Huh!
Preta Anak menghembuskan lingkaran asap, memulai ceritanya:
Kota Xi'an.
Rumah Sakit Xinbei.
Catatan: Untuk menghindari kepanikan sosial yang tidak perlu, nama rumah sakit adalah samaran. Rumah sakit tempat kejadian sebenarnya termasuk informasi sangat rahasia yang tidak diumumkan ke publik.
Peristiwa ini terjadi sekitar tiga malam yang lalu.
Seperti diketahui umum, setiap rumah sakit memiliki kamar mayat. Karena setiap hari ada orang yang meninggalkan dunia ini di rumah sakit, maka kamar mayat berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara jenazah.
Biasanya kamar mayat terletak di ruang bawah tanah lantai dasar rumah sakit. Mungkin sedikit orang yang mempertanyakan alasannya, padahal ini memiliki makna tertentu.
Orang awam mengira penempatan kamar mayat di basement hanya untuk menyembunyikannya agar tidak mengganggu pasien lain.
Sebenarnya, itu hanya salah satu alasannya.
Alasan lain: Jika kamar mayat ditempatkan di loteng rumah sakit atau di atas permukaan tanah, paparan napas manusia hidup dan sinar matahari/hujan dari luar berpotensi menyebabkan transformasi mayat di kamar mayat.
Tentu ada alasan ketiga: Rumah sakit adalah tempat menyelamatkan nyawa. Aura jujur megah dari gedung rumah sakit mampu menekan energi Yin di kamar mayat.
Karena setiap hari banyak jenazah dikirim ke sini, akumulasi dendam di tempat ini dianggap sebagai konsentrasi energi Yin terbesar di dunia fana.
Jika ada teman yang pernah ke kamar mayat pasti akan merasakan, begitu masuk ke dalam kamar mayat, ada rasa merinding tanpa alasan jelas. Bukan dinginnya udara biasa, melainkan hawa dingin yang merasuk dari tulang sumsum hingga ke luar kulit, itu akibat energi Yin di sekeliling yang terlalu kuat.
Makanya banyak orang yang tabu pergi ke kamar mayat, bahkan takut mendekatinya.
Rumah Sakit Xinbei bisa dibilang rumah sakit umum besar di kota Xi'an. Karena menampung banyak pasien, kamar mayatnya pun dibangun sangat luas, mencapai ribuan meter persegi.
Di dalam kamar mayat, tersusun rapi deretan lemari besi, di permukaannya berjejer laci-laci besar.
Lemari-lemari ini adalah freezer khusus. Di setiap lacinya terbaring tenang seorang jenazah. Tempat ini bagai asrama para almarhum, di mana puluhan mayat tertidur lelap bersama.
Adanya kamar mayat tentu membutuhkan petugas. Masyarakat menyebut petugas kamar mayat sebagai "penjaga arwah", yang artinya penjaga roh orang meninggal.
Karena pekerjaan ini terlalu dingin dan beraura negatif, orang biasa tidak berani menyentuhnya. Meski rumah sakitnya besar, jumlah penjaga arwah di kamar mayat sangat sedikit. Sebenarnya gajinya cukup tinggi, tapi sulit mencari tenaga. Kebanyakan orang lebih memilih kerjaan bergaji rendah daripada mengambil risiko mencari uang di sini. Uang orang mati tidak mudah diraup, harus memiliki nyali yang kuat.
Kamar mayat Rumah Sakit Xinbei hanya memiliki dua penjaga arwah, seorang tua dan seorang muda.
Yang tua bernama Tang Ruiqi, agak bungkuk dan pendiam, orang-orang memanggilnya "Lao Tang". Lao Tang memiliki temperamen aneh, mendekati usia 60 tahun namun belum pernah menikah. Konon di masa mudanya Lao Tang cukup tampan, namun kemudian mengalami kecelakaan kerja di proyek konstruksi yang menyebabkan cedera parah pada tulang belakang hingga menjadi bungkuk seperti sekarang. Dengan kekuatan terbatas, Lao Tang tidak hanya tidak mendapat ganti rugi sepeser pun, malah diusir keluar dari proyek oleh bos tak berhati nurani. Sejak itu, Lao Tang putus asa dengan kehidupan, tidak suka berinteraksi dengan orang, lalu bekerja sebagai penjaga jenazah di Rumah Sakit New Northern, menghabiskan waktu seharian di kamar mayat dan jarang keluar.
Entah karena bertahun-tahun berada di kamar mayat tanpa terkena sinar matahari, energi Yin Lao Tang sendiri sangat kuat. Wajahnya pucat mengerikan persis seperti wajah orang mati, dan sikapnya yang pendiam membuatnya mirip boneka manusia. Setiap kali keluarga almarhum datang ke kamar mayat, mereka pasti terkejut oleh penampilan seramnya.
Setahun lalu, datang seorang pemuda bernama Yu Doudou yang menjadi penjaga jenazah kedua di kamar mayat. Pemuda berkacamata ini lulusan sarjana universitas ternama, terpaksa memilih profesi sebagai penjaga jenazah karena keadaan. Rambutnya selalu disisir rapi, penampilannya sangat berpendidikan.
Yu Doudou lulus universitas dan memulai usaha sendiri. Hasilnya setelah berjuang satu dua tahun, tabungan keluarga habis, menderita kerugian besar. Merasa bersalah pada orang tua, dia tak berani pulang ke rumah. Saat terdampar di jalanan, dia melihat pengumuman lowongan penjaga jenazah di Rumah Sakit Xinbei. Waktu itu hidupnya memang sudah mentok, butuh pekerjaan untuk makan sehari-hari. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengantar selimut gulungnya untuk melapor.
Pihak rumah sakit tentu puas dengan Yu Doudou. Masih muda dan lulusan S1, terlebih selain dia tak ada pelamar lain. Mereka langsung merekrutnya saat itu juga, menyuruhnya mulai kerja segera.
Sebenarnya awalnya Yu Doudou masih takut. Tapi lama-lama keberaniannya bertambah, tepatnya malah jadi mati rasa. Setiap hari melihat begitu banyak mayat: Hari pertama bulu kuduk merinding, hari kedua sedikit bergidik, hari ketiga sudah terbiasa, hari keempat dan kelima langsung mengabaikan. Seminggu kemudian kalau tak ada mayat baru yang masuk, malah merasa kehilangan.
Setelah gagal berwirausaha, Yu Doudou agak sengaja menghindari masyarakat. Perlahan dia mulai menyukai pekerjaan ini. Kerjanya tidak melelahkan, gaji tinggi, tanpa intrik saling tipu seperti di luar. Bisa dibilang ini pekerjaan impian.
Namun ada satu hal yang tidak pernah diungkapkan Yu Doudou. Dibandingkan mayat-mayat di lemari pendingin, Yu Doudou lebih takut pada Lao Tang. Lao Tang yang pendiam itu selalu berwajah muram, melayang-layang seperti Hantu di kamar mayat, sungguh mengerikan.
Meski Lao Tang terkesan penyendiri dan beraura suram, tak ada masalah lain. Keduanya tetap bisa koeksistensi damai dengan sistem penjagaan bergilir setiap malam, hari demi hari pun berlalu.
Tiga hari lalu di malam jagaannya, Yu Doudou seperti biasa membawa senter kuat keluar dari ruang jaga. Sebelum pergi, ia tak lupa mengambil jimat Buddha Thailand dari laci dan menyimpannya di saku. Jimat ini dibelinya secara online, katanya sudah melalui ritual penguatan di Thailand dan ampuh melawan energi negatif.
Walau Yu Doudou seorang materialis, sejak bekerja di kamar mayat ia tak bisa menghindari tradisi. Gaji pertama langsung dihabiskan untuk membeli jimat Buddha Thailand mahal itu, selalu dibawa menempel di tubuh setiap kali berkeliling malam.
Berkeliling malam adalah ritual wajib bagi penjaga mayat.
Tentu saja bukan berarti memeriksi para korban, tapi sekadar mengitari kamar mayat untuk memastikan perangkat pendingin dan sistem listrik berfungsi. Intinya pemeriksaan ancaman tersembunyi, bukan urusan rumit.
Sebenarnya ada cahaya di kamar mayat, tapi cahayanya sangat redup, remang-remang sampai membuat orang merasa tercekik. Dan cahaya itu tak diketahui terbuat dari bahan apa, ternyata berwarna keabu-abuan yang mengerikan, memancarkan kilau dingin yang menusuk.
Yu Doudou sering mengutuk dalam hati, tak tahu siapa yang menciptakan lampu dingin semacam ini. Kamar mayat sudah cukup menyeramkan, sekarang malah menggunakan lampu dingin seperti ini, semakin menambah kesan angker. Andai pakai lampu hangat mungkin lebih baik, setidaknya bisa memberikan sedikit kehangatan bagi almarhum.
Karena itu setiap kali Yu Doudou selalu membawa senter kuat. Sorotan cahaya dari senter itu bisa memberinya rasa aman, membantunya mengalahkan ketakutan dalam hati.
Yu Doudou menyalakan senter, cahaya putih menyorot dari senter menerangi kamar mayat yang remang-remang. Seperti biasa, ia berjalan perlahan menyusuri terowongan kamar mayat sambil asal-acuhan mengayun-ayunkan senternya. Peralatan di sini semua normal-normal saja, lebih dari setahun tidak pernah terjadi kecelakaan apa pun, jadi Yu Doudou pun tidak terlalu memikirkannya.
Cekikikan!
Dalam kegelapan, terdengar suara aneh samar-samar.
Awalnya Yu Doudou tidak memperhatikan, sesekali ada suara aneh juga hal yang wajar.
Percayalah banyak sahabat punya pengalaman seperti ini: tengah malam berbaring di tempat tidur, sesekali mendengar suara dong-dong kelereng jatuh di lantai atas, bahkan suara meja yang bergeser. Tapi masalahnya, tempat tinggalmu itu lantai atas paling puncak!
Di internet ada yang bilang, suara manik-manik jatuh ke tanah itu sebenarnya biji mata hantu yang terjatuh, Dung! Dung! Terpantul-pantul sekali demi sekali...
Cekikikan!
Suara itu terdengar lagi.
Kali ini lebih keras dari pertama, Yu Doudou mendengarnya dengan jelas, sehingga tanpa sadar menghentikan langkah.
Suara apa itu?!
Yu Doudou mengacungkan senter kuat-kuat menyapu sekeliling, tak menemukan keanehan, lalu melanjutkan langkah.
Baru melangkah satu langkah, suara cekikikan aneh itu berbunyi untuk ketiga kalinya.
Sehelai angin yin aneh menyapu dari bawah kaki Yu Doudou, membuatnya langsung membeku. Terasa aliran hawa dingin menyusup ke dalam leher.
Cekikikan! Cekikikan! Cekikikan!
Suara itu semakin jelas. Yu Doudou gemetar, membusungkan telinga fokus mendengar, lalu perlahan menyusuri sumber suara dengan senter. Setiap langkah diinjak pelan, segan membangunkan hantu bawah tanah.
Akhirnya, Yu Doudou menemukan sumber suara mengerikan itu—ternyata berasal dari dalam lemari pendingin.
Yu Doudou menekan bibirnya, berhenti di depan lemari pendingin itu. Senter disorotkan bolak-balik, tetap tak menemukan kejanggalan.
Ketika suara cekikikan itu kembali terdengar, hati Yu Doudou berdesir ketakutan. Tanpa sadar dia mundur selangkah, lingkaran cahaya senternya jatuh di laci ketiga.
Tadi dia mendengar jelas - suara cekikikan itu memang berasal dari dalam laci ketiga.
Yu Doudou melirik kartu nama di laci. Mayat ini jelas diingatnya, baru pagi tiba di kamar mayat. Seorang nenek tua yang meninggal karena kanker. Jenazahnya pun waktu itu ditandatangani langsung oleh Yu Doudou sebelum dimasukkan ke lemari pendingin.
Di dalam laci berisi mayat, bagaimana mungkin ada suara?
Kalau dikatakan mayat bangkit juga mustahil. Sudah hampir sehari berlalu, bahkan manusia hidup pun pasti sudah beku sampai mati.
Jangan-jangan ada tikus yang masuk?
Tidak mungkin. Suhu di kamar mayat sangat rendah, dan pengendalian hama tikus sangat ketat. Belum pernah ditemukan jejak tikus sama sekali.
Lalu, dari mana asal suara ini sebenarnya?
Hati Yu Doudou gelisah. Suara itu terus bergema tanpa henti. Dipicu rasa ingin tahu, dia menarik napas dalam udara dingin, lalu menaruh tangan perlahan di stang laci dan mulai membukanya.
