Di lantai satu gedung pencakar langit, di koridor yang luas mendekati pintu tangga di ujung koridor, sekitar dua puluh orang berkumpul dengan wajah yang menunjukkan kepanikan bervariasi. Tangga penghubung lantai satu ke dua seluruhnya telah diledakkan, hanya menyisakan patahan kecil yang tingginya sekitar 3,5 meter dari permukaan tanah. Ditambah dengan puing-puing berdarah sisa ledakan tangga di lantai, jarak total ke lantai atas mencapai sekitar tiga meter.
Tiga meter sebenarnya bukan ketinggian yang ekstrim, namun menjadi sumber keputusasaan. Tak ada yang bisa melompat setinggi itu kecuali jika yang hadir adalah para pemain bola basket profesional yang bisa meraih tepian atas dengan lompatan. Tapi berat badan "raksasa-raksasa" seperti itu sungguh mengerikan. Gerakan memanjat bagi mereka justru lebih sulit daripada orang biasa.
Di antara orang-orang yang hadir, Will adalah yang tertinggi dengan postur 1,9 meter - sudah memenuhi standar minimum bermain bola basket. Namun ada perbedaan besar antara dia dengan para "superstar" tersebut: tak ada pemain bola basket profesional yang memiliki otot seberkembang dirinya.
Dalam ukuran yang sama, berat otot tiga kali lipat lemak. Seorang pria berotot jauh lebih berat daripada pria gemuk. Otot yang terlalu berkembang meningkatkan beban pada tubuhnya, terutama jantung. Selain itu, otot berlebihan membuat gerakan menjadi sedikit kikuk. Sebagai olahraga dengan teknik tinggi, bola basket tidak memungkinkan munculnya pria berotot murni.
Di dinding pintu tangga masih terlihat jejak ledakan, bau bahan peledak di sekitarnya masih pekat. Ini menunjukkan tangga belum lama diledakkan. Mempertimbangkan suara ledakan mungkin menarik zombie, bisa disimpulkan kemungkinan besar ledakan terjadi bersamaan dengan penghancuran gedung pencakar langit di sekitar Chrysler Building. Dengan begitu suara ledakan di sini bisa tertutupi.
Sejumlah besar zombie telah membanjiri gedung, di belakangnya terus berdatangan tak henti-henti. Kecepatan lari manusia pada tahap awal bisa beberapa kali lipat lebih cepat dari zombie. Jadi meskipun semua orang sekarang sudah mencapai ujung koridor, zombie yang paling depan baru sampai di bagian tengah aula, jaraknya setidaknya 80 meter dari mereka.
Jarak 80 meter, zombie tercepat bisa mencapai posisi di hadapan semua orang dalam waktu belasan detik. Tapi belasan detik sepertinya tidak cukup untuk melakukan apapun.
Deru helikopter di luar gedung semakin keras, mendekati gedung dengan cepat. Dari temuan sebelumnya bahwa satu-satunya lift yang masih beroperasi sedang naik ke lantai atas, hingga helikopter yang sekarang menuju ke sini - dua hal ini sepertinya sudah cukup memastikan bahwa helikopter itu datang untuk menjemput orang yang melakukan tembakan sniper ke Marlos.
Dan karenanya, beberapa hal yang sebelumnya tidak dipahami Tang Ji kini tiba-tiba menjadi jelas. Dari mana bahan peledak untuk menghancurkan gedung pencakar langit itu berasal? Bagaimana pihak lawan bisa mendapatkan begitu banyak bahan peledak? Hingga bisa melakukan penyusunan dalam skala luas di sekitar Chrysler Building, semua ini seolah menemukan penjelasannya. Dengan helikopter, mereka bisa mencapai lokasi mana pun di AS. Namun ada satu hal yang perlu dipertimbangkan: persoalan bahan bakar pesawat.
Terhadap spekulasi yang dipicu suara helikopter, Tang Ji hanya memikirkannya sekejap napas. Sekarang merenungkan hal ini lebih lanjut tidak ada artinya. Yang terpenting adalah bagaimana menghabisi bahaya yang sedang dihadapi. Semua orang seolah benar-benar telah sampai di ambang situasi genting.
Tatapan Tang Ji menatap lautan zombie yang mengalir deras. Pikirannya berputar kencang - ini pertama kalinya ia merasakan kematian begitu dekat. Dalam belasan detik lagi, zombie akan menggulung segala sesuatu di sini.
"Will, antar aku naik!" Saat Tang Ji masih berpikir cepat, tiba-tiba Monica berseru. Dengan gesit ia melepas tas ranselnya, satu tangan menempel di bahu Will. Will langsung memahami maksud Monica. Tubuhnya segera berjongkok setengah, kedua tangan bersilang dengan lengan terentang ke bawah. Kaki kiri Monica yang mengenakan sepatu bot menginjak genggaman tangan Will.
"Lekas!"
Will bangkit dengan kasar, kedua tangannya mengangkat ke atas. Postur tinggi Monica terlempar ke udara. Begitu mencapai ketinggian, tangannya dengan gesit mencengkeram sisa-sisa struktur beton yang masih menempel di gedung. Kedua kakinya melengkung ke belakang sambil membalikkan tubuh - gerakan spektakuler yang memukau mata. Monica berhasil melompat ke lantai dua gedung itu, tubuhnya berguling masuk dan menghilang dari pandangan orang-orang. Namun tak lama kemudian ia merangkak kembali, tangan terulur cepat menangkap tas perjalanan yang dilempar Will ke atas.
Satu orang sudah naik, tetapi memakan waktu hingga tiga empat detik. Bahkan jika Will bisa melempar semua orang ke atas, waktunya tetap tidak cukup. Apalagi, pria berotot di sini bukan hanya dia seorang—hanya saja yang lain tidak setinggi dia dan ototnya tidak seekstrem dia. Beberapa mungkin bisa dilempar Will, tapi belum tentu bisa mencapai ketinggian itu.
Dak-dak-dak-dak-dak! Plak-plak-plak-plak-plak!
Dentuman senjata tiba-tiba muncul. Gerombolan zombie sudah mengalir deras ke koridor. Beberapa orang tak tahan mulai menembaki zombie. Barisan-barisan zombie mulai tumbang... Tindakan ini jelas bisa mengulur waktu sebentar, tapi tak bisa bertahan lama. Zombie terlalu banyak. Barisan pertama zombie mati, barisan kedua segera melangkahi mayat zombie di depannya terus maju. Cara ini hanya menghabisi zombie paling depan, tapi tak bisa menjadi hambatan bagi gerombolan zombie.
"Tang, kau yang next!" Wilson melirik sekilas ke semua orang, bicara pada Tang Ji. Ini sepertinya satu-satunya cara saat ini. Alasan dia memilih Tang Ji setelah Monica—selain karena Tang Ji pernah menyelamatkannya—adalah tubuh Tang Ji yang paling kurus di antara mereka, bahkan Sak pun jauh lebih kekar darinya. Singkat kata, Tang Ji lebih mudah untuk dilempar.
Wilson tahu kemampuannya. Saat ini dia hanya perlu melompat untuk meraih sisa tangga yang masih menempel di atas. Dengan poin fisiknya, naik ke atas sangat mudah. Jadi dia ingin menyelamatkan lebih banyak orang sebelum zombie datang. Sedangkan yang tidak sempat naik... Hanya bisa berharap beruntung.
Di sisi lain, seorang pria berotot bernama Yuni yang merupakan kepercayaan Marlos mulai melempar orang ke atas dengan metode yang sama. Yuni memiliki postur sekitar 1,8 meter, lebih pendek satu kepala dibandingkan Will, seorang pria kulit hitam berusia sekitar 30 tahun yang telah mengikuti Marlos selama lebih dari sepuluh tahun. Meski ototnya sedikit kalah dibandingkan Will, di antara orang biasa tubuhnya cukup disebut "menyimpang".
Orang pertama yang dipilih Yuni adalah Sax.
Sementara itu, Monica yang sudah sampai di lantai dua dengan cepat membuka tas ranselnya. Benda-benda berhamburan dengan gemerincing ke samping, makanan dan peluru senjata di dalamnya sedikit berceceran. Ia mengambil dua gulungan benda pipih berbentuk piringan berwarna biru muda, sebesar piring makan dengan ketebalan sekitar dua jari.
Itu adalah webbing. Dalam olahraga ekstrem, ada aktivitas bernama slacklining yang menghubungkan webbing di ketinggian antara dua gedung pencakar langit atau tebing jurang, lalu para praktisi olahraga ekstrem akan berjalan di atasnya. Beberapa bahkan melakukan gerakan akrobatik yang sangat berbahaya.
Singkatnya, ini adalah jenis tali yang memiliki kekuatan luar biasa.
Ada dua gulung webbing. Monica dengan cepat membuka ikatan kedua gulungan webbing itu, mencengkeram salah satu ujungnya, lalu melemparkannya dengan kasar sepanjang koridor. Webbing itu berguling-guling dengan cepat dan berhenti total dalam hampir satu detik, mencapai panjang penuh 30 meter.
Monica berlari ke pusat kedua webbing itu, mencengkeram posisi tengahnya lalu kembali ke pintu tangga. Dua helai webbing berubah menjadi empat helai. Dengan gesit dia mengikat webbing tersebut ke sandaran tangan tangga di lantai dua, lalu melemparkannya ke bawah.
Seutas tali penyelamat yang cukup untuk menyelamatkan nyawa muncul. Empat helai flat band terkumpul menjadi satu, bahkan orang biasa yang mencengkeramnya tidak akan merasa sakit karena tali terlalu tipis. Asalkan kekuatan lengan cukup, memanjat naik bukanlah masalah.
Semua ini terdengar kompleks, namun sebenarnya aksi Monica sangat cepat. Hanya dalam hitungan beberapa detik, segala sesuatu telah diselesaikan. Tepat saat ia menyelesaikan semuanya, Sake juga terlempar ke atas.
Sementara Tang Ji masih berada di bawah. Ia telah menghilang di sekitar pintu tangga, bersama dengannya lenyap pula beberapa pria berpostur kekar seperti Will dkk.
"Ikuti aku, bantu aku, kita masih ada harapan!" Beberapa detik sebelumnya, Tang Ji berteriak demikian.
Pintu tangga ini terletak di sisi paling selatan koridor, harus melewati koridor sepanjang 70 meter untuk sampai ke sini. Pintu lift berada di bagian tengah koridor. Di antara pintu lift dan pintu tangga yang berjarak sekitar 30 meter ini, ruangan di kiri-kanan adalah dua kantor besar yang tampaknya menjadi hak satu perusahaan yang sama. Melihat melalui kaca patri, interiornya masih rapi. Kecuali debu yang menempel, meja kantor dan lemari arsip tidak menunjukkan pemandangan darah berceceran atau dokumen berserakan. Saat akhir zaman meledak, belum masuk jam kerja, jadi tempat-tempat seperti perusahaan semacam ini umumnya jarang mengalami kerusakan.
"Wilson kalian ke sebelah sana, lemari arsip, yang paling besar, pindahkan keluar!"
"Howard, McCasey, dan kalian ikut aku, cepat, pindahkan lemari!" Dalam kepanikan Tang Ji sudah tak bisa menyebut beberapa nama. Setelah berkata demikian, ia segera berlari. Wilson juga mulai berlari. Beberapa masih ragu karena tindakan ini mungkin takkan sempat, namun teriakan Wilson yang mengikuti dari belakang membuat mereka bergerak.
"Cepat, semua ikut!" teriak Wilson.
Dentuman senjata berhenti. Tang Ji memimpin beberapa orang menuju pintu kantor sebelah kiri. Whoosh! Suara kaca pecah. Seseorang telah lebih dulu masuk ke kantor kiri - pria bernama McCasey yang tampak lebih muda dari Tang Ji namun jauh lebih kekar. Dengan garang ia berlari beberapa langkah ke depan, langsung melompat menghancurkan kaca besar di jendela, lalu masuk.
Saat itu zombie sudah mencapai sisi utara pintu lift, berjarak sekitar 25 meter dari pintu-pintu dua kantor di kiri-kanan.
Beberapa detik kemudian, gerombolan zombie yang mengalir deras hanya menyisakan jarak 10 meter dari pintu tangga. Di kiri-kanan mereka terdapat dua kamar kantor. Dari kejauhan sudah terlihat orang-orang di dalam kantor. Saat itu, Will, Tang Ji, dan yang lain di kedua kantor sudah menyeret lemari hingga ke depan pintu kamar.
Lemari itu sungguh berat, tapi orang-orang kepercayaan Marlos ini terlalu garang. Tang Ji tiba-tiba menyadari dirinya ternyata yang paling tidak berguna. Beberapa orang mengurung dan mengangkat lemari, Tang Ji justru tidak bisa membantu. Maka Tang Ji-lah yang pertama keluar dari kantor. Saat itu, zombie hanya berjarak 10 meter dari pintu kantor.
"Cepat! Cepat!" Tang Ji berteriak sambil matanya melotot.
Lemari diangkat dengan cepat, Tang Ji menggerakkan kedua tangannya dengan panik. Jarak antara dua lemari semakin mendekat. Tang Ji melangkah maju dengan kasar, Braak! Kedua lemari bertabrakan, menyumbat koridor sepenuhnya. Celah sempit di kedua sisi sudah tidak cukup untuk dilewati zombie. Namun, Tang Ji berada di sisi utara lemari sedangkan pintu tangga ada di selatan. Artinya, Tang Ji terkunci di luar.
Bersama Tang Ji yang terkunci di luar, ada empat orang termasuk Will. Sebab mengangkat lemari tidak bisa hanya dari satu arah, harus mengelilinginya. Semua orang sebelumnya memahami ide Tang Ji, tapi seolah melupakan hal ini.
"Orang di dalam hadang, dorong ke dalam!" teriak Tang Ji, membangunkan semua orang yang tertegun sekejap menyadari terkunci di luar.
Semua orang langsung tersadar, Tang Ji sengaja melakukan ini. Tentu ada alasan di balik tindakannya. Karena struktur kantor di kedua sisi memiliki jendela kaca besar yang sama sekali tak bisa menahan zombie. Posisi pintu kamar berada di sisi selatan kantor, sementara di utara pintu setiap kantor memiliki dua jendela. Di sisi selatan pintu, hanya ada satu jendela.
Masalahnya terletak pada total dua jendela di kiri-kanan ini. Jika lemari hanya menghalangi pintu koridor, zombie memang tak bisa melewati koridor menuju dekat tangga, tapi mereka bisa masuk ke dua kantor lalu menerobos keluar dari jendela.
Tentu saja semua orang bisa berada di sisi selatan lemari lalu menyeretnya mundur. Namun kecepatannya akan sangat lambat karena struktur lemari yang tak memiliki pegangan atau bagian yang mudah untuk dikendalikan.
Karena itulah, Tang Ji muncul di sisi utara lemari.
Sruuuut!
Setelah Tang Ji berteriak, semua orang langsung tersadar. Dua lemari penuh berkas yang tak terbayangkan beratnya bagi orang biasa, justru dengan mudah digeser oleh sekelompok pria perkasa.
Dengan kerja sama semua orang, kedua lemari bergesekan dengan permukaan tanah menimbulkan percikan api, bergerak cepat menuju arah pintu tangga.
Hanya dalam waktu dua tiga detik, melewati dua jendela kaca, Tang Ji yang pertama berhenti. Tangannya mencengkeram pinggiran atas lemari, melakukan gerakan pull-up untuk memanjat. Tiba-tiba sepasang tangan memeluk pinggangnya, mengangkatnya langsung hingga ia berhasil naik ke atas lemari lalu melompati.
Itulah Will yang membantu Tang Ji. Setelah Tang Ji melintas, tiga orang lainnya cepat-cepat memanjat lemari. Will yang terakhir melintas, setelah membantu semua orang, memanfaatkan postur tingginya dengan satu tangan bertumpu di lemari lalu mengangkat kaki dan langsung melompati.
Berlangsung lagi dua tiga detik.
Hush krak! Bum bum bum bum bum!
Diiringi deru zombie yang sudah sangat dekat, suara pukulan keras bergema. Dua lemari arsip bergetar hebat. Tang Ji bersandar pada lemari sambil terengah-engah, senyum aneh mengembang di bibirnya.
