Jeritan hantu dari zombie di lantai bawah semakin mendekati.
Tang Ji dan yang lain bernapas dengan keras, berlari dengan gila-gilaan ke arah tangga atas. Laura dan Old Mike sudah berusia lanjut, namun tubuh Old Mike masih cukup kuat. Bersama Jason, mereka menarik Laura tanpa tertinggal.
Semua orang tidak terpikir untuk melakukan perlawanan. Hanya orang yang kepalanya ditendang keledai akan melakukan hal bodoh seperti itu. Zombie sama sekali tidak mungkin dibasmi habis. Mereka hanya bisa terengah-engah dengan keras sambil terus berlari menaiki tangga.
Segera semua orang memasuki lantai tujuh. Karena tangga menuju atap gedung tidak terhubung dengan tangga lain, Tang Ji dan kawanan harus menembus seluruh koridor lantai tujuh yang tidak terlalu panjang - sekitar 30-an meter. Saat berlari, tiba-tiba Tang Ji terhenti sejenak, matanya menatap kamar di sisi koridor. Ruangan yang menghadap jalan itu pintunya terbuka lebar, di dalamnya berantakan empat mayat. Tiga di antaranya wanita telanjang bulat dengan bekas penyiksaan dan pemerkosaan saat masih hidup. Yang bersandar di tembok bahkan kepalanya diledakkan dengan shotgun. Mayat tersisa adalah pria berpostur tegap tanpa busana, pelipisnya tertembus peluru, terbaring di samping wanita bermuka hancur itu. Sebagian tubuh kedua mayat masih bergulat satu sama lain.
Di permukaan tergeletak beberapa genangan cap darah, bau anyir yang tak terbendung memenuhi udara.
Tang Ji menduga samar-samar sesuatu. Dentuman senjata sebelumnya pasti berasal dari kamar ini. Ia melirik sejenak, hanya terhenti sebentar, lalu terus berlari menuju arah pintu tangga atap.
Mengaum!
Seekor zombie berpostur tubuh sangat kekar telah mencapai lantai tujuh. Dengan cepat mendekati arah Tang Ji dan kawanan. Di belakangnya, segerombolan besar zombi mulai mengalir deras naik!
"Cepat! Cepat! Cepat!"
Tang Ji mendaki tangga dengan langkah deng deng deng. Matanya reflek mencuri pandang ke arah koridor. Dengan suara lantang ia berteriak, pintu atap terbuka lebar. Ia menjadi orang pertama yang menerobos pintu besi dan mencapai atap. Seketika matanya menangkap bayangan tangga sepanjang tujuh delapan meter di tepi paling utara atap, menghubungkan dengan atap gedung sebelah utara. Seorang pria terlihat sedang berjalan hati-hati di atasnya, hampir menyeberangi sebagian besar jarak.
Tang Ji mengenal pria ini, dia adalah anak buah Brook. Di atap gedung seberang, Brook dan anak buah lainnya sedang berlari ke arah utara. Di sisi utara gedung itu terdapat gedung lain dengan jarak sekitar enam hingga tujuh meter. Tang Ji bisa melihat samar-samar ada tangga panjang yang menghubungkan keduanya.
Tang Ji akhirnya paham. Brook ternyata sudah menyiapkan jalur pelarian sejak awal. Tangga-tangga ini sengaja dipasang sebelumnya untuk memudahkan penyelamatan diri jika terjadi kecelakaan.
Rute ini sepertinya juga bisa menjadi jalan melarikan diri bagi Tang Ji dan kawanannya.
Setelah Tang Ji masuk ke atap, yang lain pun menyusul dengan cepat. Pria tua berotot berada di posisi terakhir. Anehnya, ia masih memeluk putrinya yang berusia enam belas tahun. Di usianya yang sudah lanjut, fisiknya justru lebih kuat daripada pemuda sebaya. Putrinya terlihat sangat lemah dan terus-menerus panik.
Boom!
Semua orang telah naik ke atap gedung, pintu besi tangga atap tertutup rapat. Mereka semua melihat situasi di sisi utara atap. Pada saat itu, anak buah terakhir Brook telah dengan hati-hati melewati tangga sepenuhnya dan tiba di atap gedung seberang. Mendengar suara berisik dari belakang, pria itu menoleh melihat Tang Ji dan yang lain, memelintir badannya maju selangkah lalu terhenti sejenak, kemudian segera berbalik arah.
"Sialan!"
Dor! Dor! Dor!
Tang Ji menyadari situasi buruk dan berteriak, menembakkan beberapa peluru ke arah tersebut. Namun sudah terlambat. Pria itu dengan kasar menendang tangga hingga melenceng. Bagian tangga yang bertumpu di tepian gedung tempatnya berdiri langsung terlepas dari atap. Seluruh tangga seketika jatuh melalui celah antara dua gedung. Posisi Tang Ji sudah melebihi 50 meter dari pria tersebut. Peluru melayang tak tentu arah, apalagi Tang Ji bukan penembak jitu, sehingga tidak mengenai sasaran.
"Lonte-lonte, pergilah mati semua!" Pria itu berlari menuju Brooke sambil tak lupa mengumpat Tang Ji dan kumpulannya.
Saat itu pintu besi atap gedung mulai bergetar keras disertai suara tabrakan beruntun "Boom! Boom! Boom!".
Jason, Manila, pria tua berotot dan yang lain berdesakan menahan pintu, namun terlihat tak berdaya. Jumlah gerombolan zombie yang membanjiri jauh melebihi perkiraan Tang Ji. Meski pintu besinya kokoh, sistem kuncinya lemah - menggunakan kunci tabung dengan struktur pengunci selebar dua jari. Meski terbuat dari logam, benturan terus-menerus zombie akhirnya merusak seluruh mekanisme kunci. Saat itu terjadi, mustahil mengandalkan tenaga manusia untuk menahan pintu.
Tang Ji sebelumnya terpaksa mengajak semua naik ke atap gedung. Namun kini jelas atap pun tak aman, sementara satu-satunya jalan melarikan diri lewat tangga sudah ditendang jatuh.
“Tuhan, apa yang dia lakukan?” Laura melihat adegan pria itu menendang tangga, segera memahami konsekuensinya. Sambil menarik napas keras, kedua tangannya menutupi mulut lalu berteriak ke arah utara atap gedung.
Di seberang atap gedung, pria itu berlari beberapa langkah. Ia menoleh tajam ke arah Tang Ji dan kawan-kawan, tiba-tiba mengulurkan tangan kanannya sambil menunjuk jari tengah ke mereka dengan senyum lebar.
Ejekan yang sangat jelas.
Awalnya Robbie tak berniat mengejar. Tangga sudah jatuh, membunuhnya takkan mengubah hasil. Sekarang fokusnya adalah mencari cara mengatasi gerombolan zombie di gedung ini. Tapi sikap si bocah itu benar-benar memicu amarah Robbie.
"Senjatanya ke sini!"
Robbie membuang pistol favoritnya, mengambil senapan serbu M16 dari tangan Christine. Ia maju dua langkah lalu mengangkat senapan itu setinggi mata. Di atap yang berangin kencang, tubuhnya diam membatu sambil membidik.
Pria di gedung seberang tiba-tiba grogi. Jarak efektif tembakan senapan serbu biasanya mencapai ratusan meter, sementara M16 memiliki jarak efektif hingga 600 meter. Meski tak tahu kemampuan menembak Robbie, pria itu mempercepat larinya menuju arah Brook yang sedang menyeberangi tangga bersama tiga orang lainnya - dua di antaranya sudah berhasil melintas.
Sekitar tiga detik kemudian, jarak antara Robbie dengan pria di gedung seberang telah mencapai 150 meter.
Bum! Dentuman senjata menggema.
Plok!
Pria itu berguling-guling terjatuh, lalu terbaring di tanah dengan beberapa kali kejang sebelum akhirnya tak bergerak lagi.
"Sampah!" ucap Robbie dengan tenang, tanpa sedikitpun kegembiraan atas keberhasilan pembunuhan ini. Ia mengembalikan senjata ke Christine, melangkah dua langkah lalu membungkuk untuk mengambil pistol yang tadi dibuangnya.
Waktu belum berlalu lama, Jason dan yang lain menahan pintu untuk mengurangi kerusakan kunci oleh zombie di dalam, namun pintu masih bergetar hebat, diperkirakan tidak akan bertahan lama.
Old Mike tiba-tiba berlari mendekat. Ia menemukan sebatang kayu yang ditinggalkan di atap, seukuran lengan, langsung menyandarkannya secara miring di pintu. Prinsipnya sama seperti tiang penyangga yang bisa menahan ribuan kilogram, meski konteksnya berbeda tapi logikanya sama. Stabilitas kayu ini dalam menahan pintu bahkan lebih kuat daripada gabungan kekuatan tiga orang Jason. Orang lain juga menemukan berbagai benda di atap - batu bata, pipa plastik, kayu, kursi rusak, dan sebagainya. Diperkirakan semua merupakan materi yang dibuang penghuni gedung ini sebelum akhir zaman, semuanya ditumpuk di depan pintu besi.
Semua orang sepenuhnya membisu, perlahan mengundurkan diri.
Daya ingat zombie sangat buruk. Dalam jangka waktu tertentu, jika tidak ada suara atau benda bergerak yang menarik perhatian, mereka akan kehilangan target sehingga menghentikan aktivitas "berburu"-nya. Artinya, selama Tang Ji dan yang lain tetap diam total di atap gedung dan menjauhi pintu besi itu, diperkirakan dalam dua hingga tiga menit - paling lama tidak lebih dari empat menit - mereka akan berhenti menepuk-nepuk pintu.
Masalah utamanya adalah apakah pintu itu bisa bertahan selama itu.
