Keluar dari area Makam Kaisar Qin Shi Huang, kami berpisah dengan saling berpamitan.
Lao Yang dan timnya harus buru-buru pulang untuk melaporkan pekerjaan, menginterogasi tahanan, sementara tim kasus besar juga harus memulai investigasi terhadap Young Master Li yang misterius di Hong Kong.
Saat akan pergi, Cao Yi mendekatiku dan berkata: "Harus terus bertarung dengan berani demi orang yang kau cintai!"
Aku mengangguk: "Terima kasih!"
Cao Yi berkata: "Sebelumnya aku selalu berfantasi bisa menggantikan posisinya di hatimu! Tapi ketika melihatmu berani menyusup sendirian ke Makam Kaisar Qin Shi Huang demi dia, aku sadar tak ada wanita di dunia ini yang bisa menggantikan tempatnya di hatimu! Aku bisa membayangkan, wanita yang membuatmu rela mempertaruhkan nyawa pasti sangat-sangat luar biasa! Semoga kau bisa menemukan rumput keabadian!"
"Pasti!" jawabku dengan mengangguk tegas.
Cao Yi tersenyum tipis: "Selain itu, ucapanku ini bukan berarti aku sudah menyerah. Sebaliknya, aku justru semakin menyukaimu, karena ini membuktikan pria yang kucintai adalah pria setia pada cinta! Haha, sudahlah, jangan terlalu dipikir. Perasaanku ini urusanku sendiri, tak ada hubungannya denganmu! Baiklah, Selamat Tinggal!"
Memandang punggung Cao Yi yang pergi, hatiku terasa hampa. Dalam hidup, memiliki wanita yang diam-diam mencintaimu seperti ini sebenarnya adalah berkah.
"Ada apa? Tak tega berpisah?" Xiao Guoguo tiba-tiba muncul di belakangku.
Aku tak berbohong padanya maupun diriku sendiri, jujur mengangguk: "Sedikit."
Xiao Guoguo berkata: "Jujur saja, meski aku sering bertengkar dengannya, tapi Cao Yi ini gadis yang baik."
Kedua tanganku terlipat di punggung, aku menghela napas: "Dalam hidup selalu ada orang yang lewat begitu saja. Terkadang pandangan sekilas itu berarti seumur hidup!"
Xiao Guoguo menggeleng-gelengkan kepala sambil menatapku: "Kalian manusia memang rumit! Cinta benci dendam kasihan, ribet semuanya!"
Tim kasus besar pergi, Paman Liu Er dan yang lain juga datang berpamitan dengan kami. Urusan sudah selesai, mereka bersiap kembali ke Desa Keluarga Liu.
"Saudara Tuoba, kali ini benar-benar terima kasih! Kalau bukan karena kau turun tangan, Makam Kaisar Qin Shi Huang pasti sulit lolos dari bencana!" Paman Liu Er memberi hormat dengan gerakan kepalan sambil berkata padaku.
"Tak perlu berterima kasih! Sebenarnya aku juga merasa bersalah, menyebabkan beberapa saudara terkubur!" Aku menghela napas.
Paman Liu Er berkata: "Tak perlu menyesal, ini tugas kami. Sejak hari pertama melindungi makam, orang Desa Liu sudah siap berkorban turun-temurun! Bahkan jika harus berperang hingga hanya tersisa satu rumah tangga, kami akan tetap menjalankan tugas leluhur! Inilah misi Penjaga Makam kami!"
Sebenarnya Paman Liu Er dan Penjaga Makamnya sangat menyentuhku. Sekarang jarang ada sekelompok orang yang begitu berdedikasi setia.
"Kita ke mana?" Xiao Guoguo bertanya padaku.
"Kembali dulu ke Kota Xi'an! Cari tempat istirahat beberapa hari! Sekalian cari makan!" Kataku.
"Oke oke!" Mata Xiao Guoguo langsung bersinar begitu dengar makanan: "Aku mau makan tusukan daging panggang khas Barat Laut!"
"Makan melulu! Dasar foodie kecil rakus!" Kujentik hidungnya yang lembut, cukup menggemaskan.
Kami kembali ke Kota Xi'an, memanjakan Xiao Guoguo dengan makan sepuasnya sampai perutnya menggembung seperti semangka bulat.
Aku berkata: "Bisa tidak kau mengecilkan perutmu? Berjalan-jalan dengan berperut besar seperti ini, orang bisa mengira kau hamil sebelum nikah!"
Xiao Guoguo memuaskan sambil bersendawa: "Tidak bisa, perutku sudah tidak bisa masuk kembali!"
Kami mencari hotel untuk menginap. Saat masuk lift, seorang tamu dengan sigap memberi jalan pada Xiao Guoguo: "Hei, minggir semua! Jangan sampai menggeser ibu hamil!"
Kutahan tawa sambil melirik Xiao Guoguo, wajahnya sudah pucat pasi.
Kembali ke kamar, kami membentangkan gulungan maklumat kekaisaran di sofa.
Maklumat itu terbuat dari lapisan emas yang tipis, mudah digulung.
Kuambil selembar kertas, mulai menjiplak peta benang emas di balik maklumat itu dengan goresan kuas teliti.
Proses ini berlangsung hingga subuh, kepala sudah pusing dan mata berkunang-kunang, akhirnya peta itu berhasil kuselesaikan.
Tanpa beristirahat, kubuka laptop untuk membandingkan peta buatanku dengan peta China versi digital.
Tak lama kusadari, peta dari maklumat itu ternyata cocok dengan kontur Pegunungan Qinling.
"Qinling! Makam Kaisar Qin Shihuang ada di Qinling!" teriakku penuh semangat.
Xiao Guoguo mengamati peta medan buatanku sambil membandingkan dengan peta Pegunungan Qinling, lalu mengangguk: "Benar! Ini memang Pegunungan Qinling!"
Pegunungan Qinling membentang dari selatan Provinsi Gansu di barat, melalui selatan Shaanxi hingga Hubei dan barat Henan. Bagian utamanya terletak di perbatasan selatan Provinsi Shaanxi dan utara Sichuan, membentang timur-barat sepanjang 1.500 kilometer. Pegunungan ini menjadi pemisah air antara Sungai Wei (anak sungai Kuning) dengan Sungai Jialing dan Han (anak sungai Yangtze). Garis Qinling-Huai merupakan batas geografis utara-selatan terpenting di Tiongkok.
Sejak zaman kuno, Pegunungan Qinling dihormati sebagai aliran naga peradaban Tiongkok. Maka wajar jika Kaisar Qin Shihuang memakamkan jasadnya di aliran naga Qinling. Hanya saja pembangunan Makam Kaisar Qin Shihuang yang megah itu sebenarnya adalah penipuan terbesar sepanjang masa!
"Pegunungan Qinling yang luas, di manakah sebenarnya tulang Kaisar Qin dikubur?" Xiao Guoguo menatap peta topografi pegunungan itu dengan lamunan.
"Sebenarnya ini sederhana!" Aku tersenyum penuh keyakinan. "Jika Qinling adalah aliran naga Tiongkok, dan kita anggap pegunungan ini sebagai seekor naga, di manakah lokasi Istana Dewa Abadi seharusnya berada pada tubuh naga ini?"
"Pastinya di kepala naga! Jika aku seorang kaisar, aku juga akan membangun makam di kepala aliran naga!" jawab Xiao Guoguo.
"Pintar!" Pujiku. "Sekarang carilah di mana letak kepala naganya!"
"Er..." Jari Xiao Guoguo mondar-mandir di atas peta, lalu tiba-tiba berhenti di sebuah puncak gunung tertinggi. "Kurasa puncak ini mirip kepala naga!"
Aku mengangguk: "Bagus! Ini adalah puncak utama Pegunungan Qinling, Gunung Taibai, yang merupakan kepala naga dari aliran naga Qinling! Lihat, aku sudah menemukan beberapa dokumen tentang Gunung Taibai!"
Aku membuka halaman web, Baidu (Mesin Pencari Baidu) yang serba bisa muncul, menampilkan informasi tentang Gunung Taibai:
Puncak utama Pegunungan Qinling, Gunung Taibai memiliki ketinggian 3.767 meter. Cuaca di puncaknya sangat dingin, sering diselimuti salju putih. Saat cuaca cerah, puncak keperakan bisa terlihat dari jarak ratusan li. Di puncaknya juga terdapat peninggalan gletser kuno. Kerangka pegunungan megah dipadu dengan aliran sungai jernih dan kolam biru, dihiasi peninggalan budaya, membentuk lukisan hidup yang harmonis antara keindahan dinamis dan statis, menyatu antara pemandangan alam dan budaya. Ini adalah daerah wisata alam langka di China Barat, dijuluki mutiara hijau China Barat.
Xiao Guoguo bertepuk tangan: "Kaisar Pertama benar-benar jago memilih lokasi. Mau dikubur di tempat secantik ini setelah mati, jauh lebih indah daripada istana bawah tanah yang gelap!"
Aku menyalakan rokok: "Setelah berputar-putar sekian lama, orang mengira Qin Shihuang tidur di bawah Makam Kaisar Qin, tak disangka dia justru dikubur di atas aliran naga Qinling!"
Xiao Guoguo berkata: "Sepertinya kita harus beli jaket tebal dan sepatu salju dulu!"
Semalam tak ada percakapan.
Keesokan harinya kami tidur sampai sore baru bangun.
Perjalanan ke Makam Kaisar Qin Shi Huang ini benar-benar melelahkan, seluruh tubuhku seperti remuk redam. Sedikit saja bergerak, tulang-tulang di sekujur tubuh berderak dentuman.
Setelah makan siang, kami berkeliling kota Xi'an dan membeli banyak peralatan yang diperlukan.
Malam harinya Xiao Guoguo merajukku untuk mengajaknya melihat air mancur musik di Pagoda Angsa Liar. Alun-alun air mancur dipadati kerumunan orang. Sambil mengunyah jajanan khas Barat Laut, ia menarikku masuk ke kerumunan. Memandangi formasi air mancur yang memancarkan kilauan pelangi, Xiao Guoguo berseru kegirangan seperti gadis kecil yang selalu penasaran akan segala hal. Menatap profil cantiknya, aku berpikir dalam hati: Ternyata siluman juga punya sisi polos seperti ini!
"Jangan cuma melototin aku, lihat air mancurnya! Cantik sekali!" Entah bagaimana Xiao Guoguo tahu aku mengamatinya, membuat wajahku memerah padam.
Saat lampu kota mulai menyala, berjalan di jalanan Xi'an, tiba-tiba aku mengalami halusinasi.
Dulu, aku juga sering berjalan beriringan dengan Gu Meidi di bawah kilauan lampu neon. Kala itu aku menggenggam tangan mungilnya, jantung berdebar seperti rusa ketakutan.
Pernah juga aku berjalan bersama Cao Yi di jalanan temaram ini. Melihat tatapan penuh kekecewaan di matanya, rasa pilu tak terperi menyergap.
Angin malam yang semakin dingin menerbangkan kegelisahan siapa, mengusik mimpi indah siapa.
Malam hari pasti akan tenggelam dalam keindahan.
Manusia pasti akan memejamkan mata.
Bukan begitu?
Gunung Taibai terletak di lereng utara Pegunungan Qinling, berada di wilayah Mei County, Kota Baoji.
Keesokan harinya pagi-pagi, kami naik bus ke Baoji, lalu transit ke Mei County.
Saat memasuki wilayah Gunung Taibai sudah sore hari, kami membuka peta dan mulai mendaki ke pegunungan.
Pemandangan Gunung Taibai cukup memukau, lembah dalam nan sunyi, bayangan awan di lereng gunung, hutan purba yang bergelombang, ditambah berbagai satwa langka. Kami terbuai pemandangan alam sampai tak sadar hari mulai senja.
Tempat ini sudah sangat sepi. Saat aku merencanakan untuk berkemah di sekitar sini, tiba-tiba terdengar teriakan minta tolong dari depan: "Tolong—tolong—ah—"
Suaranya berasal dari seorang wanita. Di gunung terpencil begini, kenapa ada wanita minta tolong? Jangan-jangan ada perampok? Kalau cuma dirampok masih mending, tapi di tempat sepi begini, perampok mungkin bukan cuma incar harta, tapi juga tubuh!
Memikirkan ini, aku menarik Xiao Guoguo berlari ke arah suara tersebut.
Xiao Guoguo melirikku: "Gimana? Mau jadi pahlawan lagi?"
"Lihat ketidakadilan harus berteriak! Kalau kita tahu ada orang dalam bahaya tapi pilih diam, bagaimana kalau ada nyawa melayang? Hati nurani kita tidak akan tenang!" kataku.
Xiao Guoguo menatapku tajam sampai pipiku panas: "Hei! Kenapa terus-terusan lihat aku?"
“Kau ini berhati bajik, suka membela keadilan, hmm, sebenarnya kau punya banyak kelebihan!” kata Xiao Guoguo.
“Tolong——!” Suara minta tolong semakin jelas, seperti berasal dari seorang gadis muda.
