Meski di luar sinar matahari cerah, seluruh tubuhku serasa terjun ke gua es.
Dingin yang menusuk tulang merambat dari dasar hati. Badanku gemetar hebat. Dokumen di tanganku nyaris terjatuh.
"Foto yang ditempel di dokumen itu sangat kukenal, karena orang dalam foto itu ternyata... Cao Yi!"
Aku tidak berhalusinasi, itu benar-benar Cao Yi!
Ini mungkin foto kerja Cao Yi saat baru bergabung dengan kepolisian. Ia mengenakan seragam polisi, tampak gagah namun tetap memancarkan keseksian yang unik. Saat itu wajahnya masih terlihat kekanakan, dengan dua lesung pipi kecil dan mata besar yang berkelip-kelip seolah bisa bicara, sangat memesona.
Data menunjukkan: Setelah serangkaian pembunuhan terjadi, Tim Kasus Besar tiba di Shenzhen. Untuk mengungkap kasus pembunuhan berantai yang mengerikan ini, polwan Cao Yi nekat menyusup ke sarang musuh. Ia menyamar sebagai model muda yang melamar kerja di Perusahaan Paling Trendi. Namun dua hari kemudian hilang kontak dengan markas dan hingga kini keberadaannya tidak diketahui, hidup-matinya tak pasti.
Membaca ini, sepuluh jariku tiba-tiba mencengkeram kuat, urat-urat di punggung tangan menonjol secara mencolok, terlihat cukup menakutkan.
Entah mengapa. Saat mengetahui Cao Yi dalam bahaya, hatiku merasa sangat panik.
Di dalam tubuhku seolah terjadi pusaran angin yang mengguncang seluruh organ dalam hingga berantakan.
Mataku memerah karena melotot, "Nona kecil bodoh, kenapa kau nekat mempertaruhkan nyawa?"
"Ya! Kakak Xiao Gu, Cao Yi ada masalah!" Xiao Guoguo menoleh, terkejut memandangku.
Aku mengangguk berat dengan ekspresi muram.
"Kau kenal polwan ini?" Tanya Qiqi.
"Kenal! Bahkan sangat akrab! Ia... adalah sahabatku!" Jawabku.
“OK！” Qiqi mengangguk: “Berharap ini tidak memengaruhi perasaanmu dalam menjalankan misi! Kalian segera membereskan barang, aku sudah memesan tiket pesawat ke Shenzhen untuk kalian, diperkirakan sampai di sana saat senja!”
“Siap!” Kami memberi hormat dengan gerakan kepalan pada Qiqi, lalu buru-buru meninggalkan Aula Kebajikan dan kembali ke kamar paviliun untuk membereskan barang.
Sebenarnya tidak banyak yang perlu dibawa, hanya beberapa pakaian ganti saja. Aku juga buru-buru menggambar jimat kuning dan memasukkannya ke tas, lalu berpamitan dengan Kepala Komandan. Badanku berbalik menuruni gunung.
Sebelum berangkat, Qiqi memberikan sebuah Perintah Polisi pada masing-masing kami, simbol resmi Enam Pintu Gerbang.
Dengan khidmat kami menerima Perintah Polisi itu, menggantungkannya dengan hati-hati di pinggang, seolah memikul sebuah tugas suci.
Aku ingat, saat pertama kali menjadi anggota Pionir, perasaanku sama menggelegaknya.
Pesawat merangkak di ketinggian 30.000 kaki. Di luar jendela, awan bergulung-gulung membawa hati yang gelisah ini, terbang menuju kota asing bernama Shenzhen.
Shenzhen sebagai jendela Tiongkok, adalah miniatur perkembangan pesat Republik Baru.
Puluhan tahun silam, tempat ini masih desa nelayan kecil yang tertinggal. Kemudian seorang orang tua menggambar lingkaran di sini, dalam sekejap Shenzhen berubah jadi metropolis internasional yang mendunia. Gedung-gedung pencakar langit menjulang, pabrik-pabrik bertebaran, lampu neon dan kemeriahan, gerobak dan kerumunan orang.
Aku menoleh melihat lautan awan di luar kabin tanpa bicara, sepanjang perjalanan cemberut dengan wajah penuh beban pikiran berat.
Begitu terpikir kemungkinan Cao Yi mengalami kecelakaan, jantungku langsung bergetar panik.
Aku ingin langsung terbang ke Shenzhen dalam sekejap mata, berada di samping Cao Yi.
Menjelang senja, kami akhirnya tiba di Shenzhen.
Sesuai instruksi, kami akan bertemu dengan Tim Kasus Besar untuk memahami detail kasus sebelum menentukan keputusan konkret.
Tim Kasus Besar itu tentu sangat kukenal. Begitu turun pesawat, dengan tak sabar kuhubungi Lao Yang.
Setelah sekian lama, telepon Lao Yang akhirnya diangkat. Suara cemasnya terdengar: "Halo! Xiao Gu? Kalian sudah sampai Shenzhen? Aku sekarang di Area Pabrik Yantian, sepertinya ada insiden zombie di Pabrik Kimia Fuhua! Kami sedang menangani di TKP!"
"Pabrik Kimia Fuhua?!" Aku terkejut sedikit, tak menyangka baru turun pesawat langsung mendapat kasus. Cepat kukatakan: "Oke! Kalian stabilkan situasi dulu, kami segera menyusul!"
Distrik Yantian terletak di timur Shenzhen, hanya belasan kilometer dari pusat kota. Di sana terdapat Pelabuhan Yantian, salah satu dari empat pelabuhan transshipment air dalam internasional. Pabrik Kimia Fuhua yang disebut Lao Yang itu persis di tepi pelabuhan.
Kami naik dua taksi berbeda, meluncur cepat menuju Pabrik Kimia Fuhua.
Insiden zombie kali ini terjadi di dalam area pabrik. Jika tidak segera dikendalikan, bisa terjadi transformasi mayat besar-besaran seperti di Rumah Sakit Xinbei Xi'an dulu. Situasi akan sulit dikontrol.
"Kawasan pelabuhan memiliki banyak area industri. Dari jauh sudah terlihat lampu darurat berkedip dan garis peringatan kuning membentang."
Taksi tidak bisa masuk, hanya bisa berhenti di luar garis peringatan. Begitu kami turun dan hendak masuk, langsung dihadang polisi bersenjata lengkap.
Aku segera menelepon Lao Yang. Dengan langkah tergesa, dia datang dan mengusir polisi yang berjaga, lalu menyambut kami dengan hormat.
Melihat ketua tim kasus besar begitu menghormati kami, polisi penjaga sadar kami bukan orang sembarangan dan tak berani menghalangi lagi.
Aku memperkenalkan nama-nama anggota tim dengan cepat kepada Lao Yang, lalu bertanya: "Apa situasi terkini?"
Lao Yang menjawab: "Warga melaporkan melihat beberapa model masuk pabrik kimia, mirip wanita dalam daftar buronan. Polisi setempat datang pertama delapan orang. Saat kami tiba, hanya satu yang selamat keluar sambil teriak ada zombie di dalam - sampai sekarang masih linglung!"
"Bisakah kami bertemu polisi itu?" tanya Li Yifeng.
Lao Yang mengangguk: "Tentu!" Lalu mengantar kami ke mobil ambulans di TKP.
Seorang polisi muda dengan wajah pucat pasi duduk sambil menggenggam botol air mineral.
Aku melirik tangannya, melihat kedua tangannya terus-menerus bergetar tanpa henti, lalu tak henti-hentinya menyorotkan air mineral ke mulutnya dengan suara gluk-gluk, langsung menghabiskan satu botol sekaligus, di bawah kakinya sudah ada tiga empat botol kosong, tampaknya dia benar-benar mengalami teror yang sangat besar.
"Liang Xu!" Lao Yang meneriakkan nama petugas muda itu.
Liang Xu gemetar hebat, botol air mineral di tangannya jatuh ke lantai. Dengan panik dia mengangkat kepalanya, pandangan matanya terlihat kabur.
"Sudah lebih baik?" tanya Lao Yang.
"Baik... sudah jauh lebih baik..." Liang Xu mengangguk, memaksakan diri terlihat tenang.
"Kau bilang ada zombie di pabrik kimia, bisakah ceritakan apa yang kau lihat di sana?" tanyaku tak sabar.
Liang Xu mengambil botol air mineral lagi, kali ini tidak diminumnya melainkan disiramkan ke atas kepalanya. Dia mengibaskan manik-manik air di ujung rambutnya, menarik napas dingin dalam-dalam: "Tadi menerima laporan warga tentang tersangka dalam pemberitahuan buron muncul di pabrik kimia. Kami segera bergerak setelah menerima laporan, total delapan orang dari kantor polisi datang. Saat masuk ke area pabrik, kami temukan pabrik tidak beroperasi, sunyi sepi, para pekerja tidak tahu kabarnya ke mana.
Kami delapan orang dibagi jadi dua tim A dan B untuk pencarian terpisah, masing-masing empat orang. Aku dan tiga rekan lain di Tim B, saat mencari di sekitar gudang, menemukan seorang model wanita - salah satu buronan yang kami cari!
Kami mengarahkan senjata dan menyuruhnya berhenti, memintanya mengangkat kedua tangan. Tapi ia tidak mematuhi perintah kami. Seorang rekan kerja menembak kakinya hingga tersangka terjatuh.
Dua rekan lain segera mengeluarkan borgol dan berlari hendak memborgolnya. Tak disangka perempuan itu tiba-tiba berguling bangkit, mencekik leher seorang rekan dan menggigitnya dengan beringas. Gigitannya langsung memutus arteri besar, darah mendidih menyembur deras.
Percikan darah mengenai wajah polisi di sebelahnya yang langsung terpaku ketakutan. Dengan tenaga misterius, perempuan itu menjatuhkan polisi itu. Dua jari panjangnya yang runcing menusuk kedua kelopak mata, lalu dengan paksa mencungkil biji mata berlumuran darah. Mulutnya menganga menelan biji mata itu.
Aku mengakui, saat itu nyaris gila ketakutan. Aku menembak tanpa arah dua kali ke arahnya lalu kabur membalikkan badan.
Perempuan itu menjerit aneh mengejar. Seorang polisi yang lari lebih lambat disusul dari belakang dan dihempaskannya ke tanah.
Aku... tak berani menoleh. Sendirian aku kabur dan meminta bantuan lewat radio!"
Lao Yang berkata: "nak, kau tega menelantarkan teman dan kabur sendirian. Hebat benar!"
Pipi Liang Xu berkedut: "Ini bukan salahku! Aku juga tak punya pilihan! Kalau tidak kabur, aku... aku juga akan mati... Aku belum mau mati! Aku masih muda, aku belum mau mati!"
Ekspresi Liang Xu kembali menjadi heboh, memancarkan aura kegilaan yang tak terkendali.
Dokter yang berjaga di luar ambulans buru-buru kembali dan mengusir kami: "Kondisi mental pasien sangat tidak stabil, jangan terlalu banyak bertanya!"
"Kapten! Kapten!" Lao Niao berlari sambil membawa setumpuk dokumen, mengangguk ke arahku lalu menyerahkan berkas kepada Lao Yang. "Dokumen dari tim penyelidik! Ternyata pabrik kimia Fu Hua ini juga aset Konglomerat Li. Bahkan dikabarkan Li Zexuan, Chairman konglomerat yang dijuluki Young Master Li oleh dunia persilatan, sudah tiba di Shenzhen dua hari lalu!"
Lao Yang menarik pelatuk senjata dengan garang: "Perintahkan semua pasukan bantuan untuk memblokir semua pintu keluar pabrik! Bisa jadi Li Zexuan masih ada di dalam!"
Lao Niao mengangguk mantap: "Sudah kuduga si Li Zexuan ini bukan orang baik!"
Aku teringat kasus pembunuhan sebelumnya di Pulau Kabut Tersembunyi, dua kali pembunuhan itu terkait dengan Perusahaan Hiburan Paling Trendi! Rupanya bos di balik layar Li Zexuan tidak bisa lepas dari tanggung jawab! Apa sebenarnya yang ingin dilakukan Li Zexuan ini? Mengapa setiap hal yang melibatkan Li Zexuan selalu diikuti kejadian zombie?
Li Yifeng berkata pada Lao Yang: "Kepolisian bertugas menjaga perimeter pabrik kimia, tidak boleh ada orang yang masuk atau keluar! Aku akan memimpin tim masuk dulu untuk memeriksa situasi!"
Li Yifeng melambaikan tangan pada Lao Yang, lalu membawa kami masuk ke pabrik kimia.
