Penjaga Malam, tapi berapa banyak yang bisa mencapai level Komandan Lin... Area larangan biasa, bagaimana mungkin memperbaiki serangan mematikan dewa tertinggi? Bagaimana mungkin mempengaruhi operasi 'mukjizat'?” Yue Jiulin menjawab pasrah, “Tapi sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir... Sejujurnya, selama mukjizat tidak berhamburan, Komandan Lin bisa terus hidup normal. Dia koma sekarang hanya karena kelelahan berat setelah pertempuran. Begitu siuman, tidak akan ada masalah serius...”
“Lalu bagaimana kalau kekuatan ilahinya terkuras, tidak cukup untuk menopang 'mukjizat'?” Hu Jia menyela dari samping.
“Di tubuh Komandan Lin, terkumpul kekuatan keyakinan Takamagahara dalam jumlah besar. Dari pihak Da Xia juga terus ada keyakinan yang mengalir ke tubuhnya. Jika hanya untuk melanjutkan mukjizat, kekuatan ilahi ini hampir tak ada habisnya.”
“Kalau begitu, bagaimana jika terjadi Perang Dewa lagi dengan Wishnu seperti itu?”
Yue Jiulin membuka mulut, tapi tak ada kata yang keluar...
Kreek——
Pada saat itu, pintu ruang rawat perlahan terbuka.
Lin Qiye dengan satu tangan menggenggam jubah bernoda darah, tangan lainnya memegang pedang lurus, keluar dari ruangan dengan tenang. Lubang darah dan bekas luka di tubuhnya terlihat mengerikan di bawah lampu yang pucat.
Semua orang tertegun melihat Lin Qiye keluar.
“Qiye? Kau……”
“Aku tidak apa-apa.”
Ia menyampirkan jubahnya secara acak untuk menutupi luka seperti saringan, sorot mata emas dan hitamnya menatap kosong ke kota sepi di balik jendela, “Invasi Wishnu kali ini hanya gejolak kecil yang dihempas mitologi Cthulhu. Tsunami sesungguhnya masih di belakang... Sampaikan ke seluruh pihak berwenang Penjaga Malam, rapat pertempuran akan dimulai setengah jam lagi.”
Hu Jia dan Wang Mian saling bertukar pandang, sepertinya masih ingin membujuk. Tapi di bawah nada bicara Lin Qiye yang tak terbantahkan, mereka tetap tak berkata-kata.
“Dan,” Lin Qiye berhenti sejenak, “kabar tentang lukaku jangan sampai diketahui siapa pun di luar yang hadir di sini...”
Shen Qingzhu menatap punggung merah marun yang menjauh itu lama sekali, lalu mengangguk berat:
“...Ya.”
……
Langit semakin gelap.
Cahaya matahari senja kekuningan tenggelam ke tanah, gedung-gedung pencakar langit menyatu dalam keheningan kegelapan.
“Shangjing, kota yang telah meriah selama tak terhitung masa, saat ini telah berubah menjadi kota mati. Melihat ke sekeliling, tak ada lagi lampu-lampu rumah yang berkilauan, hanya menyisakan kesunyian tak berujung.”
“Di tengah kota luas ini, hanya satu bangunan yang masih terang benderang. Deretan siluet berjubah merah tua suram, melewati jalanan sepi, mendekati bangunan satu-satunya yang memancarkan cahaya ini.”
“Chen Han turun dari Kuda Hantu-nya, menghantamkan tangan untuk mengusirnya, lalu bergegas menuju ruang rapat.”
“Saat ini ruang rapat hampir penuh. Selain pihak berwenang Penjaga Malam dan para langit-langit manusia, terdapat juga peringatan, Kloie, Lina, Nyx serta bantuan tambahan lainnya. Seluruh pasukan elite Da Xia telah berkumpul di sini.”
“Chen Han duduk di kursinya, menyapu pandangan ke sekeliling, lalu berbisik pelan pada Shao Pingge yang duduk di sisinya:”
“Menteri Shao, apa belum semua orang datang?”
“Belum. Masih menunggu Biksu Takdir.”
“Kenapa dia belum datang juga?”
“Tidak tahu... Sang Panglima sudah menyuruh orang untuk mendesaknya, sepertinya sebentar lagi.” Wajah Shao Pingge yang tidak tidur berhari-hari terlihat lesu. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, “Oh ya, Xiao Chen, apakah evakuasi penduduk Shangjing sudah tuntas?”
“Meski sekarang Chen Han merangkap sebagai kapten tim Shangjing, Shao Pingge sebagai mantan menteri tetap menyimpan kerinduan akan kondisi kota tersebut, hingga tidak tahan bertanya.”
“Ya, sejak lama sudah dievakuasi. Sekarang warga semua sudah masuk ke tempat pengungsian. Para 'misteri' yang membuat kerusuhan di Shangjing juga tidak perlu diurus. Aku sudah menyuruh anggota tim lain untuk sementara masuk ke tempat pengungsian beristirahat.” Chen Han menjawab jujur.
Shao Pingge mengangguk ringan.
Chen Han mengalihkan pandangannya ke ujung meja rapat, ke sosok merah marun yang membelakangi semua orang dan memandang kota dari atas. Setelah ragu sejenak, dia tetap bertanya, “Omong-omong, Menteri Shao... Benarkah Komandan Lin sendirian membunuh Wishnu?”
Saat Pertempuran Pintu Naga Terbenam berkecamuk, Chen Han terus menjaga keamanan evakuasi warga dan tidak ikut serta. Meski kemudian mendapat kabar itu melalui beberapa jalur, dia tetap sangat terkejut.
Mereka bukan masyarakat biasa yang tidak paham konsep kekuatan pasukan. Semakin dekat dengan tingkat pemahaman itu, semakin mereka tahu arti dibantainya Wishnu oleh Lin Qiye.
“Awalnya aku juga tidak percaya seperti kamu... Tapi ini memang benar.” Shao Pingge juga menoleh memandang punggung merah marun itu, ekspresinya memancarkan kerinduan. “Dulu ‘Penjaga Malam’ muda itu, sekarang sudah tumbuh sampai level ini... Kalau dipikir-pikir lagi, masa lalu itu sangat seperti mimpi.”
“Iya.” Ekspresi Chen Han juga rumit. “Dulu saat mereka pergi ke Kabupaten Anta, tingkatannya masih sepertiku. Sekarang... Ya.”
Saat mereka berdua berbicara, Lin Qiye melihat jam dan alisnya berkerut halus.
“Apa yang dilakukan Takdir? Kenapa belum datang juga?”
Hampir bersamaan, Min Junliang membawa ponsel mendekat dari luar, lalu menyampirkan ke telinganya dan berkata:
"Sang Panglima, aku sudah menghubungi Biksu Takdir... Dia bilang sementara tidak bisa datang, lebih baik kita mulai dulu."
"Tidak bisa datang?" Lin Qiye bertanya dengan suara berat, "Ke mana dia pergi?"
"Katanya... dia sedang di jalan menuju Kuil Dewa Leluhur."
Chapter 1936 Membujuk Mati
Perbatasan Da Xia.
Di atas permukaan laut tak bertepi, siluet berjubah kasaya berlumpur menginjak ombak putih, berhenti di depan kota batu kuno.
Biksu Takdir menatap reruntuhan megah ini, kilatan samar di sorot matanya, entah merindukan apa. Beberapa saat kemudian, dia tetap melangkah masuk dengan tenang.
Saat telapak kakinya menginjak batu belang-belang, tekanan wibawa purba langsung menindih dari langit. Reruntuhan pilar batu yang bertebaran tiba-tiba berkedip menghadang, membentuk tembok batu tak tertembus yang mulus tanpa celah. Puluhan pandangan menusuk kehampaan, menindih tubuhnya.
Biksu Takdir langsung mempatung di tempat.
"Siapa berani menginjakkan kaki di Kuil Dewa Leluhur?" Suara berat bergema di antara reruntuhan pilar.
Kuil Dewa Leluhur kini bukan lagi reruntuhan kerajaan dewa yang mengambang di celah ruang-waktu. Seiring kembalinya keyakinan, para Dewa Leluhur di dalamnya sudah pulih sebagian kekuatan. Merasakan bau asing, mereka langsung siuman.
“Bersamaan itu, mereka juga melihat wajah yang persis sama dengan Lin Qiye... Tapi ini tidak membuat mereka terkecoh karena bau khas Lin Qiye sudah terlalu familiar. Wajah tiruan itu malah membuat mereka semakin waspada.”
“……Harus diketahui, dalam pemahaman mereka, Lin Qiye adalah keyakinan mereka. Sekarang ada seseorang yang menginjakkan kaki di wilayah ini dengan wajah miliknya, sama seperti orang luar yang tiba-tiba menerobos masuk ke kuil dengan cosplay Buddha. Perasaan terhina dan terhinapun langsung muncul.”
“……【Konsep yang Telah Ditakdirkan】, mohon audiensi dengan Para Dewa Leluhur.” Di bawah tekanan wibawa ilahi Dewa Leluhur, ekspresi Biksu Takdir tetap tenang tanpa perubahan sedikit pun.
Pandangan demi pandangan menyapu tubuhnya. Setelah keheningan singkat, tekanan wibawa yang menindih dari atasnya pun benar-benar menghilang. Tembok batu besar yang menghalangi di hadapannya perlahan mulai bergerak ke samping...
Jalan tegak lurus menuju pusat Kuil Dewa Leluhur terhampar di depan mata Biksu Takdir.
Biksu Takdir melihat ini, melanjutkan perjalanan menyusuri jalan tersebut. Saat menginjakkan kaki pada tangga batu menuju podium tinggi, ketika dia memasuki wilayah inti Kuil Dewa Leluhur, dua belas patung batu kuno penuh misteri akhirnya muncul di hadapan matanya.
Biksu Takdir berdiri tegap di pusat panggung. Dikelilingi dua belas patung batu raksasa ini, tubuhnya terlihat sangat tidak berarti...
“Apakah Sang Tuan yang menyuruhmu datang?” Suara nyaring kembali menggema.
“Tidak, aku datang sendiri.”
“Suara Dewa Leluhur tidak menggema, seolah menunggu penjelasan dari Biksu Takdir.”
“Yang mengejutkan, Biksu Takdir tidak memberi penjelasan yang mereka harapkan, malah bertanya:”
“Permisi kalian semua, bagaimana kondisi pemulihan kekuatan kalian saat ini?”
“Dewa Leluhur terdiam sejenak, ‘Sekitar 10%.’”
“Berapa lama lagi sampai kemampuan bertarung pulih sepenuhnya?”
“Setidaknya dua bulan.”
Pertanyaan ini sebenarnya sudah dijawab saat Lin Qiye membawa mereka kembali. Waktu sepuluh hari sejak Kuil Dewa Leluhur dibawa pulang oleh Lin Qiye, terlalu singkat bagi para dewa yang biasa hidup selama jutaan tahun.
“Kita tak punya banyak waktu.” Biksu Takdir tenang menjawab, “Hanya tersisa empat hari sebelum pertarungan penentu hidup mati manusia... Mampukah para Dewa Leluhur pulih sebelum itu?”
“Empat hari? Sama sekali tidak mungkin.” Jawab Dewa Leluhur tegas.
Selama mengambang di celah ruang-waktu, eksistensi Dewa Leluhur hampir terkikis habis. Butuh akumulasi dan pencernaan kekuatan keyakinan dalam jumlah besar. Empat hari bahkan tak cukup untuk dewa biasa yang terluka.
“Kalau begitu, para Dewa Leluhur tak bisa jadi penolong dalam perang ini.” Biksu Takdir menghela napas, “Jika sudah begini... silakan menjemput ajal kalian.”
Begitu kata-katanya berakhir, seluruh Kuil Dewa Leluhur diselimuti kesunyian maut.
Beberapa detik kemudian, suara gemetar terdengar tak percaya, “...Apa katamu?”
“Aku pernah dengar, dua belas Dewa Leluhur pernah merenung semesta tak bertepi, lalu memahami ritual rahasia yang bisa digunakan bersama. Mereka bisa menghapus kekuatan primordial, menyatukan inti, dengan mengorbankan seluruh diri sebagai harga... sepertinya namanya 【】?”
Saat mendengar empat karakter 【】, dua belas patung batu bergetar serentak. Di wajah-wajah buram patung itu, terpancar ekspresi "terkejut".
Biksu Takdir melanjutkan dengan tenang, "Kalau kalian tidak bisa memulihkan kekuatan sebelum pertempuran sengit ini, dan sama sekali tidak berguna, lebih baik asah sisa tenaga dengan ikut merancang skenario pembunuhan bersamaku..."
“Kamu... dari mana mendengar tentang 【】?” Suara lantang kedua menggema, dari nadanya sepertinya Dewa Leluhur lain tidak tahan berkomentar.
“Keberadaan 【】, kami tak pernah bocorkan ke orang luar. Bahkan Sang Tuan pun tidak tahu... Kamu cuma ciptaan hidup darinya di dunia fana, dari mana bisa dengar?”
“Aku tahu, karena kalian pernah memakainya...”
“Memakai? Kapan?”
“Masa depan.”
Alis para Dewa Leluhur berkerut rapat.
"Empat hari lagi, 【Kekacauan】 yang merayap Nyarlathotep, bersama 【Kambing Hitam】 Shub-Niggurath dari hutan, dua Dewa Tiang akan bersatu melancarkan serangan total. Dalam pertempuran itu, Da Xia menderita kekalahan menyedihkan, api perang menerobos Kuil Dewa Leluhur. Kalian dua belas Dewa Leluhur mempertaruhkan nyawa menggunakan 【Formasi Leluhur Awal】 untuk mencoba membunuh 【Kekacauan】, tapi tepat sebelum formasi terbentuk, 【Kekacauan】 berhasil menembus... Akhir kalian semua, tak perlu kuceritakan lagi. Intinya, kemudian 【Kekacauan】 keluar hidup dari Kuil Dewa Leluhur, menjadi jerami terakhir yang menghancurkan Da Xia."
Suara Biksu Takdir berhenti. Kuil Dewa Leluhur sunyi sekian lama, sebelum suara Dewa Leluhur akhirnya bergumam:
"Masa depan..."
Sorot mata berpindah di antara patung-patung batu Dewa Leluhur, seolah mereka sedang berkomunikasi diam-diam.
"Kenapa? Kalian semua tidak percaya padaku?" Biksu Takdir bertanya dengan suara berat.
"Kemampuanmu menyebut nama dan asal usul 【Formasi Leluhur Awal】 sudah cukup membuktikan segalanya... Tapi, kalau menurut versimu di masa depan 【Formasi Leluhur Awal】 gagal membunuh 【Kekacauan】, lalu berdasarkan apa kau merasa kali ini ada kesempatan?"
“Di masa depan itu gagal membunuh 【Kekacauan】, karena serangan total mereka datang terlalu mendadak. Baik Da Xia maupun kalian, tidak ada yang siap menghadapi perang... Terburu-buru ingin membentuk 【Formasi Leluhur Primordial】, terlalu banyak celah, wajar jika 【Kekacauan】 mempertaruhkan nyawa untuk menghentikannya di tengah jalan. Tapi, jika kali ini kita menyiapkan perangkap pembunuhan lebih dulu, membunuh 【Kekacauan】 di Kuil Dewa Leluhur, Da Xia akan punya kemampuan sisa untuk menghabisi 【Kambing Hitam】. Segala akhir cerita akan diubah!”
Biksu Takdir menengadah, pandangan tajamnya menyapu seluruh dua belas patung Dewa Leluhur, lalu berbicara pelan:
“Aku tahu kalian Dewa Leluhur adalah nenek moyang semua mitologi, keyakinan segala makhluk hidup, juga pengikut setia Lin Qiye. Keberadaan kalian terlalu penting bagi dunia ini. Membujuk kalian mati berarti menjadi musuh semua makhluk hidup... Jadi, yang berdiri di sini membujuk kalian mati, hanya bisa aku. Para Dewa Leluhur, apakah kalian... sudah yakin?”
Chapter 1937 Aku yang Akan Membunuh
Setelah diam sejenak, suara Dewa Leluhur bergema di dekat telinga Biksu Takdir:
“Jika masa depan seperti katamu, maka gugur di medan perang sudah menjadi takdir kami... Kalau begitu, jika kematian kami bisa menciptakan nilai dan menjadi titik perubahan segalanya, kami bersedia. Bagaimana... caranya kami harus bekerja sama denganmu?”
Mendengar jawaban ini, ekspresi Biksu Takdir sedikit mengendur. Bibirnya terbuka perlahan, suaranya menggema di dalam Kuil Dewa Leluhur.
Saat suara Biksu Takdir berhenti, seorang Dewa Leluhur mengerutkan alis dan bertanya:
“Apakah harga yang harus dibayar untuk skenario ini terlalu besar? Apakah Sang Tuan mengetahuinya?”
“Asalkan bisa membunuh 【Kekacauan】, harga yang harus dibayar sebesar apa pun tetap layak.” Biksu Takdir berkata dengan datar, “Adapun Lin Qiye, dia tidak perlu tahu ini... Berdiri di bawah sinar matahari, menjadi pilar spiritual Da Xia, itulah misinya sebagai Sang Panglima. Urusan bayangan gelap ini, biar aku yang menanganinya untuknya.”
Para Dewa Leluhur saling bertukar pandang, beberapa saat kemudian suara mereka menggema:
“Baik, kami akan bekerja sama denganmu.”
“Terima kasih kepada kalian semua, telah berkorban untuk makhluk di dunia ini.” Biksu Takdir menyatukan kedua tangan, membungkuk dalam-dalam ke arah dua belas patung batu Dewa Leluhur, “Selain itu, aku masih ada satu permohonan... Jika Lin Qiye kembali ke sini setelah kepergianku, dan menanyakan urusan ini, mohon merahasiakannya untukku.”
“......Baik.”
Mendapat konfirmasi dari Dewa Leluhur, Biksu Takdir kembali membungkuk hormat, lalu berbalik badan menuju keluar Kuil Dewa Leluhur.
……
“Kalau Biksu Takdir tidak bisa datang, lebih baik kita mulai saja sekarang.”
Di markas Penjaga Malam Da Xia, Lin Qiye duduk di depan meja rapat dan berbicara dengan tenang, "Faksi mitologi Cthulhu mengirim Wishnu untuk membantai separuh penduduk Da Xia sebagai target, menginvasi Pintu Naga Terbenam. Dari sudut pandang strategis, mungkin kita memenangkan pertempuran pertama melawan faksi Cthulhu... Tapi saya harap kalian tidak terlalu besar kepala karena kesuksesan ini. Rakyat boleh memiliki kepercayaan diri buta, karena solidaritas semacam ini akan mengurangi kemungkinan kekacauan akibat kepanikan. Tapi kita harus tetap waspada, karena dalam perang ini mungkin kita belum menang selangkah pun... Menurut pemahamanku tentang 【Kekacauan】, pasukan perintis Wishnu yang disebut-sebut itu mungkin hanya pion yang dikorbankan demi kesenangan pribadi-Nya."
Pembukaan pidato Lin Qiye di rapat langsung membuat semua orang di bawahnya benar-benar terpana.
Fakta menunjukkan, prestasi gemilang di depan Pintu Naga Terbenam yang mengalahkan pasukan besar dengan sedikit pasukan, membunuh dewa utama hingga tingkat tertinggi, setelah dipuja-puja melalui internet, memang membuat sebagian Penjaga Malam dan masyarakat menjadi terbawa euforia. Ucapan Lin Qiye ini langsung menampar mereka kembali ke realita, mengembalikan kewaspadaan.
“Yang hadir di sini semuanya adalah pasukan terkuat Da Xia, kekuatan musuh yang luar biasa, pasti tak perlu aku ulangi lagi……” Lin Qiye melangkah pelan berdiri, mendekati peta Da Xia yang diproyeksikan di pusat ruang rapat, menunjuk ke suatu area, “Melalui intelijen dari Wang Mian di masa depan, kita bisa memastikan serangan total dari kelompok Cthulhu akan dimulai dalam 95 jam 16 menit… Selain jutaan anak-anak 【Kambing Hitam】, jenazah dewa lain yang terkontaminasi, lima dewa Cthulhu dalam kondisi puncak, serta 【Kekacauan】 dan 【Kambing Hitam】 semuanya akan turun tangan langsung. Sedangkan arah serangannya, berada di garis pertahanan selatan tempat tiga benteng pertahanan yaitu Jialin Guan, Shanhai Guan, dan Bore Guan. Kali ini, Mereka benar-benar serius.”
Mendengar ini, wajah semua orang yang hadir berubah muram.
Belum lagi dua Dewa Tiang 【Kambing Hitam】 dan 【Kekacauan】, lima dewa Cthulhu yang tersisa saja, ditambah jenazah dewa terkontaminasi dan jutaan anak 【Kambing Hitam】, sudah cukup membuat mereka sibuk luar biasa.
Bagaimana mungkin melawan jutaan anak 【Kambing Hitam】? Bahkan jika semua Penjaga Malam dikerahkan ke sini, jumlahnya masih belum mencapai sepersepuluhnya!
“Dari jumlah pasukan, kita berada dalam posisi tidak menguntungkan yang sama sekali, jadi hanya bisa mengandalkan cara lain untuk menambal.” Ujung jari Lin Qiye menggesek proyeksi, deretan tanda terbentuk, “Untungnya, Wang Mian di masa depan memberikan waktu tepat setiap serangan pasukan Cthulhu, posisi serangan, dan jumlah setiap gelombang... Dengan dasar ini, kita bisa menyusun pola defensif sesuai tempo serangan musuh, memanfaatkan keunggulan markas utama dalam pertempuran. Selanjutnya, mulai tentukan persiapan strategis menyeluruh untuk pertahanan ini...”
Di ruang rapat, semua orang fokus mendengarkan penataan Lin Qiye. Setelah menjelaskan kerangka besar, beberapa ahli strategi lain menambahkan detail. Saat rapat strategi ini berakhir, langit kejauhan sudah berwarna fajar.
Setelah berdiskusi semalaman, ekspresi semua orang terlihat lesu, tapi tak ada yang menunjukkan mengantuk. Sorot mata mereka penuh kekhawatiran dan ketegangan. Begitu rapat usai, mereka segera membawa catatan masing-masing buru-buru pergi.
Seiring ruang rapat yang hampir kosong, Shen Qingzhu baru mendekati Lin Qiye dan bertanya:
“...Hanya menarik lima puluh 'Penjaga Malam' dikirim ke garis depan, Bukan terlalu sedikit? Lawan kita punya jutaan orang...”
“Tandingan untuk anak 【Kambing Hitam】, jumlah tidak berguna, puluhan ribu atau puluhan sama saja esensinya, kecuali mencapai skala puluhan juta... Di bawah level 'Klein', terpisah tembok benteng, hampir tak bisa melukai Mereka. Tugas lima puluh Penjaga Malam ini juga tersebar di tiga benteng perang, bertanggung jawab mengaktifkan mantra terlarang dan formasi sihir besar, sebelum tiga benteng perang ditembus, tidak akan bertarung langsung dengan anak 【Kambing Hitam】... Tapi kalau sampai tiga benteng jebol, berapa pun Penjaga Malam yang datang hanya jadi santapan maut, lebih baik mereka menjaga berbagai tempat pengungsian, melindungi rakyat, menghindari kepanikan.”
Alur pikiran Lin Qiye sangat jelas.
Shen Qingzhu menghela napas panjang, “Tapi dengan begini, yang paling kelelahan tetap kamu... Empat hari, menata mantra terlarang di tiga benteng yang cukup menahan jutaan anak, bahkan di masa kejayaanmu pun takkan sanggup, apalagi sekarang...”
“Tapi hanya ini jalan kita, bukan?” Jawab Lin Qiye tenang.
Shen Qingzhu diam.
“Masalah terbesar sekarang, bagaimana menangani 【Kambing Hitam】 dan 【Kekacauan】...” Lin Qiye perlahan menutup mata penuh garis-garis merah, sebuah tangan menggosok sudut matanya keras-keras, “Bahkan jika dua pedang guru dikeluarkan semua, ditambah Ibu dan aku, paling banyak cuma bisa mempertaruhkan nyawa untuk satu 【Kambing Hitam】... Lalu 【Kekacauan】 bagaimana?”
“【Kekacauan】 serahkan padaku.”
Suara terdengar dari luar pintu.
Lin Qiye dan Shen Qingzhu menoleh, melihat Biksu Takdir yang menyampirkan kasaya berlumpur sedang melangkah pelan mendekat.
"Serahkan pada ku?" Lin Qiye tertegun, "【Kekacauan】adalah yang terkuat di antara Tiga Dewa Pilar. Saat ini Dewa Leluhur belum sempat memulihkan kekuatan, sedangkan kau baru mencapai tingkat langit-langit manusia... Dengan apa kau akan melawan-Nya?"
"Tak usah kau pusingkan." Biksu Takdir menjawab datar, "Intinya, semua persiapan lain tetap mengikuti rencanamu... 【Kekacauan】, biar aku yang menangani."
Chapter 1938 【Iblis】
"...Sang Panglima."
Di luar ruang rapat, Min Junliang yang melihat Lin Qiye keluar segera mendekat.
"Siapkan pesawat untukku. Aku mau ke Benteng Jialin." Suara Lin Qiye terdengar kelelahan.
"Panglima... Kondisi Anda sepertinya tidak baik. Lebih baik istirahat dulu?" Min Junliang tak tahan bertanya saat melihat garis-garis merah di mata atasannya.
"Tak perlu. Kita tak punya waktu."
"...Baik. Segera katurunkan."
Min Junliang bergegas ke samping untuk menelepon. Lin Qiye menyipitkan matanya, memandang punggung Biksu Takdir yang menjauh.
Meski terus mendesak, Biksu Takdir tetap menolak membocorkan cara melawan【Kekacauan】. Tapi dari gerak-geriknya tadi, kemungkinan besar metodenya berkaitan dengan Dewa Leluhur... Padahal pemulihan Dewa Leluhur masih lama, dalam perang ini sama sekali tak akan berguna.
Namun mengingat sifat Biksu Takdir, Lin Qiye memilih percaya. Pasti ada keyakinan tertentu di balik inisiatifnya mengambil alih tugas ini.
“Sekarang Da Xia memang tak berdaya menghadapi 【Kekacauan】. Seandainya Biksu Takdir benar-benar bisa membunuhnya, maka peluang menang mereka akan meningkat drastis!”
Tak lama kemudian, sebuah pesawat militer perlahan mendarat di atas gedung markas Penjaga Malam.
Lin Qiye menyelimuti diri dengan jubah merah marun, duduk di dalam kabin pesawat. Pesawat segera lepas landas dan langsung terbang ke arah Benteng Jialin.
Ia menatap kota sepi yang semakin menjauh di bawah jendela pesawat, kedua kelopak matanya terpejam berat...
“Pertempuran sengit...”
……
“Tampaknya ini akan jadi pertempuran sengit.”
Setelah mendengar penjelasan Fang Mo, Su Zhe terbaring malas-malasan sambil menguap. Memandang cahaya fajar yang mulai muncul di cakrawala, ia bergumam, “Entah apakah kita bisa bertahan hidup sampai perang berakhir?”
Prak!
Sebuah tamparan jernih mendarat di dahinya!
Di antara gedung-gedung kota yang sepi, beberapa siluet berjubah ungu duduk di puncak Gedung Keuangan tertinggi. Pandangan mereka menyapu hutan baja di bawah sementara angin sepoi-sepoi mengibaskan ujung baju mereka, diam-diam.
Su Yuan berdiri di samping Su Zhe, menarik kembali telapak tangannya sambil melotot tajam padanya, “Ngomong apaan yang negatif begitu? Masih belum mulai bertaruk sudah meramalkan kematian sendiri?”
“Aku cuma memprediksi skenario terburuk...”
Su Zhe menutupi kepalanya, bangkit dari lantai atas gedung, "Perkataan Fang Mo kalian juga dengar, jutaan anak-anak itu, ditambah pasukan tingkat dewa sebanyak itu, kita para pemula yang bahkan belum mencapai langit-langit manusia ini sama sekali tidak punya ruang hidup ya?"
"Takut mati, kamu boleh tidak ikut." Lu Baoyou berucap seram.
"Siapa yang takut mati, orang mati burung tetap mengepak, aku Su Zhe di dunia ini sendirian, apa yang perlu ditakuti!" Su Zhe menyembunyikan kedua tangannya di punggung, mendongakkan kepala, bagaikan angsa sombang yang sudah siap mati.
Su Yuan kedutan kelopak matanya, diam-diam mencabut sarung pedang dari pinggangnya, mulai mengejar Su Zhe berlarian di atas gedung, "Sendirian ya?! Gua bikin kamu benar-benar sendirian! Sendirian..."
"Jangan pukul lagi, jangan pukil lagi Kak, maksudku dua tunas harapan keluarga kita ada di sini, di luar tidak ada sanak saudara, aku juga belum punya istri, tidak seperti orang tertentu... Aduh, pelan-pelan..."
Mendengar ucapan Su Zhe, Li Zhenzhen mengedipkan mata, diam-diam bertukar pandang dengan Fang Mo di sampingnya, lalu menunduk lagi...
"Batuk... Intinya, empat hari lagi menghadapi pertempuran besar, semua harus mempersiapkan diri." Fang Mo berkata dengan serius, "Meski aku ingin menenangkan kalian, bilang kita pasti bisa selamat dari perang... Tapi sepertinya kalian juga tidak akan percaya... Karena sudah memakai jubah ini, kira-kira semua sudah siap menghadapi hari itu."
Su Zhe dan Su Yuan berhenti berkelahi, semua orang serentak menoleh ke Fang Mo, sorot mata mereka memancarkan tekad yang kokoh.
Pandangan Fang Mo menyapu para anggota, berhenti sejenak sebelum akhirnya berbicara:
"Menjelang pertempuran sengit, masih ada empat hari... Di empat hari ini, kita bisa beristirahat dengan bai——"
Dring-dring——!!
Suara Fang Mo belum habis, ringtone ponsel tiba-tiba menggema.
Fang Mo tertegun, segera menerima telepon. Setelah berbicara sebentar, ia mengerutkan alis dan mematikan ponsel...
"Ada apa? Apakah Sang Panglima Lin mencari kita?" Li Zhenzhen bertanya.
"Tidak, bukan Sang Panglima Lin..." Fang Mo berhenti sejenak, "Ini Biksu Takdir."
……
Sepuluh menit kemudian.
Seluruh personel Tim 【Iblis】 tiba di depan kantor Sang Panglima Tertinggi.
"Sebelumnya saat memberi tugas, bukankah hanya Kapten Fang Mo yang dipanggil? Kenapa kali ini semua harus hadir?" Liu Jun bertanya bingung.
"Mungkin... tugas kali ini lebih penting?"
"Mungkin. Masuk saja, nanti kita akan tahu."
Mereka mendorong pintu besar. Siluet berjubah kasaya berlumpur sedang duduk di belakang meja, mengangkat kepala melihat mereka. "Sudah semua? Masuklah."
Sebelumnya saat Lin Qiye tidak ada, Biksu Takdir sempat menjabat sebagai Panglima sementara. Tim 【Iblis】 juga cukup sering berinteraksi dengannya. Dalam kadar tertentu, Biksu Takdir adalah pemimpin kedua markas Penjaga Malam ini yang masih memiliki kekuatan intimidasi.
Saat masuk ke dalam ruangan, mereka melihat deretan kursi telah tertata rapi di depan meja.
"Duduklah," kata Biksu Takdir.
Ekspresi Fang Mo terlihat ragu-ragu... Sebelumnya saat melapor pekerjaan ke Biksu Takdir, dia selalu berdiri. Hanya saat menemui Komandan Lin lah ada kursi untuk duduk. Kini Biksu Takdir tiba-tiba menyediakan tempat duduk untuk semua orang, membuatnya merasa tidak nyaman.
Tapi melihat rekan satu tim lainnya langsung duduk di kursi tanpa banyak pikir, dia pun tak bisa protes dan ikut duduk.
"Cari kami, ada urusan apa bisakah?"
"Ya." Biksu Takdir mengangguk ringan, "Ada tugas yang harus diserahkan pada tim kalian... Tapi perlu diingat, tingkat bahaya tugas ini sangat tinggi."
"Tingkat bahaya sangat tinggi?" Fang Mo mengerutkan kening, "Tugas spesifik apa?"
"Aku perlu menata beberapa hal di Kuil Dewa Leluhur. Barang-barang itu butuh pengawalan."
"Mengantarkan barang ke Kuil Dewa Leluhur?"
Fang Mo berpikir sejenak, sorot matanya semakin bingung, "Kalau tidak salah ingat, lokasi Kuil Dewa Leluhur ada di perbatasan Da Xia... Jaraknya tidak terlalu jauh, mengapa disebut berbahaya? Apa yang harus kami kawal?"
"Orang."
"...Siapa?"
"Detailnya akan kujelaskan nanti berdua." Biksu Takdir menghindari topik ini, pandangannya menyapu anggota tim 【Iblis】, "Sejak pembentukan Tim Iblis, hampir empat tahun sudah... Kontribusi kalian bagi Da Xia tak diragukan. Sebelum menjalankan tugas ini, aku ingin bertanya: Adakah keinginan yang belum tercapai? Jika ada, sebutkan. Selagi dalam radius kemampuanku, pasti kuwujudkan."
Chapter 1939 Pengusiran
Mendengar kalimat ini, seluruh kantor diam seribu bahasa.
Para anggota Tim 【Iblis】 memandang Biksu Takdir dengan bingung, ekspresi mereka terlihat canggung...
Sejak Biksu Takdir mengumpulkan seluruh personel di ruangan ini, mereka sudah merasa ada yang tidak beres... Sekarang nada bicara Biksu Takdir membuat mereka semakin ngeri.
Masak ada yang bertanya soal keinginan terakhir sebelum tugas dimulai?!
Apa Biksu Takdir selalu sekeras ini saat memberi tugas??
"Err..." Su Zhe jelas terkesima oleh pengaruh Biksu Takdir, bertanya dengan panik, "Itu... bisakah aku bertanya sesuatu?"
"Tanyakan."
"Bisakah kita tidak ikut tugas ini?"
Begitu Su Zhe selesai bicara, yang lain langsung berbalik tajam melotot ke arahnya, terutama Su Yuan dan Lu Baoyou. Ekspresi yang pertama seperti ingin memakannya, sementara yang kedua memandangnya seperti mayat yang sudah menghitam selama setengah bulan...
Su Zhe menyembunyikan lehernya, tidak berbicara.
"Hanya Tim 【Iblis】 yang bisa menyelesaikan tugas ini," jawab Biksu Takdir dengan nada datar, tidak terpengaruh oleh kepengecutan Su Zhe, "Jika tidak mau ikut, kamu bisa keluar dari Tim 【Iblis】."
"Biarkan dia keluar," Su Yuan berbicara datar, "Lagi pula kehadirannya pun tidak akan berguna."
"Setuju." Suara Lu Baoyou juga terdengar.
"Eh, bukan, aku cuma penasaran ingin bertanya, bukan benar-benar mau..."
Su Zhe yang canggung hendak menjelaskan, Fang Mo pun menatap Biksu Takdir dan berkata dengan sungguh:
“Tuan Takdir... Sebagai kapten Tim 【Iblis】, bukankah aku berhak memutuskan nasib anggota tim?”
Biksu Takdir terdiam sejenak, "Menurut Peraturan Manajemen Tim Khusus Penjaga Malam, kapten tim khusus berhak mengusir anggota. Namun untuk pengusiran resmi, diperlukan persetujuan lebih dari separuh anggota tim melalui pemungutan suara di hadapan minimal satu perwakilan pihak berwenang Penjaga Malam, dengan pengecualian kapten dan anggota yang diusir."
Fang Mo mengangguk ringan, "Kalau begitu, saya ususlkan pengusiran permanen Su Zhe dari Tim 【Iblis】... Yang setuju, silakan angkat tangan."
Suara itu baru saja berhenti, Su Yuan dan Lu Baoyou langsung mengangkat tangan. Sorot mata Li Zhenzhen berkedip samar tanda kebingungan, setelah bertukar pandang dengan Fang Mo, ia pun perlahan mengangkat telapak tangan... Dua anggota tersisa hanya bisa memandang bingung, matanya bolak-balik menatap Su Zhe dan Fang Mo yang bertekad baja, tak tahu harus berbuat apa.
Tapi pilihan mereka sudah tidak relevan lagi.
Sebagai tim beranggotakan tujuh orang, setelah dikurangi kapten yang mengajukan usulan pengusiran dan Su Zhe yang diusir, tersisa lima anggota. Suara yang terkumpul saat ini sudah cukup untuk menentukan nasib Su Zhe.
Su Zhe mematung menatap mereka, baru tersadar setelah beberapa detik tertegun.
“Kalian gila？！！ Aku cuma bertanya sesuatu... Kalian mau mengusirku？？ Fang Mo, apa-apaan ini？？”
Suara Su Zhe yang bingung dan marah bergema di dalam kantor, tapi ini tidak mengubah apa pun. Fang Mo memandangnya dengan tenang, lalu mengalihkan pandangan ke Biksu Takdir……
“Hasil pemungutan suara berlaku.” Biksu Takdir mengumumkan dengan tak tergesa, “Penjaga Malam Su Zhe secara resmi diusir dari Tim 【Iblis】, arsipnya akan segera kuhapus manual……Su Zhe, kamu boleh pergi sekarang.”
Su Zhe berdiri di tempat bagai patung, pandangan tak percayanya menyapu bergantian ke Su Yuan, Li Zhenzhen, Lu Baoyou, dan Fang Mo. Wajahnya mulai memucat.
“Kakak……Su Yuan! Kamu masih marah karena tadi, kan? Aku tadi benar-benar hanya bercanda untuk mencairkan suasana, aku……”
“Aku tidak bercanda.” Su Yuan menatap matanya tanpa ekspresi, “Dulu kamu masuk Penjaga Malam kan cuma untuk menemani aku? Sekarang aku lebih kuat darimu, bisa jaga diri sendiri. Kehadiranmu cuma jadi belenggu……Daripada begini, lebih baik kamu kembali ke tempat semestinya. Dari awal pun kamu bukan bagian dari sini. 【Iblis】 tidak butuh pengecut, apalagi plin-plan yang mengguncang semangat tim.”
Tubuh Su Zhe bergetar hebat, bagai tersambar petir.
“Sudah waktunya kamu pergi, Su Zhe.” Fang Mo membelakanginya, berbicara pelan, “Ini rapat internal Tim 【Iblis】……Jangan sampai kusuruh pergi sendiri.”
“Su Zhe pandangan yang membeku perlahan berkumpul, dia menatap enam siluet berjubah ungu di hadapannya, kedua kepalannya terkepal erat, urat di lehernya satu per satu menonjol... Dia bagaikan singa yang marah, menahan amarah yang membara di hatinya.”
“Tapi akhirnya, dia tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun, sendirian menoleh ke belakang dan pergi, kedua tangan yang pucatnya melempar keras pintu kantor, tubuhnya menghilang dari pandangan semua orang.”
“Seiring kepergiannya, udara yang nyaris membeku di dalam kantor akhirnya mulai sedikit mengendur...”
“Biksu Takdir melirik enam orang yang diam di hadapannya, seolah tak ada yang terjadi, melanjutkan bicara:”
“Kalau begitu, kembali ke topik kita tadi... Sebelum menjalankan tugas, apakah kalian masih ada keinginan lain?”
“...Aku tidak.” Perhatian Fang Mo saat ini sama sekali tidak tertuju pada pertanyaan Biksu Takdir, dia menggelengkan kepala dengan kaku.”
“Li Zhenzhen memandangnya dengan khawatir, "Aku juga tidak."”
“Tidak.”
“...” Su Yuan diam sejenak, "Aku ingin bertanya, setelah Kakak diusir dari 【Iblis】, ke mana dia akan dipindahkan?"”
“Su Zhe hanya diusir dari Tim 【Iblis】, menurut prosedur, setelah meninggalkan tim arsipnya akan otomatis kembali ke tim asalnya, yaitu Tim 136 yang bertugas di Kota Cangnan, untuk terus menjalankan kewajibannya.”
“...Bisakah dia tidak dikirim ke medan perang? Berikan saja dia pekerjaan di logistik atau semacamnya.” Suara Su Yuan mulai terdengar memohon.”
“Jika ini keinginanmu, bisa.”
Pandangan Biksu Takdir akhirnya menghantam Lu Baoyou yang diam di sudut, "Bagaimana denganmu? Lu Baoyou, apa keinginanmu?"
“……Lu Baoyou menundukkan kepala, sorot matanya memancarkan kerinduan... Dia mengangkat kepala dan melihat yang lain menatap ke arah sini, membuka mulut, akhirnya berbicara:”
“……Aku tidak punya.”
Biksu Takdir meliriknya, mengangguk ringan, “Baik, saat waktunya tiba untuk berangkat, akan kusampaikan pada kalian... Jika di tengah jalan ada yang teringat keinginannya, bisa datang mencariku sendiri. Yang lain boleh pergi, Fang Mo tinggalkan.”
Semua orang saling bertukar pandang, serentak berjalan menuju luar kantor. Hanya Fang Mo yang sendirian berdiri di tempat.
Begitu pintu kamar kantor tertutup, seluruh ruangan diselimuti kesunyian maut.
“Fang Mo.” Biksu Takdir pelan berdiri dari kursinya, bola matanya menatap mata sang pemuda, berbicara dengan keseriusan, "Selanjutnya, setiap karakter yang kukatakan, kamu harus mendengarkan baik-baik. Ini tidak hanya menyangkut nyawa kalian semua, tapi juga langsung berhubungan dengan masa depan Da Xia bahkan seluruh umat manusia..."
Chapter 1940: Keinginan Lu Baoyou
Di luar kantor, lorong.
“Dia sudah pergi?”
“……Pergi.”
Su Yuan memandang lorong kosong yang sunyi, bibirnya terkunci rapat.
Li Zhenzhen menghela napas, memeluk erat bahu Su Yuan ke dalam dekapannya, berkata dengan lembut:
“Jangan bersedih... Yang kamu lakukan benar, Kakakmu meski orang bodoh, cepat atau lambat akan paham niat baikmu...”
“Dia mengerti atau tidak, itu tidak penting.” Su Yuan yang biasanya dingin dan tegas, matanya mulai memerah, “Kalau bisa, aku lebih berharap dia tidak akan pernah mengerti...”
“Begitu juga ya...”
Su Yuan sedikit menengadah, dengan keras kepala menahan air mata di sudut matanya, lalu menoleh ke Li Zhenzhen.
“Kakak Zhenzhen, kalau urusanmu dengan Kapten Fang Mo... bagaimana?”
“Apa maksudmu bagaimana?” Li Zhenzhen tersenyum, “Ya beginilah... Sejak awal, kami tak pernah berharap bisa seperti orang biasa—hal seperti menikah atau punya anak, bagi Penjaga Malam itu terlalu mustahil... Lihat saja Komandan Lin dan Pelatih Jia Lan, juga Pelatih Jiang Er dan An... Intinya, ke mana dia pergi aku ikut, kalau dia harus mati, aku pun siap ikut mati. Mungkin inilah romansa cinta khas Penjaga Malam.”
Li Zhenzhen menatap pintu kantor yang terkunci rapat, bola matanya berbinar-binar. Tak ada kebingungan di wajahnya, hanya keteguhan murni yang sederhana.
Ekspresi Su Yuan tiba-tiba berubah rumit, seolah teringat sesuatu...
“Semakin banyak yang dikejar, semakin sakit saat tak mendapatkannya... Kakak Zhenzhen memang yang paling bijak.”
Li Zhenzhen terkekeh, “Aduh, aku ini Agen Dewi Cinta. Siapa lagi yang lebih paham cinta selain aku?”
Lu Baoyou yang menyandar di dinding sudut ruangan, diam-diam menyimak obrolan orang-orang. Matanya berkedip-kedip tak tentu, entah sedang memikirkan apa...
Setelah waktu yang lama, pintu kantor perlahan terbuka.
“Semua orang serentak menoleh, melihat Fang Mo yang berjubah ungu sedang menunduk dengan ekspresi rumit keluar dari dalam.”
“Dia memeluk erat pintu kamar, Li Zhenzhen dan yang lain segera mengerumuninya.”
“Bagaimana? Tugas spesifiknya apa?”
“……Sama seperti yang dikatakan tadi, mengantar seseorang……”
“Mengantar siapa?”
“Kedua kepalan Fang Mo mengepal kencang. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh ke suatu arah……”
“Teman-teman, lebih baik cari tempat istirahat dulu. Aku harus menemui mereka dulu.”
“Suaranya berhenti. Fang Mo langsung menyusuri kerumunan menuju luar markas, meninggalkan para anggota yang bingung saling pandang di tempat.”
“Tugas ini misterius sekali?” Liu Jun bertanya dengan bingung.
“……Aku merasa ekspresi Kapten tidak baik-baik saja.” Su Yuan menoleh ke Li Zhenzhen yang sedang menatap tajam ke arah kepergian Fang Mo, matanya dipenuhi kekhawatiran.
“Setelah Fang Mo pergi, Wakil Kapten Lu Baoyou menjadi penanggung jawab Tim 【Iblis】. Ia mendekati kerumunan dan berbicara datar, "Baiklah... Bebas bergerak."”
……
“Setelah kepergian Fang Mo, anggota Tim 【Iblis】 pun berhamburan untuk sementara.”
“Lu Baoyou yang memang terbiasa menyendiri melepaskan diri dari yang lain. Ia mondar-mandir di sekitar markas Penjaga Malam hingga matahari terbit dan terbenam. Setelah sehari berlalu, akhirnya ia bulatkan tekad dan kembali sendirian ke depan kantor Sang Panglima.”
“Tok tok tok——”
“Masuk.”
“Lu Baoyou mendorong pintu dan masuk. Biksu Takdir masih duduk di posisi yang sama, seolah tidak bergerak semalaman.”
“Lu Baoyou.” Biksu Takdir sepertinya tidak terkejut dengan kedatangan Lu Baoyou, “Kamu mencariku, ada urusan apa?”
“Kamu bilang akan memenuhi harapanku, masih berlaku?”
“Tentu saja masih berlaku.”
“Aku ingin mencari seseorang.”
“Cari siapa?”
Lu Baoyou membuka mulutnya, ekspresinya seperti ingin bicara tapi ragu... Hal ini sangat langka terlihat pada dirinya yang biasanya cepat dan tegas.
“Aku tidak tahu namanya... Dia seorang pengemis, bukan... Sekarang seharusnya sudah bukan, tingginya kira-kira segini, lalu... Masih tidak tepat, sudah bertahun-tahun berlalu, dia pasti sudah tumbuh tinggi...”
Lu Baoyou berusaha keras mendeskripsikan sesuatu, tapi menyadari dirinya sama sekali tak bisa menggambarkan sosok yang ingin dicarinya... Alisnya semakin berkerut.
“Tidak usah buru-buru, pelan-pelan saja.” Biksu Takdir menatap matanya, “Orang yang kamu cari, perempuan?”
“Ya.”
“Berapa usianya?”
“Lima tahun lalu, dia mungkin 17 tahun? Sekarang sekitar 22 tahun.”
“Kapan kamu bertemu dengannya?”
“Lima tahun lalu, malam tahun baru.”
“Lokasinya?”
“Shangjing, di bawah kolong jembatan Xi Jiao.”
“Kolong jembatan? Tidak ada alamat pasti tempat tinggalnya?”
“...Tidak, setelah itu dia pergi ke mana, aku juga tidak tahu.”
“Ada ciri khas di wajahnya? Atau, bisakah kamu menggambar wajahnya?”
“Aku... Aku tidak bisa melukis.”
Kantor tersebut tenggelam dalam keheningan.
Biksu Takdir menyipitkan mata, berbicara pelan:
“Jadi, kamu ingin aku membantumu mencari seorang pengemis perempuan sekitar 22 tahun yang tidak diketahui namanya, tidak pasti tampangnya, dan tidak punya alamat?”
“Tidak, dulu dia pengemis, tapi sekarang seharusnya sudah bukan...”
Setelah mengucapkan kalimat ini, Lu Baoyou sendiri merasa syaratnya terlalu kabur, radius yang diberikan sama seperti tidak ada. Dengan populasi ratusan juta jiwa di Da Xia, ke mana harus mencari gadis tak dikenal yang sama sekali tidak diketahui ini?
Sorot matanya memancarkan kepahitan. Ia menggelengkan kepala, lalu berbalik menuju pintu keluar, "Maaf...anggap saja aku tidak pernah datang ke sini."
"Tunggu." Biksu Takdir menghentikannya.
Lu Baoyou menoleh dengan alis berkerut.
"Kamu...ada urusan apa dengannya?"
Mendengar pertanyaan ini, Lu Baoyou sedikit tertegun.
Dalam pikirannya tiba-tiba muncul bayangan gadis remaja di malam tahun baru lima tahun silam, di kolong jembatan yang diterangi percikan api kembang api. Gadis yang memasukkan sosis ke dalam mi instannya sambil tersenyum manis dan berkata, "Selamat Tahun Baru, pahlawanku"...
Ia tidak tahu mengapa tak bisa melupakan pemandangan itu, atau mengapa setiap malam selalu bermimpi tentang si pengemis kecil yang terbungkus karpet tebal itu... Padahal mereka hanya kebetulan bertemu, namun keberadaannya seolah terukir dalam jiwanya.
Apakah ini cinta? Atau...penebusan?
Dalam puluhan malam kelam berikutnya, Lu Baoyou kerap berguling-guling di tempat tidur memikirkan masalah ini, namun tetap tak menemukan jawaban.
Lagipula, setelah lima tahun berlalu, mungkin pihak lawan sama sekali sudah melupakannya. Bahkan jika berhasil menemukannya...apa yang harus dikatakan?
“Lu Baoyou？”
Melihat Lu Baoyou membeku bagai patung di tempatnya, Biksu Takdir kembali berbicara.
Lu Baoyou kembali sadar, terdiam di tempat untuk waktu yang lama, "Aku tidak tahu... Tapi dia mungkin satu-satunya kerinduan yang kumiliki di dunia ini."
Biksu Takdir menatapnya sejenak, lalu mengangguk, "Keinginanmu, aku paham... Tapi jujur saja, menurut informasi yang kau berikan, mencari gadis ini tidak mudah, aku hanya bisa berusaha semampuku."
Bola mata Lu Baoyou berkilauan, ia menatap Biksu Takdir, punggungnya yang tegak dan keras perlahan membungkuk, "...Terima kasih."
Chapter 1941 Hidup untuk Diri Sendiri
Saat Lu Baoyou mendorong pintu keluar, Biksu Takdir terdiam sejenak lalu berbicara pelan:
"Keluarlah."
Dari balik penyekat anyaman bambu di kantor, sebuah siluet muncul dengan diam.
"Sudah kujelaskan dengan jelas." Biksu Takdir berkata tenang, "Mengusirmu adalah keputusan Tim 【Iblis】, meski kau menghabiskan waktu di sini, aku tak bisa memulangkanmu..."
Bola mata Su Zhe memerah bengkak, ia berbicara dengan getir:
“Biksu Takdir, adikku yang paling aku pahami. Meski mulutnya agak tajam, sebenarnya hatinya lembut... Ucapannya itu hanya ingin memaksaku keluar dari 【Iblis】, agar tidak ikut mati sia-sia bersama mereka. Fang Mo dan Li Zhenzhen mungkin berpikiran sama, tak rela kedua tunas harapan keluarga Su tewas di medan perang ini. Adapun Lu Baoyou... Ah... Aku tak bisa memastikan, mungkin dia benar-benar menganggapku mengganggu. Tapi itu tak penting! Aku akui saat itu emosiku meluap, tapi sekarang aku sudah benar-benar paham. Tindakan mereka ini untuk melindungiku, bukan benar-benar ingin mengusirku dari Tim 【Iblis】... Tuan yang bijak pasti mengerti. Tolong cabutlah perintah itu!”
Di bawah nada memohon Su Zhe, Biksu Takdir tetap tak tergoyahkan, berkata datar, "Apa hubunganku dengan semua ini? Aku hanya menjalankan prosedur Penjaga Malam. Jika kau mencari pembela, maaf, kau memilih sasaran yang salah..."
Mendengar ini, Su Zhe menggaruk rambutnya yang berantakan, mengeratkan gigi menuju pintu. "Baik! Kalau begitu aku akan cari Komandan Lin! Pasti dia mau membantuku..."
"Komandan Lin sedang mengatur mantra terlarang di Benteng Jialin. Kau tak akan menemukannya."
"Kalau begitu aku cari Tuan Shen..."
"Para petinggi Penjaga Malam lain sedang mempersiapkan pertempuran besar tiga hari mendatang di berbagai lokasi. Sekalipun kau kelilingi markas besar Penjaga Malam, tak akan ada pejabat berwenang yang bisa kau temui."
“……”
Tubuh Su Zhe yang sudah sampai di ambang pintu terpaksa berbalik.
“Biksu Takdir……kamu sedang mempermainkanku？？” Su Zhe nyaris jadi gila bertanya.
Biksu Takdir meliriknya, "Sebenarnya cara paling sederhana adalah menemui Fang Mo, meyakinkannya untuk mengizinkanmu bergabung kembali...Mengapa tidak kau lakukan?"
"Percuma, aku terlalu paham sifat adikku." Su Zhe menggeleng tak berdaya, "Begitu dia memutuskan sesuatu, sepuluh kerbau pun takkan bisa menariknya kembali...Dengan mengucapkan kata-kata kasar seperti itu, dia sudah siap merelakan hubungan kakak-beradik putus asalkan bisa mengeluarkanku dari permainan demi keamanan nyawaku. Selama dia masih ada, semua bujukanku pada Fang Mo tak ada artinya. Dia pasti takkan mengizinkanku kembali, malah akan memarahiku lebih keras, bahkan mungkin memaksaku pergi dengan kekerasan..."
Biksu Takdir menatapnya beberapa saat, lalu berbicara pelan:
"Kalau kau sudah paham semua ini...mengapa masih ingin kembali?"
"Maksudmu apa?"
"Su Yuan benar, sejak awal kau bukan bagian dari sini." Biksu Takdir melanjutkan dengan tenang, "Sifatmu memang tidak cocok menjadi Penjaga Malam. Keberadaanmu di sini hanya karena adikmu...Sebagai kakak, kau rela mempertaruhkan nyawa untuk menemani Su Yuan, bertarung bersama Pasukan Malam selama bertahun-tahun. Itu sudah lebih dari cukup...Pernahkah kau bertanya, apakah Su Yuan sendiri mau seperti ini?"
Su Zhe membeku di tempat.
“Adikmu mengenalmu, sama seperti kamu mengenalnya... Dia tahu tempat ini bukan milikmu. Seandainya suatu hari kamu mati, betapa menyesalnya dia? Lagipula alasanmu mempertaruhkan nyawa tetap bersama Penjaga Malam semuanya karena dia... Di matanya, dialah yang membunuhmu. Tindakannya mengusirmu dari 【Iblis】 adalah agar dirinya tak menjadi belenggu bagimu, dia ingin kamu menjalani kehidupan sendiri... Tidakkah kamu pernah berpikir untuk hidup demi dirimu sendiri?”
Mata Biksu Takdir seolah menembus segalanya. Hanya dengan beberapa kalimat, Su Zhe terdiam seribu bahasa.
“Hidup untuk diri sendiri... kah...” Su Zhe bergumam pelan.
“Jadi, jangan sia-siakan niat baik adikmu.” Biksu Takdir mengeluarkan sebuah arsip dari meja kerjanya, menyodorkannya ke hadapan Su Zhe, “Arsipmu sudah disesuaikan secara otomatis ke tim logistik. Tugasmu sekarang adalah menjaga keamanan Penampungan 136-007... Tinggalkan 【Iblis】. Mungkin di masa depan, kamu akan merasa lega dengan pilihan adikmu.”
Suaranya berhenti. Biksu Takdir membuat isyarat tangan "silakan".
Su Zhe menerima arsip dengan wajah berantakan selamanya. Tubuhnya baru saja keluar ruangan, suara meredam pintu yang ditutup bergema dari belakang. Lorong kekuningan pun diselimuti kesunyian maut.
……
Benteng Jialin.
Pesawat-pesawat militer bermuatan persediaan mendarat di landasan pacu. Puluhan siluet prajurit sibuk menyusuri berbagai sudut benteng pertahanan.
“Benteng perang ini dibandingkan sebelumnya, telah mengalami perubahan yang sangat drastis. Tidak hanya luas areanya yang bertambah sekitar dua kali lipat, di permukaan tanah gersang di sekitarnya, bangunan-bangunan raksasa menyerupai pabrik militer menjulang dari bumi.”
“Jarak waktu sebelum perang tiba, tersisa 70 jam... Dalam waktu singkat sehari saja, Benteng Jialin telah berubah dari benteng tingkat-A menjadi satu-satunya benteng perang tingkat-S di Da Xia saat ini.” Di ruang komando Benteng Jialin, Guan Zai tak tahan berkomentar, “Sumber daya dan personel Penjaga Malam, ditambah teknologi konstruksi Perkumpulan Shangxie, ternyata bisa mencapai tingkat yang begitu mengerikan...”
“Tingkat-S...” Chen Han di sampingnya merenung sambil berkata, “Benteng perang tingkat-S, bisakah menahan begitu banyak anak 【Kambing Hitam】?”
“Satu benteng tingkat-S pasti tidak cukup, tapi kalau ada tiga, mungkin ada kesempatan.”
“Dengan progres seperti ini, seharusnya masih ada waktu.”
Guan Zai menggelengkan kepala, “Belum tentu... Inti kekuatan benteng perang tingkat-S adalah ‘Hutan Mantra Terlarang’ yang diatur langsung oleh Komandan Lin. Yang lain hanya berfungsi pendukung. Bagaimanapun, energi seseorang selalu terbatas. Komandan Lin sudah terus-menerus mengukir mantra terlarang tanpa istirahat, kekuatan ilahinya mungkin hampir habis... Semakin ke belakang, waktu yang dibutuhkan mungkin akan semakin lama.”
“Komandan Lin belum istirahat sama sekali?” Chen Han terkejut.
“Tidak. Tim konstruksi sudah berganti empat angkatan, dia masih di sana.”
Chen Han tertegun memandang ke suatu arah di kejauhan, untuk sementara tak tahu harus berkata apa.
“……Sudahlah, kamu yang pimpin di sini, aku akan periksa dia.” Guan Zai melihat jam, menghela napas dengan pasrah, tubuhnya melewati jalan sempit Benteng Jialin yang sibuk, menuju ke luar benteng pertahanan.
Melewati tembok luar bekas Benteng Jialin, tibalah di area gersang yang mirip pabrik militer. Area ini kini terbelah seperti papan catur, terbagi menjadi zona-zona persegi. Ratusan helikopter berat dikendalikan markas, menggantungkan balok-balok logam perak, melintasi langit area tersebut.
Chapter 1942 Sembilan Ratus Tiga Puluh Dua
Luas blok-blok ini mencapai rata-rata 500 meter. Di tepi salah satu zona persegi, dua 'Penjaga Malam' saling berhadapan, kedua tangan menekan lantai yang sekeras batu karang. Tanah itu segera meleleh, berubah menjadi cairan bergolak seperti kolam lumpur persegi.
Sebuah helikopter menggantungkan balok logam perak, perlahan menurunkannya ke dalam lumpur hingga sepenuhnya tenggelam. Kedua Penjaga Malam lalu membekukan lantai yang meleleh, dari luar tak terlihat perbedaan sama sekali.
Guan Zai melewati zona-zona persegi ini, tiba di depan tembok bawah tanah. Di puncak menara raksasa dari tumpukan balok logam perak, siluet berjubah merah marun sedang sibuk mengukir tekstur di permukaan logam sendirian.
“Pedang lurus sebagai kuas, logam sebagai kertas, dia bagaikan seniman yang menyendiri dalam dunianya sendiri, dengan kecepatan dan akurasi luar biasa mengukir pola rumit nan agung di permukaan balok logam, membuat siapapun yang melihatnya merinding...”
“Saat goresan terakhirnya selesai, dia melambaikan tangan ke helikopter di langit. Secara tiba-tiba helikopter itu menanjak tinggi, mengangkut balok logam bertulis mantra itu ke Benteng Bore di sebelah melalui tali.”
“Kamu harus istirahat sebentar.” Baru pada saat ini Guan Zai yang sudah lama mengawasi tak tahan berkomentar, “Kalau terus begini, kekuatan ilahimu akan habis.”
“Tidak akan.” Lin Qiye dengan tenang mengangkat pedangnya, mulai mengukir di logam berikutnya, “Kekuatan keyakinan rakyat Da Xia semakin kuat, kekuatan ilahiku hampir tak terbatas... Bahkan jika tidak dipakai untuk mengukir formasi sihir mantra terlarang, tetap akan terbuang percuma.”
“Meski kekuatan ilahimu tak terbatas, kondisi mentalmu pasti lelah... Tinggal tujuh puluh jam lagi sebelum serangan total dari mitologi Cthulhu. Kita masih punya cukup waktu, tak perlu nekat seperti ini.”
“Semakin cepat diselesaikan, perbatasan semakin cepat stabil.” Lin Qiye menengadah, memandang Guan Zai yang berdiri di samping, berkata pelan-pelan, “Tenanglah, aku masih bertahan... Ini menyangkut nyawa ratusan juta warga Da Xia. Tiga benteng pertahanan ini harus selesai sebelum aku bisa tenang beristirahat.”
Guan Zai hendak membujuk lagi, tapi melihat Lin Qiye sudah kembali asyik mengukir mantra terlarang, akhirnya menggelengkan kepala pasrah dan berjalan menuju posko.
“Lin Qiye sama sekali tidak menyadari kepergian Guan Zai. Saat ini, seluruh perhatiannya sudah terfokus pada pola rumit di bawahnya. Pedang lurusnya menggores permukaan balok logam sedikit demi sedikit, kilatan cahaya ilahi menyusup ke dalamnya. Sebuah mantra terlarang tingkat tinggi mulai terbentuk...
Tiba-tiba, tubuh Lin Qiye sedikit bergoyang. Kekuatan ilahi yang mengalir di balok logam menghilang tanpa jejak.
Alisnya berkerut. Dengan susah payah ia menopang tubuh menggunakan pedang. Butiran keringat sebesar kacang menetes dari sudut dahinya. Pemandangan di hadapannya berkunang-kunang sesaat, lalu perlahan kembali normal...
Ia menarik napas dalam-dalam, menyeka keringat di pipi dengan santai. Dengan fokus ia melanjutkan pengukiran mantra terlarang ini. Setelah melambai ke langit, balok logam itu melesat ke angkasa dan menghilang di ufuk...
"Masih berapa blok tersisa?" tanyanya sambil menoleh ke Penjaga Malam yang sedang menghitung di samping.
Penjaga Malam membuka-buka lembar catatan, ragu-ragu menjawab, "Masih... sembilan ratus tiga puluh dua blok."
Lin Qiye tidak berbicara. Setelah diam sejenak, ia kembali mengangkat pedang lurus dan mulai mengukir balok logam di bawahnya...
……
Kota Cangnan, Tempat Pengungsian.
Zhao Zhengbin duduk di aula, jarinya asyik menggesek layar ponsel. Di layar besar tengah aula, film-film komedi selama tiga dekade terakhir diputar berulang-ulang, memancing gelak tawa riuh dari para pengunjung yang berkumpul.
“Zhao Zhengbin tidak memiliki secercah ketertarikan pada film komedi, tapi sejak Pertempuran Pintu Naga Terbenam dua hari lalu berakhir, siaran langsung Perintis hampir tidak pernah diaktifkan. Tim 1 dan Tim 2 telah kembali ke tempat pengungsian masing-masing, sementara Tim 3 di Pintu Naga Terbenam juga sudah menayangkan semua konten yang bisa ditampilkan. Benar-benar tak ada hal baru yang bisa ditonton.”
“Sebagian besar orang di aula, seperti Zhao Zhengbin, sama sekali tidak menonton film di layar, malah asyik menelusuri ponsel masing-masing... Alasan mereka masih berada di sini hanyalah karena tak ingin melewatkan informasi terbaru dari luar.”
“Meski siaran langsung sementara tak bisa ditonton, tapi bagaimana jika... Bagaimana jika tiba-tiba ada siaran baru yang muncul?”
“Pandangan Zhao Zhengbin menyapu trending topik di berbagai platform. Isu panas sudah bergeser dari pertempuran dua hari lalu menjadi cara memperbaiki kehidupan di tempat pengungsian... Meski bom informasi tentang Penjaga Malam masih terus bermunculan, perhatian publik sudah beralih ke kehidupan mereka sendiri. Lagipula, kenyang dan terhidrasi adalah prioritas utama.”
“Zhao Zhengbin mematikan ponselnya, terbaring di lantai yang dingin sambil mendongak ke langit-langit putih bersih, lalu menghela napas panjang...”
“Entah apa yang sedang dilakukan Penjaga Malam di luar sana sekarang?”
“Apakah ada pertempuran baru lagi?”
“Mereka menang atau kalah?”
“Saat pikirannya mulai tak terkendali, sebuah suara terdengar pelan dari atas kepalanya:”
“Tolong jangan berbaring di jalur pejalan kaki. Anda mengganggu orang yang lalu lalang.”
“Oh, maaf... Maafkan saya...”
Zhao Zhengbin kembali sadar, segera terduduk dari lantai. Yang berbicara adalah seorang anak muda seumurannya, terlihat agak lesu, mengenakan seragam kerja dengan tali lengan merah di pinggang, persis seperti ibu-ibu pengurus kompleks perumahan.
Aneh... Bukankah tempat pengungsian ini biasanya dijaga ketertiban oleh militer?
Dari mana asalnya anak muda bertali lengan merah ini?
Saat Zhao Zhengbin sedang bingung, sebuah suara memanggil anak muda itu. Ia menoleh dan melihat siluet seseorang yang mengenakan baju biasa dengan topi baseball sedang melambai padanya dari kerumunan.
Mata anak muda itu berbinar, ia cepat-cepat berjalan ke arah tersebut. Keduanya mulai berbincang dari jarak jauh.
Tertutup topi baseball, hanya separuh wajah orang itu yang terlihat. Zhao Zhengbin menatapnya lama-lama, merasa ada yang familiar...
Tiba-tiba, sepertinya ia teringat sesuatu, matanya terbelalak kaget.
Orang yang direkrut itu baru saja ia temui dua hari lalu - salah satu Penjaga Malam yang menyelamatkan mereka dari cengkeraman "misteri" saat evakuasi ke tempat pengungsian!
Yang pakai tali lengan merah itu juga Penjaga Malam?
Sepertinya tak ada yang memperhatikan keberadaan dua orang di sudut itu. Zhao Zhengbin tak bisa menahan rasa penasarannya, melangkah mendekat. Tapi baru beberapa langkah, sang Penjaga Malam itu sudah berpamitan pada anak muda tersebut, berbalik badan dan menghilang di kerumunan.
“……”Saat siluet yang mengenakan ban lengan merah hampir pergi, Zhao Zhenbin segera mendekat dan menggenggam erat sudut bajunya.
Anak muda itu mengangkat alis sambil menoleh dengan keraguan, mengamatiku dari kepala hingga kaki, "Kenapa? Barusan kusuruh duduk, tidak mau tunduk?"
“……”Zhao Zhenbin langsung melewatkan topik ini dan bertanya langsung, "Apa kamu Penjaga Malam?"
Chapter 1943 Dikeluarkan
"Penjaga Malam apa? Kamu salah orang. Aku dari komite RT."
Dia berbalik arah dan bergegas pergi.
Zhao Zhenbin: “……”
Bohong pun tidak bisa lebih palsu dari ini! Sekarang siapa di seluruh Da Xia yang belum tahu tentang Penjaga Malam??
“Zhao Zhenbin hendak mengatakan sesuatu, tangan yang menggenggam sudut baju orang itu tersentak oleh tarikan saat ia berbalik badan. Sebilah pedang lurus yang terselip di sabuk pinggangnya terjatuh ke tanah dengan suara brak.”
“Zhao Zhenbin dan orang itu saling bertukar pandang. Udara tiba-tiba diselimuti kesunyian maut.”
“Maaf, tongkat saya terjatuh.”
“Anak muda itu diam sejenak, lalu menunduk untuk mengambil pedang lurus dari tanah. Ia menggunakannya sebagai tongkat penunjuk jalan, namun bilah pedang yang terlalu pendek hanya bisa terombang-ambing menusuk udara kosong. Pemandangan aneh ini terasa konyol secara tak terduga.”
“...Apakah siasat otak kalian Penjaga Malam semuanya seaneh dirimu?” Zhao Zhenbin tidak tahan mencurahkan isi hati.
“Tidak, aku termasuk yang jumlahnya sedikit.”
Anak muda itu baru bicara setengah, sudah tersadar kalau salah bicara, melirik ke 4 minggu sekeliling, mendapati tidak ada yang memperhatikannya, menghela napas lega sedikit.
Zhao Zhengbin tertegun memandang rekan seumuran yang cukup menarik di hadapannya, sudut mulutnya tak bisa menahan senyum. Filter misterius tentang Penjaga Malam di hatinya perlahan memudar...
"Kalau Penjaga Malam muncul di tempat pengungsian, pasti akan menarik kerumunan warga. Kekacauan akan terjadi..." Dia menggenggam tangan Zhao Zhengbin yang diulurkan, "Aku Zhao Zhengbin."
"...Su Zhe." Setelah mengamatinya lama, Su Zhe menghela napas dengan pasrah lalu menjabat tangan itu. "Maaf, aku memang sulit mengontrol mulutku... Kadang mudah merusak segalanya."
"Kamu terlihat sebaya denganku."
"Aku dua puluh satu."
"Kalau gitu aku lebih muda, dua puluh." Zhao Zhengbin melirik ban lengan merah di bahunya dengan penasaran. "Jadi... Penjaga Malam sudah menyusup di antara warga biasa untuk menjaga ketertiban?"
"Bukan juga. Kebanyakan hanya berkeliaran dalam pakaian sipil siap siaga di pengungsian... Aku kasus khusus."
Zhao Zhengbin hendak bertanya lebih lanjut, tapi setelah berpikir sejenak memilih menutup mulutnya.
Seorang Penjaga Malam yang tiba-tiba ditarik dari garis depan untuk mengurus warga sipil... Jelas-jelas dijatuhkan pangkatnya. Bertanya lebih jauh akan jadi tidak sopan.
Su Zhe menatapnya lama, lalu membalas bertanya. "Tidakkah kamu penasaran kenapa aku pengecualian?"
"...Ha?"
“Seandainya aku, pasti tidak tahan untuk terus bertanya...‘Apakah kamu jadi desertir’,‘atau kemampuanmu payah’,‘kalau tidak kenapa cuma bisa jaga ketertiban di sini’ dan sebagainya...” Su Zhe berucap seram.
“...Begini nanya, beneran tidak akan dipukul ya?”
Su Zhe berpikir sejenak, “Akan.”
Zhao Zhenbin: ……
“Kamu Penjaga Malam, harusnya tahu kondisi di luar sekarang seperti apa kan?” Zhao Zhenbin menekan suaranya, menanyakan masalah yang paling ingin dia ketahui, “Di luar, sudah berkelahi?”
“Ini, tidak bisa kukatakan.” Jawab Su Zhe dengan serius.
“Kasih bocoran sedikit saja, aku tidak akan bilang siapa-siapa, sungguh.”
“Maaf, yang ini benar-benar tidak bisa.”
Zhao Zhenbin menghela napas, “Kalau begitu bisa beritahu aku, gimana caranya jadi Penjaga Malam?”
Mendengar pertanyaan ini, ekspresi Su Zhe agak canggung, matanya mengamati Zhao Zhenbin dari atas ke bawah, bertanya sambil mengerutkan kening, “Kamu...kenapa mau jadi Penjaga Malam?”
“Penjaga Malam kan keren! Jagoan, bisa melawan monster dan dewa-dewa, menjaga rumah dan negara.” Sorot mata Zhao Zhenbin berbinar antusias.
“……” Su Zhe menghela napas, berkata dengan nada penuh arti, "Adik Zhao Zhengbing... Kamu sudah dua puluh tahun lebih, seharusnya sudah melewati usia yang suka berfantasi tentang masa muda. Penjaga Malam memang terlihat gagah, tapi kegagahan ini bukan untuk semua orang... Penjaga Malam itu susah payah dan melelahkan, latihan untuk menjadi Penjaga Malam resmi saja bisa menghabiskan setengah nyawa, kalau kurang beruntung mungkin takkan bertahan sampai lulus pelatihan terpusat... Setelah lulus dan diangkat jadi tetap, setiap hari harus bertarung sengit dengan hal-hal menakutkan, darah dan potongan tubuh dimana-mana, bahkan mungkin bertemu monster yang menjijikkan dan mengerikan, atau malah ditaklukkan tanpa ampun oleh dewa-dewa. Di hadapan mereka, manusia benar-benar seperti semut... Bisa saja saudara yang hari ini makan minum bersamamu, besok sudah menjadi gundukan tanah di kuburan. Ungkapan 'mengikat kepala di pinggang' masih terbilang halus, sejak awal kamu harus siap mental 'mengikat otak di nisan'... Kematian mungkin tidak menakutkan, yang paling menyiksa adalah ketidaktahuan kapan datangnya... Belum lagi Penjaga Malam hampir tidak punya liburan, harus selalu siaga. Bayangkan sedang nyaman berendam air hangat di rumah, tiba-tiba telepon datang, tak sempat pakai baju hanya menyelimuti handuk lalu berlari keluar? Karena ini pula Penjaga Malam hampir tak mungkin menikah dan punya anak, semua yang mudah kalian dapatkan sebagai orang biasa, bagi kami adalah mimpi yang tak terjangkau..."
“……Kalimat Zhao Zhengbin langsung membuat Su Zhe membuka hati, seperti keranjang rusak yang mengucapkan segudang kata, sampai Zhao Zhengbin sendiri agak bingung mendengarnya.
Orang ini……benarkah 'Penjaga Malam'?
Zhao Zhengbin pernah membayangkan Su Zhe mungkin akan membujuknya keluar, tapi tak menyangka pembujukannya begitu tulus……seolah-olah hampir membujuk dirinya sendiri untuk mundur.
“……Intinya dengarkan aku, jadilah orang biasa, cari pekerjaan stabil, cari istri baik, tak perlu mengikat pikiran di nisan, hidup tenang lebih baik dari apapun……Kalau langit runtuh, bukankah masih ada orang tinggi yang menahannya? Dirimu sendiri kan pendek, ngapain mati-matian mau jadi pilar utama itu?”
Su Zhe mengatakannya dalam satu tarikan napas tanpa jeda sedikit pun, Zhao Zhengbin terdiam lama, ingin menolak tapi tidak bisa menemukan kata-kata untuk menolak……
“Tapi menurutku……”
Suara Zhao Zhengbin belum habis, tiba-tiba terdengar suara kekacauan dari restoran sebelah, sepertinya ada yang bertengkar karena pembagian masakan.
Su Zhe melirik ke arah itu, segera menyematkan kembali pedang lurus ke sabuk pinggang, menutupinya dengan baju, lalu merapikan lengan bajunya yang berhias ban lengan merah menyala dengan serius.
“Senang bertemu, Saudara Zhao Zhengbin.” Su Zhe menampar bahunya, entah khayalan Zhao Zhengbin atau tidak, setelah mengucapkan kalimat itu, seluruh tubuhnya terlihat lebih ceria, “Meski terdengar seperti dialog novel yang sulit lolos sensor dengan gaya aneh, tapi kuharap kau bisa menjaga rahasia kita. Sampai jumpa lagi.”
Setelah berkata demikian, ia berbalik dan berlari menuju restoran!
“Petugas manajemen keamanan tempat pengungsian di sini! Jangan berkerumun! Jangan buat keributan! Serahkan padaku...”
Suara samar terdengar dari kejauhan. Zhao Zhengbin terpaku di tempat, setelah lama akhirnya menghela napas panjang dan berjalan menuju asrama.
Chapter 1944 Istirahat
Dua hari kemudian.
Pulau.
Di atas pulau berkabut tebal, berdiri megah sebuah pintu besar yang hampir selesai diperbaiki. Aura kuno nan misterius merembes dari tepi pulau, bangkai ikan-ikan kecil mengambang di permukaan air.
Dalam radius sepuluh li, wilayah itu telah menjadi zona kematian.
An Qingyu duduk bersila di lantai. Di balik mantel hitamnya yang lebar, separuh tubuhnya telah berubah kelabu. Kedalaman matanya yang perlahan terbuka bagai taburan bintang yang menggetarkan.
Dibanding sepuluh hari lalu, aura tubuhnya kini telah menyatu sempurna dengan Gerbang Kebenaran di langit, melampaui tembok tingkat Dewa Utama, mencapai puncak tertinggi.
Seiring dengan perbaikan Gerbang Kebenaran dan kebangkitan bertahap 【Kunci Gerbang】, tingkatan manusia tidak lagi berarti baginya. Dari perspektif tingkat kehidupan, dia telah benar-benar lepas dari belenggu dunia ini... Namun jiwanya tetap terkurung dalam kelabu ini.
"Selamat siang, teman lamaku." Suara itu bergema perlahan dari kabut, sosok 【Kekacauan】 mulai muncul.
Dengan kedua tangan tergenggam di belakang, senyuman cerah menghias wajah hitam legam-Nya, menunjukkan suasana hati yang sangat baik.
An Qingyu melirik-Nya tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Kenapa? Hanya karena aku memukulmu pingsan sekali, kamu langsung malas mengurusiku?" 【Kekacauan】 mengangkat alis.
"Siapa yang tahu apakah Anda sedang berbicara denganku?"
"Jangan terlalu kaku. Dari baunya, kau dan Dia... sudah tak ada bedanya." 【Kekacauan】 mengangkat tangan tanda tak berdaya, "Tenang, hari ini aku bukan mau memukulmu. Aku cuma mau ambil sesuatu di tempatmu, sekalian menyapamu."
Ambil sesuatu?
Mata An Qingyu menyipit, kedalaman sorot matanya seolah menembus niat 【Kekacauan】, "Tampaknya hari inilah saatnya."
"Benar! Sudah lama kutunggu, akhirnya hari ini tiba! Oh sungguh menggairahkan!! Aku sudah tidak sabar lagi!!" 【Kekacauan】 tertawa terbahak-bahak seolah teringat hal menyenangkan, "Berjanjilah, sahabatku. Meski kau tak bisa hadir langsung dalam perayaan indah hari ini, pastikan kau menyaksikannya, ya? Aku jamin, pertunjukan hari ini tak akan mengecewakanmu!"
【Kekacauan】 menunjuk ponsel di hadapan An Qingyu, hanya diam-diam menatapnya tanpa sepatah kata.
Tawa 【Kekacauan】 terhenti tiba-tiba.
Nya seolah teringat sesuatu, menampar bahu An Qingyu, "Tapi kurasa... kamu tidak akan diam saja, kan?"
Kalimat yang tiba-tiba muncul tanpa konteks ini membuat alis An Qingyu berkerut, hendak berkata sesuatu, 【Kekacauan】 sudah melangkah keluar, tubuhnya menghilang di kabut.
An Qingyu menatap arah kepergian 【Kekacauan】, bergumam:
"Waktu kita tidak banyak lagi......"
Dengan lirih ia mengangkat ujung jari, menggerakkannya cepat-cepat di kehampaan seolah sedang membuat simulasi, setelah lama, pandangannya jatuh pada kerikil kecil terdekat di hadapannya...
Sorot matanya berkilauan, mengulurkan tangan mengambil kerikil itu dalam genggaman.
"Langkah terakhir, hanya bisa kau."
Ujung jarinya menggosok permukaan kerikil, kulit batu yang awalnya kasar menjadi bulat terlihat jelas, kilau abu-abu meresap dari telapak tangan, merendam masuk ke dalam batu...
……
Perbatasan Da Xia.
Cahaya senja kekuningan menyinari tanah, di depan benteng perang yang bagai benteng, para siluet tak kenal lelah terus-menerus sibuk seperti mesin.
Tapi dibandingkan dua hari lalu, benteng pertahanan ini penataannya hampir selesai. Tanah gersang yang terbagi menjadi puluhan blok telah kembali ke bentuk aslinya, tanpa sedikit pun kesan perubahan. Helikopter di langit perlahan mendarat, hanya tersisa beberapa unit yang menyelesaikan proses akhir.
Pedang lurus di tangan Lin Qiye terukir goresan terakhir. Tak lagi sanggup menahan kelelahan di kedalaman jiwanya, ia menggenggam hidungnya dengan lembut, memaksakan diri untuk bertanya:
"Bisakah semuanya sudah terukir?"
"Sudah, total 1.333 mantra terlarang semuanya selesai." Seorang 'Penjaga Malam' yang bertugas menghitung buru-buru mendekat ingin membantu menopang tubuhnya, namun Lin Qiye menggelengkan tangan menolak.
Saat blok logam terakhir diseret pergi oleh pesawat, Lin Qiye langsung mencari batu terdekat untuk duduk, wajah pucat pasi saat berbicara:
"Berapa waktu yang tersisa?"
"7 jam 16 menit."
"Ya... Tolong panggilkan Tuan Guan Zai."
"...Baik!"
Lin Qiye duduk mematung sendirian, kelopak mata dan kepalanya terasa semakin berat. Meski kekuatan ilahi dalam tubuhnya pulih dengan cepat berkat keyakinan, kelelahan mentalnya tak kunjung reda.
Mantra terlarang, adalah eksistensi paling puncak dalam formasi sihir. Setiap mantra terlarang yang diukir membutuhkan pengurasan energi mental yang besar. Lin Qiye yang terus-menerus mengukir mantra terlarang tanpa tidur selama tiga hari lebih, kondisi fisiknya sudah di ambang batas. Saat fokus total dalam proses pengukiran masih bisa bertahan, namun begitu beban itu dilepas, kelelahan dan kantuk langsung menerjang seperti air pasang.
Baru beberapa langkah Penjaga Malam berbalik dan pergi, kepala Lin Qiye langsung terayun berat. Ia tertidur dalam posisi duduk.
Beberapa menit kemudian, Guan Zai bergegas datang. Melihat Lin Qiye yang sudah tertidur dalam posisi duduk, ia tertegun sejenak sebelum raut wajahnya dipulai kerumitan yang tak terbendung.
Setelah ragu sebentar, ia hendak mendekat untuk membangunkan Lin Qiye. Tiba-tiba yang bersangkutan seperti merasakan sesuatu, kepala terangkat tajam disertai gelombang wibawa ilahi yang menggila. Guan Zai terlempar mundur beberapa langkah. Sorot mata merah Lin Qiye dipenuhi kewaspadaan.
Mengenali tamunya, Lin Qiye terpaku lama. Sudut mulutnya menyunggingkan senyum getir sambil menarik kembali wibawanya. "Maaf... aku sampai tertidur..."
Meski hanya tatapan sekilas, punggung Guan Zai sudah basah kuyup keringat. Saat ini, setiap gerakan Lin Qiye sudah memancarkan pengaruh yang jauh melampaui level 'langit-langit manusia'. Dengan perasaan tak berdaya, ia mencoba menenangkan gejolak hatinya sebelum melanjutkan langkah.
“Pertahananmu terlalu keras pada diri sendiri... Dari Pertempuran Pintu Naga Terbenam sampai sekarang, kamu hampir tidak pernah istirahat.” Guan Zai berbicara dengan serius, “Sekarang mantra terlarang di tiga benteng pertahanan sudah selesai diukir, kamu harus pulang dan tidur yang nyenyak.”
“Bagaimana progres proyek tiga benteng pertahanan?”
“Benteng Jialin di sini sudah hampir selesai, hanya tersisa pekerjaan penyamaran pasca produksi. Mantra terlarang yang dikirim ke Shanhai Guan dan Bore Guan juga sudah selesai dipasang. Pertahanan ketiga benteng telah terhubung sepenuhnya, membentuk garis pertahanan superpanjang hampir 800 kilometer. Untuk pekerjaan sisa, bisa diselesaikan dalam tiga jam, waktunya lebih dari cukup.”
Mendengar laporan Guan Zai, ekspresi Lin Qiye akhirnya sedikit rileks. Setelah berpikir sebentar, dia mengangguk, “Baik, aku akan istirahat dulu... Kalau ada keadaan darurat, hubungi aku kapan saja.”
Setelah menguras habis tenaga mental, Lin Qiye benar-benar tak bisa bertahan lagi. Tujuh jam tersisa masih cukup untuknya tidur sebentar. Memaksakan diri ke medan perang dengan kondisi seperti sekarang juga bukan hal baik.
Benteng Jialin segera menyiapkan pesawat untuk Lin Qiye yang langsung menuju arah Shangjing.
Chapter 1945 Kecurangan Waktu
Sejak naik pesawat, Lin Qiye kembali terlelap. Selain sempat sadar sebentar saat turun pesawat dan naik mobil, ketika kesadarannya pulih sepenuhnya, dia sudah berada di depan rumah kecil Shangjing.
Lin Qiye tidak kembali ke markas Penjaga Malam. Pertama, karena fokus Penjaga Malam saat ini ada di tiga benteng pertahanan di perbatasan, markas besar sendiri sudah sepi. Kedua, karena kantor toh tidak memiliki ranjang... Untuk istirahat, tempat ini jauh lebih tenang dan nyaman.
Lin Qiye mendorong pintu halaman kecil, daun kering kekuningan berserakan di pelataran. Ia melirik papan catur di bawah pohon, lalu langsung masuk ke ruangannya.
Pasang jam weker, lepas baju, tidur. Setengah detik kemudian, Lin Qiye pun terlelap dalam tidur tak sadarkan diri...
Pendulum jam di dinding bergoyang perlahan, waktu berdetik-detik berlalu, segalanya sunyi senyap.
……
Duum——!!
Gemuruh guntur mencekik menggema dari perbatasan Da Xia.
Alam liar yang diselimuti es bergetar hebat, puluhan burung terbang panik ke langit. Di tembok luar benteng perak itu, seorang Penjaga Malam tiba-tiba menoleh ke arah luar perbatasan Da Xia, seolah menyadari sesuatu!
Awan hitam pekat menyelubungi langit, kilat merah darah bagai pembuluh darah surgawi terus menjalin dan berkedut. Di ujung cakrawala nan jauh, gelombang hitam menerjang tanah bagai tsunami, mendekat dengan cepat ke sini!
Seiring mendekatnya gelombang hitam itu, guncangan bumi semakin jelas terasa. Bagaikan gunung berapi yang hendak meletus, bumi bergoyang hebat. Pada momen berikutnya, alarm menusuk telinga menggema di langit!!
Rapat teriakan minta tolong bergema dari dalam benteng pertahanan, semua meriam secara bersamaan mengunci target di kejauhan. Pada saat itu, sebuah mata raksasa merah darah seperti jurang berdarah perlahan membuka di balik awan hitam...
Di bawah sorotan mata raksasa itu, berdengunglah benteng perang yang membunyikan alarm!
Awan hitam bergelora, kuku Kambing Hitam sebesar gunung menghantam benteng perang itu. Tembok luar yang tinggi besar remuk redam, puluhan tentakel merah darah menjulur dari bola mata monster, membanjiri masuk ke dalam benteng. Jeritan-jeritan menyayat terus bergema.
Beberapa siluet merah tua mencoba terbang ke awan, namun diinjak-injak oleh kuku kedua yang jatuh. Bersama reruntuhan benteng yang terinjak menjadi tanah.
Kuku ganda mendarat, mata raksasa bagai jurang. Di bawah awan yang bergerak-gerak, bayangan raksasa berdiri tegak di antara langit dan bumi, mengoyak-ngoyak segala isi benteng dengan gila-gilaan. Gema alarm di ufuk langit hanya bertahan kurang dari satu menit sebelum akhirnya sunyi senyap.
Di hadapan monster bergerak-gerak ini, benteng perang tak berdaya. Gemuruh tanah yang semakin hebat diikuti gelombang hitam yang memenuhi langit, telah menembus perbatasan Da Xia, melompati pecahan benteng, dan menerjang ke padang es di baliknya!
Seekor demi seekor anak domba 【Kambing Hitam】 yang tinggi besar menginjak-injak perbukitan dan hutan salju, di mana pun mereka melintas tak tersisa sehelai rumput pun. Mereka bagai belalang yang menyerbu, menghancurkan segala medan dan materi menjadi kehampaan.
Teriakan tajam dan tidak wajar bergema silih berganti, kegelapan yang luas menguasai langit dan bumi. Memandang ke sekeliling, sama sekali tak terlihat ujungnya.
……
Bersamaan dengan itu.
Kota Shangjing, markas Penjaga Malam Da Xia.
Gempa susulan ringan dari utara yang jauh menyapu ke sini, infus yang tergantung di dalam kantong transparan di ruang rawat putih bergoyang pelan menciptakan beberapa riak.
Di atas ranjang pasien, seorang tua berambut putih sepenuhnya menggerakkan kelopak matanya perlahan, lalu tiba-tiba membelalakkan bola matanya seolah menyadari sesuatu!
Dari balik tabung oksigen, wajah keriputnya memancarkan ekspresi terkejut saat melihat riak dalam kantong infus transparan!
"Bagaimana mungkin... Bagaimana mungkin ini bisa terjadi？？？"
Wang Mian tua dengan tangan gemetar mengulurkan telapak tangan, memaksakan diri melepas tabung oksigen di wajahnya. Suara serak dan tak jelas terdengar dari tenggorokannya...
Kedua tangannya menopang tubuh keriputnya, seolah ingin bangkit dari ranjang, namun hanya bisa terjatuh tak berdaya di tepi tempat tidur. Ia mendongak ke langit-langit pucat, napasnya semakin berat tak terkendali, segala yang terlihat seolah diselimuti kegelapan...
Tiit——tiit——tit-tit——tit-tit-tit——
Perangkat pendeteksi tanda kehidupan mengeluarkan alarm, mengikuti telapak tangan Wang Mian tua yang merangkak susah payah menuju tepi ranjang. Di sana, sebilah pedang panjang bernama 【Yi Yuan】 dan jubah kelabu sedang bersandar diam-diam di sudut tembok.
Seiring ketidakberdayaan yang merebut seluruh tubuhnya, sisa nyawa terakhir dari dalam tubuhnya pun terkikis habis dalam keheningan. Bola matanya tak bisa menahan diri untuk terpejam, ujung jari yang belum menyentuh gagang pedang itu pun jatuh lunglai ke lantai... Alarm menusuk bergema di dalam kamar, rangka ranjang berderit dalam getaran halus.
Detak jantungnya tenggelam dalam kesunyian.
Driiiiiiiiiiing————
……
Dalam mimpi, Lin Qiye kaget terbangun!
Ia bangkit tiba-tiba dari ranjang dengan kecepatan kilat, gempa kecil membuat pedang lurus di samping ranjang berdentang kekek.
Gempa bumi??
Alisnya mengerut keras, pandangannya segera beralih ke jam di sampingnya.
Hitungan mundur: 4 jam 20 menit.
Ia baru tidur kurang dari tiga jam sejak kembali ke rumah kecil di Shangjing... Masih lama sebelum pasukan mitologi Cthulhu melancarkan serangan total. Tapi kenapa tiba-tiba terjadi gempa?
Entah mengapa, firasat buruk membanjiri hati Lin Qiye.
"Dring-dring——"
Ringtone ponsel berbunyi, Lin Qiye segera mengangkat receiver:
"Halo?"
“Sang Panglima！Ada kejadian.” Yang berbicara adalah Sekretaris Min Junliang yang sedang memimpin situasi di Benteng Jialin, suaranya terdengar panik luar biasa, “Setengah menit lalu, Gerbang Xuehan mengirim sinyal darurat, 【Kambing Hitam】membawa jutaan anaknya langsung menerobos masuk dari utara!”
“Setengah menit lalu? Gerbang Xuehan?” Jantung Lin Qiye berdebar kencang.
“Benar Sang Panglima, baik waktu maupun lokasinya sama sekali tidak sesuai dengan yang dikatakan Wang Mian!” Suara di ujung telepon sangat bising, Min Junliang terpaksa meningkatkan volume dan kembali berbicara, “Saat ini komunikasi dengan Gerbang Xuehan dan Gerbang Beichong sudah benar-benar terputus, jika tidak ada halangan, kemungkinan besar...”
Sebelum Min Junliang selesai bicara, Lin Qiye langsung menyela:
“Bagaimana dengan Benteng Jialin? Bagaimana situasi di sana?”
“Saat ini di Benteng Jialin belum terlihat... Tunggu! Sepertinya mereka datang!”
Gemuruh hebat terdengar dari ujung telepon, disusul raungan makhluk raksasa. Beberapa detik kemudian, suara Min Junliang kembali terdengar:
“Benteng Jialin diserang oleh dewa dari mitologi Cthulhu! Baru saja kami terima kabar, Gerbang Bore dan Shanhai Guan juga mengalami hal serupa!”
“Tiga benteng level-S diserang oleh dewa dari mitologi Cthulhu secara bersamaan?”
Alis Lin Qiye berkerut rapat.
Sial...
Perkembangan situasi saat ini telah sepenuhnya melampaui perkiraan Da Xia.
Masa depan yang dilihat Wang Mian tua tidak terjadi. Baik waktu, lokasi, maupun target invasi semuanya berbeda total! Padahal semua persiapan dan rekayasa yang mereka lakukan selama ini didasarkan pada ramalan tersebut!
Tapi tanpa campur tangan faktor eksternal, arah perang masa depan seharusnya tidak akan mengalami penyimpangan sebesar ini... Sebelumnya mereka sudah sukses memusnahkan Wishnu dkk di Pintu Naga Terbenam, sejak lama membuktikan hal ini!
Wang Mian tua sama sekali tidak mungkin membohongi mereka, kalau begini berarti hanya tersisa satu kemungkinan... Waktu telah dipengaruhi orang.
Wang Mian tua yang kembali ke masa lalu dari masa depan, tentu ingin mengubah garis waktu masa depan dengan intelijen yang sudah diketahuinya, tapi intelijen ini gagal terwujud, membuktikan yang menyaksikan masa depan itu dan kembali ke garis waktu ini, bukan cuma dia seorang!
Seperti yang diberitahukan Wang Mian tua kepada mereka, seseorang juga telah memberitahukan masa depan dari garis waktu lain kepada 【Kekacauan】!
Tidak... Jika direnungkan lebih dalam, mungkin kepulangan Wang Mian tua yang melintasi aliran waktu sebenarnya adalah bagian dari skenario pihak lawan? Apakah Nya sengaja membiarkan Wang Mian kembali?
Tujuan Nya adalah agar pihak kita mendapatkan intelijen masa depan, lalu dengan tangan sendiri mengubah masa depan... Dengan demikian, seluruh Da Xia telah menghabiskan begitu banyak waktu dan energi sia-sia karena kebohongan besar ini!
Dan di antara para dewa mitologi Cthulhu yang mampu menciptakan kecurangan waktu ini, hanya ada satu...
【Kunci Gerbang】, Yog-Sothoth.
Chapter 1946 Neraka Muncul Kembali
Memikirkan ini, bayangan An Qingyu dengan mantap muncul dalam pikiran Lin Qiye.
Kedua kepalannya mengepal kencang...
“Kecurangan waktu ini, langsung menipu seluruh Da Xia! Mungkin sebelumnya ketika Wishnu menginvasi Pintu Naga Terbenam dengan membawa pasukan, itu juga adalah pion yang sengaja didesain Pihak lawan untuk mengelabui kepercayaan mereka!”
“Sekarang dengan mengerahkan seluruh kekuatan Penjaga Malam dan Perkumpulan Shangxie, tiga benteng perang level-S yang dibangun tidak menyambut jutaan anak-anak 【Kambing Hitam】, ribuan mantra terlarang pun menjadi sia-sia... Sementara benteng perang utara yang kehabisan pasukan elit justru dengan mudah disobek celah pertahanannya oleh 【Kambing Hitam】.
Tanpa benteng perang, 【Kambing Hitam】 beserta jutaan anaknya akan leluasa menjelajahi Da Xia. Meski kota-kota utara tersebar dan jauh dari perbatasan, hanya masalah waktu sebelum Mereka menemukan lokasi semua tempat pengungsian.
Lagipula, Benteng Jialin, Banruo, dan Shanhai semuanya berada di selatan terjauh Da Xia. Sekalipun semua pasukan mau langsung bergerak ke utara, tetap butuh waktu...
Apalagi tanpa tiga benteng dan Hutan Mantra Terlarang di dalamnya, dengan apa mereka akan menahan jutaan anak 【Kambing Hitam】??
“Sang Panglima! Sekarang harus bagaimana?”
Dentuman pertempuran bergema dari ujung telepon, mungkin beberapa pasukan manusia level dewa utama sudah berkelahi sengit dengan dewa-dewa mitologi Cthulhu yang menyerbu.
Seandainya tebakan Lin Qiye tidak salah, tiga dewa mitologi Cthulhu yang menyerbu benteng itu adalah pion 【Kekacauan】 untuk mengulur waktu pasukan elit Da Xia. Dewa-dewa ini kuat dan tak terduga, bahkan petarung sekelas Shen Qingzhu belum tentu bisa menghabisi satu lawan satu. Pun jika bisa, tetap butuh waktu lama.
Sedangkan utara sekarang... sudah kehabisan waktu.
“Jangan panik!” Lin Qiye segera menenangkan diri, memerintah, “Sekarang siapa yang sedang bertarung dengan dewa dari mitologi Cthulhu?”
“Shen Qingzhu, Wang Mian, dan Hu Jia.”
“Apakah Kloie ada di sana?”
“Dia di Benteng Bore.”
Lin Qiye tak sempat memakai baju, langsung menerjang ke halaman. Sebuah peta Da Xia segera tergambar di kehampaan dengan kekuatan ilahi. Ia menatap peta itu beberapa saat, lalu berkata dengan suara berat:
“Segera hubungi Kloie, suruh dia cari cara untuk memindahkan tiga benteng perang ke Kota Bei Bin.”
“Kota Bei Bin??” Min Junliang tertegun, “Sang Panglima, apa yang ingin Anda lakukan?”
“Jika mereka menerjang dari Gerbang Xuehan, pasti akan terus ke selatan. Kota Bei Bin adalah titik pelacakan darurat semua tempat pengungsian di utara. Setelah mengaktifkan 【Weiyang】, semua tempat pengungsian utara akan terkumpul di sana, jumlah penduduknya akan sangat padat... Aku akan menyelamatkan tempat pengungsian di sepanjang jalan sambil berusaha menahan mereka di depan Kota Bei Bin, menunggu kalian datang.”
“Tapi itu seluruh kekuatan dari mitologi Cthulhu, Sang Panglima sendirian...”
“Jangan buang waktu, ini metode terbaik saat ini.” Lanjut Lin Qiye, “Luas tiga benteng perang terlalu besar, targetnya sangat banyak. Kloie mungkin kesulitan melakukan teleportasi massal... Suruh Kuroto Yuzuri menggantikan Wang Mian untuk menghentikan dewa Cthulhu itu. Perintahkan Wang Mian mempercepat aliran waktu untuk Kloie! Apa pun harga yang harus dibayar, tiga benteng perang harus segera dipindahkan ke sini... Aku tak bisa menahan mereka lama-lama.”
“...Ya!”
Min Junliang segera menyanggupi, menutup telepon dan pergi untuk menyampaikan perintah Lin Qiye.
Situasi saat ini terlalu genting, hampir semua pasukan elit Da Xia tertahan di perbatasan selatan. Meski Lin Qiye sangat hebat, mustahil baginya sendirian menahan jutaan anak 【Kambing Hitam】.
Bukan karena dia tidak bisa menang, tapi jumlah musuh terlalu banyak. Selama 【Kambing Hitam】 tidak mengirim anak-anaknya untuk mati sia-sia, Mereka bisa menggunakan ratusan ribu anak untuk menahan Lin Qiye, sementara sisanya terus maju.
Belum lagi dua dewa dari mitologi Cthulhu yang belum muncul, dan tidak diketahui apakah 【Kambing Hitam】 telah menemukan mayat lain untuk dikontaminasi... Jika 【Kekacauan】 juga ada di sana, ditambah dua pasukan tingkat Dewa Tiang, situasinya hampir pasti berakhir kematian: dewa pun akan mati jika menghalangi.
Lin Qiye sempat berpikir untuk meminta Wang Mian melakukan backtracking waktu dan kembali ke masa lalu untuk mengingatkan mereka semua. Namun niat ini langsung dia veto.
Memang Wang Mian adalah Dewa Waktu, tapi 【Kunci Gerbang】 adalah penguasa mutlak ruang-waktu. Dari deskripsi Wang Mian tua sebelumnya, tidak ada informasi sama sekali tentang 【Kunci Gerbang】. Ini membuktikan jurang kemampuan antara mereka terlalu besar, sampai Wang Mian sama sekali tidak menyadari eksistensi sang penguasa. Karena hal inilah, semua orang di Da Xia menganggap 【Kunci Gerbang】 belum bangun, dan musuh yang harus mereka hadapi hanya 【Kambing Hitam】 dan 【Kekacauan】.
"……Tapi dari kondisi sekarang, 【Kunci Gerbang】 sudah siuman... Nya yang sudah merencanakan kebohongan waktu, dengan inisiatif melepaskan Wang Mian tua kembali, tentu tidak mungkin membiarkannya pulang untuk memutar ulang semua ini... Lin Qiye yakin, asalkan Wang Mian berani backtrack garis waktu ini kali ini, langsung akan dihabisi oleh 【Kunci Gerbang】 di aliran waktu."
"Dalam hal manipulasi waktu, hampir tak ada yang bisa menjadi lawan 【Kunci Gerbang】."
"Bagaimanapun, Shangjing memang terletak di utara, kecepatannya juga luar biasa, dia satu-satunya yang bisa tiba di medan perang paling cepat..."
"Tepat saat Lin Qiye hendak meninggalkan halaman, gelombang waktu tiba-tiba menyembur dari bawah kakinya!"
"Secara gaib, Lin Qiye bisa merasakan secercah pandangan menyebrangi aliran waktu, menghantam tubuhnya."
"Baru saja mengalami tipu muslihat waktu, plus tersadar akan eksistensi 【Kunci Gerbang】, Lin Qiye paling sensitif terhadap fluktuasi waktu. Dia berbalik tajam memandang ke belakang, sebuah barrier waktu bertekstur seperti kaca mati muncul di hadapannya."
"Pandangan yang mengintainya itu, berasal dari balik aliran waktu di seberang kaca mati!"
"Lin Qiye mengerutkan alisnya, satu tangan menggenggam pedang lurus di pinggang, suara berat menggema:"
"......Siapa, yang mengintai aku?!"
"Dia mengangkat telapak tangan, lalu menggebrak barrier waktu bertekstur kaca mati di hadapannya!"
"Sreeeek——!!"
"Hanya terdengar dentuman keras, barrier waktu di depan mata langsung hancur berantakan!"
Lin Qiye bisa merasakan, yang mengendalikan Hukum Waktu ini seharusnya memiliki tingkat yang sama dengannya, yaitu tingkat dewa utama. Karena sama-sama dewa utama, Lin Qiye memiliki kekuatan yang mutlak superior. Menghancurkan barrier waktu ini dengan tangan kosong baginya bukanlah masalah.
Seiring serpihan waktu yang beterbangan di hadapan matanya, dunia yang dipenuhi abu menari-nari muncul di depannya. Dunia itu diselimuti aura gelap tak berujung, di lembah bawah kaki, puluhan tumor menjijikkan bergerak-gerak gila-gilaan. Kilau merah darah memancar dari bola mata, aura jahat dan kegilaan memenuhi dunia!
Di atas lembah daging yang bergerak-gerak itu, seekor malaikat mengerikan yang terdistorsi sedang melayang di udara.
Dua salib besar terpencar di hadapan malaikat tersebut.
Chapter 1947 ...Ternyata kau
Posisi Lin Qiye tepat berada di atas salah satu salib itu.
Di sini...
Pandangan Lin Qiye tertuju pada salib di seberang. Sebuah siluet terikat erat di sana, bagai domba yang akan dieksekusi.
Siluet itu adalah seorang pemuda berkacamata dengan jubah merah marun. Saat Lin Qiye melihatnya, pemuda itu juga menyadari kehadirannya. Di balik lensa, bola matanya dipenuhi keterkejutan!
“Sekarang Lin Qiye baru saja siuman dari tidur panjangnya, langsung buru-buru keluar. Jubahnya belum sempat disampirkan, lubang-lubang darah dan bekas luka di sekujur tubuhnya terbuka di udara, membuat hati bergetar. Sorot matanya yang penuh garis-garis merah itu tampak sangat lesu.
Di sini adalah……
“Neraka?” Adegan masa lalu berkedip cepat di hadapan matanya. Lin Qiye seolah teringat sesuatu, bola matanya menyipit, “Ternyata begitu...”
Dulu di neraka, malaikat Uriel pernah menggunakan kemampuan eksekusi untuk memunculkan bayangan masa depan dirinya dan An Qingyu, ingin mensimulasikan dosa mereka. Rupanya gambaran yang mereka lihat satu sama lain saat itu berasal dari waktu ini?
Tapi waktu ini terlalu kebetulan!
Uriel hanya mencoba berkomunikasi dengan masa depan, mengapa tepat terhubung dengan dirinya di momen ini?
Harus diketahui, saat ini Pasukan 【Kambing Hitam】 sedang menerjang benteng pertahanan utara dan bergerak ke selatan. Dirinya adalah satu-satunya pasukan elit yang bisa langsung ke medan perang... Kehadiran barrier waktu ini langsung menahan langkahnya menuju garis depan.
Waktu, waktu...
Jangan-jangan ini juga bagian dari skenario 【Kunci Gerbang】? Apakah Nya ingin menggunakan tangan Uriel untuk menahanku?
Saat barrier waktu hancur oleh ketukannya, malaikat yang terdistorsi seperti puzzle yang disatukan itu tertegun, bola-bola mata merah darah di tubuhnya memancarkan ekspresi kebingungan...
Sepertinya dari tubuh Lin Qiye, Uriel merasakan tekanan kuat itu, ia segera memilih untuk membatalkan kemampuan ini, pilihan yang menyelimuti seluruh lembah surut seperti air pasang, aliran waktu yang mengalir di atas dua salib pun perlahan memudar...
Lin Qiye merasakan, ikatannya dengan waktu ini semakin melemah, seolah ada kekuatan tak kasat mata yang berusaha mendorongnya keluar dari masa ini.
Pada saat itu, Lin Qiye seolah teringat sesuatu, kilau berkedip samar di matanya!
Alih-alih mundur, ia malah mengangkat telapak kakinya dengan lembut, menginjak aliran waktu di bawahnya, sebuah pilihan ungu langsung terpancar!
【Hukum Akhir Kerajaan】!
“Kalau Divine Ruins ini sudah terbuka, soal bisa ditutup atau tidak... itu bukan lagi urusanmu...”
Di bawah nada bicara tenang Lin Qiye, pilihan Uriel yang hampir menghilang terpaksa bertahan lagi, dua aliran waktu di atas salib kembali mengeras!
Saat ini, Lin Qiye langsung mengambil alih kendali Divine Ruins Uriel!
Pembalikan ini di luar dugaan semua orang, tubuh Uriel langsung membeku menjadi boneka penopang aliran waktu Lin Qiye. Di salib seberang, pemuda An Qingyu tertegun memandangi dirinya sendiri, wajah dipenuhi keheranan.
Pandangan Lin Qiye tidak berlama-lama pada mereka berdua, tapi langsung tertuju pada salib di bawahnya, di mana dirinya yang dulu terbelenggu itu...
Pandangannya menatap tajam ke dunia mental dirinya di masa lalu, di kedalaman paling bawah kesadarannya, sebuah rumah sakit jiwa diam-diam melayang.
Rumah Sakit Jiwa Para Dewa!
Lin Qiye ingat jelas, pada periode waktu ini, 【Kekacauan】 di dalam rumah sakit jiwa belum membuka identitas aslinya, masih menyamar sebagai Yelander di dalam institusi tersebut.
Di "masa kini" tempat Lin Qiye berada, 【Kekacauan】 telah menjadi musuh terbesar Da Xia, dan mereka hampir tidak punya cara untuk membunuhnya... Tapi bagaimana jika dia langsung mencabut eksistensi 【Kekacauan】 di masa lalu?
Pada periode ini, 【Kekacauan】 seharusnya masih jauh dari kondisi puncaknya, kalau tidak dia tidak akan bersembunyi patuh di rumah sakit jiwa, bahkan takut membuka identitas sebelum Sun Wukong dan Gilgamesh.
Dengan kemampuan dirinya yang sekarang, bukan tidak mungkin untuk langsung memusnahkan 【Kekacauan】!
Jika 【Kekacauan】 dibunuh di sini, seluruh sejarah akan diubah, dan Da Xia tidak akan menghadapi situasi kritis seperti ini!
Aura pembunuhan memancar dari tubuh Lin Qiye, telapak tangannya menggenggam udara, 【Zhan Bai】 dipanggil ke genggamannya, pedang panjang itu menyayat kehampaan, kilau pisaunya menembus dimensi langsung menebas Ruang Rawat Keenam di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa!
Wajah An Qingyu yang terikat di salib seberang langsung berubah pucat!
Pada detik itu, sebilah pisau operasi hitam melesat dari aliran waktu di atas An Qingyu, menghantam kilau pedang itu dengan presisi sempurna dan menghancurkannya di udara!
Pisau operasi hitam beterbangan setengah lingkaran di udara, lalu melesat ke leher Lin Qiye. Yang terakhir mengerutkan alis, dengan lincah memiringkan badan menghindar. Pisau itu pun menancap di halaman.
Lin Qiye menengok ke seberang aliran waktu. Di balik kabut samar, terlihat siluet berjubah hitam bertudung tegak berdiri dalam keheningan.
Itulah An Qingyu... An Qingyu dari garis waktu yang sama dengan Lin Qiye.
"Lin Qiye, kau mau bunuh diri?" An Qingyu melirik salib di bawah Lin Qiye, bicara datar.
Lin Qiye memicingkan mata menatap siluet itu. Terbayang kembali kebohongan waktu sebelumnya, dan aliran waktu yang muncul tepat di detik ini. Dingin merayap di sorot matanya.
Ada yang diam-diam mempermainkan waktu... Memang, skenario serumit ini mana mungkin terpikir oleh 【Kekacauan】 si gila itu?
"... Ternyata kau."
Lin Qiye terdiam sejenak, lalu berkata dingin, "Urusanku apa hubungannya denganmu?"
Mendengar kalimat ini, Lin Qiye dan An Qingyu yang terikat di salib sama-sama tertegun.
Udara tiba-tiba diselimuti kesunyian maut.
"Aku juga tak menyangka pertemuan kita akan berbentuk seperti ini." An Qingyu melirik Uriel yang terbang di udara, "Sepertinya aku harus berterima kasih pada Nicholas."
Pada saat An Qingyu mengincar Uriel, tubuh Uriel bergetar halus, bola mata merah darah yang tumbuh di tubuhnya seakan dipenuhi ketakutan terhadap aura An Qingyu yang sekarang.
"Kamu juga tidak menyangka?" Lin Qiye mencemooh, "Di dunia ini... hal yang bisa melampaui perkiraanmu seharusnya sudah tidak ada lagi, bukan? Ini skenario lain yang kamu atur? Apa tujuannya?"
Mendengar ucapan Lin Qiye, An Qingyu menyipitkan bola matanya, diam sejenak lalu berbicara pelan, "Ya, lalu bagaimana? Meski kau memeras otak ingin mematahkan skenario, bukankah akhirnya tetap terperangkap dalam permainanku?"
Niat membunuh yang menggelegak muncul dari hati Lin Qiye, kedua tangannya perlahan menurun, cahaya keemasan menyelimuti telapak tangan... Meski kini mereka terpisah dua aliran waktu, dengan "mukjizat" di genggaman, melukai An Qingyu bukanlah masalah sulit.
"Apa kau kira, dengan terpisahnya aliran waktu, aku tak boleh membunuhmu?"
Chapter 1948 Peringatan
"Orang lain mungkin tidak bisa, tapi bagi Lin Qiye, tidak ada yang mustahil... Kau selalu begini." An Qingyu berkata datar.
"Mengarungi aliran waktu untuk bertindak, bagimu maupun bagiku, bukanlah hal baik. Aku berdiri di sini bukan untuk bertarung, hanya ingin mengingatkanmu satu hal."
Ternyata, bibit pertemuan waktu yang sudah lama terkubur ini sengaja diaktifkan oleh An Qingyu.
Alis Lin Qiye berkerut halus, "Apa?"
"Skenario caturnya kita belum selesai." An Qingyu berkata perlahan.
Permainan catur?
Lin Qiye seakan teringat sesuatu, memandang papan catur di belakangnya. Sebilah pisau operasi hitam tertancap tepat di pusat papan catur, menghancurkannya menjadi puluhan pecahan kaca. Pion hitam dan putih berhamburan keluar dari papan, meninggalkan kekacauan.
Pion-pion di papan catur itu awalnya adalah replika persis dari permainan catur antara Lin Qiye dan An Qingyu saat berada di markas utama dewa-dewa Cthulhu. Kini, sabetan pedang An Qingyu telah menghancurkan seluruh langkah catur dalam sekejap...
Pandangan Lin Qiye mondar-mandir antara papan catur yang retak dan pion-pion yang berhamburan di luarnya. Alisnya mengerut, seolah tenggelam dalam perenungan mendalam.
Untuk apa An Qingyu bersusah payah menyambungkan waktu dan mengucapkan kata-kata ini padanya? Apa sebenarnya maksud tersembunyi di balik semua ini?
Permainan catur belum usai. Lalu bagaimana?
Ungkapan An Qingyu terlalu samar. Beberapa tafsiran melintas di hati Lin Qiye, namun tak satu pun yang bisa dipastikan sebagai tujuan sebenarnya...
Jujur saja, Lin Qiye tak sepenuhnya paham hubungan antara An Qingyu dengan 【Kunci Gerbang】. Namun dari tindakan An Qingyu belakangan ini, kebohongan waktu seharusnya bukanlah skenarionya. Jika An Qingyu benar-benar dalang penghancuran Da Xia, tak mungkin dia muncul di hadapannya sekarang.
Setelah berpikir beberapa saat tanpa menemukan jawaban pasti, lirikan samping Lin Qiye tertangkap pada jam di dinding. Ekspresinya semakin tegang.
Tak boleh lagi menghabiskan waktu di sini...
Lin Qiye mengibaskan tangannya dengan lihai, menahan beban dua aliran waktu dengan 【Hukum Akhir Kerajaan】 di bawah kakinya yang perlahan menghilang. Pemandangan neraka di hadapannya memudar. Melintasi sungai waktu, dia menatap siluet An Qingyu di seberang, lalu berkata dengan tenang:
"Kekacauan di sini, seharusnya lebih mudah kau tangani dibandingkan aku."
Saat bayangan Lin Qiye di atas salib menghilang, An Qingyu menyipitkan matanya. Pandangannya menyapu lembah di bawah dan malaikat bersayap enam di kejauhan. Tudung hitam dipasangnya, tubuhnya perlahan menyatu dengan kabut sementara telapak tangannya menggenggam udara.
"Padam."
Braak——!!
Uriel dan semua makhluk bergaya Cthulhu di lembah itu seketika hancur menjadi kabut darah. Dua pemuda yang terikat di salib melepaskan diri, saling membopong sambil berlari keluar lembah...
……
Kota Cangnan, Tempat Perlindungan No. 007.
"Bu, aku mau jalan-jalan sebentar."
Zhao Zhengbin menggigit roti, satu tangan membawa susu, berjalan santai dari asrama menuju aula dengan langkah yang sudah hapal di luar kepala.
Kehidupan di tempat perlindungan bagi kebanyakan orang terasa santai. Di sini tidak perlu bekerja, tidak perlu janji bisnis, pihak berwenang menyediakan makanan dan perlengkapan hidup yang cukup. Ditambah kepercayaan diri yang diberikan Pasukan Malam sebelumnya, banyak yang menganggap ini sebagai liburan Hari Nasional untuk bersantai.
Tapi bagi Zhao Zhengbin si mahasiswa, kehidupan di sini agak membosankan... Selain online dan nonton siaran langsung di aula, sepertinya tidak ada hiburan lain.
“Dia melewati koridor, tiba di ambang batas aula mencari tempat untuk duduk, suara riuh terdengar dari bawah layar, tampaknya ada yang berebut ingin menampilkan program apa di layar, pertengkaran seperti ini sering terjadi belakangan ini.”
“Tidak mengherankan, Su Zhe mengenakan ban lengan merah, berdiri di antara kedua orang itu sambil berbicara dengan serius, seolah sedang memberi penjelasan yang masuk akal.”
“Jarak terlalu jauh, bagaimana sebenarnya cara Su Zhe bernegosiasi, Zhao Zhengbin tidak bisa mendengar jelas... Tapi dari ekspresi kedua orang yang awalnya bertengkar itu, setelah 'mediasi' Su Zhe, wajah mereka semakin muram, bahkan keduanya memandang Su Zhe dengan sorotan marah, sementara Su Zhe sendiri tetap berbicara tanpa henti.”
“Yah, perkataannya malah menyakiti orang lagi.”
“Zhao Zhengbin diam-diam menyantap rotinya. Setelah dua hari berinteraksi, dia mulai cukup akrab dengan Su Zhe. Kekurangan sang kapten yang tidak bisa mengontrol mulutnya, sangat dia pahami...”
“Saat Zhao Zhengbin asyik menonton pertunjukan ini, siluet di sampingnya menarik perhatiannya. Seorang gadis berambut hitam bermasker, bola matanya juga mengamati Su Zhe di kejauhan dengan seksama, ekspresi yang rumit.”
“Zhao Zhengbin tidak bisa melihat seluruh wajahnya, tapi dari garis profil dahi, ternyata mirip sekali dengan Su Zhe...”
“Saat kebingungan Zhao Zhengbin, ringtone ponsel yang jernih berbunyi. Gadis di sampingnya langsung terkoneksi.”
““Halo? Kapten?”
“……”
““Apa? Dimajukan??” Gadis itu tertegun, nada bicaranya langsung tegang, “Aku masih di tempat penampungan Cangnan, segera menuju ke sana...”
“……”
"Kondisi |Kak... lumayan baik." |gadis remaja melirik Su Zhe, "Dia sepertinya sudah benar-benar |beradaptasi di sini. Menurutku, |Kita tak perlu |khawatir lagi... Dia sudah menemukan |kehidupan yang cocok."
“……”
"|Ya, aku |segera sampai."
|Suaranya berhenti. Gadis itu |menutup telepon, |terakhir kali menatap dalam-dalam ke arah Su Zhe yang berada di |kejauhan, lalu berbalik menuju |pintu keluar tempat perlindungan.
Memandang |punggungnya yang menjauh sang gadis, |kerutan dahi muncul di |wajah Zhao Zhengbin.
"|Kak?"
Apakah dia |adik perempuan Su Zhe?
Dan dari cara bicaranya... Benarkah adik Su Zhe juga |Penjaga Malam?
Dalam beberapa kalimat singkat, Zhao Zhengbin sudah |mencium sesuatu yang |aneh... Hampir bisa dipastikan, |status Su Zhe bukanlah |biasa Penjaga Malam. Jangan-jangan dia |bos tersembunyi? Jenis yang bisa |melawan dewa-dewa?
Tapi melihat |tergesa-gesa-nya |ekspresi sang gadis, |kondisi di luar tampaknya |tidak baik. |Sebenarnya |benda apa yang datang lebih awal?
Saat Zhao Zhengbin |merenung, keributan di depan semakin |memanas. Dua orang yang awalnya bertengkar itu kini sudah |menyergap |kerah baju Su Zhe, tangan terangkat seolah hendak |menghantam |wajahnya, terlihat sangat |marah.
Zhao Zhengbin segera maju |membantu Su Zhe |keluar dari kesulitan. Setelah berusaha keras, akhirnya berhasil meredakan |amarah mereka dan membawa Su Zhe pergi dari |tempat sial ini.
"Katakan, |petugas keamanan sepertimu ini |bagaimana bisa |melerai perkelahian malah ikut terlibat?"
"Zhao Zhengbin menyeretnya ke tepi aula, tidak tahan bertanya."
Su Zhe mengangkat bahu dengan canggung, "Aku juga tidak tahu... Salah satu dari mereka bilang mau nonton film komedi, yang lain bilang sudah bosan film komedi mau nonton film misteri, lalu mereka berdua mulai berkelahi, langsung mengumpat pakai kata-kata kotor. Kamu tahu Xiaobin, aku orang beradab, paling benci yang suka mengumpat... Aku usul, bagaimana kalau kalian nonton film pendidikan anak saja, ada teater riang untuk menghibur anak kecil, ada teka-teki hitungan penjumlahan dan pengurangan angka sepuluh digit, sekalian mengajari kalian cara bicara yang sopan... Eh mereka malah mulai memukulku."
“……”
"Kamu benar-benar pantas dapat begini ya?! Kemampuan nyindirmu level maksimal gitu?"
"Mereka berdua sudah memukulmu, kenapa tidak melawan?"
"Bercanda, aku ini Penjaga Malam." Su Zhe memijat memar di pipinya yang membuatnya menyeringai kesakitan, "Penjaga Malam mana ada alasan untuk berkelahi dengan orang biasa... Aku tidak mau turun ke level mereka."
Chapter 1949 Mutasi Utara
Zhao Zhengbin melirik berbagai memar di tubuh Su Zhe, menghela nafas pasrah.
Baru dua tiga hari Su Zhe menjadi pengelola keamanan di sini, kondisi keamanan tempat pengungsian malah semakin kacau... Sebagian besar masalah justru muncul setelah dia mencoba menjadi penengah konflik...
Bibi yang dituduh tidak adil dalam membagikan nasi mengamuk menjambak rambut, anak usia lima enam tahun yang berlarian memukul mata dengan pistol karet, setelah menghukum anak tersebut, orangtua datang menuntut keadilan, mengejek kualitas pendidikan orangtua yang payah, lalu dipukuli lagi...
"Bagaimana kalau kamu kembali saja jadi 'Penjaga Malam'." Zhao Zhengbing tidak tahan membujuk.
"Tidak perlu!" Mata Su Zhe melotot, lalu menjulurkan leher seperti angsa sombong yang kepala batunya, "Aku suka mediasi konflik tetangga, setiap hari juga tidak ada urusan, paling-paling cuma dipukul dua kali... Setelah memukulku, bukankah mereka jadi tenang? Sejujurnya, aku merasa punya bakat di bidang ini, hanya pengalaman masih kurang."
Zhao Zhengbing: ……
Zhao Zhengbing tidak ingin membuang waktu melanjutkan topik ini, beralih berkata:
"Ngomong-ngomong, tadi saat kamu sedang... eh, sedang mediasi konflik, ada gadis yang mirip sekali denganmu duduk di sampingku... Apa kamu punya adik perempuan atau semacamnya?"
Su Zhe terpaku.
Dia tiba-tiba membalikkan badan, pandangannya menyapu sekeliling, seolah berusaha mencari sesuatu.
"Dia di mana?? Orangnya mana?"
"...Sudah pergi."
"Pergi?"
"Dia menerima telepon, sepertinya dari kaptennya... Bilang ada yang dimajukan, harus segera ke lokasi." Zhao Zhengbing berhenti sebentar, lalu melanjutkan, "Dia juga bilang, kamu sudah beradaptasi baik di sini, sudah menemukan kehidupanmu sendiri, tidak perlu khawatir."
Su Zhe mematung di tempat, otak kosong.
Ia menatap arah pintu keluar tempat pengungsian, tak tahu berapa lama, baru kembali sadar, berantakan selamanya mengeluarkan suara "Oh".
"...Kamu Lumayan?" Zhao Zhengbin melihat ekspresi Su Zhe tidak biasa, bertanya.
"Aku? Aku tidak apa-apa!" Su Zhe menyunggingkan senyuman di mulut, "Aku Bagus, Bukan? Dia juga merasa kehidupan di sini cocok untukku... Inilah yang dia mau, inilah yang mereka mau..."
Entah mengapa, Zhao Zhengbin melihat senyuman di wajah Su Zhe, terasa keterusterangan...
"Sebenarnya, identitasmu juga Bukan Penjaga Malam biasa, Bukan?" Zhao Zhengbin penasaran bertanya, "Dia bilang lebih dulu, apa yang lebih dulu? Di luar terjadi urusan?"
Wajah Su Zhe pucat, hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar kekacauan dari kerumunan.
"Kalian Periksa sekarang internet! Utara tanah gempa! Bukan musuh yang menyerang kita??"
Kalimat ini bergema di gendang telinga Su Zhe seperti guntur yang berdengung.
"Utara??? Su Zhe tiba-tiba kembali sadar, "Utara??? Mengapa bisa utara... Waktu juga tidak tepat!"
Tiba-tiba Su Zhe berbicara membuat Zhao Zhengbin terkejut, langsung membuka ponsel, ternyata, beberapa informasi terkait di internet sudah memaksakan ke posisi teratas.
Su Zhe merebut ponsel, langsung membuka video paling atas.
Berbeda dengan peralatan profesional tim eksplorasi Perintis, video call ini terlihat jelas direkam secara manual menggunakan ponsel. Dari tampilan layar, perekam juga berada di dalam sebuah shelter dengan beberapa tulisan besar mencolok di dinding kejauhan yang terlihat jelas.
“（th）128—002？” Zhao Zhengbin mengerutkan kening, “Ini tempat mana...”
“Kota Tianhe.” Su Zhe menatap tajam layar tanpa berkedip, “Salah satu kota paling utara Da Xia, total ada lima shelter yang dibangun. Nomor 002 ini seharusnya berada di posisi paling utara seluruh Kota Tianhe...”
Dalam rekaman, shelter terus-menerus bergetar dengan gila-gilaan seolah ada sesuatu yang terus menginjak-injak permukaan. Lampu langit-langit berkedip tak menentu, suara panik warga terdengar jelas. Meski ada anggota militer yang mengevakuasi orang-orang dari aula kembali ke asrama, situasi tetap kacau balau.
“Apa yang terjadi? Apakah musuh benar-benar menyerang?” tanya Zhao Zhengbin dengan wajah khawatir yang sama seperti netizen lainnya, “Apakah mereka dalam bahaya?”
Su Zhe menatap layar sejenak lalu menjawab tenang, “Tidak usah buru-buru... Lanjutkan saja.”
Di bawah getaran terus-menerus, langit-langit di atas kepala semua orang terus mengeluarkan suara derak dan desis. Seolah ada sesuatu yang mencakar, menggerogoti, dan menginjak-injak shelter yang terkubur dalam di bawah tanah ini. Di layar, ekspresi ketakutan semakin pekat di wajah para penghuni.
Hampir bersamaan, aliran cahaya melesat dari langit-langit tempat penampungan, menerangi seluruh bagian atas struktur bawah tanah. Cahaya menyilaukan itu menyusuri struktur bangunan misterius yang saling bertautan, membentuk ukiran raksasa tak kasat mata yang dalam sekejap menyelimuti seluruh area penampungan!
Di layar, para pengungsi seolah ditampar sesuatu, tubuh mereka sedikit bergoyang terhuyung mundur beberapa langkah. Bahkan ponsel yang sedang merekam video call pun tergelincir ke lantai.
Dug——!!
Suara meredam bergema dari bawah bangunan. Struktur ini seolah kembali ditanamkan ke dasar bumi, dan segera pulih dalam keheningan.
Dengan ekspresi bingung, para pengungsi mengelus kepala sambil melirik ke 4 minggu. Lampu yang sebelumnya berkedip-kedip kini telah stabil kembali. Tak ada gempa, tak ada kerumunan menginjak-injak. Semua kejadian tadi bagaikan mimpi buruk, dan kini... mimpi itu telah sirna. Semua orang berdiri mempatung dalam keadaan utuh, sorot mata mereka hanya menyisakan kebingungan yang dalam.
"Jangan panik warga sekalian. Tempat penampungan baru saja mengalami pengaruh struktur geologi yang menyebabkan getaran, namun kini telah stabil kembali. Jika Anda merasakan pusing selama goncangan tadi, itu merupakan fenomena normal. Beristirahatlah 1-2 menit pasti pulih. Bagi yang mengalami pusing hebat, segera angkat tangan sebagai isyarat. Kru akan menuntun kalian ke klinik untuk beristirahat..."
Suara pengumuman yang berat bergema di setiap sudut tempat perlindungan, nada bicara yang tenang sedikit meredakan gejolak hati semua orang. Setelah memastikan tidak ada lagi situasi seperti sebelumnya, mereka menampar dadanya dengan sisa ketakutan, lalu mulai saling berkomunikasi.
Di sini, video call ini akhirnya dianggap selesai.
"Apa sih... Cuma gempa biasa, mana ada invasi musuh? Jangan menyebar komentar bohong yang bikin panik lah!" Di antara kerumunan, seseorang berbicara dengan tak berdaya.
Komentar serupa juga mendominasi bagian ulasan dari beberapa trending topik panas ini.
【Satu gempa saja sudah bikin kalian panik begitu... Tempat pengungsian ini kan di bawah tanah, wajar saja kalau getarannya lebih terasa kuat?】
【Ini Kota Tianhe? Sepertinya memang berada di zona pertemuan lempeng tektonik, gempa sehari-hari juga sering terjadi】
【Kalian jangan enak ngomong sambil berdiri, nggak pegal pinggang! Aku ada di lokasi! Suara dari luar tadi benar-benar menakutkan! Persis seperti ada sesuatu yang sedang menggerogoti tempat perlindungan!】
【Mungkin disebabkan perubahan geologis, hanya terdengar seperti suara mengunyah saja】
【Iya, kalau benar ada musuh menyerang, kenapa sekarang berhenti? Sadar diri?】
【Bahkan jika Pasukan Malam yang bertindak, seharusnya ada suara pertarungan kan? Berhenti tiba-tiba begini, memang tidak seperti serangan musuh... Mungkin kalian terlalu sensitif】
【Tapi cahaya di langit-langit tadi itu apa? Lampu darurat?】
【Santailah, jangan tegang. Kalau ada waktu coba lakukan yoga, berdiam lama di bawah tanah memang bisa membuat tidak nyaman】
【Kita juga berada di utara tempat perlindungan, baru saja benar-benar merasakan gempa, tapi tidak sekuat di video call, seharusnya hanya gempa susulan yang datang】
【……】
Chapter 1950 【Weiyang】
Selain orang-orang yang benar-benar berada di tempat perlindungan itu, komentar netizen hampir seragam menganggap mereka panik berlebihan, cuma gempa biasa, tidak ada yang istimewa.
Ditambah kesaksian teman-teman dari utara lainnya, "badai serangan musuh" kali ini diam-diam mereda, tagar digantikan oleh "Gempa Utara", popularitasnya juga cepat turun.
Tapi Zhao Zhengbing merasa urusan ini tidak sesederhana itu.
Bukan karena dia menyadari sesuatu yang mencurigakan... Hanya saja di sisinya ada seorang 'Penjaga Malam', dan dari reaksi Su Zhe tadi, pasti ada rahasia dalam urusan ini!
"Bukan gempa, kan?" Zhao Zhengbing bertanya dengan suara tertahan, "Yang berbinar di langit-langit itu juga bukan lampu darurat, ya?"
"Ini, aku tidak bisa..."
"Aku sudah memberitahukan urusan adik perempuanmu padamu." Zhao Zhengbing memandang sekeliling, "Lihat, segala yang kuketahui tidak kusembunyikan darimu, identitasmu juga tidak pernah kubocorkan, sebagai teman, aku bahkan tidak punya kesempatan untuk mengetahui sedikit saja informasi dalam?"
"......" Su Zhe ragu sejenak, akhirnya menghela napas, "Kau benar, itu bukan gempa."
"Dari mitologi Cthulhu menyerang?"
"......Kemungkinan besar ya."
"Lalu mengapa tempat perlindungan kembali tenang? Apakah mereka menarik pasukan?" Zhao Zhengbing bertanya sambil mengerutkan kening.
"Tidak." Su Zhe menggelengkan kepala, "Mereka mengaktifkan 【Weiyang】."
“【Weiyang】？ Apa itu？”
“Jinxu buatan manusia milik 'Penjaga Malam', begitu area larangan【Weiyang】yang terbuka lebar mendapat kerusakan dari kekuatan eksternal, akan segera memindahkan makhluk di dalam jinxu ke titik penanda lain... Jinxu buatan manusia ini biasanya dipakai untuk melindungi segelintir orang biasa, tapi biaya pembuatannya mahal, radiusnya juga terbatas, yang bisa memakainya tidak banyak.” Su Zhe melanjutkan, “Komandan Lin memperbaiki jinxu ini dan memasukkannya ke dalam struktur tempat pengungsian. Begitu tempat pengungsian mendapat serangan skala besar, tempat pengungsian beserta semua orang di dalamnya akan diteleportasi ke titik penanda lain...”
“Jadi tadi bukan evakuasi karena serangan musuh, tapi tempat pengungsian membawa warga sipil melakukan evakuasi dimensi langsung?” Zhao Zhengbin membelalakkan mata, “Lalu mereka sekarang di mana?”
“Bahkan setelah diperbaiki, jangkauan pergerakan【Weiyang】masih sangat pendek. Katanya dalam sesi uji tempat pengungsian hanya bisa berpindah dua kilometer... Tapi Komandan Lin memakai sesuatu untuk memperluas jarak ini lagi...”
“Sesuatu?” Zhao Zhengbin penasaran bertanya, “Apa itu?”
“Kamu tetap nggak bakal ngerti...”
“Kamu jelasin dulu!”
“Inti Bumi, tahu apa itu?”
Zhao Zhengbin terlihat bingung.
"Kan itu semacam benda sakti... Komandan Lin menggunakan benang-benang karma, menyambungkan 【Weiyang】 di semua tempat perlindungan dengan inti bumi, demi teleportasi jarak super jauh bawah tanah. Saat ini di wilayah Da Xia terdapat lima tanda teleportasi yang sudah dipasang di timur, selatan, barat, utara, dan tengah. Begitu ada serangan di area perlindungan manapun, akan otomatis terkirim ke titik teleportasi zona terkait, ini untuk melindungi warga. Kalau ada serangan tak terduga, bisa mengulur waktu sebentar. Kalau ingatanku tidak salah, tanda di utara seharusnya di Kota Beibin..."
"Jadi tempat perlindungan di video itu sebenarnya sudah dikirim ke bawah tanah Beibin?" Zhao Zhengbing termenung, "Lalu kalau musuh menerjang sampai Beibin? Bukannya tetap menemui ajal?"
"Makanya 【Weiyang】 cuma bisa untuk mengulur waktu. Durasi musuh mengejar dari Tianhe ke Beibin ini adalah waktu emas penyelamatan bagi Pasukan Malam... Kalau gagal menghalangi musuh dalam waktu ini, menyebabkan Beibin jatuh, korban jiwa akan mencapai kode langit yang mengerikan." Ekspresi Su Zhe penuh keseriusan.
Mendengar ini, kecemasan mendesak menyelimuti hati Zhao Zhengbing.
Awalnya dia cuma ingin mendengar info internal dari Su Zhe, tak menyangka langsung dapat informasi meledak ini... Saat warga lain santai menggeser ponsel, dialah satu-satunya orang biasa yang tahu bencana akan segera turun.
Dia menelan ludah, gugup bertanya:
"Lalu, berapa lama kira-kira mereka dari Tianhe ke Beibin...?"
“Ini tergantung siapa musuhnya. Jarak antara Kota Tianhe dengan Kota Beibin kira-kira 1.100 kilometer. Jika menggunakan kereta berkecepatan tinggi, butuh belasan jam. Tapi kalau dewa... itu hanya urusan beberapa menit.”
“Beberapa menit? Secepat ini?!”
Zhao Zhengbian pertama kali mendapat gambaran tentang kemampuan dewa. Ia tidak tahan bertanya, “Tapi, di antara Penjaga Malam juga ada dewa. Kalau jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Beibin, sebenarnya masih bisa sampai... kan?”
Su Zhe menunduk, tidak menjawab.
Jika menurut rencana awal Da Xia, sekarang semua pasukan elit seharusnya berada di perbatasan paling selatan. Yang bisa mencapai Kota Beibin dalam beberapa menit hanya Kloie yang bisa teleportasi, dan Dewa Waktu Wang Mian.
Tapi bahkan jika mereka sampai, lalu bagaimana?
Hanya dengan dua orang, dengan apa mereka bisa menahan pasukan Cthulhu? Dan siapa yang tahu, bagaimana kondisi di Benteng Jialin sekarang? Apakah sudah diserang?
Jika pasukan Cthulhu benar-benar menyerang dari utara, semua persiapan mereka selama ini pada dasarnya kubunuh!
Su Zhe tidak bodoh. Ia paham situasi Da Xia saat ini. Justru karena itu, hatinya penuh kecemasan dan kegelisahan... Bagaimana Da Xia harus bertempur??
Saat Su Zhe meremas-remas rambutnya sambil berpikir keras, ia seperti tersadar akan sesuatu. Ekspresinya agak rumit.
“Bisakah sampai tepat waktu, aku juga tidak tahu.” Dia melirik ban lengan merah di lengannya, berbicara pelan, “Dengan performaku, meski tahu semua juga tak bisa mengubah apa-apa... Lagipula, aku cuma personel logistik yang mengurus tempat pengungsian, ngapain repot-repot mikirin sebanyak ini?”
Dalam pikirannya, terlintas siluet pria berjubah merah marun itu. Pandangannya seolah menembus kehampaan tak berujung, menatap ke suatu tempat di utara...
“Bahkan jika langit runtuh, pasti ada orang tinggi yang menahannya... Tapi orang tinggi itu, bukan aku.”
Entah ilusi atau bukan, saat mengucapkan kalimat ini, Zhao Zhengbin melihat kesepian dan kepasrahan di wajah Su Zhe.
Alis Zhao Zhengbin berkerut halus. Ada rasa tidak suka yang naluriah terhadap pernyataan itu.
Ibunya dan Su Zhe sama-sama pernah mengucapkan kalimat itu. Tapi ini bertentangan dengan prinsip yang diyakininya. Yang ia tangkap justru alasan pengecut untuk membenarkan kelemahannya... Meski alasan itu dibungkus dengan dalih "realita" dan "kepasrahan" yang terdengar begitu mulia dan masuk akal.
“Tapi orang tinggi juga bisa lelah.” Zhao Zhengbin berkata serius, “Di dunia ini, pasti ada hal yang bisa kita lakukan, bukan? Kalau semua harus dipikul orang tinggi, betapa sepianya dia? Betapa lelahnya?”
Chapter 1951 Umpan
Su Zhe tertegun memandang Zhao Zhengbin.
“Tahukah kau？Mungkin kau benar-benar cocok menjadi Penjaga Malam.” Lama kemudian, dia tersenyum pasrah, "Keberanianmu, kegigihanmu, misi hidupmu... semuanya jauh melampauiku. Kau seperti Penjaga Malam yang terlahir alami... Sedangkan aku, hanyalah pengecut penakut yang mulutnya tak pernah diam!"
Su Zhe memiliki identitas sebagai Penjaga Malam, namun tak memiliki semangat dan keberanian yang sepadan;
Sedangkan Zhao Zhengbin tanpa jubah Penjaga Malam, tapi memiliki jiwa yang berkilau seperti permata... Hubungan mereka bagai lelucon nasib yang menempatkan jiwa masing-masing ke dalam tubuh yang salah.
"Kau bukan pengecut." Zhao Zhengbin melirik pinggang Su Zhe yang menggelembung, "Pengecut sejati yang menyerah pada realita akan menyembunyikan masa lalunya dengan gila-gilaan, pura-pura melupakan segalanya, memulai kehidupan baru... Bukan menyimpan pedang lurus simbol masa lalu di sabuk pinggangnya."
Su Zhe terpaku.
"Aku..." Su Zhe meraba pinggangnya, pedang lurus yang keras itu terhimpit rapat oleh sabuk pinggang, dingin dan menusuk kulit.
Ia tak tahu mengapa terus membawa pedang ini... Di tempat penampungan ini, senjata sama sekali tak berguna. Kebiasaan membawanya hanyalah refleks tanpa sadar.
Ia kembali sadar, menggelengkan kepala dengan getir, "Kau terlalu menganggapku hebat. Aku paling paham betapa menyebalkannya diriku ini..."
“Kamu paham tidak？” Zhao Zhengbin membuka mulut dengan pasrah，“Kalau kamu benar-benar paham diri sendiri, dua hari ini tidak akan sampai dipukuli sampai muka babak belur……Sudah kukatakan, tempat ini bukan milikmu.”
“Bukan milikku lalu kenapa？”
Su Zhe mengerutkan alisnya, nada suaranya sedikit meninggi, entah sedang marah kepada siapa，“Kemampuanku cuma segini, sekarang keluar bisa apa？Aku tak bisa membantu siapapun！Akhirnya cuma akan seperti bola usang yang dibiarkan di sini dengan belas kasihan！！Baiklah！Sekarang aku tetap di sini, sudah berusaha mati-matian beradaptasi！Lalu bilang tempat ini bukan milikku？？Bercanda apa ini！！”
Amarah misterius Su Zhe membuat Zhao Zhengbin juga mengerutkan alis, ia membuka mulut ingin membujuk, namun yang bersangkutan langsung berbalik dan berjalan menjauh.
Memandang punggungnya yang menjauh, Zhao Zhengbin menghela napas dengan pasrah……
……
“Apakah Su Yuan belum sampai？”
Di tepi landasan, Fang Mo melihat jam lalu bertanya dengan suara berat.
Baling-baling beberapa helikopter berputar di udara menimbulkan dengungan meredam, angin kencang menerbangkan beberapa jubah ungu, seolah siap lepas landas kapan saja.
“Dia baru saja mengirim pesan katanya sebentar lagi…Di situ！Sudah datang！” Li Zhenzhen memandang ke kejauhan, suaranya belum habis ketika melihat sebuah pesawat mendekat dengan cepat.
Pesawat mendarat di bandara, Su Yuan bergegas mendekati kerumunan orang, enam anggota aktif Tim 【Iblis】 telah berkumpul lengkap.
“Kapten, apa maksudnya Serangan musuh datang lebih dulu?” Su Yuan bertanya dengan bingung, “Bukankah seharusnya masih ada beberapa jam lagi sebelum waktu yang ditentukan?”
Fang Mo hendak memberikan penjelasan, ketika sebuah suara terdengar dari kejauhan.
“【Kunci Gerbang】 sudah siuman. Semua masa depan yang kita ketahui dari Wang Mian sebenarnya sudah salah sejak awal.” Siluet berbaju kasaya berlumpur melangkah pelan mendekat.
Melihat Biksu Takdir datang langsung, keheranan muncul di sorot mata semua orang. Lu Baoyou mengerutkan alis menatapnya, suara berat menggema, “Kamu tidak terlihat kaget?”
“Sejak Wang Mian tua kembali, aku sudah menduga kemungkinan seperti ini.”
“Lalu mengapa kamu tidak mengingatkan yang lain?? Semua persiapan Da Xia sekarang sudah tidak bekerja.”
Biksu Takdir meliriknya, “Apa hal terpenting dalam memancing ikan?”
“Memancing ikan?” Lu Baoyou mengangkat alis, menggelengkan kepala.
“Umpan.” Biksu Takdir berbicara datar, “Wishnu adalah umpan yang dikirim mitologi Cthulhu untuk mendapatkan kepercayaan kita. Jika kita ingin mitologi Cthulhu lengah, kita juga harus memberikan umpan yang cukup... Perang di garis depan hanyalah pertempuran melawan anak 【Kambing Hitam】 dan dewa-dewa yang terkontaminasi. Menang atau kalah tidak penting, hanya dengan membunuh 【Kekacauan】 dan 【Kambing Hitam】 barulah bisa disebut menentukan kemenangan sejati.”
“Tapi tak ada yang bisa menghalangi Mereka. Akan banyak korban jiwa, dan menyebabkan kepanikan besar...” Fang Mo mengerutkan alis.
“Berapa banyak orang yang mereka bunuh, seberapa besar kepanikan yang mereka sebabkan, tak penting... asalkan jumlah yang selamat cukup untuk mendukung reproduksi manusia.” Biksu Takdir menjawab dengan tenang, “Sebelum perang dimulai, diam-diam aku sudah mengirimkan seribu pasang pemuda-pemudi ke luar wilayah Da Xia. Bahkan jika semua warga di dalam wilayah Da Xia mati, manusia tetap akan eksis. Rencana Musim Beku, skema evakuasi, tempat penampungan... semua itu rencana Lin Qiye sendiri. Dari awal, aku tak setuju dengan pemikirannya. Itu hanya buang-buang waktu.”
Ucapan Biksu Takdir ini membuat anggota Tim 【Iblis】 terkejut luar biasa! Pandangan mereka ke arah biksu itu seolah melihat orang gila!
Semua warga di wilayah Da Xia mati tak jadi masalah??
Bahkan Lu Baoyou yang menganggap dirinya tak berperasaan, terperangah mendengar pernyataan Biksu Takdir...
Dengan logika ini, di mata Biksu Takdir semua rakyat, Penjaga Malam, bahkan dewa-dewa manusia... semuanya hanya pion yang bisa dikorbankan. Targetnya sangat jelas dan tegas: menghabisi Tiga Dewa Pilar!!
“Jangan memandangku seperti itu... Kalian tak perlu menyetujui pemikiranku. Cukup selesaikan misi kalian.” Sorot mata Biksu Takdir tertuju pada Fang Mo, “Apa misi kalian, Kapten Fang Mo?”
“...Tahu.” Fang Mo mengangguk dengan ekspresi rumit.
Biksu Takdir berbalik badan. Sebelas sosok muncul dari kejauhan—mereka adalah agen Dua Belas Raja Dewa yang pernah beberapa kali berpapasan dengan Tim 【Iblis】!
“Mereka adalah target yang harus Kalian antarkan... Setelah mengantarkan mereka ke Kuil Dewa Leluhur, Kapten Fang Mo akan memberi tahu Kalian caranya.” Biksu Takdir melihat jam, "Waktu kita tidak banyak lagi, gerakan Kalian harus cepat."
Pandangan Fang Mo bertemu dengan sebelas agen Dewa Emas lainnya. Ekspresi mereka berbeda-beda, tapi tetap naik ke dua pesawat sesuai petunjuk Biksu Takdir.
Tim 【Iblis】 dengan isyarat dari kapten mereka Fang Mo, langsung menuju pesawat lain.
"Lu Baoyou."
Saat Lu Baoyou terakhir hendak naik pesawat, Biksu Takdir tiba-tiba berbicara.
Lu Baoyou berhenti dan menoleh ke belakang.
"Maaf, waktu terlalu mepet. Kami belum berhasil menemukannya." Kata Biksu Takdir.
"......" Sorot mata Lu Baoyou berkedip samar menampakkan kekecewaan, tapi cepat kembali normal. "Aku mengerti."
Setelah berkata demikian, dia langsung memasuki kabin pesawat.
Beberapa pesawat cepat-cepat terangkat dengan gemuruh mesin, terbang menuju cakrawala laut!
Chapter 1952 Tempat Pengungsian Rusak
Kota Tianhe.
“Awan daging berdenyut yang menggeliat menutupi langit, di antara semesta yang remang-remang, puluhan【Kambing Hitam】anakan menerjang kota. Tubuh monster ini terlihat seperti kombinasi pohon dan domba, batang kekarnya mencapai ratusan meter, bola mata merah darah menyebar di seluruh tubuh, ranting-ranting seperti tentakel menari-nari gila, menghancurkan bangunan sekitar menjadi pecahan kaca. Puluhan kuku domba menopang tubuh raksasa ini, melesat maju dengan kecepatan luar biasa!
Fondasi gedung tinggi tertembus, debu reruntuhan memenuhi tanah. Permukiman padat hancur selemah busa di hadapan monster-monster ini. Sirine mobil bergema ke angkasa, pusat kota yang pernah meriah kini menjadi puing dalam sekejap.
Di antara awan hitam pekat, sepasang mata raksasa merah darah mengawasi segala kejadian di bawah.
"Merusak ini percuma saja." Di langit-langit, siluet hitam sambil menyikat ponsel melangkah di udara kosong, berkata santai, "Mereka semua berlindung di ruang bawah tanah. Harus dikeluarkan dengan cara mengoreknya."
Dari awan daging dan darah, sebuah tentakel mengayun ke suatu arah. Riak anakan di bawah langsung terbelah, tiga aliran hitam muncul. Setiap aliran terdiri dari ribuan anakan, menerjang langsung ke tiga penjuru kota.
“Anak-anak ini seolah dibimbing oleh 【Kambing Hitam】, dengan cepat menemukan posisi tempat perlindungan. Hampir seketika, bangunan-bangunan di sekitar mereka rata dengan tanah.
Mereka berdiri tegap di atas puing-puing ini. Puluhan ribu Tentakel dan ranting-ranting menyusup ke dalam bumi, menusuk beton kokoh dan lapisan batuan. Sebuah lubang besar yang menakjubkan sedang terbentuk dengan cepat!
Seiring penggalian terus-menerus anak-anak 【Kambing Hitam】 ini, lubang semakin dalam. Garis profil bagian atas tempat perlindungan yang raksasa mulai terkuak di udara.
Tentakel-tentakel rapat melilit permukaan tempat perlindungan, perlahan mencabutnya dari bawah tanah. Bahkan beberapa Tentakel langsung mencari kelemahan struktur ini, berusaha meruntuhkan cangkang untuk masuk. Namun tempat perlindungan bergaya pixel ini bagaikan batu utuh yang tak terbantahkan, sama sekali tak ada celah.
Tepat saat anak-anak ini berjuang mencari titik terobosan, cahaya menyilaukan tiba-tiba berbinar dari tempat perlindungan. Struktur khusus di bawah pancaran cahaya ini membentuk pola rumit dan misteri. Langsung setelah itu, gelombang dimensi muncul mengelilingi tempat perlindungan!
"Eh?" 【Kekacauan】 di kejauhan seperti menyadari sesuatu, memandang ke sini dengan heran.
Sung——!
Pada momen berikutnya, tempat perlindungan yang dibungkus puluhan Tentakel menghilang begitu saja.
Ribuan anak-anak terdiam di lubang yang dalam. Bola mata merah mereka menyapu sekeliling, tampak sedikit bingung...
“Malah menyisipkan persiapan?”【Kekacauan】menginjakkan kaki, langsung menghampiri tepi lubang itu, termenung mengusap dagu, "Teleportasi titik tetap, dan bau Inti Bumi... Hehe, anak bawang itu memang menarik."
Di langit, awan daging dan darah yang terus bergerak-gerak tiba-tiba mengeluarkan siluet compang-camping, seolah tersusun dari jenazah-jenazah, sekujur tubuhnya dipenuhi bola mata merah darah.
Tak lain adalah Dewi Kematian "Nefertem", dewa utama Kota Matahari Mesir yang telah diluluhlantakkan Dinasti Musim Panas.
Bibir membusuk Nefertem perlahan terbuka, nada aneh menggema:
"Rencanamu telah pupus,【Kekacauan】."
"Pupus? Bukan, bukan..."【Kekacauan】mengangkat bahu, "Permainan waktu receh ini mungkin berguna untuk anak-anak bodohmu, tapi sama sekali tak berpengaruh padaku... Suruh saja tiga dewa utama menurut perintahku, aku jamin yang berikutnya tidak akan kabur."
Awan hitam yang bergerak-gerak di langit terhenti sejenak, kembali mengeluarkan tiga siluet, juga berasal dari jenazah dewa utama Kota Matahari yang telah runtuh: Dewa Angin "Shu", Dewa Bumi "Geb", dan Dewi Langit "Nut".
Di bawah kendali【Kambing Hitam】, ketiga dewa utama itu langsung terbang ke selatan. Kecepatan terbang dewa utama jauh melampaui riak anakan, seketika menghilang tanpa jejak.
【Kekacauan】Tak tergesa mengangkat ponsel, ternyata trending topic sudah dipenuhi diskusi gempa bumi di utara. Tapi sepertinya tak ada yang mengira ini serangan musuh... Hal ini membuat 【Kekacauan】yang berharap menciptakan kepanikan merasa kesal.
"Ah... Tak apa, pertunjukan megah selalu butuh suspense." 【Kekacauan】tersenyum mengerikan, "Sebentar lagi, adegan bagus segera dimulai..."
Nefertem yang dikendalikan 【Kambing Hitam】melirik 【Kekacauan】yang masih asyik berselancar di ponsel, "Kamu suka banget online, kenapa tak buat siaran langsung sendiri?"
"Autentikasi identitas asli di platformku gagal, tak bisa dibuka." 【Kekacauan】berkata pasrah.
【Kambing Hitam】：...
Tiga dewa utama melintasi ufuk langit, menerjang keluar batas Kota Tianhe. Melewati padang liar dan pegunungan tak berpenghuni, mereka segera berhenti di atas tempat perlindungan dekat pinggiran kota.
Lokasi ini berada tak jauh dari arah gerak pasukan besar. Beberapa puluh kilometer ke depan terletak Kota Beibin, tempat perlindungan terdekat dari pasukan Cthulhu saat ini.
Geb, Dewa Tanah mengangkat kedua tangannya. Tanah gersang bergetar hebat, retakan mengerikan terbuka di permukaan. Garis besar tempat perlindungan yang seharusnya digali para yatim piatu itu terpapar di hadapan tiga dewa utama.
Dewi Langit Nut menginjakkan kakinya, bayangan gelap raksasa yang tertancap dalam di bawah tanah perlahan mulai terangkat ke atas. Bangunan super yang menampung hampir satu juta orang ini, setinggi ratusan meter, luas lantainya tak kalah dari tiga stadion yang disatukan. Permukaannya tersusun dari pixel-pixel yang dirakit, bentuknya rumit dan misterius. Saat tempat pengungsian ini melayang terbang, seolah-olah puncak gunung yang bersemayam di bawah tanah dipindahkan dengan paksa!
Meski Dewi Langit Nut, mengendalikan gedung sebesar ini untuk terbang pun terlihat kelelahan. Tubuhnya yang dipenuhi bola mata merah darah gemetar halus, seolah akan berhamburan setiap saat.
Untungnya Dewa Angin Xiu dari sisi lain segera bertindak, mengendalikan angin untuk meredakan sebagian tekanannya. Barulah tempat itu bisa ditahan di udara dengan mantap, tanpa goyangan sedikit pun.
Tapi baik Geb yang membuka tanah, maupun Nut yang mengendalikan tempat pengungsian, semua gerakannya dilakukan dengan hati-hati. Tak ada kerusakan sedikit pun, bahkan para penghuni di dalamnya hampir tak merasakan apa-apa. 【Weiyang】 yang terukir di dalam tempat pengungsian juga belum terpicu.
"Lalu bagaimana?" Dari kejauhan, Nefertem bertanya dengan suara serak.
【Kekacauan】 berdiri di langit-langit, melirik benda raksasa yang melayang di permukaan itu. Dengan santai ia mengangkat satu jari, menyentuh lembut dari jarak jauh.
Dimensi di atas tempat pengungsian tiba-tiba berputar balik. Seolah ada jari tak kasat mata yang menusuk kehampaan, memberikan tekanan keras di permukaan tempat pengungsian!
Menyadari diri sedang diserang, cahaya menyilaukan segera berbinar dari permukaan tempat perlindungan. Namun sebelum 【Weiyang】 sempat memindahkan tempat perlindungan, ruang yang retak langsung menghancurkan pola bercahaya itu!
Dor——！！
Hanya terdengar suara ledakan dahsyat, sebuah celah raksasa terbuka di udara!
Chapter 1953 Kabur
Saat tempat perlindungan bergetar hebat, warga di lantai paling atas merasakan langit-langit berat di atas kepala mereka tiba-tiba menghilang!
Angin asin menyengat menerobos masuk melalui celah raksasa. Puluhan warga yang terjatuh ternganga melihat siluet tiga dewa bermata serangga merah darah sedang memandang dingin dari langit gelap.
Pada momen berikutnya, suara alarm menusuk menggema di seluruh kompleks perlindungan!
Warga yang menyaksikan langsung adegan di langit hanya bisa terdiam sesaat sebelum teriakan panik bergemuruh. Mereka mencoba bangkit dari lantai, namun mendapati diri seperti lumpur tak berdaya di bawah tatapan tiga dewa itu.
Sementara warga di lantai bawah sama sekali tak tahu apa yang terjadi. Lampu peringatan merah berkedip menyelimuti semua tingkat, memantulkan wajah-wajah bingung penuh kepanikan.
"Apa yang terjadi! Kenapa alarm berbunyi??"
"Barusan ada getaran ya? Jangan-jangan gempa susulan?"
“Runtuh... Tempat perlindungan dihancurkan！！”
“Apa？？ Bagaimana mungkin？？”
“Sudah kuduga! Itu sama sekali bukan gempa！！”
“Aku mau mati... Kita semua akan mati！！ Aku belum mau mati AAA！！”
“Lepaskan aku！！ Lepaskan aku! Aku tak mau terperangkap di sini! Aku mau hidup! Masih ada dua orang tua dan anak yang harus kuhidupi！ Lepaskan aku！！”
“Ibu! Ibu...”
“……”
Masyarakat di lantai paling atas melihat tiga dewa aneh dan perkasa melalui celah di atas kepala mereka, getaran jiwa terdalam membuat mereka terus-menerus berusaha kabur dari sini!
Di bawah lampu peringatan merah, kerumunan panik langsung kacau balau. Banyak siluet bangkit dari tanah, gila-gilaan menerobos kerumunan menuju pintu keluar. Di bawah lampu yang remang-remang, beberapa sosok kecil terhimpit pasrah di tengah keramaian.
“Ibu tolong... Ibu？？” Seorang anak lelaki berusia lima-enam tahun hampir sesak napas dihimpit dua pria tinggi besar. Matanya yang penuh ketakutan menyapu sekeliling, tapi tak menemukan sosok familiar di kerumunan.
Di lingkungan sempit ini, orang-orang yang dikuasai ketakutan sama sekali tak menyadarinya. Naluri bertahan hidup yang terpatri dalam tulang sumsum berbisik: Tempat ini sangat berbahaya, hanya dengan kabur ke luar, baru bisa selamat.
“Jangan panik! Jangan berdesakan！！ Semua tetap di tempat jangan bergerak！！”
“Beberapa personel militer yang bertugas menjaga ketertiban, mengerahkan seluruh tenaga untuk berteriak lantang, namun sama sekali tak bisa menghentikan kerumunan yang berusaha menerjang keluar dari tempat perlindungan.
Sebagian orang yang memang sudah berada di asrama, secara refleks menyembunyikan diri di sudut ruangan. Sementara mereka yang berada di aula dan restoran - area dengan keramaian tinggi - langsung terpengaruh emosi orang-orang di sekitarnya, lalu ikut memaksakan diri menuju arah berbagai pintu keluar!
"Jangan keluar!! Keluar berarti datang untuk mati!!!" Salah seorang personel militer yang berjaga di pintu, tiba-tiba mencabut senjata api dan mengarahkannya ke langit-langit.
Braak——!!
Suara senjata api membuat warga di garis depan sedikit kembali waras. Mereka ingin berhenti, tapi tak lama kemudian, kerumunan yang bergerak seperti ombak dari belakang langsung mendorong mereka maju dengan pasrah!
Dorongan mengerikan dari belakang menerjang kerumunan depan beserta personel militer penjaga ketertiban ke permukaan pintu yang tertutup rapat. Tubuh mereka seperti kue daging yang terjepit di tengah. Gadis-gadis yang secara fisik lebih lemah dan anak-anak kecil, paru-parunya terjepit sampai tak bisa bernapas normal, wajah mereka mulai berubah dari pucat menjadi kebiruan.
Telapak tangan mereka terangkat dengan susah payah, terus-menerus memukul kerumunan di sekeliling, tapi tak ada yang memperhatikan... Dalam keriuhan kepanikan ini, nyawa mereka pun pudar dalam keheningan...
“Ckckck……Lihatkah? Inilah manusia.” Dari kejauhan, 【Kekacauan】 yang sedang memandang ke arah sini mengangkat sedikit sudut mulut, “Bahkan tanpa kami berbuat apa-apa, ketakutan, keegoisan, dan kebutaan mereka akan menuntun diri mereka sendiri menuju kehancuran...”
Nefertem dengan tenang menyaksikan semua ini, suara 【Kambing Hitam】 kembali bergema:
“Apa menariknya ini? Mengapa kita harus menghabiskan waktu di sini?”
“Jangan buru-buru... Kesempatan langka seperti ini tentu harus dimainkan baik-baik.” 【Kekacauan】 melambaikan tangan, “Kalau mereka ingin keluar, biarkan saja...”
Pada momen berikutnya, semua pintu keluar tempat pengungsian remuk diterjang, kerumunan panik langsung berhamburan keluar. Di luar pengungsian terbentang padang liar kosong, sambil menoleh ketakutan memandang tiga dewa aneh yang melayang di langit-langit, mereka berlari menjauhi arah pengungsian!
Bocah lelaki yang semula terjepit dalam kerumunan, ikut terdesak keluar dari pengungsian. Saat kerumunan mulai berpencar di luar, tubuhnya tertatih-tatih dan terjatuh. Deretan kaki panjang melintas di hadapannya, akhirnya ia bisa menarik napas lega setelah hampir mati lemas.
“Xiao Yu, Xiao Yu!!”
Dari kerumunan, seorang wanita paruh baya menerjang keluar seperti orang gila. Melihat bocah yang terbaring di tanah, pupil matanya menyempit tajam. Tanpa ragu ia menerjang mendekat dan memeluk tubuh kecil itu!
“Ibu...” Bocah bernama Xiao Yu itu wajahnya pucat pasi, berkata serak lemah, “Mengapa mereka... mendorongku?”
Wanita paruh baya membuka mulut, sementara itu tak tahu bagaimana menjawab, hanya memeluk janin dengan penuh kasih sementara air mata mengalir tak terbendung.
"Xiao Yu, Ibu akan membawamu pergi!" Dia mengangkat anak itu, menyusul kerumunan yang berlari ke kejauhan.
"...Tapi prajurit tadi bilang, tempat perlindungan adalah yang paling aman..."
"Aman apa?! Monster-monster itu sudah menerjang, tidak lari malah diam di sana bukannya jadi target?" Kata wanita paruh baya tanpa ragu.
"Tapi..." Anak laki-laki itu mengulurkan tangan gemetar, menunjuk tiga dewa di udara, "Bisakah kita lari lebih cepat dari mereka?"
Wanita paruh baya membeku di tempat.
Melihat tiga dewa masih berdiri tegak di atas tempat perlindungan, secercah harapan muncul di hati orang-orang yang berada di barisan terdepan.
Tidak mengejar ke sini? Ternyata lari lebih dulu memang keputusan tepat!
Beberapa yang nekat bahkan mengeluarkan ponsel, membuka halaman siaran langsung, sambil berlari merekam pemandangan di belakang mereka.
Sebagian penonton masuk ke siaran langsung, melihat adegan di layar, wajah mereka langsung pucat, lalu membagikannya ke internet sambil mengajak warga sekitar menonton bersama. Popularitas beberapa siaran langsung mulai melonjak dengan kecepatan luar biasa!!
Saat mereka sudah berlari sejauh satu kilometer, siluet tiga dewa itu mulai kabur, hati yang menggantung itu akhirnya lega. Baru hendak berhenti sebentar untuk istirahat, tiba-tiba penglihatan mereka berkunang-kunang - tiga siluet dewa di kejauhan itu sudah lenyap tanpa jejak.
"Ketika mereka menoleh kembali, siluet dewa yang tinggi besar tiba-tiba muncul di hadapan mereka!"
Aroma busuk pembusukan memenuhi lubang hidung, wibawa ilahi langsung turun. Bola mata merah darah yang dipenuhi mayat dewa itu tiba-tiba retak membentuk celah kecil, bagai puluhan sudut mulut aneh yang mengembang... Dia mengawasi kerumunan manusia yang tertegun ini, seolah sedang mengejek.
Chapter 1954: Satu Tangan Menopang Langit
"Mereka datang!!？"
Di dalam tempat pengungsian Kota Cangnan, teriakan panik terdengar dari kerumunan orang.
Zhao Zhengbin yang duduk sendirian di sudut aula sambil melamun tiba-tiba tersadar, langsung membuka ponselnya. Beberapa siaran langsung telah menjadi topik paling panas.
Saat hendak memasuki siaran langsung, seseorang sudah menerjang ke layar besar dan langsung memproyeksikan pemandangan siaran ke layar.
Semua orang mengerutkan kening sambil menoleh.
Di layar, seseorang sedang berpacu sambil memegang ponsel. Suara napas berat bergema di siaran langsung. Pemandangan kejauhan bergoyang-goyang saat mundur. Di bawah langit kelam, sebuah tempat pengungsian rusak tergantung sendirian di permukaan tanah. Puluhan siluet panik berhamburan keluar.
【Apa yang terjadi？？Tempat pengungsian ini rusak？】
【Lihat awan di kejauhan itu, apakah bergerak？！Seperti ada tentakel？】
【Ini di pinggiran kota sebelah utara Kota Beibin kan？Masih di wilayah utara Da Xia！】
【Sudah lama kukatakan itu bukan gempa, musuh benar-benar menyerang！Mereka bahkan menghancurkan tempat pengungsian！】
【Tidak mungkin, kalau mereka benar-benar menyerang dari utara, mengapa tempat pengungsian di Kota Tianhe tidak ada yang terkena dampak?】
【Apakah mereka menghancurkan tempat pengungsian ini hanya kebetulan?】
【Bisakah itu hanya kebetulan?! Mereka sudah sampai di sini! Kita semua dalam bahaya sekarang!】
【Kota Beibin masih jauh dari sini... Bagaimana dengan Penjaga Malam? Mengapa mereka tidak datang menahan musuh?】
【Jangan-jangan mereka sudah tewas?】
【Apa orang-orang ini bodoh? Terus-terusan menerobos keluar? Apa lari mereka bisa lebih cepat dari dewa??】
【Iya, setidaknya tempat pengungsian ini kokoh, bisa jadi pelindung. Tapi malah kabur keluar tanpa perlindungan, bukannya itu jadi sasaran empuk musuh?】
【Gampang ngomong, saat panik orang tidak akan mikir panjang. Itu naluri... Ya sudahlah】
【Sudah hancur, tiga dewa mengepung. Orang-orang ini pasti akan dibantai habis】
【……】
Seiring popularitas siaran langsung yang terus meningkat, kepanikan menyebar di hati semua orang. Semakin dekat dengan kota-kota utara, kepanikan di tempat pengungsian semakin menjadi-jadi. Di beberapa tempat pengungsian Kota Beibin, sudah ada yang memaksa membuka pintu untuk kabur.
Di sisi lain aula, Su Zhe yang menatap tajam layar, wajahnya muram luar biasa.
Kekhawatiran terbesar Penjaga Malam akhirnya terwujud...
“Lebih menakutkan daripada musuh yang kuat adalah kekacauan dari belakang... Situasi yang dihadapi Da Xia sekarang ini sudah sangat genting, kalau tempat pengungsian sampai membuat keributan lagi, berarti kita akan diserang dari depan dan belakang.”
Departemen PR eksternal Penjaga Malam sedang apa sekarang??
Siaran langsung yang memicu kepanikan seperti ini, bagaimana bisa memiliki popularitas setinggi ini?
Dia segera mengeluarkan ponsel dan memutar nomor telepon, langsung menghubungi penanggung jawab departemen PR eksternal. Lagipula dia adalah anggota tim 【Iblis】, tingkat dan posisinya di Penjaga Malam masih cukup tinggi.
Su Zhe menunggu hingga belasan detik sebelum telepon akhirnya terkoneksi.
“Halo? Siapa ini?” Suara pria di seberang garis penuh dengan derap langkah sibuk dan ketukan keyboard, nada bicaranya terdengar terburu-buru.
Su Zhe tertegun, membuka mulutnya, akhirnya berkata: “Tim 【Iblis】, Su Zhe.”
“Ada urusan apa?”
“Apakah ini Wakil Departemen Qian? Sudah lihat siaran langsung di internet?”
“Sudah.”
“Kalau sudah lihat kenapa kalian tidak mematikannya? Kalau terus dibiarkan begini, semua akan jadi kacau balau.” Nada bicara Su Zhe penuh keseriusan.
"Tuan Su, urusan ini tidak sesederhana yang kamu bayangkan." Pria itu tak berdaya membuka mulut, "Penataan Da Xia telah kacau, semua personil markas telah ditarik, Departemen PR kami juga hampir tidak menyisakan orang. Sekarang hal-hal terkait Penjaga Malam menyebar dengan kecepatan yang kamu tahu, ditambah jumlah penyiaran langsung di lokasi yang berlebihan dan hampir semua dimulai bersamaan... Setiap detik hampir satu juta orang membanjiri siaran langsung. Ketika kami ingin mematikannya, jumlah penonton sudah melebihi sepuluh juta. Pada skala ini, jika kami paksa menutup siaran, kondisinya justru akan semakin memburuk..."
"Itu masih lebih baik daripada sekarang!" Su Zhe mengerutkan alis, "Apa kamu ingin masyarakat menyaksikan langsung di layar besar bagaimana saudara sebangsa dibantai? Kepanikan yang ditimbulkan akan jauh lebih mengerikan!"
Pria itu terdiam sejenak, tetap melanjutkan: "Selain itu, ada alasan lain..."
"Alasan apa?"
"Sekretaris Min menghubungiku... Dia bilang, kita harus percaya pada Komandan Lin."
Mendengar kalimat ini, Su Zhe membeku di tempat.
Sebelum sempat memahami maksudnya, teriakan panik tiba-tiba bergema di aula!
Kerumunan yang keluar dari tempat perlindungan ternyata telah diblokir oleh tiga dewa. Salah satunya mengangkat kedua lengannya perlahan, membuat bangunan tempat perlindungan yang rusak itu terangkat kembali... bergerak pelan ke atas kerumunan di permukaan tanah.
……
"Benar, benar, benar!"
Di pinggiran Kota Beibin, 【Kekacauan】 tersenyum lebar sampai ke pelipis, bola matanya menatap tajam siaran langsung, "Inilah efek yang kuinginkan!"
Di sampingnya, Nefertem menatap-Nya, suara dingin menggema: "Sudah puas bermain? Kalau sudah, kita harus melanjutkan perjalanan. Jika tidak, para pengganggu itu akan segera datang..."
"Dampak yang ditimbulkan masih belum cukup kuat... Harus ada pertumpahan darah nyata untuk memicu ketakutan terdalam dalam hati mereka." 【Kekacauan】 berbicara dengan tenang, "Gunakan tempat perlindungan yang mereka andalkan ini... untuk menggilas para semut tak berdaya ini."
Seiring suara 【Kekacauan】 berhenti, Dewi Langit Nut dan Dewa Angin Xiu serentak mengangkat tangan. Tempat perlindungan yang melayang di permukaan tanah terus naik, perlahan bergerak maju...
Bayangan raksasa menutupi bumi. Di hadapan struktur sebesar ini, kerumunan yang hanya berlari satu kilometer terlihat tak berarti seperti semut. Pupil mata mereka memantulkan dasar tempat perlindungan yang cukup untuk menghancurkan tanah, kaki-kaki panjang mereka gemetar lalu limbung di tanah.
"Jangan... Kita susah payah baru bisa kabur... Kenapa harus mati di sini??" Wanita paruh baya itu memeluk janinnya erat-erat, kelopak matanya bergetar.
"Aku tak mau mati, aku tak mau mati!!"
Di antara kerumunan, beberapa orang tiba-tiba berteriak kencang lalu berbalik arah lari ke kejauhan... Tapi secepat apapun mereka berlari, tak bisa lolos dari radius tempat perlindungan yang menggantung di langit-langit.
Saat kedua dewa melepaskan telapak tangan, tempat perlindungan di langit-langit itu menghantam tanah dengan dahsyat!!
Di tempat perlindungan, semua warga merasakan sensasi jatuh bebas yang kuat. Orang-orang yang membungkuk di berbagai sudut memeluk kepala mereka, teriakan panik dan jeritan kesakitan bergema bersamaan!
Bahkan personel militer yang masih berusaha mempertahankan ketertiban saat ini, sorot mata mereka tak bisa menyembunyikan kedipan keputusasaan...
Jatuh dari ketinggian ini, tidak hanya orang-orang di bawah yang akan mati. Hampir sejuta jiwa di tempat perlindungan ini akan seperti menaiki lift yang tak terkendali—terhempas ke tanah, hampir tak ada yang selamat.
Seorang anak kecil terdiam di pelukan ibunya. Kedua tangannya erat memeluk leher sang ibu, bola matanya yang bingung dan penuh ketakutan memantulkan bayangan hitam yang membesar cepat.
Saat ini, para penonton siaran langsung juga berteriak histeris, refleks menutup mata mereka.
Sung——!!
Persis saat tempat perlindungan mulai jatuh, semburan cahaya keemasan melesat melintasi langit!
Sayap putih salju mengepak liar. Siluet berjubah merah marun muncul dengan kecepatan berkedip, melayang tepat di bawah tempat perlindungan. Sebuah telapak tangan menekan bagian bawah struktur setinggi gunung itu, dengan pasrah menopangnya pada jarak kurang dari 100 meter dari tanah!
Dengan hati-hati para pengungsi membuka mata yang terpejam... Terlihat jubah merah marun menari liar diterpa angin. Sebuah sosok mengangkat satu tangan, menopang langit.
Chapter 1955 Satu Tangan Melawan Tiga Dewa
Pada momen ini, semua orang membeku di tempat.
Di udara yang hanya berjarak 100 meter dari tanah, raksasa yang menanggung hampir sejuta orang itu ditopang mati-matian oleh sebuah siluet. Badai yang menindih dari langit menyapu bumi, gelombang kejut yang terlihat jelas menyapu seperti lingkaran logam!
Di dalam tempat perlindungan, orang-orang yang baru saja melayang di udara terjatuh keras ke lantai. Mereka mengerang kesakitan sebelum bangkit panik dari tanah, tak tahu apa yang terjadi di luar.
Sebuah tangan ini tak hanya menyelamatkan ribuan orang yang kabur dari permukaan, tapi juga hampir sejuta warga biasa di dalam tempat perlindungan.
"Komandan Lin... Komandan Lin datang!!"
Entah siapa yang berteriak, secercah api harapan tiba-tiba menyala di hati semua orang. Keputusasaan yang menyelimuti wajah mereka tersibak. Setelah menahan siksaan fisik dan mental, mereka hampir menangis lega!
Benih kepercayaan diri yang ditanam Komandan Lin Qiye di hati rakyat saat Pertempuran Pintu Naga Terbenam, kini menjadi satu-satunya fajar... Mereka tak tahu apa itu dewa utama tertinggi, apalagi dewa pilar Cthulhu atau anaknya...
Mereka hanya tahu: Komandan Lin sangat kuat, Komandan Lin hampir tak terkalahkan!!
Saat Komandan Lin muncul, saat itulah mereka aman.
"Komandan Lin datang!! Kita diselamatkan!!"
"Komandan Lin!!!! Bantai mereka! Bantai mereka!"
"Kita hidup... Kita benar-benar selamat..."
"Pasukan Penjaga Malam! Berapa banyak yang datang?! Pasti bisa membawa kami pulang dengan selamat, kan?!"
“……”
Deretan tangisan dan teriakan pelepasan tekanan menyatu menjadi riak di bawah langit malam yang gelap gulita. Baik di dalam tempat pengungsian maupun warga yang berhasil kabur ke permukaan, jutaan harapan tertumpu pada sosok merah marun itu...
Mereka meminta pertolongan, mereka diam, dengan mata merah mereka berteriak histeris menyebut nama Komandan Lin... Itulah satu-satunya harapan mereka dalam keterpurukan.
Di bawah langit berdarah yang bergerak-gerak, super shelter yang menampung jutaan jiwa ditahan di udara. Bagai kota yang terlipat, bobot hampir sepuluh juta ton terkonsentrasi di telapak tangan sempit, membuat urat-urat di lengan itu menonjol keras!
Di balik jubah merah marun, Lin Qiye jelas mendengar suara otot dan tulangnya remuk sedikit demi sedikit...
Terlalu berat.
Beban shelter ini bahkan hanya bisa diangkat dengan stabil oleh Dewa Angin Xiu dan Dewi Langit Nut yang bekerja sama. Meski Lin Qiye telah menjadi dewa, ia tetap manusia biasa... Dalam hal kekuatan fisik, takkan bisa menandingi para dewa yang terlahir sebagai makhluk ilahi.
Dalam riuh dukungan itu, tak ada yang memperhatikan lengan Lin Qiye di balik jubah yang mulai terpelintir. Dengan rahang terkunci, urat-urat di wajahnya berdenyut-denyut mengerikan!
“Mereka datang！Mereka datang！！”【Kekacauan】Melihat Lin Qiye muncul, langsung bersorak gembira, "Sang protagonis sebenarnya akhirnya tiba! Pertunjukan yang spektakuler akan segera dimulai!!"
Saat itu, mata merah darah raksasa yang bergerak-gerak di awan menyipitkan mata, dengan beberapa tentakel yang terayun, tiga dewa utama yang mengelilingi medan perang langsung bertindak!
Dewa Angin Xiu, Dewi Langit Nut, Dewa Bumi Geb.
Tekanan wibawa ketiga dewa itu menerjang sosok merah marun di bawah tempat perlindungan, tekanan yang menyesakkan menyelimuti seluruh area. Rakyat yang sedang berteriak di bawah langsung terpaku, suara mereka terhenti tiba-tiba.
Di bawah tempat perlindungan, Lin Qiye menopang raksasa ini dengan satu tangan, sementara tangan lainnya mencabut pedang lurus di pinggangnya dengan kasar!
Niat membunuh yang menggelegak bercampur dengan dentang pedang yang jernih, menggema ke angkasa!
"Mari bertarung!!!"
Dua pupil emas dan hitam bersinar terang secara bersamaan, wibawa ilahi yang perkasa menyapu keluar. Dengan satu tangan menggenggam pedang, dia sekaligus menebas ke tiga dewa utama!!
Cahaya suci berkilauan memenuhi langit-langit, tiga dewa menyerbu Lin Qiye dari arah berbeda, tapi tertekan mati-matian oleh kilau pedang dan wibawa ilahi yang penuh keotoriteran. Selama pertarungan, tempat perlindungan yang diangkat Lin Qiye hanya bergetar halus, secara makro hampir stabil seperti gunung!
Pemandangan ini diproyeksikan langsung ke layar semua tempat pengungsian melalui ponsel warga di bawah, hati puluhan orang serasa naik ke kerongkongan, bola mata mereka menatap tajam ke layar, tak berani menarik napas.
【Tiga lawan satu？ Benar-benar tidak sportif！！】
【Komandan Lin menopang tempat pengungsian dengan satu tangan, melawan tiga dewa dengan satu tangan, malah menguasai situasi... Terlalu kuat, benar-benar terlalu kuat！】
【Mengapa hanya Komandan Lin yang bertarung sendirian？ Di mana Penjaga Malam lainnya？】
【Mengapa dia tidak melepaskan tempat pengungsian dulu？】
【Melepaskan？ Mau ditaruh di mana？？ Bawahannya penuh dengan para bodoh yang kabur tadi！ Sedikit saja kendur pasti akan tertindih sampai mati！】
【Area tempat pengungsian memang terlalu luas, kalau mau melepaskannya tanpa melukai warga, harus dijauhi setidaknya beberapa kilometer. Lihatlah, apakah para dewa itu akan membiarkannya pergi？ Mereka malah ingin memainkan Komandan Lin sampai mati！】
【Aku benar-benar muak, hanya tahu menerjang ke luar seperti babi, benar-benar rekan satu tim yang bodoh, lebih baik tertindih sampai mati！】
【Sudahlah kurangi bicara... Dalam situasi seperti itu memang tidak bisa berpikir banyak, semoga Komandan Lin bisa bertahan...】
【Satu tangan menopang jutaan orang, di bawah harus melindungi ribuan orang, hanya bisa bertarung di tempat melawan tiga dewa dengan satu tangan... Komandan Lin benar-benar menderita...】
【……】
Telapak tangan Zhao Zhenbin sudah basah kuyup oleh keringat, pandangannya fokus total menatap tajam layar, ingin sekali menerobos masuk ke dalam layar untuk membantu Komandan Lin membunuh para dewa itu.
Di sisi lain, Su Zhe berdiri dengan kedua kepalannya mengepal kencang... Di balik sorot mata yang dipenuhi garis-garis merah itu, entah apa yang sedang dirindukannya.
Lin Qiye menyapu pedang lurusnya mengusir Dewa Angin Xiu, saat dua dewa lain serempak menyerang. Dengan susah payah menahan beban tempat pengungsian di atasnya, sama sekali tak bisa menghindar, terpaksa menerima dua serangan itu dengan punggungnya!
Tubuh porak-porandanya kembali terendam darah, bola matanya terbuka lebar dengan kemarahan. Dengan gerakan memutar pedang, dia menyabet separuh badan Dewa Bumi. Serangga kecil merah darah merayap keluar dari pecahan mayat, mulai mencoba membentuk kembali tubuh sang dewa.
Lin Qiye menginjak keras kehamparan kehampaan, 【Hukum Akhir Kerajaan】 sekaligus memutar balik tiga Divine Ruins para dewa. Cahaya keemasan mengamuk dari dalam tubuhnya, dalam sekejap menjalin menjadi raksasa tinggi besar bersayap enam!
【Hukum Langit dan Bumi】!
Seiring kemunculan wujud tersebut, postur tubuh Lin Qiye membesar bagai gunung. Tapi dibandingkan tempat pengungsian, ukurannya hanya separuh... Kedua kakinya menghantam tanah menopang tubuh wujud, sementara tangan lainnya mencabut bayangan semu pedang lurus yang melesat menyapu horizontal ke arah tiga dewa itu!
Kekuatan ilahi emas yang tak terbendung seperti air pasang mengalir ke dalam pedang, kilau pedang penghancur langit dan bumi langsung menenggelamkan kehampaan, tubuh tiga dewa yang tak sempat mundur juga ikut tenggelam!
Tubuh mereka langsung tercabik-cabik!
Chapter 1956 Kesenjangan yang Terlalu Besar
Serangan maksimal Lin Qiye dengan kekuatan mengubah ukuran tubuh sesuai langit dan bumi, bahkan Wishnu sebagai dewa tertinggi pun tak bisa menghalanginya dengan mudah. Ketiga jenazah dewa utama yang dikendalikan 【Kambing Hitam】 ini justru meleleh di bawah pengaruh mukjizat.
Jeritan puluhan cacing merah darah baru terdengar sesaat, langsung menguap oleh cahaya emas itu, menghilang tanpa jejak.
Sabetan pedang, membantai tiga dewa!
Melihat pemandangan ini, semua orang di depan layar bersorak gembira!
Apa artinya tak terkalahkan??
Satu tangan menopang tempat pengungsian, duel satu lawan satu melawan tiga dewa, tetap bisa menebas habis dengan sekali sabetan!
Saat semua orang melonjak kegirangan, kekuatan keyakinan yang tak terhitung jumlahnya menembus kehampaan, melayang masuk ke tubuh Lin Qiye di medan perang... Bayangan pedang lurus di tangannya menghilang, tubuhnya melangkah susah payah menuju kejauhan.
Sabetan ini di mata semua orang lain adalah serangan balik yang penuh dampak visual, tapi bagi Lin Qiye, ini sama sekali tidak nyaman.
Kesehatannya benar-benar hampir tak sanggup menahan beban tempat pengungsian ini...
Setelah pertempuran di Pintu Naga Terbenam, luka Lin Qiye sama sekali tidak membaik, ditambah lagi dia terus-menerus mengukir area larangan di Benteng Jialin tanpa tidur. Dengan kondisi tubuhnya yang sudah porak-poranda sekarang, jika dipaksakan terus menopang tempat pengungsian ini, tak sampai setengah menit lagi dia akan pingsan kehabisan tenaga.
“Kalau tidak perlu menopang tempat pengungsian ini, Lin Qiye bisa membunuh tiga dewa utama ini dalam hitungan menit... Tapi dalam kondisi seperti ini, dia terpaksa menggunakan kekuatan mengubah ukuran tubuh sesuai langit dan bumi yang sangat menguras energi, dengan sabetan pedang paksa mencabut nyawa semua musuh.”
“Lin Qiye melangkah empat lima langkah yang menempuh jarak beberapa kilometer, barulah perlahan menurunkan tempat pengungsian ke tanah. Orang-orang di dalamnya yang melihat siluet kekuatan mengubah ukuran tubuh melalui celah, langsung bersorak riuh!”
“Jiwa Lin Qiye kelelahan luar biasa. Dia langsung membubarkan kekuatan mengubah ukuran tubuh, tubuhnya jatuh kembali ke tanah. Lengan kiri yang terus menopang tempat pengungsian gemetar halus...”
“Dia melirik awan daging dan darah yang bergerak-gerak di kejauhan, dan siluet pria berkulit hitam yang tersenyum menyeringai di langit-langit. Tangan ini diselipkannya ke dalam jubah, lalu dengan tenang menerobos kerumunan menuju depan.”
“Orang-orang yang berhamburan di padang gurun segera membuka jalan untuknya. Di bawah puluhan pasang mata yang memancarkan kekaguman membara, suara-suara bergema silih berganti:”
“Komandan Lin luar biasa!”
“Ganyang mereka!! Komandan Lin tak terkalahkan!!”
“Terima kasih Komandan Lin telah menyelamatkan nyawa...”
“Terima kasih, untung ada Yang Mulia... Sungguh berterima kasih...”
“……”
“Bzzzzz——”
“Tepat ketika semua orang sedang bersyukur, tanah di bawah kaki tiba-tiba bergetar-getar!”
“Dentuman berat menggema dari bawah langit utara, seolah ada sesuatu yang sedang menginjak-injak bumi dan mendekat dengan cepat ke sini. Getaran di bawah kaki semakin kuat!”
Semua orang tertegun melirik ke 4 minggu, di cakrawala utara terlihat puluhan siluet raksasa hitam bergerak dengan kecepatan luar biasa ke arah sini, Nya menyelimuti seluruh cakrawala bagai riak hitam tak bertepi yang sama sekali tak terlihat ujungnya.
“Apa... Apa itu??”
“Jijiknya! Mereka menuju ke sini!!”
“Astaga, berapa jumlah sebenarnya??”
“Jangan takut, ada Komandan Lin di sini. Dia pasti akan melindungi kita...”
“Benar! Komandan Lin sangat kuat, pasti ada jalan!”
“……”
Sorot mata semua orang kembali memancarkan ketakutan, namun kali ini tidak terjadi kekacauan seperti sebelumnya. Kerumunan yang berhamburan di padang gurun segera mendekat ke belakang Lin Qiye, seolah di balik sosok merah marun itu mereka akan mendapatkan rasa aman yang cukup.
Lin Qiye tidak menghentikan mereka. Dengan tenang dia melangkah menuju arah datangnya jutaan anak 【Kambing Hitam】...
“Hahahaha... Lama tak jumpa, Lin Qiye!” 【Kekacauan】 melepaskan ponselnya, memandang dari langit-langit sambil berbicara santai, “Kedatangan kami sangat mengejutkanmu, ya? Bagaimana rasanya dibohongi? Sayang sekali semua persiapan Penjaga Malammu. Setelah bersusah payah mempersiapkan segalanya, akhirnya hanya kamu yang sendirian menghadapi pasukan besar kami??”
Muuu——!!
Di ujung tanah yang bergetar, dua siluet raksasa menjulang dari bumi. Selain dewa-dewa dari mitologi Cthulhu yang mengganggu pasukan elit di perbatasan selatan, dua inilah satu-satunya Dewa Utama dari mitologi Cthulhu yang tersisa!
Kedua Dewa Utama dari mitologi Cthulhu ini sangat berbeda dengan tiga dewa mayat yang dibunuh dengan sekali tebas sebelumnya. Satu saja dari Mereka bisa dengan mudah menginjak-injak ketiga mayat itu. Bagi dewa biasa, tanpa enam atau tujuh dewa yang bersatu, sama sekali tidak ada peluang menang.
Dengan kondisi Lin Qiye saat ini, membunuh seorang Dewa dari mitologi Cthulhu sendirian masih lumayan. Tapi jika harus melawan dua sekaligus, pasti akan terjatuh ke situasi pasif.
Tidak hanya itu, awan daging dan darah di langit terus bergerak-gerak! Bayangan-bayangan hitam manusia menyembur keluar satu per satu!
Set Dewa Pasir Kuning Mesir, Osiris Dewa Kematian Mesir, Isis Dewi Kehidupan Mesir, Kagutsuchi Dewa Api Jepang, Ōyamatsumi Dewa Gunung Jepang... Siluet-siluet yang familiar maupun asing bagi Lin Qiye turun ke dunia, wibawa ilahi yang menakutkan berlapis-lapis bagai tsunami yang mengalir deras!
Bayangan-bayangan ini berdiri berdampingan di langit-langit, tepat delapan belas sosok!
Kedelapan belas dewa utama ini mencakup dewa-dewa utama dari empat kerajaan ilahi: Mesir, Jepang, Nordik, dan India. Ini semua jenazah dewa tingkat Dewa Utama yang dicari mitologi Cthulhu di seluruh dunia, sekaligus tulang punggung pasukan mitologi Cthulhu yang dikendalikan oleh 【Kambing Hitam】!
Kedelapan belas dewa utama ini sendiri sudah setara dengan dua kerajaan dewa elite utuh yang berkumpul di sini!
“Dibandingkan dengan aura yang dilepaskan oleh kerja sama mereka, tiga dewa utama tadi bagaikan lelucon... Di bawah gelombang aura mereka, wibawa ilahi dewa utama Lin Qiye terkoyak tanpa ampun.”
【Kekacauan】 Yang Merayap, 【Kambing Hitam】 Hutan, dua dewa dari mitologi Cthulhu, 18 dewa utama, jutaan anak domba Hitam!
Formasi ini cukup untuk menaklukkan semua kerajaan dewa di masa kejayaan penuh setiap peradaban di bumi... Namun kini, tak ada satupun kerajaan dewa yang menghadang mereka.
Di depan mereka, hanya ada hampir sejuta orang biasa tak bersenjata...
Dan seorang Lin Qiye yang bertarung sendirian.
Rombongan anak domba Hitam yang menghitam berlari kencang, semua orang sudah bisa melihat tubuh-tubuh monster raksasa yang tak beres itu. Kedelapan belas dewa utama bagaikan tembok tinggi tak terlewati, wibawa ilahi mereka menggentarkan semua orang di tempat tanpa bisa bergerak seinci pun!
Di bawah awan daging dan darah yang bergerak-gerak, 【Kekacauan】 tersenyum semakin lebar. Perlahan membuka lebar kedua lengan, berkata dengan santai:
“Jawab aku, Sang Panglima Lin Qiye yang mulia... Hanya dengan seorang diri, apa yang bisa kau andalkan untuk melindungi Da Xia di belakangmu?”
Muu——!!
Raungan dua dewa Cthulhu bergema di ufuk langit. Seketika, kilat menyambar dan guntur menggelegar!!
Kilatan petir yang pucat memantulkan siluet-siluet yang bagaikan ombak besar. Pada detik ini, semua penonton di depan layar terjebak dalam keheningan...
Chapter 1957 【Iblis】 Tim Su Zhe
Bahkan orang yang paling optimis dan percaya diri sekalipun, tidak bisa mengucapkan setengah kata motivasi...
Di hati mereka, meski Komandan Lin adalah simbol ketaklukan, jarak pengaruh antara kedua pihak terlalu besar... Di hadapan musuh yang bagaikan gelombang besar ini, sosok merah marun yang seolah bisa menopang langit pun tampak tak berarti seperti semut.
Zhao Zhenbin menatap tajam ke layar, dadanya naik turun hebat, kukunya menghunjam dalam ke daging telapak tangan, seolah tak merasakan sakit sama sekali.
Seluruh aula perlindungan sunyi senyap... Seolah gunung kegelapan di layar telah menindih hati semua orang.
【Kenapa ada begitu banyak monster？？ Setidaknya puluhan ribu kan?】
【Puluhan ribu? Yang muncul di layar saja sudah lebih dari sejuta! Totalnya pasti jauh lebih banyak!】
【Astaga, apakah kedua puluh itu dewa?? Jarak jumlahnya segini, bagaimana mau lawan?!】
【Penjaga Malam lainnya? Ke mana perginya Penjaga Malam yang lain?!】
【Komandan Lin sendirian, mana mungkin bisa menahan sebanyak ini dewa?】
【Tak mungkin bertahan, jumlah segini mustahil ditahan... Meski dia bisa menyelamatkan diri sendiri, jutaan orang di perlindungan pasti mati!】
【Komandan Lin sehebat apapun tak mungkin bisa melindungi setiap orang...】
【Dengan formasi seperti ini, meski semua Penjaga Malam datang, tetap tak mungkin menang kan?】
【Apakah kita, bukan mau mati?】
【Komandan Lin melihat pemandangan ini... Tidak merasa putus asa kah?】
【Keputusasaan atau tidak, aku tidak tahu, aku hanya merasa punggungnya yang menjauh terlihat begitu kesepian……】
【……】
Sebaris demi sebaris hujan peluru menggesek layar, Su Zhe tertegun memandang sosok merah marun yang berdiri sendiri di depan pasukan mitologi Cthulhu, kepahitan dan keputusasaan membanjiri hatinya.
Sudah tidak tertolong lagi……
Jangan dikira Lin Qiye hanya seorang dewa utama, bahkan jika dia menjadi yang tertinggi sekalipun, mustahil bisa menahan begitu banyak musuh ditambah gabungan dua Dewa Tiang…… Sekalipun Penjaga Malam lainnya bisa tiba di lokasi, di hadapan kerumunan sebesar ini, mereka hanya akan menjadi pengantar kematian yang sia-sia.
Su Zhe sudah tidak tega melanjutkan tontonan, di dalam hatinya, akhir yang akan datang sudah ditakdirkan.
Ia berbalik badan dan diam-diam berjalan menuju asramanya……
Pada saat itu, sebuah siluet tiba-tiba menerjang aula, kedua tangan menggenggam erat bahu Su Zhe—tak lain adalah Zhao Zhenbin!
Zhao Zhenbin membuka matanya lebar-lebar dengan kemarahan, mendorongnya kasar ke sudut tembok, di bawah pandangan bingung dan tertegun Su Zhe, ia menggeram marah:
“Kamu…… ingin ke mana??”
“Ke asrama.” Su Zhe berbicara dengan getir, “Sudah tak bisa diselamatkan lagi…… Kita tidak mungkin menang, sekalipun semua Penjaga Malam dikirim ke medan perang, tetap tidak akan ada secercah harapan kemenangan.”
“Jadi, kamu mau kabur lagi?!” Zhao Zhenbin mengulurkan tangan, menunjuk ke sosok yang tegak berdiri sendirian di depan langit runtuh di layar, berteriak keras, “Lalu dia bagaimana? Biarkan dia bertarung seorang diri sampai mati??”
Dahi Zhao Zhenbin hampir menyentuh wajah Su Zhe, teriakannya menggoyang gendang telinga Su Zhe hingga perih.
Kepahitan dan rasa tak berdaya di hati Su Zhe tersulut oleh Zhao Zhenbin, dia melepaskan genggaman Zhao Zhenbin sambil melotot dengan mata penuh garis-garis merah dan berteriak:
"Lalu harus bagaimana menurutmu? Kau pikir kita masih punya peluang menang?! Aku ini sampah tak berguna! Sekalipun aku berlari keluar sekarang, tetap tak bisa berbuat apa-apa! Sadarlah Zhao Zhenbin!! Tak semua orang bisa seperti protagonis dalam cerita yang berhasil mengatasi situasi kritis! Aku cuma orang biasa! Seorang pengecut yang tahu takut mati dan ingin mundur!!"
"Baik! Kau takut mati! Aku tidak takut!!"
Suaranya belum habis, Zhao Zhenbin tiba-tiba mencabut pedang lurus dari pinggang Su Zhe lalu berbalik menerjang ke pintu keluar tempat pengungsian.
Pupil Su Zhe menyempit halus, segera menghalangi siluetnya, "Kamu gila??! Mau melakukan apa?"
"Aku akan menemani dia!" Zhao Zhenbin mencoba mengibaskan lengan Su Zhe, namun telapak tangan yang terakhir seperti catut baja yang mengendalikan erat tubuhnya, "Sekalipun akhirnya mati, tak pantas dia mati sendirian di medan perang! Kau tak mau jadi Penjaga Malam ini! Biar aku yang jadi!!"
"Ini Cangnan! Dia di kota Beibin! Kau cuma orang biasa, dengan apa bisa menempuh ribuan kilometer?"
"Tak bisa ke medan perang, tetap ada yang bisa kulakukan! Bagaimana kalau utara runtuh dan monster-monster itu menerjang ke Cangnan, setidaknya bisa kutebas sekali sebelum mati! Sekalipun cuma bisa menarik perhatian satu monster untuk Komandan Lin, setidaknya aku sudah berjuang mati-matian!"
Mendengar kalimat ini, Su Zhe membeku di tempat.
Dalam pikirannya, terekam kilatan adegan ketika Biksu Takdir memberikan tugas di kantor Sang Panglima...
“Aku mau menata beberapa barang di Kuil Dewa Leluhur. Untuk mengantarkan barang-barang itu, perlu dikawal...”
Kuil Dewa Leluhur...?
Seolah tersadar akan sesuatu, sorot mata Su Zhe berkedip samar!
Dengan kasar ia menarik Zhao Zhenbin kembali. Zhao Zhenbin yang selama ini mahir olahraga dan percaya diri dengan kekuatannya, tak berdaya bagai anak ayam di genggaman Su Zhe.
“Kamu melakukan apa?！” Zhao Zhenbin berkata dengan marah.
Su Zhe langsung merebut pedang lurus dari tangannya, wajahnya menunjukkan tekad bulat, “Sudah kubilang, kalau langit runtuh ada yang tinggi menahannya... Meski tubuhku tak sebanding Komandan Lin, tapi pasti lebih tinggi dari orang biasa sepertimu. Urusan datang untuk mati, bukan giliranmu... Aku mau pergi keluar sebentar!”
Suaranya berhenti, bayangan samar tubuhnya tertarik panjang saat dia cepat-cepat menghampiri pintu tempat penampungan.
“Biarkan aku keluar.”
“Maaf, tempat penampungan melarang siapapun keluar-masuk.” Personel militer yang bertugas menjaga pintu ini berkata dengan serius.
Su Zhe menggenggam pedang lurus dengan satu tangan, sementara tangan satunya menarik dengan kuat dari ujung celana. Sebuah jubah ungu terpampang di udara, disampirkannya ke tubuhnya sambil berkata dengan nada tak terbantahkan:
“Aku adalah anggota Tim 【Iblis】 dari Da Xia Night Watch, Su Zhe! Aku ulangi lagi! Biarkan aku keluar！”
"Pemandangan ini langsung menarik perhatian orang-orang lain di aula. Melihat Su Zhe yang mengenakan jubah ungu, wajah mereka langsung terkejut!"
"Terutama beberapa orang yang baru saja memukul Su Zhe tidak lama lalu, mereka bahkan terbelalak di tempat......"
"Penjaga Malam??"
"Tim khusus?!"
"Melihat pedang lurus dan jubah ungu itu, personel militer tertegun sejenak, lalu segera sadar dan membukakan pintu besar untuknya:"
"Maaf, silakan......"
"Su Zhe berdiri di depan pintu tempat perlindungan yang terbuka, menoleh melihat Zhao Zhenbin. Sebuah area larangan terbuka di bawah kakinya, udara di sekitarnya bergetar frekuensi tinggi. Tubuhnya menciptakan ledakan sonik di tempat, dan dalam sekejap melesat seperti panah!"
……
"Benteng Jialin."
"Min Junliang melirik siaran langsung, ekspresinya dipenuhi kegelisahan."
"'Apakah persiapan evakuasi sudah siap?!' teriaknya kepada Wang Mian dan Kloie yang berada di langit kejauhan."
"'Belum, mana mungkin secepat itu?!' Kloie mengeratkan gigi sambil berkata, keringat sebesar kacang mengalir di pipinya. 'Targetnya terlalu besar, jumlah orang terlalu banyak, masih ada ribuan mantra terlarang... Aku butuh waktu!'"
"'Berapa lama lagi?'"
"'Sepuluh menit... setidaknya sepuluh menit!'"
"Wajah Min Junliang langsung menjadi sangat muram!"
"Chapter 1958: Di Balik Tirai Hitam"
"Kilatan petir yang mengerikan menyambar langit, cahaya pucat yang menerangi semesta itu segera ditelan habis oleh kegelapan."
“Tanah bergetar, angin kencang meraung, jutaan monster menginjak-injak bumi, delapan belas jenazah dewa memandang dunia... Di atas dua dewa dari mitologi Cthulhu yang merobek langit, siluet hitam legam membuka mulutnya dan tertawa terbahak-bahak!”
Dewa-dewa dan makhluk aneh bagai gelombang besar datang dari ujung kegelapan, menghancurkan pertahanan psikologis hampir semua orang dengan kekuatan yang tak terbendung.
Jangankan orang biasa, bahkan 'Penjaga Malam' yang berpengalaman atau para dewa sekalipun, melihat pemandangan di hadapan mata ini pasti merasa takut... Mereka limbung tak berdaya, bibir gemetaran tak terkontrol - ini pertama kalinya mereka menyaksikan "kematian" mendekat begitu jelas.
“Sang Panglima... Jarak tiga benteng pertahanan sampai diteleportasi ke Kota Beibin masih sepuluh menit...”
Suara getir Min Junliang terdengar dari headset nirkabel Lin Qiye.
Min Junliang juga menyaksikan serangan total pasukan Cthulhu. Dengan situasi yang dihadapi Beibin sekarang, bahkan dengan tiga benteng yang dikirim pun, mengerahkan semua pasukan elit Da Xia tetap kecil peluangnya... Apalagi kini hanya Komandan Lin yang sendirian di Beibin. Memintanya menahan pasukan besar Cthulhu selama sepuluh menit, sungguh mustahil!
Persiapan panjang mereka selama ini, pada akhirnya hanya membuat Sang Panglima bertarung sendirian... Nada bicara Min Junliang dipenuhi penyesalan dan kekesalan.
Yang mengejutkan, Lin Qiye tidak merasa marah atau kecewa dengan kabar ini. Satu tangannya disembunyikan dalam lengan baju, satunya menggenggam gagang pedang. Di bawah sorotan ribuan pasang mata, dia melangkah pelan melewati kerumunan menuju garis depan... dengan jawaban datar, "Ya."
“Seandainya aku gagal kali ini, sampaikan pada Shen Qingzhu—tebus dengan harga apapun untuk membunyikan Donghuang Zhong.”
“Donghuang Zhong?”
“Ya. Nanti saat berkelahi, aku tak sempat dengar headset... Aku tunggu kalian di sini.”
Suaranya berhenti. Dia melepas headset yang jatuh ke lantai mengeluarkan bunyi 'kletik'.
Sebagian besar pengungsi telah mengungsi di belakang Lin Qiye, tapi beberapa masih membeku ketakutan oleh aura para dewa... Dari ribuan yang kabur, sepasang ibu-anak terlupakan di garis depan.
“Xiao Yu... Xiao Yu!”
Wanita paruh baya itu meronta bangkit dari tanah, ingin menggendong anak lelaki yang terpaku di depan ombak. Tapi bumi berguncang hebat saat ratusan ribu cakar mendekat—baru dua langkah, tubuhnya terhempas!
“Xiao Yu! Sana bahaya!! Cepat kembali!!”
Wajah bocah itu pucat pasi memandang 18 jenazah dewa yang tegak di langit. Bagai patung, dia membeku ketakutan—tak mendengar teriakan ibu dari belakang.
“Wanita itu mengeratkan giginya, mencoba bangkit dari tanah lagi, namun teriakan histeris anak-anak kecil yang sedang mengungsi dengan panik membuat gelombang kejut mengguncang dan menjatuhkannya kembali, kesadarannya mulai mengabur.”
“Dia lumpuh duduk di tanah, mengulurkan tangan seolah ingin meraih siluet kecil puluhan meter itu, namun tak bisa menyentuh seinci pun...”
“Pada saat itu, siluet merah marun melintas tenang di sisinya.”
“Tolong dia... Aku mohon selamatkan anakku!!”
“Wanita itu bagai melihat tali penyelamat, menggenggam ujung jubah itu dan menariknya tetap di tempat, berteriak histeris.”
“Siluet itu berhenti melangkah.”
“Tenanglah, dia akan baik-baik saja.”
“Lin Qiye menoleh memandangnya, melepaskan genggaman dari telapak tangan pucat itu. Suara tenangnya seolah memiliki kekuatan magis, mengusir sebagian ketakutan di hati wanita itu.”
“Jubah merah marun menari-nari dalam angin, ia melanjutkan langkah ke depan.”
“Wanita itu terdiam di tempat lama, bingung menunduk. Di telapak tangannya yang baru saja menggenggam ujung jubah, sudah berlumuran darah segar...”
“Derap kaki bagai guntur terdengar dari kejauhan, teriakan jutaan Kambing Hitam bergema di telinga, membuat anak kecil di garis depan seolah jatuh ke lubang es... Jiwa-nya seperti terpental keluar, keputusasaan dan ketakutan tak terbendung menyelimuti hatinya.”
“Sebuah telapak tangan lebar menampar bahunya dari belakang.”
Anak kecil itu tiba-tiba tersadar, wajahnya pucat pasi saat menoleh ke belakang. Sosok berjubah merah marun telah berada di sisinya.
"Jangan takut, nak... jangan takut."
Lin Qiye tersenyum lembut, "Selama aku masih hidup, Mereka takkan bisa melukaimu."
Saat telapak tangan Lin Qiye menepuk bahunya, tekanan wibawa menakutkan dari gelombang hitam itu langsung menghilang dari hati anak itu. Ia terpaku di tempat beberapa saat, lalu tiba-tiba berlari secepat kilat ke pelukan ibunya!
Lin Qiye menoleh memandang ibu dan anak yang berpelukan itu, lalu mengalihkan pandangan dalam-dalam seperti jurang ke sosok 【Kekacauan】 yang melayang di udara dengan sepasang mata emas dan hitam.
"【Tirai Hitam】."
Kegelapan ekstrem menguar dari kehampaan di belakang Lin Qiye, bagaikan tirai teater hitam usai sembah penutup pertunjukan, perlahan menyelimuti ribuan orang dan tempat pengungsian di belakangnya...
Di mata para pengungsi, gerombolan monster yang bergelombang itu lenyap tertutup tirai. Cahaya, suara, bahkan wibawa ilahi - tak secercah pun bisa menembus tirai hitam itu. Mereka seolah terisolasi total dari medan perang.
Bersamaan dengan itu, sosok merah marun yang tegak berdiri di hadapan mereka pun menyatu dengan kegelapan...
Bocah bernama Xiao Yu memandang sekeliling dengan bingung, "Bu... Komandan Lin ke mana?" tanyanya gemetar.
Wanita itu menggendongnya, pandangannya menatap lekat tirai hitam itu, mencoba menghibur:
"Dia ada di sana... di balik warna hitam itu, hanya saja kita tidak bisa melihatnya..."
Seiring pandangan semua orang tertutup, beberapa ponsel yang sedang melakukan siaran langsung kehilangan pemandangan kejauhan. Orang-orang di depan layar menatap tirai hitam yang membelah medan perang dan tanah gersang, langsung meledak marah.
【Apa itu? Kemampuan Komandan Lin?】
【Tentu, Komandan Lin mungkin takut gelombang kejut pertarungan melukai orang biasa, jadi langsung mengisolasi mereka dari medan perang】
【Tapi begini kita juga tidak bisa melihat!】
【Melihat atau tidak sudah tidak ada artinya... Dengan begitu banyak dewa dan monster, mana mungkin Komandan Lin sendirian bisa bertahan? Sepertinya keruntuhan Utara hanya masalah waktu】
【Apa Komandan Lin akan mati?】
【Mungkinkah... Komandan Lin sudah punya tekad mati, jadi tidak tega memperlihatkan pemandangan itu pada kita?】
【Yang di lantai atas diamlah! Komandan Lin tak terkalahkan! Dia tidak akan mati!!】
【Mungkin... dia sudah memberi tahu jawabannya sejak lama... Ada yang ingat kalimat terakhir dalam informasi Penjaga Malam?】
【Jika Kegelapan akhirnya tiba, aku akan berdiri di depan berjuta-juta manusia, menghunus pedang ke jurang, menyemadi langit dengan darah... Sepertinya aku paham maksud kalimat ini】
【Jika memungkinkan, aku rela menukar sepuluh tahun usiaku agar Komandan Lin bisa hidup {berdoa}...】
【……】
“Tirai hitam yang menyelimuti langit dan bumi ini, langsung mengaburkan semua orang di belakangnya. Tak ada yang tahu apa yang terjadi di sisi lain tirai ini, tapi satu-satunya yang bisa mereka pastikan adalah: selama tirai ini masih ada, mereka akan tetap aman.”
“Jika tirai ini menghilang, mungkin itu berarti siluet yang tegak berdiri di depan jutaan jiwa itu... sudah tidak ada lagi.”
Chapter 1959: Seorang Diri Menghadang Pasukan Berjuta
“Khawatir pemandangan kematianmu di medan perang akan menyebabkan kepanikan, jadi kau sengaja menutup medan pertempuran ini ya…” Bola mata 【Kekacauan】 seolah menembus pikiran Lin Qiye, tertawa terbahak-bahak, “Kau pikir trik seperti ini bisa menahan kami berapa lama?”
“Kau sama sekali tidak bisa menghentikan kami... Begitu kau mati, tirai ini akan hancur dengan sendirinya. Cara kematianmu yang menyedihkan tetap akan terpapar di depan semua orang, lalu menyusul pemandangan semut-semut itu diinjak-injak dan disobek! Sang Panglima Penjaga Malam Da Xia gugur di medan perang, ditambah jutaan jiwa tewas mendadak... Dengan begini, ratusan juta penduduk Da Xia akan benar-benar tenggelam dalam kepanikan dan keputusasaan... Coba tebak, berapa jam yang kami butuhkan untuk meluluhlantakkan seluruh umat manusia?”
Seiring mendekatnya gelombang hitam, retakan-retakan rapat merambat di permukaan tanah. Lin Qiye dengan tenang mengangkat kepala, tatapannya bertemu dengan 【Kekacauan】, berkata datar:
“Kau yakin sekali, aku tidak bisa menghentikan kalian?”
“Menangkupkan? Dengan apa kau menangkupkan?” 【Kekacauan】 mengejek, “Kalau kau mau lari, kita belum tentu bisa menahanmu... Tapi kalau kau nekat menghadang kami di sini, percaya tidak, bahkan tanpa aku bertindak, hanya dengan anak domba Hitam dan delapan belas dewa utama itu, dalam tiga menit kau sudah bisa dibunuh?”
Duum——
Gemuruh sayup-sayup terdengar dari beberapa kilometer jauhnya, tanah di bawah kaki Lin Qiye retak berkeping-keping, debu beterbangan membentuk pusaran, puluhan siluet raksasa hitam mulai terbentuk dari dalamnya!
“Kalau begitu, coba saja datang.”
Lin Qiye mempatukan diri di tempatnya, angin kencang menerbangkan pasir yang menghempas ujung jubah merah marunnya, memperlihatkan tubuh yang porak-poranda di tengah udara terbuka.
Tirai hitam pekat menari-nari di belakangnya, seorang diri ia tegak berdiri menghadapi jutaan pasukan dari mitologi Cthulhu, pedang lurus di tangannya perlahan terhunus...
Tiba-tiba, kilau pedangnya berputar, perlahan mulai menusuk masuk ke dalam dadanya sendiri.
Darah merah darah mengalir di sepanjang bilah pedang, membasahi tanah gersang di bawah kakinya, membentuk pola misterius dan rumit yang menyebar dengan cepat.
Melihat pemandangan ini, alis 【Kekacauan】 di langit-langit berkerut halus. Ia menatap formasi darah yang sedang terbentuk cepat di bawah kaki Lin Qiye, kilau keheranan berkedip di matanya seolah teringat sesuatu.
“【Bisikan Gelap】? Kau malah menjadikan dirimu sebagai persembahan ritual??”
Lin Qiye tidak menjawab, dia dengan tenang mengarahkan ujung pedang lurus ke bawah, coretkan bekas tebasan yang membuat hati bergetar muncul di permukaan tubuhnya. Bersamaan dengan itu, kilatan cahaya merah tua suram menyala dari tekstur berdarah di bawah kakinya, garis profil pintu berdarah mulai berkumpul di belakangnya!
Mantra terlarang panggilan, 【Bisikan Kegelapan】!
Dalam pertempuran di Pos Pagi Selatan dulu, Lin Qiye pernah menggunakan satu-satunya mantra panggilan terlarang ini. Saat itu dengan tingkat "Klein", dia mempertaruhkan daging dan darah puluhan ekor hewan suci untuk memanggil entitas misterius dari luar dunia, langsung menghapus dua Dewa Sekunder dalam beberapa detik, lalu mencabut nyawa hampir seratus hewan suci!
【Bisikan Kegelapan】 adalah kartu as paling kuat yang dikuasai Lin Qiye saat ini, sekaligus senjata pamungkasnya dalam serangan massal... Namun batas kemampuan kartu as ini sebenarnya di mana, bahkan Lin Qiye sekarang pun tidak bisa mengintip wujud utuhnya.
Dalam situasi sekarang, 【Bisikan Kegelapan】 adalah satu-satunya cara yang mungkin bisa menahan pasukan besar dari mitologi Cthulhu!
Tapi untuk menyelesaikan panggilan, dibutuhkan bahan daging dalam jumlah besar. Meski di hadapan Lin Qiye ada pasukantak terbendung, baik anak domba Hitam maupun delapan belas Dewa Utama semuanya menempel bau, sama sekali tidak boleh dipakai sebagai bahan persembahan.
Jadi satu-satunya pilihan Lin Qiye adalah menggunakan daging dan darahnya sendiri sebagai media.
“Dia menguasai Hukum Mukjizat dan Hukum Kegelapan, ditambah kekuatan keyakinan sebanyak lautan yang membanjiri tubuhnya. Daging dan darahnya mengandung tenaga yang sangat menakutkan. Dengan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai persembahan ritual, efeknya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan persembahan hewan suci dalam Pertempuran Pos Pagi Selatan dulu.”
“Seiring vitalitas Lin Qiye yang mengalir gila-gilaan, bau tak terlukiskan mulai tercium dari balik pintu. Meski tanpa secercah niat membunuh, tetap memicu dorongan untuk bersujud menyembah! Seperti penghuni bawah tanah sempit yang tiba-tiba menginjakkan kaki di permukaan dan menyaksikan langsung taburan bintang tak bertepi!”
“Kesan megah sebesar ini, bahkan bila dibandingkan dengan Gerbang Kebenaran pun tidak kalah, bahkan dalam hal tekanan psikologis justru lebih unggul!”
“Dari secuil bau yang tercium ini saja, Lin Qiye sudah bisa yakin: ‘Minghuang’ dari luar dunia yang ada di balik pintu itu, performanya sama sekali tidak kalah dari 【Kunci Gerbang】.”
“Saat aroma ini muncul, ratusan ribu anak domba Hitam yang sedang menerjang itu langsung terhenti. Seolah merasakan kehadiran entitas mengerikan, kecepatannya berkurang. Bahkan mata merah darah raksasa di awan daging-darah itu menyempit tiba-tiba!”
“Pintu, terbuka lagi……”
“Sebuah bisikan samar bergema dari balik pintu di belakang Lin Qiye.”
“Pada momen berikutnya, garis profil manusia mulai melangkah pelan keluar dari bayangan pintu daging. Seperti seseorang yang nekat menembus lapisan membran buram, turun dari balik pintu ke dunia ini!”
Garis profil manusia di pintu semakin jelas, Lin Qiye bahkan bisa melihat ciri wajah samar-samar orang itu, namun meski begitu, orang itu sepertinya tetap tak bisa benar-benar melewati lapisan tipis ini. Setelah mencoba beberapa saat, ia menghela napas dengan pasrah...
“Sudahlah, sebuah tangan juga cukup... Kalau semuanya datang, dasar anak bawang, kau mempertaruhkan nyawa ini pun tak akan bertahan beberapa detik.”
Hah——！
Mengikuti langkah mundur setengah langkah orang itu, sebuah lengan tiba-tiba menembus lapisan tipis, menusuk masuk ke dunia ini！
Isolasi antar dunia diisolasi oleh sebuah lengan yang terdorong dengan pasrah, sebuah telapak tangan terpapar di udara. Itu adalah telapak tangan yang terlihat biasa-biasa saja, dengan kapalan tebal yang sama seperti Lin Qiye, efek samping akibat memegang pedang selama bertahun-tahun.
Lin Qiye menyaksikan pemandangan ini, sorot matanya menyempit halus.
Dia paham betul ingat, di tahun-tahun lalu Merlin khusus mencatatkan catatan kaki dalam Kitab Rahasia Mantra Terlarang: 【Bisikan Kegelapan】esensialnya adalah menggunakan daging dan darah sebagai media, menghubungi entitas yang ada di posisi luar dunia, sehingga menarik Nya turun melalui formasi sihir... Dan "Kegelapan" yang disebut-sebut ini sangat mungkin berasal dari "dunia nyata", semakin sering menggunakan 【Bisikan Kegelapan】akan membuat pandangan Nya mengunci si pengguna mantra, dan mempercepat kedatangan Nya...
Saat terakhir Lin Qiye menggunakan 【Bisikan Kegelapan】, meski juga mendengar bisikan dari entitas di balik pintu, ia tak bisa mendengar jelas isi perkataanNya. Namun kali ini, ia tidak hanya mendengar ucapan pihak lawan dengan jelas, bahkan pihak lawan telah bisa menembuskan satu lengannya melalui tembok dunia dan turun di sini!
Apakah ini berarti "Nya" semakin mendekati dunia ini?
Chapter 1960 Bisikan Kegelapan Kembali
"Bisikan Gelap" hampir berhasil ditarik olehnya sendiri?
Lin Qiye sudah lama tahu bahwa 【Bisikan Gelap】 tidak akan mempengaruhi pengguna, hanya berdampak pada dunia... Tapi sampai tahap ini, pengaruh apapun sudah tak berarti.
Lin Qiye bahkan ingin agar "Bisikan Gelap" palsu ini segera turun ke dunia. Paling-paling tarik semua makhluk gaib dan iblis ke semesta ini, kita adakan pertarungan besar... Dengan begini, setidaknya situasi Da Xia bisa sedikit mereda.
"Kiamat Kedua,《Penghapus Hukum》."
Saat telapak tangan itu terbuka perlahan, pola misterius terbentuk secara gaib di kehampaan. Bentuknya mirip penghapus papan tulis. Gerakan ujung jari yang lincah melesatkannya dengan cepat ke arah pasukan Cthulhu yang bergerak maju!
Lin Qiye ingat penghapus ini. Saat menggunakan 【Bisikan Gelap】 dulu, penghapus inilah yang langsung menghapus dua dewa dan mencabut nyawa hampir seratus hewan suci.
Tapi saat melihat penghapus ini dari jarak begitu dekat, tiba-tiba ada rasa familiar yang misterius...
“Makhluk ini teksturnya……kenapa rasanya mirip dengan yang ada di tangan Jinian?”
Penghapus papan tulis itu dengan cepat melesat melewati tanah, sedikit mengusap di udara kosong... hampir sepuluh ribu ekor anak domba Hitam yang telah mendekati Lin Qiye dalam jarak kurang dari 100 meter langsung menghilang tanpa jejak... seolah lukisan kapur yang terhapus, lenyap tanpa bekas.
Sebuah celah raksasa muncul di tengah gelombang hitam!
Hilangnya ribuan anak domba Hitam secara tiba-tiba membuat anak domba lain di sekitarnya tertegun, Mereka sepertinya sama sekali tak memahami apa yang terjadi. Tak lama kemudian, penghapus itu kembali mengusap lembut di atas kepala Mereka...
Kesadaran Mereka langsung terputus, tubuh raksasa yang menginjak-injak bumi seolah tak pernah ada, hanya menyisakan debu tebal yang mengepul di langit-langit.
Hanya dalam hitungan detik, hampir sepuluh ribu ekor anak domba Hitam tercabut nyawanya. Gelombang hitam yang mengalir deras itu seperti dipenggal kepalanya secara paksa, namun ombak berikutnya tetap menyusul dengan cepat. Dibandingkan skala total yang mencapai jutaan, anak domba Hitam yang terbunuh ini hanyalah sudut gunung es.
"Terlalu lambat..." Lin Qiye berdiri di genangan darah, vitalitasnya cepat terkuras, wajahnya pucat pasi berbicara, "Kalau begini terus, Mereka tetap bisa menembus tirai hitam... Bisakah kau membunuh lebih cepat lagi?"
“Masih lambat?” Suara serak terdengar dari balik pintu, “Kamu benar-benar mati-matian? Tenaga yang kuhabiskan sekarang semuanya mengambil nyawamu... Kalau mau cepat membunuh memang bisa, tapi nyawamu pun tak akan bertahan lama.”
Lin Qiye menatap riak gelombang hitam yang mengalir deras, suaranya parau:
“Bunuh!”
“……”
Suara itu diam sejenak, telapak tangan kembali diangkat, “Kebinasaan Ketujuh, 《Lenyap》.”
Tekstur kedua melayang dari telapak tangannya, secercah benang kelabu mengalun seperti sutra ke depan, aura penghancuran level tertinggi memancar darinya!
Lin Qiye tidak pernah melihat aura penghancuran sekuat ini, secercah tekstur ini melayang sejauh 100 meter, bahkan ruang angkasa terkoyak retakan mengerikan, tanah di sepanjang jalannya runtuh berdebum, kekuatan penghancur yang bergolak di dalamnya bagaikan cairan penuh dalam cangkir, sedikit tergoyang, langsung menghancurkan segalanya menjadi debu...
Lin Qiye bahkan bisa berspekulasi, jika seluruh kekuatan "cangkir air" ini dikuras habis, sebuah planet bisa dihancurkan dengan mudah.
Saat benang kelabu ini melayang ke depan pasukan mitologi Cthulhu, ribuan anak domba Hitam lagi hancur jadi kabut darah. Tak hanya itu, saat telapak tangan itu menyeka lembut, benang langsung menusuk ruang angkasa saling terhubung, lubang hitam yang dikecilkan berkali-kali lipat tiba-tiba terbentuk!
Daya hisap yang menakutkan dilepaskan dari lubang hitam, puluhan ribu anak domba Hitam terseret masuk dengan pasrah, ditambah dengan Penghapus Papan Tulis misterius yang terus menari-nari, pasukan besar Kambing Hitam mulai menyusut dengan kecepatan yang terlihat jelas!
Di bawah kekuatan dua pola gaib, setiap detik puluhan ribu anak domba Hitam menghilang, seolah ada Kolam Petir tak terlewati yang melintang 100 meter di hadapan Lin Qiye, meski pasukan Cthulhu menerjang habis-habisan, tak ada yang bisa melewati sejengkal pun!
Bersamaan dengan itu, Lin Qiye yang tegak berdiri di balik Kolam Petir itu mulai menua dengan cepat...
Vitalitasnya terus membanjiri mantra terlarang di bawah kakinya, digunakan untuk mempertahankan konsumsi besar 【Bisikan Kegelapan】, kulitnya semakin kering dan kosong, posturnya mulai membungkuk, helai demi helai rambut hitam berubah memutih, setiap detik dia menua dengan hitungan "tahun".
Meski begitu, tekadnya tak goyah, puluhan ribu anak domba Hitam hancur berkeping di hadapannya, darah berbau busuk merendam tanah, dia bagai patung merah marun yang diam tegak di balik tirai hitam yang mengepul, menyaksikan langit runtuh dan bumi terbelah.
Dalam awan daging dan darah yang bergelora, mata raksasa merah darah itu memancarkan kemarahan, Nya menatap tajam lengan yang mengulur dari balik pintu, puluhan Tentakel menari liar di udara kosong!
Begitu banyak anak domba yang dibunuh,【Kambing Hitam】 tentu tidak akan berhenti begitu saja. Dengan raungan menyakitkan yang menggema dari awan, dua kuku Kambing Hitam setinggi gunung menghancurkan awan dan menghantam ke arah Lin Qiye!
"Hmph, cari mati." Suara itu kembali terdengar, "Kiamat Kelima,《Dimensi》."
Kilatan perak berkelebat di telapak tangan. Pada momen berikutnya, dimensi di atas Lin Qiye terlipat, kedua kuku yang jatuh itu terbelah menjadi ratusan bagian, berbelok aneh di udara, lalu menginjak-injak gerombolan anak domba Hitam!
Seketika, hampir seribu anak domba Hitam mati terinjak-injak olehNya.
Raungan amarah【Kambing Hitam】menggema ke angkasa!!
Lin Qiye melihat ini, kilatan spiritual meledak di sorot matanya. Suara seraknya terdengar:
"Kamu, bisakah membunuhNya? Atau pria kulit hitam di sampingNya juga boleh."
"Membunuh mereka tentu bisa." Suara itu berhenti sejenak, "Tapi, tenagamu takkan cukup. Vitalitasmu sudah terkikis habis."
"Kalau begitu, fokus saja membantai anak-anaknya... Waktuku tidak banyak lagi."
Suara Lin Qiye semakin lemah. Dalam puluhan detik, pemuda dua puluh tahunan itu berubah menjadi lelaki tua... Helai rambut peraknya menari di angin, telapak tangan di gagang pedang berdarah itu kini penuh kerut.
“Pintu mau dikurung……Selanjutnya, kamu hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Yang bisa kulakukan, sudah sampai batas diri.” Dua pola tekstur terbang kembali ke telapak tangan orang di balik pintu, suaranya kembali menggema, “Kepedihanmu, mungkin baru saja mulai, jangan merasa putus asa, dan jangan lupa dirimu……Lin Qiye, cepat atau lambat, kita akan bertemu lagi……”
Seiring suaranya berhenti, pintu berdarah yang berdiri tegak di belakang Lin Qiye perlahan menghilang, tembok penghubung dua dunia itu pulih ke bentuk semula.
Pola merah darah yang memenuhi lantai retak bersamaan, tubuh Lin Qiye menyelinap cepat, hampir terjatuh tak berdaya.
Terengah-engah, dia menatap reruntuhan di hadapannya, di atas puing-puing itu, ombak puluhan juta anak domba Hitam telah dibantai hampir separuh……
Chapter 1961 【Kekacauan】Amarah, Tirai Hancur
Ekspresi 【Kekacauan】terlihat muram.
Dalam rencanaNya……tidak, dalam naskahNya, Lin Qiye seharusnya bertarung sendirian di garis depan pertempuran, mempertaruhkan nyawa melawan puluhan ribu anak domba Hitam dan delapan belas jenazah dewa, lalu anak domba Hitam lainnya menerjang tirai hitam, mulai membantai warga di belakang.
Saat para warga itu terkoyak menjadi pecahan kaca dalam ketakutan, Lin Qiye yang bertarung mati-matian di garis depan akan terpicu amarahnya hingga hampir kehilangan akal, tapi selain menyaksikan mereka mati tak berdaya, dia tak sanggup berbuat apa-apa……Keputusasaan dan amarah seperti inilah yang paling ingin ditonton 【Kekacauan】.
Pertama, dalam siaran langsung yang bisa dilihat oleh seluruh Da Xia, jutaan orang tewas mengenaskan, dan Lin Qiye selaku Sang Panglima Tertinggi juga hanya bisa dihabisi dalam kemarahan yang tak berdaya... Kepanikan yang belum pernah terlihat sebelumnya akan menerobos Da Xia, lalu di tengah keputusasaan ini, perlahan-lahan menghancurkan mental orang-orang lain, sebelum akhirnya memusnahkan ras menyedihkan ini.
Inilah akhir yang telah ditulis 【Kekacauan】 untuk "The Chronicles of Great Xia". Hanya akhir yang penuh kesedihan dan keputusasaan seperti ini yang pantas untuk keagungan masa lalu-Nya.
Tapi sekarang, naskah itu sepertinya mulai menyimpang.
Lin Qiye yang seharusnya terkepung mati oleh ratusan ribu anak domba Hitam dan 18 jenazah dewa, ternyata masih hidup. Rakyat Da Xia pun tidak mengalami kerusakan sedikit pun. Malah pasukan jutaan anak domba yang mereka siapkan untuk Da Xia, hampir setengahnya tercabut hanya dalam hitungan menit!
Apa makna dari jumlah ini?
Dalam rencana awal Da Xia, dibutuhkan tiga benteng pertahanan level-S, ditambah lebih dari seribu mantra terlarang, serta mengerahkan semua pasukan elit negara untuk bisa bertempur melawan jumlah pasukan sebanyak ini. Tapi Lin Qiye sendirian sudah membantai hampir separuhnya!
Penyimpangan besar antara realita dan rencana ini bagai tamparan keras di wajah 【Kekacauan】. Amarah mulai membara di hati-Nya, tatapan penuh kebencian tertuju pada siluet keriput yang tegak berdiri di depan tirai hitam itu, lalu dengan suara dingin Dia berseru:
“Bagus... Kau kembali mengubah naskahku. Tapi ini tidak mengubah apapun... Semut-semut itu memang hanya umpan untuk dikorbankan. Mati pun bisa terus diisi ulang... Lalu bagaimana denganmu?”
“Tubuhmu yang retak sudah mencapai batas diri, kan? Organ-organ rusak dalam pertempuran, kondisi mental terkuras oleh mantra terlarang, darah habis dalam persembahan... Bahkan sekarang umurmu juga sampai di ujung jalan......”
“Selanjutnya, dengan lampu minyammu yang mencapai titik kelelahan total... apa lagi yang bisa kau gunakan untuk melindungi orang-orang di belakangmu itu?”
Saat 【Kambing Hitam】 mengeluarkan desisan tajam, anak-anak domba Hitam yang tersisa kembali bergerak maju. Bersamaan dengan itu, tujuh belas jenazah dewa selain Nefertem berbondong-bondong keluar, menyerbu Lin Qiye di depan tirai hitam!
Dengan begitu banyak keturunannya yang terbantai, 【Kambing Hitam】 sudah murka setengah mati, langsung mengerahkan semua kekuatan untuk mengepung siluet keriput itu!
Di atas tanah yang porak-poranda, siluet keriput berjubah merah marun perlahan menegakkan punggungnya. Pada wajah berkerut itu, sorot matanya tetap tenang bagai jurang.
“Sudah kukatakan, aku bisa menahan kalian... Kalau tidak percaya, lanjutkan saja percobaanmu.”
Melihat ketiadaan kepanikan di wajah Lin Qiye, kebencian dalam hati 【Kekacauan】 semakin memuncak. Ini mengingatkannya pada empat tahun lalu, saat dirinya justru dikalahkan oleh Lin Qiye di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa... Ia membenci segala hal yang di luar perkiraan, juga muak dengan pertunjukan menarik yang dinantikannya, diubah begitu saja oleh orang ini.
Pandangan Nya jatuh pada tirai hitam yang mengisolasi medan perang di belakang, kilatan spiritual berkedip di sorot matanya. Sebuah niat tiba-tiba membanjiri hati, kemarahan dan kebencian di hatinya seolah menemukan saluran luapan. Tertawa keras:
"Kamu masih mau pakai tirai hitam ini untuk menutupi medan perang, mempertahankan kepercayaan diri mereka? Sungguh menggelikan!"
【Kekacauan】 mengangkat kedua tangan, menghadap tirai hitam yang menutupi langit, menyobek dengan sekuat tenaga!
"Biarkan mereka menyaksikan! Lihatlah betapa menyedihkan dan pedihnya Komandan Lin yang mereka anggap tak terkalahkan sekarang! Biarkan mereka melihatmu gugur di medan perang, menyaksikan pilar tertinggi Da Xia runtuh berdebum! Bukankah kau harapan mereka? Bukankah kau Komandan Lin yang tak terkalahkan?? Mitos ketangguhan yang kau bangun dengan tangan sendiri, hari ini akan kurobek di depan semua orang! Begitu menyaksikan kegagalanmu, kepanikan akan merebak, keyakinan mereka pun runtuh! Tanpa keyakinan mereka... Tubuh compang-campingmu ini masih bisa bertahan berapa lama lagi??”
Suara menjerit-jerit bergema di ufuk langit. Saat telapak tangan 【Kekacauan】 menyobek udara kosong, tirai hitam raksasa yang menyelimuti semesta terkoyak oleh banyak celah mengerikan dalam sekejap mata!
Pecahan tirai beterbangan bagai salju, kesenjangan antara kerumunan dan medan perang pun cepat menghilang. Orang-orang tertegun mengangkat kepala memandang medan perang, sorot mata mereka dipenuhi kebingungan...
"Tirai hancur... Apakah Komandan Lin kalah?”
【Anak kecil digendong dalam dekapan, tertegun memandang pecahan tirai yang menari-nari di hadapannya, bertanya pelan.】
Tak ada yang menjawab, termasuk para penonton yang menanti hasil perang di depan layar. Semua mata mencari siluet merah marun di antara serpihan tirai yang bertebaran...
Tirai yang retak menandakan kemungkinan besar Komandan Lin gugur di medan perang... Jika benar, berarti nyawa mereka juga akan tamat. Ratusan ribu anak domba Hitam akan menyobek tubuh mereka. Pertahanan utara Da Xia yang selama ini ditopang seorang diri itu, akan hancur berantakan.
Saat semua orang hampir kehilangan akal, akhirnya terlihat bayangan merah samar-samar di balik tirai yang semakin retak.
【Di situ!! Dia dikepung para dewa!】
【Komandan Lin masih hidup! Mayat monster menumpuk di depannya!】
【Astaga, berapa banyak monster yang dibunuhnya?? Lantai sudah berubah merah oleh darah...】
【Serpihan hitam itu sangat mengganggu! Terbang terus... Mataku jadi berkunang-kunang. Kok rambut Komandan Lin jadi beruban?】
【Itu benar Komandan Lin? Tinggi badannya kok kayak beda ya?】
【Entahlah, dia membelakangi kita. Tidak jelas... Sepertinya bukan beliau】
【Tapi juga bukan Tuan Shen? Katanya cuma dua orang Penjaga Malam yang berjubah merah marun?】
【Jangan pusingkan itu sekarang!! Para monster sudah menerjang!!】
【……】
【Kekacauan】 menyaksikan langsung pemandangan ini, mulutnya tak bisa menahan diri untuk mengembang. Nya menatap sosok merah marun yang keriput dan tak berdaya, seolah sudah melihat ekspresi terkejut mendalam orang-orang saat menyaksikan wajah asli Lin Qiye……
Pahlawan yang memikul harapan dan keyakinan, tewas mengenaskan di hadapan dunia. Ini juga merupakan kesenangan tertinggi yang dikejar 【Kekacauan】, hanya dengan membayangkan sekilas saja sudah membuat Nya gembira luar biasa!
Lin Qiye berdiri sendirian di antara pecahan tirai yang bertebaran, melirik tujuh belas dewa di atasnya, lalu menghela napas panjang…… Tangannya meraih ke dalam dekapan.
Chapter 1962 Di Bawah Senja
Dia masih punya kartu as.
Meski sudah mencapai titik kelelahan total, masih tersisa satu kartu terakhir……
Itu adalah kartu yang paling tak ingin dia gunakan. Daripada memakainya, dia lebih memilih menukar nyawanya sebagai chip untuk tiga menit…… Tapi sekarang, dia tidak punya pilihan lain.
Tujuh belas wibawa ilahi mengelilingi semesta, menyelimuti tubuh keriputnya. Angin kencang menerbangkan helai rambut putih yang berantakan, sepasang sorot mata rumit menatap tajam telapak tangannya……
Di sana tergeletak koin bintang yang memancarkan kilau biru muda.
【Koin Bintang Raja】.
“……Seandainya bisa, kuharap tak perlu lagi mengandalkan kalian. Tapi… kekuatanku sendiri sudah sampai batas……”
Wajah penuh kerut Lin Qiye memaksakan senyum getir. Dia menatap koin bintang di telapak tangan itu, seolah sedang berbicara lembut dengan seorang sahabat lama.
“，aku sudah berfantasi tentang pemandangan ini berkali-kali. Mungkin di realita kita takkan pernah bisa berkumpul lagi, tapi kekuatan Koin Bintang bisa menghadirkan kembali masa lalu yang pernah menjadi milik kita... Tapi setelah itu, aku akan melupakan semua yang pernah menjadi milik kita. Sebagus apapun, sepahit apapun. Sekarang aku mau mati... Bisa berdampingan bertempur sekali lagi dengan kalian sebelum ajal, sepertinya tidak buruk?”
Lin Qiye tersenyum. Senyuman itu tak lagi getir, malah penuh harapan dan antisipasi... Dia seperti berubah kembali menjadi pemuda sepuluh tahun silam, berdiri di atas dinding pagar Lembaga Penyekatan. Sorot mata jernihnya memantulkan cahaya fajar dan laut di kejauhan, tapi di sisinya, tak ada seorang pun...
Lin Qiye tahu, dirinya sudah mau mati. Bahkan jika ada kekuatan keyakinan sebanyak apapun, tidak bisa memperbaiki kehidupan yang mengering. Tubuhnya ini akan segera menghadapi tamat akhir.
Dan jarak evakuasi tiga benteng pertahanan Da Xia, masih tersisa tujuh menit... Dalam tujuh menit terakhir ini, dia harus membakar habis semua yang ada di tubuhnya.
Bahkan saat mati pun, dia tak boleh meninggal di bawah tatapan semua orang. Ada puluhan mata yang menunggu mukjizat ciptaannya. Dia harus mempertahankan citra Komandan Lin sampai detik terakhir kehidupan.
Jadi, kartu as terakhirnya... adalah kenangan.
Kenangan paling berharga dan tak terlupakan dalam sepuluh tahun terakhir... Hanya kenangan itulah yang mungkin memutar balikkan situasi pertempuran, memberinya akhir yang sempurna.
Jubah merah marun menari-nari di angin dalam keputusasaan, jeritan bumi menggema ke langit. Orang tua yang berdiri di depan hamparan pecahan tirai itu, bagai seorang aktor yang hendak sembah penutup, dengan air mata panas membasahi pipi, mencium panggung yang pernah menjadi milik mereka.
Tangannya gemetar menopang Koin Bintang yang berkilauan, perlahan menempelkannya ke tanah berdarah. "Biarkan dunia ini mengingat bentuk terakhir kita..."
"Di bawah senja ini."
Ding——!!
Koin Bintang biru muda berputar-putar dalam genangan darah, bayangan samar kenangan menari mengikuti gerakan koin. Riak-riak bergelombang di permukaan darah, dan pada momen berikutnya, kehampaan di sekujur tubuh Lin Qiye mulai bergejolak.
Sapuan malam pekat seperti tinta yang merembes di langit. Medan perang yang kacau dan remang-remang, seketika berubah bagai malam abadi.
Di antara serpihan tirai yang beterbangan, sosok-sosok merah marun bermunculan dari kehampaan, berdiri berdampingan di samping Lin Qiye!
Aura wibawa dahsyat memancar dari sosok-sosok merah itu, dalam sekejap menghancurkan wibawa ilahi dari tujuh belas jenazah dewa yang bersatu. Gelombang tekanan yang terlihat jelas menyapu kehampaan, mendorong mereka mundur beberapa langkah secara serentak!
"Itu... itu..."
Saat ini, di tempat-tempat pengungsian seluruh Da Xia, para Penjaga Malam yang sedang menyaksikan siaran langsung membelalakkan mata, sorot mata mereka dipenuhi rasa tak percaya!
"【Malam】!! Ini 【Malam】!!! 【Malam】 sudah kembali! Mereka diselamatkan!!"
“——Asalkan yang sudah bergabung dengan Penjaga Malam cukup lama, hampir semua bisa mengenali jubah-jubah merah marun itu. Itu adalah legenda Da Xia di masa lalu, sekaligus penyesalan abadi Da Xia... Saat ini menyaksikan kemunculan kembali 【Malam】, sebagian besar orang merasa gembira sekaligus bingung, tak mengerti maksud di balik semua ini.”
“Sang Kapten menjadi Panglima Tertinggi ketujuh yang tetap tinggal di Da Xia, Wakil Kapten menjadi salah satu dari Tiga Dewa Pilar mitologi Cthulhu, anggota tim lainnya ada yang tewas, hilang, atau menghilang di semesta sebagai Yang Mulia Da Xia... Hampir tak ada yang menyangka, 【Malam】 masih bisa berkumpul lagi suatu hari nanti.”
“Hanya segelintir petinggi Penjaga Malam yang mengetahui kemampuan 【Koin Bintang Raja】, saat menyaksikan pemandangan ini, bukannya senang justru diliputi kesedihan yang mendalam...”
“Mengukir kembali kenangan masa lalu dengan tangan sendiri, namun harus membayarnya dengan kehilangan ingatan selamanya... Perasaan apa yang sedang dirasakan Komandan Lin saat ini?”
“Di atas tanah berdarah, puluhan anak domba Hitam menerjang. Di antara serpihan tirai yang beterbangan, sosok berjubah merah marun itu mengangkat lengannya perlahan, lalu menekan telapak tangan ke arah depan.”
“—Padam.”
“Begitu suara itu bergema, ribuan anak domba Hitam di garis depan tiba-tiba terhenti, lalu meledak berhamburan menjadi kabut darah yang memenuhi langit!”
“Ini adalah penaklukan mutlak lewat aura seasal, ini adalah penggentaran hierarkis yang tak terbantahkan. Seiring secercah kabut abu-abu mengepul dari balik jubah, puluhan Mi-Go pink muncul dari udara kosong, membentuk gelombang pasukan yang menerjang lautan anak domba Hitam tanpa ampun!!”
【Malam】 Wakil Kapten tim 【Malam】，【Kunci Gerbang】 inang, An Qingyu!
Ini adalah An Qingyu yang dihadirkan kembali dari ingatan Lin Qiye, titik waktunya adalah setelah meninggalkan Universitas Shangjing, sebelum dibujuk 【Kekacauan】 untuk mengkhianati Surga... Di periode ini, dia sudah memiliki kemampuan mengendalikan Mi-Go, bahkan punya kekuatan penekan absolut terhadap sebagian kehidupan mitos Cthulhu.
Ini adalah An Qingya dalam ingatan Lin Qiye yang masih berada di 【Malam】, sekaligus titik waktu ketika kekuatannya paling kuat...
Melihat pemandangan ini, wajah 【Kekacauan】 langsung menghitam, Nya sama sekali tak menyangka Lin Qiye malah bisa memanggil An Qingyu dari periode itu... Meski kekuatan An Qingyu saat itu tak bisa dibandingkan dengan sekarang, bagi anak-anak domba Hitam ini, tetap saja senjata pamungkas serangan dimensi!
Tujuh belas jenazah dewa yang dikendalikan melihat ini, kembali bersatu menekan kerumunan, cahaya dewa beraneka warna meledak tiba-tiba, mengalir deras bagai air terjun!
"Hunyuan Wuji, Qian Kun terbalik."
Dari kerumunan, sosok itu menginjakkan kaki lagi, lubang Hunyuan Wuji terbuka lebar di kehampaan, dengan pasrah menelan seluruh kekuatan ilahi tujuh belas jenazah dewa.
Seiring mantra Tao terus digenggam, aliran Yin-Yang berputar di bawah kakinya, kekuatan ilahi yang tertelan itu menjalin api Tao, mengucur dari lubang Hunyuan Wuji, langsung menguapkan lima jenazah dewa yang berkumpul jadi abu, nyala merah membara menyala separuh langit!
Wibawa ilahi tertinggi menerjang bumi! Sosok yang menginjak lubang Hunyuan Wuji ini berdiri tegak di antara kerumunan siluet, dengan satu tangan menghadapi 17 jenazah dewa - lima diantaranya musnah seketika!
Anggota tim 【Malam】, "Siklus Diri Sejati" Lingbao Tianzun, Bai Li Pangpang!
Muu——!!
Bersamaan, dua dewa dari mitologi Cthulhu seolah menyadari aura menakutkan yang dipancarkan sosok-sosok merah marun ini. Tubuh raksasa mereka bergerak cepat bagai dua puncak gunung yang disambar petir, menindih tirai yang telah remuk di hadapan!
Chapter 1963 【Malam】 Muncul Kembali
Sebuah siluet berjubah merah marun melesat bagai kilat menyusuri tanah retak, sendirian menerjang dua dewa dari mitologi Cthulhu!
Telapak tangan yang menggenggam gagang pedang mengencang, dentang senjata nyaring menggema ke angkasa!
Qiang——!!
Pada momen berikutnya, nyala api kemarahan yang ganas menjulang ke langit!
"Hehehehe..."
Nyala api hitam kemarahan menyatu dengan gelapnya malam, mengubah medan perang ini menjadi puing berasap. Di hadapan dua dewa raksasa setinggi gunung, sebuah siluet kolosal menjulang dari lautan api!!
Di antara puing darah dan kobaran api, siluet raksasa itu perlahan berdiri tegak - tingginya malah melebihi dua dewa mitologi Cthulhu. Lubang-lubang bulat bertebaran di persendiannya, dua rantai hitam penuh retakan muncul dari kehampaan mengikat tubuhnya di tempat, seolah akan berhamburan setiap saat.
Dua dewa-dewa dari mitologi Cthulhu bertindak bersamaan, kekuatan aneh menenggelamkan siluet raksasa yang berdiri tegak di tengah lautan api. Dua rantai hitam bergetar-getar dengan hebat, dan segera hancur berkeping-keping dalam kehampaan!
Hei Wang yang terbebas dari belenggu rantai hitam, lukanya langsung menyembuh dengan cepat. Nyala api kemarahan menyebar di bawah kaki siluet raksasa, membakar habis puluhan ribu anak domba Hitam di sekitarnya menjadi abu. Aura kekerasan yang sangat menakutkan bertabrakan dengan bau tidak beres dari dua dewa Cthulhu, malah membuat kedua dewa itu sedikit mundur!
Raungan——!!!
Teriakan mendesis bagai guntur menggema di seluruh penjuru. Siluet raksasa itu meraih sebilah pedang besar yang terjalin dari nyala api kemarahan di telapak tangannya, lalu mengayunkannya dengan cepat ke arah dua dewa Cthulhu!
Melawan dua lawan sekaligus!
Kilau pisau kemarahan yang berlebihan terus meruntuhkan tanah, membuka jurang api yang dalam. Gelombang kejut dari pertarungan tiga raksasa itu langsung mengosongkan area, menghancurkan puluhan ribu anak domba Hitam di sekitar menjadi serbuk. Siluet raksasa itu dengan pedang apinya malah mampu bertahan melawan dua dewa sekaligus tanpa terlihat lemah!
Anggota tim 【Malam】: Hei Wang, Cao Yuan!
Bara kelabu melewati riak anak domba Hitam yang mengalir deras, cepat-cepat membentuk sosok merah marun yang membawa enam sayap di punggungnya. Saat jari telunjuknya menempel lembut di bibir, abu rokok yang membara jatuh redup. Sebuah wilayah kelabu langsung menyelimuti gelombang hitam yang datang dari seberang. Dia bagaikan dewa di dunia sunyi, berdiri tegak di atas umat manusia.
“Ssst——”
Anak domba Hitam yang tertutup wilayah kelabu ini langsung hancur menjadi kabut darah. Kobaran api menyembur dari bibir pria itu, dalam sekejap membentuk tembok api di depan warga, menghalangi serbuan sisa-sisa yang lolos.
Anggota tim 【Malam】, Malaikat Sunyi, Shen Qingzhu！
Duum——!!
Sebuah peti hitam terjatuh dari langit ke tanah, gelombang kejutnya menjatuhkan puluhan anak domba Hitam di sekitarnya!
Gadis remaja bagai hantu menginjakkan kaki dari peti mati. Medan magnet tak kasat mata menerobos semua perangkat elektronik di tangan warga belakang. Sinyal menembus internet, langsung menyebar ke seluruh Da Xia.
Pada momen berikutnya, silo rudal di seluruh Da Xia terbuka secara misterius. Semua senjata api dalam jangkauan tembak seolah dikendalikan tangan raksasa tak terlihat, serentak melesat keluar!
Ribuan rudal melintasi langit, bagai lautan baja yang membelah senja, berkumpul dengan presisi di medan perang utara. Saat gadis itu mengangkat jarinya, ribuan rudal berbelok serempak, seolah ditarik oleh kekuatan tak terlihat yang mengitarinya bagai tornado raksasa, lalu berjatuhan di mana-mana di belakang gelombang anak domba Hitam!
Rudal-rudal meledak di belakang gelombang, bola-bola api terus bergema. Meski tak mampu membunuh monster-monster aneh nan raksasa ini, gelombang kejutnya merobek celah-celah di tengah pasukan. Titik jatuh rudal yang dihitung presisi ini dalam tiga detik membelah gelombang hitam yang terus mengalir menjadi belasan modul terpisah, mengurangi tekanan drastis pada An Qingyu dan Shen Qingzhu di garis depan!
【Malam】Anggota tim, Medan Magnet Hantu, Jiang Er!
Helai rambut perak tertiup angin kencang. Di belakang medan perang, seorang tua berdiri sendirian di genangan darah, matanya menatap dengan khusyuk siluet-siluet merah marun yang mengguncang langit-bumi... kerinduan mendalam terpancar dari sorot matanya.
【Koin Bintang Raja】, sanggup menghidupkan kembali kenangan yang ada... Semakin akrab dengan sosok yang dihidupkan, kekuatannya akan semakin mendekati wujud aslinya.
Di dunia ini, tak ada yang lebih mengenal mereka selain Lin Qiye sang kapten. Tim 【Malam】 adalah kekuatan terkuat yang bisa dihidupkannya secara sempurna kini... sekaligus satu-satunya cara untuk menahan pasukan mitos Cthulhu selama tujuh menit, mengubah jalannya pertempuran bagi manusia yang terjepit.
"Tapi kartu as ini, hanya bisa digunakan sekali."
"Begitu Koin Bintang berhenti berputar, dia akan benar-benar melupakan keberadaan yang telah dihidupkan kembali... Kenangan berharga yang terukir dalam memorinya, orang-orang yang selamanya terpatri dalam ingatannya, juga akan lenyap dari pikirannya."
"Bagi Lin Qiye, ini lebih berharga daripada nyawanya sendiri."
"Saat Lin Qiye fokus mengamati medan perang di kejauhan, sesosok siluet muncul dari kehampaan dan berhenti di sampingnya."
"Lin Qiye menoleh ke arah itu."
"Seorang gadis remaja berjubah merah marun..."
"Rambut hitam panjangnya berkibar bersama ujung jubah yang ditiup angin. Wajah yang pernah muncul dalam mimpinya berkali-kali itu kini ada dalam jarak sedekat ini, menatapnya dengan bola mata yang memerah..."
"Dia gemetar mengulurkan telapak tangan, ujung jari rampingnya menyentuh pipi keriput Lin Qiye. Dua aliran air mata mengalir deras dari sudut matanya."
"Qiye...?"
"Jia Lan tertegun memandangnya, suaranya serak, 'Kamu... Kenapa kamu...?'"
"Di hadapannya, luka-luka mengerikan di sekujur tubuh dan wajah lelah yang berkeriput itu bagai pisau tajam yang sedang menyayat-nyayat hatinya."
"Meski kini Lin Qiye sudah tak lagi memiliki jejak wajah pemuda 20-an tahun, tapi dia tetap bisa mengenali kekasih hatinya sekilas pandang... Tapi dia tak bisa membayangkan, hal apa yang telah dialami pria muda ini hingga berubah seperti ini?"
Angin sepoi-sepoi mengangkat beberapa helai rambut yang memucat. Lin Qiye berdiri di genangan darah, sorot matanya yang suram juga menatap Jia Lan di hadapannya... Meski tahu semua ini hanyalah rekaman kenangan palsu, di detik ini hatinya tetap berguncang hebat!
Dia adalah Panglima Tertinggi Night Watch Da Xia. Dia bisa menahan semua panah dan pistol musuh tanpa mengeluh, bisa berdiri tegak di barisan depan... Tapi tak sanggup menahan secarik perhatian dari wanita yang dicintainya dalam kilas balik kenangan.
Bertahun-tahun ini dia menanggung kesepian dan tekanan tak terperi. Sekejap melihat Jia Lan, sudut paling lembut di hatinya langsung meleleh. Rasa sakit yang lama terpendam dalam diam, seolah menemukan saluran luapan... Segenap unek-unek ingin deras mengalir keluar.
Tapi akhirnya, dia menggelengkan kepala pelan.
Sorot mata keruh yang menatap Jia Lan tiba-tiba memancarkan kelembutan... Dia menunduk memandang bayangan compang-campingnya di genangan darah, berbisik lirih:
"Aku... hanya merasa agak lelah."
Chapter 1964 Mereka Disebut 【Malam】
Bibir Jia Lan terkunci rapat. Tangannya menggenggam erat telapak Lin Qiye, seberkas cahaya langsung mengalir dari genggaman itu ke tubuhnya.
Melihat ini, ekspresi Lin Qiye menjadi rumit. Matanya menatap bola mata Jia Lan, berkata pelan-pelan:
“Vitalitasku sudah mengering... Bahkan jika kamu memindahkan 【Abadi】 padaku untuk memperpanjang nyawa, saat efek 【Koin Bintang】 hilang, vitalitas tetap akan menghilang... Gunakan kekuatanmu di medan perang. Hanya mengandalkan Qingyu, Si Sok Jago, dan Jiang Er, kita takkan bisa menahan ratusan ribu anak domba Hitam.”
“Tapi, tapi bagaimana denganmu?” Jia Lan berbicara dengan gelisah, “Aku tidak mau melihatmu mati...”
“Aku tidak akan mati.”
Lin Qiye mengangkat telapak tangannya, mengelus rambutnya dengan lembut, “Ini mungkin terakhir kalinya 【Malam】 muncul di hadapan dunia... Setidaknya, berikan akhir yang sempurna untuk kita yang dulu, setuju?”
Jia Lan tertegun memandangi mata Lin Qiye, setelah lama berpikir, tangannya yang menggenggam erat pelan-pelan melepaskan...
“Kita akan bertemu lagi, kan?” Jia Lan menyeka bekas air mata di sudut matanya, kedua kelopak mata yang merah itu menatap Lin Qiye dengan serius, “Bukan pertemuan dalam ingatan... Tapi pertemuan nyata, di dunia nyata.”
Lin Qiye terdiam lama, kemudian mengangguk pelan.
“Pasti.”
Jia Lan melirik ke kejauhan di mana gerombolan anak domba Hitam terus bergerak, kilau tekad muncul di matanya. Ia menoleh, berjinjit, dan menempelkan ciuman lembut di bibir Lin Qiye.
“Kalau begitu aku pergi... Janjimu harus ditepati!”
Dengan pandangan terakhir yang dalam pada Lin Qiye, tubuhnya melesat menginjak tanah retak, bagai anak panah yang menerjang tanpa ragu ke dalam gelombang hitam!
Pada momen berikutnya, gelombang kejut yang terlihat jelas meledak dahsyat dari pusat riak hitam, jutaan anak domba Hitam hancur berkeping-keping oleh pukulan kepalan tangan. Pusat gelombang hitam yang bergelora tiba-tiba terkosongkan!
Sebuah siluet merah marun lincah menembus kerumunan, membuka jalan berdarah demi jalan berdarah.
Anggota tim 【Malam】, Keabadian Abadi, Jia Lan!
Bai Li Pangpang bertarung satu lawan satu melawan tujuh belas jenazah dewa, Cao Yuan menghadapi dua dewa dari mitologi Cthulhu. An Qingyu, Jia Lan, Shen Qingzhu, dan Jiang Er berdiri tegak di tengah gelombang hitam yang bergulung-gulung, dengan pasrah menahan serbuan jutaan anak domba Hitam di garis pertahanan ini!
Enam jubah merah marun mengepul di medan perang. Pandangan semua orang tertarik sepenuhnya. Mereka tertegun memandang pemandangan ini, tercengang sekaligus penuh keraguan.
【Enam jubah merah marun? Ini bagaimana bisa terjadi?】
【Tapi bukannya hanya dua orang di Penjaga Malam yang boleh mengenakan jubah merah marun?】
【Apa kalian ingat, Penjaga Malam sebelumnya bilang selain jubah merah tua, semua jubah adalah lambang tim khusus? Mungkinkah jubah merah marun Komandan Lin juga mewakili sebuah tim khusus?】
【Apakah Komandan Lin dan Tuan Shen dulunya juga anggota tim khusus? Lalu anggota tim lainnya di mana? Kenapa di Penjaga Malam hanya tersisa dua jubah?】
【Tim khusus ini namanya apa?】
【Malam... Mereka disebut Malam】
【Apakah yang di lantai atas itu serius? Apakah dia anggota internal 'Penjaga Malam'？？】
【'Senja'... Nama ini bagus! Ngomong-ngomong sejak kemunculan beberapa orang ini, langit langsung berubah menjadi malam】
【Mengapa anggota tim lainnya tiba-tiba muncul lagi? Dari mana asal mereka?】
【Mereka kuat sekali... Setiap orang sangat kuat! Enam orang saja sudah menahan pasukan besar, terutama yang menginjak lubang hitam itu, plus siluet raksasa yang menyala api hitam di sekujur tubuhnya, kekuatannya sepertinya tidak kalah dari Komandan Lin...】
【Ngomong-ngomong, di mana Komandan Lin? Ke mana Komandan Lin pergi?】
【……】
Saat semua orang sedang heboh karena enam jubah itu, sudah ada yang mulai mencari siluet Komandan Lin... Kalau awalnya mereka semua anggota tim yang sama, kenapa Komandan Lin tidak muncul lagi?
Di antara pecahan tirai yang beterbangan, siluet keriput yang diam-diam menatap medan perang itu akhirnya bergerak.
Dia menginjakkan kaki, tubuhnya langsung menghilang dari pandangan semua orang. Sebelum sempat melihat ke mana dia pergi, cahaya sihir transformasi berkilauan mekar dari gelombang hitam, disusul pemuda berbaju merah berambut hitam yang menggenggam pedang lurus menyembur ke langit!
Enam sayap putih salju mengembang di punggungnya. Lin Qiye yang keriput telah menghilang, digantikan oleh Lin Qiye muda penuh kekuatan dahsyat!
Saat enam sayap putih salju itu terkembang, semua orang di depan layar langsung bersorak gembira!
Komandan Lin ternyata belum mati!!
Dan tubuhnya hampir tidak terluka, dia terus bersembunyi di area terdalam pasukan dari mitologi Cthulhu, baru pada saat inilah melancarkan pukulan mematikan!
Komandan Lin memang pantas disebut Komandan Lin, sebelumnya seorang diri menahan pasukan dari mitologi Cthulhu, hingga kini tetap utuh tanpa luka. Jika ini bukan tak terkalahkan, lalu apa lagi?
Kekuatan keyakinan yang menggelegak mengalir dari kehampaan ke tubuh Lin Qiye, kekuatan ilahi yang tak pernah habis meluap keluar, beberapa kilau pisau keemasan menyapu horizontal, langsung membuka beberapa celah mengerikan pada pasukan dari mitologi Cthulhu, puluhan ribu anak domba Hitam lenyap tanpa bekas.
Di tengah gelombang hitam, Jia Lan yang juga sedang berjuang mati-matian menyaksikan pemandangan ini, di sorot matanya muncul rasa menyayangi...
Dia tentu tahu, penampilan Lin Qiye saat ini sepenuhnya adalah ilusi dari sihir transformasi... Di balik cahaya sihir itu, masih tersembunyi siluet keriput yang hampir mati. Kekuatan tangguh yang meledak dari tubuh retak itu sekarang sudah bisa dianggap sebagai sekarat.
Meski demikian, Lin Qiye tetap membuat dada membungkuknya berdiri tegak, kilau pisau di tangannya mengalirkan energi nekat bagaikan Dewa Perang tak terkalahkan di tengah riak hitam!
Sampai detik terakhir kehidupannya, bahunya harus tetap memikul langit untuk Da Xia, dia harus mempertahankan citra Komandan Lin tetap ada di hati semua orang... Itulah harapan terakhir mereka.
Tujuh siluet merah marun, bertarung berdampingan di antara gelombang tak terbendung. Lirikan Lin Qiye menyapu sekilas siluet-siluet di sampingnya, sudut mulutnya mengembang meski tubuhnya nyaris hancur berantakan. Di hatinya, ada kepuasan yang belum pernah terasa sebelumnya!
Ini adalah pemulihan yang hilang, realisasi mimpi yang terwujud;
Ini adalah kilau terakhir yang khusus milik mereka... di atas panggung merah marun!
Kapten tim 【Malam】, Sang Panglima Tertinggi ketujuh Da Xia Night Watch, Lin Qiye!!
Menyaksikan pasukan Cthulhu ditahan sepenuhnya oleh tujuh siluet itu, wajah 【Kekacauan】 muram bagai hendak meneteskan air... Ia menyobek tirai itu awalnya agar kawanan semut rendahan menyaksikan ambruknya pilar bernama Lin Qiye, tapi tak disangka, sang pilar tunggal justru berubah jadi tujuh pilar!
Kepanikan yang diprediksi tak kunjung datang, keyakinan di hati rakyat malah semakin kokoh. Tindakannya bukan menjadi jerami penghancur punggung Da Xia, justru memuluskan rencana Lin Qiye!
Sorot matanya menatap tajam Lin Qiye yang bertarung di antara gelombang hitam, dada naik turun hebat, api amarah kembali menyala di bola matanya!
"Segrombolan bajingan..."
【Kekacauan】 mendengus dingin, telapak tangan hitam legamnya tiba-tiba terangkat, bersiap menindih tujuh siluet itu!
Chapter 1965 【Kekacauan】 Menghilang
【Kekacauan】 Kalau begitu para sampah di bawah tidak bisa membunuh Lin Qiye dan menyelesaikan naskah Nya, maka Nya sendiri yang akan bertindak!
Bagaimanapun, Nya tidak akan membiarkan Lin Qiye melanjutkan. Meski pasukan Cthulhu yakin menang, tapi melihat Lin Qiye kembali lepas dari kendali Nya, Nya merasa sangat marah!
Jika tidak bisa membuat Nya senang, maka semua ini tidak perlu ada.
Namun persis saat Nya mengangkat tangan hendak menghancurkan tujuh siluet itu, secercah aura kuno menembus kehampaan tak bertepi, tiba-tiba mengunci posisi di atas Nya!
【Kekacauan】 alis berkerut, mengangkat kepala, "...Dewa Leluhur?"
Di kehampaan di atas kepala Nya, pola misterius tiba-tiba terbentuk. Ruang di sekitarnya berputar balik menindih 【Kekacauan】, bagai mulut raksasa berpusar yang menelan semua materi dalam radius 500 meter!
Tubuh 【Kekacauan】 langsung menghilang di tempat.
Menyaksikan 【Kekacauan】 raib, mata merah darah di awan daging berdenyut itu menyempit halus.
【Kambing Hitam】 jelas merasakan ada kekuatan teleportasi ruang angkasa yang sangat kuat mengunci posisi 【Kekacauan】 tadi, memindahkan paksa ke suatu tempat... Apakah para Dewa Leluhur sudah lama mengincar 【Kekacauan】?
Tapi seharusnya mereka belum pulih kekuatan tempurnya...
Di langit medan perang saat ini, dua pasukan tingkat Dewa Tiang tiba-tiba terpisah oleh kekuatan dimensi yang datang mendadak. 【Kambing Hitam】sendiri mengendalikan pasukan Cthulhu di bawahnya. Beberapa kuku kambing kekar menghantam dari awan, menerjang sosok merah marun di tengah gelombang hitam!
【Kambing Hitam】sama sekali tidak khawatir atas hilangnya【Kekacauan】. Lagipula, hampir tak ada yang bisa membunuh【Kekacauan】di planet ini. Percaya saja, kembalinya-Nya hanya masalah waktu...
Kalau begitu, biarlah Sang【Kambing Hitam】sendiri yang mencabut nyawa lalat-lalat menjengkelkan di bawah ini!
Angin kencang menderu menerobos daratan. Kuku-kuku kambing itu bagai pilar langit yang runtuh berdebum, menghantam ke kerumunan tempat Lin Qiye berdiri. Tekanan wibawa yang menakutkan itu menggilas anak-anak domba Hitam di sekitarnya menjadi kabut darah!
Tiba-tiba, sosok merah marun menyambar di atas Lin Qiye. Dengan mantra Tao bertubi-tubi, Diagram Tai Chi dan Bagua raksasa terbentang dari kehampaan, menahan gempuran kuku-kuku kambing itu!
Di kejauhan, tujuh belas jenazah dewa telah habis dilalap api Tao, lenyap di langit-langit...
"Mau lukai dia... Lewati dulu hambamu ini."
Bai Li Pangpang berdiri tegak di atas Diagram Tai Chi dengan tangan terkunci di punggung, berkata tenang.
RAUNGAN——!!!
Sebuah raungan yang menggema ke langit dan bumi terdengar dari samping. Siluet raksasa itu menginjak tubuh dua dewa dari mitologi Cthulhu, pisau api hitam di tangannya meraung menyapu horizontal, menghantam tajam ke kuku Kambing Hitam yang dihalangi Diagram Tai Chi dan Bagua!
Lautan api kemarahan yang bergolak tiba-tiba meledak bak tsunami, dengan pasrah memotong kuku-kuku domba tersebut dari tengah!
【Kambing Hitam】 meraung bagai guntur!
【Kambing Hitam】 jelas sedang murka sejati. Baik karena pembantaian massal terhadap keturunannya, maupun rasa sakit dari lukanya sendiri, semuanya telah meningkatkan niat membunuhnya ke level tertinggi. Sebelumnya 【Kekacauan】 nekat mengikuti alur naskah untuk menonton pertunjukan, kini setelah 【Kekacauan】 diseret pergi, Ia lebih baik turun tangan langsung menghapus semut-semut kecil di bawah ini.
Ribuan tentakel menghujam dari awan daging dan darah. Dari kejauhan, seluruh langit seolah hidup kembali. Beberapa mata raksasa merah darah terbuka bersamaan di antara awan, setiap mata mengunci tajam sosok merah marun di bawah. Ombak anakan yang bergelora pun terbelah, mulai mengepung anggota【Malam】!
Sejuta lebih anak domba Hitam yang awalnya menyerang membabi buta, berubah menjadi senjata pemecah medan perang. Setiap ratusan ribu anak domba berputar bagai pusaran yang mengurung sosok-sosok berbeda. Setiap pusaran berdiameter mencapai beberapa kilometer, bagai tujuh batu giling raksasa.
Anak domba Hitam menggunakan jumlah untuk menjebak musuh, ribuan tentakelnya mencambuk mereka dengan presisi, bagaikan kilatan petir berdarah yang menyambar dari langit!
Lin Qiye menyabetkan pedang, membelah celah di tengah ratusan ribu anak domba Hitam yang berkerumun, sayap di punggungnya terus bergetar-getar, menyusup di antara Tentakel yang terus menyambar. Setiap cambukan Tentakel ke lantai melubangi tanah sedalam jurang, hamparan padang gurun langsung berubah menjadi ngarai yang retak-retak.
“【Hukum Langit dan Bumi】！”
Di tengah gelombang hitam yang bergelora, wujud raksasa menjulang dari bumi. Kaki raksasa itu menginjak-injak sejumlah besar anak domba Hitam, sementara pedang lurus di tangannya menebas langit, bertabrakan dengan para tentakel berdarah yang tak terhitung jumlahnya.
Lirikan sekilas miliknya menyapu sekeliling, ekspresinya terlihat agak tegang……
Di antara semua anggota tim 【Malam】, dia, Bai Li Pangpang, dan Cao Yuan Sang Raja Gelap memiliki kekuatan untuk melawan Kambing Hitam. Namun pada periode ini, An Qingyu, Jia Lan, dan yang lainnya belum mencapai level tersebut, masih kesulitan di bawah tekanan 【Kambing Hitam】.
Lin Qiye melemparkan bayangan pisau di tangannya, membuka jalan berdarah di antara gelombang hitam, untuk meringankan tekanan dari Jia Lan, Shen Qingzhu, dan Jiang Er yang berada di kejauhan. Tepat saat dia bersiap maju, dua kuku kambing raksasa langsung menginjak kepalanya!
“Waktu kita tidak banyak lagi……”
Dalam persepsi Lin Qiye, putaran Koin Bintang semakin melambat, vitalitas terakhir di tubuhnya juga akan terkikis habis……
"Dengan situasi seperti ini, keenam anggota tim【Malam】lainnya akan segera menghilang. Hanya dengan dirinya seorang diri, mustahil menahan【Kambing Hitam】beserta riak anakan yang ganas ini."
Ratusan ribu anak domba Hitam dengan gigih membelenggu langkahnya, membuatnya tak bisa bergerak. Saat dia bersiap menerima pukulan ini dengan paksa, kegelapan yang familiar tiba-tiba turun!
Seorang wanita anggun berjubah gaun bertabur bintang melangkah di udara. Kedua tangannya terangkat, puluhan cahaya bintang menjalin hujan pedang yang memenuhi langit, menghantam kedua kuku Kambing Hitam yang jatuh itu hingga hancur berkeping menjadi kabut darah yang lenyap di angkasa!
"Ibu?" Sorot mata Lin Qiye berbinar saat melihat siluet yang familiar itu.
Gaun hitam Nyx menari-nari dalam kabut darah. Pandangannya tertuju pada Lin Qiye di tengah ombak, bola matanya menyempit tiba-tiba. Sorot mata bak bintang itu seolah menembus penyamaran sihirnya, menyaksikan tubuh keriput yang porak-poranda...
"Anakku..."
Tubuh Nyx bergetar halus, wajahnya memucat.
Tangannya diayunkan dengan kekuatan penuh, menghancurkan segerombolan anak domba Hitam di bawah kakinya. Dengan buru-buru dia menghampiri Lin Qiye, "Anakku... Ada apa denganmu?"
"Aku baik-baik saja." Lin Qiye tersenyum lelah, "Ibu, hanya kau yang datang?"
Nyx menggeleng, memandang ke kehampaan di belakang, "Tidak... Masih ada mereka."
Duum——！！！
Suara gedebuk yang mengguncang langit bumi terdengar dari belakang, seolah ada objek raksasa yang menghantam tanah dengan dahsyat, gelombang kejut yang ganas bergulung membubung!
Lin Qiye menoleh ke belakang, tiga benteng super telah berdiri kokoh di atas bumi, bendera Pasukan Malam beterbangan di langit-langit, beberapa berkas cahaya melesat keluar dari benteng!
"Komandan Lin!! Kami datang!!!"
Cahaya mantra terlarang yang menyilaukan berbinar di depan benteng, puluhan pilar cahaya meledak serentak, menusuk tujuh pusaran hitam yang berputar, membuka jalan keluar bagi tim 【Malam】!
Chapter 1966 Ikuti Aku Membasmi Musuh
Dinding dalam Benteng Jialin.
Rentetan meriam dan cahaya mantra terlarang menerangi sudut langit, Kloie terbaring lemah di samping tembok, memandang medan perang yang berantakan di kejauhan, bola matanya muncul kepahitan...
"Berhasil mengejar ya... Kali ini, hampir saja kekuatanku terkuras habis."
"Sudah kubilang, membantu Lin Qiye itu orang, harus siap mental ditekan sampai kering."
Mantel compang-camping berkibar dalam angin berdarah, Jinian mengikat rambut peraknya sambil berkata pasrah, "Sudah, aku juga harus berangkat kerja..."
Postur tubuh Jinian melesat cepat-cepat, tapi bukan menuju garis depan pertempuran, melainkan langsung tiba di depan tempat penampungan yang rusak. Dia melepas broš di neckline, menggosokkannya perlahan di telapak tangan. Secercah awan piksel otomatis melayang keluar, mulai memperbaiki celah tempat penampungan dengan kecepatan luar biasa. Hanya dalam beberapa detik, bangunan itu pulih seperti sedia kala.
"Masih diam membeku di sini buat apa? Cepat masuk!" Jinian berkata kepada warga yang masih melamun di luar, "Nanti kalau api pertempuran merambat ke sini, tidak ada yang bisa menjamin keamanan kalian."
Para warga langsung tersadar dari mimpi. Di bawah komando militer, mereka mulai mengungsi secara teratur ke dalam tempat penampungan.
Adegan ini juga tertangkap jelas oleh semua orang di depan layar.
【Datang!! Pasukan Penjaga Malam lainnya akhirnya datang!!】
【Waduh!? Itu benteng perang? Tiba-tiba muncul tiga buah? Mereka langsung memindahkan benteng perang ke medan pertempuran!】
【Skala tiga benteng perang ini jauh lebih besar dari Pintu Naga Terbenam... Sepertinya ada formasi sihir di atasnya? Keren banget!!】
【Tapi setelah benteng-benteng itu turun, sudut pengambilan gambar terhalang dinding. Tidak bisa lihat kondisi medan perang dong?】
【Masih penting apa nggak bisa liat? Komandan Lin sendiri sudah bisa menahan pasukan musuh. Sekarang ada bantuan, pasti menang!】
【Tenang! Begitu tiga benteng ini dipindahkan, langsung merasa hati jadi tenang...】
【Hampir mati ketakutan, tadi aku benar-benar mengira Da Xia akan runtuh】
【Sial, cewek rambut perak ini cantik banget!! Dia juga Penjaga Malam??】
【Dia tidak pakai jubah, kayaknya bukan Penjaga Malam... Tapi kok bisa langsung memperbaiki tempat penampungan?】
【Berani tebak, tempat penampungan ini pasti dibangunnya】
【Sudah screenshot, aku punya istri baru nih kalian semua｛＃gambar anjing｝】
【……】
Munculnya tiga benteng perang level-S bagai pil penenang bagi warga Da Xia. Hujan peluru di layar jadi hidup lagi, suasana tegang tadi langsung cair.
Dengan ukuran tiga benteng ini, meski cuma diam saja sudah bisa memberi rasa aman bagi orang-orang.
Tapi sebenarnya, tiga benteng level-S ini bukan sekadar pajangan.
【】, 【Elfred's Lament】, 【】, 【】, 【】... Dari mantra jarak dekat, menengah, jarak jauh, sampai mantra super jarak jauh dan mantra kontrol!
Ribuan mantra terlarang tersebar di depan tiga benteng, terbagi rapi dalam formasi berbeda yang menyelimuti seluruh medan perang.
Kilau mantra terlarang yang rapat memancar dari permukaan benteng, bagai hutan mantra yang melesat, menyetrika gelombang hitam dengan lubang-lubang sambil diiringi riang tangis anak semut yang bergema ke awan.
“Ketiga benteng level-S ini didirikan dengan niat awal untuk menahan serangan jutaan anak domba Hitam, dan sekarang Lin Qiye sendirian telah membantai sebagian besar pasukan mitologi Cthulhu, mengurangi tekanan ketiga benteng perang secara drastis!”
Tujuh siluet merah marun melesat dari riak ombak. Lin Qiye melangkah di udara menuju Benteng Jialin. Komandan Guan Zai telah menunggu lama di sisi dinding.
“Kalian datang tepat waktu,” Lin Qiye akhirnya berbicara, “Sejenak lagi, aku tidak bisa menahan...”
“Maaf, kami terlambat.” Guan Zai tersenyum getir, memandang ke medan perang di kejauhan dengan mata menyipit, “Barusan kudengar dari Min Junliang, Kambing Hitam masih mengendalikan delapan belas jenazah dewa? Dan dua dewa dari mitologi Cthulhu? Di mana mereka?”
“Sudah selesai.”
“……Selesai? Siapa yang menyelesaikannya?”
Lin Qiye menoleh ke belakang. Enam jubah merah marun lainnya menari-nari tanpa suara di langit-langit.
“Kami.”
Saat Guan Zai melihat enam sosok lainnya, bola matanya sedikit menyempit. Seolah teringat sesuatu, ekspresi rumit muncul di matanya...
“……Maaf. Seandainya kami bisa datang lebih cepat, mungkin...”
“Tak perlu menyesal. Sudah kukatakan, aku akan menunggu kalian datang.” Sorot mata Lin Qiye tertuju pada gelombang hitam yang terus mengalir deras, “Aku sudah membunuh sekitar dua juta lebih. Sisanya dua juta... bisakah kalian urus?”
“Bisa.” Guan Zai mengangguk dengan tekad kokoh, “Kau sudah membunuh lebih dari separuh anak domba Hitam, menyelesaikan dua dewa dari mitologi Cthulhu dan delapan belas jenazah dewa. Kalau sisa-sisa ini pun tak bisa kita hadapi, lebih baik kita bunuh diri saja.”
Lin Qiye mengangguk, “Kalau begitu serahkan pada kalian...”
“Bagaimana denganmu?”
Lin Qiye menoleh, pandangannya tertuju pada awan hitam berdarah yang bergerak-gerak di langit. Niat membunuh yang menggelegak memancar dari tujuh jubah merah marun!
“Kami... akan membunuh 【Kambing Hitam】!”
“Bunuh 【Kambing Hitam】? Bisakah sukses?”
“Tak tahu, tapi harus ada yang mencoba... Hubungi guru, beri tahu dia: kecuali kita bisa membuat 【Kambing Hitam】 dalam kondisi hampir mati, jangan ayunkan pedangnya sama sekali.”
Guan Zai tertegun, lalu mengangguk, “Paham.”
Membunuh 【Kambing Hitam】 jauh lebih sulit dari sekadar kata-kata. Dulu tiga Yang Mulia dan Serafim bersatu pun membuatNya lolos. Jika kali ini kita habiskan semua jurus, tambah dua ayunan pedang Zhou Ping, tapi masih gagal, maka Da Xia akan kehilangan dua kartu as sekaligus: 【Malam】 dan Dewa Pedang!
【Malam】 akan menghilang seiring berhentinya Koin Bintang. Tapi setelah dua ayunan pedang, Dewa Pedang benar-benar tiada... Jadi Zhou Ping tak boleh bertindak sebelum yakin bisa membunuh.
Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, mengerahkan sisa kekuatan kehidupan terakhir. Keyakinan tak terbendung merangkul tubuhnya, kekuatan ilahi terus membanjiri masuk.
Dia tahu, mungkin ini adalah pertempuran terakhirnya, terakhir tim 【Malam】……
Dua pupil, satu emas dan satu hitam, kembali menyala. Sebuah tangan menempel pada gagang pedang di pinggangnya, tekad bertarung yang berbaur dalam suaranya bagai gemuruh guntur:
“Tim 【Malam】…… ikuti aku membasmi musuh!!”
Pada momen berikutnya, tujuh sosok merah marun menyembur ke langit!!
Chapter 1967 Tiba di Kuil Dewa Leluhur
Begitu cahaya-cahaya itu melintasi langit, delapan mata raksasa merah darah di awan daging dan darah itu serentak menyempit, ekspresi waspada berlebihan!
Dalam sepuluh menit singkat, situasi telah berubah berkali-kali. Kini 【Kekacauan】 telah dihilangkan oleh teleportasi Dewa Leluhur, dua dewa-dewa dari mitologi Cthulhu dan jenazah-jenazah suci lainnya telah menjadi abu, jutaan anakannya terkendali ketat oleh tiga benteng pertahanan level-S. Kini 【Kambing Hitam】 telah menjadi pasukan yang bertarung sendirian!
Namun sosok-sosok yang terbang mendekat ini, beberapa di antaranya bahkan membuat Nya merasakan ancaman yang jelas……
Tubuh raksasa yang menutupi langit itu bergerak-gerak cepat. Pada momen berikutnya, cacing-cacing merah darah tak terhitung menyembur deras dari delapan mata raksasa itu, bagai gelombang merah mengalir deras ke arah semua orang!
“Langit Malam turun.”
Lin Qiye dan Nyx serentak mengangkat kedua tangan. Dua lapis senja bertumpang tindih di langit, bagai batu giling raksasa yang menghancurkan seluruh gelombang merah yang memenuhi langit, dengan pasrah menembus pertahanan psikologis, menghantam tubuh asli 【Kambing Hitam】 yang bergerak-gerak!
Dua lapis senja menyobek luka berdarah pada tubuh daging dan darah【Kambing Hitam】, lalu tiba-tiba membuka celah lebar. Siluet raksasa menggenggam pedang aura jahat melesat keluar, menginjak di atas【Kambing Hitam】sambil mengangkat pedang raksasa dan menebas ke bawah!
Tubuh【Kambing Hitam】yang menopang beban monster seberat Raja Gelap terpaksa turun ratusan meter. Delapan kuku kambing menyembul dari awan, menginjak tanah keras-keras untuk menjaga keseimbangan!
Dang——!!
Lengan raksasa dari daging menyembul dari awan, menggenggam erat bilah pedang beraura jahat sambil mengeluarkan suara dentuman logam yang menusuk telinga.
Bai Li Pangpang, Shen Qingzhu, Jia Lan, dan Jiang Er melesat serempak menyerang delapan kuku penopang tubuh【Kambing Hitam】dari bawah. Sorot api dan gedebukan menggema ke langit.
Saat empat kuku tertebas sekejap, tubuh【Kambing Hitam】condong ke samping. Auman marah bergema dari awan disusul delapan lengan tambahan yang menyambar ke arah semua orang!
Kini wujud【Kambing Hitam】telah berubah dari awan hitam menjadi monster bola daging dipenuhi lengan raksasa, kuku kambing, dan puluhan tentakel!
"Jijik sekali..." Jia Lan mengerutkan alis sambil bergumam.
Delapan bola mata merah darah menatap tajam ke arah yang berbeda, dengan pasrah menahan serbuan semua orang. Namun keseimbangan ini tidak bertahan lama, kegelapan malam yang menyelimuti langit tiba-tiba runtuh berdebum. Seberkas cahaya mirip rasi bintang Biduk membentang menjadi pedang, digenggam erat oleh telapak tangan yang ramping.
Dewi Malam Nyx berdiri di bawah langit malam yang retak, gaun bertabur bintangnya menari liar ditiup angin. Pedang cahaya bintang di tangannya menusuk mata merah raksasa dalam sekejap!
Bersamaan, wujud raksasa setinggi langit menyambar pedang dan menebas, kembali menghancurkan mata raksasa lainnya!
【Kambing Hitam】yang dikepung banyak orang mengamuk membara. Dari tubuh berdenyutnya terus bermunculan berbagai anggota tubuh dan organ. Bentuk awalnya yang seperti awan hitam mulai berubah menjadi monster aneh, baru bisa bermain api dengan semua orang...
Di antara para pengepung 【Kambing Hitam】, Bai Li Pangpang, Raja Gelap Cao Yuan, Lin Qiye dengan kekuatan mengubah ukuran tubuh sesuai langit dan bumi, serta Dewi Malam Nyx semuanya berlevel dewa tertinggi. Kekuatan mereka hampir setara dengan pengepungan tiga Yang Mulia tahun lalu terhadap 【Kambing Hitam】. Ditambah kekuatan An Qingyu dan Shen Qingzhu yang hampir tak terbatas mendekati tingkat tertinggi, akhirnya berhasil menguasai situasi dalam pertarungan!
Tujuh siluet merah marun mengepul di medan perang kacau balau. Segala sesuatu di sekitar lenyap tersapu gelombang kejut pertarungan, bagai pusat badai...
……
Perbatasan Da Xia.
Sepuluh menit sebelumnya.
Dua pesawat dengan cepat menggesek permukaan laut biru yang cerah.
Dengungan baling-baling bergema di luar kabin pesawat, enam siluet berjubah ungu saling berhadapan dengan kursi-kursi yang sunyi.
Fang Mo menatap keluar jendela dengan alis berkerut, seolah menyimpan kecemasan tersembunyi. Lu Baoyou menyilangkan tangan di dada sambil beristirahat dengan mata terpejam, Su Yuan mengatupkan bibirnya rapat-rapat, sementara dua anggota lainnya Liu Jun dan Han Chuang tetap membungkuk tanpa sepatah kata...
Tak ada yang berbicara. Dunia seolah menyisakan hanya dengungan mesin yang sayup-sayup, menciptakan suasana pengap nan mencekam...
Li Zhenzhen membuka mulutnya sejenak, tapi setelah ragu beberapa saat, kembali menundukkan kepala.
Perasaan tak nyaman menggelayut di hatinya...
Sebelum berangkat, semua tahu misi ini berbahaya luar biasa – wajar jika suasana hati terasa berat... Tapi biasanya bahkan dalam misi berisiko tinggi sekalipun, tak pernah setenang ini.
Semakin sunyi, semakin terasa tekanan tak terucap. Di bawah atmosfer seperti ini, bahkan Li Zhenzhen yang biasa percaya diri pun merasakan kegelisahan tak terdefinisi...
Perbedaan kali ini: Su Zhe tak ada di tempat.
Biasanya di momen seperti ini, Su Zhe pasti akan berakting konyol mencari pukulan. Setidaknya tak akan membiarkan keheningan menguasai kabin. Meski ucapannya sering bikin gemas, tapi setelah memukulinya, kepanikan di hati semua orang justru sirna.
“Baru pada saat ini, Li Zhenzhen tersadar akan arti ketiadaan Su Zhe bagi tim ini...”
Su Yuan juga seolah memikirkan hal yang sama, bibirnya terkunci rapat, pandangannya menatap ke jendela, seperti merindukan siluet yang masih berada di tempat penampungan.
Sepertinya benar-benar tidak bisa tahan dengan suasana hening ini, Li Zhenzhen mencoba mencari topik pembicaraan sendiri. Dia mengeluarkan ponsel, baru saja memeriksa sebentar untuk mencari sesuatu yang menarik, langsung menyaksikan siaran langsung peringkat teratas yang membuatnya terkejut:
“Utara sedang berperang?!”
Kalimat ini langsung menarik perhatian semua orang.
Li Zhenzhen cepat-cepat memaksimalkan volume. Dalam pemandangan itu, terlihat Lin Qiye berdiri sendirian di genangan darah, menahan pasukan besar dari mitologi Cthulhu!
“Kenapa hanya Komandan Lin sendiri? Bagaimana mungkin satu orang menahan pasukan Cthulhu??” Su Yuan tidak tahan berkomentar.
“Evakuasi tiga benteng perang butuh waktu, dia tidak punya pilihan lain.” Su Yuan langsung paham alasannya, ekspresinya dipenuhi kekhawatiran, “Garis depan sudah mulai bertempur... Bisakah kita menyusul?”
Semua orang kembali tenggelam dalam keheningan.
“Bagaimanapun juga, kita harus percaya pada Komandan Lin.” Fang Mo menarik napas dalam-dalam, berkata dengan tekad kokoh, “Jika tiga benteng itu tidak bisa mencapai medan perang tepat waktu, yang bisa meringankan beban Komandan Lin hanyalah kita...”
“Meringankan beban? Tapi kita begitu jauh dari medan perang, bagaimana caranya?” Seorang anggota tim bertanya dengan bingung.
“Kapten, sampai di sini, bisakah Anda beri tahu kami apa sebenarnya tugas kita?”
Fang Mo ragu sejenak, baru saja hendak berbicara, Lu Baoyou di sampingnya berkata datar: "Kita sampai."
Semua orang menoleh, melihat kota batu kuno yang megah melayang di permukaan laut. Mereka perlahan turun di depan gerbang kota batu itu.
"Inikah... Kuil Dewa Leluhur?" Li Zhenzhen bergumam.
Chapter 1968: Memancing Pembunuhan 【Kekacauan】!
Ini pertama kalinya tim 【Iblis】 menyaksikan reruntuhan mitologi legendaris Kuil Dewa Leluhur. Meski sebelumnya sering mendengar namanya di ruang rapat Penjaga Malam, baru saat ini mereka menyadari betapa sempitnya bayangan mereka tentang peninggalan prasejarah ini.
Sekalipun hanya tumpukan batu sederhana, tempat ini memancarkan tekanan tak terucapkan. Berdiri di hadapan kota batu megah ini, endapan sejarah dan budaya bagai banjir menyikat setiap jiwa yang berpikir.
Saat tim 【Iblis】 turun dari pesawat, sebelas agen Dewa Emas menyusul di belakang. Semua orang berkumpul di gerbang kota batu, suasana terasa tidak nyaman.
Fang Mo menoleh, bertukar pandang dengan Luan Lie dkk. Yang terakhir mengangguk ringan.
"...Ayo kita masuk."
Fang Mo memimpin langkah menuju Kuil Dewa Leluhur, yang lain mengikuti.
Begitu menginjakkan kaki di dalam kota batu, suara berat penuh wibawa terdengar dari kejauhan:
"Siapa berani menginjakkan kaki di Kuil Dewa Leluhur?"
"Kalimat singkat ini langsung membuat semua orang membeku di tempat, tekanan yang belum pernah terasa sebelumnya menyelimuti hati, tidak bisa melangkah setapak pun lagi."
Pada saat itu, Fang Mo menarik napas dalam-dalam lalu berbicara dengan tenang:
"Saya Fang Mo, junior yang diutus Biksu Takdir ke sini."
Mendengar kalimat ini, Kuil Dewa Leluhur diam sejenak. Batu-batu yang menghalangi orang banyak perlahan bergeser, membuka jalan menuju area terdalam.
Dengan saling bertukar pandang penuh keterkejutan, mereka menyusul di belakang Fang Mo melewati tumpukan batu besar, akhirnya tiba di atas podium batu yang menjulang tinggi.
Saat menyaksikan dua belas patung Dewa Leluhur, hati mereka langsung dipenuhi keinginan untuk bersujud menyembah.
"Di sinikah..." Luan Lie menghela napas panjang.
"Kapten, apakah tugas mengantarkan orang dari Biksu Takdir sudah kita selesaikan?" Su Yuan bertanya kebingungan, "Lalu apa berikutnya? Seharusnya tidak sesederhana ini?"
Fang Mo mengangguk ringan, ekspresinya rumit.
"Selanjutnya, untuk terakhir kalinya sebagai kapten tim 【Iblis】, aku akan memberi tugas baru..."
Mendengar frasa "terakhir kali sebagai kapten tim 【Iblis】", semua anggota langsung tertegun. Sebelum sempat memahami maksudnya, suara Fang Mo kembali menggema.
"Tugas baru... memburu dan membunuh 【Kekacauan】 yang Merayap!"
Membunuh 【Kekacauan】?!!
Empat karakter ini membuat seluruh anggota tim 【Iblis】 terpaku, wajah mereka memancarkan ekspresi yang sulit dipercaya!
“Pembunuhan【Kekacauan】？Bagaimana mungkin ini?” Su Yuan yang pertama menggelengkan kepala, "Kita bahkan belum mencapai langit-langit manusia, bagaimana mungkin melawan【Kekacauan】?? Itu kan dewa pilar dari mitologi Cthulhu yang bahkan Komandan Lin tidak bisa membunuhnya!"
“Kita tentu tidak bisa membunuh【Kekacauan】, tapi di sini, ada cara untuk membunuh Nya.” Fang Mo menunjuk tanah di bawah kaki, berbicara dengan serius.
“Cara? Cara apa?”
“......Ini, kalian belum perlu tahu untuk sementara.” Fang Mo diam sejenak sebelum menjawab.
Semua orang saling bertukar pandang, wajah mereka masih penuh kebingungan. Lu Baoyou yang biasanya menjauh dari kelompok tiba-tiba berbicara:
“Apa yang harus kami lakukan?”
Fang Mo mengorganisir bahasanya, berkata, “Di dalam Kuil Dewa Leluhur ini, terdapat cara untuk mencabut【Kekacauan】... Namun untuk mewujudkan metode ini, ada dua masalah. Pertama, bagaimana mengaktifkannya secara stabil sebelum【Kekacauan】sempat menginterupsi; kedua, bagaimana memancing【Kekacauan】masuk ke Kuil Dewa Leluhur... Yang pertama kami yang akan menyelesaikan, sedangkan yang kedua mungkin membutuhkan bantuan kalian. Beberapa menit lagi, Dewa Leluhur akan menyembunyikan Kuil ini dalam kehampaan, lalu menggunakan kesaktian ruang angkasa untuk secara paksa menarik【Kekacauan】ke jalur teleportasi jarak jauh. Tujuan teleportasinya adalah sini... Tapi kekuatan【Kekacauan】sangat besar. Nya mungkin memiliki kemampuan untuk menginterupsi teleportasi ruang angkasa di tengah proses. Begitu Nya berhasil, Nya akan melepaskan diri dari jalur secara paksa. Menurut kalkulasi, titik jatuhnya setelah melepaskan diri akan berada dalam radius 50 kilometer sekitar Kuil Dewa Leluhur. Tugas kalian adalah menyelesaikan umpan terakhir dalam radius 50 kilometer ini, membawa Nya ke sini.”
Fang Mo berhenti sejenak, “Tentu saja, ini hanya skenario terburuk... Mungkin【Kekacauan】tidak bisa melepaskan diri dari kekuatan teleportasi ruang angkasa, langsung terperangkap dalam Kuil Dewa Leluhur. Kalau begitu kalian tidak perlu bertindak.”
Li Zhenzhen merenung sejenak, “Maksudmu... Kami seperti mekanisme pengaman?”
“Benar.” Fang Mo mengangguk, “Di dalam Kuil Dewa Leluhur ini terdapat sesuatu yang disebut 'jangkar Bumi', secara alami memiliki efek penekanan terhadap bau makhluk bergaya Cthulhu. Begitu dalam waktu singkat menanggung 'jangkar Bumi' yang berlebihan, pancaran baunya akan memicu kebencian ekstrem dari semua kehidupan bergaya Cthulhu.”
“Bisa dibilang provokasi terhadap kehidupan dari mitologi Cthulhu？”
“Dui.”
“Jadi, seandainya【Kekacauan】berhasil melepaskan diri dari belenggu teleportasi ruang angkasa dan mendarat di luar Kuil Dewa Leluhur, tugas kita adalah menggunakan diri sendiri sebagai pembawa aroma seperti ini, lalu menjadi umpan untuk memancing dan membunuh【Kekacauan】dalam 50 kilometer terakhir？”Lu Baoyou memahami maksud Fang Mo.
“...Dui.”
Semua anggota tim 【Iblis】tenggelam dalam keheningan.
Mengorbankan diri sebagai umpan untuk menjebak【Kekacauan】... Inilah tugas sesungguhnya yang Biksu Takdir percayakan kepada tim【Iblis】.
Pantas saja sebelum berangkat, Biksu Takdir berulang kali menekankan bahayanya, angka kematian yang sangat tinggi... Yang akan mereka lakukan berikutnya benar-benar tantangan nyawa terhadap【Kekacauan】!
Jarak kemampuan yang terlalu besar antara kedua pihak, memastikan tim【Iblis】hanya bisa menjadi pihak yang kabur, dan dari enam anggota yang tersisa, berapa orang yang bisa bertahan hidup setelah memprovokasi【Kekacauan】??
“Karena aku harus bersama agen Dewa Emas lainnya menyelesaikan persiapan terakhir di Kuil Dewa Leluhur... Maka tugas pamungkas ini sepenuhnya kuserahkan kepada Wakil Kapten Lu Baoyou.”
Pandangan Fang Mo menghantam Lu Baoyou yang berdiri di ambang batas, alis pria itu sedikit berkerut.
“Lu Baoyou, bukankah kau selalu ingin merebut posisi kapten dariku? Kali ini, tim【Iblis】kuserahkan padamu... Bisakah kau memancing【Kekacauan】ke sini, ini menyangkut kelangsungan seluruh Da Xia, apapun caranya kau harus menyelesaikan tugas ini!”
"Beberapa kata terakhir diucapkan Fang Mo dengan nada sangat serius, matanya menatap tajam ke mata Lu Baoyou, seolah ingin menyampaikan sesuatu."
Lu Baoyou meliriknya datar, diam sejenak sebelum mengangguk:
"Aku paham."
Suaranya berhenti, Lu Baoyou memandang keempat anggota tim 【Iblis】 yang tersisa, berbicara tenang: "Mulai sekarang aku yang memimpin tim 【Iblis】. Sebelum misi dimulai, jika ada yang ingin mengundurkan diri... bisa mengajukan permohonan padaku."
Mendengar kalimat ini, Fang Mo terpaku.
Ia menatap wajah tanpa ekspresi Lu Baoyou, raut wajahnya rumit...
Sorot mata Lu Baoyou menyapu sisa anggota satu per satu, terakhir berlama-lama di Li Zhenzhen, seolah menanti jawaban mereka.
Li Zhenzhen balas menatap Fang Mo sejenak, bibirnya terkunci rapat sebelum bersuara tegas: "Aku tidak mundur!"
"Aku juga!" Su Yuan menyusul.
"Tidak!" Han Chuang menggeleng.
"Aku juga... Kalau nyawa ini bisa ditukar dengan kematian sang 【Kekacauan】, seumur hidup sudah sepadan!" Liu Jun berkilau di matanya.
Chapter 1969: Berpisah
Faktanya, sejak keluar dari kantor Sang Panglima, anggota tim 【Iblis】 yang tersisa tak punya kesempatan kabur.
Tanpa saksi dari pihak berwenang Penjaga Malam, pengunduran diri apa pun tak berlaku... Tapi Lu Baoyou tetap memberi mereka kesempatan, sebuah jalan untuk bertahan hidup.
Namun jelas, tim 【Iblis】 kini telah bulat tekad mengorbankan nyawa.
Mendapatkan jawaban dari semua orang, Lu Baoyou mengangguk ringan, "Aku sudah memberikan kalian kesempatan... Kalau kalian semua memilih tetap tinggal, ke depannya, apapun skema yang kubuat, kuharap kalian mematuhi tanpa syarat."
"Pada dasarnya, performa kita masih terlalu payah... Kalau benar-benar bertemu 【Kekacauan】, di hadapanNya mungkin bahkan tak bisa bertahan satu detik." Su Yuan mengerutkan alis, "Bahkan jika kita membawa umpan, bagaimana cara membohongiNya sampai ke sini? Dalam skenario terburuk, kita harus kabur sejauh 50 kilometer."
"Lima puluh kilometer, panjang tapi juga pendek... Dengan dukungan sayap terjerumus, kecepatan kita sudah yang tercepat di antara semua tim khusus. Dengan berlari secepat mungkin, mungkin hanya perlu sepuluh detik untuk terbang menyelesaikan seluruh rute." Li Zhenzhen termenung.
“Tapi bahkan jika 【Kekacauan】 bisa membunuh satu orang per detik, membantai kita semua hanya butuh lima detik saja?”
“Karena itu, kita tidak boleh berkumpul bersama.” Lu Baoyou berbicara dengan tenang, “Aku punya rencana...”
Suara Lu Baoyou menggema di podium batu, wajah semua anggota Tim 【Iblis】 terlihat berat setelah mendengarnya. Han Chuang serius berpikir sejenak, lalu berkata dengan sungguh-sungguh, “Cara ini... mungkin benar-benar bisa dilakukan!”
“Mengorbankan beberapa nyawa kita untuk menukar kematian satu 【Kekacauan】，bagaimanapun juga sepadan.” Liu Jun meletakkan satu tangannya di gagang pedang lurus, “Kalau benar-benar berhasil membunuh 【Kekacauan】, bukankah Tim 【Iblis】 kita layak disebut sebagai pahlawan besar dalam perang ini? Bahkan mungkin bisa terkenang dalam sejarah.”
“Kapan kita mulai bertindak?”
Li Zhenzhen memandang Fang Mo, berdiri bersama sebelas Raja Dewa, saling bertukar pandang sejenak lalu berkata:
“Persiapan di sini masih butuh beberapa menit... Saat Dewa Leluhur gagal melakukan teleportasi 【Kekacauan】, akan ada fenomena aneh turun dari langit. Saat itulah kami akan memberi tahu posisi Kalian.”
“Baik.” Lu Baoyou mengangguk.
Fang Mo melihat anggota tim 【Iblis】 masih berdiri di tempat, membuka mulut hendak bicara namun akhirnya berkata:
“Nanti saat kami mulai penataan, Kuil Dewa Leluhur akan tenggelam dalam kehampaan. Jadi lebih baik Kalian pergi dulu dari sini.”
Lu Baoyou dan Fang Mo saling memandang, mengangguk, lalu membawa semua orang berbalik menuju pintu keluar Kuil... Hanya Li Zhenzhen yang tetap tinggal. Liu Jun hendak memanggilnya, tapi mulutnya ditutup paksa oleh Su Yuan yang menariknya keluar.
“Hukh hukh hukh...” Luan Lie menggaruk kepalanya, “Kalau begitu, mari kita mulai persiapan... Kak Fang Mo, nanti kalau sudah selesai temui kami ya.”
Luan Lie melontarkan tatapan ke sepuluh agen Dewa Emas lainnya. Seketika mereka paham, berjalan serempak menuruni podium batu.
Tak lama, di atas podium hanya tersisa dua siluet: Fang Mo dan Li Zhenzhen.
Bibir Li Zhenzhen terkunci rapat, matanya menatap tajam ke arah Fang Mo yang menunduk, seolah menghindari tatapannya.
“Jadi, tugas kalian dua belas agen Raja Dewa... sebenarnya apa?” tanya Li Zhenzhen dengan serius.
“……”
“……” Melihat Fang Mo tidak menjawab, mata Li Zhenzhen memerah, “Sebelumnya aku sudah merasa aneh, mengapa Biksu Takdir mengatakan hanya Tim 【Iblis】 yang bisa menyelesaikan tugas ini... Kecepatan mungkin hanya salah satu alasannya, tapi yang lebih penting, adalah kamu kan? Di dunia ini, hanya kamu Fang Mo yang merangkap sebagai agen Dua Belas Raja Dewa sekaligus kapten Tim 【Iblis】... Inti dari skenario pembunuhan untuk 【Kekacauan】 ini adalah para agen Dua Belas Raja Dewa, bukan?”
“...Ya.”
“Kalian... Akankah mati?”
Fang Mo diam cukup lama, akhirnya mengangguk ringan, “Akan.”
Berbeda dengan Tim 【Iblis】，tugas umpan Tim 【Iblis】 setidaknya tidak pasti mati. Mungkin proses teleportasi akan berjalan lancar, sama sekali tidak perlu mereka turun tangan. Mungkin meski mereka memancing 【Kekacauan】, masih ada secuil kesempatan untuk menyelamatkan nyawa... Tapi ekspresi Fang Mo telah membuktikan segalanya.
Tugas para agen Dua Belas Raja Dewa bukan "berisiko tinggi", tapi PASTI MATI!
Mata Li Zhenzhen memerah tapi tak menitikkan air mata. Dia mengangkat telapak tangan dengan lembut, mengusap pipi Fang Mo, seolah ingin mengukir rupanya dalam hati.
“Kamu tidak perlu menyembunyikan ini dariku... Sejak hari kita memutuskan untuk bersama, sudah mengantisipasi hari ini, bukan?”
Fang Mo membuka mulutnya, berbicara dengan getir, “Tahukah kau, Zhenzhen... Setelah mengetahui semua ini, reaksi pertamaku adalah mengusirmu dari Tim 【Iblis】. Meski kau akan membenciku seumur hidup, setidaknya kau bisa hidup dengan baik seperti Su Zhe...”
“Tapi kau tetap tidak melakukannya.”
“Dui……” Fang Mo tersenyum getir, “Kau pernah bilang, yang lebih menakutkan dari kematian adalah perpisahan abadi saat masih hidup……”
Li Zhenzhen menahan dua mata merah, tidak tahan memukul Fang Mo, “Kau harus bersyukur tidak melakukannya, kalau tidak, bahkan di kehidupan berikutnya pun aku takkan mau peduli padamu!”
Fang Mo tidak menghindar, malah mengikuti tenaga pukulannya, menggendongnya ringan seperti melayang ke dalam pelukannya.
Li Zhenzhen menyelipkan kepala ke dekapan Fang Mo, tidak berbicara.
“Aku harus pergi……” kata Fang Mo dengan lembut.
“Ya.”
Li Zhenzhen erat memeluk tubuhnya, seolah ingin mengingat selamanya aroma khasnya, lalu perlahan melepaskan lengan, menyeka bekas air mata di sudut mata, “Selama hati kita bersama, kematian takkan bisa memisahkan kita... Bahkan di kehidupan berikutnya, aku akan pakai panah Cupid untuk menemukanmu lagi.” Katanya dengan serius.
“Baik, satu kata sepakat.”
Fang Mo tersenyum, mengecup bibir Li Zhenzhen untuk terakhir kali. Angin sepoi-sepoi menerpa aula batu kuno yang megah, dua siluet berjubah ungu tua perlahan melangkah ke dua arah yang berbeda total.
Saat tubuh mereka benar-benar menghilang, helaan napas pilu samar-samar bergema dari patung batu di sekeliling……
……
Di luar Kuil Dewa Leluhur.
“Ya… Entah apa yang dipikirkan Kapten sampai mengikutsertakan Jie Zhenzhen dalam operasi ini.” Liu Jun melirik arah Kuil Dewa Leluhur, “Jangan-jangan dia tidak mau orang yang dicintainya bisa bertahan hidup?”
“Bagaimana mungkin sesederhana itu?” Su Yuan akhirnya berbicara, “Bagi Zhenzhen jie, hubungannya dengan kapten adalah sesuatu yang bahkan kematian tak bisa memisahkan... Dia lebih memilih ikut Fang Mo mati daripada harus menahan diri saat dipaksa diusir dari sisi kekasihnya di saat-saat paling sulit dan putus asa. Ini tak ada bedanya dengan ditinggalkan. Jika kapten benar-benar melakukan itu, itu akan lebih menyiksa daripada membunuhnya.”
Liu Jun tertegun lama, seolah teringat sesuatu, “Kalau begitu... Su Zhe?”
Chapter 1970 【Kekacauan】Turun
Su Yuan membeku di tempat.
“Dia...”
Su Yuan sepertinya ingin menjelaskan sesuatu, tapi tiba-tiba menyadari bahwa jawabannya tadi sebenarnya juga bisa berlaku untuk Su Zhe...
Apakah tindakannya ini benar demi menahan Su Zhe di Da Xia agar punya kehidupan lebih aman... Tapi apakah di hatinya, dia benar-benar merasa lega dengan semua ini? Atau justru merasa dirinya juga ditinggalkan?
Su Yuan berdiri sendirian di depan kota batu, bagaikan patung yang tak bergerak sedikitpun.
“Wakil kapten, menurutmu... Bisakah teleportasi Dewa Leluhur berhasil?”
Han Chuang yang berdiri di samping juga merasa tegang. Setelah ragu sejenak, dia mendekati Lu Baoyou dan mencoba meredakan suasana dengan bertanya.
Lu Baoyou tidak menjawab. Pandangannya tertuju ke arah Da Xia, seolah sedang melamun seperti Su Yuan.
“Wakil kapten?” Melihat Lu Baoyou tak bereaksi, Han Chuang bertanya lagi dengan hati-hati.
Lu Baoyou tersadar, menggelengkan kepala tanpa ekspresi. “Tidak tahu.”
“……Oh。”
Han Chuang menghela napas dalam hati... Sejak awal sudah tahu watak Lu Baoyou, seandainya tahu lebih dulu pasti tidak akan mencoba menembus tembok sikapnya ini.
Tapi jujur saja, jarang melihat Lu Baoyou menunjukkan ekspresi seperti itu... Sepertinya dia sedang memandang ke arah Da Xia? Apa yang ada dalam pikirannya?
Jangan-jangan sosok dingin seperti Lu Baoyou pun punya seseorang yang dirindukan sebelum ajal?
Han Chuang penasaran, tapi tidak berani bertanya, hanya bisa berjongkok diam-diam di samping.
Beberapa saat kemudian, Li Zhenzhen keluar dari Kuil Dewa Leluhur. Meski kantung matanya agak merah bengkak, sorot matanya penuh tekad baja. Begitu kakinya menginjakkan langkah keluar pintu Kuil, suara gedebuk berat bergema dari dalam!
Duum——!!
Pusaran udara kosong terbuka lebar di permukaan laut. Kota batu megah nan agung itu perlahan tenggelam ke dalam pusaran.
Lu Baoyou menggerakkan telapak tangannya dengan halus. Beberapa sayap merah tua suram tumbuh di punggung semua orang, membawa mereka terbang tinggi... Sekitar setengah menit kemudian, Kuil Dewa Leluhur yang tegak di atas laut itu lenyap tanpa jejak, seolah tak pernah ada.
Mereka melayang di udara, menunggu Dewa Leluhur menyelesaikan penataan terakhir...
Rupanya menunggu terlalu menyiksa, Han Chuang langsung mengeluarkan ponsel dan membuka siaran langsung yang sedang trending di posisi teratas. Dengan nada terkejut dia berseru:
“Tim 【Malam】 sudah kembali？”
“Kalimat ini keluar, semua orang yang hadir menoleh, Han Chuang membalikkan ponselnya. Dalam pemandangan, tujuh siluet merah marun sedang bertarung sengit di tengah gelombang hitam, dengan pasrah menahan pasukan besar dari mitologi Cthulhu.”
“Seharusnya ini kekuatan 【Koin Bintang Raja】.” Li Zhenzhen menutup mulutnya, tak bisa menyembunyikan keterharuannya, “Komandan Lin dia...”
Sebagian besar anggota tim 【Iblis】 dipromosikan langsung oleh Lin Qiye. Posisi Lin Qiye di mata mereka sama seperti status Zhou Ping di hati anggota tim 【Malam】.
“Komandan Lin terlalu menderita...” Su Yuan berkata lirih, “Pertama Pertempuran Pintu Naga Terbenam, lalu persiapan mantra terlarang selama tiga hari berturut-turut, terakhir sendirian menahan pasukan mitologi Cthulhu... Sekarang bahkan mempertaruhkan kenangannya... Dia mengerahkan segalanya dalam pertarungan ini.”
“Selama 【Kambing Hitam】 dan 【Kekacauan】 bersatu, meski Komandan Lin menghidupkan kembali tim 【Malam】, tetap tak akan ada peluang menang...”
Kedua kepalan Li Zhenzhen bergetar, menarik napas dalam-dalam lalu berkata, “Komandan Lin punya budi besar pada kita... Bagaimanapun juga, kita harus menyelesaikan misi, memancing 【Kekacauan】. Hanya ini cara meredakan tekanannya.”
Liu Jun mengangguk, hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba ledakan menggema dari kehampaan di atas kepala mereka!
Dor——!!
“Ruang di atas kepala semua orang tiba-tiba longsoran, terukir sebuah pola misterius dan rumit. Aura kuno menyebar dari pola ini, bersamaan dengan itu, pada siaran langsung di atas kepala 【Kekacauan】, juga tergambar pola serupa. Kedua pola ini saling beresonansi terpisah ribuan kilometer, mulai bergetar dengan frekuensi yang sama!
Dalam pemandangan, kepala 【Kekacauan】 terangkat, memandang ruang yang bergetar di atasnya dengan ekspresi heran.
Pada momen berikutnya, siluet Nya langsung tersedot pusaran dan menghilang!
“Mereka datang！！”
Sorot mata Lu Baoyou memancarkan kilatan spiritual, suara beratnya terdengar.
Kekuatan dimensi raksasa memancar dari pola kehampaan. Seiring menghilangnya wujud 【Kekacauan】 di layar, pola terakhir yang tersisa ini bergetar semakin ganas, seolah menanggung beban yang amat berat, limbung tak stabil!
Saat ini, hati semua orang ikut bergoyang dengan pola itu, seakan tersangkut di kerongkongan...
Bisakah sukses dalam satu kali percobaan? Semua tergantung langkah ini!
Saat pola itu goyang hingga level tertinggi, dengusan dingin bergema dari kehampaan jauh. Seketika sebuah telapak tangan muncul tanpa jejak, menghantam pecahkan pola dimensi di atasnya menjadi serpihan!
Pecahan ledakan dimensi beterbangan, dengungan bergema ke awan. Hampir bersamaan, lima cahaya putih melesat dari dasar laut, menyatu ke tubuh anggota Tim 【Iblis】!
Itulah "Jangkar Bumi" yang terpisahkan!
“Gagal！！”
Lu Baoyou langsung berbicara, "Operasi!!"
Tanpa ragu, keempat siluet lainnya serentak mengayunkan sayap merah tua, menerjang ke arah telapak tangan yang terulur secepat kilat. Sementara Lu Baoyou terhenti di tempat sejenak sebelum akhirnya melesat maju!
Cara pergerakan tercepat Tim 【Iblis】 adalah sayap terjerumus miliknya. Maka sampai detik terakhir, Lu Baoyou harus menjamin keselamatannya sendiri.
Begitu dia meninggal, anggota tim lainnya kehilangan kemampuan terbang cepat dari sayap. Bukan hanya gagal menyelesaikan tugas, hasil akhirnya pun hanya bisa dikejar 【Kekacauan】 dan dibantai satu per satu!
Kabar baiknya, pijakan 【Kekacauan】 hanya berjarak 30-an kilometer dari Kuil Dewa Leluhur. Dengan kecepatan saat ini, semua orang dapat mengarungi jarak ini dalam enam detik. Permukaan laut tercorek garis-garis putih oleh siluet yang melesat, langsung menuju posisi pecahan dimensi itu!
Telapak tangan yang menjulur dari pecahan dimensi itu menyentak kasar, langsung merobek kehampaan sebesar-besarnya. Langsung setelah itu, tubuh 【Kekacauan】 perlahan muncul dari dalamnya.
"Teleportasi ruang angkasa level begini mau mengurungku?"
【Kekacauan】 mendengus dingin. Separuh tubuhnya baru saja keluar dari kehampaan, empat kilau pisau telah menyambar dari berbagai arah, serentak menebas leherNya!
Dang——!!
Bayangan gelap berkedip di permukaan kulit hitam legam 【Kekacauan】. Empat bilah pedang lurus langsung terlempar!
“Lari！！” Li Zhenzhen melihat ini, berteriak keras, keempat orang itu secara bersamaan menuju barat daya, barat tepat, barat laut, dan utara tepat dengan masing-masing melakukan sprint, berubah menjadi cahaya merah tua yang langsung menghilang di tempat.
Semua ini terjadi terlalu cepat, mulai dari empat kilau pisau yang ditebas, hingga kabur dengan cepat, paling lama hanya satu detik.
“Eh？”
【Kekacauan】 yang baru keluar dari kehampaan, terdengar suara terkejut yang heran, pandangannya mengarah ke empat siluet yang melesat pergi, bola matanya menyipit perlahan.
“Lagi-lagi aura Dewa Leluhur...”
【Kekacauan】 mengelus lehernya yang terkena tebasan pedang lurus, kilatan spiritual muncul di matanya, lalu menginjakkan kaki selangkah, berpindah ke arah salah satu dari mereka!
Chapter 1971 【Iblis】 Layu
Empat siluet ungu, empat arah berbeda.
Meski arah-arah ini berlainan, semuanya bergerak menuju perkiraan lokasi Kuil Dewa Leluhur. Di antara mereka, hanya Su Yuan di paling kanan yang langsung menerjang utara tepat, yaitu posisi Kuil Dewa Leluhur.
Tiga lainnya masing-masing menuju barat laut, barat tepat, dan barat daya. Seiring pergerakan mereka, jarak ke Kuil Dewa Leluhur semakin menjauh.
Sesuai empat lintasan ini, dari kanan ke kiri adalah Su Yuan, Li Zhenzhen, Liu Jun, dan Han Chuang.
Saat keempat siluet ungu ini melesat tajam, Han Chuang di paling kiri agak tertinggal kecepatannya, membuatnya menjadi mangsa terdekat di mata 【Kekacauan】.
【Kekacauan】Melihat ini, hampir tidak ragu-ragu, langsung mengejar Han Chuang yang berada di posisi terakhir dengan satu langkah.
Sayap merah tua mengepak cepat di atas permukaan laut, jantung Han Chuang sudah nyaris melompat keluar kerongkongan. Sejak menebaskan pedang itu ke【Kekacauan】, dia terus berlari sekencang-kencangnya ke depan. Namun, baru dua kali sayap merah tua itu mengepak, tekanan dahsyat yang belum pernah terasa sebelumnya tiba-tiba datang dari belakang!
Nya benar-benar datang!!
Tubuh Han Chuang seperti terjatuh ke lubang es, tapi kecepatannya sama sekali tidak melambat. Tepat saat sayap itu hendak mengepak untuk ketiga kalinya, sebatang jari hitam tiba-tiba terjatuh dari langit!
Ancaman kematian langsung memenuhi pikirannya.
Bahkan belum sempat melihat jelas bayangan yang jatuh dari langit itu, pandangannya tiba-tiba gelap!
Pada momen berikutnya, tubuhnya tiba-tiba menjadi gepeng secara tidak wajar, seolah semua tulangnya remuk seketika, seperti semut yang terlindas roda gerobak, jatuh dengan ringan ke permukaan laut!
Braak——
Percikan air kecil menyembur, noda darah merah menyebar di sudut laut, lalu cepat menghilang.
Tim 【Iblis】 Han Chuang, meninggal.
Saat mayat gepeng itu tenggelam ke dasar laut,【Kekacauan】bahkan tidak melirik sekalipun. Pandangan-Nya tertuju jauh ke depan, seolah baru saja menginjak semut tak berarti saat melangkah biasa.
Dari Han Chuang berbalik kabur sampai ditusuk jari hingga mati, seluruh prosesnya hanya mencapai sekitar satu detik...
Langsung setelah itu, siluet-Nya kembali menghilang di tempat.
Dalam satu detik kematian Han Chuang, tiga siluet lainnya sudah menggeser posisi sejauh beberapa kilometer dengan kecepatan penuh. Saat ini, target terdekat dari 【Kekacauan】 adalah Liu Jun yang berada di posisi kedua sebelah kiri.
Kematian Han Chuang terlalu cepat, bahkan jeritan sekarat pun tak sempat keluar. Wajah Liu Jun membara sambil terus berlari kencang tanpa menoleh!
Dia sudah tahu sejak lama, dirinyalah yang akan mati berikutnya.
Hanya ada lima orang. Setidaknya harus menjamin sebelum 【Kekacauan】 membunuh orang keempat, orang kelima sudah kembali ke lokasi Kuil Dewa Leluhur untuk menjadi mata rantai terakhir umpan.
Jadi logika dasar rencana ini adalah memperlambat kecepatan 【Kekacauan】 mengeksekusi, memberi waktu orang terakhir kabur masuk ke lokasi Kuil Dewa Leluhur...
Sejak awal, Lu Baoyou sudah menyusun urutan kematian mereka.
Arah lari Han Chuang sangat berbeda dengan posisi sebenarnya Kuil Dewa Leluhur. Perannya adalah menjauhkan 【Kekacauan】 dari jalur Su Yuan dengan nyawanya, sementara jeda awalnya sengaja dibuat sebagai umpan untuk menarik perhatian.
Setelah Han Chuang mati, yang paling dekat dengan rute larinya adalah Liu Jun...
Merasakan bau menakutkan itu muncul di belakangnya, Liu Jun tahu ajalnya telah tiba. Dengan geram tak rela mati sunyi seperti Han Chuang, sambil melaju kencang ia tiba-tiba mencabut pedang lurus dari pinggang!
Qiang——!!
“Da Xia pasti menang!! 【Kekacauan】!! Aku*#%& ibu kamu!!!”
Telapak tangan Liu Jun yang memegang pedang tiba-tiba mengacungkan jari tengah. Baru saja mengucapkan “Hah” sambil tertawa, seberkas cahaya suram sudah menembus tubuhnya!
Pada momen berikutnya, tubuhnya tercabik bagai kantung sobek, pecah berkeping-keping di langit-langit!
Siluet hitam legam itu melangkah pelan ke kehampaan di atas mayatnya. Dengan pandangan dingin ia melirik potongan tubuh yang mengambang di permukaan laut, “Semut... berani mencoba memancing kemarahanku?”
Liu Jun dari Tim 【Iblis】, tewas.
Dibanding Han Chuang, Liu Jun bertahan setengah detik lebih lama... dan itu berkat umpatan terakhirnya sebelum mati.
Dalam kurang dari tiga detik, dua nyawa melayang. 【Kekacauan】 kembali mengunci pembawa "jangkar Bumi" berikutnya.
Kaki-Nya baru mengangkat selangkah, sudah menempuh jarak kilometer dan menghadang Li Zhenzhen.
Tubuh 【Kekacauan】 bagai tembok raksasa langsung menghalangi jalan. Li Zhenzhen terpaksa menghentikan langkahnya...
“Dewa Cinta？”【Kekacauan】 mengamatinya dengan penuh minat，“Kemampuan yang menarik... Menggunakanmu untuk menciptakan kisah cinta pasti akan menyenangkan？Contohnya membuat Lin Qiye jatuh cinta pada【Kambing Hitam】... Oh astaga, kalau adegan seperti ini muncul dalam siaran langsung, mungkin akan lebih dramatis daripada menghancurkan mereka dengan ketakutan murni？Hahahaha...”
“Mimpi!!”
Li Zhenzhen mengeratkan gigi dan berbicara, telapak tangannya menggenggam udara kosong. Sebuah panah hati langsung muncul, tanpa ragu menikam ke arah jantungnya sendiri!
Pada saat itu, sebuah telapak tangan hitam legam menggenggam pergelangan tangannya.
“Mau mati？Kau pikir kau bisa mati？”【Kekacauan】 mengejek.
Sambil melepaskan diri, Li Zhenzhen melirik ke samping. Selama dia bermain api dengan【Kekacauan】, beberapa detik telah berlalu. Su Yuan yang berada di garis lurus sudah tiba di sekitar Kuil Dewa Leluhur, dan akan segera memasukinya!
Kilau tekad bulat berkedip di mata Li Zhenzhen. Di bawah tekanan wibawa yang menakutkan itu, dia berbicara dengan tenang:
“Kau mau menggunakan kekuatanku untuk melaksanakan tugas... Bukan harus memberi untung dulu?”
“Untung？”【Kekacauan】 menyeringai，“Kau terlalu menganggap dirimu penting... Asal kubawa kau kembali,【Kambing Hitam】akan mengubahmu jadi boneka kami. Semut tak punya hak bernegosiasi.”
Suaranya berhenti. 【Kekacauan】langsung menggenggam tenggorokan Li Zhenzhen dengan satu tangan, mengangkatnya perlahan seperti mengangkat anak ayam...
“Li Zhenzhen tahu, waktu yang bisa dia tahan sudah sampai batasnya. Dia melirik ke arah Kuil Dewa Leluhur untuk terakhir kalinya. Su Yuan sudah berada di posisi luar Kuil Dewa Leluhur. Pada jarak ini, dia seharusnya bisa menyelesaikan tugas pancingan terakhir dan bertahan hidup.”
“Dia menggunakan bagian tubuh yang cacat yang pasti mati ini untuk menukar kesempatan hidup bagi Su Yuan.”
“Leher Li Zhenzhen dicubit 【Kekacauan】, sudut mulutnya yang pucat mengembang sedikit, seolah mengejek.”
“Semut pun bagaimana? Cepat atau lambat... kamu juga akan mati di tangan semut yang disebut palsu itu.”
“Pada momen berikutnya, dada Li Zhenzhen menyala dengan kilatan cahaya pink. Sebuah panah hati menyembul dari tubuhnya, langsung melubangi badannya dengan lubang berdarah!”
“Kemunculan panah berbulu ini terlalu mencurigakan. Saat 【Kekacauan】 mengerutkan alis dan bersiap mencegah panah itu, tiba-tiba panah tersebut menghilang begitu saja...”
“Chapter 1972 Di Luar Jebakan”
“Hilang? Ke mana?”
“Bahkan 【Kekacauan】 pun tak bisa membaca panah terakhir Li Zhenzhen... Nya heran memandang sekeliling, kebingungan terpancar di matanya.”
“Tubuh rusak Li Zhenzhen berkibar tertiup angin sepoi-sepoi. Sorot matanya yang semakin memudar perlahan menoleh ke arah Kuil Dewa Leluhur, kelembutan muncul di wajahnya...”
“Kita sudah janji... Yang kena panahku, di kehidupan berikutnya... kita harus tetap bersama...”
Panah terakhir yang ditembakkan dengan kehidupan miliknya, bermula dari ketergodaannya, berakhir di hati... Panah ini tidak berada di dunia materi, hanya ada di antara dua jiwa yang saling terhubung.
Ini adalah panah yang melampaui waktu, dimensi, dan materi...
Panah ini, atas nama cinta.
【Kekacauan】tidak mengerti cinta, apalagi ikatan jiwa antar manusia, jadi meski Nya, tak bisa menyadari ke mana panah ini sebenarnya tertuju.
Bisikan Li Zhenzhen perlahan menghilang diterbangkan angin, nyawa terakhirnya sirna, tubuhnya jatuh ke laut yang bergolak.
Anggota Tim 【Iblis】Li Zhenzhen, mati.
……
Dalam kehampaan sunyi, sebuah kota batu megah menjulang sendirian.
Untuk membohongi persepsi 【Kekacauan】, hubungan antara kehampaan ini dengan dunia luar telah dipotong habis-habisan. Bahkan mereka pun tidak tahu sampai tahap mana jebakan pembunuhan di luar telah berjalan.
Bola mata Fang Mo tertutup rapat, hatinya dipenuhi kegelisahan...
"Kakak Fang Mo, bisakah mereka sukses?" Suara Luan Lie terdengar dari samping. "Kalau 【Kekacauan】 tidak berhasil diiming-iming ke sini, bukankah semua persiapan kita akan sia-sia?"
Fang Mo diam cukup lama, lalu mengangguk kuat.
"Bisa. Rencana ini disiapkan oleh Biksu Takdir, kemampuan simulasi permaianannya nomor satu di dunia. Jika tidak ada keyakinan mutlak, kenapa dia mau mengorbankan segitu besar untuk menyusun skenario ini? Kalau dia memilih 【Iblis】 sebagai umpan untuk menjebak 【Kekacauan】, pasti ada alasan tersendiri... Meski aku tidak suka gaya kerjanya, aku percaya kemampuannya, juga percaya pada 【Iblis】. Mereka... pasti bisa memancing 【Kekacauan】 datang."
Luan Lie mengangguk termenung, hendak mengatakan sesuatu ketika bayangan pink tiba-tiba melesat melintasi dada Fang Mo!
Tubuh Fang Mo gemetar, kedua matanya yang tertutup rapat tiba-tiba terbuka lebar!
Dia membeku di tempat bagai patung, entah berapa lama air mata mulai mengalir dari sudut matanya, sorot matanya memerah padam!
"Kakak Fang Mo, ada apa denganmu?" tanya Luan Lie.
"......" Fang Mo tidak menjawab. Napasnya tersengal-sengal, matanya dipenuhi kesakitan dan pergolakan batin, "......Aku baik-baik saja. Tetap siaga untuk menghadang 【Kekacauan】... Jangan sampai ada secuil kesalahan!"
"Siap!"
Meski terpisah ruang-waktu, Fang Mo tetap merasakan panah cinta yang menyambungkan jiwa mereka... Itu bukti janji eksklusif antara dia dan Li Zhenzhen, sekaligus perpisahan terakhir darinya.
Saat ini, penyesalan, rasa bersalah, kepedihan dan amarah bergemuruh di hatinya... Namun seketika, semua kembali tenang.
Dia menatap kehampaan di atas Kuil Dewa Leluhur, sorot mata penuh garis-garis merah itu bagai singa sekarat yang siap bertaruh nyawa melawan mangsa.
“Tenanglah, Zhenzhen...” Fang Mo bergumam pelan, “Aku segera bisa menemanimu di kehidupan berikutnya... setelah kubunuh 【Kekacauan】!”
……
【Kekacauan】yang telah berhasil membunuh tiga anggota Tim 【Iblis】, kini mengalihkan pandangan tak tergesa ke dua orang tersisa.
Lu Baoyou dan Su Yuan berdiri di posisi berjarak 100 meter dari Kuil Dewa Leluhur – jarak yang memungkinkan mereka mencapainya dalam sekejap...
Mata mereka menancap ke 【Kekacauan】, dada naik-turun akibat energi terbang yang terkuras. Mereka tahu misi memancing dan membunuh 【Kekacauan】telah mencapai fase penentu.
Asalkan 【Kekacauan】bertindak terhadap salah satu dari mereka, rencana menjebaknya ke dalam Kuil Dewa Leluhur akan berhasil. Dengan jarak 100 meter itu, peluang bertahan hidup masih besar.
Di bawah pandangan tegang mereka, 【Kekacauan】mulai bergerak.
Begitu sosok-Nya menghilang, Lu Baoyou dan Su Yuan serentak mengibaskan sayap – terbang menyambar ke arah Kuil Dewa Leluhur yang hampir menyentuh ujung jari!
Su Yuan menggigit ringan gerahamnya, fokus total tertuju pada titik target. Pengalaman olahraga ekstrem dan pertempuran selama ini membentuk jantung baja yang mampu mengendalikan diri di lingkungan bertekanan tinggi.
Meskipun dia sudah merasakan dengan jelas sebuah telapak tangan dingin yang mendekatinya dari belakang, dia tidak berusaha melepaskan diri atau menghindar. Karena begitu dia menghindar, berarti dia tidak bisa memasuki posisi preset Kuil Dewa Leluhur tepat waktu. Bahkan jika hanya terlambat 0.1 detik, 【Kekacauan】 akan dengan mudah menghancurkannya jadi serpihan!
Telapak tangan hitam legam itu menekan punggung Su Yuan, tapi hanya menggesek permukaan kulit. Pada momen berikutnya, tangan itu tiba-tiba terhenti di langit-langit!
Tapi dari gesekan ringan itu, separuh tubuh Su Yuan langsung hancur berkeping menjadi kabut darah. Dengan menahan sakit hebat dan dampak pingsan, dia melangkah masuk radius preset Kuil Dewa Leluhur. Sayap merah tua yang tinggal separuh menopang tubuhnya dengan susah payah.
Apakah berhasil?!
Di momen aman itu, Su Yuan tidak memikirkan lukanya sendiri. Matanya menoleh memandang ke arah 【Kekacauan】 di belakang, bertanya apakah sang dewa sudah masuk perangkap. Saat menoleh, tubuhnya tiba-tiba membeku di tempat.
Di ambang batas radius preset Kuil Dewa Leluhur, 【Kekacauan】 tersenyum berdiri di luar lingkaran. Kedalaman matanya yang misterius mengamati dua orang di hadapannya dengan penuh minat.
Tidak masuk??
Mengapa Dia tidak masuk?
Padahal tadi tangan-Nya sudah menyentuhku, tinggal secercah lagi seluruh tubuhku akan hancur... Mengapa Dia menghentikan serangan di tengah jalan?
Dan tepat berhenti di tepi radius preset Kuil Dewa Leluhur??
Melihat ini, wajah Lu Baoyou juga menjadi sangat muram...
【Kekacauan】Kumpulan tawa di sudut mulutnya semakin berlebihan, akhirnya tidak tahan lagi tertawa terbahak-bahak!
“Kuil Dewa Leluhur yang disembunyikan dalam kehampaan ya? 【Formasi Mitologi Pembunuhan Primordial】ya?? Kalian benar-benar mengira aku akan terjebak oleh tipu daya konyol seperti ini??
Apa kalian lupa bagaimana aku menipu Lin Qiye dengan taktik pengalihan?
Baiklah, bahkan jika kita tidak membahas fakta bahwa aku sudah tahu keberadaan 【Formasi Mitologi Pembunuhan Primordial】... Sejujurnya, siapa yang merancang metode umpan bodoh seperti ini?
Menggunakan aura Dewa Leluhur untuk mencoba memindahkanku, lalu begitu aku mendarat, sekumpulan semut berbau busuk keturunan dewa langsung nekat menyerangku? Setelah itu kabur berpencar, bahkan sama sekali tidak takut mati??
Apa kalian sengaja ingin memberitahuku bahwa ada jebakan di depan??
Apa kalian menganggapku sangat bodoh dan mudah ditipu?"
Tertawa 【Kekacauan】 bergema di udara kosong, hati Su Yuan dan Lu Baoyou bagai tertimpa malapetaka...
Nya tahu segalanya?!
【Kunci Gerbang】 yang juga kembali dari masa depan, sudah lebih dulu memperingatkan 【Kekacauan】 tentang keberadaan 【Formasi Mitologi Pembunuhan Primordial】??
Jika begitu... Baik teleportasi ruang maupun "Jangkar Bumi" yang menarik dendam, di mata 【Kekacauan】 sama bodohnya dengan mengubur harta lalu memasang papan "Tidak Ada Uang di Sini"!
Chapter 1973 Kegagalan...?
"Kalau sudah tahu ini jebakan, mengapa tetap mengejar kami sampai sini??" Lu Baoyou berteriak keras.
"Karena ini menyenangkan!" 【Kekacauan】 membuka telapak tangan, tersenyum, "Kalian mengira bisa menjebakku, bahkan mempertaruhkan nyawa untuk membawaku ke sini... Tentu saja aku harus bekerja sama menyelesaikan pertunjukan heroik ini! Bagaimana? Merasakan desain kematian rekan sendiri tapi gagal di detik terakhir? Pasti sangat memuaskan? Hahaha..."
【Kekacauan】 memandangi Lu Baoyou yang bola matanya nyaris menyembur api, kembali tak tahan tertawa terbahak.
Saat ini, Lu Baoyou merasa paru-parunya hampir meledak karena marah...
Semua penataan, semua pengorbanan, hancur lebur dalam tawa ejekan 【Kekacauan】. Sisa harapan terakhir mereka benar-benar runtuh.
Akhirnya dia pahap, mengapa Da Xia selalu menempatkan 【Kekacauan】 sebagai entitas paling menakutkan di antara Tiga Dewa Pilar. Selain kekuatan dahsyat-Nya, sifat mesum dan permainan hatinya benar-benar keterlaluan!
Dada Lu Baoyou naik turun hebat, sorot mata merah darahnya memancarkan niat membunuh yang mengerikan!!
"Brengsek!!"
Qiang——!!
Sayap merah tua di punggung Lu Baoyou tiba-tiba mengayun, kilau pisau menyambar cepat ke tubuh 【Kekacauan】!
Dalam kemarahan ekstrim, suara lembut meledak dari dalam tubuhnya. Seolah jalan buntu dipaksa ditembus, aura ganas menyembur deras!
Rintangan hati runtuh!
Menyaksikan langsung kematian tiga rekan satu tim, yang akhirnya ditukar dengan ejekan kejam dari 【Kekacauan】, di kedalaman hatinya seolah gunung berapi meledak dengan dahsyat, kemarahan dan niat membunuh yang belum pernah terlihat sebelumnya memenuhi pikirannya, menjadi langkah terakhir yang mendorongnya melampaui tembok puncak kemanusiaan...
Pengaruh level langit-langit manusia tiba-tiba meledak!
Seiring kilau pisau merah tua raksasa menyambar tubuh 【Kekacauan】, bola mata menyipit sedikit, Nya mendengus dingin, menghancurkan kilau pisau itu dengan tangan kosong di langit-langit!
Di hadapan 【Kekacauan】, bahkan dewa tertinggi seperti Wishnu hampir tak bisa melawan, apalagi seorang manusia level langit-langit...
Kilau pisau Lu Baoyou gagal melukai 【Kekacauan】 seinci pun, malah terhempas gelombang kejut hingga terjatuh. Wajahnya langsung pucat pasi, darah menyembur deras dari mulutnya, tubuhnya limbung di udara...
Sialan...
Sialan!!
Lu Baoyou menengadah, kembali menyaksikan wajah 【Kekacauan】 yang masih santai tertawa. Telapak tangan yang menggenggam gagang pedang lurus mengeras lagi, dengan wajah mengerikan ia kembali mengayunkan pedangnya!
Braak——Braak——Braak!
Beberapa kilau pisau merah tua mati-matian dilepaskan dari tangan Lu Baoyou. Baru saja mencapai level langit-langit manusia, dengan pasrah ia menunjukkan pengaruh tingkat Dewa Utama. Tapi sebelum kilau-kilau ini menyentuh tubuh 【Kekacauan】, semuanya sudah hancur berkeping di udara.
【Kekacauan】 mengangkat telapak tangannya dengan lembut, dua jarinya menggenggam bilah pedang lurus dengan presisi, lalu berbicara dengan tenang:
“Mau memancingku masuk ke dalam 【Formasi Leluhur Awal】 dengan cara seperti ini? Kamu masih jauh dari cukup……Aku tidak akan membunuhmu, mulai sekarang, hiduplah selamanya dalam ketidakberdayaan dan penderitaan……”
Dang——!
【Kekacauan】 menjentikkan jarinya, pedang lurus di tangan Lu Baoyou langsung patah berantakan!
Lu Baoyou kembali menyemburkan darah dari mulutnya, tubuhnya terlempar seperti peluru meriam dan jatuh keras ke laut yang bergelora!
Meski Lu Baoyou terus-menerus menyerang 【Kekacauan】, dia selalu menjaga posisi tubuhnya dalam radius 【Formasi Leluhur Awal】, berusaha menarik 【Kekacauan】 masuk ke dalam area tersebut……namun akhirnya dia gagal.
Di hadapan 【Kekacauan】, Tim 【Iblis】 yang selama ini tak terkalahkan akhirnya tumbang, tumbang dengan kekalahan yang mutlak……
【Kekacauan】 memandang permukaan laut yang berdarah dan Su Yuan yang sekarat, lalu menatap kehamparan kosong di atasnya. Senyum lebar mengembang di sudut mulutnya, seolah sedang menyapa dengan penuh kegembiraan.
“Cukup, epilog dagelan kecil ini harus diakhiri……Meski pertunjukan kalian sangat menghibur, tapi kisah yang lebih seru masih berlanjut di sisi lain……”
【Kekacauan】 menunduk melihat ponsel. Dalam siaran langsung, samar-samar terlihat delapan siluet mengepul di sekitar gumpalan daging berdenyut di bawah langit kejauhan.
“Kemudian, 【Kekacauan】 menginjakkan kaki ke utara tanpa menengok, tubuhnya menghilang di tempat.”
“Dibandingkan dengan jebakan kikuk dan membosankan ini, perkembangan di medan perang tempat Lin Qiye berada jelas masih lebih menarik perhatian-Nya...”
“Seiring menghilangnya tubuh 【Kekacauan】, permukaan laut berdarah terjebak dalam kesunyian maut.”
“Lu Baoyou...”
“Su Yuan menarik bagian tubuh yang cacat, terbang dengan susah payah di atas laut. Darah segar mengucur deras dari luka mengerikan, mengalir ke dalam gulungan air berdarah itu.”
“Wajahnya semakin pucat.”
“"Lu Baoyou!!" Su Yuan berteriak lagi. Saat hendak menyelamatkan Lu Baoyou, sebuah siluet menyembul dari air laut.”
“Hukh hukh hukh hukh...”
“Sayap merah tua suram di punggung Lu Baoyou tampak retak-retak. Ia hanya bisa menjaga keseimbangan dengan susah payah sambil batuk hebat. Setiap kali batuk, pecahan organ dalam merah darah jatuh dari tenggorokannya, disertai genangan darah.”
“Menerima gelombang kejut serangan 【Kekacauan】 secara frontal, organ dalam Lu Baoyou sudah bergeliat menjadi kusut. Sekalipun bisa bertahan hidup, luka tersembunyi dalam tubuhnya akan menyiksa sisa hidupnya selamanya.”
“"...Orang hidup?" Sorot mata merah menyala Lu Baoyou melirik ke 4 minggu, seolah masih ingin bertempur.”
“Su Yuan berbicara dengan getir: "Dia sudah pergi... Kita gagal."”
Sorot mata Lu Baoyou menyempit halus, tubuhnya bagai patung batu membeku di tempat, tak bergerak sedikitpun.
Gagal...
Meski Lu Baoyou sudah menebak hasil ini sejak【Kekacauan】belum memasuki jebakan, saat momen ini benar-benar tiba, barulah ia merasakan dinginnya keputusasaan yang sesungguhnya.
Tangannya menggenggam pedang lurus yang patah separuh, hati yang dulu penuh kesombongan dan kepercayaan diri itu perlahan tenggelam ke jurang seiring pecahan pedang lainnya...
Bahkan kekerasan hati yang selalu dipendamnya, seolah ikut hancur berantakan oleh tepukan ringan【Kekacauan】.
Ia mematung di sana, menatap hamparan permukaan laut berdarah yang mengapung di kejauhan, bagai cangkang tubuh tanpa jiwa.
Pada saat itu, dengusan tak nyaman terdengar dari sampingnya.
Sayap merah tua Su Yuan yang compang-camping berhamburan, tubuhnya yang rusak terjatuh ke laut. Pupil Lu Baoyou menyempit tajam, ia menerjang ke bawah menahan tubuhnya!
"Su Yuan!" teriak Lu Baoyou.
Luka Su Yuan terlalu parah. Meski sempat kabur dari cengkeraman【Kekacauan】, volume pendarahan mengerikan ini bisa merenggut nyawanya dalam waktu singkat...
Di tengah luasnya lautan ini, saat telapak tangan【Kekacauan】menyentuh tubuhnya, takdir kematiannya sebenarnya sudah tertulis.
“……Aku sudah tidak sanggup lagi.” Su Yuan tersenyum getir, “Tampaknya, aku tetap tak bisa lolos dari ujian ini... Saat turun bertemu Jie Zhenzhen, mungkin dia akan kecewa ya?”
Lu Baoyou memandang wajah Su Yuan yang semakin pucat, dalam kebingungannya, bayangan Han Chuang, Liu Jun, dan Li Zhenzhen yang gugur di medan perang muncul lagi di hadapannya...
Kini, anggota keempat tim juga akan meregang nyawa dalam dekapannya.
Chapter 1974 Anjing Berbulu Kusam Hitam yang Berjalan dengan Dua Kaki dan Selalu Tersenyum
Kedua tangan Lu Baoyou yang berlumuran darah bergetar halus, dia ingin menyelamatkan Su Yuan, tapi menghadapi luka separah ini, apa lagi yang bisa dilakukannya?
Terbang secepatnya kembali ke Da Xia mencari bantuan? Dengan kondisi Su Yuan sekarang, mungkin hanya tersisa puluhan detik nyawanya... Bagaimana mungkin bisa bertahan sampai Da Xia?
Memandangi vitalitas Su Yuan yang semakin mengering, gelombang ketidakberdayaan yang belum pernah terasa sebelumnya membanjiri hati Lu Baoyou.
Sama seperti saat Han Chuang dan yang lain mati... Dia hanya bisa menyaksikan dari samping, tak bisa berbuat apa-apa.
"Aku..."
Lu Baoyou membuka mulutnya, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tak satu katapun keluar.
Dug——!!!
Pada saat itu, suara ledakan yang menusuk telinga terdengar dari kejauhan!
Su Yuan seperti menyadari sesuatu, kepalanya yang semakin lemas tiba-tiba menoleh ke arah jauh. Siluet berjubah ungu tua sedang mendekati lokasi ini dengan kecepatan luar biasa!
"Su Zhe?"
"Kak...?"
Melihat jubah ungu tua itu, Lu Baoyou dan Su Yuan sama-sama membeku di tempat, mata yang tadinya redup tiba-tiba menyala kembali dengan kilatan cahaya, ekspresinya penuh ketidakpercayaan!
Bukankah dia seharusnya berada di tempat penampungan Kota Cangnan?
Mengapa bisa muncul di sini?!
"Su Yuan!!" Su Zhe yang sedang bergerak cepat langsung melihat Su Yuan yang terluka parah hampir mati, berteriak kaget.
Tubuhnya langsung berhenti di depan Su Yuan, pandangannya menatap tubuh compang-camping penuh darah itu, wajahnya muram luar biasa!
"Lu Baoyou! Apa yang sebenarnya terjadi di sini?? Mengapa adikku bisa begini? Dan... di mana yang lain?" Su Zhe tiba-tiba mengangkat kepala bertanya.
Lu Baoyou menunduk, diam membisu...
Su Zhe tak sempat terus menuduh Lu Baoyou. Seluruh perhatiannya kini tertumpu pada Su Yuan yang sekarat... Dengan panik ia mencoba menangani luka Su Yuan, tapi luka separah ini sama sekali bukan level yang bisa mereka tangani, tak lama kedua tangannya sudah basah darah.
"Su Yuan... Su Yuan! Kakak!! Jangan pejamkan matamu... Lihat aku, lihat aku! Aku pasti akan mencari cara menyelamatkanmu..." Su Zhe menggendong tubuh rusak adiknya, berbicara terburu-buru.
Su Yuan diam dalam dekapan sang kakak, bagai gadis kecil yang dulu selalu digendong penuh sayang... Ia tertegun memandang profil gelisah Su Zhe, mulut pucatnya tersungging senyum tipis.
“Keajaiban sekarat yang hampir menghilang, secercah terakhir vitalitas itu, bagaikan lilin tertiup angin, kapan saja bisa padam……”
【Iblis】 Telapak tangannya yang berlumuran darah terangkat perlahan, mengusap lembut pipi Su Zhe.
“Kak……”
Su Zhe tertegun, ia segera menggenggam telapak tangan dingin itu, menjawab keras, “Aku di sini, Su Yuan, aku di sini!”
“……Maafkan aku.”
Su Yuan menatap dalam-dalam ke mata Su Zhe, seolah tak mengucap apa-apa, namun segala perasaan terungkap… penyesalan, sikap menyalahkan diri, rasa murni dan syukur pada Su Zhe, semua terkumpul dalam satu tatapan itu.
Pada momen berikutnya, telapak tangan lembut di genggaman Su Zhe jatuh lunglai…
Angin menderu menerpa permukaan laut, Su Zhe menggendong mayat dingin itu, seakan kehilangan seluruh dunia.
【Iblis】 Anggota tim Su Yuan, gugur.
Su Zhe berdiri mematung lama sekali, hingga angin kencang membuat sudut matanya yang berkaca-kaca perih… sorot mata merah itu baru kembali menunjukkan secercah semangat…
Ia tak berbicara, tak menangis, hanya dengan tenang mencabut ikat pinggang dari pinggang, mengikat erat jenazah Su Yuan di punggungnya… persis seperti menggendongnya di masa kecil.
Di sini tak ada tanah, tak ada nisan, tak ada peti mati… Ia tak bisa membiarkan adiknya tenggelam di laut. Seandainya bisa, ia ingin membawanya pulang ke rumah.
Lu Baoyou berdiri di samping, diam sejenak, lalu berbicara sambil menunduk:
"Maaf... Semua ini salahku."
"Tak perlu meminta maaf." Su Zhe menarik napas dalam-dalam, suaranya terdengar tenang yang belum pernah terlihat sebelumnya, "Biksu Takdir sudah bilang, tugas kali ini nyaris mati... Mungkin, inilah akhir terbaik yang dikejar adikku."
"Lalu kamu? Mengapa kamu kembali? Bukankah kamu sudah menemukan akhir hidupmu...?"
Su Zhe menggelengkan kepala, "Itu bukan akhirku... Dialah akhirku."
Lu Baoyou melirik jenazah di punggungnya, ekspresinya terlihat rumit.
"Sekarang, akhir hidupku sudah mati." Su Zhe menoleh ke Lu Baoyou, kilau merah di matanya seolah mengandung makna lebih, "Beritahu aku... Siapa pelakunya?"
Nada bicaranya terlalu datar... Seolah berbeda 180 derajat dari Su Zhe yang biasanya hiperaktif dan menyebalkan. Kedamaian itu bagai kesunyian sebelum badai.
Lu Baoyou terdiam sejenak, "【Kekacauan】..."
Setelah Lu Baoyou menjelaskan kronologi peristiwa secara singkat, alis Su Zhe berkerut rapat...
"【Kekacauan】 yang merayap..." Pandangannya menyapu kehamparan kosong di atas, "Dengan memancing-Nya masuk ke sini, kita bisa membunuh-Nya... Benar?"
Lu Baoyou mengangguk.
Sorot mata Su Zhe berkedip penuh tekad. Dengan gesit dia mengeluarkan ponsel, memutar nomor tertentu, berbicara singkat lalu menutup telepon.
"Kamu menelepon siapa?"
"Departemen Hubungan Masyarakat 'Penjaga Malam'."
"Departemen PR? Apa gunanya mencari mereka sekarang ini?"
"Mereka mengendalikan sistem internet Da Xia. Ada hal-hal yang hanya bisa mereka lakukan." Jari-jari Su Zhe bergerak cepat di layar, "Tim 【Iblis】 masih memiliki tiga anggota... Misi memancing dan membunuh 【Kekacauan】 belum sepenuhnya gagal!"
……
Kota Cangnan, Tempat Penampungan.
Di depan layar raksasa, kerumunan warga memadati aula, menyaksikan siaran langsung secara real-time.
Seiring kembalinya sebagian besar warga utara ke tempat penampungan, siaran langsung dari ponsel-ponsel yang masih menyala pun satu per satu dimatikan. Meski masih ada yang merekam di luar, keberadaan tiga benteng pertahanan level-S membuat hampir tidak ada adegan berharga yang terekam, hanya terlihat beberapa siluet yang masih bertarung di udara.
Persis ketika kerumunan mulai ramai berdiskusi, tayangan langsung di layar tiba-tiba berpindah!
"Ya? Layarnya rusak?"
"Bukan, sepertinya ada gangguan sinyal... Siaran langsung bisa terganggu juga?"
"Siapa yang melakukan screencast? Kok seperti pindah dari satu siaran langsung ke yang lain?"
"Gambarnya muncul!"
“……”
Di tengah kebingungan orang banyak, siluet seorang pemuda muncul di pusat layar siaran.
Di punggungnya tampak menggendong sesuatu yang tidak jelas terlihat dari sudut ini, namun jubah ungu tua yang dikenakannya berkibar-kibar ditiup angin di atas lautan!
Saat menyaksikan siluet ini, pupil mata Zhao Zhenbin menyempit tajam!
“Aku adalah anggota Tim 【Iblis】 dari Da Xia Night Watch, Su Zhe.” Anak muda itu menghadap lensa kamera dan berbicara dengan tenang, “【Kekacauan】, aku tahu kau bisa melihat ini... Selain itu, ratusan juta warga Da Xia juga bisa menyaksikan. Aku berdiri di sini, membuka siaran langsung nasional ini, hanya ingin menyampaikan isi hatiku di hadapan semua orang...”
Dalam pemandangan tersebut, anak muda itu perlahan mengangkat jari tengahnya, “Halo, anjing berbulu kusam berkaki dua yang tersenyum, Tuan 【Kekacauan】 yang merayap, kuharap kau segera datang ke sini karena ibumu sedang menunggumu...”
Langsung setelah itu, dia menggunakan jari tengah itu untuk mengorek telinganya, mengeluarkan gumpalan padat berwarna kuning tak dikenal. Saat ujung jarinya menggosok perlahan, benda itu pun menghilang di udara...
“Oh, sungguh maaf...”
“Ibu kamu sudah tiada.”
Chapter 1975 Jebakan Maut Su Zhe!
Saat itu juga, seluruh aula tempat penampungan di Da Xia diselimuti kesunyian maut...
Entah berapa lama kemudian, barulah mereka saling bertatapan, sorot mata mereka dipenuhi kebingungan.
Ini... kondisi apa ini??
Bersamaan dengan itu, hujan peluru membanjiri siaran langsung!
【Itu, aku ingin bertanya dengan serius... apakah dia sedang menghina?】
【Bukan main, dengarkan nada bicaranya, rasanya tidak seperti itu?】
【Aku juga merasa tidak mirip, mana ada orang menghina seperti ini? Tidak ada satu pun kata kotor? Begitu dia berbicara, aku langsung merasa seperti duduk di restoran Barat elegan makan steak】
【Bukan... dia bilang "Ibu kamu sudah tiada"! Ini masih tidak dianggap menghina?!】
【Ngomong-ngomong, anjing berbulu kusam hitam yang tersenyum dan berkeliaran dengan sepasang kaki itu hantu apa? Seharusnya bukan manusia kan?】
【Pasti bukan! Manusia mana bisa pakai istilah begitu... Mungkin anak anjing yang terpisah dari induknya?】
【Tapi dia bilang apa lagi di belakang..."Tuan Kekacauan"? Pemilik anjingnya?】
【Aku benar-benar muak, pemilik anjing macam apa! 【Kekacauan】 yang Merayap adalah salah satu dari Tiga Dewa Pilar dalam mitologi Cthulhu! Legenda menyebutnya pria berkulit hitam, anjing berbulu kusam tadi pasti menghina dia!】
【Benarkah? Kalau begitu bukankah dia bos besar?】
【Tapi dia Penjaga Malam lho! Anggota tim khusus juga bisa marah-marah?】
【Yang di lantai atas tidak jelas maksudnya, Penjaga Malam marah juga tidak MELANGGAR HUKUM... Lagipula, yang dimarahi sama sekali bukan manusia!】
【Sebentar lagi baru berdebat dengan kalian... Aku juga tidak tahan sampai mengeluarkan kotoran telinga*】
【Tidak yakin... Aku cek lagi】
【……】
Saat seluruh internet terbakar oleh beberapa kalimat pendek Su Zhe, di tengah hamparan laut luas, siluet hitam tiba-tiba terhenti!
【Kekacauan】 sambil menggelengkan kepala, dengan bingung mengambil ponsel yang sedang dalam siaran langsung, ekspresinya terlihat aneh...
Tidak jelas maksudnya?
Seperti ada halusinasi pendengaran?
Kok kedengaran ada yang meneriaki "anjing berbulu kusam hitam yang tersenyum dan berkeliaran dengan dua kaki"? Lalu bilang "ibunya sudah tiada"... Yang penting, sepertinya namanya sendiri juga disebut... Halusinasi, pasti halusinasi.
【Kekacauan】 memandang ke pemandangan, dua siluet berjubah ungu berdiri di permukaan laut. Salah satunya yang berlumuran darah ternyata Lu Baoyou yang baru saja dibiarkan lolos!
Pandangan sekilasnya menyapu hujan peluru yang memenuhi layar, membuatnya tertegun di tempat.
Pada saat itu, Su Zhe di layar kembali berbicara dengan tenang:
"Ya, tak perlu ragu. Yang kumaksud adalah Yang Mulia Nyarlathotep dari perkebunan anggur kuno... Jujur saja, nama lengkapmu terlalu rumit. Jika boleh, sebutan 'budak kulit hitam' atau 'anjing berbulu kusam yang mirip manusia' lebih cocok untukmu."
Mendengar ucapan tenang Su Zhe, bola mata【Kekacauan】 membelalak pelan. Sorot matanya memancarkan ekspresi tak percaya yang langka...
Manusia ini... sedang mengejek-Nya?
Di hadapan puluhan miliar semut, melalui siaran langsung, mengejek-Nya??
Sekejap,【Kekacauan】 bahkan lupa marah. Ia menatap wajah tenang di layar dan hujan peluru yang beterbangan, merasakan keabsurdan yang misterius...
Ini pertama kalinya【Kekacauan】 merasakan hal seperti ini sejak turun ke dunia. Bahkan saat Lin Qiye bangkit kembali di rumah sakit jiwa empat tahun lalu, Ia tak terkejut sehebat ini!
"Jika sebutanku menghina-Mu, kumohon maaf sebelumnya... Aku memang tak pandai berkata-kata."
Su Zhe menyeringai sambil menghitung jarinya dengan serius:
“Maaf, maaf, maaf, maaf……”
“……？”【Kekacauan】tertegun lagi.
Penonton di depan layar juga tertegun.
Penjaga Malam yang disiarkan langsung ini... sedang main apa sebenarnya?
“Kalau begitu, Tuan Anjing Berbulu Kusam.” Su Zhe menarik napas dalam-dalam, “Anda yang menggelikan, jelek, tak berpendidikan, dan malang kehilangan ibu ini, di sini aku menyampaikan duka cita tulus dan simpati mendalam atas menghilangnya ibumu... Sebenarnya, ibumu pernah menemaniku beberapa hari. Sebagai majikannya, setiap pagi aku selalu berkomunikasi dengan mesra menggunakan jari-jariku... Sayangnya, hari ini kekuatan komunikasiku agak berlebihan.”
Su Zhe menggosok sisa sejumput zat kuning di ujung jarinya, yang segera beterbangan ke laut diterpa angin sepoi-sepoi. Ekspresinya penuh penyesalan, “Jika memungkinkan, Tuan Anjing Berbulu Kusam, kuharap kau bisa datang mengantar ibumu untuk terakhir kalinya... Mengingat kau baru kehilangan ibu, sebagai mantan majikan ibumu, aku bisa memberikan kesempatan berharga... Kesempatan untuk meneruskan pekerjaan ibumu. Karena aku sering tak di rumah, kau harus menjagai pintu rumahku setiap hari. Kalau ada orang lewat, kau harus menggonggong dua kali. Jangan khawatir akan diculik, karena akan kuikat dengan tali kokoh. Kalau bosan, kau bisa bekerja di kebun kapas di belakang rumahku... Sepertinya kau ahli dalam hal ini. Tentu saja, sesekali akan kuberi hadiah...”
Di bawah pandangan semua orang, Su Zhe mengangkat tangannya lagi dan menunjuk ke pantatnya sendiri, dia tertawa bahagia:
"Akan kuberikan hadiah satu tumpukan ibu segar setiap hari untukmu, Tuan Anjing Berbulu Kusam, menurutmu bagaimana?"
Semua orang di depan layar benar-benar membeku di tempat.
【Sekarang aku berani pastikan... dia sedang menghina】
【Pengetahuan bertambah, baru pertama kali melihat hinaan sehebat ini, yang penting tak ada satu kata kotor pun, benar-benar kagum!】
【Tidak bisa, terlalu banyak elemen dalam kalimat-kalimat ini... tak bisa bereaksi, ada yang bisa jelaskan?】
【Kata kunci: tak punya ibu, kotoran telinga, anjing penjaga, dan hitam... uh, yang terakhir ini tak perlu dijelaskan, yang paham akan paham】
【Sangat perhatian, menghina tanpa kata kotor, banyak yang menonton siaran langsung, bahkan kalau ada anak kecil yang dengar pun tak akan mengerti, dia benar-benar... aku sampai menangis!】
【Berani sekali dia menghina 【Kekacauan】? Bukankah itu bos besar musuh? Ini terlalu nekat!】
【Kesatria Pertama Penjaga Malam?】
【Dia menghina seperti ini, benar-benar tak akan kenapa-kenapa?】
【Hahahaha, jujur saja, kalau aku jadi si 【Kekacauan】 itu, paru-paruku sudah meledak karena marah!】
【……】
Seiring hujan peluru penghasut menyapu layar, dada 【Kekacauan】 mulai naik turun hebat!
Nya menatap tajam ke layar yang menampilkan Su Zhe tersenyum cerah sambil menunjuk pantatnya, rasa malu yang belum pernah terlihat sebelumnya dan kemarahan membanjiri hatinya!!
“Sangat tidak kebetulan, Sang Dewa yang pintar ini memahami setiap elemen dalam ucapan Su Zhe. Pada momen ini, Dia bagaikan tong mesiu yang siap meledak, secercah aura kemarahan yang beterbangan langsung menyedot laut di bawahnya menjadi pusaran air puluhan kilometer!
Seekor semut kecil... berani sekali dia??
“Intinya, siaran langsung ini akan tetap kubuka. Aku dan seluruh rakyat Da Xia akan menunggumu di sini,” bola mata Su Zhe menyipit, suaranya terdengar dalam dan pelan, “Jangan-jangan kau tidak berani datang... Tuan Anjing Berbulu Kusam?”
Chapter 1976 【Kekacauan】Masuk Formasi!
Saat ini, 【Kekacauan】akhirnya mengerti.
Ini adalah provokasi yang menyasar-Nya... sekaligus surat tantangan yang dikirim melalui jaringan internet.
Melalui siaran langsung, Su Zhe berbicara langsung dengan 【Kekacauan】seolah-olah berada di tempat yang sama. Dengan cara ini, Dia dipaksa masuk ke pandangan seluruh rakyat Da Xia. Hanya dengan beberapa kalimat singkat, hampir seluruh warga Da Xia kini tahu ada musuh bernama 【Kekacauan】yang “tampak seperti Anjing Berbulu Kusam Hitam yang Berjalan dengan Dua Kaki sambil Tersenyum”...
Kini, Dia telah dipaksa berada di atas api, dijadikan bahan tertawaan ratusan juta semut.
Bagi dewa-dewa lain, semua ini tak bermakna. Mereka tidak mengetahui keberadaan internet, juga takkan peduli pada khayalan semacam ini... Tapi 【Kekacauan】berbeda.
【Kekacauan】sama sekali tidak peduli bagaimana cara memenangkan perang ini, atau metode apa yang digunakan untuk menghancurkan umat manusia. Yang benar-benar Diperhatikan-Nya adalah menikmati proses "penghancuran" ini... Dia ingin menyaksikan kekacauan dalam hati manusia, menyaksikan umat manusia punah dalam ketakutan dan keputusasaan, serta melihat semua semut yang telah berjuang mati-matian akhirnya hanya bisa menerima kegagalan dengan rasa sakit dan tak berdaya!
Jika proses ini tidak bisa menyenangkan-Nya, maka kekalahan atau kemenangan ras Cthulhu sama sekali tidak penting.
Sedangkan internet, hanyalah alat yang digunakan 【Kekacauan】 untuk menyebarkan ketakutan.
Dan sekarang, pemimpin mitologi Cthulhu yang senang mempermainkan pikiran manusia dan bertujuan menyeret seluruh umat manusia ke jurang keputusasaan ini... malah dibully di internet?!!
Di bawah bimbingan opini Penjaga Malam Su Zhe, semua orang telah menyamakan 【Kekacauan】 dengan citra "anjing berbulu kusam hitam yang tersenyum dan berjalan dengan dua kaki". Jangankan menciptakan suasana keputusasaan dan kesakitan, sekarang Dia benar-benar menjadi bahan tertawaan ratusan juta semut ini!
Semua orang menunggu kemunculan "Tuan Anjing Berbulu Kusam" ini. Jika Dia tidak datang, isu negatif yang berkembang akan menjadi semakin menakutkan. Paling tidak, Dia tak akan pernah lagi punya kesempatan untuk menanamkan ketakutan pada manusia, malah berubah menjadi bahan lelucon belaka.
"Bagus..."
Niat membunuh yang dingin memancar dari mata 【Kekacauan】, bayangan kelam merendam permukaan laut, seolah ingin mengguncang dimensi ruang hingga remuk menjadi pecahan kaca!
“Nya perlahan menengadah, pandangan tertuju pada kehampaan di suatu tempat, suaranya mengerikan, “Hanya dengan 【Formasi Leluhur Primordial】? Hah... Inikah keyakinan menggelikan kalian?””
“Nya dengan santai meregangkan lehernya, menginjak kuat-kuat kehampaan, tubuhnya langsung menghilang di tempat!”
“Kalau begitu, biarkan mereka merasakan... keputusasaan lebih awal.”
……
Tempat Penampungan Kota Cangnan.
Zhao Zhenbin menatap tegang layar siaran langsung, mengeratkan giginya lalu bangkit dari kursinya.
“Su Zhe... sebenarnya apa yang ingin kau lakukan??”
Berbeda dengan sikap santai orang lain yang hanya menonton pertunjukan, Zhao Zhenbin tahu sifat Su Zhe. Di layar, Su Zhe yang terlihat tenang itu menyindir habis-habisan, tapi di sorot matanya jelas terlihat tekad mati yang bulat...
Di medan perang utara, gelombang hitam dan awan daging-darah saja hampir menghancurkan Da Xia. Sebagai pemimpin dewa-dewa Cthulhu, 【Kekacauan】 pasti memiliki kekuatan yang mengerikan, mungkin bahkan Komandan Lin pun bukan lawannya!
Sedangkan Su Zhe hanyalah Penjaga Malam biasa. Beberapa jam sebelumnya, dia masih dipukuli orang di penampungan... Sindirannya yang keterlaluan ini, kalau benar-benar memancing 【Kekacauan】 datang, bukankah dia pasti mati?
Apa yang sebenarnya terjadi padanya...?
Saat Zhao Zhenbin masih berpikir, tiba-tiba layar menunjukkan langit di atas dua jubah ungu itu langsung menjadi suram!
Dalam teriakan kagum semua orang, langit kelam retak dengan pasrah, seakan diinjak oleh raksasa hingga pecah, hampir menyelimuti seluruh perairan. Siluet tinggi besar berwarna hitam legam muncul perlahan dari celah itu...
……
Di luar Formasi Leluhur Asli.
Pupil Su Zhe dan Lu Baoyou menyempit, tiba-tiba mengangkat kepala!
"Malah datang secepat ini?" Lu Baoyou bergumam.
Sejak kalimat terakhir Su Zhe, hanya beberapa detik, 【Kekacauan】 turun dengan cara begini... Bau tidak beres menyelip dari retakan itu, mengikuti langkah dewa di udara, tekanan tak tertandingi menyergap permukaan laut!
Wajah Lu Baoyou langsung menghitam, aura yang dilepas 【Kekacauan】 sekarang dibanding sebelumnya, bagai langit dan bumi... Tak diragukan lagi, Nya sudah benar-benar dipancing amarah oleh Su Zhe.
【Kekacauan】 memegang ponsel dengan satu tangan, memandangi dua siluet ungu seperti semut di bawah, amarah membara di bola matanya!
Badai mengamuk menyapu dunia, gelombang raksasa berjejalan di laut. Ombak yang bergolak seakan ditekan semangat tak kasat mata, perlahan cekung ke pusat - dan di pusat cekungan itu, persis di tempat Lu Baoyou dan Su Zhe berdiri!
"Lu Baoyou yang baru saja menerobos langit-langit manusia masih bisa memaksakan diri melawan aura 【Kekacauan】, sementara Su Zhe yang hanya berada di tingkat 'Klein' sudah gemetar tak terkendali!"
Ia segera melemparkan ponselnya ke Lu Baoyou, menyembunyikan diri di sudut mati pemandangan agar tak ada yang melihat wajah pucat pasinya.
Di saat ini, para penonton sama sekali tak menyadari kepergiannya. Semua perhatian tertuju pada siluet hitam yang seolah mampu menghancurkan langit dan bumi... Baru sekarang mereka tersadar akan keberadaan seperti apa yang telah diprovokasi Su Zhe... Tekanan yang dibawa 【Kekacauan】 sendirian bahkan lebih kuat dari gabungan semua musuh di medan perang utara!
Hanya dengan melihat kedalaman mata itu, semua orang sudah merasa sulit bernapas.
Anjing berbulu kusam hitam yang berjalan dengan dua kaki sambil tersenyum??
Yang bener ini...
Jangan dikira, mirip juga sih.
Melalui layar, mereka tak sepenuhnya merasakan kekuatan 【Kekacauan】. Mengingat deskripsi Su Zhe sebelumnya, entah mengapa tiba-tiba bos ini terasa tak terlalu menyeramkan... Wajah hitam legam itu malah semakin terlihat konyol.
"Berdasarkan apa kalian... berani memprovokasiku?" 【Kekacauan】 memandang dari langit ke arah Su Zhe dan Lu Baoyou di bawah, suara beratnya bagai gemuruh guntur.
Su Zhe dan Lu Baoyou saling bertukar pandang, kemudian kembali ke area Kuil Dewa Leluhur. Selama 【Kekacauan】 mau bertindak, pasti akan terjebak dalam perangkap Dewa Leluhur!
"Keberhasilan atau kegagalan Pembunuhan【Kekacauan】... semuanya tergantung pada langkah ini."
"Bukankah kalian sengaja memancingku ke sini? Bagus, kalian berhasil."【Kekacauan】bola mata menyipit, melangkah pelan ke arah kedua orang itu, "Tapi, kalau kalian mengira【Formasi Leluhur Purba】bisa membunuhku, itu terlalu naif... Di masa depan dimensi lain, aku bisa menghancurkannya, sekarang pun tetap bisa. Sekumpulan sampah Dewa Leluhur yang hampir mati... Apa yang bisa kalian lakukan padaku?!"
Duum——!
Tubuhnya langsung memasuki radius Kuil Dewa Leluhur. Pada momen berikutnya, cahaya gemerlap tiba-tiba berbinar dari bawah kakinya!!
Chapter 1977 Dua Belas
Cahaya gemerlap itu seolah makhluk hidup, langsung menyelimuti tubuh【Kekacauan】di dalamnya!
Pada detik berikutnya, Su Zhe dan Lu Baoyou merasa tubuh mereka ringan, secara misterius terangkat dari cahaya ini. Dua belas patung batu raksasa muncul dari kehampaan, dengan jangkar Bumi di pusatnya, aura kuno yang luar biasa tiba-tiba menyebar!
【Formasi Leluhur Purba】Berdirilah!
Dua belas patung batu sepenuhnya mengurung【Kekacauan】di dalamnya. Dua belas belenggu batu kuno melesat tajam dari jangkar Bumi, melewati batas dimensi langsung mengunci siluet hitam legam itu. Yang terakhir sama sekali tak sempat bereaksi sebelum ditekan habis-habisan oleh aura Dewa Leluhur di atas podium batu!
【Kekacauan】Sekujur tubuhnya dipenuhi batu terkunci, bau tidak beres yang dipancarkannya ditekan oleh aura Dewa Leluhur di sekeliling, hanya bisa mengembun menjadi wilayah hantu hitam dalam radius ratusan meter. Puluhan suara cakaran yang menyayat gigi dan bisikan-bisikan gila terus bergema dari dalamnya, bagaikan dunia kegilaan.
"Lagi-lagi bau jijik ini..." 【Kekacauan】mencemooh dengan suara dingin.
Nya mencoba melepaskan batu-batu terkunci itu, namun benturan antar batu menimbulkan gemuruh dahsyat bagai guntur yang terus menyiksa kesadarannya. Bahkan Lu Baoyou dan Su Zhe yang telah lolos dari 【Formasi Leluhur Purba】 sampai harus menutup telinga keras-keras, darah segar merembes dari gendang telinga mereka...
【Kekacauan】gagal melepaskan diri, wilayah hantu gelap di sekujur tubuhnya mulai menggeliat gila, perlahan merayap ke arah dua belas patung batu bagai makhluk raksasa hitam yang menggeliat.
"Bekas..."
Saat wilayah hantu gelap itu mulai bergerak, suara lantang tiba-tiba menggema ke angkasa.
Dua belas suara menyatu dalam satu suku kata, menghantam semesta bagai ombak ganas. Awan di langit dan air laut yang bergolak tersapu paksa, wilayah vakum berradius ratusan li tiba-tiba terbuka lebar!
"Di tengah kehampaan yang tak bertepi, hukum-hukum yang mengatur dunia ini termanifestasi seperti benang di sekitar Kuil Dewa Leluhur, masing-masing terhubung ke dasar dua belas patung batu, bagaikan sumber dua belas sungai yang mengalir tak henti."
"Kedua belas Dewa Leluhur ini mewakili asal muasal hukum yang mengatur dunia fana!"
“Chu……”
“Suku kata kedua bergema di langit, pengaruhnya jauh lebih besar dari suku kata sebelumnya!”
“Saat suara ini muncul, bola-bola cahaya mulai berbinar dari dasar patung-patung batu!”
“Dewa Api, Dewa Guntur, Dewa Tanah, Dewa Kegelapan, Dewa Perburuan, Dewa Kehidupan, Dewa Dimensi, Dewa Lautan, Dewa Waktu, Dewa Cahaya, Dewa Kematian, Dewa Badai……”
“Sebagian patung Dewa Leluhur memiliki energi vital di bawah kakinya, sebagian tidak. Tapi kini dengan hukum-hukum yang menyatu ke landasan, kekuatan kuno dari masa purba bangkit secara paksa, menjalin pola rumit yang memusingkan mata, seperti perluasan 【Kekacauan】 yang ditekan oleh kunci batu di pusat!”
“Pola-pola ini perlahan menyobek kawasan hantu gelap di sekitar 【Kekacauan】. Semakin mendekati pusat, kerapatan pola semakin tinggi, ukiran semakin rumit. Mungkin karena Dewa Leluhur belum pulih kekuatannya, perambatan pola di kawasan hantu gelap ini lambat, namun tetap terus menggeser ke sekujur tubuh 【Kekacauan】, bagai puluhan bilah eksekusi dari segala penjuru yang siap memenggal kepala orang berdosa yang terkurung rantai batu!”
“Wu……”
Dengan bergema suku kata ketiga, aura dua belas patung batu sudah digerakkan hingga level tertinggi!
Kecepatan merambat pola-pola itu kembali meningkat, jarak ke 【Kekacauan】 hanya puluhan meter, namun bersamaan itu, kegelapan yang menyelimuti 【Kekacauan】 pun mulai meronta seperti orang gila!
Dang——Dang——Dang!!!
Dua belas rantai batu yang melilit tubuh 【Kekacauan】 saling berbenturan hingga mengeluarkan suara memekakkan telinga!
Di pusat kegelapan itu, wajah hitam yang sudah babak belur terdorong, tiba-tiba menengadah dan mengaum ke dua belas patung batu:
"Dewa Leluhur!! Jika kalian dalam masa kejayaan, aku takkan berani memasuki formasi ini... Tapi sekarang, kalian cuma kumpulan sampah tua lumpuh, berdasar apa mengira bisa mengendalikanku?!"
Suaranya berhenti. Kegelapan yang mengaduk di sekitar 【Kekacauan】 telah meluas hingga puncak, bagai makhluk raksasa membuka mulut berdarah menganga, mencoba menggigit jangkar Bumi yang melayang di atas!
Kegelapan itu menelan jangkar Bumi sekaligus. Bisikan dan desisan tak terbendung langsung mengisolasi objek itu dari dunia luar. Bersamaan, 【Kekacauan】 di pusat formasi mengangkat kedua tangan berantai dan menghantam podium batu sekuat tenaga!
Duum——!!!
Retakan-retakan rapat menyebar di permukaan podium batu kuno. Dua belas rantai batu yang menjulur dari jangkar Bumi langsung hancur berantakan!
Gelombang kejut dari pecahnya kunci batu menyikat tubuh 【Kekacauan】, Nya tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut, tubuhnya melesat ke langit dengan cepat!
【Kekacauan】 sangat paham di hati, 【Formasi Leluhur Purba】 begitu terbentuk akan mencabut segala keberadaan di dalamnya, bahkan Nya pun tak mungkin selamat. Maka satu-satunya cara untuk menembusnya adalah membunuh 12 Dewa Leluhur sebelum formasi itu sempurna!
Kini 12 Dewa Leluhur sudah jauh merosot, performa mereka hanya 10-20% dari masa puncak. 【Kekacauan】 punya cukup keyakinan untuk membantai mereka semua sebelum formasi selesai!
Dalam masa depan yang digambarkan 【Kunci Gerbang】, Nya memang bertindak seperti ini dan sukses.
Inilah alasan 【Kekacauan】 berani menerima Provokasi Su Zhe dan masuk ke dalam formasi dengan inisiatif sendiri.
【Kekacauan】 melesat bagaikan kilat hitam, dalam sekejap melintasi podium batu menuju salah satu patung. Kegelapan berkumpul di telapak tangan, tiba-tiba menghujam permukaan patung!
Braak——!!
Gemuruh jernih bergema di dalam Kuil Dewa Leluhur!
Setelah satu hantaman, 【Kekacauan】 tak berhenti sejenak. Kembali menerjang ke hadapan Dewa Api berikutnya, menghantam lagi dengan presisi!
Dewa Tanah, Dewa Kegelapan, Dewa Perburuan, Dewa Kehidupan... Hanya dua detik! 【Kekacauan】 telah menghantam semua 12 patung dewa, tubuhnya melaju seperti kilat kembali ke podium batu.
“Dua belas telapak tangan berturut-turut menghantam, setiap pukulan adalah teknik mematikan! Dengan kondisi tubuh【Kekacauan】yang sekarang, sama sekali tak sanggup menahan pengurasan energi seperti ini! Darah mengalir deras dari tujuh lubang wajah!”
Tapi di wajah-Nya tak ada secercah kesakitan, malah tertawa terbahak-bahak!
Seketika, retakan suram di permukaan dua belas patung batu Dewa Leluhur tiba-tiba menyebar cepat, dalam sekejap mata telah menyelimuti seluruh tubuh patung, lalu meledak berantakan dengan suara gedebuk!
Dua belas kabut darah berhamburan ke luar.
“Sudah kukatakan!【Formasi Leluhur Primordial】bagaimana pun?? Kalian bersusah payah merencanakan perangkap untuk membunuhku, sayangnya akhirnya gagal di detik terakhir!!!”
【Kekacauan】melihat dua belas patung Dewa Leluhur hancur, tertawa gila-gilaan. Seolah semua dendam dan kemarahan karena diejek Su Zhe sebelumnya ikut hancur bersama para Dewa Leluhur...
“Ji...”
Saat suku kata keempat menggema, senyuman【Kekacauan】tiba-tiba membeku di wajah.
“Formasi Leluhur belum terputus? Bagaimana mungkin???”【Kekacauan】berdiri di atas pola yang telah tersambung sempurna, membelalakkan mata tak percaya, “Dua belas kelompok dewa sudah kubunuh, bagaimana formasi ini masih bisa berlanjut?!”
Nya menoleh tertegun, memandang dua belas kabut darah dari patung yang hancur... Barulah menyadari bahwa kabut itu sama sekali tidak memancarkan aura Dewa Leluhur!
Dalam kabut darah, dua belas bayangan hewan suci Da Xia mulai terbentuk!!
Chapter 1978: Skenario dalam Skenario dalam Skenario
Kabut berdarah beterbangan dalam angin kencang yang bergelora, di antara dua belas patung batu retak, dua belas siluet muda perlahan menghilang dalam kehampaan...
Kepala Luan Lie yang tersisa tertawa terbahak-bahak dalam kekosongan, "Kaget nggak? Kejutan nggak??"
【Kekacauan】 menyaksikan pemandangan ini, pupilnya menyempit halus...
Jangan-jangan...
"Ternyata seperti kata Yang Mulia Takdir, Dia cuma si bodoh yang sok benar..." Tubuh Lao Si perlahan menghilang, berbicara dengan sinis.
"Terbelalak kan? Siapa bilang dua belas orang dalam patung itu pasti Dewa Leluhur? Hahahaha..."
"Kami bukan Dewa Leluhur, kami adalah Agen Dua Belas Raja Dewa Da Xia!"
"Kalau nama itu terlalu panjang, kami juga punya nama lain..."
"Pembunuhmu adalah Dua Belas Manusia Dewa Da Xia!"
"Nyawa kami yang berharga ini untuk menukar kematian si 【Kekacauan】 yang merayap, sepadan!"
"Saudara-saudara, sampai jumpa di kehidupan berikutnya!"
"Si hitam bodoh, bukankah kau paling memandang rendah manusia? Gimana rasanya dikalahkan oleh kami??"
“……”
Siluet-siluet reruntuhan itu tertawa terbahak-bahak dalam angin kencang, mengerahkan sisa nyawa dan kekuatan spiritual mereka.
Tubuh mereka menghilang seiring kabutnya daging dan darah, deretan siluet hewan suci Da Xia menginjakkan kaki dari kabut darah... Itu adalah bukti janji agen dewa emas mereka, juga jiwa mereka!
...Saat podium batu di bawah kaki berguncang hebat, seluruh Kuil Dewa Leluhur terbalik tanpa jejak. Di bawah dua belas patung Dewa Leluhur yang retak itu, dua belas patung batu yang lebih tinggi perlahan muncul!
Dua kelompok patung ini bagai dua sisi cermin. Saat ini, tempat【Kekacauan】berada adalah "bayangan" di cermin!
...Dan dua kelompok patung simetris dalam cermin ini sama-sama menginjak landasan yang sama. Bola-bola cahaya yang terhubung dengan hukum semesta, semuanya lahir dari landasan ini!
Sejak awal, dua belas patung Dewa Leluhur yang dilihat【Kekacauan】sama sekali bukan Dewa Leluhur...Melainkan dua belas agen Raja Dewa Emas dari Da Xia.
Jumlah yang sama, nyawa yang sama-sama terkurung dalam patung batu, membuat【Kekacauan】benar-benar mengira mereka sebagai Dewa Leluhur. Dengan sisa kekuatan setelah melepaskan diri dari belenggu batu, semua dibunuh...Tapi meski begitu, dua belas Dewa Leluhur di ujung cermin lain tetap bisa menyelesaikan【Formasi Leluhur Primordial】ini!
Lagipula siapa sangka, di dalam dua belas patung Dewa Leluhur di Kuil Dewa Leluhur, yang tersembunyi bukanlah dewa, melainkan dua belas agen Raja Dewa Emas?
【Kekacauan】memandangi dua belas bayangan darah yang retak ini, seolah teringat sesuatu, wajahnya muram luar biasa!
Nya paham...
Awalnya, Nya hanya mengira ini jebakan kasar yang tak menarik...Tapi kini jelas, ini adalah skenario berlapis-lapis yang dirancang khusus untuk menjebak Nya!
Sejak Nya menghancurkan teleportasi dan mendarat di luar Kuil Dewa Leluhur, Nya sudah terjebak dalam permainan ini!
【Iblis】Tim 【Iblis】 bertindak, pengorbanan keempat orang itu, umpan yang sangat buruk di mata-Nya... Saat Ia berdiri di luar Kuil Dewa Leluhur, mengejek Lu Baoyou dan Dewa Leluhur, mata rantai pertama skenario ini sebenarnya sudah selesai.
Tujuan Penata Letak adalah melalui mata rantai pertama ini untuk membuat dirinya melepaskan kewaspadaan terhadap tata letak yang kasar ini... Untuk membuat dirinya menghasilkan ilusi bahwa masa depan yang didengar dari 【Kunci Gerbang】 adalah mutlak dapat dipercaya!
Saat itu, Ia sepenuhnya tenggelam dalam kesenangan menyiksa sampai mati Tim 【Iblis】 dan mempermainkan pikiran Lu Baoyou, sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sudah menggigit "umpan" Penata Letak.
Kemudian, Penata Letak membiarkan-Nya pergi dari sekitar Kuil Dewa Leluhur, menciptakan ilusi "skenario ini berakhir di sini".
Selanjutnya adalah mata rantai kedua skenario ini, yaitu "perangkap pembunuhan" yang sebenarnya!
Siaran langsung penuh ejekan itu bertujuan untuk memancing-Nya yang sudah melepaskan kewaspadaan kembali ke sini. Saat itu, Ia sudah tenggelam dalam kepercayaan diri buta, percaya pada hasil ramalan 【Kunci Gerbang】 bahwa dirinya akan mematahkan skenario.
Ia bagaikan penjudi yang terprovokasi, terlalu percaya pada teknik curangnya sendiri, tapi sama sekali tidak menyadari bahwa bandar sebenarnya sudah diam-diam mengganti poin di bawah tudung dadu...
Tepat saat Ia hampir mematahkan skenario menurut logikanya sendiri, niat membunuh sebenarnya dari Penata Letak baru muncul...
Babak ketiga, Skema Penggantian Dua Belas Imortal!
Sejak awal, Penata Letak ini sudah menebak kemungkinan dirinya mengetahui masa depan dari 【Kunci Gerbang】, sehingga memanfaatkan hal ini untuk merencanakan skenario penggantian kematian 12 Imortal... Dengan begini, dirinya gagal menginterupsi Formasi Leluhur seperti yang diprediksikan masa depan dalam perkataan 【Kunci Gerbang】, sehingga terperangkap dalam situasi buntu yang benar-benar mematikan!
Dari jatuhnya 【Iblis】 di tahap pertama, perangkap digital di tahap kedua, hingga penggantian Imortal di tahap ketiga... Logika Penata Letak selalu satu tingkat di atas 【Kekacauan】，mempermainkannya sepenuhnya di telapak tangan!
Tidak...
Mungkin, waktu dimulainya skenario ini bahkan lebih awal dari yang diperkirakan!
Kalau Penata Letak sudah lama menebak kemungkinan 【Kunci Gerbang】 mengirim surat peringatan, bukankah berarti... "serangan mendadak" yang kulakukan dengan membawa pasukan 【Kambing Hitam】 dan mitologi Cthulhu menyerang dari utara, sebenarnya juga bagian dari rencana ini??
Seluruh medan perang utara hanyalah umpan yang dia siapkan sejak lama untuk situasi sekarang ini??
Semakin dalam merenung, rasa terkejut di hati 【Kekacauan】 semakin memuncak. Jika benar demikian, kemampuan simulasi dan strategi Penata Letak ini sungguh terlalu mengerikan...
"Takdir akhir?!" 【Kekacauan】 tiba-tiba menatap ke kehampaan di kejauhan, tubuh yang berlumuran darahnya mengaum penuh amarah, "Kau?! Kau yang merencanakan ini?! Selainmu, tak ada orang Da Xia yang bisa memanipulasiku sampai sejauh ini... Pasti kau!!"
"Kau terlambat menyadari, 【Kekacauan】."
Dalam kabut darah, seorang pemuda cacat mengendarai Bai Hu, berbicara pelan, "Formasi Leluhur Primordial telah selesai... Hari ini, kamu pasti mati!"
Raungan——!!
Dalam kabut darah yang menyelimuti, dua belas bayangan hewan suci Da Xia itu serentak mengaum ke arah 【Kekacauan】!
Pada momen berikutnya, patung batu dua belas Dewa Leluhur bergetar hebat, vitalitas para dewa dengan cepat memudar, pola-pola yang memenuhi podium batu tiba-tiba berpendar!
Di kehampaan atas kepala 【Kekacauan】, sebuah lubang putih sebesar ibu jari berputar keluar!
Hanya dengan lubang kecil ini, seketika menyedot semua kekuatan dan nyawa dua belas Dewa Leluhur, bahkan ruang-waktu di sekitarnya runtuh berdebum!
Aroma primordial saat kelahiran semesta, melalui lubang ini, menembus ruang-waktu datang bagai lautan pucat pasi, dalam sekejap menyelimuti seluruh aula Dewa Leluhur!!
Keputihan yang menyilaukan melahap segalanya, bayangan pemuda penunggang Bai Hu itu memandangi cahaya putih yang menerjang, bergumam:
"Aku datang... Zhenzhen."
Chapter 1979 Keberhasilan dan Kegagalan
Pesisir Da Xia.
Angin laut asin menerpa kota yang sepi, di puncak gedung tinggi tepi pantai, siluet berjubah kasaya berlumpur memandang tenang ke kejauhan permukaan laut.
Sebuah helikopter berhenti di belakangnya, beberapa bayangan berjubah merah tua berdiri di belakangnya, juga menatap cakrawala laut di kejauhan, telapak tangan berkeringat karena tegang...
“Biksu Takdir, benarkah bisa berhasil?” Seorang Penjaga Malam tidak tahan berkomentar, “Itu kan 【Kekacauan】 yang merayap...”
“【Kekacauan】 yang merayap, lalu apa?” Biksu Takdir berkata datar, “Asalkan secara teori ada kemungkinan untuk membunuhnya, aku bisa memperbesar kemungkinan itu tanpa batas... Bahkan pemimpin dari mitologi Cthulhu pun tak terkecuali.”
“Lalu seberapa besar probabilitas kita bisa membunuh 【Kekacauan】 sekarang ini?”
Biksu Takdir terdiam sejenak, “Delapan puluh persen.”
“Delapan puluh persen?” Beberapa Penjaga Malam terkejut, kemungkinan ini sudah sangat tinggi, “Tim 【Iblis】, agen Dua Belas Raja Dewa, dan Dewa Leluhur yang belum pulih... Tiga faktor ini digabungkan malah punya probabilitas 80% untuk membunuh 【Kekacauan】?”
“【Formasi Purba Leluhur】 adalah satu-satunya 'pisau' yang bisa membunuh 【Kekacauan】 saat ini; Tim 【Iblis】 adalah 'umpan' untuk membuatnya lengah; Agen Dua Belas Raja Dewa adalah 'sarung' untuk menyembunyikan 'pisau'... Yang terpenting dalam semua rangkaian ini adalah Su Zhe yang memegang 'pisau'.”
Biksu Takdir berkata dengan tenang, “Sekarang, 【Iblis】 telah mempersembahkan nyawa, Su Zhe menggenggam gagang pedang, sarung telah melindungi mata pisau... Jika begini masih gagal membunuh 【Kekacauan】, maka kita hanya bisa menyerah pada takdir.”
Seorang Penjaga Malam ragu sejenak, lalu berkata:
“Tapi aku tak mengerti... Padahal Anda bisa langsung menyuruh Su Zhe siaran langsung untuk memancing 【Kekacauan】, mengapa harus bersusah payah memaksanya pergi? Mengorbankan Tim 【Iblis】? Ini sama sekali tak bermakna...”
Biksu Takdir menatapnya sejenak, lalu berbicara pelan-pelan:
“Kutanyakan padamu... Kemampuan paling mengerikan dari 【Kekacauan】, apa?”
Sang Penjaga Malam itu tertegun.
“Adalah kemampuan menembus hati manusia,” Biksu Takdir berkata tenang, “【Kekacauan】dengan mudah bisa membaca gelombang emosi seseorang, entah itu berbohong, menyembunyikan kebenaran, atau bersikap keras kepala... Emosi manusia bagi-Nya hanyalah mainan kasar yang pucat, hanya dengan satu tatapan, Dia sudah bisa menebak apa yang sedang dipikirkan pihak lawan.”
Su Zhe sangat berbakat, dia dan Fang Mo adalah elemen penting yang tak tergantikan dalam rencana ini. Perbedaannya, Fang Mo sangat paham apa yang dikejarnya, sedangkan Su Zhe tidak...
Jika sejak awal Su Zhe ditugaskan sendiri untuk memancing 【Kekacauan】, dengan sifatnya yang seperti itu, bahkan jika dia berhasil mengalahkan ketakutannya dan memaksakan diri untuk memprovokasi 【Kekacauan】, berapa persen efektivitas yang bisa dicapai?
Tapi jika kita memiliki Su Zhe yang baru saja kehilangan rekan setim dan saudara, yang secara spontan ingin membalas dendam pada musuh, menurutmu mana yang lebih dipercaya 【Kekacauan】?
Jadi cara terbaik bukan menyuruh mereka 'berakting', tapi membiarkan mereka melepaskan emosi secara autentik... Hanya dengan begitu, umpan terbaik untuk membuat 【Kekacauan】melepaskan kewaspadaannya bisa tercipta.
Kita hanya punya satu kesempatan... Karena itu, 【Iblis】harus mengambil risiko.”
Semua orang menatap kejauhan permukaan laut, tenggelam dalam keheningan.
Dalam permainan jebakan untuk menjerat 【Kekacauan】 ini, yang terpenting bukanlah formasi leluhur primordial, bukan pula Dua Belas Raja Dewa yang menjadi tumbal... melainkan Tim 【Iblis】.
Jika 【Kekacauan】 tidak bisa benar-benar melepaskan kewaspadaan dan masuk ke dalam perangkap, maka sebanyak apapun senjata rahasia akan sia-sia. Entah Su Zhe, Lu Baoyou, maupun setiap anggota Tim 【Iblis】, semua adalah dalang yang perlahan mendorong 【Kekacauan】 ke dalam jurang tanpa dasar...
Dan harga yang harus dibayar untuk menggerakkan semua ini adalah nyawa mereka sendiri.
“Tuan Takdir, dari tempat penampungan kota Huaihai... ada kabar yang masuk...” Pada saat itu, sebuah siluet mendekati Biksu Takdir dan berbisik sesuatu. Sorot mata menyipitkan.
“Menurut Anda... perlukah kami membawanya ke sini?” tanya siluet itu.
Biksu Takdir menatap permukaan laut di kejauhan, mengangguk, “Bawa kemari... Semua yang bisa kita lakukan telah dilakukan. Sisanya, biarkan takdir yang menentukan.”
“Baik.”
Saat siluet itu pergi, kilatan cahaya tiba-tiba menyambar ufuk langit!
Dor——！！
Tiba-tiba, pilar cahaya putih menyala muncul dari cakrawala, menembus lapisan awan, terus menjulang hingga ke angkasa tak berujung!
Wajah Biksu Takdir berkerut, suara beratnya menggema:
“Keberhasilan atau kegagalan, semua bergantung pada langkah ini.”
……
Kuil Dewa Leluhur.
Pancaran cahaya putih menyilaukan menyembur ke langit, dengan cepat menyelimuti kota batu megah dan permukaan laut.
Lu Baoyou dan Su Zhe bagaikan dua kilatan cahaya listrik menembus kehampaan, melaju kencang ingin kabur dari radius cahaya putih terang ini. Gelombang sisa cahaya putih susu menyapu seluruh semesta, tekanan wibawa kuno dari lubang kosong itu membanjir dengan kegilaan!
Tapi meski begitu, kecepatan mereka dibandingkan perluasan cahaya putih yang meluas cepat itu masih lambat seperti semut. Sebuah gelombang kejut menyapu tubuh mereka, langsung seperti layangan yang putus talinya terjungkal ke dalam air laut!
Criiiit——！？
Bersamaan, ponsel di tangan Lu Baoyou langsung menghitam. Lalu sepercik bunga api mekar dari posisi baterai!？
Lu Baoyou melepaskan genggaman, ponsel langsung terbakar menjadi bola api di langit-langit. Tapi dia sama sekali tak sempat memperhatikan ini. Rasa sakit hebat mengalir dari seluruh tubuh, matanya gelap dan dia jatuh ke laut.
Cahaya putih terang yang membentang hingga semesta itu terbakar hingga puluhan detik, baru perlahan menghilang. Reruntuhan batu sampah berhamburan dari langit, meninggalkan lubang besar hitam yang terbakar!
Su Zhe susah payah menjulurkan kepala dari permukaan laut, tujuh lubang wajahnya basah kuyup darah. Kedua tangannya menggapai-gapai air sekitar, akhirnya menggenggam pecahan Kuil Dewa Leluhur yang mengambang, lalu memanjat ke atasnya.
“Hukh hukh hukh hukh hukh...”
Dia mengusap bola matanya yang bernoda darah, lalu melirik ke 4 minggu sambil berteriak:
“Lu Baoyou！Lu Baoyou！！Di mana kamu？？”
Setelah tersapu gelombang kejut itu, tubuh Su Zhe seperti terlempar ke dalam mesin cuci berputar, organ dalamnya bergeser posisi. Rasa sakit hebat mengalir dari seluruh tubuh... Selain itu, pemandangan di hadapannya sangat mengabur, hanya dengan menyipitkan mata sekuat tenaga baru bisa melihat sesuatu. Sepertinya penglihatannya juga rusak.
Setelah berteriak cukup lama, akhirnya terdengar percikan air dari kejauhan. Su Zhe segera mencelupkan telapak tangannya ke air laut, melepaskan ledakan suara dari sela jari yang membawa pecahan Kuil Dewa Leluhur ini melesat mendekat.
Dengan satu tangan menggenggam telapak tangan Lu Baoyou, ia memaksanya naik ke pecahan kuil sambil memejamkan mata dan berteriak:
“Kenapa？Kamu baik-baik saja？Masih hidup kan？！”
“Hukh hukh hukh...” Lu Baoyou terbaring di atas pecahan, tubuhnya sudah menjadi sosok berdarah. Batuk lemanya disertai sorot mata berdarah yang terus menyempit dan melebar, alisnya semakin berkerut...
Setelah waktu yang tak terkira, barulah suara seraknya terdengar:
“Sepertinya... aku tidak bisa melihat.”
Chapter 1980 Kematian Chaos？
“Sama sekali tidak bisa？”
“Masih bisa melihat cahaya samar... tapi selain itu tidak jelas...”
Su Zhe menatap mata berdarah itu, berkata getir: “Kalau begitu nasibku sedikit lebih baik... Masih bisa melihat sesuatu.”
Lu Baoyou menopang tubuhnya di lantai dengan kedua tangan, mencoba bangkit dari pecahan kaca, tapi begitu mengencangkan tenaga, langsung terserang batuk hebat. Gumpalan darah merah terus terlempar dari tenggorokannya.
"Hei, kenapa kamu batuk sampai separah ini??" Su Zhe mengerutkan alis mendengar suara terengah-engah Lu Baoyou yang seperti pompa udara bocor.
Telapak tangannya meraba tubuh Lu Baoyou, pandangannya tiba-tiba menyipit tajam. "Kamu sudah terluka sejak kapan?"
"Ya... waktu melawan 【Kekacauan】." Lu Baoyou menahan sakit hebat sambil berdiri dari pecahan kaca, sorot matanya yang kabur memandang sekeliling dengan gusar. "【Kekacauan】 mana? Apakah 【Kekacauan】 sudah mati?"
Mendengar ini, Su Zhe mendongakkan kepala dengan cepat, menyipitkan matanya mengamati lingkungan sekitar...
"Tidak jelas... Jaraknya terlalu jauh dari sini. Kita mendekat saja untuk melihat."
Tangan Su Zhe kembali menyelam ke air laut. Pecahan yang mengambang di permukaan laut ini bergerak seperti kapal cepat, meluncur di atas permukaan laut yang berantakan didorong ledakan sonik, langsung menuju pusat Formasi Leluhur Purba.
Puing-puing Kuil Dewa Leluhur yang berantakan bertebaran di berbagai sudut laut. Bahkan kota batu megah itu tak selamat dari dampak Formasi Leluhur Purba. Kerajaan dewa paling kuno ini telah tenggelam selamanya di perairan ini melalui penghancuran diri.
Langit terbakar oleh cahaya putih menyilaukan hingga berlubang hitam besar, sinar matahari memantul di atasnya, seolah terhalang oleh piringan raksasa yang menutupi, memproyeksikan bayangan hitam kolosal di atas permukaan laut yang menjadi puing...
Di tengah bayangan bundar hitam raksasa ini, sepotong pecahan perlahan bergerak mendekati pusat.
"Belum ditemukan?"
Penglihatan Lu Baoyou rusak, sama sekali tak bisa melihat sekeliling, akhirnya ia memilih menutup mata dan bertanya.
"Tidak... Kuil Dewa Leluhur sudah hancur meledak, sama sekali tak bisa membedakan bagian mana lagi." Su Zhe mengamati sekeliling dengan teliti, tiba-tiba pandangannya tertahan pada sepotong pecahan.
Ia segera mendorong air laut mendekati sana, mengulurkan telapak tangan ke pecahan itu, saat ditarik kembali, di genggamannya sudah ada benda berdarah.
Su Zhe menyipitkan mata, mengamati benda ini lama-lema, sorot matanya berkerut halus!
Itu adalah pecahan bola mata berwarna suram.
Su Zhe mengenali bola mata ini - belum lama berselang, bola mata ini masih berada di rongga mata 【Kekacauan】, memandangnya dengan penuh amarah... Kini, bola mata ini seolah masih menyimpan sisa-sisa kegeraman dan kemarahan!
Kedua tangannya gemetar tak terkendali...
"Kita menang..."
"Apa?" Lu Baoyou segera bertanya.
"Kita menang!! 【Kekacauan】 mati! Tubuhnya hancur lebur!!" Su Zhe menggenggam erat pecahan bola mata ini, dua aliran air mata mengalir di pipinya, tertawa sambil menangis berkata, "Kita membunuhnya!! Kita membunuhnya!!!"
Tubuh Lu Baoyou bergetar hebat, "kamu yakin? Nya benar-benar mati??"
Tangan Su Zhe menyentak di antara pecahan kaca dalam air laut, mengangkat kembali serpihan tulang kepala yang retak, masih tersisa darah segar di permukaannya, dia berkata dengan keyakinan:
"Mati! Nya pasti sudah mati!"
Mendengar ini, sudut mulut pucat Lu Baoyou akhirnya mengembang... Pria yang selalu dingin seperti gunung es ini, untuk pertama kalinya menunjukkan ekspresi lega.
"Akhirnya mati... Tugas kita selesai, selesai..."
Kekuatan yang menopang tubuhnya semakin menghilang, dia kembali terjatuh di atas pecahan kaca. Sorot matanya yang kabur tertegun menatap langit berlubang hitam bekas terbakar, siluet cahaya samar terpantul di retina. Suara Su Zhe yang tertawa-terisak terdengar dari samping:
"Fang Mo! Kalian lihat?! Kita berhasil membunuh 【Kekacauan】... Kita berhasil membunuh 【Kekacauan】! Masih ada Zhenzhen, Liu Jun, Han Chuang... Kalian semua lihat??"
"Kak... Ke depannya jangan bilang kakakmu ini sampah lagi, aku masih ada gunanya kan?"
"Pemimpin mitologi Cthulhu pun bagaimana? Tiga Dewa Pilar pun bagaimana?? Tetap mati di tangan semut seperti kita?!"
"Tim 【Iblis】 luar biasa! Orang-orang Da Xia yang sakti luar biasa! Dua Belas Dewa Leluhur luar biasa!!"
"Hahahahahaha..."
Ombrol ngawur Su Zhe di samping perlahan menjauh, kedua kelopak mata Lu Baoyou perlahan terpejam...
“Hey, Lu Baoyou?! Kenapa kamu?” Su Zhe sepertinya juga menyadari keanehannya, segera membungkuk dan bertanya.
Sudah sejak pertempuran melawan 【Kekacauan】, tubuh Lu Baoyou nyaris mencapai batasnya. Kini menerima pukulan berat lagi, kerusakan yang tersembunyi dalam tubuhnya kembali meledak. Dia bisa merasakan dengan jelas vitalitasnya terus mengalir... Waktunya, seharusnya tidak banyak lagi.
Tapi, kalau mereka berhasil membunuh 【Kekacauan】, maka semua ini Layak.
“Su Zhe... Mungkin, kamu harus kembali ke Da Xia sendirian.” Lu Baoyou berbicara pelan, “Aku sudah hampir tidak bisa... Kita sudah membunuh 【Kekacauan】, menjadi pahlawan besar dalam perang ini... Nanti, harus ada seseorang yang menerima kehormatan itu untuk kita.”
“Aku? Kamu mau aku sendirian yang menanggung kehormatan ini? Apa yang tidak masuk akal?!” Su Zhe membelalakkan matanya, “Aku cuma buntut kereta, pengecut tak berguna yang hanya bisa mundur, tidak, bahkan sekarang aku bukan anggota Tim 【Iblis】 lagi, berdasarkan apa aku...”
Braak——
Bunyi benturan samar terdengar dari kejauhan, seperti sesuatu yang berat menghantam permukaan laut.
Suara Su Zhe terhenti tiba-tiba.
Langsung setelah itu, kesunyian seperti mayat menyelimuti.
Ketenangan yang tiba-tiba ini membuat kesadaran Lu Baoyou yang hampir lenyap kembali ke tubuhnya. Bulu kuduknya merinding, dia mencoba mengangkat kepala ke arah sumber suara, tapi hanya melihat siluet cahaya kabur. Dengan suara serak dia bertanya:
“Su Zhe, ada apa? Suara apa itu?”
Su Zhe terdiam cukup lama, baru perlahan berbicara:
“Tidak... tidak apa-apa.”
Alis Lu Baoyou berkerut, hendak mengatakan sesuatu ketika suara Su Zhe kembali menggema: “Ngomong-ngomong, aku tiba-tiba teringat sesuatu...”
“Apa?”
“Kamu belum boleh mati... setidaknya, jangan mati di sini.” Su Zhe berkata serius, “Bukankah masih ada seseorang yang belum kamu temui?”
Mendengar kalimat ini, tubuh Lu Baoyou bergetar halus, “Bagaimana kamu tahu?”
“Seorang gadis, sekarang sekitar 22 tahun, dulu pengemis, kan?” kata Su Zhe, entah mengapa bicaranya cepat sekali, “Sebelum aku datang, Biksu Takdir sudah memberitahuku hal ini... dia sudah menemukan gadis itu.”
Sorot mata Lu Baoyou menyempit, sebuah wajah berkedip dalam pikirannya!
Entah dari mana datangnya tenaga, dengan susah payah dia bangkit dari pecahan kaca, “Apa katamu? Ditemukan?”
“Ya... dia sangat ingin bertemu. Apa kamu tidak ingin menemuinya sekali lagi sebelum mati?”
Chapter 1981 Iblis Mulia
“Aku...”
“Tempat ini tidak jauh dari daratan, dengan kecepatanmu, maksimal dua menit sudah sampai Da Xia... Demi dia, kamu tidak bisa bertahan dua menit?”
Lu Baoyou tenggelam dalam keheningan.
“Cepatlah... temui dia sekali lagi. Kamu pergi dulu, aku menyusul.”
“Kamu tidak pulang?”
“Jenazah adik perempuan saya masih ada di perairan ini... Aku harus menemukannya dulu, baru pulang.” Su Zhe memeganginya, perlahan bangkit dari pecahan kaca, “Waktumu tidak banyak lagi, cepatlah pergi.”
Mendengar nada bicara Su Zhe yang terdengar mendesak, Lu Baoyou merasa ada keanehan... Namun seiring nyawanya yang mengalir cepat, kesadarannya semakin kabur.
Dari pikirannya kembali berkedip wajah itu, “Baik... Aku akan menemuinya.”
Ia menarik napas dalam-dalam, memaksa menopang sepasang sayap merah tua suram dari punggungnya, menarik tubuhnya yang rusak ini, berlari kencang ke arah Da Xia...
Saat siluet Lu Baoyou menghilang di ufuk langit, ekspresi Su Zhe semakin tegang, menoleh memandang permukaan laut kejauhan...
Kabut kelabu pekat bergolak dari sisi lain reruntuhan, perlahan mendekati lokasi ini.
Setelah Lin Qiye mengaktifkan Perjanjian Suci Kedua, kabut sama sekali tidak ada lagi di dunia ini... Namun gumpalan kabut yang tiba-tiba muncul ini, baik kadar alkohol maupun baunya, jauh lebih kuat dari kabut yang pernah menyelimuti bumi. Kini, yang bisa menciptakan kabut seperti ini... hanya satu.
Dari dalam kabut tebal, terbentuk siluet berjubah hitam.
“Benar-benar orang bodoh yang menganggap diri benar……” Nya menunduk memandang puing reruntuhan berantakan, mencemooh sambil berbicara, “Awalnya dengan tulang-tulangku ini, ingin membunuhmu masih agak sulit…… Tapi siapa suruh kamu sendiri bodoh? Pasti sebelum mati, kamu tak sepenuhnya memahami skenario ini kan? Hahaha……”
Bayangan hitam bulat raksasa terpantul di permukaan laut, puluhan reruntuhan Kuil Dewa Leluhur bercampur dengan 【Kekacauan】 bagian tubuh yang cacat, bergolak tak henti di antara riak ombak……
Tak ada yang bisa membalas bisikan Nya.
“Ucapan anak bawang ini benar, Cthulhu Mythos, tak butuh orang gila sebagai pemimpin…… Setelah bertempur di begitu banyak semesta, akhirnya menemukan kesempatan untuk membunuhmu.” Nya melirik arah Da Xia, berkata datar, “Dan kamu, kamu bisa menembus tata letakku, memanfaatkan pengaruh untuk membunuh Nya…… Memang layak jadi lawanku.”
Nya terpisah oleh udara kosong tak bertepi, seolah sedang bertatapan dengan siluet seseorang di seberang tepi pantai dari kejauhan.
Segera, pandangan Nya kembali ke perairan ini, telapak tangan terangkat, mengayun lirih.
Di balik kabut abu-abu yang bergulung di belakang Nya, sebuah pintu megah terbentuk…… Pintu ini bukan lagi bayangan semu, melainkan entitas yang benar-benar ada. Saat pintu misterius itu turun, aura otoritas nan agung menyebar ke semua arah!
Gerbang Kebenaran!
“Palsu kematianmu memang sempurna, tapi tak bisa mengelabuhi mataku…… Tapi tenang, aku tak akan benar-benar membunuhmu. Lagipula, kamulah satu-satunya yang bisa menghubungi Sang Tuan itu.”
Nya mengaitkan ujung jari, Gerbang Kebenaran di belakang pun perlahan terbuka. Tentakel bintang misterius yang tak terhitung jumlahnya menyusuri keluar, menyelip ke bawah permukaan laut reruntuhan ini. Tak lama, potongan tubuh 【Kekacauan】 mulai ditarik keluar oleh tentakel - buku jari, anggota tubuh yang terpotong, pecahan organ, dan bulu yang sudah berubah menjadi debu... Setiap bagian tubuhNya diambil dengan presisi oleh tentakel-tentakel ini, dibawa ke hadapan 【Kunci Gerbang】, lalu digosok dengan keras!
"Tapi, cara hidup seperti apa... Aku yang menentukan."
Nya tersenyum kecil sambil berkata.
Saat tentakel-tentakel itu menggosok, sebuah bola daging sebesar kepalan tangan muncul di hadapan 【Kunci Gerbang】. Seperti bola tenis yang kusut, dihentakkanNya dengan santai di atas pecahan Kuil Dewa Leluhur, lalu melambung tinggi dengan elastisitas luar biasa...
【Kunci Gerbang】 memain-mainkan bola daging tak bernyawa ini. Ditariknya memanjang seperti tanah liat, diremas-remas, diinjak di bawah kaki menjadi kue daging pipih, lalu berubah kembali menjadi bola dengan suara "Hah".
Nya terus menerus menikmati permainan ini selama lebih dari satu menit, baru kemudian membuka mulut untuk menelannya, ekspresi penuh kepuasan.
Saat tentakel bintang kembali ke balik pintu, Gerbang Kebenaran pun perlahan menghilang dalam kehampaan. Nya berbalik hendak pergi, tiba-tiba seperti teringat sesuatu, menoleh ke arah lain. "Hampir lupa... Masih ada serangga kecil yang belum ditangani."
Di arah tersebut, Su Zhe berdiri di atas permukaan pecahan kaca, sebuah tangan menggenggam gagang pedang lurus, wajahnya pucat pasi.
“Wakil An……Tidak tepat, kamu adalah【Kunci Gerbang】？？”Su Zhe bersuara berat, “Kaulah dalang di balik semua ini？Kamu sengaja memberitahu【Kekacauan】setengah intelijen sebenarnya untuk memancing Nya datang ke sini？！”
“Kau memang pintar.”【Kunci Gerbang】terlihat sedang baik hati, tersenyum lebar berkata, “Aku sudah mengingatkan Nya sekali tentang masa depan, soal apakah masa depan setelahnya berubah atau tidak...apa urusanku？Kalau bukan karena Nya tahu sebagian lintasan masa depan lebih dulu lalu jadi overconfident, mana mungkin Nya mudah tertipu sampai ke sini？”
“Tak kusangka kalian sesama dewa mitologi Cthulhu pun berkonflik internal.” Su Zhe mencemooh, “Tapi...kami justru suka melihatnya.”
“Berkurangnya【Kekacauan】tak mengubah apapun...Dalam permainan ini, kalian tetap tak punya peluang menang.”【Kunci Gerbang】berhenti sejenak, “Tapi aku penasaran...kau sudah melihat kedatanganku, kenapa tidak kabur？Barusan suasana hatiku baik, kalau kau lari bersama rekanmu, mungkin aku akan melepas kalian.”
Su Zhe tidak menjawab.
Ia membungkuk memandang permukaan laut yang bergolak di bawahnya, tatapannya rumit.
“Kabur...lalu apa？Sebagai satu-satunya yang selamat, orang yang paling tak pantas hidup, menikmati kemuliaan yang mereka beli dengan nyawa？Nanti dunia hanya akan mengenal Su Zhe, tak ada yang ingat para pengorbannya...”
“Aku sudah pernah ditinggalkan sekali...Kali ini, aku ingin bersama mereka sampai akhir.”
Kilat berkedip samar di mata Su Zhe, tangan yang menggenggam gagang pedang perlahan mengencang, dentang pedang yang jernih bergema di atas permukaan laut yang runtuh!
Qiang——!!
Sebuah pedang lurus tergenggam di satu tangannya, jubah ungu tua menari liar ditiup angin, bagaikan iblis yang mengerikan!
"Kemuliaan Tim 【Iblis】 adalah milik seluruh personel! Mungkin hanya tim yang gugur di medan peranglah yang pantas mendapat kehormatan semegah ini!"
Su Zhe tertawa keras, ledakan supersonik menggelegar dari belakangnya, tubuhnya bagai kilat ungu menyambar leher 【Kunci Gerbang】!
"Su Zhe dari Tim 【Iblis】! Tantang dewa pilar dari mitologi Cthulhu!!!"
Chapter 1982 Pertemuan Kembali
Di sisi lain.
Permukaan laut.
Cahaya ungu melintasi ufuk langit, tersandung-sandung menuju arah Da Xia.
Siluet kabur melesat di hadapan Lu Baoyou, rasa sakit hebat menjalar dari seluruh tubuhnya. Napasnya terengah bagai belos yang rusak, hampir seluruh tenaga terkuras untuk mempertahankan sayap di punggungnya yang terkepak susah payah.
Penglihatannya kabur, hanya bisa mengira-ngira arah. Mungkin memang sedang mendekati Da Xia, tapi kota pesisir mana, jarak yang tersisa? Tak seorangpun tahu...
Lu Baoyou saat ini tak bisa memikirkan sebanyak ini, kesadarannya semakin kabur di bawah dampak rasa sakit hebat. Jika bukan karena obsesi di hatinya yang memaksakan tubuhnya bertahan, mungkin dia sudah kehilangan secercah nyawa terakhir dan terjatuh ke dasar laut.
"Sebentar lagi... hampir sampai." Lu Baoyou bergumam pelan.
Dia mengatupkan rahang, mengayunkan sayap di punggungnya sekuat tenaga. Pada saat itu, wajahnya kembali memerah tidak wajar, lalu tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut... organ dalam yang retak mengalir bersama darah, merendam seragamnya hingga merah.
Matanya gelap seketika, tubuhnya bagai layangan yang putus talinya, terjungkal ke permukaan laut.
Seiring percikan ombak putih, kesadarannya terjerembab dalam kegelapan. Air laut nekat menerobos masuk ke hidung dan mulutnya, tapi tak ada gerakan melepaskan diri sama sekali, seperti batu raksasa yang tenggelam ke dasar...
Siluet di hadapannya semakin memudar. Dia bagai akan terjerumus ke jurang, dalam kegelapan samar, bayangan-bayangan samar melintas cepat di pikirannya.
Musim dingin yang kejam, kolong jembatan, api unggun yang membara, gadis remaja berselimut karpet... dan percikan api yang berserakan di langit.
"Selamat Tahun Baru... pahlawanku."
Suara bingung itu melintas di benak Lu Baoyou. Dalam kegelapan, kesadarannya langsung jernih!
Tidak... dia belum boleh mati!
Lu Baoyou tak tahu dari mana datangnya tenaga itu. Dia mulai berenang mati-matian di laut. Tiba-tiba, kedua kakinya menyentuh sesuatu yang lunak...
Dia sedikit tertegun, menginjak-injak dengan keras, lalu sorot mata keruhnya menyala secercah api harapan!
Ini pantai... Dia sudah sampai di pesisir Da Xia!
Lu Baoyou berenang sekuat tenaga ke depan, ternyata bisa berdiri dari air laut. Terhuyung-huyung ia keluar dari ombak, basah kuyup berjalan menuju daratan...
Di mana dia?
Lu Baoyou berjalan menyusuri pantai, kebingungan melintas di hatinya. Siluet kabur bergoyang di sekelilingnya, sama sekali tak bisa melihat apapun... Di pantai sunyi sepi, hanya ada desiran ombak yang bergulung, tak ada yang lain.
Lu Baoyou mematung di tempat.
Entah berapa lama, di wajah pucatnya muncul kesan getir...
Benar... Berlari tak tentu arah seperti lalat tak berkepala, mana mungkin menemukannya? Pesisir Da Xia membentang ribuan kilometer. Tanpa mukjizat, bagaimana mungkin menemukan posisi yang tepat? Lagipula Su Zhe hanya bilang Biksu Takdir yang menemukannya, tak menyebutkan lokasinya...
Semua ini hanyalah obsesi keras kepala yang tak rela menerima kenyataan.
Ia bagai pejalan tunggal dalam kegelapan, ingin menggenggam cahaya terakhir dalam hidupnya... Tapi yang menjawabnya hanyalah debur ombak dan kesunyian.
Lu Baoyou tegak berdiri di tempat bagai patung, tiba-tiba tertawa sinis, seperti ejekan diri, seperti perpisahan. Kemudian berbalik, tersandung-sandung berjalan seorang diri menuju lautan...
Dia bukan Fang Mo Li Zhenzhen, juga bukan Su Zhe Su Yuan... Mati dalam kesepian dan keheningan, itulah akhir yang menjadi miliknya.
Bzzzzz——!!
Pada saat itu, suara baling-baling yang menderu terdengar dari langit!
Lu Baoyou berhenti, mengerutkan alis dan menatap ke atas. Dalam silau cahaya yang kabur, sebuah bayangan raksasa terlihat mendarat di pantai di sebelahnya...
“Wakil Kapten Tim 【Iblis】, Lu Baoyou.” Suara itu menggema dari kejauhan, “Atas nama Da Xia Night Watch dan 1.4 miliar rakyat, kami menyambut kepulangan sang pahlawan dengan kehormatan!!”
Disusul dentuman belasan kepalan tangan yang menghantam dada, seolah seseorang memberi salam hormat dari jauh.
Lu Baoyou membeku di tempat.
“Lu Baoyou, lihat... Siapakah ini?” Suara Biksu Takdir yang tenang terdengar.
Sebuah siluet melangkah di atas pasir, mendekatinya... Saat wanita itu berada di hadapannya, Lu Baoyou masih tak bisa melihat wajahnya, hanya samar-samar menatap bayangan yang berdiri di depannya.
Mendengar suara Biksu Takdir, tubuh Lu Baoyou gemetar. Ia teringat perkataan Su Zhe sebelumnya, sorot mata keruhnya tiba-tiba memancarkan kilatan cahaya!
“Benarkah ini kamu... Saat kulihatmu di siaran langsung, kukira aku salah mengenalimu...”
Suara lembut itu menyentuh gendang telinganya. Pupil matanya menyempit halus!
Itu dia...
Walau sudah bertahun-tahun berlalu, Lu Baoyou masih bisa langsung mengenali suaranya. Yang kini berdiri di hadapannya adalah si Pengemis Kecil dari kolong jembatan dulu!
“... Bagaimana kalian bisa menemukanku?” Lu Baoyou bertanya dengan bingung.
“Antara kita terikat benang karma. Saat kau meninggalkan Kuil Dewa Leluhur dan mendekat ke sini, aku mengikutinya.” Biksu Takdir berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan kebingungan, “Tapi mengapa kau terbang langsung ke Pulau Jeju?”
“Pulau Jeju? Ini Korea Selatan?”
Baru sekarang Lu Baoyou menyadari seberapa absurd arah terbang berdasarkan perasaannya... Jika Biksu Takdir tak memprediksi karmanya lebih dulu, mustahil mereka bisa bertemu di sini.
Biksu Takdir menggeleng, “Intinya, orangnya sudah kuantarkan... Janji kita terpenuhi. Waktunya kini kami serahkan pada kalian berdua.”
Para anggota rombongan menginjak pasir pantai sambil menjauhi keduanya. Tak lama, hanya siluet samar gadis itu yang tersisa dalam pandangannya.
“Kamu... masih ingat aku? Aku si Pengemis Kecil yang kau selamatkan dulu di kolong jembatan.” Gadis itu menunduk, berkata lembut.
“...Ya.” Ribuan kata menggelayut di ujung lidah Lu Baoyou, tapi yang terucap hanya, “Tak pernah kulupakan.”
“Syukurlah. Setelah sekian tahun, aku khawatir kau sudah lupa... Matamu kenapa?” Gadis itu menyadari keanehan, bertanya dengan cemas.
“Aku... tak bisa melihat lagi.”
Lu Baoyou telah menunggu momen ini selama empat tahun, tetapi ketika saatnya tiba untuk benar-benar bertemu dengannya lagi... dia bahkan tidak bisa melihat wajahnya secara langsung. Pada saat ini, dia sendiri tidak tahu perasaan apa yang sedang dirasakannya.
Pengemis Kecil tertegun sejenak, lalu segera melanjutkan: "Ya... Tapi, meskipun kamu melihatku, belum tentu bisa mengenaliku... Aku sudah tumbuh tinggi, rambutku juga panjang, lalu... Intinya, aku bukan lagi pengemis kecil kotor yang kamu lihat dulu. Berkat uang yang kamu berikan, aku menyewa rumah di kota, lalu bekerja paruh waktu, menabung sedikit uang untuk melanjutkan sekolah... Sekarang aku sudah jadi magang di sebuah perusahaan... Tapi, beberapa hari lalu gedung perusahaan kami dihancurkan oleh satu pukulan monster, jadi sekarang aku bisa dibilang pengangguran..."
Mungkin ingin mencairkan suasana, Pengemis Kecil tersenyum di akhir kalimatnya. Lu Baoyou? mencoba memaksakan senyuman, tapi di detik berikutnya tidak tahan batuk...
Chapter 1983 Pertempuran Berdarah【Kambing Hitam】
Dia menutupi mulutnya, sepertinya tidak ingin Pengemis Kecil di sampingnya melihat darah, tapi semburat merah darah itu tetap mengalir melalui celah jarinya, meninggalkan noda kemerahan di pasir pantai...
Dia terhuyung-huyung duduk di pasir, menghadap laut dan langit, bagai pria berdarah yang kerepotan.
Pengemis Kecil di sampingnya diam membisu, seolah terpaku.
"Maaf... Lebih baik kamu pergi saja," kata Lu Baoyou lemah. "Mungkin... lebih baik aku sendirian."
Lu Baoyou，Pengemis Kecil，Tisu，noda darah，。
“Aku tidak pergi。” Pengemis Kecil，“Dulu kamumonster，…… kamukitapahlawan， akukamu？”
Lu Baoyou，duluscene，kelopak mata……
“Ya……” dia，“Kalau begitu…… kamuakududuk sebentar…… sebentar。”
Pengemis Kecil，berdampingandiadi sisimu，angin sepoi-sepoihitam helai rambut，menerpadarahtelapak tangan……
Matahari kekuningancakrawala laut，pantai，sunyi。
“Bisakah aku tanya sesuatu？”
，Pengemis Kecil。
Lu Baoyoumatatak bisa menahanterpejam，dia menundukkan kepala，。
“Padahal kamubaik hati…… mengapa【Iblis】？”
Lu Baoyou tidak menjawab。
Dianyawaangin laut，semakinudara kosong，satu-satunya kesadaran，tak bisaPengemis Kecilmasalah，seolah seluruh tubuh，cakrawala lautkehangatan cahaya senja mendekat……
Pada saat itu，sepasang lenganmerangkul diakesehatan，sepertimenggendongdekapan……
Suara Pengemis Kecil itu terus membelit di dekat telinganya:
"Selamat datang pulang... pahlawanku."
Jantung yang cacat itu berhenti berdetak.
Di bawah cahaya matahari senja keemasan pucat, jubah ungu yang mengepul itu didekap oleh seorang gadis dengan air mata di matanya, bagai nyala api yang ditebus dari jurang kesepian, berkedut perlahan...
Tim 【Iblis】, seluruh personel gugur.
……
Kota Beibin.
Deretan cahaya mantra terlarang yang mempesona menyapu gelombang hitam yang bergolak, raungan histeris menggema hingga ke awan.
Tiga benteng pertahanan level-S megah berdiri tegak bagai gunung tak tergoyahkan di medan perang utara, sosok-sosok siluet berkelebat di atas gelombang hitam, mengunci gerombolan itu di depan gerbang benteng!
"Berapa tersisa?" Di atas tembok luar Benteng Jialin, Komandan Guan Zai bertanya dengan suara berat.
"Tanpa 【Kambing Hitam】 dan jenazah dewa utama yang berjaga, ancaman anak-anak itu terbatas... Sekitar empat puluh ribu ekor tersisa." Seorang Penjaga Malam menjawab, "Dengan kecepatan saat ini, kita bisa membasmi semuanya dalam sepuluh menit!"
Guan Zai mengangguk ringan, pandangannya menembus riak gelombang hitam yang mengalir deras, menatap langit bergemuruh di kejauhan...
"Sekarang, semuanya tergantung pada Komandan Lin di sana..."
Duum——!!
Di bawah langit yang bergulung-gulung, sebilah pedang raksasa yang menyala api kemarahan menghantam permukaan monster daging berdenyut itu dengan dahsyat!
"Sekumpulan warna hitam legam tiba-tiba merambat, permukaan daging terkoyak sobekan tajam, puluhan cacing merah menyembur deras keluar!"
Cacing-cacing merah ini menyemprot permukaan siluet raksasa, menggerogoti celah kecil yang rapat di seluruh tubuhnya. Siluet raksasa itu mengaum keras, nyala api kemarahan semakin ganas, teriakan 【Kambing Hitam】 menggema ke angkasa!
Beberapa sosok merah marun menjalin serangan di sekelilingNya, deretan luka menghiasi tubuh 【Kambing Hitam】. Setelah pertempuran sengit yang memilukan, kini 【Kambing Hitam】 telah dihukum menjadi bola daging dengan kaki dan tentakel terputar!
Puluhan mata raksasa merah darah menyelimuti permukaan bola daging, pandangan mataNya memancarkan kemarahan yang belum pernah terlihat sebelumnya!
Langsung setelah itu, kegelapan malam meresap ke setiap mata raksasa. Dalam kegelapan absolut, penglihatan 【Kambing Hitam】 pun direnggut paksa. Nyx yang berjubah gaun bertabur bintang mengangkat kedua tangan, puluhan pedang cahaya bintang berjatuhan dari langit!
"Dia hampir tumbang..." Lin Qiye mempertahankan kekuatan mengubah ukuran tubuh sesuai langit dan bumi, menebas satu kuku Kambing Hitam dengan sabetan pedang, bola matanya menyipitkan pengamatan.
Di bawah kepungan tim 【Malam】 dan Nyx, 【Kambing Hitam】 telah perlahan terpojok... Fakta membuktikan, kekuatan frontal 【Kambing Hitam】 jauh kalah dibanding 【Kekacauan】. Selain cacing merah tak berujung dan organ aneh yang tumbuh di tubuhnya, hampir tak ada kemampuan mematikan yang sebenarnya.
Lin Qiye melirik 【Koin Bintang Raja】 di sampingnya. Dibanding sebelumnya, kecepatannya sudah jauh melambat... Sepertinya kenangan yang termanifestasikan itu tak lama lagi akan menghilang sepenuhnya.
Bisakah 【Kambing Hitam】 dibunuh atau tidak, semua tergantung momen ini!
"Serang habis-habisan!" teriak Lin Qiye. Tujuh siluet lainnya tiba-tiba memancarkan aura pembunuhan, berbagai serangan berhamburan menghujani 【Kambing Hitam】!
Bai Li Pangpang menginjak lubang Hunyuan Wuji, terus memainkan mantra Tao sementara kekuatan ilahinya terkikis cepat... Jarinya menunjuk ke arah tubuh 【Kambing Hitam】 yang bergerak-gerak.
"【Pemusnahan Yin-Yang】."
Tiba-tiba tubuh daging 【Kambing Hitam】 terpelintir keji. Lubang darah mengerikan menembus seluruh tubuhnya. Sebelum sempat bereaksi, sebilah pedang hitam berapi langsung menusuk lubang itu. Dengan teriakan kemarahan, pedang itu menyobek luka tersebut hingga terkoyak!
An Qingyu, Jia Lan, Shen Qingzhu, dan Jiang Er serentak bertindak. Celah mengeri itu terus melebar - luka yang awalnya hanya menutupi kurang dari tiga puluh persen tubuh 【Kambing Hitam】, dengan pasrah diperlebar hingga lima puluh persen, hampir merobek bola daging itu menjadi dua!
【Kambing Hitam】Raungan histeris menggema di langit, Nya sudah merasakan ancaman dari beberapa orang di hadapan mata, ditambah hilangnya【Kekacauan】dan anak-anaknya yang nyaris punah, dengan refleks tubuhnya menggeser, bersiap kabur ke kejauhan!
Pada saat itu, dua lapisan gelapnya malam yang berlapis di atas awan, mendidih secara bersamaan!
Lin Qiye dan Nyx masing-masing menginjak sepetak kegelapan, dua gulungan kelam terjatuh dari awan, yang seperti kurungan mengurung erat bola daging-darah yang tertebas itu!
“Tentakel daging dan darah yang mengeri menabrak tubuh yang rusak ke kurungan ini, membuat gelapnya malam bergema dengungan keras! Lin Qiye menahan diri dari dampak balik yang datang dari kurungan, tiba-tiba menoleh ke suatu arah!”
“Guru! Sekarang juga!!”
Saat ini, di Sangkar Pedang gurun yang berjarak ribuan kilometer dari medan perang!
Zhou Ping yang sedang beristirahat dengan mata terpejam, bola matanya langsung terbuka lebar. Pandangan tajam bagai pedang menatap ke arah medan perang, jarinya cepat-cepat terangkat dan menunjuk melalui udara...
Chapter 1984: Pedang Tersembunyi di Sangkar
Duum——Duum——Duum!!
【Kambing Hitam】 yang dikurung dalam sangkar kegelapan, sepertinya menyadari sesuatu, tubuh raksasanya dengan gila-gilaan menghantam ambang sangkar, berusaha melepaskan diri!
Lin Qiye tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut, tubuh yang sudah di ambang batas ini kembali limbung, Nyx di sampingnya juga terlihat pucat. Gabungan kekuatan setengah dewa tertinggi dan dewa tertinggi pun sulit menahan serangan balik gila-gilaan【Kambing Hitam】!
Saat genting, Bai Li Pangpang kembali bertindak. Diagram Taiji Yin-Yang raksasa terbentang di bawah sangkar kegelapan, rantai hitam-putih menyusuri masuk ke dalam sangkar, sejenak membelenggu tubuh【Kambing Hitam】!
Raungan——!!
Auman【Kambing Hitam】menggema ke angkasa.
Di bawah hantaman keras tubuh daging-darah itu, rantai hitam-putih hanya bertahan kurang dari tiga detik sebelum hancur berantakan. Bai Li Pangpang di bawahnya mendengus keras, melontarkan darah sebelum terlempar, tubuhnya perlahan menghilang di udara...
Pada momen berikutnya, dua sangkar kegelapan ikut runtuh. Lin Qiye dan Nyx mundur beberapa langkah. Persis saat【Kambing Hitam】bersiap kabur, gemerincing pedang jernih menggema dari atas kerumunan!
Ding——!!
Dua lapis kegelapan yang berhamburan itu langsung tercabik-cabik. Garis profil kilau pedang raksasa terpahat dari barat daya, seolah semesta terbelah oleh tebasan pedang!
“Gelombang energi pedang yang tak berujung bagai ombak menyapu medan perang, sepenuhnya memblokir semua jalan mundur 【Kambing Hitam】. Bola daging-darah yang sudah babak belur itu tepat berada di ujung pedang kilau raksasa, seketika terserap masuk!
Raungan histeris kembali menggema!
Lin Qiye dan yang lain merasakan kilau tajam nyaris menggesek ujung hidung, lalu tanah keras seolah menguap seketika. Sebuah jurang tak berdasar muncul di hadapan mata, bagai dewa menjatuhkan pedang raksasa dari awan, membelah bumi menjadi dua.
Mereka berdiri di tepi riak energi pedang yang bergolak, seluruh perhatian tertumpu pada ujung pedang itu. Dalam kilau menyilaukan bagai matahari, sosok raksasa perlahan menghilang...
Langsung setelah itu, bayangan samar daging-darah yang retak merangkak keluar dari semburan energi pedang!
Gumpalan daging itu bagai dimasukkan ke mesin penggiling daging mengerikan. Tubuh yang semula bulat terkoyak menjadi puluhan potongan, dari kejauhan mirip cumi-cumi berdarah yang meronta-ronta keluar dari jurang!
"Belum mati!?" Lin Qiye memandangnya dengan wajah pucatnya muram luar biasa, langsung berseru, "Jangan biarkan Dia kabur!!"
【Koin Bintang Raja】sudah dipakai, Hutan Mantra Terlarang juga sudah digunakan, sekarang dua pedang terakhir Zhou Ping sudah keluar satu, kalau sampai【Kambing Hitam】kabur begini, semua yang mereka korbankan sebelumnya akan sia-sia!
Tujuh siluet tersisa serentak bergerak, kembali menerjang ke arah【Kambing Hitam】yang merangkak susah payah!
Lin Qiye sempat berpikir untuk meminta Zhou Ping mengayunkan pedang lagi demi mengalahkan【Kambing Hitam】, tapi setelah pedang ini dihunjamkan... Zhou Ping pasti mati.
Dengan kondisi【Kambing Hitam】sekarang, bahkan jika kabur pun takkan jauh, mereka masih punya harapan mencabut nyawanya di sini!
Saat tujuh siluet itu menerjang ke atas【Kambing Hitam】, secercah kabut abu-abu tipis berhamburan dari kehampaan... Lin Qiye, Nyx, Cao Yuan Sang Raja Gelap dan An Qingyu serasa merasakan sesuatu, serempak menoleh ke suatu arah!
Dari kehampaan, bayangan pintu perlahan terbuka, sosok berjubah hitam menginjakkan kaki keluar, tekanan wibawa tingkat dewa kedua tiba-tiba turun!
Saat menyaksikan sosok itu, pupil mata Lin Qiye menyempit tajam!
An Qingyu?
Tidak... salah, bola mata Lin Qiye menatap tajam lubang jarum di mata itu, bau yang dipancarkan sosok ini sama sekali berbeda dengan An Qingyu yang pernah ditemui sebelumnya!
Dia adalah【Kunci Gerbang】!!
Hati Lin Qiye langsung bagai tertimpa malapetaka!
【Kunci Gerbang】 berdiri di atas kekosongan, kabut abu-abu mengelilingi sekujur tubuh-Nya. Pandangan-Nya tertuju pada 【Kambing Hitam】 yang merangkak meronta di bawah, sementara 【Kambing Hitam】 yang melihat kedatangan-Nya pun mulai meraung-raung, seolah meminta pertolongan.
Siluet berjubah hitam itu menghela napas:
"Kau terlalu kerepotan, Nicholas... Tapi ini bukan sepenuhnya kesalahanmu. Kalau bukan karena ulah 【Kekacauan】 ini, kau takkan sampai terpuruk seperti ini..."
【Kunci Gerbang】 mengalihkan pandangan ke beberapa orang lainnya. Setelah pertempuran sengit, kondisi fisik mereka sudah di ambang batas. Mereka saling bertatapan dengan wajah yang sangat serius.
"Sudah waktunya mengakhiri permainan ini." 【Kunci Gerbang】 berbicara dengan nada datar.
Tiba-tiba, Gerbang Kebenaran kuno muncul dari kabut abu-abu yang bergelora. Pintu raksasa itu perlahan terbuka, mengeluarkan puluhan tentakel bintang yang langsung menerjang para pejuang bagai kilat!
Kemampuan 【Kambing Hitam】 sangat vital bagi mitologi Cthulhu. Dibandingkan 【Kekacauan】, jelas-jelas ini adalah dewa yang lebih rasional. Mustahil 【Kunci Gerbang】 membiarkannya tewas di sini.
Lin Qiye menatap sosok berjubah hitam yang tegak berdiri di atas kabut abu-abu, kedua kepalannya mengepal kencang...
Ia menoleh ke belakang, pandangannya seolah menembus dimensi ruang, mengarah ke suatu titik di wilayah Da Xia. Ekspresinya dipenuhi kerumitan yang tak terkatakan.
"Dengan segala cara... tahan 【Kunci Gerbang】!" teriak Lin Qiye. Beberapa siluet langsung menerjang sosok berjubah hitam itu!
……
Bersamaan dengan itu.
Gurun Pasir, Sangkar Pedang.
"Zhou Ping mengangkat jari-jarinya lalu perlahan menurunkannya, sebuah lubang muncul di dinding, asap biru tipis membubung dari ujung jarinya……"
Ia menatap ke utara, dalam kebingungannya, seolah ada sorot mata yang menembus dari kejauhan, bertemu dengan tatapannya.
"Satu tebasan pedang, masih kurangkah……"
Zhou Ping bergumam pelan, riak kecil bergejolak di balik ketenangan sorot matanya, "【Kambing Hitam】 yang abadi ini, akan kembali dengan lebih banyak anak buah. Jadi hari ini Nya harus mati…… Lin Qiye, kamu benar."
Tubuh Zhou Ping yang bagai patung duduk bersila itu mulai bergetar halus, debu-debu beterbangan dari tubuhnya. Pada saat yang sama, tubuhnya mulai retak-retak seperti keramik yang hendak pecah, deretan retakan merambat di permukaan kulitnya.
Di sekitar Sangkar Pedang, pasir kuning yang beterbangan tiba-tiba tersapu oleh sesuatu dan remuk menjadi serpihan…… Sebuah aura pedang yang mengerikan tiba-tiba menyergap!
"Jadikan tubuh sebagai sarung, sembunyikan pedang dalam sangkar…… Tebasan terakhir ini, sudah saatnya dihunus."
Siluet yang telah duduk bermeditasi dalam Sangkar Pedang selama berabad-abad itu perlahan mulai bergerak. Seiring merebaknya retakan di tubuh Zhou Ping, posturnya kembali tegak berdiri, kemeja hitam berdebu itu berkibar tanpa angin!
Saat ia berdiri, Sangkar Pedang yang tegak di gurun itu tiba-tiba menghilang…… Siluet berbaju hitam itu berdiri megah di tengah padang pasir, bagai Pedang Penebas Dewa yang siap terhunus, gemerincingnya menggema ke angkasa!
Dia menginjakkan kaki ke arah utara, tubuhnya langsung menghilang di tempat, dalam deru angin yang menderu, sebuah suara terbawa angin:
“Lin Qiye, gurumu datang.”
Chapter 1985: Pedang Terakhir
Medan perang——！
Seorang berbaju hitam berdiri di atas kabut abu-abu yang bergelora, bola matanya menyipit...
Masa lalu, sekarang, dan masa depan sekaligus terpantul di bola mata pucat-Nya, Dia bagaikan bijak yang menembus segalanya, dengan dingin menyaksikan tujuh siluet yang terbang mendekat.
“Rencana membunuh Nicholas dengan mengandalkan Zhou Ping ya...”
【Kunci Gerbang】 menghela napas.
Puluhan tentakel bintang berjatuhan menenggelamkan ketujuh siluet itu, tiba-tiba sebilah pedang panjang bernyala api kemarahan menyembul dari kerumunan tentakel, membuka jalan berdarah bagi beberapa orang di dalamnya!
Kegelapan kembali menyelimuti dunia, disusul sosok raksasa yang menjulang dari bumi di antara tentakel, sabetan pedangnya menembus dimensi cahaya, langsung menebas ke wajah 【Kunci Gerbang】!
【Kunci Gerbang】 mengangkat jarinya, dimensi di hadapannya langsung runtuh menyusut menjadi retakan udara setipis kertas, pedang lurus yang menembus cahaya itu terperangkap dalam retakan, sama sekali tak bisa melukai 【Kunci Gerbang】.
Sung sung sung——!
Beberapa siluet merah marun lainnya menyambar ke berbagai penjuru 【Kunci Gerbang】, serentak melancarkan serangan!
An Qingyu langsung menginjakkan kaki di atas Gerbang Kebenaran yang megah, sebuah telapak tangan menampar keras permukaan pintu, kabut kelabu yang sama menyembur keluar!
Dalam setengah detik, para【Kunci Gerbang】telah dikurung di tempat oleh semua orang!
Ding——!!!
Bersamaan, gemerincing pedang jernih bergema dari kehampaan, langit di kejauhan terkoyak oleh retakan mengerikan, siluet berbaju hitam perlahan melangkah keluar...
Saat siluet hitam ini muncul, aura pedang yang bergelora bagaikan ombak menerjang setiap sudut medan perang. Hanya dengan berdiri di sini, aura pedang yang bocor dari retakan di tubuhnya sudah cukup membuat semua makhluk hidup merasakan ketakutan. Seiring semakin rapat retakan di tubuhnya, aura pedang yang memenuhi langit-bumi pun semakin pekat!
Ketika Zhou Ping keluar dari Sangkar Pedang dan berdiri di sini, pedang paling tajam di bumi telah terhunus...
Dia adalah tebasan terakhir.
Ratusan ribu anak domba Hitam serentak membeku, menoleh ke arah siluet hitam itu, mata merah darah mereka dipenuhi ketakutan yang belum pernah terlihat sebelumnya!
Sementara tubuh asli【Kambing Hitam】yang merayap keluar dari jurang bekas pedang dan sedang berusaha kabur dari medan perang, menjadi semakin panik. Nya dapat merasakan aura mengerikan yang memancar dari sosok itu - tebasan sebelumnya hampir mematikannya, dan jika tebasan kali ini jatuh, Nya pasti mati tanpa ampun!
“Tubuh daging dan darah yang cacat tersandung-sandung seperti orang gila menerjang ke kejauhan, Nya terus-menerus mengeluarkan panggilan nyaring, seolah meminta 【Kunci Gerbang】 untuk menyelamatkan-Nya.”
“Tapi 【Kunci Gerbang】 saat ini, yang dikelilingi Lin Qiye dan yang lain, menatap siluet Zhou Ping dengan tatapan penuh teka-teki...”
“Dewa Pedang Da Xia!”
“Menyaksikan siluet berbaju hitam itu, puluhan orang di tiga benteng pertahanan level-S terkejut.”
“Pedang terakhir Da Xia telah terhunus... Ke arah siapa pedang ini mengarah? 【Kambing Hitam】, atau... 【Kunci Gerbang】?”
“Saat ini, puluhan pasang mata di medan perang menyatu di sini. Pria berbaju hitam bagai pedang dengan tampang biasa ini, bagai senjata nuklir dalam perang modern. Keberadaannya mungkin akan mengubah seluruh pertempuran!”
“Akhirnya, di bawah tatapan puluhan pasang mata, dia bergerak.”
“Zhou Ping melirik 【Kunci Gerbang】 sejenak, lalu menginjakkan kaki dan melangkah menuju lokasi 【Kambing Hitam】...”
“Merasakan niat membunuh Zhou Ping yang menyapu, 【Kambing Hitam】 yang merangkak susah payah di jurang bekas pedang meraung semakin nyaring. Puluhan mata raksasa merah darah mekar dari tubuhnya, melotot ke 【Kunci Gerbang】 yang melayang di langit-langit dengan suara tak terpahami.”
“Beberapa saat kemudian, 【Kunci Gerbang】 menghela napas dengan pasrah dan menjatuhkan diri ke arah-Nya!”
Tapi baru saja Nya melangkah setengah langkah, sebilah pisau yang menyala dengan aura jahat langsung menyambar dari atas. Siluet raksasa setinggi gunung menghadang di hadapan-Nya, sementara anggota lain tim 【Malam】 serentak bertindak, terus-menerus menghalangi gerak maju-Nya.
Di bawah kekuatan An Qingyu, Gerbang Kebenaran yang terbuka lebar itu malah menutup dengan kecepatan sangat lambat... Jumlah tentakel bintang juga berkurang drastis!
Strategi Lin Qiye sederhana: bahkan dengan mengorbankan segalanya, dia harus menghalangi 【Kunci Gerbang】 menyelamatkan 【Kambing Hitam】!
"Lin Qiye, cara-caramu ini mungkin merepotkan bagi orang lain... Tapi bagiku, sama sekali bukan masalah." 【Kunci Gerbang】 berbicara datar, "Dagelan kenangan ini sudah saatnya diakhiri."
【Kunci Gerbang】 mengangkat tangan kanan, menjentikkan jari dengan lirih.
Prak——!
Pada momen berikutnya, aliran waktu di medan perang ini tiba-tiba berakselerasi!
Berpusat pada 【Kunci Gerbang】, segala sesuatu di sekitarnya seolah ditekan tombol fast-forward. Debu dunia menari liar di udara, riuh pertempuran yang bergemuruh saling bertautan kacau. 【Koin Bintang】 biru muda yang berputar dalam kehampaan itu juga mulai mempercepat proses penghentiannya...
【Koin Bintang】 yang sudah di ujung pemberhentian itu nyaris langsung membeku di tempat, lalu perlahan mulai berputar ke arah berlawanan.
Pupil Lin Qiye menyempit halus!
【Kunci Gerbang】adalah ruang-waktu itu sendiri, mempercepat atau menghentikan waktu, bagi Nya sama sekali bukan masalah... Sedang kemampuan manifestasi kenangan dari【Koin Bintang】yang terikat langsung dengan waktu, percepatan aliran waktu【Koin Bintang】oleh-Nya secara natural menentukan durasi manifestasi kenangan.
Seiring berhentinya【Koin Bintang】，sosok-sosok merah marun yang mengelilingi【Kunci Gerbang】mulai memudar dengan kecepatan kasat mata...
Mereka tidak lagi menyerang【Kunci Gerbang】，namun serentak bergetar, bola mata mereka tiba-tiba berkilau aneh!!
Mereka menoleh memandang Lin Qiye, hendak mengatakan sesuatu saat tubuhnya meleleh sepenuhnya dalam realita... Hanya setengah kalimat yang samar-samar menggema di telinga Lin Qiye.
"Qiye... bertahanlah... Qiye... kami hampir menemukanmu..."
Lin Qiye membeku di tempat.
Karena suaranya terlalu lembut, dia tidak bisa mendengar siapa yang mengucapkannya... Namun dari garis suara, sepertinya suara laki-laki.
Tapi kini Lin Qiye tak sempat berpikir, tanpa serbuan【Malam】, di hadapan【Kunci Gerbang】hanya tersisa dia dan Nyx.
Nyx mengerutkan alisnya hendak bertindak, saat dari Gerbang Kebenaran megah, sebuah mata raksasa kosong termanifestasi, seolah seorang raksasa merangkak di balik pintu, menatap tajam padanya... Pada detik berikutnya, puluhan kebenaran tersembunyi dalam pandangan itu menerjang ke pikiran Nyx melalui udara!
Duum——!!
Nyx hanya merasa pikirannya seolah dihantam palu raksasa, tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut, tubuhnya tertatih-tatih terlempar ke samping！
Seiring efek 【Koin Bintang】 menghilang, pikiran Lin Qiye terjerumus dalam kegelapan, seolah ada hal penting yang terlupa. Di hadapannya, wajah asing 【Kunci Gerbang】 perlahan mendekat...
Chapter 1986: Selamat Tinggal Dunia Manusia
“Kunci Gerbang！！”
Lin Qiye mengeratkan gigi sambil berteriak keras！
Lin Qiye menatap pupil sempit seperti mata tertusuk jarum itu, merasa ada yang terlupa. Tapi setidaknya dia masih ingat musuh 【Kunci Gerbang】 dan misinya untuk menghentikan Nya dengan taruhan nyawa.
Meski di sekelilingnya sudah sepi, tanpa ragu dia menghunus pisau menebas leher 【Kunci Gerbang】！
Tidak...
Apakah selama ini dia selalu sendirian?
Pikiran ini sekilas melintas di benak Lin Qiye, kepalanya mulai samar-samar sakit... Tapi sebelum pisaunya menyentuh tubuh 【Kunci Gerbang】, aliran waktu di sekitarnya kembali dipercepat！
Nyawanya sudah terkuras habis, kini tinggal sisa tenaga. 【Kunci Gerbang】 yang mempercepat aliran waktu Nya, langsung mendorongnya jatuh ke jurang kematian.
Lin Qiye bisa merasakan dengan jelas kekuatan ilahi dalam dirinya mengalir dan mengering. Sihir transformasi terpaksa menghilang, mengubahnya kembali dari Komandan Lin yang gagah menjadi lelaki tua berambut putih... Bahkan pedang lurus di tangannya pun tampak tak kuasa digenggam erat lagi.
"Lin Qiye, kita akan bertemu lagi." 【Kunci Gerbang】 menatap Lin Qiye dengan sorot mata yang menembus segalanya, tersenyum tipis, "...Aku akan menunggumu di Bumi."
Braak——!!
Kabut darah meledak dari dada Lin Qiye. Tubuh rentanya di langit-langit langsung tercabik-cabik!
【Kunci Gerbang】 berdiri tenang di tengah kabut darah. Tak ada satu pun yang bisa menghalangi langkah-Nya di sekitarnya. Dengan waktu yang dipercepat di sini, relatif terhadap dunia luar, Dia hanya butuh setengah detik untuk membersihkan delapan siluet itu!
Dari sudut pandang luar, menghilangnya tim 【Malam】, Nyx yang terluka parah, dan kematian Lin Qiye terjadi hampir bersamaan!
Saat para hadirin menyadari situasi, 【Kunci Gerbang】 sudah menginjakkan kaki dan menghilang di tempat...
……
Di atas jurang bekas pedang!
Seorang berbaju hitam berdiri tegak dalam kehampaan. Tubuh cacat 【Kambing Hitam】 yang seperti serangga merangkak, berjalan tersandung-sandung menjauh.
Zhou Ping tidak mengejar, bagi pedangnya, jarak dan dimensi sudah tak ada artinya. Tangan kanannya membentuk jari pedang yang terangkat perlahan, sebilah pedang tak kasat mata penghancur semesta seolah telah tergantung di langit!
Seketika, seluruh semesta pun diredupkan.
Ancaman kematian membanjiri hati 【Kambing Hitam】, tepat ketika semua mata merah darah di tubuhnya menunjukkan keputusasaan, sebuah siluet dengan ringan melangkah di antara Dia dan Zhou Ping.
【Kunci Gerbang】 yang berjubah hitam, bagaikan jurang tak kasat mata, menghadang di depan Pedang Langit itu. Bola mata seperti bekas jarum itu menatap Zhou Ping di kejauhan, dengan ekspresi yang terlihat tak berdaya.
"Jadi, kamu mau menahan pedangku untuknya?" Zhou Ping berbicara dengan tenang.
"Pedangmu, aku tidak bisa menahan."
【Kunci Gerbang】 menghela napas, "Tubuhku ini belum sepenuhnya pulih. Di semua masa depan yang kulihat, pedangmu selalu menembusku dan membunuh Nicholas... Beberapa kali kucoba mempertaruhkan nyawa untuk menahan, hasilnya malah mati bersama Nicholas... Pedang terakhirmu memang benar-benar kuat."
Jawaban tulus 【Kunci Gerbang】 membuat Zhou Ping terkejut, ia bertanya:
"Kalau begitu, mengapa kamu masih berdiri di sini?"
"Nicholas sangat penting, aku tidak bisa membiarkannya mati di hadapanku... Tapi aku juga tidak bisa menahan pedangmu, jadi satu-satunya cara adalah membujukmu untuk tidak mengayunkan pedang ini." 【Kunci Gerbang】 berbicara tak tergesa, "Dewa Leluhur telah tiada, Lin Qiye sudah mati, Nyx terluka parah... Sekarang, pedang terakhir di tanganmu adalah satu-satunya ancaman bagi kami. Bahkan jika kau mengayunkan pedang ini dan membunuh Nicholas, Da Xia tidak akan lagi punya daya ancam bagi kami... Dan aku, akan menjadi tak terkalahkan."
“Kalian？”Zhou Ping mengangkat alis，“Jutaan anak domba Hitam sudah dibersihkan sampai habis, empat dewa dari mitologi Cthulhu yang tersisa juga sudah mati semua,【Kekacauan】pun sudah dicabut nyawanya……Asalkan membunuh【Kambing Hitam】, kau akan sendirian, dari mana datangnya 'kita' ini?”
“Bahkan jika hanya aku sendiri……Dengan apa kalian bisa membunuhku? Hanya mengandalkan beberapa dewa utama itu? Aku hanya perlu menciptakan kabut abu-abu pemusnahan dunia sekali lagi, seluruh Da Xia akan menjadi wilayah kematian.”
“Tidak, meskipun aku mati, masih ada orang di Da Xia yang bisa membunuhmu.”
“Siapa?”
“Lin Qiye.”
Saat mengucapkan tiga kata "Lin Qiye", sorot mata Zhou Ping memancarkan kepercayaan diri dan tekad yang belum pernah terlihat sebelumnya.
【Kunci Gerbang】mengerutkan alisnya,“Dia? Tubuh aslinya sudah hilang total di kedalaman semesta……Bahkan jika dia bisa kembali, tubuhnya cuma setara level langit-langit manusia, dengan apa dia bisa membunuhku?”
“Bagaimana caranya dia membunuhmu, aku tidak tahu, tapi aku yakin dia pasti bisa melakukannya.”
“Kau sangat percaya padanya?”
“Tentu saja, dia adalah muridku.”
【Kunci Gerbang】tenggelam dalam keheningan.
Zhou Ping tidak berminat berbasa-basi lagi dengan【Kunci Gerbang】, dengan jari membentuk sikap pedang, dia menginjak kehampaan dan mulai melangkah maju……
Aura pedang tak terhitung berkumpul di sekitarnya, niat membunuh yang menyelimuti langit-bumi bagai pedang tak kasat mata yang menodong tepat ke pelipis【Kunci Gerbang】. Seiring langkahnya yang mantap, garis darah tipis mulai merembes dari dahi【Kunci Gerbang】!
Baju hitam mengepul tertiup angin, pandangan Zhou Ping seolah melewati 【Kunci Gerbang】 di depannya, menatap tubuh cacat dari daging dan darah yang susah payah kabur... Itulah targetnya.
"Tidak mau mati, minggir." Zhou Ping berkata datar.
Alis 【Kunci Gerbang】 berkerut rapat, secercah darah merah merona mengalir melalui pelipisnya, bagai bekas pedang yang membuat hati bergetar... Kilatan spiritual terus berkedip di matanya, setelah berpikir lama, akhirnya kakiNya pun terangkat perlahan...
Dia mundur.
Dia keluar dari jalur aura pedang itu, mengekspos kembali tubuh 【Kambing Hitam】 ke pandangan Zhou Ping.
Menyaksikan pemandangan ini, semua orang di benteng perang menarik nafas terkejut!
Dewa Pedang Da Xia bahkan belum mengayunkan pedang, sudah memaksa seorang Dewa Tiang berdiri memberi jalan!
Sebesar apa pengaruh seperti ini?!
Bagi 【Kunci Gerbang】, ini keputusan tak berdaya namun paling bijak... Dia tak bisa menahan ayunan terakhir Zhou Ping, maka lebih baik nyawa 【Kambing Hitam】 dikorbankan untuk menyerap pedang itu... Bagi golongan Cthulhu, ini solusi terbaik.
Sedangkan bagi Zhou Ping, dia tak bisa mempertaruhkan ayunan pedangnya untuk membunuh 【Kunci Gerbang】, lagipula sang dewa sendiri mengaku di puluhan masa depan, hanya "beberapa kali" berhasil dibunuh, bagaimana jika pedang ini terayun tapi gagal? Semua akan sia-sia... Apalagi, dia sama sekali tidak percaya perkataan 【Kunci Gerbang】, jangan-jangan semua ini jebakan agar pedang itu dihabiskan untukNya?
Intinya, Zhou Ping tidak percaya siapa pun, hanya percaya pada Lin Qiye.
Lin Qiye menyuruhnya membunuh 【Kambing Hitam】, maka dia pun membunuh 【Kambing Hitam】！
Dalam kesunyian maut yang menyesakkan, baju hitam dan jubah hitam bersimpang jalan. Zhou Ping menghadapi arah pelarian 【Kambing Hitam】, jari pedangnya terangkat perlahan……menunjuk ke udara.
“Pedang ini, pisahkan dunia manusia.”
Chapter 1987 Dewa Pedang Kembali ke Langit
Saat suaranya berhenti, kilau pedang gemerlap menembus udara kosong, bagai mentari raksasa membara yang dalam sekejap menerangi langit kelam bak siang bolong！
Gelombang energi pedang tak terbendung menyapu tanah, menghancurkan total jurang bekas pedang. Bagian tubuh cacat yang merangkak itu terselimuti, sisa tubuhnya luluh bagai salju di atas api unggun……Langsung setelah itu, tanah, langit, bahkan yang di atas langit.
Kilau pedang ini, meski berada di kegelapan semesta luar Bumi, terlihat jelas seperti bintang mini yang menghiasi permukaan bumi, memancarkan cahaya dan panas mengerikan！
Setelah terbakar singkat, bekas pedang menyembul dari titik terang, menerjang semesta dengan lurus. Meteor di jalurnya hancur jadi bedak, laksana pedang kosmik tak terbendung yang menembus kegelapan abadi, bak mukjizat ilahi！
“Dan di medan perang utara saat ini, tidak ada satu pun yang bisa melihat wujud utuh tebasan pedang ini. Semua orang hanya melihat kilau pedang gemerlap menembus ufuk langit, lalu gelombang kejut yang menakutkan itu memaksa mereka menyipitkan mata dan berusaha mati-matian bertahan, baru bisa memaksakan diri menjaga keseimbangan.”
“Bersamaan dengan itu, gelombang hitam yang berada di dekat pusat serangan langsung tercoreng membentuk celah melengkung. Ratusan ribu anak domba Hitam langsung menguap seketika!”
“Seiring gelombang kejut energi pedang yang bergolak perlahan menghilang, tubuh 【Kambing Hitam】 benar-benar meleleh tanpa jejak. Di tempat ia berada, bahkan tanah pun tidak tersisa, hanya lubang raksasa tak berdasar yang membentang hingga ke inti bumi...”
“Kuat sekali... Benarkah ini serangan yang bisa dikeluarkan manusia??”
“Seorang Penjaga Malam yang sedang melawan gelombang kejut energi pedang memandang dengan sorot mata penuh kengerian!”
“Kau kira...” kata Penjaga Malam lain dengan ekspresi rumit, “Itu adalah Zhou Ping Sang Dewa Pedang Da Xia... Manusia terkuat sepanjang masa. Tebasan terakhir dalam hidupnya pasti akan menjadi gemuruh terakhir dalam sejarah manusia.”
“Sang Penjaga Malam itu menatap gelombang energi pedang yang melesat ke semesta raya. Di balik kilau pedang yang menyala-nyala, siluet berbaju hitam sedang membelakangi umat manusia, perlahan menghilang tanpa jejak...”
Memandang siluet yang semakin menghilang, rasa asam dan kecewa membanjiri hati semua orang... Dari langit-langit manusia hingga dewa tertinggi manusia, pedang terkuat yang melindungi Da Xia selama belasan tahun itu akhirnya tiba saatnya untuk kembali ke semesta.
"Semoga perjalanan Dewa Pedang Da Xia ke langit aman." Entah siapa yang pertama berteriak, kemudian semakin banyak suara bergema dari tiga benteng pertahanan!
"Semoga perjalanan Dewa Pedang Da Xia ke langit aman!"
"Semoga perjalanan Dewa Pedang Da Xia ke langit aman!!!"
“……”
Teriakan para Penjaga Malam menggema ke angkasa, di tembok luar Benteng Jialin, mata Guan Zai memancarkan kepahitan.
Dia dan Zhou Ping sudah saling mengenal sejak belasan tahun lalu. Saat Zhou Ping menyatu dengan Jalan dulu, dia pernah merasakan kekecewaan. Tapi kali ini dia sangat paham... Zhou Ping takkan pernah kembali.
"Dia akhirnya pergi..." Lu Wuwei mendekat dari samping tembok, menghela napas panjang.
"Tidak." Guan Zai berbicara pelan, "Dunia manusia yang kacau ini takkan pernah bisa mengurung hati murni bagai kristal... Dia hanya meninggalkan dunia kita, mencari dunia fana miliknya sendiri."
Seolah mendengar suara dari dunia manusia, siluet berbaju hitam dalam kilau pedang perlahan menoleh... Memandang sekali lagi ke dunia ini.
Kemudian, sosoknya benar-benar menghilang dalam cahaya gemilang.
Mungkin di masa depan nan jauh, akan ada yang mewarisi secercah hukum pedang itu, menjadi Dewa Pedang Da Xia baru... Tapi Dewa Pedang Dunia Fana Zhou Ping, telah menjadi legenda abadi.
【Kunci Gerbang】Tanpa diketahui kapan, sudah menghindar hingga radius puluhan li di luar, Nya memandang jauh ke arah lubang mengerikan itu, bola mata menyipit.
“Kalau dia benar-benar ingin membunuhku, menggunakan kekuatan Gerbang Kebenaran… Bukan tak mungkin ditahan… Sayang, dia tidak terjebak.”
Nya mengibaskan lengan baju yang dipenuhi debu dunia, mengalihkan pandangan dari kilau pedang yang menghilang, kembali memandang hamparan semesta yang tak bertepi ini… Nya tertawa kecil, “Tapi, Da Xia yang ini, tak ada lagi yang bisa menghalangiku.”
“Lin Qiye… Lebih baik kau cepat kembali, kalau tidak, saat kau pulang nanti, Da Xia sudah jadi neraka di dunia manusia…”
“Aku menantimu di neraka.”
……
Di kegelapan semesta yang tak bertepi.
Lin Qiye yang mengambang bagai patung batu di udara kosong, tiba-tiba membuka lebar-lebar bola matanya!
Jantungnya berdetak dengan kecepatan luar biasa, bola matanya merah darah, telapak tangannya menyambar ke depan seolah ingin menebas seseorang, tapi akhirnya membeku di langit-langit…
Ia menatap kehampaan di hadapannya, dada yang berubah-ubah perlahan kembali tenang, setelah waktu yang tak diketahui, ia menghela napas panjang.
“Klonku akhirnya mati juga… Entah, apakah Guru berhasil membunuh 【Kambing Hitam】?” Lin Qiye mengambang sendirian di semesta, bergumam.
Kini klon telah jatuh, satu-satunya hubungannya dengan Da Xia terputus, ia tak lagi bisa mengetahui informasi apapun, apakah 【Kekacauan】 sudah mati? Apakah Guru berhasil? Bahkan jika kedua ini sudah dihancurkan, lalu bagaimana dengan 【Kunci Gerbang】 yang tiba-tiba muncul itu, harus ditangani bagaimana?
Sebelumnya, Da Xia sama sekali tak mengantisipasi 【Kunci Gerbang】 akan turun secara mencurigakan, dalam rencana awal mereka, asalkan bisa membunuh 【Kekacauan】 dan 【Kambing Hitam】, mereka akan segera mengerahkan pasukan untuk menghabisi An Qingyu, memutus satu-satunya jalur turunnya 【Kunci Gerbang】...
Tak disangka, 【Kunci Gerbang】 malah datang secepat ini!
"Bahkan jika Biksu Takdir dan Guru berhasil sekalipun, Da Xia sekarang tak punya orang yang bisa menandingi 【Kunci Gerbang】... Sialan!"
Lin Qiye memandang sekeliling semesta, gelisah bukan main. Sekarang dia sudah jauh meninggalkan sekitar tata surya. Jujurlah, di posisi apa dia sekarang, seberapa jauh dari bumi, dirinya sendiri pun tak tahu. Meski ingin berbalik ke bumi untuk bertempur melawan 【Kunci Gerbang】, sama sekali tak sempat!
Dengan cara 【Kunci Gerbang】, berapa lama yang dibutuhkan untuk benar-benar menghabisi semua dewa-dewa manusia dan langit-langit, menghancurkan pertahanan 'Penjaga Malam', memusnahkan Da Xia...?
Bagi seorang Dewa Tiang, ini terlalu mudah.
Meski tahu situasi Da Xia saat ini sangat payah, Lin Qiye tak sanggup berbuat apa-apa. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah terus menyusuri arah ini... Tapi apa yang ada di depan, dia pun tak tahu.
Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, kilau tekad bulat berkedip di sorot matanya. Mengabaikan apakah kesehatannya bisa menerima Pedang Ame-no-Murakumo lagi, dia menggerakkan 【Wang Quan Zhi Shou】 hingga menyatu sepenuhnya dengannya. Tubuhnya terus meruntuhkan udara kosong, melintasi dimensi ke depan!
Lebih cepat... Lebih cepat lagi!
Sekarang masa depan seluruh umat manusia ada di tangannya. Setiap detik yang terbuang akan mendorong bumi semakin dekat ke jurang kehancuran... Dengan gila ia terus menembus udara, hingga ketika [Tangan Kekuasaan Tertinggi] habis waktunya dan terpaksa terpisah, wajahnya telah pucat seperti kertas.
“……Tidak cukup, LAGI!”
Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, kembali membuka [Tangan Kekuasaan Tertinggi], memaksakan Pedang Ame-no-Murakumo menyatu dengan tubuhnya, lalu menghilang dengan kilatan cahaya...
Chapter 1988 Perjanjian Suci Ketiga
Lin Qiye tak ingat berapa kali menyatukan Pedang Ame-no-Murakumo. Setiap kali [Tangan Kekuasaan Tertinggi] mencapai batas waktu dan terlepas, ia akan segera menggerakkannya kembali tanpa ragu, menyatukannya ke tubuh.
Siluet cahaya bergerak dengan kecepatan luar biasa di angkasa, gugusan bintang-bintang terus mundur di belakangnya. Setiap kali berkedip, ia telah berada di dimensi yang berbeda.
Efek samping dari [Tangan Kekuasaan Tertinggi] membuat kesadaran Lin Qiye semakin kabur. Bahkan Hongmeng Lingtai pun tak sanggup menahan intensitas tinggi penyatuan artefak suci dan lompatan dimensi ini.
Ia bagai penjelajah yang memikul tekanan dan harapan, bergerak maju di jurang keputusasaan. Mempertaruhkan segalanya, dengan gigih berusaha menemukan kemungkinan untuk memutar ulang takdir.
Kemungkinan itu nyaris mustahil. Di masa lalu, mungkin Lin Qiye bisa menemukannya, tapi sekarang berbeda...
Sekarang, tak ada lagi mukjizat untuknya.
Dalam pelompatan dimensi yang tak terhitung jumlahnya, kesadaran Lin Qiye semakin terjerumus dalam kekacauan. Kegelapan yang terisolasi itu perlahan mengikis pandangannya dari semesta, hingga akhirnya penglihatannya benar-benar gelap gulita.
Lin Qiye yang tak sadarkan diri itu terus mengambang perlahan ke kedalaman semesta mengikuti arah tetap, bagai mayat yang terombang-ambing di permukaan laut.
……
Da Xia.
"Apa katamu? 【Kunci Gerbang】menghilang?" Mendengar informasi ini, alis Guan Zai berkerut rapat.
"Benar, setelah Dewa Pedang membantai 【Kambing Hitam】, Nya langsung lenyap." Seorang 'Penjaga Malam' menjawab serius, "Anak domba Hitam yang tersisa sudah kami basmi, sedang membersihkan medan perang... Tapi 【Kunci Gerbang】memang sudah tidak ada."
Hilangnya 【Kunci Gerbang】seharusnya menjadi kabar baik. Yang paling dikhawatirkan Guan Zai adalah jika setelah Zhou Ping meredup, 【Kunci Gerbang】langsung membantai habis-habisan...
Tapi entah mengapa, mendengar kabar hilangnya Nya justru membuat hati Guan Zai semakin waspada.
【Kunci Gerbang】pasti berniat menghancurkan Da Xia. Tapi kini Nya tidak buru-buru bertindak, mungkin karena masih ada urusan lebih penting?
"Ada kabar dari tempat penampungan lain?"
"Tidak, semua tempat penampungan aman, tidak ada serangan musuh..."
"Aneh... Ke mana Nya pergi di jam segini?" Gumam Guan Zai sambil termenung.
“Di depan Benteng Jialin, para pasukan sedang membersihkan medan perang yang porak-poranda, membakar habis setiap jenazah anak domba Hitam untuk mencegah kontaminasi. Langit-langit manusia dan dewa-dewa yang telah membasmi bagian terakhir makhluk itu juga semakin berkumpul di sekitar benteng.”
“Kuroto Yuzuri, Wu Tongxuan, Athena, Wang Mian, Guru Chen... Pandangan Guan Zai terus menyapu para hadirin. Tiba-tiba, dia seperti teringat sesuatu.”
“Shen Qingzhu... Shen Qingzhu?”
“Tuan Shen dan Tuan Wu Quan pergi mengetuk lonceng.”
“Mengetuk lonceng?”
“Komandan Lin pernah berkata sebelum ke medan perang, jika terjadi insiden tak terduga, ketuklah Donghuang Zhong... Sekarang 【Kambing Hitam】 dan 【Kekacauan】 sudah mati, tapi 【Kunci Gerbang】 tiba-tiba turun. Bukankah ini termasuk 'insiden tak terduga' yang dimaksud Komandan Lin? Jadi sebelum perang selesai, Tuan Shen langsung memimpin tim ke Pegunungan Qilian untuk mengetuk lonceng.”
“Donghuang Zhong, Perjanjian Suci Ketiga...”
“Guan Zai berpikir sejenak, 'Kapan mereka berangkat?'”
“Sekitar belasan menit lalu.”
“Belasan menit... Dengan kecepatan Shen Qingzhu dan Wu Quan, seharusnya sudah sampai sejak lama.” Bola mata Guan Zai menyipit tajam, tiba-tiba memandang ke suatu arah dengan ekspresi sangat tegang, “Tapi mengapa sampai sekarang... Kita belum mendengar dentang lonceng?”
……
“Pegunungan Qilian.”
“Dua siluet melesat melintasi langit.”
“Sampai.” Pandangan Shen Qingzhu menghantam rangkaian pegunungan di kejauhan. Sayap kelabunya perlahan merapikan diri, tubuhnya mendarat di depan salah satu puncak gunung.”
“Kak Qingzhu, apa kita benar-benar harus mengetuknya sekarang?” Wu Quan di sebelahnya bertanya, “Kak Qiye sebelumnya bilang, harus menunggu sampai terjadi insiden tak terduga, saat kondisi genting baru mengetuknya... Apakah sekarang masih terlalu pagi?”
“Tidak bisa ditunda lagi.” Shen Qingzhu berkata dengan tekad kokoh, “Klon Lin Qiye sudah tumbang, Kuil Dewa Leluhur dan Guru semuanya menghilang, Da Xia tidak ada yang bisa menahan 【Kunci Gerbang】... Jangan lupa, 【Kunci Gerbang】 adalah dewa mahatahu dan mahamelihat yang bisa meramal masa depan, bisa melihat masa depan setelah Perjanjian Suci Ketiga diaktifkan... Jadi, Dia pasti akan mencoba menghentikan kita... Kita harus berhasil mengetuk Donghuang Zhong sebelum Dia melepaskan diri dari medan perang!”
Mendengar ini, wajah Wu Quan langsung tegang.
Hampir lupa kemampuan merepotkan milik 【Kunci Gerbang】 ini...
Tanpa ragu, dia langsung mengangkat telapak tangan, menekan ke arah lonceng perunggu raksasa di puncak gunung. Dengan 【Dominasi Kaisar】 yang dimilikinya, dia bisa mengendalikan Donghuang Zhong untuk berbunyi tanpa perlu mendekat, ini juga cara mengetuk lonceng tercepat saat ini!
Namun, tepat saat telapak tangannya hampir menekan, lonceng perunggu raksasa yang berdiri tegak di puncak gunung itu tiba-tiba mengaburkan, seolah ruang di sekitarnya terlipat!
Dalam persepsi Wu Quan, Donghuang Zhong tiba-tiba berada di luar radius kemampuannya, akhirnya hanya menekan udara kosong.
Melihat ruang terdistorsi itu, alis Shen Qingzhu berkerut rapat.
Kecepatan mereka sudah sangat cepat, tapi meski begitu, tetap tidak berhasil mengejar ya...
Dalam ruang terdistorsi, sebuah pintu metaforis terbentuk. 【Kunci Gerbang】 yang berjubah hitam dengan tenang mendorongnya terbuka, berdiri di atas kehampaan di puncak Donghuang Zhong, tersenyum mengawasi Shen Qingzhu dan rekannya di kaki gunung.
“Pantas saja kau Shen Qingzhu... Reaksimu jauh lebih cepat dari yang lain. Sayang, secepat apapun gerakanmu, takkan sanggup menyaingi waktu.” 【Kunci Gerbang】 berbicara penuh teka-teki, “Dengan dibunyikannya Donghuang Zhong, 【Perjanjian Suci】 teraktivasikan. Kepulangan masa lalu, pertarungan hidup-mati... Syarat ketiga yang diikrarkan Lin Qiye ini sungguh brilian! Dua kalimat 'Kepulangan masa lalu' dan 'Pertarungan hidup-mati' memiliki banyak interpretasi. Semakin kabur maknanya, semakin banyak kemungkinan realisasi. Dalam masa depan yang kulihat, sudah ada enam cara penggenapan berbeda - beberapa diantaranya bahkan bisa mengancamku. Sayangnya... Gadis yang bersama mereka mengikrarkan perjanjian itu sudah kehabisan tenaga. Beberapa metode penggenapan paling berbahaya bagiku mustahil terwujud. Contohnya, kembalinya Surga; atau kebangkitan Zhou Ping... Tentu saja dua cara ini terlalu sulit. Mungkin hanya Yelander sendiri yang sanggup mewujudkannya. Dia cuma langit-langit manusia, meski mempertaruhkan nyawa pun takkan berhasil.”
Suara 【Kunci Gerbang】 bergema dalam kabut. Di kaki gunung, alis Shen Qingzhu semakin berkerut rapat.
Zhou Ping adalah Dewa Pedang Da Xia, dewa tertinggi yang tak tergantikan di dunia manusia. Membangkitkannya memang mustahil bagaikan naik ke langit... Tapi Surga sendiri tidak musnah, hanya tertidur lelap dan hanyut ke alam semesta. Mengapa dalam perkataan 【Kunci Gerbang】 seolah mereka takkan pernah kembali?
“Kalau beberapa cara membalas lain tidak bisa menimbulkan ancaman untukmu, mengapa kamu sengaja menghalangi kami?” suara berat Wu Quan menggema.
Chapter 1989 Masa Depan yang Tak Pernah Terlihat
“Aku berbeda dengan si gila 【Kekacauan】 itu... Demi memuaskan kesenangan diri-Nya, Dia bahkan rela membantu kalian mengetuk Donghuang Zhong.” 【Kunci Gerbang】 menyipitkan bola matanya yang sebesar bekas jarum, “Tapi aku tidak menyukai risiko apa pun, dan tidak akan memberi kalian kesempatan sedikitpun... Segala sesuatu yang berpotensi mengancamku, akan kupadamkan dalam buaian.”
Melihat ini, Wu Quan bertanya dengan suara tertahan:
“Kak Qingzhu... Sekarang harus bagaimana?”
Shen Qingzhu menatap siluet berbaju hitam di balik kabut abu-abu, beberapa saat kemudian berkata dengan tenang: “Aku yang akan menahan-Nya, kau yang mengetuk lonceng.”
“Kamu mau sendirian menahan Nya? Dia adalah 【Kunci Gerbang】，bahkan Nyx dan Kak Qiye saja kalah di tangan Nya，pergi sendirian terlalu berbahaya!” Wu Quan langsung menggelengkan kepala.
“Perjanjian Suci Ketiga harus diaktifkan.” Sayap abu-abu terbuka lebar di punggung Shen Qingzhu，dia mengeluarkan sebatang rokok dari dekapan dan menyalakannya，menarik nafas dalam-dalam...
“Bahkan jika tidak bisa diaktifkan，semakin lama kita menahan Nya di sini，warga di arah sana akan semakin aman. Kalau membiarkan orang ini meninggalkan Pegunungan Qilian...dunia manusia akan menjadi neraka.”
Asap samar mengalir deras dari mulut Shen Qingzhu，suaranya berhenti，dia pun menerjang bagai kilat merah marun menuju kabut abu-abu yang bergelora!
Melihat Shen Qingzhu sudah berangkat, Wu Quan hanya bisa mengeratkan giginya dan berlari kencang menuju Donghuang Zhong di puncak gunung. Semakin cepat dia mengetuk Donghuang Zhong, semakin cepat Shen Qingzhu bisa lepas dari bahaya. Saat ini, dia ingin sekali memiliki sayap seperti malaikat.
Tentu saja, kecepatan Wu Quan hampir menyamai Shen Qingzhu. Di bawah pengaruh kekuatan, tanah di bawah kakinya langsung tersobek. Sebuah batu raksasa menopang tubuhnya menyembur ke langit, dan dalam kurang dari satu detik sudah sampai di puncak gunung!
Saat dia mencoba menembus dimensi yang terdistorsi itu untuk menyentuh Donghuang Zhong, tubuhnya tiba-tiba melambat dan mengabur bagai terjebak dalam kubangan lumpur...
Pada saat ini, Wu Quan merasa jarak antara dirinya dengan Donghuang Zhong hanya beberapa meter, namun terasa sejauh ratusan kilometer. Meski sudah berlari kencang ke depan, gerakannya masih seperti semut merangkak dibandingkan dengan lonceng itu. Ruang di sekitarnya memanjang tanpa batas.
“Sialan…” Sorot mata Wu Quan dipenuhi kegelisahan.
Bersamaan dengan itu, sosok merah marun telah muncul di atas kabut abu-abu!
Shen Qingzhu menginjakkan kaki. Sayap kelabu di belakangnya meleleh seketika, dunia abu-abu pucat terbentang di bawah kakinya, menyelubungi seluruh pegunungan.
Secercah nyala menyilaukan muncul dari rokok di sudut mulutnya, pada momen berikutnya berubah menjadi naga lilin yang menggelegar, menguasai puluhan warna abu-abu, menerjang ke arah siluet berjubah hitam dengan gigitan ganas!
【Kunci Gerbang】hanya melirik datar ke arah naga lilin itu, lalu mendorongnya dengan jari.
Raungan naga lilin tiba-tiba membeku di langit-langit, kemudian seolah ditembus senjata tak kasat mata, dari kepala mulai berkeping-keping meledak. Bara api bertebaran jatuh dari langit kelabu, sama sekali tak menyentuh【Kunci Gerbang】seinci pun.
Senjata tak kasat mata itu menyobek tubuh naga lilin, langsung terbang menuju Shen Qingzhu di belakang!
Pupil Shen Qingzhu menyempit halus, segera menghindar ke samping. Tepat saat itu aliran waktu di sekujur tubuhnya melambat, belum sempat bergeser setengah meter, sebuah lengan sudah meledak dahsyat!
Shen Qingzhu tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut, dunia kelabu bagai air laut berputar balik ke dalam tubuhnya, tubuhnya terjatuh ke tanah!
Dug——!!
Debu beterbangan di antara puing-puing berantakan, Shen Qingzhu berdiri susah payah, darah merah segar merendam tanah.
Terlalu kuat...
Meski Shen Qingzhu sudah termasuk dewa utama kelas tertinggi, menghadapi【Kunci Gerbang】ia tetap hanya bisa dipukuli. Sendirian, bahkan mendekat pun hampir mustahil.
"Menyerahlah... Di semua masa depan yang kulihat, kalian tak punya peluang menang."【Kunci Gerbang】berdiri di atas kabut abu-abu, berbicara datar, "Jangankan cuma kalian berdua, bahkan semua dewa utama dan langit-langit manusia Da Xia bersatu pun, bukan lawanku."
Shen Qingzhu memuntahkan bubur darah di mulutnya, tidak terlihat sedikit pun rasa terpuruk di sorot matanya. Dia kembali menyembur ke langit, aroma Sumber Asal Neraka menyebar dengan gila!
Shen Qingzhu sangat paham, cara serangan biasa sama sekali tak mungkin melukai 【Kunci Gerbang】. Kesehatannya juga sulit menahan beberapa serangan lagi. Jadi, dia hanya bisa langsung menggunakan kartu as terakhirnya... yaitu Sumber Asal Neraka yang telah diserapnya!
Hanya dengan begini, barulah ada kemungkinan menimbulkan secuil ancaman bagi 【Kunci Gerbang】!
Seiring aroma Sumber Asal Neraka yang menyebar liar, sayap kelabu di punggung Shen Qingzhu seolah terkena noda tinta, mulai menghitam. Asap hitam dingin bernuansa pembunuhan beterbangan dari kehampaan, samar-samar membentuk deretan siluet Malaikat Jatuh dan iblis!
Aura Shen Qingzhu melonjak dengan kecepatan luar biasa. Kedua bola matanya pun dicat hitam. Saat telapak tangan terakhirnya menyusup ke dadanya, sebuah bayangan hitam tercabut dari Sumber Asal Neraka yang berkedip-kedip itu!
Itu adalah sebilah pedang hitam dengan bentuk yang mengerikan!
Begitu pedang ini terpapar di udara, suhu sekitar tiba-tiba turun drastis. Bayangan neraka bergelombang dari tubuh Shen Qingzhu. Wujud para malaikat terjerumus dan iblis semakin mengeras. Mereka mengikuti ketat di belakang malaikat hitam bersayap enam, bagai pasukan neraka yang bergerak megah!
Sebilah jubah merah marun menari liar dalam angin, Shen Qingzhu menggetarkan sayap hitamnya, dalam sekejap menyambar ke atas 【Kunci Gerbang】, pedang neraka tiba-tiba ditebas!
Seketika, langit dan bumi berubah warna!
Melihat ini, 【Kunci Gerbang】 memancarkan kilau dingin di dahinya, "Tidak tahu diri, kau kira aku tidak bisa membunuhmu?"
Nya berdiri di atas kabut abu-abu yang bergelora, mengangkat telapak tangan lagi untuk menyentuh pedang hitam itu. Tiba-tiba, bayangan semu seorang malaikat terjerumus di belakang pasukan neraka Shen Qingzhu bergetar, kilau abu-abu merendam bola matanya, cahaya misterius mulai mekar dari dalam.
Merasakan perubahan canggung dalam inti neraka, Shen Qingzhu yang sedang menebaskan pedang pun sedikit tertegun...
Hampir bersamaan, bayangan malaikat terjerumus itu tiba-tiba mengangkat kedua tangan, suara berat bergema di seluruh semesta:
"Pengadilan Dosa..."
Malaikat terjerumus yang tiba-tiba kehilangan kendali ini tak lain adalah Uriel - sang malaikat penghukum yang dulu mengadili Lin Qiye dan An Qingyu di neraka!
Beberapa hari lalu, "Dosa Masa Depan"-nya masih terhubung dengan aliran waktu, memungkinkan An Qingyu dan Lin Qiye berbicara melintasi ruang-waktu... Kini, tanpa kendali siapapun, ia bertindak lagi.
Saat empat karakter ini muncul, 【Kunci Gerbang】 yang berdiri tegak di atas kabut abu-abu itu tiba-tiba bergetar hebat!
"Pupil sebesar bekas jarum itu tak bisa menahan diri membesar, lengan yang terangkat membeku di langit-langit, bahkan kabut abu-abu di sekitarnya berputar liar seolah ada sesuatu yang sedang memperebutkan kendali atas tubuh ini!"
"Kamu？？Kamu berani melawanku？？!" Wajah【Kunci Gerbang】yang biasanya tenang bagai jurang tiba-tiba menjadi mengerikan!
Dalam semua prediksi-Nya, perubahan tak terduga ini sama sekali tidak muncul!
Pada momen berikutnya, pupil yang terus menyempit dan melebar itu perlahan mendekati mata normal, sebuah jiwa yang terpendam di kedalaman tubuh tiba-tiba melompat bangkit!
Chapter 1990 Waktu yang Mengalir Mundur
Dalam sekejap mata itu, pedang neraka hitam legam itu sudah menyambar!
Kilau pedang menyobek tubuh【Kunci Gerbang】, meninggalkan bekas tebasan yang hampir menembus badan, darah merah segar menyembur seperti panah hingga menodai kabut abu-abu di samping dengan semburat merah...
Shen Qingzhu sendiri tak menyangka tebasan pedangnya bisa benar-benar melukai【Kunci Gerbang】, pergelangan tangannya langsung berputar dan menghujamkan pedang lagi ke leher-Nya!
Seketika, tatapan yang berkabut itu kembali menyipit tajam, Gerbang Kebenaran raksasa tiba-tiba muncul dari kabut abu-abu!
Dang——!!
“Pintu batu abu-abu pucat itu tepat menghalangi Shen Qingzhu dengan 【Kunci Gerbang】. Pedang Neraka menghantam permukaan pintu, tak meninggalkan secercah luka goresan. Guncangan balik merambat melalui bilah pedang ke lengan Shen Qingzhu, memaksanya mundur beberapa langkah tak terkendali!”
Shen Qingzhu tak tahu apa yang terjadi pada tubuh 【Kunci Gerbang】, tapi ini jelas momen terbaik untuk melawan. Saat ia mencoba menghindari pintu ini untuk melanjutkan pengejaran, pintu raksasa yang tertutup rapat itu perlahan terbuka...
“Hanya dengan jiwa manusia sepertimu, berani mencoba menekanku??”
Di seberang Gerbang Kebenaran, siluet berdarah 【Kunci Gerbang】 memaksakan keseimbangan di atas kabut abu-abu, berteriak keras ke dalam kehampaan!
Saat Gerbang Kebenaran terbuka, telapak tangan pucat raksasa yang menutupi langit menjulur dari balik pintu, bagai puluhan bintang yang menyatu, memancarkan tekanan mati lemas, menindih ke bawah ke arah Shen Qingzhu yang tak berarti di depan pintu!
Serangan 【Kunci Gerbang】 kali ini jelas berniat membunuh. Serangan level ini bagi Shen Qingzhu, sekali terkena, sama sekali tak ada kemungkinan selamat!
Saat pintu terbuka dan tangan raksasa muncul, waktu di sekitar Shen Qingzhu seakan membeku. Ia berdiri kaku di bawah bayangan tangan raksasa itu.
Dengan menggenggam Pedang Neraka, puluhan bayangan neraka di belakangnya menerjang tangan raksasa atas tekadnya, tapi justru remuk menjadi kehampaan, sama sekali tak bisa menghalangi!
Shen Qingzhu melotot dengan kuat ke arah tangan raksasa yang menghujam, tepat ketika dia hampir tertimpa, tangan kolosal yang menutupi langit bersama Gerbang Kebenaran bergetar serentak, lalu berubah menjadi kabut abu-abu samar yang berhamburan ke segala penjuru...
Langsung setelah itu, suara menggema dari balik kabut!
"Masih menunggu apa?! Cepat ketuk loncengnya!!"
Suara ini sangat familiar bagi Shen Qingzhu, merupakan suara 【Kunci Gerbang】 yang baru saja berbicara... atau bisa juga suara "Gu Wang" lainnya.
Bersamaan dengan suara tersebut, distorsi ruang yang menyelimuti Donghuang Zhong langsung menghilang, Wu Quan yang terjebak di dalamnya kembali ke dimensi normal dengan sorot mata yang tampak kebingungan...
Mendengar ini, tanpa ragu sedikit pun dia langsung menghantam Donghuang Zhong yang berada dalam jangkauan telapak tangannya!
Tapi tepat saat jarinya menyentuh Donghuang Zhong, tubuhnya kembali terperosok dalam kubangan distorsi ruang...
Donghuang Zhong tetap membisu.
"Main aku??!" Wu Quan mengumpat dalam hati sambil berjuang mati-matian mencoba menembus lapisan distorsi ruang itu!
Tubuhnya mulai memancarkan kilau kemerahan, aura-nya melesat dengan kecepatan luar biasa, dalam sekejap berhasil menembus batas level dan mencapai kemampuan tempur setara Dewa Utama!
【Darah Kaisar Merah】!
Pada masa Dinasti Han, Huo Qubing pernah mengajarkan teknik rahasia super【Dominasi Kaisar】 ini kepada Wu Quan. Dulu, Huo Qubian mengandalkan kekuatan【Darah Kaisar Merah】, dengan tubuh setara langit-langit manusia, hampir membunuh seorang dewa Cthulhu sendirian!
Sementara itu, siluet berjubah hitam di atas kabut abu-abu itu memeluk kepalanya sendiri dengan erat, berguling-guling di tempat seperti orang gila!
"Kau pikir bisa mengalahkanku?! Andai saja sebagian kecil kesadaranku belum turun, sudah kubinasakan kau sepenuhnya!!" Pupil mata【Kunci Gerbang】 perlahan menyempit, sambil mengeratkan gigi berkata, "Tanpa aku, kau bukan apa-apa!"
Hah——!!
Sebilah pedang hitam legam menusuk dadanya dalam sekejap!
Kekuatan neraka yang dingin dan mengerikan merambat melalui pedang, menyusup gila-gilaan ke dalam tubuh-Nya.【Kunci Gerbang】 tiba-tiba menyemburkan beberapa kali darah, tanpa disadari Shen Qingzhu sudah berdiri di hadapan-Nya, pandangan mata penuh niat membunuh!
"Hei, 【Kunci Gerbang】..." Shen Qingzhu menggenggam gagang pedang, berbicara dengan tegas, "Kembalikan wakil kapten kami... padaku!!"
Sreeeek!
Pedang membelah tubuh di balik jubah hitam itu mulai dari dada, menyambung dengan bekas pedang sebelumnya, merobek-robeknya sepenuhnya!
Tapi saat melihat kondisi tubuh itu, pupil mata Shen Qingzhu menyempit tajam!
Di dalam tubuh ini... tidak ada organ dalam!
Semua organ dalam yang dimiliki manusia, tidak ada dalam tubuh ini. Ini seperti cangkang kosong yang dibentuk dari tulang dan daging serta darah, berkeliaran di dunia. Tapi ini juga berarti, orang di hadapan mata ini sama sekali tidak memiliki titik vital yang disebut-sebut.
【Kunci Gerbang】 menengadah, di sorot mata sebesar bekas jarum itu, kemarahan menyebar dengan cepat!
“Bagus... Kalian mati bersama saja!!”
Begitu suaranya berhenti, waktu dalam radius seratus meter diubah, waktu mulai mengalir dengan kecepatan luar biasa!
Tapi arah aliran waktu ini adalah "lalu".
Shen Qingzhu menggenggam Pedang Neraka, lengan yang meledak berhamburan itu langsung kembali. Dia belum sempat berbuat apa-apa, kekuatan ilahinya mulai menyusut. Hanya dalam dua detik, dia malah terjatuh ke tingkat langit-langit manusia!
Sumber Asal Neraka dipaksa keluar dari tubuhnya, hukum yang mengatur kembali ke semesta, wujud dewa seolah tak pernah ada... Bahkan wajah berhiaskan kumis dan janggut itu terlihat jelas menjadi muda, mulai tumbuh kembali ke arah penampilan pemuda!
Hati Shen Qingzhu seolah jatuh ke lubang es!
Waktu diputar ulang?!
Hanya dalam dua detik, waktu Shen Qingzhu terputar balik sekitar lima tahun. Dengan kecepatan ini, tidak sampai sepuluh detik, dia akan kembali menjadi kandungan, akhirnya lenyap dalam kehampaan... Saat itu, dia seolah tak pernah lahir, menghilang dari dunia ini.
Dengan umur Shen Qingzhu, mempercepat pelapukan hingga mati butuh puluhan detik... Tapi mencabutnya secara terbalik hanya perlu beberapa detik.
Ini adalah keunggulan dan kelemahan dari usia muda.
Langit-langit manusia, "Klein", "Wu Liang", "Laut", "Sungai!"
...Tingkatan Shen Qingzhu jatuh dengan kecepatan yang luar biasa, pedang neraka itu telah menghilang tanpa jejak, dia seperti pemuda yang kehilangan kekuatan, selain sepasang tangan kosong, sama sekali tidak memiliki cara menyerang lainnya.
Dua detik kemudian, Shen Qingzhu telah berubah menjadi pemuda berusia enam belas tujuh belas tahun.
Dia menatap tajam ke 【Kunci Gerbang】, meninju-Nya berkali-kali dengan kepalan tangan. Meski penampilan dan posturnya masih terlihat hijau, namun sorot mata penuh ancaman dan tekad bulat di matanya tak pernah redup... Hanya saja, tinju-tinju itu tak lagi bisa melukai 【Kunci Gerbang】.
"Kembalilah ke kehampaan..." 【Kunci Gerbang】 mencemooh sambil menyemburkan darah merah segar, tubuhnya terlihat lemah tak berdaya.
Saat Shen Qingzhu terus berubah menjadi bentuk yang lebih muda, sebuah siluet hijau raksasa terjatuh dari langit!
Duum——!!
Lonceng kuno perunggu yang megah sepenuhnya menyelimuti Shen Qingzhu. Wu Quan yang sekujur tubuhnya memancarkan cahaya merah berdiri di atas Donghuang Zhong, bola matanya dipenuhi garis-garis darah!
"Kak Qingzhu jangan takut... Selama aku masih hidup, Dia takkan bisa membunuhmu!!"
Chapter 1991 Payung
Shen Qingzhu yang terjebak dalam Donghuang Zhong tiba-tiba membeku di tempat.
Saat Donghuang Zhong menyelimutinya, waktu seolah terisolasi sepenuhnya, tubuhnya juga berhenti melakukan backtracking ke usia yang lebih muda.
“Wu Quan？！Wu Quan！！” Pemuda Shen Qingzhu seolah tersadar akan sesuatu, memukul dinding dalam Donghuang Zhong dengan keras sambil berteriak, “Apa yang kau lakukan!? Keluarkan aku dari sini！！”
Bagian dalam Donghuang Zhong membentuk dimensi tersendiri. Meski dipukul sekuat tenaga dari dalam, Donghuang Zhong tetap tak tergoyahkan, hanya mengeluarkan deretan suara sayup-sayup.
Di tengah hujan waktu yang deras, Donghuang Zhong yang berdiri megah bagai payung raksasa, diam-diam melindungi Shen Qingzhu dari segala bahaya dan penderitaan...
Di luar Donghuang Zhong, Wu Quan dalam kondisi 【Darah Kaisar Merah】 memancarkan aura menakutkan, seolah seluruh isi dunia tunduk di bawah kendalinya！
“Kau...” 【Kunci Gerbang】 hendak berbicara, namun bola matanya kembali bergetar. Nya terpaksa menangkupkan kepala dengan kedua tangan, bertarung sengit melawan jiwa yang memberontak gila！
Langkah Wu Quan memasuki medan perang ini sekaligus membawanya ke bidang waktu yang mengalir mundur. Kilau 【Darah Kaisar Merah】 pada tubuhnya memudar, tingkatan kekuatannya yang semula setara langit-langit manusia pun merosot drastis！
Usia Wu Quan lebih muda dari Shen Qingzhu, namun bakatnya lebih cemerlang. Dari orang biasa menjadi langit-langit manusia, hanya butuh enam atau tujuh tahun...
Ini juga berarti, dalam aliran waktu yang terbalik, kematiannya akan datang lebih cepat.
Wu Quan mendengar suara dari dalam Donghuang Zhong, kerumitan terpancar dari sorot matanya.
“Kak Qingzhu... Di dalam Donghuang Zhong terdapat efek penghambat aliran waktu. Di sini, kau bisa bertahan hidup...”
“Sisanya... serahkan saja padaku.”
Wu Quan tiba-tiba mengangkat telapak tangan dan menghantam keras ke permukaan lonceng perunggu di bawahnya!
Dang——!
Dang——!!
Dang——!!!
Seiring merosotnya tingkatan Wu Quan secara drastis, ia harus memukul Donghuang Zhong sekuat tenaga agar bisa menghasilkan gemuruh lonceng. Saat telapak tangannya pertama kali menyentuh, gemuruh lonceng menyapu luas dan menggema ke seluruh bumi!
Ketika telapak tangan kedua kalinya menyentuh, bekas telapak tangan berdarah tertinggal di permukaan lonceng perunggu, suaranya hanya sedikit lebih keras dibandingkan yang pertama;
Pada pukulan ketiga, Wu Quan yang kini sudah menjadi orang biasa langsung kehilangan telapak tangannya menjadi kabut darah oleh kekuatan balik Donghuang Zhong, organ dalamnya retak-retak, menyemburkan darah dari mulut sebelum tubuhnya terjatuh dari Donghuang Zhong!
Dang——Dang——Dang!!!
Tiga gemuruh lonceng ini bergema di langit dan bumi. Saat tubuh Wu Quan terjatuh, ia telah berubah kembali menjadi anak kecil berusia delapan tahun...
"Wu Quan!" Suara remaja Shen Qingzhu terus terdengar dari dalam lonceng. Kedua tangannya menghantam dinding dalam Donghuang Zhong dengan gila-gilaan, mencoba membalikkan atau mengangkatnya, tapi dengan postur dan kekuatan sekarang, mustahil baginya menggerakkan raksasa ini.
Bocah Wu Quan memegang dinding luar Donghuang Zhong, berjuang berdiri dari genangan darah. Darah segar mengalir dari lengannya yang patah, wajahnya pucat seperti kertas.
【Kunci Gerbang】，，，，，Nya……。
Wu Quanberdarah，Donghuang Zhong，matanya，，abu terbangmedan perang……
【selamatkan……ambulans……adik laki-laki atau perempuan…………】
【……kalianhidup。】
【Kakak Qingzhu……】
【kamu menyelamatkan……】
Kenangan，Shen Qingzhunama，terpaku lama，mulutsenyum tipis……
“Donghuang Zhong……Kak Qingzhu，kamusemua orang。”
bergumam。
darahmengalir，Wu Quankesadaranmengaburkan，Donghuang Zhongambang batangduduk，，tekad，berkata dengan suara lembut：
“Kak Qingzhu……Kak Qingzhu？aku berbicara？”
Shen QingzhusuaraDonghuang Zhongterdengar，mengulangi，Wu Quan menghela napas dengan pasrah，“mendengar……”
Padahal dia susah payahmemberanikan diri……
Dia duduk terkulai di genangan darah, pandangannya menyapu sudut lonceng Donghuang, setelah lama ragu-ragu, kembali bergumam:
“Kalau begitu... Harus ada sesuatu yang tertinggal, ‘kan?”
Dengan jari-jari kecilnya yang gemetar, dia mencelupkan beberapa tetes darah merah ke dalamnya, lalu mulai menggoreskan sesuatu di permukaan perunggu kuno lonceng itu... Sorot matanya dipenuhi keseriusan.
Seiring waktu yang perlahan berlalu, Shen Qingzhu tetap tak henti memukul dinding dalam Donghuang Zhong, sementara di luar lonceng, genangan darah merah itu telah membanjiri tanah, kesadaran Wu Quan tak tertahan lagi tenggelam dalam kegelapan...
Saat dia menggigit giginya, memaksakan diri menyelesaikan goresan terakhir, senyum tipis akhirnya mengembang di sudut mulutnya...
“Begini... baru benar...”
Dia menatap gambar sketsa kasar itu, kilau terakhir di matanya perlahan memudar, telapak tangan pucatnya pun lunglai jatuh ke genangan darah...
Jantungnya berhenti berdetak.
Angin kencang meraung di puncak gunung, dalam kesunyian maut dunia ini, seolah hanya tersisa dentuman dan teriakan Shen Qingzhu.
Di sisi lain gunung, sesosok siluet terhuyung-huyung melangkah maju.
“Sial... Mengapa jiwamu tiba-tiba sekuat ini? Mampu menembus belengguku??”
“Perjanjian Suci Ketiga, kepulangan dari masa lalu... Ternyata begitu... Ini juga termasuk dalam rencanamu...”
“Kau menyatu denganku... Baik masa lalu maupun masa depan... Aku melihat segalanya, tapi tak bisa melihatmu... Kau sudah menunggu hari ini sejak lama, ‘kan?”
Di atas tanah yang jauh, 【Kunci Gerbang】 memegang batu, dengan susah payah menjaga keseimbangannya. Sorot mata sebesar bekas jarum tak bisa menahan kekaburan. Wajah lemahnya memancarkan kejam, "Perjanjian Suci ini... Tak bisa menekanku lama... Sebentar lagi... Aku akan kembali..."
"Ketika kesadaranku yang terakhir turun... Ketika semuanya utuh... Saat itulah jiwamu akan tercerai-berai... Sebentar... Sebentar lagi..."
Sebelum kalimat terakhir selesai, siluet berjubah hitam itu limbung jatuh terlentang bagai orang pingsan.
Puluhan detik kemudian, sosok itu perlahan bangkit duduk.
"Hu..." Dia mengangkat telapak tangan, memijat pelipisnya dengan lemah, ekspresinya dipenuhi kelelahan, "Akhirnya kembali..."
Dia menopang tubuhnya dengan kedua tangan, bangkit dari tanah dengan susah payah. Saat hendak melangkah, tubuh bagian atas yang tercincang itu jatuh bagai tirai compang-camping... Seandainya ada organ dalam, mungkin sudah berhamburan di tanah, meregang nyawa.
Terpaksa dia berhenti, ujung jarinya menyeka retakan-retakan itu. Benang tak kasat mata langsung menjahit tubuh yang retak, bagai baju bertambal, kembali ke bentuk semula.
Usai semua itu, dia menyelimuti tubuhnya dengan jubah hitam, langsung melangkah menuju Donghuang Zhong.
Chapter 1992 Tidak ada
"Wu Quan!!"
“Pemuda Shen Qingzhu terjebak di dalam Lonceng Donghuang, bola matanya merah membara. Meski tidak tahu apa yang terjadi di luar, Wu Quan yang sendirian dalam arus waktu terbalik mungkin akan hancur lebur dalam hitungan detik, apalagi di luar masih ada 【Kunci Gerbang】!
Dia berusaha mati-matian membuka Lonceng Donghuang, namun benda itu tetap tegak seperti gunung... Dengan tarikan napas dalam, kilau tekad terpancar di sorot matanya.
Tangan meraba di balik jubah lebar, sebuah lencana jatuh ke telapak tangan. Dengan kondisi fisiknya yang sekarang sebagai orang biasa, menggunakan "Penarik Roh Iblis" untuk membangunkan area larangan secara paksa mungkin masih bisa membuka Lonceng Donghuang!
Bagaimanapun juga, dia tak bisa membiarkan janin itu menghadapi 【Kunci Gerbang】 sendirian!
Saat pisau "Penarik Roh Iblis" hendak ditusukkan ke tubuhnya, Lonceng Perunggu Raksasa yang menyelimutinya bergema keras lalu terhempas paksa membuka sudut!
Cahaya dari luar menyilaukan mata Shen Qingzhu yang sudah beradaptasi dengan kegelapan. Siluet berjubah hitam berdiam tenang di luar lonceng, mengangkat struktur raksasa itu dengan satu tangan.
Mata Shen Qingzhu yang menyipit tak bisa melihat jelas bola mata yang membelakangi cahaya. Tanpa ragu, pemuda itu menyambar pedang lurus di sampingnya dan menerjang siluet berjubah hitam!
Siluet berjubah itu tetap berdiam di tempat tanpa tanda-tanda menghindar.
Mata pedang berhenti tepat di depan lehernya.
“Kamu... Siapa?!” Shen Qingzhu menggeram dengan nada rendah.
“Menurutmu?” Siluet berjubah hitam melirik pisau yang sangat dekat itu, “Lepaskan pisau itu, serangan semacam ini tidak bisa membunuhku.”
Shen Qingzhu menatap bola mata kelabu itu, terdiam untuk waktu yang lama, baru perlahan menghembuskan tiga kata:
“An Qingyu?”
Di balik jubah hitam, wajah lelah itu tidak menyangkal, tapi juga tidak menjawab langsung.
Pandangannya mengarah ke suatu tempat, alis Shen Qingzhu berkerut, seakan teringat sesuatu, lalu menoleh ke arah yang sama, sorot matanya menyempit halus.
Di samping Donghuang Zhong, genangan darah merah tua merendam tanah.
“Wu Quan!!”
Tubuh Shen Qingzhu bergetar, berlari seperti orang gila ke arah itu, langkah kakinya menginjak-injak tetesan darah, mengangkat siluet sunyi yang terbaring dalam rona merah.
Namun, nafas telah lama menghilang dari sosok itu... Di wajah kekanak-kanakan, secercah senyum pucat menggantung di sudut mulut, bagai lega, bagai puas.
“Wu Quan...” Shen Qingzhu menggendong mayat dingin ini, pupilnya terus bergetar, mengikuti jejak darah itu, melihat di sudut Donghuang Zhong sebuah gambar sederhana yang dilukis darah secara acak... kekanak-kanakan bagai karya anak kecil.
Itu adalah payung berwarna darah.
Shen Qingzhu membeku di tempat bagai patung.
Jubah merah marun yang lebar mengepul tertiup angin, wajah pemuda itu seolah mencampurkan penyesalan dan kesedihan ke dalam air mata, terkubur dalam desiran angin.
“Seharusnya aku tidak membawanya ke sini...” Shen Qingzhu berbicara dengan suara serak, “...Akulah yang membunuhnya.”
“Ini adalah mimpinya sendiri, sekaligus akhir terbaik untuknya.” Sebuah siluet berbaju hitam mendekat pelan, “Dari anak nakal yang diabaikan di panti asuhan, menjadi pahlawan Da Xia yang berhasil membunyikan Donghuang Zhong... Kamulah yang menciptakannya.”
“Tidak, bukan aku yang menciptakannya... Dialah yang menciptakanku!” Sorot mata Shen Qingzhu memancarkan kesakitan, “Tanpa dirinya, setelah kebakaran itu... Shen Qingzhu pun takkan ada lagi di dunia ini.”
Mendengar kalimat ini, An Qingyu menyipitkan matanya sedikit.
“Jadi... Kau sudah tahu sejak lama?”
Shen Qingzhu tetap diam.
Dia duduk bagai patung di genangan darah itu cukup lama, baru perlahan meletakkan mayat dingin itu dengan hati-hati. Jubah merah marunnya sudah basah kuyup oleh darah...
Ia menoleh, sorot mata penuh garis-garis merah itu menatap tak lepas ke arah An Qingyu.
“Kau... lebih baik memberiku penjelasan.”
“Maaf, aku tidak bisa.” Dari balik jubah hitam, An Qingyu menutup matanya, “Segala yang kulakukan dan kukatakan sekarang akan didengar oleh-Nya... Meski beberapa hal sudah terbongkar, masih ada urusan penting lain yang belum selesai.”
Shen Qingyu terdiam sejenak, “Kalau begitu aku ubah pertanyaannya... Pernahkah kau mengkhianati kami?”
“Di balik sorot mata abu-abu An Qingyu yang sunyi, muncul riak kecil. Dia seperti seorang pengembara yang berjalan sendirian dalam kegelapan sambil memikul beban berat, menunduk, dan terdiam untuk waktu yang lama...”
“Tidak.”
Mendengar kalimat ini, ketegangan dan aura gelap di mata Shen Qingzhu tiba-tiba menghilang...
Dia menghela napas, lalu berbicara dengan tawa getir, "Kalau Lin Qiye bisa mendengar jawaban ini... pasti dia akan sangat bahagia."
An Qingyu menengadah, bola mata abu-abunya menatap jauh ke kedalaman langit, "Lonceng Donghuang sudah berbunyi... Dia akan segera kembali."
“Omong-omong, bagaimana dengan 【Kunci Gerbang】?”
“Aku menggunakan kekuatan Perjanjian Suci Ketiga untuk sementara menekan-Nya... Tapi aku tidak bisa bertahan lama.”
“Perjanjian Suci Ketiga?” Alis Shen Qingzhu berkerut, lalu seolah teringat sesuatu, “‘Kepulangan Masa Lalu’? Kau juga bagian dari ‘Masa Lalu’... Ternyata begitu, kau sudah meramalkan langkah ini??”
“【Kunci Gerbang】 ingin menggunakan tubuhku untuk turun ke ruang-waktu ini, sementara aku juga sedang menyatukan kekuatan-Nya... Dia bisa mahatahu dan mahamelihat, aku juga bisa.”
“Kalau begitu, mengapa tidak langsung kau bunuh saja?”
“【Kunci Gerbang】 tidak bisa dimatikan. Dia tetap berdiri tegak di atas aliran waktu. Bahkan jika kalian menghancurkan tubuhku ini, Dia bisa langsung menciptakan ‘aku’ yang baru di masa lalu... Tapi selama aku tidak mati, sebagian tanda kekuasaan-Nya akan selamanya berada di sini, tidak bisa lagi menciptakan ‘aku’ lain untuk menggantikan ‘aku’ yang sekarang... Intinya, membunuh 【Kunci Gerbang】 tidak sesederhana itu... Dengan kekuatanku sendiri, aku tidak sanggup.”
Shen Qingzhu mendengarkan penjelasan yang sangat rumit ini, seolah tidak memahami untuk sementara, dia juga tidak berniat bertanya lebih lanjut, hanya mengangguk tenang, "Jadi, apa kamu butuh bantuanku?"
"...Butuh."
"Bagaimana caranya?"
An Qingyu menatap Shen Qingzhu yang masih muda, perlahan mengangkat telapak tangannya, segumpal kabut abu-abu beterbangan di belakangnya, kemudian Gerbang Kebenaran yang raksasa itu terbentuk tanpa jejak!
An Qingyu berjubah hitam berdiri di depan gerbang yang menjulang bagai pilar langit, bagai penguasa mutlak yang mengendalikan segalanya, aura tekanan kuno memancar darinya!
Sorot matanya berkedip samar, "Apa... kamu percaya padaku?"
"Percaya." Jawab Shen Qingzhu tanpa ragu.
"Baik." An Qingyu mengangguk ringan, "Sekarang, aku akan membunuhmu."
Mendengar jawaban ini, Shen Qingzhu tertegun, lalu seolah teringat sesuatu, kilatan spiritual tiba-tiba berkedip di matanya.
"Seperti saat kau membunuh Cao Yuan?"
"Ya."
Shen Qingzhu melirik Gerbang Kebenaran yang menjulang dalam kabut, beberapa saat kemudian sudut mulutnya mengembang... Dia membuka lebar kedua lengan, jubah merah marunnya yang lapang perlahan menyatu dengan kabut abu-abu yang bergolak!
"Baiklah." Shen Qingzhu menutup matanya, menjawab tenang, "Nyawaku kuserahkan padamu... Wakil Kapten."
Chapter 1993 Aliran Waktu Muncul Kembali
Dang——Dang——Dang!!!
Gemuruh lonceng yang nyaring menyembur dari Pegunungan Qilian, dipancarkan ke setiap sudut Bumi!
Saat ini, para anggota Da Xia yang sedang bergegas menuju Pegunungan Qilian untuk memberikan bantuan, tiba-tiba tertegun, tubuh mereka berhenti di langit-langit...
"Donghuang Zhong berbunyi... Apakah Tuan Shen di sana berhasil??"
Guan Zai mengerutkan alisnya, tetap menatap arah Pegunungan Qilian, langsung berbicara, "Cepat, cepat pergi lihat!"
Beberapa cahaya melintasi langit, mereka yang datang membantu Pegunungan Qilian saat ini adalah dewa-dewa manusia dan yang terkuat level langit-langit manusia. Seiring pegunungan itu semakin dekat di kejauhan, hati mereka semakin menggantung...
Jika tebakan mereka tidak salah, sangat mungkin mereka akan berhadapan langsung dengan 【Kunci Gerbang】, menjalani pertempuran sengit.
Namun, ketika siluet mereka mendarat di puncak gunung, tidak terlihat satu pun sosok manusia... Pertempuran dahsyat yang dibayangkan pun tak muncul, hanya menyisakan luka-luka di tanah.
"Wu Quan?" Guru Chen melihat siluet di genangan darah di samping, segera mendekat dan menemukan dia sudah tak bernapas.
"Kita tetap terlambat." Wajahnya dipenuhi kepahitan.
"...Bagaimana dengan Tuan Shen?"
Semua orang mulai berpencar mencari ke segala arah.
"Mengapa tidak ada jejaknya? Meski gugur di medan perang, seharusnya ada mayat yang tertinggal?"
"Dan, 【Kunci Gerbang】 di mana?"
Mereka menyisir seluruh Pegunungan Qilian, tetap tak menemukan jejak kedua sosok itu... Seolah menguap dari dunia, tanpa meninggalkan secercah bekas.
"Masih belum ketemu... Harus bagaimana selanjutnya?" Lu Wuwei mencoba menggunakan kemampuannya untuk melacak, tapi meski menulis nama di pesanan, tetap tak ada reaksi... Dengan tak berdaya, dia menoleh memandang Guan Zai.
“……Bawa jenazah Wu Quan untuk dimakamkan dengan layak... Lalu semua tempat penampungan masuk ke status siaga tertinggi, untuk mencegah serangan mendadak dari 【Kunci Gerbang】.” Guan Zai diam lama sebelum akhirnya berbicara.
“……Ya.”
……
Kedalaman semesta.
Siluet tak sadarkan diri melayang-layang dalam kesunyian maut angkasa.
Dang—— Dang—— Dang……
Dentang Donghuang Zhong tak sampai ke sudut semesta ini, tapi dalam kebingungan, Lin Qiye seolah mendengar suara itu.
“Donghuang Zhong berbunyi... Ini mimpi...?”
Dalam kesadarannya yang kelam, sebuah niat muncul. Dia mencoba memulihkan kesadarannya, perlahan membuka mata dalam kondisi setengah sadar...
Pada saat itu, suara terkejut bergema di dekat telinganya.
Dimensi di sekujur tubuhnya beriak, cahaya gemilang tiba-tiba menyembur!
Dalam penglihatannya yang kabur, Lin Qiye melihat siluet berjubah sihir dengan topi angin besar, perlahan terbentuk dari kehampaan!
“...Yang Mulia Direktur?”
……
Bumi, Pulau.
Di perairan yang diselimuti kabut, bayangan hitam menembus ruang dan muncul tiba-tiba.
An Qingyu yang berjubah hitam menyapu pandangannya ke pulau familiar ini, lalu segera mengunci arah tertentu dan melangkah maju.
Baru-baru ini, dia dikurung oleh【Kekacauan】di sini. Kini baik【Kekacauan】maupun【Kambing Hitam】sudah runtuh... Pulau ini diam-diam terselubung kabut abu-abu.
“Seiring langkahnya maju, garis profil sebuah gudang mulai muncul di balik kabut.”
“Saat dia mendorong pintu gudang terbuka, beragam monitor dan peralatan terpajang rapi di dalamnya. Setelah diresapi kabut yang dilepaskan oleh 【Kunci Gerbang】, sebagian besar perangkat elektronik di sini sudah error, seluruh gudang sunyi senyap.”
“Di sisi lain gudang, kabin penyimpan spesimen mayat dewa yang awalnya berjumlah banyak juga telah dikosongkan oleh 【Kekacauan】, digunakan untuk dikendalikan oleh kontaminasi 【Kambing Hitam】.”
“Pandangan An Qingyu menyapu area gudang, lalu segera menuju sudut tertentu. Dari debu yang menutupi lantai, dia mengambil sebuah walkie-talkie.”
“Jiang Er, kamu di situ bisakah?” suaranya terdengar lembut.
“Dari walkie-talkie yang sunyi, tiba-tiba terdengar desiran suara yang kacau.”
“...Aku di sini, Qingyu, aku di sini!” suara Jiang Er yang terdistorsi bergema, “Kamu tidak apa-apa? Bagaimana kondisi di luar?”
“Aku baik-baik saja... Tapi waktuku tidak banyak lagi.” An Qingyu berbicara dengan serius, “Aku butuh bantuanmu.”
“Bantuan? Untuk apa?”
“An Qingyu tidak menjawab. Di baliknya, garis profil Gerbang Kebenaran muncul kembali di tengah kehampaan, pintu megah itu perlahan mulai terbuka...”
“Qingyu...” suara kebingungan Jiang Er terdengar dari walkie-talkie.
“Saat An Qingyu hendak memberikan penjelasan, bola matanya tiba-tiba menyempit. Dampak jiwa yang menghantam membuatnya hampir pingsan seketika...”
“Jangan takut, Jiang Er.” Wajah An Qingyu pucat pasi, berkata dengan suara lembut, “Aku tidak bisa menjelaskan sekarang... Tapi percayalah padaku, aku pasti akan mencarimu...”
Suaranya berhenti, dia langsung melemparkan walkie-talkie di tangannya ke dalam pintu yang terbuka lebar itu!
Pintu berat itu menghantam tertutup!
Setelah menyelesaikan semua ini, telapak tangan An Qingyu membalik, sebuah kerikil putih yang diasah sangat bulat tiba-tiba muncul.
Dia menatap kerikil yang menyerupai bidak putih ini, bergumam:
“Selanjutnya, ini langkah terakhir...”
Dia meremas kencang pion ini di telapak tangannya, menginjakkan kaki, aliran waktu mengalir dari kehampaan, tubuhnya langsung menghilang di tempat.
Saat muncul kembali, dia sudah berada di atas aliran waktu yang terus mengalir deras!
Berjubah hitam, dia berdiri tenang di atas aliran waktu, pandangannya menyusuri sungai ke kejauhan, akhirnya mengunci suatu area.
Hah——
Siluet berjubah kelabu muncul dari aliran waktu di tempat itu.
Siluet itu menginjak sampan kayu, helai rambut peraknya berkibar sendiri tanpa angin di aliran waktu, sebilah pedang panjang putih salju tersampir di pinggang... Tak lain adalah Wang Mian, Dewa Waktu masa lalu!
Dia mengemudikan sampan kayu, melawan arus di aliran waktu, seolah sedang mencari sesuatu.
Pada saat itu, An Qingyu menginjakkan kaki, tubuhnya bagaikan hantu muncul di hadapannya, menghalangi jalur melawan arusnya.
“Kamu?!” Melihat An Qingyu, sorot mata Wang Mian menyempit halus, “Kau bukan An Qingyu yang tadi...”
An Qingyu menunduk memandang sungai waktu di bawah kakinya. Tujuan yang ingin dituju Wang Mian adalah ruang-waktu empat tahun lebih yang lalu, saat dirinya baru saja dibawa pergi oleh 【Kekacauan】 dan akan menjadi wadah 【Kunci Gerbang】...
Dia tak boleh membiarkan Wang Mian mengubah masa lalu ini. Karena jika dirinya di masa lalu gagal menjadi wadah 【Kunci Gerbang】, malah membiarkan pihak lawan menciptakan "An Qingyu" baru, maka semua usahanya selama ini akan sia-sia.
“Pulanglah.” Katanya datar.
“Apa?”
“Garis waktuku, kau tak bisa mengubahnya.”
An Qingyu mengangkat telapak tangan perlahan. Sungai waktu yang tenang di bawah kaki tiba-tiba mengalir deras, deretan ombak ganas dan pusaran muncul menghadang sampan kayu Wang Mian!
Sampan kayu Wang Mian bergoyang hebat. Lagipula dia hanya dewa utama waktu, performanya bagaikan langit dan bumi dibanding An Qingyu kini. Terpaksa mengalir mundur ke aliran waktu semula...
“An Qingyu! Kau tak mau menyelamatkan Jiang Er?!” Teriaknya keras.
“Aku akan menyelamatkannya, tapi bukan dengan cara seperti ini...” Suara An Qingyu sangat tenang, “Sudah kuperingatkan, jangan coba ubah garis waktuku. Jika masih ada, akan kukubur kau dalam waktu dengan tanganku sendiri.”
Chapter 1994 Kepulangan Masa Lalu
“An Qingyu menggerakkan tangannya, tekanan wibawa yang menakutkan tiba-tiba turun! Tubuh Wang Mian terseret ombak waktu yang bergolak di sekitarnya, terhempas deras ke belakang!”
Saat Wang Mian hampir tertelan pusaran waktu, An Qingyu memainkan jarinya. Sebuah pion putih melintasi aliran waktu, menghantam tubuh Wang Mian, lalu dengan waktu yang deras, menghilang tanpa jejak.
Aliran waktu kembali diselimuti kesunyian maut.
Setelah semua ini, An Qingyu mengalihkan pandangannya. Tubuhnya perlahan menghilang dari permukaan aliran waktu...
……
“Yang Mulia Merlin？！！！”
Di angkasa tak bertepi, Lin Qiye tiba-tiba terbangun dari tidur nyenyak!
Keringat mengucur deras dari dahinya. Dengan panik ia mencari-cari di semesta luas yang redup. Hanya bintang-bintang yang berkedip sunyi... tak ada jejak makhluk lain.
Tidak ada...?
Lin Qiye membeku di tempat. Setelah sadar, ia mengusap sudut mata yang dipenuhi garis-garis merah. Ekspresi getir muncul di wajahnya.
“Mimpi...?”
Api harapan di hati Lin Qiye padam tak berperi. Ia bermimpi Donghuang Zhong berbunyi, lalu Merlin menembus ruang-waktu dan datang menemuinya... Ia mengira telah menemukan titik balik, tapi ternyata semua hanya bayangan semata.
Lin Qiye menghela napas, hanya bisa memaksakan diri untuk kembali bersemangat, bersiap melanjutkan penggunaan 【Tangan Kekuasaan Tertinggi】 untuk menyatukan Pedang Ame-no-Murakumo, bergerak menuju kedalaman semesta.
Tepat saat hendak membuka area larangannya, seluruh tubuhnya tiba-tiba membeku di tempat.
"Tunggu..."
Lin Qiye seolah tersadar akan sesuatu, matanya memancarkan kilatan tekad, segera menutup mata dan menenggelamkan pikirannya ke dalam Rumah Sakit Jiwa Para Dewa di benaknya...
Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
Rumah sakit jiwa yang sebelumnya sunyi senyap, kini telah ramai berisik.
Para perawat yang ditinggal Lin Qiye di Bumi sebelum keberangkatan, sejak lama telah dipaksa teleportasi kembali ke rumah sakit ini seiring kematian Serafim Lin Qiye.
Saat ini, ratusan siluet berbaju perawat hijau tua itu berkumpul mengelilingi halaman, berdiskusi ramai tentang sosok di pusat keramaian, suara gaduh mereka hampir membalikkan atap seluruh rumah sakit!
"Oh? Benarkah?"
“……”
"Ternyata pasien kamar terakhir itu adalah 【Kekacauan】 yang menyamar... Itu benar-benar kabar buruk."
“……”
"Mengurung kalian semua di sangkar bawah tanah, bahkan merampas rumah sakit ini? Sungguh keterlaluan!"
“……”
"Yang Mulia Li Yifei, ternyata aku tidak salah menilaimu, andai bukan karena upayamu dulu, hanya dengan Direktur sendiri pasti sulit membalikkan situasi..."
“……”
"Jutaan anak domba Hitam? Situasi Bumi sudah sedemikian gentingnya?"
“……”
"Ah, benar-benar kabar buruk..."
“……”
Lin Qiye berdiri di lorong lantai satu, mematung menatap sosok ramah yang dikepung para perawat, bagaikan patung yang tak bergerak sedikitpun.
Bersamaan, sosok ramah itu juga melihat Lin Qiye di sampingnya. Mulutnya mengembang, sebuah tangan melepas topi angin besar, memperlihatkan dahi dengan volume rambut yang menipis, lalu membungkuk hormat dengan anggun seperti gentleman:
“Lama tidak bertemu, Yang Mulia Direktur saya.”
Lin Qiye membuka mulutnya. Di angkasa putus asa yang telah lama ia rontangi, sorot matanya akhirnya menyala nyala harap, suaranya bergetar:
“Merlin... Yang Mulia!”
Kamar Nomor 2 Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, Dewa Ramalan dan Sihir, Merlin.
Merlin telah menemani Lin Qiye sejak sebelum ia menjadi Penjaga Malam. Jika Nyx adalah separuh ibunya, maka Merlin tak diragukan lagi memainkan peran ayah yang berilmu luas, tenang dan anggun... Bahkan bisa dikatakan, Merlin menyaksikan pertumbuhan awal Lin Qiye.
Nuansa yang dibawa Nyx dan Merlin bagi Lin Qiye, sangat berbeda dengan Bragi, Sun Wukong, dan Gilgamesh... Ketiganya lebih seperti saudara seangkatan yang kokoh dan andal, sementara Nyx dan Merlin selamanya adalah orang tuanya. Selama mereka berdua ada, Lin Qiye selalu merasakan rasa aman yang misterius.
Dan saat ini dengan kemunculan Merlin, kesepian, kegelisahan, dan keputusasaan Lin Qiye di angkasa luar nan kelam pun lenyap... Seperti perantau yang menemukan sandaran di (rumah).
Melihat ini, para perawat segera membuka jalan yang luas. Merlin menggenggam tongkat sihir dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memasang kembali topi angin besar, lalu mendekati Lin Qiye sambil tersenyum.
"Yang Mulia Direktur, kondisi umumnya sudah kuketahui... Tampaknya banyak hal terjadi selama ketidakhadiranku belakangan ini."
Lin Qiye tersenyum getir, pandangannya menyapu enam kamar yang tertutup rapat, "...Iya, banyak sekali."
Ia kembali menatap Merlin di hadapannya, berbicara tulus dari hati, "Kau bisa kembali... Hebat sekali."
"Aku juga tak menyangka. Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba kulihat makhluk hidup mengambang di semesta, lalu kuminum sebentar... Hasilnya menemukanmu... Ini terlalu kebetulan."
"Tidak, ini seharusnya bukan kebetulan." Lin Qiye berkata serius, "Donghuang Zhong berbunyi, Perjanjian Suci terpenuhi, masa lalu kembali, pertarungan hidup-mati... Perjanjian Suci Ketigalah yang menuntun pertemuan kita."
"Perjanjian Suci Ketiga? Benda apa itu?" Merlin mengedipkan mata, tertawa, "Ternyata masih banyak yang tak kuketahui. Yang Mulia Direktur, sudah waktunya kita mencari tempat untuk mengobrol baik-baik..."
"Tidak masalah."
Keduanya kembali ke ruang istirahat, menutup pintu kamar rapat-rapat mengisolasi keriuhan para perawat... Jujurlah, sejak Gilgamesh dan yang lain meninggalkan rumah sakit jiwa ini, sudah lama tak seramai ini.
“Merlin dengan mahir mengeluarkan sebuah kuali besar dari lemari, lalu merendam teh panas untuk dirinya sendiri,"Kalau begitu, dari mana kita harus mulai?"
"Mulailah dari setelah kamu meninggalkan institut." Lin Qiye berhenti sejenak,"Saat itu... Benar, saat itu di Takamagahara, setelah kamu pergi, aku pergi sendirian untuk membunuh Susanoo-no-Mikoto. Aku kabur keluar Takamagahara dengan kereta, kemudian... kemudian..."
"Kemudian, aku berusaha sangat keras baru bisa kabur... Lalu bahkan berhasil merebut Pedang Ame-no-Murakumo..."
"Merebut Pedang Ame-no-Murakumo..."
Semakin Lin Qiye berbicara, sorot matanya tiba-tiba terlihat bingung, suaranya semakin melemah.
"Pedang Ame-no-Murakumo... Tidak tepat... Bagaimana aku bisa kabur? Pedang Ame-no-Murakumo... Bagaimana bisa sampai di tanganku... Aneh... Aku tidak ingat..."
Lin Qiye merasa kepalanya mulai pusing. Ia cemberut, berusaha keras mengingat scene saat itu, tapi bagaimanapun juga tidak bisa mengingatnya. Seolah bagian penting dari kenangan itu telah hilang...
Saat ini, Merlin yang sedang menyeruput teh sambil menunggu narasi Lin Qiye, seolah menemukan sesuatu, menyipitkan mata dalamnya.
"Aku... Sepertinya aku tidak ingat..."
"Yang Mulia Direktur..."
"Tunggu sebentar, aku pasti bisa mengingatnya, saat itu..."
"Yang Mulia Direktur!" Suara Merlin yang langka terdengar serius. Ia memotong kilas balik Lin Qiye,"Dengan sungguh-sungguh berkata:
"Apakah akhir-akhir ini kamu... pernah memakai【Koin Bintang Raja】?"
Chapter 1995 Azathoth?
“Koin Bintang Raja……？” Lin Qiye sepertinya teringat sesuatu, “Benar, aku pernah memakainya, dengan itu aku menghalangi pasukan Cthulhu.”
“Apa yang kamu manifestasikan?”
“Aku……”
Alis Lin Qiye kembali berkerut, butiran keringat membasahi punggungnya……
Bagaimana caranya dia menghalau pasukan Cthulhu itu…… Sepertinya dia lupa sesuatu yang sangat penting?
Merlin juga menyadari pertanyaannya kurang tepat, menggelengkan kepala, “【Koin Bintang Raja】 bisa memanifestasikan masa lalu, tapi harganya adalah kelupaan abadi, dan kutukan mematikan…… Aku tak tahu bagaimana kamu selamat dari efek kutukan itu, tapi hal-hal yang sudah kamu lupakan…… jangan dipikirkan lagi, itu mustahil diingat.”
“……Aku benar-benar tak bisa mengingatnya, tapi…… kurasa hal-hal itu sangat penting bagiku.” Lin Qiye tiba-tiba mendongakkan kepala, “Yang Mulia Merlin…… bahkan Anda pun tak punya cara untuk memulihkan ingatanku?”
“Tidak ada…… Meski kekuatan sihir itu serba bisa, tapi bukan Mahakuasa, 【Koin Bintang】 sudah menghapus kenangan di jiwamu secara total, tak mungkin dipulihkan.”
Lin Qiye menundukkan kepala, hanya merasakan kehampaan di hatinya……
Merlin tak berdaya menyesap tehnya: “Kalau begitu, lewati saja bagian yang terlupa…… lanjutkan ceritamu.”
“……Baik.” Lin Qiye menyesuaikan mood-nya, melanjutkan, “Setelah kabur dari Takamagahara, aku……”
“……”
Waktu terus berdetik-detik berlalu.
Tak lama, Lin Qiye tersendat untuk kedua, ketiga, keempat kalinya……
Setengah jam waktu, dia hampir tidak bisa mengucapkan banyak hal yang koheren. Banyak hal yang dia lakukan, tapi dia sama sekali tidak ingat bagaimana melakukannya. Contohnya melatih prajurit baru, perjalanan ke neraka, mempertahankan mati-matian nisan suci penjaga negara, Pertempuran Pos Pagi Selatan...
Semakin Lin Qiye bercerita, semakin banyak keringat di tubuhnya. Dia tersendat-sendat menyelesaikan cerita tentang pertempuran di bulan, baru setelah itu perlahan mulai lancar... Tapi tetap ada beberapa bagian yang tiba-tiba terkunci.
Sedangkan Merlin hanya duduk diam-diam di seberangnya, mendengarkan dengan serius.
Akhirnya, Lin Qiye selesai bercerita.
Dia duduk di samping meja dengan wajah pucat pasi, ekspresinya lesu... Dia tahu pasti ada hal sangat penting yang terlupakan. Setiap kali mencoba mengingat, jiwanya mulai kesakitan.
Melalui kenangan ini, Lin Qiye bisa merasakan dengan jelas bahwa yang dilupakannya bukan hanya satu orang...
"Ternyata begitu." Merlin meneguk cangkir tehnya, ekspresinya rumit. "Jadi, kamu menjelajahi kedalaman semesta sendirian, ingin menemukan kebenaran mitologi Cthulhu, serta cara mengalahkan Azathoth?"
Lin Qiye menarik kembali pikirannya, mengangguk. "Benar. Tapi setelah mengikuti petunjuk mukjizat cukup lama, tetap tidak ada hasil... Mungkin ini hanya bayangan kosongku dari awal. Dalam perang di bumi sampai sekarang, tidak ada urusan yang terkait Azathoth. Mungkin, Nya memang tidak ada?"
"...Tidak, Nya ada." Merlin mengangguk dengan tekad kokoh.
Lin Qiye tertegun.
Merlin meletakkan cangkir teh, berdiri dan menuju ke luar ruang istirahat, suaranya terdengar serius, "Yang Mulia Direktur, kamu ikut aku."
Lin Qiye mengikuti Merlin, menarik kesadarannya keluar dari Rumah Sakit Jiwa Para Dewa. Di kedalaman langit tak bertepi, tubuh Merlin muncul tanpa jejak.
Tongkat sihir Merlin menyentuh lantai, formasi sihir raksasa menyelimuti tubuh mereka berdua, bagai meteor putih menyala yang melesat cepat ke jantung semesta. Meski kecepatannya kalah dibanding Lin Qiye yang bisa menerobos ruang setelah menyatu dengan Pedang Ame-no-Murakumo, daya tahannya lebih lama.
Gugusan nebula terus mundur di sekitar mereka. Arah pergerakan mereka saat ini hampir sama persis dengan jalur semula Lin Qiye. Melihat ini, Lin Qiye bertanya dengan bingung:
"Kita mau ke mana?"
Merlin tetap mengendalikan sihirnya sambil berucap pelan, "Untuk menemui... Azathoth."
"Apa??"
Mendengar jawaban itu, guntur menggema dalam pikiran Lin Qiye, "Yang Mulia Merlin sudah bertemu Azathoth??"
"Mungkin belum bisa dibilang bertemu... Intinya, sebentar lagi kamu akan paham."
Keduanya terus menjelajah ke jantung semesta. Lin Qiye tak tahu sudah berapa jauh mereka bergerak. Saat sadar kembali, langit yang awalnya dipenuhi bintang-bintang kini tampak suram. Sekelilingnya tak terlihat satu pun benda langit.
Dia mengerutkan alis menatap kegelapan di depan, "Apa kita sudah... sampai di ujung semesta?"
“Akhir? Tidak, ini masih jauh dari itu.”
Merlin mengangkat jarinya, menunjuk ke arah kegelapan seperti jurang di depan, berbicara dengan tenang, "Itu adalah Azathoth."
Lin Qiye tertegun di tempatnya.
Kegelapan itu adalah... Azathoth?
"Setelah meninggalkan Bumi, aku pergi sendirian ke kedalaman semesta, mencoba mencari kebenaran dunia ini... Awalnya, aku menyusuri satu arah terus-menerus, melintasi jarak puluhan tahun cahaya, untuk pertama kalinya menyaksikan kegelapan ini..." Merlin juga cemberut, bercerita pelan-pelan, "Saat pertama melihat-Nya, aku langsung merasakan energi terkontaminasi yang belum pernah terlihat sebelumnya... Sekarang mungkin kamu belum merasakan sepenuhnya, tunggu sampai kubuka mantra pertahanan, baru kamu akan paham."
Saat tongkat sihir Merlin terangkat, penghalang tak kasat mata di samping mereka menghilang, tekanan menakutkan langsung menindih bahu Lin Qiye!
Pupil matanya menyempit halus...
Dalam kegelapan yang menelan semesta itu, memancarkan bau tidak beres yang membuat sesak napas, kegilaan dan kekacauan tak terbendung berhamburan darinya. Dibandingkan dengan ini, energi terkontaminasi 【Kambing Hitam】 bagaikan permainan anak kecil... Tekanan yang jauh menguasai level Tertinggi itu sama sekali tidak asing bagi Lin Qiye.
Saat itu ketika dia memasuki Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, di beberapa semesta yang sudah benar-benar terkontaminasi, pernah merasakan aroma yang persis sama...
"Inikah... Azathoth?" gumamnya.
“Ya... bukan juga.” Merlin melanjutkan, “Pertama kali melihat kegelapan ini, aku merasakan ketakutan di hati... Aku tidak memasukinya, tapi mengganti arah dan melanjutkan perjalanan. Namun ketika sampai di batas ujung arah baru itu, aku kembali bertemu dengan kegelapan ini... Aku menyadari ada yang tidak beres, mengganti arah lagi, tapi hasilnya tetap sama. Kegelapan ini seperti makhluk raksasa tak kasat mata yang perlahan melahap alam semesta tempat kita berada... Di setiap wilayah yang dilaluinya, bintang-bintang hancur, segala sesuatu terjun ke dalam kegelapan yang gila dan kacau. Aku pernah mencoba menyerangnya dengan mantra terlarang, tapi sama sekali tidak bisa melukai kegelapan itu... Ia bagaikan entitas dari dimensi yang lebih tinggi, bayangannya saja yang terpantul di alam semesta kita. Segala serangan kita hanya jatuh pada bayangan ini, tak mampu memberi pengaruh pada-Nya... Bagi segala sesuatu di dunia ini, keberadaan-Nya tidak bisa benar-benar diamati, tidak bisa disentuh, tidak bisa didefinisikan...”
Chapter 1996 Peningkatan Dimensi
Mendengar penjelasan Merlin, alis Lin Qiye semakin berkerut.
“Dimensi lebih tinggi... Saat itu Jinian juga mengatakan hal serupa, sepertinya dia juga bilang dunia kita ini hanyalah mimpi Azathoth?”
“Bisa juga dipahami seperti ini.” Merlin mengangguk, “Misalnya, saat kita berdiri di bawah terik matahari, cahaya yang menyinari tubuh kita akan memantulkan bayangan kita di tanah. Bayangan ini ada karena kita. Begitu kita berbalik dan pindah ke bawah bayangan pohon, bayangan ini akan menghilang… Bagi semut di tanah, mereka melihat bayangan ini dan memberinya nama. Tapi apakah yang mereka lihat adalah diri kita yang sebenarnya? Bukan, itu hanya bayangan. Mereka tidak bisa mengintip wujud asli kita di dunia tiga dimensi melalui bayangan ini, juga tidak bisa melukai kita sedikitpun dengan menginjak bayangan itu. Bagi semut-semut di dunia dua dimensi ini, kita adalah ‘yang tak terdefinisi’.”
“Maksudmu, kegelapan yang menelan semesta ini adalah bayangan Azathoth… sedangkan kita hanyalah semut yang mengamati-Nya dari tanah?”
“Meski terdengar putus asa, tapi begitulah faktanya.”
“Kalau begitu, bukankah kita selamanya tidak akan bisa mengalahkan Azathoth?”
Merlin diam untuk waktu yang lama, “Ya… Secara teori, tidak ada makhluk di dimensi ini yang bisa melukai Azathoth, apalagi mengalahkan-Nya… Kecuali ada yang bisa naik dimensi.”
“Naik dimensi?”
“Dari dimensi tempat kita berada, naik ke dimensi tempat tubuh asli Azathoth berada. Bayangan tidak akan pernah bisa mengalahkan manusia. Yang bisa mengalahkan manusia… hanyalah manusia.”
Sorot mata Lin Qiye berkedip samar oleh nyala harapan, “Bagaimana cara naik dimensi?”
“……Sulit.” Merlin menggelengkan kepala, “Kesulitan meningkatkan dimensi adalah membuat bayangan memiliki daging dan darah, mengarungi tembok dimensi, menjadi entitas berdimensi tinggi yang sebenarnya... Sampai saat ini, hanya Yang Mulia Yelander dari Gereja Suci Barat yang bisa menyentuh ambang pintu ini dengan terpaksa...”
Yelander?
Lin Qiye segera bertanya, “Apakah dia berhasil?”
“Dia hanya menyentuhnya dengan susah payah, masih jauh dari kesuksesan. Tapi meski hanya selangkah 'meningkatkan dimensi', itu sudah cukup membuatnya dulu bisa menantang para dewa Cthulhu sendirian, melukai parah Tiga Dewa Pilar, dan menyegel dewa-dewa Cthulhu lainnya di bulan...”
“Lalu ke mana dia pergi sekarang?”
Lin Qiye sangat paham bahwa Yelander tidak meninggal. Jika dia mati, Kloie pasti sudah mewarisi hukumnya dan menjadi Santo baru, bukan terjebak di tingkat langit-langit manusia selama dua ribu tahun... Tapi kalau dia masih hidup, mengapa tidak ada saat segel bulan runtuh? Di mana sebenarnya dia?
“...Tidak tahu.” Merlin menghela napas, “Setelah selangkah 'meningkatkan dimensi', dia seharusnya telah menimbulkan reaksi tertentu dengan dunia ini. Bahkan aku pun tidak bisa menemukannya.”
Lin Qiye tenggelam dalam keheningan.
Yelander adalah yang paling dekat dengan peningkatan dimensi di masa kini. Setelah kehilangannya, siapa lagi di dunia ini yang punya harapan bisa meningkatkan dimensi dalam waktu dekat?
“Tidak... Masih ada dia!” Sorot mata Lin Qiye memancarkan kilatan spiritual, tangannya menyunggingkan seutas benang karma dari kehampaan.
Selain Yelander, mungkin masih ada satu orang di dunia ini yang mencapai tingkatan "setengah langkah menuju peningkatan dimensi"!
Lingbao Tianzun!
Lin Qiye jelas-jelas ingat, saat para dewa Surga hampir terjebak dalam tidur abadi, Lingbao Tianzun mengatakan bahwa dirinya sudah menyentuh ambang batas tingkat yang dicapai Yelander... Seandainya Surga Abadi bisa kembali, mungkin Lingbao Tianzun sudah melangkah ke tingkatan "setengah langkah menuju peningkatan dimensi"!
Dan ini, mungkin menjadi harapan terakhir mereka.
Pandangan Lin Qiye menyusuri benang karma itu menembus kehampaan, pada momen berikutnya, tubuhnya bergetar halus!
Dengan menggenggam 【Sebab Tanpa Alasan】, ia menatap kegelapan sejernih jurang di kedalaman semesta, membuka mulutnya, "Apa yang tidak masuk akal..."
Posisi yang ditunjuk benang karma itu persis merupakan kegelapan yang sedang menelan semesta!
Gedebuk guntur menggema dalam pikiran Lin Qiye, ia membeku di tempat, sorot matanya dipenuhi rasa tak percaya...
Surga Abadi, bagaimana bisa berada di sana??
Kegelapan yang dipenuhi kegilaan dan kekacauan itu, bagaikan makhluk raksasa yang sunyi, perlahan menyelimuti semesta ini. Melihat sekeliling, sama sekali tak terlihat sesuatu pun yang ada, apalagi Surga Abadi yang menanggung para dewa Da Xia yang tertidur lelap!
“Lin Qiye tidak memahami……Para dewa Da Xia hanya tertidur lelap, meninggalkan bumi juga hanya untuk mengungsi dari para dewa Cthulhu yang ditekan di Bulan yang mungkin kembali menimbulkan ancaman bagi Da Xia. Dengan kecepatan gerak Surga saat itu, untuk mengarungi jarak sepanjang itu dan memasuki kegelapan itu, tidak diketahui berapa tahun waktu yang dibutuhkan……”
“Tapi kini hanya empat tahun berlalu, bagaimana Surga bisa mengatasi jarak ini dan masuk ke sana?”
“Apakah mereka……masih selamat?”
Saat niat ini muncul, Lin Qiye langsung memberikan jawaban pasti.
“Mereka pasti masih hidup……Kalau tidak, benang-benang karma ini pasti sudah hancur. Mereka berada di area terdalam Azathoth. Entah masih dalam tidur abadi, atau sudah terkontaminasi hingga tak karuan, itu tidak diketahui.”
“Yelander dan Lingbao Tianzun, dua eksistensi yang paling berpotensi menyelesaikan 'peningkatan dimensi', kini sama-sama dalam status hilang. Artinya, tidak ada yang bisa melawan Azathoth secara frontal.”
“Yang Mulia Merlin……Dengan kecepatan ekspansi Azathoth, berapa lama lagi sampai menyebar ke Bumi?” Lin Qiye berkata serak.
Merlin berpikir sejenak, “Anehnya, posisi Bumi tepat di titik pusat semesta yang ditelan Azathoth……Artinya, Bumi akan menjadi planet terakhir yang diterkamnya. Dengan kecepatan kegelapan saat ini, Bumi paling lama punya delapan hari.”
“Delapan hari……”
Di sorot mata Lin Qiye, muncul ekspresi keputusasaan.
“Lingbao Tianzun dari ambang tertinggi, sampai menyentuh tingkat setengah langkah 'peningkatan dimensi', menghabiskan lebih dari 2000 tahun dalam 'siklus diri sejati'... Yelander dengan meminjam kekuatan keyakinan sebesar lautan dari Gereja Suci Barat, sampai menerobos setengah langkah 'peningkatan dimensi', juga memakan waktu lebih dari seribu tahun.
Bahkan jika Lin Qiye saat ini langsung memasuki ambang tertinggi, mustahil baginya untuk menyentuh ambang 'peningkatan dimensi' setengah langkah dalam delapan hari, apalagi benar-benar menyelesaikan 'peningkatan dimensi' dan memiliki kekuatan untuk berhadapan langsung dengan Azathoth.
"Selain peningkatan dimensi... Benarkah tidak ada cara lain untuk melawan Azathoth?" Lin Qiye tak mau menyerah bertanya.
"...Tidak, setidaknya dalam pemahaman saya tidak ada." Merlin mengusap janggut panjangnya sambil menghela napas, "Aku menjelajahi angkasa selama bertahun-tahun ini ingin mencari jalan keluar untuk semesta ini, sayangnya... sampai sekarang belum kutemukan."
Kedua kepalan Lin Qiye mengepal kencang...
Dia mengarungi jarak sepanjang ini untuk mencari cara mengatasi Azathoth, tapi yang didapatkan malah kebuntuan tanpa solusi.
Pada saat itulah dia akhirnya memahami, mengapa 【Kekacauan】 begitu yakin manusia tidak mungkin memenangkan perang ini... Selama Azathoth masih ada, bahkan jika Tiga Dewa Pilar dan para dewa Cthulhu di bumi musnah seluruhnya, manusia tetap tak bisa bertahan hidup dari kegelapan gila itu. Sejak awal, akhir cerita manusia sudah ditakdirkan...
Tunggu!
Lin Qiye tiba-tiba menengadah, seolah teringat sesuatu, "Peringatan pernah bilang, 【Kekacauan】adalah satu-satunya yang bisa berkomunikasi dengan Azathoth di antara para dewa Cthulhu... Kalau Nya juga ada di semesta ini, berada di dimensi yang sama dengan kita, lalu bagaimana cara Nya berkomunikasi dengan Azathoth?"
Chapter 1997 Menyerahkan Diri
Mendengar keraguan Lin Qiye, Merlin berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala:
"Ini... Aku juga tidak paham. Meski pengetahuanku lebih banyak dari yang lain, tapi lagipula bukan mahatahu. Setidaknya tentang Tiga Dewa Pilar Cthulhu, pengetahuanku sangat terbatas. Mungkin mereka punya cara khusus?"
"Mahatahu... Benar! Masih ada 【Kunci Gerbang】yang mahatahu dan mahamelihat!" Sorot mata Lin Qiye semakin berbinar, "Kita sebagai makhluk di semesta ini mungkin tidak bisa menemukan cara menyelesaikan Azathoth... Tapi 【Kekacauan】dan 【Kunci Gerbang】, mereka berasal dari luar semesta, makhluk ciptaan Azathoth. Mungkin mereka masih tahu informasi lebih? Mungkin... mereka masih punya cara cepat naik dimensi!"
Merlin memandang Lin Qiye yang seolah menggenggam tali penyelamat di hadapannya, sepertinya ingin membujuk sesuatu, tapi akhirnya tidak berbicara...
Tekanan Lin Qiye bisa dibayangkan Merlin... Tubuhnya menanggung misi kelangsungan hidup umat manusia. Bahkan menghadapi situasi paling putus asa sekalipun, dia sama sekali tidak boleh menjadi yang pertama kehilangan semangat. Dia harus memeras habis setiap kemungkinan untuk membuka jalan hidup tipis bagi manusia.
“Lin Qiye menemukan harapan, aura gelap di sorot matanya segera menghilang, serius memikirkan cara mengorek informasi ini dari tubuh Mereka……”
Tidak, prioritas sekarang harusnya secepatnya kembali ke Da Xia!
Jarak di sini terlalu jauh dari bumi, kalau terbang kembali lewat jalur semula, setidaknya butuh waktu beberapa hari…… Saat itu, 【Kunci Gerbang】sepertinya sudah meluluhlantakkan manusia sampai habis.
“Seandainya kamu ingin kembali menghadapi 【Kunci Gerbang】, aku bisa menemani.” Merlin tiba-tiba berbicara, “Meski aku tak bisa mengalahkan 【Kunci Gerbang】, tapi lagipula performa tertinggi terbaik, ditambah beberapa mantra terlarang waktu, mungkin bisa membantu sedikit.”
Mata Lin Qiye berbinar, “Itu lebih baik…… Yang Mulia Merlin, apa kamu punya cara cepat kembali ke bumi?”
Merlin tertegun, ragu sejenak, tangannya mengelus-elus rambut yang sangat tipis di bawah topi angin besar……
“Kamu, mau seberapa cepat?”
“Tentu saja semakin cepat semakin baik!”
“……Ya.” Merlin memperlihatkan ekspresi yang sudah diduga, menghela napas panjang, “Aku tahu…… Serahkan padaku.”
Tongkat sihir di tangannya terangkat perlahan, di kegelapan semesta yang tak bertepi, unsur sihir menggelegak deras keluar, puluhan ribu pola-pola siasat terbentuk di udara kosong bawah kaki mereka, formasi besar yang rumit sampai tingkat ekstrem, perlahan mulai terbentuk……
Lin Qiye juga adalah orang yang memiliki【Kitab Rahasia Mantra Terlarang Merlin】，mengenal hampir semua pola mantra terlarang, tapi formasi sihir super di hadapannya ini jauh lebih rumit daripada mantra terlarang mana pun yang pernah ia ketahui, sama sekali belum pernah dilihat!
“Yang Mulia Merlin... Sihir apa ini?” Lin Qiye berdiri di pusat formasi sihir, bertanya dengan bingung.
“Mantra terlarang super dimensi,《Lipatan Dimensi》.”
“...《Lipatan Dimensi》?” Lin Qiye menyisir【Kitab Rahasia Mantra Terlarang】，tetap tidak menemukan nama ini, bertanya dengan bingung, “Tidak ada...”
Merlin menggenggam tongkat sihir yang gemerlap bagai bintang, berdiri di antara lipatan dimensi yang berubah cepat, jubah sihir biru tua-nya berkibar sendiri tanpa angin!
Dengan satu tangan menahan tepi topi yang berkibar, ia menatap Lin Qiye sambil tersenyum tipis, “Yang Mulia Direktur... Masih banyak yang harus kamu pelajari.”
Sung——!!!
Saat formasi sihir yang sangat rumit itu berbinar terang bagai bintang, puluhan lipatan dimensi bertumpuk pada satu titik, pada momen berikutnya, siluet kedua orang itu menghilang di tempat secara bersamaan!!
……
Da Xia.
“Bagaimana emosi warga?”
Di ruang rapat markas Penjaga Malam, Biksu Takdir duduk di kursi utama, bertanya dengan suara berat.
“……Tidak baik.” Seorang pihak berwenang Penjaga Malam menggelengkan kepala, “Sebagian besar orang sangat penasaran dengan hasil pertempuran di utara, setidaknya dalam pandangan mereka kita memenangkan kemenangan telak. Banyak yang bertanya kapan kehidupan bisa kembali normal... Mereka menganggap setelah kita menang, seharusnya tidak lagi menahan mereka di tempat penampungan. Masalahnya, kita juga tak bisa menjelaskan bahwa perang ini belum berakhir... Masih ada 【Kunci Gerbang】 yang sama sekali tak bisa ditangani.”
“Isu negatif di internet juga begitu.” Menteri Departemen PR eksternal menghela napas, “Warga sudah berada di tempat penampungan cukup lama. Meski persediaan cukup dan ada hiburan daring, emosi negatif tetap muncul. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan memicu kekacauan skala tertentu...”
“Apa Penjaga Malam turun tangan pun tidak mempan?”
“Saat ini Penjaga Malam-lah yang menstabilkan kepercayaan rakyat. Tapi sebesar apapun pencitraan Penjaga Malam di mata masyarakat, itu hanyalah perwujudan harapan sementara. Kesabaran mereka akhirnya akan habis juga suatu hari nanti.”
Ruang rapat diselimuti kesunyian maut.
“Kita tidak akan menunggu sampai saat itu.” Biksu Takdir berbicara dengan tenang, “Situasi sekarang sudah jelas. Entah 【Kunci Gerbang】 yang membantai manusia, atau kita yang menghentikan 【Kunci Gerbang】... Nasib kelangsungan hidup umat manusia akan ditentukan dalam dua hari ini.”
“Omong-omong, kalau kita sudah tahu 【Kunci Gerbang】 akan menyerang Da Xia, apa kita hanya diam? Setidaknya persiapkan pasukan di garis depan...”
“Tidak berguna, 【Kunci Gerbang】 bisa menembus masa depan. Di hadapan-Nya, semua penataan dan persiapan tak berarti. Daripada menyebarkan pasukan ke berbagai perbatasan, lebih baik berkumpul bersama menunggu inisiatif serangan-Nya.”
“Jika semua pasukan elit berkumpul, bagaimana dengan daerah lain? Kalau 【Kunci Gerbang】 mulai membantai warga, kita butuh waktu untuk sampai ke sana.”
Biksu Takdir menengadah, memandangnya dengan tenang, "Perang... selalu ada pengorbanan... Bukan?"
Orang itu membuka mulut, akhirnya tenggelam dalam keheningan... Benar, jika seperti sebelumnya menyebar pasukan ke semua perbatasan, meski bisa menahan 【Kunci Gerbang】 beberapa detik, tetap tak bermakna. Pasukan elit Da Xia sekalipun tak sebanding 【Kunci Gerbang】. Jika terpecah-belah lagi, sama saja mencari mati.
Hanya saja, situasi pasif ekstrem ini membuat semua orang merasakan ketidakberdayaan...
Pada saat itu, sebuah siluet tiba-tiba masuk ke kantor.
“Kejadian! Kejadian!!”
Semua orang mempertajam tatapan, berbalik tajam, “【Kunci Gerbang】 menyerang?”
“Err... seharusnya tidak.” Ekspresi orang itu aneh, “【Kunci Gerbang】... Dia datang sendiri, meminta Da Xia kerahkan semua pasukan elit untuk mengurung-Nya.”
Semua orang membeku di tempat.
【Kunci Gerbang】 datang sendiri... minta dikurung??
Tindakan apa ini??
Biksu Takdir seperti teringat sesuatu, kilatan spiritual muncul di matanya, langsung bangkit dari kursi, “Dia di mana sekarang?”
“Di perbatasan Pintu Naga Terbenam, Nya berkata Nya menunggu kalian di sana.”
“Pergi！”
Biksu Takdir langsung mengumpulkan semua pasukan Langit-Langit Manusia Da Xia dan di atasnya, melesat ke perbatasan！
Di kerumunan, Wang Mian hendak menyusul semua orang, tiba-tiba merasa dadanya sakit！
Dia tiba-tiba berhenti, mengulurkan tangan menyobek kerah bajunya, melihat sebuah pion putih perlahan meresap keluar dari daging dan darahnya……
“Ini adalah……” Sorot mata Wang Mian menyipitkan.
Chapter 1998 Serbuan【Kunci Gerbang】！
Pintu Naga Terbenam, perbatasan.
Siluet berjubah hitam berdiri tenang dalam kehampaan, pandangan tertuju ke kejauhan, seolah menunggu sesuatu.
Di Pintu Naga Terbenam tak jauh darinya, semua senjata telah diaktifkan, serentak mengarah ke posisinya. Para Penjaga Malam dan anggota militer yang berjaga di sini sudah menegangkan kerongkongan, waspada seolah menghadapi musuh besar！
Akhirnya, puluhan cahaya melesat dari kejauhan.
“Kalian datang terlalu lambat, Takdir.” Sorot mata An Qingyu jatuh pada orang paling depan, berbicara datar.
“An Qingyu.” Biksu Takdir melihat wajah itu, bola matanya langsung menyipit tajam, “Kau mengendalikan【Kunci Gerbang】？”
“Benar…tapi Nya hampir kembali.” Wajah pucat pasi An Qingyu di bawah tudung, “Aku tak bisa bertahan lama. Begitu Nya kembali, hal pertama yang dilakukan pasti menghancurkan jiwaku sepenuhnya…Tapi aku belum bisa mati sekarang. Jadi, aku butuh kalian untuk menahan Nya.”
Biksu Takdir alis berkerut, beberapa helai pikiran melintas di pikirannya. Hampir tidak ada keraguan, dia langsung mengangguk menyetujui.
“Baik, tidak masalah.”
Melihat Biksu Takdir menyetujui dengan begitu cepat, An Qingyu tak bisa menyembunyikan keheranannya. Dia mengangguk ringan, "Berbicara dengan Orang Pintar, memang praktis."
“Tidak, bukan aku yang pintar... Tapi kenangan dalam pikiranku yang refleks memilih mempercayaimu.” Sorot mata Biksu Takdir menatap tajam ke arahnya, “Jujurlah, sampai sekarang aku masih belum bisa memastikan, sebenarnya apa posisimu.”
“Posisiku sekarang sudah tidak penting... Menahan 【Kunci Gerbang】, bagi Da Xia saat ini adalah seratus manfaat tanpa satu kerugian.”
An Qingyu tidak salah. Alasan Da Xia terjebak dalam situasi pasif ekstrem adalah ketidakmampuan menentukan dari mana 【Kunci Gerbang】 akan menyerang. Kini dengan An Qingyu yang menyerahkan diri, itu sama saja memberikan inisiatif pertama kepada mereka, memberi kendali mutlak.
Suaranya berhenti. An Qingyu mengabaikan yang lain, menutup kelopak matanya fokus pada pertarungan berbahaya melawan jiwa yang ditekan di dasar tubuhnya.
Bersamaan, lima pasukan tingkat dewa—Hu Jia, Kuroto Yuzuri, Peringatan, Athena, Artemis—masing-masing berjaga di lima posisi berbeda, memblokir total semua jalan mundur An Qingyu;
Tujuh orang—Biksu Takdir, Guan Zai, Guru Chen, Shao Pingge, Chen Han, Lu Wuwei, Lina—membentuk lingkaran terluar. Sorot mata mereka dipenuhi kewaspadaan yang sudah mencapai level tertinggi.
5 Dewa Utama, 7 langit-langit manusia yang sejajar dengan tingkat Dewa Utama. Selain Kloie yang tubuhnya dikuras oleh Perjanjian Suci dan tidak bisa ikut perang, semua pasukan elit Da Xia ada di sini...
"Bagaimana dengan Wang Mian?" Guan Zai tiba-tiba tersadar akan sesuatu, mengerutkan keningnya.
"...Tidak tahu, tadi saat rapat masih ada." Chen Han melirik ke 4 minggu, juga tidak melihat siluetnya.
Wang Mian lagipula adalah seorang Dewa Utama, sekaligus dewa yang mengendalikan waktu. Dia juga satu-satunya di antara semua orang yang mungkin bisa membatasi kekuatan ruang-waktu 【Kunci Gerbang】. Hilangnya dia berarti tekanan yang meningkat drastis bagi semua orang.
Tapi kini, kembalinya 【Kunci Gerbang】 sudah sangat dekat. Semua orang juga tidak bisa lagi menyisihkan waktu untuk mencarinya, hanya bisa mencoba menghubungi teleponnya:
"Maaf, pelanggan yang Anda hubungi berada di luar area sinyal..."
“……”
Lu Wuwei hendak mencurahkan isi hatinya, tiba-tiba suara mendengus terdengar dari kejauhan!
"Dia akan datang!!" Keringat berderai di dahi An Qingyu yang berteriak keras. Bersamaan dengan itu, kabut abu-abu yang bergolak mengalir deras dari kehampaan di belakangnya, sebuah pintu raksasa turun ke dunia!
Aura kuno Dewa Tiang yang perkasa, tiba-tiba terjatuh!!
Semua orang merasakan bahu mereka tertekan, tekanan yang belum pernah terlihat sebelumnya menembus Gerbang Kebenaran itu, membuat mereka hampir sulit bernapas. Saat pintu raksasa itu terbuka sedikit, siluet berjubah hitam itu mulai meronta-ronta hebat!
“Aku sudah bilang... Kamu tak bisa menahanku lama-lama.” Suara berat bergema dari tenggorokan An Qingyu, bola matanya menyempit dengan cepat seperti bekas jarum!
“Kini kesadaranku sudah sepenuhnya turun, dengan apa kamu menghalangiku?!”
Di bawah tekanan jiwa 【Kunci Gerbang】, jiwa An Qingyu berguncang hebat, seolah akan terkoyak menjadi pecahan kaca setiap saat!
“Berkelahi!!” Teriaknya lantang.
Sung——!!
Kilau dewa yang gemerlap bermekaran di udara, Athena menggenggam senjata panjang menusuk tanpa ragu ke tenggorokan 【Kunci Gerbang】, namun sang hanya mengangkat telapak tangan, dengan mudah mengurungnya di dimensi yang mempatung!
Langsung setelah itu, meriam penghancur bintang bergaya pixel berskala fenomenal dan meriam laser bermuatan guntur muncul masing-masing di atas Peringatan dan Kuroto Yuzuri, dua sorot penghancur jagad menghantam tubuh berjubah hitam yang tegak di kehampaan!
Dor——!!!
Dua bola api biru menyala-nyala mekar di langit, bagai kembaran matahari yang membara, gelombang panasnya menguapkan permukaan laut di bawahnya hingga menjadi abu!
Alunan xun yang terburu-buru menggema di angkasa, tekad mental Hu Jia menerjang masuk ke dunia mental 【Kunci Gerbang】, membantu An Qingyu di dalamnya menanggung tekanan jiwa yang dibawa sang dewa. Alisnya berkerut rapat, kelopak mata tertutup rapat, darah segar mengalir deras dari tujuh lubang wajah yang tak terkendali...
【Kunci Gerbang】Jiwa yang utuh ini sungguh terlalu kuat. Bahkan Dewa Pikiran sekalipun tidak bisa bertahan lama di dalamnya. Bagaimanapun, jiwa An Qingyu untuk sementara telah terlindungi.
“Kau pikir dengan memanfaatkan tangan para pengikut ini bisa menahanku?”
Dengusan dingin 【Kunci Gerbang】 bergema dari dua mentari raksasa. Pada momen berikutnya, dua bola api itu tiba-tiba membeku. Sepasang telapak tangan menyobek keluar, puluhan percikan api menyemburat ke langit!
Siluet beberapa langit-langit manusia datang bergerombol. Berbagai area larangan terbuka bersamaan, menahan erat sosok berjubah hitam di tempat.
Lina menggenggam udara kosong. Artefak suci tertinggi Pedang dalam Batu mendarat di telapak tangannya. Dengan teriakan keras, bayangan kekuatan Raja Arthur menyatu dengan tubuhnya. Untuk sesaat, dia meraih kekuatan level "Tertinggi". Kilau pedang keemasan menyambar vertikal ke ubun-ubun 【Kunci Gerbang】!
【Kunci Gerbang】 yang sedang melawan delapan musuh sekaligus mengerutkan alis. Ruang di sekitarnya bertukar tempat dengan kehampaan di kejauhan. Seketika, tubuhnya menghilang.
Pada momen berikutnya, serbuan para langit-langit manusia dan serangan pedang Lina pupus sia-sia!
Jubah hitamnya menari liar diterpa angin. 【Kunci Gerbang】 mengangkat ujung jarinya. Dari pintu raksasa yang menjulang di atas kabut abu-abu, puluhan tentakel dari gugusan bintang megah menghujam ke bawah. Seketika menenggelamkan beberapa siluet!
"Hati-hati!" Bola mata Guru Chen menyempit tiba-tiba, "pemandangan hati" terbuka lebar hingga level tertinggi, menyedot Chen Han, Lu Wuwei, Shao Pingge dan lainnya yang berada di tentakel ke dalam kereta.
Dug——!!
Tentakel-tentakel itu menghantam "pemandangan hati" dengan dahsyat, kekuatan dahsyat langsung menghancurkan area larangan Guru Chen. Di dalam kabin mobil, dia tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut, lalu kereta yang melesat di kehampaan meledak tanpa jejak!
Chapter 1999 Pertempuran Sengit
Berkat pelemahan kekuatan besar oleh "pemandangan hati" dan kereta, Chen Han dan lainnya hanya tersapu kekuatan guncangan, menyemburkan darah dari mulut, bisa dibilang berhasil menyelamatkan nyawa!
"Jangan lari!"
Lina yang dirasuki Raja Arthur kini bagaikan dewi perang, mengangkat pedang langsung mengejar arah 【Kunci Gerbang】. Athena dan Artemis juga bertindak bersamaan, tiga cahaya kembali mengunci 【Kunci Gerbang】 di pusat, niat membunuh yang menggelegak mengalir deras!
Tiga serangan penuh dewa utama di puncak kekuatan mereka menyobek langit menjadi beberapa celah emas. Sosok berjubah hitam itu berdiri di tengah, mendengus dingin. Saat kedua tangannya terangkat, tiga siluet yang hampir menyentuh kecepatan tertinggi itu tiba-tiba melambat, berhenti di sekelilingnya, bergerak pelan seperti kura-kura...
"Cari mati."
【Kunci Gerbang】menggenggam balik Pedang dalam Batu di tangan Lina, telapak tangan satunya menidurkan ringan di dadanya. Bayangan semu Raja Arthur yang menyelimuti sekitarnya hancur berantakan dengan suara gedebuk! Seluruh tubuhnya terlempar seperti layangan yang putus talinya!
Saat【Kunci Gerbang】merampas Pedang dalam Batu, panas membara menyala dari telapak tangan. Pedang ini seolah memiliki tekad sendiri, menggila menerkam balik tubuh【Kunci Gerbang】!
【Kunci Gerbang】tetap menggenggam gagang pedang, tak peduli rasa sakit, memeluk erat dan menyambar seperti pedang ke Artemis di samping hingga terbelah dua.
Kabut darah meledak di udara. Di bawah sorot mata ketakutan Artemis, siluetnya menghilang tanpa jejak...
Menyaksikan ini, amarah Athena menyala di bola matanya. Entah dari mana kekuatannya, tubuhnya tiba-tiba bergerak berkali lipat lebih cepat dalam waktu yang melambat. Kekuatan ilahi berkumpul di ujung tombak, menyambar dahsyat ke tubuh siluet berbaju hitam itu!
Dang——!!
【Kunci Gerbang】menghunjamkan pedang dengan keterusterangan, menangkupkan serangan penuh Athena di depan. Getaran bilah pedang di telapak tangan-Nya membuat tombak ilahi di genggaman Athena berkeping-keping!
Tusukan ini meruntuhkan senjatanya, menembus dimensi dengan kecepatan luar biasa, merendam dalam-dalam ke dalam jantungnya!
Dengan panas di telapak tangan yang semakin membara, 【Kunci Gerbang】 tidak lagi mencabut pedang ini. Athena yang tertembus jantung bersama Pedang dalam Batu terjatuh tak berdaya ke permukaan laut.
Dalam setengah detik, tiga pasukan tingkat dewa utama tercabik!
Bersamaan, siluet berambut putih dan berbaju putih terjatuh dari langit. Telapak tangannya menekan kehamparan kosong, sebuah Mecha raksasa menutupi langit muncul tiba-tiba dengan puluhan pola petir terukir di atasnya. Delapan laras meriam super terangkat, delapan sorot petir melacak bayangan hitam itu dan menghantam dengan keras!
Setiap sorotan petir ini mampu memusnahkan dewa utama. Sorotan cahaya ini menyapu udara dengan kecepatan luar biasa, namun tak melukai sedikitpun siluet berbaju hitam itu. 【Kunci Gerbang】 bagai hantu meliuk di antara sorotan petir, tubuhnya menyelinap cepat hingga berada di hadapan Mecha raksasa ini!
"Mainan anak-anak saja."
Sorot mata sebesar bekas jarum itu menyapu dingin atas Mecha. 【Kunci Gerbang】 meremas telapak tangan, retakan dimensi bermekaran di telapak tangan lalu menghantam tubuh Mecha!
Di kabin kemudi, sorot mata Kuroto Yuzuri tajam. Seketika, puluhan buff dan properti mengalir deras: "Tangkisan Mutlak", "Penghakiman Tanpa Luka", "Badan Emas Tak Terkalahkan", "Gemuruh Lonceng Kematian Dewa", "Ramuan Penguat Serangan!"
……
Lapisan cahaya berlapis-lapis menutupi permukaan mecha, kepalan raksasa bermotif petir itu terangkat cepat, ratusan pendorong bekerja melebihi kapasitas, sebuah pukulan menghantam telapak tangan 【Kunci Gerbang】 bagaikan meteor penghancur dunia!
Dor——！！！
Saat kedua kekuatan bertabrakan, retakan dimensi melahap lengan mecha, tubuh raksasa itu remuk berkeping-keping, lenyap dalam kehampaan seketika. Dari kabin kemudi, siluet berambut putih melesat keluar sambil menggenggam tombak "SSS" "Galaksi Bintang", menikam wajah 【Kunci Gerbang】 tanpa ragu!
【Kunci Gerbang】 mengangkat tangan tanpa ekspresi, ruang di sekitarnya terkompresi menjadi sembilan lapis perisai, menahan ujung tombak. Dentuman bergema ke angkasa saat Kuroto Yuzuri menembus sembilan lapis dimensi, wajahnya memucat akibat getaran balik.
Seberkas retakan ruang bagai cambuk menyambar tubuhnya, membelah pinggangnya menjadi dua. Data permainan bertebaran di udara seperti kepingan kaca. Kuroto Yuzuri mendengus kesakitan, tubuhnya berkedip-kedip layaku karakter game yang terputus sambungan, terjatuh dari langit.
【Kunci Gerbang】 hendak melangkah maju, tiba-tiba bergeser 10 meter ke kanan. Seekor makhluk pixel raksasa jatuh dari langit, melahap habis posisi semula dengan gigitan ganas!
"Biar aku yang menghabisi kau!"
Pecahan piksel beterbangan di langit, sosok Peringatan yang mengenakan jubah compang-camping melesat keluar. Di sorot matanya samar-samar terlihat lingkaran putih berputar, misterius dan tidak beres!
Dengan gerakan tangan, kaki raksasa dari piksel langsung menginjak kepala 【Kunci Gerbang】!
Siluet 【Kunci Gerbang】tenggelam dalam lautan piksel. Bersamaan, Peringatan seolah merasakan sesuatu, tanpa ragu melesat ke samping. Sebuah tangan muncul dari dimensi belakangnya, menidurkan kehampaan di situ.
"Eh?" Mata 【Kunci Gerbang】menyipit heran melihat Peringatan bisa menghindar.
"Menyergap diam-diam?"
Peringati mendengus dingin, kepalan tangannya menghantam ke belakang. Sembilan barrier dimensi langsung terbentuk di hadapan 【Kunci Gerbang】, tapi tertembus seketika oleh pukulannya yang menghantam keras pipi 【Kunci Gerbang】!
Kekuatan dahsyat merambat dari pipi. Tubuh 【Kunci Gerbang】kembali menghilang. Saat muncul kembali di ratusan meter jauhnya, bekas kepalan masih tercetak di pipinya.
"Bagaimana bisa?" Bola mata 【Kunci Gerbang】menyipit, menatap tekstur di punggung tangannya. "Tidak tepat... Kau pun bukan bagian dari semesta ini. Pantas saja tak kuselami."
"Bacot!" Peringati menginjak ombak piksel, rambut peraknya mengepul bagai air terjun. Tubuhnya menerjang posisi 【Kunci Gerbang】dengan kecepatan tinggi!
【Kunci Gerbang】Melihat ini, tubuhnya terus menembus ruang angkasa, namun setiap kali Dia muncul, Memorial seolah bisa memprediksi titik pendaratan-Nya, mencegat dengan presisi. Namun【Kunci Gerbang】yang telah meramal semua ini dengan mantap membalikkan serangannya...
Dua siluet ini terus bertarung di langit. 【Kunci Gerbang】terkejut melihat wanita ini mampu bertahan begitu lama dalam duel, kilau licik berkedip di matanya. Ujung jari-Nya menunjuk langit, dari Gerbang Kebenaran yang terbuka lebar, sepasang mata raksasa kuno perlahan membuka...
"Sial! Kau main curang!!" Memorial membelalakkan mata, hendak menghindari radius Gerbang Kebenaran, namun ruang-waktu sekitar membeku tiba-tiba, mengunci tubuhnya di tempat!
Pada momen berikutnya, kebenaran agung menerobos pikiran Memorial. Darah menyembur deras dari mulutnya, tubuhnya tumbang tak berdaya ke permukaan laut.
Setelah menaklukkan semua lawan, 【Kunci Gerbang】akhirnya bisa fokus pada masalah jiwanya. Pandangan-Nya tertuju ke arah tertentu, di mana Hu Jia berjubah hitam sedang meniup xun kuno, butiran keringat mengkilat di pelipisnya...
【Kunci Gerbang】menarik napas dalam-dalam, mengerahkan seluruh kekuatan jiwanya. Sebuah palu tak kasat mata menembus dimensi, menghantam keras jantung Hu Jia!
Wajah Hu Jia memucat seketika. Darah mengalir deras dari tujuh lubang wajahnya, tubuhnya limbung tak sadarkan diri, terjatuh terlentang.
Chapter 2000 Kematian Takdir
Hingga kini, medan perang yang kacau balau akhirnya kembali tenang.
【Kunci Gerbang】 berdiri tegak di atas kehampaan, perlahan melangkah maju...
Angin laut yang asin menerpa medan perang. Lima dewa utama dan tujuh langit-langit manusia hampir kehilangan seluruh kemampuan tempur. Bayangan-bayangan manusia terapung-apung di permukaan laut berdarah, kecuali siluet berjubah kasaya berlumpur yang berdiri kokoh di atas ombak. Di hadapan【Kunci Gerbang】, tak tersisa seorang pun.
"Jadi, kalian sama sekali tak bisa menghalangiku."【Kunci Gerbang】 menatap wajah itu, berbicara pelan, "Bahkan ketika pasukan elit manusia berkumpul di sini, mereka tak bisa menahanku selama tiga menit... Umat manusia sudah tidak punya harapan lagi."
"Benarkah? Inikah masa depan yang kau lihat?" Menghadapi tekanan wibawa【Kunci Gerbang】, Biksu Takdir sama sekali tidak mundur, "Seandainya manusia benar-benar tak punya harapan... Mengapa kau begitu buru-buru ingin membunuh kami, menghancurkan jiwa An Qingyu? Kecemasanmu ini... Kekuatan siapa yang kau takuti?"
Alis【Kunci Gerbang】 berkerut tipis.
"Bukan tanpa harapan. Kau sudah melihatnya, masa depan dengan secercah kemungkinan... Kau ingin memadamkannya sejak dalam buaian, karena semakin lama ditunda, peluangmu semakin tipis." Biksu Takdir terdiam sejenak, "Dan saat aku mengucapkan ini... Berapa persen lagi peluangmu yang terkikis?"
“Aku mengaku, kamu sangat pintar, bahkan bisa mengintip pikiranku…… tapi ini takkan mengubah apa pun.”【Kunci Gerbang】berbicara pelan, “Jiwa An Qingyu hampir benar-benar terkikis olehku, sedangkan kamu…… Aku tak akan menghabiskan waktu di sini untuk membunuhmu. Saksikanlah langsung di sini bagaimana aku meluluhlantakkan manusia.”
“Membuang waktu untuk membunuhku?” Biksu Takdir mengejek, “Kau takut menyia-nyiakan waktu…… atau tidak berani membunuhku?”
Pupil milik【Kunci Gerbang】menyempit halus, wajah muramnya bagai air tergenang.
“Apa katamu?”
“Kau melihat masa depan, kan? Kau tahu apa yang akan terjadi setelah membunuhku…… kau takut pada masa depan itu.” Biksu Takdir menunjuk permukaan laut berdarah di hadapannya, “Makanya, kau bisa menyerang siapapun dari mereka, tapi hanya padaku kau tak berani menyentuh……”
Suaranya belum habis, sorot mata Biksu Takdir tiba-tiba melontarkan kilatan spiritual. Dengan gesit seperti kilat ia mengeluarkan sebilah pedang pendek dari dekapan, tanpa ragu menusukkannya ke jantung sendiri!
Tapi begitu ujung pedang menyentuh kulit, gerakannya membeku di tempat.
Waktu terjebak dalam stagnasi di detik ini, seluruh permukaan laut seolah ditekan tombol dijeda. 【Kunci Gerbang】memandangi biksu yang sedang setengah jalan bunuh diri itu, suara beratnya menggema:
“Orang yang terlalu pintar…… takkan berakhir baik.”
Gerbang Kebenaran di belakang-Nya perlahan terbuka, Tentakel Bertabur Bintang menyusur keluar mencengkeram tubuh biksu yang membeku, lalu menyeretnya masuk ke balik pintu……
Seperti yang dikatakan Biksu Takdir, 【Kunci Gerbang】 tidak bisa membunuhnya, jadi satu-satunya cara penanganan adalah menyeretnya ke balik Gerbang Kebenaran. Begitu dia meninggalkan dunia ini, meski mati, 【Akibat Yang Telah Ditentukan】 tidak akan kembali ke Lin Qiye di dunia ini.
Namun, tepat saat Biksu Takdir hampir terseret ke balik pintu, jiwa yang selalu ditekan oleh 【Kunci Gerbang】 tiba-tiba bangkit kembali!
Jiwa An Qingyu yang rusak menerjang mentalnya dengan paksa, sekejap merebut kendali atas tubuh. Bersamaan itu, Hu Jia yang sebelumnya pingsan bangkit lagi, sebuah tangan menggenggam udara dengan ledakan keras, lalu mentalnya kembali menerjang tubuh 【Kunci Gerbang】!
【Kunci Gerbang】 tak bisa meramalkan masa depan An Qingyu, sama sekali tak menyangka jiwa An Qingyu yang hampir terkikis masih punya kekuatan melawan. Tanpa persiapan, Gerbang Kebenaran raksasa itu menghilang tanpa jejak!
Setelah tentakel bintang lenyap, tubuh Biksu Takdir terjatuh ke permukaan laut. Dia tiba-tiba mengayunkan pedang pendeknya, menikamkannya ke dadanya sendiri!
Darah merah segar mengalir dari sudut mulutnya...
"Sialan!" 【Kunci Gerbang】 nyaris langsung merebut kembali kendali tubuh. Hu Jia di samping kembali menderita luka jiwa, tubuhnya terlempar. Saat Nya bersiap menyeret Biksu Takdir, sorot mata sebesar bekas jarum itu tiba-tiba menyipit tajam...
"Mereka datang..."
Biksu Takdir setengah berlutut di permukaan laut, pedang pendek itu telah tertancap dalam di dadanya. Dia mengangkat kepala menatap kehampaan di atasnya. Dalam pandangannya, seutas benang karma yang kekar sedang ditarik dengan cepat!
Pada momen berikutnya, formasi sihir raksasa mekar di langit medan perang!!
"Yang Mulia Direktur, Anda lebih baik pergi dulu, aku segera menyusul..." Suara Merlin terdengar samar dari formasi sihir. Seiring cahaya sihir yang memancar gemerlap hingga level tertinggi, siluet merah marun mulai terbentuk dengan cepat!
Sosok itu melangkah keluar dari formasi sihir. Pandangannya menyapu permukaan laut yang berwarna darah. Bola matanya menyempit halus... Dia menatap tajam sosok berjubah hitam yang berdiri sendirian di seberang kehampaan, lalu bersuara mengerikan:
"【Kunci Gerbang】..."
【Kunci Gerbang】 melihat penampakan fisik Lin Qiye, wajahnya berubah muram... Nya tahu, skenario terburuk akhirnya terjadi.
"Akhirnya kau kembali." Biksu Takdir terjatuh berlutut di permukaan laut berdarah. Matanya mengawasi sosok merah marun di hadapannya. Tubuhnya yang tegang perlahan mengendur sebelum akhirnya bertanya penuh harap, "Berhasil menemukan?"
Lin Qiye paham maksud pertanyaan Takdir ini. Dia terdiam untuk waktu yang lama, pandangannya tertuju pada tubuh 【Kunci Gerbang】...
"Tidak tahu... Mungkin saja."
"Mendengar jawaban ini, Biksu Takdir mengangguk ringan. Wajahnya dengan cepat memucat, namun pandangannya masih mempertahankan kewarasan yang jelas. Dengan suara lemah ia berkata, 'An Qingyu bukan pengkhianat, jiwanya ditekan dalam tubuh itu... Shen Qingzhu menghilang, mungkin ada hubungannya dengan An Qingyu... 【Kekacauan】 tidak tahu apakah sudah benar-benar mati, tapi seharusnya ada di dalam tubuh 【Kunci Gerbang】... 【Kambing Hitam】 telah dikonfirmasi tewas... Selain itu, tidak ada lagi.'"
"Dalam waktu sesingkat mungkin, Biksu Takdir telah menceritakan segala urusan penting kepada Lin Qiye. Ia tahu, mungkin ini hal terakhir yang bisa dilakukannya..."
"'An Qingyu... Shen Qingzhu?' Di sorot mata Lin Qiye, muncul kebingungan, kemudian disusul rasa sakit."
"Melihat ekspresi Lin Qiye, Biksu Takdir seperti teringat sesuatu. 'Ya... hampir lupa kau pernah memakai Koin Bintang... Tapi tidak apa...'"
"Wajah yang identik persis dengan Lin Qiye itu terangkat dari genangan darah. Ia menatap Lin Qiye yang berjubah merah marun di hadapannya, mengulurkan tangan perlahan..."
"Lin Qiye membuka mulutnya, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya tak bersuara..."
"Hanya diam-diam mengulurkan tangan, menggenggam erat tangan Biksu Takdir."
"'Se... permainan caturku hanya bisa sampai di sini...'"
"'Selanjutnya, apakah bisa memenangkan kekacauan ini...'"
"'Tergantung padamu.'"
"Chapter 2001 Sepi Tak Berpenghuni?"
"Di permukaan laut berdarah, puluhan benang karma menjalar dari tubuh Biksu Takdir, menyusup melalui telapak tangan dan membanjiri tubuh Lin Qiye."
Seiring jantung Biksu Takdir berhenti berdetak sepenuhnya, tubuh jasmani yang sunyi itu terpecah menjadi puluhan karma kacau, dengan cepat menyusut menjadi sekumpulan bola-bola cahaya yang melayang diam-diam di telapak tangan Lin Qiye……
Urutan Ruang Terlarang 007, Buddha Takdir, 【Konsep yang Telah Ditakdirkan】.
“……Sudah lelah ya.”
Memandang gumpalan karma di telapak tangannya, Lin Qiye bergumam pelan.
Meski beberapa gaya bertindak Biksu Takdir tidak diakui oleh Lin Qiye, bahkan kerap terjadi gesekan di antara mereka……pada akhirnya biksu itu tetaplah ciptaan tangan Lin Qiye sendiri. Tanpa Biksu Takdir, mustahil bagi Lin Qiye sendirian untuk membawa langkah catur ini sejauh ini.
Hubungannya dengan Takdir bagaikan cahaya dan kegelapan di sisi papan catur, laksana sepasang rekan yang saling tak menyetujui cara masing-masing, namun teguh mempercayakan punggung mereka satu sama lain. Kini segala sesuatu tentang Takdir telah kembali ke bentuk awalnya, seolah pemain catur yang dingin dan kejam itu tak pernah ada. Di atas papan catur reruntuhan ini, akhirnya hanya tersisa Lin Qiye seorang diri.
Saat telapak tangan Lin Qiye menggenggam erat 【Konsep yang Telah Ditakdirkan】, benda itu menyatu sempurna ke dalam tubuhnya. Sebab dan akibat berfusi dengan cepat, sebuah hukum gaib yang kuat dan misterius terbentuk dalam sekejap di dalam dirinya!
Aura tubuhnya mulai melesat naik!
Jiwa Lin Qiye masa kini sudah bukan sehebat dulu yang tak bisa menerima "sebab" dan "akibat" bersamaan. Setelah mengalami hukum mukjizat dan pencucian hukum kegelapan, jiwanya kini sekuat baja. Bersamaan dengan kelahiran hukum karma, tingkatan kekuatannya langsung menembus tembok langit-langit manusia, kembali ke tingkat dewa utama!
Bersamaan dengan itu, segmen kenangan yang tak pernah ada dalam pikiran Lin Qiye... mulai terungkap.
Itu adalah kenangan Biksu Takdir.
Jia Lan, An Qingyu, Bai Li Pangpang, Shen Qingzhu, Jiang Er, Cao Yuan……
Nama-nama yang benar-benar terlupakan olehnya, seiring kembalinya ingatan Biksu Takdir, muncul kembali dalam pikirannya…… Pecahan Kenangan yang tak lengkap itu langsung tersambung utuh, sorot matanya berbinar gemerlap dengan cahaya yang menyilaukan!
【Koin Bintang Raja】 telah menghapus ingatan Lin Qiye…… Tapi di dunia ini, masih ada seseorang yang memiliki ingatan sama persis dengannya!
Biksu Takdir.
Ingatan Biksu Takdir bagai sampel yang dulu disalin Lin Qiye di puncak gunung bersalju. Kini, sampel ini sempurna menambal kelemahan ingatan tubuh asli, segalanya mencapai kebahagiaan sempurna di momen ini!
Dia tiba-tiba teringat...
Saat kenangan-kenangan yang pernah diperlakukannya seperti harta karun kembali, dua aliran air mata jernih menggesek pipi Lin Qiye. Di antara kehilangan dan penemuan kembali, akhirnya dia memahami dua kalimat yang diucapkan Biksu Takdir tadi.
An Qingyu bukan pengkhianat!!
Shen Qingzhu menghilang, mungkin ada hubungannya dengan An Qingyu... Artinya, sama seperti Cao Yuan?
Lin Qiye mendongakkan kepala dengan cepat, sorot matanya yang dipenuhi garis-garis merah menatap tajam ke arah 【Kunci Gerbang】 yang mengendalikan tubuh An Qingyu di kejauhan, niat membunuh yang menggelegak menyembur dari dalam tubuhnya!
“……【Kunci Gerbang】！！”
Teriakan Lin Qiye menggema ke angkasa, seolah menyadari bahaya, alis 【Kunci Gerbang】 berkerut, Gerbang Kebenaran di belakangnya terbuka kembali!
"Sudah kukatakan, aku akan menantimu di Bumi." 【Kunci Gerbang】 berbicara pelan, "Kau punya persiapanmu... Dan aku juga."
Saat Gerbang Kebenaran itu terbuka sepenuhnya, kabut abu-abu tak berujung menyembur keluar, kadang terlihat empat siluet muncul perlahan darinya!
Seketika, tekanan wibawa empat dewa tertinggi tiba-tiba turun!
"Empat dewa tertinggi? Di dunia sekarang ini, mana mungkin ada sebanyak ini dewa tertinggi??" Di tengah lautan darah yang bergolak, Guan Zai yang terluka parah merasakan empat aura menakutkan ini, hatinya langsung berdebar kencang.
Saat dia berbicara, Chen Han duduk di atas papan pixel yang mengambang, menariknya dengan kuat keluar dari air laut.
Di papan pixel itu kini terbaring pasukan level dewa utama yang terluka parah akibat pertempuran tadi. Kuroto Yuzuri yang tubuhnya hancur menjadi data permainan masih tak sadarkan diri dengan bar darah kosong, sementara Hu Jia terbaring di sisi lain dengan tujuh lubang wajah berdarah, juga tak sadar.
“Sebaliknya, Jinian yang tidak pingsan dan lukanya tidak parah, terus-menerus menggerakkan pixel untuk menjaring siluet-siluet lain di dalam air laut.”
“Guru Chen yang berlumuran darah terjatuh terlentang di atas papan pixel. Matanya menyempit halus saat melihat keempat siluet yang muncul dari kabut...”
“Apakah mereka...?”
“Dari kabut yang bergolak, akhirnya terlihat jelas garis profil keempat siluet itu... Mereka adalah para dewa tertinggi yang pernah gugur di berbagai penjuru bumi: Raja Dewa Yunani Zeus, Raja Dewa Nordik Odin, Dewa Matahari Mesir Ra, dan Dewa Pencipta India Brahma!”
“Bagaimana mungkin?! 【Kambing Hitam】bukannya sudah meninggal? 【Kunci Gerbang】bisa mengendalikan mayat mereka juga??”
“Tidak... Itu bukan mayat... Mereka hidup.” Chen Han menatap tajam keempat dewa tertinggi itu, berkata serak, “Kalian ingat dewa buatan yang pernah dibuat An Qingyu? Mereka memberi mood yang mirip... tapi jauh lebih high-tech!”
“Gerbang Kebenaran sampai bisa melakukan ini? Ini benar-benar tak ada jalan keluar!” Shao Pingge berkata dengan getir.
“Bahkan jika Komandan Lin kembali ke tingkat dewa utama... tak mungkin sanggup melawan empat dewa tertinggi sendirian, apalagi masih ada 【Kunci Gerbang】yang lebih menakutkan...”
“Dengan kembalinya keempat dewa tertinggi ini, hati semua orang bagai tertimpa malapetaka...”
Harus diketahui, keempat orang ini adalah Dewa Tertinggi puncak dari berbagai kerajaan dewa yang selama sepuluh tahun Da Xia habis-habisan cari cara untuk membunuh. Kini mereka bersatu kembali dan berdiri di sisi 【Kunci Gerbang】, membuat orang merasa putus asa.
Keempat siluet Dewa Tertinggi itu berdampingan, tekanan wibawa yang menakutkan menindih seluruh lautan. Guntur, badai, mentari terik, cahaya Buddha, hampir merobek dunia menjadi berkeping-keping. Di atas kabut abu-abu yang bergulung di atas kepala mereka, 【Kunci Gerbang】 yang berjubah hitam bersuara berat:
"Lin Qiye, di belakangmu sudah sepi tak berpenghuni... Dengan apa kau akan mengalahkanku??"
Guntur menggelegar, angin menderu.
Di bawah lima wibawa ilahi tingkat tertinggi ini, aura tingkat Dewa Utama bagai lilin tertiup angin yang siap padam kapan saja.
Lin Qiye tegak sendirian di antara ombak berdarah, jubah merah marunnya menari liar ditiup angin. Tangannya menggenggam hukum karma, sorot matanya yang tenang pelan terangkat...
"Siapa bilang di belakangku... sepi tak berpenghuni?"
Telapak tangannya yang menggenggam hukum karma mengatup lirih di kehampaan. Pada momen berikutnya, lima bayangan pintu ruang rawat Rumah Sakit Jiwa Para Dewa muncul seketika di belakangnya!!
Chapter 2002: Respons
Da Xia.
Di suatu jurang hitam.
Seorang wanita anggun berjubah gaun bertabur bintang mengerutkan alis berdiri di dunia jurang ini. Puluhan bintang berkedip dalam kegelapan, bagai langit bertabur bintang.
“……Alisnya mengerut, wajahnya pucat pasi, napasnya juga goyah seperti nyala lilin yang tak stabil... Saat ini cahaya bintang yang bertaburan di langit perlahan meresap ke dalam tubuhnya, memulihkan lukanya secara bertahap.
Dalam pertempuran baru-baru ini melawan 【Kunci Gerbang】, Nyx menerima serangan langsung dari Gerbang Kebenaran yang membuatnya terjebak dalam luka parah.
Luka yang ditimbulkan Gerbang Kebenaran bukanlah jenis yang mudah disembuhkan. Meskipun Nyx mengobati dirinya sekuat tenaga, dia hanya bisa mempertahankan nyawanya. Untuk kembali ikut bertempur? Hampir mustahil.
Saat cahaya bintang masih berputar-putar di angkasa, pancaran sihir tiba-tiba muncul dari kehampaan. Nyx seperti merasakan sesuatu, membuka matanya lebar-lebar dengan terkejut lalu menatap ke arah formasi sihir.
“……Merlin?”
“Lama tidak bertemu, Yang Mulia Nyx.” Merlin yang menyampirkan jubah sihir sambil menggenggam tongkat sihir, melangkah keluar dari cahaya sambil tersenyum.
“Kukira kau sudah tersesat di alam semesta.”
“Tidak... Aku hanya mencari sesuatu di sana.”
Wajah Nyx tetap pucat pasi, “Kalau kau sudah kembali, cepatlah pergi bantu di luar... Situasi di luar tidak baik.”
“Dengan kekuatanku sendiri, mustahil mengalahkan 【Kunci Gerbang】.” Merlin mengangkat bahu, “Aku butuh bantuan.”
Tongkat sihir di tangannya kembali terangkat, tiga formasi sihir dengan cepat terbentuk di bawah tubuh Nyx, satu hijau muda, satu emas, satu biru cerah... Saat ketiga formasi sihir ini muncul, vitalitas yang pekat mulai bergolak keluar!
"Ini adalah..." Nyx mengerutkan kening melihat ke bawah tubuhnya.
"Mantra terlarang pengobatan, total tiga buah." Jubah sihir Merlin berkibar tanpa angin, sambil menekan tepi topi angin besar-nya, ia berbicara serius, "Lukamu parah... Kalau mau sembuh sendiri, mungkin butuh puluhan tahun..."
"Kamu bisa menyembuhkannya?"
"Bisa."
"Berapa lama?" Sorot mata Nyx mulai berbinar.
Merlin diam sejenak, "Kira-kira... ratusan helai rambut."
Di bawah pandangan tertegun Nyx, vitalitas yang bergolak langsung menerobos masuk ke tubuhnya dari formasi sihir. Luka-lukanya menyembuh cepat dalam sihir, sementara bau khasnya yang melayang mulai stabil dengan kecepatan luar biasa!
Tiga mantra terlarang pengobatan ini beroperasi maksimal hingga puluhan detik sebelum akhirnya memudar... Sebuah telapak tangan pucat nan panjang menyobek serat sihir yang seperti kepompong raksasa, lalu keluar.
Nyx berdiri tegak di atas gelapnya malam, mengamati dirinya sendiri dengan heran, "Sihirmu benar-benar ajaib, Merlin."
"Terima kasih atas pujiannya."
Merlin menekan tepi topi dengan satu tangan, membungkuk dengan elegan penuh hormat.
Saat keduanya sedang berbicara, dua benang-benang karma menembus kehampaan, diam-diam terhubung pada tubuh mereka. Bersamaan dengan itu, dua pintu portal ruang rawat ilusi terbentuk cepat di bawah langit kosong... seolah menunggu kedatangan mereka.
"Tidak jelas maksudnya?" Nyx melihat benang karma yang mengkristal di tubuhnya, dan portal yang terhubung dengannya, sambil mengerutkan kening bertanya.
"Yang Mulia Direktur sedang memanggil kita." Merlin tersenyum berkata, "Sepertinya, kali ini kita akan bertemu wajah-wajah yang tak terlihat lama..."
"Dia sudah kembali ke Da Xia?" Nyx segera melangkah menuju portal ruang rawat ilusi itu, berkata dengan tekad kokoh, "Aku mau pergi membantunya."
Nyx dan Merlin secara bersamaan menginjak cahaya bintang gemerlap, mendekati dua portal yang terhubung dengan karma mereka. Mereka menggenggam pegangan pintu yang familiar itu, saling bertukar pandang, lalu mendorongnya dengan kuat!
……
【Taman Rahasia Abadi】.
Di dalam pondok kayu sederhana, Bragi yang sedang beristirahat di ranjang tiba-tiba mengeluarkan suara terkejut, lalu membuka lebar-lebar bola matanya.
Dia menunduk melihat tubuhnya. Di balik jubah putih beraroma bunga yang dipakainya, sehelai benang halus memanjang dari dalam tubuhnya, merambat keluar menuju kehampaan di luar pondok...
Dia menggaruk kepalanya dengan bingung, mengenakan sepatu lalu turun dari tempat tidur, dan mendorong pintu keluar.
Angin sepoi-sepoi menerpa taman yang sunyi，puluhan krisan bersisik yang mekar bagai ombak emas bergolak tiada henti，beberapa kelopak bunga melayang melewati wajah tampan Bragi，dia perlahan mengangkat kepala，mengamati langit muram di atasnya，alisnya tanpa sadar berkerut.
“Bragi！”
Sebuah suara terdengar dari dalam taman.
Di kedalaman hamparan bunga，Idun yang sedang serius menganyam keranjang bunga perlahan bangkit，dari dalam tubuhnya juga terpancar benang-benang yang menjulur ke kejauhan...
“Lihat itu!” dia menunjuk ke pusat lautan bunga emas yang bergelora，berkata.
Bragi menoleh，melihat sebuah pintu ilusi berdiri tegak di tengah lautan bunga，persis seperti pintu ruang rawat di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa dulu.
Bragi mendekati pintu itu，seolah teringat sesuatu，kilatan cahaya memancar dari matanya.
“Ini Direktur Lin.” Bragi memandang benang-benang karmanya，berkata lirih，“Idun... Direktur Lin butuh pertolongan kita.”
“Lalu masih menunggu apa?”
Idun menggandeng tangan Bragi，keduanya berdiri di depan pintu lautan bunga，jubah putih mereka beterbangan tertiup angin.
“Cepatlah... Nanti Direktur jadi buru-buru!”
“Ya.”
Bragi tersenyum tipis，satu tangannya menggandeng Idun，satu lagi menggenggam pegangan pintu，pelan memutar...
“Direktur Lin... Kami datang.”
……
Luar angkasa.
Di kehampaan tak jauh dari bumi，sebuah patung batu melayang dalam keheningan...
“Patung batu ini hitam legam, dari penampilannya, tampak seperti kera purba yang sedang bersila. Pada tubuhnya tidak ada sedikit pun gelombang kehidupan, seolah hanya mayat yang tertidur lelap.”
“Gesek-gesekan samar—”
“Tiba-tiba, patung ini mulai bergetar halus. Pecahan batu berjatuhan dari tubuhnya. Sorot mata yang sunyi itu perlahan membuka……”
“Sebuah wibawa ilahi yang ganas dan otoriter turun menghunjam taburan bintang!”
“Lin Qiye?”
“Tubuh Sun Wukong perlahan bangkit. Ia menatap benang-benang karma yang menjulur dari dalam tubuhnya, dan pintu rumah sakit jiwa yang berdiri tegak di kejauhan angkasa. Di bola matanya, seolah dua matahari berapi berkobar-kobar!”
“Seperti telah menebak sesuatu, ia menginjakkan kaki. Siluet tubuhnya langsung berkedip menghilang di depan pintu.”
“Lin Qiye... Lao Sun datang!”
“Krak—”
“Gagang pintu langsung diputar!”
……
“Bumi.”
“Reruntuhan bawah tanah.”
“Di antara puing batu raksasa yang terkubur dalam ini, siluet berjubah ungu kerajaan bangkit dari singgasana kesepian.”
“Gilgamesh menyapu pandangan ke arah pintu rumah sakit jiwa yang tiba-tiba muncul itu. Bola matanya menyipit. Saat ujung jarinya mengait, reruntuhan bawah tanah ini seketika berubah menjadi bagian gudang harta, menyusut ke telapak tangannya lalu lenyap.”
“Lin Qiye, apakah kamu yang memanggil Sang Raja...”
Jubah ungu Sang Raja berkibar sendiri tanpa angin, tekanan wibawa setara tingkat dewa tertinggi juga terlepas. Tekad tertinggi sang penguasa terkonsentrasi di pupil mata ungu itu, kewibawaan dan keotoriteran tak berujung memenuhi seluruh dunia bawah tanah.
Tubuhnya melangkah, menghampiri pintu ilusi itu.
"Sang Raja... membalas panggilanmu."
Chapter 2003 Mencapai Kedudukan Tertinggi
Perbatasan Da Xia.
Saat telapak tangan Lin Qiye terangkat, lima bayangan pintu berdiri tegak di permukaan laut. Wibawa ilahi seragam mengalir deras dari balik pintu!
Begitu merasakan lima gelombang wibawa ilahi tertinggi ini, semua orang di samping langsung membelalakkan mata dengan ekspresi tidak percaya!
"Lima dewa tertinggi?? Kenapa datang lagi lima dewa tertinggi?!" Guru Chen menarik nafas terkejut.
"Dari mana Komandan Lin mendapatkan lima dewa tertinggi ini? Bahkan saat kerajaan-kerajaan dewa belum luluh lantak, tidak pernah ada sebanyak ini dewa tertinggi yang berdiri di pihak Da Xia..."
"Lagi pula, kelima aura tertinggi ini sangat kokoh dan kuat. Sama sekali berbeda level dengan empat dewa tertinggi yang dipanggil 【Kunci Gerbang】... Ini pasti bukan dewa tertinggi buatan manusia, melainkan yang asli!"
Chen Han sangat sensitif terhadap fluktuasi aura kehidupan. Justru karena itu, dia semakin terkejut... Kelima wibawa ilahi ini bahkan lebih kuat dibanding empat dewa tertinggi di seberang saat masih hidup!
Lima dewa tertinggi, lima dewa pencipta. Ini benar-benar formasi yang ajaib!
Melihat Lin Qiye mengangkat tangan memanggil lima bayangan pintu, wajah 【Kunci Gerbang】 berubah pucat. Pada momen berikutnya Zeus, Odin, Ra dan Brahma langsung bertindak, empat serangan penghancur semesta sekaligus menyerang Lin Qiye!
Tepat ketika keempat siluet itu hampir menyentuh Lin Qiye, beberapa suara pintu terbuka yang jernih menggema dari kehampaan!
Krak——!
Lima pintu terbuka bersamaan, lima wibawa ilahi tertinggi yang penuh tekanan akhirnya menampakkan wujud utuh. Seperti lima palu raksasa menghantam wilayah perairan ini, aura keempat dewa tiba-tiba tercekik, tubuh mereka terpaksa terhujam ke dalam air laut yang bergelora!
Ombak raksasa yang hampir menyentuh langit menyapu semesta dengan pusatnya di lima pintu ini!
Kegelapan malam pekat merendam langit, cahaya mentari yang tadinya terang tiba-tiba memudar. Bintang-bintang berkedip seperti pedang tergantung di angkasa, dipetik satu oleh telapak tangan pucat yang acak. Gaun bertabur bintang berkibar di bawah senja, seorang wanita anggun dengan satu tangan menggenggam pedang, aura pembunuhan menggelegak langsung menyasar Zeus!
"Utang tahun lalu... belum kita selesaikan. Sekarang, kau berani menyakiti anakku lagi?"
Suaranya belum habis, pedangnya sudah menyambar. Cahaya gemerlap merobek kehampaan, menebas Zeus yang baru muncul dari air laut dengan tubuh dikelilingi guntur!
Pasien Nomor Satu Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, Dewi Malam, Nyx!
"Lama tak berjumpa, kalian semua."
Di depan pintu ketiga, Bragi yang mengenakan jubah putih melirik ke sekeliling, lalu tersenyum dan berbicara.
"Lama tidak bertemu."
Lin Qiye memandang Bragi, baru menyadari bahwa Bragi masa kini telah mengalami perubahan drastis dibandingkan versinya di rumah sakit jiwa dulu... Perubahan ini bukan secara fisik, melainkan aura dalam dirinya. Jubah putihnya berkibar tertiup angin, aroma wangi beterbangan, matanya berkilau bagai bintang, sikapnya tidak merendah maupun sombong.
Sekarang, Bragi akhirnya mulai menyerupai seorang Raja Dewa.
"Di mana istrimu?"
"Idun datang bersamaku." Bragi mengangkat tangan dan menunjuk ke jantungnya, "Dia ada di sini."
Dor——!
Sebelum suara Bragi habis, sebilah senjata panjang bermuatan aura penghancuran telah menembus kehampaan, menghantam keras ke arah kepalanya!
Alisnya berkedut, sebuah senar terlepas dari ujung jarinya dan melilit dengan presisi pada senjata itu, melemparkannya jauh ke seberang permukaan laut hingga menciptakan pusaran raksasa yang menakutkan!
Senyuman di wajah Bragi berangsur memudar. Dengan tenang ia menoleh ke arah datangnya serangan tadi.
"Bragi... Kau sudah dewasa." Odin mengangkat tangan menyambut senjata yang kembali sendiri. Mata tunggalnya menatap tajam sambil berbicara pelan.
"Benar Ayah, aku sudah dewasa." Suara Bragi lembut bagai giok, "Sepatutnya Yang Mulia tidak ada di sini. Almarhum tak pantas dinodai... Biarkan putramu memainkan Simfoni Runtuhnya Dewa untuk terakhir kalinya."
Pada momen berikutnya, siluet Bragi menghilang di tempat. Saat muncul kembali, tubuhnya telah berada di atas Odin!
“Aura dua Raja Dewa bertabrakan dengan dahsyat!”
Pasien Nomor Tiga Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, Dewa Musik dan Puisi, Dewa Kehidupan, Bragi!
“Masih tersisa dua.”
Di depan pintu keempat, seekor kera purba berbaju zirah perang dengan bola mata menyala bagai matahari berbicara pelan.
“Iya... masih ada dua.” Di depan pintu ruang rawat kelima, siluet berjubah ungu kerajaan menjawab.
“Bagaimana caranya?”
“Peraturan lama, satu orang satu... lihat siapa yang lebih cepat membunuh!”
Mendengar kalimat ini, sudut mulut kera purba itu mengembang sedikit. Pupil emasnya yang berapi menyasar Dewa Matahari Ra. Siluet raksasa "Fa Tian Xiang Di" mulai berkumpul di belakangnya!
“Baik! Mari bertempur!!”
Duum——!!
Siluet raksasa Kera Iblis yang menjulang bagai pilar langit itu melompat. Sebuah pilar raksasa bagai penyangga langit digenggam di telapak tangannya, melesat menghantam Dewa Matahari Ra!
Pasien Nomor Empat Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, Qitian Dasheng, Sun Wukong!
Hampir bersamaan, siluet jubah ungu itu mengangkat kedua tangan. Bayangan gudang harta raksasa tergambar di belakangnya. Wilayah kekuasaan otoriter sang raja langsung terbuka lebar, menyelubungi Dewa Pencipta Brahma di Kuil Dewa!
“Sang Raja... akan mengantarmu pulang.”
Aura Sang Tiran berwarna ungu memenuhi langit dan bumi, mengunci siluet Buddha raksasa di tempatnya. Artefak suci seantero langit bergantung di udara, berjatuhan bagai hujan deras ke dunia manusia!
Pasien Nomor 5 Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, Raja Pahlawan, Gilgamesh!
Pertarungan delapan dewa tertinggi hampir menghancurkan seluruh semesta, di tengah lautan kekuatan ilahi yang beterbangan, Lin Qiye yang berdiri di depan lima pintu itu perlahan menengadah, menatap tenang 【Kunci Gerbang】 di balik kabut abu-abu.
Dan 【Kunci Gerbang】, juga menatapnya.
Baik Lin Qiye maupun 【Kunci Gerbang】 sama-sama paham, kunci sesungguhnya yang mengendalikan pertempuran ini tidak terletak di empat medan perang manapun... tapi di sini.
Hanya dengan mengalahkan 【Kunci Gerbang】, barulah mungkin memaksa keluar cara meningkatkan dimensi, sehingga menemukan jalan keluar bagi seluruh umat manusia!
Tapi di bawah tekanan wibawa 【Kunci Gerbang】, Lin Qiye yang hanya berada di tingkat dewa utama sama sekali tidak menggentarkan, namun ekspresi waspada di wajah 【Kunci Gerbang】 tak juga melunak.
Akhirnya, Lin Qiye bergerak.
Dia menginjak kehampaan, seolah menapaki tangga tak kasat mata, melangkah pelan menuju kabut abu-abu.
Benang-benang karma mulai melayang keluar dari tubuhnya, bagai puluhan telapak tangan yang mencari sesuatu di kehampaan, lalu kedua tangannya mengencang di udara!
Dua hukum - keemasan dan kegelapan - tergenggam di telapak tangannya!
Hukum Mukjizat, Hukum Kegelapan!
Dengan kemunculan dua hukum ini, bayangan semu dari malaikat bersayap enam "Lin Qiye" yang lain juga tertarik oleh benang-benang karma, mengambang di belakang tubuh asli Lin Qiye, perlahan menyatu dengannya mengikuti dua hukum tersebut...
Dia melangkah di atas kehampaan, perlahan mendekati kabut abu-abu... Bersamaan dengan itu, aura-nya mulai menanjak kembali dengan kecepatan luar biasa!!
Ia menatap 【Kunci Gerbang】, bau dari tiga hukum yang mengatur terlepas bersamaan, berbicara dengan tenang:
"Karma saling bergantung, masa lalu kembali, mukjizat terulang, malam yang menyatu... 【Kunci Gerbang】, apakah kau melihat pemandangan ini dalam masa depan yang kau lihat? Hari ini, aku Lin Qiye akan... mencapai kedudukan tertinggi di sini!"
Chapter 2004 Yang Mulia Malam
Lin Qiye yang menguasai hukum karma telah menjadi dewa pertama di dunia yang benar-benar bisa mengendalikan karma. Ia adalah "sebab" dari segala senjata sekaligus "akhir" dari segalanya. Ia adalah titik awal sekaligus garis finis, sementara operasional seluruh dunia ini berada di antara kedua tangannya.
Hanya dengan satu hukum karma ini, pasukan Lin Qiye langsung menerobos batas yang pernah dicapai klon Serafim. Baru saja memasuki tingkat dewa utama, dia sudah menunjukkan tren untuk melewati ambang pintu itu dan naik ke tingkat tertinggi!
Di sorot mata Lin Qiye, kilatan cahaya misterius berkelebat, aura keseluruhan tubuhnya langsung menjadi mistis dan dalam. Ia bagaikan dewa kuno yang mengambang di luar dunia, mengawasi umat manusia.
Dan bersamaan dengan itu, di mata 【Kunci Gerbang】, segala sesuatu di sekitar Lin Qiye menjadi hampa...
Dulu, Lin Qiye menggunakan 【Sebab Tanpa Alasan】 untuk menciptakan loop kausalitas bagi dirinya sendiri, menghindari pengintaian 【Kunci Gerbang】. Kini, dengan kekuatannya sendiri, Lin Qiye menggenggam karma dunia di telapak tangannya. Pengaruh dari setiap gerak-geriknya akan melampaui batas ruang-waktu yang telah ditetapkan.
Mulai sekarang, 【Kunci Gerbang】 takkan lagi bisa merasakan segala hal yang terkait Lin Qiye... Termasuk diri-Nya sendiri yang menjadi musuh Lin Qiye.
Siluet berjubah merah marun itu dengan tenang menginjak tangga khayalan. Jarak antara dirinya dengan kabut abu-abu di atas semakin mendekat.
Kedua tangannya terbuka lebar, sebab dan akibat muncul bersamaan di telapak tangan, beresonansi dengan dua hukum keemasan dan kegelapan di sampingnya. Bayangan samar Serafim Lin Qiye yang ditarik benang-benang karma dari kehampaan pun bergetar halus, perlahan membuka mata...
Hukum Karma, Hukum Mukjizat, Hukum Kegelapan.
Tiga sumber cahaya hukum ini mengitari sekujur tubuh Lin Qiye. Saat ini, seluruh semesta bergetar hebat, seolah ketiga hukum di tangannya langsung mempengaruhi eksistensi semua hukum lainnya!
Antara Lin Qiye asli dengan Serafim Lin Qiye yang gugur di medan perang, terdapat ikatan karmik yang sangat kuat... Meski nyawa Serafim Lin Qiye telah pupus, seiring dengan naiknya Lin Qiye sebagai Dewa Karma, dengan memaksa memanfaatkan hukum sebab-akibat, segala yang pernah menjadi miliknya berhasil ditarik kembali!
Kilatan-kilatan cahaya mulai membentuk bayangan samar Serafim Lin Qiye!
【Penari Malam Berbintang】，【Sihir Panggilan】，【Sihir Transformasi】，【Buku Mantra Terlarang Merlin】，【Pemusik Langit】，【Taman Rahasia Abadi】，【Hukum Langit dan Bumi】，【Amukan Sang Tiran】，【Hukum Akhir Kerajaan】，【Lagu Penguasa Jiwa】……
Segala kekuatan ini tertarik oleh benang-benang karma, berkerumunan kembali ke tubuh asli Lin Qiye, bagaikan ratusan sungai mengalir ke laut, ribuan jalan menyatu menjadi satu!
Bersamaan dengan itu, Hukum Mukjizat dan Hukum Kegelapan pun tertelan masuk ke dalam tubuh oleh karma!
Dor——!!!
Dentuman dahsyat menggema dari langit, riak emas terlihat jelas bergelombang dari siluet yang sedang naik ke langit, dalam sekejap mata menerobos seluruh penjuru langit dunia!
Ruang-waktu runtuh sedikit demi sedikit di sekujur tubuh Lin Qiye, seolah tertindih oleh bau yang amat berat, sayap putih salju perlahan terbuka di punggungnya, kegelapan pekat seperti tinta menelan langit biru!
Pada detik ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia—dan satu-satunya—dewa tiga hukum telah lahir!
Ketiga hukum ini masing-masing sangat kuat, terutama Hukum Karma yang pertama kali diserap Lin Qiye. Dari baunya saja, ternyata lebih menakutkan daripada gabungan Hukum Mukjizat dan Hukum Kegelapan, hampir bisa menekan hukum apapun di dunia ini, tak terkalahkan!
Meski bau dari ketiga hukum ini telah membuat ruang-waktu runtuh, tubuh Lin Qiye tetap kokoh seperti batu karang...
Di dunia ini, hanya tubuh yang terbentuk dari Hongmeng Lingtai yang mampu menanggung aroma tiga hukum yang mengatur ini!
Seiring menyatunya aroma tiga hukum, energi spiritual Hongmeng tak terbendung menyembur dari dalam tubuh Lin Qiye. Hongmeng Lingtai yang selama ini sunyi seolah diaktifkan kembali. Tekanan wibawa kuno dan kuat bagaikan binatang buas purba yang bangkit. Energi Hongmeng yang memenuhi semesta ini, malah berkali-kali lipat lebih pekat dibanding energi Dinasti Musim Panas!
Perlu diketahui, sejak awal Hongmeng Lingtai adalah sumber energi spiritual Dinasti Musim Panas... Dan kini sumber energi spiritual dunia ini sedang beroperasi dengan kekuatan penuh di bawah pengaruh tiga hukum!
Braak——!
Lin Qiye menginjakkan kaki di anak tangga udara terakhir. Suara jernih meledak dari dalam tubuhnya. Bau semangatnya bagaikan pelangi panjang maha dahsyat, dalam sekejap menghancurkan tembok tingkat Dewa Tertinggi. Bahkan masih terus menanjak dengan kecepatan luar biasa, melampaui semua dewa tertinggi yang sedang bertarung di bawahnya!
Dewa Tertinggi, Lin Qiye!
Dari langit-langit manusia hingga puncak Dewa Tertinggi, Lin Qiye hanya perlu menempuh jarak beberapa anak tangga udara.
Akumulasi selama 2000 tahun lebih, pertemuan berbagai jodoh takdir, semuanya menyala pada momen ini. Seolah lintasan takdir akhir yang tertera secara gaib, bertemu pada titik krusial ini...
"Pada saat menginjak ambang tertinggi, Lin Qiye tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh di hatinya... Seolah ada hubungan misterius antara dirinya dengan semesta ini, tapi hubungan apa tepatnya, masih belum jelas dirasakannya... Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menyelidiki misteri kosmos dengan tenang."
"Hingga kini, Lin Qiye telah menapaki semua anak tangga. Energi primordial Hongmeng yang bergolak dan kabut abu-abu pemusnahan dunia membelah langit. Jubah merah marun itu berdiri di atas energi spiritual, aurnya kini tak kalah menakutkan dari 【Kunci Gerbang】! Dua siluet hitam-merah berhadapan di angkasa!"
"Ambang tertinggi... Dia mencapai ambang tertinggi?!" Sorot mata Shao Pingge berbinar melihat aura mengerikan yang menyergap itu.
"Dewa tertinggi kedua dalam sejarah manusia, akhirnya lahir." Guan Zai juga terkagum-kagum.
"Hanya dengan beberapa langkah, dari langit-langit manusia langsung melesat ke puncak dewa tertinggi... Sungguh mengerikan, pantaslah sebagai Komandan Lin."
"Setelah Dewa Pedang Dunia Fana, Da Xia kembali memiliki... dewa tertinggi."
"Dewa tertinggi terdengar tidak enak. Ini kan dewa asli Da Xia, sama sekali berbeda tingkatannya dengan yang di luar. Lihatlah betua berbinarnya gelar Dewa Pedang Dunia Fana." Chen Han tak tahan mencurahkan isi hati.
"Lalu harus disebut apa?"
Guru Chen yang tergeletak di genangan darah di samping, tertegun memandang punggung merah marun yang tegak di antara energi primordial Hongmeng, bergumam:
"Sebut saja... Yang Mulia Malam."
Di atas kabut abu-abu, di antara energi spiritual.
【Kunci Gerbang】memandang Lin Qiye di hadapannya dengan wajah sangat serius, berbicara pelan:
"Dibandingkan dunia ini, keberadaanmu memang sebuah ketidakpastian... Tapi bahkan jika kau setara denganku, tidak mungkin kau mengalahkanku."
"Benarkah?" Lin Qiye berkata datar, "Kau jelas sudah kehilangan bonus 'mahatahu dan mahamelihat', berdasarkan apa kau begitu yakin?"
【Kunci Gerbang】berdiri di depan Gerbang Kebenaran yang megah, bola mata sebesar bekas jarum menyipit:
"Kamu boleh mencoba."
Lin Qiye tidak banyak bicara. Kegelapan ekstrem mengembang dari bawah jubah merah marunnya. Di antara energi primordial Hongmeng yang bergolak, tubuhnya langsung menghilang di tempat!
Chapter 2005 Duel Melawan【Kunci Gerbang】!
Saat Lin Qiye menghilang,【Kunci Gerbang】menepukkan telapak tangan di kehampaan. Ruang berbentuk bola berpusat pada-Nya runtuh berdebum, jarak tak terhingga menyempit menjadi lapisan tipis abu-abu yang seolah bisa diraih, namun terpisah dimensi ruang-waktu.
Tapi sesaat kemudian, kegelapan malam pekat seperti tinta merambati lapisan abu-abu itu. Kilau pedang dari siluet cahaya merobeknya, dentuman keras menggema di ruang berlapis!
Lin Qiye memegang pedang dengan satu tangan, tubuhnya terbentuk dari kegelapan malam itu. Sorot matanya menyipitkan:
"Ruang-waktu, tak bisa menghalangiku."
Secercah benang-benang karma melayang keluar dari dalam tubuh Lin Qiye, melewati ruang berlapis-lapis bagai hantu, menyentuh tubuh【Kunci Gerbang】. Kilau pedang keemasan itu langsung berpindah ke dalam ruang berlapis!
Bagi Lin Qiye yang telah menjadi dewa karma, keberadaan dimensi tak bermakna. Kapan pun dia mau, dia bisa langsung berpindah ke dekat orang atau benda yang terikat karma dengannya. Bahkan jika tak ada ikatan, asalkan pernah bertemu sekali, dia bisa menciptakan karma dari ketiadaan menggunakan【Sebab Tanpa Alasan】.
Dengan kata lain, Lin Qiye kini bisa mengabaikan batas ruang dan tiba di mana saja yang pernah dilihatnya, sekalipun hanya sekilas foto.
Ikatan karma antara Lin Qiye dan【Kunci Gerbang】telah berakar dalam. Meski【Kunci Gerbang】melipat-lipat ruang berkali-kali, tetap tak bisa menghalangi kedatangan Lin Qiye.
Sorot mata sebesar bekas jarum milik【Kunci Gerbang】menyipit tajam. Sebuah pintu portal langsung berpindah di hadapannya!
Dang——!!
Kilau pedang keemasan menebas permukaan Gerbang Kebenaran, menggemakan suara ledakan keras. Tebasan itu tak melukai gerbang, namun di bawah kekuatan【Kunci Gerbang】, gerbang itu terbuka. Sebuah mata raksasa dari taburan bintang mulai terbentuk!
Sebelum Lin Qiye sempat bergerak, riak waktu sudah menyebar dari bawah【Kunci Gerbang】. Waktu di sekitarnya langsung terkunci. Seluruh tubuhnya membeku bagai patung di hadapan mata bintang raksasa itu!
“Lin Qiye alis berkerut, hampir seketika tatapan mata raksasa itu mengarah padanya, tubuhnya melalui benang-benang karma, menghilang begitu saja di tempat.
Ketika dia muncul kembali, sudah berada di atas 【Kunci Gerbang】!
Namun meski demikian, mata raksasa itu sama sekali tidak berniat membiarkannya, pupil tak terbendungnya menyapu medan perang, mengunci tepat tubuh Lin Qiye, kebenaran tak berujung berkumpul dalam sorotan ini, cukup membuat makhluk berakal apa pun terjebak dalam kegilaan!
Lin Qiye merasakan kengerian tatapan ini, hanya bisa terus-menerus memindahkan karma, sekejap sampai di kedalaman semesta, tapi bahkan di kehampaan sekitarnya, sepasang mata tetap menembus ruang-waktu!
"Tak bisa dihindari ya..." Kilau kejam berkedip di mata Lin Qiye, lebih baik berhenti menghindar, menarik napas dalam-dalam, sorot mata berpendar itu menerjang pupil bintang di balik Gerbang Kebenaran, melotot tajam!
Seketika, Lin Qiye kembali merasakan hubungan tak terdefinisi antara dirinya dengan alam semesta ini, secercah aura misterius merayap di matanya, bertubrukan dahsyat dengan kebenaran tak berujung dari mata kosmik!
Dor——!!!
Dua sorotan ini bersilangan, riak tak kasat mata menerjang semesta!
Pada momen berikutnya, puluhan bintang yang tersapu tubrukan tatapan ini meledak serentak, ledakan sebesar matahari menghiasi gelap gulita angkasa, mengusir kegelapan dari sudut dunia!
Dengan sebagian kecil nebula hancur menjadi puing, mata raksasa dari balik Gerbang Kebenaran itu menyempit tiba-tiba, pancaran ketakutan terlihat jelas di dalamnya. Retakan seperti sarang laba-laba seketika menyebar di seluruh permukaannya!
Meski tak ada suara yang terdengar di semesta, dari pikiran Lin Qiye tiba-tiba bergema raungan histeris yang menyakitkan!
Bersamaan dengan itu, 【Kunci Gerbang】 yang masih di Bumi langsung memucat. Darah menyembur deras dari mulutnya, jiwanya mulai melemah dengan cepat...
"Bagaimana mungkin?! Dia bisa menggoyahkan Kebenaran hanya dengan sekali pandang??"
Di sorot mata sebesar bekas jarum milik【Kunci Gerbang】, terpancar ketidakpercayaan yang mendalam.
Sebelum sempat pulih dari kelemahan jiwanya, seberkas benang-benang karma tiba-tiba mengencang. Tubuhnya terseret melintasi kosmos luas, terlempar ke kedalaman angkasa tempat Lin Qiye berdiri!
"Bumi terlalu sempit untuk pertarungan kita... Mari pindah ke arena yang lebih layak." Bibir Lin Qiye bergerak, suara beratnya menggema dalam kesadaran【Kunci Gerbang】.
Energi primordial Hongmeng bergolak di bawah tubuh Lin Qiye. Kepalan raksasa seukuran planet yang gelap gulita terbentuk dari kehampaan, menghantam wajah【Kunci Gerbang】dengan dahsyat. Di hadapan kepalan maha besar ini, sosok【Kunci Gerbang】terlihat tak berdaya bagai semut!
Tapi kepalan kegelapan ini belum sempat menghantam 【Kunci Gerbang】, kecepatannya sudah melambat secara kasat mata. Waktu di sekitar siluet berjubah hitam itu nyaris membeku, wajah 【Kunci Gerbang】 memerah diselimuti kegilaan.
“Kau bisa menekan dimensiku, lalu bagaimana dengan waktu??”
Dalam aliran waktu yang membeku ini, sebuah tangan kosmik yang sama agungnya menerjang keluar dari balik Gerbang Kebenaran, menghancurkan kepalan kegelapan yang membeku di tempat itu menjadi serpihan!
Saat 【Kunci Gerbang】 mengangkat kedua tangannya, tangan raksasa itu terpecah menjadi puluhan tentakel kekar, menyelubungi Lin Qiye yang juga terjebak dalam jeda waktu. Kemudian waktu di sekitarnya mulai mengalir mundur dengan kecepatan luar biasa!
Setahun, lima tahun, sepuluh tahun, seratus tahun, seribu tahun...
Arus balik waktu ini pernah menekan Shen Qingzhu dan Wu Quan hingga tak berkutik di Pegunungan Qilian. Tapi Lin Qiye yang terbungkus tentakel bintang ini, dihantam derasnya aliran waktu, tetap tak mengalami perubahan sedikit pun!
【Kunci Gerbang】 menyaksikan pemandangan ini, kedua kepalannya mengepal kencang... Ia melihat pada tubuh Lin Qiye tertera benang-benang karma yang mengkristal, bagai simpul tak teruraikan, mengunci jiwa sang pemuda dalam siklus karma yang berputar tanpa henti!
Hongmeng Lingtai, umurnya setara langit. Bagaimanapun 【Kunci Gerbang】 memutar waktu, tubuh jasmani Lin Qiye mustahil tenggelam dalam aliran waktu... Sementara jiwanya membentuk siklus karma mandiri, berputar tanpa henti melawan arus balik waktu.
Braak——!
Akhirnya, sosok merah marun itu menginjakkan kaki dalam Aliran Waktu yang mengalir mundur, 【Hukum Akhir Kerajaan】 langsung terbuka lebar, arus waktu yang terbalik tiba-tiba terhenti!
Kemudian, sosok merah marun yang berdiri tegak di Sungai Waktu itu mengayunkan pedangnya, cahaya emas gemerlap langsung membelah aliran waktu terbalik, tubuhnya berkedip seketika ke belakang 【Kunci Gerbang】!
"Kembalikan jiwa An Qingyu...!!"
Lin Qiye menepuk dahi 【Kunci Gerbang】 dengan telapak tangan, energi primordial Hongmeng yang menggelegak membanjiri masuk, benang-benang karma yang rapat menyusup melalui ujung jari-Nya bagai kepompong raksasa menyelimuti jiwa perkasa itu!
【Kunci Gerbang】 membuka lebar bola mata penuh amarah, auman jiwa menggema di semesta, ruang-waktu di sekujur tubuhnya berputar balik dengan cepat, dua siluet hitam-merah menembus dimensi ruang bagai meteor dan kembali jatuh ke bumi!
Semangat Ujian Nasional!
Chapter 2006 Dewa Waktu, dan Dewa Waktu
Dor——!!
Sebuah meteor menembus dimensi, menghantam daratan tak berpenghuni di pusat bumi, tanah retak berkeping-keping di bawah dampak dahsyat, debu dunia beterbangan!
Dalam lautan debu, telapak tangan Lin Qiye menggenggam erat kepala itu, menidurkannya di tanah yang retak.
"Kamu belum bisa mengalahkanku." Di bola mata Lin Qiye, dua wibawa ilahi emas-hitam bagai mentari terik, "Seandainya 【Kekacauan】 ada di sini, mungkin hasilnya masih belum pasti... Tapi kamu, masih kurang level."
【Kunci Gerbang】Bola mata sebesar bekas jarum menatap Lin Qiye yang berwibawa ilahi tak terkalahkan. Beberapa saat kemudian, senyum mencemooh mengembang di mulutnya...
"Benar, dalam pertarungan frontal, aku memang bukan lawanmu... Tapi yang bisa kulakukan jauh lebih dari sekadar ini."
"Bahkan jika kamu Lin Qiye lebih kuat, kamu hanya bisa melawanku di ruang-waktu ini. Kau sudah menyembunyikan semua karmamu, aku tak bisa backtracking waktu untuk membunuhmu... Tapi bagaimana dengan Da Xia?"
Mendengar kalimat ini, sorot mata Lin Qiye menyempit halus. Bau niat membunuh yang dingin mulai menyebar:
"Apa katamu??"
"Aku tak bisa berbuat apa-apa padamu Lin Qiye, tapi aku bisa langsung backtracking waktu ke masa lebih dari seratus tahun lalu saat kabut mistis turun. Jika aku mengubah sejarah, mencegah kabut tersebar ke seluruh bumi dan hanya mengumpulkannya di negara Da Xia... Menurutmu para dewa Da Xia bisa menangkupkannya?"
"Kau cari mati??!"
Lin Qiye mengeluarkan Pedang Ame-no-Murakumo dari kehampaan. Kilau pedang emas yang gemerlap bagai bola api yang terbakar melayang di atas 【Kunci Gerbang】, bau panasnya membakar langit dan tanah di sekitarnya hingga meleleh!
“Sudah kukatakan, kamu tidak bisa membunuhku!” 【Kunci Gerbang】 mencemooh, “Bahkan jika kau hancurkan tubuh ini, yang mati hanya An Qingyu... Jiwaku sama sekali tidak berada di ruang-waktu manapun, melainkan di Gerbang Kebenaran! Selama kebenaran tidak padam, aku akan abadi! Kalau tidak, mengapa kau pikir para Dewa Leluhur dan Yelander dulu tidak bisa membunuhku? Paling-paling hanya membuatku terjerumus dalam tidur abadi? Bahkan jika kau membunuhku di sini, ratusan tahun lagi aku akan kembali! Tapi sebelum itu... Aku akan kembali ke seratus tahun lalu untuk menghancurkan Da Xia, lalu memerintahkan 【Kekacauan】 dan 【Kambing Hitam】 di masa depan untuk meluluhlantakkan kerajaan dewa lainnya. Ketika segala sesuatu di bumi telah binasa, tinggal kamu Lin Qiye seorang diri... Lantas, dalam langkah catur ini, sebenarnya kamu menang atau kalah?”
Niat membunuh Lin Qiye nyaris berwujud nyata, matanya menatap tajam ke 【Kunci Gerbang】, ingin sekali mengeksekusinya di tempat... Tapi dia tidak bisa melakukannya.
Jika yang dikatakan 【Kunci Gerbang】 benar, Nya memang makhluk abadi yang tak terbinasakan. Sekalipun Lin Qiye saat ini tak terkalahkan, dia tidak bisa melakukan perjalanan ruang-waktu, tidak bisa mengejar 【Kunci Gerbang】 melakukan backtracking waktu ke lebih dari seratus tahun lalu untuk mencegah malapetaka yang menyasar Da Xia itu!
Melihat pandangan marah Lin Qiye, senyum di wajah 【Kunci Gerbang】 semakin lebar. Nya terbaring di tengah tanah yang porak-poranda, berbicara pelan:
“Lin Qiye... Kita bertemu lagi ratusan tahun kemudian.”
Suaranya berhenti, bayangan semu aliran waktu terbentuk di atas mereka berdua, langsung menyikat jiwa 【Kunci Gerbang】 masuk ke dalamnya!
Lin Qiye mengayunkan pedangnya, mencoba menghalangi langkah Nya. Tapi saat serangannya menyentuh aliran waktu, hanya melayang ringan melewatinya, sama sekali tak bisa menyentuh waktu...
【Kunci Gerbang】 berdiri di atas aliran waktu, melirik ke bawah ke arah Lin Qiye sebelum berbalik dan mulai menyusuri hulu sungai waktu.
"Sialan..."
Lin Qiye menggenggam erat gagang pedang Amenonuhoko, amarah di hatinya membara... Dia tahu tak boleh membiarkan 【Kunci Gerbang】 melakukan backtracking ke masa lalu. Tapi nyatanya dia tak bisa menghentikannya, sama sekali tak paham tentang siasat waktu.
Pada saat itu, suara serak menggema di dekat telinganya:
"Tenanglah... Nya tak bisa kembali."
Tubuh Lin Qiye bergetar hebat. Saat menoleh, dilihatnya jasad berjubah hitam yang tergeletak di tanah retak itu telah membuka kedua bola matanya. Sepasang mata kelabu memandang tenang ke arah aliran waktu.
"An Qingyu?!" Hati Lin Qiye berdebar kencang.
Saat hendak maju menolongnya, tiba-tiba cahaya berkedip dari aliran waktu yang mengalir deras!
【Kunci Gerbang】 yang sedang melawan arus waktu itu mengeluarkan suara terkejut, tubuhnya langsung mempatung di tempat.
Di hulu aliran waktu yang mengalir deras, siluet berjubah abu-abu muncul sambil menginjak sampan kayu... Satu tangan menggenggam gagang pedang 【Yi Yuan】, tangan lainnya meremas sebilang bidak putih. Helai rambut peraknya berkibar sendiri tanpa angin.
"Wang Mian?!" Begitu menyaksikan siluet itu, Lin Qiye langsung membeku di tempat.
"Ya?" 【Kunci Gerbang】 menatap pendatang baru dengan tatapan tertegun, "Sejak kapan kamu masuk ke aliran waktu? Mengapa aku tidak merasakan?"
Perlu diketahui, 【Kunci Gerbang】 adalah penguasa waktu dan dimensi. Segala urusan terkait aliran waktu bisa langsung dirasakannya, persis seperti saat Wang Mian mencoba mengubah garis waktu An Qingyu dulu, yang langsung disadari An Qingyu dari masa depan.
Tapi kali ini, bahkan 【Kunci Gerbang】 pun tak merasakan sedikitpun kehadiran seseorang yang bersembunyi di hulu aliran waktu.
"...Tentu saja kau tak bisa merasakan, karena tubuhnya diselimuti baiku."
Dari reruntuhan, An Qingyu yang penuh debu bangkit dengan susah payah, "Aku danmu sudah menjadi bagian dari Gerbang Kebenaran. Sebagian tanda kekuasaanmu juga kumiliki... Dia membawa bauku saat masuk ke aliran waktu, mana mungkin kau bisa mendeteksi sebelumnya?"
【Kunci Gerbang】 menoleh memandang An Qingyu, alisnya berkerut... Jiwa manusia ini belum sepenuhnya tercabut sejak jiwa-Nya turun dan terus bertarung tanpa henti.
"Terus? Dengan dewa kecil ini, kau pikir dia bisa menghalangiku?" 【Kunci Gerbang】 mengejek sambil menghela napas.
“Hanya dengan aku seorang, memang tidak bisa menghentikanmu…” Wang Mian berbicara pelan, “Tapi, di sini bukan hanya aku seorang.”
Begitu suara Wang Mian berhenti, dari belakang sampan kayu itu, sebuah siluet perlahan melangkah keluar…
Itu adalah seorang tua berbaju hitam, kedua tangannya bertumpu pada tongkat, seolah geraknya pun terasa sulit. Tapi saat dia muncul, tekanan wibawa dewa tertinggi terbaik tiba-tiba menyelimuti area! Bahkan aliran waktu yang bergolak di bawah kaki mereka pun secara misterius membuka jalan!
Saat menyaksikan siluet itu, 【Kunci Gerbang】 dan Lin Qiye langsung membeku di tempat.
Dewa Waktu, Kronos!!
“Bagaimana mungkin? Bukankah Kronos sudah lama meninggal?” Lin Qiye bertanya bingung.
Sebagai dewa waktu tertinggi terkuat dalam mitologi Olympus, kemampuan tempur Kronos termasuk yang tak tertandingi dalam sejarah bumi. Bahkan dia satu-satunya yang dipercaya Malaikat Agung Mikhael untuk mempercayakan segel bulan sepenuhnya…
Tapi dewa tertinggi waktu ini seharusnya sudah gugur di tangan Zeus, Lucifer, dan 【Kambing Hitam】 yang bersatu. Kalau tidak, Wang Mian tidak mungkin mewarisi hukum dan menjadi Dewa Waktu.
“Meninggal?” An Qingyu tersenyum tipis, “Lalu… kalian melihat jenazahnya?”
Chapter 2007 【Kunci Gerbang】 Gugur
Lin Qiye membeku di tempat.
Apakah mereka pernah melihat jenazah Kronos?
Jawabannya tentu saja tidak.
"Lin Qiye ingat betul, pihak Da Xia saat itu sengaja mencari mayat Kronos, tapi tidak ditemukan. Kemudian dia mengira mayat itu mungkin dibawa pergi oleh 【Kambing Hitam】, tapi kemudian juga tidak melihat 【Kambing Hitam】 mencemari dan mengontrol tubuhnya untuk bertempur……"
Bagaimana sebenarnya Kronos mati, bagi Da Xia selalu menjadi teka-teki.
"Apakah kamu yang menyuruh Wang Mian backtracking waktu untuk menyelamatkan Kronos saat itu?" Lin Qiye seolah teringat sesuatu, terkejut berbicara, "Kamu sudah mengira langkah ini sejak dulu??"
"Bisa dibilang begitu……Dulu di Surga, pertama kali kuasuh oleh kekuatan kebenaran, aku melihat kekuatan-Nya melalui kemahatahuan dan kemahamelihatan 【Kunci Gerbang】……Aku tahu betapa menakutkan-Nya, dalam kadar tertentu, Dialah yang paling kompleks di antara Tiga Dewa Pilar……"
"Jadi, waktu itu kamu menyetujui 【Kekacauan】, sepenuhnya bergabung dengan faksi mitologi Cthulhu, demi membunuh 【Kunci Gerbang】?"
"【Kunci Gerbang】hampir abadi……Yang bisa membunuh 【Kunci Gerbang】, hanyalah 【Kunci Gerbang】 lain." An Qingyu menepuk debu di jubah hitamnya, dengan tenang menginjakkan kaki di aliran waktu, sorot mata kelabunya menyipitkan, "Dan aku……adalah yang paling berpeluang untuk benar-benar menggantikan 【Kunci Gerbang】!"
Begitu suara An Qingyu berhenti, Wang Mian dan Kronos sebagai dua dewa waktu langsung bertindak bersamaan. Aliran waktu di bawah sampan kayu nyaris terputus oleh kerja sama mereka. Dengan begini, kecuali 【Kunci Gerbang】 membunuh mereka seketika, mustahil melewati retakan ini untuk backtracking masa lalu!
Bersamaan dengan itu, Merlin yang selalu bersembunyi dalam kehampaan tiba-tiba menginjakkan kaki. Sebuah formasi sihir putih raksasa terbuka lebar di atas aliran waktu!
“Mantra waktu terlarang, 【Mata Keabadian】.”
Di bawah tatapan formasi sihir yang menyerupai bola mata, tubuh 【Kunci Gerbang】 kembali tertegun. Tiga lapis kekuatan waktu mengalir deras, memaksakan diri untuk menahan aliran waktu yang bergolak ini!
Sementara itu, An Qingyu yang berada di ujung aliran waktu tiba-tiba mengangkat telapak kaki, menginjak dengan kuat!
Segmen kecil aliran waktu ini seolah dipenggal di bagian pangkal dan ujungnya, dengan pasrah menghilang di udara. 【Kunci Gerbang】 yang berada di atas aliran waktu pun terpaksa kembali ke dunia nyata, dipenuhi rasa kaget dan amarah!
“Kau berani memanipulasiku?!” Jiwa murni 【Kunci Gerbang】 tiba-tiba berbalik badan. Tangannya menggenggam udara kosong, serpihan ruang angkasa yang meledak bagai tombak menghujam tubuh An Qingyu!
Sebuah siluet merah marun menyambar ke hadapannya. Kilau pedang keemasan langsung menangkis pecahan dimensi itu, melindungi An Qingyu di belakangnya dengan sempurna!
Bersamaan dengan itu, An Qingyu di belakangnya melangkah maju. Ruang-waktu melilit jiwa 【Kunci Gerbang】 bagai rantai besi!
Jiwa An Qingyu yang kini telah menyatu dengan Gerbang Kebenaran, memiliki tanda kekuasaan yang sama dengan 【Kunci Gerbang】. Hanya saja kekuatannya saat ini masih jauh lebih lemah dibanding sang dewa.
Lin Qiye mendengus dingin. Pedang Ame-no-Murakumo menggenggam di tangannya, menyambar ke hadapan 【Kunci Gerbang】 dan menyabetkan pedangnya sekali lagi!
【Kunci Gerbang】 di sorot mata, pertama kali muncul kepanikan yang sesungguhnya, Nya bagaikan mangsa yang terjebak dalam perangkap, sudah terjerat dalamnya!
Dang——!!
Siluet raksasa Gerbang Kebenaran berpindah ke hadapan-Nya, kembali menahan serangan pedang ini. Tak lama kemudian, pintu Gerbang Kebenaran terbuka sendiri. 【Kunci Gerbang】 dalam kondisi jiwa murni tanpa ragu langsung menerjang masuk!
Kalau dalam waktu dekat Nya tidak bisa backtracking waktu, maka satu-satunya jalan adalah kabur ke dalam Gerbang Kebenaran!
Lin Qiye menyipitkan matanya, hendak mengejar, namun sebuah tangan menahan bahunya.
"Biarkan dia pergi." Sorot mata abu-abu An Qingyu menyipit, tenang menatap siluet yang hampir masuk ke balik pintu!
Melihat ini, meski masih bingung, Lin Qiye menghentikan langkahnya.
Tepat saat 【Kunci Gerbang】 hendak menerjang masuk ke Gerbang Kebenaran yang dalam, teriakan An Qingyu tiba-tiba menggema!
"--Cao Yuan!!!"
Dug——!!
Dentuman sayup-sayup bergema. Pada momen berikutnya, lautan api kemarahan yang tak berujung membentuk dari dalam pintu!
Siluet raksasa pengangkat pisau muncul dari balik pintu, teriakan mengamuknya menggema ke angkasa!!!
【Kunci Gerbang】 yang menerjang ke depan pintu, merasakan aura menakutkan yang menyembur keluar, pupil matanya menyempit tajam!
Sebilah pisau yang membara nyala api kemarahan, bagai meteor menghantam dengan dahsyat, menelan tubuh 【Kunci Gerbang】 ke dalamnya. Kilau pisau kemarahan membelah semesta, langsung memotong daratan ini menjadi dua, meninggalkan jurang mengerikan penuh aura jahat yang menakutkan!
Lautan api kemarahan yang membara memenuhi langit dan bumi, bahkan Lin Qiye pun merasakan aroma ancaman darinya... Ia mematung menatap siluet raksasa di balik pintu yang menggenggam pedang raksasa, tubuhnya mulai gemetar halus.
Cao Yuan... Itu adalah Raja Gelap Cao Yuan!
Raja Gelap kini sudah bukan lagi sosok yang terbelit rantai seperti dulu. Selama di balik Gerbang Kebenaran, terjadi perubahan pada dirinya. Kilau pisau pembelah daratan ini bahkan mengandung aroma hukum yang mengatur yang mengerikan!
Nyala api kemarahan gelap berkedut di atas tanah, siluet raksasa itu perlahan menghilang di balik pintu, seolah tak pernah ada...
Sementara jiwa 【Kunci Gerbang】 retak menjadi puluhan cahaya bintang, perlahan menyusut ke dalam kusen Gerbang Kebenaran.
"Cao Yuan bagaimana? Mengapa dia tidak keluar?" Lin Qiye segera bertanya.
"Dia tak bisa keluar... Masuk ke pintu itu berarti sudah bukan bagian dari dunia ini." An Qingyu sepertinya ingin menambahkan sesuatu, kilau abu-abu di matanya tiba-tiba menerobos. Jiwanya secara misterius terlepas dari tubuh jasmani, terbang menuju Gerbang Kebenaran yang terbuka lebar...
"An Qingyu!" Lin Qiye langsung berseru melihat hal ini.
Dia mencoba menggenggam jiwa An Qingyu, namun hanya menembus dengan ringan seperti melayang, seluruh tubuhnya membeku di tempat.
“【Kunci Gerbang】tertidur dalam tidur abadi, sekarang adalah saat terbaikku untuk menelan-Nya... Tapi, aku butuh waktu sementara.” An Qingyu seolah tahu waktu yang tersisa untuknya di dunia ini tidak banyak, langsung berbicara.
“Bisakah kamu menang？”
“Bisa.” An Qingyu mengangguk dengan yakin, “Aku akan membunuh 【Kunci Gerbang】di dalam Gerbang Kebenaran, setelah itu, aku akan mewarisi segala milik-Nya...”
Mendengar jawaban ini, Lin Qiye langsung merasa tenang, bagaimanapun, yang penting bisa menang dengan utuh!
Kemudian seolah teringat sesuatu, dia bertanya lagi:
“Ngomong-ngomong... beritahu aku cara mengalahkan Azathoth? Apa yang harus kulakukan untuk 'naik dimensi' dengan paling cepat??”
Mendengar pertanyaan ini, ekspresi An Qingyu menjadi rumit, tubuhnya perlahan melayang ke kusen Gerbang Kebenaran, segera akan menghilang...
“An Qingyu!? Jawab aku!” Suara Lin Qiye terdengar gelisah.
“Qiye...” Tubuh An Qingyu perlahan menghilang di dalam gerbang, suaranya terdengar dekat telinga Lin Qiye, “Apa pun yang terjadi, jangan lupa dirimu sendiri... Berjalanlah maju dengan berani, kami pasti akan menemukanmu... Sungguh...”
Suara An Qingyu belum habis, tubuhnya telah benar-benar menghilang tanpa jejak, Gerbang Kebenaran yang megah itu cepat memudar, seolah lenyap total dari dunia ini... Seluruh medan perang diselimuti kesunyian maut.
Chapter 2008 Yang Mulia, Nyonya Azathoth
Lin Qiye berdiri sendirian di tempat, memandangi kegersangan di hadapannya, bagai patung batu yang tak bergerak sedikitpun.
Kebingungan dan kerutan dahi memenuhi pikirannya.
Jangan lupa dirimu... pasti akan menemukanku?
Ini bukan pertama kalinya Lin Qiye mendengar dua kalimat ini, tapi ia tetap tak bisa memaknainya. Meski mereka telah meluluhlantakkan tiga Dewa Tiang: 【Kambing Hitam】, 【Kekacauan】, dan 【Kunci Gerbang】, tanpa "peningkatan dimensi" untuk mengalahkan Azathoth, umat manusia tetap akan ditelan semesta yang mengamuk.
Mengapa ia tak memberitahukan cara mengalahkan Azathoth?
Apa karena dirinya sendiri pun tak tahu?
Harapan terbesarnya pupus, hati Lin Qiye terasa hampa... Seiring tewasnya 【Kunci Gerbang】 dan menghilangnya An Qingyu, satu-satunya jalan penyelamatan di hadapannya pun benar-benar retak.
Tinggal tujuh hari sebelum bayangan Azathoth menelan bumi. Apakah mereka hanya bisa menunggu ajal?
Amarah membara menyelimuti kalbu Lin Qiye, kukunya tertusuk dalam-dalam ke kulit, mempertahankan kesadarannya agar tak tenggelam dalam keputusasaan... Ia harus mencari cara lain!
Saat Lin Qiye berpikir keras, suara lembut bergema dari belakangnya!
Lin Qiye berbalik tajam ke arah sumber suara, menemukan suara itu berasal dari tubuh An Qingyu yang terjatuh di lantai. Seiring kepergian【Kunci Gerbang】dan An Qingyu satu per satu, tubuh ini telah kehilangan pemiliknya, tergeletak seperti mayat.
Hah——!
Lin Qiye baru saja hendak mendekat untuk menyelidiki, tiba-tiba sebuah bola daging menyembur keluar dari mulut mayat itu.
"Hahahaha... Dramatis! Sungguh dramatis!!"
"Pembunuhan yang bagus!!"
"Diam-diam menghasutku, ingin jadi bos keluarga Cthulhu? Hasilnya cuma segini??"
"Mau jadi burung pemakan ulat di balik layar, malah dijebak burung lain? Kau pikir aku tak tahu rencana licik An Qingyu itu?? Aku biarkan dia hidup hanya untuk melihat seberapa hancurnya dirimu! Tak kusangka persiapannya begitu spektakuler!! Hahahaha..."
"Bukannya sering mengaku mahatahu dan mahamelihat? Lihat akhir menyedihkanmu sekarang?!"
"Hahahahahaha..."
Suara makian tajam dan mengerikan keluar dari bola daging itu. Begitu mendengarnya, sorot mata Lin Qiye langsung menyempit sedikit!
【Kekacauan】!!
Ternyata Dia belum mati!
Lin Qiye seperti menggenggam tali penyelamat terakhir. Telapak tangannya menggenggam udara, seutas benang karma langsung melemparkan bola daging itu ke genggamannya!
Jarinya mencengkeram erat permukaan bola daging itu, berkata dengan dingin:
"【Kekacauan】... Kita bertemu lagi."
"Iya, bertemu lagi!" Di permukaan bola daging, retakan yang menyerupai mulut terus membuka dan menutup, "Meski akhir ini sudah kulihat puluhan kali, tapi tetap saja tak pernah bosan! Tak pernah bosan!!"
Mendengar ucapan tak masuk akal ini, alis Lin Qiye berkerut. Lima jarinya yang mencengkeram bola daging semakin mengencang, suaranya mengerikan:
"Kutanya... bagaimana kau berkomunikasi dengan Azathoth?"
"Ya seperti ini saja!"
"Seperti ini maksudnya bagaimana?"
"Persis seperti sekarang." Saat berkata demikian, lidah merah darah menyelip dari celah bola daging itu, bergetar cepat, "Lalala..."
Melihat ini, kemarahan membanjiri hati Lin Qiye. Lima jarinya perlahan melengkung, di bawah kekuatan dahsyatnya, bola jelek itu langsung terkoyak seperti mainan karet, menyebar melalui celah jari-jarinya.
"Dalam kondisimu sekarang, satu tanganku bisa membunuhmu sepuluh kali. Lebih baik kau jujur." Mata Lin Qiye menyipit membentuk lengkungan berbahaya, "Aku tanya sekali lagi... bagaimana caramu berkomunikasi dengan Azathoth?"
Dengusan kesakitan bergema dari bola daging 【Kekacauan】, suara Nya yang terdistorsi langsung menggema:
"Lepaskan... bukankah kau hanya ingin tahu cara menemui Azathoth? Akan kuberitahu!"
Mendengar jawaban ini, ujung jari Lin Qiye baru perlahan melepaskan... Dia tentu saja tidak percaya pada 【Kekacauan】, tapi dalam kondisi saat ini, 【Kekacauan】 mungkin satu-satunya titik terobosan.
"Jangan main kotor, kau harus tahu kau tak bisa kabur." Lin Qiye menggenggam benang-benang karma yang terhubung dengan 【Kekacauan】, berbicara dengan tenang.
"Tenang, aku takkan lari, ini kan sesi favorit yang selalu kunanti-nanti!"
Bola daging 【Kekacauan】 jatuh ke tanah, bergerak-gerak cepat hingga tumbuh menjadi sosok manusia berkulit hitam legam. Nya tersenyum cerah pada Lin Qiye, memperlihatkan gigi putih bersih.
Berhadapan dengan Lin Qiye, Nya membersihkan suaranya, merapikan kerah baju yang berantakan... ekspresinya khidmat dan penuh hormat.
Di bawah tatapan Lin Qiye, Nya perlahan setengah berlutut di tanah...
Lin Qiye memandangi 【Kekacauan】 yang sedang berlutut di hadapannya, alis semakin berkerut. Dia sama sekali tak paham apa yang dilakukan makhluk ini... Saat hendak bertanya, suara 【Kekacauan】 yang penuh hormat menggema:
"Mimpi Yang Mulia harus bangun... Yang Mulia Azathoth Agung."
Mendengar kalimat ini, seluruh tubuh Lin Qiye membeku di tempat.
"Apa lagi yang kau...?"
Suara Lin Qiye belum habis, segala sesuatu di hadapannya tiba-tiba mengabur. Seketika, hubungan mistisnya dengan semesta menjadi jelas. Puluhan pita hitam merambat keluar dari dalam tubuhnya, menyusup ke setiap sudut dunia ini...
Itu adalah perasaan yang belum pernah dirasakan Lin Qiye sebelumnya, sebuah kesadaran kuno dan raksasa muncul dari dalam pikirannya, perlahan menguasai tubuhnya, seluruh tubuhnya terangkat seolah kehilangan bobot...
Langit, tanah, jurang tempat api hitam berkedut, Wang Mian dan Merlin yang sedang bergegas mendekat dari kejauhan... Tepat ketika ikatan antara Lin Qiye dengan semesta ini mencapai level tertinggi, segala sesuatu di sekitarnya remuk berkeping-keping seperti bayangan cermin!
Seketika, tubuhnya juga ikut hancur berantakan bersama lingkungan sekitar...
Semua cahaya dan bayangan, suara, bau menghilang, Lin Qiye seolah kembali ke jurang kegelapan yang selalu dimasukinya setiap kali hampir mati, kesadarannya terus turun perlahan, turun... Sensasi jatuh bebas memenuhi pikirannya, tapi yang berbeda dari sebelumnya, kali ini kesadaran Lin Qiye tetap sadar!
Braak——!!
Kesadarannya seolah jatuh ke dalam sesuatu, disusul suara benda berat mendarat!
Begitu kesadaran Lin Qiye kembali, tubuhnya langsung melompat bangun dari tanah, matanya waspada menyapu lingkungan sekitar... Tapi selain kegelapan tak berujung, tidak ada apa-apa di sini.
"Lagi-lagi sini??"
Tentu saja Lin Qiye mengenal tempat ini, kesadarannya telah memasuki dimensi misterius ini beberapa kali, tapi yang aneh, kali ini meski sudah sadar cukup lama, anak kecil misterius itu tak kunjung muncul.
"Ada orang di sini?" tanya Lin Qiye dengan hati-hati.
Dalam kegelapan, tidak ada jawaban.
Lin Qiye ragu sejenak, hanya bisa mengulurkan tangannya meraba-raba dalam kegelapan... Telapak tangannya baru saja terangkat, sudah menyentuh dinding yang kokoh.
Matanya menyipit, segera menyusuri dinding ini ke satu arah, lalu menemukan tonjolan halus, menekannya dengan lembut.
Prak——！
Suara saklar yang jernih bergema.
Cahaya lampu terang langsung berbinar dari atas kepala, Lin Qiye melirik ke 4 minggu dengan bingung, pada momen berikutnya, seluruh tubuhnya membeku bagaikan patung！
Tempat ini bukanlah wilayah misterius seperti yang diduganya, justru sebaliknya, semua di sini terlalu familiar baginya... Ini adalah ruang rawat.
Sebuah ruang rawat di Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
Chapter 2009 Panggilan Semesta yang Gila
Dinding pucat, meja-kursi berantakan, tirai jendela tertutup rapat... Silau lampu memantul di ruang sempit ini, sunyi dan sayup.
Lin Qiye tertegun di tempatnya untuk waktu yang lama, di sorot matanya yang kaku, akhirnya pulih sedikit kesadaran！
"Rumah sakit jiwa？Aku kenapa bisa di sini？？"
Rasa tertusuk duri menyembur dari pikirannya, refleks memeluk kepalanya, puluhan pikiran kacau bergolak keluar.
Padahal tadi dia masih berbicara dengan 【Kekacauan】, kok tiba-tiba ada di sini... Tunggu, tadi 【Kekacauan】 bilang apa ya？
"Kalimat itu bergema dalam pikiran Lin Qiye, sorot matanya menyempit halus. Pada momen berikutnya, dia tiba-tiba menerjang ke depan pintu ruang rawat, menarik gagang pintu. Hanya terdengar suara kreek... pintu kamar tidak kunjung terbuka.
Pintu kamar ini terkunci dari dalam.
Lin Qiye tertegun sejenak, lalu segera membuka kuncian dalam tersebut. Dia menarik gagang pintu dan mendorongnya keluar!
Di luar, terhampar lorong yang sama familiernya. Langit kelabu-hitam menyelimuti rumah sakit jiwa, bukan awan, melainkan sesuatu yang seperti timbal, terlihat menekan dan berat, membuat orang sulit bernapas.
Lin Qiye tidak menghabiskan waktu mengamati langit. Dia segera menengok ke belakang melihat pintu yang tepat berada di ruangan terakhir lantai ini.
Ruang Rawat Keenam.
Plat nama di pintu ruang rawat itu menghitam pekat, bagaikan kegelapan malam yang seperti tinta.
Benar-benar Rumah Sakit Jiwa Para Dewa... Tapi mengapa dirinya bisa muncul di sini?
Dia menoleh ke arah luar lorong. Halaman sepi terpencil di bawah langit kelabu-hitam, tanpa suara apa pun. Para perawat yang biasanya ramai entah ke mana menghilang. Seolah dunia ini hanya menyisakan Lin Qiya seorang diri.
"Li Yifei!" Teriak Lin Qiye, tapi tidak ada jawaban.
Alis Lin Qiye berkerut halus. Dia menutup bola mata dan mencoba melepaskan kesadarannya dari Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, namun hubungannya dengan dunia luar seperti terputus sama sekali, sama sekali tak bisa meninggalkan tempat ini.
Saat dia sedang bingung, siluet gelap gulita tiba-tiba menerjang keluar dari ruang perawat di lantai satu, berguling-guling di hamparan rumput halaman seperti anjing, lalu berdiri dengan girang sambil bertepuk tangan dan tertawa ke arahnya yang berdiri di lantai dua:
"Seru!! Seru banget!!!"
"Nyonya Azathoth! Main lagi! Bawa aku main lagi!! Aku belum puas!!!"
Melihat siluet hitam itu, pupil Lin Qiye bergetar hebat... Orang yang mengenakan seragam perawat hijau tua itu bukan lain adalah 【Kekacauan】 yang baru saja ditemuinya!
Kemarahan membara di mata Lin Qiye, dia langsung melompat turun dari lantai dua, menabrak 【Kekacauan】 hingga terjatuh, menunggangi tubuhnya sambil menghantamkan tinju ke wajah Nya!
"【Kekacauan】! Apa yang kau lakukan?!"
Braak——!
Tinju Lin Qiye menembus pipi 【Kekacauan】, menghantam rumput... Melihat 【Kekacauan】 yang seperti hantu di hadapannya, Lin Qiye membeku.
Separuh wajah 【Kekacauan】 tertutup tinju Lin Qiye, namun sama sekali tak terganggu, Nya terus berbicara dengan antusias:
"Aku tidak melakukan apa-apa! Ini karena Nyonya Azathoth sudah sadar dari mimpi!"
"Nyonya Azathoth? Kau memanggilku??" Alis Lin Qiye berkerut, "Omong kosong apa yang kau ucapkan! Bagaimana mungkin aku adalah Azathoth?!!"
“Anda adalah Nyonya Azathoth! Anda telah menelan alam semesta ini, menguasai kesadaran dan tubuh alam semesta ini. Ini sudah alam semesta kelima yang Anda kuasai! Anda segera bisa benar-benar lepas dari dunia fiksi tulisan ini, menjadi 'kebenaran' satu-satunya di dunia ini!”
【Kekacauan】 menatap Lin Qiye, tiba-tiba seperti teringat sesuatu, bola matanya menyipit sambil berbicara, "Nyonya Azathoth... Anda tidak akan terpengaruh tekad alam semesta ini saat menelan alam semesta kelima, kan?"
Alam semesta kelima?
Menelan kesadaran dan tubuh alam semesta?
Melepaskan diri dari dunia fiksi tulisan ini, menjadi "kebenaran" satu-satunya di dunia ini??
Mendengar kata-kata ini, kepala Lin Qiye kembali tertusuk duri, beberapa kenangan yang bukan miliknya terus bermunculan, seluruh tubuhnya terlihat bingung.
"Tidak mengabaikan kemungkinan ini... Anda pernah bilang, kesadaran alam semesta kelima sangat kuat, mungkin bisa mempengaruhi Anda... Tapi seharusnya nanti bisa pulih, lagipula Anda adalah Nyonya Azathoth!"
Suara 【Kekacauan】 kembali menggema, tapi Lin Qiye sudah tidak bisa mendengar lagi, ingatan kacau itu hampir membelahnya menjadi dua orang, terjebak dalam kegilaan!
Lin Qiye mengerang kesakitan sambil membungkukkan tubuhnya, perlahan menekan pecahan kenangan kacau itu, dia menarik napas berat, bola matanya merah darah seolah bisa meneteskan darah!
"Tidak mungkin... Ini tidak mungkin!!"
Lin Qiye tiba-tiba berdiri, berbalik badan dan menerjang naik tangga, kembali ke lorong lantai dua rumah sakit. Dia menerjang ke pintu kamar rumah sakit jiwa pertama dan tanpa ragu membukanya!
Kreeek——!
Saat pintu kamar didorongnya pergi, angin kencang gelap gulita mengamuk keluar, teriakan dan bisikan tak berujung tiba-tiba bergema di seluruh lantai!
Kamar di balik pintu telah benar-benar berubah menjadi semesta kacau balau. Puluhan bintang merah tua mengepul tak beraturan di dalamnya. Sebuah wajah mengerikan di area terdalam kehampaan menggelegar marah kepada Lin Qiye.
Itulah tekad semesta ini... sebuah tekad semesta yang terjebak dalam kegilaan!
Wajah itu menyaksikan Lin Qiye, bola matanya perlahan membelalak. Wajah sakit yang terdistorsi tampak semakin mengerikan. Pada momen berikutnya, suara menggelegar menggema di semesta:
"A... A... Za... Tho... Thos...!!!"
Mendengar suku kata familiar ini, tubuh Lin Qiye bergetar. Segmen kenangan membanjiri pikirannya...
Lin Qiye pernah mendengar suara ini... Dulu dia pernah mencoba membuka kamar keempat, masuk ke semesta gila untuk mencari petunjuk melawan yang dari mitologi Cthulhu. Semesta itu juga meneriakkan nama "Azathoth". Sejak saat itulah Lin Qiye mengetahui keberadaan Azathoth...
“Tapi sekarang tampaknya... raungan itu sama sekali bukan jawaban atas pertanyaannya, bagaimana mungkin semesta yang sudah kegilaan bisa memahami masalahnya secara normal dan memberikan solusi?？”
Apakah ia menyasariku?？
Berdiri di depan pintu ruang rawat ini, tubuh Lin Qiye gemetar tak terkendali. Dia bisa merasakan serpihan kenangan berkelebat dalam pikirannya, kenangan-kenangan yang bukan miliknya... tepat tentang mitologi Cthulhu dan bagian invasi semesta.
Saat ini Lin Qiye bahkan bisa menemukan resonansi dari kegelapan yang telah menelan semesta ini. Kegelapan itu persis seperti bagian dari tubuhnya, semesta ini bagai makanan yang tertelan ke dalam perutnya, terus-menerus menyuplai kekuatan padanya!
“Aku adalah Azathoth... Aku adalah Azathoth？？” Kesadaran Lin Qiye terkoyak oleh kegilaan. Terus-menerus menggelengkan kepala, dengan wajah pucat pasi dia menerjang ke depan pintu ruang rawat berikutnya, mengencangkan tenaga untuk mendorongnya!
Semesta yang sama dalam kondisi kegilaan, menggelegar marah padanya:
“A... za... thoth!！”
Langsung setelah itu, ruang ketiga, keempat... Saat keempat pintu ruang rawat telah terbuka seluruhnya, kegelapan tak beraturan bagai pita menyelip keluar, menyambung ke dalam tubuh Lin Qiye...
Dia terjatuh berlutut bagai patung batu, sorot matanya kosong hampa... Entah berapa lama, barulah dia menengadah dengan kaku. Di balik tatapan bingungnya, cahaya aneh mulai bermunculan.
“Aku adalah... Azathoth.”
Chapter 2010 Kenangan Azathoth
Azathoth teringat.
Beberapa semesta ini memang benar-benar ditelan langsung oleh-Nya.
Sejak meruntuhkan tembok dan memasuki dunia fiksi ini, Ia terus berkeliaran... Ini adalah dunia misterius yang tak dikenal, hamparan tak bertepi namun penuh sesak, kosong namun sesak.
Setiap kehampaan di sini, setiap "makan" yang ada secara subjektif maupun objektif, merupakan konsentrasi waktu dan dimensi dari dunia rendah. Di dunia yang tampak hampa ini tersembunyi tenaga dan "makhluk tak terdefinisi" yang tak pernah bisa dibayangkan oleh dunia rendah.
Dan sejak Ia turun ke dunia ini, semua "yang tak terdefinisi" di sini telah dibunuh.
Azathoth menghabiskan waktu yang panjang... Tidak, secara objektif dunia ini sama sekali tak memiliki "waktu". Setelah turun, dengan kekuatan mutlak yang tak tertandingi, Ia membunuh semua makhluk asli dunia ini yang ada di "masa lalu", "sekarang", dan "masa depan", menjadi penguasa mutlak satu-satunya di dunia ini.
Setelah mengosongkan dunia ini, Azathoth terjebak dalam kehampaan abadi. Ia bagai pejalan sunyi yang mondar-mandir di semesta ini...
Kemudian, Ia membelah sebagian kecil tubuh tak beraturan-Nya untuk menciptakan kehidupan baru. Ia adalah inkarnasi keputusasaan dan kebohongan Azathoth, awalnya berupa gumpalan tenaga dalam kondisi kacau, lalu dinamai: 【Kekacauan】.
【Kekacauan】 yang merayap, Nyarlathotep.
Setelah menciptakan sebuah kehidupan, perjalanan Azathoth yang mengembara tak lagi sunyi mencekam. Makhluk kecil yang seperti orang gila ini, meski bodoh dan lemah, bisa mengeluarkan suara... membuat Azathoth tahu bahwa dirinya tidak sendirian.
Dalam pengembaraan panjang ini, Azathoth terus berusaha mencari cara menghancurkan tembok penghalang dan meninggalkan dunia ini. Akhirnya, suatu hari Ia berhasil menemukannya.
Itu adalah gumpalan energi berdimensi rendah yang mengambang di kehampaan, hitam legam dengan titik-titik cahaya bergerak pelan di dalamnya - sumber energi langka di alam semesta ini.
Sekilas melihat bentuk energi ini, Azathoth terkejut oleh tenaga yang tersembunyi di dalamnya. Di dunia ini, Ia bisa langsung membaca struktur terdetail energi tersebut. Setelah memperkirakan kasar, dibutuhkan lima gumpalan energi rendah dimensi seperti ini untuk menghancurkan tembok penghalang.
Artinya, jika bisa menelan lima kumpulan energi seperti ini, mungkin Ia bisa kembali meruntuhkan tembok dan meninggalkan tempat sepi nan kosong ini.
Tapi saat mencoba menyerap kumpulan energi ini, Ia menemukan bahwa energi ini ternyata memiliki kesadaran sendiri. Perlawanan sengit muncul, dan di saat itulah Ia mengetahui nama kumpulan energi ini:
——Semesta.
Dengan kekuatan luar biasa Azathoth, Nya dapat langsung menekan kesadaran semesta, menelan paksa energi di dalamnya. Namun proses ini terlalu lambat, dan Nya menemukan bahwa di alam semesta rendah dimensi ini hidup beberapa makhluk rendah dimensi yang juga mempengaruhi kecepatan penelanan-Nya.
Maka Nya memisahkan sebagian kesadaran dari 【Kekacauan】, merendahkan dimensinya dengan energi misterius, dan memasukkannya ke alam semesta ini. 【Kekacauan】bagaimanapun hanyalah mainan yang dibuat Azathoth secara sembarangan, performanya sangat lemah, tapi cukup untuk menghadapi makhluk-makhluk rendah dimensi itu.
Selain itu, Azathoth juga membelah sebagian kekuatan-Nya sendiri, menyatukannya dengan energi alam yang mengambang bebas di dunia kosong ini, menciptakan kehidupan berbentuk ideologi baru seperti puluhan gelembung melayang di udara, menamainya 【Kunci Gerbang】, Yog-Sothoth.
Terakhir, Nya membelah lagi sebagian energi terkontaminasi-Nya, menumbuhkan kehidupan maternal berbentuk bola daging, menamainya 【Kambing Hitam】, Shub-Niggurath.
Ketiga kehidupan ini memasuki alam semesta, Azathoth mengguncangkan beberapa serpihan dari tubuhnya, mengikuti di belakang mereka, sambil fokus total mulai dari pinggiran untuk menelan energi semesta... Dengan cepat, trio 【Kekacauan】 membantai semua makhluk dimensi rendah di alam semesta ini, sementara Azathoth menyiksa kesadaran semesta sampai hancur, lalu menelannya sepenuhnya dan menyatukannya dengan diri-Nya.
Setelah menelan satu semesta, Azathoth mulai mencari agregat energi berikutnya... Dengan cara ini, Nya dengan cepat menelan yang kedua, ketiga, keempat...
Empat semesta yang telah disatukan ke dalam tubuhnya membuat Azathoth menyadari kemungkinan kesalahan perhitungan energi semesta. Meski telah menelan empat semesta, Nya tetap belum merasakan katalis untuk meruntuhkan tembok dunia. Namun saat ini Nya tak punya pilihan lain selain terus mencari semesta untuk ditelan, mencoba menang melalui kuantitas... Akhirnya dalam pencarian panjang, Nya menemukan semesta kelima.
Semesta ini terpencil di bagian paling atas dunia ini, postur tubuhnya lebih besar daripada gabungan empat semesta sebelumnya, dengan tenaga tersembunyi yang luar biasa. Bahkan Azathoth yang telah membantai semua makhluk di dunia ini pun merasakan ancaman darinya...
Jika Azathoth adalah penguasa materi dunia ini, maka semesta di hadapan mata ini sangat mungkin merupakan penguasa energi terbesar di dunia ini.
Pada pandangan pertama terhadap semesta ini, Azathoth yakin: Asalkan bisa menelan semesta ini, tenaga di dalamnya pasti akan memungkinkan Nya menghancurkan tembok dunia dan meninggalkan sini!
【Kekacauan】dan yang lain memasuki semesta untuk membantai makhluk berdimensi rendah, sementara Azathoth terus melahap tenaga semesta dari pinggiran. Namun, semesta ini—baik kesadarannya maupun makhluk hidup di dalamnya—jauh lebih kuat dibanding sebelumnya.
Saat pertama kali masuk, 【Kekacauan】dan kawanan langsung dikalahkan oleh duabelas makhluk dimensi rendah yang hampir melampaui semesta mereka, bahkan mulai menyerupai makhluk dunia asal Azathoth...
Azathoth terpaksa memerintahkan 【Kekacauan】dkk beristirahat di semesta sementara Ia menekan kesadaran semesta dengan kekuatan mutlak, memaksa penyerapan tenaganya... Seiring penyatuan semesta oleh-Nya, kesadaran semesta semakin lemah. Duabelas makhluk perkasa itu pun melemah seiring berjalannya waktu.
Kesadaran semesta yang mulai menyadari kengerian Azathoth tiba-tiba memotong sebagian dirinya dan membuangnya ke sudut semesta, lalu tertidur lelap seolah menyerah pada proses penelanan Azathoth.
Dengan tertidurnya kesadaran semesta, kecepatan Azathoth melahap tenaga melonjak seketika. 【Kekacauan】yang telah pulih kini menghadapi makhluk-makhluk yang dulu perkasa itu dalam keadaan lemah tak berdaya, memicu serangan baru.
Tapi kali ini, ada lagi makhluk yang hampir menembus alam semesta berdimensi rendah, memaksa memperlambat langkah Mereka.
Chapter 2011: Semesta Kelima yang Hilang
Azathoth menemukan bahwa dua belas makhluk berdimensi rendah yang pertama kali menghalangi Mereka, dan makhluk berdimensi rendah yang kedua kali menghalangi, semuanya berasal dari planet yang sama di alam semesta ini.
Ia tahu, di sinilah letak pecahan kesadaran Semesta Kelima... Tanpa bonus dari tekad semesta, mustahil planet ini bisa melahirkan dua kehidupan setingkat ini secara beruntun. Artinya, planet inilah benteng terkuat alam semesta ini.
Azathoth tidak gegabah mencoba menelan planet ini. Ia mulai dari sudut-sudut lain alam semesta, perlahan mendekati planet ini. Setelah waktu yang panjang, 【Kekacauan】 dan pasukannya melancarkan serangan ketiga.
Kali ini, kesadaran semesta yang tertidur itu tiba-tiba menunjukkan tekad baja. Alih-alih langsung tercerna oleh Azathoth, malah berbalik mencoba menyerang-Nya!
Namun sekuat apapun kekuatan kesadaran semesta itu, tetap bukan tandingan Azathoth yang merupakan penguasa mutlak dunia ini. Dalam duel sengit, perlahan terdesak ke posisi lemah.
Saat pertarungan mencapai puncak kedahsyatan, sebuah meteor tiba-tiba menerobos tembok dunia tempat Azathoth berada!
"Itu adalah sebuah gedung yang aneh. Di papan nama besar pintu masuk, tertulis karakter-karakter besar 'Rumah Sakit Jiwa Para Dewa'. Saat rumah sakit ini muncul, Azathoth dipaksa ditarik ke salah satu ruang rawat. Empat reruntuhan semesta lain yang telah kehilangan tenaganya juga tersedot masuk ke ruang rawat pertama, kedua, ketiga, dan keempat."
"Bersamaan dengan itu, tubuh asli 【Kekacauan】 yang berada dalam kondisi koma karena kesadarannya terbelah oleh Azathosth dan dikirim ke dunia dimensi rendah, juga terserap ke dalam rumah sakit jiwa ini, menjadi perawat yang tak sadarkan diri."
"Lalu..."
"Lalu bagaimana?"
"Sampai di bagian kenangan ini, kesadaran Azathoth tiba-tiba merasakan tusukan duri yang menyakitkan. Perasaan terbelah membanjiri pikirannya. Apakah Dia tidak ingat apa yang terjadi setelahnya?"
"Azathoth mengingat-ingat lama, tapi tetap tak bisa mengingat kejadian selanjutnya. Malah rasa sakit di kepalanya semakin menjadi. Dia memilih untuk sementara menahan pikiran ini, lalu menoleh memandang 【Kekacauan】 di halaman, dan berbicara pelan:"
"Apa yang terjadi sebelum aku bangun?"
"Tidak ada yang terjadi?" 【Kekacauan】 mengedipkan mata. "Aku hanya melihat Anda tiba-tiba berlari keluar dari ruangan itu, mengigau beberapa patah kata, lalu mencoba membuka pintu... Hanya itu."
"Mengigau... Apakah ini dampak balik dari kesadaran semesta?" Sorot mata Azathoth yang dalam menyipit. Kesadarannya yang samar-samar sakit mulai kacau. Dia bertanya lagi, "Apakah aku berhasil menelan alam semesta kelima?"
Mendengar pertanyaan ini, ekspresi 【Kekacauan】 terlihat canggung, Nya dengan wajar berkata: "Sukses! Anda kan Nyonya Azathoth, mana mungkin ada hal yang tidak bisa Anda lakukan??"
Mendengar jawaban ini, di sorot mata Azathoth tiba-tiba berkedip samar dingin!
TubuhNya langsung melintasi lantai dua rumah sakit jiwa, menghampiri 【Kekacauan】，sorot mata gelap gulita itu mengalirkan tekanan wibawa yang sanggup menghancurkan semesta!
"Kamu... berani membohongi aku?"
"Membohongi Anda? Nyonya Azathoth! Mana berani aku!！" 【Kekacauan】 berteriak ketakutan, "Aku diciptakan dengan tangan Anda sendiri, aku anak Anda! Kesadaranku lahir dari Anda, mana mungkin berani berbohong?"
"Kau bilang aku sudah menelan alam semesta kelima... mengapa aku tak merasakan pertumbuhan kekuatan?"
Azathoth menatap 【Kekacauan】，sebuah tentakel gelap gulita tiba-tiba menyembul dari kehampaan, melesat menghantam 【Kekacauan】, tapi hanya menembus bayangannya, menghampar rumput di bawah kaki meledak menjadi remah-remah!
"Dan kenapa aku tak bisa menyentuhmu? Tubuhmu sudah tak berbau khasku, kamu bukan 【Kekacauan】... Siapa sebenarnya kau??"
"Aku... aku..." Tubuh 【Kekacauan】 gemetar halus, seperti tertegun ketakutan, tak ada kata keluar.
"Alam Semesta Kelima, sebenarnya di mana?"
Azathoth bersuara mengerikan.
【Kekacauan】 menunduk, tidak menjawab.
“Azathoth seolah merasakan sesuatu, bola mata hitam legamnya menyipit, perlahan menoleh memandang ke Ruang Rawat Kelima di lantai dua rumah sakit.”
“Kamar pertama, kedua, ketiga, dan keempat yang sekarang adalah reruntuhan semesta yang gila, Ruang Rawat Keenam adalah tempat Nya berada, lalu bagaimana dengan Ruang Rawat Kelima?”
“Di situ kah.”
Azathoth langsung menyambar ke depan Ruang Rawat Kelima, menggenggam pegangan pintu kamar itu, mengencang cubit!
“Nyonya Azathoth, tak mau ah!” Teriakan 【Kekacauan】 terdengar dari belakang.
Tapi sudah terlambat.
Azathoth membuka pintu kelima ruang rawat, menyaksikan pemandangan di dalamnya, tiba-tiba tertegun mematung.
Di dalam ruangan ini, tidak ada semesta kacau balau yang dibayangkan, hanya cangkang-cangkang semesta kering tak bercahaya, seperti kulit ular transparan, bertumpuk rapat bak kardus-kardus usang di gudang terbengkalai, hampir memenuhi seluruh ruang rawat!
Dari ukuran cangkang semesta ini, semua ini adalah Semesta Kelima.
Tidak, tidak mungkin...
Semesta Kelima hanya pernah ada satu, lalu dari mana datangnya ratusan juta cangkang Semesta Kelima yang ada di hadapan mata ini?
Azathoth mematung menatap cangkang tubuh semesta yang memenuhi ruang rawat ini. Dari cangkang-cangkang semesta ini, Nya merasakan aura yang sangat familiar... itu adalah aura-Nya sendiri.
Semesta-semesta ini, semuanya adalah ciptaan-Nya sendiri...
"Mengapa bisa seperti ini... Kapan aku..." Rasa sakit bagai tertusuk duri kembali memercik dari dalam pikiran Azathoth, seolah puluhan jarum menusuk-nusuk kesadarannya. Dengan kedua tangan memeluk kepalanya, Ia berbicara kacau, "Tidak tepat... Ini bukan karyaku... Mengapa aku merekam begitu banyak cangkang tubuh Semesta kelima... Tidak tepat..."
"Ini bukan aku! Aku... bukan aku..."
"Siapa aku? Bukankah aku Azathoth...? Aku adalah Azathoth!"
"Tidak, aku bukan Azathoth... Aku takkan melakukan ini... Lalu siapa aku? Siapa aku..."
Bersamaan dengan itu, di atas kepala Azathoth muncul sebuah panel kehampaan. Pada panel tersebut, progress bar sedang berkedut tak karuan.
"Progress penyembuhan Azathoth: 73%...61%...54%...47%..."
Azathoth yang berjongkok meronta-ronta di lantai tiba-tiba melihat puluhan pecahan kenangan melintas cepat dalam pikirannya. Selain miliknya sendiri, ada juga kenangan dari... bukan, seharusnya itu milik semesta lain.
"Siapa aku... Siapa aku... Aku..."
Puluhan niat kacau hampir memecahkan pikiran Azathoth, Nya mendongakkan kepala dengan cepat, tersandung-sandung menerjang ke Ruang Rawat Keenam miliknya, mengobrak-abrik meja dan kursi untuk mencari kertas dan pulpen, demi mencatatkan sesuatu, tapi terburu-buru tak menemukan apa pun.
Terpaksa, Nya hanya bisa menggenggam pisau makan di tepi meja, menerjang ke depan dinding putih bersih, berusaha keras ingin mengukir sesuatu.
Tapi entah mengapa, pisau itu menggesek dinding tanpa meninggalkan secercah bekas, seolah dinding sudah ditempeli wallpaper... Azathoth berteriak keras, langsung menepuk dinding itu dengan tangan sekuat tenaga!
Braak——!!
Wallpaper putih beterbangan seperti kupu-kupu, dinding yang sudah penuh bekas tebahan pisau terukir rapat, menguak di udara!
Azathoth membeku di tempat.
Chapter 2012 Tak Boleh Lupa!!
【Aku Bukan Azathoth!! Aku Lin Qiye!!!】
【Ingat! Aku Lin Qiye!!】
【Aku Sang Panglima Tertinggi ketujuh Da Xia Night Watch Lin Qiye!! Aku manusia! Bukan dewa dari mitologi Cthulhu!!】
【Kuserahkan... harus diingat, aku Lin Qiye!! Gemuk, Cao Yuan, Qingyu, Si Sok Jago, Jiang Er mereka masih menungguku pulang!! Tak boleh kulupa!!】
【Demi nyawa pun takkan kulupa!!!!】
【Kalau sampai lupa, aku benar-benar akan menjadi Azathoth!! Seluruh isi alam semesta kelima ada dalam pikiranku, sama sekali tak boleh disatukan oleh-Nya!!】
【Perang melawan Azathoth sebenarnya sudah dimulai sejak lama!! Lin Qiye! Kamu tak boleh kalah!!】
【Upgrade dimensi!!】
【Upgrade dimensi!!!!】
【Selama aku masih ingat, alam semesta kelima akan tetap ada selamanya!!】
【Azathoth ingin menyatu denganku! Maka bersiaplah untuk kusatukan dirinya!!】
【Jangan percaya pada kekacauan!! Kekacauan sejati sudah lama mati! Itu hanya fantasimu!! Dia adalah manifestasi kesadaran Azathoth!! Tak boleh percaya semua yang dikatakannya!!】
【Manfaatkan "Penggoda" dengan baik!! Itu kekuatan yang berasal dari Azathoth!! Dan juga satu-satunya senjata andalanku untuk mengalahkan-Nya!!】
【Ini siklus ke-13.600.000-ku! Aku sudah naik dimensi!!】
【Kekuatan Azathoth terlalu dahsyat! Dia sudah menjadi penguasa mutlak di dunia dimensi tinggi ini... Aku tak bisa mengalahkan-Nya...】
【Tak boleh lupa! Dipukul sampai mati pun tak boleh lupa!! Aku adalah Lin Qiye!!】
【Selama rumah sakit jiwa ini masih ada, selama "Penggoda" masih ada! Masih ada harapan untuk menang!! Asal mengalami cukup banyak siklus! Mungkin lebih banyak orang bisa naik dimensi!!】
【Harus terus bertahan! Meskipun harus menghadapi kesepian abadi dan pergulatan! Sama sekali tak boleh lupa!!!】
【Satukan lebih banyak kekuatan-Nya! Gunakan kekuatan-Nya sendiri untuk mengalahkan-Nya!!!】
【……】
“Azathoth mematung menatap kata-kata bekas tebahan pisau yang memenuhi dinding ini, besar kecil, memenuhi seluruh bidang dinding, jumlahnya mencapai puluhan juta kalimat!”
Di sorot mata-Nya, secercah kilatan cahaya muncul, Dia seakan teringat sesuatu, telapak tangan-Nya tiba-tiba menghantam dinding lain lagi, seiring lebih banyak kertas dinding yang retak dan beterbangan, tulisan yang tertera di dinding-dinding lainnya juga masuk ke kelopak mata-Nya!
Setiap sudut ruang rawat sempit ini dipenuhi tulisan dengan kerapatan tinggi, di mana-mana hingga menenggelamkan segalanya.
Satu ruang rawat, ratusan juta paragraf kalimat yang terukir oleh pisau.
Setiap karakter di sini mengandung emosi berbeda dalam guratan kuasnya - kebingungan, tekad bulat, perjuangan - tapi semakin ke belakang, malah semakin mengkilap. Azathoth bahkan bisa membayangkan siluet itu berdiri di depan dinding-dinding ini, dengan bola mata merah menyala mengukir karakter demi karakter.
Saat menyaksikan tulisan-tulisan ini, kenangan retak yang tertekan itu terus-menerus muncul, segalanya seakan menjadi jelas!
Kegelapan dan kedalaman di sorot mata-Nya pelan-pelan mundur... Digantikan oleh sepasang bola mata merah bermandikan air mata.
“Aku bukan Azathoth... Aku adalah... Lin Qiye.”
Lin Qiye bergumam pelan.
Bilah progress penyembuhan di atas kepalanya seperti error tiba-tiba meloncat, karakter "Azathoth" semakin menghilang, digantikan oleh tiga karakter "Lin Qiye”.
“Lin Qiye Progress penyembuhan：85％”
Bersamaan, 【Kekacauan】 yang berdiri di luar pintu ruang rawat menyaksikan pemandangan ini, ekspresinya semakin dingin dan kejam.
“Setiap kali tidak bisa membohongimu... Kalau bukan karena aku tidak bisa ikut campur dengan , sudah lama kucopot semua benda menyebalkan ini!”
“Bahkan jika kau mencopotnya, aku akan tetap mengingatnya.” Lin Qiye membelakangi Nya, berkata serak, “Azathoth gagal menelan kekuatan semesta kelima, tetap menjadi jangkar. Bahkan jika tekad Nya menguasai tubuhku, selama aku memikirkan aspek ini, perasaan terbelah akan muncul... Kenanganku punya kesempatan untuk merebut celah.”
“Kau serangga menjijikkan! Penyusup terkutuk!!” 【Kekacauan】 yang merasa kedoknya terbongkar total tak lagi berpura-pura, suara melengkingnya menggema, “Berani-beraninya kau menyentuh kekuatan Nyonya Azathoth! Mencoba menyatukan tekad dan tubuh Nya!! Kau cuma tekad semesta berdimensi rendah! Meski bisa menahan sementara dengan kemampuan dari rumah sakit jiwa ini, mencuri kekuatan Nyonya Azathoth, Dia pasti akan mencabutmu habis-habisan! Lalu menelan semesta kelima!!”
“Azathoth yang lebih dulu menginvasi semesta kita... Semua yang kulakukan hanyalah pembelaan diri.”
Lin Qiye melirik Nya, “Sekarang, pergi dari kamarku!”
Begitu suara Lin Qiye berhenti, pintu【Kekacauan】di ruang rawat ini tiba-tiba tertutup, tubuhnya terlempar keluar dengan kasar sementara suara umpatan marahnya terisolasi di luar.
Pandangan Lin Qiye kembali tertuju pada dinding di hadapannya. Dia memijat sudut matanya yang lelah, berusaha merapikan pikiran yang kacau...
"Ini sudah kali ke-112.290.016? ...Tidak, seharusnya ke-112.290.017."
Segalanya bermula dari percobaan pertama itu.
Saat itu, setelah bersama An Qingyu dan yang lain berhasil membunuh【Kunci Gerbang】, Lin Qiye yang telah mencapai puncak Tingkat Dewa Tertinggi tiba-tiba menyadari hubungannya dengan semesta telah mencapai intensitas maksimal. Pada detik berikutnya, kesadarannya melayang keluar dari Bumi dan terjun bebas ke kedalaman kosmos...
Para Dewa Leluhur benar - dirinya memang bagian dari Tekad Semesta. Alasan semesta memisahkannya adalah untuk menggunakan kenangan dan emosi Lin Qiye sebagai jangkar guna menahan asimilasi Azathoth.
Sebagai kesadaran yang lahir secara alami, ribuan miliar tahun bagi Tekad Semesta hanyalah sekejap jentikan jari. Namun di bawah pengaruh polusi Azathoth, ia perlahan terjebak dalam kondisi kegilaan dan kekacauan... Dengan kemampuannya sendiri, mustahil melawan tekad Azathoth. Karena itu ia hanya bisa memisahkan sebagian diri, berusaha membesarkan sebuah tekad yang lebih kuat.
Dan Lin Qiye, terlahir dalam bentuk kehidupan manusia, dalam waktu singkat sepuluh tahun, telah memiliki "jangkar" kenangan yang cukup untuk menopang keberadaan semesta ini. Seiring kepulangannya, kenangan dan emosi Lin Qiye menjadi kenangan dan emosi semesta ini...
Dengan kata lain, tekad Semesta Kelima saat ini adalah Lin Qiye sendiri.
Baik kekuatan Semesta Kelima maupun kekuatan Lin Qiye, tidak ada yang mampu mengalahkan Azathoth yang berasal dari dimensi lebih tinggi. Semesta Kelima hampir sepenuhnya diselimuti Azathoth, tetapi di saat genting terakhir, tekad semesta Lin Qiye tidak diam menunggu ajal, melainkan aktif melawan, mengikatkan tekadnya dengan tekad Azathoth!
Di detik genting, Lin Qiye mempertaruhkan nyawa menggunakan Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, mengurung dirinya dan tekad Azathoth bersama di Ruang Rawat Keenam!
Chapter 2013 Surat
Dan ini hanyalah sebuah permulaan.
Lin Qiye memandang kalimat-kalimat bekas tebahan pisau yang memenuhi dinding, ekspresinya rumit, namun akhirnya dengan tekad baja ia mengencangkan pisau di tangannya dan mulai mengukir dengan kuat di bidang dinding!
Setelah mengukir beberapa karakter, Lin Qiye meletakkan pisau kembali ke meja, menarik napas dalam-dalam, lalu berbalik badan dan mendorong pintu meninggalkan ruang rawat ini.
"Pencuri! Penghina dewa! Serangga sialan!!"
Begitu pintu terbuka, 【Kekacauan】 sudah berdiri di luar, memarahi dengan penuh racun!
Lin Qiye sama sekali mengabaikan keberadaan-Nya, tubuhnya langsung menembus dan berjalan menuruni tangga, sementara 【Kekacauan】 hanya bisa menggigit geraham sambil menyusul di belakangnya.
"Jadi, sekarang mau melakukan apa lagi? Mengirim surat untuknya?" 【Kekacauan】 mendekat di sisinya, ekspresi tiba-tiba menjadi tegang yang belum pernah terlihat sebelumnya, "Sudahlah... Dia tidak akan membalasmu. Saat kau bermimpi, aku sudah membunuhnya!! Hahahaha..."
Tawa lancang 【Kekacauan】 menggema di lorong, Lin Qiye seolah tak mendengar sambil melintasi halaman dengan wajah tanpa ekspresi, mendekati kotak surat hijau di samping pintu besar Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
Itu adalah kotak surat biasa-biasa yang sudah ada sejak Lin Qiye pertama kali mendapatkan rumah sakit ini. Dulu dia menganggap desain ini sangat tidak berguna, lagipula sama sekali tak ada yang akan mengirim surat ke sini... Apalagi kini rumah sakit ini sudah berada di dunia dimensi tinggi.
Tapi kali ini, Lin Qiye membuka kotak surat. Sebuah surat perkamen terbaring diam di dalamnya dengan cap pos merah menyala di permukaannya, di sudut kanan bawah amplop tertulis rangkaian huruf bahasa Inggris abad pertengahan yang indah:
——Dear＿Lin。
Melihat surat ini, wajah 【Kekacauan】 langsung membara.
Di tengah gerutu 【Kekacauan】, Lin Qiye membawa surat itu kembali ke kamar, mengunci pintu sambil memeluk erat dan mengeksklusikan 【Kekacauan】 di luar, lalu membuka amplop di meja kerjanya.
"Sayang Lin, mungkin kau sudah menyelesaikan mimpi ke-112,290,017 kali?"
“Aku sudah kembali ke dalam 'lapisan abu', sepertimu juga sudah siuman dari mimpi? Kali ini, apakah kamu masih ingat siapa dirimu?”
“Kurasa kamu tidak akan lupa, kamu sudah mengalami begitu banyak siklus mimpi yang berulang. Kekuatanmu benar-benar di luar perkiraanku, mungkin jarak antara kamu dengan Azathoth sudah sangat tipis?”
“Jangan khawatirkan aku, temanku. Aku aman di lapisan abu. Jika kamu juga dalam keadaan selamat, tolong balas surat ini... Lagipula, ini janji yang kita ikrarkan setelah siklus mimpi pertama berakhir.”
“Semoga kamu memulai siklus mimpi berikutnya dengan selamat.”
“—Temanmu, Yelander.”
Setelah membaca surat ini, sorot mata Lin Qiye akhirnya terlihat lebih rileks. Ia membalik surat itu, mengeluarkan pena bulu angsa dari udara kosong, lalu menulis di bagian baliknya:
“Sayang Yelander...”
“Seperti yang kaukatakan, aku sudah menyelesaikan siklus mimpi kali ini, dan berhasil mengingat segalanya.”
“Selain itu, aku dalam keadaan aman. Dalam ratusan juta siklus mimpi ini, baik Azathoth maupun aku terus-menerus mengulangi semua yang pernah kualami. Di bawah kekuatan 【Pembujuk】, kurasakan tekad Azathoth semakin menyatu denganku... Nya mulai menganggap diriNya adalah aku.”
“Aku tidak tahu berapa banyak kekuatan Azathoth yang sudah kusatukan. Intinya, waktu yang kubutuhkan untuk menyadari identitasku semakin singkat. Ini membuktikan tekadNya sudah sangat melemah, tapi untuk mengalahkanNya, mungkin masih belum cukup.”
“Perang tekad ini masih jauh dari berakhir, antara aku dan Azathoth, ditakdirkan hanya ada satu pemenang... Sang pemenang akan menjadi penguasa mutlak dunia dimensi tinggi.”
“Aku akan segera memasuki siklus mimpi berikutnya. Kalau 100 juta siklus belum bisa mengalahkan-Nya, maka tunggu 200 juta, 300 juta... Suatu hari nanti, aku akan menghidupkan kembali Semesta Kelima.”
“Dinantikan pertemuan resmi kita.”
“Temanmu, Lin.”
Setelah menulis karakter terakhir, Lin Qiye memasukkan surat itu kembali ke dalam amplop dan melangkah menuju kotak surat di pintu.
Dalam pertempuran pertama, Lin Qiye mengurung tekadnya sendiri dan Azathoth di Ruang Rawat Keenam. Saat itu, di bawah pengaruh tekad kuat Azathoth, dia benar-benar lupa jati dirinya dan menganggap diri sebagai Azathoth. Meski Azathoth menyadari hilangnya Semesta Kelima dan ada perpecahan dalam pikirannya, itu tak berhasil membangunkan kenangan dan karakter aslinya.
Maka, Azathoth pun terkurung di rumah sakit jiwa itu begitu lama... Hingga suatu hari, sepucuk surat kulit kambing melayang keluar dari kotak surat di pintu rumah sakit.
Di surat itu tertulis kalimat elegan dalam bahasa Inggris, yang bila diterjemahkan berbunyi:
“Dengan hadirnya surat ini, segala kejahatan berpencarlah.”
Itu adalah sebuah Perjanjian Suci.
Perjanjian Suci yang diikat oleh entitas kuat setengah langkah "naik dimensi"... Yelander.
Perjanjian Suci dalam surat ini, berhasil menekan sementara kehendak Azathoth yang sedang bertarung sengit dengan tekad Lin Qiye, membangunkan ingatannya. Dari surat inilah Lin Qiye mengetahui keberadaan "Lapisan Abu-abu".
Lapisan Abu-abu adalah retakan yang terletak di antara alam semesta dimensi rendah dan dunia dimensi tinggi ini.
Makhluk di alam semesta kelima yang telah mencapai setengah langkah "peningkatan dimensi", tidak akan lenyap bersama kehancuran alam semesta melainkan terjebak di celah antara dimensi rendah dan tinggi, seperti yang dialami Yelander.
Jiwa Yelander di kedalaman kosmos menyaksikan pertempuran dahsyat antara Lin Qiye dan Azathoth. Dengan menghabiskan seluruh kekuatan ilahinya, ia melemparkan surat ini dari Lapisan Abu-abu ke kotak surat dunia dimensi tinggi melalui Perjanjian Suci, membangun hubungan pertama dengan Lin Qiye.
Surat Yelander inilah yang menyelamatkan Lin Qiye dari ambang kehancuran tekad.
Lin Qiye yang telah sadar, merancang metode menggunakan 【Pembujuk】 sebagai senjata untuk menyatukan kehendak Azathoth. Dengan memaksa memobilisasi bagian kekuatan yang telah terasimilasi, ia menciptakan sebuah "mimpi" yang bagi Azathoth adalah kelahiran alam semesta kelima yang sama sekali baru...
Dalam alam semesta kelima buatan ini, Lin Qiye memutar ulang semua kenangan, menyatukan kehendak Azathoth dengan dirinya yang dulu, menyelesaikan "pembujukan" yang sempurna tanpa cela!
“Bukan hanya Azathoth yang mencoba menyatukan Lin Qiye……Lin Qiye, juga sedang mencoba menyatukan Azathoth!”
Ini adalah perang tak kasat mata yang berlangsung dalam diam di rumah sakit jiwa.
Lin Qiye memasukkan surat itu ke dalam kotak pos, pandangannya menembus pintu besi raksasa itu, memandang ke kejauhan di luar rumah sakit jiwa...
Di bawah langit kelabu hitam yang pekat seperti timbal, terbentang dunia yang kosong dan sunyi senyap. Saat ini, Rumah Sakit Jiwa Para Dewa berada di posisi terdekat dengan langit kelabu hitam itu.
Sementara itu, tepat di depan rumah sakit, sebuah inti hitam raksasa yang hampir memenuhi seluruh ruang melayang dalam diam, mengembang dan menyusut dengan frekuensi perlahan... seolah sedang bernapas.
Itulah tubuh asli Azathoth.
Chapter 2014 Di Dalam Lapisan Abu
Lin Qiye berdiri di balik pintu besi, menatap inti raksasa itu tanpa bergerak sedikitpun untuk waktu yang lama, tekad bulat mulai menyala di sorot matanya.
Deretan siluet berkedip samar di hadapannya: Gemuk, Cao Yuan, Qingyu, Si Sok Jago, Jiang Er, Wang Mian, Kuroto Yuzuri, Lao Gou Wu, Guan Zai, Hongying, Wen Qimo... Mereka yang tak terhitung kali muncul dalam mimpinya, seolah menyusuri benang-benang karma yang menembus kehampaan, menyatu erat dengan hatinya.
"Aku pasti akan menang... Aku mau kalian kembali."
Tangannya mengeratkan kepalan, hendak berbalik badan kembali ke ruang rawat, tiba-tiba suara ledakan keras bergemuruh dari kejauhan!
Dor——!!!
Lin Qiye berbalik tajam, melihat langit kelabu bagai timbal di mana deretan kekacauan dimensi yang seperti guntur memancarkan cahaya menyilaukan, berkedip sejenak lalu menghilang.
Alis Lin Qiye berkerut. Ia menatap langit itu lama, kemudian melirik inti raksasa yang napasnya stabil, akhirnya berbalik pergi.
Di dalam keagungan misteri semesta dimensi tinggi ini, terdapat terlalu banyak fenomena alam. Di celah siklus mimpi yang pernah berulang kali dialami, Lin Qiye juga telah menyaksikannya beberapa kali. Tapi apa pun fenomena tersebut, semuanya tidak akan mempengaruhi rumah sakit jiwa itu sendiri.
Mengikuti kepergiannya, dimensi ini kembali diselimuti kesunyian maut.
Setelah waktu yang lama, dari dalam inti raksasa yang bernapas dalam keheningan di luar rumah sakit jiwa, tiba-tiba berkelebat semburat cahaya merah!
Dalam semburat merah ini, mata raksasa yang meronta-terbuka lebar, pandangannya seolah menembus gedung-gedung lain rumah sakit jiwa, menancap masuk ke dalam tubuh kehampaan 【Kekacauan】!
【Kekacauan】 bergetar hebat, lalu pulih dengan cepat seolah tak terjadi apa-apa. Mata raksasa yang terbuka dari inti nukleus itu kembali terperangkap dalam kebingungan dan perjuangan... perlahan terpejam.
Melihat Lin Qiye langsung menuju ruangan, 【Kekacauan】 mengeratkan gigi berbicara:
“Kau mau lanjut bermimpi lagi? Percuma... Meski kau berusaha sekuat tenaga, Nyonya Azathoth yang mulia tak akan terkalahkan! Nyonya Azathoth itu tak terkalahkan!!”
Lin Qiye bahkan tidak melirik Nya, langsung masuk ke ruang rawat, memeluk erat dan mengunci pintu.
Pandangannya menyapu dinding penuh bekas tebahan pisau di seluruh ruangan, saat ini sebagian besar dinding sudah ditempeli kertas dinding yang dihasilkan secara misterius oleh rumah sakit jiwa, tapi Lin Qiye masih bisa merasakan dengan jelas duri emosi yang tersembunyi di dalamnya.
Sebelum memasuki siklus mimpi berikutnya, Lin Qiye masih ada satu urusan yang harus diselesaikan.
Saat masuk ke dalam mimpi, sebagian kesadaran dari 【Kekacauan】 di luar juga akan tertarik ke dalam mimpi, lagipula kini Nya telah menjadi kesadaran Azathoth yang termanifestasikan dalam pikiran Lin Qiye, akan terus bersiklus mengikuti kesadarannya.
Dan begitu kesadaran Azathoth yang termanifestasikan mulai mengaduk-aduk dalam mimpi berikutnya, melakukan hal yang tidak sesuai dengan lintasan gerakan yang direncanakan, semua itu akan membuat Azathoth yang sedang menyatu dengan situasi ini menyadari keanehan, bukan hanya mimpi akan langsung retak, Lin Qiye sendiri juga akan terjebak dalam situasi pasif.
Jadi, dia harus memanifestasikan sebuah kesadaran untuk dirinya sendiri, guna mengimbangi kesadaran 【Kekacauan】.
Jari telunjuk Lin Qiye menyentuh pelipisnya dengan lembut, lalu menarik ke luar, seberkas cahaya putih menyilaukan langsung tertarik keluar, berubah wujud menjadi seorang anak kecil di hadapannya.
Anak kecil ini sangat mirip dengan Lin Qiye, atau lebih tepatnya, dia memang adalah Lin Qiye sendiri, di bawah kakinya menginjak sebuah cahaya terang, sorot matanya dipenuhi tekad kokoh dan keseriusan.
Lin Qiye mengamati anak kecil di hadapannya, bertanya dengan hati-hati:
“Siapa kamu?”
“Aku adalah……Lin Qiye.” Anak kecil itu termenung lalu berbicara.
“Tak mau ragu.” Lin Qiye menggelengkan kepala, mengangkat jarinya menunjuk dinding yang hampir ditelan kertas dinding, goresan-goresan di atasnya masih terlihat jelas, “Sama sekali tak boleh lupa... Kamu adalah Lin Qiye!”
Anak kecil itu adalah inkarnasi kesadaran mandiri Lin Qiye. Jika dalam mimpi bahkan dia sendiri lupa identitasnya, maka tekadnya mungkin akan langsung ditelan oleh tekad Azathoth.
“Aku adalah Lin Qiye!” Jawab anak kecil itu dengan tekad kokoh.
Melihat ini, hati Lin Qiye akhirnya tenang. Dengan menahan rasa sakit seolah otaknya dirobek-robek, dia berjalan ke tepi ranjang dan membaringkan tubuhnya perlahan.
Bola matanya perlahan terpejam...
“Aku... kembali...”
Saat kelopak mata Lin Qiye terpejam, 【Kekacauan】 di luar tiba-tiba pingsan. Seluruh rumah sakit jiwa diselimuti kesunyian maut, hanya tersisa anak kecil itu sendirian yang tetap berjaga di ruang rawat yang semakin remang-remang, tak bergerak sedikitpun.
Pada dinding terakhir yang ditelan kertas dinding itu, sebuah goresan baru tertera dengan jelas.
【Aku mau menang!!!】
……
Lantai kelabu.
Seorang tua berbaju jubah awan putih berdiri sendirian di dunia kelabu yang bergolak, mendongak ke langit seolah menanti sesuatu.
Tak lama kemudian, dari kehampaan di atas kepalanya, surat kulit domba tiba-tiba melesat keluar dan jatuh ringan ke telapak tangannya.
“Orang tua mengangkat alis, menerima surat itu dan mulai membacanya. Beberapa saat kemudian, ia mengangguk ringan.”
“Lumayan… Tampaknya berjalan lancar.”
“Saat orang tua itu berbicara, dari hamparan kelabu tak berujung, siluet raksasa perlahan mulai beterbangan keluar...”
“Itu adalah bangunan megah yang seluruhnya diselimuti kilau giok putih, dengan energi spiritual berkilauan bergulung di dalamnya, agung dan megah, seolah telah ada di dunia ini sejak zaman purba.”
“Andai Lin Qiye ada di sini dan menyaksikan bangunan ini, pasti ia akan terkejut setengah mati.”
“Surga Abadi!”
“Siklus mimpi sebelumnya telah runtuh seiring kebangkitan Lin Qiye, tapi Surga Abadi ini tidak ikut menghilang. Malah muncul di antara lapisan kelabu, bergerak pelan menuju arah Yelander...”
“Dan saat ini di atas Surga Abadi, dua siluet sedang berdiri berdampingan.”
“‘Apakah satu siklus lagi telah berakhir…’ ujar sesosok tubuh agak gemuk berjubah Tao sambil menghela napas panjang, ‘Ini sudah yang ke berapa kalinya?’”
“101.229.017 kali.”
“Di sebelahnya, seorang wanita berambut hitam bak air terjun yang mengenakan hanfu biru menjawab.”
“‘Setelah naik ke tingkat setengah 'Dimensional Ascension', kita tidak akan ikut lenyap meski siklus mimpi berakhir, melainkan tetap menyimpan semua kenangan, mondar-mandir di antara lapisan kelabu…’ Lingbao Tianzun memandang ke Surga Abadi yang sepi, lalu berbicara dengan ekspresi rumit, ‘Setiap kali harus mengundurkan diri dengan cara seperti ini… Bahkan kesempatan untuk berpamitan terakhir pun tak ada.’”
“Kita tidak perlu berpamitan, karena, cepat atau lambat kita akan bertemu lagi dalam siklus berikutnya.” Jia Lan menjawab dengan serius.
“Tapi saat bertemu lagi nanti, dia tidak akan mengenali kita.”
“Kalau begitu kita kenalkan lagi dari awal.” Jia Lan menoleh memandang Lingbao Tianzun, “Sejak kita selamat dari alam semesta kelima yang awal, sudah kita sepakati untuk menemani dia melewati semua siklus... Sekarang kamu menyesal?”
“Bagaimana mungkin aku menyesal.”
Lingbao Tianzun berhenti sejenak, di sorot matanya berkedip samar rasa bersalah, “Hanya saja, setiap kali siklus berakhir... Dia akan tahu Cao Yuan tidak mati, tahu Si Sok Jago tidak mati, tahu An Qingyu tidak mengkhianati, tahu Jiang Er masih selamat... Tapi tetap akan mengira, aku hanyalah Lingbao Tianzun yang itu.”
Jia Lan diam sejenak, menghibur dengan lembut, “Cepat atau lambat, dia akan tahu.”
Keduanya mengikuti Surga Abadi menghampiri Yelander yang sudah menunggu sebelumnya, tersenyum tipis dan langsung mendekat ke hadapan mereka.
“Kalian berdua, lama tidak bertemu.”
“Tuan Yelander, sudahkah menerima balasan dari Qiye?” Jia Lang segera bertanya.
“Sudah.” Yelander mengulurkan surat kepada mereka berdua, mereka membaca surat itu dengan serius lalu menghela napas lega.
Melihat ini, Yelander tidak tahan bertanya:
“Kalau kalian begitu khawatir padanya, mengapa tidak mau aku sebut keberadaan kalian dalam surat? Di dunia ini, yang mencapai level setengah langkah 'peningkatan dimensi' dan mondar-mandir di lapisan abu-abu, hanya tinggal kita bertiga.”
Di alam semesta kelima awal, dengan kebangkitan Lingbao Tianzun, mereka telah benar-benar melangkah ke ambang "peningkatan dimensi". Sementara Jia Lan, setelah [Keabadian] dan [Kekekalan] menyatu sepenuhnya, menjadi sosok abadi yang unik di dunia ini. Meski belum mencapai ambang "peningkatan dimensi", berkat sifat [Keabadian], dia berhasil bertahan hidup.
Dalam siklus mimpi berulang berikutnya, Jia Lan yang awalnya berada di ambang tertinggi akhirnya resmi mencapai tahap setengah langkah "peningkatan dimensi".
Jia Lan dan Lingbao Tianzun saling bertukar pandang, lalu menggelengkan kepala dengan getir. "Di matanya, kita mungkin sudah lama mati. Daripada memberitahunya melalui surat sekarang yang hanya menambah beban, lebih baik kita tunggu sampai semuanya beres baru bertemu langsung..."
Chapter 2015 Kamu Bisa Memanggilku... Gemuk
Mendengar jawaban mereka, Yelander mengangguk ringan. "Baiklah... Setelah ratusan juta kali siklus mimpi ini, saatnya kita melangkah ke tahap itu. Nanti di dunia dimensi tinggi, kita pasti akan bertemu lagi."
Saat mereka sedang berbicara, kilatan cahaya tiba-tiba menyala di dunia kelabu itu, lalu dengan cepat menyebar di udara. Gelombang energi penciptaan semesta tiba-tiba turun! Dalam cahaya suci ini, ketiganya bisa melihat samar-samar kontur sebuah alam semesta yang mulai terbentuk.
"Lin Qiye tertidur... Siklus baru akan segera dimulai." Ekspresi Lingbao Tianzun dipenuhi keseriusan.
“Aku tahu kalian sangat ingin bertemu Lin Qiye, tapi kalian harus bisa mengendalikan diri.” Yelander berkata serius, “Meski kita masih menyimpan kenangan asli, dalam setiap siklus kita harus sebisa mungkin mengikuti lintasan gerakan yang sama. Jangan sampai mengubah benang dunia itu sendiri, terutama di hadapan Lin Qiye. Satu gerakan, satu kata pun tak boleh salah... Siklus ratusan juta kali telah terukir dalam-dalam di tekad Azathoth. Begitu Nya menemukan penyimpangan, langsung akan kaget bangun.”
“Tenang, kita paham.” Lingbao Tianzun mengangguk.
Tiga orang berdiri di hadapan semesta yang semakin terbentuk itu, menunggu untuk masuk. Pada saat itu, dari Lapisan Abu yang sunyi senyap, tiba-tiba menggema suara jernih!
Dring-dring——
Tiga calon "Dewa Dimensional" itu sama-sama tertegun.
“Suara apa itu? Dari dalam semesta?” Yelander bertanya dengan bingung.
“Bukan...” Ekspresi Lingbao Tianzun berubah aneh. Tangannya menggaruk-garuk di dekapan beberapa saat, lalu mengeluarkan ponsel emas bertabur kristal.
Suara yang menggema di Lapisan Abu itu ternyata dering notifikasi ponsel tersebut.
“？？？”
Jia Lan tertegun bertanya, “Semesta kelima sudah luluh-lantak, kita semua terjebak di Lapisan Abu... Siapa yang masih bisa mengirimkan informasi?”
Ponsel ini adalah barang peninggalan saat Lingbao Tianzun masih bernama Bai Li Pangpang. Setelah menjadi dewa, benda ini selalu dibawanya. Bahkan saat semesta awal hancur, ponsel ini tetap menyertai sang dewa, lolos dari kehancuran.
Tapi sekarang, ponsel ini masih bisa menerima pesan?!
Bumi sudah tidak ada lagi!
“Apakah normal jika makhluk ini sekarang menerima informasi……?” Yelander bukan orang modern, juga tidak pernah banyak menggunakan ponsel, bertanya dengan bingung.
“...Tidak normal.”
Lingbao Tianzun seolah teringat sesuatu, saling bertukar pandang dengan Jia Lan, sorot mata keduanya tiba-tiba memancarkan cahaya!
Secara logika, tanpa stasiun sinyal, ponsel mustahil menerima informasi... Saat ini mereka terjepit antara dunia dimensi tinggi dan rendah, menerima pesan adalah hal yang mustahil... Tapi mungkin ada satu orang yang bisa melakukan semua ini.
Lingbao Tianzun segera membuka ponselnya, memeriksa pesan yang hanya berisi dua baris sederhana:
——Hati-hati dengan siklus berikutnya.
——Kita hampir sampai.
Dua kalimat tak logis yang disatukan ini membuat Yelander kebingungan... Tapi di sisi lain, Lingbao Tianzun dan Jia Lan justru terlihat termenung.
Yelander hendak bertanya sesuatu, alam semesta mimpi yang mengembang tiba-tiba membesar dengan cepat di lapisan abu-abu, menelan tubuh ketiga orang mereka...
……
Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
Ruang Rawat Keenam.
Dalam ruang rawat yang remang-ramang dan sunyi, Lin Qiye terbaring sendirian di ranjang, bola cahaya mimpi berputar di atas kepalanya.
Entah berapa lama, tubuh Lin Qiye tiba-tiba bergetar hebat, lalu ekspresinya menjadi rileks dalam tidur, sudut mulutnya sedikit mengembang...
“Ya.”
“……”
“Bibi, subsidi pemerintah untuk penyandang disabilitas memang untuk kebutuhan hidup, aku memakainya untuk membeli minyak adalah pemanfaatan yang tepat.”
“……”
“Oh, ada beberapa orang baik yang kutemui di jalan, mereka membantuku pulang.”
“……”
“Sudah kusampaikan terima kasih, Bibi. Di mana A Jin?”
“……”
“……Sebelumnya kan selalu Dokter Han yang datang?”
“……”
“Tidak… Aku tidak pernah mengubah namaku. Sejak sebelum aku lahir, orangtuaku sudah menetapkan nama Lin Qiye untukku.”
“……”
“Tidak, aku melihat seorang malaikat.” Lin Qiye berhenti sejenak, “Seorang malaikat yang diselimuti cahaya keemasan, dengan enam sayap putih.”
“……”
Anak kecil itu berdiri di sudut ruangan, menatap serius Lin Qiye yang terbaring di ranjang pasien, bagaikan penjaga yang setia.
Sementara di luar ruang rawat, 【Kekacauan】 yang tak sadarkan diri tiba-tiba mengibaskan tubuhnya, mengeluarkan gumaman:
“Aku kembali lagi… Hahaha! Kali ini aku akan main besar! Nyonya Azathoth… Tunggu aku…”
Sebelum suara 【Kekacauan】 yang tak sadarkan diri itu habis, anak kecil itu langsung melayang keluar ruangan, menampar wajah Nya tanpa ekspresi. Bunyi tepukan keras menggema di rumah sakit jiwa.
Perawat 【Kekacauan】 dan Xiao Qiye, sama-sama perwujudan kesadaran Lin Qiye. Hanya saja satu mewakili karakter Azathoth, satunya mewakili karakter Lin Qiye. Tubuh asli Lin Qiye tidak bisa menyerang perwujudan kesadarannya sendiri, tapi karakter yang terpecah darinya bisa.
Setelah makan tamparan dari Xiao Qiye, perawat【Kekacauan】mendengus dan langsung jatuh dalam koma... Saat kesadaran Azathoth jatuh ke dalam koma, Tiga Dewa Pilar【Kekacauan】dalam siklus mimpi akan kembali ke lintasan gerakan awal, tidak terpengaruh oleh perawat【Kekacauan】.
Di seluruh ruang rawat, hanya gumaman Lin Qiye yang bergema dalam keheningan.
……
"Prajurit baru?"
"Ya."
"Siapa namamu?"
"Lin Qiye."
"Kamu... Lin Qiye itu?"
"Benar. Ada masalah?"
"Tidak." Pelatih menggelengkan kepala, "Kau yang pertama datang tahun ini. Masuklah... Oh ya, namaku Hong Hao, pelatih kalian."
"Pelatih Hong yang baik."
Lin Qiye menggenggam dua koper dengan hormat, wajah remajanya yang bersinar memancarkan sorot mata penasaran yang mengamati kamp pelatihan di hadapannya.
Ia menyusul Pelatih Hong berkeliling kamp, lalu langsung menuju area asrama.
Asrama kamp berisi dua tempat tidur, bersih namun sangat sederhana. Lin Qiye tak peduli, yang lebih menarik perhatiannya adalah seperti apa teman sekamarnya nanti.
Tak lama, ia tiba di depan kamarnya. Beberapa siluet telah berkumpul di pintu.
"Pangeran Kecil, dari semua tempat yang kuperlihatkan, ini kamar terbaik! Hangat di musim dingin, sejuk di musim panas, sinar matahari pun paling cukup!"
“Ya, ngomong-ngomong, Cangnan ini benar-benar tak sebanding dengan Guangsen kami. Ekonominya payah, lingkungannya juga kacau, Ah... Pangeran Kecil, lihatlah rumah-rumah yang dibangun di sini. Astaga, apa-apaan ini? Dindingnya sudah mengelupas... Pangeran Kecil, bagaimana kalau kita pulang saja? Tak perlu menderita di sini!”
Seorang anak gemuk yang dikerumuni mereka seperti harta karun langsung menolak usulan itu. Beberapa orang lainnya saling bertukar pandang, hendak masuk ke kamar untuk membuang perabotan kumal miliknya dan menggantinya dengan yang baru.
Melihat ini, kilau dingin berkedip di mata Lin Qiye. Ia segera mendekat, namun sebelum sempat membuka mulut, si gemuk kecil itu sudah menendang salah satu bodyguard!
“Bajingan! Ini kamar berdua, yang tinggal di sini adalah teman sekamarku! Brengsek, berani-beraninya kau menyentuh barang milik temanku?!”
“Kumal? Aku paling benci bajingan yang mengandalkan pengaruh seperti kau! Enyah kau dari sini!!”
Si gemuk kecil langsung mengusir semua bodyguard. Pandangannya tertuju ke arah Lin Qiye. Di balik sorot mata jernih pemuda itu, tersirat kerumitan dan penyesalan yang nyaris tak terlihat...
Ia langsung menghampiri Lin Qiye.
“Itu...”
“Halo, namaku Baili Tumeng.” Si gemuk kecil menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara pelan, “Aku tahu namaku agak sulit, kau bisa memanggilku Tumeng, atau...”
“Panggil saja Gemuk.”
Chapter 2016 Mimpi yang Terkontaminasi
Fengdu.
Di dalam aula yang redup tak bercahaya, pintu-pintu kuno yang berat perlahan terbuka.
Siluet berjubah merah tua berdiri di luar pintu, beberapa saat kemudian dengan waspada melangkah masuk ke dalam aula...
Ia melewati deretan baju zirah di aula ini, mengangkat ujung jarinya sambil membacakan puisi, secercah sorot api pun menerangi sudut aula.
Ia mengamati dengan alis berkerut baju-baju zirah penuh luka goresan ini, seolah meragukan sesuatu, lalu memandang ke area terdalam aula dimana sebuah peti mati merah berpola hitam terbaring diam di atas podium batu.
Saat mendekati peti mati ini dan mulai mengamatinya dengan teliti, tiba-tiba suara meredam bergema dari dalam peti!
Duum——!
Siluet merah tua itu terkejut, segera menggenggam gagang pedang dengan pandangan penuh kewaspadaan.
Ia mencoba menjauhi peti mati ini, namun semakin jauh ia pergi, suara dari dalam peti terus bergema, seolah ada yang menahannya.
Setelah lama berpikir, tekad bulat muncul di matanya, ia pun memutuskan mendekati peti dan membukanya dengan paksa!
"Dengan kekuatan mengangkat gunung dan semangat menguasai dunia!!"
Saat puisi bergema, papan peti mati terangkat dengan pasrah, samar-samar ia melihat siluet berjubah Han biru di dalamnya, hatinya tersentak kaget.
Pada momen berikutnya, tiga ratus zirah perunggu serentak menghunus pedang dan menerjangnya!
Tatapannya mempertajam, segera menghunus pisau untuk bertarung dengan mereka. Pada saat itu, siluet biru tua menerjang keluar dari peti mati, menggunakan tubuh jasmani untuk menghalangi siluet merah tua di depannya. Semua zirah perunggu langsung berhenti bergerak!
“……Mundur!”
Seiring suku kata samar yang keluar dari tenggorokannya, semua zirah perunggu kembali ke rak kayu, seolah semua yang terjadi sebelumnya hanyalah ilusi.
“Siapa kamu?” Siluet merah tua mengembalikan pedang lurus ke sarungnya, menatap siluet biru tua sambil bertanya dengan suara berat.
Gadis berbaju biru berbalik, bola matanya menatap wajah yang familiar. Dalam kebingungannya, ia seolah kembali ke dunia yang dipenuhi sutra merah, deretan suara yang terukir dalam kenangan kembali menggema:
【Jia Lan... Aku menemukannya! Aku menemukannya!!】
【Aku tidak mengingkari janji! Kukatakan akan datang untuk menikahimu, dan pasti kulakukan!】
【Dunia bawah sebagai aula pernikahan？ Peti mati sebagai？！Kutelusuri setengah kota, di mana-mana hanya ada ambisi dan keserakahan... Mungkin hanya diini, bayangan cinta dapat menemukan akhir yang terbaik!】
【Pernikahan duniawi, pernikahan alam baka... Hari ini, aku danmu akan melangsungkandi aula Yǒumíng!!】
Lokasi yang sama, peti mati yang sama, mereka yang sama...
Hanya saja, semuanya dimulai dari awal.
Ia membuka bibirnya, seolah ingin mengatakan sesuatu pada siluet di hadapannya. Tapi akhirnya hanya menggenggam telapak tangan pria itu, dengan ujung jarinya menulis dua karakter di telapaknya dengan seratus:
——Jia Lan.
……
“……Lagian simbol citra tim kita harusnya sesuatu yang baik... Begini, rasanya terlalu jelek.”
“……”
“Sialan kau 【Zhan Bai】!! Tim Cadangan Kelima... Semua Menghunus Pisau!!!”
“……”
“Jika kita tidak kembali, sudahlah... Tapi jika kita kembali... Maka kita akan menjadi tim khusus kelima Da Xia.”
“……”
“Asalkan di bawah senja ini, semua yang kusayangi selamat; musuh-musuhku hancur jiwa dan dewa; Kita tentukan nasib sendiri, kita tak terkalahkan... Nama kami adalah, 【Malam】.”
“……”
“Para pendukung kekuasaan dewa, halo kalian... Kami adalah 'penghina dewa'.”
“……”
“Kuroto, perhatikan baik-baik... Kebaikan murni tak bisa menyelamatkan dunia. Hanya ketakutan yang bisa menghentikan perang.”
“……”
“Mau hancurkan nisan ini... Bunuh aku dulu!!”
“……”
“Aku Lin Qiye bersumpah di hadapan rakyat Da Xia, jika Kegelapan akhirnya tiba...”
“……”
“A Jin, kau lihat? Masa damai Taiping yang kau wariskan untuk Da Xia... Kakak sudah menjaganya.”
“……”
Di ruang rawat yang remang-remang, suara Lin Qiye berhenti. Tubuhnya bergetar halus seperti orang jatuh dalam mimpi, beberapa saat kemudian, kedua bola matanya perlahan membuka.
Pada detik itu, anak kecil yang selalu berjaga di sudut ruangan tiba-tiba membuka mata lebar-lebar!
Dia menginjak cahaya itu, mendekati Lin Qiye di ruangan gelap gulita. Sorot matanya menatap Lin Qiye, seolah mencoba menentukan apakah jiwa yang tiba-tiba siuman ini adalah kesadaran semesta kelima... Atau Azathoth.
“Siapa kamu?” Anak kecil itu bersuara berat.
Dalam keadaan setengah sadar, Lin Qiye seperti tidur sambil berjalan bangkit dari ranjang, tak bergerak sedikitpun.
“Siapa kamu?” Anak kecil itu mengulangi pertanyaannya.
Lin Qiye yang sedang tidur berjalan, secara refleks menjawab: “Aku Lin Qiye…”
Mendengar jawaban ini, ekspresi anak kecil itu sedikit mengendur, tapi dia kembali menggelengkan kepala seolah teringat sesuatu.
“Salah…”
“Di mana salahnya?”
“Kamu, bukan aku.”
Begitu suaranya berhenti, telapak tangan anak kecil itu menekan pelipis Lin Qiye, membuatnya terjatuh kaku di ranjang dan kembali tak sadarkan diri…
Setelah itu, anak kecil itu kembali ke sudut ruangan.
Waktu berdetik-detik berlalu. Di ranjang pasien, bisikan Lin Qiye terus bergema… Pertempuran Pos Pagi Selatan, Pertempuran Bulan, Penghancuran Olympus, Pengumuman ‘Penjaga Malam’ ke seluruh penjuru, Pertarungan mati di Kota Bei Bin, Kepulangan dari kedalaman semesta…
Mimpi ini hampir mencapai epilog, sepertinya dia akan segera siuman.
Pada saat itu, 【Kekacauan】 yang tergeletak kaku di lorong dan seharusnya masih koma, perlahan membuka kedua matanya…
Nuansa merah darah yang tak wajar memenuhi pupil-Nya.
Saat itu juga, anak kecil itu seperti merasakan sesuatu. Matanya menyiratkan keterkejutan sebelum tiba-tiba menerjang keluar ruangan. Kini 【Kekacauan】 telah berdiri di lorong, warna merah tak beres itu nyaris memenuhi seluruh koridor.
“Azathoth？？” Anak kecil itu merasakan aura mengganas, pupilnya menyempit halus, “Bagaimana mungkin ini？？”
Secara logika, kesadaran 【Kekacauan】 yang masuk ke mimpi bersama Lin Qiye seharusnya membuat tubuh di luar tidak bisa bergerak...
【Kekacauan】 berdiri di tempat, sorot mata merahnya hampa. Nya bagaikan mayat berjalan, hanya niat membunuh primal murni yang memenuhi rumah sakit jiwa.
Anak kecil itu mengeratkan giginya, tubuhnya melesat menerjang 【Kekacauan】, kepalan tangan mengayun membentuk bayangan samar yang langsung menghadang wajahNya!
Braak——!
【Kekacauan】 mantap menggenggam kepalan si anak, di balik sorot mata kosongnya, secercah kilau aneh mulai bermunculan...
Pada momen berikutnya, kilau merah tak beres seperti air pasang merambat dengan kecepatan luar biasa ke tubuh anak itu, yang langsung menjerit kesakitan!
Bersamaan, Lin Qiye yang terbaring lelap di ranjang pasien mulai gemetar refleks!
Replika mimpi yang melayang di atasnya mulai terkikis kilau merah janggal, retakan padat menyebar di permukaannya, raungan mengaum bergema dari dalamnya, terjerumus dalam kegilaan dan kekacauan total.
Lin Qiye di ranjang pasien tiba-tiba membuka mata, rasa sakit hebat yang belum pernah terasa sebelumnya memenuhi pikirannya!
“Azathoth!!”
Chapter 2017 Tangan Pemusnah Dunia
Saat ini, di semesta mimpi.
“【Kunci Gerbang】 telah meninggal...”
Di atas laut berdarah, Guan Zai dan yang lain menyaksikan langsung kehancuran 【Kunci Gerbang】, kilau kegembiraan berkedip di sorot mata mereka!
“【Kekacauan】, 【Kunci Gerbang】, 【Kambing Hitam】 semuanya mati... Kita menang!”
“Wakil An mengatur skenario yang begitu besar!”
“Tak disangka, yang akhirnya menyelamatkan dunia tetap 【Malam】...”
“Akhirnya, semua masalah dunia teratasi.”
Saat semua orang mulai rileks, di medan perang, Lin Qiye menggenggam bola daging 【Kekacauan】 sambil memaksa keluar cara untuk mengalahkan Azathoth...
Dor——！！
Kilatan petir merah menyayat langit, hampir membelah dunia menjadi dua!
Merah tak berujung menyembur dari retakan petir itu, bau kekerasan mengamuk menyebar ke seluruh dunia, dalam sekejap menelan semua bintang. Bahkan langit dan laut kejauhan mulai terendam dan menyatu.
“Apa ini??”
Orang-orang yang berdiri di atas papan pixel mengambang tersadar akan bau menakutkan dalam cahaya merah ini, pikiran mereka bergetar.
Bersamaan, alis Lin Qiye berkerut. Matanya yang menatap ke atas mulai dipenuhi kebingungan... Seolah ada sesuatu yang terpendam di hatinya akan menyembul.
“Hahahaha!!” Bola daging 【Kekacauan】 tiba-tiba tertawa terbahak, “Sudah kubilang! Nyonya Azathoth tak terkalahkan!! Kau pikir siklus ratusan juta kali ini bisa mengendalikan-Nya berapa lama? Dia sudah tersadar!! Dia mau bangun!! Dan kau... Kau akan mati!”
Sakit yang hebat mengalir dari dalam pikiran Lin Qiye, seolah ingin mengoyak seluruh tubuhnya menjadi dua. Dengan kesakitan, dia memeluk kepalanya, dan bola daging 【Kekacauan】 langsung jatuh ke tanah!
Bola mata Lin Qiye memerah. Dia menatap tajam dunia yang terkontaminasi cahaya merah ini, lalu mengaum ke kehampaan:
"Azathoth!!!"
Kenangan yang terkoyak kembali ke benak Lin Qiye. Ini pertama kalinya dia mengalami situasi seperti ini dalam mimpi. Dia bisa merasakan kesadaran Azathoth yang semakin hidup kembali, mulai memperebutkan dan bertarung sengit dengannya... Sementara dunia mimpi ini sudah hampir tidak sanggup menahan pertempuran antara dua entitas ini.
Seiring meresapnya cahaya merah ke seluruh dunia, bintang-bintang di kejauhan meledak berhamburan. Seluruh semesta mulai runtuh menuju Bumi!
Dalam penderitaan akibat terkoyaknya pikiran, kesadaran Lin Qiye semakin kabur...
"Nyonya Azathoth! Nyonya Azathoth yang agung!! Engkaulah sang..." Tawa cempreng bola daging 【Kekacauan】 terhenti tiba-tiba saat sebuah siluet menerjang keluar dan menendangnya hingga terbang ke ufuk langit seperti bola.
"Tempat ini terlalu berbahaya! Cepat! Angkat dia ke atas, kita harus segera kembali ke Da Xia!"
"Jinian yang mengenakan jubah lusuh, langsung mengangkat Lin Qiye yang meronta-ronta dalam kesakitan! Pixel tak terbendung dengan cepat membentuk kendaraan yang mirip bus umum sekaligus pesawat, membawa semua orang melesat menuju Da Xia!"
"Qiye! Qiye!!" Di dalam kendaraan, Guan Zai yang lukanya ringan mengguncang-guncang tubuh Lin Qiye. Wajah yang terakhir pucat pasi, memeluk kepalanya dengan kesakitan, sama sekali tidak mendengar teriakan tersebut.
"Apa yang terjadi padanya?"
"Tidak tahu... Seperti kerasukan roh jahat?"
Saat mereka berbicara, di langit merah di atas kepala, tangan raksasa hitam pekat merobek kehampaan—seolah ditempa dari bintang-bintang langit—menghantam ke kendaraan mereka dengan kekuatan tak tertahankan!
Tangan ini terlalu besar. Bahkan ketika semua orang mengangkat kepala, mereka hanya bisa melihat bantalan jari bagian bawahnya. Jika dilihat dari alam semesta, ukurannya hampir lima kali lipat lebih besar dari Bumi!
Wajah semua orang di dalam kendaraan langsung berubah, ketakutan tak terhingga terpancar dari mata mereka... Tekanan wibawa yang dipancarkan telapak tangan ini benar-benar melampaui batas "Tertinggi". Bahkan secercah aura yang bocor darinya sudah sepenuhnya menekan kekuatan ilahi dan spiritual mereka!
Saat telapak tangan pemusnah dunia itu merobek langit, mereka bahkan bisa melihat pola-pola mistis di permukaannya. Tiba-tiba, lima kilatan cahaya menyembur dari kejauhan!
Nyx, Merlin, Bragi, Sun Wukong, dan Gilgamesh—lima Yang Mulia tertinggi bersekutu—bersama-sama menahan telapak tangan pemusnahan dunia itu. Wibawa ilahi yang dahsyat menerobos langit. Meski lima Yang Mulia masa kini berusaha sekuat tenaga, mereka hanya bisa menahan telapak tangan itu beberapa saat sebelum tiba-tiba menyemburkan darah dari mulut dan terjatuh tak berdaya dari udara.
"Target-Nya adalah Qiye!" Guan Zai merasakan niat membunuh yang mengunci Lin Qiye, langsung berbicara.
Ji Nian menggigit erat rahangnya, memacu kecepatan kendaraan hingga maksimal, tapi sama sekali tak bisa kabur dari radius telapak tangan pemusnahan dunia ini... Jangankan mereka masih di Bumi, bahkan seandainya mereka sudah menerjang beberapa Bumi jauhnya, tetap akan kena imbas.
Saat semua hampir putus asa, kehampaan di atas tiba-tiba bergetar hebat. Sebuah retakan dimensi terbuka paksa. Sebuah bangunan megah berdiri tegak di atas Bumi, energi spiritual bergolak menyembur tak terbendung!
Surga Abadi!
Di atas Surga Abadi itu, tiga siluet bertindak serempak!
Yang Mulia Lingbao mengacungkan mantra Tao dengan satu tangan. Sebuah cap berdiameter lebih besar dari Bumi cepat terbentuk di semesta. Saat kekuatan-Nya nekat dimasukkan, cap itu mengeras tampak jelas. Tapi dibandingkan telapak tangan pemusnahan dunia, masih jauh tertinggal.
"Keabadian."
“Jia Lan mengangkat kedua tangannya, secercah kekuatan abadi mengambang keluar dari dalam tubuhnya, melilit permukaan cap magis, seakan memberinya lapisan tipis seperti giok putih.”
Yelander menarik napas dalam-dalam, kekuatan Perjanjian Suci menyambungkan alam semesta ini dengan dirinya sendiri, cahaya sakral berombak dari dalam tubuhnya. Pada momen berikutnya, dia berbicara pelan:
“Segala kejahatan minggirlah.”
Jejak suci putih salju lainnya terbuka di atas cap magis. Perjanjian Suci, keabadian, dan cap magis bertumpuk menjadi satu, bertabrakan keras dengan tangan pemusnahan dunia yang menindas dari atas!
Duum——!!!
Gelombang kejut yang mengerikan menerobos alam semesta di luar Bumi, menghancurkan warna merah tak beres itu hingga membentuk area vakum. Reruntuhan puluhan bintang langsung lenyap, hanya Bumi yang terlindungi di belakang yang tetap utuh.
Di bawah kekuatan tangan raksasa pemusnah dunia, tiga kekuatan bertumpuk itu terus-menerus berhamburan. Ketiga orang di Surga Abadi serentak mendengus, wajah mereka pucat seperti kertas.
Tapi bersamaan dengan itu, tangan pemusnah raksasa itu juga hancur menjadi kehampaan. Kadang terdengar raungan kemarahan bergema dari dalamnya.
“Informasi itu benar... Siklus kali ini ternyata memang bermasalah...” Lingbao Tianzun mengawasi serangan pemusnah yang kembali berkumpul di balik merah tak berujung itu, wajahnya muram luar biasa.
“Qiye...” Jia Lan menoleh memandang ke belakang, ingin buru-buru mencari sosok tertentu. Tapi kendaraan telah membawa mereka meninggalkan area ini, kembali ke Da Xia.
“Menemukannya pun tak berguna, Lin Qiye di sini hanyalah proyeksi tubuh aslinya dari alam semesta dimensi tinggi. Medan perang sesungguhnya tidak di sini……kecuali kita naik dimensi masuk ke dunia itu, sulit membantu dia.” Suara berat Yelander menggema.
Chapter 2018 Di Dalam Tabut Perjanjian
“Naik dimensi?” Lingbao Tianzun menggelengkan kepala, “Aku dan Jia Lan masih selangkah lagi dari naik dimensi. Bahkan jika meninggalkan sini, tak bisa lepas dari lapisan abu-abu……”
Yelander menatap tajam tangan pemusnahan dunia yang kembali menyatu, seolah merenungkan sesuatu.
Beberapa saat kemudian, dia seolah telah memantapkan tekad, berbicara pelan:
“Aku bisa membuat kalian naik dimensi.”
Mendengar kalimat ini, Lingbao Tianzun dan Jia Lan sama-sama tertegun, menoleh memandangnya.
“Di alam semesta kelima awal, aku menyiapkan siasat cadangan……dan siasat itu ada di sini.” Yelander mengulurkan tangan, menunjuk Surga di bawah kakinya.
Lingbao Tianzun seperti teringat sesuatu, sorot matanya semakin berbinar. Tangannya menyapu udara, sebuah objek berbentuk lemari secara misterius terbang ke genggamannya!
“Maksudmu……【Tabut Perjanjian】？？”
“Di alam semesta kelima awal, setelah mencapai setengah langkah ‘naik dimensi’, aku menemukan keanehan semesta. Lalu aku mulai mencoba mendekati dunia dimensi tinggi, berusaha mencari cara mematahkan skenario……Akhirnya, dengan menanggung risiko, aku mengikat sebuah【Perjanjian Suci】dengan dunia dimensi tinggi.”
“Mengikat【Perjanjian Suci】dengan dunia dimensi tinggi?” Jia Lan heran bertanya, “Ini bisa dilakukan?”
"Tidak tahu……Meski aku akhirnya berhasil mengikat 【Perjanjian Suci】, tapi keberadaan dimensi tinggi secara teori sudah melebihi batas kemampuanku. Bahkan jika 【Perjanjian Suci】 diaktifkan, aku tak tahu apakah ia akan merespons, atau apakah akan timbul bahaya dalam proses ini." Ekspresi Yelander sangat serius, "Awalnya, setelah kehancuran alam semesta kelima pertama, aku hendak memaksakan penggunaan 【Perjanjian Suci】 ini untuk mencoba naik dimensi langsung dari 'selangkah', masuk ke dunia dimensi tinggi……Tapi sebelum aku bertindak, aku menemukan keberadaan Lin Qiye. Ternyata dia sendirian berhasil mengurung Azathoth di rumah sakit jiwa. Maka aku ubah rencana berisiko ini, mencoba membantunya meraih keunggulan melalui siklus mimpi tak berujung, sebagai cara yang lebih aman untuk naik ke dimensi tinggi."
Pandangan Yelander jatuh pada lemari misterius ini. Ujung jarinya mengait lirih, pola segel di permukaan lemari pun terbuka sendiri. Selembar kertas kulit kambing melayang keluar.
Lingbao Tianzun melihat ini, tersenyum tak berdaya:
"Pantas saja setelah kami mendapatkan 【Tabut Perjanjian】, tak kunjung bisa membukanya……Rupanya kau juga menyisipkan Perjanjian Suci di sini?"
"Ini kan barang penting yang terkait dimensi tinggi, sudah semestinya disimpan dengan baik." Yelander mengambil kertas itu, menyodorkannya ke tangan Lingbao Tianzun dan Jia Lan, "Kukatakan dulu, aku tak bisa menjamin efektivitas Perjanjian Suci ini, juga tak bisa menjamin keselamatan kalian selama proses……Mau ambil risiko atau tidak, itu keputusan kalian."
"Kau tak ikut?"
“Kekuatan dalam tubuhku hanya cukup untuk mengantarkan kalian... Itupun hanya jika kalian berdua sudah nyaris bisa naik tingkat sendiri. Kalau aku ikut, Perjanjian Suci ini kemungkinan besar akan kubunuh... Apalagi, tujuan utama pergi ke dunia dimensi tinggi adalah untuk menekan Azathoth dan membangunkan tekad Lin Qiye. Kalian berdua yang punya hubungan cinta paling dalam dengannya, peluang sukses membangunkannya lebih besar.”
Lingbao Tianzun dan Jia Lan saling bertukar pandang, mengangguk tanpa ragu.
“Mau!”
Dalam miliaran siklus mimpi, Lin Qiye selalu sendirian. Kini mereka akhirnya menemukan cara untuk berada di sisinya, mana mungkin mundur?
Yelander mengangguk, secercah cahaya dari kertas kulit kambing itu menyebar, menyelimuti tubuh Lingbao Tianzun dan Jia Lan. Bersamaan dengan itu, kekuatan keyakinan dalam tubuh Yelander mulai merosot tajam!
“Jika kalian bisa menemui Lin Qiye, tolong sampaikan salamku.”
Suaranya berhenti. Cahaya gemerlap dari kertas kulit kambing itu mencapai puncak intensitasnya, menghancurkan tembok semesta ini dan menghilang tanpa jejak!
……
Rumah Sakit Jiwa Para Dewa.
Duum——!!
Di lorong rumah sakit, siluet anak kecil terlempar dari lantai dua, menghantam hamparan rumput sekeras meteor!
“Hukh hukh hukh...” Anak kecil berlumuran darah itu susah payah berusaha bangkit. 【Kekacauan】yang diselubungi merah tak terbendung itu melesat ke hadapannya, kembali melemparnya terjauh!
Saat ini, kesadaran Lin Qiye hampir tidak memiliki kemampuan untuk melawan kesadaran Azathoth yang diperkuat cahaya merah, hanya bisa bertahan secara pasif.
Anak kecil terbaring di genangan darah, memandang siluet yang berjalan mendekat seperti binatang buas sambil bergumam:
"Tekad membunuh paling primitif ya... Pantas saja tidak mengucapkan sepatah kata pun."
Braak——!!
【Kekacauan】 menginjak kepala anak kecil itu, menindihnya dengan kuat ke lantai. Sorot mata kosongnya memancarkan niat membunuh tak terbendung.
Pada saat itu, suara pintu tiba-tiba terdengar dari lantai dua rumah sakit jiwa. Dua siluet menerjang keluar dengan cepat!
"Berhasil?!" Jia Lan menyeka darah di mulutnya. Kelelahan di matanya akhirnya tergantikan kilatan harapan.
Setelah mengaktifkan 【Perjanjian Suci】, Jia Lan dan Lingbao Tianzun terseret badai dimensi mengerikan. Untungnya keduanya kini hanya seinci dari terobosan dimensi, memaksa diri keluar dengan kekuatan murni.
"Kita berhasil." Lingbao Tianzun berbicara tegas, "Cepat cari tubuh asli Azathoth!"
Keduanya segera berpencar di atas Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, sama sekali tidak memerhatikan halaman bawah. Seolah bagi mereka, baik 【Kekacauan】 maupun anak kecil itu tak ada.
“Lingbao Tianzun terbang melintasi langit yang bagai batu timah, pandangannya menangkap inti raksasa daging dan darah di dekat rumah sakit jiwa, bola matanya menyipit tajam.
“Di sini！！”
Azathoth masa kini bagaikan monster daging dan darah yang jatuh dalam kegilaan, secara tak sadar menyemburkan cahaya merah ke sekeliling. Kilau merah tak beres ini menyimpan energi terkontaminasi yang seratus kali lebih menakutkan daripada 【Kambing Hitam】, perlahan-lahan menelan langit keabu-abuan.
Jia Lan bergegas mendekat, melihat inti raksasa gila ini, mengerutkan alis dan berkata:
“Inikah Azathoth?”
“Ya, tapi hanya tubuh-Nya. Kesadaran-Nya seharusnya masih bertarung dengan Qiye.”
“Tak ada kesadaran? Lalu siapa yang mengontrol-Nya sekarang?”
Lingbao Tianzun menatap Azathoth, suaranya berat, “Mungkin naluri primal milik Azathoth... Dalam ratusan juta siklus ini, Qiye perlahan menyatukan kekuatan-Nya. Ketika penyatuan ini melampaui batas tertentu, timbulah penolakan dan perlawanan naluriah...”
“Naluri primal sampai terdorong keluar?” Jia Lan termenung, “Bukan berarti... Qiye sebenarnya hampir sukses?”
“Kemungkinan besar begini, tapi serangan balik naluri semacam ini paling menakutkan. Tidak hanya langsung membangunkan sisa kesadaran Azathoth, bahkan malah menjebak kesadaran Qiye dalam siklus mimpi yang belum berakhir... Jika Qiye tidak siuman, bukan hanya kekuatan yang telah menyatu akan berangsur kembali ke Azathoth, dirinya sendiri pun bisa langsung tercabut nyawa di dunia mimpi.”
Lingbao Tianzun menembus semua kebenaran, langsung membuka lubang Hunyuan Wuji, lalu menerjang ke arah Azathoth yang sedang mengamuk!
“Bagaimanapun, kita harus lebih dulu menekan kekuatan Azathoth... Hanya dengan kami menahan satu kepalan tangan Azathoth, barulah Qiye punya kemungkinan untuk bangun dari mimpi!”
Chapter 2019 Mengetuk Taburan Bintang!
Dunia mimpi.
Bersamaan dengan kembalinya kendaraan pixel ke Da Xia, pintu kabin terbuka, Ji Nian menggendong Lin Qiye yang setengah koma, langsung berlari ke markas Penjaga Malam!
“Hei, Lin Qiye! Tahanlah sebentar... Sebentar lagi sampai!”
“Kau tidak boleh mati! Kau belum mengantarku pulang!”
Tubuh Ji Nian melesat seperti kilat, helai rambut peraknya mengepul ditiup angin. Merasa suara rintihan Lin Qiye di punggungnya semakin melemah, ia buru-buru berbicara.
“Lepaskan... aku...” suara serak Lin Qiye terdengar.
“Turun? Sebentar lagi sampai di bagian medis!”
“Lepaskan aku... Kondisiku... tidak bisa mereka sembuhkan.”
Melihat keteguhan hati Lin Qiye, Ji Nian ragu sejenak, akhirnya meletakkannya di tanah.
Lin Qiye bersandar di sudut tembok, memaksakan diri berdiri tegak sambil terengah-engah berat... Ia merasa serangan balik dari Azathoth dalam pikirannya agak melemah, barulah ini memberinya sedikit kesempatan untuk bernapas.
“Sialan, malah menyergapku...”
Pandangan Lin Qiye seolah menembus tembok semesta ini, menatap ke dimensi yang lebih tinggi.
Serangan balik naluriah Azathoth langsung membangunkan kesadaranNya dari "bujukan", dengan kekuatanNya sendiri langsung memerangkap kesadaran Lin Qiye di dalam semesta mimpi yang hampir hancur ini...
Jika tak segera meninggalkan sini dan kembali ke dunia dimensi tinggi, kesadarannya akan benar-benar menghilang bersama kehancuran dunia mimpi ini.
Tapi kini "kesadaran Lin Qiye" yang tertinggal di dunia dimensi tinggi—si anak kecil—sepenuhnya dalam kondisi tertindas, menyulitkannya melepaskan diri dari dunia mimpi ini...
“Masih ada cara apa... Masih ada cara apa??”
Sambil berpikir keras mencari cara kabur, Lin Qiye mencoba memaksa kesadarannya menerobos dunia mimpi ini. Rasa sakit hebat kembali menyergap pikirannya!
Melihat Lin Qiye yang berkeringat dengan wajah mengerikan, Ji Nian ingin membantu tapi tak tahu harus mulai dari mana, hanya bisa mengeratkan gigi dalam kepanikan.
Dring-dring——
Pada saat itu, ringtone ponsel yang jernih menggema.
“Ponsel... Ponsel siapa ini?” Jinian tertegun, suara itu sepertinya berasal dari tubuhnya sendiri.
Tapi dia jelas-jelas tidak membawa ponsel!
Tangannya mengelus-elus saku, memastikan itu bukan dering ponselnya, lalu pandangannya tertuju pada broş pixel di dadanya...
Jinian tertegun sejenak, tiba-tiba secercah ide absurd melintas di pikirannya. Secercah butiran pixel mengambang keluar dari broş itu, menyusun diri menjadi ponsel mainan pixel di telapak tangannya.
Dring-dring——!
Ponsel mainan tanpa baterai dan kartu telepon itu malah berbinar, mengeluarkan dering yang sama persis!
“Bukan main! Harus segini anehnya?!” Mata Jinian membelalak.
Ponsel mainan yang asal dia buat ini bukan saja menerima pesan, tapi deringnya bahkan berjalan mundur lima detik ke masa sebelum ponsel ini ada?!!
Pemandangan di hadapannya ini sama sekali di luar pemahaman Jinian. Pada detik berikutnya, ponsel pixel di tangannya tiba-tiba terlepas dan tepat menghantam depan Lin Qiye.
Di layar ponsel pixel itu, sebaris informasi terlihat jelas:
——Kita datang.
Begitu melihat empat karakter itu, Lin Qiye membeku di tempat.
Dug——!!
Dentuman sayup-sayup tiba-tiba bergema dari atas kepala, menggema ke seluruh sudut Bumi.
Para pengungsi di tempat penampungan, para Penjaga Malam di kota, peringatan yang bingung, dan Lin Qiye yang meronta dalam kesakitan, serentak menatap ke atas. Di langit yang sebelumnya tertelan cahaya merah tak berujung, taburan bintang mulai muncul kembali dengan kecepatan luar biasa!
Duum——！！！
Suara meredam kedua bergema, seluruh bintang di semesta berkedip seiring getarannya, kilauan menyilaukan memenuhi kosmos!
"Suara ini... kenapa terdengar seperti ada yang mengetuk pintu??" Jinian bergumam penuh keheranan.
Ketukan pintu.
Ya, ketukan pintu.
Suara dari kedalaman galaksi ini tak lain adalah suara ketukan pintu!
Duum——！！！
Ketukan ketiga menggema, semesta kembali berkedip-kedip seolah...
Ada sosok di luar dunia ini yang terus-menerus mengetuk langit malam!!
Duum——Duum——Duum——Duum——!!
Seiring dengan semakin rapatnya suara ketukan pintu, puluhan cahaya bintang di kubah langit mulai berkedip-kilat, samar-samar membentuk jejak misterius... Sebuah lingkaran raksasa terbentuk dari cahaya bintang, disilangi dua kilau lurus bagai torehan pisau yang membelah kosmos gelap!
Saat melihat jejak ini, tubuh Lin Qiye gemetar tak terkendali...
Itu adalah jejak 【Malam】!
Di atas kehampaan, pintu gerbang raksasa berukir terbentuk tanpa jejak. Gerbang batu megah itu menyemburkan kabut abu-abu tak berujung seiring kemunculannya!
"Pintu kuno di tengah kabut abu-abu perlahan terbuka, empat siluet merah marun keluar dari dalamnya... Mereka bukan bagian dari sini, sama seperti Lin Qiye, mereka adalah 'bayangan' yang dipantulkan dari dunia dimensi tinggi ke dunia mimpi ini."
"Empat jubah merah marun mengepul diterpa angin kencang, mereka melewati dunia yang hancur berantakan ini, menghampiri Lin Qiye yang sedang meronta-ronta dalam kesakitan..."
"Orang yang paling depan sedikit berjongkok, mengulurkan telapak tangan ke arah Lin Qiye, dan berbicara dengan lembut:"
"'Sudah kukatakan... Kita akan menemukanmu, Kapten.'"
"Lin Qiye menatap wajah familiar itu, kesepian dan penderitaan yang terpendam di kedalaman hatinya akhirnya meledak tak terbendung. Ia membuka mulut, namun akhirnya hanya mengucapkan beberapa kata..."
"'Lama tidak bertemu... Qingyu.'"
"Wakil Kapten Tim Senja, An Qingyu."
"'Kau dan Wakil An mana bisa dibilang lama tak bertemu... Aku baru yang pantas bilang begitu?' Cao Yuan mengangkat bahu, berkata dengan getir, 'Akulah yang pertama dikirim Qingyu ke dunia dimensi tinggi.'"
"Hantu Jiang Er yang melayang di udara menjulurkan lidah, 'Kalau dihitung begitu, aku kan yang pertama mati!'"
"Shen Qingzhu menatap Lin Qiye yang dilanda badai kehidupan, terdiam sejenak sebelum mengeluarkan sebatang rokok dari dekapan dan menyerahkannya padanya."
"'Mau sebatang, Kapten?'"
Pandangan Lin Qiye menyapu semua orang secara bergantian, kali ini, dia tidak menolak, dengan tertawa getir menggigit rokok ini, Shen Qingzhu menggosok ujung jarinya dan menyalakannya...
"Hukh hukh hukh..." Lin Qiye membungkuk dan mulai batuk.
Asap rokok ini sangat kuat, membuat bola matanya dipenuhi air mata.
"Kalian bagaimana..."
"【Kunci Gerbang】, awalnya diciptakan menggunakan energi dari dunia dimensi tinggi. Di belakang Gerbang Kebenaran, sebenarnya terhubung dengan dunia dimensi tinggi." An Qingyu mulai menjelaskan dengan sabar, "Di alam semesta awal, aku sepenuhnya mengendalikan Gerbang Kebenaran, menjadi 【Kunci Gerbang】 baru setelah naik dimensi, lalu mengembara di dunia dimensi tinggi dengan pintu ini... Dunia dimensi tinggi terlalu luas, aku berjalan sendirian selama puluhan tahun, mempelajari berbagai bentuk energi dimensi tinggi. Dalam perjalanan panjang ini, Cao Yuan dan yang lain akhirnya juga menyelesaikan kenaikan dimensi, lalu kami mencari jejakmu di dunia dimensi tinggi. Aku mengamati fenomena langit dimensi tinggi, menemukan badai dimensi yang dipicu Azathoth, lalu menyusuri arahnya sampai ke sini..."
Chapter 2020 Sabetan Pedang Ini
Setelah mendengar penjelasan An Qingyu, Lin Qiye tertegun sejenak sebelum akhirnya tidak tahan berkomentar:
"Ternyata di dunia mana pun, kamu tetap makhluk... hukh hukh hukh hukh hukh..."
“Sudah, pasien sebaiknya mengurangi merokok... pasien gangguan jiwa juga termasuk pasien.” An Qingyu mengambil putung rokok dari sudut mulut Lin Qiye, langsung mematikannya di udara, "Bicara urusan penting dulu, Gemuk dan Jia Lan sudah menekan Azathoth di luar, tapi mereka tidak bisa bertahan lama. Nanti kita juga akan membantu. Kekuatan enam orang yang telah naik dimensi seharusnya bisa menekan Azathoth sementara waktu, tapi hanya dengan kami, mustahil untuk mengalahkan-Nya... Di dunia ini, satu-satunya yang bisa membunuh Azathoth hanyalah kamu yang telah menyatukan kekuatan-Nya."
"Ya." Lin Qiye mengangguk ringan, tubuhnya perlahan berdiri tegak, sorot matanya memancarkan niat membunuh, "Miliaran kali reinkarnasi, aku sudah menelan terlalu banyak kekuatan-Nya. Saat kesadaranku terbebas dari alam semesta mimpi ini, Dia pasti bukan lagi lawanku... Aku butuh satu kesempatan, satu kesempatan untuk membunuhnya dengan satu serangan!"
An Qingyu bertukar pandang dengan semua orang, tersenyum tipis, "Tugas membuat kesempatan itu, serahkan saja pada kami..."
"Ya." Lin Qiye mengangkat tangan, menepuk tangan An Qingyu.
"Kemenangan, akhirnya akan menjadi milik 【Malam】."
"Tentu saja." An Qingyu berbicara dengan penuh keyakinan, "Jangan lupa, skenario yang kita rancang bersama, tidak pernah kalah."
Saat pertama kali bertemu siluman ular Nanda Sheyao begitu, waktu di Kota Gusu melawan 【Bell Crand】 juga begitu, saat membantai semua dewa Cthulhu pun sama... Azathoth, adalah "korban" terakhir.
“An Qingyu kembali membuka Gerbang Kebenaran, bersama Cao Yuan, Shen Qingzhu, dan Jiang Er bertiga cepat-cepat masuk ke dalamnya, menghilang di semesta mimpi ini.”
……
“Dimensi tinggi semesta!”
“Duum——Duum——Duum——Duum!!”
“Suara ketukan pintu yang sama muncul di atas Rumah Sakit Jiwa Para Dewa, langsung menarik perhatian Jia Lan dan Lingbao Tianzun yang sedang berjuang menekan Azathoth.”
“Bersamaan dengan terbukanya Gerbang Kebenaran tanpa jejak, keempat orang An Qingyu serentak melesat keluar, empat kekuatan dahsyat terjatuh dari langit, mengurung tubuh asli Azathoth yang terus meronta di tempat!”
“Melihat ini, Lingbao Tianzun matanya berbinar, ‘Ternyata kalian!’”
“‘Lama tidak bertemu, Si Gemuk.’”
“An Qingyu menginjak kabut abu-abu, tenaga yang mengambang di dunia dimensi tinggi cepat berkumpul di sini, bagai puluhan rantai melilit tubuh Azathoth.”
“Tapi seiring ekspansi Azathoth yang semakin cepat, rantai-rantai ini retak satu per satu meski baru terbentuk. Bahkan dengan kerjasama enam orang, sulit menekan Azathoth dalam naluri primalnya.”
“‘Masih belum bisa… Nya memang terlalu kuat.’ Suara berat Lingbao Tianzun menggema.”
“‘Azathoth adalah penguasa mutlak dunia dimensi tinggi ini. Meski kita sudah menyelesaikan 'ascensi dimensi', tetap bukan lawan Nya… Hanya Qiye yang bisa mengalahkan Nya.’”
An Qingyu berusaha sekuat tenaga menekan Azathoth sambil menoleh ke arah rumah sakit jiwa, "Kita sudah melakukan yang terbaik untuk menekan Azathoth... Selanjutnya, tergantung padanya."
……
Dunia mimpi.
Bersatu dengan lima rekannya, Lin Qiye bisa merasakan kekuatan Azathoth yang digunakan untuk mengunci alam semesta mimpi ini mulai melemah secara signifikan.
Pandangannya menyapu kota kosong nan sunyi di sekelilingnya, setelah ragu sejenak, ia menoleh ke arah Ji Nian dan Guan Zai dkk.
"Buka semua tempat penampungan."
"Buka? Sekarang?"
"Ya." Lin Qiye mengangguk ringan, "Aku butuh memobilisasi karma seluruh umat manusia untuk membuat sebilah pisau... Pisau yang bisa membantai Azathoth."
Ji Nian tak bertanya lebih lanjut, langsung mengendalikan pintu-pintu tempat penampungan di seluruh Da Xia untuk perlahan terbuka.
Saat ini, para pengungsi di dalam tempat penampungan melihat petunjuk "Segera Tinggalkan" muncul di layar, diikuti pembukaan pintu-pintu besar. Pasukan Malam dan militer yang berjaga di berbagai lokasi segera menerima pesan, mempertahankan ketertiban sambil mengarahkan evakuasi massa secara teratur.
Rakyat yang telah lama mengungsi bersorak gembira begitu tahu bisa pulang, semakin banyak orang yang kembali dari bawah tanah ke kota-kota. Permukaan bumi yang sunyi mulai dipenuhi kehidupan lagi!
"Pulang! Kita pulang!"
"Pasukan Malam Da Xia menang? Kita menang?!"
"Bu, aku mau makan permen kapas..."
"Baik, baik. Nanti kalau toko sudah buka, Ibu belikan."
“Sial... harus mulai kerja lagi, Tolong, tiba-tiba aku merasa tetap tinggal di tempat penampungan juga tidak buruk.”
“Bagus apanya? Berhari-hari tidak kena sinar matahari sampai aku gila! Akhir pekan ini kita harus main! Camping! Barbekyu! Renang!”
“Hari ini juga tidak ada matahari, langit masih merah... Eh? Ini awan terbakar?”
“Akhirnya bisa kembali ke kehidupan normal... Mengapa aku merasa lega setelah lolos dari maut?”
“Semua berakhir, pernikahan kita akhirnya bisa direncanakan! Kita menikah bulan ini! Setuju?”
“……”
Bersamaan kembalinya kerumunan besar ke kota, di sorot mata Lin Qiye, benang-benang karma yang rapat beterbangan ke langit. Ratusan juta benang karma ini saling menjalin dan terhubung, bagai jaring raksasa yang mencakup nasib umat manusia, menyelimuti seluruh langit.
Dunia mimpi ini diciptakan Lin Qiye... Tapi setiap orang di dalamnya tercatat oleh tekad semesta masa lalu. Setiap orang di sini adalah kenangan Lin Qiye, juga manusia nyata yang pernah ada.
Lin Qiye melangkah, tubuhnya seketika muncul di ketinggian. Perlahan ia maju, langkahnya tak lebar namun seolah mencapai setiap sudut Da Xia.
Jarinya bergerak halus, benang-benang karma terbang ke tangan Lin Qiye, perlahan membentuk garis profil pisau.
Ia bagaikan dewa penguasa takdir, menggenggam karma, memandang ke bawah ke dunia manusia.
Saat Pisau Nasib Umat Manusia itu mulai terbentuk di tangannya, Lin Qiye tiba-tiba merasakan sesuatu. Pandangannya menyusuri secercah benang karma ke suatu arah.
“Itu...”
Bola matanya menyipit, tubuhnya langsung menghilang di tempat.
……
“Akhirnya keluar... Tidur di ranjang tempat penampungan tetap tidak seenak di rumah.” Seorang wanita paruh baya mengeluarkan diri sambil menguap lebar.
Zhao Zhenbin menyusul di sisinya. Memandang Kota Cangnan yang familiar di hadapannya, siluet-siluet berjubah merah gelap itu kembali muncul tak terbendung dalam pikirannya...
Seolah teringat sesuatu, dia tidak bisa menahan diri:
“Bu, Ibu pulanglah dulu. Aku ada sedikit urusan!”
“Ei? Xiao Bin?!”
Sebelum suara sang ibu habis, Zhao Zhenbin sudah berbalik dan menerjang keluar, menyusuri jalanan dengan langkah cepat.
Zhao Zhenbin menerobos kerumunan orang yang pulang, berlari secepat kaki membawanya. Gambar bangunan misterius kantor pengacara itu muncul lagi di kepalanya... Dia tahu itu markas Penjaga Malam Cangnan, sekaligus satu-satunya kesempatannya untuk bergabung!
Membayangkan bisa mendekati Penjaga Malam, bahkan menjadi bagian dari mereka, seolah memiliki angin di bawah kakinya. Tak lama dia sudah berdiri di depan pintu kantor itu.
Zhao Zhenbin menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu kaca itu sekali lagi.
“Ding dong—— Selamat datang!”
"Di kantor pengacara saat ini, sepi tak berpenghuni. Penjaga Malam Kota Cangnan seharusnya masih mempertahankan ketertiban di tempat penampungan."
Zhao Zhenbin ragu sejenak, lalu memutuskan untuk menunggu kedatangan mereka di sini. Tidak peduli apapun, malam ini dia pasti akan menjadi Penjaga Malam!
Matanya menyapu ruang kantor kosong ini, lalu terpaku pada sebuah dinding yang dipenuhi bingkai foto. Di antara wajah-wajah seperti Hongying dan lainnya... Ternyata ini foto bersama Penjaga Malam yang ditugaskan di Kota Cangnan.
Namun ketika pandangannya menyentuh salah satu foto, tubuhnya tiba-tiba terpaku bagai patung.
Sorot matanya membara menatap lelaki dalam foto itu. Setelah menggosok-gosok mata tak percaya, bola matanya membelalak...
"Ini..."
Zhao Zhenbin gemetar halus, sorot matanya memancarkan keterkejutan yang belum pernah terlihat sebelumnya seolah teringat sesuatu!
【Lagipula, pasukan Ayah dulu katanya bermarkas di Cangnan...】
【...Dulu dia selalu misterius, bahkan saat jenazahnya dipulangkan teman-temannya, tak ada yang menyebut nama kesatuan konkret...】
【...Weiyang adalah jinxu buatan manusia, biasanya digunakan untuk melindungi keluarga Penjaga Malam...】
Deretan ingatan ini tiba-tiba membelit telinganya. Kedua kepalannya mengepal tak terkendali, gumamannya bergetar:
"Penjaga Malam... Ibu... Ayah adalah Penjaga Malam... Dia Penjaga Malam!!"
Zhao Zhenbin bagaikan orang yang baru tersadar dari mimpi, tiba-tiba kembali sadar. Ia mencabut foto itu dari dinding dan berlari keluar kantor pengacara seperti orang gila!
Dengan kasar ia mendorong pintu kantor pengacara, sangat ingin pulang ke rumah untuk memperlihatkan foto ini di hadapan ibunya. Ia ingin sekali memberitahu kabar ini ke seluruh dunia!
Angin kencang menderu di dekat telinganya. Ia memeluk erat foto itu sementara air mata beterbangan tak terbendung di udara. Perasaan tak terucap membanjiri hatinya - bagai kebanggaan, semangat berdarah panas, atau kelegaan setelah kegelapan tersibak...
Kakinya melaju kencang menyusuri jalan sepi. Mungkin karena terlalu emosional, tiba-tiba kakinya tersandung dan tubuhnya terjungkal ke lantai!
Zhao Zhenbin berteriak refleks, dengan refleks melindungi foto dalam pelukan sambil memejamkan mata menghadapi jatuhnya badan.
Pada saat itu, sebuah telapak tangan dengan lembut menggenggam bahunya.
Zhao Zhenbin merasa seperti ditopang gunung raksasa. Tubuhnya otomatis seimbang. Saat menoleh penuh tanda tanya, terlihat siluet berjubah merah marun berdiam-diam di belakangnya.
Melihat wajah itu, Zhao Zhenbin terdiam sejenak. Ada kesan familiar yang kuat...
"Komandan Lin?!!" Matanya membelalak bagai melihat hantu, "Anda... Anda Komandan Lin?!"
Sebelumnya, melalui siaran langsung ia telah berkali-kali menyaksikan wajah ini. Mustahil ia salah mengenali!
Lin Qiye menatap pemuda di hadapannya, juga terlihat tertegun.
Seperti... Terlalu mirip.
Dalam kebingungannya, seolah dia kembali melihat pria itu datang, berdiri di hadapannya.
"Ayahmu... Siapa namanya?" Lin Qiye berkata serak.
"Ayahku?" Zhao Zhenbin tertegun, segera mengangkat foto di tangannya, "Komandan Lin, ini ayahku! Zhao Kongcheng! Dia juga seorang 'Penjaga Malam'! Kenapa... Jangan-jangan kamu mengenalnya?"
Ekspresi Lin Qiye tampak rumit, pandangannya tertuju pada benang-benang karma yang melayang keluar dari tubuh Zhao Zhenbin, bola matanya menunjukkan pemahaman.
"Ternyata begitu... Inikah karma terakhir itu."
"Karma?" Zhao Zhenbin tidak mendengar jelas perkataan Lin Qiye, tapi dia melihat pedang lurus yang terbuat dari puluhan benang di dekapan Lin Qiye, mengerutkan kening, "Komandan Lin, bukannya kita sudah menang? Jangan-jangan... Masih ada musuh?"
"...Ada. Masih satu terakhir."
"Siapa? Li Hai?"
Di bawah pandangan penasaran Zhao Zhenbin, Lin Qiye mengangkat tangan, menunjuk ke langit merah di atas.
"Dulu Nya sangat hebat... Sekarang, belum tentu."
Langit?
Zhao Zhenbin tampak bingung... Musuh terakhir mereka adalah langit?
Zhao Zhenbin hendak bertanya lagi, tiba-tiba langit merah itu kembali bergoyang, bau pemusnahan dunia berkumpul membentuk wajah mengerikan yang sedang mendekati sini!
Merasakan kekuatan mengerikan yang membuat mati lemas itu, wajah Zhao Zhenbin memucat pasi. Pada saat itu, sebuah telapak tangan menampar lembut bahunya.
“Kali ini... giliranku untuk menjaga seluruh duniamu.”
Siluet merah marun itu, dengan satu tangan menggenggam gagang pedang di pinggang, mendekati Zhao Zhenbin. Bahunya bagai gunung besar yang sanggup menahan segalanya... Secercah karma melayang keluar dari tubuh Zhao Zhenbin, menyatu dengan karma Lin Qiye membentuk lingkaran logam, lalu mendarat pelan di pedang lurus itu!
Ding——!!
Dentang pedang yang nyaring menggema di dunia dimensi rendah dan tinggi, nasib manusia bergetar hebat oleh getaran pedang ini!
Semangat Lin Qiye meroket, secercah tekanan wibawa yang lebih menakutkan dari wajah pemusnahan dunia tiba-tiba memancar dari tubuhnya... Perlahan ia mengangkat telapak tangan, menggenggam erat gagang pedang di pinggang.
“Anak bawang.” Lin Qiye tiba-tiba berbicara.
Zhao Zhenbin tertegun, menjawab refleks:
“Ya?”
“Sabetan pedang ini, harus kau yakini.”
“...Mengapa?”
Sudut mulut Lin Qiye mengembang sedikit. Ia mendongak ke langit merah, telapak tangan di gagang pedang perlahan mengencang...
“Sabetan ini... akan sangat tampan!”
Qiang——!!
Nasib manusia bergema seirama dengungan pedang terhunus, memercikkan niat membunuh yang belum pernah terlihat sebelumnya!
Pada momen berikutnya, kilau pisau yang menembus semesta menerangi langit!
Chapter 2021 Selamat Datang (Akhir Besar)
Dunia Dimensi Tinggi！
“Sialan, hampir tidak bisa dikendalikan lagi！” Cao Yuan merasakan inti daging berdarah yang semakin mengamuk, mengeratkan gigi berkata！
Enam aura di bawah hantaman kekuatan Azathoth bagaikan lilin tertiup angin, setiap saat bisa padam. Saat semua orang mempertaruhkan nyawa bertahan, dentang pedang jernih menggema di ufuk langit！
Ding——！！
Kilau pisau yang hampir membelah dunia dimensi tinggi melesat dari rumah sakit jiwa！
“Minggir！” An Qingyu melihat kilau pisau itu, matanya berbinar, langsung berteriak lantang.
Dalam miliaran siklus mimpi, kekuatan Azathoth yang diserap Lin Qiye hampir seluruhnya dituangkan ke dalam tebasan ini. Aura seketika menekan Azathoth yang sedang mengamuk. Saat kilau pisau bertabrakan dengan Azathoth, cahaya putih menyilaukan seperti lautan menenggelamkan dunia dimensi tinggi！
Di halaman rumah sakit jiwa, anak kecil yang ditindih dalam genangan darah tiba-tiba pengaruhnya meroket！
Dia mengaum keras, langsung membalikkan 【Kekacauan】 yang menginjakinya. Aura bergelora menghantam siluet merah hingga terjatuh, sorot mata kosongnya memancarkan ketakutan！
Tubuh anak kecil itu melesat seperti kilat ke hadapannya. Secercah niat membunuh murni memancar dari dalam tubuhnya！
Dia menggenggam udara kosong dengan telapak tangan, sebilah pedang lurus yang terjalin dari karma langsung terkepal dalam genggamannya. Dengan seluruh tenaga, ia menebas ke leher 【Kekacauan】!
“Aku adalah... Lin Qiye!!”
Suara anak kecil menggema di rumah sakit jiwa. Kilau pisau putih terang itu menenggelamkan segalanya, sementara pisaunya tiba-tiba diayunkan. Siluetnya dan 【Kekacauan】 lenyap bersama kilau senjata itu!
……
Entah berapa lama, kilau pisau yang membara itu akhirnya perlahan menghilang di bawah langit kelabu bagai timah.
Enam sosok merah marun berdiri di kehampaan, memandang inti daging raksasa yang telah lenyap total sambil menghela napas lega:
“Akhirnya selesai juga...”
Kreek...
Suara pintu terbuka bergema dari dalam rumah sakit.
Di Ruang Rawat Keenam lantai dua rumah sakit, Lin Qiye mendorong pintu keluar. Ia melewati halaman kosong, sementara progress bar di atas kepalanya melesat cepat.
“Progress penyembuhan Lin Qiye: 90%...94%...98%...100%”
“Pengobatan Lin Qiye selesai. Segera tinggalkan rumah sakit.”
“Anda telah memiliki semua kapasitas target pengobatan. Pengambilan acak kali ini tidak berlaku.”
Lin Qiye menghampiri pintu besi tertutup itu, mendorongnya, lalu melangkahi kehampaan hingga berdiri di hadapan enam sosok merah marun.
“Jia Lan...?” Pikiran Lin Qiye bergetar saat melihat siluet familiar itu, “Kamu...”
Jia Lan bibir terkunci rapat, di sorot matanya sudah bermuncul semburat merah, dia tanpa ragu menceburkan diri ke dalam dekapan Lin Qiye, memeluknya erat-erat!
"Lebih dari 112 juta kali siklus... Akhirnya aku berhasil menemui kamu." Suara Jia Lan menggema di dekat telinganya.
Lin Qiye merasakan kehangatan dalam dekapan, untuk sementara tak tahu harus berkata apa, hanya terus memeluknya erat.
"Tak terduga?" Lingbao Tianzun melihat ini, sudut mulutnya mengembang, "Banyak hal terjadi... Detailnya akan kujelaskan nanti."
Pandangan Lin Qiye tertuju padanya, refleks ingin berteriak sesuatu, akhirnya membuka mulut:
"Terima kasih... Lingbao Tianzun."
"Lingbao Tianzun? Nama ini terlalu kaku." Dia tertawa, "Mungkin, kamu bisa memanggilku... Gemuk."
Lin Qiye membeku di tempat, seolah teringat sesuatu, sorot matanya berbinar-binar.
"...Selamat bergabung kembali."
Suaranya terdengar serak.
"Baik, sekarang Azathoth sudah diselesaikan, Qiye menjadi penguasa mutlak di dimensi tinggi." An Qingyu tersenyum, "Lalu, mungkin kita harus mempertimbangkan cara menghidupkan kembali Semesta Kelima yang asli."
"Ngomong-ngomong, di mana sebenarnya Semesta Kelima itu?" Cao Yuan bertanya dengan bingung.
"...Di sini." Lin Qiye melepaskan pelukan Jia Lan, menunjuk kepalanya sendiri, "Dalam ingatanku."
"Ingatan?"
“Jangan lupa, aku sebenarnya adalah tekad semesta……Aku mencatat data sumber awal dan semua lintasan bintang selama ratusan juta tahun sejak kelahiran semesta. Asalkan aku menciptakan semesta baru dan mengulang semuanya sesuai lintasan semesta kelima yang asli, semua akan kembali ke bentuk awalnya.”
Shen Qingzhu termenung, “Tapi bukankah semesta yang diciptakan seperti ini justru menjadi semesta baru?”
“Semestanya mungkin baru, tapi manusianya tetap orang-orang dari semesta asli.” Lin Qiye mengangkat telapak tangannya, sebuah bola cahaya yang terbuat dari karma yang terjalin muncul di telapak tangan, “Semua orang dari semesta kelima telah kuantarkan ke dalam ‘Sebab Tak Berujung’. Aku akan menyambungkan mereka dengan semesta baru, sehingga semuanya tetap seperti semula.”
Lin Qiye mengangkat tangan dan melambaikan tangan ke arah rumah sakit jiwa. Pintu kamar kelima terbuka dengan sendirinya, reruntuhan semesta kelima yang kering beterbangan keluar!
Ratusan juta reruntuhan semesta ini berputar di sekitar ketujuh orang. Saat Lin Qiye memejamkan mata, tiba-tiba semuanya terbakar secara spontan!
Semesta mimpi yang pernah diciptakan Lin Qiye ini mulai menyatu dengan cepat dalam kehampaan. Saat mimpi-mimpi berlapis-lapis itu bertumpuk, sebuah titik kecil simbol asal mula semesta mulai terbentuk di hadapan mereka!
Yang ingin diciptakan Lin Qiye bukan lagi sekadar mimpi...melainkan semesta kelima yang benar-benar ada di dunia dimensi tinggi!
“Miliaran mimpi yang terbakar, memantulkan seluruh langit dengan terang benderang, bagaikan bara yang beterbangan di sekitar api unggun. Di bawah tatapan ketujuh sosok merah marun, sebuah semesta sedang menggelembung dengan cepat dalam kehampaan!”
“Kalian bisa masuk sekarang.” Lin Qiye menatap tajam semesta yang sedang tumbuh ini, tiba-tiba berbicara.
“Kita tidak bersama?” Jia Lan bertanya sambil mengerutkan kening.
“Kalian juga para pendaki dimensi. Jika kita masuk bersama, dunia baru yang susah payah diciptakan ini bisa pecah berantakan... Jadi, kita harus masuk satu per satu.” Lin Qiye tersenyum, “Lagipula, aku harus terus menstabilkan semesta ini setelah kalian masuk, jadi aku harus jadi yang terakhir.”
Semua orang saling bertukar pandang. Cao Yuan memulai dengan anggukan: “Baik, aku yang pertama.”
Cao Yuan melangkah langsung ke dalam semesta itu, tubuhnya menghilang tanpa jejak. Riak tampak jelas menggelombang di permukaan semesta, hampir mengacaukannya total. Untung Lin Qiye segera bertindak, baru bisa menstabilkannya.
“Kalau semua sudah sampai, aku kirim informasi ya～”
“Kebetulan, rokokku hampir habis... Pulang nanti harus cepat-cepat beli lagi. Aku juga pergi dulu.”
“Jangan lupa kumpul-kumpul setelah pulang. Aku ingat ada hotel bintang enam atas namaku, aromanya cukup enak...”
“Qiye, aku menantimu di dunia baru.”
“Aku duluan pergi. Jangan sampai kamu terlambat.”
“Setelah Cao Yuan, giliran Jiang Er, Shen Qingzhu, Bai Li Pangpang, Jia Lan... Saat An Qingyu terakhir melangkah masuk, seluruh dunia dimensi tinggi ini hanya menyisakan Lin Qiye seorang diri.”
Lin Qiye berdiri sendiri di hadapan semesta, menatap bintang yang berputar sunyi di keagungan kosmos, seakan merindukan sesuatu.
Saat bintang itu mengelilingi matahari dan menyelesaikan setengah putaran, akhirnya seluruh semesta stabil dan mampu menanggung kekuatan Lin Qiye.
Dia menarik napas dalam-dalam, tubuhnya perlahan memasuki semesta raksasa ini. Sebuah suara bergema dari dalam:
“Halo... dunia baru.”
……
Lin Qiye perlahan membuka kelopak matanya.
Melihat langit-langit familiar di atas kepala, Lin Qiye tertegun sejenak sebelum perasaan terpisah oleh zaman tiba-tiba muncul di hatinya...
“Kenapa aku kembali ke sini?” Lin Qiye bangkit dari ranjang yang mengeluarkan suara mengerikan Kreek. Matanya menyapu 4 minggu dengan tatapan bingung.
Ini adalah rumahnya.
Rumahnya di Cangnan.
Lin Qiye memijat pelipisnya yang lelah, turun dari tempat tidur, lalu langsung membuka pintu kamar.
Saat pintu terbuka, aroma harum masakan membanjiri lubang hidungnya. Suara Sreeeek spatula di wajan bergema di rumah sempit ini. Menyaksikan pemandangan yang sangat familiar dan puluhan kali muncul dalam mimpinya, Lin Qiye membeku di tempat.
“Ini...”
Sepertinya mendengar suara Lin Qiye membuka pintu, sebuah siluet buru-buru keluar dari dapur.
"Qiye? Kau akhirnya sadar?" Bibi melihat Lin Qiye yang keluar dari kamar, sorot matanya memancarkan kejutan. Dengan cepat dia mengusap kedua tangannya yang penuh minyak di celemek, hendak mendekat ketika aroma gosong mulai tercium dari masakan di wajan...
Dia berteriak kaget, buru-buru kembali ke dapur sambil berkata:
"Tunggu sebentar... Masakanku hampir gosong!"
Memandang siluet yang sibuk di dapur, pupil mata Lin Qiye menyempit halus...
Bibi?!!
"Bagaimana mungkin ini?" Lin Qiye membeku di tempat seperti patung batu, bergumam pelan.
Saat menciptakan semesta kelima, dia sepenuhnya mengikuti lintasan gerakan yang telah ditetapkan. Kalau tidak, karma tak berujung dalam 【Sebab Tanpa Alasan】 takkan bisa kembali ke jalur semestinya. Secara logika, semuanya seharusnya kembali ke waktu setelah mereka membunuh 【Kunci Gerbang】... Jangan-jangan selama proses kepulangannya, terjadi gangguan pada garis waktu sehingga mundur sepuluh tahun ke belakang?
Lin Qiye tak tahu apa yang terjadi. Memandang siluet yang begitu familiar itu, kabut air mata mulai menggenang di matanya... Dengan putus asa dia menghentikan perenungannya, langsung berjalan ke dapur dan memeluk erat sosok yang selalu dirindukan itu!
"Bibi..." Suara Lin Qiye bergetar, "Aku... aku sudah kembali."
“……”Bibi menoleh memandang Lin Qiye, di bola matanya muncul kelembutan……Dia mengelus rambut Lin Qiye, berkata lirih, “Janin, kamu ngapain……Masakan bibi sebentar lagi selesai, kamu lebih baik keluar istirahat dulu.”
“……Ya.”
Lin Qiye menarik napas dalam-dalam, keluar dari dapur.
Seluruh pikirannya terasa berat……
Kepulangan bibi tentu saja hal baik, tapi seandainya waktu benar-benar mundur ke sepuluh tahun lalu karena kepulangannya, bukankah berarti……semua yang terjadi dalam sepuluh tahun ini tidak pernah ada?
Teman-teman dan rekan seperjuangan yang seharusnya mengenalnya……akan berubah seperti orang asing.
Semua lintasan gerakan jadi kacau karena kedatangannya.
Lalu bagaimana dengan Jia Lan mereka? Apakah mereka akan terkena pengaruh?
Saat pikiran tak terkendali Lin Qiye melayang, sebuah suara menggema dari balkon.
“Kak.”
Lin Qiye kembali sadar, menoleh dan melihat seorang pemuda duduk di bawah sinar matahari, menggendong seekor anjing berbulu kusam yang terengah-engah, tersenyum memandangnya.
“A Jin??” Lin Qiye menyaksikan wajah itu, perasaannya semakin rumit.
A Jin masa kini belum menghidupkan kembali ingatan, belum menjadi Yang Jian……artinya Kerajaan Langit Musim Panas juga belum muncul?
“Kak.” A Jin menunjuk ke lantai bawah, “Teman-temanmu sedang menunggumu.”
Lin Qiye tertegun.
Teman?
Di periode waktu ini, dari mana datangnya teman?
“Pergilah, Qiye, mereka sudah menunggumu lama.” Bibi menjulurkan kepala dari dapur, “Nanti jangan lupa ajak mereka semua kembali untuk makan ya!”
Lin Qiye merasa bingung di dalam hati, tapi tetap membuka pintu dan turun... Melewati lorong tua yang familiar, sinar matahari akhirnya menyinari pandangannya. Ia melihat enam siluet yang bersandar di samping mobil menunggu, tubuhnya bergetar hebat!
“Qiye, kamu terlambat.” An Qingyu yang mengenakan pakaian santai melihat jam, lalu berkata tak berdaya, “Terlambat setengah tahun.”
“Tahukah kamu bagaimana kami melewati setengah tahun ini??”
Cao Yuan tidak tahan berkomentar, “Si Gemuk ini setiap hari mengajak kami makan seafood tiram, sampai aku hampir muntah... Tidak boleh, hari ini Qiye kembali, apapun yang terjadi kita harus minum bubur Da Bai!”
“Dasar Cao Cao si Pencuri! Kapten susah payah kembali, kamu malah mengajaknya minum bubur? Qiye! Malam ini kita adakan pesta makan besar!!”
“Pesta makan besar?” Jiang Er mengedipkan matanya, “Berarti kalian tidak bermaksud mengajak aku dan Jie Lan?”
“Dahi... Maksudku bukan begitu.”
Memandangi kerumunan orang yang bercanda di hadapannya, sorot mata Lin Qiye dipenuhi kebingungan...
“Terlambat setengah tahun? Bukankah ini waktu sepuluh tahun lalu?”
“Sepuluh tahun lalu?”
“Bai Li Pangpang mengangkat alis, seperti teringat sesuatu, “Oh aku tahu, kamu sudah bertemu bibi dan A Jin, kan? Bukan seperti yang kamu pikirkan… Masih ingat sebelumnya Surga mengumpulkan jiwa semua korban tewas dalam Peristiwa Cangnan untuk menghidupkan mereka kembali?”
“Setelah pertempuran akhir dengan mitologi Cthulhu selesai, kami membiakkan banyak tubuh jasmani buatan. Orang-orang yang menghilang dari Cangnan sepuluh tahun lalu, kini semuanya sudah kembali… Adapun Yang Jian si anak bawang itu, dia yang memilih meninggalkan Surga kemudian, katanya mau merawat ibunya.”
Lin Qiye teringat…
Dulu, Surga memang mengumpulkan semua jiwa yang menghilang dalam Peristiwa Cangnan untuk dihidupkan kembali, tapi kemudian terjadi pertempuran sengit di Bulan, lalu seluruh mitologi terjebak tidur lelap… Sekarang, mereka sudah kembali.
Tunggu!!
Sebuah niat tiba-tiba melintas di pikiran Lin Qiye, ia menoleh memandang ujung lorong jalan ini!
Kalau semua korban Peristiwa Cangnan tahun itu sudah kembali…
Lalu dia bagaimana?
“Jadi tetap harus makan yang hambar!”
“Sudahlah, serahkan keputusan ini pada Kapten, aku tak peduli…”
“Qiye, menurutmu?”
Mendengar panggilan mereka, Lin Qiye langsung sadar, segera berbicara:
“Kalian tunggu di sini sebentar!”
Suaranya berhenti, tubuhnya langsung menghilang di tempat!
Di bawah pandangan bingung semua orang, Lin Qiye hampir langsung melesat melewati jarak beberapa kilometer, tiba di depan sebuah toko di samping Jembatan Perdamaian.
Toko ini tidak besar, dekorasi luarnya agak tua. Di sebelah kiri ada perusahaan pernikahan dengan dekorasi sangat meriah, di sebelah kanan terdapat toko pengurusan pemakaman yang dipenuhi pita putih. Toko ini terselip sunyi di antara "kelahiran" dan "kematian", sama sekali tidak mencolok.
Di atasnya tergantung papan reklame merah terang bertuliskan:
——Kantor Perdamaian.
Lin Qiye saat ini berdiri di depan pintu, sorot matanya dipenuhi kekaguman.
Sepuluh tahun.
Tempat ini adalah titik awal segalanya, lokasi dimana mimpi itu bermula.
Janji sepuluh tahun itu telah dia tepati... Lalu apakah pria yang memulai semua karma ini sudah kembali?
Seandainya sudah kembali, apa yang harus dia katakan saat bertemu?
"Halo, aku adalah Sang Panglima Tertinggi ketujuh Da Xia Night Watch, Lin Qiye... Maaf, kamu tidak setampan aku."
"Duniarmu sudah kujaga, Kita."
"Lama tak jumpa... Selamat datang pulang."
"Aku..."
Lin Qiye berdiri di depan pintu, mencoba merangkai beberapa kalimat dengan hati-hati tapi semuanya diveto sendiri... Dia bagai perantau yang akan bertemu saudara setelah lama berpisah, hatinya penuh antisipasi tapi juga gelisah...
Entah berapa lama, dia menghela napas. Kembali menatap pintu kantor itu, bayangannya terpantul jelas di balik kaca... Seolah dia memang ada di balik pintu.
Dia tersenyum.
Seperti melepas semua beban, kembali menjadi pemuda lugu itu. Dengan lincah dia mendekat, telapak tangan menggenggam pegangan pintu lalu mendorong keras...
"——Ding dong!"
“——Selamat datang！！”
（Buku ini tamat）
Pidato akhir buku
Tamat sudah！
Dari 9 Juli 2021 hingga 9 Juni 2023, proyek yang berjalan hampir dua tahun ini akhirnya selesai.
Sebelum mengakhiri, sudah memikirkan banyak hal ingin diucapkan di pidato akhir, tapi sekarang saat mengambil kuas, malah tak bisa menulis apa-apa...
Intinya, lebih baik melaporkan dulu nilai ranking buku ini kepada kalian.
Sampai saat ini,《Menebas Dewa》sudah memiliki 21 juta koleksi di platform Tomato, dengan jumlah pembaca melebihi 30 juta orang. Nilai ranking ini terhitung cukup bagus, setidaknya jauh lebih baik dibanding《Replika Cermin》(tertawa)
Ingat saat San Jiu mulai menulis《Replika Cermin》, masih jadi mahasiswa yang pas-pasan. Setiap hari jam 7 pagi sudah menggendong komputer dari asrama mencari ruang kelas untuk mengetik. Saat musim dingin ruangan tak ada AC, hanya bisa menggosok tangan sambil mengetik keyboard... Beberapa bulan pertama, honor harian cuma 2-3 yuan, sampai tidak mampu membeli bakpao.
Saat itu berkali-kali ingin menyerah, tapi akhirnya mengeratkan gigi bertahan. Semakin banyak orang yang membaca, nilai ranking pun semakin membaik. Barulah bisa bertahan melewati masa tersulit itu.
Setelah menyelesaikan《Replika Cermin》, tepat saat lulus kuliah, San Jiu menyewa kamar kecil dan mulai merancang buku baru. Karena respon《Replika Cermin》di Tomato cukup baik, buku baru ini langsung dirilis di sini. Waktu itu hanya ingin cari kegiatan sambilan dan cari uang saku, sama sekali tidak menyangka bisa mencapai prestasi seperti sekarang...
Intinya, terima kasih kepada setiap pembaca yang mengejar update hingga di sini, dan setiap yang mencintai buku ini! (menyatukan kedua tangan) (religius)
Konsep JILID KEENAM sebenarnya sudah direncanakan sejak lama, tapi saat itu merasa tidak banyak konten, mungkin hanya akan ditulis sekitar 300 ribu karakter lalu berakhir, tak disangka terus menulis hingga hampir 500 ribu karakter...
Sebelumnya pernah dikatakan, akan memberikan akhir yang sempurna untuk buku ini. Justru karena itu, berkali-kali berubah dari San Jiu menjadi Er Jiu... hukh, tapi hasilnya seharusnya bagus. Poin ledakan, pembalikan, dan foreshadowing di jilid ini jauh lebih banyak dibanding jilid-jilid sebelumnya. Setidaknya San Jiu sendiri cukup puas dengan penutupan ini.
Sebelumnya, San Jiu tidak punya pengalaman menulis novel panjang. 《Fuke Jing》seluruhnya hanya 1.5 juta karakter, sedangkan 《Menebas Dewa》hampir tiga kali lipatnya. Ini tantangan besar bagi San Jiu, untungnya akhirnya bisa bertahan, dan poin pengalaman naik drastis.
Bagi teman pembaca yang sudah menyelesaikan seluruh buku, seharusnya bisa merasakan bahwa San Jiu masih punya pertumbuhan di beberapa aspek... Contohnya, adegan cinta? (keringat)
Oh ya, di sini ingin memberi tahu dulu, anime 《Menebas Dewa》sedang dalam proses produksi panas, diperkirakan bisa bertemu kalian pada libur musim dingin atau musim panas tahun depan. Buku fisik 《Di Bawah Senja》kemungkinan besar juga akan terbit pada musim panas tahun ini.
Selain itu, selain lagu fan-made sebelumnya《Depan Jutaan Jiwa》, lagu fan-made resmi tamat《Di Bawah Senja》akan dirilis besok di Bilibili, TikTok, dan Weibo. Akun resmi Menebas Dewa juga punya acara spesial perayaan tamat! PS: Bisa follow akun TikTok Sanjiu "Sanjiu Yinyu" atau Weibo/Bilibili "Sanjiu Yinyu w", info buku baru akan diumumkan langsung! Juga ada banyak fan art dan video fan-made lho~
Iklan sudah selesai, kembali ke topik utama!
Sebelumnya di epilog《Cermin Replika》, San Jiu pernah bilang, kalau menulis buku diibaratkan berlatih melawan monster, maka hanya dengan menyelesaikan satu buku secara utuh lah saat terbaik untuk meningkatkan skill dan mengakumulasi banyak pengalaman. Dan buku《Menebas Dewa》dengan lebih dari empat juta karakter ini, tak diragukan lagi telah memberiku banyak pengalaman.
Jadi sekarang, San Jiu akan pergi bermain (coret)... upgrade!
Upgrade kali ini mungkin memakan waktu sekitar tiga bulan, jadi buku baru seharusnya bisa bertemu kalian di bulan September, genre sementara dirahasiakan... Intinya, ditunggu ya!
Setelah chapter utama tamat, San Jiu akan terus update《Epilog》dan《Cerita Tambahan》, pembaca setia pasti tahu kalau konten《Epilog》biasanya sangat... misterius dan aneh, jadi jangan buru-buru hapus dari rak buku, siapa tahu ketinggalan sesuatu.
Terakhir, sekali lagi terima kasih untuk semua pembaca yang menemani《Menebas Dewa》, jika buku ini pernah meninggalkan jejak di masa muda kalian, menemani kalian melewati masa bahagia maupun sedih, San Jiu merasa sangat terhormat. ヾ（？？？？）?”
Penulis Sanjiu Yinyu, selesai.
