Angin topan bertiup kencang menerpa hingga mata kami hampir tak bisa terbuka.
Desingan memenuhi seluruh lubang penguburan massal ketika bola-bola api biru pucat - yang disebut orang berjubah hitam sebagai "Api Langit Pemusnah Yuan", api ilahi khusus untuk membakar Yuan Shen roh - berjatuhan dari Bendera Pemanggil Roh yang berputar. Ratusan Api Langit Pemusnah Yuan itu menghujam bagai meteor berekor api biru, berjejal seperti hujan deras yang menyala-nyala menerangi lubang penguburan sekaligus menyilaukan mata semua orang.
Bola-bola api biru pucat itu bagaikan anak panah menghujam ke dalam formasi Roh Perang. Seketika, kuda terpelanting dan prajurit berhamburan di dalam barisan, rintihan menyayat hati memenuhi udara. Formasi Pasukan Qin yang tadinya megah berwibawa langsung porak-poranda. Tak terhitung roh pejuang menggeliat sambil mengaum. Api Langit Pemusnah Yuan itu sungguh dahsyat! Setiap roh yang terkena semburan api ini langsung menyala biru pucat, dan dalam sekejap mata, mereka hancur lebur di tengah jeritan pilu.
Api Langit Pemusnah Yuan terus menghujam hu hu hu tanpa henti. Roh-roh perang itu sama sekali tak mampu melawannya.
Pembantaian!
Pembantaian telanjang!
Tanpa kusadari sudut mataku basah. Aku seolah melihat pasukan Qin yang pernah berjaya tercerai-berai, makhluk tak terhitung lenyap seketika, gunung mayat yang berdarah mengubah warna bulan pucat menjadi merah.
Meski tahu prajurit Qin ini hanyalah hantu, meski sadar pemandangan ini cuma "film" yang menggetarkan, hatiku tetap gemetar. Dadaku bergema oleh rintihan. Sesaat, ingin rasanya kuterjun ke medan perang yang mendidih ini, membantu roh-roh Pasukan Qin melawan si Bertudung Hitam.
Ribuan pemanah itu habis dimusnahkan Api Langit Pemusnah Yuan dalam sekejap, seluruhnya melayang ditelan angin pembantaian.
Orang berjubah hitam menjejakkan ujung kakinya dengan keras, tubuhnya melesat ke udara seperti Bangau Putih yang Menjulang, tangan meraih bendera pemanggil roh. Bendera raksasa itu dikibarkannya dengan lincah, seolah tanpa mengeluarkan tenaga sedikit pun. Dengan lengan terayun di udara, ia mengubah bendera itu menjadi senjata penghancur dunia bak pedang raksasa hitam yang menyambar dari langit, menghujam tak karuan ke arah formasi pasukan Qin.
Aura hantu yang bergelora berubah menjadi qi pedang yang otoriter dan tak tertandingi, menyisir formasi roh prajurit dengan gemerisik tajam.
Qi pedang itu begitu ganas, tersentuh berarti kematian.
Tebasan pedang ini melenyapkan ratusan roh prajurit dalam sekejap. Beberapa bahkan tercabik menjadi serpihan-serpihan, mempertontonkan pemandangan yang sungguh mengenaskan.
Amukan qi pedang tak juga mereda. Setelah menembus formasi roh di atas, ia menghunjam ke dalam lubang kuburan massal, menyisakan retakan selebar lima meter di dasar tanah. Gemuruh ledakan mengguncang, belasan patung batu prajurit dalam kuburan itu remuk redam. Patung-patung yang awalnya hidup itu berubah menjadi batu-batu berhamburan.
"Aku tidak percaya!" Mata memerah karena kemarahan, aku langsung bangkit hendak menerjang.
Xiaoguoguo menarik ujung jubahku: "Apa yang kau mau lakukan?"
“Lepaskan aku, aku harus membunuh orang berjubah hitam itu!” Aku berteriak rendah dengan suara geram, hati bagai tertindih batu besar, api kemarahan di dadaku tiba-tiba tak bisa kulepaskan.
“Aku paham perasaanmu, aku juga sangat membenci orang berjubah hitam itu, tapi sekarang belum saatnya kita ikut campur! Lihat ke belakang!” Xiao Guoguo menunjuk ke arah belakang lubang penguburan massal.
Aku mengikuti arah telunjuk Xiao Guoguo memandang ke belakang, jantungku berdebar kencang - apa itu?!
Di belakang Legiun Jiwa Perang, tepatnya di pos komando operasi pasukan, gumpalan aura hantu pekat menyembur keluar. Udara di sekitarnya mulai mengkristal dan mendingin, suhu di seluruh lubang penguburan massal seolah turun drastis 10 derajat. Angin yang bertiup bukan lagi sekadar angin yin, melainkan angin dingin menusuk yang membuat tubuh menggigil hingga ke sumsum tulang.
Detak jantungku semakin kencang. Dengan tegang kutatap area tempat aura hantu itu bergolak - sesosok roh perkasa akan muncul!
Tepat seperti dugaan, suara auman memekakkan telinga mengguncang udara. Teriakan itu bukan hanya membuat gendang telinga kami berdenging, tapi juga membuat kaca pengaman tempered di langit-lantai pameran berdentang kencang. Kaca super kuat yang bahkan sulit ditembus peluru itu kini retak-retak seperti cakar iblis, menyebar ke segala penjuru.
Orang berjubah hitam menyimpan bendera pemanggil roh, lalu melayang dan mendarat di atas gerbong kereta batu. Jelas dia juga merasakan aura hantu yang sangat kuat ini.
Para tentara bayaran itu berteriak konyol: "Cepat lihat! Ibu Guo, benda apa itu?!"
Di dalam kabut aura hantu yang pekat itu, tiba-tiba muncul dua cahaya merah darah. Dua cahaya itu perlahan terkoyak, ternyata adalah sepasang mata merah darah yang panjang dan sempit. Mata Hantu itu menatap dingin ke arah orang berjubah hitam, bahkan kami sebagai pengamat pun merinding.
Hatiku berdebar-debar: "Aura hantu sekuat ini, siapa yang datang?"
Tiba-tiba, orang berjubah hitam itu menyeringai dingin dan bertanya: "Akhirnya bos dalang muncul juga?"
"Kalian siapa? Berani-berani menyusup ke Makam Kaisar Pertama dan mengganggu mimpi Kaisar?!" Aura hantu itu menyebar, sosok tinggi tegap perlahan muncul dari kegelapan.
Sosok itu adalah seorang jenderal. Tubuhnya tinggi besar dan kekar, mengenakan zirah tebal. Tangan kirinya memegang perisai, tangan kanan mencengkeram pedang perunggu, penuh kewibawaan dan memiliki aura seorang jenderal besar.
Roh-roh perang di depan secara otomatis mundur ke kedua sisi, membuka jalan untuk sang jenderal.
"Aku diam-diam terkejut, meski terpisah jarak sejauh ini, aku bisa jelas merasakan aura pertempuran perkasa yang memancar dari tubuh Sang Jenderal. Jenderal ini mungkin sama seperti Weiming Shouquan, juga merupakan Roh Jenderal dengan kekuatan tempur yang luar biasa."
"Aduh, bakal ada pertunjukan seru nih!"
"Soal kemampuan Roh Jenderal, aku sudah pernah menyaksikannya. Bahkan Gu Meidi yang punya kekuatan tempur sehebat itu, akhirnya harus melepaskan roh naga baru bisa menaklukkannya. Si orang berjubah hitam ini sehebat apapun, mana mungkin melebihi Gu Meidi yang memiliki roh naga? Kayaknya bakal susah baginya untuk mengalahkan Sang Roh Jenderal!"
"Tiba-tiba terjadi hal aneh. Cincin Raja Hantu di kelingking kiriku mulai bergetar berdengung. Kurasakan ada kekuatan dahsyat yang ingin menerobos keluar dari dalam cincin itu. Aku tahu, Weiming Shouquan di dalam Cincin Raja Hantu sudah bangkit. Pasti dia merasakan kekuatan Roh Jenderal dari luar, dan ingin keluar untuk bertarung habis-habisan dengan roh jenderal Dinasti Qin itu."
"Tenang! Ini bukan urusan kami. Kita cuma perlu mengawasi dari sini, tak perlu kau turun tangan!" kataku pada Cincin Raja Hantu. Orang yang tak paham pasti mengira aku gangguan mental karena bicara pada udara kosong.
"Bukankah ini Cincin Raja Hantu milik Tuan?" Xiao Guoguo melihat cincin di tanganku.
Aku mengangguk: "Benar! Ini peninggalan Gu Meidi untukku!"
Xiao Guoguo menghela napas: "Sungguh Tuan mencintaimu sepenuh hati, sampai-sampai meninggalkan Cincin Raja Hantu yang merupakan senjata pamungkas untuk perlindunganmu. Ngomong-ngomong, apa yang disegel di dalam cincin ini?"
"Sebuah Roh Jenderal!" jawabku: "Weiming Shouquan, jenderal besar dari masa Xia Barat yang mampu melawan seratus musuh sendirian!"
"Ganteng tidak?" mata Xiao Guoguo berkedip penasaran.
Kubengkokkan kepala sambil berpikir: "Hmm, lumayan. Tapi kalau dibandingkan denganku mungkin masih kurang sedikit!"
Baru saja ucapan itu meluncur, Cincin Raja Hantu tiba-tiba bergetar hebat, memekakkan jari kelingkingku sedikit bergidik.
Hei, rupanya Weiming Shouquan ini masih bisa protes!
Kukerutkan alis: "Baiklah! Kamu yang paling ganteng! Puas sekarang?"
Mendengar itu, Weiming Shouquan mungkin merasa lebih baik dan berhenti membuat keributan.
Kucibirkan bibir: "Hmph! Sudah jadi arwah saja masih mau saingan ganteng, benar-benar tak tahu malu!"
Setelah membujuk Weiming Shouquan yang gelisah, kupusatkan kembali pandangan ke lubang penguburan.
Terlihat Roh Jenderal Dinasti Qin sedang berhadapan dengan orang berjubah hitam dari kejauhan.
Awalnya kukira orang berjubah hitam itu akan gugup atau takut, tapi dia malah mendesah merendahkan: "Kukira siapa, ternyata cuma Zhao Xin berani menghadang jalanku?"
"Pengkhianat! Masuk tanpa izin ke makam kekaisaran adalah hukuman mati! Selama Zhao Xin ada di sini, kalian takkan bisa mendekat satu langkah pun!" Zhao Xin mengayunkan pedang perunggu dua kali, torehan pedangnya memecah udara hingga terdengar ledakan sonik.
"Orang berjubah hitam ini helaan napasnya besar!"
Aku sedikit terkejut, sebesar apa kemampuannya, berani mengeluarkan kata-kata gila seperti ini!
Catatan sejarah tentang Zhao Xin tidak banyak, jadi Zhao Xin tidak terkenal seperti Wang Jian atau Meng Tian di kemudian hari, bahkan beberapa orang sama sekali tidak tahu nama Zhao Xin. Tapi sebenarnya Zhao Xin juga merupakan jenderal terkenal pasukan Qin pada masa itu, pasti masuk dalam sepuluh besar jenderal pasukan Qin.
Perlu diketahui jenderal Dinasti Qin semuanya adalah orang-orang luar biasa, kekuatan tempurnya luar biasa, apalagi jenderal yang masuk peringkat sepuluh besar, cukup pikirkan dengan jari kaki pun tahu tidak boleh diremehkan. Kalau tidak, Kaisar Qin Shihuang tidak akan mengatur Zhao Xin sebagai jenderal pelopor untuk menjaga gerbang pertama makam kekaisaran, kuburan mereka setelah kematiannya.
Tapi dari nada bicara orang berjubah hitam itu, ternyata dia meremehkan Zhao Xin. Aku ingin melihat, apakah orang berjubah hitam terlalu sombong atau memang punya kemampuan untuk mengalahkan Zhao Xin.
"Pencuri terkutuk, kembalikan nyawanya!" Zhao Xin berteriak keras, melesat di udara menuju orang berjubah hitam.
Seketika, bayangan hantu berkelebat di kuburan mereka, ribuan roh prajurit serentak bersorak, gelombang energi yang mengejutkan.
Ya!
Zhao Xin mengayunkan pedang perunggu, dengan kekuatan penuh, membelah ke arah kepala orang berjubah hitam.
Orang berjubah hitam itu langkahnya sangat lincah, ujung kakinya menyentuh tanah perlahan, seluruh tubuhnya melayang mundur.
Gemuruh dahsyat menggema, debu beterbangan, serpihan batu tak terhitung menyembur ke langit. Gerbong perang tempat orang berjubah hitam berdiri tadi, ternyata terbelah menjadi serpihan oleh qi pedang Zhao Xin yang ganas.
Melayang di udara, orang berjubah hitam mengayunkan lengannya dengan keras dan melemparkan bendera pemanggil arwah.
Bendera itu berubah menjadi kilatan cahaya cemerlang, melesat menuju dada Zhao Xin.
Zhao Xin buru-buru menahan perisainya secara horizontal di depan dada. Kilatan cahaya menghantam perisai itu dengan gedebukan keras.
Guncangan dahsyat melempar Zhao Xin mundur sejauh lima meter, tubuhnya berguling dan mendarat di punggung kuda batu.
Sementara itu, orang berjubah hitam melompat dan berdiri di atas kepala patung terra cotta. Kilatan cahaya terpantul kembali, dengan gerakan lengan baju yang gesit, ia menyapu cahaya itu ke dalam lengan bajunya. Bendera pemanggil arwah kembali terpegang erat di tangannya.
Pada benturan pertama ini, jelas orang berjubah hitam memiliki keunggulan.
Meski kebencianku padanya membara, aku tak bisa tidak mengagumi performanya. Ternyata kemampuan bertarungnya memang tangguh. Pertarungan ini pasti akan semakin seru. Andai ada berondong jagung dan cola, bisa kududuk santai menikmati pertunjukan ini.
