Bayangan-bayangan itu semakin dekat, Liu Er Shu menggenggam erat golok Hantu, matanya menyala seperti obor.
Aku tiba-tiba mengulurkan tangan menekan punggung tangan Liu Er Shu yang memegang golok, lalu di bawah tatapan terbelalak kerumunan, menyembul dari balik penghalang dan berjalan menghampiri bayangan-bayangan itu.
"Hei! Hei! Tuoba Gu, kau mau apa?" Xiao Guoguo meraih tanganku, tapi tidak berhasil.
Pada saat ini, aku sudah berdiri di depan beberapa orang itu, menghalangi jalan mereka.
"Lao Yang!" Aku berteriak ke arah orang yang memimpin kelompok itu.
Di depan ada empat orang: Lao Yang, Lao Niao, Cao Yi, dan Fang Weiran. Mereka semua berhenti melangkah, termangu menatapku.
Setelah keheranan sesaat, ekspresi kegembiraan mulai terpancar di wajah mereka.
Lao Yang berteriak kencang ke arahku: "Tuoba Gu!", lalu melangkah maju membuka kedua lengannya dan memelukku erat.
Hatiku juga dipenuhi sukacita, merasakan sensasi "bertemu sahabat lama di negeri asing".
"Tuoba Gu, bagaimana mungkin kau ada di sini?" tanya Lao Niao.
"Ceritanya panjang! Kalian duluan, untuk apa datang ke sini?" tanyaku.
Fang Weiran berkata: "Ah! Jangan ditanya! Tadi malam terjadi baku tembak sengit di lubang Terracotta Warriors, mungkin ada teroris yang masuk. Banyak satpam tewas, situasinya benar-benar mengenaskan! Tim kasus besar kami langsung bergegas ke sini pagi-pagi setelah menerima kabar!"
Lao Niao menyambung: "Kapten Yang untuk mendapatkan jejak pertama, tidak menunggu pasukan bantuan tambahan, langsung membawa kami menerobos masuk ke area makam. Siapa sangka area makam ini begitu luas dan aneh, kami berputar-putar hampir seharian tapi tidak bisa menemukan jalan keluar. Selain itu, medan magnet di sini mungkin bermasalah, semua perangkat komunikasi kami tidak bisa digunakan!"
Sebenarnya aku sudah mulai menduga bahwa Lao Yang dan kawan-kawannya pasti datang karena baku tembak tadi malam. Dengan kasus korban sebanyak itu, tim kasus besar pasti akan dikerahkan. Hanya saja aku tak menyangka efisiensi tim sebesar ini, datang begitu cepat.
"Hai!" Cao Yi berjalan mendekatiku dan menyapaku.
"Hai!" Aku juga melambaikan tangan padanya.
Entah mengapa, pertemuan kembali dengan Cao Yi kali ini terasa agak canggung. Entah karena malu atau risi, untuk sesaat kami seperti kehilangan kata-kata.
Cao Yi menggigit bibirnya dengan sedikit rasa malu, sangat berbeda dengan sifatnya yang biasanya pedas.
"Tak kusangka kita bertemu lagi secepat ini!" Katanya.
"Er! Hehe! Iya! Masyarakat sekarang memang semakin tidak aman!" Aku mencoba menutupi kejanggalan dengan tertawa.
Cao Yi tersenyum tipis: "Tak kusangka pertemuan kita justru terjadi di tempat seperti ini!"
Aku mengangkat bahu dan ikut tersenyum. Kecemasan di antara kami perlahan mereda oleh senyuman itu.
"Tuoba Gu, bagaimana denganmu? Mengapa kau bisa ada di sini?" Lao Yang bertanya padaku.
"Aku datang ke Makam Kaisar Qin Shi Huang untuk mencari sesuatu yang legendaris!" Jawabku.
Lao Yang tertegun: "Apa? Kau mencuri makam? Lagi butuh uang? Aku selalu mengagumimu, bagaimana bisa melakukan tindakan kriminal seperti ini?"
"Mencuri makam?! Hehe!" Aku menggelengkan kepala sambil tertawa: "Lao Yang, kau salah paham!"
Lao Yang menghela napas lega: "Lalu untuk apa kau datang ke sini? Jika benar-benar mau mencuri makam, sekalipun hubungan pribadi kita baik, aku akan menangkapmu! Di hadapan hukum, aku bersikap tegas tanpa pandang bulu, takkan berurusan dengan hutang budi!"
"Meski aku belajar arkeologi, tapi keberanianku belum sampai berani mencuri Makam Kaisar Qin Shi Huang! Aku takkan sembarangan mempertaruhkan nyawa! Tujuan kedatanganku ke makam ini bukan untuk harta karun, tapi mencari sesuatu yang legendaris bisa menyelamatkan nyawa, tanaman abadi!" Kataku dengan sungguh-sungguh.
"Tanaman abadi?!" Wajah Lao Yang dan yang lain penuh kebingungan: "Benda apa itu?"
Kujelaskan: "Intinya sejenis tumbuhan yang bisa menyelamatkan nyawa manusia. Seorang sahabatku sakit parah, hanya tanaman abadi ini yang mungkin bisa menyelamatkannya!"
"Sahabat? Sahabat macam apa yang pantas kau pertaruhkan nyawa seperti ini? Kau harus tahu, Makam Qin Shi Huang itu tempat maut, masuk ke dalam mungkin nyawa melayang sebelum sempat keluar!" Nada bicara Lao Yang sarat kepedulian, rupanya dia masih menganggapku sebagai sahabat.
"Sosok yang sangat-sangat berarti, berkali-kali dia menyelamatkan nyawaku!" Kuhela napas panjang, menatap gundukan tanah makam di kejauhan dengan tegas: "Seberbahaya apapun Makam Qin Shi Huang, aku harus mencoba menerobosnya!"
"Sampai segitunya kau mempertaruhkan jiwa, apakah teman yang bersarang di sini ini?" Cao Yi menunjuk tepat ke jantungku.
Kukedipkan mata, tak membenarkan juga tak menyangkal.
Saat Cao Yi mengungkapkan perasaan padaku sebelumnya, kutolak dia dan kukatakan bahwa di relung hatiku telah lama bersemayam seseorang.
Cao Yi mengeluarkan desahan "Hmm", lalu berpesan datar: "Aku mengerti!"
"Hanya kau sendiri? Berani sekali menyusup sendirian ke Makam Kaisar Qin Shi Huang!" ucap Lao Niao.
"Tidak! Ada beberapa teman, akan kuperkenalkan!" Sambil berkata demikian, aku menoleh dan menyiulkan peluit nyaring: "Paman Liu Er, Xiao Guoguo, kalian semua keluar sekarang!"
Xiao Guoguo melompat keluar lebih dulu: "Wah, kalian ternyata saling kenal? Bertemu kenalan di tempat seperti ini? Hai semua, namaku Xiao Guoguo!"
Xiao Guoguo melambai-lambaikan tangan mungilnya, dengan santai menyapa Lao Yang dan yang lain.
Bola mata Lao Niao langsung melotot: "Tuoba Gu, nak, kau memang hebat! Ternyata ada cewek secantik ini di sampingmu! Hai nona cantik, namaku Lao Niao!"
"Lho? Kok hidungmu berdarah?" Xiao Guoguo menunjuk Fang Weiran.
Di mata Fang Weiran bertebaran simbol hati berterbangan, aliran darah hidung berapi-api terus mengalir deras.
Fang Weiran tersenyum malu, buru-buru menarik kembali pandangan tololnya, mengeluarkan tisu: "Cuaca di sini kering, mungkin sedang panas dalam."
Lao Niao menyikut Fang Weiran diam-diam: "Gila! Seriusan kau? Lihat cewek cantik langsung mimisan!"
Cao Yi melipat lengan, melirik tajam ke Fang Weiran, melemparkan kalimat dingin: "Memalukan sekali!"
"Ucapan Cao Yi penuh kemarahan, aku bisa merasakan bahwa dia sedang kesal, bahkan disertai aroma cemburu yang pekat. Melihat gadis secantik Xiao Guoguo di sampingku, pasti dia mengira ada hubungan khusus antara kami, sehingga meluapkan amarahnya dengan mengalihkan semua kemarahan itu ke Fang Weiran."
Fang Weiran merintih dengan wajah memelas: "Aduh, hidungku sampai berdarah, kau tak peduli malah memaki. Dunia ini sudah tak ada cinta lagi!"
Lao Niao sepertinya mencium bau cemburu di udara, segera mencubit lengan Fang Weiran dan berbisik: "Jangan banyak bicara! Tak sadarkah situasinya sedang tidak beres?"
Menatap wajah Cao Yi yang dingin bagai es, Fang Weiran akhirnya tersadar. Ia langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
Saat itu, Paman Liu Er muncul dengan delapan Penjaga Makam mengiringinya.
Seluruh Penjaga Makam itu mengenakan seragam hitam ketat, wajah mereka memancarkan aura yang mencekam. Refleks, Lao Yang dan kawan-kawan meraba gagang pistol di pinggang.
"Hei, jangan tegang! Mereka semua sahabatku!" Cepat-cepat kuhentikan Lao Yang.
Lao Yang waspada bertanya: "Mereka siapa? Kenapa aura-nya begitu mengerikan?"
"Mereka Penjaga Makam! Perkenalkan: Ini Paman Liu Er, Nona Ziyun, Cao Yang, Wu Maoyuan, Jiao Heng, Liu Yuhao, Chen Hongzhou, Li Yuan, Yue Xiaojun!" Kuperkenalkan satu per satu pada Lao Yang.
Sembilan Penjaga Makam memberi hormat dengan gerakan kepalan, penuh gaya kesatria, membuat Lao Niao dan Fang Weiran ikut meniru memberi hormat balasan.
"Organisasi apa ini Penjaga Makam? Aku hanya pernah dengar tentang Pasukan Jinyiwei!" kata Lao Niao.
Aku menjelaskan untuk Paman Liu Er: "Penjaga Makam sesuai namanya adalah prajurit pelindung makam! Organisasi ini pertama kali didirikan oleh Kaisar Han Gaozu Liu Bang, tujuannya untuk melindungi Makam Kaisar Qin Shi Huang. Mereka turun-temurun tinggal di pegunungan, diam-diam menjaga makam tersebut. Selama ribuan tahun, Makam Qin Shi Huang tidak pernah dijarah perampok, salah satu alasannya karena struktur bangunannya yang kokoh, tapi faktor lain yang tak bisa diabaikan adalah perlindungan mati-matian dari Penjaga Makam. Kontribusi mereka tak ternilai!"
"Oh begitu rupanya!" Lao Yang mengangguk, tatapannya berubah dari waspada menjadi penuh hormat.
Tiba-tiba, Lao Yang berseru heran, mendekati Liu Yuhao: "Kau terluka?"
Liu Yuhao mengangguk pucat pasi, separuh lengan bajunya sudah merah membara oleh darah.
"Luka tembak?! Kalian bertempur dengan siapa?!" tanya Lao Yang dengan tatapan tajam.
"Sekelompok tentara bayaran!" jawabku.
"Tentara bayaran?!" Lao Yang tertegun: "Mungkinkah itu kelompok yang menerobos ke lubang Terracotta Army tadi malam?"
"Benar!" aku mengangguk: "Aku belum sempat memberitahumu, sebenarnya aku menyaksikan langsung pertempuran sengit tadi malam!"
"Kau yakin itu perbuatan sekelompok tentara bayaran?" Lao Yang bertanya terkejut.
Aku mengangguk: "Yakin! Mereka lebih dari sepuluh orang, ada orang Eropa, Afrika, Asia, beragam jenis. Kemampuan tempur mereka luar biasa, bertindak kejam!"
"Pagi tadi aku melihat TKP pertempuran di lubang Terracotta Warrior, memang sangat mengenaskan. Pantas saja, ternyata ulah tentara bayaran!" Lao Yang mengerutkan alis, mengepal tinju: "Apakah mereka juga mengejar Makam Kaisar Qin Shi Huang?"
"Sepertinya iya! Mereka sudah mendahului kita!" Aku menunjuk ke gundukan tanah di kejauhan.
"Ini jadi rumit, ternyata kita berhadapan dengan tentara bayaran!" Lao Niao menggosok-gosokkan tangan: "Jangan-jangan mereka juga mencari harta karun di Makam Kaisar?"
"Sangat mungkin!" Lao Yang merenung: "Tentara bayaran biasanya digerakkan majikan. Jadi kutebak pasti ada kelompok kepentingan di belakang mereka!"
"Tuoba Gu, kau tahu jumlah personel dan persenjataan mereka?" tanya Lao Yang.
Aku melapor: "Sekitar belasan orang. Kita sudah membunuh tiga, perkiraan sisa sebelas atau dua belas. Senjatanya canggih, banyak senapan serbu! Di tim mereka ada master fengshui dan Pemanggil Arwah yang sakti, makanya kekuatan tempur mereka sangat perkasa!"
Lao Niao memaki: "Sial! Tak kusangka musuh sekuat ini! Kapten, sepertinya kita harus buru-buru minta bala bantuan!"
"Tidak sempat!" Lao Yang menatap mentari terbenam di barat, matanya berbinar-binar: "Saat bantuan tambahan tiba, Makam Kaisar Qin Shi Huang pasti sudah dirampok habis-habisan oleh brengsek-brengsek itu!"
