Senyum tipis mengembang di wajah dingin Qiqi. Lengan bajunya dikibaskan, bayangan palsu berkelebat, dan seketika ia telah berada di hadapan kami.
“Selamat bergabung dengan Enam Pintu Gerbang!” Senyuman Qiqi bagai bunga mekar di bulan ketiga, memancarkan kehangatan.
Saat itulah aku mulai memperhatikan wajah sang Kepala Polisi dengan seksama.
Qiqi mengenakan sanggul tinggi. Meski tak sememikat Xiao Guoguo atau seanggun Su Jinxia, ia memiliki aura unik. Alisnya yang sedikit terangkat bagai dua pedang tipis, gagah perkasa. Anehnya, alis pedang ini justru mempercantik wajah femininnya. Riasan wajahnya minimalis, senyum manisnya memancarkan pesona. Aura dan gayanya mengingatkan pada Lin Qingxia di film periode. Masih ingat penampilan Lin Qingxia sebagai Dongfang Bubai dulu? Qiqi memiliki kharisma dan cita rasa yang sama.
Pandangan Qiqi tertahan sejenak di wajahku: “Bisa kau ceritakan, mengapa kau ingin bergabung dengan Enam Pintu Gerbang?”
Dada kuembungkan, kusuarakan isi hatiku: “Aku ingin menjadi seorang pahlawan!”
“Oh?” Alis Qiqi sedikit terangkat: “Aku sudah terlalu banyak mendengar berbagai alasan masuk pemula, tapi baru pertama kali mendengar alasanmu yang seperti ini, sungguh lucu! Mengapa punya pikiran seperti itu?”
Aku berkata jujur: “Sebenarnya awalnya aku tidak tertarik pada Enam Pintu Gerbang. Setelah berinteraksi dengan Kak Angin dan mereka, kita bertarung bersama, menghadapi angin dan hujan bersama, menghadapi hidup dan mati bersama. Semangat Enam Pintu Gerbang benar-benar menggetarkanku dan membuatku tersentuh. Aku sangat menghormati dan mengagumi Enam Pintu Gerbang! Aku juga ingin menjadi pria tegar seperti Kak Angin, seperti Gagak, menjadi pahlawan yang tegak berdiri menopang langit!”
Qiqi mengangguk: “Sumpah masukmu cukup gagah berani. Kuharap setelah masuk, kau bisa menepati sumpah itu, menjadi pria perkasa yang tegar menopang langit!”
“Ya!” Aku berseru lantang: “Aku pasti akan berusaha keras!”
Qiqi memutar kepala menatap Xia Guoguo, tersenyum bertanya: “Bagaimana denganmu? Rubah kecil, mengapa ingin bergabung dengan Enam Pintu Gerbang?”
Xia Guoguo berkata: “Rupanya kau sudah tahu identitas asliku!”
Qiqi berkata: “Enam Pintu Gerbang merekrut orang berbakat, mengumpulkan pahlawan dari seluruh penjuru. Asal moralmu baik dan kemampuanmu kuat, semua bisa bergabung. Meskipun kau siluman, kami tak akan menolakmu. Karena makhluk halus sama seperti manusia - ada yang baik dan jahat!”
"Haiya! Kakak perempuan, kamu tidak hanya cantik, tapi juga berhati lapang. Enam Pintu Gerbang di bawah kepemimpinanmu pasti akan berkembang pesat dan segera go public!" Xiao Guoguo yang sedang bersemangat mulai bicara ngawur lagi.
Go public?!
Aku hampir pingsan mendengarnya. Jadi Enam Pintu Gerbang juga mau menerbitkan saham, ya?!
Kukarik tubuh Xiao Guoguo: "Jangan sembarangan memanggil 'kakak'! Panggil yang sopan, Kepala Penangkap!"
"Hehe! Tak apa! Panggilan 'kakak' juga terdengar akrab. Gelar Kepala Penangkap sudah mulai kubosankan!" Qiqi tersenyum lalu melanjutkan bertanya pada Xiao Guoguo: "Oke! Kembali ke topik tadi. Mengapa kamu ingin bergabung dengan Enam Pintu Gerbang?"
Xiao Guoguo menghitung jarinya: "Ada dua alasan utama. Pertama, karena Tuoba Gu akan datang, jadi aku harus ikut. Kedua, katanya perlakuan di Enam Pintu Gerbang bagus, termasuk makan dan tinggal gratis, lebih baik dari PNS! Ngomong-ngomong, apa kalian menyediakan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan?"
Qiqi tampak terhibur oleh ucapan Xiao Guoguo, tertawa cekikikan sampai tubuhnya bergoyang-goyang.
Tiba-tiba aku merasa simpati pada Kepala Penangkap ini. Dalam bayanganku, pemimpin Enam Pintu Gerbang pasti orang yang berwajah sangar dan berkarakter dingin seperti Su Jinxia. Tak disangka pemimpin ini justru sangat ramah tanpa kesan sok superior, membuatku perlahan mengendurkan ketegangan di hati.
Qiqi berkata: "Meski kami tidak membeli asuransi lima jenis dan dana pensiun untuk karyawan, namun jika ada karyawan yang terluka atau tewas, tunjangan duka kami sangat besar, bisa menjamin keluarga karyawan hidup tanpa kekurangan sandang pangan!"
Sampai di sini, Qiqi memalingkan kepala ke Li Yifeng: "Turun dan atur ritual penghormatan arwah, sebentar lagi kita akan beri penghormatan pada saudara-saudara yang gugur!"
"Siap! Segera katurunkan!" jawab Li Yifeng.
Qiqi berkata pada Yu Wenjin: "Sediakan dua kamar paviliun untuk Tuoba Gu dan Xiao Guoguo, biarkan mereka beristirahat dulu!"
Sambil berkata demikian, Qiqi kembali menoleh pada kami: "Jangan kalian pikir Liu San Men mudah dimasuki seperti ini! Kemampuan kalian harus diuji lewat tiga ujian dulu. Turun dulu dan pulihkan tenaga kalian!"
Usai bicara, Qiqi mengibaskan lengan bajunya yang panjang lalu melayang masuk ke ruang utama.
"Ikut aku ke sini!" Yu Wenjin membawa kami melewati koridor menuju kamar paviliun di belakang.
Di belakang ruang utama terdapat dua pekarangan besar berbentuk huruf '', di sekelilingnya berjejer kamar-kamar paviliun yang menjadi tempat tinggal anggota Liu San Men. Di tengah pekarangan terdapat batu karang palsu, jembatan kecil dengan aliran air, dibangun mirip taman rumah bangsawan dengan lingkungan yang cukup asri. Di kolam mekar teratai merah muda, kupu-kupu menari-nari di antara bunga teratai, menciptakan pemandangan damai nan harmonis.
"Ini adalah bangunan kuno bergaya Tionghoa khas yang jauh dari keriuhan dunia sekuler, jauh dari kemegahan kota metropolitan, jauh dari udara kotor. Sungguh tempat sempurna untuk bertapa!"
Di perjalanan, aku bertanya pada Yu Wenjin: "Hei, Saudara Yu Wen, apa maksud 'melewati tiga ujian' yang disebut Kepala Penangkap tadi?"
Yu Wenjin menjelaskan: "'Melewati tiga ujian' adalah aturan yang ditetapkan leluhur sejak Enam Pintu Gerbang didirikan. Ini sebenarnya metode penilaian, hanya yang lulus ujian tiga tahap yang berhak bergabung. Jika ujian dasar saja tak bisa lulus, Enam Pintu Gerbang tak akan menerima!"
Xiao Guoguo berkata: "Perusahaan besar biasanya begini, harus ada tes. Ngomong-ngomong, tes tertulis atau wawancara? Untuk wawancara aku pasti bisa, mungkin Tuoba Gu agak susah. Tapi kalau tes tulis aku mungkin kurang, Tuoba Gu pasti jagoan, dia pemuda berpendidikan!"
"Tunggu!" Aku mengerutkan alis, "Kau bilang apa tadi? Kenapa wawancaraku bermasalah?"
Yu Wenjin tersenyum: "Kalian tak perlu debat. Ini bukan masalah wawancara atau tes tulis. Melewati tiga ujian sebenarnya sederhana, disebut 'Langit-Bumi-Manusia'!"
"Langit-Bumi-Manusia?! Coba jelaskan!" Aku dan Xiao Guoguo tak sabar bertanya.
"'Langit' maksudnya Tangga Langit. Tahap ini sebenarnya sudah kalian lewati. Jika tak bisa memanjat tangga langit, mana mungkin sampai di Enam Pintu Gerbang? 'Bumi' berarti membasmi siluman - kalian harus menyelesaikan misi membasmi siluman! Terakhir 'Manusia' juga tak terlalu sulit, cukup bantu rakyat melakukan satu perbuatan baik!" Kata Yu Wenjin.
"Xiao Guoguo berpikir sejenak: "Membantu nenek menyeberang jalan apakah dianggap melakukan perbuatan baik?""
Yu Wenjin mengangguk: "Tentu saja! Sebenarnya melewati tiga ujian tidaklah rumit, juga bukan menguji terlalu banyak keterampilan kalian. Tangga langit menguji keteguhan hati kalian, membunuh siluman menguji keberanian kalian, dan berbuat baik menguji moral kalian! Jadi Enam Pintu Gerbang membutuhkan orang yang teguh, berani, dan bermoral baik! Mengerti?""
"Mengerti!" Aku dan Xiao Guoguo mengangguk. Tiga ujian ini pasti tidak akan sulit bagi kami, kami pasti bisa menyelesaikannya dengan serius.
Yu Wenjin memimpin kami masuk ke kamar paviliun: "Lihatlah, inilah kamar kalian!"
Kamar paviliun tidak terlalu besar, hanya sekitar dua tiga puluh meter persegi, dilengkapi kamar mandi independen.
Perabotan di dalamnya sederhana: lantai kayu, meja kayu kecil, dua kursi bambu, tempat tidur, lemari pakaian, dan tanaman pot hijau di sudut ruangan. Selain itu, ada dua karya kaligrafi tergantung di dinding dan sebuah TV LCD.
Untungnya di sini tidak menggunakan lentera minyak. Kamar paviliun memiliki lentera listrik, kamar mandi juga ada pemanas air.
Yu Wenjin berkata: "Kami punya generator sendiri, pasokan listrik harian tidak masalah! Zaman semakin maju, kami tidak mungkin terus hidup dengan lentera minyak kan? Tentu saja, kami juga punya TV dan peralatan elektronik rumah tangga lainnya, kondisi akomodasi cukup layak ya?"
"Cukup!" Aku mengangguk. Fasilitas seperti ini di hotel harganya ratusan per malam.
"Saudara Yu Wen, bisakah menambahkan satu kamar paviliun lagi? Aku ingin menempatkan Gu Meidi!" kataku.
Yu Wenjin mengangguk dan berkata: "Tidak masalah! Di sini yang paling tidak kekurangan adalah penginapan! Karena terus ada orang yang masuk, juga terus ada orang yang meninggalkan!" Saat mengucapkan ini, nada bicara Yu Wenjin sedikit terasa menyedihkan, aku pun mengerti maksud perkataannya.
Aku menempatkan Gu Meidi sendirian di sebuah kamar paviliun, mengambil air panas untuk mengelap wajahnya, membuatnya tetap mempertahankan kecantikan wajah ini. Sudah seminggu berlalu, Gu Meidi masih belum menunjukkan tanda-tanda sadar, meski denyut nadinya masih ada, napasnya pun tetap berhembus, hanya saja tak bisa bangun, gejala ini persis seperti kondisi vegetatif.
Ujung jariku perlahan mengelus wajah Gu Meidi, kelopak matanya tanpa sadar memerah, rasa sakit di hati bukanlah sesuatu yang bisa dipahami orang lain.
"Mengapa Tuan masih belum bisa bangun?" Xiao Guoguo mengusap butiran air mata di sudut matanya.
Aku menghela napas berat: "Aku juga tidak tahu!"
Xiao Guoguo berkata: "Bukankah legenda mengatakan rumput keabadian bisa membangkitkan yang mati? Mengapa setelah memakan rumput keabadian, Tuan masih tetap seperti ini?"
Aku menggenggam erat tangan Gu Meidi, tangannya masih halus dan lembut, tapi jelas terlihat jauh lebih kurus, hanya tersisa lapisan kulit yang membungkus tulang tangan, membuat dadaku terasa sesak.
"Gu Meidi, cepat bangunlah! Lihatlah semua orang menunggumu, jangan terus tidur dong? Maukah kau membuka mata melihat kami? Aku ini Tuoba Gu! Dasar kau si pemalas! Kalau tidak bangun sekarang, pantatmu akan kuhajar! Berhenti tidur, sadarlah, cepat bangun!" Air mata mengaburkan pandanganku, mengalir di pipi dan jatuh menetes-netes di wajah Gu Meidi. Entah apakah ia yang terlelap bisa mendengar panggilan penuh kelembutanku?
Xiao Guoguo ikut menangis tersedu-sedu, nyaris berlutut di tepi tempat tidur sambil menggenggam tangan lain Gu Meidi: "Tuan! Jangan nakut-nakuti Guoguo ya, cepatlah bangun! Buka matamu lihat Tuoba Gu, lihatlah betapa menjengkelkannya dia! Dia menangis lho, pria dewasa menangis itu lucu sekali, cepat lihatlah!"
Bola mata indah Gu Meidi masih terkunci rapat. Berapa lama lagi hingga ia terbangun?
