"Cepat, cepat! Ambil senjata!" teriak Tang Ji sambil berlari ke bagian tengah lantai dua. Saat ini setiap orang membawa senjata api, namun selain Old Mike yang membawa shotgun, yang lain hanya membawa pistol. Senapan semuanya ditaruh di area tengah supermarket.
"Jason, ambil megafon! Jangan lupa baterai, cepat!" Tang Ji yang sedang berlari tiba-tiba seperti teringat sesuatu, berteriak keras pada Jason yang sedang mengayuh sepeda. Megafon termasuk produk elektronik yang tersimpan di lantai tiga.
"Diterima, komandan!" Jason tetap tak lupa bercanda bahkan dalam situasi ini. Sambil mengayuh sepeda dengan satu tangan, ia menutup jari telunjuk dan jari tengah lalu menempelkannya ke dahi sebagai salam pada Tang Ji. Dengan kasar ia mendorong sepeda stunt-nya, saat melewati rak barang rendah langsung menarik stang sepeda hingga seluruh badan sepeda melompati rak itu, melaju gesit menuju eskalator. Jelas terlihat, Jason tidak hanya mahir street dance - meskipun itu memang genre yang paling ia sukai dan kuasai.
Sesaat kemudian, karena perkataan Tang Ji semua orang sibuk bergerak. Old Mike yang pertama sampai di dekat tumpukan senjata, mengambil beberapa AK47, lalu menyodorkan satu ke Laura. Old Mike ragu sejenak, lalu berteriak ke arah yang tidak jauh: "Hei, bocah, tangkap! Datang bantu!" Sambil berkata demikian, ia melemparkan senjata itu. Bowen mengangkat kepala tertegun, menangkap senjata yang dilempar. Old Mike mengambil beberapa magazen dan sekantong butir peluru, lalu menganggukkan kepala ke Bowen: "Cepat, ikuti!"
Bowen masih ragu sejenak, tapi akhirnya bangkit sambil membawa senjata mengikuti.
Tak lama kemudian, semua orang berkumpul di jendela sisi utara lantai dua, masing-masing memegang senapan.
"Apakah ini sepadan? Untuk dia, kemungkinan besar hanya membuang peluru tanpa bisa menyelamatkan. Membuat keputusan seperti ini tidak seperti karaktermu." Manuela sambil mengisi magazen senapannya, berbisik kepada Tang Ji.
Kini jumlah zombie di luar supermarket Walmart telah mencapai 10.000, mengurung seluruh supermarket. Begitu serangan dimulai, jumlah zombie pasti akan terus meningkat. Robbie menyetir truk kecil usang yang menerjang agresif di pinggiran kerumunan zombie, jelas ingin masuk ke Walmart. Situasinya terlihat sangat genting, upaya penyelamatannya sangat sulit. Yang lebih utama, meski persediaan senjata dan amunisi terlihat banyak, jika benar-benar bentrok langsung dengan zombie, sebanyak apapun tak akan cukup. Seperti dikatakan Manila, ini benar-benar tidak seperti karakter Tang Ji. Sangat mungkin mengalami kerugian ganda.
Di samping Tang Ji, hanya Manila yang berani berkata demikian. Meski yang lain tidak mengucapkan apa-apa, tindakan nyata mereka menunjukkan dukungan penuh pada keputusan Tang Ji, samar-samar menjadikannya pemimpin. Ini mudah dipahami - keberanian visioner dan kemampuan pengambilan keputusan Tang Ji telah terbukti: tanpa ragu-ragu membunuh Andrew, memimpin semua orang berhasil merebut senjata, melarikan diri ke supermarket Walmart untuk mendapatkan persediaan besar, hanya menunggu kesempatan tepat untuk meninggalkan tempat ini. Bagi korban selamat di akhir zaman lainnya, ini mustahil dibayangkan. Sebagian besar masih bersembunyi di rumah sambil gemetar ketakutan, tak berani menghadapi dunia mengerikan di luar. Segala sesuatu yang terjadi ini merupakan rekayasa matang Tang Ji.
Tak seorang pun dari mereka yang menganggap diri melebihi Tang Ji, apalagi berani mempertanyakan keputusannya. Terlebih, mereka punya alasan kuat untuk percaya bahwa semua tindakan Tang Ji bukan semata untuk menyelamatkan Robbie. Sejak dulu, Tang Ji bukan tipe orang yang bertindak impulsif.
“Dia akan membunuh kita semua!” Raut wajak Tang Ji berat, menerima megafon dari tangan Jason yang segera membongkar kemasan baterai dan menyodorkannya ke Tang Ji.
“Membunuh kita?” Manila menatap Tang Ji dengan nada heran. Tak disangkanya Tang Ji akan berkata demikian, bahkan tak terlihat olehnya bagaimana Robbie bisa menyebabkan kematian. Yang lain juga memandangi Tang Ji penuh tanya, namun segera ia memberikan jawaban.
Tang Ji tak menjawab Manila. Kejadian ini terlalu mendadak tanpa persiapan. Ia sendiri tak percaya Robbie bisa selamat, tapi nyatanya berhasil. Dengan mendorong jendela lantai dua, ia mengarahkan megafon bermuatan baterai ke luar sambil berteriak: "Robbie Robbie, ini Tang Ji! Jangan lewat parkir bawah tanah, jangan lewat parkir bawah tanah! Kami akan menjemputmu di pintu utama. Ingat, jangan sampai lewat parkir bawah tanah!"
Jangan lewat parkir bawah tanah. Inilah kuncinya.
Mengapa Tang Ji berani berlatih menembak - bahkan menggunakan senapan sniper yang suaranya bisa terdengar sangat jauh - di dalam Walmart tanpa takut menarik lebih banyak zombie?
Jawabannya terletak pada jalur mundur yang disiapkan. Lantai dasar supermarket Walmart terhubung langsung dengan parkir bawah tanah. Sekalipun Tang Ji menarik banyak zombie, mereka akan berkumpul di permukaan. Parkir bawah tanah menjadi rute pelarian Tang Ji. Tanpa adanya umpan manusia, jumlah zombie di sana pasti sedikit asalkan tim sudah mempersiapkan diri. Parkir bawah tanah ini merupakan fasilitas publik besar yang memiliki jalan keluar berjarak cukup jauh dari Walmart. Setelah mengambil mobil, rombongan bisa keluar tanpa bertabrakan dengan gerombolan zombie yang mengerumuni area supermarket.
Semua ini sudah direncanakan Tang Ji. Namun jika Tang Ji tidak mencegah Robbie, demi melarikan diri Robbie mungkin akan masuk ke parkir bawah tanah. Karena tempat itu aman, zombie tidak bisa mengejarnya, sehingga ia bisa dengan mudah masuk ke lantai basement Wal-Mart. Tapi ini akan mengarahkan gerombolan zombie ke parkir bawah tanah. Rencana pelarian Tang Ji mungkin akan sepenuhnya gagal.
Tang Ji sama sekali tidak ingin terus menunggu kematian di dalam Wal-Mart. Supermarket ini terlihat aman dengan persediaan makanan yang cukup, tapi sebenarnya Tang Ji tidak berpikir demikian. Lokasinya berada di pusat kota dengan jumlah zombie yang sangat besar. Yang dipikirkan Tang Ji bukanlah apakah zombie bisa menerobos masuk ke Wal-Mart, melainkan... WABAH!
Kota ini sudah dipenuhi mayat tanpa ada yang membersihkannya. Wabah penyakit yang meletus hampir tak terelakkan, tinggal menunggu waktu saja. Cepat satu dua bulan, lambat empat lima bulan. Saat itu tiba, tak ada yang bisa lolos dari kota. Wabah bisa menyebar melalui udara, manusia akan punah semua.
Tang Ji tidak ingin ada yang mengacaukan rencananya, karena itu ia harus menyelamatkan Robbie.
"Jason, dan Christine, kalian berdua cepat ke area arak, ambil beberapa Jin Mai Jiu, banyak-banyak, cepat!" Tang Ji teringat sesuatu, segera berteriak.
Jin Mai Jiu Amerika, arak terkenal di seluruh dunia. Ketenarannya bukan karena rasanya enak - Tang Ji sendiri tidak pernah meminumnya, dan minuman ini dilarang dijual di banyak negara bagian AS. Keistimewaannya terletak pada kadar alkoholnya yang sangat tinggi, termasuk salah satu arak paling keras di dunia dengan konsentrasi alkohol mencapai 95%. Orang biasa sama sekali tidak bisa menyentuhnya, itu benar-benar bisa mematikan.
Jason mengayuh sepeda sementara Christine berlari menuju area arak. Orang-orang yang tersisa di lantai dua membuka jendela di hadapan mereka. Memanfaatkan kesempatan ini, Manila dengan cepat membagikan walkie-talkie ke setiap orang.
"Nyonya-nyonya dan tuan-tuan, saya akan menembak duluan! Tembak mengikuti arah tembakan saya, jangan sampai kena mobil Robbie!" Tang Ji berbicara cepat-cepat sambil mulai menembaki area antara mobil Robbie dan pintu gerbang di bawah.
Jason dan Christine segera kembali berlari. Karena bersepeda tak bisa membawa banyak barang, mereka mendorong kereta belanja berisi minimal tiga puluh botol besar arak emas.
"Jason lemparkan semua arak ke bawah, jauhi mobil! Christine buang magazen dan segera isi peluru, cepat!" Tang Ji melirik dua orang di sampingnya yang terengah-engah, memberi perintah kilat.
Plak-plak-plak-plak-plak! Dak-dak-dak-dak-dak!
Lantai dua Walmart mengeluarkan tembakan gencar, lima senapan semi-otomatis dikerahkan sepenuhnya. Di luar supermarket, zombie berkelompok tumbang, lengan dan paha yang terlempar tidak sedikit jumlahnya. Tapi banyak yang bangkit kembali karena kepala mereka tidak tertembak. Robbie mengemudikan truk kecil sambil menyimak teriakan Tang Ji - sosok yang selalu layak dipercaya. Hubungan mereka terjalin sejak Tang Ji pernah menyelamatkan nyawa Robbie. Pada momen krusial ini, Robbie memilih untuk mempercayai Tang Ji.
Truk kecil ini bermesin diesel. Tenaga kudanya memang kalah dari mobil sport, tapi jauh lebih kuat daripada mobil keluarga. Robbie sudah menginjak pedal gas hingga dasar sambil terus mengganti gigi secara intermiten, perlahan meningkatkan kecepatan hingga batas maksimal dan menerjang masuk ke kerumunan zombie. Dentuman senjata dari dalam supermarket terdengar, hujan peluru membersihkan banyak rintangan. Namun kecepatan truk tetap fluktuatif karena jumlah zombie yang benar-benar luar biasa banyak. Zombie-zombie tanpa henti menepuk-nepuk bodi truk. Untungnya kabin truk lebih tinggi dari mobil biasa, sehingga tepukan bawah sadar zombie kebanyakan mengenai pintu dan bodi truk, jarang yang mencapai kaca kecuali zombie bertubuh tinggi.
Zombie-zombie menjadi gila-gilaan, peluru sebanyak apapun tak bisa memadamkan hasrat membara mereka akan daging dan darah. Dengan wajah mengerikan mereka menderu, jeritan hantu dan lolongan serigala menyatu menjadi suara yang membuat pori-pori merinding. Robbie mengerahkan tenaga mati-matian meremas setir sambil mengendalikan arah dan menginjak pedal gas sekuat mungkin. Senjata api diletakkan di kursi penumpang depan, genggaman tangannya bisa langsung mencapainya. Sebenarnya sekarang ia agak tegang, karena mobilnya sudah sepenuhnya terjebak di tengah gerombolan zombie. Kecepatan mobil tiba-tiba melambat drastis.
Tiba-tiba.
Plak! Plak! Plak! Plak!
Satu demi satu botol dilempar dari lantai dua supermarket, jatuh ke tengah gerombolan zombie dan hancur berkeping-keping. Di dalam supermarket, setiap kali Jason melempar botol, ia mundur beberapa langkah lalu berlari sambil mengayunkan lengan sekuat tenaga untuk melemparkan botol arak itu. Cara ini membuat lemparannya lebih jauh.
Arak keras dengan kadar alkohol tinggi berarti sangat mudah terbakar!
Sebenarnya Tang Ji dan yang lain bisa membuatnya menjadi botol molotov, namun sama sekali tak sempat melakukannya. Waktu tidak menunggu! Melempar botol arak ke bawah sambil menyapu sekilas area tersebut dengan senapan laras panjang memiliki efek yang sama - sedikit percikan api saja sudah cukup untuk menyulut arak emas dengan kadar alkohol mencapai 95% yang langsung membakar area luas!
Gemuruh! Gemuruh! Gemuruh! Gemuruh!
Semburan api demi semburan api menyala di tengah gerombolan zombie di luar Supermarket Walmart, tersebar secara sengaja atas perintah Tang Ji kepada Jason. Setiap nyala api menarik perhatian zombie, memberikan banyak target. Mereka tak bisa membedakan apakah itu terkait manusia hidup - beberapa zombie pasti akan pergi ke arah itu untuk menyelidiki, membuat tekanan pada Robbie menyusut drastis!
Dengan cepat, banyak permukaan tanah dan zombie di luar supermarket mulai terbakar. Zombie-zombie itu mengeluarkan jeritan gila, bau gosong segera menyebar, bercampur dengan bau anyir bangkai dan darah yang sudah ada sebelumnya, semakin memualkan.
Ternyata, Robbie langsung merasa jauh lebih ringan. Kaca depan di bodi motornya sudah retak, tapi dengan akselerasi kasar, ia berhasil melepaskan diri dari banyak zombie.
Krak! Plak!
Tiba-tiba, jendela sebelah kanan kursi penumpang depan Robbie hancur. Seekor zombie berpostur sangat kekar langsung menerobos masuk. Kekuatan zombie berhubungan langsung dengan kondisi fisiknya semasa hidup - semakin kuat seseorang semasa hidup, semakin besar kekuatannya setelah menjadi zombie.
Robbie dengan kasar memutar setir. Zombie itu berusaha mencengkeramnya, namun tubuhnya tiba-tiba menabrak badan mobil depan. Kaca retak-retak, tapi ia gagal menangkap Robbie. Keringat dingin mengucur deras di tubuh Robbie. Terlalu mendadak! Hanya selisih sedikit saja. Jika sampai tertangkap, akibatnya akan sangat buruk. Segera ia mengambil pistol dan menembak kepala zombie yang masih ingin menyerang itu. Kepala besar itu meledak seperti semangka, memuntahkan materi merah dan putih ke seluruh profil wajah Robbie.
Robbie tak lagi mempedulikannya. Pandangannya tertuju ke depan sambil mempertahankan kecepatan. Jaraknya sudah sangat dekat dengan pintu gerbang Walmart. Zombie-zombie lain menerjang dari samping, berusaha menerobos masuk melalui lubang di jendela yang dibuat zombie besar tadi. Namun mayat zombie itu masih tergantung di pintu mobil - separuh badan di dalam, separuh di luar - persis menghalangi lubang jendela. Mustahil bagi zombie lain untuk masuk melalui jendela itu lagi. Hal ini menghemat banyak masalah bagi Robbie!
Di dekat jendela lantai dua Walmart.
"Jason jangan melemparkan lagi, cepat tarik hidran, persiapkan pemadam kebakaran! Yang lain teruskan menarik perhatian musuh! Mike ikut aku ke lantai satu untuk menjemput Robbie!" Tang Ji melihat situasi di luar sudah cukup, mengangkat senjata dan meninggalkan tepi jendela, berbicara cepat.
Dentang langkah kaki terdengar di tangga. Tang Ji dan Old Mike turun ke lantai satu. Sambil berlari, Tang Ji melepas kunci dari kantong pinggangnya, bergegas menuju pintu kaca besar lantai satu supermarket. Sampai di depan pintu, Tang Ji menyipitkan mata melihat lautan zombie di luar, lalu cepat-cepat menunduk membuka kunci, tangannya sama sekali tidak bergetar.
Buka pintu, kedua orang itu menerobos keluar. Meski usia Mike sudah tak muda, namun saat membunuh zombie sama sekali tak ragu. Ia berjaga di depan pintu, Tang Ji maju ke luar. Keduanya menekan pelatuk, menembaki zombie-zombie yang menyerbu dari kedua sisi. Truk kecil Robbie sudah meluncur mendekat. Saat jaraknya tak jauh dari pintu, ia menabrak pagar pengaman tanpa rasa khawatir. Pagar depan dan struktur plastik eksterior yang melindungi bodi truk nyaris hancur berantakan. Bodi truk bergetar keras, tapi ia tetap mengemudikan kendaraan dengan garang, bahkan malah menambah kecepatan.
"Apa yang terjadi?" Old Mike tertegun. Dengan kecepatan seperti ini, truk mungkin akan menabrak masuk ke dalam supermarket. Jika kaca pecah, semua orang bisa binasa.
"Buka pintu!" Tang Ji menyadari sesuatu, tiba-tiba menoleh dan berteriak. Saat mereka keluar tadi, pintu memang tertutup, hanya saja tidak terkunci.
Old Mike sepertinya belum bereaksi, Tang Ji benar-benar panik. Ia berlari mendorong satu pintu terbuka, lalu menarik Old Mike masuk dengan tergesa. Mereka menghindar ke satu sisi, bahkan tak peduli dengan beberapa zombie yang mungkin masuk dari luar.
Kreek!
Suara rem mendadak!
Truk kecil yang hampir melaju dengan kecepatan penuh tiba-tiba di-rem keras oleh Robbie saat berjarak lima meter dari pintu kaca. Dalam sekejap, Robbie melepas kedua tangan dari setir - satu tangan mematikan mesin sambil tetap menaruh gigi, tangan lain menyambar mantelnya untuk menutupi kepala, sementara kedua kakinya terangkat.
Whoosh!
Kendaraan meluncur dengan perlambatan tiba-tiba. Gaya inersia yang dahsyat melontarkan tubuh Robbie menghancurkan kaca jendela, melesat keluar dari kabin, menembus pintu gerbang dan terlempar masuk ke dalam supermarket. Tubuhnya menghantam lantai keras lalu berguling-guling. Truk di luar tergelincir lebih empat meter, berhenti kaku hanya setengah meter dari pintu kaca yang sudah retak.
Tang Ji tidak sempat mengecek kondisi Robbie. Dengan cepat ia berlari ke pintu, mengunci rapat-rapat, lalu menarik Robbie yang masih linglung akibat benturan. Bersama Old Mike, mereka bergegas masuk lebih dalam ke supermarket. Sesampainya di koridor samping, tiba-tiba Tang Ji berhenti mendadak. Ia mencengkeram kerah baju Robbie dan menekannya keras-keras ke tembok.
Dentuman keras menggema!
"Bangsat! Kau hampir membunuh kita semua, tahu?!" Tang Ji benar-benar meledak. Jarang sekali emosinya tak terkendali seperti ini. "Gerakan bodohmu tadi jelas-jelas berbahaya! Sedikit saja salah hitung jarak, mobil itu sudah menerobos masuk ke dalam supermarket!"
"Aku... maafkan aku!" Robbie memang terpelanting parah. Meski meminta maaf, tatapannya masih berkunang-kunang. Ucapannya pun terputus-putus.
“Kita pergi dari sini, Tang!” Old Mike menepuk bahu Tang Ji, memberikan isyarat bahwa ini bukan waktu dan tempat yang tepat untuk membicarakan hal seperti ini. Terlalu dekat dengan pintu gerbang, suara pembicaraan mereka bisa didengar zombie di luar.
