Pagi itu, saat Hughie masih sibuk meneliti cara memecahkan formasi magis patung di laboratorium bawah menara, dia mendapat kabar dari beberapa manajer perusahaan.
Mereka telah menemukan sebidang tanah bagus yang sedang dijual, cocok untuk dijadikan pabrik alkimia.
Efisiensi kerja yang begitu cepat membuktikan bahwa bagi pedagang, uang tetaplah motivasi terkuat.
Sebagai penanggung jawab utama operasional di masa depan, Hughie tentu perlu memeriksa situasi pabrik alkimia. Persyaratan lingkungan untuk pabrik alkimia sangat ketat: membutuhkan kebun raya untuk menanam tanaman ajaib, peternakan untuk memelihara monster magis, sumber air mengalir, lokasi terpencil dari pemukiman, akses transportasi yang memadai, namun tidak boleh terlalu terisolasi di pedalaman.
Hughie tak tahu bagaimana Dodge bisa menemukan lokasi yang memenuhi syarat begitu cepat. Tapi begitu tiba di tujuan, dia segera paham.
Di tepi timur Wenlington, terdapat lahan lereng gunung alami. Kawasan ini memiliki pemandangan indah dan menyejukkan.
Di bawah lereng itu berdiri bangunan megah seluas puluhan hektar - Akademi Sihir Wenlington, pusat pembelajaran sihir yang mendunia.
Dari atas lereng, terlihat puluhan ribu siswa dari seluruh negeri sedang mempelajari berbagai teknik sihir.
Di lereng gunung terdapat gazebo kecil tempat Hughie, Dodge, dan rombongan mereka sekarang berdiri.
Hughie memandang jauh ke arah akademi sihir di kejauhan, akhirnya tersenyum: "Aku tak menyangka kalian menempatkan lokasi pabrik bersebelahan dengan sekolah. Harus diakui, ini memang hal yang sangat menarik."
"Karena itu sesuai dengan kebutuhan kita." Dodge berkata dengan penuh kesombongan.
Area sekitar akademi sihir memang lokasi paling ideal untuk pabrik al-kimia.
Kawasan ini terletak di pinggiran luar Wenlington, memiliki banyak lahan kosong dengan harga tanah murah. Terdapat sumber air melimpah di sekitarnya, namun minim permukiman. Berkat keberadaan akademi sihir, ada jalan utama pemerintah yang menghubungkan wilayah ini sehingga akses transportasi pun mudah.
Hughie sangat puas, apalagi di dekat sini ada gunung dengan hutan yang kaya akan sumber daya untuk al-kimia. Karena monster magis berkeliaran, jarang ada penduduk. Dia bisa membangun pangkalan rahasia untuk boneka logam dan teleportasi di pegunungan.
"Pedagang ulung memang berbeda dalam bertindak. Aku sangat menyukai tempat ini, benar-benar memenuhi semua kebutuhan kita." Jawaban tegas Hughie membuat semua pihak puas.
Selanjutnya, mereka langsung berdiskusi tentang detail teknis di lereng bukit ini.
Tanpa gangguan pesta maupun keseriusan kantor, berjalan-jalan sambil mengobrol santai di tempat terbuka ini sebenarnya metode negosiasi yang baik. Para pedagang mengutamakan keuntungan dengan modal melimpah, sementara Hughie memiliki teknologi produksi rahasia. Masing-masing punya kelebihan dan kebutuhan, sehingga negosiasi detail kerjasama berjalan sangat lancar. Tak lama kemudian, arah utama bahkan detail penting kerjasama telah ditetapkan. Bahkan Dodge dan yang lain merasa sangat puas dengan kesepakatan cepat ini.
Dalam perjalanan pulang, Dodge tiba-tiba mengusulkan: "Tuan Muda Sither belum lama di Wenlington, pasti belum mengunjungi Akademi Sihir? Akademi Sihir Wenlington termasuk bangunan terkenal di kekaisaran kami. Jika ada waktu, mari kita kunjungi. Di sana ada beberapa alkemis berbakat, meski tidak setara dengan bakat Tuan Muda Sither, tapi masing-masing punya keunikan. Nanti kita akan bertetangga dengan akademi ini, sebagian tanah di sini juga milik mereka. Lebih baik kita survei kampus, sekadar berkenalan dengan para alkemis. Mungkin bisa membantu alkimia Tuan Muda."
Hughie langsung tertarik: "Aku sampai lupa, ternyata akademi sihir juga punya kursus alkimia."
Tiba-tiba ia teringat, bukankah Heinz dan Piyé berasal dari akademi sihir itu?
Saat itu, dia justru sangat ingin tahu apakah di Akademi Sihir Wenlington masih ada alkemis besar sekaliber Heinz. Hughie sangat memahami satu hal: pemahamannya tentang alkimia sepenuhnya berdasar pada penelitian Heinz dkk. Pengetahuan alkimia begitu luas dan mendalam, bahkan tokoh legendaris seperti Electra pun tak berani mengklaim telah menguasai seluruh pola operasional benda-benda di dunia. Jika bisa berdiskusi dengan alkemis senior tentang alkimia, tentu sangat bermakna bagi peningkatan kemampuannya.
Terutama formasi magis ritual berdarah yang kini dihadapinya - sesuatu yang tak pernah dijumpainya di Pulau Purgatory. Sangat diperlukan bimbingan ahli di bidang ini. Namun sebagian besar alkemis menganggap teknik alkimia mereka sebagai catatan rahasia, enggan membagikannya. Tapi untuk teori umum dan gudang harta pengetahuan yang belum terkuak, mereka biasanya bersedia berdiskusi terbuka.
Karena itu tawaran Dodge segera mendapat dukungannya.
Akademi Sihir Wenlington memiliki arsitektur berbentuk persegi. Di belakang akademi berdiri deretan bangunan kubus lima lantai, bagaikan tumpukan batu raksasa. Batu persegi abu-abu dan bata hijau kebiruan menciptakan nuansa klasik yang langka di Wenlington. Dari sudut pandang makna arsitektural, gaya ini melambangkan kesederhanaan tanah studi akademis.
Dalam deretan bangunan persegi ini, yang terbesar di tengah adalah gedung utama pengajaran, di kedua sisinya adalah gedung pengajaran pendamping. Di belakang gedung pengajaran, terdapat asrama siswa, gedung guru, serta aula.
Di depan gedung utama pengajaran, terbentang hamparan tanah lapang yang luas. Area ini bisa berfungsi sebagai alun-alun maupun tempat bersantai siswa. Di tengah alun-alun terdapat platform kecil yang digunakan untuk uji coba dan pertarungan sihir, di sekeliling platform terdapat formasi "Lemah Sihir" untuk melindungi siswa. Dalam formasi ini, semua daya hancur efek sihir akan sangat berkurang, sehingga memastikan siswa tidak menerima cedera mematikan.
Siswa yang datang belajar sihir berasal dari seluruh penjuru negara, banyak di antaranya anak-anak bangsawan. Bagi akademi sihir, keamanan tak diragukan lagi yang utama.
Di lapangan, beberapa siswa yang sedang jalan-jalan atau duduk santai melihat Hughie dan rombongan tak merasa aneh, juga tak menghiraukan. Sebagai situs suci pembelajaran sihir termasyhur di Kekaisaran Lans, setiap hari selalu ada pengunjung yang datang berkunjung.
Hughie memusatkan perhatian pada formasi magis di tepi platform lapangan itu.
Formasi "Lemah Sihir" ini dibuat dengan cukup baik.
"Hei Joey, ada minat ikut uji coba di platform sihir? Kemarin aku baru kuasai sihir Level tiga. Aku akan tunjukkan padamu kehebatanku." Suara kekanakan terdengar di telinga.
Dua murid yang belum lama masuk itu sedang saling mengajak bertarung sihir di platform.
Belajar untuk diterapkan, ini adalah doktrin Akademi Sihir Wenlington. Mempelajari sihir berarti menggunakannya. Hanya untuk menghindari cedera yang sia-sia, diatur secara ketat bahwa setiap siswa dilarang menggunakan sihir di tempat manapun selain platform latihan, agar tidak melukai orang lain karena penguasaan yang buruk.
Dua siswa muda segera naik ke platform, memulai pertarungan di bawah pengaruh formasi magis lemah.
Dua anak laki-laki berdiri di sisi berlawanan platform, saling menghujani serangan magis. Di bawah perlindungan formasi magis, tak ada yang terluka parah. Hingga kekuatan sihir keduanya habis total, data kerusakan dari platform pemantau menentukan pemenang.
Hughie tak bisa menahan tawa. Metode pertarungan saling hujan ini, meski sangat meningkatkan keamanan, justru membuat pengalaman bertarung mereka sangat minim. Adanya formasi magis lemah membuat mereka tak perlu khawatir efek serangan pada diri sendiri, sehingga tak terampil menghindar atau menangkis. Mereka hanya fokus pada output kerusakan magis untuk menang secara data. Meski dasar-dasarnya bagus, pengalaman tempur mereka jauh tertinggal.
Tak lama kemudian, seorang anak laki-laki menang. Dengan angkuh ia berdiri di platform, beberapa siswa di bawah bersorak keras untuknya.
Hughie tertawa geli, menggelengkan kepala sambil berjalan menjauh.
Bagi yang pernah mengalami pertempuran hidup-mati berkali-kali seperti dirinya, uji sihir seperti ini hanyalah permainan anak-anak. Bukan hanya dia yang meremehkannya, bahkan Tuan Dodge dan yang lain pun tak akan menganggapnya serius.
Hal ini membuat Hughie melupakan satu hal.
Dari penampilan luar, dirinya sendiri hanyalah seorang remaja tujuh belas tahun yang tak berbeda dengan sebagian besar siswa di akademi ini. Di mata orang lain, Hughie dan Dodge terlihat seperti kerabat dewasa yang sedang mengunjungi anak mereka di kampus.
Sikap acuhnya yang terlihat oleh siswa yang baru saja bertanding di platform sihir, jelas dianggap sebagai sikap meremehkan dan menghina.
Gerakan gelengan kepala yang dilakukannya tadi semakin memicu kemarahan siswa tersebut.
Melihat Hughie dan kawanannya hendak pergi, siswa itu berdiri di platform sambil menunjuk Hughie: "Hei, yang berkacamata di sana! Kamu murid fakultas mana? Berani naik ke sini untuk duel?"
