“Kalian manusia, sungguh berani, berani masuk ke tempat tidur lelapku! Hari ini tak ada yang akan hidup meninggalkan sini! Hahaha!” Lao Luo mulai bicara. Penampilannya jelas seorang pria, tapi roh jahat ratu bersarang dalam tubuhnya, suara yang keluar adalah suara wanita, wajah pria suara wanita, terasa sangat aneh.
Seumur hidup aku paling benci diancam. Mendengar ini aku langsung naik darah, spontan memaki: “Dukun tua jahat! Ini bukan eramu lagi! Lebih baik kau bubar, atau akan kuhancurkan bentuk dan rohmu sampai musnah!”
Gu Meidi diam-diam acungkan jempol padaku: “Tuoba Gu, keren, benar-benar pria!”
Keren apa sih, sebenarnya aku hanya mengeluarkan kata-kata berkelit karena emosi. Dengan kemampuanku sekarang mana bisa melawan roh jahat ratu? Mungkin karena terlalu sering nonton sinetron, sampai refleks mengucapkan dialog seperti ini. Aku sendiri merasa sangat bodoh.
“Cekikikan!” Lao Luo tersenyum sinis pada kami, membuat bulu kudukku merinding: “Si nak ini tulangnya bagus, bahan baku bagus untuk jadi Hantu Wu!”
Hantu Wu?!
“Aku tiba-tiba teringat monster bermata satu berkaki empat itu, apakah Hantu Wu itu semua karya Ratu?”
Tanpa sadar tubuhku gemetar: "Menyimpang! Wanita gila!"
“Kau wanita jahat, berhenti menakut-nakuti di sini!” Gu Meidi melangkah maju, wajah kecilnya berkerenyit dingin: “Kau sudah dikurung Tiang Penahan Roh selama ribuan tahun. Gembok Roh dan Jimat Jendral Langit Campuran nyaris menghabiskan kekuatan spiritualmu. Kalau bukan Lao Luo yang membuka segelmu, tak lama lagi kau pasti lenyap total. Kekuatanmu yang tersisa tak cukup untuk mempertahankan wujud, hanya bisa numpang di tubuh Lao Luo. Berani-beraninya masih menggonggong di sini!”
“Kau…” Lao Luo seolah terbongkar rahasianya, ekspresi wajahnya berubah drastis: “Dasar mulut lancar! Bagaimana kau tahu tentang Gembok Roh dan Jimat Jendral Langit Campuran? Siapa sebenarnya dirimu?”
Gu Meidi menjawab dingin: “Tak perlu kau tahu! Hari ini aku akan memusnahkanmu sampai ke akar-akarnya!”
“Gu Meidi, jangan buang waktu dengan si gila ini!” Melihat lentera anak pelayan di sekitar Makam, tinjuku terkepal penuh amarah.
"Roh jahat sang Ratu kini bersemayam di dalam tubuh Lao Luo. Asalkan kita menghancurkan raga fisik Lao Luo, maka roh jahat sang Ratu pun akan musnah! Semuanya harus bertindak cepat! Tanpa segel batu penahan roh, kekuatan spiritualnya akan pulih perlahan. Jika sudah pulih sedikit saja, kita mungkin bukan tandingannya lagi! Jadi kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya selagi kekuatannya belum pulih, dan menghancurkannya seketika!"
"Dasar kau gadis kecil! Si ibu tua akan menyembelihmu pertama kali!" Lao Luo menjerit aneh. Lengannya mengayun, melemparkan Pisau Bulan Sabit Perak yang berputar kencang di udara. Bilah dingin itu melukis garis cahaya melengkung di angkasa, menyibak udara dengan suara "swis!", berputar-putar menebas kepala Gu Meidi.
"Hati-hati!" teriakku memperingatkan.
Gu Meidi melompat sambil berputar. Pisau itu meleset tepat di samping rambut panjangnya. Namun setelah berputar dua kali di udara, pisau itu berbalik arah dan menyambar punggungnya.
Gu Meidi menjejakkan ujung kaki, berputar cepat di tempat seperti gasing. Gerakannya presisi sempurna, menghindari tebasan itu dengan selisih rambut.
"Heihei, gadis kecil, lumayan kepandaianmu! Pantasan saja begitu sombong!" Lao Luo tersenyum sinis. Tangannya menangkap pisau yang kembali berputar. Dengan beberapa lompatan gesit, ia sudah berada di depan Gu Meidi, mengayunkan pisau ke bawah.
“Dasar kau!” Aku mengincar dengan tepat, tendangan kaki Arhat Shaolin mendarat di pinggang Lao Luo, menyepaknya hingga terguling beberapa kali di tanah.
Saat bangkit, tubuh Lao Luo penuh noda darah dan debu, wajahnya terlihat mengerikan.
Suara Ratu bergemuruh penuh amarah, hampir seperti auman binatang buas: "Dulu aku adalah ratu sebuah negara, siapa berani menentang perintahku? Tak kusangka setelah ribuan tahun malah diprovokasi anak-anak ingusan seperti kalian! Aku pasti akan membunuh kalian, aku pasti akan membunuh kalian!"
"Saudara-saudara, untuk apa diam? Serang!" Profesor Ye melambaskan tangan, Liu Hanhao, Gan Hongxin dan lainnya segera mengeluarkan Shark Blade, mengepung Lao Luo. Peluru tak mempan, mereka terpaksa bertarung jarak dekat. Kata Gan Hongxin: "Tusuk ribuan lubang di tubuhnya, lihat bisa mati atau tidak, dasar!"
"Benar! Tak perlu takut! Kita tujuh orang melawan dia sendirian, habisi dia!" Teriak Li Yingxin sambil menyorongkan Shark Blade-nya.
Dang!
Dua bilah pisau bertabrakan. Lao Luo mengangkat pisau untuk menahan, mundur selangkah.
Profesor Ye menyergap kesempatan, meluncur maju dan menikamkan pisau komando ke titik vital pinggang Lao Luo, lalu memutarnya dengan cepat sebelum menariknya keluar. Genangan darah kental menyembur deras, disusul usus berlumuran darah yang menjulur keluar.
Di bawah kepungan gabungan kami, dalam sekejap tubuh Lao Luo telah tertusuk belasan lubang. Bagai manusia darah dari neraka, ia limbung menahan serangan sambil geram mendengar teriakan sang Ratu dalam dirinya. Namun kekuatan spiritualnya belum pulih, dan ia tak bisa menggunakan ilmu hitam untuk melawan - hanya bisa menggerakkan tubuh Lao Luo untuk bertahan.
Awal kemunculan roh jahat itu sempat membuat kami gentar. Tapi begitu tahu energi negatif Sang Ratu masih melemah, keberanian kami bangkit. Situasi pertempuran mulai kami kuasai.
Yang paling lihai justru Liu Hanhao berkacamata. Penampilannya seperti pelajar putih-bersih, tapi ilmu bela diri tangannya sungguh luar biasa. Ini di luar perkiraanku.
Braak!
Liu Hanhao menghujamkan tendangan cambuk ke wajah Lao Luo. Pecahan gigi bercampur darah beterbangan. Lao Luo terguling beberapa putaran sebelum mendarat di samping Hao Mengkang yang nyaris tak bernyawa.
Tiba-tiba Hao Mengkang membuka mata. Pupilnya menyala dengan kilau ganas.
"Lao Luo belum sempat bangkit dari tanah, Hao Mengkang yang kehilangan kedua tangan berguling menindih tubuh Lao Luo. Kami belum sempat bereaksi, terdengar gemuruh ledakan yang mengubah Hao Mengkang dan Lao Luo menjadi bola api. Gelombang kejut ledakan menjatuhkan kami semua, membuat seluruh piramida makam bergoyang.
Kami termangu menyaksikan puing-puing dan kobaran api yang berkecamuk. Tak disangka Hao Mengkang yang selama ini terkesan paling yin, ternyata menggunakan gigi untuk menarik pin granat, memilih menghancurkan diri bersama Lao Luo bagai batu giok hancur bersama batu biasa. Pengorbanan dirinya untuk memusnahkan tubuh inang roh jahat Lao Luo telah membuka jalan hidup bagi kami. Ikatan persahabatan ini mengguncang hati setiap orang di tempat itu.
"Terima kasih!" Profesor Ye bergumam pelan.
Kabut hitam samar-samar melayang di tengah kobaran api. Sang Ratu mengaum geram: "Gila! Kalian benar-benar sekumpulan orang gila!"
Gu Meidi berkata dingin: "Kau kehilangan inang, sebentar lagi bentuk dan rohmu akan musnah. Masih ada yang mau kau katakan?"
Kabut hitam itu perlahan berubah menjadi wajah seorang wanita yang melayang di tengah api. Harus diakui, ini adalah wajah yang sangat memesona. Bahkan dengan standar estetika modern sekalipun, kecantikannya setara dewi. Sayangnya, dia bukan dewi melainkan iblis betina.
Melihat wajah ini, tiba-tiba aku teringat patung dewi bermata tiga di dalam Kuil Suci. Pasti itu patung wujud asli sang Ratu. Tentu saja ratu sesungguhnya tidak memiliki tiga mata, kuduga mata ketiga itu sebenarnya menyimbolkan ilmu hitamnya.
"Dulu ada seorang Taoist pengembara yang melewati Kota Iblis, mengatakan energiku terlalu jahat dan ingin menegakkan keadilan untuk dunia. Aku bertempur dengannya selama tiga hari tiga malam di Kota Iblis. Taoist itu benar-benar hebat, aku tak mampu melawannya. Akhirnya dia mengurungku di batu Lingkaran dengan rantai pengunci roh dan Jimat Jendral Langit Hunyuan. Piramida ini awalnya adalah makamku, tak disangka malah menjadi penjara yang mengurungku. Taoist itu benar-benar kejam, tidak langsung memusnahkan Yuan Shen-ku, malah membuatku menderita siksaan ribuan tahun. Selama ribuan tahun, rantai pengunci roh dan jimat itu terus menggerus kekuatan spiritualku setiap saat. Kalian tidak datang ke sini, dalam tiga bulan aku pasti akan hancur lebur karena kehabisan energi. Tapi yang tak terduga, warga kita ternyata datang ke sini dan menghancurkan segelku. Sayang usaha itu gagal di ujung, aku tetap tak bisa terlahir kembali! Hahaha! Mungkin ini memang takdir! Tapi aku lega, warga kita ternyata tak pernah menyerah menyelamatkanku selama ratusan tahun! Hahaha... hahaha..."
“Tawa ratu pelan-pelan mereda, hingga akhirnya nyaris tak terdengar. Saat tiba-tiba berhenti, wajahnya pun menghilang tanpa jejak. Setelah ribuan tahun siksaan, akhirnya ia harus menerima nasib mengenaskan dengan bentuk dan roh sama-sama musnah. Segala sesuatu punya siklus reinkarnasi - kejahatan yang pernah dilakukan, tak peduli berapa lama, tetaplah harus dibayar.”
Roh-roh jahat itu bubar, kami akhirnya bisa menarik napas lega dan limbung terduduk di tanah.
Tak ada yang bersuara. Saat ini, perasaan di hati semua orang sulit diterka.
Hao Mengkang tewas, Wang Dongyu menghilang entah hidup atau mati. Andai kami langsung mengambil air suci dan pergi, mungkin mereka masih hidup. Brengsek itu Lao Luo yang sengaja memancing kami masuk ke makam piramida. Tak disangka dia ternyata warga kita sang ratu. Keluarganya pasti menguasai banyak rahasia Kota Iblis. Kembali mengingat gerakan aneh Lao Luo sebelumnya, semua bisa dijelaskan.
“Gu Meidi, kau benar-benar hebat! Bagaimana bisa tahu itu roh jahat?” tanya Gan Hongxin.
“Oh, aku biasa membaca banyak buku, semua jenis pengetahuan kusentuh!” jawab Gu Meidi dengan santai.
Sejak kembali dari hutan pohon huai waktu itu, aku tahu Gu Meidi bukan orang biasa. Tapi ia tak banyak bercerita tentang latar belakangnya, seolah merahasiakan identitasnya. Tentu aku tak ingin memaksa. Saat ia ingin memberitahu, pasti akan diungkapkannya sendiri.
