Brengsek!
Permainan "petak umpet" yang mematikan pun dimulai!
Ini bukan petak umpet biasa, melainkan permainan pembunuhan yang telanjang!
Qiqi mengibaskan jubah panjangnya lalu berguling berdiri. Wajah dingin bagai es: "Tuoba Gu, berapa pintu masuk/keluar di Gedung Gawat Darurat?"
Aku menjawab: "Gedung Gawat Darurat berbentuk setengah lingkaran, delapan lantai, dua terowongan pejalan kaki di kiri-kanan, dan lift di tengah!"
Qiqi mengangguk, lalu menyusun taktik: "Kita lima belas orang, berdua-dua menyisir tiap lantai. Sisa satu lantai kuhandle sendiri! Awasi ketat semua pintu. Periksa kamar pasien satu per satu dengan sistematis, harus temukan Wu Silin! Aku tak percaya manusia seutuhnya bisa lolos dari pengawasan kita!"
"Siap!" Kami serentak berseru dengan lantang.
Qiqi dengan cepat membagi kami empat belas orang menjadi tujuh kelompok kecil. Qiqi mengalokasikan secara acak, menempatkanku dan Su Jinxia di kelompok enam yang bertanggung jawab menyisir lantai enam, sementara Xiao Guoguo dan Gu Meidi di kelompok tiga untuk lantai tiga. Bukan tidak senang ditempatkan bersama cewek cantik Su, tapi sikapnya terlalu dingin dan jarang bicara. Bekerja sama dengannya pasti akan terasa kaku. Andai saja aku dipasangkan dengan Gu Meidi. Saat lelah atau mengantuk, bisa mencuri ciuman untuk menyegarkan diri.
"Bergerak!" Begitu Qiqi mengucapkan perintah itu, rombongan lima belas orang kami segera menyusup ke dalam Gedung Gawat Darurat.
Begitu memasuki gedung, terdengar suara plak. Lampu-lampu di dalam gedung tiba-tiba padam. Seluruh bangunan tercekam sunyi, terjerat dalam kegelapan pekat.
Sial!
Pasti si pecundang Wu Silin yang memutuskan sumber listrik utama gedung.
Sesuai rencana yang ditetapkan Kepala Komandan, kami segera terbagi menjadi tujuh kelompok. Setelah menyisakan dua orang dari kelompok satu untuk patroli di lantai dasar, anggota kelompok dua, tiga, termasuk empat langsung berbalik dan berlari menaiki tangga. Sisa kelompok lima, enam, dan tujuh masuk ke lift yang memiliki sumber listrik mandiri sehingga tetap bisa beroperasi.
Ding dong!
Sampai di lantai enam, aku dan Su Jinxia keluar dari lift.
Belum beberapa langkah, Su Jinxia menoleh: "Kau mengikuti aku untuk apa?"
Aku tertegun: "Bukankah kita satu kelompok?"
Su Jinxia berkata: "Kau ambil sebelah kiri, aku kanan. Dengan membagi area pencarian, bukankah lebih cepat dan efisien?"
Aku mengangguk, sepertinya memang ada benarnya prinsip itu.
Su Jinxia tak lagi mengurusku, berjalan sendiri menyusuri koridor sebelah kanan, siluetnya segera menghilang dalam kegelapan.
Aku pun berbalik menuju koridor kiri, lorong yang gelap gulita itu hanya bergema dengan suara langkah kakiku yang sunyi.
Rumah sakit memang sudah memiliki energi Yin yang kuat, ditambah kegelapan yang pekat, berjalan sendirian membuat bulu kudukku sedikit meremang.
Dengan perlahan kuperiksa satu per satu kamar pasien, sampai di ruang jaga perawat, kudengar suara aneh seperti rintihan lembut dari dalam.
Kukeluarkan selembar Fu Naga Api dari saku, kubatin mantra ritual, kujepit di ujung jari dan kugoyangkan dua kali - Fu itu menyala dengan api sebesar nyala lilin yang mengusir kegelapan sekitar.
Kuhampiri jendela kaca ruang jaga, mengangkat Fu yang menyala itu untuk mengintip ke dalam.
Dum!
Wajah hantu berlumuran darah tiba-tiba menempel di kaca, hampir menyentuh hidungku! Reflek ku melayang mundur dua meter, seluruh tubuhku gemetar.
Aku menenangkan diri dan membuka mata lebar-lebar. Di balik kaca jendela, terpampang wajah seorang wanita berusia lanjut berseragam suster putih yang berlumuran darah. Ia telah berubah menjadi zombie. Kulit wajahnya terkelupas seperti kulit babi yang menggantung, terus bergetar disertai percikan darah. Dua taring tajam menusuk sudut bibirnya, menggesek kaca hingga berbunyi "kreek-kreek". Aura hijau mayat menyembur dari mulutnya menempel di kaca, wajahnya sungguh mengerikan.
Ku langkahkan kaki dan mencoba memutar gagang pintu. Pintu terkunci! Pasti saat pelarian tadi, mereka mengurung suster yang sudah berubah ini di dalam ruang jaga agar tidak kabur.
Karena sudah kutemukan zombie yang tersisa, tentu harus kuhabisi ancaman ini.
Tianxie Qiang di tanganku berkelebat. Ujungnya menusuk gembok besi hingga pecah berantakan. Kulecutkan tendangan keras membuka pintu, sementara tangan kanan melepaskan Fu Naga Api. Jimat itu menyala dahsyat di udara, berubah menjadi bola api raksasa yang langsung membungkus tubuh sang suster zombie.
Sorotan api tiba-tiba menerangi ruang jaga. Pemandangan di dalam membuatku kaget bukan main.
Dasar sialan!
Ternyata di ruang jaga tidak hanya ada satu perawat zombie, melainkan lima mayat hidup. Selain suster senior, ada empat suster muda berusia awal dua puluhan. Di dinding tergantung foto ukuran 1 mereka, gadis-gadis kecil yang sangat menggemaskan. Namun kini foto-foto itu telah dicorengi darah segar.
Jantungku berdegup kencang. Malaikat putih berbaju putih yang cantik dan manis ini telah berubah menjadi setan penghisap darah, sungguh memilukan!
Saat aku masih sedikit linglung, tiba-tiba terdengar jeritan aneh "Wuwaa--". Dari balik pintu menyergap keluar seorang perawat wanita zombie, langsung menerjang ke hadapanku. Kuku hitam panjangnya hampir menyentuh hidungku.
Dadaku berdebar kencang. Mengangkat Tianxie Qiang sepertinya sudah terlambat. Seorang pendekar dalam kondisi genting selalu punya reaksi instingtif. Tanpa pikir panjang, lenganku kanan mengerahkan tenaga penuh--sebuah jurus Luohan Changquan menghantam dada perawat itu. Dadanya yang montok terasa seperti memukul karung pasir. Perawat itu terhuyung jatuh kembali ke ruang jaga.
Kuhela napas panjang, dalam hati kuucapkan: "Maaf, aku terpaksa melakukan ini!"
Wuwaa-- Wuwaa--
Beberapa suster zombie lain di ruang jaga berusaha tunggang langgang menerkam keluar. Aku membentangkan senjata menghadang di pintu gerbang. Keluar satu, kusapu satu. Keluar satu, kusapu satu. Hanya terdengar suara bruk bruk beberapa kali. Di depan pintu bergelimpangan mayat-mayat suster tersebut dengan lubang berdarah tepat di titik antara alis, semuanya ditembus otaknya oleh Tianxie Qiang.
Aku menghela napas panjang. Dengan cahaya api, kuperiksa ruang jaga secara matang. Setelah memastikan tak ada zombie yang masih hidup, barulah aku mundur.
Tak jauh di sebelah terdapat kamar pasien. Saat hendak memeriksanya, tiba-tiba terdengar suara dum dari dalam kamar. Disusul jeritan seperti babi disembelih. Tangisan histeris pria paruh baya bergema: "Jangan bunuh aku... Jangan bunuh aku..."
Hatiku berdesir. Bahaya! Segera kuraih senjata dan menyergap. Tianxie Qiang menyisakan jejak percikan api di tanah bagai ekor naga.
Braak!
Kukangkat kaki dan menendang pintu kamar pasien. Dengan raungan garang kuterobos masuk: "Wu Silin, berhenti!"
Terlihat dua bayangan manusia berdiri di ambang jendela. Satu mengenakan jubah keabu-abuan, satunya berbaju pasien bergaris-garis.
Yang berjubah abu-abu pasti Wu Silin. Sedangkan yang berbaju pasien adalah pria gemuk paruh baya. Kakinya terluka, membuatnya pincang. Diseret Wu Silin ke tepi jendela, separuh tubuhnya sudah menggantung di luar.
"Lepaskan dia!" Kutembakkan selembar Fu Naga Api dari telapak tangan.
"Trik receh!" Wu Silin mendesah kesakitan, lalu bergumam berat, "Lekat!" Mulutnya terbuka lebar, ternyata mengeluarkan gumpalan aura mayat hijau pekat dari mulutnya, langsung memadamkan Fu Naga Api milikku.
Hatiku berdesir, ini... situasi apa? Mengapa Wu Silin bisa memuntahkan aura mayat?
Saat aku masih terdiam terpana, Wu Silin menyeringai sinis. Tangan kanannya mendorong dengan sekuat tenaga, jeritan menyayat hati pria itu membelah langit malam: "Aaaa——"
Dua detik kemudian, suara berat "Braak!" bergema dari lantai bawah.
Pupil mataku tiba-tiba menyala api berkobar-kobar. Dasar hewan! Dia benar-benar melemparkan manusia hidup-hidup hingga tewas terjatuh!
Wu Silin tertawa hehe, "Ini aturan permainan. Sudah dua menit berlalu, jadi kubunuh satu orang! Mau menyelamatkan mereka? Kalau berani, kejar aku! Hahaha!"
Wu Silin berseru lantang sambil terjun melompat keluar ambang jendela.
"Para pecundang, jangan lari kalau berani!" Aku mengaum sambil menyambut serangannya. Melongok ke bawah, terlihat bayangan hitam buram meringkuk di tanah yang sudah tak bergerak lagi. Nyawa manusia hidup-hidup punah begitu saja, kemarahanku tak terucapkan.
Kuangkat pandangan, hanya melihat jubahnya berkibar. Wu Silin sudah menempel di dinding luar, merangkak naik ke lantai tujuh.
Kugigit gigiku keras-keras, lalu terjun menyusul. Dengan memeluk erat pipa air di dinding luar, kumerangkak sekuat tenaga, lalu masuk melalui jendela lantai tujuh dengan gerakan jungkir balik.
Saat itu Wu Silin sudah tidak terlihat jejaknya. Aku baru saja berlari keluar dari kamar pasien lantai tujuh, tiba-tiba mendengar jeritan memilukan dari koridor: "Aaaa——"
Aku segera menyusul sumber suara. Terlihat sesosok bayangan manusia sedang mencengkeram leher belakangnya, perlahan melorot ke bawah dinding yang penuh percikan darah seperti air terjun.
Setelah kufokuskan pandangan, jantungku berdebar kencang——yang terluka ini ternyata anggota Liu San Men.
Meski tak tahu namanya, tapi tadi di lantai bawah sempat kulihat wajahnya. Kami bahkan naik lift bersama.
Seorang pria berusia 30-an itu duduk terjatuh sambil memegangi lehernya. Wajahnya pucat pasi, seluruh tubuhnya berkedut tak terkendali.
"Saudara, kau bagaimana?" Aku berjongkok, yakin pria ini pasti diserang diam-diam oleh Wu Silin.
Jawabannya membuatku tertegun: "Aku... aku digigit..."
Dengan gemetar kuperiksa leher belakangnya. Dua lubang menganga berpendar darah segar menghiasi kulitnya.
"Kau digigit zombie?!" Teriakku panik.
Pria itu menghela napas berat. Bibirnya gemetar: "Iya... Wu Silin... dia... tiba-tiba menyerang dari belakang... lalu kabur..."
Seluruh tubuhku gemetar. "Apa?! Katamu Wu Silin yang menggigitmu?!"
Ia mengangguk susah payah. Tarikan napasnya mulai terengah-engah.
Wu Silin bisa memuntahkan aura mayat, bahkan bisa menggigit seperti zombie. Apakah...apakah Wu Silin juga telah berubah menjadi zombie?
Sebelumnya Wu Silin pernah mengatakan dia berhasil menguasai ritual zombie tingkat tinggi. Apakah...inilah yang disebut ritual zombie tingkat tinggi itu?!
Binatang tak berperikemanusiaan ini, dia sampai hati mengubah dirinya sendiri menjadi zombie?!
Sangat mengerikan!
