Ini adalah pertama kalinya Avi melakukan aksi sembunyi-sembunyi.
Sejak dilahirkan, tidak pernah ada momen di mana dia lepas dari pandangan orang. Tak disangka setelah mengenal Gong Hao, pertama dia berlarian di hutan seperti anak liar setiap hari, lalu malah jadi pencuri yang mencuri barang-barang alkemis.
Hal ini memberi sensasi luar biasa bagi sang Putri yang sudah terbiasa berada di atas. Dalam situasi tanpa konsekuensi, dia menganggap ini sebagai sistem permainan yang menarik dan menyenangkan.
“Sst.” Gong Hao memberi isyarat ke belakang. Avi langsung menahan napas. Dia tahu pasti ada magang yang lewat di depan. Seluruh tubuh Gong Hao seakan dipenuhi keajaiban. Sama sekali tidak seperti pelayan, lebih mirip Bushido ulung yang selalu bisa mendeteksi kedatangan orang lain lebih dulu, lalu cepat-cepat menghindar.
Laboratorium percobaan Piyé berada di lantai enam. Mereka naik sambil menghindari para magang. Untuk boneka Bushido, dihindari atau tidak sama saja. Tanpa komando, mereka hanya hiasan belaka.
Sampai di lantai enam, Gong Hao menyimak sekitar untuk memastikan tidak ada orang, lalu mengangguk pada Avi. Keduanya cepat membuka pintu laboratorium dan menyelinap masuk.
"Wah, ini sangat menegangkan." Avi menahan dada ingin tertawa terbahak-bahak: "Hughie, senang sekali bersamamu. Selalu ada pengalaman baru yang belum pernah kurasakan. Tak kusangka jadi pencuri bisa semenarik ini."
Gong Hao buru-buru menutup mulutnya dengan tangan: "Pelankan suara, Putriku. Seorang pencuri harus punya kesadaran sebagai pencuri."
Sentuhan telapak tangannya terasa lembut, baru tersadar ini seorang putri. Tindakannya agak...
Benar saja, Avi menatapnya dengan mata terbelalak ketakutan, sesekali melirik ke tangan yang masih menempel.
Belum pernah lelaki manapun berani menyentuhnya dengan cara begitu.
"Aku minta maaf." Gong Hao menarik tangannya dengan canggung.
Wajah Avi memerah padam: "Ti... tidak apa-apa."
Ya, memang tidak apa-apa. Hanya detak jantung yang semakin kencang.
Dengan gigi terkunci ia berbisik: "Jika Ayah tahu kau mengajakku mencuri, bahkan berani menutup mulutku..."
"Kurasa Yang Mulia pasti akan mengamuk." Gumam Gong Hao datar.
Gadis itu menutup mulut sambil terkikik, tak memperhatikan nada kurang ajar dalam suara Hughie.
Gong Hao bergegas ke meja eksperimen, membuka kain hitam yang menutupi bola kristal di bawahnya.
"Avi, bantu aku di sini."
“Apa yang harus aku lakukan?” Avi buru-buru berlari mendekat.
Gong Hao dengan cepat memutar bola kristal: "Di dalam kastil terdapat total 48 node observasi yang dipasang, sementara di luar kastil ada 76. Melalui bola kristal ini, kita bisa terhubung ke semua node observasi dan melihat situasi di setiap sudut. Aku butuh bantuanmu untuk memantau area sini, sini, dan sini. Jika kamu melihat Piyé sudah kembali, segera beri tahu aku agar kita bisa segera pergi."
"Baik." Avi segera mengangguk.
Semua perangkat ini sudah lama diperhatikan dan dicatat oleh Gong Hao. Setengah alasan dia membawa Avi ke sini adalah untuk memantau pergerakan di luar, sedangkan setengahnya lagi adalah jika aksinya ketahuan, dia bisa menggunakan sang Putri sebagai tameng dengan alasan hanya mencari bahan untuk membuat kembang api.
Dengan Putri Kekaisaran yang menjadi mata dan tameng terakhirnya, akhirnya dia bisa dengan tenang mencari barang yang diinginkannya di kamar Piyé.
Laboratorium percobaan Piyé tidak terlalu besar. Selain beberapa peralatan penting, hampir semua barang terlihat jelas.
Namun perhatian Gong Hao sama sekali tidak tertuju pada bahan-bahan yang disebutkannya tadi. Sebaliknya, dia fokus pada area-area yang biasanya tidak diperhatikan orang.
Sudut-sudut terpencil, belakang lemari penyimpanan, semuanya menjadi sasaran pengamatannya. Bahkan tempat tidur kecil di dekatnya pun dia naiki untuk mengetuk papan tempat tidur, memeriksa apakah ada panel rahasia.
Sebuah lukisan di dinding tidak jauh dari sana menarik perhatian Gong Hao.
Meskipun dia tidak terlalu ahli dalam seni lukis dan kaligrafi, dia langsung tahu bahwa ini hanyalah lukisan minyak biasa yang tidak bernilai tinggi, hanya menggambarkan pemandangan alam biasa. Yang membuat Gong Hao heran adalah, dilihat dari gaya tata letak laboratorium Piyé dan pemahamannya tentang Piyé, orang ini menjunjung kesederhanaan, efisiensi, dan memiliki pola kerja yang sangat teratur.
Dia tidak terlihat seperti tipe orang yang suka mengoleksi barang semacam ini.
Hatinya berdebar, dengan hati-hati dia mengangkat lukisan itu. Benar saja, di bagian belakang ada lubang kecil.
Gong Hao menjulurkan tangannya ke dalam dan mengeluarkan sebuah kotak.
Di dalam kotak itu terdapat beberapa botol obat.
Isi botol-botol itu membuat jantung Gong Hao berdegup kencang - inilah yang selama ini dia cari.
Beberapa potongan daging merah darah yang terawetkan dalam obat anti-busuk tetap terlihat segar meski sudah 20 tahun.
Melihat Avi masih setia berjaga di belakang, Gong Hao buru-buru mengembalikan botol-botol itu ke kotak lalu menarik napas panjang.
Walau hanya melihat sekilas, dia sudah jelas melihat isinya - organ seksual perempuan dan alat reproduksi yang belum berkembang sempurna.
Benar, dalam catatan Beli disebutkan bahwa selama Piyé menjadi pengajar alchemy di Akademi Sihir, terjadi serangkaian kasus hilangnya remaja putri. Semua korban berusia di bawah 14 tahun, dan ketika ditemukan mereka telah meninggal secara mengenaskan dengan beberapa bagian vital tubuh terpotong sebelum kematian.
“Tidak lama setelah itu, Biro Hukum campur tangan dalam penyelidikan. Konon investigasi awalnya cukup berhasil, tapi di tahap akhir entah kenapa tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Piyé kehilangan kesempatan menjadi mentor inti, bahkan pekerjaan sebagai pengajar tetap pun hilang.”
“Bisa dibayangkan, Piyé menjalani hidup sulit dan akhirnya meraih kesuksesan melalui perjuangannya sendiri, tapi pengorbanannya adalah kemerosotan mental yang gradual. Orang ini jelas ketahuan masalah oleh petugas Biro Hukum. Kemungkinan besar ia selamat karena hubungan dengan Heinz. Setelah dipaksa mengundurkan diri, tak lama kemudian ia mengikuti Heinz meninggalkan kampung halaman menuju Pulau Purgatory.”
“Baginya, hidupnya mungkin sudah hancur. Dua puluh tahun tinggal di pulau ini pasti membuatnya tertekan sampai hampir gila.”
“Sangat mungkin bahwa menyiksa pelayan muda dan mendengar jeritan permohonan ampun mereka sebelum mati telah menjadi hiburan terbesar Piyé.”
“Mungkin di malam sunyi, Piyé akan tertidur pulas sambil memeluk benda dalam botol obat ini...”
“Sekarang terpikir saja, Gong Hao langsung merasa mual.”
“Dia hendak mengembalikan kotak itu, tapi tiba-tiba menyadari ada benda lain di bawah botol obat.”
“Penasaran, Gong Hao mengambil benda di bawahnya - ternyata sebuah buku tipis yang tergulung.”
“Saat membukanya, Gong Hao langsung terpaku.”
“Hughie, aku melihat Piyé. Sepertinya dia sedang dalam perjalanan kembali,” bisik Avi dengan suara lembut.
“Mengerti, hampir selesai. Jangan ganggu aku sekarang.” Gong Hao menjawab tanpa menengok.
Dia sedang menyalin isi buku kecil itu dengan panik. Untungnya dia terbiasa membawa kertas dan pena.
“Sebenarnya kamu sedang melakukan apa?”
“Sudah kubilang, jangan ganggu aku.”
Avi menyeringai tidak puas, tapi di lubuk hatinya, dia menyukai ekspresi serius dan gaya cool Gong Hao saat ini.
Gong Hao buru-buru menyelesaikan bagian terakhir, menyelipkan kembali buku kecil ke kotak, lalu mengembalikan kotak ke lubang di balik lukisan.
“Ayo kita pergi.” Katanya.
“Tapi kamu tidak mengambil apa-apa. Katanya kita mencari bahan.”
Gong Hao mengambil botol obat sembari berkata: “Ini dia.”
“Tapi Hughie, itu cuma botol air biasa.”
“Selama aku ada, air biasa pun akan menjadi manis. Bukan begitu? Sayangku Avi.”
Panggilan "Sayangku Avi" membuat pipi Putri kecil memerah, seketika melupakan hubungan antara air manis dengan pembuatan kembang api, juga keanehan reaksi Gong Hao.
Dia menunduk mengikuti di belakang Gong Hao, patuh tanpa bisa bicara.
Ya Tuhan, jantungku mau copot!
Pipi panas sekali!
Saat melewati lantai dua, Gong Hao berpapasan dengan Piyé. Piyé yang melihat kehadiran Avi tertegun sejenak, matanya memancarkan sinar serahat pada gadis itu.
Jika dulu, mungkin Gong Hao tidak akan memperhatikan, tapi sekarang Gong Hao sepenuhnya memahami makna di balik tatapan itu.
Dia menarik lembut tubuh Avi, berkata pada Piyé: "Paduka Putri kecil ingin melihat tempat kerja kami, jadi saya mengajaknya berkeliling."
Piyé mengangguk: "Semoga Paduka Putri menikmati kunjungannya."
Avi mengangkat dagu kecilnya memperlihatkan leher putihnya, dengan kesombongan berkata: "Jika tidak bertemu Anda, saya yakin akan lebih menikmatinya."
Begitu kata gadis itu, mengikuti Gong Hao menuruni tangga.
Piyé memandang siluet tubuh Avi yang anggun, merasakan keinginan membara di seluruh tubuhnya.
Dua puluh tahun, selama dua puluh tahun ini dia hanya ditemani "kekasih" dalam botol-botol ramuan, tak pernah menyentuh gadis mana pun.
Dia mendambakan tubuh muda yang penuh gairah, rindu mendengar erangan dan teriakan gadis-gadis sebelum ajal.
Kini, gejolak liar yang lama terpendam kembali memenuhi tubuhnya.
Setelah melirik tajam ke arah pinggul Avi yang bergoyang, Piyé perlahan naik ke lantai atas.
Bagaimanapun juga, ini adalah putri kerajaan yang tak boleh diganggu.
Setelah meninggalkan Menara Alkimia, Gong Hao berkata pada Avi: "Jangan beri tahu siapa pun tentang kejadian tadi. Saya harus kembali ke kamar dulu."
"Kau tidak akan menemaniku lagi?" Avi terlihat kecewa.
“Tidak, Avi, aku harus kembali mempersiapkan kembang api yang kubuat untukmu. Saat aku bekerja, kau bisa menyalakan kembang api setiap hari sambil mengenangku dan cerita-cerita yang kusampaikan, oke?”
Avi menggigit bibirnya: "Baiklah, Hughie, tapi sebelum tidur malam nanti, kau harus datang menemaniku."
"Tenang, aku pasti datang." Gong Hao memberikan janji tegas kepada Avi.
Setelah meninggalkan Avi, Gong Hao kembali ke kamarnya dan mulai merekonstruksi catatan yang ditulis terburu-buru tadi. Karena tergesa-gesa, banyak bagian yang hanya sempat diingat sebagian atau ditulis dengan kalimat terpotong. Sekarang dia harus mengembalikan semua konten seutuhnya - tak pernah terbayang sebelumnya bahwa koleksi rahasia Piyé ternyata menyimpan catatan tentang alkimia tingkat tinggi.
Ini bagai mencuri anak ayam malah mendapatkan telur emas.
Catatan tersebut mencakup hampir semua data eksperimen alkimia puncak, baik yang sudah rampung maupun yang masih dalam tahap pengembangan. Bagian belum selesai mencakup daftar proporsi campuran bahan untuk ukiran motif sihir yang sudah teruji, data pengembangan Raksasa Dewa, riset Cincin Dimensi dan formasi teleportasi, bahkan termasuk salinan catatan tentang roh jahat dan buku Elektra...
“Baru sekarang Gong Hao mengerti bahwa alasan diberlakukannya batas waktu satu tahun untuk remaja di pulau itu, juga karena setelah bibit spiritual masuk ke tubuh manusia dan menjadi parasit selama setahun, mereka akan keluar sendiri bahkan tanpa metode percepatan. Bagaimanapun mereka adalah kehidupan, memiliki hari matangnya sendiri seperti buah yang jatuh dari tangkainya.”
“Untuk ini, Heinz bahkan secara khusus mengembangkan obat untuk Gong Hao yang menghambat pertumbuhan bibit spiritual, membuat roh jahat tidak bisa keluar meski sudah genap satu tahun. Tentu saja, begitu dia berhenti menggunakan obat itu, bibit spiritual akan segera matang.”
“Heinz tentu tidak tahu bahwa di tubuh Gong Hao sudah tidak ada bibit spiritual lagi. Kemampuan luar biasa benih ajaib dalam menghindari deteksi membuat Heinz sama sekali tidak bisa memastikan apakah itu masih ada di dalam tubuhnya. Bisa dibilang ini berkah dari musibah.”
“Tapi keberuntungan terbesar adalah Heinz jadi yakin bahwa meski Gong Hao menemukan rahasia, dia pasti tidak berani mengkhianatinya.”
“Memikirkan bibit spiritual, Gong Hao tak bisa menahan diri mengingat partner baru yang sekarang menjadi parasit di tubuhnya.”
“Entah berapa lama lagi makhluk kecil yang sekarang jadi parasit di tubuhnya ini akan tinggal? Sudah lebih dari setahun berlalu.”
“Meski ‘penghuni baru’ ini sudah berjanji akan lahir dengan cara yang lebih ‘lembut’, setiap kali Gong Hao teringat cara mengerikan bibit spiritual keluar dulu, bulu kuduknya selalu merinding.”
“Kuharap kau pahami, menepati janji adalah kebajikan. Jika tidak, sekalipun kau sangat kuat, aku yakin bisa membunuhmu sebelum sempat membunuhku.”
"Di dalam pikiran muncul perasaan kesadaran yang menenangkan, tampaknya respon dari penghuni baru."
"Si kecil begitu patuh, membuat Gong Hao semakin lega."
"Yang disesalkannya, salinan catatan Elektra milik Piyé belum sempat dia salin."
"Tapi mungkin tak lama lagi, dia tak perlu menyalinnya lagi..."
