6 Juni 2015, pagi.
Semua orang berkumpul di ruang tamu makan sarapan, Tang Ji mengunyah sesuatu sambil bersandar di sofa, luka di mulutnya sudah sepenuhnya menghilang bengkaknya. Dia selalu sangat memperhatikan luka ini, sehingga penyembuhannya sangat baik, sekarang hanya terlihat agak aneh, bekas luka kecil berbentuk segitiga merah gelap yang dijahit dengan benang, Tang Ji hanya perlu membuka mulut maka orang lain bisa melihatnya.
"Christine? Kenapa belum keluar?" Tang Ji tiba-tiba meletakkan roti di tangannya sambil menoleh bertanya.
"Dia tidak enak badan, butuh istirahat, sarapan akan dimakan di kamar." Manila melirik sekilas ke arah Tang Ji, menunduk mengambil susu sambil berkata. Manila tidak berbohong pada Tang Ji, Christine memang sedang tidak sehat, hanya ucapannya sengaja membuat Tang Ji mengira Christine sedang haid, daripada memikirkan kemungkinan lain.
"Oh," ucap Tang Ji sekali lagi, tidak melanjutkan pertanyaan.
Hush...
Tak lama setelah semua orang mulai makan, ponsel di sebelah tiba-tiba berbunyi. Perhatian semua orang langsung tertarik pada benda yang diletakkan di lemari samping itu, yang sedang disetel ke mode radio.
Ini adalah siaran sinyal radio.
"Hss... Salam sejahtera, ini dari Pangkalan Angkatan Laut Everett di Washington. Saya Kapten Angkatan Laut Tracy May... Hss... Salam sejahtera..." Suara dari ponsel itu mengulangi pesannya dua kali sebelum akhirnya terdengar jelas sepenuhnya.
Ini sinyal militer yang sama yang pernah mengumumkan datangnya bencana ke seluruh AS di awal zaman apokalips.
"Salam sejahtera, saya Kapten Angkatan Laut Tracy May. Sangat membahagiakan masih bisa memberikan kabar terbaru di situasi seperti ini. Saya masih hidup... Tidak tahu berapa orang yang bisa mendengar siaran ini, tapi saya berharap siapa pun yang mendengar pesan ini jangan menyerahkan nyawanya. Berjuanglah untuk bertahan hidup..."
"Berikut laporan terbaru: Berdasarkan gambar satelit awan dan hasil data deteksi kota sekitar pangkalan, dapat diperkirakan bahwa populasi global saat ini telah menyusut drastis menjadi kurang dari 300 juta jiwa. Setiap hari masih ada ratusan ribu kematian tidak wajar manusia, diperkirakan penurunan populasi ini akan melambat dalam sebulan... Saat ini jumlah zombie global melebihi lima miliar, terutama berkumpul di perkotaan. Jumlah zombie di Tiongkok mencapai seperempat total zombie global, proporsi yang setara dengan distribusi populasi sebelum akhir zaman..."
"Berikut update terkini tentang virus zombie..."
"Hasil tes terbaru menunjukkan virus zombie tidak hanya menular ke manusia, tapi juga berdampak pada mamalia lain dengan tingkat infeksi lebih rendah. Anjing memiliki resistensi yang lebih buruk, sekitar dua kali lipat manusia. Kucing memiliki resistensi lebih kuat dengan tingkat infeksi sangat rendah. Dari hewan yang telah dites, tikus menunjukkan resistensi tertinggi dan hampir tidak terinfeksi, meski tidak bisa dijamin tidak ada kasus pengecualian."
“Saat ini sebagian kota telah muncul hewan zombie, terutama anjing zombie. Jumlahnya tidak banyak, dan sebelum menjadi zombie mereka telah mengalami luka dengan tingkat berbeda. Namun perhatikan para Korban selamat yang sedang duduk di depan radio: jika bertemu hewan zombie, segera menjauh dengan cepat, sebaiknya jangan sampai mengganggu mereka. Meski otot hewan zombie cenderung mengeras akibat struktur tubuh, mereka masih bisa berlari dengan kecepatan yang jauh melebihi zombie manusiawi, sangat berbahaya. Bersamaan dengan itu, para Korban selamat harap memperhatikan perlengkapan senjata jarak dekat non-senjata api seperti kapak pemadam kebakaran, belati, pisau dapur, tongkat bisbol, dll. Jumlah hewan zombie sangat sedikit, tidak bisa membentuk kelompok besar. Kecepatan mereka tinggi. Dalam menghadapinya, senjata jarak dekat tersebut terkadang bisa memberikan efek perlindungan yang lebih baik daripada senjata api.”
“Demikian seluruh isi berita terbaru. Jika ada pemberitahuan berikutnya, waktu akan ditetapkan pada Waktu Washington pukul sembilan pagi. Mohon para Korban selamat memperhatikan jam siaran.”
“Semoga Tuhan memberkati Amerika!”
Hush...
Suara siaran radio menghilang. Semua orang mengikuti dengan berbisik "Tian You Meiguo", kemudian diam seribu bahasa. Beberapa orang bahkan meletakkan makanan di tangan mereka. Tak ada kabar baik - semuanya berita buruk. Populasi dunia saat ini ternyata lebih sedikit dari yang dibayangkan. Hewan pun mungkin tertular, dan yang paling tinggi tingkat penularannya justru anjing - makhluk paling umum di perkotaan. Mendengar semua ini, selera makan mereka langsung lenyap.
Usai makan, Tang Ji dengan wajah pucat berjalan ke dekat jendela. Tangan kanannya memegang tisu sambil mengusap mulut. Matanya menatap jalanan di bawah. Ini kebiasaannya - saat tak ada kegiatan, ia selalu berdiri di dekat jendela mengamati keadaan luar.
Krak!
Dari belakang Tang Ji terdengar suara korek api dinyalakan.
Manila melemparkan korek api ke saku sambil menyilangkan tangan di dada. Jari kanannya menjepit rokok menyala yang dihisapnya perlahan. Ia mendekati Tang Ji, menghembuskan asap rokok ke udara. Tangan yang memegang rokok dijulurkan ke samping, matanya ikut menatap keluar jendela.
“Asap dari mana?” Tang Ji menoleh melihat Mani merokok, keningnya mengerut.
“Ambil dari kamar, cuma sisa setengah kotak. Sepertinya ditinggalkan tamu sebelumnya di suite ini.” Mani tetap menatap ke luar sambil menghirup lagi, lalu perlahan menghembuskan asap dengan ekspresi menikmati. Dia sudah lama kecanduan rokok.
“Kemarin aku lihat anjing zombie.” Tang Ji terhenti sejenak, tiba-tiba menoleh ke jendela.
“Apa?!” Mani dengan kasar menarik kembali rokok yang baru saja hendak dihisapnya, matanya membelalak memandang Tang Ji.
"Kemarin senja, awalnya kukira itu anjing liar biasa. Larinya sangat cepat, melesat dari ujung jalan sebelah sana lalu menghilang. Saat itu kusimpulkan reaksi zombie yang lambat sehingga tidak mengejarnya. Tapi setelah mendengar kabar hari ini..." Tang Ji menggelengkan kepala pelan, "Seharusnya itu benar-benar anjing zombie. Masih berkeliaran di luar. Jika belum pergi, risiko saat kita meninggalkan tempat ini akan jauh lebih besar."
"Haruskah kita melakukan persiapan?" Robbie tiba-tiba muncul dari belakang Tang Ji, mendekati jendela. Matanya menatap tajam sambil bertanya. Jelas dia telah menyimak seluruh percakapan Tang Ji dengan Manila.
“Benar…” Tang Ji mengangguk perlahan, berpikir sejenak, lalu berbalik dan duduk kembali di sofa. Tangannya meraih sebuah lembaran dari bawah meja kopi—itu menu pemesanan kamar tamu yang dibungkus plastik pelapis luar, dibuat dengan sangat apik. Penginapan ini menyediakan layanan pesan antar kamar, jadi setiap kamar memiliki menu ini. Tang Ji sudah melihatnya sejak hari pertama tiba.
“Melihat apa?” Manila mengikuti Tang Ji dan duduk di sampingnya, bertanya dengan wajah bingung.
“Layanan kamar tamu!” Mata Tang Ji cepat menyapu bagian depan menu. Sambil berbicara, dia membalikkan menu tersebut. Di bagian belakang tercantum beberapa nomor telepon, termasuk layanan kamar tamu, kantor manajer, nomor pengaduan, dll. Di akhir nomor layanan kamar tamu, terdapat tulisan dalam bahasa Inggris dalam tanda kurung: “Lantai empat”.
“Layanan kamar tamu ada di lantai empat!” Tang Ji melempar menu dan berdiri. Dia menarik pistol dari pinggangnya, melakukan pemeriksaan singkat.
“Lantai empat kenapa?” Manila masih belum paham, bukan hanya dia, Robbie juga sepertinya tidak mengerti maksud Tang Ji.
“Lantai empat itu layanan kamar tamu...” Tang Ji melepas magazen pistol sambil menunduk berkata: “Biasanya layanan kamar tamu, dapur, dan pos satpam berada di lantai yang sama. Dengan begitu petugas layanan bisa bekerja lebih efisien saat menerima telepon. Mungkin... kita bisa ke lantai empat untuk ambil beberapa barang!”
