Kelompok pecinta alam ini terdiri dari enam orang. Setelah memotret seri foto supranatural ini, tiga orang tewas secara tidak wajar dalam satu bulan. Satu orang tertabrak mobil saat pulang kerja, seorang lagi tewas dihantam pot bunga yang jatuh dari lantai atas, dan yang paling aneh adalah seorang wanita yang tenggelam di bak mandi rumahnya sendiri.
Tiga orang sisanya ketakutan sampai rohnya hampir tercerai-berai. Dua orang mengundurkan diri dari pekerjaan dan menghilang, sedangkan satu orang melarikan diri ke Thailand untuk mencari perlindungan, beranggapan di sana banyak kuil Buddha yang bisa menjamin keselamatannya.
Untuk beberapa waktu, seri foto gaib ini menjadi viral di internet.
Meski demikian, pelajaran berharga ini tetap tidak bisa menghentikan langkah para penjelajah yang penasaran.
Karena viralnya foto-foto misterius ini, semakin banyak orang yang mengetahui Pulau Kabut Tersembunyi, dan para petualang yang datang terus berdatangan.
Mereka tidak sadar bahwa semua ini adalah permainan taruhan nyawa.
Kelompok kedua adalah beberapa penggemar fenomena supranatural yang bertemu di forum yang sama, berjumlah sekitar tujuh orang.
Para pemuda ini sangat antusias terhadap berbagai peristiwa gaib. Salah satunya bahkan mendirikan "Perkumpulan Misteri" di kampusnya, sering mengadakan kegiatan-kegiatan aneh.
Setelah foto gaib dari Pulau Kabut Tersembunyi beredar, beberapa orang menjadi sangat penasaran dengan pulau tersebut. Mereka pun melakukan perjalanan ribuan kilometer dari berbagai penjuru tanah air untuk berkumpul di Sanya, lalu menyewa kapal menuju Pulau Kabut Tersembunyi untuk eksplorasi.
Mereka sendiri adalah penggemar fenomena gaib yang sangat fanatik terhadap peristiwa-peristiwa supranatural, sama sekali tidak menunjukkan rasa takut.
Bahkan untuk menunjukkan keberanian yang melebihi kelompok pertama, mereka nekat menginap semalaman di villa keluarga Liu.
Sungguh sekumpulan bego nekat yang tidak takut mati!
Karena tidak terawat bertahun-tahun, lampu listrik dan peralatan elektronik di villa keluarga Liu sudah lama rusak.
Beberapa orang ini benar-benar berani nyaris nekat, tidur di villa saja sudah keterlaluan, mereka malah memainkan permainan pemanggilan arwah.
Mereka mengeluarkan 49 batang lilin putih yang sudah disiapkan sebelumnya, menyusunnya membentuk lingkaran besar di tengah ruang tamu, lalu menyalakan semuanya hingga cahayanya menerangi ruangan dengan terang benderang.
Kemudian mereka mengeluarkan kertas kuning dari tas, membakarnya di atas lilin sambil melantunkan mantra pemanggil hantu yang dipelajari dari internet: "Gerbang Neraka terbuka, Dunia Bawah terkoyak, arwah-arwah tak bertuan segera datang…… segera datang……"
Nyala lilin berkobar-kobar, namun setelah lama dipanggil tak ada respon, akhirnya mereka duduk lelah di tengah lingkaran.
Menjelang tengah malam, angin yin berhembus dari luar. Lentera gantung yang tergantung di langit-langit mulai bergoyang, suara kreek-kreek terdengar menusuk telinga di keheningan malam, seolah ada cakar tajam menggaruk gendang telinga.
Yang lebih mengejutkan, cahaya api dari 49 lilin yang menyala itu berubah menjadi biru pucat yang aneh dan mengerikan.
Seorang perempuan di antara mereka mulai ketakutan dan mengusulkan untuk meninggalkan villa.
Yang lain mengejeknya sebagai pengecut, berkata sudah larut malam mau kemana, "Kalau takut pergilah sendiri dari villa ini!"
Karena gabungan rasa takut dan emosi, perempuan itu benar-benar keluar villa sendirian.
Yang lain tidak menghiraukan, terus bermain sampai larut malam hingga mulai mengantuk.
Sebelum tidur seseorang mengusulkan untuk menyalakan DV agar terus merekam, siapa tau bisa dapat hasil.
Para bego itu pun melakukannya. Mereka menaruh DV di rak TV yang menghadap pintu gerbang, lalu tidur dengan pakaian lengkap di tengah ruang tamu. Mereka terlelap seperti orang tak berperasaan, seolah tak pernah mengenal rasa takut dalam hidupnya.
Esok harinya cuaca di luar tampak suram.
Lilin-lilin di sekeliling yang sempat menyala kini telah padam. Beberapa masih tersisa separuh, jelas belum habis terbakar namun sudah mati.
Beberapa orang teringat pada DV yang diletakkan di rak TV sebelum tidur. Dengan semangat, mereka membuka rekaman DV itu untuk melihat apakah ada kejadian supranatural di kamar saat mereka tertidur.
Waktu berlalu detik demi detik. Berikut adalah rekaman dari kamera DV:
Di depan pintu muncul bayangan hantu yang melayang-layang - seorang wanita berambut panjang mengenakan gaun putih. Rok putihnya dipenuhi bercak darah segar seperti bunga mekar. Dia masuk tanpa suara, lebih tepatnya MELAYANG masuk. Saat sosok itu masuk, semua lilin di ruangan itu padam secara bersamaan.
Tak lama kemudian, dua anak kecil yang berlumuran darah merangkak turun dari lantai atas, sepasang anak laki-laki dan perempuan. Mereka terus merangkak... merangkak... sampai ke kaki wanita berbaju putih itu.
Wanita itu mengangkat kepalanya menatap lentera gantung di tengang ruang tamu. Kali ini wajahnya terekam jelas di kamera - wajah abu-abu kematian dengan kulit dan dagingnya terkelupas seperti tembok yang lapuk. Dua aliran air mata merah darah mengalir dari sudut matanya, perlahan membasahi pipinya...
Ya Ibu!
Para pemberani ini tak lagi bisa tenang setelah menyaksikan rekaman itu. Mereka gemetar ketakutan, bulu kuduk berdiri, berteriak ketakutan sambil berlari keluar. Kali ini mereka benar-benar melihat hantu!
Beberapa orang bergegas keluar dari villa. Tiba-tiba seseorang teringat gadis yang pergi semalam. Meski ketakutan, mereka masih memiliki setia kawan dan tidak langsung kabur, melainkan mengumpulkan keberanian untuk mencari gadis itu.
Mereka mengelilingi villa dalam radius luas. Akhirnya di taman belakang, mereka melihat siluet yang terasa familiar. Setelah diperhatikan lebih seksama, itu benar-benar gadis yang menghilang.
Pemandangan di depan mata membuat bulu kuduk mereka merinding. Gadis itu mengenakan gaun bunga-bunga kecil yang aneh, dengan pita kupu-kupu merah di kepalanya. Ia duduk sendiri di ayunan taman yang sudah lapuk, punggungnya terlihat kesepian. Ayunan berkarat itu bergoyang-goyang mengeluarkan decitan nyaring, sementara angin yin menerbangkan daun-daun kering di sekelilingnya. Suara nyanyiannya yang ganjil bergema di udara.
Seorang pria pemberani mendekat. Ia menepuk bahu gadis itu dan memanggil namanya.
Gadis itu berhenti bergoyang. Perlahan ia menoleh.
Bola matanya berwarna abu kematian tanpa vitalitas. Dua garis air mata merah darah mengalir di pelipisnya. Kulit wajahnya mengelupas seperti tembok yang terkikis. Dengan senyum mengerikan, ia berkata: "Mau ikut bermain ayunan?"
Ya ampun!
Pria itu tidak bisa menahan diri lagi, berteriak keras lalu berbalik dan lari secepat angin.
Beberapa orang lainnya juga ketakutan, tak ada yang peduli pada gadis itu. Mereka kabur dari Pulau Kabut Tersembunyi sambil berteriak-teriak panik.
Setelah kembali, semakin mereka memikirkan pengalaman itu semakin takut. Mereka berniat memposting rekaman DV di jaringan informasi. Tapi siapa sangka rekaman itu tiba-tiba rusak. Saat diputar hanya terdengar desisan suara salju, tak ada gambar yang terlihat. Namun jelas terdengar jeritan ketakutan wanita dari rekaman itu, diselingi tangisan anak kecil...
Belakangan, rekaman ini sempat populer di sebuah forum supranatural.
Kemudian, salah satu dari mereka mencatat pengalaman horor ini dan mempostingnya di forum, menimbulkan sensasi yang cukup besar.
Konon karena ceritanya yang mistis dan terasa nyata, akhirnya menarik perhatian situs Hei Yan Yue Du Wang yang ternama. Ia pun menjadi penulis cerita hantu online, bahkan di Malam Kedamaian tetap menulis di rumah.
……
Angin laut berhembus pelan, langit masih disinari matahari. Tapi entah mengapa, kami merasakan dingin yang tak bisa dijelaskan.
Kemampuan bicara Xu Lianghui cukup bagus, narasinya hidup dan ekspresif. Mungkin karena kebiasaannya mengobrol dengan orang di kapal selama bertahun-tahun.
"Meski cerita yang dia ceritakan pasti mengandung unsur berlebihan, tapi hal ini 80-90% benar. Walaupun mungkin ada yang dilebih-lebihkan, pasti ada kejadian luar biasa yang terjadi di Pulau Kabut Tersembunyi, sampai-sampai pulau kecil ini menjadi area terlarang di hati para tukang perahu yang tak ada yang berani mendekati."
"Dasar! Pulau itu sangat angker, Young Master Li malah mengirim banyak gadis ke sana untuk acara reality show!" gerutu Lao Niao dengan geram.
Lao Yang menyeringai dingin: "Nama acara reality show ini 'Bikini Menaklukkan Pulau Hantu Gaib', menggunakan elemen supranatural dan cewek cantik untuk menarik perhatian orang. Katanya kalau acara ini berhasil direkam, bisa dapat untung banyak! Sayangnya uang belum didapat, malah sudah banyak yang mati!"
Setelah berlayar setengah hari, saat Tengah Hari kami mulai bisa melihat samar-samar bentuk Pulau Kabut Tersembunyi.
Letak geografis Pulau Kabut Tersembunyi memiliki iklim yang aneh. Dari kejauhan, bahkan di siang hari yang cerah, seluruh pulau terlihat diselimuti kabut pekat yang berkabut, dari sinilah asal nama pulau ini.
Semakin dekat dengan Pulau Kabut Tersembunyi, jantungku berdetak semakin kencang. Kuusap-usap kertas Fu kuning di saku jaketku. Untuk misi kali ini, sebelum berangkat aku sengaja membuat beberapa jimat dan mantra Tao, siapa tahu bisa berguna.
Kapal pesiar perlahan merapat ke pantai. Xu Lianghui bertanya pada Lao Yang: "Komandan, berapa lama kalian akan menunda di pulau ini?"
"Satu dua hari!" jawab Lao Yang.
“Apa? Satu… satu dua hari?! Bukannya cuma sebentar pergi lalu pulang?!” Mulut Xu Lianghui menganga lebar bagai menyimpan telur di dalamnya, dagunya hampir copot.
“Kami perlu melakukan penyelidikan detail!” Sambil berkata demikian, Lao Yang menepuk bahu Xu Lianghui: “Lao Xu, soal harga kami tak akan merugikanmu. Setiap hari keterlambatan akan dihitung dengan tarif yang sama!”
“Oke oke!” Xiao Sanzi langsung bertepuk tangan plak-plak mendengar imbalan menggiurkan.
“Oke apaan sih!” Xu Lianghui melirik tajam ke Xiao Sanzi, wajahnya berkerut seperti pare pahit: “Komandan, ini benar-benar bukan masalah uang...”
“Kau bicara satu kata lagi, aku laporkan kau mengganggu tugas resmi, menghambat penyelidikan kami, ditambah hukuman berat! Percaya tidak kalau kau kubawa pulang dan kujebloskan ke penjara?” Di sebelah Lao Yang yang berperan sebagai orang baik, Lao Niao bermain sebagai penjahat. Teriakan ini efektif membuat Xu Lianghui langsung layu ketakutan.
Menghadapi intimidasi Lao Niao, Xu Lianghui mengencangkan pantatnya, tak berani buang angin sekalipun.
“Baiklah baiklah, aku benar-benar ketemu orang-orang seperti kalian! Tapi kusampaikan dulu, paling lambat besok lusa pagi harus kembali. Persediaan di yacht tidak banyak, cuma cukup untuk sehari lebih. Kalau tidak, kita akan mati kelaparan!” kata Xu Lianghui.
Perkataannya masuk akal, kami pun tak memojokkannya lagi. Satu dua hari sudah cukup.
“Bagus! Terima kasih atas kerja samanya!” kata Lao Yang sambil melompat turun dari yacht.
"Aku juga ikut melompat ke bawah, menginjak pasir pantai. Ombak laut bergulung-gulung datang, merendam pergelangan kakiku."
"Ngomong-ngomong, masih ada satu syarat. Kami tidak akan turun dari kapal, kalian jaga diri baik-baik!" Xu Lianghui berdiri di dek sambil melambai kepada kami.
"Tua bangka itu sungguh pengecut!" Lao Niao bersiul sambil mengangkat tas ransel dan mengikuti kami.
