Aku menatap takjub kedua tanganku, untuk sesaat begitu terpana hingga hampir kehilangan fokus.
Sejujurnya, bahkan aku sendiri tidak menyangka kekuatan Fu Petir Bergegas ternyata sekuat ini, benar-benar bisa disetarakan dengan granat tangan.
Tentu saja gelombang ledakan petir dari Fu Petir Bergegas lebih terkonsentrasi, tidak seperti granat yang mengandalkan pecahan peluru untuk melukai target.
Hu! Hu! Hu! Hu!
Mulai saat ini aku tak lagi berpura-pura sopan, tangan bergerak secepat angin, lembar demi lembar Fu Petir Bergegas melesat dari ujung jariku bagai kilatan cahaya listrik. Disusul rentetan ledakan gemuruh yang tak henti, puluhan patung terakota hancur berkeping-keping, debu beterbangan menyelimuti udara sementara pecahan batu berhamburan di tanah.
Terbentuk celah di depan, kami menerobos lingkaran pengepungan patung terakota dan berlari menuju lantai delapan istana bawah tanah.
Patung-patung terakota itu tidak mengejar kami, entah apakah mereka sudah kembali ke etalase dan berubah menjadi arca batu lagi.
Dengan wajah berkubang debu, kami berhenti sejenak untuk menangani luka rekan seperjalanan yang terluka.
Tiba-tiba muncul seorang lelaki dengan wajah hitam legam, rambut eksplosif, asap putih masih mengepul dari mulutnya.
"Waduh! Siapa kau?" Aku memandang takjub pada pria asing ini, pikiran berputar kencang: "Sejak kapan ada orang India nyelundup dalam barisan kami?"
"San Ge dari India itu mulai bicara: 'Tuoba Gu, kau... kau ini pak...'"
Setiap kali San Ge membuka mulut, kepulan asap putih menyembur dari mulutnya, wajahnya terlihat sangat menggelikan.
Hmm?!
San Ge sedang memakiku?!
Bagaimana mungkin dia tahu namaku?!
"Siluman, kau ini siapa sebenarnya?" suaraku bergemuruh penuh amarah.
"Lao... Lao Niao saja tak kau kenali?" Lao Yang mendekat, menunjuk San Ge India itu padaku.
Apa?!
San Ge India di depanku ini ternyata Lao Niao?!
Aku tertegun: "Bagaimana bisa kau berubah seperti ini?"
Lao Niao menghembuskan lingkaran asap: "Kau... kau ini berani bertanya... Sialan, lempar bom sembarangan, sampai tubuhku jadi gosong!"
"Ha ha ha", melihat ekspresi Lao Niao yang marah, panik, tapi pasrah, aku tak tahan tertawa terpingkal-pingkal.
"Keji! Tak punya simpati! Tak punya hati nurani!" Lao Niao menyemburkan asap putih, kesal mengusap wajahnya sambil menggerutu: "Wajah tampanku ini hancur karena ulahmu!"
Istana Bawah Tanah Kaisar Pertama memiliki sembilan lapisan. Istana sejati terletak di lapisan kesembilan. Kini kami telah melewati tujuh lapisan, artinya lapisan kedelapan ini adalah rintangan terakhir. Jika berhasil melewatinya, kami akan memasuki lapisan kesembilan.
“Ayo, sahabat-sahabat, sekali gebrak, serbu Istana Bawah Tanah!” Paman Liu Er mengibas-ngibaskan pisau kepala hantu sambil berseru.
Setelah menembus tujuh lapis istana bawah tanah, semangat kami menggebu bagai pelangi. Kami serentak mengangkat tangan menyahut, menyegarkan pikiran untuk menyambut tantangan lapis kedelapan.
Lapis kedelapan adalah rintangan terakhir. Mekanisme jebakan macam apa yang akan menghadang di sini?
Saat mendekati ujung lorong makam, tak ada jebakan yang muncul. Tapi di ujung sana, kami melihat sesosok manusia!
Sosok itu bertubuh tegap, alis pedangnya menusuk ke pelipis, berbaju zirai berkilauan laksana perak. Keperkasaannya menggetarkan, pancaran wibawanya luar biasa. Tangan kirinya menangkup pinggang, tangan kanan mencengkeram erat pedang kavaleri sepanjang badan yang menyapu lantai. Seluruh tubuhnya memancarkan aura penguasa tak terbantahkan.
Jantungku berdebar-debar. Siapa gerangan orang ini?!
“Kalian siapa? Menggedor Istana Bawah Tanah Kaisar Pertama hanya punya satu akhir - KEMATIAN!” Sosok itu tiba-tiba bersuara. Matanya memancarkan dua sinar merah darah menyempit. Gaung suara gagahnya bergema di lorong makam, memekakkan gendang telinga.
Baru kini kami sadar - itu sama sekali bukan manusia, melainkan bayangan hantu!
Dari pakaian dan aura yang dipancarkan, bayangan hantu ini sepertinya seorang jenderal.
Aku tersentak kaget. Astaga! Jangan-jangan rintangan terakhir ini adalah Roh Jenderal?!
"Roh Jenderal Zhao Xin di lubang penguburan korban saja sudah begitu hebat, apalagi Roh Jenderal yang menjaga Istana Bawah Tanah Kaisar Pertama? Pahlawan dinasti Qin seperti apa gerangan dia? Jenderal mana dari era Qin ini?"
"Tunggu! Mengapa dia bertanya 'kalian siapa LAGI'? Mengapa ada kata 'lagi'? Jangan-jangan pasukan bayaran itu sudah berhasil melewatinya?"
"Kupandangi sekeliling tapi tak melihat bayangan pasukan bayaran itu. Berarti Roh Jenderal ini TIDAK berhasil menghalangi para brengsek itu!"
"Mundur semua! Ini adalah Roh Jenderal!" Dengan langkah mantap, aku melangkah maju sambil memikul Tianxie Qiang di punggung.
Saat itu juga, siluet hantu itu terlihat jelas. Baju zirah peraknya berkilauan, mata pedangnya menyilaukan. Benar-benar sosok jenderal Qin yang luar biasa!
"Pertanyaanku belum terjawab - SIAPA KALIAN SEBENARNYA?" Suara Roh Jenderal itu menggema bagai genta, penuh aura penguasa. Di hadapannya, kami tiba-tiba merasa sangat kecil.
Kutegakkan postur tubuhku lalu berseru: "Hamba Tuoba Gu! Berani bertanya - siapakah nama Tuan Jenderal?"
"Hahaha!" Tawa merendahkan itu meledak. "Para tikus seperti kalian berani menanyai namaku? Dengarlah! Akulah Prajurit Terhebat Zhonghua, Meng Tian!"
Apa?!
Meng Tian?!
Roh Jenderal di depan mata ini ternyata Jenderal Besar Meng Tian dari dinasti Qin?!
Terhuyung aku mundur selangkah, sepenuhnya dipojokkan oleh aura mengerikan yang tak tertandingi dari Meng Tian.
Tidak heran Roh Jenderal ini memiliki aura kuasa yang memojokkan, ternyata dia adalah Meng Tian!
Memang hanya Meng Tian yang layak menjaga Istana Bawah Tanah Kaisar Pertama di sini!
Menghadapi Roh Jenderal Meng Tian yang menyemburkan aura pertempuran super kuat, tiba-tiba aku kehilangan keyakinan diri, hatiku dipenuhi kegelisahan.
Nama heroik Meng Tian terus disebut-sebut oleh generasi penerus, hingga kini dia tetap menjadi dewa perang dalam hati tak terhitung keturunan Yan Huang.
Meng Tian adalah jenderal termasyhur Dinasti Qin dengan julukan "Prajurit Pertama Zhonghua". Ia berasal dari keluarga jenderal terkemuka turun-temurun. Kakeknya Meng Ao dan ayahnya Meng Wu sama-sama jenderal Qin ternama. Terbentuk oleh lingkungan keluarga, sejak kecil ia sudah bercita-cita mengabdi pada negara.
Pernah memimpin pasukan mengalahkan Xiongnu dan menstabilkan garis pertahanan utara. Selama lebih dari sepuluh tahun Meng Tian menjaga perbatasan utara, Xiongnu gentar akan kegarangannya sehingga tak berani lagi menyerang.
Persis saat aku mulai merinding, Cincin Raja Hantu di kelingkingku tiba-tiba bergetar berdengung.
Setiap kali mencium aura pertempuran kuat, Roh Weiming Shouquan dalam Cincin Raja Hantu ingin segera keluar bertarung.
Sebelumnya saat bertemu Roh Jenderal Zhao Xin di lubang penguburan, keadaan serupa juga pernah terjadi.
Aku menggigil kaget, lalu segera menenangkan pikiran.
Mungkin sulit bagiku mengalahkan Meng Tian sendirian, tapi dengan bantuan Roh Weiming Shouquan, setidaknya masih ada peluang menang.
"Satu pikiran ini!" Dalam hati aku merasa sedikit senang, mengangkat tangan kiri dan berteriak keras: "Weiming Shouquan, segeralah muncul membantuku!"
Cincin Raja Hantu memancarkan lingkaran kilatan cerdik. Dalam kilauannya, muncul roh jenderal tinggi gagah di hadapanku. Pedang pusaka di tangannya menyelimuti aura yang pekat, suhu udara di seluruh lorong makam tiba-tiba terasa turun drastis.
"Kau siapa lagi?" Meng Tian mengayunkan pedang kavalerinya, menunjuk dengan dingin ke arah Weiming Shouquan sambil bergemuruh.
"Jenderal besar Xia Barat, Weiming Shouquan!" Weiming Shouquan mengendarai pedangnya yang melindungi dada, menjawab dengan lantang.
"Xia Barat?!" Meng Tian tertegun: "Bangsa liar apa lagi itu?"
Xia Barat berasal dari awal Dinasti Tang, sedangkan Dinasti Qin jauh lebih awal dari Tang. Maka wajar Meng Tian tidak mengetahuinya.
Mendengar sebutan "bangsa liar", Weiming Shouquan langsung murka: "Berani-beraninya kau menghina Dinasti Xia Barat! Hari ini aku pasti akan bertarung habis-habisan demi mempertahankan harga diri Xia Barat!"
Usai bicara, kedua Mata Hantu Weiming Shouquan memerah seperti darah. Aura hantu kuat menyembur dari tubuhnya, kabut hitam aura hantu mengelilingi pedang pusakanya.
"Hahaha!" Meng Tian tertawa terbahak: "Kepuasan! Kepuasan! Sudah ribuan tahun aku tidak menemukan lawan. Semoga kau tidak mengecewakan, bisa bertahan beberapa ronde!"
"Bangsat, serahkan kepalamu!" Weiming Shouquan menggeram dengan marah.
Weiming Shouquan berubah menjadi bayangan hantu, menggenggam pedang panjang, meluncur cepat ke arah Meng Tian.
Lao Yang dan Paman Liu Er belum pernah melihat Roh Jenderal, mereka terpaku menyaksikan dua jenderal legendaris berkelahi di hadapan mereka.
Angin yin berhembus kencang di lorong makam, aura hantu yang mencekik seakan disertai jeritan ribuan roh penasaran.
Weiming Shouquan tiba di depan Meng Tian, mengayunkan pedangnya.
Kekuatan luar biasa Weiming Shouquan membuat tebasan pedang ini sangat mematikan.
Meng Tian seperti telah bersiap, menahan pedang kavaleri di dadanya dengan kedua lengan terentang.
Dentang logam memekakkan telinga! Ajaibnya, kami melihat percikan api berkilauan di antara bayangan hantu.
Meng Tian yang juga sakti, berhasil menahan serangan mematikan itu dengan pedang kavalerinya.
Hah!
Mata Weiming Shouquan memancarkan cahaya merah darah yang semakin menyilaukan, dengan teriakan menggelegar ia mendesak Meng Tian mundur.
Meng Tian berkuda-kuda panah, terdorong mundur oleh desakan Weiming Shouquan.
"Bagus!" Dalam hati aku memuji taktik Weiming Shouquan.
Meng Tian yang dijuluki Prajurit Pertama Zhonghua, ilmu beladirinya tentu sangat mendalam. Tiba-tiba Meng Tian menghentikan langkah, kedua lengannya mengerahkan tenaga sekuat-kuatnya, berhasil melepaskan pedang panjang dari genggaman Weiming Shouquan. Sambil memutar pedang kavaleri, gagang pedangnya menghantam tubuh Weiming Shouquan dengan sapuan horizontal di pinggang.
Dum!
Meski hanya serangan menggunakan gagang pedang, kekuatannya tetap sangat dahsyat.
Weiming Shouquan mengedengus kesakitan, tangannya mencengkeram titik vital pinggang sambil terhuyung-huyung mundur lima enam langkah, baru berhasil menghentikan langkahnya dengan paksa.
Hatiku berdesir, ronde pertama jelas menunjukkan Weiming Shouquan sedikit terdesak. Apakah Meng Tian sang Prajurit Pertama Zhonghua ini benar-benar tak terkalahkan?
Sebelum Weiming Shouquan sempat mengatur napas, Meng Tian menjejakkan ujung kaki, bayangan hantunya "swis!" terbelah tiga, membentuk tiga siluet yang menyusun formasi segitiga mengepung Weiming Shouquan.
Weiming Shouquan tak menyangka kecepatan serangan balik Meng Tian secepat ini, ditambah harus menghadapi tiga bayangan hantu sekaligus, membuatnya tertegun sejenak.
Saat itu, Meng Tian sudah berada tiga meter di depannya. Ketiga bayangan itu tiba-tiba menyatu, dua siluet di kiri-kanan menyatu ke tubuh bayangan tengah. Mata Meng Tian memancarkan kilatan merah darah, dengan teriakan menggelegar, pedang kavalerinya melukis busur bulan di udara sebelum menghujam ke bawah dengan dahsyat ke arah Weiming Shouquan.
