Ular wanita cantik itu melingkarkan tubuh panjangnya, lidah bercabang menjulur dengan desisan.
Wajahnya berwarna abu kematian, terlihat seperti mayat hidup.
Sepasang mata sipitnya merah darah, memandangku dengan tatapan penuh racun yin layaknya mata ular.
Hatiku dipenuhi kemarahan tercampur keterkejutan, baru saja muncul manusia kodok, mengapa sekarang muncul ular berbisa cantik? Mengapa monster-monster yang muncul semua berkepala manusia berbadan ulat? Monster-monster dengan wajah mengerikan ini tidak terlihat seperti makhluk bawaan lahir, lebih mirip gabungan sempurna melalui ritual rahasia aneh, atau hasil mutasi genetik. Dari mana asal mereka, mengapa bisa berubah menjadi monster berkepala manusia berbadan ulat?
Ular cantik itu tiba-tiba meliukkan tubuhnya, pose menyerang khas spesies ular.
Lidah bercabangnya menjulur gila-gilaan, dari mulutnya perlahan muncul dua taring beracun tajam yang melengkung, tertanam terbalik dalam daging.
Aku menjilat bibir keringku, perlahan mengangkat Tianxie Qiang dengan kedua tangan, melangkah siap dengan posisi bertahan.
Swis!
Ular cantik itu tiba-tiba bergerak, dengan kecepatan luar biasa menyusuri tanah membentuk pola 'S', muncul seketika di bawah kakiku.
Ular itu langsung menganga mulut berdarahnya, mencoba menggigit pergelangan kakiku.
Aku terkejut sedikit, buru-buru menangkis mulut ular itu dengan Tianxie Qiang, lalu mengangkat tangan satunya lagi. Tianxie Qiang menyambar miring, Kreek! Membelah kulit dan daging di belakang kepala ular itu. Kulit ular tergulung, semburan darah kental memancar deras.
Ular Gadis Cantik kesakitan, meringkukkan tubuhnya, dengan cepat menggeliatkan badan ular, dan segera menghadapi bagian bawah tubuhku, membuatku tak bisa bergerak. Bersamaan itu, kepala manusia itu terangkat tinggi, membuka mulut dengan taring yang tergantung terbalik, langsung menyerang ke arah kepalaku.
Saat Ular Gadis Cantik membuka mulutnya, kulihat taring beracun di mulutnya menyala kilauan dingin, dan mulutnya ternyata merekah sampai belakang telinga dengan wajah yang mengerikan.
Aku bergumam berat sambil mengatur napas, Tianxie Qiang mengayun dari bawah ke atas membentuk cahaya dingin, swish! menembus dagu Ular Gadis Cantik.
Ular Gadis Cantik menjerit aneh, lilitan tubuh ularnya di sekelilingku perlahan mengendur.
Tapi ia mengulurkan kedua tangan manusia itu, tiba-tiba mencekik leherku.
Si jagoan!
Tak kusangka Ular Gadis Cantik punya jurus aneh seperti ini, aku sama sekali mengabaikan dua lengan dan dua kaki di tubuh ularnya.
Mataku berkunang-kunang, tenaga Ular Gadis Cantik sangat besar, hampir meremukkan leherku.
Aku juga marah, kilau dingin berkelebat, Ular Gadis Cantik menjerit kesakitan - kedua telapak tangan manusianya kupotong rata.
Kuberguling menindih Ular Gadis Cantik, mengangkat tinggi Tianxie Qiang, bersiap memberikan serangan mematikan padanya.
Di saat genting itu, tepat ketika aku hendak turun tangan, tiba-tiba terdengar desiran angin kencang dari belakang disertai bau amis yang membanjiri sekeliling. Aku tak sempat berpikir panjang, langsung membatalkan serangan pada ular cantik itu dan terjun ke depan. Saat tubuhku mendarat di semak, kurasakan bayangan hitam raksasa melesat tepat di atas ubun-ubunku.
Aku segera bangkit dari tanah sambil terkejut! Makhluk yang tadi menyergap dari belakang, ternyata seekor monster berkepala manusia berbadan ular!
Hanya saja monster ini berwajah pria dengan tubuh ular hitam sepanjang tiga meter, jauh lebih gemuk dibanding ular cantik sebelumnya. Sekitar sebesar ember air, kulitnya berpendar pola api. Sama seperti yang lain, di perut ular hitam ini tumbuh dua lengan dan kaki kokoh yang jelas-jelas menampakkan otot manusia, bahkan ada tato salib di salah satu lengannya.
Entah apakah ular hitam ini berpasangan dengan ular hijau cantik itu, dengan gesit ia mendekati sang betina yang terluka. Begitu melihat kondisi pasangannya, wajah manusia pada ular hitam itu langsung memancarkan aura pembunuh yang kejam.
Ular hitam gemuk itu menggeliat membentuk huruf "S" di tanah, mendekatiku dengan cepat.
Sambil menggenggam Tianxie Qiang, kumundur perlahan. Mataku tak lepas mengawasi kepala ular itu - bukan, kepala manusia itu!
Pada jarak kurang dari tiga meter dariku, ular hitam tiba-tiba mengangkat tubuh bagian atasnya. Mulut ular itu menganga, menyemburkan kabut hitam berbentuk asap ke arahku.
Seketika pandanganku menjadi kabur. Visibilitas di tengah gas beracun ini memang sudah rendah, sekarang ditambah kabut hitam ini, aku hampir seperti orang buta.
Tapi untungnya, selain penglihatan, indra-indraku yang lain masih sangat tajam.
Telingaku mendeteksi arah suara, mengetahui ular hitam itu meliuk ke belakangku.
Persis saat ular hitam membuka mulut berdarahnya, tanpa melihat, Tianxie Qiang langsung menyapu cahaya dingin ke belakang.
Ular hitam yang tak sempat bersiap, meraung keras. Dadanya tercabik luka berdarah oleh Tianxie Qiang.
Ular hitam yang terluka tak menyerah. Dia kembali mengangkat tubuhnya tinggi-tinggi, melancarkan serangan kedua padaku.
Di saat itulah, kilatan cahaya dingin melesat dari belakang ular hitam. Energi pisau yang menggila langsung menyayat leher ular. Kabut darah pekat meletus "dum!", Kepala pria itu melayang ke langit. Kabut darah itu kemudian cepat menghilang, tersedot seluruhnya oleh energi pisau.
Bersamaan dengan menghilangnya kabut darah, kulihat wajah tegas Li Yifeng.
"Kak Feng!" Dadaku berdebar lega.
Selain Li Yifeng, siluet-siluet lain juga muncul dari kabut - Su Jinxia, Xiao Guoguo, Gagak...
“Kalian bagaimana bisa datang?” tanyaku dengan gembira. Perasaan bertemu kembali dengan pasukan besar ini sungguh membahagiakan, seperti anak yang tersesat menemukan rumah.
Li Yifeng menyimpan pisau pembasmi siluman, berkata dengan kesal: “Kau masih bertanya! Nak, kau lari tunggang langgang ke mana-mana! Kami cuma mendengar teriakanmu, saat berbalik jejakmu sudah hilang, dicari ke mana-mana tak ketemu. Baru setelah mendengar suara perkelahian dari sini, kami buru-buru menyusul!”
Aku malu-malu menggaruk-garuk kepala: “Tadi kulihat bayangan orang muncul di semak, jadi kuikuti! Sebenarnya tidak terlalu jauh, mungkin karena gas beracun ini, saat kuberbalik tak melihat kalian. Baru saja kupikir, bahaya nih, tersesat di kabut racun, entah bisa keluar hidup-hiduk atau tidak!”
“Bayangan yang kau lihat tadi adalah monster yang kubunuh ini?” tanya Li Yifeng.
Aku mengerutkan kening lalu menggeleng: “Sepertinya bukan! Bayangan yang kulihat sebelumnya tidak seperti monster ini, lebih mirip manusia normal!”
“Lalu monster macam apa ini? Kepalanya manusia tapi tubuhnya seperti ular?” Li Yifeng menyentak mayat ular hitam dengan tendangan, bertanya heran.
"Aku juga tidak tahu kenapa bisa begini! Yang jelas, jalan-jalan tiba-tiba ketemu monster seperti ini! Ngomong-ngomong, monster macam ini jumlahnya tidak cuma satu! Kalian datang lihat, di sini ada ular cantik dan manusia kodok!" Aku menunjuk ular cantik dan manusia kodok yang terbaring di tanah.
Melihat monster berwujud manusia berkepala serangga di tanah, kerumunan orang tertegun. Mereka sudah pernah melihat banyak monster, tapi monster manusia-serangga yang menyatu seperti ini benar-benar pertama kali mereka saksikan.
Su Jinxia berjongkok di samping mayat manusia kodok sambil mengamati dengan seksama, ekspresi wajahnya berat: "Kalau tidak salah lihat, monster setengah manusia setengah serangga ini pasti dibuat dengan ritual rahasia tertentu oleh manusia!"
Li Yifeng kaget: "Kau bilang monster-monster ini buatan manusia?"
"Benar!" kata Su Jinxia: "Ada yang menggunakan ritual rahasia untuk menyatukan manusia hidup dengan serangga beracun, hingga tercipta monster cacat dan mengerikan seperti ini!"
"Sialan!" Li Yifeng yang berwatak keras langsung memaki: "Orang macam apa yang bisa melakukan hal keji seperti ini? Berani menyatukan manusia hidup dengan serangga beracun?! Aku pasti akan menangkap sendiri setan gila ini!"
Gagak berkata: "Sepertinya perjalanan ke Shennongjia ini tidak sia-sia. Setidaknya kita berhasil menemukan ada penjahat yang masih menggunakan ritual rahasia untuk menyakiti orang!"
Sorot mata Su Jinxia dingin bagai es: "Dia sedang sial bertemu Enam Pintu Gerbang kita!"
Yu Wenjin bersuara dingin: "Membasmi kejahatan dan mengusir iblis, itu adalah tugas Enam Pintu Gerbang kita!"
Aku melihat Xiao Guoguo terus-menerus menggigit bibirnya tanpa bersuara, ekspresi wajahnya tampak sangat berat. Aku bertanya padanya: "Xiao Guoguo, ada apa denganmu? Apakah kau tidak enak badan?"
Xiao Guoguo menatap monster berkepala manusia dan bertubuh serangga di tanah, tiba-tiba menarik napas dalam-dalam: "Kita... mungkin bertemu dengan Chong Ji!"
Chong Ji?!
Kami tertegun sejenak. Aku bertanya pada Xiao Guoguo: "Siapa sebenarnya Chong Ji yang kau maksud?"
Xiao Guoguo menjawab dengan suara serak: "Aku belum pernah melihat wujud asli Chong Ji. Konon tak ada yang pernah melihat penampakannya di dunia ini - mereka yang pernah melihatnya sudah mati. Bahkan aku tak tahu apakah Chong Ji pria atau wanita. Hanya mendengar Tuan menyebut sosok ini, memperingatkanku untuk menjauh jika bertemu. Katanya Chong Ji tinggal di pedalaman Shennongjia, hidup bersama serangga beracun yang dianggapnya harta karun. Ilmu serangganya penuh misteri dan sulit diantisipasi!"
Di sini Xiao Guoguo berhenti sejenak, mengerutkan alisnya: "Hanya Chong Ji yang mampu menyatukan manusia hidup dengan serangga beracun seperti ini!"
Sial!
Dunia ini benar-benar penuh keajaiban. Selain yang memelihara ilmu santet dan mayat hidup, ternyata ada juga yang khusus membiakkan berbagai jenis serangga beracun. Sungguh menyimpang!
Aku menarik napas dalam, berkata dengan geram: "Dia mau pelihara serangga ya silakan, tapi kenapa harus mengubah orang menjadi begini?"
Xiao Guoguo menghela nafas: "Monster-monster berkepala manusia ini mungkin adalah penemuan terbaru Chong Ji!"
“Brengsek!” Tinju Li Yifeng berderak-derek, suaranya berat penuh wibawa: "Kalau monster hasil peliharaan Chong Ji sudah muncul di sini, besar kemungkinan si Ratu Serangga sedang berada di sekitar. Semua harus ekstra waspada, jangan sampai terjebak tipu dayanya!"
Kami mengangguk, hati bagai diselubungi kabut polusi, suram tak berpengharapan.
Gas beracun dan serangga mematikan di Lembah Mizhanggu saja sudah cukup menyiksa, kini malah muncul Chong Ji yang misterius. Tampaknya mustahil bisa menyeberangi lembah ini dengan selamat.
Saat kami berbalik hendak pergi, tiba-tiba teriakan kaget terdengar. Keringat dingin langsung mengucur deras.
Dari balik kabut samar-samar, puluhan bayangan hitam muncul secara diam-diam, mengepung kami tanpa suara.
