“Saya, campuran Tionghoa-Amerika. Tang adalah marga saya, Ji nama pemberian. Sesuai kebiasaan orang Tionghoa, saya menaruh marga di depan - disebut Tang Ji. Tentu saja, kalian bisa memanggilku Tang.” Tang Ji membuka pembicaraan, setelah selesai dia terdiam sejenak.
“Usiaku 27 tahun. Ibu adalah penerjemah di departemen luar negeri Dewan Negara, ayah dokter bedah. Saya menguasai tujuh bahasa: Tionghoa, Inggris, Jerman, Korea, Prancis, Rusia, dan Thailand. Empat tahun lalu lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, kemudian menghabiskan dua tahun berpartisipasi dalam dua proyek penelitian laboratorium AS, meraih gelar master ganda di bidang farmasi biologis dan bedah klinis. Dua tahun lalu datang ke New York bekerja. Sebelum kiamat, siang hari saya menjadi asisten presiden direktur di markas besar Green Dot BioPharma New York, malam hari... saya dokter bawah tanah yang melayani geng kriminal, spesialis menangani pasien trauma dan luka parah. Dalam dua tahun telah menyelesaikan lima puluh tujuh operasi tanpa satu pun kegagalan.”
“Sekitar satu setengah tahun yang lalu membeli senjata api, juga berlatih. Karena terlibat dengan kelompok hitam, berjaga-jaga. Tapi sekarang kemampuan menembak hanya bisa dibilang biasa, tidak menonjol, juga tidak terlalu buruk.”
“Selain itu... aku cukup mahir memainkan pisau bedah, bisa digunakan sebagai golok terbang!”
“Oh ya, aku cukup tenang saat menghadapi masalah. Melakukan operasi bedah harus memiliki hati yang tenang. Ini juga bisa dianggap sebagai keahlian khusus!” Tang Ji terakhir bersandar di kursi sambil tertawa.
Dia bicara banyak, sangat banyak. Mengungkapkan hal-hal yang tidak diketahui siapa pun. Alasan mengatakan semua ini adalah ingin memberitahu semua orang bahwa dirinya sangat spesial dan berkemampuan. Tanpa perlu menyebut lainnya, di tengah latar belakang akhir zaman ini saja, nilai seorang dokter sudah tak terukur. Perlu diketahui, digigit zombie bukanlah hal yang pasti mati. Memotong jaringan tubuh di sekitar luka dengan cepat mungkin bisa mencegah infeksi. Subteks dari perkataan Tang Ji adalah: Aku orang paling mampu di sini, kalian harus mendengarku.
Semua orang diam seribu bahasa setelah mendengar perkataan Tang Ji, menatapnya tanpa tahu harus berkata apa. Perkenalan diri Tang Ji ini... cukup megah. Tidak ada yang meragukan ucapannya, karena di masa akhir zaman ini tak ada yang berani melebih-lebihkan kemampuan diri. Di kiamat, yang mampu pasti akan diberi tanggung jawab lebih. Membual tentang kemampuan diri sama saja dengan mencari mati. Tapi hanya Manila yang memandang Tang Ji dengan tatapan penuh curiga. Perempuan yang tinggal di sebelah rumah Tang Ji selama dua tahun ini tahu betul kehidupan sederhana pria itu - tak punya banyak uang, jaket kulit yang sama dipakainya selama dua tahun tanpa ganti. Sangat tidak mirip dengan gaya hidup asisten presiden direktur di PT Biofarmasi Green Point.
"Uangmu kemana?" bisik Manila di telinga Tang Ji dengan suara yang tak terdengar orang lain. Jika di zaman normal menanyakan soal uang ke pria pasti tabu, tapi di kiamat uang sudah jadi kertas tak berharga. Jika Tang Ji tidak berbohong, nilai dirinya pasti sangat mahal. Tapi Manila belum pernah melihat buktinya.
"Dihabiskan!" Tang Ji menoleh sedikit memandang Manila yang hampir menempel di dekatnya, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut. Ia segera memalingkan wajah ke arah yang lain, "Ayo kita bahas rencananya. Lebih cepat meninggalkan tempat ini lebih baik."
"Kau sudah punya konsep ya? Coba jelaskan." Old Mike seolah melihat jelas maksud tersembunyi, menyerahkan otoritas pembicaraan kembali ke Tang Ji.
"Baiklah akan kujabarkan!" Tang Ji tak menolak, mengangguk lalu berkata: "Meninggalkan kota New York ini, perjalanan pasti penuh rintangan. Maka tahap pertama - ambil senjata yang cukup. Saat pertemuan pertama kita, kalian gagal merampok toko senjata api karena zombie terlalu banyak. Kali ini kita kembali ke toko senjata itu... Skemanya seperti ini..."
Setelah menjelaskan garis besar rencana fase awal, Old Mike mengangguk-angguk tapi akhirnya mengingatkan: "Agak nekat. Bensin di mobil tinggal sedikit."
“Risiko ini sepadan diambil. Tanpa senjata, kita tidak akan bisa keluar dari New York - kota besar dengan setidaknya 15 juta zombie. Lagipula, kau yang menyetir, aku percaya padamu.” Tang Ji berkata. Angka zombie itu dia peroleh melalui konversi: total populasi New York pada 2015 sudah mendekati 20 juta, menjadikannya kota terpadat ketiga di dunia setelah Tokyo Jepang dan Mexico City. Tingkat infeksi virus yang mengubah manusia menjadi zombie mencapai 70%, dan itu baru angka di awal wabah. Kerusuhan besar pasca wabah pasti menyebabkan banyak manusia terinfeksi zombie. Lebih dari satu hari sejak wabah, tak terhitung lagi yang tergigit, terinfeksi, bahkan dimakan. Jadi 15 juta hanyalah perkiraan konservatif, mungkin lebih banyak.
Setelah rencana ditetapkan, Tang Ji memutuskan untuk beristirahat dulu sehari di toko pakaian Dream House sebelum memulai aksi. Waktu terbaik adalah pagi buta ketika zombie baru bangkit dari keadaan dormansi malam hari. Reaksi mereka seharusnya tidak secepat zombie siang hari yang lebih aktif, meski ini hanya teori Tang Ji. Yang lebih penting, orang-orang seperti Old Mike sama sekali belum beristirahat sejak wabah kiamat dimulai. Mereka butuh pemulihan.
"Baik, sampai di sini dulu!" Tang Ji bangkit berdiri. Tiba-tiba ia seperti teringat sesuatu, mencabut satu-satunya pistol dari pinggang belakangnya. Pistol Sig P210 ini sudah diperiksanya - magazen berkapasitas tujuh butir peluru, tapi sekarang hanya tersisa lima.
"Hei..." Semua orang tegang melihat Tang Ji tiba-tiba mengeluarkan senjata. Jason bahkan sampai menjerit kecil.
“Jangan tegang.” Tang Ji tersenyum, menggoyangkan tangan untuk menyesuaikan arah pistol. Tang Ji memegang badan senjata dengan gagang pistol memperlihatkan bagian luarnya, lalu menyodorkan pistol ke hadapan Laura sambil berkata: “Laura yang pegang pistol. Pelurunya tidak banyak, latihlah feelingmu. Pasti kemampuan menembakmu lebih baik dariku.”
Memanfaatkan sumber daya sebaik mungkin. Tang Ji tahu tingkat kemampuannya sendiri, dan memilih untuk mempercayai Laura. Cara ini bisa mempererat hubungan kedua pihak. Jika pistol terus dipegang Tang Ji, mereka akan selalu menganggapnya sebagai ancaman. Ini tidak baik. Meski Tang Ji bukan tipe yang suka bergaul dengan orang asing, kesan pertama mungkin terasa baik. Tapi semakin lama berinteraksi, sikap dinginnya akan terasa. Sebenarnya, Tang Ji hanya tidak suka terlalu banyak kontak dengan orang tak dikenal, bukan tidak bisa sama sekali. Jika dia ingin berteman dengan seseorang, penampilan luarnya yang menarik dan pikiran analitis yang dingin pasti bisa membuatnya sukses membangun persahabatan.
Bisa dibilang, tindakan Tang Ji memberikan pistol kepada Laura kali ini mengandung unsur materialistis. Namun seiring waktu, Tang Ji yakin selama mereka berdua tidak mati, pasti akan menjadi teman. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk berperasaan.
Ekspresi Laura menunjukkan keheranan. Ia menerima pistol itu dan merabanya dengan serius. Pistol tersebut masih terhitung baru—merupakan senjata api pribadi. Mustahil sudah menembakkan ratusan bahkan ribuan peluru. Saat berlatih di lapangan tembak, rumah tangga biasa biasanya menyediakan senjata dan amunisi mereka sendiri.
"Terima kasih!" Laura mengangkat kepala berkata, lalu menunduk memandangi pistol. Seolah sudah lama tidak menyentuh senjata jenis ini. Meski di AS senjata api berlimpah, hampir setiap rumah memiliki senjata, tapi itu hanya untuk bela diri dengan larangan dibawa keluar rumah. Kebanyakan berupa shotgun. Adapun pistol, kecuali untuk keperluan khusus, orang seusia Laura pasti tidak akan membelinya.
"Berlaku kasar!" Tang Ji tersenyum mengembang, membungkuk maju membalikkan tas perjalanan di meja kopi. Dari dalamnya ia mengeluarkan sekantong keripik kentang, sambil merobek bungkusnya ia berjalan ke tepi jendela. Tirai jendela dibuka selebar celah sempit, matanya menatap ke bawah. Tangakannya asal menyodokkan keripik ke mulutnya.
Menyaksikan zombie berlumuran darah sambil mengunyah keripik, Tang Ji saat ini terkesan memiliki selera yang aneh. Sebenarnya ini hanyalah pandangan Manila yang kebetulan berdiri di sampingnya. Sang pria sendiri memiliki kemampuan adaptasi yang ekstrem terhadap darah segar, sama sekali tidak merasa jijik. Keripik kentang memang sering disebut sebagai "makanan" sampah, namun sebenarnya mengandung panas tinggi yang baik untuk suplai stamina. Sedangkan tatapannya yang terpaku pada zombie adalah bentuk pengamatan - ia berharap bisa menemukan kelemahan pada makhluk-makhluk itu.
Lagipula, tidak ada aturan yang melarang makan keripik sambil mengamati zombie!
"Selera makan yang baik." Manila memuji di samping, memandangi zombie Tang Ji yang masih bisa menyantap makanan, sungguh mengagumkan.
"Tanya saja apa yang ingin kau tanya." Kata Tang Ji, mengulurkan kantong keripik ke hadapan Manila, "Mau mencoba?"
"Kau saja yang makan." Manila menolak, mendorong kantong kembali, berbisik bertanya: "Apa ada hal yang kau sembunyikan?"
"Setiap orang punya rahasia!" Tang Ji memalingkan wajah ke Manila, tersenyum tipis memperlihatkan gigi putih kecilnya.
Kreek! Kreek!
Saat itu juga, Kristin berjalan mendekati Tang Ji sambil membawa sekantong keripik kentang. Ia mengunyah keripik sambil melirik ke luar jendela, bahkan keningnya tak berkerut sedikit pun. Ia memalingkan wajah ke arah keripik di tangan Tang Ji, mengambil sepotong dan memasukkannya ke mulut. Suara kreek-kreek terdengar saat ia mengunyah, lalu menggelengkan kepala pelan seolah merasa keripik rasa ubi ungu di tangan Tang Ji tidak enak.
"Mau coba punyaku? Rasa barbekyu!" Kristin menyodorkan keripiknya ke hadapan Tang Ji sambil menatapnya.
"Coba aku cicipin... Hmm, rasanya enak. Kita bisa tukaran."
"Boleh, punyamu... Hmm, sebenarnya juga lumayan."
"Tang, liat zombie itu, ada sesuatu digigit di mulutnya."
"Kayaknya hati... Tidak, salah. Mungkin paru-paru, hati nggak sebesar itu... Terlalu kotor, susah dilihat."
Di bawah bayangan kematian yang menyelimuti kota, di tepi tempat tidur lantai dua toko pakaian, seorang pria dan gadis saling makan keripik masing-masing sambil mengomentari zombie di luar jendela.
Tang Ji tidak merasa bahwa Kristin tidak boleh terpapar hal-hal ini. Meski menjijikkan, benda ini sekarang ada di mana-mana di seluruh dunia. Harus dihadapi, dan kemampuan menghadapi zombie dengan tenang akan meningkatkan kemungkinan bertahan hidup di akhir zaman.
Manila berdiri di samping dengan diam, di dahinya sudah terasa garis hitam samar-samar. Kata "orang unik" didefinisikan ulang dalam hatinya berkali-kali.
