"Ada perlu?" Xiao Guoguo menatap dingin si pangeran itu.
Sang pangeran tersenyum tipis dengan senyuman yang dianggapnya memikat, mengulurkan tangan untuk berjabat: "Halo. Saya Young Master Long!"
Xiao Guoguo tertawa kecil, tak menjabat tangan malah menyelipkan tangannya ke saku: "Oh, Young Master Long ya? Aku mengenalmu, keluargamu memang terkenal... penjual pakan babi, bukan?"
Tangan Young Master Long terpaku di udara. Dengan canggung dia menarik kembali tangannya, bergumam kesal: "Keluargaku produser film, bukan pedagang pakan ternak!"
Sambil bicara, Young Master Long mengeluarkan kartu nama dari saku dalamnya: "Cewek cantik. Aku lihat bakatmu bagus. Jika ikut aku, pasti bisa kubuat jadi bintang besar!"
Brengsek! Punya uang memang seenaknya. Kartu nama bajingan ini sampai disepuh emas.
Young Master Long punya perusahaan film sendiri. Di kartu nama tertulis jabatannya sebagai Direktur Utama.
“Dasar sialan, anak keluarga kaya memang seperti ini. Tidak seperti kita orang biasa yang kerja keras sampai mati, sejak lahir sudah jadi direktur utama.”
“Maaf. Aku tidak tertarik syuting film!” Xiao Guoguo bersikap dingin menolak Young Master Long. Menggandeng lenganku tanpa menoleh sedikit pun pergi.
Aku cepat-cepat melirik ke belakang, melihat wajah Young Master Long menghitam. Mungkin selama berkecimpung di dunia hiburan belum pernah ada yang berani mempermalukannya seperti ini, apalagi menolak godaan menjadi bintang besar. Entah sudah berapa gadis yang dia tipu dengan cara seperti ini.
Seperti kata Xiao Guoguo: “Para pecundang seperti ini kelak kemaluannya akan membusuk!”
Melihat ekspresi Young Master Long yang terpojok, aku merasa senang. Tanpa sadar menggenggam lebih erat lengan Xiao Guoguo. Penampilan Xiao Guoguo memang memesona, bahkan tanpa berdandan pun tingkat tatapan orang yang lewat sangat tinggi. Ini membuatku merasa sangat bangga, dada membusung seperti ayam jago yang sombong.
Sepanjang jalan, terus ada yang menyapa - bos properti, bintang populer, idola remaja, pejabat tinggi, bahkan seorang model muda yang ingin menjalin hubungan sesama jenis dengan Xiao Guoguo.
“Guoguo, tahukah kau baru saja melewatkan kesempatan menjadi terkenal?” Kataku sambil tersenyum manis.
Xiao Guoguo mengibaskan rambutnya: “Sekarang kalau dipikir memang agak menyesal. Mungkin lebih baik aku temui Young Master Long itu. Dengan bakatku, siapa tahu bisa merah menyala jadi ungu!”
"Kau berani!" Aku bersuara keras: "Orang bermarga Naga itu apa? Moral jenis orang seperti itu bisa dipercaya? Matanya cuma melihat wanita! Kau tahu berapa banyak gadis lugu yang sudah ditipu? Ingin jadi bintang besar, apa tidak perlu membayar konsekuensi?"
"Wah!" Xiao Guoguo menutup mulut kecilnya sambil cekikikan, mengulurkan tangan meremas pipiku: "Lihat dirimu yang terburu-buru, apa kau khawatir padaku?"
"Aku... Aku tak mau mengurusimu!" Aku cepat-cepat memalingkan kepala.
Siapa sangka Pan Weilin malah menjualku tanpa ampun: "Kak Tuoba, wajahmu kok merah? Jangan-jangan kedinginan?"
"Dingin adikmu!" Aku meliriknya tajam.
Pan Weilin menggaruk-garuk kepala, bingung seperti monyet tak mengerti bulan purnama: "Apa aku salah bicara?"
Dua model muda menginjak sepatu hak tinggi, berjalan cepat melewati kami.
Yang satu berkata: "Cepetan! Katanya di arena judi lagi ada aktivitas bagi-bagi hadiah!"
Yang lain bertanya: "Hadiahnya apa?"
Yang tadi menjawab: "Nggak tau, katanya angpao besar, plus hadiah fisik seperti truk dan apartemen!"
Yang satunya terkejut girang: "Wah! Andai aku bisa menang truk!"
Yang pertama tertawa: "Kabarnya Young Master Li si dalang itu super kaya. Kalau bisa naik ranjang naganya, segala sesuatu pun jadi milikmu!"
Yang satunya tertawa memaki: "Sialan! Lihatlah dirimu yang seperti rubah genit ini, Young Master Li pasti lebih memilih aku!"
Yang sebelumnya membalas maki: "Hahaha! Hematlah, payudara ukuran A-mu pikir pria akan tertarik?"
Dua orang itu pergi sambil tertawa dan saling mencaci. Tentu saja aku tidak peduli topik obrolan mereka atau hadiah undian, yang kupedulikan adalah Young Master Li. Sebagai penyelenggara acara besar ini, pasti dia akan muncul!
Memikirkan ini, kuseret Xiao Guoguo langsung menuju kasino di bawah kabin kapal.
Baru beberapa langkah, kusadari Pan Weilin menghilang.
Memutar badan, kulihat Pan Weilin memegang beberapa sandwich di tangan kanan dan sebotol wine merah premium di tangan kiri.
Kutegur keras: "Kita sedang dalam misi! Kau pikir ini pesta? Tidak ada semangat disiplin! Masih sempat makan di saat seperti ini!" Sambil berkata demikian, tanpa basa-busi kurebut sebuah sandwich dan melahapnya bulat-bulat. Hmm, enak! Lalu kusambar botol wine itu dari tangannya, menenggak besar-besaran sambil mendesah puas. Segar!
Pan Weilin menyindir: "Kak Tuoba, tadi katanya tidak boleh makan saat misi?"
“Manusia itu besi, nasi itu baja. Aku cuma memenuhi kebutuhan normal tubuh. Kalau sedang misi tak perlu makan, tak perlu mengisi perut? Dasar tolol!” Lalu kujilat bibirku, tanpa ragu meraih sandwich lagi di tangan, sambil berjalan sambil makan, hmm, krauk-krauk, sungguh...Ibu Guo enak!
Tiba di arena judi, terlihat kerumunan orang berjejal, situasinya lebih ramai daripada adegan kasino di film.
Arena judi ini sangat luas, meski banyak orang tak terasa terlalu padat. Berbagai mesin judi membuat mata silau, separuh lebih barang di sini tak kukenal namanya. Di depan tiap mesin berkerumun penjudi fanatik. Yang menang tertawa puas, wajah berseri. Yang kalah wajahnya penuh keresahan, mata merah berdarah.
Kulihat seorang aktor kelas dua dari daratan Tiongkok juga ada di sini. Beberapa waktu lalu main di drama remaja yang agak ngetop, berharap bisa naik kelas. Orang ini duduk di depan mesin judi, rambutnya acak-acakan, kedua matanya bengkak seperti buah persik. Saat kulewati, dia tiba-tiba menarikku: "Hei saudara, pinjam sebatang rokok!"
Kuserahkan sebatang rokok. Tanpa lihat, langsung disumpalkan ke mulutnya: "Pinjam korek juga!"
Kubakarkan api, iseng bertanya: "Kalah berapa?"
Orang itu menjawab: "Ratusan juta lah, dasar! Honor film terakhir habis digadaikan! Sisa beberapa puluh ribu, kali ini aku bertaruh di area 'Besar'!"
Dia memasang semua sisa uangnya di area "Besar", hasilnya...
“Kena! Hahaha! Aku benar-benar tak ditakdirkan mati!” Orang itu menitik air mata bahagia, kedua tangan mencengkeram rambutnya, wajah penuh ketidakpercayaan.
Sekali ini langsung balik puluhan kali lipat, untung 2-3 juta yuan kembali.
Di depan orang itu segera menggunung uang setinggi gunung, dia berbalik memelukku, menggigit dan menciumku: "Saudara, terima kasih! Terima kasih! Kau benar-benar orang tua keduaku! Pinjaman apimu ini langsung membuatku bangkit! Ini, ambil uang jajan sebagai tanda terima kasih!"
Dengan sembarangan dia mengambil puluhan ribu yuan, memaksakan masuk ke saku bajuku.
Pan Weilin berteriak kaget: "Gila! Kak Tuoba, sebatang rokokmu laku puluhan ribu yuan, luar biasa!"
"Hehehe!" Kubagikan ke Pan Weilin dan Xiao Guoguo masing-masing lebih dari sepuluh ribu: "Yang lihat dapat bagian! Yang lihat dapat bagian! Anggap saja subsidi tambahan untuk misi kita kali ini!"
Acara undian segera dimulai. Seorang pria berbaju tuksedo menjadi pembawa acara. Setelah pidato pembukaan yang penuh semangat, gairah orang-orang langsung terbakar, musik menggelegar, lampu berkedip, undian pun dimulai.
Saat masuk ke arena judi, kami masing-masing mendapat kartu nomor.
Di panggung ada mesin seperti undian lotere, berisi bola pingpong bernomor. Nomor bola yang keluar cocok dengan kartu di tubuh, berarti menang.
Hadiahnya memang sangat berlimpah, hadiah paling rendah pun berupa uang tunai angpao senilai 10 juta Rupiah. Ada yang mendapatkan cincin berlian, ada yang mendapat kalung batu permata, ada yang memenangkan mobil Volkswagen Beetle, bahkan ada yang mendapat apartemen di pusat kota Shenzhen.
"Semua hadiah fisik telah dibagikan! Sekarang kami akan mengumumkan hadiah misterius terakhir!" Pembawa acara meningkatkan oktaf suaranya, mungkin untuk menarik rasa ingin tahu orang-orang: "Lalu apakah hadiah misterius terakhir ini? Yaitu kesempatan makan malam bersama Young Master Li!"
Begitu pengumuman ini keluar, kerumunan di bawah langsung mendidih kembali. Kilau fanatik di mata mereka bahkan melebihi antusiasme saat pengumuman mobil dan apartemen sebelumnya.
Xiao Guoguo bergumam bingung: "Orang-orang ini bodoh ya? Makan malam dengan Young Master Li itu hadiah apa? Lebih baik dapat angpao 10 juta saja!"
“Hahaha,” aku tersenyum. “Kau tak mengerti. Dengan pengaruh Konglomerat Li di dunia persilatan, semua orang ingin memanjat pohon besar ini. Siapa pun yang bisa makan malam dengan Li Zexuan, otomatis akan mendapat kesempatan terbang menjulang ke langit. Kalau yang menang pria, bisa kerja sama bisnis apa saja dengan konglomerat ini atau dapat dukungan finansial, sukses besar tinggal menunggu waktu. Kalau yang menang wanita? Lebih gampang! Malam ini naik ke ranjang Li Zexuan, besok pagi bangun langsung bisa minta apa saja. Bahkan mungkin bisa menikah masuk keluarga kaya raya. Ayam hutan berubah jadi Fenghuang dalam semalam, mana bisa dibandingkan dengan nilai mobil atau apartemen?”
“Hm! Gimana kalau aku yang ketarik?” Xiao Guoguo bertanya.
“Lebih baik!” jawabku.
“Apa? Kau berani menyerahkan aku ke pria lain?” Mata Xiao Guoguo melotot, tinju mungilnya sudah siap memukul.
“Gangguan mental! Dengan begitu kau bisa berinteraksi langsung dengan Li Zexuan, bukankah sangat membantu misi kita? Tapi kau berandai-andai saja, hoki semacam ini tak akan kau dapat!”
“Nomor 16! Kesempatan makan malam dengan Young Master Li jatuh ke nomor 16! Di manakah pemenangnya? Mari kita sambut sang penemu keberuntungan terbesar malam ini!” teriak pembawa acara dengan penuh emosi.
“Huh! Untung bukan aku! Nomorku 26!” Xiao Guoguo melihat kartu nomornya lalu menghela napas lega.
Di bawah sorotan lampu yang berkedip-kedip, pemenang nomor 16 berjalan perlahan menuju panggung.
“Wah! Cewek cantik!” Pan Weilin bersemangat matanya bersinar.
Aku menatap tajam punggung perempuan itu, jantungku berdegup kencang tak terkendali. Punggungnya... kenapa terasa agak familiar ya?
