Basis pengumpulan korban selamat 'Fajar Api', Distrik Barat. Ambulans menembus hutan kecil dan tiba di lokasi rumah sakit bawah tanah.
Tempat ini awalnya adalah sebuah rumah sakit. Setelah 'Fajar Api' menguasai wilayah ini, mereka menyegel semua pintu masuk/keluar parkir bawah tanah di sampingnya, lalu membuka jalur bawah tanah yang menghubungkan bangunan rumah sakit di permukaan dengan area parkir bawah tanah berukuran sedang, menyatukannya sepenuhnya hingga membentuk rumah sakit baru. Ini setara dengan perluasan rumah sakit di mana semua fasilitas medis dipindahkan ke bawah tanah, ditambah dengan peralatan medis tingkat tertinggi yang dijarah dari rumah sakit kota besar di daerah pesisir New Jersey dan diangkut ke sini.
Tang Ji tentu bukan satu-satunya dokter yang selamat di akhir zaman. Seluruh permukiman 'Fajar Api' yang memiliki lebih dari 100 ribu korban selamat pasti memiliki beberapa dokter. Para elite di bidang medis semuanya berkumpul di rumah sakit ini.
Ambulans berhenti mendadak di pintu rumah sakit. Tang Ji bersama beberapa petugas medis turun dari mobil. Dengan tergesa-gesa mereka mengangkat Christine dari dalam mobil ke atas tandu ranjang lalu mendorongnya masuk ke dalam rumah sakit.
Beberapa menit kemudian, Tang Ji yang telah membersihkan diri dan disterilkan muncul di koridor luar ruang ICU rumah sakit bawah tanah dengan mengenakan jas lab putih dan masker. Melalui kaca, ia melirik Christine yang terbaring di ranjang pasien sudah mengenakan baju rumah sakit namun tetap tak sadarkan diri, lalu bergegas masuk ke dalam ruang ICU.
Di dalam ruang ICU, beberapa dokter dan perawat sedang sibuk. Para perawat sibuk memasang infus untuk Christine sementara para dokter menggunakan peralatan medis untuk mengukur berbagai indikator tubuhnya.
Alat monitor detak jantung di meja samping menunjukkan bahwa detak jantung Christine jauh melebihi kisaran normal manusia 60-100 kali per menit, malah mencapai angka mengagetkan 170 kali per menit - level yang biasanya hanya tercapai saat manusia melakukan aktivitas berat. Namun Christine tetap dalam kondisi koma.
Tang Ji melirik kondisi di dalam ruang ICU. Dokter utama Sean yang telah mengambil sampel darah dari tubuh Christine, bergegas menuju laboratorium sambil membawa darah tersebut. Tang Ji perlahan mendekati tepi ranjang Christine, memutar tubuhnya dan duduk di sana. Dari saku, ia mengeluarkan saputangan dan dengan lembut menyeka keringat di dahi serta pelipis Christine.
Christine sebelumnya sudah dibersihkan oleh perawat. Suhu ruangan pun tidak panas, namun keringat terus mengucur deras dari tubuhnya.
"Oh Tuhan, pantas mati..."
Whoosh!
Terdengar teriakan panik yang tiba-tiba muncul dari laboratorium kecil di sebelah, disusul suara benda-benda berjatuhan ke lantai.
Semua orang di ruang ICU memalingkan wajah ke arah sumber suara. Tang Ji pun berdiri dan berjalan menuju pintu laboratorium. Beberapa dokter dan perawat lain sudah lebih dulu berkumpul di depan pintu, mengintip ke dalam namun enggan masuk.
Karena Dr. Sean di dalam ruang laboratorium terlihat sangat tegang, duduk di lantai, bahkan mengeluarkan pistol yang tersembunyi di balik bajunya.
"Beri jalan... Terima kasih." Tang Ji melepas masker, meletakkan tangan di bahu perawat di depannya, lalu menyelinap melewati pintu sambil mengerutkan alis ke arah dokter penyakit dalam terbaik 'Fajar Api' yang bernama Sean: "Ada apa?"
Melihat situasi di laboratorium, Sean sepertinya tidak sengaja terpeleset. Saat menggerakkan tangan, ia menjatuhkan gelas ukur dan buku catatan di atas meja. Tapi... mengapa ia mengeluarkan senjata?
"Virus, virus zombie!" Sean yang sudah mengeluarkan keringat dingin di dahinya terlihat tidak kalem. Dengan cepat ia berdiri sambil memegang pistol, menunjuk ke arah mikroskop biologis, lalu tiba-tiba menoleh ke Tang Ji dengan nada gemetar: "Ada virus zombie dalam darah gadis itu!"
Krak! Krak!
Di belakang Tang Ji terdengar suara berisik, beberapa dokter dan perawat lain mencabut senjata dari bawah baju mereka. Mereka semua mulai tegang. Semua orang tahu betapa mengerikannya virus zombie. Christine mungkin bisa berubah menjadi zombie kapan saja.
Selain itu, tadi mereka semua melakukan kontak dengan Christine. Tiga perawat bahkan membersihkan tubuh Christine. Sangat mungkin mereka terpapar cairan tubuh Christine dan berisiko terinfeksi.
Mereka takut. Mereka datang untuk berobat, bukan untuk mempertaruhkan nyawa.
Alis dan mata Tang Ji mengeras. Meski hatinya bergejolak, dia ternyata tidak terlalu terkejut. Mungkin karena teori-teori sebelumnya telah membuatnya siap mental.
"Tenang semua!" Tang Ji menoleh tajam sambil membentak, lalu melirik Sean sebelum perlahan mendekati mikroskop biologis.
Di sini, baik dari segi pentingnya dokter bedah di akhir zaman maupun identitas yang diberikan Hillary kepadanya, tanpa kecelakaan, status Tang Ji jauh lebih terpandang dibanding siapa pun di sini. Mereka pun tak berani membantah ucapan Tang Ji, hanya bisa berdiri memandang.
Tang Ji berjalan mendekati mikroskop biologis, membungkuk untuk mengamati. Cukup lama kemudian, barulah ia perlahan mengangkat kepala.
"Tidak perlu tegang. Kandungan virus perlu ditingkatkan 4-5 kali lipat lagi baru bisa menginfeksi manusia. Kontak kalian dengannya tidak akan bermasalah." Pandangan Tang Ji menyapu sekilas dua dokter dan tiga perawat sambil berkata dengan ekspresi datar.
Tang Ji telah melakukan eksperimen menggunakan tubuhnya sendiri. Tentu ia tahu di mana batas infeksi virus zombie pada tubuh manusia. Meskipun ada perbedaan antarindividu, namun perbedaan itu sangat kecil, mustahil mencapai selisih 4-5 kali lipat. Jadi tenang saja, Christine tidak akan menulari orang.
Namun, meski tidak terlihat emosi negatif di wajah Tang Ji, hatinya justru mengguncang hebat. Kandungan virus zombie dalam tubuh Christine rendah, kontak biasa tidak akan menginfeksi orang lain. Tapi virus itu sudah menginfeksi dirinya sendiri. Saat itu, yang diamati di bawah mikroskop hanyalah setetes darah Christine. Berdasarkan proporsi, jumlah total virus zombie dalam tubuh Christine sungguh mengguncang.
"Sudah terlambat. Kalian semua kembalilah! Shawn, laporkan situasi di sini ke Hillary Clinton. Yang lain jangan sebarkan kejadian ini. Pergilah semua!" Tang Ji menundukkan kepala merenung sejenak, lalu mengangkat kepala dan berbicara.
Harus diakui, Tang Ji masih merasa khawatir. Kondisi Christine benar-benar tak biasa. Jika tiba-tiba terjadi mutasi padanya, meski Tang Ji sendiri takkan mati, akan sulit bagi orang lain untuk selamat. Baik ruang perawatan intensif maupun laboratorium di sini termasuk area terbatas. Dengan kecepatan zombie dan kemampuan menembak yang pas-pasan dari beberapa orang di sini, pada dasarnya mustahil mencegahnya.
Hillary Clinton telah mengerahkan dua dokter terbaik dari 'Fajar Api' untuk membantu Tang Ji. Tang Ji sama sekali tidak ingin menciptakan korban jiwa, karena itu akan menjadi kehilangan besar bagi 'Fajar Api'.
Perintah Tang Ji agar beberapa orang meninggalkan ruangan membuat para dokter dan perawat lega. Saat ini mereka semua merasakan gemetar ketakutan, sangat ingin segera pergi. Tentu saja mereka tidak membantah Tang Ji. Tak lama kemudian, di ruang ICU hanya tersisa Tang Ji seorang diri.
Tang Ji berjalan ke pintu laboratorium, melepas pegas di atas pintu yang seharusnya menutup otomatis sehingga pintu tetap terbuka sepenuhnya. Kemudian ia kembali ke meja laboratorium dan mulai melakukan pengujian komprehensif terhadap sampel darah Christine, sesekali mengangkat pandangannya menembus pintu untuk mengamati Christine yang terbaring di ranjang ruang ICU.
Setengah jam kemudian, dentang langkah kaki yang padat bergema di koridor luar ruang ICU.
"Tunggu aku di sini!" Suara Hillary Clinton terdengar dari balik pintu. Perempuan berkuncir satu yang berpakaian rapi itu langsung mendorong pintu masuk ke ruang ICU sendirian. Matanya melirik sekilas Christine yang masih tak sadarkan diri di ranjang, lalu bergegas menuju laboratorium kecil dengan pintu terbuka lebar.
Sosok Hillary Clinton muncul di ambang pintu laboratorium.
"Kenapa kamu datang?" Tang Ji menatapnya sekilas sambil bertanya, lalu kembali menunduk mengamati mikroskop. Tubuhnya berputar setengah lingkaran sambil mencoretkan beberapa catatan di buku rekaman.
"Datang melihat, menemukan virus?" tanya Hillary sambil mengerutkan kening, tubuhnya menyamping sembari melirik ke arah Christine di ranjang.
"Hm, kadar virusnya untuk manusia biasa, kontak biasa tidak akan menularkan. Tapi dia sudah terinfeksi," jawab Tang Ji sambil menunduk tanpa menoleh. Masalah ini jelas harusnya tidak dia sembunyikan dari Hillary yang saat ini menjabat sebagai bos 'Fajar Api'.
"Lalu dia... kenapa? Hanya koma?" tanya Hillary lagi, matanya dipenuhi kebingungan.
"Aku juga sedang mencari penyebabnya, belum jelas," Tang Ji menoleh sebentar ke arah Hillary.
Alis Hillary tetap berkerut. Bukan karena dia peduli pada Christine yang cuma sekadar kenalan, apalagi mengkhawatirkan keselamatan Tang Ji yang kebal gigitan zombie. Yang jadi perhatiannya sekarang: Akankah Christine benar-benar berubah jadi zombie? Jika iya, akankah dia menghancurkan tempat ini?
Setiap kemunculan satu zombie, mungkin menjadi penyebab akibat bencana bagi basis pengumpulan korban selamat. Sebagai komandan tertinggi 'Fajar Api', Hillary Clinton memiliki kewajiban untuk menyelidiki situasi ini, karena manusialah yang dia perintahkan untuk dimasukkan ke rumah sakit.
Melihat Tang Ji sangat sibuk dan seolah tidak punya waktu untuk menghiraukannya, Hillary Clinton berhenti bertanya. Dia berbalik dan berjalan ke tepi ranjang pasien, mulai mengamati kondisi Christine.
Percaya diri untuk membunuh satu zombie masih dimiliki Hillary Clinton. Dari segi kemampuan bertarung, bahkan pembunuh bayaran tingkat atas Monica bukanlah lawannya. Oleh karena itu, terhadap Christine di ranjang yang mungkin bermutasi menjadi zombie, Hillary tidak merasa takut.
Tidak lama kemudian, Tang Ji keluar dari laboratorium dan mendekati ranjang pasien. Botol pertama cairan nutrisi yang tergantung di rak samping tempat tidur hampir habis. Tang Ji keluar untuk mengganti dengan botol kedua. Saat Tang Ji mulai mengganti cairan nutrisi, tiba-tiba Hillary membuka mulut: "Mau tidak kita ikat dia?"
Hillary Clinton jelas-jelas tidak merasa tenang. Jika Christine benar-benar mengalami mutasi kematian, sementara Tang Ji gagal mengendalikannya tepat waktu sehingga si zombie kabur, bencana besar mungkin terjadi. Minimal, seluruh rumah sakit akan jatuh ke dalam kekacauan.
"Jangan. Suruh orang mengunci area luar, pasang pintu pagar berlapis di koridor. Pastikan dia tak bisa kabur sekalipun berubah jadi zombie. Bisa?" Tang Ji menggantung kembali botol infus yang sudah diganti di rak, lalu berbalik dengan kedua tangan masuk ke saku jas lab putih. Matanya menatap Hillary Clinton yang berdiri berseberangan ranjang.
"Tidak ada masalah!" Hillary Clinton tersenyum tipis pada Tang Ji, bibirnya menyeringai. Dia bisa merasakan betapa tulusnya perhatian Tang Ji pada Christine - bahkan menolak permintaan untuk mengikat Christine yang sedang tak sadar dan sama sekali tak merasakan dunia luar.
Sambil berbicara, Hillary Clinton berdiri dan pergi keluar. Sekitar satu dua menit kemudian, dia kembali ke ruang ICU, jelas telah memberikan penjelasan situasi. Saat itu, Tang Ji sudah kembali ke laboratorium.
"Ada penemuan apa?" tanya Hillary sambil bersandar di pintu laboratorium, kedua tangan menyilang di dada dengan senyum mengembang.
"Suatu materi unik tersembunyi dalam sel genetik Christine. Sedang berhadapan seimbang dengan virus zombie dan menimbulkan reaksi biologis yang luar biasa. Masih butuh pengujian!" jawab Tang Ji sambil menunduk. Terdengar sudah ada petunjuk, namun apakah zat inilah yang membuat Christine terinfeksi tapi tidak mati atau bermutasi, perlu pemeriksaan lebih lanjut.
"Wah!" Seruan kecil heran meluncur dari Hillary. Awalnya hanya bertanya sekilas, tak menyangka Tang Ji benar-benar menemukan sesuatu.
Keheningan menyergap. Hillary terus mengamati Tang Ji yang sibuk bekerja. Waktu sudah larut malam, pekerjaan Hillary sendiri telah selesai sehingga dia benar-benar menganggur.
“Apakah kau pernah melakukan sesuatu padanya?” tanya Hillary tiba-tiba dengan nada yang agak aneh.
Perempuan selalu sensitif. Perhatian Tang Ji pada Christine membuat Hillary merasakan sesuatu dengan jelas.
“Apa?” Tang Ji bertanya sekilas secara bawah sadar sambil berbalik menuju lemari.
“Hmm! Kau sudah kebal virus zombie, tidak terancam olehnya. Christine sekarang terinfeksi tapi tidak mati. Apa ada hubungan tertentu?” Hillary batuk ringan, nada bicaranya tetap aneh.
“Mengapa menanyakan itu?” Tang Ji membongkar-bongkar isi lemari sambil bertanya. Sebenarnya beberapa hal sudah saling dimengerti diam-diam, tapi ia enggan memberitahu Hillary.
“Tidak, sekadar bertanya!” Hillary tersenyum sambil menggeleng, lalu menoleh tajam ke arah Christine.
“Ngomong-ngomong……” Hillary tiba-tiba seperti teringat sesuatu, menoleh ke Tang Ji dan bertanya lagi: “Bagaimana dia bisa terinfeksi? Bagaimana mungkin dia kontak dengan virus zombie? Kan dia lumpuh dan sulit bergerak, tidak mungkin keluar.”
“Hm?” Tang Ji berhenti, mengerutkan kening sambil menoleh memandangi Hillary. Sebelumnya dia sibuk dengan pengujian, jadi sama sekali tidak memikirkan sebab-akibat infeksi Christine. Saat itu, mendapat petunjuk Hillary, seolah dia mulai menyadari sesuatu.
“Lalu, bagaimana kalau kita periksa semua orang yang datang bersama Hillary? Bukan apa-apa… berjaga-jaga saja!” tambah Hillary lagi.
Tang Ji menundukkan kelopak matanya, berbalik lalu perlahan mendekati meja pengujian. Tangannya menopang meja sambil tertunduk, menunjukkan ekspresi tengah berpikir.
Hillary memiringkan kepala mengamati Tang Ji, tidak lagi mengganggu. Dia takut memutus alur pemikiran Tang Ji.
"Dalam ingatan saya, Christine mengalami dua kali kemungkinan terpapar virus zombi. Pertama saat kami baru tiba di Manhattan, dia tidak sengaja tertusuk pantatnya oleh golok. Kedua..." Tang Ji mengangkat kepalanya perlahan sambil menatap Hillary Clinton: "Saat serangan yang membuatnya lumpuh itu. Dia tinggal di lantai tiga, roket Apache langsung menembus atap..."
"Itu... sepertinya sudah lama, lebih dari dua bulan." Hillary Clinton mengerutkan alisnya memberi isyarat.
"Sudah lama sekali!" Tang Ji mengangguk, melirik ke arah Christine di ranjang pasien jauh di kejauhan. Setelah ragu sejenak, akhirnya dia mengungkapkan: "Tapi bersamaan dengan lukanya, dia mengalami aborsi. Anak saya."
Anak Tang Ji pasti mewarisi beberapa hal dari tubuh Tang Ji. Waktu Tang Ji dan Christine berhubungan intim, itu terjadi sebulan sebelum eksperimen hampir selesai.
Ada hubungan apa?
