Kamuflase Hughie telah terlepas seluruhnya. Kini, dia telah sepenuhnya berubah kembali menjadi sosok remaja seperti saat masih di pulau dulu.
Bahkan pakaiannya telah berganti menjadi setelan hitam yang ketat.
Andai saja suara Hughie belum berubah, mungkin Bailey bahkan tidak akan yakin ini adalah Sither Dadaaniel.
Yang menyiksa Bailey adalah, ketika buruan yang telah lama dikejarnya akhirnya muncul di hadapan, dirinya justru lebih dulu menjadi tawanan sang target.
"Setengah tahun tak bertemu, kau sudah lebih tinggi." Bailey menelan ludah dengan susah payah, memaksakan senyum.
"Pertumbuhan adalah proses alami setiap orang." Hughie menjawab santai, melirik ke arah Bailey. "Tapi sepertinya kau tidak banyak berkembang, Bailey. Sudah berapa tahun kau menjadi Bushido Level Empat?"
"Enam tahun." Bailey menjawab pasrah.
"Kau terlalu lama tenggelam dalam kehidupan mewah nan hampa." Tangan Hughie terangkat, Energi Aura Pertarungan berputar dalam tubuhnya membuat kulit lengannya memancarkan cahaya putih Aura Pertarungan samar.
“Anda! Anda juga sudah…” Bailey tercengang, dia sama sekali tidak menyangka bahwa si nak yang dulu tidak berarti di pulau itu, hanya dalam setengah tahun setelah meninggalkan Pulau Purgatory, ternyata sudah menjadi Level Empat. Kecepatan kemajuannya jauh melampaui perkiraannya sendiri.
“Sangat terkejut ya?” Hughie memandang dingin ke Bailey, lalu berkata: “Brian, lepaskan dia. Aku yang akan bertarung dengannya. Mengaktifkan barrier peredam suara.”
Bryan Buckler yang berdiri di belakang Bailey menarik kembali tangannya sendiri dan mundur ke samping.
Begitu Aura Pertarungan yang membatasi pergerakan Bailey menghilang, Bailey segera merasa dirinya kembali bebas.
Hughie mengayunkan tinju kiri dengan gesit bagai palu besi, membawa gelombang kekuatan yang dahsyat menghantam Bailey.
“Aduh!” Bailey berteriak histeris, secara insting mengayunkan lengan kanan ke depan, namun kaget menemukan kecepatan Hughie lebih cepat darinya.
Tangan kiri Hughie mengubah kepalan menjadi cengkraman, mencengkeram tinju kanan Bailey, mengikuti momentum untuk mengunci persendian pergelangannya. Bailey membalas dengan menyikut menggunakan siku, Hughie menghindar dengan memiringkan badan, lalu menendang lutut bawah Bailey. Bailey mundur secara insting sambil melayangkan tinju kiri ke kepala Hughie.
Saat ini adalah saat krisis hidup-mati, dia mengerahkan semua kekuatan yang terkonsentrasi pada satu pukulan ini.
Hughie tidak menghindar, tinju kanannya menyambut langsung. Dua tinju bertabrakan, energi Aura Pertarungan keduanya saling berbenturan pada saat ini, pusaran kekuatan memancar keluar dari tubuh mereka.
Cahaya Aura Pertarungan putih terus berpendar di tubuh mereka, Bailey sekali lagi meraung keras, tinju kanannya melepaskan belitan dan mengayun dahsyat seperti petir menuju kepala Hughie. Tak disangka, kali ini Hughie tidak menghadang langsung. Tubuhnya maju mendesak, justru menyelusup ke pelukan Bailey, kepalanya menghantam keras batang hidungnya.
Hantaman ini dipenuhi energi Aura Pertarungan, membuat Bailey melihat bintang-bintang. Level energi Aura Pertarungan keduanya hampir setara, tapi Hughie jelas lebih mahir dalam bertarung. Bagaimanapun juga gurunya adalah Lancelot dan Pakit. Selain itu, tingkat pemahaman dalam memanfaatkan Aura Pertarungannya juga jauh melampaui Bailey.
Jika Aura Pertarungan diibaratkan sebagai militer, maka jumlah energinya ibarat skala pasukan - faktor krusial yang menentukan kemenangan dalam pertempuran Bushido. Namun sama seperti pasukan besar tak menjamin kemenangan, di luar kuantitas energi Aura Pertarungan, pengaplikasiannya juga sama pentingnya.
Penggunaan Aura Pertarungan pada dasarnya adalah kemampuan mengatur distribusi energi dalam tubuh, ibarat kemampuan komando para jendral atas pasukan berkuda. Dulu Hughie mempelajari teknik ekspansi eksternal, internalisasi, dan konversi cepat Aura Pertarungan - persis seperti jendral yang menguasai instruksi menggerakkan pasukan: maju, mundur, berkonsentrasi.
Maka kemampuan mengaplikasikan Aura Pertarungan ini sepadan dengan kecakapan strategis seorang jendral dalam memimpin pasukan.
Besar kecilnya jabatan bergantung pada jumlah pasukan yang dipimpin para jenderal, sementara level samurai ditentukan oleh tinggi rendahnya energi Aura Pertarungan. Namun dalam perang tidak jarang terjadi contoh pihak lemah mengalahkan yang kuat, begitu pula dalam pertempuran tunggal, sering terjadi prajurit rendahan mengalahkan pejuang level tinggi. Semua ini terjadi karena alasan tersebut.
Level hanya merepresentasikan kepemilikan kekuatan, bukan implementasinya.
Kemampuan untuk mengimplementasikan kekuatan ini adalah tingkat pemahaman dalam penggunaan Aura Pertarungan.
Berdasarkan ini, teknik perang samurai ibarat jenis pasukan, sedangkan keterampilan bertarung seperti perubahan formasi. Yang pertama adalah pengembangan diri, yang kedua adalah improvisasi di medan perang—keduanya sama pentingnya.
Serangan Hughie terhadap Bailey sesungguhnya merupakan kemenangan dalam penerapan Aura Pertarungan dan teknik bertarung.
Ia sengaja memusatkan energi Aura Pertarungan Bailey di lengan kanannya, memperebutkan kendali di area ini, lalu sengaja membuka celah untuk memancing serangan tinju kiri-kanannya—seperti pasukan besar yang menyerang dari dua arah sehingga bagian tengah menjadi kosong. Namun Hughie justru menyiapkan pasukan kejutan di tengah, melakukan serangan kuat melalui pusat yang memberikan pukulan mematikan kepada Bailey, mengalahkan lawan secara instan.
Dengan pusat pertahanan jebol dan komando terputus, Bailey yang sudah pusing akibat hantaman Hughie langsung dicengkeram di dada. Hughie mengangkatnya melewati kepala dengan tangan kanan, lalu melemparkannya ke dalam ruangan secara terbalik.
Tubuh Bailey masih melayang di udara ketika Hughie sudah melompat ke atas, menghantamnya kembali ke tanah dengan tendangan membelah.
“Meski memiliki perlindungan energi Aura Pertarungan, Bailey tidak tahan menerima pukulan sekejam itu. Ia memuntahkan beberapa kali darah.”
Menginjak wajah Bailey, suara Hughie terdengar dingin dan tegas: “Bahkan tanpa sihir, dalam pertarungan satu lawan satu Anda sudah bukan lawanku lagi, Tuan Bailey.”
Bailey diseret Hughie ke kamar kecil. Kini hanya ada mereka berdua di sana. Brian yang yakin Hughie mampu mengatasi Bailey, sudah kembali ke ruang pertemuan. Hanya Lilith yang masih menggendong Xu—naga kecil berbulu putih salju—menunggu di ruang tamu.
Saat ini, tatapan Hughie pada Bailey dipenuhi belas kasihan.
“Tahukah Anda Tuan Bailey, sebenarnya hampir sepanjang waktu aku sangat berterima kasih pada Anda. Meski Anda pengecut, rakus, dan brengsek, tak bisa dipungkiri berkat bantuan Andalah aku bisa hidup meninggalkan Pulau Purgatory.”
“Sayangnya sekarang Anda berniat membunuhku, ya?” jawab Bailey lemah. Lubang hidungnya sudah tak mengucurkan darah lagi setelah Hughie memberinya seteguk ramuan penyembuh.
Hughie tersenyum tipis: “Apa yang membuatmu berpikir begitu?”
Bailey menyeringai pahit: “Hughie Glare, mungkin aku rakus, tapi bukan idiot. Kau tak mungkin melepas musuh pulang untuk membongkar rahasiamu.”
“Kecuali musuh itu bukan lagi musuh,” sergah Hughie dingin.
Bailey tergetar hebat. Ia menatap Hughie dengan pandangan kosong.
Hughie berdiri, lalu melangkah besar menuju Bailey: "Jangan bodoh, Bailey. Kau pikir aku mempertaruhkan eksposur diri untuk memanggilmu hanya demi membunuhmu? Lalu bagaimana aku harus menjelaskan pada Rasher tentang hilangnya anak buah yang dia bawa? Agar dia semakin curiga padaku? Tidak, Bailey, alasan aku memanggilmu adalah untuk memberitahumu bahwa aku butuh bantuanmu. Aku perlu kau buktikan pada Rasher bahwa aku bukan Hughie Glare."
Ia menatap mata Bailey: "Seperti dulu, kita terus bekerja sama."
"Ini mustahil!" Bailey berteriak: "Aku takkan lagi bekerja sama dengan iblis sepertimu! Kau menyeretku ke kapal bajak laut! Kau menghancurkan hidupku! Menghancurkan kita semua!"
Begitu kata-kata itu meluncur, Bailey langsung menyadari kesalahannya.
Kilatan licik muncul di mata Hughie.
Ia terkekeh: "Aku menghancurkan hidupmu... menghancurkan kalian semua... Ungkapan yang menarik. Tuan Bailey, apa kau ingin memberitahuku bahwa transaksi kita di pulau dulu telah membuatmu terjebak dalam lumpur?"
Bailey gemetar ketakutan.
Hughie semakin terbahak: "Ya, ya, sejak aku menemukan bahwa Anda dan Tuan Chakley ternyata menjadi tulang punggung pengejarku, aku selalu bertanya-tanya. Mengapa? Mengapa semua Bushido di Kapal Liberty bergabung dalam pengepungan terhadapku? Hanya karena kalian pernah melihatku? Alasannya tidak cukup."
Hughie berjalan mondar-mandir dengan tangan di belakang: "Jadi aku terus berpikir... Meskipun aku sama sekali tidak mengerti mengapa seorang kepala penegak hukum kecil dari Pelabuhan Terpencil bisa menjadi komandan pasukan pengejarku; tidak mengerti mengapa kalian mau mengikuti perintah Bushido Level dua. Terutama hari ini, aku memperhatikan kalian selalu menuruti Rasher sepenuhnya. Dia bukan boneka, dia benar-benar seorang komandan. Ini di luar nalar. Meskipun kita percaya kekuasaan dunia tidak dikuasai oleh para ahli kekerasan, tapi kita juga paham bahwa kekuatan tempur yang hebat membuat setiap penguasa harus menghormati para pejuang. Namun dari sikap Rasher terhadap Chaklear hari ini, sayangnya aku tidak melihat hal itu. Oh ya, aku menguping percakapan kalian."
Bailey tetap diam.
"Jadi aku yakin ada yang tidak beres di sini. Meskipun sejak lama sudah curiga, tapi aku tidak bisa membuktikan atau menemukan jawaban pasti, hanya beberapa petunjuk samar. Tahukah Tuan Bailey, memanggilmu adalah keputusan sangat berisiko. Jika tidak bisa membuktikan tebakanku, akibatnya adalah kematianmu. Kehilanganmu akan menjadi alasan utama Rasher mencurigaiku. Tapi untungnya, akhirnya kau berhasil mengkonfirmasi hal ini."
Hughie melangkah besar mendekati Bailey, berbisik pelan: "Rasher menemukan rahasia transaksi kita, benar? Aku tahu dia jago, bahkan pernah mengungkap rahasia yang tak ingin kubicarakan padamu, seperti cincin ini." Hughie menempatkan cincin di tangannya di depan mata Bailey – benda yang didambakan Kekaisaran Lans selama ini. Kini benda itu ada di depan hidung Bailey, tapi tak berhak dia ambil. "Dia punya kemampuan mengendus rahasia kita, maka kalian terpaksa bersekutu dengannya, bergabung dalam barisan pengejarku, benar begitu?"
Bailey mengangguk getir: "Ya, bajingan itu memeras kami. Harus membantunya jadi komandan operasi pengejaranmu, lalu mengajak kami berburu. Kami ke Kota Southwell – kampung halamanmu, tapi sia-sia. Kembali ke Versa County, terlambat dua hari, hanya menemukan bangkai Aburit. Rasher menduga kau mungkin ke Pegunungan Birias, jadi kami diminta memantau pergerakan di Pasar Bahan wilayah ini."
"Lalu kalian datang?"
"Ya. Rasher menganggap itu undangan darimu."
Hughie duduk kembali: “Aku memang membeli beberapa bahan di Kota Royo. Tapi bagiku, ini sebenarnya bukan undangan untuk Rasher, melainkan ujian lagi. Aku hanya ingin tahu siapa sebenarnya yang mengejarku di belakang Gong Hao, seberapa mengerikannya mereka. Fakta membuktikan, kelicikannya membuatku harus ekstra hati-hati. Sekarang aku sangat tertarik dengan orang ini, aku ingin tahu apa yang ada di pikirannya, misalnya kenapa dia begitu yakin aku pasti muncul di Kota Royo?”
“Rasher mengira Anda menyatakan perang pada kekaisaran, jadi Anda tidak akan menghindar.”
“Itu benar, tapi perang tidak harus terjadi di medan tempur berasap.” Hughie menjawab: “Lalu, kenapa kalian tidak bunuh dia untuk tutup mulut?”
“Dia menyiapkan jaminan. Jika kami bunuh dia, akan ada orang yang mengirim surat yang membongkar kami ke Yang Mulia. Saat itu kita tamat.”
“Ternyata begitu, teknik yang sangat klise, tapi efeknya manjur.” Hughie tertawa: “Tapi Rasher melakukan kesalahan besar. Yaitu... dia melupakan satu hal.”
“Apa?” Bailey tertegun.
Hughie berkata dingin: “Dia bisa menggunakan hal ini untuk memeras kalian, aku juga bisa.”
Rasher memang orang cerdas, tapi dia punya kelemahan terbesar: angkuh. Dia terlalu percaya diri, sampai mengira bisa mengendalikan segalanya. Tapi dia salah.
Orang serakah, tentu harus membayar pengorbanan untuk keserakahannya sendiri.
Orang angkuh, juga harus membayar pengorbanan untuk keangkuhannya sendiri.
"Dia bisa menggunakan teknik ancaman untuk memaksa Chakley dan yang lainnya melayaninya, tapi dia sama sekali tidak menyangka bahwa Hughie ternyata bisa melihat masalah pada Bailey dan kawan-kawan, lalu menggunakan cara yang sama untuk memaksa Bailey kembali bekerja untuknya."
"Ini di luar perkiraannya. Dia sepenuhnya meremehkan kemampuan Hughie Glare dalam membaca karakter orang, sementara sifat arogannya membuatnya tak pernah memikirkan akibat yang akan diterimanya jika ancaman itu gagal."
"Berbeda dengan Bailey, Hughie selalu suka melakukan serangan multi-aspek saat memanfaatkan orang. Dia tak pernah percaya bahwa ancaman atau suapan saja bisa membuat seseorang sepenuhnya tunduk. Dalam kondisi memungkinkan, bahkan kombinasi ancaman dan iming-iming pun dianggapnya kurang."
"Karena itu, saat ini Hughie berniat memberi Bailey jauh lebih banyak daripada yang bisa diberikan Rasher kepadanya."
"Bekerja sama denganku, seperti dulu. Kau akan tetap punya harta berlimpah, hidup nyaman. Tak perlu melakukan apa-apa kecuali mengikuti Rasher. Saat dia punya rencana untuk menyerangku, laporkan padaku. Jika kau berani main curang sampai aku ditangkap atau dibunuh anak buah Rasher, transaksi kita di pulau itu akan sampai ke telinga Strick VI. Percayalah, bukti yang kumiliki lebih meyakinkan daripada milik Rasher. Bagaimana?" Hughie tersenyum.
Bailey menggigil marah: "Iblis! Kalian semua iblis! Iblis yang suka mempermainkan orang! Hughie Glare, kau brengsek!"
“Tidak.” Hughie menggelengkan kepala: “Tepatnya, sejak Anda menerima transaksi pertama dengan saya, hubungan kita sudah ditakdirkan untuk membangun kerja sama jangka panjang. Seperti seorang pejabat korup yang menerima suap, sekali menerima keuntungan orang lain, dia takkan bisa berhenti. Di jalan kejahatan, orang selalu terjerumus semakin dalam tanpa bisa melepaskan diri. Jangan harap bisa berhenti setelah mendapat keuntungan sekali, bahkan jika Anda bisa mengendalikan keinginan serakah Anda sendiri, orang lain tak akan mengizinkannya. Tuan Bailey, Anda hanyalah salah satunya. Anda tak mungkin melawan hukum sejarah! Jadi pilihlah, bekerja sama atau binasa!”
Bailey menarik napas panjang, berkata dengan nada memelas: “Jika Rasher mengetahuinya, aku tamat. Orang ini sangat sulit ditipu.”
“Jangan khawatir tentang itu. Saya jamin, mulai hari ini Rasher tak mungkin lagi membahayakan kalian. Maksud saya...bahkan jika dia mati sekalipun, dia takkan bisa memberitahu Kaisar Yang Mulia tentang urusan kita.”
Bailey terkejut, hampir melompat: “Hughie Glare, maksudmu...”
“Ya!” Hughie menjawab dengan nada sangat pasti: “Anda paham kan? Maksud saya, jika Rasher benar-benar memiliki surat pengaduan itu, maka saya tahu dimana letaknya.”
“Ini mustahil!”
“Tidak ada yang mustahil.” Hughie berkata tegas: “Takdir sudah diatur, tinggal apakah ada orang yang berusaha menemukannya. Jangan lupa tidak semua orang bisa mendekati Kaisar. Jika Rasher masih punya satu teman yang layak dipercaya sekaligus punya akses mudah ke Kaisar, kebetulan aku tahu ada yang memenuhi syarat...”
“Siapa?” Bailey berteriak. Selama ini, dia sangat ingin tahu kepada siapa Rasher menyimpan surat laporan rahasia itu dulu.
Hughie menjawab dingin: “Bushido Pargit, komandan pengawal Avi, mantan Guru Aura Pertarungan-ku. Sadarlah Bailey, dalam hal ini hanya aku yang bisa membantumu, bahkan Chakley pun tidak.”
Bailey duduk terjatuh ke lantai, lama terdiam.
Saat Hughie keluar dari kamar kecil, Bailey mengikuti di belakangnya.
Patuh tanpa protes.
Dari sudut pandang Bailey saat ini, dia bahkan bisa melihat jelas Titik Kelemahan di belakang leher Hughie.
Dia tahu satu pukulan saja akan mengakhiri nyawa Hughie.
Tapi dia tidak melakukan apapun, hanya mengikuti dengan patuh di belakang.
Pandangan Lilith tertahan sesaat di tubuh Bailey, lalu kembali ke Hughie: “Sepertinya kau berhasil.”
Hughie menjawab: "Aku berjanji padanya, setelah urusan Kota Royo selesai, keluarga Dardanel akan berangkat ke Wenlington. Aku akan mencuri surat ancaman Rasher terhadap Bailey dan kawan-kawannya melalui Avi. Dia tahu hanya aku yang bisa melakukan ini. Dia tidak punya pilihan lain."
Lilith memandang Bailey, Bailey buru-buru berkata: "Dengan bekerja sama dengan kalian, setidaknya aku bisa mendapat sesuatu. Dijerat oleh Rasher si brengsek itu, kami hanya jadi kuli. Aku yakin bisa membujuk Chakley dan yang lain, mereka akan membuat pilihan bijak. Tapi Hughie Glare, kau harus berjanji padaku - jika kau tertangkap kekaisaran, kau tidak akan mengkhianati kami."
"Aku bisa berjanji, tapi lebih baik kalian jangan sampai membuatku tertangkap kekaisaran," Hughie berkata dingin.
"Aku hanya bisa berusaha sebisaku."
"Cukup," kata Lilith dengan nada dingin, "tapi saranku, pilih waktu yang tepat untuk memberitahu kebenaran pada Chakley dan kawan-kawannya. Kalau tidak, jika mereka tidak bisa memahami..."
Bailey segera menangkap maksudnya: "Kalian tentukan waktu dan tempat, aku yang akan membawa mereka. Jika mereka tidak menurut... serahkan pada kalian untuk ditangani."
Manusia yang salah melangkah akan semakin jauh terjerumus. Bagi Bailey, jatuh kembali dalam kendali Hughie membuatnya tak punya jalan pulang. Hal ini juga membuat rasa kebenciannya terhadap Rasher semakin mendalam - andai bukan karena dia, dirinya takkan sampai seperti ini.
Maka dia berkata: "Aku hanya berharap, setelah kau dapatkan surat itu, biarkan aku yang menghabisi Rasher dengan tanganku sendiri."
Hughie melirik Bailey dengan penuh makna, lalu menggeleng: "Tidak, Bailey. Dalam hal ini aku tak bisa memenuhi permintaanmu."
"Mengapa?" Bailey terkejut. "Bukankah kau ingin menyingkirkannya? Apa bedanya kau yang membunuhnya atau aku?"
"Memang aku ingin melawan Rasher, tapi bukan berarti aku harus membunuhnya. Sebaliknya, Bailey, kau harus melindunginya dengan segenap tenaga. Jangan biarkan dia mengalami masalah apapun."
Perintah ini membuat Rasher terbelalak. Dengan marah ia berteriak: "Mengapa?!"
Sorot mata Hughie membeku: "Sebaiknya kau belajar bilang 'Siap' daripada tanya 'mengapa'. Tak perlu aku jelaskan alasannya. Ingat, dalam hal ini aku lebih otoriter dan lebih kejam daripada Rasher!"
Tubuh Rasher gemetar halus. Ia hanya bisa mengangguk, menggigit gigi: "Baik, Hughie. Aku janji tak akan menyentuh si brengsek itu. Bahkan jika nanti kau bantu kami mencuri suratnya, aku takkan... membunuhnya."
"Jika Rasher mati, maka kau juga akan mati." Hughie berkata dingin.
Melihat Bailey sudah sepenuhnya tunduk, Hughie mengangguk: "Sekarang ada urusan yang harus kulakukan di luar. Tapi aku butuh seseorang yang bisa memberiku alibi, membuktikan bahwa aku tetap di hotel ini. Tentu saja, aku tak perlu menipu semua orang - cukup Rasher saja. Nah, Tuan Bailey, kau sanggup memikul tanggung jawab ini?"
Bailey tertegun: "Kau mau pergi?"
"Ya. Lantas menurutmu untuk apa aku melepas kamuflase ini? Cuma agar wajahku lebih jelas kau lihat?" Hughie tertawa.
"Sambil berkata, Hughie mendekati tepi ruang tamu."
"Lilith menyibak karpet lantai dengan kasar, Bailey terkejut melihat di bawah karpet tersebut terdapat formasi magis yang sudah lama terbentuk sempurna."
"Ini..."
"Formasi teleportasi, teknologi yang selalu ingin dikuasai Kekaisaran." Jawab Hughie dengan datar.
"Mengambil Xu dari tangan Lilith, mengoleskan obat ke tubuhnya, bulu hitam mengilap Xu mulai pulih. Hughie menggendong Xu berdiri di atas formasi tersebut. Formasi diaktifkan, gelombang merah besar dari Energi Ruang Dimensi berkumpul di bawah kakinya."
"Bailey akhirnya mengerti rencana Hughie, dia berteriak: 'Kau ingin...'"
"'Ya Bailey, bahkan dengan surat keterangan kalian, sulit membuat Rasher benar-benar percaya bahwa aku tidak ada hubungannya dengan Hughie Glare. Cara terbaik adalah membuat Hughie Glare muncul di tempat lain. Tuan Bailey, keberadaanku di sini membutuhkan kesaksian dan perlindunganmu. Jika kau gagal...'"
"Jari Hughie menggesar lehernya, Bailey merasakan bulu kuduknya berdiri."
"'Tunggu!' Bailey berteriak."
"Boom!"
"Formasi diaktifkan, sosok Hughie telah lenyap."
"Keluar dari formasi teleportasi, tampak sebuah gubuk gelap."
"Keluar dari gubuk gelap, terdapat lorong gelap membentang. Menelusuri lorong hingga sampai di pelataran, di depan terlihat sebuah toko biasa."
"Dari luar, toko itu terlihat sangat biasa tanpa keanehan apapun."
"Sebenarnya ini adalah pos rahasia yang disiapkan Kota Robin di sini. Pemilik tempat ini termasuk pelayan semuanya adalah orang Buckler, terutama digunakan untuk mencari informasi di kota, kadang juga untuk menyembunyikan buronan yang dicari kekaisaran."
Sejak Bryan Buckler membawa anak buahnya ke sini, semua informasi dan sumber daya manusia di sini diserahkan ke Hughie. Dan di sinilah Hughie membangun formasi teleportasi yang sesuai.
Menuju ruang depan, sudah ada yang menunggu Hughie dengan sikap hormat.
"Tuan muda, semuanya sudah siap."
"Bagus." Hughie menjawab dingin.
Hughie mengangkat tangannya, seekor makhluk mirip tikus dengan kilau logam biru aneh tiba-tiba muncul di hadapan semua orang.
Memasang bola jiwa ke dalam tengkorak Tikus Iblis, suara Hughie bergumam pelan: "Terbangunlah, budakku..."
Saat mantra Hughie menggema, mata Arwah Tikus Iblis menyala dengan cahaya merah.
