Tak ada kesuksesan yang didapat dengan mudah.
Setiap orang yang mencapai puncak harus membayar dengan pengorbanan yang tak terbayangkan oleh orang biasa.
Nicholas Cage, wilayah suci sihir terkuat Kekaisaran Lans yang pernah disembah banyak orang. Tapi berapa banyak yang tahu harga mengerikan yang harus dia bayar untuk mencapai posisi ini?
"Menjadikan tubuhnya sendiri sebagai inti sihir, memandu elemen petir untuk menyerang. Ini seperti menyatukan diri dengan militer menjadi satu kesatuan. Hanya dengan cara ini dia benar-benar bisa memanfaatkan sihir seolah menggerakkan lengannya sendiri. Tapi pengorbanannya adalah dia tak bisa lagi hidup seperti manusia normal selamanya."
Hughie menyebutnya monster. Ini agak berlebihan, tapi Nicholas benar-benar kehilangan banyak kenikmatan manusiawi. Dia tak bisa menikmati makanan lezat karena pasokan energi tubuhnya berasal dari konversi elemen petir. Dia tak bisa tidur karena esensi elemen petirnya adalah brutalitas, bukan kedamaian. Yang terburuk, dia bahkan tak bisa berhubungan intim - itu akan membuat wanita yang bercinta dengannya mati seketika di bawah tubuhnya.
"Pengorbanan besar, ditukar dengan pencapaian besar..." Hughie bergumam sambil menatap pose Nicholas yang mendongak mengaum ke langit dalam lukisan. Tiba-tiba dia merasa kagum dari lubuk hatinya pada Nicholas.
"Hanya dengan kejam pada diri sendiri, baru bisa kejam pada orang lain." Pepatah ini menemukan bukti terbaik pada diri Nicholas.
"Makanya saat menggunakan domain diam, dia sebisa mungkin tidak bergerak. Karena dengan akselerasi panca inderanya, dia juga harus menjaga keseimbangan elemen petir dalam tubuh dengan lingkungan." Rasher akhirnya menemukan jawaban: "Apa kau bisa melakukan seperti dia?"
"Mustahil! Aku tak bisa gila seperti Nicholas." Hughie menjawab dengan tegas.
"Memang, kau punya banyak pacar." Rasher terkekeh.
Hughie terkejut: "Kupikir kau orang yang selalu serius, tak pernah bercanda."
"Dalam bekerja, aku memang selalu serius. Tapi dalam hidup, boleh saja lebih santai."
"Lalu bagaimana sekarang? Menghadapi Nicholas ini termasuk urusan kerja atau hidup?"
"Baik urusan publik maupun pribadi," jawab Lasher.
Hughie tertegun: "Aku tak mengerti bagaimana ini bisa jadi urusan publik?"
Lasher berkata sungguh-sungguh: "Jika kau ingin aku melayanimu, maka itu urusan publik."
Hughie tercengang, menatap Lasher: "Maksudmu..."
Lasher menghela napas: "Sudahlah Hughie Glare. Bukankah kau selalu menunggu hari ini? Aku menyandera Putri Kekaisaran, ini hukuman mati. Selainmu, tak ada yang berani menampungku. Lagipula masih ada perjanjian taruhan kita."
Hughie menghela napas panjang. Fakta bahwa Lasher secara sukarela ingin mengikutinya membuatnya terkejut: "Hanya belum bisa merespons secepatnya. Kukira kau tipe agen keras kepala yang akan memburuku sampai ujung dunia, takkan pernah melepas misi."
"Jika aku masih jadi agen, tentu akan kulakukan. Sayangnya sekarang bukan."
"Kau tak lagi setia pada negaramu?"
"Sejak memutuskan menyandera sang Putri, aku hanya setia pada diri sendiri. Tapi jika kau mau, aku bisa setia padamu. Tepatnya, aku setia pada posisiku. Di posisi mana pun, aku akan menjalankan tugas dengan baik."
Hughie mengangguk.
Ia sepenuhnya memahami perkataan Lasher: "Benar. Apapun sifat kita, apapun yang kita lakukan, di posisi mana pun kita berada, kita harus bertindak sesuai posisi itu."
"Lalu bagaimana denganmu? Di posisi apa kau berada?" Rasher balik bertanya pada Hughie.
Hughie tercengang.
Ya, saat ini, di posisi apa sebenarnya dirinya berada?
Dulu Hughie Glare yang memusuhi Kekaisaran, sehingga ia menjadi teroris standar.
Namun seiring perkembangan serangkaian peristiwa, hubungan Hughie dengan Kekaisaran berada dalam pemanasan drastis. Lantas di posisi apa dirinya sekarang?
Ia merasa sedikit kebingungan.
Ia menggelengkan kepala: "Aku belum memikirkannya."
"Sebaiknya kau segera memutuskannya sekarang. Apa yang ingin kau lakukan akan menentukan menjadi seperti apa dirimu, menentukan jalan yang akan ditempuh pengikutmu, bahkan menentukan cara memperlakukan orang ini!" Rasher menunjuk gambar Nicholas di layar: "Sebagai pemimpin sejati, boleh saja tidak terlalu cerdas, tidak terlalu kuat, bahkan boleh egois dan kejam. Tapi satu hal yang tak boleh kau lupakan - tujuan dan arah! Memberitahu anak buahmu ke mana kalian akan pergi, inilah tanggung jawab pertama seorang pemimpin!"
Hughie menunduk merenung. Setelah lama, ia akhirnya mengangkat kepala: "Kau benar, Rasher. Tapi saat ini aku belum bisa memberimu jawaban."
"Mengapa?"
"Karena masih ada masalah yang belum terselesaikan, hal-hal yang masih mengganggu pikiranku. Aku harus pergi ke Benua Selatan. Mungkin di sana aku akan menemukan jawaban yang kucari, baru kemudian bisa membuat keputusan."
Rasher memandang Hughie dengan bingung. Ia tahu pasti ada alasan di balik perkataan Hughie. Bibirnya menyeringai ke arah Nicholas: "Lalu bagaimana dengannya?"
Hughie menyeringai: "Menghadapi pejuang tak terkalahkan, meski kita tak layak jadi musuhnya, setidaknya bisa bantu latih musuh yang layak untuknya. Bukankah itu yang kau lakukan?"
Rasher tersenyum. Ia sudah sepenuhnya memahami maksud perkataan Hughie.
Gunung Lilegula.
Bushido Hitam sedang dalam Pelarian Mematikan.
Tubuh gagahnya melesat membentang bayangan panjang di bawah sinar bulan. Ia melompat-lompat di antara bebatuan dan pepohonan bak siluman hitam, sama sekali tak seperti kikuknya samurai berbaju zirah.
Namun kilat listrik yang memburunya dari belakang lebih mengerikan. Menyambar dari kejauhan, merobohkan pohon dan menghancurkan batu - bagai tiang energi raksasa yang melesat lurus, acuh tak acuh pada segala rintangan!
Kilat itu menghujam punggung Bushido Hitam, membelah tubuhnya dengan dahsyat.
Seluruh tubuh Bushido Hitam berkerlap-kerlip listrik sebelum terhempas ke udara dalam semburan cahaya gemilang.
Kilat listrik berputar beberapa kali di udara lalu berubah wujud menjadi manusia - Nicholas Cage.
Kini ia mengenakan penutup mata hasil rampasan yang menyala menyorotkan kematian dari satu bola mata. Tak ada lagi kewibawaan, keanggunan, atau keyakinan Archmage wilayah suci. Yang tersisa hanya kekejaman kapten perompak. Pasti akan membuat semua penyihir di Menara Okultisme tercengang melihat transformasi ini.
“Brengsek, kau takkan bisa kabur! Di mana Hughie Glare? Cepat jawab!”
Yang menjawabnya adalah sabetan sunyi Pisau Kegelapan.
“Roarrr!” Nicholas belum pernah diacuhkan seperti ini sebelumnya.
Seluruh tubuhnya berkilat-kilat listrik, tangannya mengibas, semburan petir menyambar Pisau Kegelapan.
Pisau Kegelapan menyambar kilat itu dengan gaya merobek langit, menusuk tajam ke arah Nicholas yang matanya berkilat: “Brengsek, Moonlight Slash of Death!”
Telapak tangan kanannya memuntahkan kilatan kabur listrik yang menusuk Bushido Hitam.
Saat pilar petir itu hendak menghancurkan Bushido Hitam menjadi debu, tubuhnya tiba-tiba mengabur bagai asap.
Pilar petir menembus tubuh Bushido Hitam dan menghantam pohon besar di belakangnya hingga hancur lebur.
Tubuh Bushido Hitam yang berkabut itu menyatu kembali.
“Pengabutan?” Nicholas berbisik, mata tunggalnya berkilat penuh semangat: “Akan kulihat kekuatan apa lagi yang Hughie Glare berikan padamu, matilah kau, Twelve Strikes of Thunder!”
Ragam sihir petir Nicholas begitu kompleks, saling sambung-menyambung, hampir setiap jurus memiliki daya hancur masif dengan karakter unik: ada yang lembut, ada yang ganas, ada yang liar, ada yang tajam. Sungguh tak terhitung variasi mantranya.
"Panggilan Dua Belas Sambaran Petir!" Suara gemuruh bergema di langit, diikuti rentetan ledakan guntur yang bertubi-tubi.
Dua belas kilatan petir raksasa tiba-tiba muncul, menyambar Bushido Hitam sambung-menyambung.
Bushido Hitam mengangkat tangan kiri, Vortex Aura Pertarungan meluncurkan serangan ke Nicholas. Bersamaan, tubuhnya berpendar-pendar memunculkan perisai magis.
"Kilat Menyambar!" Tubuhnya berubah menjadi arus listrik melesat, menghindari serangan. Ternyata teleportasi listrik bukan satu-satunya teknik penghindaran yang dimilikinya.
Di saat bersamaan, dua belas sambaran petir ganas menghujam, memercikkan bunga api di perisai magis. Tiga sambaran saja, perisai magis langsung remuk. Bushido Hitam mengayunkan pedang panjangnya, melakukan teleportasi instan menghindar. Sambaran petir sisanya meleset, melubangi tanah membentuk kawah raksasa.
Belum sempat mendarat, Bushido Hitam telah melemparkan serangan elemen ke arah Nicholas.
Nicholas menjerit histeris: "Cermin Kilat Petir!"
Kedua tangannya menahan cermin kilat raksasa. Serangan elemen yang mengenainya justru terpantul balik ke Bushido Hitam. Tanpa menghindar, Bushido Hitam malah menerjang maju. Saat serangan elemen hampir mengenainya, tubuhnya kembali berkabut, menembus serangan dan melayang mendekati Nicholas. Kembali ke wujud fisik, Pisau Kegelapan mengiris leher Nicholas.
Kapan pun dan di mana pun, bahkan menghadapi lawan yang lebih kuat, teruslah menyerang, menyerang, dan menyerang!
Inilah Hukum Dasar Pertempuran abadi Bushido Hitam!
Nicholas mengibaskan lengan bajunya, kilatan listrik sekali lagi membawanya menjauh ke tanah lapang belasan meter. Bushido Hitam menusuk kosong dengan pedang, mengaktifkan teleportasi instan untuk kembali menyerang Nicholas...
Pertarungan dua orang di hutan ini telah terjadi puluhan kali dalam sekejap mata. Efisiensi transisi serangan-balik mereka jauh melampaui pertempuran di Puncak Bulan Tersembunyi. Siluet mereka muncul di sini, menghilang di sana - terkadang di rerumputan, di puncak pohon, atau bahkan di udara. Selalu muncul tiba-tiba dan lenyap tanpa jejak, bagai pertunjukan perang teleportasi yang mengacaukan langit-bumi. Dalam sekejap, medan perang telah bergeser puluhan li.
Beberapa tukang kayu di hutan, serta pemburu monster magis yang mencoba menyusuri Tanah Rahmat Dewa, bersujud ketakutan menyaksikan pemandangan ini.
Ini adalah pertarungan antar individu kelas atas!
Teleportasi berulang, pergerakan konstan. Jarak yang menjauh dan mendekat silih berganti. Pertempuran yang jalan di tempat ini telah mencapai puncak intensitasnya. Tanpa disadari, mereka telah tiba di tepi tebing.
Wajah Nicholas menjadi garang, sifat panasnya berkobar. Ia tak menyangka Bushido Hitam ini begitu sulit diatasi, bahkan berani melancarkan serangan balik terhadap wilayah suci.
Faktanya ini bukan karena Bushido Hitam sombong sampai mengabaikan keberadaannya. Pertama, dirinya sendiri sudah hampir tidak memiliki emosi manusia, konsep ketakutan hampir tidak ada baginya. Kedua, Bushido sendiri hanya ahli dalam pertempuran jarak dekat, sehingga ketika menghadapi penyihir hanya bisa menyerang mati-matian. Dengan Pisau Kegelapan dan kemampuan teleportasi instan, Bushido Hitam benar-benar memaksimalkan kemampuan di bidang ini.
Sayangnya, situasi merugikan penyihir melawan bushido satu lawan satu tidak berlaku bagi Nicholas. Karena dia tidak memerlukan mantra untuk menggunakan sihir, bahkan tanpa mengaktifkan domain, dia bisa mengandalkan sihir serbagunanya untuk menghadapi berbagai situasi. Jika bukan karena kekuatan destruktif Pisau Kegelapan, dia sudah lama mengerahkan perisai petir, kubah listrik, dan berbagai barrier pertahanan untuk bertarung langsung. Meski begitu, pencapaian Bushido Hitam sampai sejauh ini sudah merupakan keberuntungan.
Bahkan tanpa menggunakan domain, kekuatan Nicholas tetap jauh melebihi dua atau tiga Marlit sekaligus.
"Kau memang luar biasa, tapi sayang, kesalahan terbesarmu adalah memilih lawan yang salah!" Nicholas mengguntur, "Bahkan tanpa domain, aku bisa menghancurkanmu menjadi debu!"
Setelah menghindari serangan ganas Bushido Hitam sekali lagi, Nicholas mengangkat kedua tangannya. Kilatan petir terkumpul di telapak tangannya membentuk jaring listrik raksasa: "Kublock teleportasimu, lihat apa yang bisa kau lakukan sekarang! Pergilah, Jaring Awan Petir, kunci Ruang Dimensi!"
Dalam gelombang listrik yang berputar liar, jaring listrik raksasa mengudara, memancarkan bunga-bunga cahaya berkilauan yang memenuhi seluruh ruang dimensi.
Di mana-mana percikan api listrik berkilat, Bushido Hitam terjebak dalam jaring listrik ini, zirahnya terus-menerus dihujani percikan listrik.
Dia melotot ke Nicholas dengan mata merah darah, hendak melakukan teleportasi instan, tapi menyadari tak bisa bergerak. Seluruh ruang telah dikuasai jaringan awan petir Nicholas, bukan mantra serangan tapi memenuhi area dengan energi listrik yang mengganggu energi lain.
Ini jurus terkuat Nicholas sebelum mencapai wilayah suci, memaksimalkan kekuatan sendiri sekaligus melemahkan lawan.
Nicholas menatap Bushido Hitam dengan wajah mengerikan: "Anda tamat!", petir kembali berkumpul di tangannya.
"Roarrr!" Bushido Hitam tiba-tiba mengaum brutal.
Auman ini mengandung seluruh Aura Pertarungannya, mengguncang langit-bumi, membuat jaring petir berdesis dan meledak kecil-kecil, mengejutkan Nicholas.
Bushido Hitam berlari kencang mendekati Nicholas, meninggalkan jejak angin ganas, mata merah darahnya berkilat menyeramkan.
Meski tak bisa teleportasi, harus mendekati lawan dan membunuhnya! Ini kode etik Bushido - takkan menyerah sebelum roboh!
"Pisau Kegelapan" kembali mengayunkan aura mengerikan yang mampu merobek segalanya, ekspresi Nicholas berubah sedikit, "Cari mati!" Dengan dorongan kedua tangannya, kilat petir menyembur ke arah Bushido Hitam.
Boom!
Kilat menyambar tubuh Bushido Hitam bagai petir menghantam batu raksasa, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya putih menyilaukan.
"Itu...!" Mata Nicholas dipenuhi kengerian.
Perlindungan Mutlak!
Kekuatan dahsyat lain yang diberikan Hughie kepada Bushido Hitam.
Nicholas yang tak menyangka gerakan ini langsung mundur cepat, berteriak keras: "Ion Musnah!"
Semburan listrik raksasa meledak di depannya, membelah tubuhnya menjadi debu bintang seketika. Pisau Kegelapan menembus tubuhnya bagai menusuk tumpukan pasir halus.
Bersamaan, Bushido Hitam memuntahkan darah segar dari mulutnya - dampak serangan kejut ionik yang bahkan Perlindungan Mutlak tak bisa netralkan sepenuhnya. Tapi daya tahan samurai terhadap luka jauh melebihi penyihir, tanpa sepatah keluhan dia tetap berdiri tegak, mengangkat tangan menyemburkan Vortex Aura Pertarungan ke arah debu bintang listrik wujud Nicholas.
"Ion musnah pada dasarnya adalah sihir yang mirip dengan berkabut, menghindari serangan dengan memisahkan tubuh, namun juga memiliki daya serang yang kuat. Hanya saja, saat melepaskan memerlukan banyak pengorbanan. Tapi semua sihir pemisahan memiliki karakteristik umum: tidak bisa bertahan lama. Selalu terurai seketika dan pulih seketika. Jika bisa menangkap timing, berarti mendapatkan kesempatan untuk memberikan serangan mematikan."
Benar, cahaya bintang yang memenuhi langit itu kembali berkumpul. Di kehampaan, Nicholas melihat Vortex Aura Pertarungan yang terbang ke arahnya dengan ekspresi panik. Debu bintang dan kilat listrik berjuang mati-matian bergerak, membentuk wujud fisik. Vortex Aura Pertarungan menghantam tubuh Nicholas dengan keras.
Byur! Hujan darah bagai bunga layu menari pilu memenuhi angkasa.
Sebuah lubang menganga berdarah meledak di pinggang Nicholas.
"Auuu!" Nicholas menjerit kesakitan sambil mundur, satu tangan menunjuk Bushido Hitam: "Elektro!"
Gelombang listrik bergelora menusuk Bushido Hitam. Bushido Hitam yang hendak mengandalkan kekuatan perlindungan mutlak tiba-tiba terkejut karena cahaya perlindungan itu meredup.
Waktu penggunaannya telah habis.
Tak ada yang lebih paham dari Nicholas tentang daya hancur, efek, dan durasi setiap sihir. Elektro-nya tepat mengenai Bushido Hitam persis saat perlindungan mutlak menghilang.
Dalam sekejap, dua orang terluka bersamaan. Perbedaannya, Nicholas melesat mundur sambil terbang, sementara Bushido Hitam menyambar maju dengan tubuh berpijar listrik. Serangan ganas itu seolah hanya hal remeh baginya, namun darah segar yang mengucur dari seluruh tubuhnya membuktikan ini bukan serangan biasa.
"Ser...ang...an...ter...akhir!" Bushido Hitam menggerutu dengan susah payah. Pisau Kegelapan di tangannya tiba-tiba memancarkan cahaya menyilaukan, menghujamkan pedang dengan energi dahsyat yang membentuk jejaring energi pedang ganas.
Serangan pedang yang tak terbendung ini, didukung kemampuan tak tertandingi Pisau Kegelapan, pasti akan merenggut nyawa Nicholas jika mengenai sasaran.
Melayang di udara, Nicholas berseru: "Domain Stasis!"
Medan energi raksasa langsung terlepas, menyelimuti seluruh puncak gunung.
Tubuh Bushido Hitam terhenti sejenak. Jejaring energi pedangnya menyimpang, melesat melewati sisi tangan Nicholas dan memotong tiga jarinya.
Nicholas menjerit kesakitan. Di saat berikutnya, dengan tatapan membara dari mata tunggalnya yang memancarkan kilatan listrik, ia mengawasi Bushido Hitam yang diam di udara.
"Brengsek! Berani melukaiku? Matilah! Slash Cahaya Kematian Bulan! Slash Kilat Ekstrim! Sihir Pemusnah Besar!"
Tiga mantra petir bertubi-tubi menghujam. Bushido Hitam mendongak ke langit sambil melolong, memekikkan penderitaannya.
Di bawah pengaruh Domain Stasis, Teknik perangnya tak bisa digunakan, bahkan pemanfaatan Aura Pertarungan menjadi sangat sulit. Sihirnya sepenuhnya terkunci, hanya mengandalkan kekuatan fisik belaka mustahil menahan serangan Nicholas.
Dua kilatan listrik maut yang mengerikan berturut-turut menghantam Bushido Hitam. Zirahnya remuk berkeping-keping, berubah menjadi debu perak beterbangan di angin. Seorang pria botak bertubuh kekar telanjang bulat berdiri tegak dalam hempasan angin, tak lain adalah Kristen Bolan.
Di dalam rongga dada dan perutnya bergemuruh petir gelap, pertanda Sihir Pemusnah Besar akan segera dilepaskan.
Bolan membalikkan pedangnya, menusuk perut bawahnya sendiri hingga tembus. Petir bayangan meledak keluar melalui Penghubung yang diciptakan Pisau Kegelapan, membuat dadanya berlumuran darah segar. Tapi bahkan dalam keadaan ini, Bolan tetap kokoh berdiri.
Matanya memancarkan cahaya darah menyala-nyala, sudut dahi yang retak dan berdarah membuat wajah marahnya terlihat semakin gila dan mengerikan, membuat Nicholas pun merasa ngeri.
"Matilah! Gelombang Petir Menggila!" Nicholas melepaskan gelombang petir gila mengamuk menyerang Bolan.
Memandangi gelombang badai petir yang seperti air bah itu, Bolan tiba-tiba melakukan gerakan aneh.
Ia mengayunkan tinju kanannya, menghantam tanah di bawah kaki. Dengan memanfaatkan gaya reaksi dahsyat itu, tubuh Bolan melayang mundur ke belakang.
"Gelombang guntur yang menghujam datang menghantam Bolan dengan keras, semakin mempercepat kecepatan melayangnya menuju tepi tebing."
Nicholas berubah pucat, berteriak keras: "Tidak!"
Dia mencoba melakukan sesuatu, tapi sudah terlambat.
Terbang dalam gelombang dahsyat, tubuh Bolan bagai daun kering tertiup angin. Percikan darah dan daging beterbangan, jatuh ke jurang dalam teriakan marah dan putus asa Nicholas...
