Aaah!
Bai Qi tiba-tibar meneriakkan pekikan menggelegar yang mengguncang ngarai, bahkan mengalahkan gemuruh air terjun.
Seketika, aura hantu yang dahsyat mengalir deras dari tubuh perkasa Bai Qi. Aura hitam itu bagai ombak laut, menyebar ke segala penjuru dari tubuhnya.
Seketika, aura hantu menyelimuti sekeliling, angin yin menerjang ganas. Mata merah darah Bai Qi semakin terlihat garang dan mengerikan.
Hati semua orang yang hadir terguncang hebat, aura hantu sekuat ini jangankan aku, bahkan Li Yifeng dan yang lain juga baru pertama kali dalam hidup mereka menyaksikannya.
Jantungku berdegup kencang seperti genderang perang! Dari intensitas aura hantu yang mencekam ini, kekuatan tempur Bai Qi seharusnya sudah mencapai tingkat dewa yang mengerikan!
Gu Meidi pernah menjelaskan padaku bahwa tingkat roh terbagi menjadi lima level: arwah penasaran, roh dendam, yin ling, roh jahat, dan mo ling. Roh Jenderal termasuk kategori roh jahat dengan kekuatan spiritual luar biasa. Saat itu Gu Meidi bahkan berharap suatu hari nanti bisa mengkultivasi Weiming Shouquan menjadi Hantu dan Dewa! Roh Jenderal yang mencapai tingkat dewa hampir setara dengan mo ling - level tertinggi dalam hierarki roh, dengan kekuatan tempur yang mampu menghancurkan dunia! Sungguh mengerikan dan mustahil dilawan manusia biasa!
Ya Tuhan!
Aku menatap Bai Qi dengan takjud, tak menyangka Sang Pembantai Dewa ini ternyata berhasil mengkultivasi dirinya menjadi Hantu dan Dewa di puncak aliran naga!
Aduh!
Apakah kekuatan luar biasa Bai Qi ini berasal dari pengaruh napas naga?
Pikiranku masih terpaku pada masalah napas naga ketika Meng Tian sudah melangkah maju sambil menghunus pedang, bergemuruh: "Biarkan sang Jenderal ini menguji kemampuanmu!"
Hanya terlihat bayangan sisa berkelebat, ketika bayangan asli Meng Tian muncul kembali, sudah mendekati depan Bai Qi. Pedang Zhanmadao mengayun dengan aura tak terhingga, menyapu miring di atas permukaan es meninggalkan parit sepanjang lima meter dan dalam tiga meter. Energi pedang membawa pecahan es terbang membabi buta ke arah Bai Qi.
Kemampuan tempur Meng Tian memang kami tahu. Meski levelnya roh jahat, jaraknya dengan iblis tingkat dewa hanya sehelai rambut. Kekuatannya benar-benar mencengangkan! Cukup dengan melihat parit di permukaan es, kami sudah berkeringat dingin! Meng Tian benar-benar ganas, sejak awal sudah menggunakan minimal 70-80% tenaga dalamnya!
Huuhaa!
Meng Tian mengayunkan pedang dengan kedua tangan, membuat setengah lingkaran, menerjang udara dengan sabetan miring.
Bai Qi mendesah dingin, tak menghindar. Kaki berkuda-kuda panah menancap kokoh, lengan kiri mengangkat tombak Fangtian Huaji menghadang horizontal di depan dahi. Suaranya berat mengatur napas, kedua kakinya ternyata langsung tenggelam setengah inci ke dalam es, bagai dua tunggul pohon yang tertancap kuat di bawah lapisan es.
Dang!
Tombak Fangtian Huaji bertabrakan dengan Zhanmadao, percikan api beterbangan. Dentang nyaring bergema lama di ngarai.
Di bawah tekanan serangan dahsyat, Bai Qi tergelincir mundur tiga meter. Kedua kakinya dengan paksa membuka jejak jelas di bawah lapisan es.
Sementara tubuh Meng Tian bergetar, terpelanting mundur sambil berputar beberapa kali di udara, lalu mendarat tujuh-delapan meter di kejauhan.
Di mata orang awam, dalam pertemuan pertama ini Meng Tian jelas mendominasi, bahkan berhasil memojokkan Bai Qi.
Namun di mata kami yang ahli, bentrokan di ronde ini justru membuat kami terkejut, karena menurut analisa kami, sebenarnya Meng Tian kalah setengah jurus dalam pertemuan ini.
Pertama, kekuatan serangan Meng Tian yang merupakan gabungan dari kecepatan lari, ketinggian lompatan, dan putaran penuh kedua lengannya, pasti melebihi ribuan kati. Tapi Bai Qi dengan santai hanya menggunakan lengan kiri untuk mengangkat Tombak Fangtian Huaji-nya menahan serangan itu.
Kedua, setelah bentrok, Bai Qi hanya mundur tiga meter lebih dengan satu lengan, sedangkan Meng Tian terpental mundur 7-8 meter. Perbedaan kemampuan mereka sudah jelas terlihat hanya dalam satu ronde.
Aku hampir melotorkan biji mata, "Dasar keparat tua! Bai Qi ternyata sehebat ini!"
Dewa Pembunuh! Dewa Pembunuh! Benar sesuai reputasinya!
Bai Qi memegang miring Tombak Fangtian Huaji-nya, mengayunkan lingkaran di udara sebelum "swis!" menusuk masuk ke lapisan es.
Dengan suara dingin dia mendesah: "Cuma anak kemarin sore, berani menyebut diri perwira Dinasti Qin? Memalukan!"
"Bangsat, tutup mulutmu!" Weiming Shouquan yang sedang berjaga di samping meledak kemarahannya. Selama ini, hubungannya dengan Meng Tian cukup harmonis. Keduanya, oh tidak, kedua hantu ini telah membangun ikatan persaudaraan. Melihat saudaranya dirugikan, Weiming Shouquan dengan sigap maju membela. Ditambah lagi, sejak terakhir kali dirinya dibungkus roh oleh jarum perak Su Jinsia, kedua hantu ini menyimpan dendam yang ingin mereka buktikan kembali. Saat inilah momen terbaik untuk menunjukkan kemampuan!
Weiming Shouquan yang mengikuti perjalananku selama ini mengalami peningkatan kekuatan tempur yang pesat. Siluetnya menyambar cepat melintasi permukaan es, pedang panjangnya menghujam langsung ke titik vital dada Bai Qi.
Setiap menyebut pedang panjang ini sepertinya kurang gagah. Waktu itu Weiming Shouquan pernah bilang, pedangnya bernama apa ya... seingatku "Poyue". Hmm, entah mengapa disebut Pedang Poyue, yang jelas terdengar cukup berwibawa.
Baiklah, di detik ini juga Pedang Poyue menyasar tepat ke jantung Bai Qi.
Udara terkoyak menimbulkan desisan menusuk. Meski berjarak lima meter dari Weiming Shouquan, hembusan angin derasnya terasa perih menyayat wajah.
"Hehe, datang tepat!" Tawa Bai Qi penuh kepercayaan diri dan merendahkan. Dengan gerakan lengan yang cepat, dia mengeluarkan teriakan kemarahan. Gelombang energi jahat yang menjulang ke langit menyembur keluar dari tombak Fangtian Huaji. Energi hitam itu menerobos permukaan es dalam sekejap. Bersamaan dengan tombak yang menembus es, suara ledakan berdebam-debam menggema di telinga. Seluruh lapisan es di depan meledak, terbelah oleh tombak menjadi parit sedalam 10 meter.
Weiming Shouquan terdengus kesakitan saat terlempar ke udara. Beberapa energi jahat melukainya di udara sebelum dia terjatuh keras di atas es. Lapisan luar baju zirahnya mulai menunjukkan retakan.
Gila!
Bulu kudukku berdiri. Situasi apa ini? Weiming Shouquan... Ternyata bisa dikalahkan Bai Qi hanya dengan satu jurus?!
"Weiming Shouquan!" Aku mengacungkan Tianxie Qiang dan buru-buru mendekat. Xiao Guoguo mengikuti dari belakang.
Gerakanku ini membuat Li Yifeng dan yang lain ikut bereaksi. Siluet mereka berkelebat, swis-swis mengurung Bai Qi dari segala sisi.
"Weiming Shouquan, kau... masih baik-baik saja?" Aku menatapnya yang tergeletak. Lukanya cukup parah, sudah tidak bisa melanjutkan pertarungan.
Sialan! Awalnya kulepas mereka untuk meningkatkan cultivation melalui pertempuran, tapi malah membuat Weiming Shouquan terluka parah!
Meski Weiming Shouquan hanyalah roh, tetapi sebagai pengawal pribadi yang mengikuti aku begitu lama, kami memiliki ikatan persahabatan sedalam saudara. Walaupun terpisah oleh beberapa dinasti, perasaan hangat itu tetap terjaga.
Melihat Weiming Shouquan terluka, aku segera menariknya kembali ke dalam Cincin Raja Hantu sambil berpesan agar dia beristirahat untuk penyembuhan.
Sebelum sempat bertindak, Meng Tian yang murka kembali menghujamkan pedang. Bayangannya melesat melewatiku dengan angin kencang yang hampir membuatku tak bisa membuka mata, sementara aura pekat yang terpancar dari tubuhnya membuatku kaget.
Huuhaa!
Meng Tian mengayunkan Zhanmadao menyamping, merobek udara putih untuk menebas pinggang Bai Qi.
"Mencari maut!" Bai Qi mendesah dingin. Tombak Fangtian Huaji-nya ditarik ke pinggang dengan gesit, menahan serangan pedang itu.
Tak memberi jeda, Meng Tian menyambar lagi. Zhanmadao menggesek tombak Fangtian Huaji dengan sudut miring, mengarah ke leher Bai Qi.
Ssss!
Dua senjata itu bergesekan keras, memercikkan rangkaian bunga api yang menyilaukan.
Persis ketika kami hendak bersorak untuk Meng Tian, Bai Qi tiba-tiba melengkungkan kepalanya ke belakang, nyaris menghindar. Zhanmadao itu melesat tepat di ujung hidungnya.
Kami diam-diam berteriak "Sayang!", membunuh dewa Bai Qi memang tak semudah itu dihabisi!
Pedang Zhanmadao Meng Tian menyambar kosong, Bai Qi mengangkat lutut menghantam titik vital pinggang Meng Tian. Kaki kanannya mengerahkan tenaga penuh, bagai peluru meriam yang melesat menghantam perut Meng Tian. Meng Tian terlempar 6-7 meter akibat tendangan Bai Qi, dengan satu lutut mendarat di es, lalu tergelincir 3-4 meter lagi di permukaan licin.
Gedebuk!
Zhanmadao jatuh di es. Meng Tian mencengkeram perut dengan tangan kiri, tangan kanan menopang tubuh perkasanya. Lengannya menggigil tak terkendali, wajahnya lesu, sebelum akhirnya memuntahkan semburan darah.
Tentu saja, hantu tak punya darah. Tapi jelas yang dimuntahkan adalah aura hantu - itulah "darah" mereka.
Aku bagai patung berdiri di tengah es, seluruh tubuh terasa seperti di gudang es. Otakku beku: Bahkan Meng Tian sang Dewa Perang tak sanggup mengalahkan Bai Qi? Tampaknya Meng Tian juga terluka! Astaga, seberapa dahsyat kekuatan tempur Bai Qi si Pembunuh Dewa ini?!
Saat itu, Li Yifeng berkata pada Su Jinxia: "Xia Xia, bukankah jarum perak Bian Que-mu khusus menangkal hantu jahat? Segel roh jenderal Bai Qi dengan jarum perak!"
Su Jinxia mengangguk halus. Kedua lengannya terkembang, sleve airnya menari-nari tanpa angin. Di sela jarinya, kilau dingin jarum-jarum perak berpendar samar.
"Terdapat rambut panjang Su Jinxia yang turut berterbangan, kemudian dari setiap sela jari muncul secara senyap sebatang jarum perak Bian Que."
"Su Jinxia membentangkan kedua lengannya, di antara sepuluh jari-jemarinya terselip delapan jarum perak Bian Que. Di balik sorot matanya yang dingin berputar-putar embun beku, sambil ia melantunkan mantra dengan cepat. Suaranya bagaikan musik surgawi yang merdu, laksana gemerincing jade pecah yang menggema di relung hati."
"Jarum Sakti Bian Que... Bunuh hantu segel roh... Duo!"
"Dengan gerakan lengan selincah tarian air, Su Jinxia melemparkan delapan jarum perak yang berubah menjadi delapan sinar perak tipis nan gesit, melesat menuju Bai Qi dengan kecepatan yang tak tertangkap mata telanjang. Yang lebih mengerikan, kedelapan jarum ini terus mengubah arah di udara, bayang-bayangnya berkelap-kelip bagai bintang-bintang dingin yang bertebaran, begitu rapat hingga mustahil membedakan arah sebenarnya dari jarum-jarum itu, karena setiap detik mereka bergerak dengan pola yang tak terduga."
"Aku ternganga takjub. Akhirnya kumengerti mengkao Meng Tian dan Weiming Shouquan sebelumnya bisa terkunci rohnya oleh jarum-jarum itu. Kekuatan Su Jinxia sungguh mengerikan, serangan jarum peraknya yang begitu dahsyat ini rasanya takkan bisa dihindari oleh siapapun yang hadir di tempat ini."
"Tepat saat kami semua menanti-nanti Bai Qi akan terkunci rohnya oleh jarum-jarum itu, sesuatu yang mengejutkan kembali terjadi."
Bai Qi mengangkat tombak Fangtian Huaji, menusukkan delapan tusukan berturut-turut ke udara. Srut-srut-srut! Dengan kecepatan kilat, delapan tusukan mengarah ke delapan penjuru mata angin. Dentang logam berdering delapan kali berturut-turut - delapan jarum perak Bian Que yang ditembakkan Su Jinxia berhasil ditangkis semuanya tanpa tersisa.
Astaga!
Rasa takut menyergapku. Sungguh mengerikan! Benar-benar di luar dugaan! Kami akhirnya menyaksikan kekuatan tempur legendaris Sang Pembantai Dewa. Bagaimana ini? Apakah benar mustahil untuk mengalahkannya?
