Aturan Bertahan di Akhir Zaman, hukum terpenting: Jangan pernah jadi pahlawan gadungan.
Tang Ji adalah orang yang dingin kepala. Keinginannya untuk bertahan hidup sangat kuat, hingga ia tak peduli segalanya. Bahkan terkadang ia tampak sangat dingin darah. Mungkin sebenarnya ia bukan orang yang kejam, tetapi ia memaksa dirinya untuk menjadi kejam. Namun... sekarang ia tidak sendirian. Ia butuh orang lain untuk pergi bersama, bekerja sama. Dan saat ini, ia sudah samar-samar menguasai posisi pemimpin. Justru karena itu, ia tak boleh terlihat terlalu "dingin", karena akan membuat orang kehilangan kepercayaan. Orang-orang akan waspada pada Tang Ji, khawatir ia akan menjual mereka demi menyelamatkan nyawanya sendiri. Tang Ji tahu dirinya takkan melakukan itu, tapi tindakannya bisa menimbulkan ilusi semacam itu.
Karena itu, saat ini Tang Ji boleh tampil dingin kepala, tapi jangan sampai dingin darah. Ia harus mampu membuat keputusan, mempertimbangkan untung rugi, bukan hanya sekadar menepis segala usulan. Dulu Tang Ji pernah membuat perjanjian tiga pasal dengan mereka, yang terpenting adalah — Jangan jadi pahlawan gadungan!
Jika bertemu korban selamat lain yang meminta pertolongan, apa yang harus dilakukan? Jika jumlah zombie sedikit, selamatkan. Jika banyak, larikan diri. Meskipun orang itu akhirnya mati, tidak ada hubungannya dengan diri sendiri. Segala kejahatan berasal dari zombie.
Dalam kondisi normal, jika orang di Jalan Oak itu bukan Robbie, kelompok Tang Ji pasti tidak akan berhenti. Jumlah zombie di Jalan Oak sangat banyak, sementara kelompok Tang Ji memiliki target besar karena jumlah personel yang banyak. Sekali-kali berusaha menyelamatkan orang itu namun membuat anggota sendiri terluka, kerugian lebih besar daripada keuntungan. Bahkan jika ada sepuluh orang asing, tetap tidak sepadan bagi Tang Ji untuk mengorbankan siapapun yang dikenalnya.
Manusia adalah makhluk berperasaan. Seratus orang asing tidak sebanding dengan pentingnya satu orang yang dikenal.
Tang Ji mengenal Robbie, tidak hanya sekali berinteraksi dengannya. Bahkan baru-baru ini Tang Ji menyelamatkan nyawa Robbie. Bisa dibilang, Tang Ji cukup memahami karakter Robbie. Yang paling membekas dalam ingatannya adalah kemampuan menembak Robbie yang sangat akurat. Inilah alasan Tang Ji mau menyelamatkan Robbie - di dunia tanpa perlindungan tentara pemerintah dimana zombie berkuasa dan bahaya mengintai di mana-mana, memiliki penembak jitu sebagai orang dalam jelas akan meningkatkan tingkat keamanannya.
……
Setelah mobil itu meledak keras, Robbie terjatuh ke tanah. Di belakang tubuhnya ada lecet ringan, tidak ada yang fatal. Namun dentuman ledakan membuat telinganya berdenging keras, disertai rasa pusing yang terus menggerogoti sarafnya. Dengan susah payah ia mengangkat kepala, dunia di depan matanya bergoyang dengan bayangan berlapis. Robbie merasa sangat kelelahan. Samar-samar, ia mendengar suara mengerem mendadak yang menusuk telinga.
Dah-dah-dah-dah! Boom-boom-boom-boom!
Robbie berusaha mengangkat kepala agar pandangannya bisa melihat melewati mayat zombie ke area yang lebih jauh, namun tubuhnya tak mampu. Rasa kelelahan semakin parah. Dalam hitungan detik sebelum pingsan, Robbie mendengar suara rentetan tembakan, bahkan secara insting ia bisa membedakan dua jenis suara senjata yang berasal dari senapan serbu AK47 dan M16.
"Cepat, dia pingsan!"
"Bawa dia kita pergi, jangan berlama-lama di sini, cepat!"
Ini adalah dua suara terakhir yang didengar Robbie sebelum ia tak sadarkan diri.
Robbie tidak tahu berapa lama ia pingsan. Ia merasa seolah berada di atas perahu kecil di tengah lautan, badai sangat dahsyat, kapal itu menghempas keras diterjang ombak.
Mungkin guncangan mobil terlalu keras, Robbie terbangun sekali di perjalanan. Ia melihat Tang Ji, meski pandangannya masih diselimuti bayangan ganda, tetapi ciri khas Tang Ji terlalu mudah dikenali. Robbie langsung mengenalinya sekilas. Pada saat yang sama, ia juga menyadari bahwa dirinya tidak berada di kapal, melainkan di dalam mobil yang berguncang hebat, dikelilingi beberapa orang asing.
"Dokter..."
Braak!
Robbie menatap Tang Ji yang baru saja membuka mulut mengucap dua patah kata, ketika mobil tiba-tiba berguncang lagi. Tubuh Robbie yang masih linglung setelah terbangun terlempar keras. Meski duduk di kursi sebelah Tang Ji dengan sabuk pengaman terpasang, hentakan tubuhnya yang kasar membuat kepalanya berdengung. Ubun-ubunnya terbentur sandaran kursi. Dalam kondisi normal mungkin tidak apa, tetapi Robbie yang sudah kehabisan tenaga sama sekali tak mampu menahan ini. Ia pun pingsan kembali.
"Jason, lebih baik kau menahannya, aku tidak mau dia mati di mobil!" Tang Ji mengerutkan kening, memalingkan wajah melewati Robbie dan mengarahkan pandangannya ke wajah Jason.
"Baik, tenang saja." Jason menyeringai sambil memperagakan isyarat OK ke arah Tang Ji.
"Mike, masih berapa jauh?" Tang Ji memberikan tatapan "kalian lebih baik melakukan ini" kepada Jason, lalu langsung menepuk punggung kursi Old Mike.
"Dua jalan lagi!" Mike sambil menyetir melirik ke arah Robbie di kursi belakang. Bukan hanya dia, pandangan semua orang di mobil juga tertuju pada tubuh Robbie. Mereka tidak tahu siapa Robbie sebenarnya, dan secara logis juga tidak mengerti mengapa Tang Ji memilih mengambil risiko menghabiskan peluru untuk menyelamatkan seseorang yang mungkin sudah meledak mati kala itu.
Kendaraan melaju di jalanan yang agak asing bagi Tang Ji. Sebenarnya Tang Ji tidak terlalu familiar dengan seluruh area Brooklyn. Siang hari ia bekerja di distrik Manhattan, malam hari kecuali ada operasi darurat, biasanya ia tidak keluar rumah. Tempat paling dikenal di Brooklyn bagi Tang Ji hanyalah daerah lampu merah yang dikuasai geng kriminal. Untuk area lainnya, nyaris tidak pernah ia jelajahi.
Tujuan perjalanan mereka adalah satu-satunya supermarket Walmart di seluruh Brooklyn, terletak di Second Avenue bagian barat distrik Brooklyn. Sebelum akhir zaman, Walmart merupakan pengecer barang komoditas terbesar di dunia - benar-benar tanpa tandingan dengan valuasi pasar hampir 250 miliar dolar AS. Namun ada satu hal yang selalu mengherankan: Walmart kesulitan membuka toko di wilayah kota New York, seolah warga New York tidak menerima keberadaan Walmart.
Walmart yang akan dituju Tang Ji dan rombongan ini resmi beroperasi di Distrik Brooklyn pada Januari tahun ini, memiliki total empat lantai dengan luas lahan hampir 10.000 meter persegi, sedangkan luas area komersilnya sudah mencapai hampir 30.000 meter persegi, serta dilengkapi parkir bawah tanah.
Dalam rencana Tang Ji, setelah mengambil senjata mereka akan menuju supermarket Walmart ini dengan tiga alasan: Pertama, Walmart secara keseluruhan merupakan gudang persediaan raksasa. Setelah akhir zaman meledak, semua eksploitasi sumber daya serta produksi kebutuhan hidup dan "makanan" telah berhenti total. Untuk bertahan hidup, diperlukan pengambilan persediaan kehidupan yang telah diproduksi sebelum akhir zaman. Sedangkan untuk memperoleh semua materi ini secara menyeluruh, supermarket besar jelas menjadi pilihan utama.
Poin kedua, Tang Ji merasa supermarket Walmart ini cukup aman. Jam operasional hariannya dimulai pukul 8 pagi. Wabah akhir zaman terjadi sekitar pukul 7, artinya saat wabah meledak supermarket Walmart belum resmi beroperasi. Seluruh area toko tidak memiliki satu pun pelanggan. Tentu ini tidak berarti tempat itu kosong - satpam jaga malam dan sebagian pekerja yang perlu datang lebih awal untuk mengatur barang pasti terjebak di dalam saat wabah terjadi. Jadi saat ini di dalam Walmart pasti ada zombie, tapi jumlahnya tidak banyak. Meskipun lantai satu Walmart menggunakan banyak struktur jendela kaca dari lantai ke langit-langit, toko besar seperti ini menggunakan kaca pengaman berlapis ganda yang sulit dihancurkan zombie. Asalkan Tang Ji dan kawan-kawan bisa berlari masuk, mengunci pintu dengan baik, keamanan dalam jangka pendek masih bisa dijamin.
Poin ketiga, di bawah supermarket Walmart terdapat parkir bawah tanah besar yang menjadi prioritas utama Tang Ji. Mobil yang masih utuh adalah modal untuk menyelamatkan diri. Mobil Ford yang dikendarai Old Mike sekarang sudah terlalu rusak dan ruangnya terbatas sehingga tidak bisa membawa banyak "makanan".
Mobil Ford melesat dengan cepat, setelah belok ke jalan berikutnya, supermarket Walmart sudah terlihat di kejauhan. Jalanannya lebar dengan papan iklan raksasa Walmart yang sangat mencolok.
Jumlah zombie di sekitar supermarket tidak sebanyak yang dibayangkan Tang Ji. Dia mengira ada orang yang lebih dulu masuk ke Walmart sehingga menarik banyak zombie ke sekitarnya, mengingat Walmart adalah tempat perlindungan sementara yang ideal. Namun dia lupa bahwa wabah akhir zaman baru berlangsung dua hari lebih. Saat ini sebagian besar korban selamat masih bersembunyi di rumah mereka. Hanya segelintir orang yang berani keluar untuk bertarung habis-habisan, apalagi orang seperti Tang Ji yang bisa berpikir dingin kepala dan memiliki mobilitas memadai - jumlahnya bisa dihitung jari.
Setelah mendekati supermarket Walmart, jalanan mulai terbuka. Distribusi zombie tidak serapat di tempat lain. Permukaan jalan yang rata membuat mobil bisa melaju relatif lebih stabil.
"Mulai persiapan!" Tang Ji menggendong lima tombak panjang, lalu memasang beberapa tas berisi pistol dan butir peluru di tubuhnya. Beban yang dibawa melebihi 30 kilogram. Kondisi fisiknya cukup baik, dalam waktu singkat membawa barang-barang ini tidak masalah.
Mendengar perkataan Tang Ji, selain Old Mike yang sedang menyetir, yang lain juga mulai menggendong barang-barang di tubuh mereka.
Ci-la!
Saat masih berjarak 30 meter dari pintu kaca supermarket, karena adanya anak tangga dan pagar pengaman yang mencegah troli belanja meninggalkan toko, mobil Ford berhenti mendadak dengan bunyi rem yang menusuk telinga. Tang Ji dan kawan-kawan langsung turun dari mobil. Old Mike yang pertama turun membawa shotgun, mengisi peluru lalu menembak menghancurkan kepala zombie yang mendekat. Ia berbalik mengambil dua kantung berisi peluru dari sisi kursi, melirik sekeliling untuk memastikan yang lain masih aman, lalu berlari pertama menuju supermarket.
Tang Ji dan Jason menurunkan Robbie yang pingsan sambil memegang pistol di tangan lainnya. Manila dan Christine mengikuti ketat di samping mereka. Laura yang lebih mahir menembak berada di barisan belakang. Sambil bertempur, rombongan ini mundur perlahan.
Berkat sebaran zombie di sekitar supermarket yang tidak terlalu rapat dan kecepatannya yang kalah dari manusia, seluruh proses penarikan diri ini penuh ketegangan namun berakhir aman!
"Sialan! Pintunya terkunci dari dalam!" teriak Old Mike yang berada di barisan terdepan tiba-tiba.
"Secara logika, pukul tujuh supermarket seharusnya sudah mulai bersiap beroperasi. Pasti ada karyawan yang masuk, jadi pintu seharusnya tidak terkunci. Jika sekarang terkunci, hanya ada satu penjelasan - ada manusia hidup di dalam Supermarket Walmart."
