Cynthia, wanita pekerja keras seperti Laura, berkarakter lembut dan pendiam. Semua orang sepakat: ia adalah wanita baik.
Setelah akhir zaman, nasib Cynthia penuh kesedihan. Masa lalu mengerikan itu pernah menghancurkan kerinduannya akan kehidupan yang mengesankan. Dia pernah berpikir untuk mati, namun dengan bantuan orang-orang, dia kembali merasakan harapan dalam hidup. Ternyata dia juga punya sisi kuat.
Di sini, selain Tang Ji dan Lin, seharusnya masih ada tujuh belas orang.
Tujuh belas?
Enam belas!
Selama belasan menit yang telah berlalu, enam belas orang di ruang tamu tidak menyadari ada yang hilang. Mungkin karena terlalu banyak orang dan tidak dilakukan penghitungan jumlah. Setelah makan siang, sebagian besar tetap di ruang tamu, hanya sedikit yang naik ke lantai atas. Ketika Khalida dan yang lain turun, tercipta ilusi seolah tidak ada orang lagi di atas. Cynthia tinggal di lantai tiga, Khalida juga. Lagipula Cynthia bukan anggota yang langsung terasa kehilangannya, sehingga dalam waktu singkat, dia terabaikan.
Mungkin dalam beberapa menit, atau belasan menit, akan ada yang ingat menghitung jumlah anggota. Tapi entah dilakukan penghitungan atau tidak, seolah tak bisa membalikkan takdir Cynthia menemui ajal. Sebab saat Jason turun tangga pernah berteriak, memanggil, tapi tak mendapat respon apapun. Ini membuktikan ketika Jason membawa Khalida kabur dari kamar, Cynthia mungkin sudah diserang, atau langsung dihancurkan zombie tepat di tempat.
Setengah tahun lebih hidup bersama, orang-orang yang tinggal di sini seperti keluarga kita sendiri. Sesekali ada pertengkaran, tetapi saling peduli. Mereka menyiapkan hadiah untuk ulang tahun anggota tertentu, memberikan kejutan dan sukacita. Saat Cynthia berlari menuruni tangga dengan tubuh berlumuran darah, Robbie mengalami keraguan sekejap. Pada momen itu, ia merasa seperti dicekik. Tanpa persiapan, hatinya terguncang. Tiba-tiba! Baru saja berdebat dengan Megan tentang siapa yang lebih banyak membasmi zombie, tiba-tiba zombie yang turun itu – belasan menit sebelumnya masih teman mereka – wanita yang tertawanya selalu tertahan itu.
"Aaa!" Sebuah teriakan memecah kesunyian.
Tiba-tiba terputus.
"Ada apa yang tidak beres!" Christine yang berada di dekat pintu tangga menutup mulutnya sendiri, air mata meleleh deras, tubuhnya gemetar ringan. Ia terdiam kaku. Selama lebih dari setengah tahun, meski kadang ada gejolak, kehidupan mereka relatif tenang. Sudah lama tidak ada mayat, namun sekarang Cynthia terbaring dalam genangan darah.
Segala sesuatu datang terlalu tiba-tiba.
"Oh Tuhan, oh Tuhan!" Laura yang mendekat berteriak dua kali dengan nada tak percaya, matanya melotot. Perlahan ia berusaha masuk ke dalam tangga, tapi Jenderal Qiang menarik lengannya dengan kasar hingga terjatuh ke pelukannya.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Laura bersembunyi dalam pelukan Qiang, menangis tersedu-sedu dengan artikulasi yang tidak jelas.
Di sini, bisa dibilang dialah yang paling dekat dengan Cynthia. Keduanya sering berinteraksi. Cynthia kerap membantunya membersihkan dan merapikan, memasak serta mencuci piring. Bisa dikatakan, Laura adalah orang yang paling akrab dengan Cynthia di tempat ini. Namun kini, Laura merasakan kesedihan "si rambut putih mengantar si rambit hitam".
……
Badai ini berlangsung selama satu hari satu malam penuh. Baru pada tengah hari tanggal 23, angin puyuh menjauh dari wilayah utara New Jersey dan menerjang ke arah New York. Hujan deras di luar villa berubah menjadi gerimis halus, angin pun berubah menjadi sepoi-sepoi.
Selama satu hari satu malam, villa beserta bangunan di sekitarnya mengalami kerusakan parah. Atap villa terbalik sepenuhnya, semua kamar di lantai tiga hancur berantakan total, lantai dua juga mengalami beberapa kerusakan. Hanya lantai satu yang relatif utuh, kecuali sebagian permukaan yang tergenang air.
Di luar villa, area halaman besar yang semula memiliki empat pos jaga, semuanya merupakan pos jaga seluruhnya dari kayu. Dalam serangan angin puyuh ini, dua pos jaga runtuh sepenuhnya, sementara dua sisanya mengalami kerusakan parsial.
Pagar kawat besi di sekeliling halaman juga rusak akibat angin puyuh ini. Bukan disebabkan langsung oleh angin puyuh, melainkan karena benda-benda lain yang tertiup angin puyuh menabrak pagar kawat besi, menyebabkan kerusakan dengan tingkat berbeda di berbagai bagian. Beberapa lokasi bahkan memiliki celah besar yang membuat pagar sama sekali kehilangan fungsi pertahanannya.
Setelah angin puyuh berlalu, semua orang melakukan penghitungan di dalam villa. Tercatat dua belas zombie masuk ke dalam villa secara bergiliran pada waktu berbeda, dan menyebabkan satu korban... tepatnya Cynthia yang menemui ajal. Sedangkan untuk jumlah zombie di luar villa yang terbawa angin puyuh, masih belum diketahui karena sejak badai usai tak ada yang berani keluar. Sebenarnya sudah bisa dibayangkan - atap villa yang tidak bisa dibilang besar maupun kecil itu ternyata ditembus dua belas zombie dengan cara menghancurkannya. Probabilitas seperti ini mustahil terjadi jika zombie di luar jumlahnya sedikit.
Saat ini tembok kawat besi di luar telah kehilangan fungsi. Di luar tembok terdapat hutan dan danau yang keduanya dapat memberikan jeda bagi zombie yang jatuh dari langit. Makhluk zombie ini sangatlah ganas, tulang-tulang mereka telah diperkuat selama proses transformasi virus. Dengan kata lain, sebenarnya villa tepi danau telah dikepung oleh zombie - mungkin ratusan, bahkan ribuan ekor atau lebih. Tanpa badai ini, bagi penghuni villa, ribuan zombie sekalipun tidak menjadi masalah. Berbagai fasilitas pertahanan zombie ditambah persediaan senjata api yang melimpah, menghabisi mereka bukanlah masalah.
Namun sebuah angin puyuh telah menghancurkan hampir semua fasilitas ini. Lebih dari 90% kamera pengawas rusak, jaring listrik dan kotak listrik khusus mengalami kerusakan. Kemarin malam, villa sudah kehilangan daya listrik. Satu-satunya area yang masih memiliki listrik sekarang adalah laboratorium bawah tanah, karena sistem kelistrikannya independen. Meskipun dua generator tenaga angin di luar sudah rusak, laboratorium memiliki cadangan daya sehingga dalam waktu singkat belum akan bermasalah.
23 April 2016, pukul satu siang, di dalam villa yang tampak rusak parah setelah dihancurkan angin puyuh.
Di dalam kamar yang dipenuhi hawa lembap dan bau anyir darah yang tak terbendung, atmosfer terasa berat oleh tekanan misterius. Dua senter menyala, masing-masing diletakkan di meja kopi dan meja panjang, memberikan penerangan redup ke ruang tamu yang gelap. Sebenarnya ada sumber cahaya alami - meskipun semua jendela dan pintu telah disegel rapat, sinar masih menyusup dari celah tangga di atas. Tapi karena luasnya ruang tamu dan redupnya cahaya di hari hujan, penerangan itu tak cukup untuk menerangi seluruh area.
Saat ini orang-orang di ruang tamu sudah kehilangan kontak dengan Tang Ji. Walkie-talkie tidak kunjung tersambung, sementara villa mengalami pemadaman listrik sehingga tidak bisa memberikan pemberitahuan darurat kepada Tang Ji. Sampai sekarang Tang Ji belum tahu Cynthia sudah mati. Awalnya semua sengaja tidak memberi tahu agar tidak mengganggunya, namun ketika akhirnya ingin memberitahu, listrik justru padam.
Kondisi Tang Ji sekarang tidak diketahui mereka, begitu pula keadaan mereka tidak diketahui Tang Ji. Tapi satu hal yang pasti: Tang Ji tahu situasi di luar sangat buruk karena sebelumnya masih bisa melihat rekaman kamera. Namun kini karena sumber daya listrik eksternal rusak dan sistem pemantauan gagal, seharusnya ia tidak bisa melihat apapun - hanya bisa membayangkan dan membuat teori berbeda tentang keadaan di luar.
Meski angin puyuh telah berlalu, orang-orang di villa ini seolah bingung menentukan tindakan. Di luar penuh zombie yang raungannya terdengar. Keluar sembarangan bisa berakibat korban jiwa. Cuaca belum sepenuhnya membaik. Hujan hampir tak mempengaruhi zombie, tapi sangat mengganggu pandangan manusia.
Tak ada yang menyangka angin puyuh bisa menyebabkan kerusakan sehebat ini, karena tak seorang pun pernah mengalami langsung.
Situasi pun terjebak dalam kebuntuan.
